rpp

40
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Hal ini dapat terlihat dari besarnya peran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan, masyarakat akan lebih cerdas, memiliki keterampilan, keahlian serta mampu menghadapi tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga masyarakat suatu bangsa akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi. Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai upaya harus dilakukan dan diselesaikan dengan memuat perubahan dan perkembangan yang menuju kearah kualitas pendidikan secara terprogram, terarah, intensif, efektif dan efisien. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai usaha agar didapatkan kegiatan pendidikan yang bermutu, diantaranya peningkatkan kualitas guru, pembenahan sarana dan prasana pembelajaran, dan pengoptimalan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, juga dilakukan penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013. Pada kenyataannya mutu pendidikan masih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut hasil penelitian PISA tahun 2013 dalam Kemendikbud, tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang memiliki tingkat kognitif rendah dan sangat rendah. Rendahnya

description

difusi dan invasi

Transcript of rpp

26

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Hal ini dapat terlihat dari besarnya peran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan, masyarakat akan lebih cerdas, memiliki keterampilan, keahlian serta mampu menghadapi tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga masyarakat suatu bangsa akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi.Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai upaya harus dilakukan dan diselesaikan dengan memuat perubahan dan perkembangan yang menuju kearah kualitas pendidikan secara terprogram, terarah, intensif, efektif dan efisien. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai usaha agar didapatkan kegiatan pendidikan yang bermutu, diantaranya peningkatkan kualitas guru, pembenahan sarana dan prasana pembelajaran, dan pengoptimalan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, juga dilakukan penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013.Pada kenyataannya mutu pendidikan masih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut hasil penelitian PISA tahun 2013 dalam Kemendikbud, tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang memiliki tingkat kognitif rendah dan sangat rendah. Rendahnya tingkat kognitif siswa dapat disebabkan oleh berbagai tantangan diantaranya tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berkaitan dengan kondisi pendidikan yang tidak sebanding dengan delapan tuntutan pendidikan pada Standar Nasional Pendidikan. SDM usia produktif yang melimpah apabila tidak diiringi dengan kompetensi dan keterampilan hanya akan menjadi beban dalam pembangunan. Untuk itu perlu diupayakan agar SDM usia produktif dapat menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan. Selain itu tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan adalah berkaitan dengan kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan fenomena negatif yang muncul di masyarakat. Inovasi atau perubahan merupakan hal yang diperlukan dalam peningkatan meningkatkan kualitas pendidikan. Inovasi dalam pendidikan dapat mencakup pada siswa, kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan kemitraan dengan masyarakat, bimbingan dan pelayanan khusus, maupun dalam manajerial sekolah. Salah satu sektor yang mempengaruhi lancarnya sistem inovasi yaitu proses difusinya. Proses difusi yang dilaksanakan dengan baik akan menentukan keberhasilan program inovasi. Melalui program inovasi dalam bidang pendidikan, diharapkan kualitas pendidikan dapat terwujud dan memiliki kesesuaian dengan perubahan yang ada di masyarakat, sehingga tercipta pendidikan yang berkualitas.

B. RUMUSAN MASALAHDalam hal ini penulis akan memfokuskan pada masalah proses difusi dalam dunia pendidikan. Adapun masalah tersebut diatas akan dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut :1. Apakah unsur-unsur difusi inovasi ?2. Bagaimana proses difusi inovasi pendidikan ?3. Bagaimana peranan guru dalam proses difusi inovasi pendidikan ?

C. TUJUAN PENULISANTujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Mengetahui proses difusi inovasi pendidikan2. Memberikan tambahan wawasan keilmuan terkait dengan bidang pendidikan khususnya alam kegiatan inovasi pendidikan3. Sarana dalam pengkajian teori berkenaan dengan inovasi pendidikan4. Menambah pengalaman guru agar mampu meminimalisir masalah-masalah khusunya pada saat melaksanakan sebuah inovasi

D. MANFAAT PENYUSUNAN1. Mahasiswa sebagai sarana pengkajian teori mengenai inovasi pendidikan2. Guru sebagai tambahan wawasan keilmuan, sehingga mampu melakukan program inovasi pendidikan dan mampu mengatasi berbagai masalahnya

BAB IIKAJIAN TEORIA. PENGERTIAN DIFUSI DAN INOVASIMenurut kamus Besar Bahasa Indonesia difusi adalah penyebaran atau perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide) dr satu pihak ke pihak lainnya. Difusi ialah suatu proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota sistem sosial) dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu (Saud 2008:28). Komunikasi dalam definisi ini ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar menukar informasi (hubungan timbal balik) antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa difusi adalah proses pertukaran informasi, dengan adanya komunikasi ini diharapkan akan terjadi kesamaan pendapat antar warga masyarakat sekolah tentang inovasi.Menurut kamus besar bahasa indonesia, Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru; pembaharuan; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Menurut UU No. 18 tahun 2002, inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Menurut Rogers. E. Miller (1983:7) Inovasi adalah sebuah pemikiran, praktek, atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru melalui proses adopsi yang dilakukan baik oleh seorang individu atau organisasi. Menurut White, 1997 : 211 Inovasi lebih dari sekedar perubahan, tidak semua perubahan adalah inovasi tetapi inovasi adalah perubahan. (Kusmana, 2010 : 2). Menurut Ibrahim, 1989. Inovasi merupakan suatu usaha menemukan benda, ide, kajian, metode yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang dengan jalan melakukan innovation dan discovery. (Kusmana, 2010:2). Dengan demikian inovasi efektif adalah pengimplementasian ide-ide baru yang tepat waktu dan efisien, sehingga menghasilkan keuntungan-keuntungan dan profil yang berarti. Inovasi sebagai objek, ide, gagasan, atau yang dianggap baru oleh individu-individu atau kelompok yang mengadopsi. Kebaruan itu mungkin menyangkut pengetahuan, sikap atau pengadopsian atau penolakan terhadap ide tersebut.Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah cara untuk menemukan sesuatu yang baru melalui gagasaan, benda, tindakan, dan metode yang dapat dilakukan dengan menciptakan hal yang baru (invition) atau penemuan yang sudah ada sebelumnya (discovery) yang bertujuan memecahkan permaslahan yang dihadapi.

B. UNSUR-UNSUR DIFUSI INOVASI Tujuan utama difusi inovsi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Selain itu tujuan dari inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan dinamis dalam sistem sosial. Proses difusi inovasi melibatkan beberapa unsur. Unsur-unsur difusi inovasi menurut Rogers Proses melibatkan empat unsur utama yaitu inovasi, kurun waktu tertentu, saluran komunikasi dan sistem sosial.1. InovasiInovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep baru dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.2. Saluran KomunikasiKomunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain.Menurut Rogers, ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi: a. inovasi itu sendiri; b. seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; c. orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan d. saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut.Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter melalui saluran komunikasi tertentu).Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:a. Saluran media massa (mass media channel).Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber.b. Saluran antar pribadi (interpersonal channel).Saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.3. Kurun Waktu TertentuWaktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: a. proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; b. keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan c. rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.4. Sistem SosialSangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI INOVASISeperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah agar diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam model proses keputusan inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi.Karakteristik InovasiMenurut Rogers ada lima karakteristik inovasi yang meliputi: 1) keunggulan relatif (relative advantage),2) kompatibilitas (compatibility), 3) kerumitan (complexity), 4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan 5) kemampuan diamati (observability).Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup: 1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan atau manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik 3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.4. Tahapan Implementasi (Implementation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.

Secara ringkas proses adopsi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut ;

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Kesadaran -----> Minat ------> Evaluasi -------> Mencoba ------->Adopsi

Proses Adopsi inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. Kecepatan difusi inovasi berhubungan dengan status sosial masyarakat pengguna, namun ditemukan lapisan atas lebih cepat menerima suatu inovasi. Sedangkan pemuka atau elit desa sangat berperan untuk mempercepat proses penerimaan inovasi dalam suatu masyarakat desa.

D. DIFUSI INOVASI PADA PENDIDIKANDalam UU Sisdiknas (2003), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Menurut Kusmana, 2010. Difusi inovasi adalah penerimaan dan pengembangan program inovasi. Sedangkan menurut Rogers. M, 2003, difusi inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan.Menurut Saud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Berdasarkan pengertian di atas, maka kita dapat melihat tujuan yang dapat disiratkan dari sebuah inovasi di bidang pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidikan dengan menciptakan proses baru.

E. PERENCANAAN DIVUSI INOVASIPerencanaan ialah suatu persiapan dan pengambilan keputusan untuk berbuat secara sistematik yaitu merupakan serangkaian keaktifan berkelanjutan dan saling melengkapi untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan yang berupa kegiatan-kegiatan diagnosa, pengumpulan data, analisa data, perumusan masalah, perumusan kebutuhan, peninjauan dan pemilihan sumber, penentuan faktor penunjang dan penghambat, alternatif pemecahan masalah (inovasi), pengambilan keputusan, pembuatan jadwal kegiatan, monitoring, balikan dan evaluasi.Penyusunan perencanaan disesuaikan dengan keperluan. Perencanaan untuk inovasi yang akan menjangkau wilayah nasional akan berbeda dengan perencanaan untuk inovasi yang akan diimplementasikan pada suatu lembaga pendidikan tertentu atau suatu sekolah. Pada makalah ini kami akan membatasi pembicaraan perencanaan inovasi yang lebih tepat jika digunakan untuk menerapkan inovasi pada suatu lembaga pendidikan tertentu atau pada suatu sekolah. Karena suatu lembaga pendidikan atau sekolah tentu berkaitan atau merupakan bagian dari suatu sistem sosial sehingga terdapat hubungan antara sekolah atau lembaga pendidikan dengan lingkungannya.Faktor dominan pada suatu lembaga pendidikan adalah faktor manusianya. Faktor yang dominan pada suatu sekolah adalah guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap proses inovasi pendidikan. Sekolah berada dalam suatu lingkungan sistem sosial atau merupakan bagian dari sistem sosial. Oleh karena itu perubahan yang terjadi pada suatu sekolah akan mempengaruhi dan mungkin juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Ada tiga macam hubungan antara suatu sistem dengan lingkungannya yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem yaitu reaktif, proaktif dan interaktif. Sebenarnya ada juga hubungan antara sistem dengan lingkungannya yang disebut hubungan inaktif atau beku, artinya dalam hubungan itu tidak terdapat arus tenaga penggerak antara sistem dengan lingkungannya sehingga sistem itu dapat tumbuh dan berkembang. Dalam hubungan yang inaktif tidak mendorong adanya perubahan karena hubungan tenaga sumber yang terdapat di lingkungan terputus dengan sistem yang ada. Jadi hubungan antara sistem dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan ada tiga:1. Hubungan reaktif artinya sistem secara berkelanjutan mengadakan respon terhadap kekuatan atau tekanan dari luar misalnya masalah politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kebudayaan dan sebagainya.2. Hubungan proaktif artinya sistem memegang peranan sebagai pengambil inisiatif untuk mengadakan perubahan atau inovasi dan secara aktif untuk berusaha mencari sumber dari lingkungannya (eksternal)3. Hubungan interaktif artinya pertumbuhan dan perkembangan atau perubahan suatu sistem sebagai hasil adanya hubungan interaksi antara sistem dengan lingkungannya. Baik sistem dan lingkungannya saling memegang peranan dalam proses terjadinya perubahan atau inovasi. Dari ketiga macam hubungan antara sistem dengan lingkungannya tersebut, yang sesuai dengan perencanaan inovasi ialah hubungan proaktif dan interaktif. Jika terjadi hubungan reaktif antara sekolah atau lembaga pendidikan dengan lingkungannya berarti pimpinan lembaga atau kepala sekolah selalu memberikan reaksi terhadap tantangan dari lingkungannya. Karena datangnya tantangan dapat secara tiba-tiba dan mendesak maka kepala sekolah dalam memberikan keputusan juga secara mendadak tanpa ada perencanaan yang mantap. Sehingga perubahan yang terjadi tidak dapat berlangsung secara efektif terarah pada suatu tujuan tertentu.Hubungan proaktif dan interaktif antara sekolah dengan lingkungannya, artinya dalam usaha mengadakan perubahan atau inovasi dapat terjadi saling mengontrol antara sekolah dengan lingkungan (masyarakat). Pimpinan sekolah dan guru dapat bekerja sama dengan orang tua murid (saling berinteraksi) untuk mengadakan perubahan (inovasi) guna mengefektifkan proses belajar siswa. Dengan demikian maka segala sumber yang ada di lingkungan dapat didayagunakan untuk mensukseskan proses inovasi.Agar kerjasama dan usaha pendayagunaan sumber yang ada di lingkungan dapat tepat terarah pada sasaran inovasi pendidikan, maka perlu perencanaan yang cermat dan mantap. Elemen-elemen pokok dalam proses perencanaan ialah :1. merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, agar inovasi pendidikan yang akan dilaksanakan dapat dirumuskan dengan jelas, dan dapat dilaksanakan dengan baik.2. mengidentifikasi masalah3. menentukan kebutuhan4. mengidentifikasi sumber (penunjang) dan penghambat5. menentukan alternatif kegiatan berdasarkan faktor penunjang (sumber) yang ada serta mempertimbangkan adanya hambatan yang mungkin timbul baik dari dalam sistem (sekolah) maupun dari luar sistem (masyarakat)6. menentukan alternatif pemecahan masalah7. menentukan alternatif cara pendayagunaan sumber yang ada8. menentukan kriteria untuk memilih alternatif pemecahan masalah9. menentukan alternatif pengambilan keputusan10. menentukan kriteria untuk menilai hasil inovasi pendidikan berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditentukan.Apabila proses inovasi dikembangkan di sekolah maka proses difusi inovasi akan mengikut sertakan semua pihak yang berperan dalam kegiatan peningkatan pendidikan yaitu kepala sekolah, guru-guru, pegawai kependidikan, staf administrasi, pelaksana sekolah dan siswa sebagai warga sekolah dengan dengan dunia luar seperti komite sekolah, orang tua siswa, dan lembaga dan dinas tertentu yang mencintai pendidikan. Proses difusi inovasi pendidikan akan lebih baik dan efektif apabila dalam satu sekolah atau lembaga pendidikan terdapat personal yang memiliki kesamaan seperti, asal daerah, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan sebagainya, serta partisipasi berbagai pihak yang tinggi. Keberhasilan proses difusi inovasi pendidikan ditentukan oleh sistem sosial dunia pendidikan.Agar penyusunan perencanaan inovasi pendidikan memperhatikan berbagai elemen pokok perencanaan tersebut, perlu digunakan suatu model perencanaan inovasi pendidikan. Salah satu model perencanaan inovasi pendidikan yang mendasar pada hubungan proaktif dan interaktif antara sistem dengan lingkungannya, rupanya lebih tepat digunakan untuk merencanakan inovasi pendidikan pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu dan timbulnya ide inovasi dari sekolah (internal).Model perencanaan inovasi pendidikaan proaktif atau interaktif (MOPIPPI) ini berdasarkan asumsi bahwa inovasi dapat dimulai berdasarkan ide atau inisiatif yang muncul dari dalam sistem (sekolah) itu sendiri serta sekolah dapat menerapkan inovasi secara mandiri. MOPIPPI lebih menekankan pada pola urutan pemikiran secara rasional sebagai pembimbing untuk membuat perencanaan inovasi pendidikan pada suatu sekolah. Jika seorang guru atau kepala sekolah akan mengadakan perubahan atau inovasi di sekolahnya, maka pola urutan pemikiran yang perlu dikerjakan agar inovasi dapat sukses dengan mengikuti pola atau urutan pemikiran sesuai MOPIPPI. Untuk memperjelas pengertian model perencanaan inovasi pendidikan proaktif atau interaktif ditunjukan dengan bagan berikut; MODEL PERENCANAAN INOVASI PENDIDIKAN PROAKTIF/INTERAKTIF(MOPIPPI)

Ciri utama MOPIPPI (Model Perencanaan Inovasi Pendidikan Proaktif atau Interaktif):1. Terbuka, artinya sekolah atau lembaga pendidikan merupakan sistem yang terbuka yang mau menerima input (masukan) baik dari dalam sistem itu sendiri (guru atau kepala sekolah) maupun dari luar sistem (eksternal).2. Fleksibel artinya dalam proses perencanaan bebas untuk bergerak dari tahap satu ke tahap berikutnya dengan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Dalam bagan no. 8 4 fleksibilitas model ini ditunjukkan dengan adanya garis-garis patah serta adanya anak panah yang mengarah kesegenap tahap yang ada.3. Keseluruhan artinya dalam perencanaan ini perencana harus berfikir secara menyeluruh memperhatikan berbagai aspek atau komponen diarahkan pada suksesnya inovasi pendidikan yang akan dicapai. Hubungan, artinya dalam perencanaan ini perencana harus selalu memperhatikan hubungan antar anggota sistem maupun hubungan dengan luar anggota sistem (masyarakat). Dengan adanya hubungan yang baik antar komponen tersebut, maka diharapkan pendayagunaan sumber serta pencegahan faktor penghambat dapat dilaksanakan dengan lancar. Akhirnya inovasi pendidikan yang direncanakan dapat sukses. Menjadi tujuan bersama berkenaan difusi dan perencanaan inovasi, kita dapat memahami berbagai konsep teori tentang difusi inovasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam pendidikan. Secara lebih khusus kita dapat ; (1) Mengidentifikasi unsur dan ciri inovasi pendidikan; (2) Menganalisis adopsi dan proses pengembangan inovasi pendidikan; dan (3) Menganalisis konstribusi inovasi pendidikan di Indonesia.

F. PROSES DIFUSI INOVASI PADA PEMBELAJARANDalam setiap organisasi perubahan itu biasa terjadi perubahan dapat menunjukan suatu keadaan yang dinamis. Penyebab perubahan bisa berasal dari internal atau eksternal organisasi. Dalam dunia pendidikan perubahan atau inovasi merupakan salah satu cara yang dilakukan peningkatan mutu pelayanan kepada costumer pendidikan, khususnya peserta didik. Pelayanan pendidikan bermutu bisa dilihat ari tercapainya kepuasan pelanggan. Untuk mencapai proses pendidikan bermutu dilakukan dengan cara memberdayakan para guru. Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan faktor yang sangat signifikan bahkan guru mempunyai peran ganda atau multifungsi. Sebagai pendidik, guru harus mampu mentranformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, sebagai penjaga moral bagi anak didik bahkan guru dianggap sebagai orang tua anak didik dalam proses pendidikan.Supaya proses pendidikan berhasil dan mutu pendidikan meningkat, maka diperlukan guru yang memahami profesinya, memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga proses proses pembelajaran yang dilaksanakan guru itu aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Apabila guru telah memahami propesinya, maka guru tersebut akan dapat menjalankan program inovasi pendidikan, peran guru pada inovasi di sekolah tidak terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, guru harus tetap memperhatikan sejumlah kepentingan siswa disamping harus memperhatikan suatu tindakan inovasinya.Guru berperan sebagai pengajar atau instruktur, yaitu guru harus membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Maka guru harus melakukan inovasi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Guru sebagai pendidik atau educational berkewajiban membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam mewujudkan kedewasaannya, membantu aspek intelektual, sikap, minat, emosional dan sosial. Guru sebagai pemimpin atau manajer artinya guru harus ,elakukan usaha menggerakan, memberikan motivasi, serta menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa sehingga terjadi persamaan tujuan pembelajarandan tujuan tersebut dapat dicapai dengan hasil yang baik. Guna menciptakan pendidikan yang berkuallitas, guru perlu melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan perkembangan jaman yang terjadi saat ini. Guru merupakan ujung tombak dari pelaksanaan inovasi di lingkungan pendidikan. Kinerja guru akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses difusi inovasi di bidang pendidikan.Inovasi dalam bidang pendidikan, banyak usaha dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka guru merupakan faktor terpenting yang harus melaksanakan inovasi dengan memperhatikan hal-hal berikut :a. Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa b. Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guruc. Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidikd. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelase. Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa.Proses keputusan inovasi di tingkat sekolah berawal dari pengetahuan atau kesadaran para personil di sekolah atau guru tentang kebutuhan akan sebuah inovasi yang akan membantu memecahkan persoalan yang mereka hadapi sampai dengan pengadopsian suatu inovasi.Untuk mencapai hal tersebut diatas ada tiga tahap yang harus dilalui yaitu :1) Tahap Akuisisi Informasi :Para guru memperoleh dan memahami Informasi tentang suatu inovasi, umpamanya tentang metodologi pengajaran, media pembelajaran yang baru dari berbagai sumber (buku, jurnal, koran, dll).2) Tahap Evaluasi Informasi :Orang mengevalusi informasi tentang inovasi, dengan berbagai pertimbangan apakah sesuai atau tidak dalam memenuhi kebutuhan.3) Tahap Adopsi :Yaitu proses keputusan apakah akan melaksanakan atau menolak suatu inovasi.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan inovasi pada proses pembelajaran sebagai berikut :Pertama, inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran bagi peserta didik tertentu yang menuntut pengajar menciptakan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik setiap peserta didik. Kedua,inovasi harus berpusat atau bertitik tolak atau diciptakan atas dasar kesesuaian bagi peserta didik.Ketiga, para pakar, perancang, pembelajaran, dan para pendidik yang pada Umumnya mensintesa suatu sistem pembelajaran. Dengan demikian hakikat difusi dan inovasi adalah suatu proses dalam mana adopsi dan penemuan ide baru, objek proses, baik berupa metode, cara baru dan produk yang bertujuan untuk menhasilkan manfaat bagi individu dan masyarakat dikomunikasikan melalui saluran komunikasi.Keempat, bentuk inovasi yang disesuaikan kemampuan institusi pendidikan tempat inovasi tersebut dilaksanakan cenderung akan menghasilkan inovasi yang parsial dan seadanya. Kelima, tidak ada yang dapat mengklaim paling benar sepanjang belum dapat dibuktikan efektifitasnya dan efisiensinya terhadap hasil belajar yang diharapkan oleh dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Keenam, inovasi selalu diwarnai dengan suasana ketidak-pastian mengenai efektifitasnya terhadap kualitas pembelajaran namun selalu menciptakan perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu dan dari lingkungan budaya yang satu ke lingkungan budaya peserta lain, dari lingkungan budaya yang satu ke lingkungan budaya yang lain dari peserta yang sama.

G. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PROSES DIFUSI INOVASIDalam implementasinya sering didapati beberapa hambatan yang berkaitan dengan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa hampir setiap individu atau organisasi memiliki semacam mekanisme penerimaan dan penolakan terhadap perubahan. Segera setelah ada pihak yang berupaya mengadakan sebuah perubahan, penolakan atau hambatan akan sering ditemui. Penolakan ini mungkin ditunjukkan secara terbuka dan aktif atau secara tersembunyi dan pasif. Alasan mengapa ada orang yang ingin menolak perubahan walaupun kenyataannya praktek yang ada sudah kurang relevan, membosankan, sehingga dibutuhkan sebuah inovasi. Fenomena ini sering disebut sebagai penolakan terhadap perubahan. Banyak upaya telah dilakukan untuk menggambarkan, mengkategorisasikan dan menjelaskan fenomena penolakan ini. Ada empat macam kategori hambatan dalam konteks inovasi. Keempat kategori tersebut diantaranya; a) hambatan psikologis; b) hambatan praktis; c) hambatan kekuasaan dan nilai.1. Hambatan psikologisHambatan-hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu menjadi faktor penolakan. Hambatan psikologis telah dan masih merupakan kerangka kunci untuk memahami apa yang terjadi bila orang dan sistem melakukan penolakan terhadap upaya perubahan. Sebagai gambaran jenis hambatan ini dengan memilih satu faktor sebagai suatu contoh yaitu dimensi kepercayaan atau keamanan versus ketidakpercayaan atau ketidakamanan karena faktor ini sebagai unsur inovasi yang sangat penting. Faktor-faktor psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan penolakan terhadap inovasi adalah: rasa enggan karena merasa sudah cukup dengan keadaan yang ada, tidak mau repot, atau ketidaktahuan tentang masalah.Kita dapat berasumsi bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi atau kelompok akan ada orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif. Menurut para ahli psikologi perkembangan, ini akan mempengaruhi kemampuan dan keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam pekerjaannya. Jika sebuah inovasi berimplikasi berkurangnya kontrol (misalnya diperkenalkannya model pimpinan tim atau kemandirian masing-masing bagian), maka pemimpin itu biasanya akan memandang perubahan itu sebagai negatif dan mengancam. Perubahan itu dirasakannya sebagai kemerosotan, bukan perbaikan.2. Hambatan praktisHambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat fisik. Untuk memberikan contoh tentang hambatan praktis, faktor-faktor diantaranya waktu, sumber daya dan sistem. Ini adalah faktor-faktor yang sering ditunjukkan untuk mencegah atau memperlambat perubahan. Program pusat-pusat pelatihan guru sangat menekankan aspek-aspek bidang ini. Ini mungkin mengindikasikan adanya perhatian khusus pada keahlian praktis dan metode-metode yang mempunyai kegunaan praktis yang langsung. Oleh karena itu, inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang terkait dengan praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu bidang, akan semakin mudah orang meminta penjelasan tentang penolakan praktis. Di pihak lain, dapat diasumsikan bahwa hambatan praktis yang sesungguhnya itu telah dialami oleh banyak orang dalam kegiatan mengajar sehari-hari, yang menghambat perkembangan dan pembaruan praktek. Tidak cukupnya sumber daya ekonomi, teknis dan material sering disebutkan. Dalam hal mengimplementasikan perubahan, faktor waktu sering kurang diperhitungkan. Segala sesuatu memerlukan waktu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengalokasikan banyak waktu bila kita membuat perencanaan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah yang tidak diharapkan, yang mungkin tidak dapat diperkirakan pada tahap perencanaan, kemungkinan akan terjadi.Yang kedua, masalah pada bidang keahlian dan sumber daya ekonomi. Dalam perencanaan dan implementasi inovasi, tingkat pengetahuan dan jumlah dana yang tersedia harus dipertimbangkan. Ini berlaku terutama jika sesuatu yang sangat berbeda dari praktek di masa lalu akan dilaksanakan, dengan kata lain jika ada perbedaan yang besar antara yang lama dengan yang baru. Dalam kasus seperti ini, tambahan sumber daya dalam bentuk keahlian dan keuangan dibutuhkan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dana sangat dibutuhkan, khususnya pada awal dan selama masa penyebarluasan gagasan inovasi. Ini mungkin terkait dengan kenyataan bahwa bantuan dari luar, peralatan baru, realokasi, buku teks dll. diperlukan selama fase awal. Sumber dana yang dialokasikan untuk perubahan sering kali tidak disediakan dari anggaran tahunan. Media informasi dan tindak lanjutnya sering dibutuhkan selama fase penyebarluasan gagasan inovasi. Dalam kaitan ini penting untuk dikemukakan bahwa dana saja tidak cukup untuk melakukan perbaikan dalam praktek. Sumber daya keahlian seperti pengetahuan dan keterampilan orang-orang yang dilibatkan dalam upaya inovasi ini merupakan faktor yang sama pentingnya. Dengan kata lain, jarang sekali kita dapat memilih antara satu jenis sumber atau jenis sumber lainnya, melainkan kita memerlukan semua jenis sumber itu. Jelaslah bahwa kurangnya sumber tertentu dapat dengan mudah menjadi hambatan.3. Hambatan kekuasaan dan nilaiHambatan nilai melibatkan kenyataan bahwa suatu inovasi dapat selaras dengan nilai-nilai, norma-norma dan tradisi-tradisi yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut sejumlah orang lain. Jika inovasi berlawanan dengan nilai-nilai sebagian peserta, maka bentrokan nilai akan terjadi dan penolakan terhadap inovasi pun muncul. Apakah kita berbicara tentang penolakan terhadap perubahan atau terhadap nilai-nilai dan pendapat yang berbeda, dalam banyak kasus itu tergantung pada definisi yang kita gunakan. Pengalaman ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa sering kali orang dapat setuju mengenai sumber daya yang dipergunakan. Seringkali hal ini terjadi tanpa memandang nilai-nilai. Dengan demikian kesepakatan atau ketidaksepakatan di permukaan mudah terjadi dalam kaitannya dengan aliansi. Sering kali aliansi itu terbukti sangat penting bagi implementasi inovasi.

BAB IIIPEMBAHASANRENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN NamaSekolah: SMA / MAMata Pelajaran: FisikaKelas / Semester: X / 1MateriPokok: FluidaStatisAlokasiWaktu: 4 x 3 Jam pelajaran

A. KompetensiInti1. Menghayatidanmengamalkanajaran agama yang dianutnya2. Menghayatidanmengamalkanperilakujujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsifdan pro-aktifdanmenunjukkansikapsebagaibagiandarisolusiatasberbagaipermasalahandalamberinteraksisecaraefektifdenganlingkungansosialdanalamsertadalammenempatkandirisebagaicerminanbangsadalampergaulandunia.3. Memahami, menerapkan, menganalisispengetahuanfaktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingintahunyatentangilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, danhumanioradenganwawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadabanterkaitpenyebabfenomenadankejadian, sertamenerapkanpengetahuanproseduralpadabidangkajian yang spesifiksesuaidenganbakatdanminatnyauntukmemecahkanmasalah4. Mengolah, rnenalar, danmenyajidalamranahkonkretdanranahabstrakterkaitdenganpengembangandari yang dipelajarinya di sekolahsecaramandiri, danmampumenggunakanmetodasesuaikaidahkeilmuan

B. KompetensiDasardanIndikatorPencapaianKompetensi1.2 MenyadarikebesaranTuhan yang menciptakandanmengaturalamjagadrayamelaluipengamatanfenomenaalamfisisdanpengukurannya2.1 Menunjukkanperilakuilmiah (memiliki rasa ingintahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatifdanpedulilingkungan) dalamaktivitassehari-harisebagaiwujudimplementasisikapdalammelakukanpercobaandanberdiskusi3.7 Menerapkanhukum-hukumpadafluidastatisdalamkehidupansehari-hariIndikator: Menerapkanhukumutamahidrostatisdalamkehidupansehari-hari Menerapkanhukum Pascal dalamkehidupansehari-hari MenerapkanhukumArchimidesdalamkehidupansehari-hari Menerapkangejalakapilaritasdalamkehidupansehari-hari Menerapkankonsepviskositasfluidadalamkehidupansehari-hari4.7 Merencanakandanmelaksanakanpercobaan yang memanfaatkansifat-sifatfluidauntukmempermudahsuatupekerjaan.Indikator: Melakukanpercobaantentangtekanan di dalamfluidastatis MelakukanpercobaantentanghukumArchimides Melakukanpercobaantentanggejalakapilaritas Melakukanpercobaantentangviskositasfluida

C. Langkah-IangkahKegiatanPembelajaranPertemuan ke-1: TekananFluidaStatis(Belumdikembangkan)

Pertemuan ke-2: HukumArchimides (3 JP)1. TujuanPembelajaran:Setelahmengamatidemonstrasi, melakukanpercobaan, danberdiskusisiswadiharapkanmampu:a. MenjelaskanpengertianhukumArchimidesb. Mengidentifikasivariabel yang mempengaruhibesargayaapungc. Menjelaskanbendatenggelam, melayang, danterapungdenganmenggunakanhukumArchimidesd. MelakukanpercobaantentanghukumArchimidese. MenyelidikikemurnianzatsuatubendadenganmenggunakanhukumArchimidesf. Menunjukkanprilakuilmiahdalammelakukanpercobaandanberdiskusig. MenyadarikebesaranTuhan yang menciptakandanmengaturalamjagadraya

2. MateriPembelajarana. HukumArchimidesb. Peristiwatenggelam, melayangdanterapungc. PenerapanhukumArchimidesdalamkehidupansehari-hari

3. MetodePembelajarana. Model: Discovery Learning (DL)b. Pendekatan: Saintifikc. Metode: Demonstrasi, eksperimendandiskusi

4. Media, AlatdanSumberPembelajarana. Media: LembarKegiatanSiswab. AlatNeracapegas- Hidrometer- Plastisin Benda (logamdankayu)- Botolplastik- Garam Gelasukur- Statip- Pipet kecil Gelaspiala- Telurmentah- Benang

Langkah-IangkahKegiatanPembelajarana. Pendahuluan (15 menit) Guru membukapembelajarandenganmengucapkansalam, berdoa, memeriksakehadiransiswa, kemudianmengaturtempatduduksecaraberkelompok. Sebagaiapersepsi, siswadiberikesempatanuntukmengingatkembalikonseptekananhidrostatika, pengaruhresultangayaterhadapkeadaangerakbenda, beratbendamassajenisbenda. Sebagaipenggaliankonsepsiawaldanmotivasi, siswadiberikesempatanuntukmengkajidemonstrasitentangkeberadaangayaapung, sertapermasalahanbendaterapung, melayang, dantenggelam.

b. Kegiataninti (110 menit)Stimulation(stimullasi/Pemberianrangsangan)

Mendemonstrasikan/memperlihatkanberbagaifenomenayang berkaitandenganbenda yang terapung, melayangdantenggelamdalamfluidadalamkehidupansehari-harimisalnyatelurtenggelammenjadimelayang, logamtenggelammenjaditerapung, dan model kapalselam(cartesian diver)

Problem statemen(pertanyaan/ identifikasimasalah)

Guru memberikanmasalah yang berkaitandenganfenomenabendaterapung, melayangdantenggelamdalamfluida, contohnya MengapabendaAterapungdalam air, sedangkanbendaB denganmassa yang samatenggelamdalam air? Mengapabenda B tenggelamdalam air danterapungdalam air garam? Mengapabesidenganmassa yang samanamundenganvolume yang berbedamenunjukkanfenomenatenggelam, melayangdanterapung? Faktor-faktorapakah yang mempengaruhiperistiwabendaterapung, melayangdantenggelam?

Data collecting(pengumpulan data)

Melakukan pecobaan untuk mendapatkan data mengenai faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap peristiwa benda terapung, melayang, dan tenggelam dalam fluida

Data processing (pengolahan Data)

Mengolah data hasil pengamatan untuk mendapatka data mengenai faktor-faktor dari karakteristik benda yang terapung, melayang dan tenggelam.

Verification (pembuktian)

Mendiskusikanhasilpengamatandenganmemperhatikanpertanyaan-pertanyaanpadalembarkegiatandanmembandingkanpengolahandengan data-data padabukusumber

Generalization (menarikkesimpulan)Menyimpulkanfaktor-faktordarikarakteristikbenda yang paling berpengaruhterhadapperistiwabendaterapung, melayangdantenggelamdalamfluida

c. Penutup (20 menit) Siswadiberikesempatanuntukmembuatrangkumandanmelakukanrefleksiterhadappengalamanbelajar yang telahdilakukan. Konfirmasi guru agar seluruhhasilbelajartentanghukumArcimidesdapattercapaisesuaidengantujuanpembelajaran yang telahditetapkan. Guru memberikantugasproyek(Lampiran-2), menginformasikanmateripembelajaranuntukpertemuan yang akandatang, kemudianmenutuppembelajarandenganmengucapkansalam.6. Penilaiana. Jenis/TeknikPenilaian Sikap: observasi/pengamatandanpenilaiandiri Pengetahuan: testulis/pilihangandandanisian Keterampilan: tespraktekdanproyekb. BentukInstrumendaninstrumenSkalapenilaian(rating scale) pengamatansikapdandaftarcekpenilaiandiriInstrumenPengamatanPenilaianSikapNOASPEK YANG DINILAINILAI

54321

1Rasa ingin tahu

2Kejujuran

3Ketelitian

4Ketekunan

5Kerjasama

6Keterbukaan

7Kreatif

8Tanggungjawab

TOTOAL SKOR

Instrumen penilaian diriNo.Aspek yang dinilaiNilai

YaTidak

1SayaberusahameningkatkankeimanandanketaqwaankepadaTuhan YME agar mendapatridho-nyadalambelajar

2Sayaberusahabelajardengansungguh-sungguh

3Sayaoptimisbisameraihprestasi

4Sayabekerjakerasuntukmeraihcita-cita

5Sayaberperanaktifdalamkegiatansosial di sekolahdan di masyarakat

6Sayasukamembahasmasalahpolitik, hukumdanpemerintahan

7Sayaberusahamematuhisegalaperaturan yang berlaku

8Sayaberusahamembelakebenarandankeadilan

9Sayarelaberkorban demi kepentinganmasyarakat, bangsadan Negara

10Sayaberusahamenjadiwarganegara yang balk danbertanggungjawab

Jumlah skor

Soal tes tulis pilihan ganda

NO. TPINDIKATOR SOALNO. SOALASPEK

ClC2C3C4C5C6

1MenjelaskanbesargayaapungmenuruthukumArchimides1x

3Menjelaskanbesargayaapungpadasuatubenda yang tenggelam dikedalamanberbedapadasatujeniszatcair.2x

3Melukiskangrafikhubunganbesargayaapungdankedalamantenggelamnyasuatubenda di satujeniszatcair.3x

2Menjelaskanvariabel yangmempengaruhibesargayaapungpadasuatubenda yang dicelupkankedalamsatujeniszatcair.9x

4Menentukankeadaankantongplastik yang dicelupkankedalam air, jikakantongplastikpenuhberisi air danditutuprapat.10x

4Menentukanberatbendadalamzatcairberdasarkanberatbenda di udara,11x

NO.TPINDIKATOR SOAL

NO. SOALASPEK

ClC2C3C4'C5C6

massajenisbendadanmassajeniszatcair.

4Menentukanmassajenisbendaberdasarkanberatbenda di udara, beratbenda di air danmassajenis air.8x

3Menjelaskankeadaanbendapadasaatterapungdalamzatcair4x

3Menjelaskankeadaansuatubendapadasaatberatbendasamadenganbesargayaapung.5x

3Melukiskangrafikhubunganbesargayaapungdankedalamansuatubenda yang jatuhdaripermukaansuatujeniszatcair.6x

4Menentukan volume gabus yang beradadi bawahpermukaan air sertajumlah air yang dipindahkan, berdasarakan volume gabus, massajenisgabusdanmassajenisair.12x

4Menentukanketinggiannaiknyaminyaktanahjikasebuahkubusterapung di permukaanminyaktanah, berdasarkanluas alas silinderwadahminyaktanah, massajenisminyaktanah, massajeniskubus, danrusukkubustersebut.13x

5Menyebutkanprodukteknologi yang prinsipkerjanyamenggunakanhukumArchimides.7x

BAB IV PENUTUPA. KESIMPULAN1. Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa proses keputusan inovasi merupakan bagian dari difusi dan perencanaan inovasi yaitu proses seseorang mulai dari tahu tentang inovasi sampai dengan mengambil keputusan apakah menerima atau menolak inovasi tersebut.2. Proses difusi suatu inovasi memerlukan waktu, cepat atau lambatnya proses difusi inovasi sangat dipengaruhi oleh antara lain; tipe-tipe hubungan antara inovator dengan potensial adopternya, karakter atau sifat-sifat inovasi itu sendiri dan lain lain.3. Di dalam dunia pendidikan, guru memiliki peranan yang sangat besar dalam proses difusi inovasi, berhasil atau tidak suatu inovasi diterapkan di lembaga pendidikan sangat tergantung dari kemampuan dan kemauan guru dalam menerima dan mendifusikan inovasi kepada klien atau peserta didik atau siswanya.

B. Saran1. Mengingat betapa pentingnya inovasi di dalam pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu maka penulis menyarankan supaya pihak pihak terkait yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan di tanah air selalu terus secara aktif menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia pendidikan, mensosialisasikan dan menerapkanya demi kemajuan pendidikan di tanah air. Selain itu berkaitan difusi dan perencanaan inovasi perlu dipahami secara menyeluruh oleh anggota masyarakat agar tercapai apa yang diinginkan untuk kemajuan bersama baik di lingkungan sosial masyarakat maupun jenjang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKAKemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.Kusmana, Suherli (2009) Hand Out Educational Innovation : CiamisKusmana, Suherli (2010). Manajemen Inovasi Pendidikan Ciamis Pasca Sarjana. Unigal/Press.Rogers, Everett. 1983. Diffusion of innovation. A Division of Macmillan Publishing Co. Inc : United States of Amerika.Saud, Udin Saefuddin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.Undang-Undang No. 18 tahun 2002.Undang-Undang No. 20 tahun 2003.