Kemampuan Berhitung Ptk

33
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi- potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual,sosial, dan emosional sesuai dengan tingkat usianya. Masitoh (2005 : 1) mengungkapkan bahwa Pendidikan di Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya. Sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini, lembaga ini

description

ptk

Transcript of Kemampuan Berhitung Ptk

Page 1: Kemampuan Berhitung Ptk

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi

anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan

potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara

wajar sebagai anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini adalah agar anak

memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual,sosial, dan emosional sesuai

dengan tingkat usianya.

Masitoh (2005 : 1) mengungkapkan bahwa Pendidikan di Taman

Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang

memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak

serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak merupakan jembatan antara lingkungan

keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan

lingkungan lainnya. Sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini,

lembaga ini menyediakan program pendidikan dini bagi sekurang-kurangnya

anak usia empat tahun sampai memasuki jenjang pendidikan dasar.

Pendidikan anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak pada

dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau

menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak

sebagaimana dikemukakan oleh Anderson (1993), "Early childhood education

is based on a number of methodical didactic consideration the aim of which is

provide opportunities for development of children personality". Artinya,

pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi kesempatan untuk

Page 2: Kemampuan Berhitung Ptk

mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak

usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai

kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak

(Masitoh dkk, 2005 :2).

Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek

pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan

kognitif di Taman Kanak-Kanak (2007:3) disebutkan bahwa pengembangan

kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk

menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga

dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk

mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.

Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif ini adalah

pengembangan pembelajaran matematika. Seperti yang telah dikemukakan

oleh Sriningsih (2008:1) bahwa praktek-praktek pembelajaran matematika

untuk anak usia dini di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini baik jalur

formal maupun non formal sudah sering dilaksanakan. Istilah-istilah yang

dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang

menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika-matematika.

Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini

dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan

keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan

bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan

memecahkan masalah.

Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga

dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk

mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1). Berhitung di Taman

Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif

saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam

Page 3: Kemampuan Berhitung Ptk

pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan secara menarik

dan bervariasi.

Berkenaan dengan pembelajaran matematika dikembangkan pada anak

taman kanak-kanak, berdasarkan hasil pengamatan dan observasi

pembelajaran di dapat bahwa sebagian siswa kelompok B TK SARASWATI

BIMA II, masih ada yang belum mampu mengenal konsep bilangan, anak

mengalami kesulitan dalam berhitung yang diberikan. Disamping itu TK

SARASWATI BIMA II masih menekankan pengajaran yang berpusat pada

guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu

menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa

memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Selain itu, kurangnya media dan

sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran

berhitung.

Berhasilnya tujuan pembelajaran di tentukan oleh banyak faktor

diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan

meningkatkan kecerdasan serta keterampilan anak. Untuk mengatasi

permasalahan diatas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,

peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara mengajar yang

baik dan mampu memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai yang

akan disampaikan.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di TK SARASWATI BIMA II tersebut

maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pengenalan konsep bilangan pada anak masih rendah

2. Anak masih kesulitan dalam menghitung 1 sampai 20

3. Motifasi belajar anak masih rendah

4. Guru belum menggunakan media yang berfariasi dalam mengajar

Page 4: Kemampuan Berhitung Ptk

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas maka dapat dianalisis

penyebabnya adalah :

1. sangat minimnya kemampuan berhitung pada anak

2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar belum menggunakan metode dan

media pengajaran yang tepat dalam penyampaian materi untuk

meningkatkan pengembangan kognitif khususnya kemampuan berhitung

dan kemampuan mengenal angka

3. adanya kejenuhan dalam proses belajar mengajar, untuk itu dibutuhkan

variasi metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat

anak dalam belajar khususnya dalam kemampuan berhitung dan

kemampuan mengenal angka

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka

dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana upaya meningkatkan

kemampuan berhitung anak Kelompok B2 TK SARASWATI BIMA II

melalui pemanfaatan media kartu angka dan gambar.”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitan adalah untuk Meningkatkan kemampuan belajar berhitung

melalui penggunaan kartu angka dan gambar di kelompok B TK

SARASWATI BIMA II

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

terkait diantaranya:

1.Manfaat Teoritis

Page 5: Kemampuan Berhitung Ptk

Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami upaya peningkatan

kemampuan berhitung di Taman Kanak-Kanak melalui media kartu angka dan

gambar

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak

Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam

meningkatkan kemampuan berhitung.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih media yang tepat dan

menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak Taman

Kanak-Kanak.

c. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta masukan dalam

menentukan kebijakan dan program dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui pengembangan media kartu angka dan gambar

dalam peningkatan kemampuan berhitung anak Taman Kanak-Kanak.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Page 6: Kemampuan Berhitung Ptk

A. Kajian tentang kemampuan

Standar kompetensi AUD adalah standar kemampuan anak usia 0-6

tahun yang di dasarkan pada perkembangan anak yang terdiri dari aspek

moral, nilai agama, sosial dan kemandirian serta kemampuan berbahasa,

kognitif, fisik motorik dan seni.

Kemampuan atau kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan,

sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

( Mendiknas, 2004:2). Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil

belajar dan indikator yang dapat di ukur dan di amati kemampuan yang dapat

dicapai. Pengalaman belajar yang di kaitkan dengan bahan kajian dan bahan

pelajaran secara kontekstual.

Menurut E Mulyasa kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, ketrampilan,nilai dan sikap yang di reflesikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak.

Kemampuan menurut Lubis ( 1986:1.29) sering di sebut dengan

potensi yaitu pembawaan sejak lahir atau kesanggupan untuk berkembang

yang dimiliki seorang anak manusia sejak lahir. Pada saat ini banyak orang

tua yang menganggap bahwa kognitif anak harus dikembangkan semaksimal

mungkin sejak kanak-kanak. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya

persaingan dalam era globalisasi. Persaingan yang ketat menyebabkan hanya

orang-orang yang tangguh saja yang mampu bertahan. Orang tua sangat

menyadari ini sehingga mereka berlomba-lomb`a mengembangkan

kemampuan kognitif anak dengan menyekolahkan dan member kegiatan les

sedini mungkin merupakan cara yang dilakukan orang tua untuk

mengembangkan kemampuan tersebut. Untuk mengakomodasi keinginan

Page 7: Kemampuan Berhitung Ptk

orang tua maka pendidik harus memahami metode yang tepat yang harus

digunakan untuk merangsang kemampuan kognitif anak.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk merangsang

perkembangan kognitif anak adalah bermainan. Bermainan adalah media yang

amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang intelektual melalui

pengalaman yang memperkaya daya piker anak-anak. Penyelidikan Vygotsky

(1976) menyatakan adanya hubungan yang erat antara bermain dengan

perkembangan kognitif. Para pakar mengatakan bahwa dunia anak adalah

dunia bermain. Dengan bermain anak dapat mengembangkan potensi-potensi

yang ada pada dirinya dan member peluang pada anak untuk perkembangan

seutuhnya baik secara fisik, intelektual, bahasa dan perilaku sehingga panca

inderanya (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba)

terlatih dengan baik dan akhirnya menimbulkan motivasi anak untuk

mengetahui sesuatu lebih mendalam.

Mengingat kepentingan tersebut maka kita perlu mengkaji, berlatih,

merancang dan menerapkan metode pengembangan kognitif anak usia TK

dengan berdasarkan pada berbagai teori. Dalam penelitian ini akan diteliti

mengenai dampak permainan dalam peningkatan pembelajaran kognitif.

1. Two Factor

Teori ini dikembangkan Charles Spearman (1904). Dia

berpendapat bahwa kognitif meliputi kemampuan umum yang

diberi kode “g” (general factor) dan kemampuan khusus diberi

kode “s” (specific factor). Setiap individu mempunyai kemampuan

ini yang keduanya menentukan penampilan atau perilaku.

2. Teori Primary mental Ebilities

Teori ini dikemukakan oleh Thurston yang berpendapat bahwa

kognitif merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu:

Page 8: Kemampuan Berhitung Ptk

a. Bahasa (verbal comprehension)

b. Mengingat (memori)

c. Nalar atau pikiran logis (reasining)

d. Pemahaman ruang (spatial factor)

e. Bilangan (numerical ability)

f. Menggunakan kata-kata (word fluency)

g. Mengamati dengan cepat dan cermat (pecetpul speet)

3. Teori Multiple Intellegence

Teori ini dikembangkan oleh Guilford dan Howard Garner.

Guilford berpendapat bahwa kognitif dapat dilihat dari tiga

kategori dasar atau “faces of intellect” yaitu operasi mental,

content dan konstan. Ketiga teori atau kemampuan intelektual

tersebut melahirkan 180 kemampuan.

Sedang Gardner membagi kognitif dalam tujuh jenis yaitu

kecerdasan logika matematika, kecerdasan bahasa, kecerdasan

musik, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestik, kecerdasan

interpersonal dan kecerdasan antarpersonal.

4. Teori Trichic of Intellegence

Teori ini dikemukakan oleh Robert Stanberg (1985). Teori ini

merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami kognitif.

Stanberg mengartikan sebagai suatu diskripsi tiga bagian

kemampuan mental (proses berfikir, mengatasi pengalaman atau

masalah dan menyesuaikan terhadap situasi yang sedang dihadapi)

yang menunjukkan tingkah laku kognitif. Dengan kata lain tingkah

laku kognitif merupakan produk (hasil) dari hasil penerapan

strategi berfikir mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan

Page 9: Kemampuan Berhitung Ptk

cepat dan menyesuaikan terhadap konteks dengan menyeleksi dan

beradaptasi dengan lingkungan

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, sikap dan

nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan

indikator yang dapat di ukur dan diamati dari kemampuan yang

hendak di capai dan kemampuan ini telah dimiliki anak sejak

lahir.

B. Kajian tentang Berhitung

Kemampuan berhitung adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

untuk menjumlah,mengalikan maupun melakukan segala hal yang berkaitan

dengan perhitungan. Kemampuan seseorang untuk berhitung tidak sama

karena memang IQ kita juga mempunyai keterbatasan mungkin ada orang

yang lemah dalam berhitung tapi memiliki kelebihan dalam menghafal dan

sebagainya.

Anak usia 4-6 tahun sudah mulai di ajarkan berhitung, konsep-konsep

yang di ajarkan pada usia ini merupakan konsep dasar angka dan berhitung

belum masuk pada operasi hitung yang lebih kompeks. Menurut Flavell

(1993(, ada 5 cara yang dapat diterapkan pada saat mengajarkan mereka

berhitung yaitu :

1. The one-one principe artinya dalam mengajarkan berhitung pada

anak, angka yang hendak diajarkan hendaknya disebutkan semua,satu

persatu,tanpa pengulangan,pengurangan atau perhentian.

Page 10: Kemampuan Berhitung Ptk

2. The Stable-Order Principe artinya bila kita hendak mengajarkan

anak berhitung jumah maka urutan satu,dua,tiga dan seterusnya harus

diucapkan dengan benar sesuai dengan urutannya.

3. The Cardinal Principle artinya guru harus ingat untuk selalu

mengulang angka terakhir atau jumlah benda yang dihitung

4. The Abstraction Principe : Prinsip ini menekankan apa yang dapat

dihitung.umumnya anak usia 4-6 tahun sangat aktif mencoba

menghitung semua benda yang ada disekitarnya.

5. The Order-Irrelevance Principle : benda mana yang harus dihitung

terlebih dahulu tidaklah menjadi masalah sehingga anak tidak terpaku

pada bendanya melainkan terbiasa dengan angka 1.

Kemampuan berhitung merupakan salah satu kecerdasan matematis-

logis, yaitu kemampuan untuk menggunakan angka dengan baik dan

melakukan penalaran yang benar. Kemampuan ini meliputi kemampuan

menyelesaikan masalah,mengembangkan masalah dan berhitung

( Amstrong,1999)

C. Kajian tentang kartu angka

Kartu angka merupakan media pembelajaran yang digunakan di Tk

yang berupa kertas tebal yang biasanya berbentuk empat persegi panjang

dengan angka 1-10. Kartu angka ini digunakan untuk mempermudah dalam

belajar mengenal angka pada anak terutama anak kelompok A di Taman

kanak-kanak. Penggunaan kartu angka ini bisa bervariasi untuk meningkatkan

kemampuan anak dalam mengenal angka jadi guru dituntut untuk

menggunakan berbagai metode pembelajaran agar penggunaan kartu angka

dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia TK.

Page 11: Kemampuan Berhitung Ptk

Carl Witherington mengemukakan bahwa kognitif adalah pikiran

melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi

situasi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian meningkatkan

kemampuan mengenal angka dan berhitung pada anak akan membantu dalam

proses berpikir dan bertindak untuk memecahkan persoalan.

Menurut Piaget, pada usia 3-6 tahun anak berada pada masa pra

operasional. Pada masa ini anak sudah dapat berpikir dalam symbol, namun

belum dapat menggunakan logika. Menurut Piaget tujuan pembelajaran

matematika untuk anak usia dini sebagai logico-mathematical atau belajar

berpikir logis matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit.

Jadi tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu,

tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berfikir. Maka

dari itu sangat cocok bila penggunaan kartu angka diterapkan di TK sebagai

upaya pengenalan angka dan belajar berhitung pada anak usia TK.

D. Kajian tentang media gambar

Media gambar adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik

misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau obyek lainnya yang

ada kaitannya dengan bahan atau isi tema yang diajarkan.

Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan media gambar antara

lain :Media ini dapat menerjemahkan ide atau gagasan yang sifatnya abstrak

menjadi lebih konkrit.

1) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan

sebagainya.

2) Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain.

3) Tidak mahal, bahkan mungkin tidak mengeluarkan biaya.

4) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema.

Page 12: Kemampuan Berhitung Ptk

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan memilih

media gambar di TK, diantaranya sebagai berikut :

a. Kesesuaian dengan perencanaan pembelajaran TK, yaitu SKH dan SKM.

b. Kesesuaian dengan sasaran belajar, yaitu anak yang akan mempelajari

tema melalui media gambar tersebut . Media gambar yang dipilih harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, misalnya dari segi

simbol-simbol yang digunakan , cara menyajikannya, dan waktu yang

digunakan.

c. Kesesuaian dengan tingkat keterbatasan media, maksudnya apakah media

pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syaratt teknis, seperti

kejelasan gambar dan hurufnya, pengaturan warna, ukuran, dan

sebagainya.

Page 13: Kemampuan Berhitung Ptk

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.(2004). Standar kompetensi TK/RA.Jakarta

DEPDIKBUD ( 1997). Metodik Khusus Pengembangan Daya pikir anak di TK.Jakarta. Depdikbud

DEPDIKNAS (2007). Pedoman pembelajaran Bidang Pengembangan kognitif di TK.Jakarta. Dinas Dikpora Prop DIY

DEPDIKNAS (2008). Pengembangan Model Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Dinas Dikpora Prop DIY

Luluk Asmawati.( 2008) Pengelolaan kegiatan pengembangan AUD.Jakarta : Universitas Terbuka

Setiawan,Denny.(2008).Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.Jakarta :Universitas Terbuka

Widarmi DW, ( 2008). Kurikulum PAUD. Jakarta: Universitas Terbuka

Yuliani Nuraji Sujiono,Dkk (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :Universitas Terbuka

Page 14: Kemampuan Berhitung Ptk

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas atau PTK Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui

penggunaan media kartu angka dan gambar pada siswa kelompok B2 di Tk

saraswati bima 2

B. Subjek Penelitian

Rencana penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelompok B2 di TK

Saraswati bima 2 yang terdiri dari 17 siswa. Siswa laki laki 9 anak dan siswa

perempuan 8 anak.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelompok B2 TK

SARASWATI BIMA 2 waktu pelaksanaan semester I tahun ajaran

2013/2014.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi,

dokumentasi dan tes. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati

aktifitas anak dalam kegiatan pembelajaran dan juga untuk mengamati

kemampuan siswa.

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah seluruh bahan rekaman selama

penelitian berlangsung. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data

tentang kegiatan pembelajaran melalui foto.

Page 15: Kemampuan Berhitung Ptk

Tes pada penelitian ini berupa tes lisan, sehingga peneliti dan observer

melakukan tanya jawab ketika kegiatan sedang berlangsung maupun ketika

kegiatan sudah selesai.

E. Faktor Yang Diteliti.

Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang

diteliti adalah :

1. Anak didik, yaitu kemampuan berhitung anak melalui penggunaan media

kartu angka dan gambar yang disesuaikan pada tema saat pembelajaran

tersebut.

2. Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan cara berhitumg

melalui media kartu angka dan gambar pada anak dengan pembelajaran yang

menyenangkan.

F. Rancangan dan Pelaksanaan Tindakan.

Rencana dan Pelaksanaan dalam penelitian Tindakan Kelas yang akan

dilaksanakan yaitu:

1. Persiapan Tindakan

Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan merupakan sebuah

proses pembelajaran dalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar

anak melalui kegiatan kelompok dalam kegiatan berhitung melalui media

gambar dan angka..

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus, tiap – tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang

dicapai, berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.

Untuk mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut dilakukan

prosedur penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan

guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap

kegiatan yang dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya dengan tujuan

Page 16: Kemampuan Berhitung Ptk

sebagai perbaikkan. Sedangkan untuk mengetahui partisipasi anak dalam

KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) dilakukan pengamatan keterlibatan

anak selama proses kegiatan berlangsung disekolah.

a. Perencanaan Tindakan.

Penelitian dilakukan di TK SARASWATI BIMA 2 Kelompok B2

yang berjumlah 17 anak. Kegiatan yang dilaksanakan dalam

penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan kemampuan berhitung

melalui media kartu angka dan gambar.. Rencana tindakan tersebut

meliputi hal – hal sebagai berikut :

1. Pembuatan lembar instrument penelitian.

2. Membuat SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana

Kegiatan Harian).

3. Mempersiapkan media pembelajaran.

4. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak.

5. Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat mengetahui

hasil dari penelitian tindakan kelas.

6. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai

tema pada hari itu.

b. Pelaksanaan Tindakan.

Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di TK

SARASWATI BIMA 2 dengan melibatkan anak didik secara langsung guna

membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema tersebut agar anak aktif

dalam kegiatan berhitung melalui media kartu angka dan gambar.

Dengan proses pembelajaran tidak hanya didalam ruangan kelas atau

lingkungan kelas, namun juga kegiatan diluar, yaitu seperti orientasi yang

dilaksanakan satu bulan sekali.

c. Pengamatan

Page 17: Kemampuan Berhitung Ptk

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas

dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan yang diperoleh dari

pengamatan penelitian, sehingga dapat mengetahui apakah penggunaan media

kartu angka dan gambar dapat membantu mengembangkan kemampuan

berhitung anak. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik

kelemahan maupun kelebihan sehingga dapat menentukan upaya perbaikan

pada setiap siklus berikutnya. Proses ini akan berlangsung dua siklus, sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Tahapan Siklus

Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Siklus Satu

Tahapan Perencanaan pada siklus satu diawali dengan melakukan langkah

– langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Kegiatan Harian yang

dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus

satu dilaksanakan lima kali pertemuan dalam satu minggu.

Tahapan Pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar

berhitung dengan menggunakan kartu angka dan gambar.. Guru memberikan

contoh kepada anak.

Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengan menggunakan

lembar observasi.

Tahapan Refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan

apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan,

penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus

selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum meyelesaikan tugas latihan

yang dicontohkan guru.

Page 18: Kemampuan Berhitung Ptk

b. Siklus Dua

Tahapan Perencanaan pada siklus dua diawali dengan melakukan langkah –

langkah

pembelajaran dengan membuat Rencana Kegiatan Harian yang dipersiapkan

sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana Kegiatan

Harian dan menyiapkan sarana pendukung.

Tahapan Pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar

dengan aspek kegiatan menganyam. Guru menunjukkan peragaan dan

mencontohkan berhitung dengan kartu angka dan gambar agar anak lebih

semangat mengikuti kegiatan keterampilan menganyam. Dalam pelaksanaan

peneliti dibantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah.

Tahapan Observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan

lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentangkemampuan berhitung

menggunakan kartu angka dan gambar

Tahapan Refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, analisis,

penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak tercurah pada pekerjaan

keterampilan menganyam,anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru.

3. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian disusun dalam bentuk matrik yang menggambarkan

urutan kegiatan dari awal hingga akhir sebagai berikut:

Page 19: Kemampuan Berhitung Ptk

4. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, akan didiskripsikan

sistematika - sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

a. Bagian Muka

Bagian ini memuat beberapa sub pokok hal yang meliputi halaman

judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,halaman motto dan

halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi,

b. Bagian Isi

Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB III : METODE PENELITIAN

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

5. Bagian Akhir

Memuat daftar pustaka, lampiran – lampiran dan daftar riwayat

pendidikan.

:

Page 20: Kemampuan Berhitung Ptk

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI

PENGGUNAAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK USIA

DINI

DI TK SARASWATI BIMA 2 NGEMPLAK

TAHUN AJARAN 2013 / 2014

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat membuat skripsi

Guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

Page 21: Kemampuan Berhitung Ptk

Di susun Oleh:

Nama : Dwi Hatiningsih

NPM : 1226051

Jurusan : PG PAUD

PROGRAM SARJANA (S1)

KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP VETERAN SEMARANG

2013

PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “Peningkatan kemampuan berhitung melalui

penggunaan kartu angka dan gambar pada anak usia dini di TK Saraswati

Ngemplak 2013 / 2014” Telah disetujui oleh Dosen pembimbing 1 dan Dosen

pembimbing II, diketahui oleh PSKGJ Paud, dan disahkanoleh Dekan

Fakultasilmu pendidikan IKIP Veteran Semarang

Page 22: Kemampuan Berhitung Ptk

Hari :

Tanggal :

Disetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs Agustinus S Hadi, MSi. Nurul Huda, SPd.,MPd.

Disahkan: Diketahui :

Dekan FIP IKIP Veteran Semarang Ketua PSKGJ PAUD

IKIP

Veteran Semarang

Dra. Sri Sayekti, MPd. Maulidya ulfa,SPdi.MPdi