AMDAL MX Mall

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) 2.1.1 Pengertian AMDAL AMDAL ( Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. AMDAL diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin rencana usaha. Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “ Analisi mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu rencana usaha / pembangunan terhadap lingkungan hidup . keputusan”. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek untuk memperhatikan kualitas lingkungan sekitar, tidak hanya memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang timbul. 2.1.2 Peraturan Pemerintah Mengenai AMDAL Pembangunan Mall di Kota Malang

description

tinjauan pustaka dan pembahasan

Transcript of AMDAL MX Mall

Page 1: AMDAL MX Mall

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

2.1.1 Pengertian AMDAL

AMDAL ( Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan kajian dampak besar

dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk

pengambilan keputusan. AMDAL diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun1999

tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL

adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib

mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin rencana usaha.

Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “ Analisi mengenai dampak

lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu rencana usaha / pembangunan terhadap

lingkungan hidup. keputusan”.

Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif untuk memaksa para

pemilik proyek untuk memperhatikan kualitas lingkungan sekitar, tidak hanya memikirkan

keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang timbul.

2.1.2 Peraturan Pemerintah Mengenai AMDAL Pembangunan Mall di Kota Malang

1) Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, perlu

menyesuaikan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 12 Tahun 2001 tentang

Pengaturan Usaha dan Pemungutan Retribusi di Bidang Industri dan Perdagangan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 11 Tahun

2007;

2) Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

3) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup ( AMDAL);

Page 2: AMDAL MX Mall

4) Peraturan Daerah Kota Malang Tahun 2010 Pasal 89 Ayat 1-6 Tentang

Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup

KEBISINGAN

Pasal 89

1. Baku Tingkat Kebisingan harus memenuhi ketentuan–ketentuan sebagai berikut:

a. Salah satu dampak dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu kesehatan

manusia, makhluk lain dan lingkungan adalah akibat tingkat kebisingan yang

dihasilkan;

b. Baku tingkat kebisingan untuk kenyamanan dan kesehatan wajib mengikuti

ketentuan dalam standar teknis yang berlaku;

c. Syarat-syarat kebisingan diatur berdasarkan zonasinya, sebagai berikut:

Zona A yang diperuntukkan bagi : Tempat Penelitian, Rumah Sakit, Tempat

Perawatan Kesehatan atau Sosial dan sejenisnya.

Zona B yang diperuntukkan bagi : Perumahan, Tempat Pendidikan, Rekreasi dan

sejenisnya.

Zona C yang diperuntukkan bagi : Perkantoran, Perdagangan, Pasar dan sejenisnya.

Zona D yang diperuntukkan bagi : Industri, Pabrik, Stasiun Kereta Api, Terminal Bus

dan sejenisnya.

Tingkat kebisingan Zona A, B, C dan D harus memenuhi syaratsyarat kebisingan

seperti tertera pada Tabel Baku Mutu

Kebisingan berikut ini:

TABEL BAKU MUTU KEBISINGAN

No ZONA Tingkat Kebisingan dB (A)

Maksimum yang

Dianjurkan

Maksimum yang

diperbolehkan

1 A 35 45

2 B 45 55

3 C 50 60

4 D 60 70

Page 3: AMDAL MX Mall

2. Dampak Lingkungan bagi usaha atau kegiatan yang mensyaratkan baku tingkat kebisingan

lebih ketat dari ketentuan, maka untuk usaha atau kegiatan tersebut berlaku baku tingkat

kebisingan sebagaimana disyaratkan oleh analisis mengenai dampak lingkungan atau

ditetapkan oleh ahli yang memiliki sertifikasi sesuai;

3. Pengelolaan Dampak Lingkungan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Setiap kegiatan dalam bangunan dan atau lingkungannya yang mengganggu dan

menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan harus dilengkapi dengan AMDAL sesuai

ketentuan yang berlaku;

b. Setiap kegiatan dalam bangunan dan atau lingkungannya yang menimbulkan dampak tidak

penting terhadap lingkungan atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya,

tidak perlu dilengkapi dengan AMDAL, tetapi diharuskan melakukan Upaya Pengelolaan

Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai ketentuan yang

berlaku;

c. Kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan adalah bila

rencana kegiatan tersebut akan:

Menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan, yang

melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

Menyebabkan perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui

kriteria yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah;

Mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku terancam punah atau habitat

alaminya mengalami kerusakan;

Menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung,

cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa dan sebagainya) yang telah ditetapkan

menurut peraturan perundang-undangan;

Merusak atau memusnahkan benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah yang

bernilai tinggi;

Mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai nilai keindahan alami yang

tinggi;

Mengakibatkan/menimbulkan konflik atau kontroversi dengan masyarakat, dan atau

pemerintah.

Page 4: AMDAL MX Mall

d. Kegiatan yang meliputi:

Penataan jalan tidak dapat terpisahkan dari penataan pedestrian, penghijauan dan

ruang ter b u k a um um ;

Penataan ruang jalan dapat sekaligus mencakup ruang-ruang antar bangunan yang

tidak hanya terbatas dalam Rumija, dan termasuk untuk penataan elemen lingkungan,

penghijauan, dan lain-lain;

Pemilihan bahan pelapis jalan dapat mendukung pembentukan identitas lingkungan

yang dikehendaki, dan kejelasan kontinuitas pedestrian.

Kegiatan yang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d angka 1, 2 dan 3 pasal

ini merupakan kegiatan yang berdasarkan pengalaman dan tingkat perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai potensi menimbulkan dampak penting

terhadap lingkungan hidup.

4. Ketentuan Pengelolaan Dampak Lingkungan dari jenis-jenis kegiatan pada pembangunan

bangunan gedung dan atau lingkungannya yang wajib AMDAL adalah sesuai Ketentuan

Pengelolaan Dampak Lingkungan yang berlaku;

5. Ketentuan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

(UPL) jenis-jenis kegiatan pada pembangunan bangunan gedung dan atau lingkungannya

yang harus melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) adalah sesuai ketentuan yang berlaku;

6. Persyaratan Teknis Pengelolaan Dampak Lingkungan harus memenuhi ketentuan-

ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk mendirikan bangunan yang menurut fungsinya menggunakan, menyimpan atau

memproduksi bahan peledak dan bahan-bahan lain yang sifatnya mudah meledak, dapat

diberikan ijin apabila:

Lokasi bangunan terletak di luar lingkungan perumahan, atau berjarak tertentu dari

jalan umum, jalan kereta api dan bangunan lain di sekitarnya sesuai rekomendasi

dinas teknis terkait;

Bangunan yang didirikan harus terletak pada jarak tertentu dan batas-batas

pekarangan atau bangunan lainnya dalam pekarangan sesuai rekomendasi dinas

terkait;

Bagian dinding yang terlemah dari bangunan tersebut diarahkan ke daerah yang

paling aman.

Page 5: AMDAL MX Mall

b. Bangunan yang menurut fungsinya menggunakan, menyimpan atau memproduksi bahan

radioaktif, racun, mudah terbakar atau bahan lain yang berbahaya, harus dapat menjamin

keamanan, keselamatan serta kesehatan penghuni dan lingkungannya;

c. Pada bangunan yang menggunakan kaca pantul pada tampak bangunan, sinar yang

dipantulkan tidak boleh melebihi 24% dan dengan memperhatikan tata letak serta orientasi

bangunan terhadap matahari;

d. Bangunan yang menurut fungsinya memerlukan pasokan air bersih dengan debit > 5

liter/detik atau > 500 m³ /hari dan akan mengambil sumber air tanah dangkal atau air tanah

dalam (deep well) harus mendapat ijin dari Dinas terkait yang bertanggung jawab serta

menggunakan hanya untuk keperluan darurat atau alternatif dari sumber utama PDAM;

e. Guna pemulihan cadangan air tanah dan mengurangi debit air harian, maka setiap tapak

bangunan gedung harus dilengkapi dengan bidang resapan yang ukurannya disesuaikan .

f. Apabila bangunan yang menurut fungsinya akan membangkitkan LHR > 60 SMP per

1000 ft² luas lantai, maka rencana teknis sistem jalan akses keluar masuk bangunan gedung

harus mendapat ijin dari Dinas Teknis yang berwenang.

2.3.3 Dampak Positif dan Dampak Negatif Tentang Pembangunan Mall

Dampak Positif

1. Mall memberikan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk pajak, karena

adanya aktivitas ekonomi disitu. Aktivitas ekonomi yang terjadi juga bukanlah main-main

karena faktor penggerak transaksi kaum urban yang datang ke mall sudah tentu didominasi

kalangan menengah ke atas. Sejatinya mereka bisa mengeluarkan lebih dari 100rb rupiah

untuk setiap kedatangan mereka ke pusat perbelanjaan (akumulasi dari parkir, belanja, makan

dan minum, atau kegiatan lain seperti nonton bioskop).

2. Setiap pendirian mall berarti penyerapan tenaga kerja baru. Setiap pertumbuhan

ekonomi sebesar 1% hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 250.000 – 300.000

orang tenaga kerja. Masih belum bisa menutupi angka jumlah pengangguran sebanyak 10 juta

orang lebih di Indonesia. Pertanyaannya adalah, tenaga kerja manakah yang akan diserap oleh

Mall? Tenaga kerja penduduk dengan KTP DKI Jakarta? Ataukah tenaga kerja Bodetabek

yang notabene akan menambah jumlah komuter ke Ibukota?

3. Mall adalah sebuah lambang pengakuan. Pengakuan dari pihak-pihak; terutama tenant

(terlebih jika tenant berasal dari luar negeri) bahwa iklim investasi di Indonesia baik.

Menurut indeks investasi dunia, Indonesia masuk dalam peringkat 17 negara yang dapat

dijadikan tempat berinvestati. Menyusul kenaikan harga IHSG yang nyaris menembus angka

Page 6: AMDAL MX Mall

3000, adalah indikasi-indikasi lain yang menunjukkan bahwa secara makro, negara ini

memiliki fundamental ekonomi yang kuat.

Dampak Negatif

1. Semakin sulit mendapatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti daerah resapan air

atau taman sehingga pada gilirannya akan menyebabkan banjir. Dampak sosial dari

pembangunan mall adalah warga akan terbius menjadi warga yang konsumtif dan

menghabiskan waktunya dimall, kalau sang warga punya kemampuan finansial yang baik

untuk belanja di mall mungkin tidak terlalu masalah, akan tetapi jika sang warga tak punya

uang yang cukup, maka yang akan terjadi adalah angka kriminalitas yang akan semakin

tinggi. Seperti pencopetan, penjambretan, perampokan dll.

Dalam konsep teori pembangunan perkotaan, yang seharusnya menjadi tempat

berkumpul warga kota adalah taman atau area terbuka, namun karena keterbatasan dana dari

pemerintah daerah untuk membangun taman baru dan perawatan taman yang telah ada maka

mereka sulit mendapatkan taman atau lahan yang enak dikunjungi. Warga kota merasakan

taman yang tidak terawat,kotor, kumuh. Ada hal menarik di balik pertumbuhan mall yang

meningkat yaitu karena warga kota kehilangan tempat untuk sekedar berkumpul maka mal-

mall jadi satu-satunya tempat untuk ajang berkumpul dan interaksi antar warga kota.

2. Tersingkirnya satu persatu pasar tradisional yang pada gilirannya mematikan aktifitas

pedagang tradisional pribumi. Jumlah pedagang tradisional semakin hari semakin berkurang

akibat kalah bersaing dengan pasar modern yang memberi kenyamanan yang lebih. Sebagai

catatan dari 37 pasar tradisional yang ada di kota bandung hanya ada dua pasar yang tingkat

huniannya diatas 75%, sisanya hanya mempunyai tingkat hunian dibawah 50%.

Menurut survei yang dilakukan di kota bandung, saat ini jumlah pedagang tradisional

yang masih giat beraktifitas adalah sekitar 9800 pedagang, jauh dibawah perkiraan tahun

2007 yang masih sekitar 13000 pedagang yang masih aktif, berbanding terbalik dengan

pertumbuhan mall. Sepanjang tahun 2009 berdasarkan survei, jumlah pertumbuhan mall di

kota bandung sekitar 31,4% . Perkembangan jumlah mall yang tak terkendali menyebabkan

penurunan jumlah pasar tradisional. Perbandingan setiap satu mall berdiri maka 100

pedagang dan warung akan gulung tikar.

Page 7: AMDAL MX Mall

Disamping itu alasan masyarakat enggan untuk ke pasar tradisional adalah karena

kondisi pasar tradisional yang tidak nyaman, kotor, tidak bersih yang menyebabkan orang

lebih memilih ke supermarket atau mall yang dari sisi kenyamanan jelas lebih baik.

3. Kemacetan yang akan melanda jalan-jalan sekitar tempat mall berada. Yang pada

gilirannya membuat stag beberapa ruas jalan.

(Sumber : www.google.com)

BAB III

Pembahasan

Page 8: AMDAL MX Mall

3.1 AMDAL ( Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) @MX Mall Malang

1. Semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pada kondisi sebelum di bangunnya @MX Mall, RTH (Ruang Terbuka Hijau) di

sekitar kawasan @MX Mall Malang sangat kurang. Hal itu disebabkan telah adanya

bangunan Matos yang secara tidak langsung mengurangi RTH di sekitar kawasan

tersebut. Kemudian setelah dibangun @MX Mall, RTH dikawasan tersebut semakin

berkurang. Semakin berkurangnya RTH di kawasan tersebut, maka daerah resapan air

atau taman pun juga tidak mewadahi sehingga pada gilirannya akan menyebabkan

banjir di sekitar kawasan tersebut.

2. Munculnya Lahan Parkir Liar

Kawasan @MX Mall merupakan kawasan yang sangat padat pengunjung karena telah

adanya Matos (Malang Town Squre) sehingga pembangunan @MX Mall ini juga

secara tidak langsung memunculkan lahan parkir liar yaitu parkir motor di sepanjang

jalan @MX Mall terutama pada hari libur. Karena padatnya pengunjung dan juga saat

ini adanya pembangunan baru yaitu Condotel yang mengambil lokasi lahan parkir

@MX Mall sebelumnya, maka lahan parkir terutama parkir motor semakin berkurang.

Berkurangnya lahan parkir tersebut dan tidak adanya keseimbangan antara luas lahan

parkir dan kepadatan pengunjung yang datang maka mengakibatkan munculnya lahan

parkir liar tersebut

3. @MX Mall berada disekitar kawasan Pendidikan

Kawasan

sekitar

@MX Mall

merupakan

kawasan

pendidikan,

dimana di

kawasan

tersebut terdapat banyak bangunan sekolah, antara lain Universitas Brawijaya,

Universitas Negeri Malang, SMAN 8 Malang, SMA Brawijaya, SMP

Laboratorium.Sehingga dengan di bangunnya @MX Mall di kawasan pendidikan,

memberikan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan sekitar. Letak bangunan

Page 9: AMDAL MX Mall

yang berada di kawasan pendidikan, telah mempengaruhi para pelajar dan mahasiswa

yang ada disekitar dapat bergaul dengan bangunan tersebut.

4. Pembangunan condotel di @MX Mall

Masalah baru yang muncul pada

bangunan @MX Mall ini yaitu, di

bangunnya Condotel di belakang

@MX Mall yang menyebabkan

jalan di sepanjang @MX Mall

menjadi rusak karena banyaknya

kendaraan proyek yang keluar

masuk. Padahal pada kondisi eksisting jalan di sepanjang @MX Mall cukup sempit

untuk dilewati kendaraan proyek.