RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

14
TRAUMA TORAKS Trauma toraks dibagi dalam dua katagori : Truma terbuka : disebabkan oleh benda yang menembus dinding dada, seperti pisau atau peluru, dan juga dapat disebabkan oleh patah tulang iga, dimana ujung tulang iga merobek dinding dan kulit dada. Trauma tertutup : dimana kulit dada tidak mengalami kerusakan, biasanya disebabkan oleh trauma tumpul, seperti kena stir, atau kena benda tumpul. Tanda yang penting dari trauma toraks terbuka dan tertutup : Sakit pada daerah yang luka Perubahan pola dan frekuensi nafas (Dyspnea : Kesukaran bernafas dan nafas pendek, cepaat dan lambat ) Kegagalan satu sisi atau ke dua sisi dari dada untuk berkembang pada saat inspirasi. Hemoptisis Nadi cepat dan lemah dan Tekanan darah rendah Beberapa tahapan untuk penanganan pasien dengan trauma dada : Pastikan jalan nafas bebas dan pelihara dengan melakukan manuver chin-lift atau jaw-thrust dengan melindungi servical spine Berikan oksigen dan lakukan tindakan support pernafasan dengan alat mekanik bila perlu Kontrol seluruh daerah yang mengalami perdarahan luar Tutup luka tembus dengan Observasi, catat dan monitoring Vital Sign Hati-hati monitor vital sign dan efek dari tindakan dan siapkan untuk dikirim Kirim pasien ke Rumah Sakit PRIMARY SURVEY : 1

description

rujukan dan trauma thorax dan modul kegawatdaruratan

Transcript of RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Page 1: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

TRAUMA TORAKS

Trauma toraks dibagi dalam dua katagori :Truma terbuka : disebabkan oleh benda yang menembus dinding dada, seperti pisau atau peluru, dan juga dapat disebabkan oleh patah tulang iga, dimana ujung tulang iga merobek dinding dan kulit dada.Trauma tertutup : dimana kulit dada tidak mengalami kerusakan, biasanya disebabkan oleh trauma tumpul, seperti kena stir, atau kena benda tumpul.

Tanda yang penting dari trauma toraks terbuka dan tertutup : Sakit pada daerah yang luka Perubahan pola dan frekuensi nafas (Dyspnea : Kesukaran bernafas dan

nafas pendek, cepaat dan lambat ) Kegagalan satu sisi atau ke dua sisi dari dada untuk berkembang pada saat

inspirasi. Hemoptisis Nadi cepat dan lemah dan Tekanan darah rendah

Beberapa tahapan untuk penanganan pasien dengan trauma dada : Pastikan jalan nafas bebas dan pelihara dengan melakukan manuver chin-lift

atau jaw-thrust dengan melindungi servical spine Berikan oksigen dan lakukan tindakan support pernafasan dengan alat

mekanik bila perlu Kontrol seluruh daerah yang mengalami perdarahan luar Tutup luka tembus dengan Observasi, catat dan monitoring Vital Sign Hati-hati monitor vital sign dan efek dari tindakan dan siapkan untuk dikirim Kirim pasien ke Rumah Sakit

PRIMARY SURVEY :

Trauma yang mengancam hidup, dimulai dari penilaian jalan nafas (Airway) dan ventilasi (Breathing) :

1. AIRWAYTrauma pada jalan nafas harus dikenali dan diketahui selama fase Primary Survey dengan : Mendengarkan gerakan udara pada hidung, mulut dan daerah dada meneliti daerah orofaring karena sumbatan oleh benda asing mengawasi retraksi otot-otot interkostal dan supraklavikularAda trauma pada jalan nafas, ditandai dengan : Stridor (Sumbatan jalan nafas atas) Perubahan kualitas suara (Bila pasien masih bisa bicara)

1

Page 2: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Terabanya defek pada regio sendi sternoklavikular ( Trauma luas pada dasar leher)

Penanganan jalan nafas : Bersihkan jalan nafas bagian atas Lakukan pemeliharaan jalan nafas dengan manuver jaw-trust atau chin-

lift , dimana posisi cervical spine pada posisi alami pada satu garis. Yang terbaik menstabilkan jalan nafas dengan Intubasi endotracheal.

2. BREATHING Penilaian kualitas pernafasan dengan cara : Inspeksi : Ada luka, Perhatikan keseragaman gerak kedua sisi dada saat

akhir inspirasi atau ekspirasi Palpasi : Ada kripitasi, Nyeri tekan Perkusi : Bunyi sonor, hipersonor, pekak, timpani Auscultasi : bising nafas, bising abnormalTanda gangguan pernafasan : Pernafasan : < 12 atau > 20 kali/menit : berikan oksigen Pernafasan : < 10 atau > 30 kali /menit : Bantu pernafasan bila perlu

3. CIRCULATIONDenyut nadi harus dinilai : Kualitas Frekuensi Regular/iregularDenyut nadi radialis dan arteri dorsalis pedis tidak teraba : Hipovolemia ? Lakukan inspeksi dan palpasi :

Tekanan darah Tekanan nadi

Sirkulasi perifer, warna dan temperatur Pasang monitor jantung : Disritmia / PVC ? – Trauma

Miocard Pasang pulse oximeter : hipoksia / asidosis ?

JENIS TRAUMA THORAK YANG HARUS DIKETAHUI PADA SAAT PRIMARY SURVEY :

( Consider Immediately Life-Threatening Conditions )

1. TENSION PNEUMOTHORAXMerupakan suatu pneumothotax yang progresif dan cepat sehingga membayakan jiwa pasien dalam waktu yang singkat. Udara yang keluar dari paru atau melalui dinding dada masuk ke rongga pleura dan tidak dapat ke luar lagi (one-way-valve), maka tekanan di intrapleura akan meninggi , paru-paru menjadi kolapPenyebab : Komplikasi penggunaan ventilasi mekanik Komplikasi dari penumotorak sederhana

2

Page 3: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Fraktur tulang berlakang toraks

Tanda: Nyeri dada Sesak Distres pernafasan Takikardi Hypotensi, Defiasi trahea Hilangnnya suara nafas pada suatu sisi Distensi vena leher Sianosis

Tindakan : Berikan oksigen 15 liter Lakukan dekompresi dengan insersi jarum (Needle thoracocentesis) Pemasangan chest tube untuk :

Perjalanan jauh ke RS. Perjalanan menggunakan pesawat udara

2. PNEUMOTHORAX TERBUKAGangguan pada dinding dada berupa hubungan langsung antar ruang pleura dan lingkungan sehingga tekanan di dalam rongga pleura akan segera menjadi sama dengan tekanan atmosfir, akibat kondisi itu menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga menyebabkan hipoksia dan hiperkapnea

Tanda : Respirasi distres Sianosis Tampak adanya kerusakan pada dinding dada Penurunan dari suara pernafasan dan gerakan Adanya peningkatan suara

Tindakan : Pasang penutup luka dengan kasa steril (plastic wrap/petrolatum gauze)

yang diplester pada 3 sisi. Hati-hati akan menjadi tension pneumothorax Pasang selang dada yang berjauhan dengan luka

3. FLAIL CHESTTrauma hancur pada sternum atau truama multiple pada dua atau lebih tulang iga dengan dua tau lebih garis fractur, sehingga menyebabkan gangguan pergerakan pada dinding dada, dimana segmen dinding dada tidak lagi mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada, mengakibatkan pertukaran gas respiratorik yang efektif sangat terbatas mengakibatkan terjadi hipoksia yang serius.

3

Page 4: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Tanda : Palpasi akan membantu menemukan diagnosa dengan ditemukannya

kripitasi iga atau frictur tulang rawan. Foto toraks akan lebih jelas adanya fractur yang multiple Pemeriksaan analisa gas darah, dapt ditemukan adanya hipoksia akibat

kegagalan pernafasan Pada perkusi adanya suara yang tertinggal

Tindakan :Pemberian ventilasi yang adekuat dengan oksigen 15 liter/menit yang dilembabkanLakukan intubasi Bila diperlukan untuk mencegah terjadinya hipoksia dengan memperhatikan frekuensi pernafasan dan PaO2Resusitasi cairan, hati-hati kelebihan cairanPemberian analgetik

4. HEMOTORAKS MASIF Pengumpulan darah dalam ruang antara pleura viseral dan perietal yang cepat dan banyak.

Tanda : Respirasi distres Penurunan pernafasan dan gerakan Pada perkusi adanay suara teringgal Adanay tanda syok hipovolemik

Tindakan : Berikan oksigen 15 liter/mt. Pasang IV line dengan dua line dengan canule besar dan berikan caiarn

untuk suport sirkulasi Pasang chest drain untuk untuk menurunkan respirasi distres yang

berkelalanjutan Jangan gunakan PASG Hipovolemik dapat memperburuk kondisi Segera kirim ke RS. Untuk tindakan lebih lanjut

SISTIM RUJUKAN

4

Page 5: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Sistim rujukan merupakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus

atau masalah penyakit kandungan  yang timbul baik secara vertikal maupun

horizontal (Mochtar, 1998).

1. rujukan vertikal adalah rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit

yang lebih lengkap, umpamanya dari rumah sakit provinsi atau rumah

sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan

personalianya.

2. rujukan horisontal adalah konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada

dalam satu rumah sakit, misalnya bagian penyakit kandungan dengan

bagian interne.

Menurut depkes RI, sistem rujukan adalah suatu jaringan sistim pelayanan

kesehatan , penyerahan  tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya

sutau masalah dari suatu kasus baik secara vertikal maupun horizontal kepada

yang lebih kompeten , terjangkau dan dilakukan secara rasional.

MACAM RUJUKAN

Menurut jenis rujukan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Rujukan medik :

2. rujukan kesehatan

1. rujukan pasien

2. rujukan ilmu pengetahuan

3. rujukan bahan pemeriksaan laboratorium

1. rujukan tenaga

2. rujukan sarana

3. rujukan operasional

menurut model rujukan :

1. rujukan dini berencana

5

Page 6: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

2. rujukan tepat waktu

 

TUJUAN RUJUKAN

Dalam sistim pelayanan kesehatan, terbagi atas tujuan umum dan tujuan

khusus.

Tujuan umum:

Dihasilkannya pemerataan pelayanan kesehatan, upaya yang optimal untuk

mengatasi masalah kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna.

Tujuan khusus :

1. dihasilkannya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan

rehabilitatif.

2. dihasilkannya pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif

dan promotif.

 

KEGAWATDARURATAN  GINEKOLOGI

Gawat adalah suatu keadaan kritis/mengkhawatirkan penderita sangat dekat

dengan kematian. Darurat adalah keadaan yang sukar tidak tersangka-sangka

memerlukan penanganan segera. Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran

yang khusus tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit

kandungan. Jadi kegawatdaruratan ginekologi adalah suatu kejadian yang tiba-

tiba mengancam dengan keperluan yang amat mendesak harus ditangani

segera.

6

Page 7: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Kegawatdaruratan ginekologi mencakup syok ginekologi. Syok ginekologi dapat

dibagi menjadi :

1. syok hopovolemi dalam ginekologi : ruptur kehamilan ektopik, abortus

spontan, trauma genetalia karena benda asing atau perkosaan,

keganasan pada servix atau korpus uteri, setelah operasi, perdarahan

uterus disfungsional

2. Syok septik: abortus yang terinfeksi, operasi karena trauma pada usus,

peradangan pelvis dan abses pelvis yang pecah, tampon yang tertahan,

kanker yang terinfeksi

 

STABILISASI KLIEN

Dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan yang akan dirujuk, beberapa

hal  yang perlu diperhatikan  antara lain yaitu ;

Stabilisasi penderita

Pemberian oksigen

Pemberian cairan infus intravena dan transfusi darah

Pemberian obat-obatan (antibiotik, analgetika, tetanus toksoid)

Stabilisasi kondisi penderita dan merujuknya dengan cepat dan tepat sangat

penting (esensial) dalam menyelamatkan kasus gawat darurat, tidak peduli

jenjang atau tingkat pelayanan kesehatan itu. Kemampuan tempat pelayanan

kesehatan untuk dengan segera memperoleh transportasi bagi pasien untuk

dirujuk ke jenjang yang lebih tinggi amat menentukan keselamatan kehidupan

kasus yang gawat. Tata cara untuk memperoleh transportasi yang cepat bagi

kasus gawat darurat harus ada di setiap tingkat pelayanan kesehatan. Untuk ini

dibutuhkan koordinasi dengan sumber-sumber dalam masyarakat seperti

kepolisisn, militer, institusi pemerintah, dians pertanian, dinas kesehatan, dan

7

Page 8: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

sebagainya. Apabila dimungkinkan dalam perjalanan merujuk, harus diberitahi

institusi yang dituju bahwa pasien sedang dalam perjalanan ke situ.

Unsur-unsur pokok dalam stabilisasi penderita untuk dirujuk :

Penanganan pernafasan dan pembebasan jalan nafas

Kontrol perdarahan

Pemberian cairan infus intravena

Kontrol nyeri (mengurangi atau menghilangkan nyeri)

Penanganan untuk stabilisasi pasien dapat disebut juga TINDAKAN ABCD

(AIRWAY, BLOOD, CIRCULATION, DRUGS)

Prinsip umum dalam merujuk kasus adalah pasien harus didampingi oleh tenaga

yang terlatih, sehingga cairan intravena dan oksigen dapat terus diberikan.

Apabila pasien tidak dapat didampingi oleh tenaga yang terlatih, maka

pendamping harus diberi petunjuk bagaimana menangani cairan intravena dlam

perjalanan. Dalam perjalanan ke tempat rujukan , pasien harus dijaga agar tetap

dalam kondisi hangat dan kakinya harus dala posisi yang lebih tingi, khusunya

pada kasus syok hipovolemi. Gunakanlah selimut dan jangan memakai sumebr

panas yang lan oleh karena mungkin kulit pasien bisa terbakar.

 

PERSIAPAN ADMINSTRASI

Ringkasan kasus yang harus disertakan pada saat merujuk meliputi :

Riwayat penyakit,

Penilaian kondisi pasien yang dibuat saat kasus diterima leh perujuk

Tindakan/pengbatan yang telah diberikan

8

Page 9: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

Keterangan yang lain yang perlu dan yang ditemukan berkaitan dengan

kondisi pasien pada saat pasien masih dalam penanganan perujuk.

Surat ini disampaikan pada petugas penerima dan ditandatangani oleh petugas

yang merujuk.

MELIBATKAN KELUARGA

Keluarga perlu tahu kondisi pasien sehingga perlu untuk dirujuk serta menemani

pasien saat dirujuk. Keluarga dapat membantu petugas dalam upaya stabilisasi

pasien dengan menjaga atau mempertahankan kondisi penderita seperti, posisi

pasien, nutrisi serta dukungan psikis. Keluarga juga dapat menjadi donor apabila

ternyata diperlukan transfusi darah sesampainya di tempat rujukan.

 

PERSIAPAN KEUANGAN

Keluarga hendaknya diberitahu agar membawa dana dalam jumlah yang cukup

untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lainya

selama pasien dalam fasilitas rujukan.

A. Rujukan

Pengertian : Pasien rujukan adalah yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau

fasilitas khusus yang tidak tersedia di RS.

Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain karena

permintaan pasien atau Keluarga, atau karena tempat rawat inap di RS penuh

Indikasi :1. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan di RS

9

Page 10: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

2. Fasilitas, baik peralatan maupun tenaga professional (ahli) yang tidak dimiliki atau peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan rusak

3. Ruang rawat inap penuh

4. Atas permintaan pasien dan atau  Keluarga untuk pindah rawat di rumah sakit yang dituju

Tujuan :1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah sakit lain secara cepat, cermat dan aman bagi pasien

2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan rumah sakit lain

Kebijakan :

Pelayanan pasien rujukan ke luar RS dilakukan dalam kerjasama tim sesuai

standard dan menjaga citra RS.

Petugas : Dokter jaga UGD

 Perawat UGD

Supir ambulance UGD

Peralatan :

Ambulance + alat penunjang hidup yang diperlukan

Prosedur1.  Pasien yang akan di rujuk / pindah rawat inap harus dalam keadaan stabil

2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas, dokter UGD yang memeriksa mengintruksikan untuk merujuk pasien ke RS lain

3. Dokter menulis dalam buku Rekam Medik pasien bahwa pasien  dirujuk ke RS lain disertai dengan alasan rujukan

4.  Dokter dan atau perawat memberitahu dan menjelaskan ke RS lain beserta alas an pasien dirujuk

5.  Dokter membuat surat rujukan

6.   Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu ambulance lengkap dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan kondisi dan kasus pasien

7. Kalau memungkinkan, dokter atau perawat dapat menghubungi dokter atau perawat di RS rujukan melalui telepon untuk penyampaian informasi dan untuk mempersiapkan pasien

8. Pasien gawat ( dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh dokter dan atau perawat yang telah menguasai dan mampu melakukan teknik-

10

Page 11: RUJUKAN dan TRAUMA THORAX

teknik life saving serta bertanggung jawab dalam melakukan observasi dan pemantauan kegawatdaruratan pasien sampai ke RS rujukan

9.  Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas pada RS rujukan

11