skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN...

40
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF Yati Sugiati 821887988 [email protected] Abstrak Berdasarkan observasi di PAUD Al – Ikhlas Kaduhejo Pandeglang, anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam aspek kognitifnya dalam kegiatan berhitung permulaan yang ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan kemampuan kognitif dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) yaitu suatu penelitian yang bersifat meningkatkan praktek pembelajaran dikelas secara profesional guru. Data penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi, catatan anekdot dan wawancara. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus 1 menunjukkan 20%, kemudian siklus 2 berubah signifikan menjadi 90%. Sekarang dapat peneliti simpulkan melalui kegiatan berhitung permulaan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam kegiatan pembelajaran. Hasil pembelajaran Berhitung pemrulaan pada anak dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif di TK Al – Ikhlas Kaduhejo – Pandeglang mengalami peningkatan sekitar 90% menjadi acuan bagi peneliti untuk menerapkan kegiatan pembelajaran berhitung pemrulaan di kelas secara maksimal dalam rangka meningkatkan antusiasme anak juga kemampuan kognitif anak. Kata Kunci : Kemampuan, Berhitung Permulaan, Kognitif PENDAHULUAN Kemampuan berhitung sangat penting bagi kehidupan manusia, berhitung sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang mampu mengembangkan pola pikir baik secara logika maupun praktek. Dalam kemampuan berhitung tidah mudah diperoleh secara instan tetapi berhitung membutuhkan proses sejak dini dan sebuah proses yang berkelanjutan.

Transcript of skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN...

Page 1: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG

PENGEMBANGAN KOGNITIF

Yati Sugiati821887988

[email protected]

Abstrak

Berdasarkan observasi di PAUD Al – Ikhlas Kaduhejo Pandeglang, anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam aspek kognitifnya dalam kegiatan berhitung permulaan yang ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan kemampuan kognitif dalam pembelajaran.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) yaitu suatu penelitian yang bersifat meningkatkan praktek pembelajaran dikelas secara profesional guru. Data penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi, catatan anekdot dan wawancara. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus 1 menunjukkan 20%, kemudian siklus 2 berubah signifikan menjadi 90%.Sekarang dapat peneliti simpulkan melalui kegiatan berhitung permulaan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam kegiatan pembelajaran. Hasil pembelajaran Berhitung pemrulaan pada anak dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif di TK Al – Ikhlas Kaduhejo – Pandeglang mengalami peningkatan sekitar 90% menjadi acuan bagi peneliti untuk menerapkan kegiatan pembelajaran berhitung pemrulaan di kelas secara maksimal dalam rangka meningkatkan antusiasme anak juga kemampuan kognitif anak.

Kata Kunci : Kemampuan, Berhitung Permulaan, Kognitif

PENDAHULUAN

Kemampuan berhitung sangat penting bagi kehidupan manusia, berhitung sebagai

salah satu ilmu pengetahuan yang mampu mengembangkan pola pikir baik secara logika

maupun praktek. Dalam kemampuan berhitung tidah mudah diperoleh secara instan tetapi

berhitung membutuhkan proses sejak dini dan sebuah proses yang berkelanjutan.

Oleh sebab itu kegiatan pengembangan berhitung harus ditanamkan dan diajarkan

sejak dini, karena usia dini merupakan masa golden age dimana pada masa ini anak masih

peka terhadap rangsangan yang kita berikan. Dan pendidikan usia dini merupakan pondasi

awal atau pertama bagi pendidikan anak ke tingkat selanjutnya.

Pengembangan kegiatan berhitung permulaan pada anak usia dini bukanlah

kegiatan yang sukar dan membosankan apabila guru atau pendidik mampu mengemasnya

dengan baik, misalnya melalui beragam permainan dan beragam media yang variatif

sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.

Page 2: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

2

Berdasarkan hasil pengamatan terdapat anak yang belum mampu berhitung dan

mendapatkan kesulitan dalam kegiatan berhitung dikarenakan cara mengajar atau metode

yang dipilih pendidik kurang tepat sehingga anak merasa tidak tertarik dan enggan untuk

belajar berhitung.

Dengan adanya permasalahan diatas maka peneliti mengadakan perbaikan baik

perbaikan metode atau media pembelajaran. Dalam mengembangkan berhitung

permulaan 1-10 pendidik menggunakan cara yang dikuasai oleh anak menempel bentuk

sesuai dengan jumlah, menebalkan angka, dan bermain kartu angka seingga anak-anak

mampu belajar berhitung dengan permulaan 1-10 dengan senang dan sesuai dengan

tingkat perkembangan usianya.

Berdasarkan permasalahan tersebut yang akan dijadikan bahan perbaikan dalam

kegiatan berhitung permulaan 1-10, maka dapat didapatkan perumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan berhitung permulaan 1-10?

2. Bagaimana hasil belajar anak pada kegiatan berhitung permulaan 1-10?

Berdasarkan permasalahan tersebut yang akan dijadikan bahan perbaikan dalam

kegiatan berhitung permulaan 1-10, maka dimaksudkan untuk tujuan yaitu sebagai upaya

untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan 1-10 melalui bidang

pengembangan kognitif.

Maka, penulis berharap perbaikan ini bermanfaat bagi :

1. Bagi Sekolah

Sekolah PAUD Al-Ikhlas meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berhitung

permulaan 1-10.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru agar lebih kreatif dalam memilih media

pembelajaran dan metode pembelajaran berhitung permulaan 1-10.

2. Bagi Orang Tua

Orang tua agar lebih memahami pentingnya belajar berhitung sejak dini, sehingga

orang tua menyadari dan menitipkan anak-anaknya di sekolah TK.

Page 3: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

3

Kajian PustakaMatematika permulaan memiliki pengertian yang beragam tergantung dari sisi

mana orang memandang, seperti pandangan yang dikemukakan Watson bahwa

matamatika adalah :

1. Aritmatika

2. Bahasa Sains

3. Logika, sains, ruang dan bilangan.

Pengertian Matamatika menurut pendapat Watson ini adalah matamatika kajian

darri struktur yang bersifat abstrak, matamatika adalah alat bantu dan pelayanan ilmu lain,

baik untuk kepentingan teoritis atau kepentingan praktis sebagai aplikasi dari matamatika.

Menurut G.W. Leibniz (Dasar-dasar matamatika dan sains universitas terbuka)

Merupakan matamatikawan pertama yang mempelajari logika simbolik mengatakan

bahwa matamatika dapat dipelajari dengan menggunakan simbol-simbol yang mudah

dimengerti dan dipahami terutama oleh anak usia dini yang pola berpikirnya masih

membutuhkan simbol yang kongkret.

NAEYC (National Education For Young Children) mengemukakan bahwa anak

usia dini merupakan sekelompok individu yang berada pada usia 0-8 tahun (metode

pengembangan kognitif Universitas Terbuka)

Menurut definisi, anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada

dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya anak usia dini tumbuh dan berkembang

unik sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangannya meliputi aspek fisik, kognitif,

sosio emosional, bahasa dan seni.

Oleh karena itu kemampuan matamatika sangat dianjurkan dikenakan pada anak

usia dini karena pada masa ini anak masih dalam masa golden age atau masa keemasan

sehingga anak akan tumbuh dengan optimal.

Selain itu matamatika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan

prosedur operasioanal yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan ( Balai

pustaka 2007)

Artinya matamatika ilmu tentang bilangan, matamatika merupakan ilmu

pengetahuan tentang bilangan atau angka yang berhubungan dengan konsep berhitung,

mengurutkan konsep bilangan atau mengelompokan bentuk geometri.

Page 4: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

4

Definisi tersebut diatas, matamatika permulaan lebih memfokuskan pada

pemahaman dan memberikan pengalaman berhitung yang menyenangkan, matamatika

permulaan merupakan dasar perkembangan kognitif pada anak-anak usia dini yang

mengutamakan belajar seraya bermain, matamatika merupakan ilmu yang menarik bukan

ilmu yang membosankan.

Matematika permulaan adalah ilmu tentang bilangan. Dalam memberikan materi

matamatika permulaan pada usia dini haruslah kita memberikannya dengan media yang

bervariasi, metode yang menarik bagi anak, matamatika merupakan materi yang

menyenangkan.

Selain ilmu tentang bilangan matematika berhubungan erat dengan bidang kognitif

dan sains, meliputi mengelompokan bentuk geometri, mengenal panjang-pendek,

mengetahui nama-nama hari dan bulan, juga menunjukan dua kumpulan benda yang sama-

tidak sama, lebih banyak-lebih sedikit, (kurikulum TK 2004), contoh : mengelompokan

bentuk segi tiga yang jumlahnya 5 (lima).

Dalam memberikan kegiatan berhitung permulaan hendaknya guru memilih metode

dan media yang variatif yang mudah dipahami anak, diantaranya:

1. Media yang lebih variasi sehingga menarik minat belajar anak.

2. Metode yang diberikan tepat, sehingga dalam belajar anak-anak merasa bermain,

artinya bermain sambil belajar.

3. Pemberian tugas harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, contoh : Dalam

materi tema diri sendiri minggu pertama kita memberikan tugas menebalkan

angka.

2. Pengelolaan kelas harus tepat, sehingga anak merasa aman dan nyaman ketika

sedang kegiatan pembelajaran.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak

sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,

yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak

usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik

Page 5: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

5

(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan

emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa

dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui

oleh anak usia dini. Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini

yaitu:

1. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang

tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga

memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta

mengarungi kehidupan di masa dewasa.

2. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar

(akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1

adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan

penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

a. Infant (0-1 tahun)

b. Toddler (2-3 tahun)

c. Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)Early Primary School (SD Kelas Awal)

(6-8 tahun)

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf

pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara

bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat

susunan syaraf.Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan

kognitif ini adalah teori Piaget.Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun

1980, adalah seorang ahli biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah

seorang yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif.

Teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran

struktural (structuralism) dan aliran konstruktif (constructivism).

Aliran struktural yang mewarnai teori Piaget dapat dilihat dari pandangannya

tentang inteligensi yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang

ditandai oleh perkembangan kualitas struktur kognitif. Aliran konstruktif terlihat dari

Page 6: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

6

pandangan Piaget yang menyatakan bahwa, anak membangun kemampuan kognitif

melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya.

Dalam hal ini, Piaget menyamakan anak dengan peneliti yang selalu sibuk

membangun teori-teorinya tentang dunia di sekitarnya, melalui interaksinya dengan

lingkungan di sekitarnya.Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitil, atau

skemata (dalam bentuk tunggal disebut skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur

berpikir secara logis, kemudian berkembang menjadi suatu generalisasi kesimpulan

umum).

Fase-fase Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini

Menurut Piaget “Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif.

Artinya, perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya.

Dengan demikian, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka

perkembangan selanjutnya akan memperoleh hambatan. Piaget membagi perkembangan

kognitif ke dalam empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase praoperasional, fase operasi

konkret, dan fase operasi formal”.

1. Fase Sensorimotor (usia O - 2 tahun)

Pada masa dua tahun kehidupannya, anak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya,

terutama melalui aktivitas sensoris (melihat, meraba, merasa, mencium, dan

mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik, dan aknvitas yang berkaitan

dengan sensoris tersebut.Koordinasi aktivitas ini disebut dengan istilah

sensorimotor.Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks yang dimiliki

anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun. Pada masa ini, anak mulai

membangun pemahamannya tentang lingkungannya melalui kegiatan sensorimotor,

seperti menggenggam, mengisap, melihat, melempar, dan secara perlahan ia mulai

menyadari bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya, atau dapat

dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu berada.

Selanjutnya, ia mulai belajar bahwa benda-benda itu memiliki sifat-sifat khusus.

Keadaan ini mengandung arti, bahwa anak telah mulai membangun pemahamannya

terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kausalitas, bentuk, dan ukuran,

sebagai hasil pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor yang dilakukannya.

Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor yang

bersifat kompleks, seperti bagaimana cara mendapatkan benda yang diinginkannya

Page 7: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

7

(menarik, menggenggam atau meminta), menggunakan satu benda dengan tujuan yang

berbeda. Dengan benda yanga da di tangannya,ia melakukan apa yang diinginkannya.

Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpilar secara simbolis, yaitu

kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara

empiris.

2. Fase Praoperasional (usia 2 - 7 tahun)

Pada fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang

benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor,

akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan

simbolis ini dapat berbentuk melakukan percakapan melalui telepon mainan atau

berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis lainnva Fase ini

rnemberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif anak.

Pada fase praoperasional, anak trdak berpikir secara operasional yaitu suatu proses

berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas yang

memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya

sebelumnya. Fase ini merupakan rlasa permulaan bagi anak untuk membangun

kenrampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada

fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional dapat

clibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara

egosentris dan subfase berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia

2 - 4 tahun.

Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan suatu

objek yang secara fisik tidak hadir.Kemampuan ini membuat anak dapat rnenggunakan

balok-balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan

lainnya.Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara

sederhana.Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun. Berpikir

secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau

cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagl anak pada fase ini, ditentukan

oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan istilah egosentris.Subfase berpikir

secata intuitif tenadi pada usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut subfase berpikir secara

intuitif karena pada saat ini anah kelihatannva mengerti dan mengetahui sesuatu, seperti

menyusun balok meniadi rumah-rumahan, akan tetapi pada hakikatnya tidak

Page 8: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

8

mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun meniadi rumah.

Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis tentang

apa yang ada dibalik suatu kejadian.

3. Fase Operasi Konkret (usia 7- 12 tahun)

Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah

berkembang, dengan syarat, obyek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir

secara konkret.Kemampuan berpikir logis ini terwujud dalarn kemampuan

mengklasifikasikan obyek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai

dengan urutannya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan

kemampuan berpikir secara deduktif.

4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa)

Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara

berpikir abstrak. Keulampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan

mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, dan melakukan

proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk

membuktikan kebenaran hipotesis.

Bertitik tolak dari gambaran umum tentang fase-fase perkembangan kognitif

tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif anak usia PAUD

berada dalam fase praoperasional yang mencakup tiga aspek, yaitu:

1. Berpikir Simbolis

Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan

peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di

hadapan anak.

2. Berpikir Egosentris

Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar,

setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak

belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.

3. Berpikir lntuitif

Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti

menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan

untuk melakukannya.

Page 9: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

9

METODE PENELITIAN

A. Siklus Penelitian

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini dipilih subjek penelitian yaitu:

1. Lokasi : Komp.Ciputri, Kel. Ciputri, Kec. Kaduhejo, Kab. Pandeglang

Nama Sekolah : PAUD Al-Ikhlas

Kelompok : B

Page 10: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

10

Tema : Diri Sendiri

Waktu : 08:00 s/d 10:00

2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus mengikuti

tahapan perencanaan dan dilaksanakan dikelompok B PAUD Al-Ikhlas. Siklus

pertama mulai tanggal 25-29 Agustus 2014, adapun siklus ke kedua mulai tanggal

01-05 September 2014.

B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus

1. Pra siklus

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Peneliti membuat

rencana kegiatan pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat berhasil

dengan baik dan sesuai dengan harapan.

b. Melakukan Tindakan

Kegiatan Pra – Siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 14 Juli 2014 peneliti

mengadakan kegiatan pengembangan dengan upaya mempersiapkan media

pembelajaran sesuai dengan perencanaan dimana dilakukan kegiatan

pembukaan, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan pada kegiatan pengembangan,

d. Refleksi

Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari observasi tentang kegiatan yang terjadi,

dimana peneliti dan teman sejawat melakukan diskusi dan evaluasi tentang

kegiatan pengembangan.

2. Siklus I

Pada tahapan Siklus I ini dilaksanakan pada Hari / Tanggal : Senin – Jum’at, 25

– 29 Agustus 2014, merupakan langkah untuk memulai penelitian berdasarkan

temuan masalah dan hasil refleksi prasiklus pada tahapan orientasi hasil menjadi

perencana pada siklus ini. “.

Page 11: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

11

a. Rencana Pelaksanaan

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam

melaksanakan langkah – langkah pembelajaran, Lembar evaluasi untuk

mengukur kemampuan siswa, Lembar Analisis untuk mencatat nilai, Lembar

Skenario Perbaikan untuk digunakan sebagai acuan dalam langkah – langkah

kegiatan dan Lembar Refleksi digunakan peneliti untuk merefleksi diri sesudah

kegiatan pembelajaran berlangsung.

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti membuat rencana kegiatan

pembelajaran agar dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan dapat

berhasil dengan baik sesuai harapan.

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan langkah

– langkah pembelajaran, Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa, Lembar

Analisis untuk mencatat nilai, Lembar Skenario Perbaikan untuk digunakan sebagai acuan

dalam langkah – langkah kegiatan dan Lembar Refleksi digunakan peneliti untuk

merefleksi diri sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung. ng permulaan 1 – 10 pada

anak PAUD Al-Ikhlas Kel B?

Rencana Kegiatan:

SKH

KePembukaan Inti Penutup

I 1. Menyebut nama

diri, orang tua,

dan alamat

rumah.

2. Menyanyikan

lagu “satu –

satu”.

1. Mengenal angka 1

dengan menggunakan

gambar yang jumlahnya

satu (satu).

2. Bermain plastisin

membuat orang

3. Mewarnai yang besar.

1. Mengulas

kegiatan hari

ini.

2. Tanya jawab.

II 1. Praktek

langsung senam

cerdas ceria.

1. Menggambar bebas.

2. Mewarnai gambar

rumah.

3. Mengenal angka 2

menggunakan kartu

1. Evaluasi.

2. Bernyanyi.

Page 12: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

1 2 1 2

1 2 3 54

12

angka secara berurutan.

III 1. Praktek

langsung

menunjukan

gerakan

sederhana

seperti duduk,

jongkok,

berdiri.

1. Melipat satu tangan dari

kertas origami.

2. Menempel bentuk

segiempat yang

jumlahnya ada tiga.

3. Mewarnai gambar.

1. Evaluasi

kegiatan hari

ini.

2. Tanya jawab.

IV 1. Praktek

langsung

berjalan maju

pada garis lurus.

2. Menyanyikan

lagu satu – satu.

1. Mengenal konsep

bilangan dengan

lambang bilangan 1 –

4.

2. Mewarnai jari tangan.

3. Menempel bentuk

geometri menjadi orang.

1. Bercakap –

cakap.

2. Tanya jawab.

V 1. Tanya jawab

alamat rumah

dan sekolah.

1. Meronce dengan

menggunakan kertas.

2. Menempel bentuk segi

tiga yang jumlahnya 5.

Misal :

3. Bermain balok – balok.

1. Evaluasi

kegiatan hari

ini.

Page 13: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

13

RANCANGAN SATU SIKLUS

SIKLUS : KEDUA

TEMA : DIRI SENDIRI

KELOMPOK : B

TANGGAL : 01 s/d 05 SEPTEMBER 2014

Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan berhitung 1 – 10, melalui kegiatan

berhitung permulaan melalui Bidang Pengembangan Kognitif.

Identifikasi masalah:

1. Hasil belajar anak yang tidak sesuai dengan harapan guru, keengganan anak – anak

dalam kegiatan berhitung.

2. Media yang kurang variatif sehingga anak tidak bersemangat dalam belajar berhitung.

3. Tidak semua kemampuan berhitung pada diri anak sama.

4. Kurangnya konsentrasi ketika sedang belajar, terutama dalam kegiatan belajar

berhitung.

Analisa Maslah:

Dari ke-empat masalah yang teridentifikasi, maslah yang akan dipecahkan kurangnya

kemampuan anak dalam kegiatan belajar berhitung. Penyebab masalah tersebut kurnagnya

media dan tingkat perkembangan berhitung pada anak yang berbeda.

Perumusan Masalah :

Bagaimanakah upaya mengembangkan kemampuan berhitung permulaan 1 – 10 pada anak

PAUD Al-Ikhlas Kel B?

Page 14: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

14

Rencana Kegiatan:

SKH

KePembukaan Inti Penutup

I 3. Praktek langsung

membaca syair

“satu – satu”.

4. Melipat kertas koran

membuat baju.

5. Menebalkan angka 6.

6. Mewarnai gambar segi

tiga yang besar.

3. Tanya jawab

4. Evaluasi.

II 2. Tanya jawab

fungsi anggota

tubuh.

Contoh: mata

untuk melihat.

4. Merobek dan

menempel kertas

origamipada gambar

buah jeruk.

5. Menebalkan angka 7.

6. Menggambar bebas.

3. Bernyanyi,

menyanyikan

lagu dua

mata saya.

4. Evaluasi.

III 2. Praktek langsung

menyanyikan

lagu “dua mata

saya”

4. Menebalkan angka 8.

5. Meronce dengan kertas

origami.

6. Membuat berbagai

bentuk dari plastisin.

3. Evaluasi

IV Praktek langsung

3. Berhitung 1 – 10

dengan

menggunakan jari

tangan.

4. Menggunting segi

empat

5. Menebalkan angka 9.

6. Mewarnai gambar.

3. Evaluasi.

V 2. Praktek 4. Menebalkan angka 10. 2. Evaluasi

Page 15: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

15

langsung tanya

jawab fungsi

anggota tubuh.

5. Menjiplak gambar

lingkaran.

6. Menyusun balok –

balok.\

Komponen – Komponen Perencanaan

No Komponen Keterangan

1 RKH 1 (satu) set

2 Lembar Pengamatan Dibuat untuk siswa dan guru

3 Lembar Evaluasi Dibuat sejumlah siswa

4 Lembar Analisis Dibuat untuk siswa

5 Lembar Skenario Perbaikan Langkah – langkah kegiatan

6 Lembar Refleksi Digunakan sesudah pembelajaran

* Komponen – komponen yang dipersiapkan dalam siklus I dan siklus 2

Agar rencana perbaikan dapat terlaksana dengan baik, peneliti

menentukan langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada lembar skenario

perbaikan untuk kegiatan mewarnai gambar dengan media sederhana, adapun

langkah – langkah perbaikan adalah sebagai berikut :

a) Peneliti membuat rencana perbaikan kegiatan sesuai dengan indikator dan

menyiapkan media.

b) Peneliti mengkondisikan posisi duduk anak yang disesuaikan dengan materi

kegiatan.

c) Peneliti menjelaskan judul kegiatan pada anak bahwa hari ini akan mewarnai

gambar yang disesuaikan dengan tema / subtema dan media yang bervariasi

setiap hari selama siklus 1.

d) Peneliti menggunakan media sebagai contoh dalam penjelasan materi

kegiatan pada anak untuk menstimulus antusiasme anak.

e) Peneliti membagikan media pada anak.

f) Peneliti menugaskan anak untuk melaksanakan kegiatan.

Page 16: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

16

g) Peneliti melakukan penilaian proses kegiatan belajar anak dengan lembar

analisis.

h) Peneliti memberikan motivasi dan penguatan kepada anak yang memerlukan

bimbingan.

i) Peneliti memberikan reward sebagai umpan balik dan

mendokumentasikannya kedalam lembar evaluasi.

Pelaksanaan dalam meningkatkan kemampuan berhitung 1-10 dilaksanakan

dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari lima hari

1. Siklus pertama dilaksanakan dikelompok B PAUD Al-Ikhlas mulai dari

hari Senin tanggal 25 Agustus 2014 sampai dengan hari jum’at tanggal 29

Agustus 2014.

a. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari pertama tanggal 25 Agustus

2014 adalah sebagai berikut :

1) Peneliti memberitahukan kepada anak-anak, bahwa hari ini akan diadakan

kegiatan berhitung 1-10 dan hari ini mengenal angka 1

2) Peneliti memperlihatkan contoh angka 1 yang ditulis di papan tulis.

3) Anak-anak memperhatikan penjelasan guru

4) Peneliti mengenalkan angka 1 dengan menggunakan media lingkaran.

5) Peneliti membuat lingkaran yang jumlahnya 1 lalu menulis angka 1

6) Anak-anak memperhatikan cara membuat lingkaran dan angka 1

7) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan memberikan

nilai saran perbaikan.

8) Metode yang digunakan pada hari ini adalah pemberian tugas dan

instrument pengumpulan data adalah observasi dan studi dokumentasi.

9) Kekuatan peneliti dalam perbaikan berhitung hari ini adalah penguasaan

materi, penyebabnya adalah peneliti terlebih dahulu mempelajari materi

yang akan disampaikan.

b. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari kedua tanggal 26 Agustus

2014 adalah sebagai berikut:

Page 17: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

17

1) Peneliti seperti biasa memberitahukan terlebih dahulu pada anak-anak

kegiatan pada hari ini yaitu masih kegiatan berhitung.

2) Peneliti menjelaskan bahwa pada hari ini belajar mengenal angka 2

dengan menggunakan media kartu angka.

3) Anak-anak memperhatikan penjelasan peneliti.

4) Peneliti memperlihatkan kartu angka 1 dan 2 lalu menempel kartu tersebut

secara berurutan 1-2-1-2.

5) Peneliti meminta salah satu anak untuk mengerjakan kegiatan menempel

didepan kelas.

6) Anak-anak menerima tugas mengenal angka 2

7) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan memberikan

saran perbaikan.

8) Metode yang digunakan pada hari ini adalah metode pemberian tugas dan

instrument pengumpulan data adalah observasi studi dokumentasi.

9) Kekuatan saya karena telah mempersiapkan SKH dan kegiatan media

pembelajaran, sedangkan kelemahan peneliti dalam hal komunikasi

dengan anak.

c. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari ketiga rabu tanggal 27

Agustus 2014 adalah sebagai berikut:

1) Peneliti memberitahukan bahwa hari ini akan belajar berhitung angka 3

dengan menggunakan media bentuk segi 4 yang jumlahnya 3.

2) Anak-anak mendengarkan penjelasan peneliti.

3) Peneliti memperlihatkan bentuk segi 4 yang jumlahnya 3 lalu berhitung

bersama.

4) Setelah dihitung peneliti menempel bentuk segi 4 yang jumlahnya 3 pada

kertas HVS

5) Peneliti meminta salah satu anak untuk mengerjakan didepan kelas.

6) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan memberikan

saran perbaikan.

7) Metode yang digunakan adalah pemberian tugas dan instrument

pengumpulan data adalah observasi dan studi dokumentasi.

Page 18: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

18

8) Kekuatan peneliti karena dalam membuat SKH indikatornya sesuai

dengan tingkat perkembangan anak, sedangkan kelemahan peneliti dalam

penggunaan media dan sumber belajar

d. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada hari keempat, kamis

tanggal 28 Agustus 2014.

1) Seperti biasa guru menjelaskan hari ini masih belajar berhitung dan

mengenal angka 4, dengan kegiatan menghubungkan lambang bilangan

dengan konsep bilangan.

2) Peneliti menulis kegiatan hari ini dipapan tulis.

3) Anak-anak memperhatikan.

4) Peneliti menghitung gambar lalu menghubungkan ke angka yang sesuai.

5) Peneliti meminta satu anak untuk menyelesaikan tugas dipapan tulis.

6) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan memberikan

saran perbaikan.

7) Metode yang digunakan pemberian tugas dan instrument pengumpulan data

adalah observasi dan studi dokumentasi.

8) Kekuatan peneliti adalah telah menyediakan media pembelajaran, sedangkn

kelemahan peneliti adalah dalam mengelola kelas.

e. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari kelima jum’at tanggal 29

Agustus 2014 adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menjelaskan bahwa hari ini belajar berhitung mengenal angka 5

dengan menggunakan media segi tiga yang jumlahnya 5

2) Peneliti memperlihatkan bentuk segi 3 yang jumlahnya 5 dan berhitung

bersama.

3) Peneliti menempel bentuk segi 3 yang jumlahnya 5 pada kertas HVS.

4) Anak-anak menerima tugas menempel segi 3 yang jumlahnya 5.

5) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan memberikan

saran perbaikan.

6) Metode yang digunakan adalah pemberian tugas dan instrument

pengumpulan data adalah observasi dan studi dokumentasi.

7) Kekuatan peneliti telah menyediakan SKH, sedangkan kelemahan peneliti

adalah dalam media pembelajaran.

Page 19: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

19

2. Siklus ke-2 dilaksanakan dikelompok A PAUD Al-Ikhlas mulai hari Senin

tanggal 01 September 2014 sampai dengan hari jum’at tanggal 05 September

2014.

a. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari pertama senin tanggal 01

September 2014 adalah sebagai berikut:

1) Peneliti memberitahukan kepada anak-anak bahwa hari ini masih belajar

berhitung dan akan diadakan kegiatan belajar menebalkan angka 6.

2) Sebelum menebalkan peneliti mengulas kembali angka 1-5.

3) Anak-anak memperhatikan

4) Peneliti membuat angka 6 yang putus-putus atau belum sempurna

dipapan tulis.

5) Peneliti memberitahukan cara menebalkan angka 6 yang belum

sempurna.

6) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan memberikan

saran perbaikan.

7) Metode yang saya gunakan pada hari ini adalah pemberian tugas dan

instrument pengumpulan data adalah observasi dan studi dokumentasi.

8) Kekuatan peneliti ialah telah mempersiapkan SKH dan media

pembelajaran sesuai dengan indikator, adapun kelemahan peneliti yaitu

dalam hal komunikasi dengan anak.

b. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 02 September

2014 adalah sebagai berikut:

1) Peneliti seperti biasa memberitahukan bahwa hari ini akan belajar

berhitung angka 7

2) Peneliti mengulas kembali angka 1-6 yang sudah dipelajari.Anak-anak

mendengarkan penjelasan.

3) Peneliti membuat angka 7 yang putus-putus dipapan tulis.

4) Peneliti meminta salah satu anak untuk menebalkan angka 7 dipapan

tulis.

5) Tugas penilai satu dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan

memberikan saran perbaikan.

Page 20: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

20

6) Metode yang digunakan adalah pemberian tugas dan instrument

pengumpulan data adalah observasi dan studi dokumentasi.

7) Kekuatan peneliti adalalah dalam merancang pembelajaran yaitu dengan

menyediakan media pembelajaran, adapun kelemahan peneliti adalah

dalam media dan sumber belajar.

c. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 03 September

2014

1) Peneliti memberitahukan bahwa hari ini belajar berhitung dengan

kegiatan menebalkan angka 8.

2) Peneliti mengulas kembali angka 1-7

3) Peneliti mebuat angka 8 yang belum sempurna.

4) Peneliti memberitahukan cara menebalkan angka

5) Anak-anak memperhatikan

6) Peneliti meminta salah satu anak untuk menebalkan angka 8.

7) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan

memberikan saran perbaikan.

8) Metode yang saya gunakan pemberian tugas dan instrument

pengumpulandata adalah observasi dan studi dokumentasi.

9) Kekuatan peneliti adalah telah menyediakan SKH dan media

pembelajaran, adapun kelemahannya adalah dalam penggunaan media

dan sumber belajar.

d. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 04

September 2014

1) Peneliti memberitahukan bahwa hari ini masih belajar berhitung dengan

kegiatan menebalkan angka 9.

2) Peneliti mengulas kembali angka 1-8

3) Peneliti mebuat angka 9 yang putus-putus dipapan tulis.

4) Peneliti memberitahukan cara menebalkan angka 9

5) Anak-anak memperhatikan

6) Peneliti meminta salah satu anak untuk menebalkan angka 8.

7) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan

memberikan saran perbaikan.

Page 21: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

21

8) Metode yang saya gunakan pemberian tugas dan instrument

pengumpulandata adalah observasi dan studi dokumentasi.

9) Kekuatan peneliti adalah peneliti telah menyusun SKH dengan baik,

adapun kelemahannya adalah dalam pengelolaan kelas.

e. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 05

September 2014

1) Peneliti memberitahukan bahwa hari ini belajar berhitung dengan

kegiatan menebalkan angka 10.

2) Peneliti mengulas kembali angka 1-9 untuk melatih daya ingat anak-

anak

3) Peneliti mebuat angka 10 yang belum sempurna.

4) Peneliti memberitahukan cara menebalkan angka 10

5) Anak-anak memperhatikan

6) Peneliti meminta salah satu anak untuk menebalkan angka 10

7) Tugas penilai 1 dan 2 adalah menilai kegiatan berhitung dan

memberikan saran perbaikan.

8) Metode yang saya gunakan pada hari ini adalah pemberian tugas dan

instrument pengumpulan data adalah observasi dan studi dokumentasi.

9) Kekuatan peneliti adalah telah menyediakan sumber belajar, adapun

kelemahannya adalah kurang tersedianya media dan sumber belajar.

PEMBAHASAN

A. Deskripsi persiklus

Langkah-langkah yang ditempuh dalam scenario perbaikan dalam kegiatan berhitung

permulaan 1-10 siklus 1 dan 2 :

1. Guru memberitahukan pada anak-anak akan diadakan belajar berhitung 1-10

2. Guru mengenalkan angka 1-10 dipapan tulis

3. Guru menyediakan media pembelajaran untuk mengenal konsep angka, yaitu dengan

media bentuk gambar dan

4. Anak-anak duduk klasikal dikelompok masing-masing ketika pembelajaran

berlangsung.

5. Memberikan penilaian yang sesuai dengan perkembangan dan hasil yang dicapai

anak.

Page 22: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

22

Pada hari pertama anak-anak masih belum memahami tentang angka hanya 30 % anak

yang mengetahui dan memahami angka, sisanya 70 % masih bingung belum memahami

angka, apalagi guru menggunakan media anak-anak masih belum paham.

Karena pada siklus pertama merupakan minggu pertama diawal tahun ajaran baru

maka pada siklus ke 2 peneliti mencoba mengadakan perbaikan pembelajaran. Pada siklus

ke-2 hampir 90 % anak-anak mampu menyelesaikan tugas dan mulai memahami angka 1-

10.

Keberhasilan pada siklus ke-2 karena pendidik :

a. mempelajari kesalahan siklus 1 dan memperbaikinya pada siklus ke-2.

b. Mengadakan perbaikan pengenalan angka yaitu selalu mengulas kembali angka-angka

yang sudah dipelajari sebelumnya.

c. Mengganti kegiatan belajar dengan menebalkan angka sehingga sehingga anak-anak

lebih focus.

d. Menciptakan suasana kelas yang nyaman.

Page 23: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

23

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus

Pada hari pertama siklus pertama peneliti mengajarkan angka 1

menggunakan gambar lingkaran, karena ini merupakan awal sekolah, jadi anak-anak

belum memahami walaupun angka 1.

Pada hari ke-2 peneliti kembali menggunakan metode praktek langsung

mengurutkan angka 1-2-1-2 secara berurutan tetapi ada anak yang belum rapih dan betul

dalam menggunakan angka masih ada yang mengurutkan 1-1-2-2

Pada hari ke-3 anak-anak menempel bentuk segi empat yang jumlahnya

3.alhamdulilah ada sedikit peningkatan.

Pada hari ke-4 peneliti memberikan tugas menghubungkan konsep bilangan dan

lambing bilangan, pada hari ini ada penurunan karena anak masih belum memahami

konsep bilangan dengan lambang bilangan.

Pada hari ke-5 peneliti memberikan tugas menempel bentuk segi tiga yang

jumlahnya 5, alhamdulilah kembali ada peningkatan anak-anak yang menguasai.

Karena pada siklus pertama yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan peneliti,

kegiatan berhitung 1-10 akan dilanjutkan kembali pada siklus kedua.

Hasil Pengamatan pada siklus pertama, peneliti memperoleh data sebagai berikut :

100

80

70

60

50

40

30

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Page 24: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

24

Hari senin kemampuan anak untuk kegiatan berhitung permulaan 1-10 berkisar 30

%, hari selasa meningkat 40 %, hari rabu anak menunjukan peningkatan 20 % menjadi 60

%, Hari kamis ada penurunan menjadi 50 %, Alhamdulillah pada hari jum’at ada

peningkatan menjadi 70 %.

Karena hasil penelitian siklus pertama belum berhasil maka guru mengadakan

penelitian pada siklus ke-2, langkah-langkah yang ditempuh :

i. Guru memberikan penjelasan bahwa hari ini masih belajar berhitung.

ii. Metode yang diberikan pemberian tugas.

iii. Selalu mengulas kembali angka-angka sebelumnya.

Pada hari pertama siklus ke-2 diadakan pemberian tugas menebalkan angka 6,

masih sedikit anak yang mampu menyelesaikan tugas

Pada hari ke-2 pemberian tugas menebalkan angka 7 alhamdulillah ada sedikit

perubahan dan ada peningkatan anak-anak yang menguasai.

Hari ke-3 pemberian tugas menebalkan angka 8, Alhamdulillah ada sedikit

meningkat anak yang menguasai.

Hari ke-4 pemberian tugas menebalkan angka 9, alhamdulilah ada peningkatan.

Hari ke-5 pemberian tugas menebalkan angka 10, Alhamdulillah hampir seluruh

anak menguasai menebalkan angka 10.

Alhamdulillah pada hari ke-5 siklus ke-2 hampir semua anak mampu

melaksanakan tugas, mungkin selama 2 siklus anak-anak dilatih berhitung 1-10

alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan.

Page 25: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

25

Adapun hasil data pada siklus ke 2, yaitu :

100

90

85

80

70

60

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Hari senin kemampuan anak untuk kegiatan berhitung permulaan berkisar 60 %,

hari selasa peningkatan menjadi 70 %, hari rabu ada peningkatan 80 % hari kamis 85 %

dan hari jum’at Alhamdulillah telah mencapai 90 %.

Dengan melihat data diatas Alhamdulillah setelah diadakan perbaikan pada siklus

ke-2 harapan peneliti sudah tercapai walaupun belum sempurna.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi

dalam seluruh dimensi yang ada dalam diri anak, baik dimensi fisik, dimensi

sosial, dimensi emosi, kognitif (berpikir), dan dimensi spiritual.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak ada dari orang tua (gen) dan ada

faktor lingkungan seperti asupan gizi yang diterima, faktor psikologis. Anak usia

dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral, masa

ini masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa yang

paling baik pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan

pengalaman anak selanjutnya.

Page 26: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

26

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 2 siklus maka diperoleh rata-

rata perkembangan kemampuan berhitung permulaan sebagai berikut :

Pada siklus 1 diperoleh rata-rata 70 % dan pafa siklus ke-2 diperoleh rata-rata 90

%, hal ini dapat dilihat bahwa pada siklus kedua mengalami peningkatan.

Melihat hasil akhir dari perkembangan kemampuan berhitung permulaan pada

siklus ke-2 mencapai 90 %, anak-anak mampu menyelesaikan dan memahami berhitung

permulaan 1-10.

B. Saran-saran

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengalami hambatan sehingga penulis

memberikan saran yang diharapkan berguna baik bagi penulis maupun pembaca.

Selanjutnya saran yang bisa penulis sampaikan diantaranya:

A. Guru harus bisa atau mampu mengelola kelas dengan baik, agar anak merasa nyaman

dan senang ada di dalam kelas.

B. Guru harus mampu memilih media dan metode yang tepat dan variatif.

C. Untuk anak-anak, pembelajaran yang diberikan harus sesuai dengan tingkat usia dan

tingkat perkembangannya.

D. Diharapkan kepada kita semua untuk dapat memehami tentang kognitif

perkembangan anak usia dini, dan dapat menganalisis tentang perkembangan pada

anak usia dini.

E. Setiap anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahapannya. Dan

sebagai orang tua juga harus dapat memperhatikan perkembangan anak-anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Zaman, Badru, dkk. (2011). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka

Aisyah, Siti, dkk. (2010). Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia

Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Page 27: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com  · Web view2019-03-17 · MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI PAUD AL-IKHLAS MELALUI PENDEKATAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF.

27

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) kurikulum 2004 Standar Kompetensi

Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta :Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Wardhani, I.G.A.K, Kuswara Wihardit (2008). Peneliti Tindakan Kelas Cetakan

keempat. Modul IDIK 4008. Jakarta. Universitas Terbuka.