Rsud Dr Soedono Madiun - Fix
-
Upload
indra-komara -
Category
Documents
-
view
68 -
download
0
Transcript of Rsud Dr Soedono Madiun - Fix
-
LAPORAN Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
LAPORAN PERHITUNGAN
STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
g
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
i
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan ............................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan .....................................................................................................1
1.4 Sistem Struktur RSU Dr. Soetomo, Madiun ...........................................................................1
1.5 Tata Cara Perencanaan Bangunan Dan Referensi Perencanaan Bangunan .............................2
BAB II DATA-DATA DAN PERENCANAAN
2.1 Penjelasan Umum .............................................................................................................4
2.2 Data Dan Spesifikasi Material Rencana Struktur .................................................................4
2.3 Tahapan Pembebanan dalam Analisa Struktur .....................................................................4
BAB III PENJELASAN DAN PEMODELAN UMUM
3.1 Penjelasan Umum ............................................................................................................. 17
3.2 Permodelan dan Analisa Struktur ...................................................................................... 17
3.2.1 Permodelan Struktur .................................................................................................. 17
BAB IV PEMODELAN DAN ANALISA STRUKTUR RAMP
4.1 Pemodelan Dan Analisa Struktur Ramp .............................................................................. 27
4.2 Pemodelan Elemen ........................................................................................................... 38
BAB V ANALISA KEBUTUHAN PONDASI DAN PILE CAP
5.1 Analisa Kebutuhan Pondasi Pancang Dan Pile Cap .............................................................. 55
5.1.1 Data Perencanaan ......................................................................................................... 56
5.1.2 Tahanan Aksial Tiang Pancan ......................................................................................... 56
5.2 Jenis Pile Cap yang Digunakan ........................................................................................... 59
BAB IV KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 77
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
0
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
1
1.1 Latar Belakang
Struktur gedung RSU Dr. Soedono ini merupakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 5 lantai
utama dan 1 lantai deck proof dimana terdapat roof lift dilantai terakhir. Sistem struktur gedung ini
didesain dengan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus untuk mendapatkan performa
struktur yang cukup baik dalam menerima dan memikul beban gempa yang terjadi.
Perencanaan struktur beton bertulang ini sesuai dengan SNI 2847-2002 dan pembebanan struktur
gempanya sesuai dengan SNI 1726-2012. Perhitungan struktur meliputi desain penulangan elemen
struktur balok, kolom dan pelat.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari laporan perancangan struktur ini adalah untuk merancang elemen
struktur beton bertulang serta pondasi yang akan digunakan pada pelaksanaan nantinya. Diharapkan
dengan adanya laporan ini bisa memberikan kemudahan dalam tahapan konstruksi nantinya.
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan ini akan difokuskan pada beberapa tahapan perencanaan ini terdiri dari:
1. Penentuan material-material struktur yang akan digunakan.
2. Pengklasifikasian beban-beban yang bekerja pada struktur sesuai dengan kaidah-kaidah dan
tata cara yang berlaku.
3. Permodelan, Analisa dan Desain Struktur yang terbuat dari struktur beton bertulang ini sesuai
dengan kaidah-kaidah dan tata cara yang berlaku.
4. Perhitungan kebutuhan penulangan pada elemen struktur pelat lantai sesuai dengan kaidah-
kaidah dan tata cara yang berlaku.
5. Perhitungan kebutuhan penulangan pada elemen struktur balok sesuai dengan kaidah-kaidah
dan tata cara yang berlaku.
6. Perhitungan kebutuhan penulangan pada elemen struktur kolom lantai sesuai dengan kaidah-
kaidah dan tata cara yang berlaku.
7. Memberikan rekomendasi terhadap beberapa permasalahan yang dianggap penting untuk
diperhatikan dan dilaksanakan.
1.4 Sistem Struktur RSU Dr. Soetomo, Madiun
Sistem struktur bangunan ini merupakan sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Struktur gedung
ini memiliki sifat yang tidak beraturan sehingga penggunaan beban statik ekivalen dapat
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
2
dipergunakan. Sehingga dalam analisa strukturnya dipergunakan pembebanan gempa dengan
response spectrum.
Secara ideal sesuai dengan peraturan gempa SNI 1726-2012, struktur bangunan di Surabaya
disyaratkan menggunakan Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM).
Analisa dan desain terhadap sistim struktur ini dilakukan menggunakan paket program bantu SAP
2000 V.14.2.5 yang merupakan paket program analisa struktur berbasis teori Metode Elemen Hingga
dalam permodelan dan penyelesaian persamaan-persamaan statikanya.
1.5 Tata Cara Perencanaan Bangunan Dan Referensi Perencanaan Bangunan
Dalam melakukan kajian ulang terhadap perancangan struktur beton bertulang ini mengacu pada
beberapa tata cara perencanaan bangunan dan juga pada beberapa referensi khusus yang lazim
digunakan. Beberapa acuan tersebut adalah:
1. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1987.
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Gedung (SNI 1726-2012).
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Dan Bahan Bangunan Gedung (SNI-03-2847-2002).
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI-1971).
5. Tata Cara Penghitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah Dan Gedung (SNI-03-1727-
2002).
6. Uniform Building Code 1997 (UBC 1997).
7. Building Code Requirements For Structural Concrete (ACI 318-99) and Commentary (ACI
318R-99).
8. American Institute Of Steel Construction Load Resistance Factor Design. (AISC-LRFD 1993).
9. American Society Of Civil Engineer Minimum Design Load For Building And Other Structures
(ASCE 7.02).
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
3
OLEH : JAKA PROPIKA, ST
BAB II
DATA-DATA
PERENCANAAN
DAN PEMBEBANAN
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
4
2.1 Penjelasan Umum
Pembahasan mengenai kriteria perencanaan akan disesuaikan dengan ketentuan dan tata-cara
yang berlaku akan dibahas secara rinci dalam bagian ini. Pembebanan struktur ini akan menggunakan
beberapa ketentuan dan tata cara, hal ini dikarenakan untuk mencegah adanya pembebanan yang
tidak dimasukkan kedalam analisa struktur.
2.2 Data Dan Spesifikasi Material Rencana Struktur
Material yang digunakan dalam perencanaan ini dibagi menjadi beberapa jenis material sesuai
dengan fungsi dan jenis elemennya, beberapa material yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut
:
a. Material elemen struktur balok dan pelat direncanakan dengan menggunakan beton K300
yang setara dengan kekuatan tekan silinder karakteristik (fc) 25 MPa.
b. Material elemen struktur kolom direncanakan dengan menggunakan beton K350 yang setara
dengan kekuatan tekan silinder karakteristik (fc) 29 MPa.
c. Material elemen struktur poer direncanakan dengan menggunakan beton K300 yang setara
dengan kekuatan tekan silinder karakteristik (fc) 25 MPa.
d. Material elemen struktur tulangan baja polos mempunyai tegangan leleh sebesar 240 MPa
untuk diameter tulangan 8 mm hingga 12 mm.
e. Material elemen struktur tulangan baja deform mempunyai tegangan leleh sebesar 390 MPa
untuk diameter tulangan 10 mm hingga 25 mm.
2.3 Tahapan Pembebanan dalam Analisa Struktur
Dalam perancangan struktur ini beban yang bekerja pada sistim struktur gedung tersebut harus
didasarkan atas pertimbangan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pembebanan dan kombinasi pembebanan.
b. Penentuan wilayah gempa.
c. Penentuan klasifikasi tanah setempat.
d. Penentuan sistem struktur.
e. Peninjauan terhadap pengaruh gempa.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
5
2.1 Pembebanan dan Kombinasi Pembebanan
Pembebanan yang bekerja pada struktur ini terdiri dari beban mati (berat sendiri dan beban
mati tambahan), beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Untuk kombinasi pembebanan
mengacu pada beberapa peraturan yaitu SNI 2847-2002, ACI 318-02, UBC 1997 dan SNI 1729-
2002. Beban beban yang bekerja secara detil dijabarkan sebagai berikut:
2.2 Beban Mati
Beban mati pada perencanaan ini meliputi berat sendiri dari masing masing elemen struktur
seperti berat pelat, balok dan kolom serta struktur atap. Besarnya beban beban mati tersebut
secara otomatis langsung diperhitungkan didalam permodelan struktur berdasarkan berat jenis
masing masing materialnya. Sedangkan terdapat juga beban mati tambahan yang berupa beban
finishing, plafond dan dinding yang besarnya:
a. Beban mati tambahan lantai : 125 kg/m2
b. Beban dinding bata ringan : 100 kg/m2
c. Beban tendon air : 8000 kg/m3
d. Beban mati (mesin) : 400 kg/m2
2.3 Beban Hidup
Beban hidup lantai yang bekerja dalam struktur ini berupa beban terbagi rata sesuai fungsi
ruangannya, yang besarnya diambil sebesar:
a. Beban hidup lantai ruang hunian : 250 kg/m2.
b. Beban hidup lantai atap : 100 kg/m2
Koefisien reduksi beban hidup untuk beban gempa diambil sebesar 0.5.
Beban Gempa
Peninjauan beban gempa pada perencanaan struktur bangunan ini ditinjau secara analisa
dinamis 3 dimensi. Fungsi response spectrum ditetapkan sesuai peta wilayah gempa untuk daerah
Surabaya Jawa Timur Berdasarkan SNI 1726-2012, zonasi peta gempa menggunakan peta gempa
untuk probabilitas 2% terlampaui dalam 50 tahun atau memiliki periode ulang 2500 tahun.
Untuk wilayah gempa berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 14, ditetapkan berdasarkan
parameter Ss (percepatan batuan dasar pada periode pendek 0,2 detik) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada peride 1 detik).
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
6
Faktor keutamaan dari gedung ini yang merupakan bangunan perkantoran pengadilan
memiliki faktor keutamaan gempa (Ie) 1, karena sesuai tabel 1 SNI 1726-2012. Bangunan
perkantoran itu sendiri termasuk dalam kategori resiko II.
Tabel 2.1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Struktur Lainnya untuk beban gempa
(SNI 1726-2012, Tabel 1)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
7
Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa
(SNI 1726-2012, Tabel 2)
Respon spektra merupakan konsep pendekatan yang digunakan untuk keperluan
perencanaan bangunan tahan gempa. Respon spektra menggambarkan respon maksimum dari
suatu sistem Single Degree of Freedom (SDOF) baik berupa percepatan (a), kecepatan (v) maupun
perpindahan (d) untuk periode natural tertentu akibat beban gempa. Absis dari respon spektra
adalah periode alami sistem struktur dan ordinat dari respon spektra adalah respon maksimum
yang dikehendaki. Absis dan ordinat kurva respon spektra dapat dinyatakan dalam spektra
perpindahan (Sd) dan spektra percepatan (Sa).
Data-data yang dibutuhkan dan prosedur untuk pembuatan respon spektra berdasarkan SNI
1726-2012 pasal 6.4 adalah :
Parameter percepatan batuan dasar
Parameter Ss (percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar
pada periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari percepatan 0,7 detik dan 0,3 detik
dalam peta gempa untuk periode ulang 2500 tahun.
Parameter kelas situs
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
8
Berdasarkan sifat-sifat tanah pada situs, maka situs harus diklasifikasikan sebagai kelas situs SA,
SB, SC, SD, SE,dan SF. Berdasarkan data hasil tes tanah yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
tanah pada struktur yang akan dibangun termasuk dalam kelas situs SE (tanah lunak).
Tabel 2.3 Klasifikasi Situs
(SNI 1726-2012, Tabel 3)
Koefisien-koefisien situs dan parameter-parameter respon spektra percepatan gempa
maksimum yang dipertimbangkan resiko tertarget (MCER)
Untuk penentuan respon spektra percepatan gempa (MCER) dipermukaan tanah diperlukan suatu
faktor amplifikasi seismik pada periode 0,2 detik dan periode 1 detik. Berdasarkan pasal 6.2, faktor
amplifikasi meliputi facktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode pendek
(Fa) dilihat pada tabel 4 pasal 6.2 dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran
periode pendek 1 detik (Fv) pada tabel 5 pasal 6.2.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
9
Gambar 2.2. Peta Wilayah Gempa Indonesia yang dipertimbangkan resiko-tersesuaikan (MCE
percepatan 0,2 detik, probabilitas 2% dalam 50 tahun)
Gambar 2.3. Peta Wilayah Gempa Indonesia yang dipertimbangkan resiko-tersesuaikan (MCE
percepatan 1 detik, probabilitas 2% dalam 50 tahun)
Parameter spektrum respon percepatan pada periode pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1) yang
disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs harus ditentukan dengan perumusan berikut :
91.07.03,1 SaMS SFS
84,03.08,211 SFS vM
Keterangan :
Ss : Parameter respon spektra percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode
pendek.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
10
S1 : Parameter respon spektra percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode 1 detik.
Fa : Koefisien situs pada tabel 4 SNI 1726-2012 untuk periode pendek (Fa = 1.3).
Fv : Koefisien situs pada tabel 5 SNI 1726-2012 untuk periode 1 detik (Fv = 2.8).
Tabel 2.4 Koefisien Situs, Fa
(SNI 1726-2012, Tabel 4 )
Tabel 2.5 Koefisien Situs, Fv
(SNI 1726-2012, Tabel 5)
Parameter percepatan spektra rencana.
Parameter percepatan spektra disain untuk periode pendek (SDS) dan periode 1 detik (SD1) harus
ditentukan melalui perumusan berikut ini:
56,084.03
2
3
2
6067.091.03
2
3
2
11
MD
MSDS
SS
SS
Keterangan:
SDS : parameter respon spektra percepatan rencana pada periode pendek
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
11
SD1 : parameter respon spektra percepatan rencana pada periode 1 detik.
Semua parameter respon rencana diplot dalam grafik dan menghasilkan respon spektra rencana.
Prosedur pembuatan respon spektra desain berdasarkan SNI 1726-2012
Untuk nilai To dan Ts dapat digunakan rumus berikut:
92307.06067.0
56.0
1846,06067.0
56.02,02,0
1
10
DS
DS
DS
D
S
ST
S
ST
Untuk periode yang lebih kecil dari T0 spektrum respon percepatan desain Sa harus diambil dari
persamaan :
0
6,04,0T
TSS DSa
Untuk T =0, maka Sa dapat dihitung sebagai berikut
242667,01846.0
06,04,06067.0
aS
Untuk periode yang lebih besar dari atau sama dengan To dan lebih kecil dari atau sama dengan
Ts spectrum respon disain Sa = SDS untuk periode lebih besar dari Ts spectrum respon percepatan
disain Sa diambil berdasarkan persamaan:
=1
Keterangan:
SDS : parameter respon spectra percepatan disain pada periode pendek.
SD1 : parameter respon spectra percepatan disain pada periode 1 detik.
T : periode getar fundamental struktur.
Hasil dari perhitungan respon spektrum dapat dilihat pada gambar 2.4
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
12
Gambar 2.4. Spektrum respon desain
Kategori Desain Seismik
Setiap struktur harus ditetapkan memiliki suatu kategori desain seismik. Kategori desain seismik yang diklasifikasikan oleh SNI 1726-2012dapat dilihat pada tabel 2.6 dan 2.7
Tabel 2.6 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada perioda pendek
(SNI 1726-2012, Tabel 6 )
Tabel 2.7 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada perioda 1 detik
(SNI 1726-2012, Tabel 7)
Berdasarkan tabel 2.6 dan 2.7, gedung ini memiliki kategori desain seismik D. Berdasarkan Tabel 2.8 untuk
sitem ganda dengan rangka pemikul momen khusus, didapatkan koefisien modifikasi respon, R, sebesar 8
dan faktor pembesaran defleksi, Cd, sebesar 5,5
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
13
Tabel 2.8 Sistem penahan gaya gempa (SNI 1726-2012, Tabel 9 )
Kombinasi Pembebanan
Setelah diketahui beban beban yang bekerja pada elemen struktur maka dalam
pendesainan elemen struktur digunakan kombinasi pembebanan untuk mendapatkan
pembebanan yang maksimum yang mungkin terjadi pada saat beban bekerja secara individual
maupun bersamaan.
Konfigurasi kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1726-2012 dapat dilihat sebagai berikut:
- 1,4D
- 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
- 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (L atau 0,5W)
- 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
- 1,2D + 1,0E + L
- 0,9D + 1,0W
- 0,9D + 1,0E
Sedangkan untuk desain pondasi, maka kombinasi pembebanan yang digunakan adalah
kombinasi pembebanan ijin, yaitu sebagai berikut :
- D
- D + L
- D + (Lr atau R)
- D + 0,75L + 0.75 (Lr atau R)
- D + (0,6W atau 0,7E)
- D + 0,75(0,6W atau 0,7E) + 0,75L + 0,75(Lr atau R)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
14
- 0,6D + 0,6W
- 0,6D + 0,7E
Dimana:
D = Dead Load (Beban Mati)
L = Life Load (Beban Hidup)
E = EarthQuake Load (Beban Gempa)
Lr = Life Roof (Beban Atap)
R = Rainfall Load (Beban Hujan)
W = Wind Load (Beban Angin)
Peninjauan Terhadap Pengaruh Gempa
Simulasi pembebanan terhadap beban gempa ditinjau secara statik maupun dinamis,
sedangkan besaran gaya gempa statik ekivalen merujuk pada persamaan pada SNI 03-1726-2012:
tS WCV
keterangan:
Cs : koefisien respons seismik
Wt : berat total gedung
Penentuan koefisien Cs adalah sebagai berikut :
1. Cs
I
R
SC DSS
Keterangan:
SDS : parameter percepatan spektrum respon desain dalam rentang periode pendek
R : faktor modifikasi respon
I : faktor keutamaan hunian
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
15
2. Cs maksimum
I
RT
SC DS
1
keterangan:
SD1 : adalah parameter percepatan spektrum respon desain dalam rentang periode 1 detik
R : adalah faktor modifikasi respon
I : adalah faktor keutamaan hunian
T : adalah periode struktur dasar (detik) harus tidak kurang dari
01,0044,0 ISC DSS
Keterangan :
SDS : adalah parameter percepatan spektrum respon desain dalam
rentang periode pendek
I : adalah faktor keutamaan hunian
3. Cs minimum
Sebagai tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah dimana S1 sama dengan atau
lebih besar dari 0,6g, maka Cs harus tidak kurang dari
I
R
SCS
15,0
keterangan:
S1 : parameter percepatan spektrum respons desain yang dipetakan
R : faktor modifikasi respon
I : faktor keutamaan hunian
Pembebanan gempa horizontal dibagi kedalam dua arah yaitu :
- Gempa arah x dengan komposisi 100% Vx + 30% Vy
- Gempa arah y dengan komposisi 100% Vy + 30% Vx
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
16
BAB III
PENJELASAN DAN
PEMODELAN UMUM
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
17
3.1 Penjelasan Umum
Urutan dan tahapan permodelan struktur dimasukkan sesuai dengan gambar rencana dan
parameter-parameter material dan pembebanan dimasukkan sesuai dengan spesifikasi dari material
yang digunakan. Pembebanan yang digunakan menyesuaikan dengan laporan pembebanan dilaporan
sebelumnya. Untuk struktur Setelah permodelan dan analisa struktur maka tahapan berikutnya adalah
evaluasi pendetilan elemen struktur dari permodelan tersebut.
3.2 Permodelan dan Analisa Struktur
3.2.1 Permodelan Struktur
Analisa struktur terhadap struktur bangunan ini, menggunakan asumsi bahwa sistem struktur
merupakan model space frame (3D frame system). Oleh karena itu elemen-elemen struktur dirancang
dengan 6 derajat kebebasan pada kedua ujung nodal elemen (UX, UY, UZ 0 dan RX, RY, RZ 0).
Model undeformed shape struktur bangunan ini dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini
yang merujuk pada gambar Autocad sebagai landasan pemodelan khusunys untuk analisa ramp dan
pondasi yang dijelaskan di bab selanjutnya.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
18
Gambar 3.3. Struktur Yang Di modelkan (Lantai 1)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
19
Gambar 3.4. Struktur Yang Di modelkan (Lantai 2)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
20
Gambar 3.5. Struktur Yang Di modelkan (Lantai 3)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
21
Gambar 3.6. Struktur Yang Di modelkan (Lantai 4)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
22
Gambar 3.7. Struktur Yang Di modelkan (Lantai 5)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
23
Gambar 3.8. Struktur Yang Di modelkan (Lantai 6/roof)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
24
Gambar 3.9. Permodelan Struktur Tampak Depan (Barat)
Gambar 3.10. Permodelan Struktur Tampak Depan (Timur)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
25
Gambar 3.11. Permodelan Struktur Tampak Samping (Selatan)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
26
BAB IV
DESAIN ELEMEN
STRUKTUR PRIMER
OLEH :
BAB VI
PEMODELAN DAN
ANALISA STRUKTUR
RAMP
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
27
4.1 Pemodelan Dan Analisa Struktur Ramp
4.1.1 Pembebanan Ramp
Pembebanan yang bekerja pada struktur ini terdiri dari beban mati (berat sendiri dan beban mati
tambahan), beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Untuk kombinasi pembebanan mengacu
pada beberapa peraturan yaitu SNI 2847-2002, ACI 318-02, UBC 1997 dan SNI 1729-2002. Beban
beban yang bekerja secara detil dijabarkan sebagai berikut:
1. Beban Hidup : 400 kg/m2
2. Beban Mati : 485 kg/m2
3. Beban Railing : 150 kg/m2
4.1.2 Data Masukan Material
Data masukkan material dalam permodelan SAP 2000 adalah data material elemen struktur beton
bertulang dan elemen baja profil. Pendefinisian material tersebut dapat dilihat pada bagian Sub-Bab
2.2. Data masukkan material dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Input form material elemen balok pada SAP 2000
4.1.3 Pemodelan Struktur Ramp
Analisa struktur terhadap struktur bangunan khususnya untuk ramp ini, menggunakan asumsi
bahwa sistem struktur merupakan model space frame (3D frame system). Oleh karena itu elemen-
elemen struktur dirancang dengan 6 derajat kebebasan pada kedua ujung nodal elemen (UX, UY, UZ
0 dan RX, RY, RZ 0).
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
28
Model undeformed shape struktur bangunan ini dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini
yang merupakan capture picture dari SAP 2000.
Gambar 4.2. Permodelan Struktur Tampak Atas
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
29
Gambar 4.3. Permodelan Struktur Tampak Samping (Y+)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
30
Gambar 4.4. Pemodelan Struktur Ramp Tampak Isometri (3D)
4.1.4 Pemodelan Gempa Dengan Response Spectrum Pada SAP 2000
Pembebanan response spectrum pada SAP 2000 dengan menggunakan zona wilayah gempa
dapat dilihat pada Sub-bab 2.3.1, sedangkan untuk factor pembesaran bebannya diambil dari formulasi
perumusan sebagai berikut :
225.18.98
1 g
R
IYLoadFactor
225.18.95.5
1 g
R
IXLoadFactor
Load factor tersebut adalah untuk arah gempa yang ditinjau sedangkan arah yang tegak lurus
dari peninjauan gempa tersebut akan dikenakan gempa sebesar 30% dari arah gempa yang ditinjau.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
31
4.1.5 Pendefinisian Modal Analisis dan Ragam Analisis
Analisis modal menggunakan SAP 2000 diambil sebanyak 12 Mode Shape untuk menjamin
partisipasi massa struktur lebih dari 90 %. Dalam hal ini partisipasi massa dari struktur diambil 99%
terhadap gaya lateral kearah X dan kearah Y. Input form untuk analisa modal dapat dilihat pada
Gambar 3.7.
Gambar 4.5. Input form untuk analisa modal SAP 2000.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
32
Tabel 4.1. Modal Periods and Frequencies crack
Tabel 4.2. Modal Load Participation Ratio
OutputCase StepType StepNum Period Frequency CircFreq Eigenvalue
Text Text Unitless Sec Cyc/sec rad/sec rad2/sec2
MODAL Mode 1 0.814473 1.2278 7.7144 59.512
MODAL Mode 2 0.729449 1.3709 8.6136 74.194
MODAL Mode 3 0.421576 2.3721 14.904 222.13
MODAL Mode 4 0.261625 3.8223 24.016 576.77
MODAL Mode 5 0.225647 4.4317 27.845 775.36
MODAL Mode 6 0.179406 5.5739 35.022 1226.5
MODAL Mode 7 0.166869 5.9927 37.653 1417.8
MODAL Mode 8 0.137981 7.2474 45.537 2073.6
MODAL Mode 9 0.119643 8.3582 52.516 2757.9
MODAL Mode 10 0.11527 8.6753 54.508 2971.2
MODAL Mode 11 0.114009 8.7712 55.111 3037.3
MODAL Mode 12 0.102187 9.786 61.487 3780.7
MODAL Mode 13 0.098642 10.138 63.697 4057.3
MODAL Mode 14 0.096382 10.375 65.19 4249.8
MODAL Mode 15 0.093251 10.724 67.38 4540
MODAL Mode 16 0.092455 10.816 67.959 4618.4
MODAL Mode 17 0.090609 11.036 69.344 4808.6
MODAL Mode 18 0.088895 11.249 70.681 4995.8
MODAL Mode 19 0.088427 11.309 71.055 5048.8
MODAL Mode 20 0.087427 11.438 71.868 5165
MODAL Mode 21 0.08683 11.517 72.362 5236.2
MODAL Mode 22 0.086354 11.58 72.761 5294.1
MODAL Mode 23 0.084262 11.868 74.567 5560.3
MODAL Mode 24 0.08321 12.018 75.51 5701.7
MODAL Mode 25 0.082247 12.158 76.394 5836.1
MODAL Mode 26 0.08124 12.309 77.341 5981.7
MODAL Mode 27 0.081118 12.328 77.458 5999.7
MODAL Mode 28 0.07993 12.511 78.608 6179.2
MODAL Mode 29 0.079764 12.537 78.772 6205.1
MODAL Mode 30 0.079407 12.593 79.126 6261
TABLE: Modal Periods And Frequencies
OutputCase ItemType Item Static Dynamic
Text Text Text Percent Percent
MODAL Acceleration UX 99.8522 88.4969
MODAL Acceleration UY 99.9834 92.9359
MODAL Acceleration UZ 80.9136 42.4112
TABLE: Modal Load Participation Ratios
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
33
Gambar 4.6. Tampak YZ Mode Shape 1 dan 2
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
34
Gambar 4.7. Tampak YZ Mode Shape 3 dan 4
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
35
Gambar 4.8. Tampak 3D Mode Shape 1 dan 2
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
36
Gambar 4.9. Tampak 3D Mode Shape 3 dan 4
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
37
4.1.6 Kontrol Drift
Berdasarkan SNI 03-1726-201X, simpangan antar lantai hanya ada kondisi kinerja batas ultimit
saja. Untuk mengontrol simpangan antar lantai yang terjadi, SNI 03-1726-201X pasal 7.8.6 telah
membatasinya dengan persamaan berikut:
e
xedx
I
C
Dimana:
Cd = adalah faktor pembesaran defleksi dalam SNI 03-1726-201X Tabel 9 sebesar 5.5
xe = adalah defleksi pada lokasi yang disyaratkan dan ditentukan dengan analisis elastik
Ie = adalah faktor keutamaan gempa yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1726-2012 pasal 4.1.2
Untuk simpangan antar lantai yang dipakai dalam perhitungan dibawah ini adalah hasil output
permodelan dari software sap 2000 menggunakan analisa dynamic respon spectrum. Dari hasil output
sap didapat displacement antar lantai arah x dan juga arah y.
4.1.7 Kontrol Periode Alami Struktur
Nilai T (waktu getar alami struktur) dibatasi oleh waktu getar alami fundamental untuk mencegah
penggunaan struktur yang terlalu fleksibel dengan perumusan dalam SNI 1726-2012 sebesar :
x
nta hCT
Dimana :
hn adalah ketinggian struktur ( 41,15 )
Ct adalah parameter pendekatan tipe struktur (rangka beton pemikul momen sebesar 0,0466)
x adalah parameter pendekatan tipe struktur (rangka beton pemikul momen sebesar 0,9)
Tabel 4.3 Nilai parameter perioda pendekatan Ct dan x
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
38
Tabel 4.4 Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
(SNI 1726-2012, Tabel 15)
maka perioda fundamental struktur pendekatan sebesar,
322,115.410466,0 9,0 aT detik
dengan batas atas perioda fundamental struktur sebesar,
983.15.1322,1 atasaT detik
Dengan membandingkan hasil perioda fundamental sebesar 0.884 yang tertera pada tabel 4.1, dapat
dilihat bahwa struktur gedung ini memiliki kekakuan yang tinggi. Karena kisaran periode fundamental
diluar batas periode fundamental.
4.2 Pemodelan Elemen
4.2.1 Desain Penulangan Elemen Struktur Pelat
Untuk perhitungan momen pada pelat mengacu pada PBBI-1971. dimana untuk perhitungan
momen pelat mengacu pada tabel yang ada di pasal tersebut.
Untuk perhitungan tulangan dipakai metode perhitungan tulangan lentur tunggal. Sedangkan nilai
nilai kebutuhan rasio penulangan yang tetap bedasarkan mutu bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Mutu beton fc= 25 MPa
Mutu tulangan plain fy = 240 Mpa
Detail perhitungannya adalah sebagai berikut
Tabel 4.5. Penulangan Pelat Untuk Struktur Ramp
Tebal
(mm) D Jarak
1 Tx 10-150 130 10 150
2 Ty 10-200 130 10 200
3 Lx10-150 130 10 150
4 Ly 10-200 130 10 200
No Nama PelatTulangan
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
39
DATA BAHAN
Bahan yang dipakai untuk struktur ini adalah beton bertulang .
Data :
= Mpa
= Mpa
= mm
= mm
= mm
Adapun kombinasi pembebanan yang dipakai sesuai peraturan SK SNI 03-2487-2002
adalah : U = 1,2 DL + 1,6 LL ( digunakan beban dari kombinasi terberat yang bekerja pada pelat)
Pembebanan Pelat
* Beban mati :
Berat sendiri Pelat = Kg/m2
Beban Non struktural = Kg/m2
qD = Kg/m2
* Beban Hidup
Beban hidup untuk lantai = Kg/m2
* Kuat Perlu ----------> qu = qD + 1.6
= 437 + 1.6
= Kg/m2
PERHITUNGAN STRUKTUR PELAT RAMP
RSU Dr.SOEDONO, MADIUNBy : Propika Engineering
Beton ( fc ) 25
Baja ( fy ) 240
Tabel. Moment Pelat
312
125
437
400
1.2 qL
Tebal Pelat 130
Decking 25
Dia. Tulangan 10
1.2 400
1164.4
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
40
Penulangan Pelat
Daerah Tumpuan X
= kgm = Nmm
0.85xfc'
=
2
min = =
As perlu = = mm2
Asterpasang = mm2
-----------> 10 - 150
Daerah Tumpuan Arah y
= kgm = Nmm
0.85xfc'
=
2
min = =
As perlu = = mm2
Asterpasang = mm2
-----------> 10 - 200
Daerah Lapangan Arah x
= kgm = Nmm
=
2
min = =As perlu = = mm
2
Asterpasang = mm2
-----------> 10 - 150
Mtx 212.002308 2120023.08
Mn =2120023.08
= 2650028.85 Nmm0.8
Rn =Mn
=2650028.85
= 0.3b.d 1000 100
m =Fy
=240
= 14.117647060.85x20
= 0.0011
1 - 1 -14.1176
m 14.1176
perlu =1
(
1.333 * perlu 0.0015
0.0015 1000 100 148.35
0.3)
14.1176 240
Mn =1278744.08
= 1598430.1 Nmm0.8
523.33Tx
Aman
Mty 127.87 1278744.08
0.2b.d 1000 90
m =Fy
=240
=
Rn =Mn
=1598430.1
=
)
1.1764705880.85x17,5
m 14.1176
perlu =1
( 1 -
TyAman
14.1176 240
= 0.0008
1.333 * perlu 0.0011
1 -14.1176 0.2
MLx 212.00 2120023.08
Mn =2120023.08
= 2650028.85
0.0011 1000 90 99.22
392.50
Nmm0.8
Rn =Mn
=2650028.85
= 0.3b.d
)
1000 100
m 14.11764706
perlu =1
( 1 -
LxAman
14.11764706 240
= 0.0011
1.333 * perlu 0.0015
1 -14.11764706 0.3
0.0015 1000 100 148.35
523.33
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
41
4.2.2 Desain Penulangan Elemen Struktur Kolom
Untuk perhitungan tulangan dipakai metode perhitungan tulangan lentur tunggal. Sedangkan nilai
nilai kebutuhan rasio penulangan yang tetap bedasarkan mutu bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Mutu beton fc= 25 MPa
Mutu tulangan deform fy = 390 Mpa (Longitudinal Reinforcement)
Mutu tulangan plain fy = 240 Mpa (Transversal Reinforcement)
Tabel 4.6 Hasil Desain Penulangan Elemen Struktur Kolom
Daerah Lapangan Arah y
= kgm = Nmm
=
2
min = =
As perlu = = mm2
Asterpasang = mm2
-----------> 10 - 200
Kontrol Lendutan :
Karena tebal pelat yang dipakai = 130 mm melebihi tebal pelat minimum yang disyaratkan = 90 mm
maka lendutan tidak perlu dikontrol.
MLy 43.75 437465.08
Mn =437465.08
= 546831.350.8
Rn =Mn
=546831.35
= 0.1b.d
)
1000 90
m 14.11764706
perlu =1
( 1 -
392.50Ly
Aman
1.333 * perlu 0.0004
0.0004 1000 90 33.81
14.11764706 240
= 0.0003
1 -14.11764706 0.1
Nmm
Kolom B H D Jumlah Rasio (%)
K 400x600 400 600 19 12 1.42
K 600x600 600 600 19 20 1.58
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
42
Gambar 4.10 Kontrol Kapasitas Kolom 600 400 Terhadap Gaya yang Bekerja
(diagram P-M, X-Axis)
Gambar 4.12 Kontrol Kapasitas Kolom 600 600 Terhadap Gaya yang bekerja
(diagram P-M, X-Axis)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
43
4.2.3 Perhitungan Sengkang Kolom
Tabel 4.7 Penulangan Sengkang Elemen Struktur Kolom
Berikut perhitungan sengkang kolom mengunakan perhitungan SRPMK akan ditampilkan
dalam tabel dibawah ini :
Jml Kaki d Jarak (mm)
1 K 400x600 3 10 125
2 K 600x600 3 10 125
TulanganNo Nama Kolom
400 mm
600 mm
320 mm
10 mm
Number of Lat. Reinf (nx) : 3
25 MPa
390 MPa
63.39 kNm [SAP 2000-Data]
912.347 kN [SAP 2000-Data]
400.02172 mm [0.25 x p x d x nx ]
42.666667 mm [1/3 bd]
(fVc) : 80.021723 mm f[(1+(Pu/14Ag))x((f'c^0.5)/6)x(bwd)]
-22.18
40.01 [0.5Vc]
80.02 [Vc]
112.02 kN [(Vc+Vsmin)]
240.02172 kN [(Vc+1/3*(fc^0.5)*b*d)]
400.02172 kN [(Vc+2/3*(fc^0.5)*b*d)]
KONDISI 2
0.34 mm [Av/s=Vs/(fydb)] (mm2/mm/two leg)
0.11 mm (mm2/mm/two leg)
10.00 mm
3.00 mm
78.54 mm
s req : 689.19 mm
s Min : 160.00 mm [ d/2 or s
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
44
4.2.4 Desain Penulangan Elemen Struktur Balok
Desain penulangan elemen struktur balok dapat dilihat seperti pada Tabel 4.8 dibawah ini.
Untuk perhitungan tulangan dipakai metode perhitungan tulangan lentur tunggal. Sedangkan nilai
nilai kebutuhan rasio penulangan yang tetap bedasarkan mutu bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Mutu beton fc= 25 MPa
Mutu tulangan deform fy = 390 Mpa (Longitudinal Reinforcement)
Mutu tulangan plain fy = 240 Mpa (Transversal Reinforcement)
Detail perhitungannya adalah sebagai berikut:
600 mm
600 mm
480 mm
10 mm
Number of Lat. Reinf (nx) : 3
25 MPa
390 MPa
80.28 kNm [SAP 2000-Data]
410.25 kN [SAP 2000-Data]
900.01465 mm [0.25 x p x d x nx ]
96 mm [1/3 bd]
(fVc) : 180.01465 mm f[(1+(Pu/14Ag))x((f'c^0.5)/6)x(bwd)]
-132.98
90.01 [0.5Vc]
180.01 [Vc]
252.01 kN [(Vc+Vsmin)]
540.01465 kN [(Vc+1/3*(fc^0.5)*b*d)]
900.01465 kN [(Vc+2/3*(fc^0.5)*b*d)]
KONDISI 1
0.51 mm [Av/s=Vs/(fydb)] (mm2/mm/two leg)
0.17 mm (mm2/mm/two leg)
10.00 mm
3.00 mm
78.54 mm
s req : 459.46 mm
s Min : 240.00 mm [ d/2 or s
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
45
Tabel 4.8 Penulangan Elemen Struktur Balok
Analisa Perhitugan Balok dengan RC I beam.
Reinforced Concrete Design V1.37
Copyrights : Propika Engineering
RC I Beam Name : B.300.600.T
INPUT CROSS SECTION, MATERIAL AND STEEL REINFORCEMENT DATA
Beam Width (b) : 300 mm
Beam Height (h) : 600 mm
Beam Cover To Center Reinf. (d') : 40 mm [T.O.B To C.O.R]
Effective Depth (d) : 560 mm [d=h-d']
Tension Reinf. Dia (diat) : 16 mm
Compression Reinf. Dia (diac) : 16 mm
Concrete Compressive Strength (f'c) : 24.9 MPa [Cylinder Comp. Strength]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13>> : 390 MPa [Deformed Reinforcement]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
46
Block Stress Depth (a) : 54.66 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : 160.92 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 167.06 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION
Area Enclosed By Per. (Acp) : 180000 mm2 [Acp=bh]
Outside Perimeter (Pcp) : 1800 mm [Pcp=2(Xo+Yo)]
Critical Torsion (Tcr) : 5.61 kNm [Tcr=f(f'c0.5/12)(Acp2/Pcp)]
Conc. Shear Capacity (Vc) : 139.72 kN [Vc=(f'c0.5)(bd)/6
Torsion Max Capacity (Tmax) : 3.119 [Tmax=(Vc/bd)(2/3)f'c)]
Torsion Capacity Used (Tused) : 1.539 [Tused=((Vu/(bd))2+(TuPh/(1.7Aoh2)2)0.5]
Torsion Capacity State : SAFE
Nominal Shear Required (Vn) : 234.6667 kN [Vn=Vu/f]
Min. Shear. Reinf. Cap. (Vsmin) : 56 kN
Group Shear Category : 4
Shear Capacity State : Use Vs Required
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION [Cont'd]
At/s Calculation : 0.461353 mm2/mm [At/s=Tn/(2AofytCot)]
Av/s Calculation : 0.706451 mm2/mm [Av/s=Vs/(fytdn)]
Avt/s Calculation : 0.814578 mm2/mm [Avt/s=At/s+Av/(ns)]
Yield Steel Reinf. Dia (diah) : 12 mm
Num. of Stirrup Leg (n) : 2
Stirrups Spacing Req. (Sreq) : 138.84 mm [Sreq=0.25npdiah/(Avt/s)]
Stirrups Spacing Used (Sused) : 100 mm [Determined]
Avt Min. Calc. 1 (Avtmin1) : 19.49 mm2
Avt Min. Calc. 2 (Avtmin2) : 20.83 mm2
Min. Avt State : SAFE
Al Calculation : 442.90 mm2 [Al=(At/s)Ph(fyt/fy)Cot2
At/s Minimum : 0.128205 mm2/mm [At/s=0.175b/fyt]
Al-2 Calculation : 98.11 mm2 [Al=(5f'c0.5Acp)/(12fy)-(At/s)(Ph)(fyt/fy)]
Al-Used Calculation : 442.90 mm2 [Al-Used=0 if Tu
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
47
Num. of Tension Reif. (NAsv) : 2
Neutral Axis Calculation (c) : 54.66 mm [Numerical Method Used]
Block Stress Depth (a) : 46.46 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : 160.92 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 167.06 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
Moment Ultimate (Mu) : 141.10 kNm SAFE
### End of Result ###
Reinforced Concrete Design V1.37
Copyrights : Propika Engineering
RC I Beam Name : B.300.600.L
INPUT CROSS SECTION, MATERIAL AND STEEL REINFORCEMENT DATA
Beam Width (b) : 300 mm
Beam Height (h) : 600 mm
Beam Cover To Center Reinf. (d') : 40 mm [T.O.B To C.O.R]
Effective Depth (d) : 560 mm [d=h-d']
Tension Reinf. Dia (diat) : 16 mm
Compression Reinf. Dia (diac) : 16 mm
Concrete Compressive Strength (f'c) : 24.9 MPa [Cylinder Comp. Strength]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13>> : 390 MPa [Deformed Reinforcement]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
48
Block Stress Depth (a) : 41.73 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : 24.90 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 101.87 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION
Area Enclosed By Per. (Acp) : 180000 mm2 [Acp=bh]
Outside Perimeter (Pcp) : 1800 mm [Pcp=2(Xo+Yo)]
Critical Torsion (Tcr) : 5.61 kNm [Tcr=f(f'c0.5/12)(Acp2/Pcp)]
Conc. Shear Capacity (Vc) : 139.72 kN [Vc=(f'c0.5)(bd)/6
Torsion Max Capacity (Tmax) : 3.119 [Tmax=(Vc/bd)(2/3)f'c)]
Torsion Capacity Used (Tused) : 1.026 [Tused=((Vu/(bd))2+(TuPh/(1.7Aoh2)2)0.5]
Torsion Capacity State : SAFE
Nominal Shear Required (Vn) : 156.4444 kN [Vn=Vu/f]
Min. Shear. Reinf. Cap. (Vsmin) : 56 kN
Group Shear Category : 3
Shear Capacity State : Use Vs Minimum
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION [Cont'd]
At/s Calculation : 0.307568 mm2/mm [At/s=Tn/(2AofytCot)]
Av/s Calculation : 0.416667 mm2/mm [Av/s=Vs/(fytdn)]
Avt/s Calculation : 0.515902 mm2/mm [Avt/s=At/s+Av/(ns)]
Yield Steel Reinf. Dia (diah) : 12 mm
Num. of Stirrup Leg (n) : 2
Stirrups Spacing Req. (Sreq) : 219.22 mm [Sreq=0.25npdiah/(Avt/s)]
Stirrups Spacing Used (Sused) : 180 mm [Determined]
Avt Min. Calc. 1 (Avtmin1) : 35.09 mm2
Avt Min. Calc. 2 (Avtmin2) : 37.50 mm2
Min. Avt State : SAFE
Al Calculation : 295.27 mm2 [Al=(At/s)Ph(fyt/fy)Cot2
At/s Minimum : 0.128205 mm2/mm [At/s=0.175b/fyt]
Al-2 Calculation : 494.40 mm2 [Al=(5f'c0.5Acp)/(12fy)-(At/s)(Ph)(fyt/fy)]
Al-Used Calculation : 494.40 mm2 [Al-Used=0 if Tu
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
49
Num. of Tension Reif. (NAsv) : 2
Neutral Axis Calculation (c) : 47.51 mm [Numerical Method Used]
Block Stress Depth (a) : 40.39 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : 94.87 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 134.54 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
Moment Ultimate (Mu) : 11.70 kNm SAFE
### End of Result ###
Reinforced Concrete Design V1.37
Copyrights : Propika Engineering
RC I Beam Name : B.300.400.T
INPUT CROSS SECTION, MATERIAL AND STEEL REINFORCEMENT DATA
Beam Width (b) : 300 mm
Beam Height (h) : 400 mm
Beam Cover To Center Reinf. (d') : 40 mm [T.O.B To C.O.R]
Effective Depth (d) : 360 mm [d=h-d']
Tension Reinf. Dia (diat) : 16 mm
Compression Reinf. Dia (diac) : 16 mm
Concrete Compressive Strength (f'c) : 24.9 MPa [Cylinder Comp. Strength]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13>> : 390 MPa [Deformed Reinforcement]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
50
Neutral Axis Calculation (c) : 28.43 mm [Numerical Method Used]
Block Stress Depth (a) : 33.44 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : -117.67 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 43.87 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION
Area Enclosed By Per. (Acp) : 120000 mm2 [Acp=bh]
Outside Perimeter (Pcp) : 1400 mm [Pcp=2(Xo+Yo)]
Critical Torsion (Tcr) : 3.21 kNm [Tcr=f(f'c0.5/12)(Acp2/Pcp)]
Conc. Shear Capacity (Vc) : 89.82 kN [Vc=(f'c0.5)(bd)/6
Torsion Max Capacity (Tmax) : 3.119 [Tmax=(Vc/bd)(2/3)f'c)]
Torsion Capacity Used (Tused) : 1.282 [Tused=((Vu/(bd))2+(TuPh/(1.7Aoh2)2)0.5]
Torsion Capacity State : SAFE
Nominal Shear Required (Vn) : 29.33333 kN [Vn=Vu/f]
Min. Shear. Reinf. Cap. (Vsmin) : 36 kN
Group Shear Category : 1
Shear Capacity State : Shear Neglected
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION [Cont'd]
At/s Calculation : 0.428399 mm2/mm [At/s=Tn/(2AofytCot)]
Av/s Calculation : 0.416667 mm2/mm [Av/s=Vs/(fytdn)]
Avt/s Calculation : 0.636732 mm2/mm [Avt/s=At/s+Av/(ns)]
Yield Steel Reinf. Dia (diah) : 10 mm
Num. of Stirrup Leg (n) : 2
Stirrups Spacing Req. (Sreq) : 123.35 mm [Sreq=0.25npdiah/(Avt/s)]
Stirrups Spacing Used (Sused) : 100 mm [Determined]
Avt Min. Calc. 1 (Avtmin1) : 19.49 mm2
Avt Min. Calc. 2 (Avtmin2) : 20.83 mm2
Min. Avt State : SAFE
Al Calculation : 305.81 mm2 [Al=(At/s)Ph(fyt/fy)Cot2
At/s Minimum : 0.128205 mm2/mm [At/s=0.175b/fyt]
Al-2 Calculation : 142.58 mm2 [Al=(5f'c0.5Acp)/(12fy)-(At/s)(Ph)(fyt/fy)]
Al-Used Calculation : 305.81 mm2 [Al-Used=0 if Tu
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
51
Num. of Tension Reif. (NAsc) : 2
Num. of Tension Reif. (NAsv) : 2
Neutral Axis Calculation (c) : 41.73 mm [Numerical Method Used]
Block Stress Depth (a) : 35.47 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : 24.90 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 64.23 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
Moment Ultimate (Mu) : 26.00 kNm SAFE
### End of Result ###
Reinforced Concrete Design V1.37
Copyrights : Propika Engineering
RC I Beam Name : B.300.400.L
INPUT CROSS SECTION, MATERIAL AND STEEL REINFORCEMENT DATA
Beam Width (b) : 300 mm
Beam Height (h) : 400 mm
Beam Cover To Center Reinf. (d') : 40 mm [T.O.B To C.O.R]
Effective Depth (d) : 360 mm [d=h-d']
Tension Reinf. Dia (diat) : 16 mm
Compression Reinf. Dia (diac) : 16 mm
Concrete Compressive Strength (f'c) : 24.9 MPa [Cylinder Comp. Strength]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13>> : 390 MPa [Deformed Reinforcement]
Yield of Steel Reinf, Dia. 13
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
52
Neutral Axis Calculation (c) : 28.43 mm [Numerical Method Used]
Block Stress Depth (a) : 33.44 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : -117.67 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 43.87 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION
Area Enclosed By Per. (Acp) : 120000 mm2 [Acp=bh]
Outside Perimeter (Pcp) : 1400 mm [Pcp=2(Xo+Yo)]
Critical Torsion (Tcr) : 3.21 kNm [Tcr=f(f'c0.5/12)(Acp2/Pcp)]
Conc. Shear Capacity (Vc) : 89.82 kN [Vc=(f'c0.5)(bd)/6
Torsion Max Capacity (Tmax) : 3.119 [Tmax=(Vc/bd)(2/3)f'c)]
Torsion Capacity Used (Tused) : 0.855 [Tused=((Vu/(bd))2+(TuPh/(1.7Aoh2)2)0.5]
Torsion Capacity State : SAFE
Nominal Shear Required (Vn) : 19.55556 kN [Vn=Vu/f]
Min. Shear. Reinf. Cap. (Vsmin) : 36 kN
Group Shear Category : 1
Shear Capacity State : Shear Neglected
SHEAR-TORSION DESIGN CALCULATION [Cont'd]
At/s Calculation : 0.285599 mm2/mm [At/s=Tn/(2AofytCot)]
Av/s Calculation : 0.416667 mm2/mm [Av/s=Vs/(fytdn)]
Avt/s Calculation : 0.493933 mm2/mm [Avt/s=At/s+Av/(ns)]
Yield Steel Reinf. Dia (diah) : 10 mm
Num. of Stirrup Leg (n) : 2
Stirrups Spacing Req. (Sreq) : 159.01 mm [Sreq=0.25npdiah/(Avt/s)]
Stirrups Spacing Used (Sused) : 150 mm [Determined]
Avt Min. Calc. 1 (Avtmin1) : 29.24 mm2
Avt Min. Calc. 2 (Avtmin2) : 31.25 mm2
Min. Avt State : SAFE
Al Calculation : 203.87 mm2 [Al=(At/s)Ph(fyt/fy)Cot2
At/s Minimum : 0.128205 mm2/mm [At/s=0.175b/fyt]
Al-2 Calculation : 368.13 mm2 [Al=(5f'c0.5Acp)/(12fy)-(At/s)(Ph)(fyt/fy)]
Al-Used Calculation : 368.13 mm2 [Al-Used=0 if Tu
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
53
Num. of Tension Reif. (NAsc) : 2
Num. of Tension Reif. (NAsv) : 2
Neutral Axis Calculation (c) : 41.73 mm [Numerical Method Used]
Block Stress Depth (a) : 35.47 mm [a=0.85c]
Comp. Yield Stress (fs) : 24.90 MPa [fs=(1-d'/c)600]
Red. Moment Capacity (fMn) : 64.23 kNm [fMn=f((Astfy-Ascfs)(d-a/2)+(Ascfs(d-d'))]
Moment Ultimate (Mu) : 14.00 kNm SAFE
### End of Result ###
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
54
BAB V
PERHITUNGAN
PONDASI (PANCANG)
DAN PILE CAP
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
55
5.1 Analisa Kebutuhan Pondasi Pancang Dan Pile Cap
Pemodelan dilakukan berdasarkan analisa perhitungan struktur-struktur yang didapatkan
berdasarkan output SAP 2000. Berdasarkan gaya keluaran tersebut didapat jumlah pancang dengan
berbagai variasi pile cap yang digunakan. Berikut denah pondasi yang didapat sesuai rencana:
Gambar 5.1 Denah Struktur Pancang
Analisa perhitungan dilakukan berbasis pada analisa dari denah tersebut. Hal tersebut
memperhitungkan jarak minimum dan maksimum dari konstruksi. Sehingga dapat diaplikasikan
dilapangan.
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
56
5.1.1 Data Perencanaan
Jenis Pondasi = Tiang Pancang
Diameter Tiang Pancang (D) = 40 cm
Kuat Tekan Beton Strouss (Fc) = 13 MPa
Berat Beton Bertulang (w) = 2400 Kg/m3
Panjang Rencana Strous (H) = 6 m
5.1.2 Tahanan Aksial Tiang Pancan
1. Daya Dukung Tanah
Berdasarkan lampiran pada perhitungan daya dukung oleh Universitas 17 Agustus
dengan SF 2.75 maka didapatkan pada data daya dukung satu tiang pancang dengan kedalaman
13.6 m dan 14 m sebagai berikut:
Tabel 5.1 Daya Dukung Tiang
Tabel 5.2 Spesifikasi berdasarkan diameter
Allowable axial load = 111.5 ton
Diameter pakai = 400 mm
Class type pile = C
D 30 cm D35 cm D 40 cm
S1 13.60 33.4 41.5 50.7
S2 14.00 35.6 44.1 53.5
Titik Sondir Kedalaman (m)Kuat Dukung Ijin (Ton)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
57
Gambar 6.2 Driven Pile QL & Qs (Ton)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 200 400 600 800
QL Driven D 40 cm Qs Driven D 40 cmQL Driven D 45 cm Qs Driven D 45 cmQL Driven D 60 cm Qs Driven D 60 cm
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
58
2. Jumlah Tiang Pancang Berdasarkan beban Aksial Struktur
Tabel 5.3 Koefisien Tiang Kelompok
Tabel 5.4 Jumalah Kebutuhan Tiang pancang
7 2 3 0.761028441
12 4 4 0.692750853
13 4 4 0.692750853
14 3 5 0.699578612
10 3 3 0.726889647
11 4 3
4 2 2 0.795167235
5 3 2 0.761028441
3 0.726889647
6 2 3 0.761028441
0.70982025
8 3 2
Jumlah Baris Kolom Jml strous
bh bh bh
1 1 1 1.00
3 2 2 0.795167235
2 2 1 0.897583618
Tiang
0.761028441
9 3
Jumlah Load
Tiang safty
1 2 ok 12
2 3 ok 31
3 3 ok 31
4 3 ok 33
5 2 ok 15
6 5 ok 14
7 5 ok 18
8 5 ok 21
9 5 ok 16
10 5 ok 1819 40545.5 164,151 5 181964.68
15 40545.5 161,255 4 181964.68
17 40545.5 165,527 5 181964.68
11 40545.5 168,106 5 181964.68
13 40545.5 163,990 5 181964.68
7 40545.5 76,048 2 109178.81
9 40545.5 57,323 2 72785.87
3 40545.5 78,140 2 109178.81
5 40545.5 78,404 2 109178.81
ket
kg kg bh KG
1 40545.5 60,646 2 72785.87
NONode P ijin P aksial Pancang Minimal P EFF
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
59
5.2 Jenis Pile Cap yang Digunakan
5.2.1 Pile Cap 3 Pancang
DATA BAHAN PILECAP
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( > 12 mm ), fy = 390 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( 12 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.40 m
Lebar kolom arah y, by = 0.60 m
Diameter Tiang d = 0.40 m
Jarak antar Tiang s = 3.00 d
Jarak tepi Tiang s' = 1.50 d
Jarak tiang terhadap sisi luar beton, a = 0.60 m
Tebal pilecap, h = 0.60 m
Tebal tanah di atas pilecap, z = 0.50 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
DATA BEBAN FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 784.10 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 130.60 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 70.00 kNm
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 405.45 kN
PERENCANAAN PILE CAP DENGAN 3 PENYANGGA
PUSKESMAS SLEMPIT
By : Propika Engineering
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
60
Jumlah x n * x2
Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m
2)
1 1 0.60 0.36 1 1 0.69 0.48
2 1 0.00 0.00 2 2 0.35 0.25
3 1 -0.60 0.36
n = 3 S x2 = 0.72 n = 3 S y
2 = 0.72
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.40 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 2.24 m
GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG
Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx * Ly * z * ws = 48.38 kN
Berat pilecap, Wc = Lx * Ly * h * wc = 77.41 kN
Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * Ws + 1.2 * Wc = 935.06 kN
Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0.60 m
Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymax = 0.69 m
Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = -0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymin = 0.35 mGaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 + Muy* ymax / Sy
2 = 487.50 kN
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx2 + Muy* ymin / Sy
2 = 236.83 kN
Syarat : pumax f * Pn 487.50 > 405.45 BAHAYA (NG)
Tetapi masih dalam angka SF
No. No.
DATA SUSUNAN TIANG PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
61
TINJAUAN GESER ARAH X
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.070 m
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.530 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0.735 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 23.708 kN
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws = 14.818 kN
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W1 - W2 = 448.975 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 2240 mm
Tebal efektif pilecap, d = 530 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 0.6667
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * fc' * b * d / 6 * 10-3 = 3957.333 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * fc' * b * d / 12 * 10-3 = 5671.000 kN
Vc = 1 / 6 * fc' * b * d * 10-3 = 989.333 kN
Diambil, kuat geser pilecap, Vc = 989.333 kNFaktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f * Vc = 742.000 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc Vux 742.000 > 448.975 AMAN (OK)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
62
TINJAUAN GESER ARAH Y
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.500 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cy = y1 + a - ( by + d ) / 2 = 0.740 m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc = 25.574 kN
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws = 15.984 kN
Gaya geser arah y, Vuy = pumax - W1 - W2 = 445.942 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Lx = 2400 mm
Tebal efektif pilecap, d = 500 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 0.6667
Kuat geser pilecap arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * fc' * b * d / 6 * 10-3 = 4000.000 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * fc' * b * d / 12 * 10-3 = 5166.667 kN
Vc = 1 / 6 * fc' * b * d * 10-3 = 1000.000 kN
Diambil, kuat geser pilecap, Vc = 1000.000 kNFaktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f * Vc = 750.000 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc Vux 750.000 > 445.942 AMAN (OK)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
63
TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.500 m
Lebar bidang geser pons arah x, Bx = bx + d = 0.900 m
Lebar bidang geser pons arah y, By = by + d = 1.100 m
Gaya geser pons akibat beban terfaktor pada kolom, Puk = 784.100 kN
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( Bx + By ) * d = 2.000 m2
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( Bx + By ) = 4.000 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 0.6667
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
fp = [ 1 + 2 / bc ] * fc' / 6 = 3.333 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * fc' / 12 = 2.917 MPa
fp = 1 / 3 * fc' = 1.667 MPaTegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1.667 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0.75
Kuat geser pons, f * Vnp = f * Ap * fp * 103 = 2500.00 kN
Syarat : f * Vnp Puk2500.000 > 784.100 AMAN (OK)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
64
PEMBESIAN PILECAPTULANGAN LENTUR ARAH X
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 1.000 m
Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = 0.400 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 32.256 kN
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws = 20.160 kN Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = pumax * ex - W1 * cx / 2 - W2 * cx / 2 = 168.792 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2240 mm
Tebal pilecap, h = 600 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 70 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 530 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.028069153
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc ) ] = 6.624
Mn = Mux / f = 210.990 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.33532
Rn < Rmax (OK)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
65
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc / fy * [ 1 - {1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) } ] = 0.0009
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.003589744
Rasio tulangan yang digunakan, r = 0.0036
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 4261.74 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 149 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan, s = 149 mmDigunakan tulangan, D 19 - 140
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 4536.46 mm
2
6.2. TULANGAN LENTUR ARAH Y
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = y1 + a - by / 2 = 0.990 m
Jarak tiang thd. sisi kolom, ey = cy - a = 0.390 m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc = 34.214 kN
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws = 21.384 kN Momen yang terjadi pada pilecap,
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
66
Muy = pumax * ey - W1 * cy / 2 - W2 * cy / 2 = 162.604 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Lx = 2400 mm
Tebal pilecap, h = 600 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 500 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.028069153
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc ) ] = 6.624
Mn = Muy / f = 203.255 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.33876
Rn < Rmax (OK)Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc / fy * [ 1 - {1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) } ] = 0.0009
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.003589744
Rasio tulangan yang digunakan, r = 0.0036
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 4307.69 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 158 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan, s = 158 mm
Digunakan tulangan, D 19 - 150
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 4536.46 mm
2
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
67
5.2.2 Pile Cap 4 Pancang
3. TULANGAN SUSUT
Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014
Luas tulangan susut arah x, Asx = rsmin* b * d = 1662 mm2
Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* b * d = 1680 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, 12 mm
Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 * 2 * b / Asx = 152 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan, sx = 152 mm
Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 * 2 * b / Asy = 162 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah y yang digunakan, sy = 162 mm
Digunakan tulangan susut arah x, 12 - 150
Digunakan tulangan susut arah y, 12 - 160
DATA BAHAN PILECAP
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( > 12 mm ), fy = 390 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( 12 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.60 m
Lebar kolom arah y, by = 0.60 m
Diameter bore pile d = 0.40 m
Jarak antar bore pile s = 3.00 d
Jarak tepi bore pile s' = 1.50 d
Jarak bore pile tepi terhadap sisi luar beton, a = 0.60 m
Tebal pilecap, h = 0.60 m
Tebal tanah di atas pilecap, z = 0.50 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 30
PERENCANAAN PILE CAP DENGAN PENYANGGA 4 TIANG
RSU Dr. SOEDONO MADIUN
By : PROPIKA ENGINEERING
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
68
DATA BEBAN FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 1156.80 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 31.70 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 1.00 kNm
Tahanan aksial bore pile, f * Pn = 405.50 kN
DATA SUSUNAN TIANG PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
No. Jumlah x n * x2 No. Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m
2)
1 2 0.60 0.72 1 2 0.60 0.72
2 2 0.60 0.72 2 2 0.60 0.72
n = 4 S x2 = 1.44 n = 4 S y
2 = 1.44
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.40 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 2.40 m
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
69
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
70
GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG
Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx * Ly * z * ws = 51.84 kN
Berat pilecap, Wc = Lx * Ly * h * wc = 82.94 kN
Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * Ws + 1.2 * Wc = 1318.54 kN
Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0.60 m
Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymax = 0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = 0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymin = 0.60 mGaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 + Muy* ymax / Sy
2 = 343.26 kN
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx2 + Muy* ymin / Sy
2 = 343.26 kN
Syarat : pumax f * Pn 343.26 < 405.50 AMAN (OK)
TINJAUAN GESER ARAH X
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.070 m
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.53 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0.635 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 21.946 kN
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws = 13.716 kN
Gaya geser arah x, Vux = 2 * pumax - W1 - W2 = 650.859 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 2400 mm
Tebal efektif pilecap, d = 530 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
71
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * fc' * b * d / 6 * 10-3 = 3180.000 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * fc' * b * d / 12 * 10-3 = 4571.250 kN
Vc = 1 / 6 * fc' * b * d * 10-3 = 1060.000 kN
Diambil, kuat geser pilecap, Vc = 1060.000 kNFaktor reduksi kekuatan geser, f = 0.80
Kuat geser pilecap, f * Vc = 848.000 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc Vux 848.000 > 650.859 AMAN (OK)
TINJAUAN GESER ARAH Y
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.070 m
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.53 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cy = ( Ly - by - d ) / 2 = 0.635 m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc = 21.946 kN
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws = 13.716 kN
Gaya geser arah y, Vuy = 2 * pumax - W1 - W2 = 650.859 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Lx = 2400 mm
Tebal efektif pilecap, d = 530 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Kuat geser pilecap arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * fc' * b * d / 6 * 10-3 = 3180.000 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * fc' * b * d / 12 * 10-3 = 4571.250 kN
Vc = 1 / 6 * fc' * b * d * 10-3 = 1060.000 kN
Diambil, kuat geser pilecap, Vc = 1060.000 kN
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
72
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.80
Kuat geser pilecap, f * Vc = 848.000 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc Vux 848.000 > 650.859 AMAN (OK)
TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.070 m
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.53 m
Lebar bidang geser pons arah x, Bx = bx + d = 1.130 m
Lebar bidang geser pons arah y, By = by + d = 1.130 m
Gaya geser pons akibat beban terfaktor pada kolom, Puk = 1156.800 kN
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( Bx + By ) * d = 2.396 m2
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( Bx + By ) = 4.520 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
fp = [ 1 + 2 / bc ] * fc' / 6 = 2.500 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * fc' / 12 = 2.299 MPa
fp = 1 / 3 * fc' = 0.833 MPaTegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 0.833 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0.80
Kuat geser pons, f * Vnp = f * Ap * fp * 103 = 1597.07 kN
Syarat : f * Vnp Puk1597.067 > 1156.800 AMAN (OK)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
73
PEMBESIAN PILECAPTULANGAN LENTUR ARAH X
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0.900 m
Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = 0.300 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 31.104 kN
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws = 19.440 kN Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = 2 * pumax * ex - W1 * cx / 2 - W2 * cx / 2 = 183.211 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2400 mm
Tebal pilecap, h = 600 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 70 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 530 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.028069153
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc ) ] = 6.624
Mn = Mux / f = 229.014 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.33970
Rn < Rmax (OK)
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
74
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc / fy * [ 1 - {1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) } ] = 0.0009
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.003589744
Rasio tulangan yang digunakan, r = 0.0036
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 3044.10 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 224 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan, s = 200 mmDigunakan tulangan, D 19 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 3402.34 mm
2
TULANGAN LENTUR ARAH Y
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = ( Ly - by ) / 2 = 0.900 m
Jarak tiang thd. sisi kolom, ey = cy - a = 0.300 m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc = 31.104 kN
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws = 19.440 kN Momen yang terjadi pada pilecap,
Muy = 2 * pumax * ey - W1 * cy / 2 - W2 * cy / 2 = 183.211 kNm
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
75
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Lx = 2400 mm
Tebal pilecap, h = 600 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 70 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 530 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.028069153
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc ) ] = 6.624
Mn = Muy / f = 229.014 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.33970
Rn < Rmax (OK)Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc / fy * [ 1 - {1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) } ] = 0.0009
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.003589744
Rasio tulangan yang digunakan, r = 0.0036
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 3044.10 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 224 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan, s = 200 mmDigunakan tulangan, D 19 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 3402.34 mm
2
TULANGAN SUSUT
Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014
Luas tulangan susut arah x, Asx = rsmin* b * d = 1781 mm2
Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* b * d = 1781 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, 13 mm
Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 * 2 * b / Asx = 179 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan, sx = 179 mm
Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 * 2 * b / Asy = 179 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah y yang digunakan, sy = 179 mmDigunakan tulangan susut arah x, 13 - 170
Digunakan tulangan susut arah y, 13 - 170
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
76
Perhitungan perencanaan struktur gedung diagnostic dan perawatan penyakit jantung, paru dan
syaraf RSU Dr. Soedono ini dibuat berdasarkan standar perhitungan yang berlaku di Indonesia. Demi
keamanan struktur gedung dan kemudahan pelaksanaan konstruksi di lapangan, dimensi balok dan
kolom dibedakan menjadi beberapa modul.
Balok menggunakan mutu beton K300 dan terdiri dari 12 modul termasuk untuk balok induk,
balok anak, sloof, kantilever, dan balok tangga.
Kolom menggunakan mutu beton K350 dan terdiri dari 5 modul
Pelat menggunakan mutu beton K300 dan terdiri dari 4 modul
Shear walls menggunakan mutu beton K350
Berikut ini rincian desain struktur atap dan base plate:
Gording terdiri dari 2 tipe masing-masing menggunakan canal C.150.75.20.4,5
Kuda-kuda menggunakan profil WF.300.150.6,5.9
Sambungan kuda-kuda ke kolom terdiri dari 3 tipe
Sambungan antar kuda-kuda terdiri dari 3 tipe
Terdapat dua tipe base plate, yaitu untuk kolom K.600.600 dan K.650.650
Untuk jenis pondasi, bangunan ini menggunakan tiang pancang penampang persegi (D = 40 cm)
dengan kuat tekan tiang pancang sebesar 52 MPa dan dengan panjang rencana 14 m. Terdapat 8 modul
untuk perencanaan pile cap ini.
Demikianlah laporan perhitungan struktur ini dibuat sebagai dokumen pendukung dalam
pelaksanaan konstruksi dilapangan. Besar harapan dengan adanya laporan ini dapat memudahkan
pelaksanaan tahap selanjutnya, yaitu tahap konstruksi.
BAB VI
PENUTUP
OLEH : PROPIKA ENGINEERING
PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIK DAN PENYAKIT JANTUNG, PARU DAN SYARAF RSU Dr. SOEDONO MADIUN
-
Gedung Diagnostik Dan Perawatan Penyakit Jantung, Paru dan Syaraf RSU Dr. Soedono Madiun | 2014
77
6.1 Kesimpulan
Perhitungan perencanaan struktur gedung diagnostic dan perawatan penyakit jantung, paru dan
syaraf RSU Dr. Soedono ini dibuat berdasarkan standar perhitungan yang berlaku di Indonesia. Demi
keamanan struktur gedung dan kemudahan pelaksanaan konstruksi di lapangan, dimensi balok dan
kolom dibedakan menjadi beberapa modul.
Berdasarkan hasil analisa element sruktur pelat lantai, pelat yang digunakan adalah pelat
tebal 130 mm dengan penulangan rangkap ( Tx = 10-150, Lx = 10-150, Ty = 10-200, Ly = 10-
200 ) tebal selimut dack adalah 25 mm, Mutu beton yang digunakan adalah beton mutu K-300
(24.9 MPa)
Berdasarkan hasil analisa struktur balok, balok utama yang digunakan adalah B.300.600 dan balok
sekunder yang digunakan adalah B.300.400. dengan mutu beton fc = 25 MPa (K-300).
Berdasarkan hasil analisa struktur kolom, kolom yang digunakan adalah K.400.600 dengan
tulangan 12-D19 dan K.600.600 dengan tulangan 20-D19.
Demikianlah laporan perhitungan struktur gedung Pengadilan Negeri Surabaya ini dibuat sebagai
dokumen pendukung dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan. Besar harapan dengan adanya
laporan ini dapat memudahkan pelaksanaan tahap selanjutnya, yaitu tahap konstruksi.