S1-2014-284850
-
Upload
hendrias-ari-sujarwo -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of S1-2014-284850
-
98
98
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah.
a. Tahapan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
pada Proyek Peningkatan Jembatan Ironayan terdiri dari:
1) Pekerjaan penempatan segmental gelagar.
2) Pekerjaan pemasangan baja prategang.
3) Pekerjaan stressing.
4) Pekerjaan akhir.
5) Pekerjaan grouting.
6) Pekerjaan pemasangan pracetak difragma.
b. Nilai rata-rata harga satuan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter hasil penelitian adalah Rp. 14.593.000,00 untuk setiap
unitnya. Dengan bobot nilai masing-masing tahapan pekerjaan adalah sebagai
berikut:
1) Pekerjaan penempatan segmental gelagar 22,90%.
2) Pekerjaan pemasangan baja prategang 3,34%.
3) Pekerjaan stressing 12,80%.
4) Pekerjaan akhir 6,28%.
5) Pekerjaan grouting 9,74%.
6) Pekerjaan pemasangan pracetak difragma 44,94%.
c. Nilai rata-rata harga satuan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter hasil penelitian lebih kecil 27% untuk setiap unitnya
dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh kontraktor, yaitu sebesar Rp.
5.407.000,00.
6.2 Saran Saran yang diberikan untuk penelitian sejenis yang mungkin dilakukan pada
kesempatan waktu yang lain adalah.
-
97
= Rp. (16.066.000,00 + 13.708.000,00 + 14.004.000,00)
3
= Rp. 14.592.667,67
Rp. 14.593.000,00
Dari perhitungan diatas diperoleh rata-rata nilai harga satuan pekerjaan
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter hasil penelitian adalah
Rp. 14.593.000,00. Seperti yang dapat dilihat pada bill of quantity (lampiran 2),
bahwa nilai harga satuan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter yang ditetapkan oleh kontraktor adalah Rp. 20.000.000,00 untuk
setiap unitnya. Jadi selisih nilai harga satuan pekerjaan pemasangan unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter antara hasil penelitian dengan yang ditetapkan
oleh kontraktor adalah Rp. 5.407.000,00 untuk setiap unitnya.
-
96
Tabel 5.55 Rekapitulasi Nilai Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Unit Pracetak
Gelagar Tipe I Bentang 40 Meter.
Tahapan Pekerjaan Gelagar Kedua (Rp.) Gelagar Ketiga
(Rp.) Gelagar Keempat
(Rp.) Penempatan Segmental Gelagar 4.377.927,24 2.540.454,59 3.106.556,65
Pemasangan Baja Prategang 490.196,67 494.505,00 477.271,67 Stressing 1.917.088,33 1.770.466,15 1.917.088,33 Finishing 1.375.495,45 914.867,13 460.638,69 Grouting 1.347.383,29 1.429.869,28 1.484.859,95
Pemasangan Diafragma 6.557.529,59
Jumlah 16.065.620,57 13.707.691,74 14.003.944,88
Pembulatan 16.066.000,00 13.708.000,00 14.004.000,00
Masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter membutuhkan biaya
yang berbeda-beda. Untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter yang kedua membutuhkan biaya Rp. 16.066.000,00, yang ketiga Rp.
13.708.000,00, dan yang keempat 14.004.000,00. Faktor terbesar yang
menyebabkan perbedaan nilai harga satuan pekerjaan masing-masing unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter adalah waktu siklus alat berat dan jam
kerja efektif. Perbedaan waktu tersebut dikarenakan kecakapan tenaga kerja.
Untuk beberapa tahapan pekerjaan, tenaga kerja semakin terbiasa dan hafal akan
siklus pekerjaan yang harus dilakukan. Hal ini membuat waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut semakin cepat dibandingkan pada
pekerjaan sebelumnya.
Supaya nilai harga satuan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter hasil penelitian bisa dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh
kontraktor, maka nilai harga satuan pekerjaan hasil penelitian dirata-rata terlebih
dahulu. Nilai rata-rata harga satuan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter adalah sebagai berikut.
= Nilai Harga Satuan Pekerjaan Pracetak Gelagar Pertama, Kedua, dan Ketiga
3
-
95
Tabel 5.54 Rekapitulasi Kebutuhan Komponen Pada Setiap Tahapan Pekerjaan
No. Kegiatan/Pekerjaan
Kebutuhan yang Digunakan Jam Kerja Efektif (Jam) Total Waktu Pelaksanaan (Jam)
Komponen Bahan Komponen Alat
Komponen Tenaga Kerja
Gelagar Kedua
Gelagar Ketiga
Gelagar Keempat
Gelagar Kedua
Gelagar Ketiga
Gelagar Keempat
1. Penempatan Segmental Gelagar
- 2 unit crane 1 orang mandor
2,28 1,45 1,77 2,58 1,50 1,83 2 orang operator
6 orang helper
2. Pemasangan Baja Prategang 8 buah angkur Alat bantu 1 orang mandor
1,97 2,23 1,63 2,33 2,50 1,83 3 orang pekerja
3. Stressing
- 1 stressing jack 1 orang mandor
1,57 1,68 1,67 2,17 2,00 2,17 1 generator set 1 orang teknisi
Alat bantu 3 orang pekerja
4. Finishing
2 unit crane 1 orang mandor
0,87 0,58 0,47 1,00 0,75 0,47 Alat bantu 2 orang operator
6 orang helper
2 orang pekerja
5. Grouting 12 zak semen 1 concrete pump 1 orang mandor
0,72 0,78 0,83 0,83 0,93 1,00 1 generator set 5 orang pekerja
6. Pemasangan Pracetak Diafragma
2 unit crane 1 orang mandor
5,25 6,3
1 stressing jack 1 orang operator
2 orang helper
1 orang teknisi
4 orang pekerja
-
94
Tabel 5.53 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan 1 Unit Pracetak
Diafragma (Lanjutan)
B. BAHAN Tidak ada bahan yang digunakan JUMLAH HARGA BAHAN = 0,00
C. PERALATAN 1 Crane jam 0,3016 743.641,01 224.272,69 2 Stressing Jack jam 0,1340 342.607,36 45.922,68
JUMLAH HARGA PERALATAN = 270.195,37
D. JUMLAH HARGA = 283.875,74 E. OVERHEAD & PROFIT ( 10% x D ) = 28.387,57
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) = 312.263,31
Dari perhitungan pada Tabel 5.53 diperoleh nilai harga satuan pekerjaan
pemasangan diafragma sebesar Rp.312.263,31 untuk setiap 1 unit pracetak
diafragma. Jadi total biaya yang dibutuhkan untuk memasang 21 unit pracetak
diafragma adalah 21 x Rp. 312.263,31 = Rp. 6.557.529,59
5.7 Pembahasan Serangkaian pelaksanaan pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter, mulai dari tahapan pekerjaan penempatan segmental gelagar
sampai pemasangan unit pracetak diafragma, sudah dijabarkan metode
pelaksanaan beserta analisa teknis dan analisa harga satuan pekerjaannya. Tabel
5.54 menyajikan rekapitulasi kebutuhan komponen bahan, alat, dan tenaga kerja
yang digunakan dalam setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan. Dari hasil analisa
diperoleh nilai harga satuan pekerjaan masing-masing tahapan. Tabel 5.55
menyajikan rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan masing-masing tahapan pada
pekerjaan pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua,
ketiga, dan keempat
-
93
Tabel 5.52 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Pemasangan Diafragma (Lanjutan)
Koefisien Alat / Unit = 1 : Qa 0,1340 jam
3. TENAGA Produksi per jam (tergantung pada produktifitas crane) 3,32 unit Produksi per hari (tergantung pada produktifitas crane) Qt 21,00 unit Kebutuhan tenaga (di lokasi pekerjaan) : - Mandor M 1 orang - Operator O 1 orang - Pembantu Operator PO 2 orang - Teknisi T 1 orang - Pekerja P 4 orang Koefisien Tenaga / Buah : - Mandor = ((Tk 1 + Tk2) x M) : Qt 0,44 jam - Operator = (Tk 1 x O) : Qt 0,30 jam - Pembantu Operator = (Tk 1 x PO) : Qt 0,60 jam - Teknisi = (Tk 2 x T) : Qt 0,13 jam - Pekerja = (Tk 2 x P) : Qt 0,54 jam
5.6.3 Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Berikut ini adalah perhitungan analisa harga satuan pekerjaan pemasangan
pracetak diafragma yang disajikan pada Tabel 5.53.
Tabel 5.53 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan 1 Unit Pracetak
Diafragma
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN (Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
A. TENAGA 1 Mandor jam 0,43 7.450,00 3.245,42 2 Operator jam 0,30 8.000,00 2.412,70 3 Helper jam 0,60 5.000,00 3.015,87 4 Teknisi jam 0,13 5.350,00 717,11 5 Pekerja jam 0,53 8.000,00 4.289,27
JUMLAH HARGA TENAGA = 13.680,37
-
92
Tabel 5.52 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Pemasangan Diafragma (Lanjutan)
2 Jam kerja (waktu kotor penempatan diafragma) Tk 1 6,33 jam 3 Jam kerja (waktu kotor pekerjaan stressing diafragma) Tk 2 2,81 jam 4 Faktor efisiensi alat Fa 0,83 jam
II. URUTAN KERJA 1 Penempatan pracetak diafragma 2 Pekerjaan stressing diafragma
III. PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1. BAHAN Tidak ada bahan yang digunakan
2. ALAT 2.a. CRANE
Kapasitas V 1,00 unit Faktor efisiensi alat Fa 0,83 Waktu siklus - Waktu memuat dan membongkar T1 2,00 menit - Waktu mengangkut (termasuk menempatkan) T2 12,00 menit
- Waktu persiapan T3 1,00 menit
TS 15,00 menit Kap. Prod. / jam = V x Fa x 60 Qa 3,32 unit/jam TS Koefisien Alat / Unit = 1 : Qa 0,3016 jam
2.b. STRESSING JACK Kapasitas V 3,00 unit Faktor efisiensi alat Fa 0,83 Waktu siklus - Waktu pemasangan dan pembongkaran alat T1 5,00 menit - Waktu stressing T2 15,00 menit TS 20,00 menit Kap. Prod. / jam = V x Fa x 60 Qa 7,46 unit/jam TS
-
91
diafragma adalah 15 menit, sehingga total waktu bersih yang dibutuhkan untuk
memindahkan 21 unit pracetak diafragma adalah 315 menit. Jadi dapat dihitung
faktor efisiensi alat sebagai berikut.
Fa = Total waktu bersihTotal waktu kotor
= 315380
= 0,83
Nilai kapasitas crane pada pekerjaan akhir adalah 1 dengan satuan unit, dan
stressing jack adalah 3 dengan satuan unit. Waktu siklus yang digunakan untuk
menghitung produktifitas alat adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pemasangan pracetak diafragma sesuai dengan kapasitas masing-masing alat. Dari
Tabel 5.50 dapat dilihat waktu yang dibutuhkan crane adalah 15 menit dan
stressing jack adalah 20 menit.. Perhitungan kapasitas produksi alat untuk 1
satuan waktu (jam) dan nilai koefisien alat pada pekerjaan pemasangan pracetak
diafragma dapat dilihat pada Tabel 5.52.
Untuk komponen tenaga kerja, nilai produktifitasnya tergantung dari nilai
kapasitas produksi alat berat. Sedangkan untuk nilai koefisien dipengaruhi oleh
nilai produktifitas per hari, jumlah tenaga kerja dan jam kerja efektif. Di dalam
perhitungan nilai koefisien, operator dan helper menggunakan jam kerja efektif
penempatan pracetak diafragma, sedangkan teknisi dan pekerja menggunakan jam
kerja efektif pekerjaan stressing diafragma, untuk mandor menggunakan jumlah
keseluruhan waktu kedua pekerjaan tersebut. Berikut ini disajikan perhitungan
analisa teknis satuan pekerjaan pemasangan pracetak diafragma.
Tabel 5.52 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Pemasangan Diafragma
NO. U R A I A N KODE KOEF. SATUAN
I. ASUMSI 1 Seluruh pracetak gelagar sudah terpasang
-
90
Berikut disajikan tabel jam kerja efektif tahapan pekerjaan penempatan pracetak
diafragma dan pekerjaan stressing-nya.
Tabel 5.51 Waktu Kotor Pekerjaan Pemasangan Diafragma
Tahapan Pekerjaan Waktu Kotor (jam)
Penempatan Pracetak Diafragma 3,17
Pekerjaan Stressing 2,81
5.6.2 Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan Pada tahapan pekerjaan pemasangan pracetak diafragma nilai koefisien/kuantitas
yang dihitung adalah komponen alat dan tenaga kerja, tidak ada komponen bahan
yang digunakan. Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan dihitung berdasarkan
data pengamatan yang sudah dituliskan pada Bab 5.6.1. Contoh perhitungan
didasarkan pada pemasangan 1 unit pracetak diafragma.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan rangkaian pekerjaan
pemasangan pracetak diafragma, mulai dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan
selesai dikerjakan diasumsikan sebagai total waktu kotor. Untuk memudahkan
perhitungan analisa teknis, total waktu kotor masing-masing tahapan pada
pekerjaan ini dipisahkan. Hal ini karena kebutuhan komponen tenaga kerja yang
dibutuhkan berbeda. Pada Tabel 5.51 diperoleh total waktu kotor yang dibutuhkan
untuk menempatkan seluruh unit pracetak diafragma adalah 190 menit (3,17 jam).
Namun karena pada perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan jumlah
komponen alat (crane) yang dihitung hanya 1, maka jam kerja diasumsikan
menjadi 2 kali lipat, menjadi 380 menit (6,33 jam). Akumulasi waktu yang
dibutuhkan alat berat untuk bekerja memindahkan seluruh pracetak diafragma
dianggap sebagai total waktu bersih. Nilai faktor efisiensi alat (Fa) diperoleh dari
total waktu bersih dibagi dengan total waktu kotor. Dari Tabel 5.50 diperoleh
waktu yang dibutuhkan alat berat untuk bekerja memindahkan 1 pracetak
-
89
Gambar 5.19 Pracetak Diafragma Dikaitkan Pada Lengan Crane
Gambar 5.20 Posisi Perletakan Pracetak Diafragma
Proses stressing dilakukan setelah seluruh pracetak diafragma sudah selesai
ditempatkan. Pelaksanaan stressing sama dengan ketika menegangkan baja
prategang, hanya alat yang digunakan lebih kecil, dapat dilihat pada Gambar 5.21.
Gambar 5.21 Alat Stressing Pracetak Diafragma
-
88
diafragma. Setelah seluruh pracetak diafragma selesai ditempatkan, kemudian
pracetak diafragma yang terdapat pada 1 segmen gelagar yang sama di-stressing
menggunakan stressing jack. Siklus pekerjaan crane sama dengan ketika
melaksanakan tahapan pekerjaan penempatan segmental gelagar, dan untuk siklus
penggunaan stressing jack sama dengan ketika pada tahapan pekerjaan stressing.
Setiap 1 unit pracetak diafragma membutuhkan waktu pelaksanaan yang berbeda-
beda antara 1 unit pracetak diafragma dengan pracetak yang lain, namun
perbedaannya relatif kecil. Berikut disajikan rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk pekerjaan pemasangan setiap 1 unit pracetak diafragma. Waktu yang
disajikan adalah akumulasi waktu dari setiap tahapan pekerjaan dan pembulatan
dari data hasil pengamatan.
Tabel 5.50 Detail Waktu Pekerjaan Pemasangan 1 Pracetak Diafragma
Kegiatan Waktu (Menit) Penempatan Diafragma 15 Stressing Diafragma 20 Total Waktu 35
Tenaga kerja yang dialokasikan untuk pekerjaan pemasangan pracetak diafragma
adalah 2 orang operator, 4 orang helper, 1 teknisi, 4 orang pekerja, dan 1 orang
mandor. Operator dan helper berperan dalam tahapan pekerjaan penempatan
pracetak diafragma, sedangkan teknisi dan pekerja berperan dalam tahapan
pekerjaan stressing. Serangkaian pekerjaan ini diawasi oleh seorang mandor.
Metode pelaksanaan penempatan pracetak diafragma sama dengan penempatan
segmental gelagar. Mula-mula pracetak diafragma dikaitkan dengan lengan crane
menggunakan semacam sabuk, dapat dilihat pada Gambar 5.19. Kemudian
pracetak diafragma diangkut dan ditempatkan pada posisi yang sudah ditentukan.
Pracetak diafragma yang sudah ditempatkan dapat dilihat pada Gambar 5.20.
-
87
5.6 Pekerjaan Pemasangan Diafragma
5.6.1 Metode pelaksanaan Pemasangan pracetak diafragma merupakan bagian dari pekerjaan pemasangan
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter, meskipun pracetak diafragma tidak
komposit dengan struktur pracetak gelagar. Pracetak diafragma adalah salah satu
bagian dari struktur jembatan yang mendukung berdirinya keempat unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter. Perletakan pracetak diafragma dapat dilihat pada
Gambar 5.18, pada gambar tersebut pracetak diafragma digambarkan dengan garis
berwarna biru.
Gambar 5.18 Penempatan Pracetak Diafragma
Secara umum terdapat 2 jenis pekerjaan dalam pelaksanaan pemasangan pracetak
diafragma. Yang pertama adalah penempatan pracetak diafragma, dan yang kedua
adalah pekerjaan stressing pracetak diafragma. Seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 5.18, pracetak diafragma ditempatkan di antara pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter. Terdapat 1 pracetak diafragma yang dipasang pada setiap
segmental gelagar, jadi jumlah pracetak gelagar yang dikerjakan adalah 21 unit.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah 2 buah crane on truck, sama
seperti yang digunakan pada pekerjaan penempatan segmental gelagar. Kedua alat
ini bekerja secara bersamaan, namun 1 crane hanya memindahkan 1 pracetak
185185185 97,5
- 2% - 2%
97,5
60075 75
Pipa Utilitas 4"
750
Pipa Utilitas 4"
62,5 70 115 70 115 70 115 70 62,5
210
CATATAN : SATUAN DALAM CENTIMETER
POTONGAN TEPI
-
86
kedua. Berikut disajikan tabel jumlah harga satuan pekerjaan grouting 4 lubang
tendon (1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter). Jumlah harga satuan
pekerjaan yang dihitung sudah termasuk biaya umum sebesar 10 persen.
Tabel 5.48 Harga Satuan Pekerjaan Grouting 4 Lubang Tendon
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA (Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.) 1 Tenaga ls 4,00 7.125,00 28.500,00 2 Bahan ls 4,00 150.000,00 600.000,00 3 Peralatan ls 4,00 149.098,48 596.393,90 A. JUMLAH HARGA = 1.224.893,90 B. OVERHEAD & PROFIT ( 10% x A ) = 122.489,39 C. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( A + B ) = 1.347.383,29
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan grouting untuk pemasangan unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan keempat dapat dilihat
pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tabel 5.49 di bawah ini menyajikan
rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan grouting untuk pemasangan unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat. Rekapitulasi
nilai harga satuan pekerjaan diperoleh dari perhitungan analisa harga satuan
pekerjaan grouting masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.49 Rekapitulasi Nilai Harga Satuan Pekerjaan Grouting
Harga Satuan Pekerjaan (Rp.) Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat
1.347.383.29 1.429.869,28 1.484.859,95
Perbedaan nilai harga satuan pekerjaan pada pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan
nilai koefisien. Nilai koefisien masing-masing komponen yang digunakan
merupakan faktor pengali yang mempengaruhi akumulasi harga satuan pekerjaan.
-
85
Tabel 5.46 Rekapitulasi Total Waktu Kotor (Tk) Dan Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Pekerjaan Grouting
Pekerjaan Grouting
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat Total Waktu Kotor 0,83 0,93 1,00 Faktor Efisiensi Alat 0,86 0,84 0,83
5.5.3 Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Berikut ini adalah contoh perhitungan analisa harga satuan pekerjaan grouting
yang disajikan pada Tabel 5.47 dan Tabel 5.48. Perhitungan didasarkan pada nilai
koefisien masing-masing komponen pada pekerjaan grouting untuk pemasangan
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Tabel 5.47 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Grouting 1 Lubang Tendon
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN
(Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
A. TENAGA 1 Mandor jam 0,2083 7.450,00 1.552,08 2 Pekerja jam 1,0417 5.350,00 5.572,92
JUMLAH HARGA TENAGA = 7.125,00 B. BAHAN 1 Semen zak 3,0000 50.000,00 150.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN = 150.000,00 C. PERALATAN 1 Concrete Pump jam 0,2083 290.022,70 60.421,40 2 Generator Set jam 0,2083 425.649,98 88.677,08
JUMLAH HARGA PERALATAN = 149.098,48
Tabel 5.47 di atas menunjukan perhitungan estimasi biaya komponen bahan, alat
dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menginjeksikan bahan grouting ke dalam
1 lubang tendon saja. Dengan mengetahui estimasi biaya pada masing-masing
komponen yang digunakan, maka dapat dihitung jumlah harga satuan pekerjaan
grouting untuk memasang unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang
-
84
Tabel 5.44 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Grouting (Lanjutan)
- Pekerja P 5 orang Koefisien Tenaga / Tendon : - Mandor = (Tk x M) : Qt 0,21 jam - Pekerja = (Tk x P) : Qt 1,04 jam
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan grouting untuk pemasangan unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan keempat dapat dilihat
pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi nilai
koefisien komponen bahan, alat, dan tenaga kerja pada pekerjaan grouting untuk
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan
keempat. Rekapitulasi nilai setiap komponen diperoleh dari perhitungan analisa
teknis satuan pekerjaan grouting masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang
40 meter.
Tabel 5.45 Rekapitulasi Nilai Koefisien Pekerjaan Grouting
Komponen Pekerjaan Grouting
Gelagar Kedua (Jam)
Gelagar Ketiga (Jam)
Gelagar Keempat (Jam)
Semen 3,00 3,00 3,00 Concrete Pump 0,20 0,23 0,25 Generator Set 0,20 0,23 0,25 Mandor 0,20 0,23 0,25 Pekerja 1,04 1,16 1,25
Nilai kuantitas/koefisien masing-masing komponen di atas dihitung berdasarkan
pekerjaan grouting 1 lubang tendon saja. Perbedaan nilai koefisien setiap
komponen pada pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang
kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan nilai jam kerja efektif, waktu
siklus alat, dan faktor efisiensi alat. Tabel 5.46 di bawah ini menyajikan nilai total
waktu kotor dan faktor efsiensi alat pada pekerjaan grouting untuk pemasangan
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga dan keempat.
-
83
Tabel 5.44 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Grouting
NO. URAIAN KODE KOEF. SATUAN
I. ASUMSI 1 Jam kerja (total waktu kotor) Tk 0,83 jam 2 Faktor efisiensi alat Fa 0,86
II. URUTAN KERJA 1 Pekerjaan persiapan 2 Pekerjaan grouting
III. PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1. BAHAN 1.a. Semen 3,00 zak
2. ALAT
2.a. CONCRETE PUMP Kapasitas V 1,00 tendon
Faktor efisiensi alat Fa 0,86 Waktu siklus - Waktu pemasangan dan pembongkaran alat T1 1,00 menit - Waktu grouting T2 9,75 menit
TS 10,75 menit Kap. Prod. / jam = V x Fa x 60 Qa 4,80 tendon/jam
TS Koefisien Alat / Tendon = 1 : Qa 0,2083 jam
2.b. GENERATOR SET Kapasitas V 250,00 KVA Koefisien Alat / Tendon = koefisien concrete pump 0,2083 jam
3. TENAGA Produksi per jam (produktifitas concrete pump) 4,80 tendon Produksi per hari (produktifitas concrete pump) Qt 4,00 tendon Kebutuhan tenaga (di lokasi pekerjaan) : - Mandor M 1 orang
-
82
efisiensi alat (Fa) diperoleh dari total waktu bersih dibagi dengan total waktu
kotor. Dari Tabel 5.40 diperoleh akumulasi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
bahan grouting adalah 43 menit, sehingga dapat dihitung faktor efisiensi
pekerjaan sebagai berikut.
Fa = Total waktu bersihTotal waktu kotor
= 4350
= 0,86
Karena concrete pump hanya bisa menginjeksikan bahan grouting ke dalam 1
lubang tendon dalam 1 siklus pekerjaan, maka nilai kapasitas concrete pump pada
pekerjaan ini diasumsikan 1 dengan satuan tendon. Waktu siklus yang digunakan
untuk menghitung produktifitas alat adalah rata-rata dari waktu siklus yang
dibutuhkan untuk menginjeksikan bahan grouting ke dalam 4 tendon. Dari Tabel
5.40 dapat dilihat rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menginjeksikan bahan
grouting ke setiap lubang tendon adalah 10,75 menit. Perhitungan kapasitas
produksi alat untuk satu satuan waktu (jam) dan nilai koefisien alat pada
pekerjaan grouting dapat dilihat pada Tabel 5.44. Untuk nilai koefisien genset
diasumsikan sama dengan nilai koefisien concrete pump, karena lamanya
penggunaan genset mengikuti penggunaan concrete pump.
Untuk komponen tenaga kerja, nilai produktifitasnya tergantung dari nilai
kapasitas produksi concrete pump. Sedangkan untuk nilai koefisien dipengaruhi
oleh nilai produktifitas per hari, jumlah tenaga kerja dan jam kerja efektif.
Berikut ini disajikan contoh perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan grouting,
perhitungan didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua.
-
81
Total waktu tersebut dihitung mulai dari pekerjaan grouting dimulai sampai
keempat tendon pada setiap unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter sudah
selesai di-grouting.
Tabel 5.43 Waktu Kotor Pekerjaan Grouting
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat 0,83 jam 0,93 jam 1,00 jam
Gambar 5.17 Pelaksanaan Pekerjaan Grouting
5.5.2 Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan Pada tahapan pekerjaan grouting nilai koefisien/kuantitas yang dihitung adalah
komponen bahan, alat dan tenaga kerja. Perhitungan analisa teknis satuan
pekerjaan dihitung berdasarkan data pengamatan yang sudah dituliskan pada Bab
5.5.1. Contoh perhitungan didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter yang kedua.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan grouting, mulai dari
pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai dikerjakan diasumsikan sebagai jam
total waktu kotor. Pada Tabel 5.43 diperoleh total waktu kotor yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan grouting pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua adalah 50 menit (0,83 jam). Akumulasi waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi bahan grouting ke dalam 4 tendon yang terdapat pada 1 unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter dianggap sebagai waktu bersih. Nilai faktor
-
80
tempat keluarnya bahan grouting ini dihubungkan dengan lubang tendon
menggunakan selang.
Gambar 5.16 Komponen Bahan dan Alat Pekerjaan Grouting
Tenaga kerja yang dialokasikan untuk tahapan pekerjaan grouting unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter adalah 5 orang pekerja, di bawah pengawasan
seorang mandor. Tiga orang pekerja bertugas untuk mencampur semen dan air ke
dalam bak tampungan. Bahan grouting di dalam bak tampungan diusahakan tidak
habis sebelum proses grouting 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
selesai dikerjakan. Jadi ketiga orang pekerja ini dengan sigap memasukan semen
dan air ke dalam bak tampungan apabila bahan grouting yang disalurkan tinggal
sedikit. Proses pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 6.17. Dua orang pekerja
yang lain berjaga di sisi ujung sebelah Barat dan Timur gelagar, kedua orang
pekerja ini memberikan aba-aba kepada mandor apabila lubang tendon sudah
terisi penuh dengan bahan grouting. Ketika 1 lubang tendon sudah terisi penuh
maka selang penyalur dipindahkan ke lubang tendon yang lain. Siklus pekerjaan
ini terus diulang sampai seluruh lubang tendon pada keempat pracetak gelagar tipe
I bentang 40 meter selesai di-grouting.
Berbeda dengan tahapan-tahapan pekerjaan sebelumnya, tahapan pekerjaan
grouting selesai dalam waktu 1 hari untuk keempat unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter pada pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 5.43.
-
79
tendon disajikan pada tabel di bawah ini. Data waktu yang disajikan merupakan
pembulatan dari data hasil pengamatan.
Tabel 5.40 Detail Waktu Pekerjaan Grouting (Pracetak Gelagar Kedua)
Kegiatan Waktu (Menit) Tendon 1 10 Tendon 2 7 Tendon 3 13 Tendon 4 13 Total Waktu 43 Rata-rata 10,75
Tabel 5.41 Detail Waktu Pekerjaan Grouting (Pracetak Gelagar Ketiga)
Kegiatan Waktu (Menit) Tendon 1 11 Tendon 2 10 Tendon 3 14 Tendon 4 12 Total Waktu 47 Rata-rata 11,75
Tabel 5.42 Detail Waktu Pekerjaan Grouting (Pracetak Gelagar Keempat)
Kegiatan Waktu (Menit) Tendon 1 12 Tendon 2 10 Tendon 3 15 Tendon 4 13 Total Waktu 50 Rata-rata 12,50
Sejumlah zak semen dan 3 drum air yang dibutuhkan untuk bahan grouting
disiapkan di sekitar lokasi pekerjaan (di dekat alat grouting), supaya proses
pelaksanaan berjalan lancar dan efektif, dapat dilihat pada Gambar 5.16. Alat
grouting memiliki bak tampungan untuk mencampur semen dengar air, dan
dikeluarkan melalui semacam saluran berukuran kurang lebih 1 inchi. Saluran
-
78
harga satuan pekerjaan akhir untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat. Rekapitulasi nilai harga
satuan pekerjaan diperoleh dari perhitungan analisa harga satuan pekerjaan akhir
masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.39 Rekapitulasi Nilai Harga Satuan Pekerjaan Akhir Pracetak Gelagar
Harga Satuan Pekerjaan (Rp.) Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat
1.375.495,45 914.867,13 460.638,69
5.5 Pekerjaan Grouting
5.5.1 Metode pelaksanaan Setelah keempat unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter sudah diletakan di
atas elastomer, tahapan pekerjaan berikutnya adalah pekerjaan grouting. Yang
dimaksud dengan pekerjaan grouting adalah memasukan campuran semen dan air
dengan proporsi tertentu ke dalam 4 lubang tendon (yang terdapat pada setiap unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter).
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan grouting adalah alat yang dapat
menginjeksikan bahan grouting, dalam penelitian ini diasumsikan sebagai
concrete pump. Alat ini berfungsi untuk menginjeksikan bahan grouting dari bak
tampungan ke dalam lubang tendon. Pada pekerjaan ini juga dibutuhkan generator
set sebagai sumber daya concrete pump.
Bahan grouting yang digunakan adalah semen dan air yang dicampur dengan
proporsi tertentu, agar diperoleh kekentalan yang diinginkan. Untuk setiap lubang
tendon dibutuhkan 3 zak semen, jadi jumlah semen yang dibutuhkan untuk 1 unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter adalah 12 zak. Detail waktu yang
dibutuhkan concrete pump untuk menginjeksikan bahan grouting ke setiap lubang
-
77
Tabel 5.37 menyajikan nilai total waktu kotor dan faktor efsiensi alat pada
pekerjaan akhir untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua, ketiga dan keempat.
5.4.3 Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Berikut ini adalah contoh perhitungan analisa harga satuan pekerjaan akhir yang
disajikan pada Tabel 5.38. Perhitungan didasarkan pada nilai koefisien masing-
masing komponen pada pekerjaan akhir untuk pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Tabel 5.38 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Akhir 1 Unit Pracetak Gelagar
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN
(Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
A. TENAGA 1 Mandor jam 1,0000 7.450,00 7.450,00 2 Operator jam 1,6167 8.000,00 12.933,33 3 Helper jam 4,8500 5.000,00 24.250,00 4 Pekerja jam 0,3833 5.350,00 2.050,83
JUMLAH HARGA TENAGA = 46.684,17 B. BAHAN Tidak ada bahan yang digunakan
JUMLAH HARGA BAHAN = 0,00 C. PERALATAN 1 Crane 1 jam 0,8077 743.641,01 600.633,12 2 Crane 2 jam 0,8077 743.641,01 600.633,12 3 Alat Bantu ls 1,0000 2.500,00 2.500,00
JUMLAH HARGA PERALATAN = 1.203.766,25
D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN (A+B+C) = 1.250.450,41
E. OVERHEAD & PROFIT ( 10% x D ) = 125.045,04 F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) = 1.375.495,45
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan akhir untuk pemasangan unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan keempat dapat dilihat pada
Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tabel 5.39 di bawah ini menyajikan rekapitulasi nilai
-
76
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan akhir untuk pemasangan unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan keempat dapat dilihat pada
Lampiran 3 dan Lampiran 4. Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi nilai koefisien
komponen bahan, alat, dan tenaga kerja pada pekerjaan akhir untuk pemasangan
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat.
Rekapitulasi nilai setiap komponen diperoleh dari perhitungan analisa teknis
satuan pekerjaan akhir masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.36 Rekapitulasi Nilai Koefisien Pekerjaan Akhir Pracetak Gelagar
Komponen Pekerjaan Akhir Gelagar
Gelagar Kedua (Jam)
Gelagar Ketiga (Jam)
Gelagar Keempat (Jam)
Crane 1 0,80 0,53 0,26 Crane 2 0,80 0,53 0,26 Alat Bantu 1,00 1,00 1,00 Mandor 1,00 0,75 0,46 Operator 1,61 1,06 0,53 Helper 4,85 3,20 1,60 Pekerja 0,38 0,43 0,40
Nilai kuantitas/koefisien masing-masing komponen di atas dihitung berdasarkan
pekerjaan akhir 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter. Perbedaan nilai
koefisien setiap komponen pada pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang
40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan nilai jam kerja
efektif, waktu siklus alat berat, dan faktor efisiensi alat.
Tabel 5.37 Rekapitulasi Total Waktu Kotor (Tk) Dan Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Pekerjaan Akhir Pracetak Gelagar
Pekerjaan Akhir Gelagar
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat Total Waktu Kotor 1,00 0,75 0,47 Faktor Efisiensi Alat 0,87 0,78 0,93
-
75
Tabel 5.35 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Akhir Pracetak Gelagar (Lanjutan)
TS 42,00 menit Kap. Prod. / jam = V1 x Fa x 60 Qa 1,24 unit/jam TS Koefisien Alat / Unit = 1 : Qa 0,8077 jam
2.b. CRANE 2 Kapasitas V2 1,00 unit Faktor efisiensi alat Fa 0,87 Waktu siklus - Waktu memuat dan membongkar T1 2,00 menit - Waktu mengangkut (termasuk menempatkan) T2 39,00 menit - Waktu persiapan T3 1,00 menit TS 42,00 menit Kap. Prod. / jam = V2 x Fa x 60 Qa 1,24 unit/jam TS Koefisien Alat / Unit = 1 : Qa 0,8077 jam
2.c. ALAT BANTU 1,0000 ls
3. TENAGA Produksi per hari (tergantung pada produktifitas crane) Qt 1,00 unit Kebutuhan tenaga (di lokasi pekerjaan) : - Mandor M 1 orang - Operator O 2 orang - Pembantu Operator PO 6 orang - Pekerja P 2 orang Koefisien Tenaga / Unit : - Mandor = ((Tk 1 + Tk 2) x M) : Qt 1,00 jam - Operator = (Tk 1 x O) : Qt 1,62 jam - Pembantu Operator = (Tk 1 x PO) : Qt 4,85 jam - Pekerja = (Tk 2 x P) : Qt 0,38 jam
-
74
Untuk komponen tenaga kerja, nilai produktifitasnya tergantung dari nilai
kapasitas produksi alat berat. Sedangkan untuk nilai koefisien dipengaruhi oleh
nilai produktifitas per hari, jumlah tenaga kerja dan jam kerja efektif. Di dalam
perhitungan nilai koefisien, operator dan helper menggunakan jam kerja efektif
penempatan unit pracetak gelagar, sedangkan pekerja menggunakan jam kerja
efektif pemotongan sisa baja prategang, untuk mandor menggunakan jumlah
keseluruhan waktu kedua pekerjaan tersebut.
Berikut ini disajikan contoh perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan akhir,
perhitungan didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua.
Tabel 5.35 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Akhir Pracetak Gelagar
NO. URAIAN KODE KOEF. SATUAN
I. ASUMSI 1 Jam kerja (waktu kotor penempatan pracetak gelagar) Tk 1 0,81 jam 2 Jam kerja (waktu kotor pemotongan baja prategang) Tk 2 0,19 jam 3 Faktor efisiensi alat Fa 0,87
II. URUTAN KERJA 1 Pemotongan sisa baja prategang 2 Penempatan pracetak gelagar pada elastomer
III. PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1. BAHAN Tidak ada bahan yang digunakan
2. ALAT 2.a. CRANE 1
Kapasitas V1 1,00 unit Faktor efisiensi alat Fa 0,87 Waktu siklus - Waktu memuat dan membongkar T1 2,00 menit - Waktu mengangkut (termasuk menempatkan) T2 39,00 menit - Waktu persiapan T3 1,00 menit
-
73
pengamatan yang sudah dituliskan pada Bab 5.4.1. Contoh perhitungan
didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan rangkaian pekerjaan akhir,
mulai dari pekerjaan pemotongan sisa baja prategang dimulai sampai pekerjaan
penempatan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter selesai dikerjakan,
diasumsikan sebagai total waktu kotor. Pada Tabel 5.34 diperoleh total waktu
kotor yang dibutuhkan untuk pekerjaan akhir pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter yang kedua adalah 60 menit (1 jam). Akumulasi waktu yang dibutuhkan
tenaga kerja untuk memotong sisa baja prategang dan alat berat untuk bekerja
memindahkan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter dianggap sebagai total
waktu bersih. Nilai faktor efisiensi alat (Fa) diperoleh dari total waktu bersih
dibagi dengan total waktu kotor. Dari Tabel 5.31 diperoleh akumulasi waktu yang
dibutuhkan tenaga kerja dan alat berat untuk bekerja adalah 52 menit, sehingga
dapat dihitung faktor efisiensi alat sebagai berikut.
Fa = Total waktu bersihTotal waktu kotor
= 5260
= 0,87
Nilai kapasitas crane pada pekerjaan akhir adalah 1 dengan satuan unit. Waktu
siklus yang digunakan untuk menghitung produktifitas alat adalah waktu yang
dibutuhkan untuk memindahkan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter ke
atas elastomer. Dari Tabel 5.31 dapat dilihat waktu yang dibutuhkan untuk proses
penempatan 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter adalah 42 menit.
Waktu siklus crane 1 dan crane 2 diasumsikan sama karena kedua crane ini
bekerja bersama dalam 1 siklus pekerjaan. Perhitungan kapasitas produksi alat
untuk 1 satuan waktu (jam) dan nilai koefisien alat pada pekerjaan penempatan
segmental gelagar dapat dilihat pada Tabel 5.35.
-
72
Gambar 5.15 Pemindahan Unit Pracetak Gelagar
Pemindahan sisi sebelah Timur relatif lebih mudah dibandingkan dengan sisi
sebelah Barat. Ujung pracetak gelagar diangkat menggunakan crane dan
dipindahkan secara perlahan mengikuti perpindahan sisi sebelah Barat, sampai
pada posisi yang ditentukan. Pekerjaan pemindahan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter antara 1 unit dengan unit lainnya membutuhkan waktu yang
berbeda, dikarenakan perbedaan jarak perpindahan.
Proses pelaksanaan pekerjaan akhir pada 2 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter yang lain tidak ada yang berbeda dari metode pelaksanaannya, yang
membedakan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing unit pracetak gelagar tipe
I bentang 40 meter pada pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 5.34.
Tabel 5.34 Waktu Kotor Pekerjaan Akhir Pracetak Gelagar (Finishing)
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat 1,00 jam 0,75 jam 0,47 jam
5.4.2 Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan Pada tahapan pekerjaan akhir nilai koefisien/kuantitas yang dihitung adalah
komponen alat dan tenaga kerja, tidak ada komponen bahan yang digunakan.
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan dihitung berdasarkan data
-
71
Gambar 5.14 Pekerjaan Pemotongan Sisa Baja Prategang
Setelah seluruh sisa baja prategang sudah dipotong, rangkaian pekerjaan
berikutnya adalah penempatan/pemindahan 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang
40 meter dari atas perancah ke atas dudukan (elastomer). Pelaksanaan
pemindahan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter ke atas elastomer
dilakukan dengan 2 metode yang berbeda. Untuk ujung sebelah Barat, pracetak
gelagar dipindahkan menggunakan crane, dibantu menggunakan tackle dan
dongkrak. Untuk ujung sebelah Timur hanya menggunakan crane saja. Hal ini
dikarenakan kapasitas crane sebelah Barat hanya sebesar 25 Ton, sehingga tidak
mampu mengangkat sisi ujung pracetak gelagar tanpa alat bantu.
Pekerjaan persiapan untuk sisi sebelah Barat adalah mengkaitkan ujung pracetak
gelagar dengan tackle dan meletakan ujung pracetak gelagar ke atas bantalan besi
yang sudah diolesi dengan gemuk. Bantalan besi yang sudah diolesi dengan
gemuk berfungsi untuk mempermudah pracetak gelagar untuk berpindah ketika
ditarik menggunakan tackle. Ketika rantai tackle ditarik dan ujung pracetak
gelagar sedikit diangkat menggunakan crane, maka secara perlahan pracetak
gelagar mulai bergeser sedikit demi sedikit. Rantai tackle terus ditarik sampai
ujung pracetak gelagar berpindah pada posisi yang diinginkan, dapat dilihat pada
Gambar 5.15. Apabila pada kondisi tertentu crane tidak kuat memindahkan
pracetak gelagar, maka dibantu menggunakan dongkrak berkapasitas 50 Ton.
-
70
Tabel 5.32 Detail Waktu Pekerjaan Akhir (Pracetak Gelagar Ketiga)
Kegiatan Waktu (Menit) Pemotongan Baja Prategang 10 Penempatan Pracetak Gelagar 25 Total Waktu 35
Tabel 5.33 Detail Waktu Pekerjaan Akhir (Pracetak Gelagar Keempat)
Kegiatan Waktu (Menit) Pemotongan Baja Prategang 13 Penempatan Pracetak Gelagar 15 Total Waktu 28
Baja prategang yang sudah di-stressing memiliki sisa yang panjangnya kurang
lebih 1 meter di kedua sisi lubang tendon, dapat dilihat pada Gambar 5.13. Sisa
baja prategang harus dipotong agar tidak menghalangi struktur backwall yang
akan dibangun. Para pekerja memotong sisa baja prategang menggunakan
gerenda, pelaksanaannya bisa dikatakan cukup mudah dilakukan. Pada Gambar
5.14 dapat dilihat seorang pekerja sedang memotong sisa baja prategang, dari
gambar tersebut juga dapat dilihat kondisi tendon nomor 1 yang sisa baja
prategangnya sudah dipotong. Pekerjaan pemotongan sisa baja prategang
membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat pada tahapan pekerjaan akhir, kurang
lebih waktu yang dibutuhkan hanya 2,5 menit untuk setiap tendonnya.
Gambar 5.13 Sisa Baja Prategang
-
69
5.4 Pekerjaan Akhir (Finishing)
5.4.1 Metode pelaksanaan Tahapan pekerjaan akhir (finishing) dilakukan setelah seluruh baja prategang yang
terdapat pada keempat tendon (1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter)
sudah selesai di-stressing semua. Terdapat 2 jenis pekerjaan dalam pelaksanaan
tahapan pekerjaan akhir ini. Yang pertama adalah pekerjaan pemotongan sisa baja
prategang, dan kedua adalah pemindahan 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah 2 buah crane on truck, sama
seperti yang digunakan pada pekerjaan penempatan segmental gelagar. Kedua alat
berat ini digunakan untuk memindahkan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter dari atas perancah ke atas dudukan (elastomer). Proses pemindahan juga
menggunakan alat bantu manual berupa tackle dan dongkrak berkapasitas 50 ton.
Alat bantu manual lain yang dibutuhkan adalah gerenda, berfungsi untuk
memotong sisa baja prategang, yang merupakan serangkaian pekerjaan akhir.
Tenaga kerja yang dialokasikan untuk tahapan pemindahan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter adalah 2 orang operator dan 6 orang helper. Untuk
tahapan pemotongan sisa baja prategang dikerjakan oleh 2 orang pekerja.
Serangkaian pekerjaan akhir ini diawasi oleh 1 orang mandor. Detail rangkaian
pekerjaan akhir dan waktunya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Data waktu
yang disajikan merupakan pembulatan dari data hasil pengamatan.
Tabel 5.31 Detail Waktu Pekerjaan Akhir (Pracetak Gelagar Kedua)
Kegiatan Waktu (Menit) Pemotongan Baja Prategang 10 Penempatan Pracetak Gelagar 42 Total Waktu 52
-
68
Tabel 5.29 Harga Satuan Pekerjaan Stressing 4 Tendon
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA (Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
1 Tenaga ls 4,00 17.062,50 68.250,00 2 Bahan ls 4,00 0,00 0,00 3 Peralatan ls 4,00 418.639,39 1.674.557,57 A. JUMLAH HARGA = 1.742.807,57 B. OVERHEAD & PROFIT ( 10% x A ) = 174.280,76 C. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( A + B ) = 1.917.088,33
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan stressing untuk pemasangan unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan keempat dapat dilihat
pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tabel 5.30 di bawah ini menyajikan
rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan stressing untuk pemasangan unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat. Rekapitulasi
nilai harga satuan pekerjaan diperoleh dari perhitungan analisa harga satuan
pekerjaan stressing masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.30 Rekapitulasi Nilai Harga Satuan Pekerjaan Stressing
Harga Satuan Pekerjaan (Rp.) Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat
1.917.088,33 1.770.466,15 1.917.088,33
Perbedaan nilai harga satuan pekerjaan pada pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan
nilai koefisien. Nilai koefisien masing-masing komponen yang digunakan
merupakan faktor pengali yang mempengaruhi akumulasi harga satuan pekerjaan.
-
67
5.3.3 Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Berikut ini adalah contoh perhitungan analisa harga satuan pekerjaan stressing
yang disajikan pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29. Perhitungan didasarkan pada nilai
koefisien masing-masing komponen pada pekerjaan stressing untuk pemasangan
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Tabel 6.28 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Stressing 1 Tendon
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN
(Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
A. TENAGA 1 Mandor jam 0,5417 7.450,00 4.035,42 2 Teknisi jam 0,5417 8.000,00 4.333,33 3 Pekerja jam 1,6250 5.350,00 8.693,75
JUMLAH HARGA TENAGA = 17.062,50 B. BAHAN Tidak ada bahan yang digunakan
JUMLAH HARGA BAHAN = 0,00 C. PERALATAN 1 Stressing Jack jam 0,5417 342.607,36 185.578,99 2 Generator Set jam 0,5417 425.649,98 230.560,41 3 Alat Bantu ls 1,0000 2.500,00 2.500,00
JUMLAH HARGA PERALATAN = 418.639,39
Tabel 5.28 di atas menunjukan perhitungan estimasi biaya komponen alat dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menegangkan baja prategang dalam 1 tendon
saja. Dengan mengetahui estimasi biaya pada masing-masing komponen yang
digunakan, maka dapat dihitung jumlah harga satuan pekerjaan stressing untuk
memasang unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua. Berikut
disajikan tabel jumlah harga satuan pekerjaan untuk menegangkan baja prategang
yang terdapat pada keempat tendon (1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter). Jumlah harga satuan pekerjaan yang dihitung sudah termasuk biaya umum
sebesar sepuluh persen.
-
66
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan stressing untuk pemasangan unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan keempat dapat dilihat
pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi nilai
koefisien komponen bahan, alat, dan tenaga kerja pada pekerjaan stressing untuk
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan
keempat. Rekapitulasi nilai setiap komponen diperoleh dari perhitungan analisa
teknis satuan pekerjaan stressing masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang
40 meter.
Tabel 5.26 Rekapitulasi Nilai Koefisien Pekerjaan Stressing
Komponen Pekerjaan Stressing
Gelagar Kedua (Jam)
Gelagar Ketiga (Jam)
Gelagar Keempat (Jam)
Stressing Jack 0,54 0,50 0,54 Generator Set 0,54 0,50 0,54 Alat Bantu 1,00 1,00 1,00 Mandor 0,54 0,50 0,54 Teknisi 0,54 0,50 0,54 Pekerja 1,62 1,50 1,62
Nilai kuantitas/koefisien masing-masing komponen di atas dihitung berdasarkan
pekerjaan stressing 1 lubang tendon saja. Perbedaan nilai koefisien setiap
komponen pada pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang
kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan nilai jam kerja efektif, waktu
siklus alat, dan faktor efisiensi alat. Tabel 5.27 di bawah ini menyajikan nilai total
waktu kotor dan faktor efsiensi alat pada pekerjaan stressing untuk pemasangan
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga dan keempat.
Tabel 5.27 Rekapitulasi Total Waktu Kotor (Tk) Dan Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Pekerjaan Stressing
Pekerjaan Stressing
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat Total Waktu Kotor 2,17 2,00 2,17 Faktor Efisiensi Alat 0,72 0,84 0,77
-
65
Tabel 5.25 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Stressing (Lanjutan)
Tidak ada bahan yang digunakan
2. ALAT
2.a. STRESSING JACK Kapasitas V 1,00 tendon Faktor efisiensi alat Fa 0,72
Waktu siklus - Waktu pemasangan dan pembongkaran alat T1 7,00 menit - Waktu stressing T2 16,50 menit
TS 23,50 menit
Kap. Prod. / jam = V x Fa x 60 Qa 1,85 tendon/ja
m TS
Koefisien Alat / Tendon = 1 : Qa 0,5417 jam
2.b. GENERATOR SET
Kapasitas V 250,00 KVA
Koefisien Alat / Tendon = koefisien stressing jack 0,5417 jam
2.c. ALAT BANTU 1,0000 ls
3. TENAGA Produksi per jam (produktifitas stressing jack) 1,85 tendon Produksi per hari (produktifitas stressing jack) Qt 4,00 tendon Kebutuhan tenaga (di lokasi pekerjaan) : - Mandor M 1 orang - Teknisi T 1 orang - Pekerja P 3 orang Koefisien Tenaga / Tendon : - Mandor = (Tk x M) : Qt 0,54 jam - Teknisi = (Tk x T) : Qt 0,54 jam - Pekerja = (Tk x P) : Qt 1,63 jam
-
64
= 0,72
Karena stressing jack hanya bisa menegangkan baja prategang dalam 1 tendon
dalam 1 siklus pekerjaan, maka nilai kapasitas stresing jack pada pekerjaan ini
diasumsikan 1 dengan satuan tendon. Waktu siklus yang digunakan untuk
menghitung produktifitas alat adalah rata-rata dari waktu siklus yang dibutuhkan
untuk menarik seluruh baja prategang yang terdapat pada keempat tendon. Dari
Tabel 5.21 dapat dilihat rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk bongkar-pasang
alat adalah 7 menit dan proses stressing adalah 16,5 menit. Perhitungan kapasitas
produksi alat untuk satu satuan waktu (jam) dan nilai koefisien alat pada
pekerjaan stressing dapat dilihat pada Tabel 5.25. Untuk nilai koefisien genset
diasumsikan sama dengan nilai koefisien stressing jack, karena lamanya
penggunaan genset mengikuti penggunaan stressing jack.
Untuk komponen tenaga kerja, nilai produktifitasnya tergantung dari nilai
kapasitas produksi stressing jack. Sedangkan untuk nilai koefisien dipengaruhi
oleh nilai produktifitas per hari, jumlah tenaga kerja dan jam kerja efektif.
Berikut ini disajikan contoh perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan stressing,
perhitungan didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua.
Tabel 5.25 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Stressing
NO. U R A I A N KODE KOEF. SATUAN
I. ASUMSI 1 Jam kerja efektif Tk 2,17 jam 2 Faktor efisiensi alat Fa 0,72
II. URUTAN KERJA 1 Pemasangan alat stressing jack 2 Proses stressing
III. PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1. BAHAN
-
63
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter pada pekerjaan ini dapat dilihat pada
Tabel 5.24. Total waktu tersebut dihitung mulai dari pekerjaan stressing dimulai
sampai seluruh baja prategang pada 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter selesai di-stressing.
Tabel 5.24 Waktu Kotor Pekerjaan Stressing
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat 2,17 jam 2,00 jam 2,17 jam
5.3.2 Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan Pada tahapan pekerjaan stressing nilai koefisien/kuantitas yang dihitung adalah
komponen alat dan tenaga kerja, tidak ada komponen bahan yang digunakan.
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan dihitung berdasarkan data
pengamatan yang sudah dituliskan pada Bab 5.3.1. Contoh perhitungan
didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan rangkaian pekerjaan stressing,
mulai dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai dikerjakan diasumsikan
sebagai total waktu kotor. Pada Tabel 5.24 diperoleh total waktu kotor yang
dibutuhkan untuk pekerjaan stressing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua adalah 130 menit (2,17 jam). Akumulasi waktu yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan stressing jack dianggap sebagai total waktu bersih. Nilai
faktor efisiensi alat (Fa) diperoleh dari total waktu bersih dibagi dengan total
waktu kotor. Dari Tabel 5.21 diperoleh akumulasi waktu penggunaan stressing
jack untuk menegangkan seluruh baja prategang yang terdapat pada 1 unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter adalah 94 menit, sehingga dapat dihitung
faktor efisiensi alat sebagai berikut.
Fa = Total waktu bersihTotal waktu kotor
= 94130
-
62
gaya tarik yang diberikan terlalu besar maka dapat menyebabkan keretakan atau
kerusakan pada struktur pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter. Namun apabila
gaya tarik yang diberikan terlalu kecil maka dapat menyebabkan kekuatan struktur
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Besarnya gaya tarik yang diberikan kepada baja prategang diketahui dari
pembacaan jarum pada stressing jack. Setelah gaya tarik yang diterima oleh baja
prategang sudah sesuai dengan rencana, kemudian tabung stressing jack dilepas.
Siklus pekerjaan ini terus dilakukan secara berulang sampai keempat tendon yang
terdapat pada unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter selesai di-stressing.
Gambar 5.12 Stressing Jack
Seluruh baja prategang yang terdapat pada 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang
40 meter di-stressing sesuai dengan urutan nomor tendonnya. Dari hasil
wawancara diketahui bahwa keempat tendon tersebut tidak boleh di-stressing
dengan urutan yang sembarang, karena dapat menyebabkan kegagalan struktur
pada unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Dalam 1 hari hanya dilakukan 1 kali pekerjaan stressing (1 unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter). Proses pelaksanaan pekerjaan stressing pada 2 unit
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang lain tidak ada yang berbeda dari
metode pelaksanaannya, yang membedakan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
-
61
Tabel 5.22 Waktu Siklus Stressing Jack (Pracetak Gelagar Ketiga) (Lanjutan)
Jumlah 22 35 27 17 25,25
Total Waktu 101
Tabel 5.23 Waktu Siklus Stressing Jack (Pracetak Gelagar Keempat)
Kegiatan WaktuTiap Tendon (Menit) Rata-rata
(Menit) 1 2 3 4 Bongkar-pasang Alat 6 5 9 5 6,25 Stressing 18 24 16 17 18,75 Jumlah 24 29 25 22
25,00 Total Waktu 100
Pekerjaan persiapan pada tahapan ini adalah menyiapkan genset sebagai sumber
daya stressing jack, serta memasang tackle yang berfungsi untuk menggantung
tabung stressing jack agar mudah dipindahkan. Langkah awal proses stressing
adalah memasukan baja prategang dan angkur ke dalam tabung stressing jack.
Pada Gambar 5.11 dapat dilihat tabung stressing jack yang sudah terpasang dan
siap untuk dilakukan proses stressing.
Gambar 5.11 Tabung Stressing Jack Yang Sudah Terpasang
Stressing jack merupakan alat hidraulis yang dihubungkan dengan semacam
tabung yang berfungsi untuk menegangkan baja prategang, alat tersebut dapat
dilihat pada Gambar 5.12. Dalam mengoperasikan stressing jack perlu tingkat
ketelitian dan kehati-hatian yang cukup tinggi, agar gaya tarik yang diberikan
kepada baja prategang sesuai dengan ketentuan yang sudah direncanakan. Jika
-
60
pekerjaan stressing ini dikerjakan oleh seorang teknisi dan dibantu oleh 3 orang
pekerja, di bawah pengawasan seorang mandor. Teknisi bertugas untuk
mengoperasikan alat stressing (stressing jack), sedangkan para pekerja bertugas
untuk memindahkan semacam tabung (berfungsi untuk menarik baja prategang)
ke lubang tendon yang akan di stressing.
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan stressing adalah stressing jack.
Stressing jack dapat dioperasikan jika ada aliran listrik, oleh karena itu alat ini
dihubungkan dengan generator set sebagai sumber daya untuk menghasilkan
aliran listrik. Alat bantu manual yang digunakan pada pekerjaan ini adalah tackle,
berfungsi untuk menggantungkan tabung stressing jack yang merupakan bagian
dari stressing jack. Diasumsikan terdapat 2 tahapan dalam 1 siklus penggunaan
stressing jack, yaitu bongkar-pasang alat dan proses stressing. Yang dimaksud
dengan tahapan bongkar-pasang alat adalah ketika pekerja membongkar dan/atau
memasang tabung stressing jack dari atau ke mulut lubang tendon. Tahapan
stressing adalah ketika stressing jack mulai bekerja untuk menegangkan baja
prategang. Waktu siklus alat stressing jack disajikan pada tabel 6.21 dibawah ini.
Data waktu siklus yang disajikan merupakan pembulatan dari data hasil
pengamatan.
Tabel 5.21 Waktu Siklus Stressing Jack (Pracetak Gelagar Kedua)
Kegiatan WaktuTiap Tendon (Menit) Rata-rata
(Menit) 1 2 3 4 Bongkar-pasang Alat 5 6 10 7 7,00 Stressing 17 27 12 10 16,50 Jumlah 22 33 22 17
23,50 Total Waktu 94
Tabel 5.22 Waktu Siklus Stressing Jack (Pracetak Gelagar Ketiga)
Kegiatan WaktuTiap Tendon (Menit) Rata-rata
(Menit) 1 2 3 4 Bongkar-pasang Alat 4 5 12 6 6,75 Stressing 18 30 15 11 18,50
-
59
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan pemasangan baja prategang untuk
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan
keempat dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tabel 5.20 di bawah ini
menyajikan rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan pemasangan baja prategang
untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua,
ketiga, dan keempat. Rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan diperoleh dari
perhitungan analisa harga satuan pekerjaan pemasangan baja prategang pada
masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.20 Rekapitulasi Nilai Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Baja
Prategang
Harga Satuan Pekerjaan (Rp.) Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat
490.196,67 494.505,00 477.271,67
Perbedaan nilai harga satuan pekerjaan pada pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan
nilai koefisien. Nilai koefisien masing-masing komponen yang digunakan
merupakan faktor pengali yang mempengaruhi akumulasi harga satuan pekerjaan.
5.3 Pekerjaan Stressing
5.3.1 Metode pelaksanaan Tujuh segmental gelagar yang sudah ditempatkan di atas perancah dan dipasangi
baja prategang, supaya menjadi satu kesatuan sebagai struktur pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter perlu dilakukan proses stressing. Proses stressing adalah
memberikan gaya tarik pada baja prategang dengan kekuatan tertentu, yang
menyebabkan segmental-segmental gelagar menempel/merapat satu sama lain.
Segmental-segmental gelagar yang menjadi satu kesatuan sebagai struktur
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter ini secara struktural berubah menjadi
balok dengan momen negatif (selama belum menerima beban lalu lintas). Tahapan
-
58
Tabel 5.18 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang 1 Tendon
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN
(Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
A. TENAGA 1 Mandor jam 0,5833 7.450,00 4.345,83 2 Pekerja jam 1,7500 5.350,00 9.362,50
JUMLAH HARGA TENAGA = 13.708,33 B. BAHAN 1 Angkur (Anchore) buah 2,0000 47.600,00 95.200,00
JUMLAH HARGA BAHAN = 95.200,00 C. PERALATAN 1 Alat Bantu ls 1,0000 2.500,00 2.500,00
JUMLAH HARGA PERALATAN = 2.500,00
Tabel 5.18 di atas menunjukan perhitungan estimasi biaya komponen bahan, alat
dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang baja prategang ke dalam 1
tendon saja. Dengan mengetahui estimasi biaya pada masing-masing komponen
yang digunakan, maka dapat dihitung jumlah harga satuan pekerjaan pemasangan
baja prategang untuk memasang unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua. Berikut disajikan tabel jumlah harga satuan pekerjaan untuk
memasang baja prategang ke dalam 4 tendon (1 unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter). Jumlah harga satuan pekerjaan yang dihitung sudah termasuk
biaya umum sebesar 10 persen.
Tabel 5.19 Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang 4 Tendon
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA (Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.) 1 Tenaga ls 4,00 13.708,33 54.833,33 2 Bahan ls 4,00 95.200,00 380.800,00 3 Peralatan ls 4,00 2.500,00 10.000,00 A. JUMLAH HARGA = 445.633,33 B. OVERHEAD & PROFIT ( 10% x A ) = 44.563,33 C. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( A + B ) = 490.196,67
-
57
komponen diperoleh dari perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan pemasangan
baja prategang masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.16 Rekapitulasi Nilai Koefisien Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang
Komponen Pemasangan Baja Prategang
Gelagar Kedua (Jam)
Gelagar Ketiga (Jam)
Gelagar Keempat (Jam)
Angkur 2,00 2,00 2,00 Alat Bantu 1,00 1,00 1,00 Mandor 0,58 0,62 0,45 Pekerja 1,75 1,87 1,37
Nilai kuantitas/koefisien masing-masing komponen di atas dihitung berdasarkan
pemasangan baja prategang pada 1 tendon saja. Perbedaan nilai koefisien setiap
komponen pada pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang
kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan nilai jam kerja efektif. Tabel
5.17 di bawah ini menyajikan total waktu kotor dan faktor efsiensi pekerja pada
pekerjaan pemasangan baja prategang untuk pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga dan keempat.
Tabel 5.17 Rekapitulasi Total Waktu Kotor (Tk) Dan Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang
Pemasangan Baja Prategang
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat Total Waktu Kotor 2,33 2,50 1,83 Faktor Efisiensi Alat 0,84 0,89 0,89
5.2.3 Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Berikut ini adalah contoh perhitungan analisa harga satuan pekerjaan yang
disajikan pada Tabel 5.18 dan Tabel 5.19. Perhitungan didasarkan pada nilai
koefisien masing-masing komponen pada pekerjaan pemasangan baja prategang
untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
-
56
Tabel 5.15 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang
NO. URAIAN KODE KOEF. SATUAN
I. ASUMSI 1 Baja prategang sudah berada di lokasi pekerjaan 2 Jam kerja (total waktu kotor) Tk 2,33 jam
II. URUTAN KERJA 1 Pengudaran baja prategang 2 Pemasukan baja prategang ke dalam tendon 3 Pemasangan anchore
III. PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1. BAHAN 1.a. Anchore 2,00 buah
2. ALAT
2.a. ALAT BANTU 1,00 ls
3. TENAGA Produksi per hari : - tergantung pada jumlah pracetak gelagar yang terpasang Qt 4,00 tendon Kebutuhan tenaga (di lokasi pekerjaan) :
- Mandor M 1 orang - Pekerja P 3 orang Koefisien Tenaga / Tendon : - Mandor = (Tk x M) : Qt 0,58 jam - Pekerja = (Tk x P) : Qt 1,75 jam
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan pemasangan baja prategang untuk
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan
keempat dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Berikut ini disajikan tabel
rekapitulasi nilai koefisien komponen bahan, alat, dan tenaga kerja pada pekerjaan
pemasangan baja prategang untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat. Rekapitulasi nilai setiap
-
55
dengan total waktu kotor. Dari Tabel 5.11 diperoleh akumulasi waktu yang
dibutuhkan oleh para pekerja untuk menyelesaikan setiap tahapan pekerjaan
adalah 118 menit, sehingga dapat dihitung faktor efisiensi pekerjaan sebagai
berikut.
Fa = Total waktu bersihTotal waktu kotor
= 118140
= 0,84
Nilai faktor efisiensi tidak digunakan dalam perhitungan analisa teknis satuan
pekerjaan, namun hanya untuk mengetahui bahwa dalam pekerjaan pemasangan
baja prategang terdapat faktor yang menyebabkan tingkat produktifitas pekerja
menurun. Faktor tersebut adalah faktor lelah.
Untuk komponen bahan dan alat tidak dibutuhkan perhitungan untuk menentukan
nilai kuantitas/koefisiennya. Hal tersebut dikarenakan komponen bahan yang
digunakan termasuk jenis bahan jadi, sehingga kuantitas bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini sudah cukup jelas. Sedangkan komponen alat yang digunakan
diasumsikan sebagai alat bantu yang satuannya dianggap lumpsump.
Untuk komponen tenaga kerja, nilai produktifitasnya tergantung dari jumlah
tendon yang mampu dipasangi baja prategang dalam satu hari. Sedangkan untuk
nilai koefisien dipengaruhi oleh nilai produktifitas per hari, jumlah tenaga kerja
dan jam kerja efektif.
Berikut ini disajikan contoh perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan
pemasangan baja prategang, perhitungan didasarkan pada data unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
-
54
mulai dari pekerjaan pemasangan baja prategang dimulai sampai keempat tendon
selesai diisi baja prategang dan dipasang angkur (anchore).
Gambar 5.10 Angkur Ditempelkan Pada Lubang Tendon
Tabel 5.14 Waktu Kotor Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat 2,33 jam 2,50 jam 1,83 jam
5.2.2 Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan Pada tahapan pekerjaan pemasangan baja prategang nilai koefisien/kuantitas yang
dihitung adalah komponen bahan, alat dan tenaga kerja. Perhitungan analisa teknis
satuan pekerjaan dihitung berdasarkan data pengamatan yang sudah dituliskan
pada Bab 5.2.1. Contoh perhitungan didasarkan pada data unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan rangkaian pekerjaan
pemasangan baja prategang, mulai dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan
selesai dikerjakan diasumsikan sebagai total waktu kotor. Pada Tabel 5.14
diperoleh total waktu kotor yang dibutuhkan untuk pemasangan baja prategang
pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua adalah 140 menit (2,33 jam).
Akumulasi detail waktu yang dibutuhkan oleh para pekerja untuk menyelesaikan
tahapan-tahapan pekerjaan pemasangan baja prategang dianggap sebagai waktu
bersih. Nilai faktor efisiensi alat (Fa) diperoleh dari total waktu bersih dibagi
-
53
paling lama. Hal tersebut dikarenakan satu persatu baja prategang harus
dimasukan ke dalam lubang angkur secara manual, dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.8 Proses Pemasukan Baja Prategang
Gambar 5.9 Proses Pemasangan Angkur (Anchore)
Setelah seluruh baja prategang dimasukan ke dalam lubang-lubang angkur, hal
yang kemudian dilakukan adalah menempelkan angkur sedemikian rupa sehingga
angkur tersebut tepat menempel dan menutupi lubang tendon. Teknisnya angkur
tersebut dipukul-pukul menggunakan alat bantu berupa pipa besi dan palu, dapat
dilihat pada Gambar 5.10.
Sama halnya seperti pada pekerjaan penempatan segmental gelagar, pekerjaan
pemasangan baja prategang hanya dilakukan sehari satu kali. Waktu yang
dibutuhkan untuk masing-masing unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
pada pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 5.14. Total waktu tersebut dihitung
-
52
prategang dilepas dahulu dari gulungan sebelum dimasukan ke dalam tendon.
Proses untuk meluruskan seluruh baja prategang yang akan dimasukan ke dalam 4
tendon hanya membutuhkan waktu kurang lebih 4,5 menit, yang berarti hanya
membutuhkan waktu rata-rata 1 menit untuk setiap tendonnya.
Gambar 5.7 Gulungan Baja Prategang
Setelah baja prategang dalam kondisi lurus, barulah dimasukan ke dalam masing-
masing tendon sesuai dengan jumlah yang sudah direncanakan. Waktu yang
dibutuhkan untuk memasukan baja prategang ke dalam tendon nomor 1 dan 2
lebih lama dibandingkan dengan tendon nomor 3 dan 4. Perbedaan waktu yang
dibutuhkan ini dikarenakan perbedaan jumlah baja prategang yang dimasukan ke
dalam masing-masing tendon. Semakin banyak jumlah baja prategang yang
dimasukan maka semakin lama juga waktu yang dibutuhkan. Dapat dilihat pada
Gambar 5.8 seorang pekerja sedang memasukan baja prategang ke dalam tendon.
Setelah seluruh tendon pada unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter diisi
dengan baja prategang dan dipastikan jumlahnya benar, tahapan pekerjaan
selanjutnya adalah memasang angkur pada setiap lubang tendon. Pemasangan
angkur adalah tahapan akhir dari serangkaian pekerjaan pemasangan baja
prategang untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Angkur yang dibutuhkan untuk setiap 1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter adalah 8 buah, dengan kata lain setiap tendon membutuhkan 2 angkur untuk
dipasang. Dari serangkain tahapan pekerjaan pemasangan baja prategang, proses
pemasangan angkur merupakan tahapan pekerjaan yang membutuhkan waktu
-
51
serangkain pekerjaan untuk memasang baja prategang ke dalam tendon, detail
pekerjaan dan waktunya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.11 Detail Waktu Pemasangan Baja Prategang (Pracetak Gelagar Kedua)
Kegiatan WaktuTiap Tendon (Menit) Rata-rata
(Menit) 1 2 3 4 Pengudaran Baja Prategang 1 1 1 1 1,00 Pemasukan Baja Prategang 10 10 8 8 9,00 Pemasangan Anchore 24 18 15 21 19,50 Jumlah 35 29 24 30
29,50 Total Waktu 118
Tabel 5.12 Detail Waktu Pemasangan Baja Prategang (Pracetak Gelagar Ketiga)
Kegiatan WaktuTiap Tendon (Menit) Rata-rata
(Menit) 1 2 3 4 Pengudaran Baja Prategang 1 2 1 1 1,25 Pemasukan Baja Prategang 16 15 10 9 12,50 Pemasangan Anchore 24 26 15 14 19,75 Jumlah 41 43 26 24
33,50 Total Waktu 134
Tabel 5.13 Detail Waktu Pemasangan Baja Prategang (Pracetak Gelagar
Keempat)
Kegiatan WaktuTiap Tendon (Menit) Rata-rata
(Menit) 1 2 3 4 Pengudaran Baja Prategang 1 2 1 1 1,25 Pemasukan Baja Prategang 11 10 8 9 9,50 Pemasangan Anchore 15 14 15 11 13,75 Jumlah 27 26 24 21
24,50 Total Waktu 98
Pelaksanaan pekerjaan pada tahapan ini cukup mudah dan sederhana. Hanya saja
membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk pekerjaan yang mudah dan
sederhana, hal tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dialokasikan untuk
pekerjaan ini hanya sedikit. Baja prategang masih dalam kondisi gulungan ketika
didatangkan ke lokasi proyek, dapat dilihat pada Gambar 5.7. Oleh karena itu baja
-
50
5.2 Pekerjaan Pemasangan Baja Prategang
5.2.1 Metode pelaksanaan Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.6, dalam 1 unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter terdapat 4 tendon. Keempat tendon tersebut diisi dengan baja
prategang berdiameter 12,7 mm dengan jumlah yang berbeda. Tendon nomor 1
dan 2 diisi dengan baja prategang berjumlah 19 lonjor, sedangkan tendon nomor 3
dan 4 diisi dengan baja prategang berjumlah 12 lonjor.
Gambar 5.6 Detail Tendon Baja Prategang
Pekerjaan ini hanya membutuhkan alat bantu manual berupa palu dan pipa besi.
Alat bantu manual ini digunakan untuk memasang angkur (anchore) pada mulut
lubang tendon. Masing-masing lubang tendon membutuhkan 2 buah angkur, jadi
jumlah kebutuhan angkur untuk satu unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
adalah 8 buah.
Tenaga kerja yang dialokasikan untuk pekerjaan pemasangan baja prategang
berjumlah 3 orang pekerja dan 1 orang mandor. Para pekerja ini melakukan
15
210
8080
70
3030
210
6030
60
1010
26,5
26,5
2222
TENDON 1STRAND 19 12.7
TENDON 2STRAND 19 12.7
TENDON 3STRAND 12 12.7
TENDON 4STRAND 12 12.7
15
CATATAN : SATUAN DALAM CENTIMETER
POTONGAN 4 POTONGAN 5
-
49
Tabel 5.9 Harga Satuan Pekerjaan Penempatan 7 Segmental Gelagar
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA (Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.) 1 Tenaga ls 7,00 19.724,16 138.069,09 2 Bahan ls 7,00 0,00 0,00 3 Peralatan ls 7,00 548.837,82 3.841.864,77 A. JUMLAH HARGA = 3.979.933,86 B. OVERHEAD & PROFIT ( 10% x A ) = 397.993,39 C. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( A + B ) = 4.377.927,24
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan penempatan segemental gelagar untuk
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan
keempat dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tabel 5.10 di bawah ini
menyajikan rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan penempatan segmental
gelagar untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang
kedua, ketiga, dan keempat. Rekapitulasi nilai harga satuan pekerjaan diperoleh
dari perhitungan analisa harga satuan pekerjaan penempatan segemental gelagar
masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.10 Rekapitulasi Nilai Harga Satuan Pekerjaan Penempatan Segmental
Gelagar
Harga Satuan Pekerjaan (Rp.) Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat
4.377.927,24 2.540.454,59 3.106.556,65
Perbedaan nilai harga satuan pekerjaan pada pemasangan unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan
nilai koefisien. Nilai koefisien masing-masing komponen yang digunakan
merupakan faktor pengali yang mempengaruhi akumulasi harga satuan pekerjaan.
-
48
5.1.3 Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Berikut ini adalah contoh perhitungan analisa harga satuan pekerjaan penempatan
segmental gelagar yang disajikan pada Tabel 5.8 dan Tabel 5.9. Perhitungan
didasarkan pada nilai koefisien masing-masing komponen pada pekerjaan
penempatan segmental gelagar untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter yang kedua.
Tabel 5.8 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Penempatan 1 Segmental Gelagar
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN
(Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)
A. TENAGA 1 Mandor jam 0,3690 7.450,00 2.749,20 2 Operator jam 0,7380 8.000,00 5.904,33 3 Pembantu Operator jam 2,2141 5.000,00 11.070,62
JUMLAH HARGA TENAGA = 19.724,16 B. BAHAN
Tidak ada bahan yang digunakan JUMLAH HARGA BAHAN = 0,00
C. PERALATAN 1 Crane 1 jam 0,3690 743.641,01 274.418,91 2 Crane 2 jam 0,3690 743.641,01 274.418,91
JUMLAH HARGA PERALATAN = 548.837,82
Tabel 5.8 di atas menunjukan perhitungan estimasi biaya komponen alat dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menempatkan 1 segmental gelagar saja.
Dengan mengetahui estimasi biaya pada masing-masing komponen yang
digunakan, maka dapat dihitung jumlah harga satuan pekerjaan penempatan
segmental gelagar untuk memasang unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter
yang kedua. Berikut disajikan tabel jumlah harga satuan pekerjaan untuk
menempatkan 7 segmental gelagar (1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40
meter). Jumlah harga satuan pekerjaan yang dihitung sudah termasuk biaya umum
sebesar 10 persen.
-
47
Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan penempatan segemental gelagar untuk
pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang ketiga dan
keempat dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Berikut ini disajikan tabel
rekapitulasi nilai koefisien komponen bahan, alat, dan tenaga kerja pada pekerjaan
penempatan segmental gelagar untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I
bentang 40 meter yang kedua, ketiga, dan keempat. Rekapitulasi nilai setiap
komponen diperoleh dari perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan penempatan
segmental gelagar masing-masing pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter.
Tabel 5.6 Rekapitulasi Nilai Koefisien Pekerjaan Penempatan Segmental Gelagar
Komponen Penempatan Segmental Gelagar
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat Crane 1 0,36 0,21 0,26 Crane 2 0,36 0,21 0,26 Mandor 0,36 0,21 0,26 Operator 0,73 0,42 0,52 Helper 2,21 1,28 1,57
Nilai kuantitas/koefisien masing-masing komponen di atas dihitung berdasarkan
penempatan 1 segmental gelagar saja. Perbedaan nilai koefisien setiap komponen
pada pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua,
ketiga, dan keempat dikarenakan perbedaan nilai jam kerja efektif, waktu siklus
alat berat, dan faktor efisiensi alat. Tabel 5.7 di bawah ini menyajikan nilai total
waktu kotor dan faktor efsiensi alat pada pekerjaan penempatan segemental
gelagar untuk pemasangan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang
kedua, ketiga dan keempat.
Tabel 5.7 Rekapitulasi Total Waktu Kotor (Tk) Dan Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Pekerjaan Penempatan Segmental Gelagar
Penempatan Segmental Gelagar
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat Total waktu kotor 2,58 jam 1,50 jam 1,83 jam Faktor Efisiensi Alat 0,88 0,97 0,96
-
46
Tabel 5.5 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Penempatan Segmental Gelagar
(Lanjutan)
- Waktu mengangkut (termasuk menempatkan) T2 14,86 menit - Waktu persiapan T3 1,00 menit
TS 19,57 menit
Kap. Prod. / jam = V1 x Fa x 60 Qa 2,71 segmen/ja
m TS Koefisien Alat / Segmen = 1 : Qa 0,3690 jam
2.b. CRANE 2
Kapasitas V2 1,00 segmen Faktor efisiensi alat Fa 0,88 Waktu siklus - Waktu memuat dan membongkar T1 3,71 menit - Waktu mengangkut (termasuk menempatkan) T2 14,86 menit - Waktu persiapan T3 1,00 menit TS 19,57 menit
Kap. Prod. / jam = V2 x Fa x 60 Qa 2,71 segmen/ja
m TS Koefisien Alat / Segmen = 1 : Qa 0,3690 jam
3. TENAGA Produksi per jam (tergantung pada produktifitas crane) 2,71 segmen Produksi per hari (tergantung pada produktifitas crane) Qt 7,00 segmen Kebutuhan tenaga (di lokasi pekerjaan) : - Mandor M 1 orang - Operator O 2 orang - Pembantu Operator PO 6 orang Koefisien Tenaga / Segmen : - Mandor = (Tk x M) : Qt 0,37 jam - Operator = (Tk x O) : Qt 0,74 jam - Pembantu Operator = (Tk x PO) : Qt 2,21 jam
-
45
karena kedua crane ini bekerja bersama dalam 1 siklus pekerjaan untuk
memindahkan 1 segmental gelagar. Perhitungan kapasitas produksi alat untuk 1
satuan waktu (jam) dan nilai koefisien alat pada pekerjaan penempatan segmental
gelagar dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Untuk komponen tenaga kerja, nilai produktifitasnya tergantung dari nilai
kapasitas produksi alat berat. Sedangkan untuk nilai koefisien dipengaruhi oleh
nilai produktifitas per hari, jumlah tenaga kerja dan jam kerja efektif.
Berikut ini disajikan contoh perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan
penempatan segmental gelagar, perhitungan didasarkan pada data unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Tabel 5.5 Analisa Teknis Satuan Pekerjaan Penempatan Segmental Gelagar
NO. URAIAN KODE KOEF. SATUAN
I. ASUMSI 1 Pracetak gelagar sudah berada di lokasi pekerjaan 2 Jam kerja (waktu kotor) Tk 2,58 jam 3 Faktor efisiensi alat Fa 0,88
II. URUTAN KERJA 1 Pekerjaan pemuatan 2 Pekerjaan pengangkutan 3 Pekerjaan penempatan 4 Pekerjaan pembongkaran
III. PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1. BAHAN Tidak ada bahan yang digunakan
2. ALAT 2.a. CRANE 1
Kapasitas V1 1,00 segmen Faktor efisiensi alat Fa 0,88 Waktu siklus
- Waktu memuat dan membongkar T1 3,71 menit
-
44
5.1.2 Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan Pada tahapan pekerjaan penempatan segmental gelagar nilai koefisien/kuantitas
yang dihitung adalah komponen alat dan tenaga kerja, tidak ada komponen bahan
yang digunakan. Perhitungan analisa teknis satuan pekerjaan dihitung berdasarkan
data pengamatan yang sudah dituliskan pada Bab 5.1.1. Contoh perhitungan
didasarkan pada data unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua.
Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan rangkaian pekerjaan
penempatan segmental gelagar, mulai dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan
selesai dikerjakan diasumsikan sebagai total waktu kotor. Pada Tabel 5.4
diperoleh total waktu kotor yang dibutuhkan untuk pekerjaan penempatan
segmental pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter yang kedua adalah 155 menit
(2,58 jam). Akumulasi waktu yang dibutuhkan alat berat untuk bekerja
memindahkan 7 segmental gelagar dianggap sebagai total waktu bersih. Nilai
faktor efisiensi alat (Fa) diperoleh dari total waktu bersih dibagi dengan total
waktu kotor. Dari Tabel 5.1 diperoleh akumulasi waktu yang dibutuhkan alat berat
untuk bekerja memindahkan 7 segmental gelagar adalah 137 menit, sehingga
dapat dihitung faktor efisiensi alat sebagai berikut.
Fa = Total waktu bersihTotal waktu kotor
= 137155
= 0,88
Karena crane hanya bisa memindahkan 1 segmen dalam 1 siklus pekerjaan, maka
nilai kapasitas crane pada pekerjaan ini adalah 1 dengan satuan segmen. Waktu
siklus yang digunakan untuk menghitung produktifitas alat adalah rata-rata dari
waktu siklus yang dibutuhkan untuk memindahkan 7 segmental gelagar. Dari
Tabel 5.1 dapat dilihat rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk proses bongkar-
muat adalah 3,71 menit, proses pengangkutan adalah 14,86 menit, dan proses
persiapan adalah 1 menit. Waktu siklus crane 1 dan crane 2 diasumsikan sama
-
43
segmental gelagar dimulai sampai ketujuh segmental gelagar selesai diletakan ke
atas perancah.
Tabel 5.4 Waktu Kotor Pekerjaan Penempatan Segmental Gelagar
Gelagar Kedua Gelagar Ketiga Gelagar Keempat 2,58 jam 1,50 jam 1,83 jam
Sketsa siklus pekerjaan penempatan segmental gelagar dapat dilihat pada gambar
di bawah ini
ambar 5.5 Sketsa Siklus Pekerjaan Penempatan Segmental Gelagar
-
42
Siklus pekerjaan penempatan segmental gelagar dilakukan secara berulang sampai
ketujuh segmental gelagar, yang merupakan satu kesatuan sebagai 1 unit pracetak
gelagar tipe I bentang 40 meter, berada pada posisinya masing-masing. Hanya saja
pada penempatan segmental gelagar kelima sampai ketujuh tidak menggunakan
crane 2, karena posisi segmental gelagar kelima sampai ketujuh masih dalam
jangkauan lengan crane 1. Perletakan segmental gelagar ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga ketujuh segmen berada pada satu garis as yang sama,
agar tahapan-tahapan pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan dengan mudah dan
benar. Gambar 5.4 menunjukan bahwa garis as segmental gelagar yang sudah
berada pada posisinya berada pada satu garis as yang sama.
Gambar 5.4 Perletakan Segmental Gelagar
Pekerjaan penempatan segmental gelagar ini hanya dilakukan sehari satu kali,
dalam arti sehari hanya memindahkan dan menempatkan 7 buah segmental
gelagar (1 unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter) ke atas perancah. Hal ini
dikarenakan tahapan-tahapan pekerjaan selanjutnya dilakukan ketika 7 segmental
gelagar masih berada di atas perancah. Dalam memasang 2 unit pracetak gelagar
tipe I bentang 40 meter yang lain tidak ada yang berbeda dari metode
pelaksanaannya, yang membedakan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing
unit pracetak gelagar tipe I bentang 40 meter pada pekerjaan ini dapat dilihat pada
Tabel 5.4. Total waktu tersebut dihitung mulai dari pekerjaan penempatan
-
41
gelagar dibandingkan crane 1, sehingga crane 2 dapat menarik segmental gelagar
sejauh kurang lebih 30 meter. Segmental gelagar ini ditarik lagi sampai pada
posisinya, seperti yang ditunjukan pada Gambar 5.3. Sampai pada posisi yang
telah ditentukan, segmental gelagar diletakan di atas bantalan berupa balok-balok
kayu dan sabuk pengamannya dilepas. Proses akhir perletakan segmental gelagar
dilakukan dengan hati-hati dan teliti, dengan tujuan agar lubang tendon antara satu
segmen gelagar dengan segmen yang lain terhubung dengan tepat dan benar.
Gambar 5.1 Penempatan Segmental Gelagar Pada D