Rumah Gizi

3
http://formatnews.com/v1/view.php? newsid=44019 RUMAH PEMULIHAN GIZI DIBANGUN DI INDONESIA TIMUR formatnews - Yogyakarta, 12/3 : Pemerintah akan membangun dan mengembangkan Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Balita di wilayah Indonesia bagian timur, sebagai upaya menurunkan prevalensi gizi kurang. "Ini sejalan dengan fokus pembangunan bidang kesehatan dalam lima tahun ke depan," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai meresmikan RPG Balita Kota Yogyakarta, Jumat. Menurut dia, RPG Balita dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi gizi kurang, meskipun untuk wilayah Indonesia bagian timur konsep yang akan dibangun tidak sama persis dengan konsep RPG Balita di Kota Yogyakarta. "Ada perbedaan budaya antara Yogyakarta dengan wilayah Indonesia bagian timur, sehingga perlu ada kajian guna menentukan konsep pembangunan RPG di Indonesia bagian timur. Namun, itu harus sesuai dengan budaya setempat," katanya. Sedangkan mengenai dana untuk membangun RPG Balita di wilayah Indonesia bagian timur, kata Menkes dapat dilakukan dengan "sharing" antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, karena selama ini sudah ada dana bantuan untuk bidang kesehatan. Endang menegaskan fokus pembangunan dalam lima tahun ke depan adalah menurunkan prevalensi gizi kurang dari 18,4 persen pada 2007 menjadi setinggi-tingginya 15 persen pada 2014. "Penurunan prevalensi gizi buruk tersebut menjadi penting, mengingat data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 54 persen kematian bayi dan anak dilatarbelakangi keadaan gizi yang buruk. Saat ini Kementerian Kesehatan sedang mengembangkan konsep pemulihan gizi buruk dengan rawat jalan, atau yang disebut "community based managenet of severe malnutrition", yakni pemulihan gizi yang

description

jj

Transcript of Rumah Gizi

http://formatnews.com/v1/view.php?newsid=44019RUMAH PEMULIHAN GIZI DIBANGUN DI INDONESIA TIMURformatnews- Yogyakarta, 12/3 : Pemerintah akan membangun dan mengembangkan Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Balita di wilayah Indonesia bagian timur, sebagai upaya menurunkan prevalensi gizi kurang.

"Ini sejalan dengan fokus pembangunan bidang kesehatan dalam lima tahun ke depan," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai meresmikan RPG Balita Kota Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, RPG Balita dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi gizi kurang, meskipun untuk wilayah Indonesia bagian timur konsep yang akan dibangun tidak sama persis dengan konsep RPG Balita di Kota Yogyakarta.

"Ada perbedaan budaya antara Yogyakarta dengan wilayah Indonesia bagian timur, sehingga perlu ada kajian guna menentukan konsep pembangunan RPG di Indonesia bagian timur. Namun, itu harus sesuai dengan budaya setempat," katanya.

Sedangkan mengenai dana untuk membangun RPG Balita di wilayah Indonesia bagian timur, kata Menkes dapat dilakukan dengan "sharing" antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, karena selama ini sudah ada dana bantuan untuk bidang kesehatan.

Endang menegaskan fokus pembangunan dalam lima tahun ke depan adalah menurunkan prevalensi gizi kurang dari 18,4 persen pada 2007 menjadi setinggi-tingginya 15 persen pada 2014.

"Penurunan prevalensi gizi buruk tersebut menjadi penting, mengingat data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 54 persen kematian bayi dan anak dilatarbelakangi keadaan gizi yang buruk.

Saat ini Kementerian Kesehatan sedang mengembangkan konsep pemulihan gizi buruk dengan rawat jalan, atau yang disebut "community based managenet of severe malnutrition", yakni pemulihan gizi yang dikelola bersama dengan masyarakat.

Kegiatan utama dari program tersebut adalah memberikan makanan tambahan untuk pemulihan kepada balita gizi buruk yang sudah tidak mengalami penyakit komplikasi, serta pemeriksaan status gizi secara rutin oleh petugas.

"Saya berharap konsep Rumah Pemulihan Gizi Balita dapat menjadi terobosan baru guna mengisi kekosongan penanganan masalah gizi di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan DIY Bondan Agus Suryanto menyebutkan prevalensi gizi kurang di provinsi ini sudah jauh lebih rendah dibanding angka nasional.

Pada 2007 prevalensi gizi kurang di DIY 10,9 persen, dan merupakan prevalensi terendah dibanding 32 provinsi lain di Indonesia.

"Oleh karena itu, rumah pemulihan gizi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengembangkannya," katanya.

Sedangkan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Yogyakarta Dyah Suminar yang juga penggagas RPG Balita mengatakan konsep RPG Balita ini merupakan integrasi RPG dengan pendidikan anak usia dini, karena keduanya berkaitan erat.

"Kami berharap RPG tersebut dapat menurunkan jumlah balita yang mengalami gizi buruk atau gizi kurang, sekaligus sebagai tempat khusus bagi penanganan masalah gizi balita, konsultasi, dan penyuluhan," katanya.

Berdasarkan pemantauan status gizi balita di Kota Yogyakarta pada 2009 terdapat 198 anak balita mengalami gizi buruk, 1.829 balita gizi kurang, 16.385 balita gizi baik, dan 626 balita gizi lebih, dari 19.027 balita yang diukur status gizinya.

"Prevalensi balita gizi buruk dari 2005 hingga 2009 antara 1,2 persen hingga 1,04 persen," katanya.

Hingga Februari lalu, menurut Dyah telah ditemukan ada 88 balita kurus dan 16 balita kurus sekali, delapan di antaranya langsung dirawat di RPG sejak 22 Februari. Saat ini perkembangan fisik dan psikis mereka cukup baik.

Secara fisik, RPG Balita itu menempati bangunan bekas gedung Sekolah Dasar (SD) Gading seluas 970 meter persegi, dengan dana renovasi sebesar Rp1,029 miliar, dan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan 2009 sebesar Rp772,2 juta.

Selain itu, juga ada dana pendamping APBD 2009 Kota Yogyakarta sebesar Rp257,4 juta. *ant*