Rumusan Masalah Hemofilia

8
Rumusan Masalah 1. Apakah Hemofilia itu? 2. Uraikan sejarah munculnya penyakit Hemofilia? 3. Apasaja gejala dari penyakit Hemofilia? 4. Jelaskan sifat genetika dari penyakit Hemofilia? 5. Bagaimana penanganan penyakit Hemofilia, khususnya di Indonesia? Pembahasan 1. Pengertian Hemofilia Beberapa pengertian Hemofilia, yaitu: Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan. Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa. Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat, yakni kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas Talmud pada abad kedua. 2. Sejarah ditemukan penyakit Hemofilia 2.1 Sejarah Hemofilia di dunia Pada abad ke 20, pada dokter terus mencari penyebab timbulnya hemofilia. Hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah dari penderita hemofilia mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter dari Havard, Patek dan Taylor, menemukan pemecahan masalah pada pembekuan darah, yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari plasma dalam darah. Zat tersebut

description

muamin

Transcript of Rumusan Masalah Hemofilia

Page 1: Rumusan Masalah Hemofilia

Rumusan Masalah1. Apakah Hemofilia itu?2. Uraikan sejarah munculnya penyakit Hemofilia?3. Apasaja gejala dari penyakit Hemofilia?4. Jelaskan sifat genetika dari penyakit Hemofilia?5. Bagaimana penanganan penyakit Hemofilia, khususnya di Indonesia?

Pembahasan

1. Pengertian HemofiliaBeberapa pengertian Hemofilia, yaitu: Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang

berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.

Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.

Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat, yakni kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas Talmud pada abad kedua.

2. Sejarah ditemukan penyakit Hemofilia

2.1 Sejarah Hemofilia di dunia

Pada abad ke 20, pada dokter terus mencari penyebab timbulnya hemofilia. Hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah dari penderita hemofilia mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter dari Havard, Patek dan Taylor, menemukan pemecahan masalah pada pembekuan darah, yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari plasma dalam darah. Zat tersebut disebut dengan "anti - hemophilic globulin". Di tahun 1944, Pavlosky, seorang dokter dari Buenos Aires, Argentina, mengerjakan suatu uji coba laboratorium yang hasilnya memperlihatkan bahwa darah dari seorang penderita hemofilia dapat mengatasi masalah pembekuan darah pada penderita hemofilia lainnya dan sebaliknya. Ia secara kebetulan telah menemukan dua jenis penderita hemofilia dengan masing - masing kekurangan zat protein yang berbeda - Faktor VIII dan Faktor IX. Dan hal ini di tahun 1952, menjadikan hemofilia A dan hemofilia B sebagai dua jenis penyakit yang berbeda

Di akhir tahun 1960-an dan sekitar awal 1970-an, intisari yang berisi Faktor VIII dan Faktor IX yang dikemas dalam bentuk bubuk yang kering dan beku telah ditemukan. Sehingga dapat disimpan di rumah dan digunakan sewaktu - waktu jika dibutuhkan. Dan sekarang para penderita hemofilia tidak selalu tergantung pada rumah sakit. Mereka dapat melakukan perjalanan, bekerja dan hidup normal. Tragisnya, beberapa pengobatan yang dihasilkan dari

Page 2: Rumusan Masalah Hemofilia

darah telah tercemar beberapa jenis virus, seperti hepatitis C dan HIV. Banyak penderita hemofilia yang terkena dampaknya.

Sebenarnya hemofilia telah ditemukan sejak lama sekali, dan belum memiliki nama. Talmud, yaitu sekumpulan tulisan para rabi Yahudi, 2 abad setelah masehi menyatakan bahwa seorang bayi laki-laki tidak harus di khitan jika dua kakak laki-lakinya mengalami kematian akibat di khitan. Seorang dokter asal Arab, Albucasis, yang hidup pada abad ke 12 telah menulis tentang sebuah keluarga yang setiap anak laki-lakinya meninggal setelah terjadi perdarahan akibat luka kecil..

Kata hemofilia pertamakali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis oleh Hopff di Universitas Zurich, tahun 1828. Dan menurut ensiklopedia Britanica, istilah hemofilia (haemophilia) pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter berkebangsaan Jerman, Johann Lukas Schonlein (1793 - 1864), pada tahun 1928.

.Hemofilia seringkali disebut dengan "The Royal Diseases" atau penyakit kerajaan. Ini di

sebabkan Ratu Inggris, Ratu Victoria (1837 - 1901) adalah seorang pembawa sifat/carrier hemofilia. Anaknya yang ke delapan, Leopold adalah seorang hemofilia dan sering mengalami perdarahan. Keadaan ini di beritakan pada British Medical Journal pada tahun 1868. Leopold meninggal dunia akibat perdarahan otak pada saat ia berumur 31 tahun. Salah seorang anak perempuannya, Alice, ternyata adalah carrier hemofilia dan anak laki-laki dari Alice, Viscount Trematon, juga meninggal akibat perdarahan otak pada tahun 1928.

2.2 Sejarah Hemofilia di Indonesia

Meskipun hemofilia telah lama dikenal di dalam kepustakaan kedokteran, tetapi di Jakarta baru tahun 1965 diagnosis laboratorik diperkenalkan oleh Kho Lien Keng dengan Thromboplastin Generation Time (TGT) di samping prosedur masa perdarahan dan masa pembekuan. Pengobatan yang tersedia di rumah sakit hanya darah segar, sedangkan produksi Cryoprecipitate yang dipakai sebagai terapi utama hemofilia di Jakarta, diperkenalkan oleh Masri Rustam pada tahun 1975.Secara epidemiologi dikatakan bahwa angka kejadian hemofilia A berkisar yang paling rendah 1 per 20.000 populasi dan yang tertinggi 1 per 10.000 populasi, hemofilia A jauh lebih banyak dibandingkan dengan penderita hemofilia B, angka kejadian hemofilia B biasanya kurang dari seperlima hemofilia A, tahun 2005 setelah terbentuk organisasi Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) di Jakarta pendataan penderita sudah mulai terorganisir. Berdasarkan data terakhir dari Yayasan Hemofilia Indonesia/HMHI Pusat jumlah penderita hemofilia yang sudah teregistrasi sampai Juli 2005 sebanyak 895 penderita

3. Gejala Penyakit HemofiliaGejala yang mudah dikenali adalah bila terjadi luka yang menyebabkan sobeknya kulit

permukaan tubuh, maka darah akan terus mengalir dan memerlukan waktu berhari-hari untuk membeku. Bila luka terjadi di bawah kulit karena terbentur, maka akan timbul memar/ lebam kebiruan disertai rasa nyeri yang hebat pada bagian tersebut. Perdarahan yang berulang-ulang pada persendian akan menyebabkan kerusakan pada sendi sehingga pergerakan jadi terbatas (kaku), selain itu terjadi pula kelemahan pada otot di sekitar sendi tersebut.

Page 3: Rumusan Masalah Hemofilia

* Apabila terjadi benturan pada tubuh akan mengakibatkan kebiru-biruan (pendarahan dibawah kulit)

* Apabila terjadi pendarahan di kulit luar maka pendarahan tidak dapat berhenti. * Pendarahan dalam kulit sering terjadi pada persendian seperti siku tangan, lutut kaki

sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang hebat.Bila terjadi pendarahan/ luka pada penderita Hemofilia pengobatan definitif yang bisa

dilakukan adalah dengan metode RICE, singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation.a. Rest. Penderita harus senantiasa beristirahat, jangan banyak melakukan kegiatan yang sifatnya

kontak fisik.b. Ice. Jika terjadi luka segera perdarahan itu dibekukan dengan mengkompresnya dengan es.c. Compression. Dalam hal ini, luka itu juga harus dibebat atau dibalut dengan perban.d. Elevation. Berbaring dan meninggikan luka tersebut lebih tinggi dari posisi jantung.

Ada dua cara pengobatan Hemofilia, Pertama, terapi on demand yaitu terapi saat terjadi perdarahan menggunakan infus produk untuk menggantikan faktor pembekuan. Sedangkan yang kedua profilaksis adalah infus faktor ke delapan secara rutin untuk mempertahankan kadar minimum faktor VIII/IX dengan kadar konsentrasi untuk mencegah sebagian besar perdarahan

4. Sifat genetika dari penyakit HemofiliaHemofilia A merupakan contoh klasik dari penyakit gangguan koagulasiyang diturunkan, berdasarkan genetika sifat penurunannya adalah secaraX - linked recessive. Gen F VIII berlokasi pada lengan panjang kromosom Xyaitu pada region Xq 2.6 kromosom X, terdiri dari 26 exons protein F VIII,termasuk juga: triplicated region A1A2A3, duplicated homology regionC1C2, dan heavy glycosylated B domain, kesemuanya menjadi aktif setelahadanya aktivasi trombin, gen F VIII berfungsi mengatur produksi dansintese F VIII. Bila kromosom X laki-laki mengalami kelainan sitogenetikmaka gen F VIII orang tersebut tidak akan mampu memproduksi/sintese FVIII/F IX, sehingga dia akan mengalami manifestasi klinis hemofilia

(generasi I, nomor 1), namun penyakit hemofilia ini tidakakan diturunkan pada kedua anak laki-lakinya oleh karena masing-masingmempunyai 1 kromosom X normal dari ibunya dan 1 kromosom Y daribapaknya (generasi II nomor 4 dan 5), tetapi dua anak wanitanya akanmenderita carier hemofilia oleh karena keduanya masing-masing akanmendapat 1 kromosom X hemofilia dari bapaknya dan satu kromosom Xnormal dari ibunya (generasi II nomor 2 dan 3). Seorang wanita carierhemofilia akan menurunkan penyakit hemofilia pada 50% anak laki-laki(generasi ke III nomor 6 dan 7) dan 50% carier hemofilia pada anakperempuan (generasi III nomor 8 dan 9), perlu kita ketahui bahwa seoranganak perempuan bisa menderita hemofilia bila seorang wanita carierhemofilia kawin dengan seorang laki-laki penderita hemofilia (generasi IVnomor 10) hal ini mungkin sangat jarang terjadi, kecuali bila adaperkawinan antar-keluarga.

5. Penanganan penyakit Hemofilia di Indonesia

Page 4: Rumusan Masalah Hemofilia

Permasalahan yang sering dihadapi oleh dokter yang bekerja menanganipenderita hemofilia adalah: 1). Besarnya biaya serta kurangnyaketerampilan teknisi untuk diagnostik pemeriksaan penyaring hemostasis,pemeriksaan F VIII dan F IX, 2). Biaya pemberian komponen darah sepertiF VIII, F IX, dan kriopresipitat yang mahal, 3). Kurangnya perhatian bilaada gejala klinis awal hemofilia dari tenaga medis di puskesmas, 4). Belumadanya pelayanan terpadu hemofilia khususnya di rumah sakit pusatpendidikan.1. Pemeriksaan Faktor Koagulasi, sebelum dilakukan pemeriksaan faktor koagulasi sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaanpenyaring fungsi hemostasis karena hal ini merupakan langkah pertamakita menduga dan memprediksi kemungkinan adanya defisiensi dari faktorkoagulasi. Pemeriksaan penyaring untuk menilai adanya kelainan fungsipembekuan darah di antaranya yaitu: pemeriksaan massa prothrombin(PT), massa activated parsiel tromboplastin (aPT) dan massa thrombin (TT).Dugaan kemungkinan seseorang menderita hemofilia bila hasil pemeriksaanaPTT memanjang dari kontrol normal, hal ini merupakan indikasi bagi kitauntuk melakukan pemeriksaan lanjutan F VIII dan F IX, bila pemeriksaanF VIII atau F IX hasilnya menunjukkan aktivitas yang menurun, maka inimerupakan petunjuk bahwa pasien menderita hemofilia A atau hemofilia B.penyakit hemofilia dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahannya menjadi3 gologan yaitu: 1). Hemofilia berat (severe hemofilia) bila aktivitas F VIII< 1%; 2). Hemofilia sedang (moderat hemofilia) bila aktivitas F VIII 2 – 5%;dan 3). Hemofilia ringan (mild hemofilia) bila aktivitas F VIII 5 – 25%.2. Tanda-Tanda Klinis HemofiliaGejala-gejala dan tanda klinis untuk hemofilia biasanya sangat spesifik danumumnya penderita hemofilia mempunyai gejala-gejala klinis yang sama,hemofilia A dan hemofilia B secara klinis sangat sulit untuk dibedakan.3. Pemberian Komponen DarahPemberian substitusi komponen darah merupakan solusi utama untukmengatasi adanya keluhan-keluhan yang muncul akibat terjadinyaperdarahan oleh karena trauma atau perdarahan spontan pada jaringanlunak (soft tissue) dan ini diikuti dengan keluhan sakit yang sangat luarbiasa atau bila terjadi perdarahan hidung (epistaxis), perdarahan gigi sertaperdarahan-perdarahan pada daerah lainnya. beberapa komponen darah yang perluantara lain yaitu: 1). Kriopresipitat yaitu komponen darah yangmengandung banyak F VIII diberikan pada hemofilia A, per kantong darahmengandung F VIII 60 – 80 IU, dosis pemakaian F VIII berkisar antara20 – 40 IU/kg BB/kali sehingga jumlah kriopresipitat yang dibutuhkan bisaberkisar antara 5 – 20 kantong, 2). Fresh Frozen Plasma (FFP) diberikanpada hemofilia B karena banyak mengandung faktor IX, 3). F VIII dan F IXconcentrate kering.4. Penyulit HemofiliaPenyulit dari hemofilia umumnya timbul akibat terjadi perdarahan baik olehkarena trauma maupun spontan, penyulit, dan komplikasi terjadi akibat

Page 5: Rumusan Masalah Hemofilia

pengobatan yang tidak teratur dan adekuat.

5. Konsep Pelayanan TerpaduAgar penderita hemofilia dapat hidup normal serta berkehidupan yangnormal pula maka untuk tercapainya maksud tersebut maka si dokterharus sadar bahwa hal ini tidak mungkin dapat diselesaikan hanya dengansatu disiplin ilmu, tetapi harus dengan beberapa disiplin ilmu, konsep inidikenal dengan pelayan terpadu (comprehensive care).

Pada pelayanan terpadu (Yandu) ini akan bergabung beberapa dokter dari berbagai disiplin ilmu diantaranya yaitu: dokter spesilis anak, penyakit dalam, patologi klinik,orthopedik, dokter gigi, dokter rehabilitasi medik, THT, psikolog, transfusikedokteran.6. Program PencegahanBelum banyak yang dapat dilakukan dalam program pencegahan penurunansecara genetik dari hemofilia ini baik di Indonesia maupun di luar negeri,dua hal yang perlu dipikirkan saat ini dan bila mungkin dapat dilaksanakanagar tidak mendapat keturunan yang menderita hemofilia yaitu: 1).Menentukan apakah seorang wanita sebagai carier hemofilia atau tidak,dengan pemeriksaan DNA probe untuk menentukan kemungkinan adanyamutasi pada kromosom X, cara ini yang paling baik. 2). Antenatal diagnosis hemofilia yaitu dengan menentukanlangsung F VIII dan F IX sampel darah yang diambil dari vena tali pusatbayi di dalam kandungan dengan kehamilan 16 – 20 minggu.

Selain itu penderita Hemofilia sedapat mungkin menghindari penggunaan aspirin karena dapat meningkatkan perdarahan dan jangan sembarang mengonsumsi obat-obatan.