Rpk Opsgab 2014 Full
-
Upload
eko-susanto -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
description
Transcript of Rpk Opsgab 2014 Full
-
Laporan Opsgab TNKJ 2014 | 1
HALAMAN JUDUL
Tim Penyusun:
1. Eko Susanto, S.Si, M.A, M.Ec.Dev.
2. Chepy Supiyana, A.Md.
3. Wahyono, S.E.
4. Dian Wahyu PJ, A.Md.
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA 2014
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
OPERASI GABUNGAN 2014
-
DKT
IN
Semarang, Disyahkan oKepala BalaTaman Nasi
Ir. SUPRIYNIP. 196602
H
REN
BALAI
1.
2.
3.
4.
Septembeoleh, ai ional Karimu
YANTO 212 199203
HALAMA
CANA PELOPERASI
TAMAN N
Ti
Eko Susant
Chepy Sup
Wahyono,
Dian Wahy
er 2014
unjawa
1 001
AN PENGE
LAKSANAAI GABUNGA
NASIONAL K
im Penyusun
to, S.Si, M.A
piyana, A.Md
S.E.
yu PJ, A.Md
SeDiKeTa
ILNI
RPK O
ESAHAN
AN KEGIATAN 2014 KARIMUNJ
n:
A, M.Ec.Dev
d.
d.
emarang, iperiksa olehepala Subbaaman Nasion
LMI BUDI MIP. 1971030
Opsgab TNK
TAN
JAWA
v.
September h, ag Tata Usahnal Karimunj
MARTANI,05 199703 2
KJ 2014 | 2
2014
ha njawa
, S.Si., M.Sc001
c.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 3
KATA PENGANTAR
Kami senantiasa memanjatkan rasa syukur kami kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan rencana pelaksanan kegiatan Operasi Gabungan Balai
Taman Nasional Karimunjawa tahun 2014. RPK ini menjadi acuan bagi tim
pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan lancer dan mencapai target indikatornya.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Operasi Gabungan Balai Taman Nasional
Karimunjawa tahun 2014 ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hasil
yang diharapkan, tinjauan pustaka, dan metode pelaksanaan..
Dalam kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada
Kepala Balai TNKJ serta semua pihak yang telah mendukung penyusunan RPK
ini. Semoga kegiatan ini nantinya dapat memberikan dampak yang positif bagi
pengelolaan TNKJ.
Semarang, September 2014
Tim Penyusun
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 4
LAMPIRAN ............................................................................................................ 5
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A.PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
B.RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 2
C.SASARAN .................................................................................................. 3
II. TUJUAN KEGIATAN .................................................................................... 4
A.TUJUAN ..................................................................................................... 4
B.TARGET ..................................................................................................... 4
C.HASIL YANG DIHARAPKAN (INDIKATOR) ....................................... 4
III. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................. 6
A.WAKTU DAN LOKASI ............................................................................. 6
B.TIM PELAKSANA ..................................................................................... 6
C.ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 6
D.DASAR HUKUM ....................................................................................... 7
E.STRATEGI OPERASI ................................................................................ 8
F.PENDANAAN ............................................................................................. 9
G.RENCANA MONITORING DAN EVALUASI ........................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
GLOSSARY ......................................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 5
LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Wilayah Kerja TNKJ 2014. ................................................... 14
Lampiran 2. Data hasil analisa kerawanan dan hasil pengamanan kawasan tahun
2013 yang menjadi dasar informasi sasaran Operasi Gabungan
TNKJ 2014. ................................................................................... 15
-
Laporan Opsgab TNKJ 2014 | 1
I. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN Dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 78/Kpts-
II/1999 tanggal 22 Pebruari 1999 disebutkan bahwa fungsi Cagar Alam
Karimunjawa diubah menjadi Taman Nasional, dengan nama TAMAN
NASIONAL KARIMUNJAWA. Taman Nasional Karimunjawa yang memiliki
luas 111.625 ha yang meliputi perairan laut seluas 110.116,40 ha dan daratan
seluas 1.508,56 ha kemudian dikelola dengan sistem zonasi sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK. 28/IV-Set/2012 tentang Zonasi
Taman Nasional Karimunjawa. Untuk pengelolaan kawasan bidang perlindungan
telah dilakukan berbagai kegiatan pengamanan sesuai dengan ancaman dan
gangguan yang terjadi.
Berdasarkan rekomendasi berbagai kegiatan pengamanan pada tahun 2013
diketahui bahwa ada beberapa ancaman dan gangguan yang kemungkinan masih
berlanjut dan perlu diwaspadai, diantaranya:
1. klaim kepemilikan lahan yang berbatasan dengan hutan yang diikuti dengan
perusakan atau pemindahan pal batas kawasan TNKJ;
2. penebangan liar di sekitar dusun legon lele dan dusun kemloko dengan
berbagai kepentingan;
3. adanya aktivitas nelayan, baik di zona inti maupun zona perlindungan bahari;
4. aktivitas kapal-kapal dari luar Karimunjawa yang karena ketidaksengajaan
melakukan pelanggaran zonasi Taman Nasional Karimunjawa;
5. aktifitas wisatawan di spot-spot wisata Taman Nasional Karimunjawa yang
tidak ramah lingkungan.
Dari berbagai bentuk ancaman dan gangguan tersebut dapat dibedakan
penanganannya. Beberapa diantaranya perlu dilakukan kegiatan pengamanan yang
bersifat pre-emtif, preventif, maupun represif. Salah satu bentuk pengamanan
yang bersifat represif adalah operasi gabungan. Operasi gabungan diperlukan
karena untuk penegakan hukum di kawasan TNKJ harus melibatkan instansi
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 2
penegak hukum lainnya. Hal itu didasari bahwa proses penegakan hukum telah
diberikan kepada beberapa instansi sesuai kewenangannya. Diantara instansi yang
dilibatkan adalah Polsek Karimunjawa, Dirpolairud Polda Jateng, Korwas PPNS
Polda Jateng, dan Penasehat Hukum. Dengan keikutsertaan pihak-pihak tersebut
diharapkan dapat membantu dan mempercepat proses penegakan hukum saat
operasi gabungan ini dilaksanakan. Operasi gabungan juga diperlukan untuk
meminimalisir terjadinya pelanggaran peraturan perundangan bidang konservasi
baik yang sifatnya ringan maupun komplek yang mungkin tidak dapat
diselesaikan dengan bentuk pengamanan lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH Operasi gabungan kali ini rencananya akan dilaksanakan dengan
berdasarkan pada data hasil pengamanan kawasan tahun 2013 dan data hasil
pulbaket terkini. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
yang terjadi sebagai berikut:
1. Perkembangan aktivitas wisata di TNKJ memicu investor menanamkan
modalnya melalui kepemilikan tanah. Hal itu berdampak pada masyarakat
yang merasa memiliki lahan dari leluhurnya berdasarkan bukti-bukti yang
dimiliki melakukan aktivitas pengukuran ulang. Pada saat itulah mereka
merasa bahwa lahannya masuk ke dalam kawasan TNKJ sehingga timbul
klaim kepemilikan lahan di kawasan TNKJ. Apabila pemilik lahan tidak
berpikir jernih, maka yang terjadi adalah timbulnya upaya perusakan sarana
prasarana perlindungan hutan, diantaranya memindahkan pal batas, merusak
pal batas, dan menghilangkan pal batas.
2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagai salah satu dampak
perkembangan aktivitas wisata di TNKJ berdampak pada makin pesatnya
pembangunan rumah, homestay, hotel, dan fasilitas wisata lainnya. Hal ini
berakibat makin meningkatnya kebutuhan kayu. Kebutuhan tersebut sebagian
dipenuhi dari kayu Kalimantan, kayu kebun, dan sisanya kayu dari hutan.
Indikasi adanya pencurian kayu dari hutan diketahui dari tunggak sisa
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 3
tebangan. Biasanya kayu yang dibutuhkan dari hutan hanya untuk kepentingan
gading kapal atau tonggak penyangga bangunan.
3. Cuaca yang tidak menentu dan kebutuhan komsumsi ikan yang meningkat
membuat nelayan terkadang berpikiran nekat untuk menangkap ikan di Zona
Inti dan Zona Perlindungan Bahari. Hal itu diketahui dari beberapa hasil
kegiatan pengamanan di tahun 2013.
4. TNKJ merupakan salah satu alur pelayaran dari Pulau Jawa ke pulau lainnya.
Namun cuaca buruk yang sering terjadi di kawasa TNKJ terkadang memaksa
kapal-kapal besar melakukan sandar atau labuh untuk berlindung. Terkadang
aktivitas ini dapat merusak terumbu karang seandainya nahkoda tidak tahu
zonasi TNKJ atau tidak tahu lokasi sehingga terdampar di terumbu karang.
5. Aktivitas wisata di kawasan TNKJ belum begitu terkontrol dan belum ada
kegiatan yang menganalisa dampaknya. Namun dari berbagai pengamatan
diketahui bahwa ada aktivitas yang dapat merusak kawasan, diantaranya
berdiri di atas terumbu karang, memegang karang, duduk di atas karang ,dan
sebagainya.
C. SASARAN Rencana sasaran Operasi Gabungan kali ini menyesuaikan dengan
rumusan permasalahan dan informasi hasil pulbaket, yaitu:
1. pemilik lahan yang mengaku lahannya dimasukkan dalam kawasan zona
rimba TNKJ, khususnya di daerah Kemloko;
2. pelaku penebangan liar di daerah Legon Lele;
3. mengamankan zona inti dari aktivitas perikanan;
4. kapal dari luar Karimunjawa yang sandar atau labuh di kawasan TNKJ;
5. wisatawan dan pemandu wisata yang beraktivitas di zona pariwisata bahari
TNKJ.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 4
II. TUJUAN KEGIATAN
A. TUJUAN Tujuan dari Operasi Gabungan TNKJ tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan pengakuan kepemilikan lahan di zona rimba TNKJ daerah
Kemloko.
2. Meminimalisir kesempatan pelaku penebangan liar di zona rimba TNKJ
daerah Legon Lele.
3. Mengamankan zona inti TNKJ.
4. Menertibkan pelanggaran yang dilakukan kapal dari luar Karimunjawa pada
saat sandar atau labuh di dalam kawasan TNKJ.
5. Menertibkan wisatawan dan pemandu wisata yang aktivitasnya berpotensi
merusak terumbu karang.
B. TARGET Target Operasi Gabungan TNKJ 2014 adalah:
1. Oknum masyarakat dusun Kemloko yang merasa lahannya masuk ke kawasan
zona rimba TNKJ.
2. Barang bukti dan/atau pelaku penebangan liar di zona rimba TNKJ daerah
Legon Lele.
3. Oknum nelayan yang beraktivitas di zona inti TNKJ.
4. Nahkoda kapal dari luar Karimunjawa pada saat sandar atau labuh di dalam
kawasan TNKJ.
5. Wisatawan dan pemandu wisata yang aktivitasnya berpotensi merusak
terumbu karang.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN (INDIKATOR) Hasil yang diharapkan dengan dilaksanakannya Operasi Gabungan TNKJ
2014 adalah sebagai berikut:
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 5
1. Oknum masyarakat dusun Kemloko mau mengakui batas kawasan zona rimba
TNKJ seperti yang ada saat ini sehingga tidak sampai terjadi perusakan tanda
batas maupun sarana prasarana pengaman hutan atau tidak perlu proses
pembuktian di pengadilan.
2. Mengamankan barang bukti dan/atau menangkap pelaku penebangan liar di
zona rimba TNKJ daerah Legon Lele.
3. Zona inti TNKJ dapat diamankan dari aktivitas perikanan.
4. Memberikan tindakan terhadap nahkoda kapal dari luar Karimunjawa yang
melakukan pelanggaran pada saat sandar atau labuh di dalam kawasan TNKJ.
5. Meminimalisir kerusakan terumbu karang akibat aktivitas wisata alam.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 6
III. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
A. WAKTU DAN LOKASI Operasi Gabungan TNKJ 2014 direncanakan selama 7 hari terhitung mulai
tanggal 8 sampai 14 September 2014 dengan lokasi operasi di seluruh wilayah
TNKJ.
B. TIM PELAKSANA Tim pelaksana kegiatan Operasi Gabungan TNKJ 2014 ditetapkan oleh
SPT Kepala Balai dengan personil sebagai berikut:
1. Eko Susanto, S.Si, M.A, M.Ec.Dev. 19730626 200003 1 003
2. Chepi Supiyana, A.Md. 19740406 199903 1 002
3. Wahyono, S.E. 19720919 199803 1 004
4. Dian Wahyu PJ, A.Md. 19840913 200912 2 001
5. 2 personil dari Polda
Selain tim pelaksana dari Semarang, kegiatan Operasi Gabungan TNKJ
2014 dibantu oleh Polhut dan instansi terkait di Karimunjawa sebanyak 16 orang.
C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang akan digunakan dalam Operasi Gabungan TNKJ
2014 adalah:
1. Kapal patroli
2. Mobil patroli
3. Motor patroli
4. Alat selam dasar
5. ATK
6. GPS
7. Alat keselamatan
8. Alat komunikasi
9. Perlengkapan individu
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 7
10. Kamera
11. Buku saku
12. Blanko register
13. Garis polisi
14. Bahan makanan
D. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan Hutan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
8. Keputusan Menteri Kehutanan No. 161/Kpts-II/1988 tentang Penetapan
Kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut yang mencakup
daratan dan lautan seluas 111.625 ha;
9. Keputusan Menteri Kehutanan No. 74/Kpts-II/2001 tentang Penetapan
Kawasan Pelestarian Alam Perairan;
10. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 132/Kpts/DJ-VI/1991 tentang
Standart Teknis Pelaksanaan Kegiatan Jagawana dan PPNS;
11. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 40/Kpts/DJ-VI/1993 tentang Juklak
Pembinaan Administrasi dan Prosedur Operasi Jagawana;
12. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 155/Kpts/DJ-IV/1998 tentang Juklak
Patroli, Penjagaan dan Operasi Jagawana;
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 8
13. Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. 15A/Kpts/DJ-V/2000 tentang
Pedoman Pengamanan Terumbu Karang dan Ekosistemnya;
14. Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK. 28/IV-Set/2012 tentang Zonasi
Taman Nasional Karimunjawa;
15. Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK.102/IV/Set-3/2005 tentang
Petunjuk Teknis Pengamanan Kawasan Konservasi di Wilayah Laut;
E. STRATEGI OPERASI 1. Sifat Pengamanan
Sifat pengamanan berupa Operasi Gabungan, yaitu operasi yang melibatkan
instansi penegak hukum lainnya sesuai dengan tingkat kemampuan dan
kewenangan yang dibutuhkan.
2. Bentuk Pengamanan
Bentuk pengamanan kegiatan ini termasuk pengamanan represif, yaitu
melakukan penindakan hukum terhadap pelaku pelanggaran tipihut yang
dijumpai pada saat operasi dilaksanakan. Pengamanan ini dapat dilakukan
pengejaran dan penangkapan apabila pelaku pelanggaran yang dijumpai
berusaha melarikan diri dari TKP.
3. Metode operasi
Operasi Gabungan ini menggunakan metode sebagai berikut:
a. Mengumpulkan bahan dan keterangan, baik dari kegiatan pulbaket, hasil
patroli rutin, maupun dari pusat pelaporan TNKJ. Kemudian informasi
tersebut dianalisa untuk dijadikan dasar penentuan sasaran, target, dan
strategi operasi.
b. Menentukan jadwal dan rute operasi sesuai dengan daerah-daerah yang
diangggap rawan berdasarkan hasil analisa informasi pulbaket.
c. Menjaga kerahasiaan semua informasi dan metode operasi agar tidak
terjadi kebocoran informasi yang dapat menggagalkan capaian target
operasi ini.
d. Menentukan langkah-langkah penindakan sesuai peraturan yang berlaku
dan membagi tugas tersebut kepada seluruh anggota operasi.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 9
e. Menyiapkan alat dan bahan operasi agar tidak ada yang tertinggal.
f. Menyiapkan strategi cadangan untuk mengantisipasi kebocoran strategi
yang utama, baik itu jadwal, rute, dan target operasi.
g. Dalam melaksanakan kegiatan operasi mengutamakan keselamatan
anggota serta menjaga ketertiban sosial masyarakat setempat.
h. Jika dalam operasi ini dilakukan penangkapan tersangka pelaku tipihut,
maka prosedur penyidikan dan pemberkasan segera dilakukan oleh PPNS
Kehutanan sesuai kewenangannya.
i. Pengamanan tersangka, saksi, barang bukti dan TKP menjadi prioritas
yang harus dilakukan tim operasi pada saat melakukan penangkapan
tersangka pelaku tipihut.
F. PENDANAAN Kegiatan Operasi Gabungan TNKJ 2014 akan dibiayai oleh APBN melalui
DIPA 29 tahun anggaran 2014 Balai Taman Nasional Karimunjawa.
G. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Kegiatan monitoring dilakukan setelah pergerakan operasi gabungan ini
dilaksanakan. Fokus monitoringnya ditujukan kepada tingkat kerawanan kawasan
di lokasi yang telah dilakukan operasi. Selain itu juga memonitor dampak
psikologis keluarga tersangka dan dinamika sosial masyarakatnya.
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan operasi
gabungan ini. Evaluasinya dilakukan dengan membandingkan capaian hasil
operasi dengan indikator atau hasil yang diharapkan dari pelaksanaan operasi ini.
Selain itu juga dapat dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian, kelebihan atau
kekurangan dari strategi operasi yang telah dipilih.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 10
DAFTAR PUSTAKA
Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2009 Buku Standar Pengamanan Terpadu Kawasan Taman nasional Karimunjawa. Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang.
Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2010 Pedoman Penulisan RPK dan Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Pengamanan. Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang.
Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2013 Laporan Operasi Intelijen. Balai
Taman Nasional Karimunjawa. Semarang. Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2013 Laporan Operasi Fungsional Perairan.
Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang. Enang.Z. A, 2003, Tehnik Perencanaan Perlindungan dan Pengamanan Hutan.
Pusdiklat Kehutanan. Bogor. Nirmala A., M.Si, Ida R., S.E, Ryan H., S.Si, dkk. 2009. Metode Pengamanan
Kawasan Konservasi. Dikotomi Konservasi dengan Ekonomi. Dinar Abadi, Bandung.
Departemen Kehutanan 2004 PP nomor 45 tahun 2004 tentang Perlindungan
Hutan Departemen Kehutanan, Jakarta. Departemen Kehutanan 1999 PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Departemen Kehutanan Jakarta Departemen Kehutanan 1999 PP No. 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Departemen Kehutanan Jakarta Departemen Kehutanan 2005 SK Dirjen PHKA No. 102/IV/Set-3/2005 tentang
Petunjuk Teknis Pengamanan Kawasan Konservasi di Wilayah Laut Departemen Kehutanan Jakarta
Departemen Kehutanan 1990 UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.Departemen Kehutanan Jakarta.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 11
GLOSSARY
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
asli yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetah uan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan
rekreasi.
Polisi Kehutanan adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkup
Instansi Kehutanan yang oleh undang-undang diberi wewenang Kepolisian,
dibidang kehutanan dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pengamanan represif adalah salah satu tahapan dalam sistem pengamanan
kawasan konservasi yang bersifat penindakan secara hukum terhadap pelaku.
Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,
berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
Barang Bukti adalah Barang yang dapat dijadikan alat bukti dalam suatu tindak
pidana.
Koordinasi adalah Pengaturan dan pembinaan kerjasama dan sinkronisasi
kegiatan sehingga tercapai keseimbangan, keselarasan, dan kesesuaian antar
satuan organisasi.
Tempat Kejadian Perkara adalah suatu tempat dimana terjadinya suatu tindak
pidana didalam maupun diluar kawasan konservasi dimana tersangka dan barang
bukti yang berhubungan dengan pidana ditemukan.
Pulbaket (Pengumpulan bahan dan keterangan) adalah pengumpulan bahan
keterangan yang terkait dengan masalah yang terjadi sehingga kegiatan
pengamanan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal. Informasi
yang diperoleh harus valid dan dapat dipercaya karena dijadikan dasar kegiatan
pengamanan.
Zona Inti. Zona yang mutlak dilindungi karena di dalamnya tidak diperbolehkan
adanya peruntukan apapun oleh aktifitas manusia. Kegiatan yang diperbolehkan
hanya yang berhubungan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan,
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 12
penelitian,kegiatan inventarisasi pemantauan potensi, perlindungan dan
pengamanan.
Efek jera adalah suatu dampak yang ditimbulkan pelaku akibat terungkapnya
tindak pelanggaran dan pelaku tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Pemeriksaan adalah pencarian pengumpulan bahan-bahan keterangan dari semua
tersangka dan saksi serta barang-barang bukti yang menjadi bahan utama dalam
persidangan suatu kasusu yang berkaitan dengan terjadinya suati gangguan hutan.
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidanan, guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang..
Intelejen adalah adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
secara berencana dan terarah untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan
menafsirkan bahan-bahan keterangan yang dibutuhkan mengenai masalah tertentu
dan kemudian menyampaikannya kepada pimpinan atau pihak-pihak yang
berwenang guna memungkinkan untuk membuat suatu kebijakan dan tindakan-
tindakan yang strategis mengenai pemecahan masalah dimaksud, dengan resiko
yang telah diperhitungkan.
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 13
LAMPIRAN
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 14
Lampiran 1. Peta Wilayah Kerja TNKJ 2014.
PETA
WIL
AY
AH
KER
JA
TNK
J 201
4
Dis
usun
: Ek
o Su
sant
o, S
.Si,
M.A
, M.E
c.D
ev
-
RPK Opsgab TNKJ 2014 | 15
Lampiran 2. Data hasil analisa kerawanan dan hasil pengamanan kawasan tahun 2013 yang menjadi dasar informasi sasaran Operasi Gabungan TNKJ 2014.
NO KEGIATAN WAKTU SARAN 1 Operasi Intelijen II 13-23 Agustus 2013 adanya informasi mengenai
pemindahan pal batas di sekitar dusun Kemloko dan illegal logging di sekitar dusun Legon Lele.
2 Operasi fungsional perairan I dan III Kemujan
20-29 April 2013 16-25 Oktober 2013
pengawasan dan pemantauan yang lebih intensif terhadap aktivitas nelayan di zona inti.
3 Operasi fungsional perairan II Kemujan
19-28 Juli 2013 pengawasan dan pemantauan yang lebih intensif terhadap aktivitas kapal-kapal dari luar Karimunjawa dan nelayan setempat, untuk mencegah terjadinya tindak pelanggaran zonasi Taman Nasional Karimunjawa.
4 Operasi fungsional perairan II Karimunjawa
15-24 Juli 2013 melakukan pemantauan rutin terkait aktifitas wisatawan di spot-spot wisata Taman Nasional Karimunjawa
5 Hasil Pulbaket 5-8 September 2014 Adanya niat Sdr. Sukarti dan Mastur untuk membuat teroncongan di kawasan hutan yang diakui sebagai miliknya guna disertifikatkan/dijual.
6 Hasil Pulbaket 8-9 September 2014 Adanya oknum masyarakat yang membawa gergaji mesin di sekitar dusun Legon Lele.