S N :,tti.ii, PROSIDING t.'.,:trjlSjiljjournal.ustjogja.ac.id/download/Prosiding Seminar...

9
:: 'r':'':l':':" :' -'***"'t lS S N 2 3 i, g-O 2 8.'',8;irl .',.,.,:ii... ; :t:i.3 :,tti.ii, :-.,.:,.: :i-:. i:11!,-::,,iil .,.,.,',,.,.,. t.'.,:trjlSjilj PROSIDING SEMINARNASIONAL ,.',.ffi Y rrElvtrlrfl^f\ rrflattLrlrlaL ,1,,,r..:,,,,,r**i.iLil''....... '1 P E N D I D I I(A N T E KN I K OTO M OT I F.!.,',..,,,;:,,::,,::i::,::,:.:,, .,..:: .-:3rff { t+:.]- & -:-:il.- i t4:4aE: I #= v" @ffiFdms ffiTreKEfiKftrcn EIhNilffiWr+doffiffiNGffiS FAKULTAS KEGUR,UAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MU HAMMADIYAH PURWOREJO 2015 *

Transcript of S N :,tti.ii, PROSIDING t.'.,:trjlSjiljjournal.ustjogja.ac.id/download/Prosiding Seminar...

::

'r':'':l':':" :' -'***"'t

lS S N 2 3 i, g-O 2 8.'',8;irl .',.,.,:ii... ;:t:i.3 :,tti.ii, :-.,.:,.: :i-:. i:11!,-::,,iil

.,.,.,',,.,.,. t.'.,:trjlSjilj

PROSIDINGSEMINARNASIONAL ,.',.ffiY rrElvtrlrfl^f\ rrflattLrlrlaL ,1,,,r..:,,,,,r**i.iLil''.......

'1

P E N D I D I I(A N T E KN I K OTO M OT I F.!.,',..,,,;:,,::,,::i::,::,:.:,, .,..::

.-:3rff {t+:.]- &-:-:il.- it4:4aE: I#=v"

@ffiFdmsffiTreKEfiKftrcnEIhNilffiWr+doffiffiNGffiSFAKULTAS KEGUR,UAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MU HAMMADIYAH PURWOREJO

2015

*

ISSN:2338-0284

ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Teknik OtomotifFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Purworej o

23 Mei 2015Tantangan dan Peluang Pendidikan Vokasi Kejuruan dalam MemasukiMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Penyunting:Arif Susanto, M.Pd.Bambang Sudarsono, M.Pd.Widyatmoko, M.Pd.Dwi Jatmoko, M.Pd.

Tata Letak:Mike Elly Anitasari, S.Pd.

Hardi Setioko, S.E.

Daftar Isi

1. TANTANGAN DAN PELUANG PENDIDIKAN VOKASI DALAMMEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEANwaluyo"...' ..................... 1

2. TEACHING FACTORY SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIFIbnu Siswanto..... ............5

3. UPAYA MENGEMBANGKAN SMK NEGERI 2 PENGASIH SEBAGAIMODEL SEKOLAH CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA (CI-BT)DALAM MENYIAPKAN LULUSANNYA MEMASUKI DUNIA USAHA DANDLINIA INDUSTRI (DU/DI) DI ERA GLOBALIpnugraha

4. PENGARUH METODE PROBLEM-BASED LEARNING DAN DIRECTTEACHING TERIIADAP IIASIL BELAJAR ALAT UKUR DITINJAU DARIMOTIVASI DAN KREATryITAS SISWAHeru Raharjo

5. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BE-COOLS (BLENDEDCOOPERATIVE WITH NANO LESSON STADY) I}NTUK MENINGKATANKOMPETENSI MAIIASISWAMarsono, Mingchang Wu, Fitria Khasanah

6. PROGRAM PERCEPATAN PENULISAN TUGAS AKHIR SKRIPSIMAHASISWA JTIRUSAN PT. OTOMOTIF'FT TINYIbnu Siswanto................ ..................40

7. MEMILTH METODE PEMBELAJARAN IINTUK MATA PELAJARANPRODI.IKTIF' PADA SMK PROGRAM STUDI KEAHLAH TEKNIKOTOMOTIFRabiman

B. PERAN GURU PROFESIONAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHANINDUSTRIArif Bintoro Johan

9. PERAN GURU SMK DALAM MENTIIVIBUHKAN KESIAPANBERWIRAUSAHA SISWA SMK PROGRAM STTIDI TATA KECANTIKANAde Novi Nurul Ihasani................ .....................61

10. PERAN PENDIDIKAN SMK DI ERA GLOBALISASIAgny Ardiansyah.........

..................66

t2

21

55

PERAN GURU PROFESIONAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INDUSTRI

Arif Bintoro JohanUniversitas Sarjanawiyata Tamansiswa

abej 1j anoko@yahoo. com

AbstrakPeran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam menyiapkan tanaga guru

SMK yang nantinya akan menghasilkan anak didik yang layak dan punya kompetensi untukterjun memenuhi kebutuhan industri harus merestrukturisasi sistem ieplndidikan dan sajiankurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pembenahan juga diperlukan dalam kajiananalisis kebutuhan serta kerjasama yang lebih luas lagi. LPTk

-harus mampu meredesain

kurikulum calon guru SMK yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan industri. Eraglobalisasi yang berlangsung saat ini menuntut peran pendidikan teknologi d"an kejuruan agarsemakin mantap. Masalah relevansi, peninglatan mutu dan efisien"si p"ny"l"ngguru=u1pendidikan teknologi dan kejuruan sudah sering dipertanyakan, Hal ini didasarkan bahwasemakin sulitnya lulusan pendidikan teknologi dan kejuruan untuk memperoleh pekerjaan,sementara jumlah lulusannya semakin bertambah. Seluruh bidang keahlian dalam dunia terjaterbentuk dari hubungan antara manusia dengan benda. Manusia terdiri dari komponen jasmanidan komponen rohani atau ide, sedangkan benda dapat berbentuk perangkat keras dan perangkatlunak yaitu data. Dengan demikian bidang keahlian dalam dunia terja ierbentuk atas hubunganmanusia, ide, benda dan data. Pengembangan sistem pendidikan teknologi dan kejuruan pe-rludirancang sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk dapat mencapai tuJuan ini, keterlibatandunia industri h|-ru: dikembangkan dalam menetapkan berbagai standar keahlian,pengembangan kurikulum dan kebijakan pengelolaan sistem pendidikan. Tingkat pendidikanangkatan kerja Indonesia diharapkan akan berubah. Hal ini akan mengubah pila harapan dankeinginan generasi muda dan orang tuanya. Indonesia diperkirakan akan mengikuti jejakpengalaman berbagai negara lain, dimana tingkat pendidikan yang semakin tinggi m".oputu1kebutuhan individu dan keluarganya. Meninglatnya tingkat pendidikan arrgkaiai keq'a harusdiimbangi pula dengan meningkatnya keterampilan ke{a lan pioduktivitasnyi.

Kata kunci: guru, SMK, kebutuhan industri

PENDAIIULUANPada hakekatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang

dan semua satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, disarnping perlunyu uorrrr-orr.ur penunjanglainnya' Kualitas kemampuan guru yang rendah aki berdamp* puau rendahnya mutu pendidikan.Sedangkan derajat kemampuan guru sejak mula disiapkan pada suatu lembaga pendidikan guru yangditangani oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikur, 6lrry, baik secara berjenjang maupunsecara keseluruhan. LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga edukasi (guru) di lndonesi a, yangsangat berperan bagi peningkatan kualitas sumbei daya malusia dalam" meningkatkan kualitaspendidikan pada umumnya. Kebutuhan guru bagi sekolah negeri maupun swasta dapat diprediksi:"^:i* L:p",

dengan demikian pemerintahpun dapat menghasilkan tenagi pendidik yang selektif sertaDerKualrtas.

Pada peradaban bangsa mana pun, termasuk Indonesia, profesi guru bermakna strategis karenapenyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan,pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru sekaligus meniscayakanpengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi glrru dengan segala dimensinya. Di dalam IJU\o' 14 Tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah pendiJik prJfesional denga., tugas utamamendidik, mengajar, membimbing, *"ngu.uhkan, melatih, menilai, dan mengevalu"asi peserta" didikpada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, daipendidikan menengah.

55

23 Mei 2015Tor,nrgon clan Peluang Penttidiknn Vokasi Kejuruan dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Sebagai implikasi dari uu No. 14 Tahun 2005, guru harus menjalani proses sertifikasi untuk

-"r,&putt uo Sertifikat Pendidik. Guru yang diangkat sejak diundangkannya UU ini, menempuh

p.ogruor sertifikasi guru dalam jabatan, yang diharapkan bisa tuntas sampai dengan tahun 2015

(Kemendikbud, 2015 : 1).

Era globalisasi yang berlangsung saat ini penuh dengan persaingan, khususnya dalam bidang

informasi, transformasi durikomorrikasi. Sehubottgutt dengan hal tersebut dalam rangka meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, pendidikan teknologi dan kejuruan harus mampu berperan sebagai

pusat kebahasaan intelektual dan muara ilmu pengetahuan dan teknologi' Namun berdasarkan

kenyataan yang dialamipada dunia pendidikan khrrsusnya pendidikan teknologi dan kejuruan masalah

pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, efisiensi dan masalah relevansi lulusan dan dunia kerja

masih menjadi isu strateiis yaig perlu dibicarakan. Masalah relevansi (keterkaitan dan kesesuaian)

antaralulusan pendidikan teknoligi dan kejuruan dengan dunia.kerja menjadi menlrit< untuk dibahas'

terlebih dengan semakin banyaknya lulusan yang tidak b9\erja (pengangguran)' Menurut data dari

Dinas Tenaga Kerja tahun 2009, hunyu 35% dai setiap lulusan SMK yang terserap oleh lapangan

kerja. KonJisi ini adalah gambaran yang menunjukkan masih tingginya angka pengangguran,

khususnya bagi pendidikan -teknologi

dan-kej.r*un yang sekaligus dapat mengambarkan ketidak-

sesuaian kualitas lulusan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri. Mengamati permasalahan

tersebut, perlu dirumuskan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan lulusan

pendidikan teknologi dan kejuruan agar sesuai d"trgin kebutuhan dunia usaha/industri (Tampubolon,

200e)

PEMBAHASAI{Mengapa Guru Profesional?

Seiring dengan perubahan orientasi kehidupan masyarakat Indonesia di pertengahan 1980-an

yang menjadikan materi sebagai ukuran dominarl citra guru terpuruk dan pekerjaan guru kurang

diminati. Pekedaan gu.u diang'gap tidak menjanjikan masa depan yang gemilang bagi generasi muda'

luru putu, p"naiOit"u.r pun fdaf bisa berbuat banyak atas kondisi semacam itu. Celakanya semua

kalangan juga setuju membelakangkan bidang pendidikan dibanding bidang-bidang kehidupan yang

lain (Mirdianto, 2009).Bersamaan 6"ngun kondisi seperti di atas hakikat pendidikan untuk bangsa menjadi

terlupakan. Padahal dalam konteks itu, kapanpun dan di manapun pendidikan memiliki peran

antisipatoris dan prepatoris, yakni selalu mengu"r, k" masa depan dan selalu mempersiapkan generasi

muda untuk kehidupan mara depan. Secara filosofis, pendidikan merupakan kegiatan menyiapkan

-uru a"pun suatu bangsa yang Oltal hlnya mempertahankan eksistensinya, tetapi juga supaya bisa

berperan dalam berbigai diriensi kehidupan pada rataran nasional maupun internasional secara

bermartabat.Dengan dasar hlosofis seperti di atas tidak beralasan kiranya menafikkar bidang pendidikan di

negeri ini. iada belahan yurrg luin, juga demikian, karena pendidikan hakikatnya merupakan

baituan/pelayanan pendidik terf,adap peserta didik, tidak layaklah memposisikan guru pada tempat

yang tidak slmestinya. Sebagai seU.rah pekerjaan yang dengan keahlian khusus dan berijasah serta

diakui oleh masyarakat dan/atau negafa, pekerjaan guru memenuhi persyaratan untuk disebut profesi

(Mangkupraw tr a, 2002:44).pendidik harus diposisikan sebagai tenaga profesional. Seperti jenis pekerjaan yang

berkualifikasi profesionat yang lain, maka p"t"4uut pendidik harus dilandasi tiga pilar yang melekat

sebagi etos kerja, yaitu tlmfinan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (iob quality), menjaga

harga diri dalarn pelaksanaan pekerjaan, dan teinginan untuk memberikan pelayanan prima kepada

malyarakat (Buchori, 2000). i-ltttol senantiasa menjunjung tinggi etos ke{a semacam itu' maka

landasan filosofis peran dan hakikat pendidikan seperti telah dikemukakan di atas perlu selalu diingal

dan dipedomani. btos kerja itu iuga berimplikasi pada berbagai persyaratan yang mengikat ker;1a

profesi, sebagaimana disepekati paia ahli manajemen sumber daya manusia, seperti panggilan jiri:

untuk menjalankan tugas mulia (vokasi), pengetahuan dan kecakapan/keahlian, kebakuan yang

universal (teoretis, pri"nsipal, proiedural, dan asumtif), pengabdian, kecakapan diagnqstik da:

kompetensi aplikatif, otonomi, kode etik, dan klien'

56

FakuttasKeguruandanrmur",o,i,#)'lLIiiJi!,i1,';;,';:I;:;,"#t\i#::,::

Dengan pemenuhan persyaratan sebagai profesi, pekerjaan guru atau pendidik tidak dapatdipandang remeh, baik oleh kelompok pelaku maupun kelompok di luarnya. Bagi guru selaku pete4aprofesi tentu saja riskan dengan tuntutan masyarakat adanya anak-anak yang salah asuh, salah didik,atau salah ajar, seperti halnya dokter yang bisa saja melakukan kesalahan penanganan pasien(malpraktik).

Sejak pascareformasi politik di Indonesia, para ahli pendidikan juga berupaya melakukanreformasi pendidikan, dengan salah satu agendanya adalah peningkatan kesejahtlraan guru ataumengangkat citra guru atau menjadikan pekerjaan gum sebagai profesi. Buah dari agenda ieformasipendidikan itu adanya konstitusi yang mengatur tentang guru dalam pendidikan. Guru mempunyaikedudukan sebagai tenaga profesional --pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan -"n"ogui, jurtpendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal-- diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dibuktikan dengan sertifikat pendidik (UU No.1412005 Pasal 2 ayat (1) dan ayat 1271.

Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut persyaratankemampuan yang secara akademik dan pedagogis maupun secara profesional dapat diterima olehpihak di mana guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara langsung maupun pihuk luin terhadapsiapa guru bertanggung jawab. Guru sebagai penyandang jabatan profesional harui disiapkan melaluiprogram pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru. Olehsebab itu, diperlukan waklu dan keahlian untuk membekali para lulusan dengan beibagai kompetensi,yaitu penguasaan bidang studi, landasan keilmuan dari kegiatan mendidik, -uup.ro strategimenerapkannya secara pro fesional di lapangan.

Sebagai pekerja profesional, guru harus memiliki kemampuan mengemban fungsi pendidikan,1'aitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat,dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didiksecara optimal.

Peran LPTK dalam membentuk guru vokasional yang profesionalKemajuan suatu negara tidak terlepas dari sistem pendidikan di negara itu, sebab pendidikan

nerupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu ,""uru langsung,ataupun tidak dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan Ilmu pengetahuan danTeknologi. Untuk itu peranan lembaga pendidikan sangat besar dalam menghasilkan Sumber Daya\lanusia (SDM) yang potensial guna menyokong pelaksanaan pembangunan bangsa dan Negaia.Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu titik sentral dalam pimbangunan.

Salah satu lembaga pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),=erupakan lembaga pendidikan di bidang teknologi yang menyiapkan tenagate4a tingtat menengah.:{al ini sejalan dengan pendapat Purba (2002) yang merumuskin empat Llsi penoiOikan kejurian,'akni: 1) Menghasilkan sumber daya manusia yang dapat menjadi faktor keunggulan dalam berbagai--Ltor pembangunan, 2) Mengubah peserta didik dari status beban menjadi ass=J pembang.rnun yulrrg::oduktif, 3) Menghasilkan tenaga kerja yang profesional untuk memenuhi tuniutan, rebutuhanindustrialisasi khususnya tuntutan pembangunan pada umumnya, 4) Membekali peserta

I - drk untuk mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.

L Sejalan..dengan itu Hadiwaratama (2001) menyatakan bahwa "sekolah kejuruan bertujuan

I .--:uk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaiatan

I :ratan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa yang mampu berusaha sendiri dalam membuka

I i.far,rgan kerja guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja" Untuk mencapai hal

I *Put. maka siswa SMK dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang

I t-olanya di sekolah karena setiap mata pelajaran saling mendukung dan saling -"*p"ogu*hi pada

I ;q-urskatan ilmu serta ketrampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya.

I Dunia industri saja yang bisa memiliki produksi dengan kualitas kelas-dunia yang mampu

I :csaing ,dengan pasar global. Salah satu aspek yang mendukung perkembangan industri adalah

I ';'-ber daya manusia yang maksimal. Asumsi umum beranggapan bahwa dalam pengembangan

I*Tiil*':I:,ff

:H,i,i::"T,#1':"ffii'::1"1'fi ilTi,"Ti:';lT:*3i:X1,ffi 5;,#m*:g;

57

23 Mei 2015Tantangan dan Peluang Pendidiknn Vokasi Kejuruan dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

manusia di industri. Salah satu bentuk pendidikan yang orientasinya dalam membentuk sumber daya

manusia yang dibutuhkan oleh industri adalah pendidikan kejuruan.

Pelaksanaan pendidikan kejuruan di Indonesia sudah dilakukan sejak lama dengan munculnya

sekolah-sekolah menengah kejuruan atau SMK. Sesuai dengan Undang-Undang no. 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional pasal 18. Dalam pasal itu disebutkan bahwa pendidikan menengah

merup;kan lanjutan dari pendidikan dasar (ayat 1), pendidikan menengah terdiri atas pendidikan

umum dan pendidlkan menengah kejuruan (ayat 2), dan pendidikan menengah berbentuk Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (ayat 3).- SMK sendiri merupakan salah satu jenis sekolah di lndonesia yang sederajat dengan

pendidikan menengah atas atau SMA, bedanya SMK lebih menekankan terhadap pendidikan

vokasional. Lulusan SMK disiapkan untuk siap bekerja di lndustri namun tidak menutup kemungkinan

juga lulusan SMK bisa masuk dalam perguruan tinggi. Selain itu tujuan pendidikan menengah

t"j.t*un juga telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 Tahun 2006

tentang Siandar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, ditegaskan bahwa pendidikan kejuruan bertujuan

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta

didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Tantangan yang dihadapi para lulusan SMK akan semakin meningkat, untuk itu peserta didik

perlu dipersiapkan secara serius dalam berbagai program kejuruan dengan mempertajam kemampuan

adaptif, sejalan dengan kebutuhan kompetensi baik yang bersifat personal maupun sosial. Kompetensi

perional meliputi kreativitas, ketekunan, kemampuan memikul tanggungjawab, memiliki kemampuan

tejuruan darr sikap profesional, serta memiliki kecerdasan emosional. Kompetensi sosial adalah

kemampuan bekerja secara efisien di dalam kelompok. Sedangkan kompetensi kerja merupakan

karakteristik dasar yang dimiliki seseorang yang mengindikasikan cara berpikir dan bertindak untuk

berbagai situasi dan dalam jangka waktu yang lama (Spencer & Spencer, 1993: 9-15). Kondisi tersebut

membiwa konsekuensi bahwa sekolah efektif harus mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi

yang utuh.Salah satu faktor mendasar yang menentukan ketercapaian tujuan pendidikan kejuruan adalah

guru. Peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran (Jones, Jenkin & Lord,

2006:1). Aspek yang bisa menunjang dalam tercapainya tujuan pendidikan kejuruan atau SMK adalah

tenaga pendidik atau guru yang berperan dalam membantu pengembangan individu peserta didik agar

sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut (Wagiran, 2009).

Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMK mempunyai peranan yang sangat

menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru

adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para siswa. Agar pelaksanaan

KBM di berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran maka harus diciptakan

guru yang profesional dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan SMK baik jumlah, kualifikasi maupun

spesialisasinya.Mutu guru atau profesionalisme guru tidak lepas dari proses pembinaan guru baik pembinaan

langsung oleh kepala sekolah dan pengawas atau juga oleh Pusat-pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK).

Pembinaan ini sangat penting karena guru pada umummnya masih banyak memilikipermasalahan mulai dari rendahnya kesejahteraan, rendahnya perlindungan, rendahnya mutu sampai

tepada profesionalisme guru. Gaji dan kesejahteraan guru akhir-akhir ini menjadi isu yang dijadikan

faktor penyebab rendahnya mutu guru sehingga untuk meningkatkan mutu perlu ditingkatkan gaji dan

kesej ahteraannya melalui j alur sertifikasi.Guru dituntut mampu memfasilitasi proses pembelajaran aktif yang mampu membangkitkan

minat dan kemauan siswa dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dalam konteks ini menjadi

penting bagi seorang guru untuk memiliki kompetensi dan bertindak efektif sebagai salahsatu kunci

keberhasilan pembelajaran. Studi di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa faklor guru

memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa sebesar 360/o, diikuti dengan faktor manajemen

sebesar 23o/o, faktor waktu belajar sebesar 22o/o, dan faktor sarana fisik sebesar l9o/o (lndra Djati Sidi.

2000).

58

FakultasKegtruandan,,^rr"ro,if t'r':L\::;::::r'ilf :#:;,";XtL:::::;{

Menurut Charles Prosser yang dikutip oleh Wardiman (1998), ada 16 prinsip pendidikankejuruan dan diantaranya yang terkait dengan peran industri ada tiga prinsip. pendidikan kejuruanakan afektif jika (a) tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, ian m"sin yang sama seperti1.ang ditetapkan di tempat kerja dan (b) melatih r"r"oiung dalam kebiasaan Ue.pitii, dan bekeqfaseperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Selain dua prinsip itu ada prinsip lainnya yangterkait dengan peran industri, yaitu (c) pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswadilatih, merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja. Efisiensi ini diperoleh karenabagi industri tidak perlu menyelenggarakan pusat-pusat diklat lagi. Untuk memenuhi ketiga prinsip ini,sekolah kejuruan memerlukan biaya yang sangat besar, apatagi bila ingin memenuhi keseluruhanprinsip dari Prosser.

Pemerintah Indonesia saat ini masih belum mampu sepenuhnya dalam menyediakan fasilitascan biaya yang memadai bagi sekolah kejuruan, sehingga dipastikan -"ngurungi kualitas lulusansekolah kejuruan. Filosofi ini berimplikasi pada manaiimen dan kurikul,rri ,".t"a pembelajaran diS-\{K' SMK harus dikelola dengan mengacu pada tujuan utama, yaitu menyiapkan lulusan yang siap:remasuki dunia kerja dan bekerja. Manajemen SMK harus didisain untuk mencapai keefektifan dansekaligus efisiensi. Merencanakan dan melaksanakan progmm sedekat mungkin dengan kondisi di:empat kerja merupakan tugas penting SMK. Kurikulum hirus disusun berdaiarkan kebutuhan dunia<e4a (demand driven). Peralatan dan mesin untuk praktik harus disediakan dengan kriteria yang sama:ahng tidak mendekati dunia kerja. Pembelajaran di SMK harus dilakukan sedJmikian rupa sehingga':iusan benar-benar siap untuk memasuki dunia kerja, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan,':n sikap yang diperlukan di dunia kerja.

KESIMPULANMemperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi

r:berhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan profesi guru menjadi wacana yang sangat:enting' Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya rnu*;"*"n pendidikan modern dan: :,:' l-esional dengan bernuansa pendidikan.

Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnyat:-1&ffipu?ll profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekankan kefaia:e:suasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.-.:::'esionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih"merupakan sikap,:t:eembangan profesionalisme lebih dari seorang tetnisi bukan hanya memiliki keterampilan yang-:ei tetapi memiliki suatu tingkah laku yangdipersyaratkan.

Guru yang profesional pada dasamya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tatarant::atangan yang mempersyaratkan willingness dwt ability, baik secara intelektual maupun padar-::iisi yang prima. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Usaha:::tgkatkan profesionalisme guru merupakan tang=gung Jawab bersama antara LpTK sebagai:F-:-'etak guru, instansi yang membina guru (dalam hai ini Kernendikbud atau yayasan swasta), pGRIr'- nasyarakat.

Guru masa depan diibaratkan sebagai "air bening yang menjernihkan,,. Calon guru haruslahr*---putri terbaik Indonesia yang dididik secara khusus-oleh le-Luga pendidikan yang bermutu,r'l-'-gga memiliki kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik aan prof"sional secaia lengkap. Di"t--:1ng itu, guru masa depan harus bisa berfungsi seUugai pembawa perubahan perilaku belajarr:r:-:ajar, termasuk mengubah kebiasaan mengajar yung .,raun tidah sesuai dengan kemajuanr*::-dikan terkini' Pendidikan guru secara khusus oluruirtuo tidak saja untuk menguatkan kompetensi

'r:-' -;ssional dan pedagogi yang dapat diperoleh di lingkungan akademik LpTKlan sekolah, tetapi*u' :rembentuk kompetensi kepribadian dan sosial melalui pendidikan dan pengasuhan di asrama danrlri:-Jasan di daerah khusus.

J fT.{R PUSTAI(Airu - l-i, Mochtar. 2000. peranan pendidikan dalam

Juli-Agustus.Budaya Politik. Basis, Nomor 07-08. Tahun ke_49

59

23 Mei 2015Tantangan dan Peluang Pendidikan Vokasi Kejuruan dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Dewantara, Ki Hajar. 1961. Karya Ki Haiar Dewantara: Bagian Pertama, Pendidikan (disusun oleh

M.Tauchid,dkk).Yogyakarta:MajelisLuhurPersatuanTamanSiswa

Hadiwaratama.200l.BukuPetuniukMenengah,Jakarta:Depdikbud

Indra Djati sidhi. 2000. Pendidikan dan Peran Guru Dalam Era Globalisasi, Maialah Komunika No' 25

/tahun VIII/2000'

Jones, J., Jenkin, M., & Lord, S. 2006. Developing ffictive teacher performance' London: Paul

ChaPman Publishing.

Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia Strategik' Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Mirdianto. 2009. Menjadi guru profesional: panggilan iiwa, penilaian portofolio' atau pendidikan

profesi? niu-Ui"t dari trttp:llafmlrAianto.blogspot.com/ 20091l1/menjadi-guru-

profesional 25.html

purba, Sukarman. 2002. Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Kesiapan Tenaga Pengaiar Tehtologi

dan Ke.iuruan Dalam Menghadafi Pengembangoi PfAf' Laporan Penelitian Medan FT

Unimed.

Spencer, L. M. & Spencer, s. M. 1993. Competence at work: Models for superior performance' New

York: John WileY and Sons'

Tampubolon, Hotmaria. 2009. Pendidikan Telvtologi Dan Keiuruan Dalam Menghasilkan Lulusan

Yang Relevatn Dengan Kebutuhan Dunia Kerja. PKK FT Universitas Negeri Medan

wagiran. 2009. Peran LPTK dalam mengembangkan pendidiknn keiuruan secara holistik dan

implikasinya bagi penyiapan guru kJiuruon professional. Seminar Nasional Revitalisasi Peran

UNy dalam vr"l-o3"dtu" Tenaga rependidikan Profesional. ISBN: 97 9820428, hal 27 -40'

wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui sekolah Menengah

Kejuruan (SMK)' Jakarta: PT' Jayakarta Agung'

60