Safonifikasi Dan Vitamin B

3
Alkohol yang ada dalam KOH dan NaOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun sedangkan NaoH dan KOH berfungsi untuk membentuk suasana basa (Sudarmadji,2007). KOH lebih memberikan banyak busa karena sifat KOH yang lebih reaktif, sususan pada tabel periodik lebih luar dan permukaan lebih luas daripada NaOH. Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak (Poedjiadi,2005). Besar atau kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak maka makin kecil angka penyabunan dan semakin kecil berat molekul lemak maka makin besar angka penyabunan (Poedjiadi,2005). Pemanasan dilakukan untuk mempercepat laju reaksi. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk atau dikocok (Poedjiadi,2005). Safonifikasi adalah hidrolisis trigliserida dalam lemak dengan pendidihan dalam basa kuat (natrium atau kalium hidroksida alkoholik), menghasilkan gliserol bebeas, garam natrium atau kalium dari asam lemak (sabun) dan residu yang tak tersabunkan. Dalam hidrolisis asam, dihasilkan gliserol bebas dan asam lemak bebas (Makfoeld,2006). Sifat NaOH dan KOH adalah Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering eras, rapuh, dan menunjukkan suasana hablur, putih, mudah meleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%), disimpan dalam wadah tertutup baik Larutan alkoholis adalah pemutusan ikatan C-C oleh penambahan alkohol; R-CH 2 R’ + R”OH -> R”OCH 2 R + R’H (Pudjaatmaka,2002). Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah kecepatan atau kekuatan pengocokan sampel yang diberi KOH dan NaOH tidak sama besar dan kuat. Dapus : Makfoeld, djarir.(2002). Kamus istilah pangan dan nutrisi. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

description

safonifikasi

Transcript of Safonifikasi Dan Vitamin B

Page 1: Safonifikasi Dan Vitamin B

Alkohol yang ada dalam KOH dan NaOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun sedangkan NaoH dan KOH berfungsi untuk membentuk suasana basa (Sudarmadji,2007).

KOH lebih memberikan banyak busa karena sifat KOH yang lebih reaktif, sususan pada tabel periodik lebih luar dan permukaan lebih luas daripada NaOH.

Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak (Poedjiadi,2005).

Besar atau kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak maka makin kecil angka penyabunan dan semakin kecil berat molekul lemak maka makin besar angka penyabunan (Poedjiadi,2005).

Pemanasan dilakukan untuk mempercepat laju reaksi.Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari

timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk atau dikocok (Poedjiadi,2005).Safonifikasi adalah hidrolisis trigliserida dalam lemak dengan pendidihan dalam basa kuat

(natrium atau kalium hidroksida alkoholik), menghasilkan gliserol bebeas, garam natrium atau kalium dari asam lemak (sabun) dan residu yang tak tersabunkan. Dalam hidrolisis asam, dihasilkan gliserol bebas dan asam lemak bebas (Makfoeld,2006).

Sifat NaOH dan KOH adalah Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering eras, rapuh, dan menunjukkan suasana hablur, putih, mudah meleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%), disimpan dalam wadah tertutup baik

Larutan alkoholis adalah pemutusan ikatan C-C oleh penambahan alkohol; R-CH2R’ + R”OH -> R”OCH2R + R’H (Pudjaatmaka,2002).

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah kecepatan atau kekuatan pengocokan sampel yang diberi KOH dan NaOH tidak sama besar dan kuat.

Dapus :Makfoeld, djarir.(2002). Kamus istilah pangan dan nutrisi. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.Poedjiadi, Anna.2005. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta.Pudjaatmaka, A. Hadyana.2002. Kamus Kimia. Balai Pustaka : JakartaDirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen KesehatanRepublik Indonesia :

Jakarta.Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, Suhardi. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.

Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi

VitaminNaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan

ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2.

Pemanasan dalam analisis uji vitamin B berfungsi untuk mempercepat reaksi.Dalam hal ini thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itulah ditambahkan

NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin terurai oleh zat-zat

Page 2: Safonifikasi Dan Vitamin B

pengoksidasi dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi ini.

Sifat vitamin b contohnya B1 adalah mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol, tidak mudah teroksidasi tetapi dapat rusak karena pemanasan dalam larutan (Suhardjo,1992).

Sumber vitamin B umumnya adalah biji-bijian seperti beras, gandum, sumber-sumber lainnya adalah daging, unggas, telur, hati, kedelai, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau dan susu (Poedjiadi, 2005).

Faktor yang mempengaruhi stabilitas adalah penambahan NaOH karena akan merusak vitamin b yang terdapat dalam protein.

Faktor kesalahan yang terjadi adalah pemanasan yang tidak sempurna, tidak telitinya pada saat penetesan pereaksi, ratio pereaksi dengan sampel tidak sama rata.

Senyawa organik yang mengandung sulfhidril disebut thiol atau tiol (Campbell, 2002).Sifat vitamin b contohnya B1 adalah mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol, tidak

mudah teroksidasi tetapi dapat rusak karena pemanasan dalam larutan (Suhardjo,1992).Dipandang dari segi gizi, kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut

vitamin b kompleks yaitu meliputi tamin (Vitamin B1), Riboflavin (Vitamin B2), niasin dan piridoksin (Vitamin B6), asam pantotenat, biotin dan folasin (Vitamin B12) (Sudarmadji,2007).

Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, Suhardi. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi

Poedjiadi, Anna.2005. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta.Suhardjo. Kusharto, Clara.(1992). Prinsip – Prinsip Ilmu Gizi. Penerbit Kaninus : Yogyakarta.Campbell, Neil A.(2002).Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga : Jakarta