Ruang Publik Rasa Pondok Indah Mall

5
RUANG PUBLIK RASAPONDOK INDAH MALL Sebuah kota, terutama kota-kota besar tentunya memiliki penduduk yang tidak sedikit. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya membutuhkan interaksi dan sosialisasi terhadap sesamanya dan tentutnya mereka membutuhkan ruang unuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu cara adalah dengan menyediakan ruang publik yang memadai di setiap kota. Ketersediaan ruang publik yang layak tentunya merupakan salah satu ciri-ciri kota yang baik karena mampu membantu masyarakat dan penduduknya untuk berkembang. Ruang publik sendiri adalah, Suatu bentuk dari ruang fisik atau suatu set dari hubungan-hubungan yang menempati ruang dan menegaskan suatu komunitas (Brodin, 2006). Berhubungan dengan bagian-bagian pada lingkungan alami dan binaan, publik dan privat, internal dan eksternal, perkotaan dan pedesaan, di mana masyarakat umum mendapatkan akses secara bebas (Carmona, 2008). Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa Ruang publik dipandang tidak terbentuk dari aktivitas atau proses komunikasi, tetapi berdasarkan adanya kases. Untuk itu diperlukan pemahaman menganai tipologi ruang menurut fungsi dan bentuk ruang dan aksesibilitas perlu diteliti lebih lanjut. Bentuk ruang dan aksessibilitas kemudian dapat mengembangkan atau menurunkan sifat publik suatu ruang (Brodin, 2006). Kota-kota besar di Indonesia akhir-akhir ini sudah mulai marak membuat berbagai macam ruang publik untuk memenuhi

description

z

Transcript of Ruang Publik Rasa Pondok Indah Mall

Page 1: Ruang Publik Rasa Pondok Indah Mall

RUANG PUBLIK RASAPONDOK INDAH MALL

Sebuah kota, terutama kota-kota besar tentunya memiliki penduduk yang tidak

sedikit. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya membutuhkan interaksi dan sosialisasi

terhadap sesamanya dan tentutnya mereka membutuhkan ruang unuk melakukan kegiatan-

kegiatan tersebut. Salah satu cara adalah dengan menyediakan ruang publik yang memadai di

setiap kota. Ketersediaan ruang publik yang layak tentunya merupakan salah satu ciri-ciri

kota yang baik karena mampu membantu masyarakat dan penduduknya untuk berkembang.

Ruang publik sendiri adalah, Suatu bentuk dari ruang fisik atau suatu set dari

hubungan-hubungan yang menempati ruang dan menegaskan suatu komunitas (Brodin,

2006). Berhubungan dengan bagian-bagian pada lingkungan alami dan binaan, publik dan

privat, internal dan eksternal, perkotaan dan pedesaan, di mana masyarakat umum

mendapatkan akses secara bebas (Carmona, 2008). Dari pengertian tersebut dapat kita

simpulkan bahwa  Ruang publik dipandang tidak terbentuk dari aktivitas atau proses

komunikasi, tetapi berdasarkan adanya kases. Untuk itu diperlukan pemahaman menganai

tipologi ruang menurut fungsi dan bentuk ruang dan aksesibilitas perlu diteliti lebih lanjut.

Bentuk ruang dan aksessibilitas kemudian dapat mengembangkan atau menurunkan sifat

publik suatu ruang (Brodin, 2006).

Kota-kota besar di Indonesia akhir-akhir ini sudah mulai marak membuat berbagai

macam ruang publik untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota itu sendiri. Peranan

kebijakan walikotanya juga tentunya menjadi salah satu peranan dalam tercipanya ruang

publik itu sendiri. Jakarta contohnya yang membuat beberapa pembebasan lahan untuk

menjadikan taman publik, Surabaya yang sangat terkenal dengan berbagai taman yang

ikonik, atau Bandung yang memiliki berbagai taman tematik. Namun, sayangnya hal tersebut

masih dirasa kurang. Jakarta contohnya, jumlah ruang publik yang dimiliki tidak sebanding

dengan jumlah mal yang dimiliki sebanyak 170 buah dengan luas hampir setara sembilan kali

luas negara Vatikan. Ditambah dengan arus jumlah pengunjung setiap mal yang bisa

mencapai 100.000 pengjunjung tiap hari, belum lagi mal-mal besar semaca Pondok Indah

Mall atau Gandaria City yang bisa memiliki intensitas pengunjung yang lebih tinggi,

mencapai 200.000 pengunjung. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta yang

berkisar 9.8 juta jiwa, artinya seorang dapat pergi mengunjungi mal dua kali sehari, sehingga

pemanfaatan masyarakat terhadap ruang publik sendiri menjadi kurang. Bandingkan dengan

Page 2: Ruang Publik Rasa Pondok Indah Mall

salah satu ruang publik terbaik di dunia, Hyde Park. Dimana menurut survey yang dilakukan

oleh CABE, 87% penduduk di wilayah perkotaan Inggris telah mengunjungi taman kota

mereka dalam satu tahun terakhir. London sendiri memiliki banyak taman sebagai ruang

publik. London terdiri atas ruang hijau dengan komposisi 23.9% taman private dan 38.3%

ruang hijau. Presentase ruang hijau terhadap penduduk adalah 1,24 hektar per 1.000 orang.

Bandingkan dengan Jakarta yang juga sebagai ibukota negara serta kota terpadat di dunia,

hanya memiliki ruang publik seluas kurang lebih hanya mencapai 10% dari luas wilayah atau

seluas kurang lebih 6.874,06 ha. Tentunya hal tersebut berdampak pada tingkat kesejahteraan

masyarakatnya. Beberapa taman di Jakarta sendiri sudah dinilai cukup baaik fasilitasnya

semacam Taman Menteng dan Taman Suropati yang paling sering digunakan masyarakat

Jakarta, atau daerah senayan yang cukup ramai dijadikan tempat interaksi masyarakat, walau

dalam beberapa hal seperti tingkat kebersihan serta jumlah pedagang yang terlalu banyak

menjadi catatan tersendiri. Selebihnya, tidak ada.

Jakarta sendiri masih memiliki kekurangan dalam ketersediaan wilayah dan ruang

yang dapat digunakan masyarakat untuk dapat melakukan interaksi satu sama lain. Ambil

contoh Monumen Nasional yang memiliki luas sebesar 80 hektar namun hanya dikunjungi

oleh 1.441.346 pengunjung per tahun. Atau daerah kawasan fatahilah yang memiliki

pengunjung sekitar 428.397 pengunjung (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

DKI Jakarta, 2012). Padahal The Intensity of Use (Jumlah orang yang terlibat dalam

aktivitas), adalah salah satu syarat untuk menentukan indeks ruang public yang baik

disamping The Intensity of Social Use (Jumlah orang yang dalam kelompok), People

Duration`s of Stay (Waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan aktivitas), Temporary

Diversity of Use (Penggunaan ruang), Variety of Use (Jumlah tipe aktivitas yang terlibat),

Diversity if Users (Keberagaman karakteristik pengguna ruang-gender dan usia). Tentunya

untuk memiliki ruang publik yang baik tentunya harus dapat memenuhi semua hal tersebut.

Berdasarkan jumlah pengunjung tentu saja dapat disimpulkan bahwa penggunaan ruang

publik di Jakarta masih kurang dimanfaatkan oleh penduduknya. Hal tersebut disebabkan

oleh beberapa fakor semacam tingkat infrastruktur, akses, atau bahkan sarana yang kurang

membuat tingkat pengunjung berkurang. Bila dibandingkan dengan ruang publik di negara

lain seperti perpustakaan New York yang mencapai 3 juta pengunjung per tahun atau British

Museum yang mampu mencapai 6.7 juta pertahun.

Page 3: Ruang Publik Rasa Pondok Indah Mall

Sejatinya banyak sekali poensi daerah di Jakarta yang dapat dijadikan ruang publik

yang memadai. Mulai dari ruang publik eksernal semacam taman. Hingga ruang publik

internal semacam perpustakaan dan museum. Luas taman Publik Jakarta baru sekitar 9,8

persen yang artinya jauh dari batas minimal tata ruang kota (UU No. 26/2007 tentang

Penataan Ruang) yaitu 20 persen untuk taman Publik dan 10 persen untuk taman Privat.

Padahal, Jakarta masih menyimpan potensi ruang terbuka hijau sebesar 23,58 persen yang

terdiri dari taman Publik 4,84 persen dan taman Privat 18,74 persen. Karena itu, Jakarta dan

sejumlah kota di Indonesia, tengah giat melapangkan taman nya. Daerah kampung bali dan

kebayoran memiliki beberapa empat yang baik, muara angke, velodrome, dll. Dan perlunya

beberapa fasilitas penunjang bagi para pengunjung seperti; seperti danau buatan, atraksi, dan

Gallery Seni. Pada momen-momen tertentu, ada festival yang diadakan di Hyde Park seperti

konser musik, pasar rakyat, atau festival desain. beberapa hiburan tersebut dilakukan untuk

menjaga kenyamanan dan akivitas pengunjung disamping fasilitas primer semacam toilet dan

pangan. Sementara potensi ruang publik internal sangat banyak dimiliki Jakarta. Sebut saja

museum, mulai dari monas, museum fatahilah, museum wayang hingga museum tekstil

dimiliki Jakarta, Apalagi didukung dengan keanekaragaman hayai, budaya, adat menjadikan

museum di Jakarta dapat menjadi salah satu ruang publik yang baik. Namun, hanya sedikit

penduduk yang memanfaatkan ketersediaan museum-museum ini, hanya ada di kisaran 20-60

ribu pengunjung pertahun tentunya sangat sedikit. Perlunya revitalisasi pada museum dan

perpustakaan seharusnya dapat menjadikan kota Jakarta menjadi kota yang banyak memiliki

ruang publik yang baik. Sebagai contoh, museum of modern art di New York tidak hanya

digunakan sebagai sarana edukasi, tetapi juga sarana diskusi, atau bahkan sekedar makan di

restauran di dalamnya. Potensi yang besar dalam pembuatan ruang publik tentu harus

dimanfaatkan.

Akan lebih baik bila ruang publik yang dibuat menjadi satu sistem yang terintegrasi

dan memiliki fasilitas yang saling memadai. Pertunjukan yang berkala pada ruang publik,

pawai, akses untuk tiap museum yang terintegrasi, perpustakaan negara yang mudah

mengakses arsip, staffdan pegawai yang ramah,pengadaan bus khusus ruang publik, dll..

tentu akan memudahkan pengunjungnya untuk menjadikan ruang publik sebagai sarana

relaksasi bagi mereka, sehingga akan tiba saatnya dimana penduduk akan lebih memilih

menghabiskan waktudi museum dibandingkan mal, atau sekedar meeting di taman daripada

Page 4: Ruang Publik Rasa Pondok Indah Mall

restoran dalam pusat perbelanjaan. Sehingga kita akan melihat jumlah ruang publik di Jakarta

mencapai 100 tempat dan menjadikan ruang publik dengan rasa Pondok Indah Mall