s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

37
11 Erna Hernawati,2012 Pengaruh Kepribadian… Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi BAB II KEPRIBADIAN GURU DAN SIKAP ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA A. Kepribadian Guru 1. Pengertian Kepribadian Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang. Sedangkan pengertian kepribadian dalam arti sederhana berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. Kepribadian merupakan manifestasi dari pemikiran dan tindakan yang dilakukan. Tindakan (perilaku) yang terus dilakukan akan membentuk kepribadian. Pengertian kepribadian menurut para ahli, diantaranya yang dikemukakan oleh McLeod (Syah, 2010: 224) mengartikan kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang. Selanjutnya dari tinjauan psikologi, Reber (Syah, 2010: 225) mengemukakan bahwa kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata). “Kepribadian adalah unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia” Koentjaraningrat (Wahyudin, dkk, 2008: 6.6). Adapun menurut John J. Honnigman (Wahyudin, dkk, 2008: 6.6) “kepribadian itu menunjukkan adanya tingkah laku, cara berpikir, dan perasaan-

Transcript of s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

Page 1: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

11

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

BAB II

KEPRIBADIAN GURU DAN SIKAP ILMIAH SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPA

A. Kepribadian Guru

1. Pengertian Kepribadian Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian adalah sifat hakiki yang

tercermin pada sikap seseorang. Sedangkan pengertian kepribadian dalam arti

sederhana berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan

perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. Kepribadian merupakan

manifestasi dari pemikiran dan tindakan yang dilakukan. Tindakan (perilaku)

yang terus dilakukan akan membentuk kepribadian.

Pengertian kepribadian menurut para ahli, diantaranya yang dikemukakan

oleh McLeod (Syah, 2010: 224) mengartikan kepribadian (personality) sebagai

sifat khas yang dimiliki seseorang. Selanjutnya dari tinjauan psikologi, Reber

(Syah, 2010: 225) mengemukakan bahwa kepribadian pada prinsipnya adalah

susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan

sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata). “Kepribadian

adalah unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau

tindakan dari tiap-tiap individu manusia” Koentjaraningrat (Wahyudin, dkk, 2008:

6.6). Adapun menurut John J. Honnigman (Wahyudin, dkk, 2008: 6.6)

“kepribadian itu menunjukkan adanya tingkah laku, cara berpikir, dan perasaan-

Page 2: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

12

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

perasaan yang merupakan karakteristik dari seseorang”. ‘Kepribadian

menunjukkan kepada kualitas total perilaku individu yang tampak dalam

melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik’ dalam Makmun

(2007: 56-57). Prof. Dr. Zakiah Daradjat (Djamarah, 2005: 39-40) mengatakan

bahawa “kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi), sukar dilihat

atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau

bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan”. “Kepribadian adalah

keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik” dalam Djamarah

(2005: 40). Dari beberapa kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

kepribadian adalah kecenderungan perasaan, pikiran, sikap dan perbuatan

seseorang terhadap sesuatu hal yang membedakan dirinya dengan orang lain.

Dalam pengertian yang sederhana “guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik”, Djamarah (2005: 31). Adapun pengertian

guru di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS

Poerwadarminta (2007: 393), guru ialah orang yang pekerjaannya (mata

pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005

(Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen) :

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Pengertian guru menurut beberapa ahli diantaranya yang dikemukakan oleh

Suparlan (2006: 11) :

Page 3: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

13

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

“Guru adalah sesiapa yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan sekolah”. Uno (2008: 15), mengaskan bahwa “guru merupakan orang yang harus

digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa yang

perlu ditiru dan diteladani”. Sedangkan menurut Sardiman (2005: 125), “guru

adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut

berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di

bidang pembangunan”. McLeod (Syah, 2010: 222) berasumsi bahwa “guru ialah

seseorang yang pekerjaanya mengajar orang lain”. Dari beberapa pengertian

tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mempunyai

tugas dan tanggung jawab untuk mendidik anak didiknya.

Jadi kepribadian guru dapat diartikan sebagai kecenderungan perasaan,

pikiran, sikap dan perbuatan seorang pendidik yang membedakan dirinya dengan

orang lain dalam proses belajar mengajar.

2. Struktur Kepribadian Guru

Menurut teori psikoanalitik oleh Sigmund Freud kepribadian merupakan

suatu struktur yang terdiri dari tiga komponen/unsur. Ketiga unsur kepribadian itu

dikenal sebagai id, ego dan super ego yang bekerja sama untuk menciptakan

perilaku manusia yang kompleks. Dalam diri seseorang yang memiliki jiwa sehat,

ketiga unsur itu bekerja dalam suatu susunan yang harmonis. Sebaliknya, kalau

ketiga sistem itu bekerja secara bertentangan satu sama lain, maka orang tersebut

Page 4: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

14

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

dinamai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri. Ia menjadi tidak puas dengan

diri dan lingkungannya.

a. Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Id

mempunyai fungsi menunaikan prinsip kehidupan asli manusia berupa

penyaluran dorongan naluri. Dengan kata lain id mengemban prinsip

kesenangan (pleasure principle), yang bertujuan untuk membebaskan manusia

dari ketegangan dorongan naluri dasar, seperti: makan, minum, seks, dan

sebaginya.

b. Ego merupakan unsur yang berfungsi menyalurkan id ke keadaan yang nyata.

Freud menamakan misi yang diemban oleh ego sebagai prinsip kenyataan

(objective/reality principle). Segala bentuk dorongan naluri dasar yang berasal

dari id hanya dapat direalisasikan dalam bentuk nyata melalui bantuan ego.

Ego juga mengandung prinsip kesadaran.

c. Super ego sebagai suatu komponen yang memiliki unsur moral dan keadilan,

maka sebagaian besar ego mewakili alam ideal yang ingin dirasakan individu.

Tujuan super ego adalah membawa individu kearah kesempurnaan sesuai

dengan pertimbangan keadilan dan moral. Super ego berfungsi sebagai

pengawas tindakan yang dilakukan oleh ego. Jika tindakan itu sesuai dengan

pertimbangan moral dan keadilan, maka ego mendapat ganjaran berupa rasa

puas atau senang. Sebaliknya jika bertentangan, maka ego menerima hukuman

berupa rasa gelisah dan cemas.

Page 5: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

15

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Untuk memudahkan pemahaman, penulis sering mendefinisikan bahwa id

artinya nafsu atau dorongan-dorongan kenikmatan yang harus dipuaskan dan

bersifat alamiah pada manusia. Ego sering penulis analogikan sebagai

kemampuan otak atau akal yang membimbing manusia untuk mencari jalan keluar

untuk memenuhi kebutuhannya yang berasal dari id melalui penalarannya.

Sedangkan super ego sering penulis analogikan sebagai norma yang berlaku,

seperti: norma agama, norma sosial, dan norma hukum yang membatasi id dan

ego.

Struktur kepribadian guru terdiri dari tiga unsur, yaitu id, ego dan super ego

dimana id merupakan dorongan naluri dasar untuk memperoleh kesenangan yang

ada pada diri seorang guru, ego merupakan akal atau pemikiran untuk memenuhi

dorongan-dorongan naluri dasar (id) guru tersebut, dan super ego yang merupakan

pengawas atas tindakan yang dilakukan oleh ego guru agar tidak menyimpang

dari norma yang berlaku dalam dunia pendidikan. Idealnya struktur kepribadian

guru yang baik ditandai dengan keselarasan antara id, ego, dan super ego.

3. Aspek-Aspek Kepribadian Guru

Makmun (2007: 57) menjelaskan aspek-aspek dalam kepribadian, yaitu:

a. Konsekuan tindakannya dalam mematuhi aturan etika perilaku, atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, konsisten tidaknya tindakannya dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa atau berbeda-beda, yang lazim kita kenal sebagai karakter;

b. Cepat atau lambatnya mereaksi (response, bukan masalah penyelesaian tugas pekerjaan saja) terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungannya (sensitivity and responsiveness) yang lazim dikenal sebagai temperamen;

Page 6: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

16

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

c. Positif atau negatif atau ambivalensi sambutannya terhadap objek-objek (orang, benda, peristiwa, norma atau nilai etis, estetis, dan sebagainya) yang lazim kita kenal sebagai sikap (attitude);

d. Mudah tidaknya tersinggung, atau marah atau menangis atau putus asa, yang kita sebut stabilitas emosional (emotional stability);

e. Menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari resiko, atas tindakan dan perbuatannya, yang kita kenal sebagai tanggung jawab (responsibility);

f. Keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain, yang kita kenal sebagai sosialibilitas (socialibility). Berdasarkan aspek-aspek kepribadian yang diungkapkan Mukmin (2007:

57) tersebut di atas maka kepribadian guru pun memiliki aspek-aspek dalam

kepribadiannya, yaitu: karakter guru, temperamen guru, sikap guru, stabilitas

emosional guru, tanggung jawab guru, dan sosiabilitas guru. Dimana karakter

guru yaitu ciri khas perilaku yang ditampilkan seorang guru dalam tugasnya

sebagai pendidik. Temperamen guru yaitu respon seorang guru terhadap

rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungannya (dalam hal ini adalah

dunia pendidikan). Sikap guru yaitu baik buruknya sambutan seorang guru

terhadap objek-objek yang ditemuinya dalam mengajar. Stabilitas emosional guru

yaitu stabil atau tidaknya perasaan seorang guru, apakah dia mudah tersinggung,

mudah marah atau mudah putus asa. Tanggung jawab guru yaitu melaksanakan

dengan sungguh-sungguh semua tugas dan kewajibannya sebagai seorang

pendidik. Sosialibilitas guru adalah kesan yang ditampilkan seorang guru dalam

berkomunikasi dengan lingkungannya (dunia pendidikan) sebagai seorang yang

periang dan senang bergaul.

4. Karakteristik Kepribadian Guru

Page 7: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

17

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Syah (2010: 225-228) mengemukakan dua karakteristik kepribadian yang

berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya sebagai berikut :

a. Fleksibilitas Kognitif Guru

“Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia juga memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini) dalam pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamti dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis (critical thinking) ialah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat (reasonable reflective) yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu.” Syah (2010: 225-226)

Berdasarkan pendapat dari Syah tersebut jelaslah bahwa karakteristik

kepribadian guru yang pertama yaitu fleksibilitas kognitif guru ditandai dengan

pemikiran guru yang kritis dalam menanggapi suatu objek atau situasi tertentu

untuk selanjutnya diikuti dengan suatu keputusan dan tindakan yang tepat.

Syah (2010: 226) membagi lagi karakteristik fleksibilitas kognitif guru

dalam PBM menjadi tiga dimensi, yaitu : (a) dimensi karakteristik pribadi guru,

(b) dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa, dan (c) dimensi sikap kognitif

guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.

b. Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru

“Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas, disamping itu dia juga memiliki empati (empathy), yakni respon afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu terhadap orang lain (Reber, 1988).” Syah (2010: 228)

Page 8: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

18

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Berdasarkan dari pendapat Syah tersebut jelaslah bahwa karakteristik

kepribadian guru yang kedua yaitu keterbukaan psikologis guru ditandai dengan

kesediannya untuk berkomunikasi dengan lingkungan luar (antara lain siswa,

teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja), mau menerima

kritik dengan ikhlas, dan memiliki sikap empati.

5. Fungsi dan Peranan Kepribadian Guru

Kepribadian guru memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Karena kepribadian guru adalah faktor yang sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru. Mengenai pentingnya

kepribadian guru, Prof. Dr. Zakiah Daradjat (Syah, 2010: 225) mengemukakan

bahwa :

“Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).” Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa kepribadian menjadi penentu

keberhasilan seorang guru dalam tugasnya sebagai pendidik dan pembina yang

baik bagi anak didiknya. Dengan demikian, guru harus mampu menampilkan

kepribadian yang sesuai pada saat PBM agar tugasnya sebagai pendidik dan

pembina dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan.

Adapun peranan kepribadian guru menurut Hamalik (2009: 40),

“kepribadian guru berpengaruh secara langsung dan kumulatif terhadap perilaku

siswa”. Kepribadian guru memegang peranan penting dalam upaya mencapai

tujuan pendidikan, salah satu tujuan pendidikan tersebut diantaranya adalah

Page 9: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

19

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

adanya perubahan perilaku siswa menjadi lebih baik, di sini kepribadian guru

memiliki pengaruh secara langsung dan kumulatif terhadap perilaku siswa, karena

kepribadian guru dijadikan suatu panutan bagi siswa.

Menurut Mulyasa (2008: 45) “guru merupakan model atau teladan bagi para

peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru”. Berdasarkan

kutipan tersebut peran guru adalah sebagai model atau teladan bagi siswa, untuk

itu guru harus mampu menampilkan kepribadian yang patut untuk dijadikan

model dan panutan. “Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan

pembelajaran, dan ketika sorang guru tidak mau menerima ataupun

menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan

pembelajaran”, Mulyasa (2008: 46). Pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif dengan adanya keteladan dari seorang guru. Ketedanan tersebut tidak

terlepas kaitannya dengan kepribadian yang ditampilkan guru dalam sebuah

pembelajaran.

Dari beberapa kutipan tersebut, dapat dijelaskan beberapa peranan

kepribadian guru dalam proses belajar mengajar, diantaranya:

a. Sebagai penentu keberhasilan guru dalam tugasnya menjadi pendidik dan

pembina.

b. Sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku siswa.

c. Sebagai tolak ukur atau model dan panutan bagi siswa.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Guru

‘Kepribadian ada aspek-aspek yang dimiliki oleh individu karena

kelahirannya (herediter) dan ada yang karena pengalaman melalui interaksi

Page 10: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

20

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

dengan lingkungannya, antar lain melalui proses belajar’ (Makmun, 2007: 61-62).

Jadi dapat dijelaskan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi suatu kepribadian

itu adalah faktor dari dalam individu itu sendiri (faktor intern) dan faktor dari luar

individu (faktor ekstern). Faktor-faktor intern, antara lain: faktor biologis dan

faktor psikologis, sedangkan faktor-faktor ekstern, antara lain: faktor keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

a. Faktor-faktor Intern

1) Faktor Biologis

“Faktor biologis ini berhubungan dengan fisik atau jasmani seseorang”

Anggraeni (2010: 14). Apabila seorang guru memiliki kesehatan jasmani dan

kesempurnaan fisik, maka guru dapat menunjukkan kepribadiannya yang penuh

percaya diri. Sebaliknya, saat keadaan fisik guru sedang tidak sehat bahkan

memiliki cacat fisik, maka akan mengurangi kepercayaan dirinya, sehingga guru

tidak bisa menampilkan kepribadian yang omptimal sesuai dengan yang

diharapkan.

2) Faktor Psikologis

“Faktor psikologis berhubungan dengan kejiwaan seseorang” Anggraeni

(2010: 15). Pada kepribadian guru, keadaan psikologis guru dapat dilihat dari

perhatian, kesiapan, dan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Guru yang

memiliki perhatian, kesiapan dan kemampuan memberikan pelajaran dengan baik,

maka dapat diartikan guru tersebut mempunyai ketertarikan dalam mengajar,

sehingga menumbuhkan semangat untuk mengajar. Begitu pula sebaliknya, jika

Page 11: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

21

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

guru tidak memiliki perhatian dan kesiapan bahkan kurang kemampuan dalam

memberikan pelajaran, maka guru akan terlihat mengajar dengan asal-asalan,

sehingga siswa akan merasa bosan dalam belajar.

b. Faktor-Faktor Ekstern

1) Faktor Keluarga

Keluarga merupakan faktor yang penting dalam membentuk dan

mengembangkan kepribadian guru. Beberapa faktor keluarga yang mempengaruhi

kepribadian, antara lain: kerabat disekitar guru (orang tua, saudara,suami/istri, dan

keluarga lainnya), suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

Guru yang berasal dari keluarga dengan sistem kekeluargaan yang kental

maka guru tersebut pun akan memilki rasa kekeluargaan yang kental pula

terhadap anak didiknya. Apabila orang-orang atau kerabat di sekitar guru memilki

rasa kasih sayang dan rasa saling memilki yang kuat, tidak mustahil guru tersebut

pun memilki rasa yang sama terhadap anak didiknya. Apabila suasana di rumah

guru tersebut cukup menyenangkan serta memilki keadaan ekonomi keluarga

yang cukup baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan guru tersebut, maka

bukan tidak mungkin guru tersebut mampu menampilkan kepribadian yang

mantap saat di sekolah sehingga dalam memberikan pengajaran pun selalu dengan

penuh semangat dan perhatian terhadap para siswanya.

Keluarga dapat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong

seorang guru berkepribadian yang baik, yaitu dengan memberikan rasa aman dan

kebebasan psikologis kepada guru tersebut. Dengan adanya rasa aman dan

Page 12: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

22

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

kebebasan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya, maka guru akan

memiliki jiwa yang tenang sehingga tidak ada yang perlu dicemaskan ketika dia

berada di lingkungan pendidikan tempatnya bekerja.

Hal yang bisa dilakukan keluarga dalam menciptakan keamanan dan

kebebasan psikologis guna membentuk suasana keluarga yang menyenangkan

bagi seorang guru, yaitu: membangun empati antara anggota keluarga yang satu

dengan yang lainnya, saling memberikan perhatian, menjalin kebersamaan,

membangun rasa memiliki, mendorong kebebasan berekspresi, pendampingan dan

komunikasi yang efektif.

Menciptakan keamanan dan kebebasan psikologis dalam lingkungan rumah

ini penting, karena walaupun guru sudah memiliki kepribadian yang baik yang

berasal dari dalam dirinya sendiri (faktor biologis), tetap membutuhkan

lingkungan rumah yang kondusif untuk mengembangkan kepribadiannya itu. Oleh

karena itu, peran keluarga sangat mempengaruhi dan dibutuhkan dalam

menumbuhkan kepribadian seorang guru.

2) Faktor Lingkungan Tempat Guru Bekerja

Sekolah merupakan tempat berinteraksi antara guru dengan siswanya,

dengan teman sejawat dan dengan atasannya dalam tugasnya sebagai seorang

pengajar. Faktor lingkungan tempat guru bekerja (sekolah) yang mempengaruhi

kepribadian guru, antara lain: teman sejawat dan atasan (kepala sekolah). Jika

kualitas pertemanan antara teman sejawat dan atasan dengan guru berlangsung

dengan baik, secara tidak langsung akan mempengaruhi kepribadian guru. Guru

Page 13: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

23

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

yang berteman dengan baik bersama teman sejawat dan atasannya akan memiliki

kepribadian yang selalu bersemangat untuk bekerja. Sehingga ketika mengajar di

kelas pun guru tersebut selalu terlihat bersemangat, dan secara tidak langsung

akan mempengaruhi perilaku siswa-siswinya untuk lebih semangat ketika belajar

bersamanya.

3) Faktor Masyarakat

Faktor di lingkungan masyarakat yang mempengaruhi kepribadian guru

yaitu yang berhubungan dengan pergaulan guru. Teman bergaul biasanya

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepribadian guru. Apabila seorang

guru memiliki teman bergaul yang rajin melakukan pengajian biasanya akan

berdampak baik terhadap guru tersebut, bahkan guru tersebut akan melakukan hal

yang sama seperti yang dilakukan oleh temannya. Begitu pun sebaliknya, apabila

seorang guru memiliki teman yang suka menghambur-hamburkan uang dan hanya

suka bersenang-senang saja, biasanya akan berdampak negatif terhadap

kepribadian guru tersebut.

7. Indikator Kepribadian Guru

Dari penjelasan tentang kepribadian guru, Oemar Hamalik (2009: 39),

mengemukakan bahwa ‘Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi

oleh para siswa adalah guru-guru yang (1) demokratis, (2) suka bekerja sama

(kooperatif), (3) baik hati, (4) sabar, (5) adil, (6) konsisten, (7) bersifat terbuka,

(8) suka menolong, dan (9) ramah-tamah. Sifat-sifat lain yang disenangi siswa

adalah (1) suka humor, (2) memilki bermacam ragam minat, (3) menguasai bahan

Page 14: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

24

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

pelajaran, (4) fleksibel, dan (5) menaruh minat yang baik terhadap siswa”. Sifat-

sifat/karakteristik ini berkaitan dalam membentuk kepribadian guru yang

disenangi oleh para siswanya. Oleh karena itu, sifat-sifat/karakteristik kepribadian

guru ini, dapat dijadikan sebagai indikator dalam penelitian mengenai pengaruh

kepribadian guru terhadap sikap ilmiah siswa. Indikator tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Demokratis

“Guru yang demokratis memberikan kebebasan kepada anak di samping

mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu, tidak bersifat otoriter, dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam berbagai

kegiatan”, Hamalik (2009: 39).

Jadi guru yang demokratis adalah guru yang tidak memaksakan

kehendaknya dan selalu mempertimbangkan pendapat dari siswanya.

b. Suka bekerja sama (kooperatif)

“Guru yang suka bekerja sama bersikap saling memberi dan saling

menerima dan dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi yang tinggi”, Hamalik

(2009: 39). Contohnya guru bersama siswa bekerja bersama-sama dalam kegiatan

pembelajaran IPA.

c. Baik hati

“Guru yang baik hati bersikap suka memberi dan berkorban untuk

kepentingan anak didiknya”, Hamalik (2009: 39). Demi kepentingan siswanya

Page 15: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

25

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

guru rela berkorban untuk menyisihkan waktunya memberi pelajaran IPA

tambahan karena siswa kesulitan dalam memahami materi tersebut.

d. Sabar

“Guru yang sabar tidak suka marah dan lekas tersinggung serta suka

menahan diri”, Hamalik (2009: 39). Guru mampu menahan diri untuk tidak

mudah marah dan tersinggung dalam kegiatan pembelajaran dan telaten dalam

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada para siswanya.

e. Adil

“Guru yang adil tidak bersikap membeda-bedakan anak dan memberi anak

sesuai dengan kesempatan yang sama bagi semuanya”, Hamalik (2009: 39).

Maksudnya guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa tanpa

membeda-bedakannya.

f. Konsisten

“Guru yang konsisten selalu berkata sama dan bertindak sama sesuai dengan

ucapannya, baik dulu maupun seterusnya”, Hamalik (2009: 39). Guru tidak

berkata dusta kepada anak didiknya dan adanya keselarasan antara perkataan dan

perbuatan seorang guru.

g. Bersifat terbuka

“Guru yang bersifat terbuka akan bersedia menerima kritik dan saran, dan

kalau perlu, mengakui kekurangan dan kelemahannya”, Hamalik (2009: 39).

Maksudnya guru yang bersifat terbuka adalah guru yang mau menerima kritik dan

saran dengan ikhlas serta tidak malu mengakui kekurangan dan kelemahannya.

Page 16: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

26

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

h. Suka menolong

“Guru yang suka menolong senantiasa siap membantu anak-anak yang

mengalami kesulitan atau masalah tertentu”, Hamalik (2009: 39). Guru

membantunya dengan senang hati jika ada siswa yang kesulitan dalam memahami

suatu pelajaran, contohnya pelajaran IPA.

i. Ramah-tamah

“Guru yang ramah tamah mudah bergaul dan disenangi oleh semua orang;

dia tidak sombong dan bersedia bertindak sebagai pendengar yang baik di

samping sebagai pembicara yang menarik”, Hamalik (2009: 40). Maksudnya guru

yang ramah-tamah adalah guru yang mampu bergaul dengan baik dan disenangi

oleh semua orang, tidak sombong, suka mendengarkan orang lain, dan mampu

menarik perhatian orang lain ketika dia sedang berbicara.

j. Suka humor

“Guru yang suka humor banyak disenangi oleh anak-anak dengan

kepandaiannya membuat anak-anak menjadi gembira dan tidak tegang atau terlalu

serius”, Hamalik (2009: 40). Guru yang suka humor adalah guru yang mampu

membuat siswanya gembira sehingga tidak merasa tegang.

k. Memiliki bermacam ragam minat

“Guru yang memiliki berbagai macam minat akan merangsang siswa dan

dapat melayani berbagai minat anak”, Hamalik (2009: 40). Guru mempunyai

bakat dan keterampilan khusus (contohnya dalam bidang kesenian, olahraga, dan

Page 17: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

27

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

keterampilan) yang membuat siswa kagum terhadapnya sehingga timbul rasa suka

dan senang terhadap gurunya.

l. Menguasai bahan pelajaran

“Guru yang menguasai bahan pelajaran dapat menyampaikan materi

pelajaran dengan lancar dan menumbuhkan semangat di kalangan anak”, Hamalik

(2009: 40). Guru mampu menyampaikan materi pelajaran dengan tepat sehingga

siswa mampu memahami materi yang disampaikan tersebut.

m. Fleksibel

“Guru yang fleksibel umumnya tidak bersifat kaku”, Hamalik (2009: 40).

Maksudnya guru yang fleksibel adalah guru yang mampu beradaptasi dengan

baik. Beradaptasi dengan siswanya, teman sejawatnya, dan lingkungan

pendidikannya.

n. Menaruh minat yang baik terhadap siswa

“Guru yang berminat terhadap anak menyebabkan anak merasa diperhatikan

dan dihargai”, Hamalik (2009: 40). Guru memberikan perhatian yang baik kepada

semua siswa.

B. Sikap Ilmiah Siswa

1. Pengertian Sikap Ilmiah Siswa

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “attitude” sedangkan istilah

attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “aptus” yang berarti keadaan siap

secara mental untuk melakukan kegiatan. “Dalam arti yang sempit sikap adalah

Page 18: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

28

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

pandangan atau kecenderungan mental” Syah (2010: 118). Sedangkan pengertian

sikap menurut beberapa ahli, diantaranya menurut Bruno (Syah, 2010: 118) “sikap

(attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara

baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu”. “Sikap itu dapat kita anggap

suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu” Syah (2010:

118). Menurut Thurstone (Hamalik, 2009: 214) “sikap merupakan tingkat afeksi

yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan objek psikologis”. Jadi sikap

dapat diartikan sebagai pola tindakan seseorang dalam bereaksi terhadap

rangsangan baik yang berasal dari dalam dirinya maupun yang berasal dari

lingkungannya dengan cara tertentu baik berupa tindakan positif maupun negatif.

Positif disini dapat diartikan sebagai perasaan senang dan negatif berarti perasaan

tidak senang atau menolak.

Ilmiah berarti bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat

(kaidah) ilmu pengetahuan (KBBI, 2007). Dalam Bahasa Inggris ilmiah biasa

disebut dengan istilah science atau sains.

Selanjutnya pengertian sikap ilmiah menurut beberapa ahli, diantaranya

menurut Soekisno H (Ningrum, 2009: 18-19), “sikap ilmiah adalah suatu pendapat

atau keyakinan yang terdapat dalam diri individu yang siap untuk dikembangkan”.

Baharuddin (dalam Bahrul, 2010) mengemukakan bahwa ”Sikap ilmiah pada

dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka

melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan”. Pengertian berikutnya, “Sikap

sains adalah sikap yang dimilki para ilmuwan dalam mencari dan

Page 19: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

29

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

mengembangkan pengetahuan baru, misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati,

bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti dan sebagainya”, dalam

Bundu (2006: 13). Sedangkan pengertian sikap ilmiah menurut Edi Hendri

Mulyana (2009: 10), “dimensi sikap ilmiah adalah berbagai keyakinan, opini dan

nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika

mencari atau mengembangkan pengetahuan baru”. Jadi sikap ilmiah dapat

diartikan sebagai tindakan seorang ilmuwan yang sesuai dengan kaidah ilmu

pengetahuan dalam mencari atau mengembangkan suatu pengetahuan baru.

Adapun pengertian siswa menurut KBBI (2007) yaitu murid (terutama pd

tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar. Siswa adalah orang yang belajar

atau orang yang melakukan aktivitas belajar.

Dengan demikian, sikap ilmiah siswa bisa diartikan sebagai tindakan

seorang pelajar yang sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan dalam mencari atau

mengembangkan pengetahuan yang baru didapatnya dari belajar.

2. Sikap Siswa SD yang Relevan dengan Sikap Ilmiah

Menurut Patta Bundu (2006;39):

“Paling kurang ada empat jenis sikap yang relevan dengan siswa sekolah dasar, yaitu: (1) sikap terhadap pekerjaan di sekolah, (2) sikap terhadap diri mereka sebagai siswa, (3) sikap terhadap ilmu pengetahuan, dan (4) sikap terhadap objek dan kejadian di lingkungan sekitar. Keempat sikap ini akan membentuk sikap ilmiah yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk ikut serta dalam kegiatan tertentu, dan cara seseorang merespon kepada orang lain, objek, atau peristiwa.” Jadi sekurang-kurangnya harus ada empat sikap yang harus dimilki oleh

siswa SD sebagai usaha dalam membentuk sikap ilmiah, yaitu:

Page 20: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

30

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

a. Sikap terhadap pekerjaan di sekolah, yaitu sikap yang ditunjukkan siswa SD

terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.

b. Sikap terhadap diri mereka sebagai siswa, maksudnya siswa harus tau

bagaimana bersikap sebagai seorang siswa, diantaranya yaitu: mematuhi tata

tertib sekolah, menghormati guru, melaksanakan kewajiban yaitu belajar, dll.

c. Sikap terhadap ilmu pengetahuan, diantaranya: ingin mempelajari ilmu

pengetahuan yang diberikan di sekolah, berusaha mempelajari dan memahami

ilmu pengetahuan yang diberikan di sekolah, dll.

d. Sikap terhadap objek dan kejadian di lingkungan sekitar, yaitu sikap siswa SD

terhadap suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, seperti: tanggap

bila terjadi suatu musibah, memiliki rasa empati terhadap sesama, dan selalu

mengaitkan segala sesuatu dengan ilmu pengetahuan (tidak percaya takhayul)

sebagaimana yang sudah didapatkannya di sekolah.

3. Ruang Lingkup Sikap Ilmiah

Mengutip pendapat Dawson (Bundu, 2006: 13):

“Sikap dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yakni seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah, dan seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang. Yang termasuk sikap pada kelompok pertama adalah: (a) kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan, (b) kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain, (c) kemauan melakukan eksperimen atau kegiatan lainnya dengan hati-hati, dan (d) menyadari adanya keterbatasan dalam penemuan keilmuan. Sedangkan sikap yang termasuk dalam perangkat kedua, adalah: (a) rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis serta cara kerjanya, (b) pengakuan bahwa IPA dapat membantu memecahkan masalah individu dan global, (c) memilki rasa antusiasme untuk menguasai pengetahuan dengan metode ilmiah, (d) pengakuan pentingnya pemahaman keilmuan, (e)

Page 21: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

31

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

pengakuan bahwa sains adalah aktivitas manusia, dan (f) pemahaman hubungan antara sains dengan bentuk aktivitas manusia lainnya.” Sikap dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sikap yang membantu proses

pemecahan masalah (keterampilan proses) dan sikap yang menekankan kepada

sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara dalam memandang dunia (sikap

ilmiah).

Menurut National Curriculum Council (Bundu, 2006: 39) sikap ilmiah yang

sangat penting dimilki pada semua tingkatan pendidikan sains adalah:

a. Hasrat ingin tahu b. Menghargai kenyataan (fakta dan data) c. Ingin menerima ketidakpastian d. Refleksi kritis dan hati-hati e. Tekun, ulet, tabah f. Kreatif untuk penemuan baru g. Berpikiran terbuka h. Sensitif terhadap lingkungan sekitar i. Bekerjasama dengan orang lain

Sedangkan menurut Wynne Harlen (Mulyana 2009: 11), terdapat sembilan

sikap ilmiah yang harus dikembangkan sejak dini. Sikap ilmiah tersebut adalah:

a. Sikap ingin tahu (curiousity)

Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha

mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang objek dan peristiwa;

kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki

suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan

eksprimen, dll.

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

Page 22: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

32

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Ingin menghasilkan suatu karya yang baru dan tidak sama atau menjiplak karya

orang lain.

c. Sikap kerja sama (cooperation)

Sikap ini perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA, mengingat kondisi

bangsa Indonesia yang telah melupakan budaya gotong royong, terutama di

daerah perkotaan.

d. Sikap tidak putus asa (perseverance)

Misalnya tidak bosan melakukan penelitian, bersedia mengulangi eksperimen

yang hasilnya meragukan, tidak berhenti melakukan percobaan sebelum

selesai, dan bekerja dengan teliti terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya.

e. Sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness)

Maksudnya bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda

dengan apa yang diketahuinya, terbuka menerima kritikan dan respon negatif

terhadap pendapatnya.

f. Sikap mawas diri (self critism)

Mengetahui porsinya sebagai seorang siswa.

g. Sikap bertanggung jawab (responsibility)

Yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 23: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

33

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

h. Sikap berpikir bebas (independence in thinking)

Tidak merasa minder, berpikiran cemerlang, dan tidak memiliki rasa

kecemasan atau takut ketika memikirkan suatu hal.

i. Sikap kedisiplinan diri (self discipline)

Datang tepat waktu, mengerjakan tugas tepat waktu, dll.

Adapun menurut Gega (Bundu, 2006: 39), mengungkapkan empat sikap

pokok yang harus dikembangkan dalam sains yaitu: curiosity, inventiveness,

critical thinking, dan persistence. Keempat sikap ini tidak dapat dipisahkan antara

satu dengan yang lainnya karena saling melengkapi. Sikap ingin tahu (curiosity)

mendorong akan penemuan sesuatu (inventiveness) yang dengan berpikir kritis

(critical thinking) akan meneguhkan pendirian (persistence) dan berani untuk

berbeda pendapat.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti mengelompokan jenis

sikap ilmiah yang dapat dimiliki siswa SD yaitu mencakup sikap ingin tahu, sikap

jujur dan objektif, sikap kreatif, sikap berpikir terbuka dan kerjasama, sikap

disiplin, sikap peka terhadap lingkungan, serta sikap tekun dan kritis.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Ilmiah Siswa

Untuk mendapat sikap ilmiah yang sesuai harapan tergantung pada beberapa

faktor. Ningrum (2009: 19) mengemukakan bahwa “sikap ilmiah seseorang

ditentukan oleh faktor-faktor internal dan eksternal dari orang-orang yang

bersangkutan”. seperti digambarkan pada bagan berikut:

Page 24: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

34

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Rumah Lingkungan Sekolah Eksternal Guru/pengajar Instrumental

Sarana dan fasilitas

Faktor Kondisi fisik Fisiologi Kondisi panca indera Internal Bakat Minat Psikologi Kecerdasan Motivasi Kemampuan kognitif

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar (Ningrum, 2009: 19)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar, dimana sikap ilmiah berada pada kegiatan proses belajar,

oleh karena itu sikap ilmiah siswa pun dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain:

a. Faktor dari Dalam (faktor internal)

Faktor internal yang mempengaruhi sikap ilmiah siswa terdiri dari 2 macam,

yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis disebut juga faktor fisik. Faktor fisiologis yang

mempengaruhi sikap ilmiah siswa, diantaranya adalah keadaan fisik dan keadaan

Page 25: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

35

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

panca indera. Hal tersebut besar pengaruhnya, karena keadaan fisik dan keadaan

panca indera seseorang merupakan media atau alat yang digunakan dalam

menunjukkan sikap ilmiah seperti yang diharapkan.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis atau sering disebut faktor tentang tingkah laku manusia.

Faktor psikologis yang mempengaruhi sikap ilmiah siswa, terdiri dari: bakat,

minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.

a) Bakat. Bakat atau aptitude menurut Hilgard (Anggraeni, 2010: 22) adalah ‘the

capacity to learn’. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar. Dalam proses

belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam

mencapai suatu hasil atau prestasi yang baik.

b) Minat. Hilgard menjelaskan bahwa ‘minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan’ Slameto (Anggraeni,

2010: 22). Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi sikap ilmiahnya. Apabila seseorang mempunyai

minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha sehingga apa

yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan harapannya.

c) Kecerdasan. “Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya” Ridwan (Anggraeni,

2010: 23). Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat

menentukan sikap ilmiah yang dimiliki seseorang. Apabila seorang siswa

Page 26: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

36

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara

potensi, siswa tersebut dapat menunjukkan sikap ilmiah yang baik.

d) Motivasi. “Motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar” Sardiman (Anggraeni, 2010:

23). Dalam kegiatan belajar mengajar seorang siswa akan berhasil jika

mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang ada dalam diri siswa,

maupun motivasi yang muncul karena faktor dari luar. Dengan adanya

motivasi, siswa akan memiliki semangat belajar, sehingga senantiasa berusaha

untuk menunjukkan sikap ilmiah yang terbaik sesuai dengan harapan.

e) Kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai

kemampuan siswa dalam menerima pengetahuan. Kemampuan kognitif sangat

dibutuhkan dalam usaha siswa menunjukkan sikap ilmiahnya. Dengan

kemampuan kognitif yang baik, seorang siswa dapat menerima pelajaran

dengan baik. Hal ini jelas akan mempengaruhi sikap ilmiahnya, karena siswa

yang memiliki kemampuan kognitif yang baik akan menunjukkan sikap ilmiah

yang lebih baik.

b. Faktor dari Luar (faktor eksternal)

Faktor eksternal terdiri dari 2 macam yaitu faktor lingkungan dan faktor

instrumental. Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan siswa yang mempengaruhi sikap ilmiah siswa terdiri dari

lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut merupakan tempat

Page 27: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

37

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

berinteraksi siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya

dalam proses belajar.

2) Faktor Instrumental

Faktor instrumental yang mempengaruhi sikap ilmiah siswa terdiri dari:

guru/pengajar; sarana dan fasilitas; administrasi/manajemen.

a) Guru atau pendidik. Seorang guru harus mempunyai hubungan yang baik

dengan siswanya dan memberi contoh sikap ilmiah yang baik, sehingga siswa

pun mempunyai sikap ilmiah sesuai dengan apa yang diharapkan.

b) Sarana dan fasilitas. Maksud dari sarana dan fasilitas ini berupa keadaan

gedung dan alat pelajaran. Gedung dapat dicontohkan seperti: kelas,

perpustakaan, dan laboratorium, sedangkan alat-alat pelajaran, contohnya:

papan tulis, buku sebagai sumber belajar, alat-alat percobaan, dan peralatan

lain yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Sarana dan fasilitas

yang memadai akan memotivasi siswa dalam menunjukkan sikap ilmiahnya.

Kedua faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila pada

pembelajaran didukung oleh guru yang profesional dan fasilitas belajar yang

memadai, maka siswa dapat belajar dengan baik sehingga sikap ilmiahnya pun

akan muncul.

5. Peran Guru dalam Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa

Harlen (Bundu, 2006: 45) mengajukan empat peranan utama guru dalam

pengembangan sikap yakni memperlihatkan contoh sikap ilmiah, memberi

Page 28: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

38

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

penguatan positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian dan penghargaan,

memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap ilmiah, dan mendiskusikan

tingkah laku yang berhubungan dengan sikap ilmiah.

a. Memperlihatkan Contoh Sikap Ilmiah

Memperlihatkan contoh sikap ilmiah yang dapat ditiru oleh siswa

merupakan hal yang penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam

usahanya mengembangkan sikap ilmiah siswa. Harlen (Bundu, 2006: 45) menguti

pepatah lama “action speak louder than words” yang berarti bahwa berbuat akan

lebih bermakna dari pada banyak berbicara. Oleh sebab itu sangat penting bagi

guru untuk memperlihatkan semua sikap-sikap positif yang diperlukan dalam

menunjukka sikap ilmiah.

b. Penguatan Positif Pada Sikap Ilmiah

Seperti yang dijelaskan oleh Bundu (2006: 46), “siswa meniru/memetik

sikap ilmiah tidak saja melalui contoh tetapi juga dari tingkah laku mereka yang

mendapatkan penguatan/penghargaan”. Pada saat siswa memperlihatkan sikap

positif, maka tingkah laku tersebut perlu diberikan penguatan, penghargaan atau

pujian. Hal ini akan jauh lebih efektif daripada mencegah sikap-sikap negatif.

c. Menyediakan Kesempatan Pengembangan Sikap Ilmiah

Siswa harus diberi kesempatan untuk memunculkan sikap-sikap positif yang

dimiliki pada kegiatan tertentu. Kegiatan yang agak bebas tetapi terkendali akan

memberikan peluang yang baik untuk pengembangan sikap ilmiah siswa.

Page 29: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

39

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

d. Mendiskusikan Tingkah Laku Sikap Ilmiah

Ketika siswa menemui suatu masalah baru yang sulit untuk dia pecahkan,

maka pada saat itulah guru masuk dan bersama-sama mendiskusikan apa yang

harus siswa lakukan (sikap apa yang harus ditunjukkan siswa) dalam mengatasi

hal tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung akan muncullah sikap ilmiah

siswa dalam upayanya memecahkan suatu masalah.

6. Indikator Sikap Ilmiah Siswa

Dari penjelasan tentang sikap ilmiah siswa, Wynne Harlen (Mulyana, 2009:

11), mengemukakan bahwa ada sembilan sikap ilmiah yang harus dikembangkan

sejak dini pada siswa sekolah dasar, yaitu: (1) sikap ingin tahu (curiousity), (2)

sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), (3) sikap kerja sama

(cooperation), (4) sikap tidak putus asa (perseverance), (5) sikap terbuka untuk

menerima (open-mindedness), (6) sikap mawas diri/sikap kritis (self critism), (7)

sikap bertanggung jawab (responsibility), (8) sikap berpikir bebas (independence

in thinking), dan (9) sikap kedisiplinan diri (self discipline). Sikap-sikap ini

berkaitan dalam membentuk sikap ilmiah siswa. Oleh karena itu, sikap-sikap

dalam sikap ilmiah ini, dapat dijadikan sebagai indikator dalam penelitian

mengenai pengaruh kepribadian guru terhadap sikap ilmiah siswa.

C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1. Pengertian Pembelajaran IPA

Page 30: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

40

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan ‘pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar’ (Syaipul Sagala, 2006: 62). Adapun pengertian pembelajaran menurut

Degeng adalah ‘upaya untuk membelajarkan peserta didik’ (M. Sobry Sutikno,

2005: 28). Sedangkan ‘IPA atau sains diambil dari kata latin Scientia yang arti

harfiahnya adalah pengetahuan, kemudian berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan

Alam atau Sains’ (Agus S, 2009). Kurikulum 2006 menjelaskan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. (E. Mulyasa, 2007: 110).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPA merupakan proses interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar

tentang pengetahuan dengan cara mencari tahu tentang alam dan fenomena yang

terjadi di dalamnya secara sistematis melalui proses penemuan. E. Mulyasa (2007:

110) dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengungkapkan bahwa:

“pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan

sikap ilmiah”.

Dari beberapa pengertian tersebut, pada dasarnya pendidikan IPA terdiri

dari tiga dimensi, sebagaimana yang dikemukakan T. Sarkim (Mulyana, 2009: 9)

bahwa ‘pendidikan IPA dikategorikan ke dalam tiga dimensi yaitu: dimensi

produk, dimensi proses, dan dimensi sikap’. Dimensi produk meliputi konsep,

Page 31: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

41

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

prinsip, hukum, dan teori yang merupakan hasil penyelidikan manusia melalui

serangkaian eksperimen dalam memahami dan menjelaskan alam dengan berbagai

fenomena yang terjadi. Dimensi proses yaitu metode untuk memperoleh

pengetahuan atau disebut juga metode ilmiah. Adapun dimensi sikap ilmiah

adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh

seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan

baru. Pada setiap pembelajaran IPA, ketiga dimensi tersebut sebaiknnya harus

tetap ada, sehingga pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada penguasaan

konsep saja. Pembelajaran IPA merupakan proses pembelajaran yang dapat

memberikan penguasaan konsep pada peserta didik melalui pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

2. Kompetensi Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pelaksanaan pembelajaran IPA dirancang dengan berorientasi pada

pencapaian kemampuan (kompetensi) siswa. Hall dan John (Oemar Hamalik,

2007: 133) menjelaskan bahwa ‘kompetensi merupakan gambaran utuh dari

perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur’.

Dengan demikian, kompetensi mata pelajaran IPA diartikan sebagai kemampuan

dan pengetahuan yang harus dimiliki siswa pada mata pelajaran IPA.

Untuk menentukan kualitas kemampuan siswa, tentu harus mengacu pada

standar kompetensi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. E. Mulyasa

(2007: 111) menjelaskan bahwa: “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

(SKKD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus

Page 32: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

42

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di

setiap satuan pendidikan”.

Standar Kompetensi mata pelajaran Sains (IPA) di SD/MI adalah: a. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,

bertanya, bekerjasama, dan peka terhadap makhluk hidup dan lingkungan.

b. Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.

c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana dalam lingkup pengalamnnya.

d. Mampu memanfaatkan sains dan merancang/membuat produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip sains dan mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan sekolah serta memiliki saran/usul untuk mengatasi dampak negatif teknologi di sekitar rumah dan sekolah. (Mulyana, 2009: 16-17).

Adapun tujuan dari mata pelajaran IPA di SD/MI sebagaimana yang

dijelaskan dalam buku KTSP, sebagai berikut:

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan, sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu cipataan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (E. Mulyasa, 2007: 111).

Page 33: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

43

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA di Sekolah

Dasar khususnya, guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang bermakna

bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna tersebut dalam proses pembelajaran IPA

di Sekolah Dasar harus diarahkan pada pencapaian kualitas kemampuan siswa

yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku sebagai hasil dari proses

pembelajaran tersebut.

3. Pembelajaran IPA yang Efektif di Sekolah Dasar

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pembelajaran IPA merupakan

proses interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar tentang

pengetahuan dengan cara mencari tahu tentang alam dan fenomena yang terjadi di

dalamnya secara sistematis melalui proses penemuan. Sedangkan pengertian

efektif adalah “mencapai sasaran sesuai yang diinginkan” (M. Sobry Sutikno,

2009: 63). “Pembelajaran efektif ialah suatu pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat

tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan” (M. Sobry Sutikno, 2005:

37). Menurut Dick & Reiser (M. Sobry Sutikno, 2005: 33) pembelajaran efektif

adalah ‘suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar

keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta

didik senang’.

Page 34: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

44

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang efektif

di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran IPA bertujuan agar setiap

kompetensi dapat dicapai oleh masing-masing siswa. Adapun yang harus

diperhatikan guru untuk melaksanakan pembelajaran IPA yang efektif di Sekolah

Dasar sebagaimana dikemukakan oleh Mulyana (2009: 22-25), yang mengutip

buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif adalah:

Ciri-ciri pembelajaran efektif, yaitu: a. berpijak pada prinsip konstruktivisme; b. berpusat pada siswa; c. belajar dengan mengalami; d. mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional; e. mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan; f. belajar sepanjang hayat; g. perpaduan kemandirian dan kerjasama.

Berdasarkan kutipan tersebut, maka pembelajaran IPA yang efektif adalah

pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan mengarahkan siswa pada

penguasaan konsep melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah,

sehingga hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik dapat

dicapai dengan baik. Dengan demikian, pada dasarnya pembelajaran IPA tetap

harus memperhatikan ketiga dimensi pendidikan IPA.

D. Keterkaitan antara Kepribadian Guru dengan Sikap Ilmiah Siswa dalam

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

“Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap

ilmiah seseorang adalah lingkungan di sekitar kehidupan siswa baik lingkungan

rumah maupun lingkungan di sekitar sekolah”, Ningrum (2009: 19). Yang

Page 35: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

45

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

termasuk di dalam lingkungan sekolah diantaranya adalah guru. Guru adalah

seseorang yang sangat berperan dalam menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Oleh

karena itu guru harus mampu memberi contoh yang baik bagi para siswanya,

salah satunya dengan cara menampilkan kepribadian yang baik dan tepat pada saat

PBM sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik. Karena guru yang memiliki

kepribadian baik akan berpengaruh terhadap perilaku siswa, termasuk di

dalamnya sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA. Sebaliknya, apabila guru

tidak mampu menampilakan kepribadian yang baik dan tepat pada saat PBM

sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik, bukan tidak mungkin siswa akan

meniru perilaku guru tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan siswa tidak

mempunyai sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

keterkaitan antara kepribadian guru dengan sikap ilmiah siswa dalam

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Dalam penelitian, keterkaitan tersebut

dijelaskan melalui hubungan dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Pada penelitian tentang pengaruh kepribadian guru terhadap sikap

ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA, yang menjadi variabel bebas adalah

kepribadian guru, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah sikap ilmiah

siswa. Marzuki (1999) menjelaskan bahwa: “ada 3 jenis hubungan antar variabel,

yaitu: hubungan simetris, kausal/sebab akibat, dan interaktif/timbal balik”. Pada

keterkaitan antara kepribadian guru dengan sikap ilmiah siswa dalam

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 36: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

46

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi

1. Hubungan simetris menjelaskan bahwa variabel bebas tidak mempengaruhi

variabel terikat atau sebaliknya. Hal ini dapat diartikan bahwa kepribadian guru

tidak mempengaruhi sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA di Sekolah

Dasar atau sebaliknya.

2. Hubungan kausal/sebab akibat menjelaskan bahwa variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat. Hal ini dapat diartikan bahwa kepribadian guru

mempengaruhi sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

3. Hubungan interaktif/timbal balik menjelaskan bahwa variabel bebas dan

variabel terikat saling mempengaruhi. Hal ini dapat diartikan bahwa

kepribadian guru dapat mempengaruhi sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran

IPA di Sekolah Dasar dan sebaliknya, sikap ilmiah siswa dapat mempengaruhi

kepribadian guru dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Dari penjelasan tersebut, maka pada penelitian tentang pengaruh

kepribadian guru terhadap sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA, yang akan

diteliti adalah hubungan kausal saja. Hubungan antar variabel penelitian tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Hubungan antar Variabel Penelitian

Keterangan:

X = kepribadian guru

Y = sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA

= garis hubungan kausal

X Y

Page 37: s Pgsd Tasik 0601146 Chapter2

47

Erna Hernawati,2012

Pengaruh Kepribadian…

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi