Sabtu-Minggu, 27-28 Mei 2017 Metropolitan Sepanjang · PDF filestandar normal suatu wila-yah...

1
27 Suara Pembaruan Sabtu-Minggu, 27-28 Mei 2017 Metropolitan 3.402 Botol Miras Dimusnahkan Pemerintah Kota Depok bersama jajaran terkait me- musnahkan 3.402 botol mi- numan keras (miras) dari se- kitar 23 merek. Pemusnahan yang dipimpin langsung Wali Kota Depok Mohammad Idris tersebut merupakan ba- rang bukti hasil razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok dan Polisi Resort (Polres) Depok sela- ma 2017. Wali Kota Depok Mohammad Idris mengata- kan, pemusnahan minuman keras merupakan komitmen kehidupan beragama, sesu- ai dengan salah satu visi kota Depok yang mengede- pankan nilai-nilai religius. "Kegiatan ini jangan berhenti hanya sampai di si- ni, kita semua harus terus tetap menyadarkan warga dari bahaya minuman ke- ras. Karena efek minuman haram tersebut sangat luar biasa, bisa menyengsara- kan siapa saja yang memi- num. Ini harus menjadi per- hatian," kata Idris di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (26/5). Kepala Satpol PP Kota Depok Dudi Mi’raz Immadudin menyebutkan, dari 3.402 botol miras yang dimusnahkan, merupakan hasil razia dari 11 kecamat- an di Depok. Miras tersebut, terpaksa diamankan karena tidak memiliki izin edar dari pihak terkait. [RIA/W-11] Takjil Gratis di Masjid Hasyim Asy’ari Ketua Bidang Peribadatan Masjid Raya Hasyim Asy’ari, Gus Ronggo mengatakan pengurus masjid telah mempersiapkan semua ke- giatan dan kebutuhan jema- ah selama bulan puasa. Mulai dari mengadakan pondok pesantren kilat hing- ga menyediakan takjil gratis kepada jemaah yang ingin buka puasa di Masjid Raya. Ya, alhamdulillah, kami selaku pengurus masjid ra- ya, sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari ma- lam pertama sampai akhir nanti,” kata Gus Ronggo di Masjid Raya Hasyim Asy’ari, Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (26/5). Beberapa hal yang diper- siapkan, di antaranya teknis penjemputan tamu yang ingin beribadah di Masjid Raya hingga keamanan dan kebersihan masjid serta area parkir bagi para tamu atau jemaah yang membawa ken- daraan pribadi. Sementara itu, guna menjaga kekhusyukan umat Islam yang sedang menjalan- kan ibadah puasa, Pemkot Depok melarang tempat hi- buran beroperasi selama Ramadan 1438 Hijriah. Larangan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Nomor 451/0275-Kesos tentang kegiatan menyambut Ramadan. [RIA/LEN/W-11] [JAKARTA] Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Oswar Muazin Mungkasa menye- butkan, di DKI terdapat dua wilayah yang memiliki sa- nitasi buruk. Kedua wila- yah itu adalah sepanjang aliran sungai dan daerah padat, seperti di Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. “Kami punya 13 aliran sungai. Kenapa sepanjang aliran sungai sanitasinya buruk, karena orang selalu berpikir, ada sungai untuk apa buat tangki septik? Kemudian daerah-daerah padat seperti di Duri Utara ini,” ujar Oswar di Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (26/5). Oswar mengatakan, ke- padatan penduduk di Duri Utara mencapai 600 orang per hektare. Padahal angka standar normal suatu wila- yah dihuni oleh 120 orang per hektare. Dengan demi- kian, katanya, di wilayah yang padat sangat sulit mendapatkan tanah kosong untuk membangun tangki septik sehingga masyarakat pun kesulitan. “Jadi lokasi yang padat dan lokasi sepanjang aliran sungai adalah lokasi-lokasi yang potensial orang tidak punya tangki septik dan orang buang air besar (BAB) sembarangan,” katanya. Oswar tidak menyebut- kan lokasi mana saja di DKI Jakarta yang secara spesifik memiliki sanitasi buruk. Di Kelurahan Duri Utara sendiri ada 364 jiwa yang menerima manfaat pe- masangan tangki septik di seluruh RW 002. Warga di sana mendapat bantuan dari Plan Indonesia untuk mela- kukan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852 Tahun 2008 yang dinama- kan Bersih (Bersama Perbaiki Sanitasi dan Higiene Kota). Bantuan tersebut, kata Oswar, merupakan proyek uji coba yang baik karena bisa menunjukkan bahwa warga DKI mau dan bisa berubah. Sebab di DKI ada 500.000-800.000 orang yang tidak punya tangki septik dan BAB semba- rangan. Ia pun optimistis dalam lima tahun, persoalan sani- tasi ini bisa selesai dengan terus diterapkan solusi pene- rapan teknologi seperti ini. Ia mengatakan, sejauh ini masalah sanitasi di wilayah padat dan bantaran sungai hanya bisa diselesaikan de- ngan membangun tangki sep- tik komunal. Hal tersebut di- karenakan dalam wilayah se- perti itu membuat tangki sep- tik masing-masing tidak akan mungkin. Namun, hal terse- but dimungkinkan saja, apa- bila warga yang bersangkut- an bersedia menjadikan ru- ang-ruang tertentu di rumah- nya, seperti ruang tamu untuk dijadikan tangki septik. “Kalau yang tidak mau, kami buatkan tangki septik komunal, kan bisa buat 10 rumah,” katanya. Tangki Komunal Oswar mengatakan, Pemprov DKI juga meren- canakan akan membangun 15 zona sebagai pusat un- tuk tersambungnya ke sa- luran tangki komunal, ter- masuk tangki septik yang melayani rumah tangga. Salah satu zona yang sudah ada adalah di Setiabudi, Jakarta Selatan, sedangkan sisanya baru akan diba- ngun. Zona tersebut menjadi zona sistem terpusat dan besar untuk pembuangan tangki septik. Ke-15 zona tersebut dibagi dari bebera- pa wilayah di DKI yang di setiap zonanya dilayani oleh satu sistem terpusat. Biasanya, katanya, bangun- an-bangunan seperti ge- dung-gedung tinggi dan ru- mah-rumah besar mudah menyambungkan ke sistem besar tersebut. Namun, untuk kondisi wilayah yang tidak me- mungkinkan, maka pembu- angan yang dimungkinkan adalah tangki septik komu- nal itu untuk menjembatani proses sebelum pembangun- an skala besar tersebut. “Kita tidak bisa me- nunggu. Masa nunggu sam- pai 20 tahun yang akan da- tang, kita baru bisa selesai- kan. Jadi sambil menunggu 20 tahun yang skala besar itu masuk, kita selesaikan yang skala-skala kecil. Terpenting adalah mengu- rangi atau menghindari atau menyetop perilaku-perilaku mencemari sungai,” kata- nya. Pasalnya, katanya, su- ngai di DKI bisa dibersih- kan, salah satunya dengan cara menghentikan pence- maran melalui limbah do- mestik manusia. Jika sungai di DKI bersih maka tidak menutup kemungkinan DKI bisa memiliki sumber air. Saat ini, pihaknya tengah menyusun grand design su- paya tahu persis apa perma- salahan dalam perbaikan sanitasi ini. Dalam jangka pendek, sambil menunggu 15 sistem zona besar terse- but, pihaknya hanya bisa menyelesaikan permasalah- an ini dengan tangki septik komunal. [D-14] Sepanjang Aliran Sungai dan Padat Penduduk Bersanitasi Terburuk [JAKARTA] Seribu origa- mi menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/5) pagi. Menurut koordinator acara, Zusanna Marlyn, ke- giatan ini dilatar belakangi banyaknya pemberitaan yang membuat suhu yang panas di negeri. "Keadaan damai itu se- pertinya mulai menjauh da- ri kita, karena masing-ma- sing sudah bersuara. Jadi. kami yang datang ke sini ingin juga menunjukkan bahwa, ayo kita sama-sama atau masing-masing orang boleh datang untuk menun- jukkan kalau kita mau ber- damai," kata Marlyn di de- pan Balai Kota. Marlyn menjelaskan, alasan memakai origami dalam kegiatan ini, karena origami merupakan lam- bang perdamaian dunia. "Jadi apa yang dibawa ke sini itu masing-masing kar- ya pribadi untuk menyata- kan bahwa saya juga men- dukung perdamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelas Marlyn. Adapun warna putih ori- gami yang menghiasi depan Balai Kota, Marly mene- rangkan, putih itu lambang kesucian dan ketulusan. "Karena putih itu me- lambangkan kesucian, ke- tulusan sehingga putih itu melambangkan bahwa kita datang ke sini dengan hati yang tulus dengan hati yang suci untuk datang menyata- kan bawah peace possible for Indonesia," terangnya. Marlyn mengatakan, dalam kegiatan ini, banyak warga dari daerah yang mengirimkan origami. "Jadi origami ini ada yang kirim dari Kalimantan, Berau, Surabaya, Denpasar, Cirebon, Sulawesi, dan tentu saja Jabodetabek," ka- tanya. Drescode hitam yang dipakai para peserta, me- nurut Marlyn, hal itu me- nunjukkan rasa solidaritas. [ISN/LEN/W-11] Seribu Origami Burung Perdamaian Warnai Balai Kota ANTARA/APRILLIO AKBAR Suasana bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai, Jakarta, baru-baru ini. IQBAL SN Seribu origami menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/5) pagi.

Transcript of Sabtu-Minggu, 27-28 Mei 2017 Metropolitan Sepanjang · PDF filestandar normal suatu wila-yah...

27Sua ra Pem ba ru an Sabtu-Minggu, 27-28 Mei 2017 Metropolitan

3.402 Botol Miras Dimusnahkan

Pemerintah Kota Depok bersama jajaran terkait me-musnahkan 3.402 botol mi-numan keras (miras) dari se-kitar 23 merek. Pemusnahan yang dipimpin langsung Wali Kota Depok Mohammad Idris tersebut merupakan ba-rang bukti hasil razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok dan Polisi Resort (Polres) Depok sela-ma 2017.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengata-kan, pemusnahan minuman keras merupakan komitmen kehidupan beragama, sesu-ai dengan salah satu visi kota Depok yang mengede-pankan nilai-nilai religius.

"Kegiatan ini jangan berhenti hanya sampai di si-ni, kita semua harus terus tetap menyadarkan warga dari bahaya minuman ke-ras. Karena efek minuman haram tersebut sangat luar biasa, bisa menyengsara-kan siapa saja yang memi-num. Ini harus menjadi per-hatian," kata Idris di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (26/5).

Kepala Satpol PP Kota Depok Dudi Mi’raz Immadudin menyebutkan, dari 3.402 botol miras yang dimusnahkan, merupakan hasil razia dari 11 kecamat-an di Depok. Miras tersebut, terpaksa diamankan karena tidak memiliki izin edar dari pihak terkait. [RIA/W-11]

Takjil Gratis di Masjid Hasyim Asy’ari

Ketua Bidang Peribadatan Masjid Raya Hasyim Asy’ari, Gus Ronggo mengatakan pengurus masjid telah mempersiapkan semua ke-giatan dan kebutuhan jema-ah selama bulan puasa. Mulai dari mengadakan pondok pesantren kilat hing-ga menyediakan takjil gratis kepada jemaah yang ingin buka puasa di Masjid Raya.

“Ya, alhamdulillah, kami selaku pengurus masjid ra-ya, sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari ma-lam pertama sampai akhir nanti,” kata Gus Ronggo di Masjid Raya Hasyim Asy’ari, Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (26/5).

Beberapa hal yang diper-siapkan, di antaranya teknis penjemputan tamu yang ingin beribadah di Masjid Raya hingga keamanan dan kebersihan masjid serta area parkir bagi para tamu atau jemaah yang membawa ken-daraan pribadi.

Sementara itu, guna menjaga kekhusyukan umat Islam yang sedang menjalan-kan ibadah puasa, Pemkot Depok melarang tempat hi-buran beroperasi selama Ramadan 1438 Hijriah. Larangan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Nomor 451/0275-Kesos tentang kegiatan menyambut Ramadan. [RIA/LEN/W-11]

[ J A K A RTA ] D e p u t i Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Oswar Muazin Mungkasa menye-butkan, di DKI terdapat dua wilayah yang memiliki sa-nitasi buruk. Kedua wila-yah itu adalah sepanjang aliran sungai dan daerah padat, seperti di Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

“Kami punya 13 aliran sungai. Kenapa sepanjang aliran sungai sanitasinya buruk, karena orang selalu berpikir, ada sungai untuk apa buat tangki septik? Kemudian daerah-daerah padat seperti di Duri Utara ini,” ujar Oswar di Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (26/5).

Oswar mengatakan, ke-padatan penduduk di Duri Utara mencapai 600 orang per hektare. Padahal angka standar normal suatu wila-yah dihuni oleh 120 orang per hektare. Dengan demi-kian, katanya, di wilayah yang padat sangat sulit mendapatkan tanah kosong untuk membangun tangki septik sehingga masyarakat pun kesulitan.

“Jadi lokasi yang padat dan lokasi sepanjang aliran sungai adalah lokasi-lokasi yang potensial orang tidak punya tangki septik dan orang buang air besar (BAB) sembarangan,” katanya.

Oswar tidak menyebut-kan lokasi mana saja di DKI Jakarta yang secara spesifik memiliki sanitasi buruk.

Di Kelurahan Duri Utara sendiri ada 364 jiwa yang menerima manfaat pe-masangan tangki septik di seluruh RW 002. Warga di

sana mendapat bantuan dari Plan Indonesia untuk mela-kukan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( S T B M ) b e r d a s a r k a n K e p u t u s a n M e n t e r i Kesehatan Nomor 852 Tahun 2008 yang dinama-kan Bers ih (Bersama Perbaiki Sani tasi dan Higiene Kota).

Bantuan tersebut, kata Oswar, merupakan proyek uji coba yang baik karena bisa menunjukkan bahwa warga DKI mau dan bisa berubah. Sebab di DKI ada 500.000-800.000 orang yang tidak punya tangki septik dan BAB semba-rangan.

Ia pun optimistis dalam lima tahun, persoalan sani-tasi ini bisa selesai dengan terus diterapkan solusi pene-rapan teknologi seperti ini.

Ia mengatakan, sejauh ini masalah sanitasi di wilayah padat dan bantaran sungai

hanya bisa diselesaikan de-ngan membangun tangki sep-tik komunal. Hal tersebut di-karenakan dalam wilayah se-perti itu membuat tangki sep-tik masing-masing tidak akan mungkin. Namun, hal terse-but dimungkinkan saja, apa-bila warga yang bersangkut-an bersedia menjadikan ru-ang-ruang tertentu di rumah-nya, seperti ruang tamu untuk dijadikan tangki septik.

“Kalau yang tidak mau, kami buatkan tangki septik komunal, kan bisa buat 10 rumah,” katanya.

Tangki KomunalOswar mengatakan,

Pemprov DKI juga meren-canakan akan membangun 15 zona sebagai pusat un-tuk tersambungnya ke sa-luran tangki komunal, ter-masuk tangki septik yang melayani rumah tangga. Salah satu zona yang sudah ada adalah di Setiabudi,

Jakarta Selatan, sedangkan sisanya baru akan diba-ngun.

Zona tersebut menjadi zona sistem terpusat dan besar untuk pembuangan tangki septik. Ke-15 zona tersebut dibagi dari bebera-pa wilayah di DKI yang di setiap zonanya dilayani oleh satu sistem terpusat. Biasanya, katanya, bangun-an-bangunan seperti ge-dung-gedung tinggi dan ru-mah-rumah besar mudah menyambungkan ke sistem besar tersebut.

Namun, untuk kondisi wilayah yang tidak me-mungkinkan, maka pembu-angan yang dimungkinkan adalah tangki septik komu-nal itu untuk menjembatani proses sebelum pembangun-an skala besar tersebut.

“Kita tidak bisa me-nunggu. Masa nunggu sam-pai 20 tahun yang akan da-tang, kita baru bisa selesai-

kan. Jadi sambil menunggu 20 tahun yang skala besar itu masuk, kita selesaikan yang skala-skala kecil. Terpenting adalah mengu-rangi atau menghindari atau menyetop perilaku-perilaku mencemari sungai,” kata-nya.

Pasalnya, katanya, su-ngai di DKI bisa dibersih-kan, salah satunya dengan cara menghentikan pence-maran melalui limbah do-mestik manusia. Jika sungai di DKI bersih maka tidak menutup kemungkinan DKI bisa memiliki sumber air. Saat ini, pihaknya tengah menyusun grand design su-paya tahu persis apa perma-salahan dalam perbaikan sanitasi ini. Dalam jangka pendek, sambil menunggu 15 sistem zona besar terse-but, pihaknya hanya bisa menyelesaikan permasalah-an ini dengan tangki septik komunal. [D-14]

Sepanjang Aliran Sungai dan Padat Penduduk Bersanitasi Terburuk

[JAKARTA] Seribu origa-mi menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/5) pagi. Menurut koordinator acara, Zusanna Marlyn, ke-giatan ini dilatar belakangi banyaknya pemberitaan yang membuat suhu yang panas di negeri.

"Keadaan damai itu se-pertinya mulai menjauh da-ri kita, karena masing-ma-sing sudah bersuara. Jadi. kami yang datang ke sini ingin juga menunjukkan bahwa, ayo kita sama-sama atau masing-masing orang boleh datang untuk menun-jukkan kalau kita mau ber-damai," kata Marlyn di de-pan Balai Kota.

Marlyn menjelaskan,

alasan memakai origami dalam kegiatan ini, karena origami merupakan lam-bang perdamaian dunia. "Jadi apa yang dibawa ke

sini itu masing-masing kar-ya pribadi untuk menyata-kan bahwa saya juga men-dukung perdamaian di Negara Kesatuan Republik

Indonesia," jelas Marlyn. Adapun warna putih ori-

gami yang menghiasi depan Balai Kota, Marly mene-rangkan, putih itu lambang

kesucian dan ketulusan. "Karena putih itu me-

lambangkan kesucian, ke-tulusan sehingga putih itu melambangkan bahwa kita datang ke sini dengan hati yang tulus dengan hati yang suci untuk datang menyata-kan bawah peace possible for Indonesia," terangnya.

Marlyn mengatakan, dalam kegiatan ini, banyak warga dari daerah yang mengirimkan origami.

"Jadi origami ini ada yang kirim dari Kalimantan, Berau, Surabaya, Denpasar, Cirebon, Sulawesi, dan tentu saja Jabodetabek," ka-tanya. Drescode hitam yang dipakai para peserta, me-nurut Marlyn, hal itu me-nunjukkan rasa solidaritas.[ISN/LEN/W-11]

Seribu Origami Burung Perdamaian Warnai Balai Kota

ANTARA/APRILLIO AKBAR

Suasana bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai, Jakarta, baru-baru ini.

IQBAL SN

Seribu origami menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/5) pagi.