Rpk Opsgab 2014 Full

20
HALAMAN JUDUL Tim Penyusun: 1. Eko Susanto, S.Si, M.A, M.Ec.Dev. 2. Chepy Supiyana, A.Md. 3. Wahyono, S.E. 4. Dian Wahyu PJ, A.Md. KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA 2014 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASI GABUNGAN 2014

description

operasi

Transcript of Rpk Opsgab 2014 Full

  • Laporan Opsgab TNKJ 2014 | 1

    HALAMAN JUDUL

    Tim Penyusun:

    1. Eko Susanto, S.Si, M.A, M.Ec.Dev.

    2. Chepy Supiyana, A.Md.

    3. Wahyono, S.E.

    4. Dian Wahyu PJ, A.Md.

    KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

    BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA 2014

    RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

    OPERASI GABUNGAN 2014

  • DKT

    IN

    Semarang, Disyahkan oKepala BalaTaman Nasi

    Ir. SUPRIYNIP. 196602

    H

    REN

    BALAI

    1.

    2.

    3.

    4.

    Septembeoleh, ai ional Karimu

    YANTO 212 199203

    HALAMA

    CANA PELOPERASI

    TAMAN N

    Ti

    Eko Susant

    Chepy Sup

    Wahyono,

    Dian Wahy

    er 2014

    unjawa

    1 001

    AN PENGE

    LAKSANAAI GABUNGA

    NASIONAL K

    im Penyusun

    to, S.Si, M.A

    piyana, A.Md

    S.E.

    yu PJ, A.Md

    SeDiKeTa

    ILNI

    RPK O

    ESAHAN

    AN KEGIATAN 2014 KARIMUNJ

    n:

    A, M.Ec.Dev

    d.

    d.

    emarang, iperiksa olehepala Subbaaman Nasion

    LMI BUDI MIP. 1971030

    Opsgab TNK

    TAN

    JAWA

    v.

    September h, ag Tata Usahnal Karimunj

    MARTANI,05 199703 2

    KJ 2014 | 2

    2014

    ha njawa

    , S.Si., M.Sc001

    c.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 3

    KATA PENGANTAR

    Kami senantiasa memanjatkan rasa syukur kami kehadirat Tuhan Yang

    Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

    menyelesaikan penyusunan rencana pelaksanan kegiatan Operasi Gabungan Balai

    Taman Nasional Karimunjawa tahun 2014. RPK ini menjadi acuan bagi tim

    pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan lancer dan mencapai target indikatornya.

    Rencana Pelaksanaan Kegiatan Operasi Gabungan Balai Taman Nasional

    Karimunjawa tahun 2014 ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hasil

    yang diharapkan, tinjauan pustaka, dan metode pelaksanaan..

    Dalam kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada

    Kepala Balai TNKJ serta semua pihak yang telah mendukung penyusunan RPK

    ini. Semoga kegiatan ini nantinya dapat memberikan dampak yang positif bagi

    pengelolaan TNKJ.

    Semarang, September 2014

    Tim Penyusun

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 4

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ 2

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... 4

    LAMPIRAN ............................................................................................................ 5

    I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

    A.PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    B.RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 2

    C.SASARAN .................................................................................................. 3

    II. TUJUAN KEGIATAN .................................................................................... 4

    A.TUJUAN ..................................................................................................... 4

    B.TARGET ..................................................................................................... 4

    C.HASIL YANG DIHARAPKAN (INDIKATOR) ....................................... 4

    III. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................. 6

    A.WAKTU DAN LOKASI ............................................................................. 6

    B.TIM PELAKSANA ..................................................................................... 6

    C.ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 6

    D.DASAR HUKUM ....................................................................................... 7

    E.STRATEGI OPERASI ................................................................................ 8

    F.PENDANAAN ............................................................................................. 9

    G.RENCANA MONITORING DAN EVALUASI ........................................ 9

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

    GLOSSARY ......................................................................................................... 11

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 13

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 5

    LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Wilayah Kerja TNKJ 2014. ................................................... 14

    Lampiran 2. Data hasil analisa kerawanan dan hasil pengamanan kawasan tahun

    2013 yang menjadi dasar informasi sasaran Operasi Gabungan

    TNKJ 2014. ................................................................................... 15

  • Laporan Opsgab TNKJ 2014 | 1

    I. PENDAHULUAN

    A. PENDAHULUAN Dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 78/Kpts-

    II/1999 tanggal 22 Pebruari 1999 disebutkan bahwa fungsi Cagar Alam

    Karimunjawa diubah menjadi Taman Nasional, dengan nama TAMAN

    NASIONAL KARIMUNJAWA. Taman Nasional Karimunjawa yang memiliki

    luas 111.625 ha yang meliputi perairan laut seluas 110.116,40 ha dan daratan

    seluas 1.508,56 ha kemudian dikelola dengan sistem zonasi sesuai dengan

    Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK. 28/IV-Set/2012 tentang Zonasi

    Taman Nasional Karimunjawa. Untuk pengelolaan kawasan bidang perlindungan

    telah dilakukan berbagai kegiatan pengamanan sesuai dengan ancaman dan

    gangguan yang terjadi.

    Berdasarkan rekomendasi berbagai kegiatan pengamanan pada tahun 2013

    diketahui bahwa ada beberapa ancaman dan gangguan yang kemungkinan masih

    berlanjut dan perlu diwaspadai, diantaranya:

    1. klaim kepemilikan lahan yang berbatasan dengan hutan yang diikuti dengan

    perusakan atau pemindahan pal batas kawasan TNKJ;

    2. penebangan liar di sekitar dusun legon lele dan dusun kemloko dengan

    berbagai kepentingan;

    3. adanya aktivitas nelayan, baik di zona inti maupun zona perlindungan bahari;

    4. aktivitas kapal-kapal dari luar Karimunjawa yang karena ketidaksengajaan

    melakukan pelanggaran zonasi Taman Nasional Karimunjawa;

    5. aktifitas wisatawan di spot-spot wisata Taman Nasional Karimunjawa yang

    tidak ramah lingkungan.

    Dari berbagai bentuk ancaman dan gangguan tersebut dapat dibedakan

    penanganannya. Beberapa diantaranya perlu dilakukan kegiatan pengamanan yang

    bersifat pre-emtif, preventif, maupun represif. Salah satu bentuk pengamanan

    yang bersifat represif adalah operasi gabungan. Operasi gabungan diperlukan

    karena untuk penegakan hukum di kawasan TNKJ harus melibatkan instansi

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 2

    penegak hukum lainnya. Hal itu didasari bahwa proses penegakan hukum telah

    diberikan kepada beberapa instansi sesuai kewenangannya. Diantara instansi yang

    dilibatkan adalah Polsek Karimunjawa, Dirpolairud Polda Jateng, Korwas PPNS

    Polda Jateng, dan Penasehat Hukum. Dengan keikutsertaan pihak-pihak tersebut

    diharapkan dapat membantu dan mempercepat proses penegakan hukum saat

    operasi gabungan ini dilaksanakan. Operasi gabungan juga diperlukan untuk

    meminimalisir terjadinya pelanggaran peraturan perundangan bidang konservasi

    baik yang sifatnya ringan maupun komplek yang mungkin tidak dapat

    diselesaikan dengan bentuk pengamanan lainnya.

    B. RUMUSAN MASALAH Operasi gabungan kali ini rencananya akan dilaksanakan dengan

    berdasarkan pada data hasil pengamanan kawasan tahun 2013 dan data hasil

    pulbaket terkini. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

    yang terjadi sebagai berikut:

    1. Perkembangan aktivitas wisata di TNKJ memicu investor menanamkan

    modalnya melalui kepemilikan tanah. Hal itu berdampak pada masyarakat

    yang merasa memiliki lahan dari leluhurnya berdasarkan bukti-bukti yang

    dimiliki melakukan aktivitas pengukuran ulang. Pada saat itulah mereka

    merasa bahwa lahannya masuk ke dalam kawasan TNKJ sehingga timbul

    klaim kepemilikan lahan di kawasan TNKJ. Apabila pemilik lahan tidak

    berpikir jernih, maka yang terjadi adalah timbulnya upaya perusakan sarana

    prasarana perlindungan hutan, diantaranya memindahkan pal batas, merusak

    pal batas, dan menghilangkan pal batas.

    2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagai salah satu dampak

    perkembangan aktivitas wisata di TNKJ berdampak pada makin pesatnya

    pembangunan rumah, homestay, hotel, dan fasilitas wisata lainnya. Hal ini

    berakibat makin meningkatnya kebutuhan kayu. Kebutuhan tersebut sebagian

    dipenuhi dari kayu Kalimantan, kayu kebun, dan sisanya kayu dari hutan.

    Indikasi adanya pencurian kayu dari hutan diketahui dari tunggak sisa

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 3

    tebangan. Biasanya kayu yang dibutuhkan dari hutan hanya untuk kepentingan

    gading kapal atau tonggak penyangga bangunan.

    3. Cuaca yang tidak menentu dan kebutuhan komsumsi ikan yang meningkat

    membuat nelayan terkadang berpikiran nekat untuk menangkap ikan di Zona

    Inti dan Zona Perlindungan Bahari. Hal itu diketahui dari beberapa hasil

    kegiatan pengamanan di tahun 2013.

    4. TNKJ merupakan salah satu alur pelayaran dari Pulau Jawa ke pulau lainnya.

    Namun cuaca buruk yang sering terjadi di kawasa TNKJ terkadang memaksa

    kapal-kapal besar melakukan sandar atau labuh untuk berlindung. Terkadang

    aktivitas ini dapat merusak terumbu karang seandainya nahkoda tidak tahu

    zonasi TNKJ atau tidak tahu lokasi sehingga terdampar di terumbu karang.

    5. Aktivitas wisata di kawasan TNKJ belum begitu terkontrol dan belum ada

    kegiatan yang menganalisa dampaknya. Namun dari berbagai pengamatan

    diketahui bahwa ada aktivitas yang dapat merusak kawasan, diantaranya

    berdiri di atas terumbu karang, memegang karang, duduk di atas karang ,dan

    sebagainya.

    C. SASARAN Rencana sasaran Operasi Gabungan kali ini menyesuaikan dengan

    rumusan permasalahan dan informasi hasil pulbaket, yaitu:

    1. pemilik lahan yang mengaku lahannya dimasukkan dalam kawasan zona

    rimba TNKJ, khususnya di daerah Kemloko;

    2. pelaku penebangan liar di daerah Legon Lele;

    3. mengamankan zona inti dari aktivitas perikanan;

    4. kapal dari luar Karimunjawa yang sandar atau labuh di kawasan TNKJ;

    5. wisatawan dan pemandu wisata yang beraktivitas di zona pariwisata bahari

    TNKJ.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 4

    II. TUJUAN KEGIATAN

    A. TUJUAN Tujuan dari Operasi Gabungan TNKJ tahun 2014 adalah sebagai berikut:

    1. Menyelesaikan pengakuan kepemilikan lahan di zona rimba TNKJ daerah

    Kemloko.

    2. Meminimalisir kesempatan pelaku penebangan liar di zona rimba TNKJ

    daerah Legon Lele.

    3. Mengamankan zona inti TNKJ.

    4. Menertibkan pelanggaran yang dilakukan kapal dari luar Karimunjawa pada

    saat sandar atau labuh di dalam kawasan TNKJ.

    5. Menertibkan wisatawan dan pemandu wisata yang aktivitasnya berpotensi

    merusak terumbu karang.

    B. TARGET Target Operasi Gabungan TNKJ 2014 adalah:

    1. Oknum masyarakat dusun Kemloko yang merasa lahannya masuk ke kawasan

    zona rimba TNKJ.

    2. Barang bukti dan/atau pelaku penebangan liar di zona rimba TNKJ daerah

    Legon Lele.

    3. Oknum nelayan yang beraktivitas di zona inti TNKJ.

    4. Nahkoda kapal dari luar Karimunjawa pada saat sandar atau labuh di dalam

    kawasan TNKJ.

    5. Wisatawan dan pemandu wisata yang aktivitasnya berpotensi merusak

    terumbu karang.

    C. HASIL YANG DIHARAPKAN (INDIKATOR) Hasil yang diharapkan dengan dilaksanakannya Operasi Gabungan TNKJ

    2014 adalah sebagai berikut:

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 5

    1. Oknum masyarakat dusun Kemloko mau mengakui batas kawasan zona rimba

    TNKJ seperti yang ada saat ini sehingga tidak sampai terjadi perusakan tanda

    batas maupun sarana prasarana pengaman hutan atau tidak perlu proses

    pembuktian di pengadilan.

    2. Mengamankan barang bukti dan/atau menangkap pelaku penebangan liar di

    zona rimba TNKJ daerah Legon Lele.

    3. Zona inti TNKJ dapat diamankan dari aktivitas perikanan.

    4. Memberikan tindakan terhadap nahkoda kapal dari luar Karimunjawa yang

    melakukan pelanggaran pada saat sandar atau labuh di dalam kawasan TNKJ.

    5. Meminimalisir kerusakan terumbu karang akibat aktivitas wisata alam.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 6

    III. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

    A. WAKTU DAN LOKASI Operasi Gabungan TNKJ 2014 direncanakan selama 7 hari terhitung mulai

    tanggal 8 sampai 14 September 2014 dengan lokasi operasi di seluruh wilayah

    TNKJ.

    B. TIM PELAKSANA Tim pelaksana kegiatan Operasi Gabungan TNKJ 2014 ditetapkan oleh

    SPT Kepala Balai dengan personil sebagai berikut:

    1. Eko Susanto, S.Si, M.A, M.Ec.Dev. 19730626 200003 1 003

    2. Chepi Supiyana, A.Md. 19740406 199903 1 002

    3. Wahyono, S.E. 19720919 199803 1 004

    4. Dian Wahyu PJ, A.Md. 19840913 200912 2 001

    5. 2 personil dari Polda

    Selain tim pelaksana dari Semarang, kegiatan Operasi Gabungan TNKJ

    2014 dibantu oleh Polhut dan instansi terkait di Karimunjawa sebanyak 16 orang.

    C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang akan digunakan dalam Operasi Gabungan TNKJ

    2014 adalah:

    1. Kapal patroli

    2. Mobil patroli

    3. Motor patroli

    4. Alat selam dasar

    5. ATK

    6. GPS

    7. Alat keselamatan

    8. Alat komunikasi

    9. Perlengkapan individu

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 7

    10. Kamera

    11. Buku saku

    12. Blanko register

    13. Garis polisi

    14. Bahan makanan

    D. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi

    Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

    2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2013 tentang Pencegahan

    dan Pemberantasan Perusakan Hutan;

    3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;

    4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1999 tentang

    Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa;

    5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1999 tentang

    Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;

    6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 tahun 2004 tentang

    Perlindungan Hutan;

    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2011 tentang

    Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

    8. Keputusan Menteri Kehutanan No. 161/Kpts-II/1988 tentang Penetapan

    Kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut yang mencakup

    daratan dan lautan seluas 111.625 ha;

    9. Keputusan Menteri Kehutanan No. 74/Kpts-II/2001 tentang Penetapan

    Kawasan Pelestarian Alam Perairan;

    10. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 132/Kpts/DJ-VI/1991 tentang

    Standart Teknis Pelaksanaan Kegiatan Jagawana dan PPNS;

    11. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 40/Kpts/DJ-VI/1993 tentang Juklak

    Pembinaan Administrasi dan Prosedur Operasi Jagawana;

    12. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 155/Kpts/DJ-IV/1998 tentang Juklak

    Patroli, Penjagaan dan Operasi Jagawana;

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 8

    13. Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. 15A/Kpts/DJ-V/2000 tentang

    Pedoman Pengamanan Terumbu Karang dan Ekosistemnya;

    14. Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK. 28/IV-Set/2012 tentang Zonasi

    Taman Nasional Karimunjawa;

    15. Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK.102/IV/Set-3/2005 tentang

    Petunjuk Teknis Pengamanan Kawasan Konservasi di Wilayah Laut;

    E. STRATEGI OPERASI 1. Sifat Pengamanan

    Sifat pengamanan berupa Operasi Gabungan, yaitu operasi yang melibatkan

    instansi penegak hukum lainnya sesuai dengan tingkat kemampuan dan

    kewenangan yang dibutuhkan.

    2. Bentuk Pengamanan

    Bentuk pengamanan kegiatan ini termasuk pengamanan represif, yaitu

    melakukan penindakan hukum terhadap pelaku pelanggaran tipihut yang

    dijumpai pada saat operasi dilaksanakan. Pengamanan ini dapat dilakukan

    pengejaran dan penangkapan apabila pelaku pelanggaran yang dijumpai

    berusaha melarikan diri dari TKP.

    3. Metode operasi

    Operasi Gabungan ini menggunakan metode sebagai berikut:

    a. Mengumpulkan bahan dan keterangan, baik dari kegiatan pulbaket, hasil

    patroli rutin, maupun dari pusat pelaporan TNKJ. Kemudian informasi

    tersebut dianalisa untuk dijadikan dasar penentuan sasaran, target, dan

    strategi operasi.

    b. Menentukan jadwal dan rute operasi sesuai dengan daerah-daerah yang

    diangggap rawan berdasarkan hasil analisa informasi pulbaket.

    c. Menjaga kerahasiaan semua informasi dan metode operasi agar tidak

    terjadi kebocoran informasi yang dapat menggagalkan capaian target

    operasi ini.

    d. Menentukan langkah-langkah penindakan sesuai peraturan yang berlaku

    dan membagi tugas tersebut kepada seluruh anggota operasi.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 9

    e. Menyiapkan alat dan bahan operasi agar tidak ada yang tertinggal.

    f. Menyiapkan strategi cadangan untuk mengantisipasi kebocoran strategi

    yang utama, baik itu jadwal, rute, dan target operasi.

    g. Dalam melaksanakan kegiatan operasi mengutamakan keselamatan

    anggota serta menjaga ketertiban sosial masyarakat setempat.

    h. Jika dalam operasi ini dilakukan penangkapan tersangka pelaku tipihut,

    maka prosedur penyidikan dan pemberkasan segera dilakukan oleh PPNS

    Kehutanan sesuai kewenangannya.

    i. Pengamanan tersangka, saksi, barang bukti dan TKP menjadi prioritas

    yang harus dilakukan tim operasi pada saat melakukan penangkapan

    tersangka pelaku tipihut.

    F. PENDANAAN Kegiatan Operasi Gabungan TNKJ 2014 akan dibiayai oleh APBN melalui

    DIPA 29 tahun anggaran 2014 Balai Taman Nasional Karimunjawa.

    G. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Kegiatan monitoring dilakukan setelah pergerakan operasi gabungan ini

    dilaksanakan. Fokus monitoringnya ditujukan kepada tingkat kerawanan kawasan

    di lokasi yang telah dilakukan operasi. Selain itu juga memonitor dampak

    psikologis keluarga tersangka dan dinamika sosial masyarakatnya.

    Kegiatan evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan operasi

    gabungan ini. Evaluasinya dilakukan dengan membandingkan capaian hasil

    operasi dengan indikator atau hasil yang diharapkan dari pelaksanaan operasi ini.

    Selain itu juga dapat dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian, kelebihan atau

    kekurangan dari strategi operasi yang telah dipilih.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2009 Buku Standar Pengamanan Terpadu Kawasan Taman nasional Karimunjawa. Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang.

    Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2010 Pedoman Penulisan RPK dan Laporan

    Pelaksanaan Kegiatan Pengamanan. Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang.

    Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2013 Laporan Operasi Intelijen. Balai

    Taman Nasional Karimunjawa. Semarang. Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2013 Laporan Operasi Fungsional Perairan.

    Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang. Enang.Z. A, 2003, Tehnik Perencanaan Perlindungan dan Pengamanan Hutan.

    Pusdiklat Kehutanan. Bogor. Nirmala A., M.Si, Ida R., S.E, Ryan H., S.Si, dkk. 2009. Metode Pengamanan

    Kawasan Konservasi. Dikotomi Konservasi dengan Ekonomi. Dinar Abadi, Bandung.

    Departemen Kehutanan 2004 PP nomor 45 tahun 2004 tentang Perlindungan

    Hutan Departemen Kehutanan, Jakarta. Departemen Kehutanan 1999 PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

    Tumbuhan dan Satwa Departemen Kehutanan Jakarta Departemen Kehutanan 1999 PP No. 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis

    Tumbuhan dan Satwa Departemen Kehutanan Jakarta Departemen Kehutanan 2005 SK Dirjen PHKA No. 102/IV/Set-3/2005 tentang

    Petunjuk Teknis Pengamanan Kawasan Konservasi di Wilayah Laut Departemen Kehutanan Jakarta

    Departemen Kehutanan 1990 UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

    Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.Departemen Kehutanan Jakarta.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 11

    GLOSSARY

    Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

    asli yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

    penelitian, ilmu pengetah uan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan

    rekreasi.

    Polisi Kehutanan adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkup

    Instansi Kehutanan yang oleh undang-undang diberi wewenang Kepolisian,

    dibidang kehutanan dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

    Pengamanan represif adalah salah satu tahapan dalam sistem pengamanan

    kawasan konservasi yang bersifat penindakan secara hukum terhadap pelaku.

    Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

    berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

    Barang Bukti adalah Barang yang dapat dijadikan alat bukti dalam suatu tindak

    pidana.

    Koordinasi adalah Pengaturan dan pembinaan kerjasama dan sinkronisasi

    kegiatan sehingga tercapai keseimbangan, keselarasan, dan kesesuaian antar

    satuan organisasi.

    Tempat Kejadian Perkara adalah suatu tempat dimana terjadinya suatu tindak

    pidana didalam maupun diluar kawasan konservasi dimana tersangka dan barang

    bukti yang berhubungan dengan pidana ditemukan.

    Pulbaket (Pengumpulan bahan dan keterangan) adalah pengumpulan bahan

    keterangan yang terkait dengan masalah yang terjadi sehingga kegiatan

    pengamanan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal. Informasi

    yang diperoleh harus valid dan dapat dipercaya karena dijadikan dasar kegiatan

    pengamanan.

    Zona Inti. Zona yang mutlak dilindungi karena di dalamnya tidak diperbolehkan

    adanya peruntukan apapun oleh aktifitas manusia. Kegiatan yang diperbolehkan

    hanya yang berhubungan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan,

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 12

    penelitian,kegiatan inventarisasi pemantauan potensi, perlindungan dan

    pengamanan.

    Efek jera adalah suatu dampak yang ditimbulkan pelaku akibat terungkapnya

    tindak pelanggaran dan pelaku tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

    Pemeriksaan adalah pencarian pengumpulan bahan-bahan keterangan dari semua

    tersangka dan saksi serta barang-barang bukti yang menjadi bahan utama dalam

    persidangan suatu kasusu yang berkaitan dengan terjadinya suati gangguan hutan.

    Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan

    menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidanan, guna

    menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur

    dalam undang-undang..

    Intelejen adalah adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan

    secara berencana dan terarah untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan

    menafsirkan bahan-bahan keterangan yang dibutuhkan mengenai masalah tertentu

    dan kemudian menyampaikannya kepada pimpinan atau pihak-pihak yang

    berwenang guna memungkinkan untuk membuat suatu kebijakan dan tindakan-

    tindakan yang strategis mengenai pemecahan masalah dimaksud, dengan resiko

    yang telah diperhitungkan.

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 13

    LAMPIRAN

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 14

    Lampiran 1. Peta Wilayah Kerja TNKJ 2014.

    PETA

    WIL

    AY

    AH

    KER

    JA

    TNK

    J 201

    4

    Dis

    usun

    : Ek

    o Su

    sant

    o, S

    .Si,

    M.A

    , M.E

    c.D

    ev

  • RPK Opsgab TNKJ 2014 | 15

    Lampiran 2. Data hasil analisa kerawanan dan hasil pengamanan kawasan tahun 2013 yang menjadi dasar informasi sasaran Operasi Gabungan TNKJ 2014.

    NO KEGIATAN WAKTU SARAN 1 Operasi Intelijen II 13-23 Agustus 2013 adanya informasi mengenai

    pemindahan pal batas di sekitar dusun Kemloko dan illegal logging di sekitar dusun Legon Lele.

    2 Operasi fungsional perairan I dan III Kemujan

    20-29 April 2013 16-25 Oktober 2013

    pengawasan dan pemantauan yang lebih intensif terhadap aktivitas nelayan di zona inti.

    3 Operasi fungsional perairan II Kemujan

    19-28 Juli 2013 pengawasan dan pemantauan yang lebih intensif terhadap aktivitas kapal-kapal dari luar Karimunjawa dan nelayan setempat, untuk mencegah terjadinya tindak pelanggaran zonasi Taman Nasional Karimunjawa.

    4 Operasi fungsional perairan II Karimunjawa

    15-24 Juli 2013 melakukan pemantauan rutin terkait aktifitas wisatawan di spot-spot wisata Taman Nasional Karimunjawa

    5 Hasil Pulbaket 5-8 September 2014 Adanya niat Sdr. Sukarti dan Mastur untuk membuat teroncongan di kawasan hutan yang diakui sebagai miliknya guna disertifikatkan/dijual.

    6 Hasil Pulbaket 8-9 September 2014 Adanya oknum masyarakat yang membawa gergaji mesin di sekitar dusun Legon Lele.