RPJPD

143
PERATURAN DAERAH KOTA BATAM N0MOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA BATAM Tahun 2005-2025 PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN 2013

description

manajemen pemerintahan

Transcript of RPJPD

PERATURAN DAERAH KOTA BATAMN0MOR 2 TAHUN 2013

TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

DAERAH KOTA BATAMTahun 2005-2025

PEMERINTAH KOTA BATAMTAHUN 2013

..

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............……………………………………………………………….iiiDAFTAR TABEL ..............................................................................iiiDAFTAR GAMBAR........................................................................... ivBAB I. PENDAHULUAN ..............................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................11.2 Dasar Hukum Penyusunan ..........................................21.3 Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen

Rencana Pembangunan Daerah lainnya .......................41.4 Sistematika Penulisan..................................................51.5 Maksud dan Tujuan.....................................................6

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ............................72.1 Aspek Geografi dan Demografi......................................7

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah........................72.1.1.1Luas dan Batas Wilayah Administrasi ....72.1.1.2Letak dan Kondisi Geografis...................72.1.1.3Topografi................................................82.1.1.4Geologi...................................................92.1.1.5Hidrologi ..............................................102.1.1.6Klimatologi...........................................10

2.1.2 Wilayah Rawan Bencana...................................102.1.3 Kondisi Demografi ............................................11

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...............................132.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 14

2.2.1.1Pertumbuhan Ekonomi ........................142.2.1.2Keunggulan Sektor-Sektor Ekonomi.....152.2.1.3Pendapatan Per Kapita.........................172.2.1.4Tingkat Kemiskinan .............................18

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ..............................192.2.2.1Indeks Pembangunan Manusia (IPM)....192.2.2.2Angka Partisipasi Kasar .......................212.2.2.3Angka Partisipasi Murni.......................212.2.2.4Kesempatan Kerja ................................22

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga ...................232.2.3.1Seni Budaya.........................................232.2.3.2Olah Raga ............................................24

2.3 Aspek Pelayanan Umum.............................................242.3.1 Fokus Urusan Pelayanan Wajib.........................242.3.2 Fokus Urusan Pelayanan Pilihan.......................45

2.4 Aspek Daya Saing Daerah ..........................................512.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................51

2.4.1.1Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 512.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ..............532.4.3 Fokus Iklim Investasi ........................................56

2.4.3.1Proses Perizinan...................................562.4.3.2Angka Kriminalitas ..............................58

..

ii

BAB III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS......................................593.1. Permasalahan dan Potensi Pembangunan...................593.2. Isu Strategis ...............................................................71

BAB IV. VISI DAN MISI..............................................................734.1 Visi ............................................................................734.2 Misi............................................................................73

BAB V. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH.......................................................................775.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan

Jangka Panjang Daerah .............................................775.1.1.Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang..775.1.2.Arah Pembangunan Jangka Panjang .................83

5.2 Tahapan dan Prioritas................................................955.2.1Tahapan Lima Tahun Pertama (2006-2011) ........965.2.2Tahapan Lima Tahun Kedua (2011-2016).........1035.2.3.Tahapan Lima Tahun Ketiga (2016-2021) ........1135.2.4.Tahapan Lima Tahun Keempat (2021-2025) ....123

BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN .............................................133BAB VII. PENUTUP ...................................................................135

..

iii

DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Perkembangan Penduduk Kota Batam Periode 2000-2012…………………………………………………………………12

Tabel II-2 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2011 MenurutLapangan Usaha di Kota Batam.....................................16

Tabel II-3 Perkembangan Per Kapita PDRB dan PerkapitaPendapatan Regional Kota Batam Periode 2005-2011 AtasDasar Harga Berlaku .....................................................17

Tabel II-4 Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun2005-2011.....................................................................20

Tabel II-5 Perbandingan Jumlah Wisman yang Berkunjung di PulauBatam Menurut Kebangsaan Tahun 2009-2012............49

..

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar I-1 Acuan, Pedoman dan Perhatian RPJPD Kota Batam.........4Gambar I-2 Hubungan Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana

Pembangunan Lainnya ....................................................5Gambar II-1 Peta Kota Batam..............................................................8Gambar II-2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam ........................12Gambar II-3 Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan Tahun

2011..............................................................................13Gambar II-4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam.......14Gambar II-5 Proyeksi Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan

Regional Kota Batam (Atas Dasar Harga Berlaku) ..........18Gambar II-6 Proyeksi Perkembangan IPM Kota Batam.......................21Gambar II-7 Perubahan Proporsi Penyerapan Tenaga Kerja Kota Batam

tahun 2005 dan 2012 ....................................................37Gambar II-8 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung

melalui 3 Pintu Masuk...................................................48Gambar II-9 Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran

Rumah Tangga Per Bulan ..............................................52Gambar II-10 Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan

Kota Batam Tahun 2011................................................52Gambar II-11 Perbandingan Komposisi Konsumsi di Kota Batam dan

Tingkat Nasional Tahun 2011 ........................................53Gambar II-12 Sistem Kelistrikan Kota Batam Saat ini..........................55

..

5

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGUntuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif danefisien maka proses pembangunan perlu didasarkan pada suatuperencanaan. Sejalan dengan ditetapkannya UU No 25 Tahun 2004,tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PemerintahDaerah diharuskan untuk menyusun perencanaan jangka panjang,jangka menengah dan jangka pendek. Berdasarkan hal itu,Pemerintah Kota Batam menyusun Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah (RPJPD) Kota Batam untuk kurun waktu 20 tahunke depan.

Menurut amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, dijelaskan bahwa RPJP Nasional merupakan acuan dalampenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) yang memuat visi, misi dan arah Pembangunan JangkaPanjang Daerah. RPJPD adalah dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk periode 20 tahun terhitung sejakTahun 2005 sampai dengan Tahun 2025. RPJPD menjadi pedomandalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) yang memuat visi, misi, dan program KepalaDaerah.

Dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturanperundang-undangan mengenai perencanaan nasional dan daerah,serta kebutuhan yang dirasakan secara internal Kota Batam,Pemerintah dan DPRD Kota Batam sepakat menyusun RPJPD KotaBatam 2005-2025 berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1. Proses penyusunan RPJPD Kota Batam 2005-2025 dilakukansecara partisipatif, melalui berbagai tahapan musyawarahperencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh unsur pelakupembangunan daerah.

2. Seperti kita ketahui bersama, di samping Pemerintah DaerahKota Batam sebagai penggerak utama pembangunan danpengelolaan wilayah Kota Batam, juga terdapat BadanPengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas (K-PBPB) Batam yang mengemban amanah pemerintahyang diatur dalam peraturan perundangan, sehingga diperlukansinergisitas pembangunan pada aspek sumber daya, prosesmaupun pemanfaatannya.

3. Penyusunan RPJPD ditangani oleh Pemerintah Daerah KotaBatam, namun RPJPD ini bukan hanya milik dan bukan hanyauntuk panduan Pemerintah Daerah Kota Batam, tetapi RPJPDini milik dan berlaku menjadi panduan seluruh unsurpembangunan dengan lokus dan fokus Kota Batam, termasukpemerintah daerah, badan milik pemerintah, swasta, unsurorganisasi masyarakat, serta pembinaan sosial ekonomi budayayang beroperasi di Kota Batam.

2

4. RPJPD Kota Batam 2005-2025 merupakan dokumenperencanaan berwawasan dua puluh tahun yang memuat visi,misi dan arah pembangunan jangka panjang Kota Batam yangnilai amarnya menjadi sangat diamanatkan dan hukumnyaharus dijadikan rujukan oleh seluruh pelaku pembangunan,baik institusi pemerintah maupun swasta.

5. RPJPD Kota Batam 2005-2025 sebagai arahan terselenggaranyapembangunan daerah yang demokratis dengan prinsip-prinsippartisipatif, kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjagakeseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi kemasa depan.

RPJPD Kota Batam Tahun 2005 – 2025 disusun denganpendekatan perencanaan politik, teknokratik, partisipatif dari atas-bawah (top down), serta bawah-atas (bottom up), denganmengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadapfaktor – faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secaralangsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerahKota Batam.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNANPenyusunan RPJPD Kota Batam Tahun 2005 - 2025 iniberdasarkan peraturan perundang-undangan adalah sebagaiberikut :

1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, KabupatenRokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, KabupatenNatuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902)sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 34Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-UndangNomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan KabupatenPelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir,Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Batam (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor. 47, tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor. 4286);

3. Undang - undang No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor. 66, tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor. 4400);

4. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438);

7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan LembaranNegara Nomor 4700);

8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan LembaranNegara Nomor 4725);

9. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang PengelolaanWilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Tahun2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Nomor 4663);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4737);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang KawasanPerdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimanaterakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas DanPelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5195);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

14.Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Batam, Bintan, Karimun;

15.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025.

4

16.Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004 – 2014(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2004 Nomor 52 Seri CTambahan Lembaran Daerah Nomor 32);

1.3. HUBUNGAN ANTARA DOKUMEN RPJPD DENGANDOKUMEN RENCANA LAINNYADokumen RPJPD Kota Batam 2005-2025 ini disusun secarasistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadapperubahan. Hal terpenting dari penyusunan RPJPD adalah adanyadokumen perencanaan yang secara komprehensif dan nyatamenampung aspirasi daerah. Dengan demikian diharapkan siapapun yang akan menjadi Walikota Batam, dalam 20 tahunmendatang visi jangka panjang Kota Batam tetap tercapai.

Secara normatif substansial RPJPD Kota Batam disusun denganmengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau,berpedoman pada RTRW Kota Batam, dan memperhatikan RPJPDdan RTRW kabupaten/kota lain, dan visi misi dan programpembangunan Badan Pengusahaan Batam dan secara menyeluruhjuga memperhatikan penataan lingkungan yang lebih lestari.Mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riaudilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arah dankebijakan pembangunan jangka panjang kabupaten/kota denganvisi, misi, arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangkapanjang nasional dan provinsi. Sedangkan berpedoman pada RTRWKota Batam dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arahdan kebijakan pembangunan jangka panjang daerahkabupaten/kota dengan arah dan kebijakan RTRW.

Gambar I-1Acuan, Pedoman dan Perhatian RPJPD Kota Batam

Dokumen RPJPD memiliki arti strategis dalam kerangkaperencanaan karena akan menjadi pedoman bagi dokumenperencanaan jangka menengah daerah. Selain itu, aspekperencanaan di daerah juga harus selalu terintegrasi denganperencanaan di tingkat nasional.

Nasional

RPJPN2005-2025

Provinsi Kota/Kab

RPJPD Prov.Kepulauan Riau

2005-2025

RTRWKota Batam

RPJPDKota Batam

RPJPD & RTRWKab/Kota lain

Merupakan Acuan

MerupakanAcuan

MerupakanAcuan

MerupakanPedoman

MerupakanPerhatian

5

Skema hubungan antara Dokumen RPJPD dengan dokumenperencanaan lainnya, baik di tingkat nasional ataupun daerahdapat dilihat dalam Gambar berikut ini.

Gambar I-2Hubungan Dokumen RPJPD dengan Dokumen

Rencana Pembangunan Lainnya

1.4. SISTEMATIKA PENULISANBAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum materiRPJPD Kota Batam Tahun 2005-2025 yang meliputi (i)latar belakang, (ii) dasar hukum penyusunan, (iii)hubungan antar dokumen RPJMD dengan dokumenrencana lainnya, (iv) sistematika penulisan, serta (v)maksud dan tujuan agar substansi pada bab-babberikutnya dapat dipahami dengan baik.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umumkondisi daerah secara logis untuk dijadikan dasar-dasar analisis jangka panjang, yang meliputi (i) aspekgeografi dan demografi, (ii) aspek kesejahteraanmasyarakat, (iii) aspek pelayanan umum, serta (iv)aspek daya saing daerah.

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini menjelaskan poin-poin penting permasalahanpembangunan Kota Batam dan isu-isu strategis yang akandihadapi dalam pembangunan untuk waktu 20 (duapuluh) tahun mendatang. Permasalahan pembangunandaerah dan isu strategis ini akan menjadi dasar utama

Renja SKPDRenja SKPD

RKPDRKPD

RKPRKP

Renja KLRenja KL

RPJP Nasional RPJM Nasional RKP

RPJP Daerah RPJMDaerah RKPD

Renstra KL Renja KL

Renstra SKPD Renja SKPD

Visi, Misi, ArahPembangunan

Visi, Misi, ArahPembangunan

Pedoman

Pedoman

Acuan

Pedoman

Pedoman

Jabaran

Jabaran

MenjadiPerhatian

Penyerasianmelalui

Musrenbang

PEM

ERIN

TAH

PUSA

TPE

MER

INTA

HD

AER

AH

20 Tahun 5 Tahun 1 Tahun

6

perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjangdaerah Kota Batam 2005-2025.

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

Bab ini menyajikan visi dan misi jangka panjang KotaBatam yang menggambarkan keadaan atau cita – cita yangdiinginkan dari hasil pembangunan daerah selama 20 (duapuluh) tahun mendatang.

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH

Dalam bab ini diuraikan sasaran pokok dan arahkebijakan pembangunan jangka panjang Kota Batamberdasarkan setiap misi. Selain itu diuraikan jugadiuraikan pentahapan pembangunan 5 (lima) tahunan,beserta prioritas masing-masing tahapan.

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

Pada bagian ini diuraikan langkah-langkahpelaksanaan dari visi misi dan arah kebijakan yangtelah disusun dalam dokumen RPJPD.

BAB VII PENUTUP

Bab ini merupakan bagian penutup yang menjelaskankaedah umum pelaksanaan RPJPD yang mencakuppenegasan tentang peranan RPJPD dalampembangunan daerah.

1.5. MAKSUD DAN TUJUANRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Batam Tahun2005 - 2025 disusun dengan maksud sebagai (i) landasan dan arahjangka panjang penyelenggaraan pemerintah daerah, masyarakat,dunia usaha Kota Batam dan pemangku kepentingan lainnya, serta(ii) sebagai acuan penyusunan RPJMD Kota Batam. Berdasarkanpertimbangan tersebut, maka RPJPD Kota Batam Tahun 2005 -2025 ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

Menetapkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjangKota Batam;

Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah danbadan;

Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;mengamanatkan adanya koordinasi perencanaan, pelaksanaan,pemantauan, evaluasi pemanfaatan antar proponen terkait;

Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

Mengotimalkan partisipasi masyarakat; Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

7

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFIPada abad ke 18 Lord Minto dan Rafles dari Kerajaan Inggris telahmelakukan "Barter" dengan Pemerintah Hindia Belanda, sehinggaPulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapuradiserahkan kepada Pemerintah Belanda.

Sebelum menjadi daerah otonom, Kota Batam merupakanKotamadya Administratif di Provinsi Riau, dimana Walikotadiangkat dan ditunjuk oleh Gubernur Provinsi Riau. Sebelumterbentuknya Kota Batam pada mulanya merupakan suatu wilayahkecamatan, yaitu Kecamatan Batam yang termasuk dalam wilayahadministrasi Kabupaten Tingkat II Kepulauan Riau. Batam adalahnama sebuah pulau terbesar di daerah ini, tetapi tidak jelasdiketahui dari mana literatur sejarah masa lampau diwaktu Johordan Riau masih merupakan Kerajaan Melayu.

Kota Batam sebagai wilayah administrasi pemerintahan yang barumerupakan daerah otonom yang dibentuk bersama 7 kabupatenlainnya berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten RokanHilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam.

Berikut ini diuraikan aspek-aspek geografi dan demografi dari KotaBatam secara umum.

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kota Batam seluas 426,563.28 Ha, terdiri dari luaswilayah darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut318,8298.28 Ha. Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus)pulau, 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) di antaranya telahbernama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayahperbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Singapura dan MalaysiaSebelah Selatan : Kabupaten LinggaSebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut

InternasionalSebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung

Pinang.

2.1.1.2. Letak dan Kondisi GeografisKota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangatstrategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. KotaBatam berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang RencanaTata Ruang wilayah Kota Batam tahun 2004 – 2014, terletak antara

8

0° 25’ 29 ”-1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” - 104° 26' 04”Bujur Timur.

Gambar II-1Peta Kota Batam

Batam dalam hal ini dapat diposisikan sebagai “pintu gerbang”Wilayah Barat Indonesia ke wilayah internasional.

Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam,secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukupsignifikan dalam perekonomian Batam. Sisi positif letak strategisKota Batam terlihat antara lain di bidang ekonomi, investasi danperdagangan yang menempatkan Singapura sebagai negaraperingkat teratas penanam investasi di Kota Batam, sekaliguspengekspor dan juga pengimpor terbesar produk barang ke/dariSingapura.

2.1.1.3. TopografiWilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit ditengah pulau dengan ketinggian antara 7 hingga 160 m dpl.Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantaiutara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur PulauRempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang.Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya, sebagian besar merupakankawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggiansampai 100 m dpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangatsesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku,umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang danGalang serta Galang Baru.

Sumber: Bappeda Kota Batam Tahun 2011

9

Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 – 3%tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, TelukTering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringanlereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dariPerbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang kesebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus kepesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatanperkotaan.

Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukitdengan relief relatif rendah, tersebar dibagian tengah Pulau Batamdan pulau-pulau besar lainnya.Lereng 20 – 40% sebaran luasnyamembentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang BukitDangas Pancur dan Bukit Senyum.

Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada disepanjang Bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di PulauBatam antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temoyong179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.

2.1.1.4. GeologiWilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi KepulauanRiau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi ataupenyusutan daratan protersier yang membentang dariSemenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai denganPulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan.

Wilayah Kota Batam merupakan bagian dari daerah Paparan Sundayang secara stratigrafi merupakan daerah yang berpotensi endapanplaser bawah laut. Chab dan Bothe (1902), mengelompokkanstratigrafi Kepulauan Riau Lingga menjadi 5 satuan, denganurutannya dari muda sampai tua adalah: satuan endapan aluvial,batu pasir kuarsa, batuan metasedimen, batuan vulkanik dan granit.

Berdasarkan interpretasi rekaman seismik, dinyatakan bahwastruktur bentang geologi yang terdapat di dasar laut perairanKepulauan Riau merupakan patahan dengan pola Barat Laut-Tenggara di bagian Barat perairan dan pola Barat-Timur di bagianTimur perairan hingga semuanya berkembang mengikuti polastruktur Pulau Sumatera (Masduki, dkk. 1999). Karakteristikperairan laut Kota Batam memiliki cekungan, menjadikan perairanKota Batam memiliki tingkat kesuburan perairan yang tinggi,sehingga menjadikan perairan Kota Batam sebagai wilayah yangmemiliki potensi sumber dayaperikanan besar (baik jumlahmaupun keragaman). Di samping itu, perairan Kota Batam jugakaya akan kelimpahan tutupan atau spesies terumbu karang (coral-reef) dan berbagai jenis ikan karang (demersal) maupun ikan hias(ornamental fish).

Pembentukan struktur geologi di Pulau Batam terdiri darikelurusan-kelurusan berarah Timur Laut-Barat Daya, yang olehKatili (1977) dimasukkan kedalam Lajur Karimata yang berada disebelah Timur Lajur Timur. Selain itu terbentuk sesar normal(Kusnama, dkk., 1994). Seperti pulau-pulau kecil yang berada di

10

garis katulistiwa, kepulauan Kota Batam dan sekitar mempunyaikekhasan/karakteristik hidrogeologi dengan air permukaanmelimpah dan air-tanah dangkal (Anonim, 2006).

Wilayah Kota Batam merupakan gugusan kepulauan yang secarageografis keberadaannya di perairan laut dangkal yang sangatpotensial untuk tumbuh-kembang terumbu karang. Namun karenaaktivitas antropogenik yang intensif, menjadikan kehidupanterumbu karang di Wilayah Indonesia Barat hanya 5% luasan yangbaik (Anonim, 2006).

2.1.1.5. HidrologiKota Batam hanya memiliki sedikit sungai yang dialiri air sepanjangtahun. Beberapa sungai bahkan kini sudah banyak yang tertimbuntanah urukan akibat pesatnya pembangunan di Batam. SecaraHidrologi Kota Batam tidak memiliki sungai yang besar akibat daritopografi dan jenis geologinya. Untuk memenuhi kebutuhan akanair bersih, masyarakat Kota Batam memperolehnya dari airpermukaan yang berupa air sungai, mata air, waduk dan kolong. DiKota Batam terdapat beberapa waduk atau DAM, yaituDuriangkang, Mukakuning, Sekupang, Sei Ladi, Sei Baloi danNongsa.

2.1.1.6. KlimatologiKota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum padatahun 2010 berkisar antara 21,1 0 C – 24,4 o C dan suhumaksimum berkisar antara 32,2 o C - 34,5 o C, sedangkan suhurata-rata sepanjang tahun 2010 adalah 26,7 o C - 28,7 o C.Keadaan tekanan udara rata-rata untuk tahun 2010 berkisarantara 1008,2 – 1019,9 MBS dengan tekanan minimum antara1003,6 – 1007,6 MBS dan maksimum antara 1007,6 – 1017,4 MBS.Sementara kelembaban udara minimum di Kota Batam rata-rataberkisar antara 44 – 59 %, dan maksimum antara 97 –100%.Kecepatan angin maksimum 14 - 23 knot. Banyaknya harihujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2010 adalah 193hari dan banyaknya curah hujan setahun 2052,8 mm.

2.1.2. Wilayah Rawan BencanaBerdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004,tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam Tahun2004-2014, kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:

Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkanoleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitupada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta padakawasan-kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yangdisebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidaklangsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitandengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;

11

Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkanoleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitupada kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan strukturgeologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama padakawasan-kawasan pesisir yang menghadap secara langsung keSelat Malaka dan Laut Cina Selatan; danKawasan Rawan Gerakan Tanah, yaitu kawasan pada jalur-jalursesar geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan danatau gempa bumi, yaitu di Pulau Rempang, Pulau Galang, danPulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagiperlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter(seratus meter) di kiri-kanan garis sesar.Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang beradapesisir pantai yang tertutama yang menghadap langsung ke SelatMalaka dan Laut Cina Selatan pada musim-musim tertentu rawangelombang pasang.

Di samping itu masih ada juga bencana yang terjadi setiap tahunyaitu bencana angin puting beliung yang melanda kawasan pesisirKota Batam. Biasanya bencana ini berlangsung pada triwulanterakhir setiap tahunnya.

2.1.3. Kondisi DemografiPenduduk Kota Batam memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi,baik dari suku/etnis, latar belakang sosial ataupun agama. Hal inikarena migrasi masuk penduduk dari daerah lain ke Kota Batamsangat tinggi. Kondisi ini dapat dilihat dari peningkatan jumlahpenduduk dari tahun 2005 berjumlah sebesar 685.787 jiwa,meningkat menjadi 1.235.651 jiwa pada tahun 2012.

Hal ini mengindikasikan bahwa dinamika kependudukan KotaBatam sangat penting untuk diperhatikan dan dikelola secaraseksama karena masih tingginya rata-rata pertumbuhan pendudukKota Batam selama periode 2005-2012 mencapai 9,0% per tahun.Di samping itu pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi melaluitingkat kelahiran rata-rata mencapai 3,1% per tahun. Adapunperkembangan laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam dalamperiode 2005-2012 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

12

Tabel II-1Perkembangan Penduduk Kota Batam

Periode 2005-2012

Tahun PendudukLaju

PertumbuhanPenduduk (%)

2005 685.787 13,8%2006 713.960 3,9%2007 724.315 1,4%2008 892.469 18,8%2009 992.095 10,0%2010 1.056.701 6,9%2011 1.137.894 7,7%2012 1.235.651 8,0%

Rerata LPP 9,0%Sumber : BPS Kota Batam (Olahan)

Untuk mengatasi permasalahan kependudukan dalam hal migrasi,Pemerintah Kota Batam telah mengeluarkan Peraturan Daerah(Perda) Nomor 2 Tahun 2001, tentang Penyelenggaraan Pendaftarandan Pengendalian Penduduk dalam Daerah Kota Batam yangdirevisi dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2009,tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di KotaBatam. Namun demikian pelaksanaan Perda ini tidak dapatberjalan secara optimal karena tidak didukung sepenuhnya daridaerah-daerah asal penduduk walaupun Perda ini sudahdisosialisasikan di kab/kota di mana daerah asal migrasi.

Perkiraan perkembangan jumlah penduduk Kota Batam denganmenggunakan analisis trend linear, pada tahun 2025 jumlahpenduduk Kota Batam diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 2juta jiwa.

Gambar II-2Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam

13

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengendalian penduduk KotaBatam di masa datang merupakan aspek strategis, terutamadikaitkan dengan keterbatasan kapasitas dan daya dukung lahan,sarana prasarana, dan sumber daya lainnya. Ini perlu diantisipasisejak dini agar terhindar dari efek negatif yang berpotensi munculakibat bertambahnya jumlah penduduk yang ada.

Selain itu, permasalahan kependudukan di Kota Batam ialahpenyebaran penduduk yang ada tidak merata. Konsentrasipenduduk terdapat di kecamatan yang berada di wilayah PulauBatam. Migrasi masuk yang dominan dan lebih terkonsentrasi diPulau Batam telah menyebabkan berbagai dampak sosial, ekonomi,tata ruang, dan lingkungan yang negatif. Pada sisi lain, pesatnyamigrasi masuk juga menyebabkan terjadinya ketimpangan sebaranpenduduk antara Pulau Batam dengan pulau-pulau di sekitarnya.

Gambar II-3Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan Tahun 2012

Urbanisasi tidak dengan sendirinya menempati wilayah perluasanperkotaan seperti pada umumnya kota-kota di daratan. Migrasimasuk yang tinggi tidak teralokasikan pada wilayah hinterland.Akibatnya pertumbuhan penduduk di wilayah mainland sangattinggi akibat tambahan migrasi masuk dan urbanisasi, sedangkanwilayah hinterland bertambah hanya secara alamiah dan historis,tidak terinterpolasi.

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKATAspek kesejahteraan masyarakat yang akan diuraikan dalambagian ini terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga Kota Batam.

14

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiBerikut ini diuraikan dinamika kondisi dan kinerja atas fokuskesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Batam menggunakanbeberapa indikator utama ekonomi.

2.2.1.1. Pertumbuhan EkonomiKondisi perekonomian Kota Batam dari tahun 2000 hingga tahun2007 mengalami trend peningkatan yang relatif baik. Namunkarena adanya pengaruh krisis finansial global pada 2008, hal iniberimbas pada perkembangan ekonomi sektoral Kota Batam,terutama pada kinerja industri manufaktur dan ekspor.

Pada tahun 2008, laju pertumbuhan ekonomi Kota Batammengalami sedikit perlambatan menjadi hanya sebesar 7,18% biladibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,52%.Perlambatan ini dampaknya dirasakan lebih besar di tahun 2009dengan indikasi pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang makinmengecil menjadi hanya sebesar 4,86%. Pertumbuhan ekonomimengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 7,77% tetapipada tahun 2011 mengalami kontraksi sehingga terjadiperlambatan laju pertumbuhan yang hanya 7,20%.

Gambar II-4Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam

Memburuknya kondisi keuangan global bahkan resesi yang dialamisebagian negara prinsipal menjadi determinan utama perlambatankinerja industri manufaktur Kota Batam sehingga dampaknyadirasakan sampai tahun 2009. Efek tidak langsung dariperlambatan ekonomi yang terjadi secara global sangat dirasakanmelalui jalur perdagangan dengan Singapura, Cina dan Malaysia.Melambatnya aktivitas ekspor dan impor luar negeri dipastikansangat memukul kinerja sektor riil1. Perlambatan kinerja industri dinegara-negara maju khususnya Amerika Serikat (AS) berimplikasipada turunnya permintaan barang-barang industri dari KotaBatam2. Namun kinerja sektor industri secara umum masih relatifstabil dan diharapkan ke depan dengan semakin kondusifnya

1Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan IV ‐ 2008.

2Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I‐ 2011.

15

perkembangan perekonomian global, maka laju pertumbuhanekonomi Kota Batam juga akan menjadi lebih baik.

Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Batam 7,20%,pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan membaiknyaperekonomian global dan meningkatnya kembali permintaanproduk-produk industri yang dihasilkan oleh Kota Batam. Hal inidapat dilihat dari kenaikan nilai ekspor yang cukup signifikan,tingkat inflasi yang relatif rendah dan nilai kredit perbankan yangdisalurkan meningkat untuk modal usaha dan investasi sehinggadiperkirakan secara optimis pertumbuhan ekonomi Kota Batamakan berada diantara 7,3-7,8%, dan pertumbuhan ekonomi inilebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhanekonomi Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.

Tantangan yang harus menjadi perhatian pada tahun-tahunmendatang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yangcukup tinggi dan berkualitas secara berkelanjutan untukmewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligusmengurangi ketertinggalan dari daerah-daerah kawasan ekonomilainnya di Indonesia maupun di kawasan regional.

Di samping itu, berkenaan dengan tipologi perekonomian KotaBatam yang terbuka dan sangat dipengaruhi oleh gejolak eksternalmaka tantangan yang harus dihadapi ke depan adalahmemperhatikan beberapa faktor eksternal kontemporerdiantaranya, (i) pemulihan ekonomi global yang tidak berimbang, (ii)gejala perlambatan ekonomi di negara-negara berkembang, dan (iii)perubahan iklim yang ekstrem dan dampaknya terhadap tingginyaharga pangan akan sangat berpengaruh kepada perekonomiannasional dan ini berlaku juga bagi Kota Batam.

2.2.1.2. Keunggulan Sektor-Sektor EkonomiKeunggulan nilai tambah pembangunan di Kota Batam terletakpada pembangunan sektor industri. Kenyataan ini terlihat darihasil perhitungan nilai tambah setiap sektor ekonomi di Batamdengan nilai tambah sektor yang sama baik terhadap Indonesiamaupun Provinsi Kepulauan Riau dalam satu tahun tertentu.Keunggulan relatif sektor industri merupakan modal dasarpembangunan Batam saat ini, dimana kontribusi sektor industribagi perekonomian Kota Batam selama periode 2005-2011 beradadi atas 60%. Gambaran distribusi persentase Produk DomestikRegional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2011menurut lapangan usaha di Kota Batam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

16

Tabel II-2Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Atas Dasar Harga Konstan 2011 Menurut Lapangan Usaha di Kota BatamNo Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1Pertanian,Peternakan,Kehutanan danPerikanan

1,48 1,38 1,31 1,26 1,24 1,18 1,18

2 Pertambangan danPenggalian 0,32 0,31 0,16 0,15 0,15 0,14 0,15

3 Industri Pengolahan 63,20 63,31 62,97 62,53 61,97 61,64 61,97

4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,26 0,25 0,69 0,69 0,67 0,65 0,67

5 Bangunan 1,98 1,88 2,21 2,24 2,62 2,81 2,44

6 Perdagangan, Hotel &Restoran 23,04 23,58 23,71 24,02 24,57 24,80 24,57

7 Pengangkutan & Komunikasi 2,94 2,83 2,76 3,17 3,17 3,10 3,06

8 Keuangan, Persewaan danJasa Perusahaan 5,47 5,18 4,91 4,68 4,60 4,48 4,44

9 Jasa - Jasa 1,31 1,27 1,28 1,28 1,29 1,25 1,21

TOTAL PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS, Batam Dalam Angka (kompilasi)

Pada tahun 2005 kontribusi industri pengolahan berada di tingkat63,20%, namun mengalami sedikit penurunan menjadi 61,97% ditahun 2011. Penurunan ini juga salah satunya dipengaruhi olehperlambatan ekonomi akibat krisis global yang terjadi pada 2008dan resesi ekonomi yang dialami oleh beberapa Negara Eropa padakurun waktu 2010-2011. Krisis global ini mengakibatkanpenurunan kontribusi industri terhadap struktur ekonomi KotaBatam, namun industri pengolahan tetap merupakan sektorterpenting atas perkembangan perekonomian Kota Batam.

Sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi signifikan kedua,yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Selama periode 2005-2011,sektor ini memberikan kontribusi sebesar 23,04% pada tahun 2005dan meningkat menjadi 24,57% di tahun 2011. Berkenaan denganadanya kecenderungan trend yang meningkat disektor ini, di masadepan diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan yangdapat menggerakan perekonomian Kota Batam secaraberkelanjutan. Dalam hal ini subsektor perdagangan merupakanusaha yang paling dominan memberikan kontribusi terhadapperekonomian di banding dengan subsektor hotel dan restoran.

Sektor ketiga yang memberikan kontribusi cukup besar bagiperekonomian Kota Batam adalah sektor keuangan, persewaan danjasa perusahaan. Namun, bila dilihat dari kecenderungannyaselama periode 2005-2011, sektor keuangan, persewaan dan jasaperusahaan cenderung mengalami penurunan.

Hal yang patut menjadi perhatian penting ke depan sebagaitantangan adalah bahwa dominasi industri pengolahan Kota Batamialah bahwa pada umumnya industri pengolahan ini berada dikawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Selain itu juga,hasil produk dari industri pengolahan ini pada umumnyadidistribusikan/dipasarkan di luar Kota Batam. Adanya tipologiseperti ini, maka peranan sektor industri pengolahan dalammemberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat lokalakan tidak terlalu besar sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan lain yang perlu diperhatikan di masa depan adalahbahwa sebagian besar tenaga kerja di sektor industri pengolahan

17

ini lebih banyak didatangkan dari luar Kota Batam, sehinggaperanan tenaga kerja asli lokal relatif masih kecil. Selain itu sektoryang perlu diperbaiki keunggulannya adalah sektor jasa pemerintahkarena terbilang masih rendah dibanding dengan sektor lain.

2.2.1.3. Pendapatan Per KapitaPerkembangan per kapita PDRB dan per kapita PendapatanRegional Kota Batam secara umum mengalami kenaikan yangcukup signifikan, sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini.

Tabel II-3Perkembangan Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan

Regional Kota Batam Periode 2005-2011(Atas Dasar Harga Berlaku)

Tahun Per Kapita PDRB(Rupiah)

Per Kapita PendapatanRegional (Rupiah)

2005 42.044.333,20 30.721.002,78

2006 44.556.634,45 32.556.694,01

2007 47.388.251,09 33.836.279,69

2008 51.710.848,27 36.818.123,97

2009 46.266.613,81 36.909.167,95

2010 50.088.304,37 37.180.548,33

2011 53.026.089.63 39.096.135,88Sumber : BPS, Batam Dalam Angka (kompilasi)

Pada tahun 2011 terjadi sedikit kenaikan bila dibandingkan dengantahun sebelumnya. Nilai per kapita PDRB Kota Batam pada tahun2011 ialah sebesar Rp 53,0 juta. Sedangkan di tahun 2010 bisamencapai Rp 50,0 juta. Kondisi ini disatu sisi dipengaruhi olehkondisi ekonomi global yang masih relatif melambat, sehinggaberdampak pada pertumbuhan PDRB Kota Batam menjadi relatiflebih kecil di satu sisi. Namun di sisi lain jumlah penduduk terusmengalami peningkatan, sehingga perkapita PDRB menjadimenurun.

Bila dibandingkan dengan Provinsi Kepri dan secara nasional, perkapita PDRB Kota Batam pada tahun 2008 relatif lebih tinggi. Nilaiper kapita PDRB Provinsi Kepri hanya mencapai Rp 37,06 juta dandi tingkat nasional berada pada kisaran Rp 21,7 juta. Hal inimenunjukkan bahwa secara umum tingkat ekonomi Kota Batamdapat dikatakan lebih baik, bila dibandingkan dengan ProvinsiKepri dan secara Nasional. Namun yang patut menjadi perhatianadalah indikator PDRB per kapita belum dapat mengindikasikanpemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Hal initerutama adanya kondisi faktual bahwa terdapat kesenjangantingkat pendapatan dan kesejahteraan antara wilayah mainlanddan hinterland.

Di sisi lain, relatif tingginya per kapita PDRB Kota Batam ini biladibandingkan dengan negara Singapura dan Malaysia masihtergolong rendah. Malaysia pada tahun 2008 telah memiliki nilaiper kapita PDRB sebesar Rp 73,9 juta. Sedangkan Singapuramemiliki per kapita PDRB yang sangat tinggi, yaitu mencapai Rp359,55 juta. Berdasarkan kecenderungan trend pertumbuhan perkapita PDRB selama periode 2005-2011, proyeksi masa depan per

18

kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batamsampai tahun 2025 dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini.

Gambar II-5Proyeksi Perkembangan Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional

Kota Batam(Atas Dasar Harga Berlaku)

2.2.1.4. Tingkat KemiskinanFenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupuntelah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya.Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan berbagaibidang yang ditandai dengan kerentanan pada tingkat ekonominya,ketidakberdayaan dalam berusaha, keterisolasian danketidakmampuan mengemukan aspirasi untuk mengaktualisasikandiri dalam meningkatkan taraf hidup. Di samping itu masyarakatmiskin juga pada umumnya ditandai dengan kekurangan gizi,tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf, lingkungan yangburuk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun pelayanan publikyang memadai.

Ketidakberdayaan itu kemudian menumbuhkan “prilaku miskin”yang bermuara pada hilangnya kemampuan untuk berusaha danmenikmati kesejahteraan secara bermartabat. Di samping itukemiskinan juga disebabkan oleh karakteristik wilayah dan kondisisosial masyarakat serta standar hidup.

Berpijak kepada gambaran kondisi kemiskinan yang ada, secaraumum dapat diungkapkan bahwa penyebab kemiskinan di KotaBatam berkemungkinan disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:1. Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha2. Keterbatasan akses terhadap faktor produksi3. Rendahnya kepemilikan asset/kepemilikan terhadap asset

tertentu4. Keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan5. Terhambatnya mobilitas sosial dan kurangnya partisipasi6. Lemahnya penyelenggaraan perlindungan sosial

19

Jika dilihat dari kondisi rumah tangga miskin di Kota Batam,umumnya ditemui pada rumah tangga yang hidup dari sektorperikanan (nelayan) yang sangat tergantung pada alam. Selain ituditemui juga pada rumah tangga yang berasal dari kelompok buruhpabrik dan penduduk yang datang sebagai migrasi yang tidakmempunyai keterampilan serta masyarakat yang mengalamipemutusan hubungan kerja.

Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telahdiupayakan selama ini. Selain itu, dengan adanya komitmen MDG’s(Millennium Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinandan kelaparan upaya untuk mengatasi permasalahan inipunmenjadi lebih kuat.

Perkembangan penduduk miskin Kota Batam mengacu kepadasecara makro berdasarkan hasil pendataan Survey Sosial EkonomiNasional tahun 2010, jumlah penduduk miskin Kota Batamberjumlah 69.750 penduduk atau sekitar 7,26% dan ini lebih baikdari target MDG’s yaitu sebesar 7,55%. Sedangkan tingkatnkemiskinan mikro Kota Batam berdasarkan Data PPLS tahun 2008jumlah rumah tangga miskin di Kota Batam berjumlah 36.207 RTSdan pada tahun 2011 berjumlah 40.493 RTS atau sekitar 16,34%dan ini melampaui target MDG’s sebesar 12,1% sehingga perlumendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan SosialPembangunan dibidang kesejahteraan sosial terkait erat denganpembangunan kualitas manusia sebagai insan dan sumber dayapembangunan, yang merupakan subjek dan sekaligus objekpembangunan mencakup seluruh siklus hidup manusia.Penyelenggaraan pemerintahan atas fokus kesejahteraan sosial,capaian kinerjanya antara lain dapat dilihat dari meningkatnyaIndeks Pembangunan Manusia. Sedangkan tolak ukur lain yangdapat digunakan untuk menunjukkan kondisi kesejahteraan sosialadalah Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni, dankesempatan kerja penduduk.

2.2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator komposittunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaianpembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah.Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi daripembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokokpembangunan manusia yang dinilai mencerminkan statuskemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketigakemampuan dasar itu adalah (1) umur panjang dan sehat yangdiukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, (2)berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui angkamelek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta (3) akses terhadapsumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hiduplayak yang diukur dengan pengeluaran konsumsi.

20

Gambaran perkembangan IPM Kota Batam beserta komponen-komponennya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel II-4Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam

Tahun 2005 - 2011

TahunIndeks

HarapanHidup

IndeksPengetahuan

IndeksDayaBeli

IPM

(1) (2) (3) (4) (5)

2005 75,81 89,6 78,2 76,5

2006 75,91 89,67 78,5 76,7

2007 76,03 89,67 78,7 76,82

2008 76,17 89,67 79,1 77,28

2009 76,26 89,69 66,59 77,51

2010 76,35 89.89 67,16 77,80

2011 76,43 89,94 67,73 78,03Sumber : BPS Kota Batam

Perkembangan IPM Kota Batam berdasarkan indeks kompositmengalami kenaikan dari 76,5 pada tahun 2005 menjadi 78,31pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraanpenduduk Kota Batam telah mengalami perbaikan selama ini.Untuk Indeks Daya Beli mengalami peningkatan dari 78,2 padatahun 2005 menjadi 79,1 pada tahun 2008, setelah itu mengalamipenurunan menjadi 67,73 pada tahun 2011. Pada rentang waktuterjadinya kenaikan harga BBM, kondisi ini mengakibatkan hargabarang kebutuhan pokok meningkat dan dampaknya sangatmempengaruhi daya beli masyarakat. Namun demikian fenomenaini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Batam masih mampubertahan ditengah-tengah kesulitan ekonomi.

Sedangkan komponen lain seperti Indeks Harapan Hidup jugamengalami keadaan yang sama. Harapan hidup masyarakat KotaBatam terus meningkat hingga pada tahun 2011 mencapai angka76,43. Hal ini merupakan suatu indikasi semakin baiknya tingkatkesehatan masyarakat sebagai dampak dari semakin lengkapnyasarana dan prasarana kesehatan. Disamping itu indekspengetahuan mengalami peningkatan dari tahun 2005 yaitusebesar 89,6 menjadi 89,94 di tahun 2011.

Berkaitan dengan fakta diatas, jika dibandingkan dengan ProvinsiKepri dan Nasional, IPM Kota Batam berada pada posisi tertinggi.Pada tahun 2011 IPM Indonesia baru mencapai 72,27 dan ditingkat Provinsi Kepulauan Riau sebesar 75,78, sedangkan IPMKota Batam yang sebesar 78,03. Hal ini menggambarkanpembangunan dan kesejahteraan manusia di Kota Batam relatiflebih sejahtera.

Berdasarkan analisis Trend Linear perkembangan IPM Kota Batamhingga tahun 2025 diproyeksikan dapat mencapai angka 82,3.Namun yang patut diperhatikan bahwa IPM Kota Batam yang saatini relatif telah tinggi, jika ingin ditingkatkan lebih lanjut makamembutuhkan usaha yang sangat besar. Oleh karena itu proyeksilinear peningkatan IPM harus disandingkan dengan proyeksi non-

21

linear dengan melihat kecenderungan kekuatan peningkatanIPMnya (tidak konstan). Melalui pendekatan ini, maka targetpencapaian IPM Kota Batam pada tahun 2025 berada pada kisaran80,8 - 82,3.

Gambar II-6Proyeksi Perkembangan IPM Kota Batam

2.2.2.2. Angka Partisipasi KasarAngka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasipenduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan dan jugamerupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur dayaserap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.Perkembangan APK di Kota Batam dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan yaitu untuk APK SD/MI pada tahun 2005/2006adalah 94% dan pada tahun 2010/2011 meningkat menjadi109,45%. Untuk APK tingkat SLTP/MTs juga meningkat yaitu79,95% pada tahun 2005/2006 dan meningkat menjadi 97,50%pada tahun 2010/2011. Sedangkan untuk tingkatan SLTA/MApada tahun 2005/2006 yaitu sebesar 59,10% dan meningkatmenjadi 65,12% pada tahun 2010/2011.

2.2.2.3. Angka Partisipasi MurniAngka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usiayang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlahpenduduk di usia yang sama.

Perkembangan APM di Kota Batam dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan yaitu untuk APM SD/MI pada tahun 2005/2006adalah 94% dan pada tahun 2010/2011 meningkat menjadi98,68%. Untuk APM tingkat SLTP/MTs juga meningkat yaitu79,95% pada tahun 2005/2006 dan meningkat menjadi 84,35%pada tahun 2010/2011. Sedangkan untuk tingkatan SLTA/MApada tahun 2005/2006 yaitu sebesar 59,10% dan meningkatmenjadi 59,75% pada tahun 2010/2011.

Berdasarkan fakta diatas APM Kota Batam disemua jenjangpendidikan belum mencapai target yang ditetapkan dalam indikator

22

APM MDG’s yaitu 100%. Kondisi ini memberikan sinyal bahwaPemerintah Kota Batam harus memberi perhatian khusus terutamauntuk APM ditingkat SLTA/MA.

2.2.2.4. Kesempatan KerjaPelayanan ketenagakerjaan bagi masyarakat akan terus dibutuhkansebagai upaya memfasilitasi bagi para pencari kerja dalammemperoleh pekerjaan yang sesuai. Banyaknya pencari kerja yangterdaftar tiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan. Hal inimenunjukkan bahwa kebutuhan akan lapangan kerja Kota Batamterus mengalami kenaikan.

Rasio kesempatan kerja untuk penduduk kelompok usia 15 tahunke atas menggambarkan perkembangan tenaga kerja yangmemasuki lapangan kerja. Besarnya kesempatan kerja bagipenduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Batam pada tahun 2010adalah sebesar 93% dan pada tahun 2011, rasio kesempatan kerjaterhadap penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami penurunanmenjadi 91% sehingga hal ini tidak mencapat target MDG’s, dimanarasio kesempatan kerja ini harus meningkat dari tahun ke tahun.

Penurunan rasio kesempatan kerja di Kota Batam ini antara laindisebabkan oleh bertambahnya jumlah angkatan kerja/pendudukusia 15-64 tahun yang tidak sebanding dengan pertumbuhanpenanaman modal di Kota Batam. Meningkatnya jumlah angkatankerja tersebut sebagian besar dikarenakan tingginya tingkat migrasidari luar Kota Batam yang tidak didukung oleh kualitas SumberDaya Manusia yang dibutuhkan lapangan kerja di Kota Batam.

Tingkat pengangguran di Kota Batam selama periode 2006-2010secara persentase jumlah pengangguran pasca krisis ekonomiglobal telah mengalami penurunan, yaitu dari 6,69% pada tahun2008 dan 7,95% pada tahun 2009, namun pada tahun 2010menjadi 6,33%. Tingkat pengangguran Kota Batam pada Agustus2010 tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkatpengangguran nasional pada bulan dan tahun yang sama, dimanaangkanya diperkirakan mencapai 7,4%. Angka pengangguran KotaBatam seperti tersebut di atas (6,33%) tergolong relatif rendahkarena berada pada tingkat pengangguran alamiah yang angkanyaberkisar antara 7 – 8%.

Secara internal tantangan yang harus diperhatikan terhadapkesempatan kerja dan pengangguran pada tahun-tahun mendatangadalah situasi pertambahan penduduk yang masih relatif tinggi danmeningkatnya rasio penduduk usia produktif yang diperkirakanmencapai tingkat maksimal. Dalam kurun waktu tersebut angkatankerja diperkirakan meningkat signifikan, maka dengan demikiankapasitas perekonomian pada masa depan dituntut untuk mamputumbuh dan berkembang agar dapat menyediakan tambahanlapangan kerja yang memadai dan layak.

23

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga

2.2.3.1. Seni BudayaKemajuan pembangunan Kota Batam harus tetap mempertahankankarakter dan budaya melayu. Sering kali kita melihat bahwapembangunan identik dengan ukuran kuantitas dan fisik sehinggatingkat keberhasilan pembangunan dikaitkan hanya denganukuran kesejahteraan. Apabila keberhasilan pembangunan hanyamemperhatikan materi tanpa mempertimbangkan pembangunanmoral maka hal ini akan menjadi kontraproduktif. Kondisi bahwasecara materi masyarakat semakin sejahtera namun mengalamidegradasi moral bisa saja terjadi apabila masyarakat tersebuttidak memiliki karakter. Pembangunan yang hanya mengejarmateri jika tidak ditata dengan baik justru dapat berdampaknegatif terutama karena adanya kemungkinan terjadinya krisisidentitas masyarakat terutama para generasi muda. Oleh karena itumembangun masyarakat dengan tetap mempertahankan budayamelayu sebagai karakter dasar untuk menciptakan pondasimasyarakat yang kuat.

Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yangterdiri dari beragam suku, budaya, dan golongan. Berpayungkanbudaya melayu, perkembangan seni budaya di Kota Batam sudahmengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnyapemahaman terhadap keberagaman budaya, pentingnya toleransi,dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan,serta mulai berkembangnya interaksi antarbudaya.

Di dalam proses pembangunan Batam menuju daerah yang makmursecara ekonomi, Kota Batam harus tetap mempertahankan budayadan tradisi Melayu yang luhur. Hal ini mengandung dua makna :pertama, menjaga agar pembangunan tetap berlandaskan moral dannilai-nilai positif yang luhur dan kedua, mempertahankan ciri khasBatam sebagai daerah berbasis Budaya Melayu. Akhir kata pepatah”Tak akan hilang Melayu di tanah Melayu” tidak akan menjadisekedar retorika.

Potensi seni dan budaya di Kota Batam yang dapat dikembangkanlebih lanjut sebagai aset budaya daerah, adalah sebagai berikut :

a. Potensi Kesenian, yaitu : Teater Makyong, Teater Bangsawan dantari Jogi serta Joged Dangkung

b. Potensi Seni Rupa : berbagai aneka ukiran dan motif khasMelayu perlu dikembangkan, sehingga dapat menjadi acuandalam pembuatan batik, aksesoris rumah dan keperluan lainyang berkaitan dengan seni rupa. Batam memiliki banyak motifyang khas, sehingga perlu digali dan dikembangkan.

c. Potensi Seni Sastra : Sastra lisan yang berkembang di tengahmasyarakat seperti cerita rakyat, legenda dan lain-lain perludigali dan dipublikasikan sehingga Batam memiliki identitas danciri khas. Berbagai cerita dan legenda tersebut harus diketahuioleh masyarakat Batam, khususnya generasi muda untukmenumbuh-kembangkan kecintaan pada Batam

d. Potensi Budaya, yaitu : Mandi Safar, Cukur Rambut, SunatRasul, Musik Silat.

e. Potensi Permainan Rakyat : Gasing

24

Potensi budaya sebagaimana tersebut diatas saat ini masihdipertahankan dan berkelanjutan ditampilkan oleh kelompoksanggar seni yang berjumlah 43 kelompok seni. Disamping itu jugadilakukan kegiatan pentas seni pada 20 lokasi dimana kegiatannyadilakukan sampai 50 kali dalam setahun. Selain itu, terdapat jugakampung/rumah adat dan beberapa objek wisata penting lainnyayang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai destinasi wisatabudaya Kota Batam antara lain di Pulau Galang, Pulau BulangLintang, Pulau Panjang dan Nongsa.

Tantangan ke depan yang harus diperhatikan dalam kehidupanbudaya adalah adanya dampak arus globalisasi yang didorong olehkemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Untuk itu sangatdiperlukan ketahanan jati diri masyarakat Kota Batam dan jugasekaligus harus memanfaatkannya untuk pengembangan toleransiterhadap keragaman budaya dan peningkatan daya saing daerah,oleh karena itu membangunan masyarakat Kota Batam dengantetap mempertahankan budaya melayu sebagai karakter dasarsangat diperlukan untuk menciptakan pondasi masyarakat yangkuat. Pluralisasi masyarakat perlu tetap dijaga dalam tatanankehidupan sosial, budaya dan kemasyarakatan untuk mencegahterjadinya konflik yang dapat mengganggu stabilitas keamanan,kondisi ini sangat diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusifdalam berinvestasi di Kota Batam.

2.2.3.2. Olah RagaSeiring dengan kemajuan pembangunan di Kota Batam budaya olahraga telah berkembang secara meluas di kalangan masyarakat.Untuk fasilitas olahraga, hingga saat ini telah terdapat berbagaifasilitas lapangan olahraga yang tersebar pada 74 lokasi, lapangangolf terdapat 7 lokasi dan lapangan tenis sebanyak 14 lokasi.Sedangkan untuk potensi olah raga yang akan dijadikan olahragaunggulan di Kota Batam adalah sepak takraw. Di samping itu telahbanyak event-event olah raga yang diselenggarakan oleh KotaBatam, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Tantangan pada tahun mendatang sebagai salah satu faktor yangsangat penting adalah harus menjadikan olah raga sebagai saranauntuk membangun masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Disamping itu, olah raga juga harus merupakan faktor untukmeningkatkan jati diri daerah dan membangun generasi mudasebagai tulang punggung masa depan daerah agar tercipta generasiyang berkualitas.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM2.3.1. Fokus Urusan Pelayanan WajibA Pendidikan

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktorkunci dalam mencapai keberhasilan pembangunan daerahdan keunggulan daya saing lokal. Ketersediaan SDM bermutusangat menentukan kemampuan suatu daerah dalammemasuki era ekonomi pasar bebas, yang menuntut

25

kemampuan daya saing tinggi. Untuk itu, peran pendidikansangat penting dan strategis dalam upaya melahirkan SDMberkualitas, yang ditandai oleh penguasaan ilmu pengetahuandan teknologi (IPTEK) serta memiliki keterampilan teknikalmemadai.

Pendidikan terutama pada jenjang menengah dan tinggimutlak diperlukan untuk mendukung pengembangan SDMdan tenaga kerja yang berdaya saing tangguh dalammenghadapi kompetisi yang ketat baik di tingkat lokal,nasional, maupun global. Semakin maju pendidikan berartiakan membawa pengaruh yang positif bagi masa depanberbagai bidang kehidupan. Terkait dengan kualitaspendidikan, beberapa indikator penting perlu dilihat yaitu: (1)rata-rata lama sekolah, (2) jenjang pendidikan tertinggi yangditamatkan penduduk, (3) tingkat keberaksaraan dan (4)jumlah dan kualitas guru.

Rata-rata lama sekolah menunjukkan rata-rata jumlah tahunefektif bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun keatas. Perkembangan rata-rata lama sekolah penduduk berusia15 tahun ke atas di Kota Batam pada tahun 2005 adalah 10,70dan pada tahun 2011 menjadi 10,78. Hal ini menandakan rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kota Batam adalah padajenjang SMA/sederajat kelas 1.

Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)tahun 2010 dan 2011 menunjukkan peningkatan jumlahpenduduk Kota Batam yang berumur 15 tahun ke atas telahmenamatkan pendidikan jenjang SMP/sederajat pada tahun2011 sebesar 16%, SLTA/sederajat sebesar 58%, diploma dansarjana sebesar 10%. Fakta ini menunjukkan bahwapendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kota Batamadalah pada jenjang pendidikan setingkat SLTA/sederajat danini cukup baik dan sudah di atas rata-rata nasional.

Indikator ketiga kualitas pendidikan adalah kemampuankeberaksaraan yang ditandai oleh kemampuan membaca danmenulis. Angka melek aksara merupakan hasil proporsiantara jumlah penduduk usia tertentu yang bias membacadan menulis huruf latin dan lainnya dengan jumlah pendudukpada kelompok usia yang sama. Perkembangan angka melekhuruf di Kota Batam pada tahun 2005 sebesar 98,8% danmeningkat menjadi 98,97% pada tahun 2011, sehinggadiperkirakan Kota Batam akan mencapai target MDG’s padatahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 100%.

Indikator keempat adalah guru berkualifikasi dan tersertifikasi.Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosenmengamanatkan bahwa guru dari jenjang pra-sekolah sampaidengan sekolah menengah, termasuk sekolah keagamaan,minimal harus berpendidikan Diploma 4 atau Sarjana. PadaTahun Ajaran 2010/2011 jumlah guru di Kota Batam sebanyak8.616 orang yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak sebanyak1.140 orang, SD/sederajat sebanyak 4.325 orang,SLTP/sederajat sebanyak 1.653 orang dan SLTA/sederajat

26

sebanyak 1.498 orang. Perihal kualifikasi guru menurut ijazahtertinggi yang dimiliki pada jenjang pendidikan SD/sederajatadalah; (1) tamatan SLTA sebesar 20,5%, (2) tamatan D1, D2,dan D3 masing-masing sebesar 1,4%; 23,1% dan 6,92% (3)tamatan S1 sebesar 47,7%, (4) tamatan S2 sebesar 0,32%.Untuk jenjang pendidikan SLTP/sederajat kualifikasi guruadalah; (1) tamatan SLTA sebesar 4,98%, (2) tamatan D1, D2,dan D3 masing-masing sebesar 0,93%; 1,59% dan 10,45% (3)tamatan S1 sebesar 81,13%, (4) tamatan S2 sebesar 0,93%.Sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA/sederajatkualifikasi guru adalah; (1) tamatan SLTA sebesar 1,3%, (2)tamatan D1, D2, dan D3 masing-masing sebesar 3,11%; 0,26%dan 10,05% (3) tamatan S1 sebesar 84,24%, (4) tamatan S2sebesar 1,04%.

Berdasarkan fakta di atas terlihat bahwa kualifikasi guruberpendidikan S1 ke atas di Kota Batam sekitar 63% dan initelah melampaui kualifikasi guru secara nasional yaitu sebesar51%. Untuk itu ke depan perlu upaya percepatan peningkatankualifikasi dan sertifikasi guru serta upaya percepatanpeningkatan profesionalisme guru harus tetap dilanjutkanmelalui sertifikasi dan kompetensi guru.

Salah satu hal dasar dan menjadi faktor penting yangmenunjang kemajuan di bidang pendidikan adalahtersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan, karenaakses terhadap fasilitas tersebut memberikan pengaruhtersendiri terhadap tingkat partisipasi sekolah di suatudaerah. Sampai tahun 2012, jumlah bangunan sekolah di KotaBatam sudah sebanyak 823 buah yang terdiri dari 310 gedungTK, 305 gedung sekolah tingkat dasar, 125 gedung sekolahtingkat menengah pertama dan 83 gedung sekolah tingkatmenengah atas.

Dalam 20 tahun mendatang tantangan yang akan dihadapidalam pembangunan di bidang pendidikan adalahmenyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas untukmeningkatkan jumlah proporsi penduduk yang menyelesaikanpendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebihtinggi, menurunkan jumlah penduduk yang buta aksara, sertamenurunkan kesenjangan tingkat pendidikan yang cukuptinggi antar kelompok masyarakat, termasuk antara pendudukkaya dan penduduk miskin, antara penduduk wilayahmainland dan hinterland, dan antar jenis kelamin.

Tantangan pembangunan pendidikan lainnya adalahmeningkatkan kualitas dan relevansi termasuk mengurangikesenjangan mutu pendidikan, antara penduduk kaya danmiskin, serta antar wilayah sehingga pembangunan pendidikandapat berperan dalam mendorong pembangunan di Kota Batamsecara menyeluruh serta meningkatkan daya saing daerah.Selain itu pembangunan pendidikan ditantang juga untukmenyediakan pelayanan pendidikan sepanjang hayat untukmemanfaatkan bonus demografi.

27

B KesehatanKualitas SDM disuatu daerah tidak hanya dilihat daripendidikannya tapi juga ditunjukkan oleh kondisi kesehatanmasyarakat di daerah tersebut. Kalau dilihat dari beberapaindikator kesehatan, kualitas kesehatan masyarakat di KotaBatam relatif lebih baik dan ini dapat dilihat dari indikatorderajat kesehatan Kota Batam.

Pada tahun 2007 angka harapan hidup sebesar 70,62 tahundan meningkat menjadi 70,86 tahun pada tahun 2011, angkakematian bayi tahun 2007 sebesar 7,2 per 1000 kelahiranhidup menurun pada tahun 2011 menjadi 3,8 per 1000kelahiran hidup dimana kondisi ini telah melampaui targetMDG’s sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematianibu 78,6 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011menunjukan telah tercapainya target MDG’s yang ditetapkansebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Proporsi kelahiranyang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2009 sebesar77,34% sedangkan tahun 2011 sebesar 99,77% hampirmendekati target MDG’s 100%.

Berdasarkan hasil pemantauan angka kematian balita KotaBatam sudah mencapai angka 4,24 per 1000 ini sudahmelampaui target MDG’s sebesar 32 per 1000. Sedangkanstatus gizi balita untuk prevalensi balita gizi buruk sebesar 5,4%tahun 2007 dan menurun menjadi 0,46% pada tahun 2011 danini melampaui target MDG’s sebesar 3,46%, sedangkan untukprevalensi balita gizi kurang sebesar 13% tahun 2007 danmenurun menjadi 2,57% pada tahun 2011 juga melampaui targetMDG’s sebesar 2,9%.

Kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Kota Batam saat inimasih perlu ditingkatkan, terutama yang meliputi sarana danprasarana kesehatan, kualitas dan kuantitas tenagakesehatan yang belum merata dan masih sangat terbatas.Untuk rumah sakit umum daerah (RSUD) dari segiinfrastruktur sudah cukup lengkap dalam memenuhi harapanmasyarakat. Selain itu, jangkauan pelayanan melaluiJaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) belumsecara merata dapat melayani masyarakat.

Infrastruktur kesehatan di Kota Batam saat ini telah berdiri 14Rumah Sakit Umum (RSU) dan 6 RS Khusus. KeberadaanRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang sudah menjadi RSUDkelas B hingga saat ini manfaatnya sudah dirasakan olehmasyarakat sebagai antisipasi terhadap mahalnya biayapengobatan di rumah sakit swasta yang kurang terjangkauoleh masyarakat kurang mampu.

Selain pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bersifat kuratifdan rehabilitatif masyarakat juga sangat membutuhkansarana puskesmas yang lebih mengarah ke upaya preventif danpromotif. Puskesmas yang ada di Kota Batam sebanyak 15 unit,50 puskesmas pembantu (pustu), 30 polindes dan 31 unitpuskesmas keliling yang tersebar di daerah perkotaan danhinterland.

28

Disamping itu, terdapat sarana kesehatan yang dikelola olehpihak swasta berupa balai pengobatan (BP) sebanyak 189 unitdan rumah bersalin (RB) sebanyak 65 unit. Namun keberadaanbalai pengobatan dan rumah bersalin ini memberikan pelayanankesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Mengingatjumlah penduduk Kota Batam saat ini relatif besar danmenyebar di daerah perkotaan dan hinterland dibandingkandengan jumlah puskesmas yang ada, maka peningkatankeberadaan puskesmas masih sangat dibutuhkan yang diiringidengan penambahan fasilitas pendukung lainnya termasukketersediaan tenaga kesehatan.

Perihal penyakit yang berkembang pada saat ini, masih ditemuibeberapa jenis penyakit seperti demam berdarah, malaria,diare, TBC dan filariasis, serta HIV. Penyakit HIV/AIDSmerupakan prioritas utama dalam pengendalian penyakityang menjadi bagian dalam komitmen MDG’s, danperkembangan penyakit beserta penyakit demam berdarahcenderung meningkat di masyarakat serta beberapa penyakitlainnya. Upaya yang telah dilakukan untuk demam berdarahantara lain dengan melakukan penyuluhan, gerakanpemberantasan sarang nyamuk, abatesasi. Sedangkan untukpencegahan HIV/AIDS dilakukan pada golongan beresikotinggi (high risk) berupa penyuluhan, konseling, kondomisasi,klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) dan pendirian klinikVoluntary Consulting Treatment (VCT) serta sosialisasi PreventionMother To Child Treatment (PMTCT) bagi tenaga kesehatan.

Sampai saat ini, upaya yang telah dilakukan tersebut belummenunjukkan hasil yang memuaskan karena masih di temukankasus, baik demam berdarah maupun HIV/AIDS, sehingga kedepan sangat diperlukan partisipasi dan kesadaran masyarakatserta peningkatan kualitas, kuantitas dan fasilitas pendukunglainnya, termasuk pengadaan obat-obatan, sistem informasikesehatan.

Upaya Kesehatan yang Bersumber Masyarakat (UKBM) di KotaBatam berupa posyandu berjumlah 332 unit dengan klasifikasiposyandu pratama 8,73%, posyandu madya 61,45%, posyandupurnama-mandiri 29,82% dengan jumlah kader 2244 orang.Pembiayaan posyandu perlu terus dilakukan untuk meningkatkanklasifikasi posyandu menjadi posyandu purnama sebesar 90%.Demikian juga dengan tenaga kader yang perlu ditingkatkanpengetahuan dan keterampilannya melalui pelatihan-pelatihan,mengingat fungsi posyandu sangat strategis dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat itu sendiri meliputi penyuluhan,mendeteksi tumbuh kembang anak termasuk upaya perbaikangizi balita, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, pemberianimunisasi dan lain-lainnya.

Tantangan yang akan dihadapi untuk 20 tahun ke depan dibidang kesehatan adalah mengurangi kesenjangan statuskesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan,tingkat sosial ekonomi, dan gender, masih kurangnya sumberdaya manusia yang berkualitas, sarana dan prasaranakesehatan pemerintah khususnya puskesmas belum bisa

29

memenuhi rasio pelayanan yakni 1 puskesmas melayani30.000 penduduk dimana saat ini masih melayani 65.000penduduk.

Disamping itu tantangan yang dihadapi adalah pemerataanpelayanan kesehatan mengingat kondisi geografis wilayahKota Batam dan prilaku kesadaran masyarakat dalammenjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Tantangan lainyang dihadapi adalah tingginya penyebaran penyakitmenular, penyalahgunaan obat terlarang dan rendahnyakemampuan ekonomi sebagian masyarakat dalammenjangkau biaya kesehatan serta penyebaran tenaga medis yangsesuai dengan kebutuhan penduduk.

C Lingkungan HidupSumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran ganda,yaitu sebagai modal pembangunan dan sekaligus sebagaipenopang sistem kehidupan. Adapun jasa-jasa lingkunganmeliputi keanekaragaman hayati, penyerapan karbon,pengaturan air secara alamiah, keindahan alam, dan udarabersih merupakan penopang kehidupan manusia.

Dinamika dan tantangan kondisi lingkungan hidup Kota Batamantara lain adalah rusaknya kawasan tangkapan air (catchmentarea) sebagai akibat perubahan fungsi kawasan hutankonservasi/lindung menjadi kawasan budidaya, rusaknyakawasan hijau (green area), pencemaran lingkungan akibatlimbah industri dan usaha hotel, terjadinya perambahan danpembakaran hutan, serta kerusakan lingkungan akibatpenambangan illegal.

Selain daripada itu juga dihadapkan pada kondisi menurunnyahabitat hutan mangrove yang mengakibatkan berkurangnyadaerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feedingground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagaibiota. Adanya buangan limbah industri dan limbah domestiksecara langsung atau sembarangan ke media lingkungan jugatelah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisirdan laut/perairan.

Bentuk perusakan lingkungan lain yang nyata dan disaksikanoleh masyarakat Kota Batam adalah cut and fill untukpenyiapan lahan siap bangunan dan penimbunan, dimanadalam pelaksanaannya masih ada yang tidak memenuhi aturanyang ditetapkan. Untuk itu sangat diperlukan penegakanhukum dan peningkatan intensitas pengawasan dalampelaksanaan cut and fill agar memenuhi aturan.

Selain itu permasalahan lingkungan yang perlu mendapatperhatian Pemerintah Kota Batam adalah masalah sampahperkotaan dimana volume sampah mencapai 1.261.689 ton pertahun yang tidak diimbangi dengan pelayanan pengangkutansampah sekitar 74,3%. Limbah B3 dari kegiatan industri danpencemaran laut dan wilayah pesisir akibat tumpahan minyakmerupakan fenomena lingkungan yang perlu mendapat

30

penanganan secara cepat dan tepat mengingat sampai saat inilimbah B3 terus mengalami peningkatan seiring dengan lajupembangunan yang pesat termasuk permasalahan tumpahanminyak yang tidak dapat dielakkan mengingat letak geografisKota Batam.

Dalam rangka mengurangi permasalahan-permasalaanlingkungan hidup seperti diuraikan di atas, Pemerintah KotaBatam telah mengupayakan berbagai hal, antara lainmemfasilitasi lahirnya kebijakan-kebijakan pengelolaanlingkungan hidup secara komprehensif di semua sektorpembangunan. Upaya ini diantaranya telah melahirkanPeraturan Daerah Kota Batam No. 5 Tahun 2001 tentangKebersihan Kota Batam dan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2003tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LingkunganHidup. Disamping itu juga telah dibentuk Pos Pengaduan danPenyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) yangdidirikan pada tanggal 10 Oktober 2007 berdasarkan KeputusanWalikota Batam No. Kpts. 173/HK/X/2007.

Selain daripada itu upaya yang harus dilakukan di masamendatang dalam mengantisipasi meningkatnya kasuspencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh lajupertumbuhan penduduk di wilayah mainland serta rendahnyakesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang baik,maka perlu ke depan dilakukan penanganan secara sistematis,terencana dengan baik dan dilakukan secara konsisten danberkelanjutan dari semua stake holder yang melakukan aktivitaspembangunan di Kota Batam. Hal ini sangat penting mengingatkeberlanjutan pembangunan jangka panjang akan dihadapkanberbagai tantangan antara lain adanya perubahan iklim danpemanasan global yang berdampak pada aktivitas dankehidupan manusia. Oleh karena itu, penyelamatan ekosistembeserta flora fauna di dalamnya menjadi bagian integral dalammembangun daya saing daerah Kota Batam.

D Pekerjaan UmumKondisi sarana dan prasarana dalam peningkatan perekonomianmasyarakat saat ini masih ditandai oleh rendahnya aksesibilitas,kualitas, ataupun cakupan pelayanan. Akibatnya dapatmempengaruhi proses pembangunan di Kota Batam, dalamrangka mendorong percepatan pembangunan sektor sosial danekonomi serta mendukung pengembangan wilayah.

Kualitas sarana dan prasarana terutama jalan sebagai ujungtombak fasilitas sarana perekonomian dan sebagai fasilitasumum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kondisinyacukup memprihatinkan. Sampai akhir tahun 2011 sekitar 18%total panjang jalan mengalami kerusakan ringan hingga beratdari panjang jalan raya 1.089,46 Km, sehingga kondisi inimenjadi permasalahan yang cukup penting mengingat kondisijalan yang memadai sangat diperlukan dalam proses distribusibagi Kota Batam yang bergerak di sektor industri danperdagangan.

31

Tantangan ke depan terhadap sarana dan prasarana jalanadalah mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap kualitasjalan yang berada di lingkungan permukiman, dimana sebagianbesar jalan-jalan tersebut sampai saat ini belum ada serahterima kepada Pemerintah Kota Batam. Di samping itupeningkatan kualitas jalan sebagai akses distribusi barang danjasa, akses dari kawasan industri ke pelabuhan, kawasanpariwisata dan sarana aksesibilitas pengembangan wilayahmenjadi hal yang penting untuk mendapat perhatian dalamrangka menjamin daya saing daerah untuk mempertahan KotaBatam sebagai daerah investasi dan destinasi wisata diIndonesia barat.

Permasalahan lain yang ditemui di bidang sarana dan prasaranajuga terkait dengan kondisi pelantar beton dan abrasi air lautyang mengancam pantai di kawasan hinterland dan pesisirdimana belum mendapat penanganan optimal dalammeningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Hal penting lainnya terkait dengan permasalahan drainase kotaterutama pada jalur-jalur jalan utama, jalan kolektor dan jalanlingkungan maupun pada kawasan pusat kota dan permukimanmasih belum maksimal penanganannya, sehingga hal inimenyebabkan terdapat titik-titik banjir atau genangan air lebihkurang 37 kawasan rawan titik banjir. Kondisi ini menyebabkanterganggunya aksesibilitas yang berakibat kepada penurunanaktivitas ekonomi masyarakat. Ke depan diperlukan perhatianpemerintah sehingga tercipta kondisi yang lebih baik.

Pengembangan di bidang prasarana waduk untuk memenuhikebutuhan air masih belum memadai sehingga belum dapatmemenuhi penyediaan air untuk kebutuhan masyarakat, hal initerlihat dari proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutanterhadap air minum layak baru mencapai 68,94% walaupun initelah melampaui dari target MDG’s. Di sisi lain ancamanterhadap kawasan tangkapan air untuk pengamanan wadukmasih berlangsung yaitu adanya aktivitas perambahan hutan,aktivitas peternakan dan kegiatan lainnya yang dapatmengancam keberadaan waduk. Tantangan di masa datangadalah semakin meningkatnya permintaan pemenuhankebutuhan penyediaan air baku di berbagai sektor kehidupantermasuk ancaman terhadap pencemaran kualitas air. Untuk itupeningkatan kemampuan kelembagaan pengelola sarana danprasarana sumber daya air harus terus dikembangkan sesuaidengan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air terpadu.

Pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasaranajalan mengalami kendala terutama yang terkait denganketerbatasan pembiayaan pembangunan, operasi danpemeliharaan, disisi lain peran Pemerintah Pusat, pemerintahProvinsi Kepulauan Riau dan Badan Pengusahaan Batam belumoptimal dalam pembangunan sarana dan prasarana.

32

E Penataan RuangDalam pelaksanaan pembangunan di Kota Batam, PeraturanDaerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004, tentang RencanaTata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004-2014 dijadikansebagai acuan oleh semua stake holder yang melaksanakanpembangunan di Kota Batam baik dilakukan oleh pemerintah,swasta dan masyarakat. Dalam peraturan daerah tersebut telahmengalokasikan peruntukan kawasan budidaya dan kawasanlindung secara proporsional berdasarkan kaidah dan peraturanperundangan yang berlaku, sehingga pemerintah kota memilikialat kontrol dalam pemanfaatan ruang.

Penataan ruang kawasan budidaya telah memperhatikanpertumbuhan berbagai sektor pembangunan dalam kurun waktusatu dekade ke depan khususnya untuk kawasan-kawasan yangcepat tumbuh seperti kawasan permukiman, industri dan jasa.Sedangkan untuk pemantapan kawasan lindung kotadilakukan melalui penataan ulang status hutan lindung danhutan wisata alam serta menetapkan kawasan hutan lindungbaru. Dengan demikian tetap diperoleh persediaan kawasanhutan lindung yang mampu menjaga keseimbangan lingkungandi Kota Batam.

Disamping itu, dalam sinkronisasi penataan ruang kota perlusegera ditindaklanjuti. Konsistensi pemanfaatan ruangmerupakan syarat utama terwujudnya masyarakat madani,mengingat Kota Batam memiliki berbagai keterbatasan antaralain persediaan air bersih dan sumber daya alam. Untukmenjaga agar sumber daya yang tersedia dapat menjaminkebutuhan hidup, maka masyarakat memiliki peran memantaudan memberikan pertimbangan, sehingga efisiensi danefektivitas pemanfatan ruang bagi kepentingan masyarakat dapatterwujud.

F Perencanaan PembangunanEsensi utama dalam penyusunan perencanaan pembangunanharus disusun secara partisipatif dan mengoptimalkankepentingan masyarakat. Hal ini juga sudah diamanatkan dalamUndang-undang Nomor 25 tahun 2004 Pasal 2 ayat 4 yangmenyebutkan bahwa tujuan sistem penyusunan perencanaanpembangunan nasional adalah mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi,sinkronisasi & sinergi antar daerah, antarruang, antarwaktu,antarfungsi pemerintah, menjamin keterkaitan dan konsistensiantara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan danpengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, menjamintercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,berkeadilan dan berkelanjutan.

Untuk itu perencanaan ke depan harus merupakan perencanaanpartisipatif sehingga diperoleh hasil perencanaan pembangunanyang memenuhi kriteria stabil, solid, kompeten, akuntabel,bertanggungjawab, efisien dan logis serta memiliki dasar

33

pemikiran yang berorientasi pada kepentingan masyarakat danbukan semata-mata kepentingan pihak eksekutif atau legislatif.

G PerumahanPerkembangan Kota Batam yang begitu pesat dengan segaladaya tariknya mengakibatkan migrasi ke kota ini semakin tinggidari tahun ke tahun. Pertambahan penduduk ini berbandinglurus dengan kebutuhan akan perumahan sebagai tempattinggal. Meningkatnya pembangunan kompleks perumahan danpemukiman di Kota Batam mengidentifikasikan besarnyakebutuhan penduduk akan perumahan.

Permasalahan yang dihadapi di bidang perumahan adalah masihadanya sampai saat ini bangunan-bangunan perumahan yangberada diluar kawasan permukiman sebagaimana diamanatkandalam RTRW Kota Batam tahun 2004-2014, dimanaperumahan-perumahan dibangun secara illegal dikawasan yangtidak sesuai dengan peruntukannya juga tidak didukung olehsistem administrasi pertanahan. Pada umumnya rumah-rumahtersebut (illegal housing) dimiliki oleh MasyarakatBerpenghasilan Rendah (MBR) yang tentunya tidak layakditinjau dari aspek sosial maupun lingkungan.

Selain itu, timbulnya permukiman bermasalah ini antara laindiakibatkan oleh masih rendahnya partisipasi masyarakat,usaha swasta dan pemerintah untuk peningkatan penyediaanperumahan yang terjangkau bagi masyarakat. Dampak dariberkembangnya permukiman ini menjadikan Kota Batammengalami kesemerawutan, rawan terhadap gangguankeamanan dan ketertiban serta banjir pada beberapa wilayah.

Pemerintah Kota Batam dan didukung oleh instansi terkaitlainnya telah mengembangkan pendekatan perumahan murahyang layak khususnya dalam bentuk rumah susun, dimanasampai saat ini telah terbangun sekitar 60 twin block atauberjumlah 5.552 unit dengan berbagai ragam tipe dengankapasitas hunian 22.200.

Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhanperumahan agar terwujud Kota Batam tanpa permukimanbermasalah maka harus melakukan reformasi yang berkaitandengan perizinan, perpajakan, retribusi sebagai upaya untukmenekan dan mengurangi harga rumah sehingga dapatdijangkau oleh daya beli masyarakat. Hal lain juga yang harusdilakukan adalah melalui subsidi sektor perumahan yang tepatsasaran terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah,selain itu melalui penguatan swadaya masyarakat dalampembangunan rumah dengan memberikan fasilitas kreditperumahan.

H Kepemudaan dan Olah RagaPemuda merupakan asset bangsa yang perlu diberikan ruanguntuk melakukan pengembangan diri sehingga memiliki daya

34

saing dan kompetensi di berbagai bidang pembangunan.Partisipasi pemuda dalam pembangunan semakin membaikseiring dengan budaya olah raga yang meluas di kalanganmasyarakat. Dalam bidang kepemudaan, Pemerintah berperansebagai fasilitator dan penyiapan sarana dan prasaranakepemudaan di samping fungsi pembinaan organisasikepemudaan. Hal ini secara bertahap terus dilakukanpembinaan menuju kemandirian melalui pelatihan kepemudaandan pelatihan kewirausahaan.

Dalam hal olah raga sebagai sarana untuk membangunmasyarakat yang sehat jasmani dan rohani dapat terwujuddengan pelibatan semua pihak. Peran pemerintah menyediakansarana dan prasarana keolahragaan, pembinaan yangberkelanjutan khususnya olah raga prestasi. Pemerintah jugamendorong agar stake holder lain secara aktif dapat mendukungperkembangan dunia olah raga untuk mengejar prestasi.Keterbatasan yang dihadapi dalam bidang olah raga adalahmasih terbatasnya sarana dan prasarana untuk menunjangkegiatan kepemudaan. Di samping itu juga belum maksimalnyaperan, fungsi dan pembinaan organisasi kepemudaan sertausaha-usaha yang mengarah kepada kemajuan dan pencapaianprestasi dibidang olahraga.

I Penanaman ModalPerkembangan dunia investasi di Kota Batam terus meningkatdari tahun 2000 hingga tahun 2011. Investasi asing dalambentuk PMA mendominasi struktur investasi di Batamsepanjang selang waktu 2000-2012. Dari analisa korelatif untukPMA disimpulkan bahwa aktivitas investasi di Batam sangattergantung dengan tingkat pertumbuhan investasi di Singapuradibandingkan daripada pengaruh tingkat investasi di Indonesia.Rencana investasi PMA dari tahun ke tahun meningkat nilaiinvestasinya, dimana pada tahun 2000 sekitar 138,89 juta USSdan pada tahun 2012 menjadi 551,46 juta USS.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kemudahanberinvestasi, maka telah dibentuk Pelayanan Terpadu SatuPintu di Kota Batam guna memberikan percepatan pelayananperizinan tepat waktu, yang didukung dengan sarana danprasarana Information Technology (IT).

Pada tahun 2012 pelayanan perizinan dan non perizinan yangdilakukan pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah KotaBatam berjumlah 1102 perizinan dari berbagai jenis perizinanyang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam. Sedangkanperizinan yang dilakukan oleh BP Batam adalah perizinan yangdilimpahkan oleh Pemerintah Pusat secara bertahap.

J Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)Keberpihakan pemerintah terhadap Koperasi dan UKM masihsangat diperlukan, agar Koperasi dan UKM mampu menjadipelaku ekonomi yang utama dan mampu meningkatkan daya

35

saing, sehingga dapat memberikan perluasan kesempatankerja. UKM hingga saat ini terbukti dapat menjadi pondasiperekonomian. Hal ini terlihat ketika krisis ekonomi terjadi.Perekonomian tetap berjalan karena masyarakat melakukanshifting/perpindahan usaha dan mempunyai kemampuanadaptif terhadap iklim dan mekanisme pasar yang berlaku.

Pengembangan UKM merupakan faktor penting mengingatbesarnya ketergantungan pekerja di Kota Batam terhadappengusaha besar di sektor industri. Apabila terjadi relokasiindustri keluar dari Batam atau terjadi pelarian modal (capitaloutflow) dari pengusaha besar, maka Batam akan menghadapimasalah pengangguran yang pelik terlebih jika mereka tidakmampu mengembangkan usaha sendiri. Di sinilah letakpentingnya UKM, disamping potensi ekonominya, daya tahanUKM terhadap krisis juga terlihat dari kapasitasnya sebagaialternatif bidang usaha rakyat di dalam menghadapi krisis.

Persoalan utama di dalam mengembangkan usaha kecilmenengah antara lain adalah masalah modal. Kemitraan antarapemerintah dan pengusaha kecil menengah mutlak diperlukanuntuk mengatasi persoalan modal ini. Faktor lain yang harusdiperhatikan adalah kemampuan wirausaha. Tanpakemampuan wirausaha, maka pengembangan usaha kecilmenengah hanya akan menjadi pemborosan karenakemungkinan pengusaha menjadi tidak efisien dan merugi akanmembesar.

Di samping UKM, bentuk usaha ekonomi yang juga perludiperhatikan adalah koperasi. Pemberdayaan koperasi pentinguntuk menciptakan keadilan dalam menjalankan rodaperekonomian. Koperasi memberikan hak yang sama kepadasetiap anggota sesuai dengan jasa dan aktivitasnya di Koperasi.Bentuk keberpihakan Pemerintah Kota Batam dalammendukung sisi pendanaan adalah penyiapan dana bergulirmelalui APBD Kota Batam, dimana sampai tahun 2012 telahdisalurkan dana sebesar 24,645 milyar rupiah.

K Kependudukan dan Catatan SipilPermasalahan kependudukan Kota Batam antara lain tingginyatingkat pertumbuhan penduduk pertahun di Kota Batamsebagai akibat tingginya arus migrasi yang masuk ke Batamdan adanya trend kenaikan tingkat kelahiran bayi. PemerintahKota Batam telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda)Nomor 2 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Pendaftarandan Pengendalian Penduduk dalam Daerah Kota Batam yangdirevisi dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2009tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan KotaBatam. Dalam Perda ini antara lain mengatur persyaratanorang untuk bisa masuk ke Batam.

Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Batam telah mengembangkanSIAK atau Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yangbertujuan membangun Database Kependudukan Kota Batam.Dari sisi pelayanan, penerapan program SIAK juga bertujuan

36

untuk memantapkan kualitas pelayanan dasar di bidangpemerintahan, yang menjadi Tugas Pokok dan FungsiPemerintah Daerah. Program ini telah diimplementasikan secaraonline pada 12 kecamatan. Pada tahun 2012 KTP SIAK ini mulaidiganti dengan sistem e-KTP sesuai dengan Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang AdministrasiKependudukan. Untuk Kota Batam ditargetkan sebanyak707.430 jiwa hingga akhir Desember 2012 telah terealisasi571.313.

Pada tahun-tahun mendatang tantangan yang harus dihadapidan diperbaiki dari berbagai parameter kependudukan adalahmenurunya angka kelahiran, meningkatnya angka harapanhidup dan menurunnya angka kematian bayi. Meskipundemikian, pengendalian kuantitas dan laju pertumbuhanpenduduk penting diperhatikan untuk menciptakan penduduktumbuh seimbang dalam rangka mendukung terjadinya bonusdemografi yang ditandai dengan jumlah penduduk usia produktiflebih besar dari pada jumlah penduduk usia non produktif.Kondisi tersebut dimanfaatkan secara optimal untukmeningkatkan kualitas SDM, daya saing dan kesejahteraanrakyat. Disamping itu persebaran dan mobilitas penduduk perlumendapatkan perhatian sehingga ketimpangan persebaran dankepadatan penduduk antara daerah mainland dan hinterland.

Dalam hal catatan sipil, partisipasi masyarakat yang aktifmelaporkan status sipil yang dicatatkan hanya sebagian besarpada sisi kelahiran dimana pada tahun 2011 kelahiran tercatatsebesar 28.961 jiwa. Sedangkan untuk status kematian yangdilaporkan oleh masyarakat cukup memprihatinkan dimanahanya tercatat sebanyak 165 jiwa. Status sipil lainya yaituperkawinan dan perceraian pada 2011 masing - masingsebanyak 2.064 pasang dan 59 kasus.

Tantangan ke depan dibidang catatan sipil adalah memotivasimasyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan perubahanstatus sipil sehingga perhitungan data penduduk menjadi lebihakurat dalam proses pembangunan Kota Batam baik di bidangsosial, ekonomi dan kemasyarakatan.

L KetenagakerjaanPada tahun 2005 jumlah tenaga kerja di Kota Batam sebesar224.379 jiwa dan pada tahun 2012 meningkat menjadi336.562 jiwa. Sedangkan jumlah perusahaan yang terdaftarmenurut sektor ekonomi pada Tahun 2005 berjumlahsebesar 2.568 perusahaan dan pada tahun 2012 meningkatmenjadi 5.328 perusahaan. Umumnya didominasi olehperusahaan yang bergerak di bidang industri.

Komposisi ketenagakerjaan di Kota Batam sangat didominasioleh sektor industri. Namun bila dilihat selama periode 2005-2012, proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor industricenderung mengalami penurunan. Bila pada tahun 2005,jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor industri sebesar

37

77.45% dari keseluruhan tenaga kerja, maka pada tahun 2012mengalami penurunan menjadi sebesar 54.14%. Hal inimenunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran besaran orientasiketenagakerjaan Kota Batam, walaupun secara umum sektorindustri masih merupakan sektor yang paling dominan dalampenyerapan tenaga kerja.

Sektor bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, serta jasamerupakan sektor yang mengalami kenaikan yang relatif besarselama periode 2005-2012. Bila pada tahun 2005 sektorbangunan hanya memberikan kontribusi sebesar 8,48% darikeseluruhan tenaga kerja, maka pada tahun 2012 mengalamipeningkatan menjadi sebesar 10.08%. Hal ini menandakanbahwa pembangunan di Kota Batam mengalami akselerasi yangbesar, sehingga kebutuhan tenaga kerja di sektor ini punmenjadi tinggi.

Gambar II-7Perubahan Proporsi Penyerapan Tenaga Kerja

Kota Batam Tahun 2005 dan 2012

Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalamipeningkatan kontribusi tenaga kerja yang tinggi. Bila padatahun 2005 sektor ini hanya memberikan kontribusi sebesar7.27% saja, maka pada tahun 2012 telah mencapai 11,20%. Halini menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restorandi masa depan dapat menyerap tenaga kerja lebih besar lagi,terutama dikaitkan dengan perkembangan aktivitas ekonomiKota Batam dan kepariwisataannya yang semakin tinggi. Sektorjasa pun mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja, padatahun 2012 telah dapat memberikan kontribusi sebesar 14.41%.

Kendala dalam ketenagakerjaan Kota Batam salah satunyaadalah perekrutan tenaga kerja dengan mendatangkan dari luar,padahal SDM Batam sebenarnya cukup bisa dikembangkan

38

untuk tenaga kerja terlatih. Hal ini menjadi tantangan kedepanuntuk merekrut tenaga kerja lokal melalui peningkatanpelatihan dan peningkatan kualitas Balai Latihan Kerja (BLK).Berkenaan hal tersebut, peningkatan sarana dan parasaranaserta kualitas BLK menjadi mutlak keberadaannya, apalagi saatini aturan mengenai outsourcing telah diterbitkan sehinggapenyiapan tenaga kerja lokal berkualitas sangat penting. Kondisiini yang menjadi strategi dalam menekan migrasi ke Kota Batam.

Permasalahan lain yang ditemui dibidang ketenagakerjaan olehpara investor baik PMA maupun PMDN yang menanamkanmodalnya di Batam adalah permasalahan perburuhan dantenaga kerja outsourcing. Dengan dikeluarkannya PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan PermenakertransNo 19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagianpelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, diharapkanpermasalahan perburuhan dan outsourcing di Kota Batam dapatdiminimalisir.

M Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakPemberdayaan Perempuan dan anak tercermin dari peningkatankualitas hidup perempuan dan anak, selain itu juga terlihat dariperwujudan kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunansenantiasa berkembang seiring dengan tuntutan untukmeningkatkan partisipasi perempuan dalam semua bidangpembangunan.

Selama ini peningkatan peran perempuan telah dilakukanmelalui peningkatan kelembagaan masyarakat terutama diorganisasi-organisasi perempuan, salah satunya adalahpeningkatan keterlibatan dalam proses politik. Selain itu jugadilakukan melalui peningkatan peran kelembagaan perempuandan jaringan pengarusutamaan gender. Hal ini sangat bergunamengurangi tindak kekerasan terhadap perempuan,meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak, sertamengoptimalkan partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Dalam menjaga komitmen terhadap pemberdayaan perempuandi Kota Batam, Pemerintah Kota Batam seriusmengimplementasikan secara konsisten Permendagri No. 67Tahun 2011 tentang Perubahan terhadap Permendagri No. 15tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan PengarusutamaanGender di daerah. Dalam hal ini telah disusun strategi untukmewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakandan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi,kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, danevaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai bidangkehidupan dan sektor pembangunan.

Sebagai tindaklanjut dari Permendagri ini PengarusutamaanGender (PUG) Kota Batam dalam upaya percepatan pelembagaanpengarasutamaan gender di seluruh SKPD Kota Batam melaluisisi perencanaan anggaran dengan Anggaran yang ResponsiveGender (ARG).

39

Dalam hal gender tantangan yang dihadapi ke depan adalahmenekan kegiatan trafficking dengan memanfaatkan posisistrategis wilayah Kota Batam yang berbatasan langsung denganMalaysia dan Singapura. Di samping itu meminimalisirpermasalahan umum gender yang sering dihadapi selama iniyaitu kesenjangan gender dalam hal diskriminasi perempuanterhadap akses dan kontrol atas sumber daya, kesempatan,status, hak, peran, dan penghargaan. Selain itu permasalahanpengetahuan dan wawasan budaya terkait dengan membentukpola pikir dan perilaku perempuan dihambat untuk tidak maju.

N PerhubunganSecara umum sistem pelayanan transportasi di Batamdiarahkan kepada integrated moda, dimana perpaduan antarmoda udara dengan moda darat dan antar moda laut denganmoda darat harus dikembangkan, sehingga aksesibilitaspelayanan transportasi akan menjadi lebih nyaman dan aman.

Untuk transportasi darat, dengan perkembangan ekonomi danpesatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan jumlahkendaraan bermotor yang setiap tahunnya meningkat.Sementara kualitas dan kuantitas sarana dan prasaranapengangkutan belum memadai yang terlihat dari sering terjadikemacetan pada jam-jam tertentu terutama pada jam kerja.Kendala dalam transportasi darat Kota Batam lainnya ialahbelum optimalnya penanganan sistem angkutan umum, kondisijalan yang kurang baik, manajemen lalu lintas dan fasilitas lalulintas jalan yang belum memadai. Ke depan pembangunansarana transportasi darat, khususnya pengangkutan di KotaBatam sebaiknya fokus pada pembangunan sistem angkutanumum masal yang handal dan cepat (Mass RapidTransportation), pengelolaan dan pengendalian sistem yang baik,yang akhirnya dapat menekan kemacetan lalu lintas.

Sedangkan untuk transportasi laut, kendala kondisi saat iniialah minimnya, baik aksesibilitas maupun sarana danprasarana transportasi laut yang dapat menjangkau kehidupanmasyakat nelayan, khususnya di pulau–pulau kecil diperairanKota Batam. Peran armada laut sebagai penghubung mainlanddengan hinterland, maupun dengan daerah luar Kota Batammempunyai peran yang penting, baik untuk pengangkutandomestik maupun internasional.Ini terlihat dari betapa pesatnyaaktivitas transportasi laut di sekitar pelabuhan, mulai daripelabuhan rakyat, pelabuhan domestik, maupun pelabuhaninternasional. Mengingat Batam merupakan wilayah kepulauan,maka sangat diperlukan pengembangan sarana dan prasaranatransportasi laut yang dapat menjawab tuntutan akan jasatransportasi, termasuk didalamnya adalah penataan danmanajemen pengelolaan kepelabuhanan yang profesional.

Pengembangan dan peningkatan fasilitas lalu lintas laut yangmoderen berupa pembangunan pelabuhan dan fasilitaspenunjang keselamatan pelayaran berguna untuk meningkatkanpelayanan jasa transportasi laut, baik yang melayani pelayaraninternational, antar propinsi, maupun antar pulau. Di samping

40

itu, upaya untuk meningkatkan mobilitas masyarakat hinterlandperlu di fasilitasi dengan pembangunan pelabuhan rakyat danpengembangan pelayaran perintis dan peningkatan keselamatandi jalur lalu lintas laut dengan membangun fasilitas navigasi,sehingga dapat tercipta percepatan perekonomian di daerahtersebut.

Sarana dan prasarana laut tetap menjadi ciri khas Kota Batamkarena kota ini merupakan kota yang berada di jalur lautinternasional. Disamping letak yang strategis, Batam yang terdiridari berbagai pulau, sudah selayaknya transportasi lautmemegang peranan penting demi meningkatkan mobilitasmasyarakat dan membangun aksesibilitas antar wilayahkepulauan. Oleh karena itu, pembangunan tranportasi lautdiarahkan pada peningkatan dan penambahan prasaranapelabuhan termasuk pembangunan pelabuhan rakyat, sekaligusperbaikan manajemen kepelabuhanan. Disamping untukpercepatan pembangunan, dikembangkan juga pelayaranperintis dan peningkatan keselamatan di jalur lalu lintas lautdengan membangun fasilitas navigasi.

Untuk angkutan udara, perusahaan udara relatif mampumenyediakan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat. Halini ditunjukkan dengan tingginya frekuensi penerbangan,jumlah pesawat udara dan penumpang yang datang/berangkatyang terus mengalami peningkatan.

Tantangan yang dihadapi di bidang transportasi di masa yangakan datang adalah mengembangkan sistem transportasi efisiendan efektif, terjangkau dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukanpeningkatan transportasi yang terpadu antarmoda danintramoda serta selaras dengan pengembangan wilayah,mewujudkan pelayanan transportasi yang mendukungpembangunan ekonomi sosial dan budaya, serta mendukungkesatuan transportasi antara kawasan mainland dan hinterland.

O Komunikasi dan InformatikaDalam era globalisasi, informasi mempunyai nilai ekonomiuntuk mendorong pertumbuhan serta peningkatan daya saingdaerah. Perkembangan sarana dan prasarana telekomunikasitelah berkembang cukup baik di Kota Batam. Namun, masalahyang masih ditemui adalah terbatasnya kapasitas, jangkauanserta kualitas yang belum mencakup seluruh wilayah KotaBatam yang mengakibatkan rendahnya kemampuan masyarakatmengakses informasi terutama di daerah pesisir dan hinterland,sehingga kondisi ini menyebabkan semakin lebarnyakesenjangan digital antara wilayah mainland dan hinterland.

Di sisi lain penyelenggara layanan sarana dan prasaranatelematika dan kesenjangan digital dihadapkan kepada masihterbatasnya kemampuan pembiayaan operator sehingga kegiatanpembangunan sarana dan prasarana yang baru terbatas. Disamping itu kemampuan masyarakat memanfaatkan pelayanansarana dan prasarana kamunikasi dan informatika masihrendah disebabkan oleh terbatasnya daya beli masyarakat,

41

masih rendahnya kemampuan masyarakat untukmemanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dankomunikasi serta terbatasnya kemampuan masyarakat untukmengolah informasi menjadi peluang ekonomi atau sebagai nilaitambah ekonomi.

Fasilitas yang berkaitan dengan komunikasi dan informatikayang ada di Kota Batam saat ini dilayani oleh penyedia menarasebanyak 459 menara dari berbagai operator yang berada diwilayah mainland dan sebanyak 39 menara di wilayahhinterland. Dalam rangka penataan menara telekomunikasi telahditerbitkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 TentangMenara Telekomunikasi di Kota Batam dengan maksudpembangunan menara ke depan disinergikan denganketersediaan ruang di Kota Batam serta perkembangankebutuhan menara telekomunikasi sehingga tercapainyaefektifitas, efisiensi dan estetika kota dalam pembangunanmenara telekomunikasi.

Sampai saat ini tantangan yang dihadapi adalah pada beberapawilayah masih belum terjangkau oleh fasilitas pelayananoperator telekomunikasi dan bahkan pada wilayah-wilayahtertentu yang sudah mendapat jangkauan telekomunikasi tetapimasih mengalami gangguan/roaming dari operator luar negeriyaitu dari Singapura dan Malaysia. Pada masa mendatangtantangan utama yang dihadapi dalam sektor ini adalahmeningkatnya penyebaran dan pemanfaatan arus informasi danteledensitas pelayanan telematika masyarakat pengguna jasa.Tantangan lainnya adalah konvergensi teknologi informasi dankomunikasi yang menghilangkan sekat antara telekomunikasi,teknologi informasi dan penyiaran, pendidikan dan etika moral.

P Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam NegeriBatam merupakan kota yang memiliki komposisi masyarakatyang sangat komplit dari Etnis Aceh sampai Etnis Papua. Secarateoritis, masyarakat yang multikultur seperti ini membuat KotaBatam memiliki kelompok-kelompok masyarakat yang lebihmudah menerima pembaharuan dibandingkan denganmasyarakat yang cenderung homogen. Sifat keterbukaan danpenerimaan atas perbedaan serta nilai toleransi akan cenderungsemakin baik. Namun demikian, kenyataan akan kemungkinanterjadinya konflik antar suku tetap saja terbuka, terutamaapabila terjadi kesenjangan ekonomi.

Kerukunan umat beragama merupakan syarat penting dalammenilai sejauh mana kehidupan masyarakat Kota Batammemahami perbedaan. Salah satu indikator terciptanyakerukunan beragama adalah terciptanya toleransi antar umatberagama. Hal ini akan terwujud apabila setiap pemeluk agamamenyadari bahwa agama adalah sebuah faktor vital yangmencerminkan egoisme tertinggi seorang manusia sehinggatidak bisa diganggu (merupakan hak individu seseorang).

Kebebasan beragama dan beribadah harus dihormati oleh setiappemeluk agama yang berbeda-beda. Di sisi lain, ketegasan

42

Pemerintah terhadap ancaman keharmonisan beragama jugaharus diperhatikan. Perkembangan aliran-aliran kepercayaanyang sesat atau menyesatkan umat harus diantisipasi oleh sikaptegas pemerintah untuk mengatur keharmonisan tersebut.

Pluralitas masyarakat ini telah ikut mewarnai dinamikakehidupan dalam memajukan pembangunan di Kota Batam. Halini perlu tetap dijaga dalam tantanan kehidupan sosial untukmencegah terjadinya konflik sosial yang dapat mengganggustabilitas keamanan. Kondisi ini juga sangat diperlukan untukterciptanya iklim yang kondusif dalam berinvestasi di KotaBatam.

Dalam hal politik, reformasi telah memberikan manfaat positifbagi pemerintah daerah karena wewenang pemerintah daerahmenjadi lebih luas untuk meningkatkan sisi penerimaan daerahseperti pendapatan asli daerah dan dana transfer dari pemerintahpusat. Pemerintah daerah semakin memiliki kewenangan untukmerancang anggaran dan mengalokasikannya. Di dalammenunaikan tugas ini dengan benar, pemerintah daerahmendapat pengawasan dari masyarakat lewat lembagaperwakilannya sementara DPRD diawasi oleh masyarakat melaluiLembaga Swadaya Masyarakat dan organisasi sosialkemasyaraktan lainnya.

Proses perkembangan kehidupan berpolitik di Batam semakinberkembang menjadi lebih demokratis. Perkembangan ini tidakterlepas dari adanya perubahan kehidupan berpolitik itu sendiridi tanah air. Saat ini sistem politik yang tercipta adalah sistempolitik dengan asas demokrasi langsung. Sedangkanpertumbuhan kekuatan masyarakat sipil di Kota Batammerupakan komponen strategis dalam rangka memobilisasi danmenyatukan kepentingan, perhatian dan kebutuhan masyarakatatau bagian-bagiannya, dan untuk menyampaikan kepada parapemegang kekuasaan atau wakil wakil partai politik. Sistempolitik seperti ini menempatkan rakyat Batam semakin berdaulatdi daerahnya sendiri untuk menentukan kepala daerah yangberkualitas dan bermoral.

Q Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, AdministrasiKeuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, danPersandian

Otonomi DaerahSejak diberlakukannya Undang-undang nomor 22 Tahun1999 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telahmembawa serangkaian perubahan dalam sistem, organisasidan tata laksana pemerintahan daerah. Otonomi daerah yangjuga membawa akibat pada desentralisasi fiskal telahmembuka kewenangan yang lebih luas kepada pemerintahdaerah. Dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,penyusunan APBD, pelaksanaan pembangunan hinggapengawasan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan itusendiri.

43

Otonomi telah memberikan manfaat positif seperti perluasankapasitas pendapatan asli daerah dan kewenanganpemerintah dalam merancang anggaran danmengalokasikannya. Namun disisi lain, otonomi daerah jugadapat berdampak negatif yang perlu diantisipasi olehPemerintah Kota Batam dalam rangka menciptakan iklimyang kondusif untuk menarik minat investor berinvestasi diKota Batam.

BirokrasiGlobalisasi menciptakan revolusi teknologi dan sisteminformasi yang secara langsung akan mempengaruhi danmenuntut peningkatan kinerja aparat negara dan sisteminformasi pelayan publik dari pemerintah. Salah satutuntutan globalisasi adalah penguasaan atas Informasi danTeknologi (IPTEK) yang didukung oleh SDM berkualitas.

Aparatur pemerintah perlu mempersiapkan sistem pelayananpemerintah yang profesional melalui peningkatan sisteminformasi dan database yang berkaitan dengan pelayananpublik. Sistem tersebut harus memiliki karakter akurat,handal (reliable) dan variatif, serta mampu memenuhikepentingan masyarakat dan pengusaha. Permasalahan diKota Batam sampai dengan saat ini adalah perlunyapeningkatan penguasaan IPTEK dalam penyelenggaraanpemerintahan, pengawasan yang berorientasi pada CleanGovernment and Good Governance.

Tantangan birokrasi ke depan adalah kesiapan aparatur agarmampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspektransparansi, akuntabilitas dan kualitas yang prima darikinerja organisasi publik. Di samping itu dalam menyikapiera globalisasi dan revolusi teknologi dan informasimemerlukan peningkatan kualitas manajemenpenyelenggaraan pemerintahan dalam bentuk e-goverment, e-procurement, e-business dan cyber law. Hal ini diperlukandalam rangka menghasilkan layanan publik yang lebih cepat,lebih baik dan lebih murah selain itu juga akanmeningkatkan diterapkannya prinsip-prinsip tata pemerintahyang baik.

Manajemen PemerintahManajemen pemerintah di dalam penyediaan pelayanan dasarkepada masyarakat perlu ditingkatkan secara kualitas. Jenispelayanan yang diberikan kepada masyarakat pun masihterbatas. Hak-hak masyarakat dalam pelayanan publik,sebagai mandat UUD 1945, belum dapat diberikan secarapenuh. Peningkatkan kualitas aparatur pemerintah Batam didalam memberikan pelayanan publik yang profesional untukmasyarakat dan pihak swasta mutlak diperlukan, salah satuukuran profesionalitas adalah kemampuan memberikanpelayanan publik yang cepat, tepat, akurat dan murah.

44

Dualisme KewenanganAdanya dualisme kewenangan antara Pemerintah Kota Batamdan Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam) yang terjadisejak diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 yang telahdirevisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang PemerintahDaerah, serta UU No. 53 Tahun 1999 tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, KabupatenRokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan KotaBatam; penyelenggaraan sebagian tugas, kewenangan danfungsi yang selama ini dilakukan Badan Pengusahaan Batamtelah beralih menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam.Fenomena ini di lapangan menimbulkan kesan dualismekewenangan. Dampak dari kondisi ini memberikan efekketidakpastian hukum dalam berinvestasi di Kota Batam.

Untuk itu sosialisasi, publikasi kepada masyarakat dan duniausaha perlu dilakukan agar tafsiran dualisme kewenangan inimenjadi motor penggerak pembangunan di Kota Batam.Namun demikian koordinasi, integrasi, sinkronisasi secarakonsisten perlu dilakukan dengan pola komunikasi yangkondusif, sehingga diharapkan sinergisitas antaraPemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batamdapat terjalin dengan baik agar pembangunan di Batamdapat berjalan lebih optimal.

R SosialPesatnya proses industrialisasi yang terjadi di Kota Batam disamping memberikan manfaat kemajuan dalam pembangunan,juga berdampak pada munculnya berbagai permasalahan sosialantara lain adalah adanya penyandang masalah kesejahteraansosial dan prostitusi. Di samping itu, letak Kota Batam secarageografis yang berdekatan dengan negara tetangga jugamenimbulkan permasalahan antara lain dijadikannya KotaBatam sebagai salah satu daerah transit kegiatan trafficking,transaksi narkoba, penyelundupan dan lain-lain.

Untuk itu peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakatKota Batam yang sudah dilakukan saat ini perlu ditingkatkanmelalui berbagai upaya antara lain upaya pemberdayaanmasyarakat, rehabilitasi dan perlindungan sosial bagiPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan pecandunarkotika dan obat-obat terlarang. Namun demikian tantanganke depan yang menjadi perhatian adalah menurunkan bebanpermasalahn kesejahteraan sosial yang semakin beragam danmeningkat akibat terjadinya berbagai krisis sosial, menurunkanakses dan gejala sosial dampak dari disparitas kondisi sosialekonomi masyarakat dan terjadinya bencana sosial dan bencanaalam, dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan sosial dasarmasyarakat.

45

2.3.2. Fokus Urusan Pelayanan PilihanA Kelautan dan Perikanan

Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang mempunyaipeluang untuk dikembangkan adalah sumber daya kelautandan perikanan. Bidang kelautan dan perikanan harusdipersiapkan sebagai tumpuan masa depan, karena Kota Batammerupakan salah satu daerah pesisir dan laut dengan jumlahpulau sekitar 400 pulau dimana 329 pulau telah bernama danluas wilayah laut berkisar 295.156,78 Ha. Ini merupakanpotensi sumber daya laut dan perikanan yang besar dan perludikembangkan.

Dari aspek potensi sumber daya perikanan tangkap, terdapatkecenderungan mengalami proses kelebihan tangkap (overfishing).Namun demikian, daerah penangkapan (fishing ground) utamayang menjadi basis utama penangkapan ikan telah diarahkanpada perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan, sekaligussebagai pintu gerbang pemasaran hasil produksi tangkapan. Darisisi perikanan budidaya laut, perikanan payau, industri perikanandan jasa perikanan lainnya, lokasi Kota Batam masih cukup layakuntuk dikembangkan secara potensial, karena mampu mengaksespeluang pasar internasional dan sekaligus lumbung perikananbudidaya internasional.

Potensi lahan dan jenis budidaya laut dan payau sudah cukupberkembang di sekitar wilayah hinterlands, namun identifikasiluas lahan peruntukan dan kesesuaian jenis komoditas budidaya,belum tepat tempat, tepat jenis dan tepat teknologi. Biayabudidaya ikan laut masih sangat tinggi karena adanyapenggunaan teknologi yang tidak sederhana, sedangkan budidayarumput laut diperkirakan lokasi yang masih cocok cukup jauhjarak aksesibilitasnya. Jenis komoditas budidaya laut yang telahdiusahakan adalah jenis ikan kerapu, kakap putih, kakap merah,bawal bintang, udang, kepiting, dan rumput laut, meskipun masihsering ditemui kendala pengembangannya. Kendala yang umumdihadapi adalah kuantitas benih dan bibit yang harusdidatangkan dari luar daerah, ketersediaan pakan segar danpakan pelet yang cukup mahal. Untuk pemasaran hasil produksicenderung diekspor ke luar negeri, sedangkan untuk kebutuhandan pasokan pasar lokal hanya dalam bentuk jenis ikan karang(demersal) dan ikan hasil tangkapan segar lainnya.3

Beberapa permasalahan terkait dengan kelautan dan perikananberkaitan erat dengan permasalahan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, antara lain yaitu:

Keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola sumberdaya kelautan.

Potensi konflik kepentingan (conflict of interest) antarapemangku kepentingan.

Rendahnya tingkat kesejahteraan serta pencaharianmasyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

3Laporan Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Batam

46

Keterbatasan pemanfaatan potensi sumber daya kemaritiman. Lemahnya penegakkan hukum dalam pengelolaan SDA Kenaikan muka air laut (seawater level rise) akibat pemanasan

global. Ancaman kehilangan luasan kawasan pesisir dan pulau-pulau

kecil. Tingkat kerusakan biofisik lingkungan wilayah pesisir yang

semakin mengkhawatirkan. Belum banyaknya dukungan riset dan ilmu pengetahuan dan

teknologi kelautan.

B PertanianBerbagai kendala di sektor pertanian antara lain, mahalnyabiaya pengelolaan lahan, rendahnya tingkat kesuburan lahan,rendahnya kualitas produksi yang dihasilkan, terbatasnyamodal usaha petani, serta ketidakpastian status lahan yangdiusahakan di daerah bounded.

Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian tanamanpangan di Kota Batam relatif sedikit. Tercatat pada tahun 2009hanya terdapat 5.083 penduduk (kurang dari 2% dari totalkeseluruhan tenaga kerja) yang menggantungkan matapencaharian di sektor ini. Jenis tanaman yang ditanami diwilayah Kota Batam antara lain tanaman palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Disisi lain, kegiatan peternakan Kota Batam juga masihmenghadapi beberapa kendala antara lain; masih rendahnyatingkat keterampilan, terbatasnya tenaga profesional sepertidokter hewan, tidak tersedianya bibit unggul yang tahanterhadap penyakit, tingginya harga pakan ternak, terbatasnyalahan peternakan. Walaupun begitu, saat ini terdapat banyakhewan ternak yang ada di Kota Batam akibat dari peluangyang ditangkap oleh pelaku-pelaku usaha di bidangpeternakan yang melihat kebutuhan Kota Batam di bidangpenyediaan daging hewan potong cukup prospektif di manasetiap tahunnya semakin meningkat.

Di sisi lain, mengingat letak strategis Kota Batam yangberdekatan dengan negara tetangga sangat mudah dimasukioleh berbagai produk produk impor dan ini menuntut pentingnyafungsi kontrol dan pengawasan terhadap produk impor tersebut.

C KehutananSejak awal pembangunan Batam telah disusun Rencana TataRuang, yang pada masa itu dikenal dengan sebutan MasterPlan sebagai pedoman arahan peruntukan ruang dalampembangunan yang memuat pengaturan peruntukan ruangbagi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Salah satuperuntukan kawsan lindung adalah kawasan hutan.

Ketentuan yang mengatur tentang kawasan hutan di KotaBatam, dimulai dengan dikeluarkannya Keputusan MenteriNomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang

47

Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I Riau,dimana pada saat itu Kota Batam masih merupakan bagiandari Provinsi Riau. Berdasarkan Keputusan Menteri yangselanjutnya lebih dikenal dengan istilah Tata Guna HutanKesepakatan (TGHK) Provinsi Riau tersebut kawasan hutanyang ada di Kota Batam adalah seluas 75.340 Ha atau 73%dari luas daratan Kota Batam yang terdiri dari 44.803 Haberupa Kawasan Hutan Tetap dan 30.537 Ha Kawasan HutanProduksi Yang Dapat Dikonversi (HPK).

Dalam rangka mengantisipasi pesatnya perkembangan PulauBatam, maka pada Tahun 1987 dilakukan penunjukankawasan hutan di Pulau Batam dengan SK Menteri KehutananNo. 47/Kpts-II/1987 tentang Penunjukan Areal Hutan diWilayah Kodya Batam. Untuk memperjelas dan mempertegaskawasan hutan di Provinsi Kepulauan Riau, sejak tahun 2009telah dilakukan proses paduserasi kawasan hutan antarakawasan hutan yang ditetapkan melalui Tata Guna HutanKesepakatan (TGHK) dengan Rencana Kawasan Hutan yangada dalam Rencana tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)Kepulauan Riau yang dilakukan oleh Tim Terpadu yangdibentuk oleh Menteri Kehutanan.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Tim Terpadumaka usulan perubahan kawasan hutan di Kota Batam,menjadi seluas 38.338 Ha atau 37,24% dari luas daratan KotaBatam yang terdiri dari 34.207 Ha berupa Kawasan HutanTetap dan 4.131 Ha HPK. Namun demikian penetapan luasandefinitif kawasan Hutan Kota Batam masih menungguketetapan yang akan dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan.

Permasalahan yang terjadi dalam kawasan hutan saat inisudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan akibatmeningkatnya praktek perambahan hutan oleh masyarakatuntuk berbagai aktivitas kehidupan antara lain untuk kegiatanpertanian, peternakan, holtikultura, rumah tempat tinggal danperladangan. Di samping itu meningkat juga tuntutan ataslahan dan sumber daya hutan yang tidak pada tempatnya. Halini berdampak terhadap rusaknya lingkungan kawasan hutanterutama pada daerah catchman area untuk pengamananwaduk sebagai sumber air bersih untuk masyarakat KotaBatam, selain itu rusaknya keaslian lingkungan kota.

D EnergiPenyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT.PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang.Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti diBelakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh,Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abangpenyediaan ketenagakelistrikan dikelola PLN Persero CabangTanjung Pinang.

Sejalan dengan perkembangan Kota Batam yang pesat sebagaipusat kegiatan industri, perdagangan, jasa, pariwisata dan alihkapal tentunya kebutuhan akan tenaga listrik semakin

48

meningkat. Untuk itu, maka perlu diantisipasi kapasitaspenyediaan kebutuhan listrik yang cukup bagi masyarakat.

Permasalahan pokok yang dihadapi antara lain masih adanyakesenjangan antara daerah mainland dan hinterland terhadapketersediaan ketenagalistrikan. Sampai saat ini pemenuhankelistrikan di daerah hinterland melalui bantuan Solar HomeSystem (SHS) dan bantuan genset diesel yang dikelola olehkoperasi.

Pada masa mendatang tantangan yang dihadapi adalahmeningkatkan pasokan energi, sarana dan prasarana sertaproses dan penyalurannya untuk keperluan domestik termasukmasalah kebijakan tarif lokal. Di samping itu lokasi sumber dayaenergi yang potensial berada di luar Kota Batam, sehinggapengembangannya terbatas hanya untuk menyalurkan energidari lokasi sumber daya ke pusat permintaan energi.

E PariwisataPerkembangan Kota Batam sebagai sebuah daerah industri telahmemberikan efek mutiplier bagi sektor lainnya.Salah satu sektoryang berkembang ini adalah sektor pariwisata. Hingga saat ini,Kota Batam mampu secara kontinyu menjadi kota ke 3penyumbang wisatawan asing terbesar di Indonesia.Penyumbang wisatawan terbesar pertama ialah Bandara NgurahRai Bali dan yang kedua ialah Bandara Soekarno-Hatta.Gambaran wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui 3pintu masuk termasuk Batam dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar II-8Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung

Melalui 3 Pintu Masuk

Sumber : Kantor Imigrasi Kota Batam

Saat ini Kota Batam sudah menjadi salah satu Kota WisataKonvensi atau Meeting Intensive Tour Conference Exhibition(MICE) di Indonesia. Selain itu, Kota Batam juga berpotensisebagai Kota Wisata Budaya karena selama ini telah mempunyai

49

agenda tahunan event-event Kebudayaan antara lain sepertiKenduri Seni Melayu, Parade Tari Daerah, Lomba Sea EagleBoat, Pesta Budaya Masyarakat Pesisir, dan lain-lain.

Sebagai upaya menjadikan Kota Batam sebagai tujuan wisatamaka pada tahun 2010 telah dicanangkan program Visit Batam2010. Melalui Visit Batam 2010 diharapkan terjadinyapeningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Batam. Hal inididukung dengan misi Kota Batam ingin menjadikan Batamsebagai pintu gerbang destinasi wisman di Indonesia bagianbarat. Fasilitas Batam sebagai kota pariwisata antara lain,menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut danpantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomidan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Di samping itudidukung dengan tersedianya fasilitas hotel dan resort denganstandar berkelas internasional serta aneka peristiwa yangdisusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam,sehingga diharapkan dapat menjamin kenyamanan dankepuasan wisatawan domestik maupun mancanegara dalamberkunjung ke Kota Batam. Untuk itu agar kondisi ini dapatdipertahankan dan ditingkatkan maka sangat diperlukanpenciptaan situasi dan kondisi yang kondusif serta peningkatankualitas pelayanan baik dibidang jasa maupun pelayananpublik.

Kedekatan wilayah Kota Batam dengan Negara Singapura danMalaysia merupakan salah satu faktor meningkatnya kunjunganwisman yang datang ke daerah ini, di mana sebagian besarwisman yang datang berasal dari warga Singapura dan Malaysia.Perbandingan jumlah wisman yang berkunjung ke Kota Batammenurut kebangsaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II-5Perbandingan Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Kota Batam

Menurut Kebangsaan, Tahun 2009-2012

NoKebangsaan/

Kewarganegaraan

2009 2010 2011 2012

1 Singapura 645.033 646.106 611.270 606.3l26

2 Jepang 26.209 24.015 17.627 19.306

3 Malaysia 148.967 153.172 137.484 148.167

4 Australia 11.274 10,601 8.766 9.417

5 Taiwan 3.86 3.63 3.286 3.521

6 Korea Selatan 28.41 42.865 44.527 48.843

7 AmerikaSerikat 11.713 11.057 9.291 10.430

8 Inggris 18.009 17.393 12.657 13.413

9 Lainnya 126.665 131.126 186.515 222.817

Jumlah 1.020.140 1.039.965 1,031,423 1,082,240Sumber : Kantor Imigrasi Kota Batam

F IndustriIndustri manufaktur merupakan sektor yang paling dominan didalam struktur ekonomi Kota Batam. Tercatat pada tahun 2011,jumlah tenaga kerja perusahaan besar dan sedang industripengolahan ialah sebanyak 174,084 orang. Hal ini tidak terlepasdari status Kota Batam sebagai kawasan bebas dan pelabuhanbebas (Free Trade Zone). Keberadaan kegiatan industri di Batam

50

pada umumnya berada pada suatu kawasan industri, dimanasaat ini berjumlah sekitar 22 kawasan industri.

Namun demikian tantangan ke depan yang dihadapi adalahmasih adanya beberapa kawasan industri belum optimalpemanfaatannya untuk kegiatan investasi, sehingga ke depanharus perlu dilakukan promosi investasi bagi kawasan-kawasanindustri untuk menarik minat investor menanamkaninvestasinya pada kawasan industri. Disamping itu yang harusdiperhatikan adalah menjaga suasana kondusif sehingga parainvestor yang sudah berada di kawasan industri merasa nyamandan kondusif sehingga melakukan relokasi investasi di luarkawasan industri Batam.

Adapun kegiatan industri di Batam meliputi industrimanufaktur, industri elektronika, industri garment, industriplastik dan lainnya. Di samping itu ada juga kegiatan industriperkapalan dimana saat ini sangat signifikan perkembangannyadalam memberikan kontribusi pembangunan di Kota Batamterutama dalam hal ketenagakerjaan. Adapun kegiatan yangdilakukan antara lain kegiatan pembuatan kapal, reparasi kapalyang sebagian besar merupakan order dari luar negeri.

Kontribusi sektor industri dalam total perekonomian Kota Batampada tahun 2011 mencapai 54.57%. Hal yang patut menjadiperhatian penting dalam dominasi industri pengolahan KotaBatam ialah bahwa pada umumnya industri pengolahan iniberada di area khusus (bukan industri rakyat kebanyakan) dancenderung bersifat eksklusif. Hal ini mengindikasikan bahwadampak positif keberadaan perusahaan industri pengolahan,tidak dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat luas. Olehkarena itu, keterkaitan/hubungan antara industri kecil/lokaldan menengah/besar harus dioptimalkan agar dampaknyadapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Tantangan terhadap kegiatan-kegiatan industri dimasa depanyang harus jadi perhatian semua pihak adalah pengawasan danpengendalian dampak lingkungan dari kegiatan industri yangdapat mengancam kehidupan flora dan fauna sebagai sumberkehidupan. Untuk itu ke depan orientasi pengembangankawasan-kawasan industri yang belum terbangun khususnya diPulau Rempang dan di pulau lainnya sudah harus diarahkankepada kegiatan ecoindustri dan high-tech industry.

G PerdaganganPeranan sektor perdagangan di Kota Batam dari tahun ke tahunterus mengalami peningkatan, meskipun masih menempatiurutan kedua terbesar peranannya setelah sektor industri dalamstruktur prekonomian daerah Kota Batam, dimana pada tahun2011 memberikan kontribusi terhadap perekonomian KotaBatam sebesar 24,57%. Kondisi ini memberikan gambaranbahwa pembangunan dilaksanakan telah sejalan dengan arahpengembangan Kota Batam sebagai kawasan industri,perdagangan, alih kapal dan pariwisata.

51

Meningkatnya peranan sektor ini juga didukung oleh letak KotaBatam yang sangat strategis yaitu berada di jalur pelayaraninternasional yang sibuk di dunia dan berbatasan langsungdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia. Potensi iniharus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk terusdikembangkan dan ditingkatkan sehingga sektor perdaganganini di masa depan diharapkan menjadi sektor sebagai salah satulokomotif pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di KotaBatam.

Berkenaan dengan telah ditetapkannya Batam sebagai KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam memberikandampak yang sangat signifikan terhadap kegiatan ekspor KotaBatam. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan nilai ekspor Batampada tahun 2010 meningkat sebesar 47,40% di banding tahun2009. Selama periode Januari – Desember 2011 neracaperdagangan luar negeri Kota Batam mengalami surplus sebesarUS$ 1.950,45 juta, sedangkan periode Januari-September 2012surplus perdagangan luar negeri Batam baru mencapai US$255,78 juta.

Untuk meningkatkan kinerja perdagangan luar negeri KotaBatam di masa mendatang perlu ditingkatkan kerjasama yangbersinergi antara instansi yang terkait dalam memberikanpelayanan yang prima kepada investor maupun masyarakatpengusaha di daerah. Tantangan ke depan yang dihadapi adalahkonsistensi peraturan dari Pemerintah Pusat terhadap kegiatansektor perdagangan pada Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam, selain itu menghindari beda penafsiranantar instansi terkait terhadap peraturan pada kawasanpelabuhan bebas dan perdagangan bebas Batam.

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaIndikator pengeluaran konsumsi rumah tangga dimaksudkanuntuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yangmenjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.Semakin besar angka konsumsi RT, maka mengindikasikansemakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.Rerata pengeluaran rumah tangga Kota Batam selama periode2003-2011 makin meningkat. Hal ini mengindikasikan semakinmeningkatnya kemampuan ekonomi Kota Batam. Selain itu,komposisi pengeluaran bukan makanan juga makin besar, yangdapat menjadi indikasi kesejahteraan meningkat.

52

Gambar II-9Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan

Sumber : BPS Kota Batam

Berdasarkan fakta, jika dilihat proporsinya bahwa konsumsi untukmakanan pada tahun 2011 hanya mencapai 41,5% darikeseluruhan konsumsi yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwamasyarakat Kota Batam telah relatif sejahtera karena sebagai besarkonsumsi yang ada dialokasikan bagi konsumsi non-makanan(58,5%). Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makinkecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruhpengeluaran rumah tangga. Kondisi ini dengan kata lain dapatdikatakan bahwa rumah tangga/keluarga akan semakin sejahterabila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecildibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan.

Gambar II-10Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga

Per Bulan Kota Batam Tahun 2011

Sumber : BPS Kota Batam

53

Dalam hal pola konsumsi, pada tahun 2011 jika dibandingkandengan tingkat nasional maka pola proporsi konsumsi Kota Batamjauh lebih baik. Pada tingkat nasional konsumsi makanan darimasyarakat ialah sebesar 48,5% dari keseluruhan pengeluarankonsumsi yang ada dan sisanya sebesar 51,5% diperuntukkan bagikonsumsi non-makanan. Hal ini mengindikasikan bahwakesejahteraan masyarakat Kota Batam lebih baik bila dibandingkandengan tingkat nasional.

Gambar II-11Perbandingan Komposisi Konsumsi di Kota Batam

dan Tingkat Nasional Tahun 2011

Sumber : BPS Kota Batam & BPS Pusat (Buku Perkembangan Bebebapa Indikator Utama SosialEkonomi Indonesia, Agustus 2012)

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/InfrastrukturInfrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung poladistribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnyaseperti kelistrikan dan telekomunikasi terkait dengan upayamodernisasi kemajuan suatu daerah dan penyediaannyamerupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkanproduktifitas sektor produksi. Ketersediaan sarana perumahan danpermukiman, antara lain air minum dan sanitasi, secara luas danmerata, serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutanmenentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, infrastruktur mempunyai peran yang tidak kalahpentingnya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan wilayah.Jaringan transportasi dan telekomunikasi merupakan salah satuperekat utama antar wilayah dan daerah. Sejak lama linfrastrukturdiyakini merupakan pemicu pembangunan suatu kawasan. Dapatdikatakan disparitas kesejahteraan antar kawasan juga dapatdiidentifikasi dari kesenjangan infrastruktur yang terjadidiantaranya. Dalam konteks ini, ke depan pendekatanpembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin pentinguntuk diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwainfrastruktur transportasi berperan besar untuk membuka isolasiwilayah.

54

Oleh sebab itu, percepatan pembangunan infrastruktur memegangperan penting dalam meningkatkan daya saing perekonomiandomestik terutama dengan perekonomian dunia (global). Faktorkeempat elemen tersebut merupakan rangkaian sistem kebijakanyang harus saling terintegrasi agar dapat meningkatkan daya saingperekonomian domestik.

Kota Batam memiliki berbagai macam fasilitas infrastuktur dalammenunjang aktivitas sosial ekonomi. Sampai dengan keadaan akhirtahun 2011 tercatat panjang jalan yang ada 1.089,46 km.Prasarana jalan yang ada pada tahun 2011 tercatat 899,45 km(82,6%) dalam keadaaan baik dan 156,51 km (14,4%) dalam kondisisedang dan 33,50 km dalam kondisi rusak ringan sampai berat.Pembangunan infrastruktur jalan sebagian besar sudah mampumembuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintasorang dan barang sehingga berdampak pada pertumbuhanperekonomian Kota Batam.

Infrastruktur transportasi darat, laut dan udara menjadi sangatpenting untuk disediakan mengingat kondisi geografis Kota Batamyang terdiri dari kawasan mainland dan hinterland dengandisparitas ekonomi yang beragam. Ketersediaan infrastruktur iniakan menciptakan konektifitas antar daerah mainland danhinterland dan antar wilayah pulau dengan pusat kegiatanekonomi. Selain itu ketersediaan infrastruktur transportasi akanmemudahkan aksesibilitas masyarakat untuk memperolehpendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Pada akhirnyaperan infrastruktur transportasi akan membawa positif bagiproduktifitas industri, kesejahteraan masyarakat danmeningkatkan daya saing.

Kondisi infrastruktur transportasi yang dimiliki Kota Batam sebagaidaya tarik investasi antara lain adalah Bandara Internasional HangNadim Batam dimana bandara ini mampu melayani kegiatanpenerbangan dan bongkar muat. Pergerakan penumpang padaBandara Hang Nadim pada tahun 2011 berjumlah 3.380.628 orangsedangkan pergerakan pesawat udara tahun 2011 berjumlah28.595 kali. Untuk perkembangan kargo dalam kegiatan bongkarpada tahun 2011 berjumlah 20.958 ton sedangkan untuk muatberjumlah 9.175 ton. Kapasitas ultimate Bandara Hang Nadimdapat dikembangkan untuk fasilitas apron menjadi 170.000 km2,12 garbarata dengan luas terminal 88.000 m2, kapasitaspenumpang 8.300.000 orang per tahun, sedangkan kargo 700.000ton per tahun.

Dalam hal sarana perhubungan laut telah tersedia lima pelabuhanpenumpang internasional dengan tujuan Singapura dan Malaysia,dua pelabuhan penumpang domestik dan tiga pelabuhan angkutanbarang baik untuk tujuan domestik maupun internasional dengankapasitas sandar kapal maksimum 35.000 DWT dan kontainersebanyak 90.000 TEUs.

Dalam penyediaan air bersih, Kota Batam memiliki 10 waduk,sementara yang sudah beroperasi sampai dengan saat ini 6 wadukyang dapat memberikan kebutuhan pelayanan air bagi masyarakatdengan kapasitas produksi 2.693,32 lt/detik dari kapasitas desain

55

WTP sebesar 4.410 lt/detik, sedangkan 3 waduk masih dalamtahap perencanaan dan 1 waduk dalam tahap pembangunan. Disamping itu masih terdapat 3 waduk yang berada di daerahhinterland dengan kapasitas produksi baru mencapai 14 lt/detik.

Dalam pengelolaan limbah, telah terdapat Fasilitas InstalasiPengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas domestik sebesar33 lt/detik di Batam Centre dengan jumlah satuan sambunganberjumlah 209.501 sambungan. Untuk masa datang direncanakankapasitas pengelolaan air limbah di Batam Centre akanditingkatkan menjadi 300 lt/detik dan pengembangan 6 lokasipengolahan air limbah dengan sistem terpusat sehingga mencapaikapasitas 3.350 lt/detik. Sedangkan penanganan sampah domestiksaat ini dilakukan di TPA Telaga Punggur dengan menggunakansistem Sanitary Landfill, sedangkan di masa depan pengelolaansampah dilakukan dengan menggunakan teknologi maju ramahlingkungan melalui Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).

Ketersediaan energi listrik merupakan unsur penting bagipembangunan dalam segala bidang. Aktivitas ekonomimembutuhkan listrik sebagai sumber energi gerak dan cahaya.Listrik dalam industri dibutuhkan untuk memproduksi barang,melalui proses peningkatan nilai tambah bahan menjadi produkolahan setengah jadi atau jadi. Ketersediaan listrik yang memadaidi suatu daerah akan menjadi insentif untuk membangun industri,serta memperluas jangkauan pemasaran dan distribusi. Listrik jugaberperan dalam meningkatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dankesehatan. Berbagai informasi akan mudah dan cepat diperolehdan disebarkan dengan bantuan media pendidikan yang tersediasecara elektronik.

Untuk kebutuhan energi telah terdapat jaringan distribusi gas danketersediaan kelistrikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Gambar II-12Sistem Kelistrikan Kota Batam Saat Ini

Sumber: PT. PLN Batam

56

Dalam aspek telekomunikasi sebagai sarana memudahkan arusinformasi dengan lebih luas dan cepat sangat diperlukan untukdaya saing daerah. Fasilitas jaringan yang tersedia di Kota Batamoleh penyedia jasa telekomunikasi seluler dan penyedia jasatelekomunikasi adalah fasilitas jaringan fixed line, jaringan seratoptik dan broadband. Ketersediaan telepon tetap memudahkankomunikasi antar daerah dan wilayah. Sementara itu, keberadaanteknologi serat optik semakin mampu memperluas lebar jalur(bandwidth), sehingga komunikasi data dapat dilakukan dengankecepatan tinggi. Ketersediaan serat optik dan broadband akanmeningkatkan produktifitas dalam berbagai bidang karena akanmempermudah penyampaian informasi dan proses data.

Selain itu fasilitas lainnya dalam rangka meningkatkan daya saingdaerah adalah fasilitas hotel, bank (pemerintah dan swasta),perusahaan asuransi, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL),Ekspedisi Muatan Kapal Udara (EMKU) dan pelayanan jasa lainnyatelah cukup tersedia di Kota Batam. Di samping itu terdapat jugafasilitas sosial seperti sekolah, fasilitas kesehatan, tempatperibadatan dan fasilitas olah raga sebagai dukungan kelengkapaninfrastruktur daerah untuk kelengkapan sarana kesejahteraanmasyarakat.

Tantangan ke depan untuk fasilitas wilayah dalam rangkapeningkatan perekonomian masyarakat dibutuhkan (1)pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas, membukaisolasi wilayah antara daerah hinterland ke mainland melaluipembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan, jembatan,pelantar kayu menjadi pelantar beton, penyehatan lingkunganseperti semenisasi, (2) meminimalisasi titik-titik banjir/genanganair melalui pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan saranadan prasarana drainase sesuai dengan kapasitasnya karena banjirmenyebabkan terganggunya aksesibilitas yang berdampak padapenurunan aktivitas ekonomi masyarakat, (3) pada kawasan-kawasan hinterland sering terjadi abrasi laut maka perlupenanganan pembangunan dan pemeliharaan tebing pantai, selainitu penyiapan sarana transportasi laut yang representative daridaerah hinterland ke mainland, (4) penyiapan pembangunan saranatransportasi angkutan massal yang handal dan peningkatanmanajemen serta pengoperasian Bandara Hang Nadim mengarahkepada optimalisasi operasional 24 jam sehari sehari, selain itujuga pembangunan transportasi laut diarahkan pada peningkatandan penambahan prasarana pelabuhan sekaligus perbaikanmanajemen pelabuhan.

2.4.3. Fokus Iklim Investasi2.4.3.1 Proses Perizinan

Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha di daerah sebaiknyadifokuskan pada: (i) penyederhanaan dan harmonisasi berbagairegulasi yang bertujuan untuk memberikan transparansi, kepastiandan kemudahan untuk melakukan investasi dan berusaha; (ii)penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untukmempercepat dan mempermudah proses perizinan dan non

57

perizinan untuk berinvestasi dan mengembangkan usaja di daerah;serta (iii) kemudahan dalam proses pembebasan dan perolehanlahan.

Regulasi yang jelas dan proses yang lebih sederhana akanmemudahkan investor dan pengusaha dalam melaksanakanregulasi tersebut, karena tidak akan menimbulkan salah persepsidan dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi. Sementara itu,penyelenggaraan PTSP yang baik akan memberikan kepastianberusaha, memudahkan investor dan pengusaha dalam memprosesperizinan, serta meningkatkan efisiensi proses pengurusanperizinan karena perizinan dapat diproses dengan lebih cepatdengan biaya yang lebih transparan. Hal ini tentunya akanberdampak pada meningkatnya kenyamanan berusaha danberinvestasi; yang pada akhirnya dapat meningkatkan PendapatanAsli Daerah serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, Batam yang sudahditetapkan sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan PerdaganganBebas dalam rangka memberikan kemudahan proses perizinansebagai daya tarik investasi dan daya saing daerah, makaPemerintah Kota Batam bersama Badan Pengusahaan Batam telahmelakukan proses pelayanan perizinan melalui Pelayanan TerpaduSatu Pintu (PTSP).

Adapun maksud dan tujuan proses perizinan pada PTSP adalah (1)mempercepat dan mempermudah pelayanan perizinan, (2)memudahkan dalam memonitor kinerja pemrosesan perizinanterutama yang bersifat lintas sektor, (3) mengantisipasi terjadinyaketerlambatan proses perizinan yang berlarut-larut dan (4)mengurangi adanya pungutan pada perizinan sektor tertentu.Untuk menunjang fasilitas pelayanan perizinan di Kota Batam,Pemerintah Pusat menetapkan Kota Batam sebagai kota pertamayang melaksanakan Pilot Project National Single Window dan SistemPelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik (SPPISE) yaituperangkat lunak yang diluncurkan pada akhir tahun 2006. Sistemini bertujuan untuk mengurangi biaya serta penanganan prosesekspor impor bea cukai dan pajak & prosedur di pelabuhan Batam.

Pada masa mendatang strategi peningkatan pelayanan perizinandan non perizinan di Kota Batam pada PTSP adalahmengoptimalkan penyelenggaraan peran dan fungsi PTSP melaluipeningkatan (1) SDM yang profesional dan memiliki kompetensi, (2)sarana, prasarana dan media informasi yang memadai, (3)mekanisme kerja yang jelas, transparan, mudah dipahami dandiakses, dan (4) disediakan layanan pengaduan. Di samping itudilakukan juga strategi melalui harmonisasi regulasi antar daerahdan antar pusat dan daerah yang mendukung investasi. Untukmendukung hal ini perlu didorong langkah-langkah: (1)peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunanregulasi, (2) pemantauan dan evaluasi atas peraturan-peraturandaerah yang menghambat investasi dan perdagangan, (3)mekanisme pembatalan peraturan-peraturan daerah yangbermasalah.

58

2.4.3.2. Angka KriminalitasKondisi lingkungan Kota Batam yang aman dari berbagai macamkejahatan akan memiliki dampak positif bagi perkembanganinvestasi. Kondusifnya aktivitas kehidupan akan mempengaruhisecara riil dan persepsi investor dalam menanamkan modalnya.Berbagai tindak kriminal seperti kejahatan konvensional maupuntransnasional, konflik horizontal, konflik vertikal, penyalahgunaandan peredaran gelap narkoba, serta berbagai bentuk kriminalitasyang lainnya, baik secara kuantitas maupun kualitas, masihmerupakan hal yang sangat diperhatikan dalam menjaga keamanandan ketertiban Kota Batam.

Perkembangan angka kriminalitas Kota Batam selama periode2005-2011 cenderung mengalami penurunan. Hal ini terlihat darifakta kriminalitas yang terjadi pada tahun 2005 berjumlah 4597kejahatan menurun menjadi 2265 jumlah kejahatan. Jeniskriminalitas yang cukup banyak terjadi di Kota Batam ialahpencurian, penipuan dan lain sebagainya.

Banyak aspek yang melatarbelakangi tindakan kriminalitas, namunhal ini dapat diantisipasi. Hal penting yang harus disikapi dalammencegah potensi kriminalitas dimasa depan agar tidak terjadidiantaranya adalah pembenahan disparitas/kesenjangan kualitaskehidupan masyarakat dan perbedaan kesejahteraan masyarakatantara yang bermukim di hinterland dan mainland.

Selain itu, dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yangaman dan damai, maka upaya peningkatan rasa saling percaya danharmonisasi antarkelompok masyarakat di Kota Batam,peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangankriminalitas masih perlu ditingkatkan lebih optimal. Hal ini dapatdilakukan melalui koordinasi antara Pemerintah Kota Batamdengan forum MUSPIDA dengan mengikutsertakan paguyuban-paguyuban, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) danorganisasi agama dan kemasyarakatan lainnya bersama denganmasyarakat yang ada di Kota Batam.

59

BAB IIIANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI PEMBANGUNANPenduduk dan KesejahteraanPermasalahan:

1. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Fakta menunjukkanbahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Batam cenderungmeningkat, hal ini dapat dilihat selama periode tahun 2005-2012 yaitu laju pertumbuhan penduduk mencapai 9,0% pertahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini berasal darimigrasi dimana sebagian besar dari pendatang tersebutmerupakan usia produktif yang tidak didukung denganketerampilan dan kompetensi yang memadai (unskill). Disamping itu tingkat kelahiran yang tinggi juga menjadi faktormeningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam.

2. Penyebaran penduduk tidak merata dan mobilitas pendudukyang belum optimal. Banyaknya jumlah penduduk di KotaBatam hanya terkonsentrasi pada kecamatan yang berada diwilayah Pulau Batam (mainland), sebagai akibat terlaluteragglomerasinya aktivitas perekonomian di Pulau Batam.Dampak dari kondisi ini menciptakan penyebaran penduduk diKota Batam tidak merata. Hal ini ditunjukkan denganpersentase penduduk di Pulau Batam pada tahun 2011 sebesar95,4%. Di samping itu jumlah penduduk yang cukup besardan mobilitas yang tergolong tinggi belum didayagunakansecara optimal sebagai asset dan potensi dalam menggerakanroda perekonomian di Kota Batam.

3. Tenaga kerja lokal relatif belum kompetitif. Sebagian besarjumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan pekerjaanyang tersedia masih didominasi oleh tenaga kerja yang berasaldari luar daerah (pendatang). Hal ini disebabkan masihrendahnya kompetensi tenaga kerja lokal dalam memenuhistandar kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha.

4. Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi. Tingkat kemiskinanmikro Kota Batam 16,34% lebih tinggi dibanding tingkatkemiskinan mikro nasional 12,49% dan rencana target MDG’ssebesar 12,1%. Tingginya tingkat kemiskinan ini antara laindisebabkan oleh migrasi yang tinggi yang tidak terserap padalapangan kerja termasuk juga tingginya tingkat kemiskinan diwilayah hinterland. Khusus di wilayah hinterland tingkatkemiskinan pada tahun 2011 dari jumlah penduduk sebesar52.534 jiwa hampir 52% penduduknya masuk dalam kategorimiskin. Hal ini disebabkan aktivitas penduduk di wilayahhinterland umumnya bergerak di bidang perikanan, pertanianyang masih bersifat tradisional. Selain itu wilayah ini kurangdidukung sarana dan prasarana aksesibilitas dengan pusatkegiatan perekonomian sehingga menyebabkan tingginyaharga-harga komoditas. Kondisi ini berakibat tingginya tingkat

60

kemiskinan di wilayah hinterland serta makin melebarnyakesenjangan tingkat kesejahteraan antara wilayah hinterlanddan mainland.

5. Permasalahan gender. Kualitas hidup dan peran perempuandan anak di berbagai bidang pembangunan masih relatifrendah hal ini antara lain ditandai oleh rendahnya angkaIndeks Pembangunan Gender (IPG) dan tingginya tindakkekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuandan anak, serta kurang memadainya kesejahteraan, partisipasidan perlindungan anak. Dengan demikian, tantangan di bidangpembangunan perempuan dan anak adalah meningkatkankualitas dan peran perempuan diberbagai bidangpembangunan, menurunkan tindak kekerasan eksploitasi dandiskriminasi terhadap perempuan dan anak sertameningkatkan kesejahteraan perlindungan anak.

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan kependudukan dankesejahteraan yang harus dimanfaatkan secara maksimal antaralain sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia pada usia produktif dengankeanekaragaman budaya dan latar belakang etnis (heterogen)agar dapat didayagunakan secara optimal.

2. Tingkat IPM Kota Batam yang relatif lebih tinggi dibandingdengan tingkat IPM di Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.

3. Letak geografis yang strategis dalam mobilisasi penduduk dankegiatan perekonomian.

Fisik Alam dan Daya Dukung Lingkungan HidupPermasalahan:

1. Kerusakan lingkungan hidup semakin meningkat. Seiringdengan dijadikannya Batam sebagai Kawasan investasi dibidang industri, perdagangan dan jasa, pariwisata dan alihkapal berimplikasi terhadap tingginya kebutuhan ruang untukpemenuhan aktivitas ekonomi pada sektor tersebut yangakhirnya dihadapkan pada ancaman kerusakan lingkunganhidup antara lain kerusakan hutan mangrove, terumbukarang, kawasan tangkapan air (catchment area) dankerusakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota.

2. Meningkatnya volume tonase sampah dan limbah. Sebagaiakibat tingginya pertumbuhan penduduk dan aktivitasperekonomian di Kota Batam berdampak kepada meningkatnyavolume tonase sampah domestik, limbah industri dan limbahbahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk itu diperlukanperhatian khusus dengan memberikan peningkatan tatakelolapenanganan yang maksimal, peningkatan sarana danprasarana berbasis teknologi terkini dan didukung denganSumber Daya Manusia yang profesional. Hal ini sangat pentingkarena apabila terabaikan berakibat pada penurunan derajat

61

kebersihan kota dan kualitas kehidupan flora dan fauna sertakehidupan manusia.

3. Penurunan kualitas maupun kuantitas kawasan lindung.Adanya ancaman terhadap penurunan kualitas maupunkuantitas kawasan lindung Kota Batam yang disebabkansemakin berkembangnya aktivitas sosial ekonomi sehinggamembutuhkan ruang untuk aktivitas tersebut.

4. Meningkatnya potensi abrasi pantai dan pesisir. Tingginyaintensitas gelombang pasang dan angin puting beliung yangterjadi di wilayah pesisir dan hinterland di Kota Batam seringdihadapi oleh ancaman terjadinya abrasi pantai yangmengakibatkan erosi pada tebing pantai yang dapat merusaksumber daya alam dan lingkungan serta mengganggu aktivitaskehidupan masyarakat.

5. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak. Sebagai wilayahyang berada di jalur pelayaran internasional mengakibatkanKota Batam sering mengalami pencemaran laut dan wilayahpesisir akibat tumpahan minyak. Ada beberapa penyebabterjadinya tumpahan minyak di wilayah laut Kota Batam antaralain, yaitu: Tumpahan minyak akibat dari kegiatan transportasilaut, pembersihan lambung kapal oleh shipyard/Tank Cleaning,kegiatan perbaikan kapal, dan kecelakaan/tabrakan kapaltanker di perairan Kota Batam.

6. Pemanfaatan hutan mangrove belum optimal. Dalam arahanpemanfaatan ruang wilayah Kota Batam ditetapkan adanyaperuntukan kawasan hutan mangrove yang berfungsi sebagaiekosistem utama wilayah pesisir dalam melindungi danmenjaga keberlangsungan biota laut dan keberlangsunganmata pencaharian nelayan. Di samping itu potensi hutanbakau ini jika ditata dan dikelola dengan baik dapatdikembangkan sebagai destinasi objek wisata (ecotourism).Namun demikian potensi ini belum dimanfaatkan secaraoptimal dalam menunjang perekonomian Kota Batam.

7. Terbatasnya sarana dan prasarana serta teknologi lingkunganhidup. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitaslingkungan, diperlukan komitmen penuh tidak hanya daripemerintah tapi juga dibutuhkan komitmen dari semua stakeholder yang melakukan aktivitas kehidupan di Kota Batam. Disamping perlunya peningkatan pembinaan, pengawasan danpengendalian dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup,ketersediaan sarana dan prasarana berbasis teknologi baik darisegi kuantitas maupun kualitas sangat diperlukan gunameminimalisir kerusakan lingkungan yang dapat mengancamsumber-sumber kehidupan masyarakat di Kota Batam.

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Fisik Alam danDaya Dukung Lingkungan Hidup yang harus dimanfaatkan secaramaksimal antara lain sebagai berikut:

62

1. Adanya dukungan regulasi yang mengamanatkanpembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan, antara lain:Perpres No. 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata RuangKawasan Batam, Bintan, Karimun.

2. Alokasi kawasan hutan di Kota Batam lebih dari batasminimum yaitu di atas 30%.

3. Posisi Kota Batam sebagai daerah perbatasan dan memilikipulau-pulau terluar mendapat perhatian khusus dariPemerintah Pusat dalam hal pengamanan wilayah danpengembangan kawasan yang berdaya saing tinggi.

InfrastrukturPermasalahan:

1. Ketersediaan infrastruktur jalan belum optimal. Dalam rangkameningkatkan daya saing daerah diperlukan ketersediaansarana infrastruktur jalan yang berstandar tinggi. Faktamenggambarkan bahwa infrastruktur jalan berada pada kondisirusak ringan sampai berat 18%. Kondisi ini dapat menggangguaktivitas perekonomian, distribusi baik barang maupun orangdan mobilitas penduduk di Kota Batam. Di samping itu jugaberdampak terhambatnya pengembangan wilayah untukmenciptakan kawasan pertumbuhan yang baru, menghambataksesibilitas antar kawasan dan antar wilayah.

2. Belum optimalnya pengelolaan transportasi publik. Ketersediaaninfrastruktur darat, laut dan udara merupakan salah satufaktor penting dalam aspek peningkatan daya saing daerah,apalagi dikaitkan dengan kondisi geografis Kota Batam yangterdiri dari daerah mainland dan hinterland serta dijadikannyaBatam sebagai kawasan destinasi investasi di bidang industri,perdagangan dan jasa, pariwisata dan alih kapal. Permasalahanyang dihadapi pada infrastruktur transportasi darat adalahpada terbatasnya ketersediaan sistem angkutan umum,manajemen lalu lintas dan fasilitas lalu lintas jalan yangmemadai dan keterbatasan transportasi publik yangrepresentatif dan terjangkau oleh masyarakat.

Dalam hal transportasi laut masih dihadapkan pada kurangnyafasilitas sarana transportasi laut yang menghubungkan wilayahhinterland ke pusat perekonomian di mainland dan antarwilayah pulau-pulau di kawasan hinterland. Sedangkan untuksarana pelabuhan bongkar muat barang/ kargo masih terbatastermasuk manajemen pengelolaan pelabuhan. Untuk BandaraHang Nadim, masih diperlukan peningkatan dalam hal fasilitaspenunjang kebandaraan agar mampu bersaing dengan fasilitasyang ada di bandara internasional terkemuka.

3. Belum optimalnya penanganan banjir. Penanganan banjir diKota Batam masih belum optimal hal ini dapat dilihat darimasih banyaknya titik-titik banjir atau genangan air karenakekurangan sarana dan prasarana drainase pada jalur-jalurjalan utama, jalan kolektor dan jalan lingkungan maupun padakawasan pusat kota dan permukiman serta pelaksanaanpenyiapan lahan dengan cut and fill tanpa memperhatikan

63

dampak lingkungan. Di samping itu masih kurangnyakesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam penangananmasalah banjir karena masih banyak masyarakat yang tinggaldi kawasan bantaran sungai/saluran sekaligusmemanfaatkannya sebagai tempat pembuangan sampah.

4. Masih terbatasnya fasilitas infrastruktur di wilayah hinterland.Ketersediaan fasilitas infrastruktur di kawasan hinterlandbelum mampu merespon segala kebutuhan aktivitas kehidupanmasyarakat di kawasan tersebut, sehingga kondisi inimenciptakan ketimpangan pembangunan yang dapatmenghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat.Permasalahan yang masih dihadapi antara lain terbatasnyaketersediaan sarana dan prasarana jalan, jembatan, pelantarbeton, air bersih, listrik, sarana telekomunikasi dan saranatransportasi antara wilayah hinterland dan mainland, sertaketerhubungan dengan pulau-pulau kecil.

5. Keterbatasan ketersediaan air baku. Dalam rangkamengantisipasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk danmeningkatnya aktivitas perekonomian di masa datang di KotaBatam membutuhkan ketersediaan air bersih yang cukupsehingga daya saing dasar. Permasalahan yang dihadapi adalahsumber air bersih di Kota Batam hanya tergantung pada curahhujan yang ditampung dalam waduk-waduk. Di samping itupada wilayah hinterland masih dihadapkan denganketerbatasan air bersih karena selama ini sumber air bersihhanya mengandalkan potensi-potensi sumber air baku yangada dan mendatangkan air dari Pulau Batam melaluitransportasi laut.

6. Terbatasnya ketersediaan listrik dan sarana telekomunikasi.Ketersediaan tenaga listrik merupakan kebutuhan yangmendasar untuk berbagai aktivitas masyarakat dan untukmendorong peningkatan dan penguatan kegiatan ekonomi didaerah. Permasalahan energi listrik yang dihadapi saat ini diKota Batam adalah masih tergantung penggunaanya padabahan bakar minyak dan gas dimana ketahanan sumber inisangat tergantung pada kondisi harga pasar dan ketersediaanpasokan. Sedangkan di wilayah hinterland sumber energimasih mengandalkan bantuan dari pemerintah melaluiprogram Solar Home System (SHS) dan bantuan genset yangbelum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan 24 jam.

7. Permasalahan Perumahan dan Permukiman. PermintaanMasyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) akan kebutuhanhunian belum diimbangi dengan ketersediaan rumah yangmemadai (backlog), selain itu juga belum didukung dengansistem pembiayaan dan pasar perumahan yang terjangkau olehkemampuan masyarakat sehingga mencari alternatif denganmembangun rumah pada lahan yang tidak pada tempatnya(rumah bermasalah). Permasalahan lain yang ditemui adalahterbatasnya ketersediaan lahan untuk pengembangan kawasanperumahan murah, dan masih banyaknya perumahan yangbelum dilengkapi dengan Prasarana Sarana Utilitas (PSU) yangmemadai untuk mendukung kawasan permukiman.

64

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Infrastruktur yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Aksesibiliti dan konektiviti menuju Batam sangat beragam,dimana dapat memanfaatkan sarana pintu masuk transportasilaut dan udara baik keperluan domestik maupun internasional.

2. Batam memiliki fasilitas sarana perhubungan yang mudahuntuk melakukan kegiatan distribusi baik barang maupunpenumpang dan mobilitas orang keluar masuk Batam melaluiBandara Internasional Hang Nadim dan lima pelabuhan feryinternasional yang menghubung ke negara Singapura danMalaysia.

3. Memiliki fasilitas tiga pelabuhan berstatus pelabuhan bebasdan perdagangan bebas untuk bongkar muat barang/ kargosebagai hub berpotensi setara dengan pelabuhan internasionalhub di Singapura dan Johor Bahru – Malaysia.

4. Ketersediaan ruang daerah milik jalan untuk ekspansi saranatransportasi darat dalam rangka mempercepat jarak tempuhdistribusi barang dari pusat-pusat kawasan perekonomianmenuju pelabuhan. Di samping itu juga ruang untuk fasilitasumum percepatan pembangunan infrastruktur di bidangenergi, telekomunikasi, dan sanitasi.

5. Komitmen Pemerintah Pusat untuk mempercepatpembangunan Kawasan Pelabuhan Bebas dan PerdaganganBebas dalam rangka meningkatkan daya saing kawasan Batamagar dapat berkompetensi dengan kawasan sejenis dilingkupregional Asia Pasifik.

EkonomiPermasalahan:

1. Pengembangan kawasan industri masih bersifat industrifootloose dan padat karya. Pembangunan ekonomi di bidangIndustri sebagian besar aktivitasnya berada di kawasanindustri yang tersebar di Kota Batam. Namun penyiapankawasan industri yang berkembang saat ini umumnya adalahindustri “footloose” (kurang memanfaatkan input lokal danproduknya tidak diolah oleh industri lokal) dan padat karya,sehingga industri tersebut rentan terhadap gejolak ekonomieksternal (global), nilai tambah (added values) dan efekpenggandanya (multiplier effects) bagi perekonomian wilayahKota Batam relatif tidak sebesar yang diharapkan. Di sampingitu aktivitas jenis industri masih berorientasi industri padatkarya dan belum berorientasi pada pengembangan industriberbasis high tech dan ecoindustry yang bersifat padat modal.

2. Belum optimalnya perkembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecildan Menengah (UMKM). Peranan koperasi, UKM dan UMKMberbasis ekonomi lokal yang diharapkan sebagai salah satutulang punggung atau menjadi tiang penting pembangunanekonomi Kota Batam masih dihadapkan kepada permasalahan

65

pembiayaan, SDM yang tangguh dan profesional, saranateknologi tepat guna, akses informasi pasar dan lainnya.

3. Batam rentan kepada ketersediaan pangan (ketahanan pangan)untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satu langkahdalam peningkatan daya tahan ekonomi untuk memperkuatekonomi domestik adalah melalui peningkatan ketahananpangan terutama yang berbasis sumber daya lokal.Peningkatan ketahanan pangan harus terus didorong untukmampu menggerakkan perekonomian daerah. Sampai saat inikebutuhan pangan untuk masyarakat Kota Batam umumnyadiimpor dari luar negeri melalui Negara Malaysia danSingapura, sedangkan produksi lokal hanya terbatas padapemenuhan kebutuhan sayur-sayuran, buah-buahan yangkontribusinya jauh dari kebutuhan masyarakat. Di samping itukebutuhan pangan Batam juga didatangkan dari daerah-daerah wilayah Indonesia. Kondisi ini sangat mengganggukehidupan masyarakat karena harga pangan di Kota Batamlebih tinggi dari harga pangan di luar Batam. Dampak darikondisi ini berpengaruh kepada inflasi Kota Batam, daya belimasyarakat, aktivitas UKM dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)yang menentukan besar Upah Minimum Kota (UMK) bagitenaga kerja. Dalam hal UMK dapat berimplikasi pada kegiatanekonomi bagi investor terkait dengan permasalahanketenagakerjaan antara lain pemutusan hubungan kerja (PHK).

4. Kemitraan dan kerjasama antara industri kecil menengahdengan industri besar belum berkembang. Perkembangankemitraan yang dilakukan antara industri kecil, menengahdengan industri besar seyogyanya harus saling bersinergiterkait untuk menghasilkan sebuah produk yang mempunyainilai tambah dalam membangun perekonomian daerah.

Namun permasalahan yang ditemui dalam kemitraan yangterjadi adalah bersifat saling ketergantungan dalam memenuhikebutuhan yang tidak terkait langsung dengan produk yangdihasilkan oleh kegiatan industri besar, sebab komponenpendukung sebuah produk industri besar umumnya bukanmerupakan kandungan lokal tetapi kandungan impor dari luarnegeri maupun didatangkan dari luar daerah Batam.Kemitraan yang terjadi selama ini adalah kemitraanpemenuhan kebutuhan pada tataran dukungan kebutuhanindustri besar seperti logistik, tenaga kerja, transportasi,katering, bahan bakar, keamanan, kebutuhan meubeler dandukungan lainnya.

5. Aktivitas usaha informal yang kurang tertata dan terbinadengan baik. Dampak dari kemajuan ekonomi suatu daerahadalah munculnya berbagai aktivitas kegiatan ekonomi baikskala menengah, skala kecil dan bahkan aktivitas sektorinformal, dimana sektor ini juga menciptakan lapangan kerjadan mudah diakses untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang berpenghasilan rendah (MBR).

Pada umumnya kegiatan usaha informal ini berdekatan denganpusat-pusat kegiatan ekonomi dan fasilitas umum yang mudah

66

diakses oleh masyarakat sehingga penempatan usaha kegiatanini sebagian besar bertentangan dengan peruntukan ruangnya.Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan yang menonjol diKota Batam karena aktivitas usaha informal berdampak padakerusakan lingkungan, estetika kota dan mengganggu fasilitasumum masyarakat. Permasalahan lain yang ditemui adalahterbatasnya ruang untuk kegiatan ini yang disediakan olehpemerintah di samping kurangnya kesadaran masyarakat yangbergerak di sektor ini untuk ditertibkan dan ditata ulang padakawasan yang sudah disediakan.

6. Belum optimalnya promosi kepariwisataan dalam meningkatkannilai tambah terhadap perekonomian daerah. Meningkatnyakunjungan wisatawan manca negara dan wisatawan domestikyang datang ke Kota Batam sebagian besar bertujuan untukwisata belanja, kuliner, dan hiburan terutama bagi wisatawanmancanegara, selain mendatangi kawasan-kawasan resort danolah raga golf. Sedangkan wisatawan domestic sebagian besardalam kunjungan wisata Meeting Incentive Tour ConferenceExhibition (MICE). Permasalahan yang ditemui adalah bahwapotensi wisata alam dan wisata budaya belum optimaldipromosikan untuk dijadikan sebagai aset kepariwisataanyang baru.

7. Sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah pesisir danpulau-pulau kecil yang belum didayagunakan secara optimal.Potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang dimilikiKota Batam belum dapat dijadikan sebagai andalan distribusipersentase PDRB Kota Batam menurut lapangan usaha.Sumber daya ini merupakan bagian dari komponen sektorpertanian kontribusinya masuk kategori rendah terhadapPDRB Kota Batam karena peranan sektor-sektor ekonomimenurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku di KotaBatam pada tahun 2011, sektor pertanian baru memberikankontribusi terhadap PDRB Kota Batam sebesar 1,18%.Permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan sumber dayakelautan dan perikanan adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia, kurangnya dukungan sarana dan prasarana,permodalan, dan belum optimalnya pembinaan danpengawasan dalam sektor ini.

8. Pulau-pulau kecil belum dimanfaatkan atau didayagunakansecara optimal. Aktivitas di kawasan pulau-pulau kecil sebagianbesar masih di bidang perikanan yang dilakukan olehmasyarakat secara tradisional yang belum didukung olehfasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Permasalahanyang ditemui terhadap pengembangan pulau-pulau keciladalah kurangnya orientasi pembangunan yang dibiayai olehPemerintah Pusat maupun daerah untuk mengembangkanpulau-pulau kecil sebagai kawasan ekonomi berbasislingkungan. Di samping itu minat investasi untuk wilayahpulau-pulau kecil aturan regulasinya cukup ketat sehinggabelum menjadi daya tarik investasi bagi investor di sampingpermasalahan pembebasan lahan.

67

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Ekonomi yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanbebas merupakan potensi yang dapat didayagunakan secaraoptimal dan Batam telah berstatus sebagai Kawasan EkonomiKhusus (KEK).

2. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggidibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Kota Batam dengan luas perairan dan nelayan yang tersebar dipulau-pulau memiliki potensi sumber daya laut.

4. Batam memiliki kemudahan (insentif) dalam berinvestasi.5. Sektor perdagangan, hotel dan restoran semakin berkembang

dan di masa depan dapat menjadi motor penggerak utamaekonomi Kota Batam.

6. Sektor pariwisata sangat berpotensi untuk dikembangkansebagai salah satu penggerak perekonomian ke depan, yangdapat dilihat dari tingginya jumlah wisatawan dari Singapuradan Malaysia. Kota Batam juga sangat berpotensi menjadi KotaWisata Konvensi atau Meeting Incentive Tour ConferenceExhibition (MICE) dan Kota Wisata Budaya.

7. Potensi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kerakyatan,karena memiliki lokasi strategis dan sebagai pintu gerbangekonomi Indonesia bagian barat.

Sosial BudayaPermasalahan:

1. Masih ditemuinya masyarakat yang berstatus PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sebagai akibat tingginyamigrasi penduduk yang datang ke Kota Batam memberikanberbagai konsekuensi dalam penyediaan lapangan kerja.Ketersediaan lapangan kerja selama ini hanya dapatdimanfaatkan oleh pencari kerja yang mempunyai kompetensi,sedangkan yang tidak mempunyai kompetensi mencarialternatif lapangan kerja di sektor informal dan bahkan masukke dalam kelompok masyarakat berstatus PMKS. Kondisi inisangat banyak ditemui di Kota Batam seperti gelandangan,pengemis dan prostitusi sehingga ini menimbulkanpermasalahan di Kota Batam dalam menciptakan Batamsebagai kota berstandar internasional.

2. Masih adanya aktivitas kegiatan trafficking, transaksi narkobadan penyelundupan di Kota Batam. Posisi Batam yang strategistidak selamanya memberikan prospek positif bagi Kota Batamtetapi juga Kota Batam dihadapkan oleh permasalahankegiatan yang merugikan kehidupan masyarakat denganmemanfaatkan posisi Kota Batam sebagai daerah transitkegiatan trafficking, transaksi narkoba, serta kegiatanpenyelundupan yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan

68

sosial ekonomi masyarakat di Kota Batam dan masyarakatlainnya di luar Kota Batam.

3. Belum optimalnya akses masyarakat terhadap dunia pendidikandan kesehatan. Kondisi wilayah Batam yang terdiri darimainland dan hinterland dihadapkan pada ketidakseimbanganpelayanan fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakatsebagai kebutuhan dasar dalam meningkatkan kesejahteraankehidupan masyarakat. Permasalahan dan tantangan yangdihadapi antara lain menyediakan pelayanan pendidikanberkualitas terutama untuk meningkatkan jumlah proporsipenduduk yang menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan di bidang kesehatanpermasalahan yang dihadapi antara lain mengurangikesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadappelayanan kesehatan.

4. Keheterogenan penduduk Batam terhadap mempertahankan cirikhas Batam berbasis Budaya Melayu sebagai. Pada saatsekarang komposisi penduduk di Kota Batam terdiri multietnisyang berasal dari semua wilayah provinsi di Indonesia. Di satusisi keberadaan masyarakat melayu sebagian besar masihbermukim di kawasan hinterland dan pesisir dengan polakehidupan sebagai nelayan. Permasalahan ke depan yangdihadapi di era globalisasi yang sarat dengan kemajuaninformasi dan teknologi dapat menembus ke semua wilayahdan negara tanpa adanya batas administrasi suatu wilayah.Sehingga kondisi ini ke depan akan semakin sulitmempertahankan ciri khas Batam sebagai daerah berbasisBudaya Melayu dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Kecenderungan terjadinya degradasi pergaulan sosial dalamkehidupan masyarakat. Dampak dari kemajuan dari kegiatanekonomi yang tidak diimbangi dengan pemantapan moral danakhlak sejak usia dini akan berpengaruh terhadap degradasikehidupan sosial masyarakat, seperti terjadinya pergaulanbebas, menipisnya nilai budaya dan agama yang pada akhirnyadapat menyebabkan bencana sosial. Hal ini juga berlaku bagikehidupan masyarakat di Kota Batam, jika dilihat daristrategisnya lokasi Batam dan meningkatnya aktivitas kegiatanekonomi akhir-akhir ini menunjukan perkembangan yangsangat maju. Permasalahan ini dibutuhkan peningkatanpendidikan yang berkarakter moral dan peningkatan nilai-nilaidemokratisasi.

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Sosial Budaya yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Penduduk yang multi etnis memiliki keunggulan terbiasadengan perbedaan dan terbuka dengan hal-hal yang baru.

2. Kedekatan dengan salah satu pusat perdagangan internasional(Singapura) dapat membantu perkembangan pergaulaninternasional di Batam.

69

3. Kerukunan Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan sertaLSM yang kuat, keterbukaan dunia pers, dan keharmonisankerukunan umat diantara penduduk.

Perbatasan (Regional)Permasalahan:

1. Belum optimalnya pemanfaatan kedekatan Kota Batam denganSingapura dan Malaysia dalam mendukung perkembanganekonomi. Dalam kerangka kerja sama segitiga pertumbuhanekonomi Indonesia, Malaysia dan Singapura (IMS-GT) telahdisepakati pembagian peran antar negara dalam memajukankawasan IMS-GT. Kota Batam sebagai wilayah yang masukdalam kerangka kerjasama tersebut ditopang dengan kelebihanBatam sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanbebas, seyogyanya harus dapat mengambil keuntungan darikeunggulan yang dimiliki oleh Singapura dan Malaysia dibidang permodalan, teknologi, tenaga kerja trampil, dan akseske pasar dunia. Permasalahan yang dihadapi dalam kondisi iniadalah belum konsistennya aturan hukum yang berkaitandengan Batam sebagai Kawasan Perdangan Bebas danPelabuhan Bebas/Free Trade Zone (FTZ), selain itu belumtuntasnya status lahan di kawasan pengembangan baru diPulau Rempang, Galang dan Galang Baru.

2. Belum optimalnya pengawasan dan pengamanan di wilayahperbatasan pulau-pulau terluar. Berdasarkan Perpres Nomor 78Tahun 2005 tentang pengelolaan pulau kecil terluar, KotaBatam memiliki 4 (empat) pulau terluar yaitu: Pulau Nipah,Pulau Pelampong, Pulau Batu Berhanti, dan Pulau Putri/Pulau Nongsa. Permasalahan yang dihadapi belum optimalnyapengawasan pada wilayah perbatasan dikarenakan belummaksimalnya koordinasi antar instansi terkait dalampengawasan di lapangan dan cenderung kegiatan di lapanganberdasarkan tugas dan fungsi masih bersifat sektoral sertabelum didukung sarana dan prasarana armada pengawasanyang memadai. Namun sampai saat ini keamanan dankedaulatan NKRI masih terjaga. Hal ini juga ditemui masihlemahnya pengawasan dan pengamanan kegiatan perdaganganlintas batas ilegal oleh sekelompok pelaku ekonomi yang dapatmempengaruhi aktivitas ekonomi di Kota Batam.

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Perbatasan yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Keberadaan Batam sebagai kawasan yang masuk dalamkerangka kerjasama ekonomi dengan Singapura dan Malaysia.

2. Memanfaatkan dampak dari aktivitas kegiatan ekonomiSingapura sebagai salah satu Negara tujuan wisata dan bisnisinternasional di dunia (Split Over).

70

Kelembagaan (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat)Permasalahan:

1. Aparatur pemerintah daerah yang belum sepenuhnyaprofesional dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologidalam penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai kawasanperdagangan bebas dan pelabuhan bebas, percepatanpembangunan Kota Batam menuntut perlunya ketersediaanSumber Daya Manusia Aparatur yang profesional dan yangmenguasai IPTEK sebagai daya saing daerah dalampenyelenggaraan pembangunan Kota Batam sebagai kawasaninvestasi. Permasalahan yang dihadapkan saat ini masih belumsepenuhnya Aparatur pemerintahan di Kota Batam mampumengemban misi percepatan pembangunan Kota Batam dalamberkompetisi dengan kawasan sejenis di Regional Asia.

2. Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan KawasanBatam belum bersinergi secara optimal. Dalam pelaksanaanpembangunan Kota Batam sampai saat ini dilakukan oleh duainstitusi dengan tugas dan fungsi sesuai dengan kewenanganyang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundangan yangberlaku, yaitu Pemerintah Kota Batam dan BadanPengusahaan Kota Batam. Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan sinergisitas yang dilakukan pada kewenangantertentu belum optimal, antara lain dalam hal penertibanrumah-rumah bermasalah, pengamanan fasilitas umum,stabilitas harga, pengawasan dan pengamanan pada daerahrawan kegiatan illegal seperti penyeludupan, sehingga kondisiini dapat mempengaruhi kinerja percepatan pembangunanKota Batam.

3. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan belumdimanfaatkan secara optimal. Masyarakat sebagai subjek danobjek pembangunan merupakan faktor penting dalammemajukan pembangunan daerah. Partisipasi masyarakatpada umumnya dapat terlibat mulai dari proses perencanaanpembangunan, pelaksanaan pembangunan, menikmati hasilpembangunan dan mengevaluasi hasil pembangunan.Permasalahan partisipasi yang ditemui selama ini belumoptimal dimanfaatkan pada tahap perencanaan dan tahapmenikmati hasil pembangunan. Pada tahap perencanaanpermasalahan yang ditemui adalah keterbatasan anggaranpemerintah untuk mengakomodir hasil partisipasimasayarakat, sedangkan pada tahap menikmati hasilpembangunan dihadapkan kepada kurangnya kesadaranmasyarakat untuk memelihara dan menjaga hasil-hasilpembangunan yang diperuntukan bagi kepentingan umumkehidupan masyarakat. Di samping itu partisipasi dunia usahapada pembangunan melalui program Corporate SocialResponsibility (CSR) belum optimal dan kurang tepat sasaran.

Potensi:

Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Kelembagaan

71

(Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat) yang harus dimanfaatkansecara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Terdapat banyak perusahaan besar beroperasi di Batam danlembaga masyarakat lainnya yang perlu disinergikan dalamupaya pembangunan daerah.

2. Keberadaan Badan Pengusahaan Kawasan adalah keunggulankhas di Batam yang akan sangat bermanfaat bagipembangunan.

3.2. ISU STRATEGIS1. Laju migrasi penduduk, tingkat kelahiran yang tinggi,

ketimpangan sebaran dan kesejahteraan penduduk merupakanpermasalahan demografi yang dapat mempengaruhipembangunan di Kota Batam. Di samping itu permasalahankependudukan yang harus disikapi adalah tingginyakesenjangan kesejahteraan penduduk antar wilayah hinterlanddan mainland, daya saing tenaga kerja lokal serta permasalahangender.

2. Perkembangan Kota Batam sebagai Kawasan PerdaganganBebas membutuhkan ruang untuk kegiatan investasi di bidangindustri, pariwisata, perdagangan, jasa dan alih kapal sertaperumahan berdampak kepada penataan pola ruang termasukpenataan kawasan lindung. Jika dalam pelaksanaankegiatannya tidak taat azas peraturan yang berlaku bisaberakibat pada kerusakan lingkungan hidup.

3. Kebutuhan peningkatan layanan jaringan prasarana dan saranaperkotaan yang berkualitas dan handal, sehingga mampumendukung perkembangan jumlah penduduk besertaaktivitasnya dan kegiatan perekonomian. Keterbatasan saranatransportasi kota menyebabkan kemacetan yang dapatmengganggu mobilitas penduduk dan distribusi terutamabarang dan penumpang. Peningkatan aksesibilitas intra wilayahdan eksternal wilayah kota dan keterpaduan sistem transportasiinter dan intra moda sangat penting diantisipasi pemenuhankebutuhannya.

4. Keterbatasan ketersediaan lahan untuk permukiman daninfrastruktur permukiman serta pertumbuhan jumlahpenduduk menyebabkan terjadinya Ketidakseimbanganperumahan yang memadai (backlog) perumahan bagimasyarakat berpenghasilan rendah (MBR), termasuktumbuhnya hunian bermasalah.

5. Perekonomian Kota Batam yang tumbuh cukup tinggi,didominasi oleh peranan sektor industri pengolahan. Padaumumnya kegiatan industri ini berada kawasan industri dancenderung ekslusif. Jejaring dan kemitraan antara industribesar dengan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah relatifrendah. Sektor perdagangan juga memberikan kontribusiekonomi yang cukup tinggi. Sektor ini juga dapat menjadipenggerak ekonomi Kota Batam, karena jumlah penduduk danpengunjung Batam yang meningkat. Kegiatan wisata alam danbuatan di Batam sudah mulai menarik wisatawan, termasuk

72

asing (Malaysia dan Singapura). Dengan dikelilingi wilayah lautyang luas, maka potensi dan sumber daya kelautan danperikanan yang melimpah perlu dimanfaatkan dengan baik.

6. Berlandaskan karakter Budaya Melayu, Kota Batam yangmemiliki heterogenitas etnis yang berasal dari seluruh Indonesiadapat dijadikan modal untuk kultur kemajuan Batam di masayang akan datang dengan tetap memiliki identitas yang kuat.

7. Sektor pendidikan dan kesehatan sebagai tulang punggungmenciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dansekaligus pendukung bagi kemajuan, hal ini patut ditumbuhkandi Batam sebagai faktor keunggulan Batam, diantaranyafasilitas pendidikan dan kesehatan yang bertaraf internasional.

8. Pada posisinya yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysiaserta jalur padat pelayaran dunia dan penerbanganinternasional, maka Batam dapat mengembangkan jalinankerjasama dan mengoptimalkan manfaat dari keberadaan jalurtersebut. Selain itu, terkait dengan perbatasan dengan negaralain, umumnya pengawasan dan pengamanan di pulau-pulauterluar relatif minim.

9. Kelembagaan (pemerintah, swasta dan masyarakat) yangmemiliki sumber daya dan potensi masing-masing perluditingkatkan tata kelolanya dengan baik serta saling bersinergi.Keberadaan Badan Pengusahaan Batam dapat dijadikan sebagaimodal yang baik bagi pembangunan dan kesejahteraanpenduduk Kota Batam.

73

BAB IVVISI DAN MISI

4.1. VISIBerdasarkan perkembangan Kota Batam saat ini, kemungkinannyadi masa yang akan datang, serta isu-isu strategis hingga tahun2025 mendatang, maka Visi pembangunan daerah Kota Batamadalah :

“TERWUJUDNYA BATAM SEBAGAI BANDAR DUNIA YANG MADANI”

Bandar dunia dalam makna mengarahkan pengembangan danpembangunan Kota Batam sebagai kota industri, perdagangan,pariwisata dan alih kapal yang kompetitif dan dinamis di KawasanRegional Asia Tenggara, serta atraktif bagi pelaku bisnis dalam danluar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batam diupayakanmenjadi suatu kota jasa yang menjadi "center of excellent", denganmelakukan pendalaman pada fungsi-fungsi yang sudah ada yangramah lingkungan dengan sentuhan teknologi yang terusberkembang.

Madani adalah sebuah kondisi dimana masyarakat menjadiberadab. Tingkat hidup masyarakat beradab harus memenuhibeberapa kriteria kelayakan yang tidak hanya diukur dari sekedarpertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemakmuranmaterial semata. Masyarakat beradab adalah masyarakat yanghidup di dalam suasana yang damai, aman dan bebas. Sehinggakemakmuran tanpa adanya kebebasan untuk berpendapat,berkumpul, beribadah dan bersosialisasi akan kehilangan maknadan arti. Kebebasan merupakan unsur yang paling penting karenakebebasan adalah dasar dari pembentukan kehidupan demokrasi.

Masyarakat Madani yang hidup sejahtera di Kota Batam akanterwujud seiring dengan terciptanya Batam sebagai Bandar.Menurut pengertiannya Bandar mengandung arti sebagai KotaDagang. Batam akan tumbuh dan berkembang denganmengandalkan perdagangan dan bukan lagi industri. Sektorekonomi yang akan menarik pertumbuhannya adalah Sektor Jasa,baik Jasa Transportasi maupun Jasa Keuangan. Oleh karena itupembangunan fasilitas jasa pelabuhan, sistem keuangan yangmoderen dan pelayanan berstandar internasional merupakansyarat mutlak untuk mewujudkan Batam menjadi bandar duniayang madani seperti apa yang tertuang di dalam Visi RPJP KotaBatam 2005-2025.

4.2. MISIUpaya untuk mewujudkan Visi pembangunan jangka panjang KotaBatam tersebut akan dicapai melalui 4 (empat) misi pembangunanjangka panjang Kota Batam tahun 2005-2025 sebagai berikut:

74

Misi I : Mengembangkan Batam sebagai Bandar BerstandarInternasionalUntuk mengembangkan Batam sebagai bandar berstandarinternasional, maka yang perlu dilakukan adalahmendorong pembangunan Kota Batam dengan fasilitasberstandar internasional. Fokusnya adalah pada kegiatanyang memanfaatkan keberadaan Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas. Posisi Batam yang strategiskarena berada pada jalur pelayaran terpadat, dekatdengan salah satu pusat bisnis internasional (Singapura)adalah keuntungan tersendiri bagi Kota Batam. Kebijakan-kebijakan ekonomi di Kota Batam perlu lebih berorientasikeluar (outward looking), terlebih perhatian pemerintahpusat dengan adanya Badan Pengusahaan Kawasan yangdapat menjadi penggerak penting.

Tujuan misi tersebut adalah agar Bandar InternasionalBatam sebagai potensi alam dan posisi Kota Batam dapatmenjadi andalan (core) bagi upaya-upaya sinergipembangunan daerah atau menjadi salah satu penggerakutama perekonomian nasional .

Misi II :Mengembangkan Batam sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi NasionalTingkat pendapatan penduduk Kota Batam secara umumtergolong tinggi, yaitu di atas angka Kepulauan Riaumaupun Nasional. Untuk mencapai keberlanjutanpeningkatan pendapatan, maka diperlukan pertumbuhanekonomi. Karena tingkat pendapatan penduduk relatifsudah tinggi, maka keberlanjutan pertumbuhan tersebutakan berdampak pada pertumbuhan wilayah lain dansecara umum akan berdampak pada pertumbuhanekonomi nasional. Kota Batam sebagai salah satu simpulpenting dapat menjadi salah satu motor penggerakperekonomian Indonesia.

Untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi,maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai,iklim investasi dan usaha yang kondusif dan bagi lembaga-lembaga yang didalamnya diharapkan dapat lebihkooperatif dan sinergis. Proses yang mengiringiperkembangan ini adalah transformasi struktur ekonomi,yang bergerak dari sektor industri ke sektor jasa.

Sebagai penarik kegiatan pertumbuhan dan transformasiekonomi, maka perlu dikembangkan kegiatan-kegiatanbesar sebagai jangkar (penarik), misalnya pengembanganpariwisata bertaraf internasional, sarana pendidikanbertaraf internasional, sarana kesehatan bertarafinternasional serta kegiatan-kegiatan lain yangmemanfaatkan potensi yang ada di Kota Batam.

Pemerataan kesejahteraan masyarakat harus tercapaisejalan dengan semakin tingginya pertumbuhan ekonomidan pendapatan per kapita. Pemerataan memiliki dua artiyaitu pemerataan pendapatan antar golongan pendapatan

75

maupun pemerataan antar wilayah di Kota Batam.Kebijakan memberdayakan dan memaksimalkan pulau-pulau kecil di Kota Batam merupakan langkah yangsangat tepat dalam menciptakan wilayah atau kawasanperbatasan yang strategis yang sesungguhnyamerupakan aplikasi atas ciri maritim (kelautan) darikehidupan masyarakat bahari.

Tujuan dari misi tersebut adalah untuk meningkatkankegiatan-kegiatan ekonomi dan pendukungnya, baik yangterkaitkan langsung atau tidak langsung dengankeberadaan Bandar Internasional dalam rangkameningkatkan pendapatan umum penduduk.

Misi III : Menciptakan Masyarakat SejahteraMenciptakan sejahtera adalah kondisi yang utuhmenyangkut lahir dan batin. Kesejahteraan lahir meliputikondisi yang lebih baik pada tingkat pendidikan,kesehatan dan pendapatan penduduk. Kesejahteraan batinmeliputi rasa aman, merdeka dan mampumengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki. Kondisikesejahteraan yang lebih baik akan memberikan peluanglebih besar pada kesejahteraan pada tingkat yang lebihtinggi dan kesejahteraan antar generasi.

Sumber daya insani perlu diperkuat dengan percepatandan pengembangan kualitas SDM yang sehat, beriman,bertaqwa, berilmu pengetahuan dan menguasai teknologiserta mempunyai daya saing global.

Tingkat pengetahuan penduduk perlu ditingkatkan denganpendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dapat ditempuhdengan peningkatan cakupan layanan pendidikan,pemerataan, peningkatan relevansi pendidikan danmeningkatkan keterkaitan yang baik dengan aspekkehidupan masyarakat.

Tingkat kesehatan penduduk perlu ditingkatkan denganlayanan kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini dapatditempuh dengan peningkatan cakupan layanankesehatan, pemerataan dan peningkatan kesehatan umumserta akses pada kualitas kesehatan yang lebih tinggi.

Tingkat pendapatan penduduk perlu ditingkatkan dengandukungan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat,perlindungan dan kepastian usaha bagi UMKM.

Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan tarafaspek-aspek kesejahteraan penduduk agar dapatmemanfaatkan dan mengembangkan potensinya sehinggatercapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi

Misi IV : Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan, Masyarakatdan Swasta yang Madani

Seluruh pembangunan yang akan dilaksanakan akanmemberikan hasil yang efektif dan efisien apabila

76

didukung oleh kelembagaan yang mendukung.Kelembagaan tersebut pada pokoknya meliputikelembagaan pemerintah, masyarakat dan swasta yangmadani.

Untuk mewujudkan kelembagaan pemerintah yang handal,maka perlu diterapkan clean goverment and goodgovernance, yang didalamnya ditegakkan atas azasakuntabilitas dan transparansi, didukung tata kelolaorganisasi yang handal serta aparatur pemerintah.

Untuk mewujudkan kelembagaan swasta yang handal,maka perlu diterapkan good corporate governance, yaitulembaga bisnis yang kreatif dan mendasarkan padakepatuhan bisnis serta kepedulian.

Untuk mewujudkan kelembagaan masyarakat yangpartisipatif dan unggul serta kooperatif, maka perluditerapkan masyarakat yang tertib dan tenggangrasa.Bila seluruh kelembagaan tersebut berfungsi dengan baik,maka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan olehpemerintah, swasta dan masyarakat sendiri akan dapatbersinergi dan berdaya guna tinggi.

Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kinerjadan harmoni kelembagaan pemerintah, swasta danmasyarakat sehingga dapat mengoptimalkan potensidaerah atau untuk bersinergi.

Untuk mewujudkan Pemerintahan yang Transparan danAkuntabel dapat dilakukan dengan meningkatkankualitas pelayanan pemerintah yang efisien bagipengusaha dan akuntabel bagi penegak hukum dantransparan di dalam proses pengambilan keputusan bagipara politisi. Usaha mewujudkan Kota Batam sebagaiBandar Dunia yang Madani tidak terlepas dari usahauntuk mewujudkan pemerintah yang efisien, akuntabeldan transparan.

Pemerintah yang efisien dan bersih adalah aparaturpemerintah yang tidak menjadi beban bagi usahamasyarakat, tidak korupsi dan melakukan kolusi.Pemerintah yang bersih juga sangat tergantung padategaknya hukum yang berkeadilan. Aparatur pemerintahdimasa yang akan datang diharapkan, benar benardirasakan oleh rakyat sebagai pengayom, pelayan danpelindung yang adil, bukan sebaliknya dirasakan sebagaipenguasa yang menambah beban rakyat. Tapi satu halyang harus diperhatikan bahwa kebebasan setiapindivudu harus memperhatikan kebebasan individulainnya. Disinilah peran penting pemerintah untukmemberikan kepastian dan jaminan hukum bahwapelanggaran atas kebebasan orang lain adalah perbuatanmelanggar hukum. Pembentukan sistem pemerintahanyang baik erat kaitanya dengan penegakan supremasihukum, aparatur pemerintah yang efisien, bersih danprofesional.

77

BAB VARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1. SASARAN POKOK DAN ARAH KEBIJAKANPEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1.1. SASARAN POKOK PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGTujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Batam tahun2005-2025 adalah mewujudkan Batam sebagai Bandar Dunia yangMadani sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnyamenuju Batam sebagai Bandar berstandar Internasional dansebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional denganmasyarakat yang maju dan sejahtera didukung oleh kelembagaanpemerintah, masyarakat, dan swasta yang madani.

Sebagai ukuran tercapainya Batam sebagai Bandar Dunia yangMadani, pembangunan Kota Batam sampai tahun 2025 mendatangdiarahkan pada pencapaian sasaran pokok sebagai berikut :

MISI-1 “Mengembangkan Batam sebagai Bandar berstandarInternasional”, ditandai oleh hal-hal berikut:1. Meningkatnya daya saing Kota Batam dalam melaksanakan

pembangunan menuju Bandar Berstandar Internasional untukmencapai kesejahteraan masyarakat, melalui: Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan maju.

- Penyediaan jaringan infrastruktur transportasi danperhubungan yang saling terintegrasi.

- Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasaranatransportasi dan pelabuhan laut dan udara.

- Pengembangan aktivitas dan sistem pendukung pelayanantransportasi dan pelabuhan laut dan udara.

- Penyediaan pasokan tenaga listrik untuk dunia usaha danrumah tangga yang andal dan efisien sesuai kebutuhan,termasuk pemenuhan elektrifikasi wilayah hinterland.

- Pelayanan pos dan telematika yang efisien dan moderenguna terciptanya masyarakat informasi Kota Batam sertapengembangan teknologi komunikasi dan informasi.

- Pemantapan konservasi sumber daya air yang mampumenjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk peranperempuan dan pemuda dalam pembangunan.- Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).- Peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG).- Pengembangan sarana dan prasarana kepemudaan dan olah

raga.- Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk.

2. Meningkatnya jaminan kualitas dan kesinambunganoperasionalisasi serta promosi Bandar Internasional, melalui: Peningkatan kualitas operasional Bandar Internasional. Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur

pemerintahan.

78

Peningkatan promosi Bandar internasional Batam dalamlingkup dosmestik dan luar negeri.

Peningkatan peranan dan kontribusi Kota Batam dalamberbagai kerjasama antar daerah, kawasan regional daninternasional untuk membangun brand image BandarInternasional Batam

3. Terlaksananya pembangunan dengan berpedoman kepadaRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam dan RencanaTata Ruang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,melalui: Peningkatan pengendalian dan pemantauan pemanfaatan

ruang Pelaksanaan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Batam Penyediaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Penyiapan Regulasi Zonasi Tata Ruang

4. Meningkatnya dukungan ekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkungan hidup, melalui: Sanitasi limbah rumah tangga dan limbah B3. Peningkatan kapasitas dan kualitas daya dukung lingkungan

Kota Batam.

Misi II “Mengembangkan Batam sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional”, ditandai oleh hal-hal berikut:

1. Meningkatnya peranan Pemerintah Kota Batam dan BadanPengusahaan Batam menjalankan peran dan fungsi Batamsebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam, melalui: Peningkatan peranan Pemerintah Kota Batam dan Badan

Pengusahaan Batam yang efektif dan optimal Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif dengan

lingkungan yang kondusif2. Meningkatnya pemerataan pertumbuhan ekonomi untuk

menghindari terjadinya ketimpangan antar wilayah dan golonganpendapatan, melalui: Pengembangan keterkaitan ekonomi antara pusat

pertumbuhan dengan daerah hinterland Pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi baru berskala kecil

dan menengah di daerah hinterland Pengembangan kemitraan usaha-usaha antara usaha-usaha di

mainland dan hinterland

3. Meningkatnya pengembangan kegiatan sektor ekonomi yangdidukung oleh komitmen Pemerintah Pusat dan PemerintahProvinsi Kepulauan Riau dalam mengembangkan Batam sebagaipusat pertumbuhan ekonomi nasional, melalui: Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi sektor

industri.- Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektor

industri pengolahan yang terkait langsung dengan aktivitaspelabuhan internasional.

- Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektorindustri pengolahan yang terkait potensi pasar dankebutuhan lokal.

79

- Peningkatan keterkaitan (linkages) sektor industri denganhubungan intraindustri dan dengan sektor lainnya.

Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi sektorperdagangan yang terkait potensi pasar dan kebutuhan lokal.- Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektor

perdagangan besar dan menengah.- Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektor

perdagangan eceran dan pasar tradisional.- Perlindungan hak-hak konsumen.- Peningkatan keterkaitan sektor perdagangan dengan

pengembangan pariwisata. Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor pariwisata

- Pengembangan sarana pariwisata moderen berskala besar.- Pengembangan wisata alam khas Batam- Peningkatan kerjasama pariwisata.- Peningkatan promosi wisata.- Peningkatan industri berbasis budaya

Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor jasa penunjang- Fasilitasi pengembangan sektor ekonomi jasa penunjang.

Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor pertanian penunjang- Peningkatan produksi pertanian untuk kebutuhan lokal dan

produk pertanian potensial.- Peningkatan keterkaitan sektor pertanian dengan

pengembangan pariwisata.4. Meningkatnya kegiatan ekonomi berbasis kelautan dan kegiatan

ekonomi di wilayah pulau-pulau termasuk pulau terluar,melalui: Pengembangan kekuatan dan potensi kelautan Peningkatan pemanfaatan sumber daya kelautan dan

perikanan Peningkatan keterkaitan kelautan dan perikanan dengan

pengembangan pariwisata daerah. Pengembangan Industri pakan & pembenihan perikanan. Pengadaan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan. Pengembangan keterampilan dan produktivitas usaha ekonomi

kecil dan menengah. Peningkatan kemitraan usaha dengan kegiatan ekonomi skala

besar terutama untuk kegiatan pemasaran dan pembinaan. Pengembangan dan optimalisasi wilayah pulau-pulau dan

pulau terluar.5. Meningkatnya dukungan atas gerakan pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang mandiri dengan jiwa kewirausahaanyang tinggi melalui pemberdayaan usaha kecil dan menengahserta revitalisasi peran koperasi sebagai pondasi dasar ekonomikerakyatan Kota Batam, melalui: Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi

agen ekonomi yang berdaya saing tinggi sehingga dapatbersaing di dalam perekonomian global.

Pembangunan sistem pembiayaan yang efektif bagi UKM yangberdaya saing tinggi.

Perluasan akses permodalan dan pemberian insentif bagiUKM.

80

6. Terciptanya iklim investasi dan usaha melalui pelayananhandal, jaminan hukum, keamanan dan insentif yang menarikserta promosi daerah, melalui: Penciptaan lingkungan yang aman dan kondusif untuk

investasi. Pengadaan produk hukum untuk kepastian berinvestasi

yang berlandaskan kepada kelestarian lingkungan danperlindungan usaha ekonomi kerakyatan.

Peningkatan pengawasan dan kerjasama investasi. Peningkatan pelayanan birokrasi yang efektif dan efisien bagi

investasi dan penanaman modal. Peningkatan upaya promosi dan insentif investasi.

7. Menciptakan pasar tenaga kerja dan pengembangan SDM untukmendukung kebutuhan sektor ekonomi, melalui: Penciptaan lapangan kerja formal dan kesejahteraan pekerja Penguatan keterkaitan tenaga kerja dengan sektor bisnis. Pengembangan pasar tenaga kerja yang optimal. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana Balai Latihan

Kerja (BLK). Pengembangan hubungan industrial dan keselamatan kerja. Review sistem pengupahan secara berkala.

8. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan saranatransportasi, energi, air bersih, teknologi komunikasi daninformasi, persampahan dan fasilitas umum lainnya yangmendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan danberkualitas serta prasarana lainnya, melalui: Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana transportasi,

energi, air bersih, teknologi komunikasi dan informasi. Pengembangan kapasitas strategis sarana transportasi

berbasis angkutan massal dan Green Transportation, energi,air bersih, teknologi komunikasi dan informasi.

Pengembangan dan peningkatan teknologi komunikasi sertafasilitas prasarana lainnya dalam meningkatkan daya saingdaerah (persampahan dan fasilitas umum lainnya).

Misi III “Menciptakan Masyarakat Sejahtera”, ditandai oleh hal-hal berikut:1. Meningkatnya keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah

mainland dengan kegiatan ekonomi di wilayah hinterland,melalui: Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi wilayah mainland

dan hinterland (backward linkage). Penyiapan produk hukum dan penegakan hukum.

2. Meningkatnya daya jangkau/pemerataan dan kualitaspelayanan pendidikan dan meningkatkan nilai strategis bidangpendidikan yang relevan dengan pembangunan Kota Batammelalui penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat,melalui: Peningkatan daya jangkau, kuantitas dan kualitas pelayanan

bidang pendidikan yang relevan dengan pembangunan KotaBatam.

Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam

pendidikan.

81

Pengembangan sarana pendidikan berskala internasional.3. Meningkatnya daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan

serta penguatan peran serta masyarakat dan kemitraan dalambidang kesehatan, melalui: Peningkatan cakupan, kuantitas dan kualitas pelayanan

kesehatan umum. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui

penyediaan sarana dan prasarana pelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial.

Peningkatan ketersediaan obat. Penanganan melalui preventif dan kuratif terhadap penyakit

menular Peningkatan pengawasan dan manajemen kesehatan. Pembangunan dan peningkatan gizi masyarakat. Penguatan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam

bidang kesehatan. Pengembangan sarana kesehatan berskala internasional.

4. Tersedianya kebutuhan dasar masyarakat seperti perumahan,listrik, air bersih, angkutan, pengelolaan sampah perkotaan,dan sanitasi lingkungan serta kebutuhan bahan pokok(sembako) dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha dankualitas kehidupan masyarakat, melalui: Peningkatan dan pengadaan kebutuhan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya. Pemantapan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang

yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Penertiban dan pengendalian permukiman kumuh dan illegal. Pengadaan dan peningkatan sarana listrik, air bersih dan

angkutan baik di wilayah mainland dan hinterland. Peningkatan kualitas pengelolaan sampah perkotaan dan

sanitasi lingkungan. Peningkatan jangkauan pelayanan transportasi dan sarana

prasarana angkutan. Pengendalian harga dan peningkatan jaminan distribusi

barang kebutuhan pokok (sembako).5. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, pendapatan

penduduk, distribusi pendapatan dan penurunan angkakemiskinan serta tingkat pengangguran, melalui: Peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk. Peningkatan pendapatan penduduk. Peningkatan upaya distribusi pendapatan dan penurunan

angka kemiskinan. Peningkatan lapangan kerja dan penurunan tingkat

pengangguran6. Meningkatnya tingkat kehidupan agama, sosial dan budaya

umum penduduk, melalui: Fasilitasi kehidupan beragama, sosial, budaya. Pengembangan kesenian dan budaya daerah melalui

peningkatan event. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya

mempertahankan nilai-nilai budaya melayu yang luhursebagai payung budaya dalam proses pembangunan.

82

7. Meningkatnya kegiatan sosial dan pemberdayaan bagi kelompokpenyandang masalah kesejahteraan sosial, melalui: Fasilitasi kehidupan penyandang masalah kesejahteraan

sosial.8. Terwujudnya kelestarian sumber daya hayati dan lingkungan

bagi kelangsungan hidup dan kehidupan penduduk, melalui: Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Peningkatan kualitas serta daya dukung lingkungan melalui

pemantapan kebijakan. Peningkatan pemulihan dan rehabilitasi lingkungan. Peningkatan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan

pemerintah dalam menjaga kualitas lingkungan hidup.9. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi penduduk baik dari sisi

keamanan, keselamatan, dan ancaman serta bencana alam,melalui: Peningkatan pengendalian, penertiban, dan perlindungan

terhadap rasa aman kehidupan penduduk. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan antara

pihak keamanan dan masyarakat dalam mewujudkan rasaaman di lingkungan masyarakat.

Peningkatan mitigasi bencana alam. Peningkatan tanggap dini terhadap keadaan darurat dan

bencana alam.

Misi IV “Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan, Masyarakatdan Swasta yang Madani”, ditandai oleh hal-hal berikut:1. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

pemerintahan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahanyang baik, bersih, berwibawa dan bertanggung jawab sertaprofesional termasuk meningkatnya pengelolaan keuangandaerah yang akuntabel yang mampu mendukung pembangunanKota Batam, melalui: Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan daerah Penciptaan sistem birokrasi dan pelayanan pemerintah

berdasarkan prinsip (clean government and good governance). Penataan bidang aparatur dan pengembangan karir

berdasarkan kompetensi yang berbasis kinerja. Penyiapan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP). Peningkatan kesejahteraan aparatur Pemerintah Kota Batam. Peningkatan Pengelolaan Keuangan daerah yang akuntabel.

2. Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi Pemerintah Daerah,Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Badan PengusahaanKawasan Batam dan Instansi Vertikal dalam rangkapembangunan Kota Batam, melalui: Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan Badan

Pengusahaan Kawasan dan Instansi Vertikal dalampembangunan daerah

Peningkatan Kerjasama dan koordinasi, advokasi denganPemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan kelembagaanpemerintah lainnya dalam rangka pembangunan Kota Batam.

3. Meningkatkan penguatan dunia usaha di Kota Batam dalampenerapan prinsip good corporate governance

83

Penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam penerapanprinsip good corporate governance.

Penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam kemitraan.4. Terwujudnya masyarakat Kota Batam yang "MADANI", melalui: Penguatan karakter dan kepribadian masyarakat yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia dan bermoral,berorientasi kinerja, kemajuan IPTEK serta berdisplin sebagaiperwujudan pengamalan nilai agama, norma hukum danbudaya yang luhur.

Pemeliharaan tatanan sosial masyarakat yang tertib, aman,sejahtera, tenggang rasa dan kreatif serta merasa aman.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunansecara partisipatif, kreatif dan sinergis.

5.1.2. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGMISI I “Mengembangkan Batam sebagai Bandar BerstandarInternasional”Dalam mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar berstandarInternasional dapat dibuktikan antara lain melalui tingginyadaya saing Kota Batam baik untuk skala regional maupunnasional, sehingga dengan daya saing yang tinggi, Kota Batammampu dan siap menghadapi berbagai tantangan globalisasidan memanfaatkan setiap potensi atau peluang yang ada, yaitumeliputi potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber DayaManusia (SDM) dan Sumber Daya Sosial (SDS). Di samping itujuga dibuktikan dengan adanya komitmen dalam meningkatkanjaminan kualitas dan kesinambungan operasionalisasi BandarInternasional serta konsistensi pelaksanaan pembangunanberdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional.

Untuk mewujudkan pengembangan Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional maka arah kebijakan pembangunanjangka panjang daerah ditempuh melalui:

1. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubunganyang saling terintegrasi diarahkan untuk mendukungkegiatan ekonomi, sosial, dan budaya serta lingkungan danmembuka aksesibilitas dan dikembangkan melaluipendekatan keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah mainland dan hinterland. Untuk itu, pembangunaninfrastruktur transportasi dan perhubungan dilaksanakandengan mengembangkan jaringan pelayanan secaraantarmoda dan intramoda; menyelenggarakanpembangunan infrastruktur transportasi dan perhubunganyang selaras dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku dalam rangka memberikan kepastian hukum daniklim usaha yang kondusif serta mendorong partisipasistake holder/pemangku kepentingan dalam penyediaanpelayanan infrastruktur transportasi dan perhubungan.

2. Pengembangan infrastruktur pelabuhan dan kapasitaspelayanan harus memenuhi standar internasional sehinggadapat bersaing dengan kota pelabuhan lainnya yang sudahlebih maju. Pengembangan pelabuhan bertaraf

84

internasional akan mendorong kemajuan sektor jasasehingga di masa mendatang Batam akan menjelmamenjadi kota moderen. Di dalam periode 20 tahunmendatang perekonomian Batam diproyeksikanberkembang maju dengan mengandalkan sektortransportasi dan pengangkutan sebagai sektor penarikpembangunan dan unggulan.

3. Menyediakan pelayanan angkutan umum masal di daerahperkotaan yang aman, nyaman, tertib, terjangkau danramah lingkungan serta bersinergi dengan kebijakan tataguna lahan. Untuk pelayanan transportasi di daerahhinterland dikembangkan sistem transportasi perintis yangberbasis masyarakat (community based) dan wilayah.

4. Dalam rangka mendukung daya saing dan efisiensiangkutan penumpang dan barang diarahkan padaperwujudan kebijakan yang menyatukan persepsi danlangkah dalam penyediaan jasa transportasi dalam kontekspelayanan global; meningkatkan pembangunan jalan bebashambatan pada ruas yang menghubungkan kawasanindustri ke outlet pelabuhan; meningkatkan kualitas dankuantitas angkutan orang dan barang melalui keretaapi/monorel, angkutan barang antarpulau, baik melaluisistem Ro-Ro maupun angkutan laut konvensional.

5. Mengembangkan aktivitas dan sistem transportasi sertasistem pendukung pelayanan transportasi dan perhubunganyang andal yang bertumpu pada aspek keselamatan, danketerpaduan antarmoda, antarwilayah serta didukungdengan teknologi transportasi yang tepat guna, hematenergi, dan ramah lingkungan.

6. Pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikandiarahkan untuk meningkatkan akses dan pelayananpemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk kebutuhanrumah tangga dan dunia usaha yang andal dan efisientermasuk pemenuhan elektrifikasi wilayah hinterland.

7. Pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik dilakukanmelalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), PembangkitListrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga GasUap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yangmemiliki sistem tata kelembagaan yang terstruktur denganmengoptimalkan dalam sistem dan proses pengelolaanketenagalistrikan yang berfungsi secara efisien, produktif,dan profesional, sehingga dapat memberikan peluang yanglebih luas dan kondusif bagi investasi dan misi sosial.

8. Pengembangan sistem ketenagalistrikan diarahkan untukmengoptimalkan keterpaduan sistem penyediaan tenagalistrik, minyak dan gas bumi yang berwawasan lingkungandengan melakukan pengembangan kualitas sarana danprasarana jaringan energi untuk memanfaatkan alternatifenergi terbarukan dan tidak terbarukan serta pembangunanjaringan pipanisasi gas yang terintegrasi.

85

9. Pembangunan pos dan telematika diarahkan untuk memacumasyarakat berbasis informasi (knowledge-based society) diseluruh wilayah mainland dan hinterland melaluipengembangan prasarana telekomunikasi dan mewujudkanketerpaduan jaringan telekomunikasi antar negara.Penyelenggaraan pos dan telematika dalam lingkunganmultioperator; pengamanan dan pencegahan implikasi darikonvergensi telekomunikasi, teknologi informasi;pengoptimalan pembangunan dan pemanfaatan prasaranapos dan telematika dan prasarana nontelekomunikasi dalampenyelenggaraan telematika; peningkatan pengetahuan danpemahaman masyarakat terhadap potensi pemanfaatantelematika serta pemanfaatan dan pengembangan aplikasiberbasis teknologi informasi dan komunikasi.

10. Pemantapan konservasi sumber daya air diarahkan untukpengendalian daya rusak air dan menjaga keberlangsunganfungsi sumber daya air.

11. Pembangunan prasarana sumber daya air dan penyediaanair minum diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasarmasyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya,seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, danjasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,sehingga fungsi air dapat menjadi sumber daya sosial(social goods) dan sumber daya ekonomi (economic goods)yang seimbang.

12. Pengelolaan prasarana sumber daya air diarahkan untukmewujudkan pengelolaan yang terpadu, efisien, efektif,berkeadilan, dan berkelanjutan dalam rangka peningkatankeandalan layanan melalui optimalisasi kinerja PemerintahDaerah, kemitraan dengan dunia usaha, dan penguatankelembagaan masyarakat, serta memerhatikan pelestarianfungsi lingkungan hidup.

13. Peningkatan kualitas sumber daya manusia termasukperan perempuan dan pemuda dalam pembangunan untukmeningkatkan daya saing Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional diarahkan melalui peningkatankualitas sumber daya manusia yang antara lainpeningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) danIndeks Pembangunan Gender (IPG), serta pengendalianjumlah dan laju pertumbuhan sehingga tercapai penduduktumbuh seimbang.

14. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anakdiarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peranperempuan, kesejahteraan, dan perlindungan anak diberbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah tindakkekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadapperempuan dan anak; serta penguatan kelembagaan danjaringan pengarusutamaan gender.

15. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatankualitas sumber daya manusia, pembangunan karakterpemuda berwawasan kebangsaan dan partisipasi pemudadi berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang

86

ekonomi, sosial budaya, iptek dan politik, sertapembangunan olahraga melalui peningkatan budayaolahraga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.

16. Peningkatan kualitas dan kesinambungan BandarInternasional diarahkan untuk menjamin kualitasoperasionalisasi Bandar Internasional dalam rangkameningkatkan daya saing Bandar melalui peningkatanpembangunan dan pemeliharaan infrastuktur, revitalisasikawasan perdagangan dan jasa pada koridor strategis,peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) danprofesionalisme aparatur pemerintahan, peningkatanpromosi Bandar Internasional Batam dalam lingkupdomestik dan luar negeri, peningkatan peranan dankontribusi Kota Batam dalam berbagai kerjasama antardaerah, kawasan regional dan internasional untukmembangun brand image Bandar Internasional Batam.

17. Kesinambungan pembangunan Bandar BerstandarInternasional diarahkan kepada pembangunan dengantetap berpedoman kepada RTRW Kota Batam dan RencanaTata Ruang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam untuk mewujudkan Bandar Dunia Madani yangberbasis industri, pariwisata, perdagangan dan jasa yangproduktif, aman, nyaman, maju, berkualitas, berwawasanlingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing yang kuat diera global, melalui peningkatan pengendalian danpemantauan pemanfaatan ruang, penyediaan RencanaDetil Tata Ruang (RDTR), pemberian insentif dan disentifserta penyiapan regulasi zonasi tata ruang.

18. Peningkatan dukungan ekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkungan hidup Kota Batam sebagaiBandar Internasional diarahkan kepada peningkatankapasitas dan daya dukung dan kualitas lingkungan secaraterus menerus dan berkelanjutan; meningkatkanpemanfaatan sumber daya alam yang berwawasanlingkungan dan dilakukan secara terus menerus dengancara menjaga keamanan, keselamatan dan lingkungan;mewujudkan Kota Batam yang bersih dan sehat denganmencegah dampak eksternalitas seperti pengelolaansampah dan sanitasi limbah rumah tangga serta limbahB3.

MISI II “Mengembangkan Batam Sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional”Pengembangan Kota Batam sebagai salah satu pusatpertumbuhan ekonomi nasional dilakukan dengan penerapanpada usaha ekonomi yang maju, berkelanjutan mampumeningkatkan kesejahteraan masyarakat, berdaya saing tinggididukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologiserta kebijakan yang berpihak pada masyarakat dalammengembangkan sumber daya yang ada. Untuk mewujudkanhal-hal di atas, maka arah kebijakan pembangunan Kota Batamdalam jangka panjang adalah sebagai berikut:

87

1. Untuk mewujudkan Batam sebagai salah satu pusatpertumbuhan ekonomi diarahkan melalui peningkatanperanan Pemerintah Daerah dan Badan Pengusahaan Batamyang efektif dan optimal sebagai fasilitator, regulator dankatalisator percepatan pembangunan di semua sektor yangdidukung dengan pelayanan publik yang efisien dan efektifdengan lingkungan yang kondusif; meningkatkan danmengembangkan kegiatan ekonomi sektor unggulan antaralain sektor industri, sektor perdagangan, pariwisata, jasapenunjang, sektor pertanian penunjang, pemberdayaanekonomi masyarakat; penciptaan iklim investasi dan usahapelayanan yang handal; memberikan jaminan hukum,keamanan; pemberian insentif serta promosi; penyediaansarana transportasi, energi, air bersih, telekomunikasi sertafasilitas umum lainnya.

2. Pencapaian pemerataan pertumbuhan ekonomi di KotaBatam diarahkan untuk menghindari terjadinyaketimpangan antar wilayah dan golongan pendapatansehingga mengurangi kecemburuan sosial melaluipengembangan keterkaitan ekonomi antara pusat-pusatpertumbuhan dengan daerah Hinterland; pengembangankegiatan-kegiatan ekonomi baru yang berskala kecil danmenengah oleh masyarakat yang berada di daerahHinterland sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya alam yang tersedia; mengembangkan kemitraan atasdasar saling membutuhkan dan saling menguntungkanantara usaha-usaha yang ada di Pulau Batam denganusaha-usaha ekonomi masyarakat yang berada di daerahhinterland. Sedangkan untuk mencapai pemerataanpertumbuhan ekonomi antar golongan pendapatan dapatditempuh melalui perluasan akses masyarakat miskinterhadap permodalan, informasi pasar, teknologi tepatguna dan aset produksi lainnya.

3. Pengembangan kegiatan ekonomi sektor industri diarahkanuntuk mewujudkan industri yang berdaya saing, baik dipasar lokal maupun internasional, dan terkait denganpengembangan industri kecil dan menengah, keterkaitansektor industri dengan hubungan intra industri dan sektorlainnya dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilanserta terkait langsung dengan aktivitas pelabuhaninternasional.

4. Pengembangan kegiatan ekonomi sektor perdagangan danjasa penunjang diarahkan untuk memperkokoh keterkaitankegiatan sektor perdagangan dengan potensi pasar dankebutuhan lokal; mengembangkan kegiatan ekonomi sektorperdagangan besar dan menengah, perdagangan eceran danpasar tradisional; mngembangkan lembaga perdaganganyang efektif dalam perlindungan hak-hak konsumen danpersaingan usaha secara sehat; meningkatkan keterkaitanperdagangan antar wilayah/daerah, dan keterkaitan dengansektor-sektor unggulan seperti pariwisata dan jasapenunjang serta terjaminnya ketersediaan bahan pokok danbarang strategis lainnya dengan harga yang terjangkau.

88

5. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomisektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan saranapariwisata moderen berskala besar, wisata alam khasBatam; mengintensifkan promosi Kota Batam sebagaisalah satu kota tujuan wisata dengan memanfaatkanposisi Kota Batam yang strategis berada di dekat negaratetangga yang sudah lebih maju dari Kota Batam;mengembangkan objek-objek wisata yang telah ada sertamempunyai keunggulan komperatif untuk meningkatkannilai jual; menggali dan mengembangkan potensi sumberdaya alam dan sosial budaya dijadikan asetkepariwisataan yang menciptakan keterkaitan antarausaha wisata dengan usaha ekonomi masyarakat sertamemberikan perluasan kesempatan kerja; peningkatanindustri pariwisata berbasis budaya.

6. Pengembangan kegiatan ekonomi sektor penunjangdiarahkan untuk peningkatan produksi pertanian untukkebutuhan lokal dan peningkatan keterkaitan sektorpertanian dengan pengembangan kepariwisataan.

7. Pengembangan kegiatan ekonomi berbasis kelautan dankegiatan ekonomi di wilayah pulau termasuk pulau terluardiarahkan untuk; mengembangkan kekuatan dan potensikelautan dalam rangka memperkokoh ketahanan ekonomidan ketahanan nasional serta sebagai andalan kontribusiPDRB di masa datang; meningkatkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan hingga menghasilkankeuntungan yang lestari secara biologis, ekonomis danekologis; meningkatan keterkaitan sektor kelautan danperikanan dengan pengembangan pariwisata daerah;pengembangan industri pakan dan pembenihan perikanan;pengembangan keterampilan dan produktivitas usahaekonomi kecil dan menengah; peningkatan kemitraan usahadengan kegiatan ekonomi skala besar terutama untukkegiatan pemasaran dan pembinaan.

8. Pengembangan, pemberdayaan dan optimalisasi wilayahpulau-pulau dan pulau terluar diarahkan untukpemanfaatan pulau-pulau dan pulau terluar sebagai potensistrategis wilayah maupun nasional agar dapat membermanfaat bagi peningkatan ekonomi daerah dan nasionalserta mendukung ketahanan nasional dan bentengketahanan integrasi nasional dan kedaulatan negara.

9. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagaipenyumbang kontribusi untuk pertumbuhan ekonomidiarahkan dengan mendorong gerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yang mandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggi melalui pemberdayaan usaha kecildan menengah serta revitalisasi peran koperasi sebagaipondasi dasar ekonomi kerakyatan Kota Batam.Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadiagen ekonomi yang berdaya saing tinggi sehingga dapatbersaing di dalam perekonomian global. Pembangunansistem pembiayaan yang efektif bagi UKM menjadi hal yangterpenting untuk menciptakan UKM yang berdaya saing

89

tinggi dengan melibatkan pemerintah, lembaga pembiayaanformal seperti perbankan dan semi formal seperti koperasiserta memperluas akses permodalan dan pemberianinsentif bagi UKM.

10. Penciptaan iklim investasi yang berdaya saing tinggidiarahkan pada mewujudkan iklim investasi yangmenarik dan sehat dengan tingkat kepastian usaha yangtinggi, pelayanan efisien dan jaminan hukum yang tegasuntuk memperkuat Batam di dalam bersaing di zonapasar bebas. Peningkatan kepastian usaha mencakupkepastian tersedianya infrastruktur yang memadai,kepastian dalam hal peraturan pemerintah sehingga tidakterjadi tumpang tindih, kepastian dalam hal perizinandengan memberikan insentif pengurusan perizinan,kepastian dalam hal perburuhan sehingga tidakmenganggu dunia usaha, dan kepastian atas jaminankeamanan.

11. Penciptaan pasar tenaga kerja dan pengembangan SDMketenagakerjaan untuk mendukung sektor ekonomidiarahkan untuk; mendorong terciptanya sebanyak -banyaknya lapangan kerja formal dan meningkatkankesejahteraan pekerja informal dan penguatan keterkaitantenaga kerja dengan sektor bisnis; pengembangan pasarkerja yang optimal dan fleksibel; meningkatkan kualitassarana dan prasarana pendidikan dan pelatihanketenagakerjaan; pengembangan hubungan industrialyang harmonis dengan perlindungan yang layak,keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnyaproses penyelesaian industrial yang memuaskan dan reviewsistem pengupahan secara berkala.

12. Penyediaan, peningkatan dan pengembangan saranaprasarana untuk mendukung pertumbuhan ekonomiberkelanjutan dan berkualitas diarahkan pada peningkatankualitas sarana transportasi, energi, air bersih, teknologikomunikasi dan informasi serta fasilitas prasarana lainnyaseperti persampahan, fasilitas umum lainnya yang memadaidan handal dalam meningkatkan daya saing daerah diiklim persaingan pasar bebas yang ketat.

MISI III “Menciptakan Masyarakat Sejahtera”Pengembangan Kota Batam dilaksanakan denganmemperhatikan potensi dan peluang keunggulan sumber dayadarat dan/atau laut. Tujuan utama dari pembangunan adalahpeningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sertapemerataannya. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakatyang seluruh kebutuhannya terpenuhi dengan ketersediaankebutuhan pokok dan pelayanan dasar yang terjangkau. Untukitu diperlukan pembangunan yang merata dan dapat dinikmatioleh seluruh masyarakat di mana pada gilirannya akanberimplikasi kepada meningkatnya partisipasi aktif masyarakatdalam pembangunan, dapat mengurangi gangguan keamanan,serta menghapuskan potensi konflik sosial. Adapun arah

90

kebijakan pembangunan jangka panjang yang ditempuh untukmencapai Kota Batam sebagai Bandar Dunia yang Madanidengan kehidupan masyarakat yang sejahtera, maju, mandiri,berbudaya, berkeadilan dan berdemokratis adalah sebagaiberikut:

1. Pembangunan ekonomi diarahkan kepada peningkatanketerkaitan kegiatan ekonomi di wilayah mainland dengankegiatan ekonomi di wilayah hinterland didorong secarasinergis hasil produksi wilayah hinterland merupakanbackward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah mainlanddalam suatu ‘sistem wilayah pengembangan ekonomi’ sertadidukung dengan penyiapan peraturan yang lebih memberijaminan kepastian hukum dan penegakan hukum untukkepentingan pengembangan investasi dengan orientasi kepadakepentingan nasional dan daerah.

2. Pembangunan pendidikan dan kesehatan merupakaninvestasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusiasehingga penting perannya dalam meningkatkanpertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinandan pengangguran. Pembangunan pendidikan diarahkanuntuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untukmendukung terwujudnya masyarakat yang berharkat,bermartabat, berakhlak mulia, dan menghargai keberagamansehingga mampu bersaing dalam era global; pembangunanpendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkan kebanggaankebangsaan, budi pekerti, akhlak mulia, serta kemampuanpeserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yangberagam yang dilandasi oleh penghormatan pada Hak AsasiManusia (HAM). Untuk itu komitmen pemerintah terhadappendidikan harus tercermin pada kualitas sumber dayamanusia, peningkatan kualitas ilmu pengetahuan danteknologi (iptek), serta politik anggaran dan terintegrasinyaseluruh pendidikan kedinasan.

3. Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis, danjenjang pendidikan diarahkan pada peningkatan dayajangkau/pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan danmeningkatkan nilai strategis bidang pendidikan yang relevandengan pembangunan Kota Batam melalui penguatankemitraan dan peran serta masyarakat; peningkatan kualitasdan kuantitas sarana pendidikan dalam rangka pelayananpendidikan yang berkualitas dan merata sehingga mampumeningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan penyediaansarana pendidikan yang mudah dan murah tanpamengabaikan mutu; penyediaan pelayanan pendidikansepanjang hayat sesuai perkembangan iptek untukmeningkatkan kualitas hidup dan guna memberikan bekalpengetahuan dan keterampilan bagi penduduk usia produktif.

4. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkankesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiaporang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya dapat terwujud; peningkatan daya jangkaudan kualitas pelayanan kesehatan serta penguatan peran sertamasyarakat dan kemitraan dalam bidang kesehatan;

91

menyediakan sarana dan prasarana pelayanan untukperhatian khusus pada penduduk rentan sosial antara lainibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluargamiskin.

5. Pembangunan kesehatan diarahkan pula pada peningkatanupaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber dayamanusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yangdisertai oleh peningkatan pengawasan, pemberdayaanmasyarakat, dan manajemen kesehatan. Upaya tersebutdilakukan dengan memerhatikan dinamika kependudukan,epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,kemajuan iptek, serta globalisasi dan demokratisasi dengansemangat kemitraan dan kerja sama lintas sektor. Di sampingitu pembangunan kesehatan diarahkan juga untuk memberipenguatan dan penekanan pada perilaku dan kemandirianmasyarakat serta upaya promotif dan preventif sertapembangunan dan perbaikan gizi secara lintas sektor dalamrangka mencapai status gizi yang baik.

6. Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakatdiarahkan pada penyediaan sarana dan prasarana kebutuhandasar baik listrik, air bersih, perumahan, angkutan,pengelolaan sampah perkotaan dan sanitasi lingkungan sertakebutuhan bahan pokok dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dan kualitas kehidupan masyarakat.

7. Pemenuhan kebutuhan dasar listrik diarahkan padapeningkatan daya mampu pembangkit listrik termasukpeningkatan jaringan dan jangkauan pelayanan sertapencarian tenaga listrik alternatif. Untuk kebutuhan berupaair minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatankualitas dan jangkauan pelayanan dalam penyediaan airminum dan sanitasi termasuk mencari sumber air baru; (2)pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasidasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan airminum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4)penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalampelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

8. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan saranapendukungnya diarahkan pada (1) penyelenggaraanpembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai,layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat sertadidukung oleh prasarana dan sarana permukiman yangmencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional,kredibel, mandiri, dan efisien; (2) penyelenggaraanpembangunan perumahan beserta prasarana dan saranapendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensipembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal,menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataandan penyebaran pembangunan; dan (3) pembangunanperumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnyayang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkunganhidup.

9. Pemenuhan kebutuhan angkutan diarahkan melalui

92

peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasaranaangkutan dan meningkatkan jangkauan pelayanantransportasi yang merata bagi masyarakat baik frekuensimaupun jarak jangkauan pelayanan bagi masyarakat denganfasilitas sarana angkutan yang aman, nyaman, dan bersih.Sedangkan penanganan persampahan perkotaan diarahkanpada peningkatan kualitas sarana dan prasarana angkutansampah, kualitas jangkauan pelayanan, peningkatanpelayanan prima penanganan sampah dari timbulan sampahbaik dari rumah tangga, fasilitas umum, kawasan komersial,dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampaipengelolaan di Tempat Penampungan Akhir (TPA).

10. Pemenuhan kebutuhan bahan pokok diarahkan melaluipengendalian harga dan memperlancar distribusi barangkebutuhan pokok serta jaminan ketersediaan stok sepanjangtahun termasuk jaminan lancarnya distribusi barang danjaminan stok bagi daerah hinterland.

11. Pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat jugadilakukan melalui peningkatan kesempatan kerja bagipenduduk; peningkatan pendapatan penduduk; peningkatanupaya distribusi pendapatan dan penurunan angkakemiskinan; peningkatan lapangan kerja dan penurunantingkat pengangguran.

12. Pembangunan agama diarahkan untuk pembangunan nilai-nilai agamis di dalam kehidupan masyarakat baik dalamkehidupan beragama, ketaatan, kedisplinan dan menunjangnilai-nilai luhur kehidupan sehingga dapat membuatmanusia tumbuh menjadi individu yang sehat, berbudipekerti dan berpikiran positif. Di samping itu jugadiarahkan memantapkan fungsi dan peran agama sebagailandasan moral dan etika dalam pembangunan, membinaakhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi,dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuandalam pembangunan serta meningkatkan kerukunan hidupumat beragama dengan meningkatkan rasa saling percayadan harmonisasi antarkelompok masyarakat sehinggatercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuhtoleransi, tenggang rasa, dan harmonis.

13. Pembangunan bidang budaya diarahkan untukmempertahankan nilai-nilai Budaya Melayu yang Luhursebagai payung budaya dalam proses pembangunan,memberdayakan nilai-nilai budaya Melayu untukmeningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilaitersebut dalam kehidupan masyarakat dan lembagapemerintahan secara terus menerus termasukpengembangan kesenian dan budaya daerah melaluipeningkatan event kesenian dan budaya guna mendorongberkembangnya nilai dan budaya Melayu.

14. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan kepadaPeningkatan kesejahteraan masyarakat denganmemberikan keberpihakan perhatian dan komitmenterhadap kelompok masyarakat yang kurang beruntung,

93

termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil dan perlindungan sosial bagi PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

15. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidupdalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yangbaik bagi kelangsungan hidup dan kehidupan pendudukdiarahkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitaslingkungan mulai dari upaya pencegahan agar tidak rusak,meningkatkan kualitas lingkungan yang sudah menurun danmeningkatkan daya dukung lingkungan bagi kegiatanpembangunan yang berkelanjutan disegala bidang. Untuk itupembangunan ekonomi diarahkan bagi pemanfaatan jasalingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidakmempercepat terjadinya kerusakan dan degradasilingkungan. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkunganhidup diarahkan pada upaya peningkatan daya dukunglingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

16. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam danLingkungan Hidup diarahkan melalui penguatan danpemantapan kebijakan pengelolaan sumber daya alam yangdidukung oleh peningkatan kualitas kelembagaan,penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas,peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas,perluasan penerapan etika lingkungan.

17. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk MencintaiLingkungan Hidup diarahkan kepada peningkatan partisipasimasyarakat, dunia usaha dalam menjaga kualitaslingkungan hidup terutama bagi generasi muda sehinggatercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan peduliterhadap isu sumber daya alam dan lingkungan hidup.

18. Pembangunan keamanan dan ketertiban diarahkan untukmewujudkan rasa aman dan damai bagi penduduk baik darisisi keamanan, keselamatan dan ancaman melaluipeningkatan profesionalisme institusi yang terkait denganmasalah keamanan dan meningkatkan peran sertamasyarakat dalam mewujudkan terjaminnya keamanan danketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum sertaterselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayananmasyarakat. Di samping itu diarahkan pula untukmenciptakan hubungan harmonis antar golonganmasyarakat sehingga tercapai kehidupan yang damai,sejahtera dan tenteram. Keseimbangan hidup antara satuetnis dengan etnis lainnya sebagai sesama pendatangperlu dipertahankan, dipupuk dan dipelihara agar tidakmenjadi ancaman bagi kelangsungan pembangunan.

19. Penanganan bencana alam diarahkan untuk meningkatkanmitigasi bencana alam; mengembangkan kemampuan danpenerapan sistem deteksi tanggap dini terhadap keadaandarurat dan bencana alam serta sosialisasi dan diseminasiinformasi secara dini terhadap ancaman kerawanan bencanaalam kepada masyarakat. Untuk itu perlu dilakukanidentifikasi dan pemetaan daerah-daerah rawan bencana

94

agar dapat diantisipasi secara dini sehingga hal inimemberikan manfaat yang besar bagi masyarakat danmemberikan perlindungan terhadap manusia dan hartabenda.

MISI IV “Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan,Masyarakat dan Swasta yang Madani”Menciptakan kondisi di mana kelembagaan pemerintahan,masyarakat dan swasta yang madani adalah sangat pentingsebagai landasan dalam pelaksanaan pembangunan Batammenuju Bandar Dunia yang Madani. Dalam kaitan itu, arahkebijakan pembangunan jangka panjang yang akan datangadalah sebagai berikut:

1.Pembangunan aparatur kelembagaan pemerintahandiarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber dayamanusia aparatur pemerintahan daerah dalammemberikan pelayanan publik yang profesional untukmasyarakat; menciptakan sistem birokrasi yang akuntabel,transparan dan terbuka terhadap kritik sehingga tercapaiprinsip-prinsip good governance; mempersiapkan sistempelayanan pemerintah yang profesional dan transparanmelalui peningkatan sistem informasi dan database yangberkaitan dengan pelayanan publik di mana sistemtersebut harus memiliki karakter akurat, reliabel danvariatif serta mampu memenuhi kepentingan masyarakatdan pengusaha. Di samping itu diarahkan pula untukmenata bidang aparatur berdasarkan kualifikasi dankompetensinya dengan didukung dengan sistem penggajianyang berbasis kinerja; menyiapkan dan menerapkan StandarPelayanan Minimal (SPM) dan Standar Operasional danProsedur (SOP); pengembangan karir berbasis kinerja; sertamenciptakan standar kinerja dengan sistem pengawasaninternal yang mampu melahirkan budaya disiplindiantara aparatur pemerintah dengan sistem reward danpunishment yang jelas dan tegas.

2.Penguatan dan perbaikan pengelolaan keuangan daerahdiarahkan agar bertumpu pada sistem anggaran yangtransparan, bertanggung jawab, dan dapat menjaminefektivitas pemanfaatan. Dalam rangka meningkatkankemandirian, peran peningkatan penerimaan asli daerahterus ditingkatkan efektivitasnya.

3.Penguatan kerjasama dan koordinasi dalam pembangunandiarahkan untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasiPemerintah Kota Batam dengan Pemerintah ProvinsiKepulauan Riau, Pemerintah Pusat, Badan PengusahaanBatam dan Instansi Vertikal dalam rangka mempercepatpembangunan Kota Batam menuju Bandar Dunia yangMadani. Di samping itu diarahkan pula untuk meningkatkanadvokasi dengan pemerintah, Pemerintah Provinsi dankelembagaan dengan pemerintah lainnya; mengoptimalkankoordinasi antara sesama Dinas/Instansi denganmasyarakat sehingga perencanaan yang dibuat oleh

95

aparatur pemerintah sesuai dengan permasalahan riil didalam masyarakat; serta menciptakan hubungan yangharmonis antara tiga pilar pemerintah yaitu eksekutif(Pemerintah Kota Batam), legislatif (DPRD Kota Batam)dan yudikatif.

4.Peran serta dunia usaha dalam pembangunan KotaBatam terus dikembangkan untuk meningkatkanpenguatan dunia usaha di Kota Batam dalam penerapanprinsip good corporate governance dan penguatan duniausaha dalam kemitraan dengan meningkatkan rasa salingpercaya dan harmonisasi antar kelompok dunia usahasehingga tercipta suasana kegiatan usaha yang penuhtoleransi, tenggang rasa dan harmonis.

5.Pembangunan dan pemantapan masyarakat dalam rangkamewujudkan masyarakat Kota Batam yang Madanidiarahkan melalui penguatan karakter dan kepribadianmasyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia danbermoral, berorientasi kinerja, kemajuan IPTEK sertaberdisplin sebagai perwujudan pengamalan nilai agama,norma hukum dan budaya yang luhur. Di samping itudiarahkan pula pada pemeliharaan tatanan sosialmasyarakat yang tertib, aman, sejahtera, tenggang rasa,kreatif dan merasa aman serta peningkatan peran sertamasyarakat dalam pembangunan secara partisipatif, kreatifdan sinergis.

5.2 TAHAPAN DAN PRIORITASUntuk mencapai sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunanjangka panjang daerah sebagaimana yang dimaksud di atas,pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skalaprioritas yang merupakan pedoman agenda dalam rencanapembangunan jangka menengah. Penetapan tahapan dan skalaprioritas menggambarkan urgensi permasalahan yang hendakdiselesaikan, namun tidak mengabaikan permasalahan lainnya.Berkenaan dengan hal tersebut, penekanan skala prioritas dalamsetiap tahapan pembangunan akan berbeda-beda, tetapi semuanyaharus berkesinambungan dalam setiap periode tahap pembangunandalam rangka pencapaian pembangunan jangka panjang.

Setiap sasaran pokok dijelaskan berdasarkan misi pembangunanjangka panjang dan kemudian dapat ditetapkan prioritasnyadalam masing-masing tahapan. Berdasarkan hal tersebut, makaberikut ini diuraikan tahapan sasaran pokok dan skala prioritaspembangunan jangka panjang Kota Batam tahun 2005-2025untuk masing-masing misi sebagai berikut:

96

5.2.1 Tahapan Lima Tahun Pertama (2006-2011)

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

1 MewujudkanBatam sebagaiBandarBerstandarInternasional

Meningkatnya daya saingKota Batam dalammelaksanakanpembangunan menujuBandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.

Penyediaan sarana danprasarana yang memadaidan maju.- Penyediaan jaringan

infrastrukturtransportasi danperhubungan yangsaling terintegrasi.

- Pengembangan danpeningkatan sarana danprasarana transportasi,pelabuhan laut danudara.

- Pengembangan aktivitasdan sistem pendukungpelayanan transportasi,pelabuhan laut danudara.

- Penyediaan pasokantenaga listrik untukdunia usaha dan rumahtangga termasukpemenuhan elektrifikasiwilayah hinterlanddengan tenagadiesel/genset

- Pengadaan pelayananpos dan telematika yangefisien dan moderen.

- Pemantapan konservasisumber daya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air.

Peningkatan kualitassumber daya manusia,termasuk peranperempuan dan pemudadalam pembangunan.- Peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia(IPM)

- Pengembangan saranadan prasaranakepemudaan dan olahraga

- Pengendalian jumlahdan laju pertumbuhanpenduduk

Meningkatnya jaminankualitas dankesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.

Peningkatan kualitasoperasional BandarInternasional.

Peningkatan kualitasaparatur pemerintahan

Peningkatan promosiBandar InternasionalBatam dalam lingkupdosmestik dan luar negeri.

Peningkatan peranan dankontribusi Kota Batamdalam berbagai kerjasama

97

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

antar daerah, kawasanregional dan internasional.

Terlaksananyapembangunan denganberpedoman kepadaRencana Tata RuangWilayah (RTRW) KotaBatam dan Rencana TataRuang PerdaganganBebas dan PelabuhanBebas Batam.

Peningkatan pengendaliandan pemantauanpemanfaatan ruang

Pelaksanaan revisiRencana Tata RuangWilayah (RTRW) KotaBatam

Meningkatnya dukunganekosistem untukmenjamin keberlanjutanlingkungan hidup.

Penyiapan dokumen kajiansanitasi limbah rumahtangga dan limbah B3 Peningkatan kapasitas dan

kualitas daya dukunglingkungan Kota Batam

2 MenciptakanBatam sebagaisalah satuPusatPertumbuhanEkonomiNasional

Meningkatnya perananPemerintah Kota Batamdan Badan PengusahaanBatam menjalankanperan dan fungsi Batamsebagai KawasanPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam.

Peningkatan perananPemerintahan Kota Batamdan Badan PengusahaanBatam yang efektif danoptimal. Peningkatan pelayanan

publik yang efisien danefektif.

Meningkatnyapemerataan pertumbuhanekonomi untukmenghindari terjadinyaketimpangan antarwilayah dan golonganpendapatan.

Identifikasi potensikegiatan-kegiatan ekonomibaru berskala kecil danmenengah di daerahhinterland Penyiapan kemitraan

usaha-usaha antarausaha-usaha di mainlanddan hinterland

Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusatpertumbuhan ekonominasional.

Meningkatkan danmengembangkan kegiatanekonomi sektor industri.- Peningkatan dan

pengembangan kegiatanekonomi sektor industripengolahan yang terkaitlangsung denganaktivitas pelabuhaninternasional.

- Peningkatan danpengembangan kegiatanekonomi sektor industripengolahan yang terkaitpotensi pasar dankebutuhan lokal.

Meningkatkan danmengembangkan kegiatanekonomi sektorperdagangan yang terkaitpotensi pasar dankebutuhan lokal.- Peningkatan dan

pengembangan kegiatanekonomi sektorperdagangan besar danmenengah.

98

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

- Peningkatan danpengembangan kegiatanekonomi sektorperdagangan eceran danpasar tradisional.

- Perlindungan hak-hakkonsumen.

- Peningkatan keterkaitansektor perdagangandengan pengembanganpariwisata.

Meningkatkan kegiatanekonomi sektor pariwisata- Pengembangan sarana

pariwisata moderenberskala besar.

- Peningkatan kerjasamapariwisata.

- Peningkatan promosiwisata.

- Pengadaan industriberbasis budaya

Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang- Fasilitasi pengembangan

sektor ekonomi jasapenunjang.

Meningkatkan kegiatanekonomi sektor pertanianpenunjang- Peningkatan produksi

pertanian untukkebutuhan lokal.

- Pengadaan keterkaitansektor pertanian denganpengembanganpariwisata skala kecil.

Meningkatnya kegiatanekonomi berbasiskelautan dan kegiatanekonomi di wilayah pulau-pulau termasuk pulauterluar.

Peningkatan kekuatandan potensi kelautan

Peningkatan pemanfaatansumber daya kelautandan perikanan

Peningkatan keterkaitankelautan dan perikanandengan pengembanganpariwisata daerah

Pengembanganpembenihan perikanan.

Pengadaan sarana danprasarana perikanan dankelautan.

Pengembanganketerampilan danproduktivitas usahaekonomi kecil danmenengah.

Peningkatan kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untuk kegiatanpemasaran dan

99

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

pembinaan. Pengembangan dan

optimalisasi wilayahpulau-pulau dan pulauterluar.

Meningkatnyadukungan atas gerakanpemberdayaan ekonomimasyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yangtinggi melaluipemberdayaan usahakecil dan menengahserta revitalisasi perankoperasi sebagaipondasi dasar ekonomikerakyatan Kota Batam.

Pengembangan UKM danKoperasi sebagai agenekonomi yang berdayasaing tinggi sehinggadapat bersaing di dalamperekonomian lokal danregional

Penyiapan sistempembiayaan yang efektifbagi UKM

Pengadaan aksespermodalan bagi UKM

Terciptanya ikliminvestasi dan usahamelalui pelayananhandal, jaminanhukum, keamanan daninsentif yang menarikserta promosi daerah.

Penciptaan lingkunganyang aman dan kondusifuntuk investasi.

Pengadaan produk hukumuntuk kepastianberinvestasi.

Peningkatan pengawasandan kerjasama investasi.

Pengadaan pelayananbirokrasi yang efektif danefisien bagi investasi.

Peningkatan upayapromosi dan insentifinvestasi.

Menciptakan pasartenaga kerja danpengembangan SDMuntuk mendukungkebutuhan sektorekonomi.

Penciptaan lapangan kerjaformal dan kesejahteraanpekerja

Penguatan keterkaitantenaga kerja dengan sektorbisnis.

Pengembangan pasartenaga kerja yang optimal.

Review sistem pengupahansecara berkala.

Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi daninformasi, persampahandan fasilitas umumlainnya yang mendukungpertumbuhan ekonomiberkelanjutan danberkualitas sertaprasarana lainnya.

Penyediaan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi daninformasi.

Pengadaan teknologikomunikasi serta fasilitasprasarana lainnya dalammeningkatkan daya saingdaerah (persampahan danfasilitas umum lainnya)

3 MenciptakanMasyarakatSejahtera

Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi diwilayah mainland dengankegiatan ekonomi diwilayah hinterland.

Penyiapan produk hukum

100

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilaistrategis bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam melaluipenguatan kemitraan danperan serta masyarakat.

Peningkatan daya jangkau,kuantitas dan kualitaspelayanan pendidikanbidang pendidikan.

Peningkatan ilmupengetahuan dan teknologi

Penguatan kemitraan danperan serta masyarakatdalam pendidikan.

Pembangunan saranapendidikan berskalainternasional.

Meningkatkan dayajangkau dan kualitaspelayanan kesehatan sertapenguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.

Perluasan cakupan,kuantitas dan kualitaspelayanan kesehatanumum serta pendirianRumah Sakit UmumDaerah (RSUD).

Peningkatan derajatkesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial

Peningkatan ketersediaanobat

Pengobatan gratis bagimasyarakat di Puskesmasdan Polindes

Penanganan melaluipreventif dan kuratifterhadap penyakitmenular

Peningkatan pengawasandan manajemenkesehatan

Pembangunan danpeningkatan gizimasyarakat

Penguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.

Pengembangan saranakesehatan berskalainternasional.

Tersedianya kebutuhandasar masyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan sertakebutuhan bahan pokok(sembako) dalam rangkameningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.

Pemenuhan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukungnya.

Penertiban danpengendalian permukimanillegal.

Pengadaan danpeningkatan sarana listrik,air bersih dan angkutanbaik di wilayah mainlanddan hinterland.

Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasi

101

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

lingkungan. Peningkatan jangkauan

pelayanan transportasi dansarana prasaranaangkutan

Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(sembako).

Meningkatnyaketersediaan lapangankerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan danpenurunan angkakemiskinan serta tingkatpengangguran.

Peningkatan kesempatankerja bagi penduduk.

Peningkatan pendapatanpenduduk.

Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran

Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosialdan budaya umumpenduduk.

Fasilitasi kehidupanberagama, sosial, budaya. Pengembangan kesenian

dan budaya daerah melaluipeningkatan event Peningkatan peran dan

partisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam

Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompokpenyandang masalahkesejahteraan sosial

Fasilitasi kehidupanpenyandang masalahkesejahteraan sosial.

Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.

Pengendalian pencemaranlingkungan hidup. Peningkatan kualitas serta

daya dukung lingkunganmelalui pemantapankebijakan Pemulihan dan rehabilitasi

lingkungan Peningkatan partisipasi

masyarakat, dunia usahadan pemerintah dalammenjaga kualitaslingkungan hidup.

Terwujudnya rasa amandan damai bagi pendudukbaik dari sisi keamanan,keselamatan, danancaman serta bencanaalam.

Peningkatan pengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk.

Peningkatan partisipasimasyarakat dan kemitraanantara pihak keamanandan masyarakat dalammewujudkan rasa aman dilingkungan masyarakat.

Peningkatan mitigasibencana alam.

102

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006-2011

Peningkatan tanggap diniterhadap keadaan daruratdan bencana alam.

4 MenciptakanPemerintah,Swasta danMasyarakatyang Madani

Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia(SDM) aparaturpemerintahan daerahuntuk mewujudkan tatapemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukungpembangunan Kota Batam

Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah

Penciptaan sistembirokrasi dan pelayananpemerintah berdasarkanprinsip (clean governmentand good governance).

Penataan bidang aparaturdan pengembangan karirberdasarkan kompetensiyang berbasis kinerja

Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah Kota Batam

Peningkatan pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel

Meningkatnya kerjasamadan koordinasiPemerintah Daerah,Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi,Badan PengusahaanBatam dan InstansiVertikal dalam rangkapembangunan KotaBatam.

Peningkatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal

Peningkatan kerjasamadan koordinasi, advokasidengan Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaan pemerintahlainnya.

Meningkatkan penguatandunia usaha di KotaBatam dalam penerapanprinsip good corporategovernance

Penguatan dunia usaha diKota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.

Penguatan dunia usaha diKota Batam dalamkemitraan.

Terwujudnya masyarakatKota Batam yang"MADANI".

Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh, kompetitif,berakhlak mulia danbermoral, berorientasikinerja, kemajuan IPTEKserta pengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya.

Pemeliharaan tatanansosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dan kreatif.

Peningkatan peran sertamasyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis.

103

Tahapan Lima Tahun Kedua (2011-2016)

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

20161 Mewujudkan

Batam sebagaiBandarBerstandarInternasional

Meningkatnya daya saingKota Batam dalammelaksanakanpembangunan menujuBandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.

Penyediaan sarana danprasarana yangmemadai dan maju.- Penyediaan (lanjutan)

dan pengembanganserta peningkatankualitas jaringaninfrastrukturtransportasi danperhubungan.

- Pengembangan danpeningkatan sertapembenahan saranadan prasaranatransportasi danpelabuhan laut danudara (lanjutan)

- Pengembangan(lanjutan) danpeningkatan aktivitasdan sistempendukung pelayanantransportasi danpelabuhan laut danudara

- Peningkatan pasokantenaga listrik tenagagas untuk duniausaha dan rumahtangga, peningkatanpemenuhanelektrifikasi wilayahhinterland denganSolar Home System(SHS)

- Peningkatan kualitasdan kuantitaspelayanan pos dantelematika yangefisien dan moderen.

- Pemantapan(lanjutan) danpeningkatankonservasi sumberdaya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air

Peningkatan kualitassumber dayamanusia, termasukperan perempuan danpemuda dalampembangunan.- Peningkatan Indeks

PembangunanManusia (IPM)

- Peningkatan IndeksPembangunan

104

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016Gender (IPG)

- Pengembangansarana danprasaranakepemudaan danolah raga berskalamenengah

- Pengendalian jumlahdan lajupertumbuhanpenduduk (lanjutan)

Meningkatnya jaminankualitas dankesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.

Peningkatan kualitasoperasional BandarInternasional (lanjutan)

Peningkatan kualitasdan kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahan

Peningkatan promosiBandar InternasionalBatam dalam lingkupdomestik dan luarnegeri (lanjutan)

Peningkatan peranandan kontribusi KotaBatam dalam berbagaikerjasama antardaerah, kawasanregional daninternasional untukmembangun brandimage BandarInternasional Batam(lanjutan)

Terlaksananyapembangunan denganberpedoman kepadaRencana Tata RuangWilayah (RTRW) Kota Batamdan Rencana Tata RuangPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam.

Peningkatanpengendalian danpemantauanpemanfaatan ruang(lanjutan)

Percepatan Perda RTRWKota Batam

Penyediaan RencanaDetail Tata Ruang(RDTR)

Penyiapan RegulasiZonasi Tata Ruang

Meningkatnya dukunganekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkunganhidup.

Penyiapan (lanjutan)pengelolaan Sanitasilimbah rumah tanggadan limbah B3 denganpola KPS Peningkatan kapasitas

dan kualitas dayadukung lingkunganKota Batam (lanjutan)

2 MenciptakanBatamsebagai salahsatu PusatPertumbuhanEkonomi

Meningkatnya perananPemerintah Kota Batam danBadan Pengusahaan Batammenjalankan peran danfungsi Batam sebagaiKawasan Perdagangan

Peningkatan perananPemerintahan KotaBatam dan BadanPengusahaan Batamyang efektif dan optimal(lanjutan)

105

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016Nasional Bebas dan Pelabuhan Bebas

Batam. Peningkatan pelayanan

publik yang efisien danefektif didukung denganICT

Meningkatnya pemerataanpertumbuhan ekonomiuntuk menghindariterjadinya ketimpanganantar wilayah dan golonganpendapatan.

Identifikasi (lanjutan)dan pengembanganketerkaitan ekonomiantara pusatpertumbuhan dengandaerah hinterland Pengembangan

kegiatan-kegiatanekonomi baru berskalakecil dan menengah didaerah hinterland Pengembangan

kemitraan usaha-usahaantara usaha-usaha dimainland dan hinterland(lanjutan)

Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional.

Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri.- Peningkatan dan

pengembangankegiatan ekonomisektor industripengolahan yangterkait langsungdengan aktivitaspelabuhaninternasional(lanjutan)

- Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor industripengolahan yangterkait potensi pasardan kebutuhan local(lanjutan)

- Peningkatanketerkaitan (linkages)sektor industridengan hubunganintraindustri dandengan sektorlainnya.

Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan yangterkait potensi pasardan kebutuhan lokal.- Peningkatan dan

pengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganbesar dan menengah(lanjutan)

106

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016- Peningkatan dan

pengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganeceran dan pasartradisional yangtertata dan (lanjutan)

- Perlindungan hak-hakkonsumen (lanjutan)

- Peningkatanketerkaitan sektorperdagangan denganpengembanganpariwisata (lanjutan)

Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpariwisata- Pengembangan

sarana pariwisatamoderen berskalabesar (lanjutan)

- Pengembangan wisataalam khas Batam

- Peningkatankerjasama pariwisata(lanjutan)

- Peningkatan promosiwisata (lanjutan)

- Pengadaan (lanjutan)dan peningkatanindustri berbasisbudaya

Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang- Fasilitasi

pengembangan sektorekonomi jasapenunjang (lanjutan)

Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpertanian penunjang- Peningkatan produksi

pertanian untukkebutuhan lokal(lanjutan) danpeningkatan produkpertanian potensial.

- Peningkatanketerkaitan sektorpertanian denganpengembanganpariwisata skala kecil(lanjutan)

Meningkatnya kegiatanekonomi berbasis kelautandan kegiatan ekonomi diwilayah pulau-pulautermasuk pulau terluar.

Peningkatan (lanjutan)dan Pengembangankekuatan dan potensikelautan

Peningkatan (lanjutan)dan pengembanganpemanfaatan sumber

107

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016daya kelautan danperikanan

Peningkatan (lanjutan)dan pengembanganketerkaitan kelautandan perikanan denganpengembanganpariwisata daerah

Pengembanganpembenihan perikanan(lanjutan) danpenyiapan industripakan ikan

Pengadaan sarana danprasarana perikanandan kelautan (lanjutan)

Pengembangan(lanjutan) danpeningkatanketerampilan danproduktivitas usahaekonomi kecil danmenengah.

Peningkatan kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untukkegiatan pemasarandan pembinaan(lanjutan)

Pengembangan danoptimalisasi wilayahpulau-pulau dan pulauterluar berbasisekonomi danpertahanan

Meningkatnya dukunganatas gerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggimelalui pemberdayaan usahakecil dan menengah sertarevitalisasi peran koperasisebagai pondasi dasarekonomi kerakyatan KotaBatam.

Pengembangan UKMdan Koperasi untukmenjadi agen ekonomiyang berdaya saingtinggi dalamperekonomian skalaregional dan nasional

Pembangunan sistempembiayaan yangefektif bagi UKM

Pengadaan (lanjutan)dan perluasan aksespermodalan bagi UKM

Terciptanya iklim investasidan usaha melaluipelayanan handal, jaminanhukum, keamanan daninsentif yang menarik sertapromosi daerah.

Penciptaan lingkunganyang aman dankondusif untukinvestasi (lanjutan)

Implementasi produkhukum untukkepastian berinvestasi.

Peningkatan kualitaspengawasan dankerjasama investasi.

Peningkatan pelayananbirokrasi yang efektif

108

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016dan efisien bagiinvestasi danpenanaman modaldidukung IT

Peningkatan upayapromosi dan insentifinvestasi (lanjutan)

Menciptakan pasar tenagakerja dan pengembanganSDM untuk mendukungkebutuhan sektor ekonomi.

Penciptaan lapangankerja formal dankesejahteraan pekerja(lanjutan)

Peningkatan keterkaitantenaga kerja dengansektor bisnis.

Pengembangan danpeningkatan pasartenaga kerja yangoptimal.

Revitalisasi BalaiLatihan Kerja (BLK)

Review sistempengupahan secaraberkala (lanjutan)

Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi dan informasi,persampahan dan fasilitasumum lainnya yangmendukung pertumbuhanekonomi berkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.

Penyediaan danpeningkatan kualitasdan kuantitas saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi daninformasi.

Penyiapanpengembangankapasitas strategissarana transportasiberbasis angkutanmassal dan GreenTransportation, energi,air bersih, teknologikomunikasi daninformasi.

Pengembangan danpeningkatan teknologikomunikasi sertafasilitas prasaranalainnya (persampahandan fasilitas umumlainnya)

3 MenciptakanMasyarakatSejahtera

Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland dengan kegiatanekonomi di wilayahhinterland.

Penciptaan keterkaitanekonomi wilayahmainland danhinterland (backwardlinkage)

Pelaksanaan produkhukum dan penegakanhukum

Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilai strategisbidang pendidikan yang

Peningkatan dayajangkau, kuantitas dankualitas pelayananpendidikan bidangpendidikan yang relevandengan pembangunan

109

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016relevan denganpembangunan Kota Batammelalui penguatankemitraan dan peran sertamasyarakat

Kota Batam (lanjutan) Peningkatan ilmu

pengetahuan danteknologi (lanjutan)

Penguatan kemitraandan peran sertamasyarakat dalampendidikan (lanjutan)

Pengembangan saranapendidikan berskalainternasional (lanjutan)

Meningkatkan daya jangkaudan kualitas pelayanankesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.

Perluasan cakupan,peningkatan kuantitasdan kualitas pelayanankesehatan umum danpeningkatan tipe RSUDmenjadi tipe B Peningkatan derajat

kesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan social(lanjutan) Peningkatan

ketersediaan obat yangberkualitas dan denganstok yang cukup Pengobatan gratis

selektif khusus untukmasyarakat tergolongtidak mampu Penanganan melalui

preventif dan kuratifterhadap penyakitmenular (lanjutan) Peningkatan

pengawasan danmanajemen kesehatan(lanjutan) Pembangunan dan

peningkatan gizimasyarakat (lanjutan) Penguatan peran serta

masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan (lanjutan) Pengembangan sarana

kesehatan berskalainternasional (lanjutan)

Tersedianya kebutuhandasar masyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan pokok (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupan

Peningkatan danpengadaan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukung yangberkualitas

Pemantapan sistempembiayaan perumahanjangka panjang yangberkelanjutan, efisien,dan akuntabel.

110

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016masyarakat. Penertiban dan

pengendalianpermukiman illegal(lanjutan)

Pengadaan danpeningkatan saranalistrik, air bersih danangkutan baik diwilayah mainland danhinterland (lanjutan)

Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan yang ramahlingkungan

Peningkatan jangkauanpelayanan transportasidan sarana prasaranaangkutan yangterjangkau, bersih danaman serta nyaman

Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(lanjutan)

Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan dan penurunanangka kemiskinan sertatingkat pengangguran.

Peningkatankesempatan kerja bagipenduduk terutamapenduduk lokal

Peningkatanpendapatan penduduk.

Peningkatan upayadistribusi pendapatandan penurunan angkakemiskinan.

Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran

Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosialdan budaya umumpenduduk.

Fasilitasi kehidupanberagama, sosial,budaya (lanjutan) Pengembangan kesenian

dan budaya daerahmelalui peningkatanevent (lanjutan) Peningkatan peran dan

partisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompok penyandangmasalah kesejahteraansosial

Fasilitasi, peningkatansarana dan prasaranaserta pembinaankehidupan penyandangmasalah kesejahteraansosial.

Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagi

Peningkatanpengendalian

111

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016kelangsungan hidup dankehidupan penduduk.

pencemaran lingkunganhidup. Peningkatan kualitas

serta daya dukunglingkungan melaluipemantapan kebijakan Peningkatan pemulihan

dan rehabilitasilingkungan Peningkatan partisipasi

masyarakat, duniausaha dan pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup.

Terwujudnya rasa aman dandamai bagi penduduk baikdari sisi keamanan,keselamatan, dan ancamanserta bencana alam.

Peningkatanpengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk (lanjutan)

Peningkatan partisipasimasyarakat dankemitraan antara pihakkeamanan danmasyarakat dalammewujudkan rasa amandi lingkunganmasyarakat (lanjutan)

Peningkatan mitigasibencana alam (lanjutan)

Peningkatan tanggapdini terhadap keadaandarurat dan bencanaalam (lanjutan)

4 MenciptakanPemerintah,Swasta danMasyarakatyang Madani

Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia(SDM) aparaturpemerintahan daerah untukmewujudkan tatapemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukung pembangunanKota Batam.

Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah(lanjutan)

Penciptaan sistembirokrasi danpelayanan pemerintahberdasarkan prinsip(clean government anggood governance)(lanjutan)

Penataan bidangaparatur danpengembangan karirberdasarkankompetensi yangberbasis kinerja(lanjutan)

Penerapan danpengembangan StandarPelayanan Minimal(SPM) dan StandarOperasional danProsedur (SOP)

Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah Kota

112

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2011-

2016Batam(lanjutan)

Peningkatanpengelolaan keuangandaerah yang akuntabel(lanjutan)

Meningkatnya kerjasamadan koordinasi PemerintahDaerah, Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, BadanPengusahaan Batam danInstansi Vertikal dalamrangka pembangunan KotaBatam.

Peningkatan danpenguatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal

Peningkatan kerjasamadan koordinasi,advokasi denganPemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaanpemerintah lainnyadalam rangkapembangunan KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan penguatandunia usaha di Kota Batamdalam penerapan prinsipgood corporate governance.

Pengembangan danpenguatan dunia usahadi Kota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.

Penguatan dunia usahadi Kota Batam dalamkemitraan.

Terwujudnya masyarakatKota Batam yang "MADANI".

Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh,kompetitif, berakhlakmulia dan bermoral,berorientasi kinerja,kemajuan IPTEK sertapengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya

Pemeliharaan tatanansosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dankreatif serta merasaaman (lanjutan)

Peningkatan peran sertamasyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis (lanjutan)

113

5.2.3.Tahapan Lima Tahun Ketiga (2016-2021)

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

20211 Mewujudkan

Batam sebagaiBandarBerstandarInternasional

Meningkatnya daya saingKota Batam dalammelaksanakan pembangunanmenuju Bandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.

Penyediaan sarana danprasarana yangmemadai dan maju.- Penyediaan (lanjutan)

dan pengembanganserta peningkatankualitas jaringaninfrastrukturtransportasi bebashambatan dan bersifatmass transportationdan peningkataninfrastrukturperhubungan yangsaling terintegrasiinterwilayah danantarwilayah/ regional

- Pengembangan danpeningkatan sertapembenahan saranadan prasaranatransportasi danekspansi pelabuhanlaut dan udara.

- Pengembangan(lanjutan) danpeningkatan aktivitasdan sistem pendukungpelayanan transportasidan pelabuhan lautdan udara yangmoderen, profesional,cepat, akurat, nyaman

- Peningkatan pasokanlistrik tenaga gas atausumber alternatiflainnya untuk duniausaha dan rumahtangga sertapeningkatanpemenuhanelektrifikasi wilayahhinterland

- Peningkatan kualitasdan kuantitaspelayanan pos dantelematika yang efisiendan moderen sertamemiliki jangkauanluas sampai kewilayah hinterland

- Pemantapan danpeningkatankonservasi sumberdaya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air(lanjutan)

114

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021 Peningkatan kualitas

sumber daya manusia,termasuk peranperempuan danpemuda dalampembangunan.- Peningkatan Indeks

PembangunanManusia (IPM)

- Peningkatan IndeksPembangunan Gender(IPG)

- Pengembangansarana dan prasaranakepemudaan dan olahraga berskalamoderen

- Pengendalian jumlahdan lajupertumbuhanpenduduk (lanjutan)

Meningkatnya jaminankualitas dan kesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.

Pemutakhiranotomatisasi perangkatkeras operasionalBandar Internasional.

Peningkatan kualitasdan kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahanmelalui pendidikan danpelatihan danpengadaan tenaga ahlipengelola bandar

Peningkatan promosidan menarik kegiatandengan memanfaatkanBandar Internasional

Pengembangan jaringankerjasama lanjutandengan bandar-bandarAsia, Afrika, Eropa danAmerika.

Terlaksananyapembangunan denganberpedoman kepada RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW)Kota Batam dan RencanaTata Ruang PerdaganganBebas dan Pelabuhan BebasBatam.

Peningkatanpengendalian danpemantauanpemanfaatan ruang(lanjutan)

Revisi Perda RTRW KotaBatam

Penyusunan RencanaDetail Tata Ruang(RDTR) dan RegulasiZonasi Tata Ruang

115

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021Meningkatnya dukunganekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkunganhidup.

Pelaksanaanpengelolaan Sanitasilimbah rumah tanggadan limbah B3 denganpola KPS Peningkatan kapasitas

dan kualitas dayadukung lingkunganKota Batam (lanjutan)

2 MenciptakanBatamsebagai salahsatu PusatPertumbuhanEkonomiNasional

Meningkatnya perananPemerintah Kota Batam danBadan Pengusahaan Batammenjalankan peran danfungsi Batam sebagaiKawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan BebasBatam.

Peningkatan perananPemerintahan KotaBatam dan BadanPengusahaan Batamyang efektif dan optimaldidukung oleh saranaICT Peningkatan pelayanan

publik yang efisien danefektif didukung denganICT

Meningkatnya pemerataanpertumbuhan ekonomi untukmenghindari terjadinyaketimpangan antar wilayahdan golongan pendapatan.

Pengembanganketerkaitan ekonomiantara pusatpertumbuhan dengandaerah hinterland Pengembangan dan

peningkatan kegiatan-kegiatan ekonomi baruberskala kecil,menengah dan besar didaerah hinterland Pengembangan

kemitraan usaha-usahaantara usaha-usaha dimainland dan hinterlandsecara adil danberkesinambungan

Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional.

Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri.- Program lanjutan

dengan pola ekspansi,pembangunankawasan industi baruyang ramahlingkungan danpromosi sertapeningkatanpelayanan.

Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan yangterkait potensi pasardan kebutuhan lokal.- Program lanjutan

denganpengembanganperniagaan kelasdunia yang didukung

116

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021dengan infrastrukturdan sistem informasiyang prima

- Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganeceran dan pasartradisional yangtertata, ramahlingkungan danberstandar kelasdunia

- Perlindungan hak-hakkonsumen (lanjutan)

Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpariwisata- Pengembangan

kawasan pariwisataberbasis alam, bahari,pusat budaya dankesenian, pusathiburan berteknologidan kuliner.

- Pengembangan objekwisata dalam satukawasan terpaduberstandarinternasional.

- Peningkatankerjasama pariwisata(lanjutan)

- Peningkatan promosiwisata (lanjutan)

- Peningkatan danpengembanganindustri berbasisbudaya

Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang- Program lanjutan

denganpenyederhanaan izindan pemberianinsentif usahaekonomi untukpenunjang sektorekonomi riil.

Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpertanian penunjang- Peningkatan produksi

pertanian untukkebutuhan lokal(lanjutan) danpeningkatan produkpertanian potensial.

- Peningkatanketerkaitan sektor

117

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021pertanian denganpengembanganpariwisata skalainternasional

Meningkatnya kegiatanekonomi berbasis kelautandan kegiatan ekonomi diwilayah pulau-pulautermasuk pulau terluar.

Intensifikasi budi dayaperikanan laut padapulau-pulau berbasismasyarakat dan sebagaiobjek wisata kulinerdalam upayapengamanan laut daripencemaran

Peningkatan produksipembenihan perikanandan pembangunanindustri pakan ikan

Pengadaan sarana danprasarana perikanandan kelautan moderen

Peningkatan kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untukkegiatan pemasarandan pembinaan(lanjutan)

Pembangunan danoptimalisasi wilayahpulau-pulau dan pulauterluar berbasisekonomi danpertahanan

Meningkatnya dukungan atasgerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggimelalui pemberdayaan usahakecil dan menengah sertarevitalisasi peran koperasisebagai pondasi dasarekonomi kerakyatan KotaBatam.

Pengembangan UKMdan Koperasi dalamperekonomian skalanasional daninternasional

Perluasan aksespermodalan bagi UKM

Terciptanya iklim investasidan usaha melalui pelayananhandal, jaminan hukum,keamanan dan insentif yangmenarik serta promosidaerah.

Program lanjutandiperkuat denganpenguatan penataanruang yang seimbang,penurunan angkakriminalitas danpengembangan insentifdasar investasi

Menciptakan pasar tenagakerja dan pengembanganSDM untuk mendukungkebutuhan sektor ekonomi.

Penciptaan lapangankerja formal dankesejahteraan pekerja(lanjutan)

Peningkatan keterkaitantenaga kerja dengansektor bisnis (lanjutan)

Pengembangankesempatan lapangankerja

118

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021 Optimalisasi Balai

Latihan Kerja (BLK)yang berstandarinternasional sebagaiBLK rujukan wilayahSumatera

Review sistempengupahan secaraberkala (lanjutan)

Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologi komunikasidan informasi, persampahandan fasilitas umum lainnyayang mendukungpertumbuhan ekonomiberkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.

Program lanjutan dalampenjaminan sarana danprasarana transportasi,energi, air bersih,teknologi komunikasidan informasi yangmemadai dan moderentermasuk sumberenergi alternatif dansarana prasaranafasilitas umum lainnya

3 MenciptakanMasyarakatSejahtera

Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland dengan kegiatanekonomi di wilayahhinterland.

Penciptaan keterkaitanekonomi wilayahmainland danhinterland (backwardlinkage) (lanjutan)

Pelaksanaan produkhukum dan penegakanhukum (lanjutan)

Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilai strategisbidang pendidikan yangrelevan denganpembangunan Kota Batammelalui penguatan kemitraandan peran serta masyarakat

Peningkatan dayajangkau, kuantitas dankualitas pelayananpendidikan bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam berskalainternasional termasukpengembangankerjasama untukpendirian perguruantinggi

Peningkatan ilmupengetahuan danteknologi (lanjutan)

Penguatan kemitraandan peran sertamasyarakat dalampendidikan (lanjutan)

Pengembangan saranapendidikan berskalainternasional (lanjutan)

Meningkatkan daya jangkaudan kualitas pelayanankesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.

Perluasan cakupan,peningkatan kuantitasdan kualitas pelayanankesehatan umumpuskesmas yangdidukung oleh tenagaspesialis peralatanmoderen danpeningkatan tipe RSUDmenjadi tipe A

119

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021 Peningkatan derajat

kesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentansosial (lanjutan) Peningkatan

ketersediaan obat yangberkualitas dan denganstok yang cukup Pengobatan gratis

selektif khusus untukmasyarakat tergolongtidak mampu Penanganan melalui

preventif dan kuratifterhadap penyakitmenular (lanjutan) Peningkatan

pengawasan danmanajemen kesehatan(lanjutan) Pembangunan dan

peningkatan gizimasyarakat (lanjutan) Penguatan peran serta

masyarakat dankemitraan dalambidang kesehatan(lanjutan)

Tersedianya kebutuhan dasarmasyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan pokok (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.

Peningkatan danpengadaan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukung yangberkualitas dan terpadu

Pemantapan sistempembiayaan perumahanjangka panjang yangberkelanjutan, efisien,dan akuntabel.

Penertiban danpengendalianpermukiman illegal(lanjutan)

Pengadaan danpeningkatan saranalistrik, air bersih danangkutan baik diwilayah mainland danhinterland (lanjutan)

Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan yang ramahlingkungan danberteknologi tinggi

Peningkatan jangkauanpelayanan transportasidan sarana prasarana

120

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021angkutan yangterjangkau, bersih danaman serta nyaman

Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(lanjutan)

Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan dan penurunanangka kemiskinan sertatingkat pengangguran.

Peningkatankesempatan kerja bagipenduduk terutamapenduduk lokal

Peningkatanpendapatan pendudukmelalui pengembanganproduk ekonomi kreatif

Peningkatan upayadistribusi pendapatandan penurunan angkakemiskinan di bawah 10persen

Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran dibawah 7 persen

Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosial danbudaya umum penduduk.

Fasilitasi kehidupanberagama, sosial,budaya (lanjutan) Pengembangan kesenian

dan budaya daerahmelalui peningkatanevent (lanjutan) Peningkatan peran dan

partisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompok penyandangmasalah kesejahteraan sosial

Fasilitasi, peningkatansarana dan prasaranaserta pembinaankehidupan penyandangmasalah kesejahteraansosial pada tingkat yanglebih tinggi Peningkatan

kemampuan PMKS kearah mandiri secaraekonomi

Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.

Peningkatanpengendalianpencemaran lingkunganhidup. Peningkatan kualitas

serta daya dukunglingkungan melaluipemantapan kebijakan Peningkatan pemulihan

dan rehabilitasilingkungan

121

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021 Peningkatan partisipasi

masyarakat, duniausaha dan pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup.

Terwujudnya rasa aman dandamai bagi penduduk baikdari sisi keamanan,keselamatan, dan ancamanserta bencana alam.

Peningkatanpengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk (lanjutan)

Peningkatan partisipasimasyarakat dankemitraan antara pihakkeamanan danmasyarakat dalammewujudkan rasa amandi lingkunganmasyarakat (lanjutan)

Peningkatan mitigasibencana alam (lanjutan)

Sosialisasi peningkatantanggap dini terhadapkeadaan darurat danbencana alam (lanjutan)

4 MenciptakanPemerintah,Swasta danMasyarakatyang Madani

Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia (SDM)aparatur pemerintahandaerah untuk mewujudkantata pemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukung pembangunanKota Batam.

Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah(lanjutan)

Penciptaan sistembirokrasi dan pelayananpemerintah berdasarkanprinsip (cleangovernment ang goodgovernance) (lanjutan)

Penataan bidangaparatur danpengembangan karirberdasarkan kompetensiyang berbasis kinerja(lanjutan)

Penerapan danpengembangan StandarPelayanan Minimal(SPM) dan StandarOperasional danProsedur (SOP)

Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah KotaBatam(lanjutan)

Peningkatan pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel dantransparan (lanjutan)

Meningkatnya kerjasama dankoordinasi PemerintahDaerah, Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, BadanPengusahaan Batam dan

Peningkatan danpenguatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal

122

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2016-

2021Instansi Vertikal dalamrangka pembangunan KotaBatam.

Peningkatan kerjasamadan koordinasi,advokasi denganPemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaanpemerintah lainnyadalam rangkapembangunan KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan penguatandunia usaha di Kota Batamdalam penerapan prinsipgood corporate governance.

Pengembangan danpenguatan dunia usahadi Kota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.

Penguatan duniausaha di Kota Batamdalam kemitraan.

Terwujudnya masyarakatKota Batam yang "MADANI".

Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh,kompetitif, berakhlakmulia dan bermoral,berorientasi kinerja,kemajuan IPTEK sertapengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya Pemeliharaan tatanan

sosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dankreatif serta merasaaman (lanjutan) Peningkatan peran serta

masyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis (lanjutan)

123

5.2.4.Tahapan Lima Tahun Keempat (2021-2025)

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

20251 Mewujudkan

Batam sebagaiBandarBerstandarInternasional

Meningkatnya daya saingKota Batam dalammelaksanakan pembangunanmenuju Bandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.

Penyediaan sarana danprasarana yangmemadai dan maju.- Pengembangan dan

peningkatan kualitasjaringan infrastrukturtransportasi bebashambatan dan bersifatmass transportationdan peningkataninfrastrukturperhubungan yangsaling terintegrasiinterwilayah danantarwilayah/ regional

- Pengembangan danpeningkatan sertapembenahan saranadan prasaranatransportasi danekspansi pelabuhanlaut dan udaratermasuk ekspansi diluar Pulau Batam

- Program lanjutandengan peningkatanaktivitas dan sistempendukung pelayanantransportasi danpelabuhan laut danudara yang moderen,profesional, cepat,akurat, nyaman

- Peningkatan pasokanlistrik tenaga gas atausumber alternatiflainnya untuk duniausaha dan rumahtangga sertapeningkatanpemenuhanelektrifikasi wilayahhinterland

- Peningkatan kualitasdan kuantitaspelayanan pos dantelematika yang efisiendan moderen sertamemiliki jangkauanluas sampai kewilayah hinterland

- Pemantapan danpeningkatankonservasi sumberdaya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air(lanjutan)

Peningkatan kualitas

124

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025sumber daya manusia,termasuk peranperempuan danpemuda dalampembangunan.- Peningkatan Indeks

PembangunanManusia (IPM)

- Peningkatan IndeksPembangunan Gender(IPG)

- Pengembangansarana dan prasaranakepemudaan dan olahraga berskalamoderen

- Pengendalian jumlahdan lajupertumbuhanpenduduk (lanjutan)

Meningkatnya jaminankualitas dan kesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.

Peningkatan nilaistrategis perangkatkeras dan lunak saranaBandar Internasionalyang kompetitif.

Peningkatan kualitasdan kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahanmelalui pendidikan danpelatihan danpengadaan tenaga ahlipengelola bandar sertapeningkatan kepastianpelayanan bandar,keamanan, ketertiban

Peningkatan promosidan menarik kegiatandengan memanfaatkanBandar Internasional

Pengembangan jaringankerjasama lanjutandengan bandar-bandarAsia, Afrika, Eropa danAmerika.

Terlaksananya pembangunandengan berpedoman kepadaRencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kota Batam danRencana Tata RuangPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam.

Peningkatanpengendalian danpemantauanpemanfaatan ruang(lanjutan)

Pemantapanpelaksanaan PerdaRTRW Kota Batam

Penjaminanpelaksanaan RencanaDetail Tata Ruang(RDTR) dan RegulasiZonasi Tata Ruang

125

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025Meningkatnya dukunganekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkunganhidup.

Pelaksanaanpengelolaan Sanitasilimbah rumah tanggadan limbah B3 denganpola KPS Peningkatan kapasitas

dan kualitas dayadukung lingkunganKota Batam (lanjutan)

2 MenciptakanBatamsebagai salahsatu PusatPertumbuhanEkonomiNasional

Meningkatnya perananPemerintah Kota Batam danBadan Pengusahaan Batammenjalankan peran danfungsi Batam sebagaiKawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas Batam.

Peningkatan perananPemerintahan KotaBatam dan BadanPengusahaan Batamyang efektif dan optimaldidukung oleh saranaICT (lanjutan) Peningkatan pelayanan

publik yang efisien danefektif didukung denganICT (lanjutan)

Meningkatnya pemerataanpertumbuhan ekonomi untukmenghindari terjadinyaketimpangan antar wilayahdan golongan pendapatan.

Pengembanganketerkaitan ekonomiantara pusatpertumbuhan dengandaerah hinterland Pengembangan dan

peningkatan kegiatan-kegiatan ekonomi baruberskala kecil,menengah dan besar didaerah hinterland Pengembangan

kemitraan usaha-usahaantara usaha-usaha dimainland dan hinterlandsecara adil danberkesinambungan

Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional.

Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri.- Program lanjutan

dengan pola ekspansi,pembangunankawasan industi baruyang ramahlingkungan danpromosi sertapeningkatanpelayanan (lanjutan)

Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan yangterkait potensi pasardan kebutuhan lokal.- Program lanjutan

dengan pengembanganperniagaan kelasdunia yang didukungdengan infrastruktur

126

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025dan sistem informasiyang prima

- Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganeceran dan pasartradisional yangtertata, ramahlingkungan danberstandar kelas dunia

- Perlindungan hak-hakkonsumen (lanjutan)

Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpariwisata- Penataan, dan

pemeliharaan sertapromosi kawasanpariwisata berbasisalam, pusat budayadan kesenian, pusathiburan berteknologidan kuliner.

- Pengembangan danpromosi objek wisatadalam satu kawasanterpadu berstandarinternasional.

- Peningkatankerjasama pariwisata(lanjutan)

- Peningkatan promosiwisata (lanjutan)

- Peningkatan danpengembanganindustri berbasisbudaya

Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang- Program lanjutan

denganpenyederhanaan izindan pemberianinsentif usahaekonomi untukpenunjang sektorekonomi riil.

Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpertanian penunjang- Peningkatan produksi

pertanian untukkebutuhan lokal(lanjutan) danpeningkatan produkpertanian potensial.

- Peningkatanketerkaitan sektorpertanian dengan

127

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025pengembanganpariwisata skalainternasional

Meningkatnya kegiatanekonomi berbasis kelautandan kegiatan ekonomi diwilayah pulau-pulautermasuk pulau terluar.

Intensifikasi budi dayaperikanan laut padapulau-pulau berbasismasyarakat dan sebagaiobjek wisata kulinerdalam upayapengamanan laut daripencemaran Peningkatan produksi

pembenihan perikanandan pembangunanindustri pakan ikan Pengadaan dan

pemeliharaan saranadan prasaranaperikanan dan kelautanmoderen Peningkatan kemitraan

usaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untukkegiatan pemasaran danpembinaan (lanjutan) Pembangunan dan

optimalisasi wilayahpulau-pulau dan pulauterluar berbasisekonomi danpertahanan danpariwisata

Meningkatnya dukungan atasgerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggimelalui pemberdayaan usahakecil dan menengah sertarevitalisasi peran koperasisebagai pondasi dasarekonomi kerakyatan KotaBatam.

Pengembangan UKMdan Koperasi dalamperekonomian skalanasional daninternasional Perluasan akses

permodalan bagi UKMtermasuk permodalansumber danainternasional

Terciptanya iklim investasidan usaha melalui pelayananhandal, jaminan hukum,keamanan dan insentif yangmenarik serta promosidaerah.

Program lanjutanpengembangankesempatan lapangankerja, pengembanganinsentif investasi yangkompetitif.

Menciptakan pasar tenagakerja dan pengembanganSDM untuk mendukungkebutuhan sektor ekonomi.

Program lanjutanpengembangankesempatan kerja danpenciptaan lapangankerja formal dankesejahteraan pekerja Peningkatan peran Balai

Latihan Kerja (BLK)sebagai BLK akreditasi,berstandar internasionaldan sebagai BLK rujukan

128

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025wilayah Indonesia Barat Review sistem

pengupahan secaraberkala (lanjutan)

Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologi komunikasidan informasi, persampahandan fasilitas umum lainnyayang mendukungpertumbuhan ekonomiberkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.

Program lanjutan dalampenjaminan sarana danprasarana transportasi,energi, air bersih,teknologi komunikasidan informasi yangmemadai dan moderentermasuk sumber energialternatif dan saranaprasarana fasilitasumum lainnya

3 MenciptakanMasyarakatSejahtera

Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland dengan kegiatanekonomi di wilayahhinterland.

Program lanjutan yangdidukung denganpemantapan danpengembanganketerkaitan ekonomiwilayah mainland danhinterland (backwardlinkage) Pelaksanaan produk

hukum dan penegakanhukum (lanjutan)

Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilai strategisbidang pendidikan yangrelevan denganpembangunan Kota Batammelalui penguatan kemitraandan peran serta masyarakat

Peningkatan dayajangkau, kuantitas dankualitas pelayananpendidikan bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam berskalainternasional termasukprogram lanjutanpengembangankerjasama bidang-bidang unggulpendidikan tinggi

Meningkatkan daya jangkaudan kualitas pelayanankesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.

Peningkatan kualitasdan variabilitaspelayanan kesehatansecara merata diseluruh wilayah danpelayanan kesehatankompetitif bertarafinternasional Program lanjutan

perluasan cakupan,peningkatan kuantitasdan kualitas pelayanankesehatan umumpuskesmas yangdidukung oleh tenagaspesialis peralatanmoderen danpeningkatan tipe RSUDmenjadi tipe A Peningkatan derajat

kesehatan masyarakat

129

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025melalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial(lanjutan) Program lanjutan

peningkatanketersediaan obat yangberkualitas, pengobatangratis selektif khususuntuk masyarakattergolong tidak mampu Program lanjutan

penanganan melaluipreventif dan kuratifterhadap penyakitmenular Pembangunan dan

peningkatan gizimasyarakat (lanjutan) Penguatan peran serta

masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan (lanjutan)

Tersedianya kebutuhan dasarmasyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan pokok (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.

Peningkatan danpengadaan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukung yangberkualitas dan terpadupada tingkat yang lebihtinggi (lanjutan)

Pemantapan sistempembiayaan perumahanjangka panjang yangberkelanjutan, efisien,dan akuntabel(Lanjutan)

Penertiban danpengendalianpermukiman illegal(lanjutan)

Peningkatan danpemeliharaan saranalistrik, air bersih danangkutan baik diwilayah mainland danhinterland (lanjutan)

Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan yang ramahlingkungan danberteknologi tinggi(lanjutan)

Peningkatan jangkauanpelayanan transportasidan sarana prasaranaangkutan yangterjangkau, bersih danaman serta nyaman

130

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025(lanjutan)

Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(lanjutan)

Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan dan penurunanangka kemiskinan sertatingkat pengangguran.

Peningkatankesempatan kerja bagipenduduk terutamapenduduk lokal

Peningkatanpendapatan pendudukmelalui pengembanganproduk ekonomi kreatifdan penguatan kaitanpemasaran

Peningkatan upayadistribusi pendapatandan penurunan angkakemiskinan di bawah 10persen

Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran dibawah 7 persen

Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosial danbudaya umum penduduk.

Pembinaan kehidupanbermasyarakat danberagama sertamenumbuhkannya Fasilitasi kehidupan

beragama, sosial,budaya (lanjutan) Pengembangan kesenian

dan budaya daerahmelalui peningkatanevent (lanjutan) Peningkatan peran dan

partisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompok penyandangmasalah kesejahteraan sosial

Peningkatan pelayanansocial bagi PMKS daninklusi yang produktif Fasilitasi, peningkatan

sarana dan prasaranaserta pembinaankehidupan penyandangmasalah kesejahteraansosial pada tingkat yanglebih tinggi Peningkatan

kemampuan PMKS kearah mandiri secaraekonomi

Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.

Peningkatanpengendalianpencemaran lingkunganhidup (lanjutan)

131

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025 Peningkatan kualitas

serta daya dukunglingkungan melaluipemantapan kebijakan(lanjutan) Peningkatan pemulihan

dan rehabilitasilingkungan (lanjutan) Peningkatan partisipasi

masyarakat, duniausaha dan pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup(lanjutan)

Terwujudnya rasa aman dandamai bagi penduduk baikdari sisi keamanan,keselamatan, dan ancamanserta bencana alam.

Peningkatanpengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk (lanjutan)

Peningkatan partisipasimasyarakat dankemitraan antara pihakkeamanan danmasyarakat dalammewujudkan rasa amandi lingkunganmasyarakat (lanjutan)

Peningkatan mitigasibencana alam (lanjutan)

Sosialisasi peningkatantanggap dini terhadapkeadaan darurat danbencana alam (lanjutan)

4 MenciptakanPemerintah,Swasta danMasyarakatyang Madani

Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia (SDM)aparatur pemerintahandaerah untuk mewujudkantata pemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukung pembangunanKota Batam.

Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah(lanjutan)

Penciptaan sistembirokrasi dan pelayananpemerintah berdasarkanprinsip (cleangovernment ang goodgovernance) (lanjutan)

Penataan bidangaparatur danpengembangan karirberdasarkan kompetensiyang berbasis kinerja(lanjutan)

Penerapan danpengembangan StandarPelayanan Minimal(SPM) dan StandarOperasional danProsedur (SOP)

Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah KotaBatam(lanjutan)

Peningkatan pengelolaan

132

MISI SASARAN POKOKINDIKASI CAPAIAN

PROGRAMPRIORITAS 2021-

2025keuangan daerah yangakuntabel dantransparan (lanjutan)

Meningkatnya kerjasama dankoordinasi PemerintahDaerah, Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, BadanPengusahaan Batam danInstansi Vertikal dalamrangka pembangunan KotaBatam.

Peningkatan danpenguatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal dankelembagaan pemerintahlainnya dalam rangkapembangunan KotaBatam untuk menjadisentra kerjasama dengandaerah lain Peningkatan kerjasama

dan koordinasi, advokasidengan PemerintahPusat, PemerintahProvinsi dankelembagaan pemerintahlainnya dalam rangkapembangunan KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan penguatandunia usaha di Kota Batamdalam penerapan prinsipgood corporate governance.

Pengembangan danpenguatan dunia usahadi Kota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance. Penguatan dunia usaha

di Kota Batam dalamkemitraan.

Terwujudnya masyarakatKota Batam yang "MADANI".

Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh, kompetitif,berakhlak mulia danbermoral, berorientasikinerja, kemajuan IPTEKserta pengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya Pemeliharaan tatanan

sosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dan kreatifserta merasa aman(lanjutan) Peningkatan peran serta

masyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis (lanjutan)

133

BAB VIKAIDAH PELAKSANAAN

Pemerintah Kota Batam wajib menerapkan 3 pilar dari tata kelolayang baik (good governance) yang meliputi (i) transparansi, (ii)akuntabilitas dan (iii) partisipasi dalam melaksanakan program dankegiatan dalam rangka pencapaian visi, misi dan arahpembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kota BatamTahun 2005 - 2025 ini.

Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yangberkepentingan untuk pembangunan terhadap informasi terkait,seperti berbagai peraturan dan perundang-undangan, sertakebijakan pemerintah dengan biaya sesuai, seperti informasi sosial,ekonomi, dan politik yang andal (reliable). Transparansi dibangunatas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakanuntuk dipahami dan dapat dipantau.

Akuntabilitas adalah kapasitas suatu instansi pemerintah untukbertanggungjawab atas keberhasilan maupun kegagalannya dalammelaksanakan misinya dalam mencapai tujuan dan sasaran yangditetapkan secara periodik. Setiap instansi pemerintah mempunyaikewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaianorganisasinya dalam pengelolaan sumber dayayang dipercayakankepadanya, mulai dari tahap perencanaan, implementasi, sampaipada pemantauan dan evaluasi. Akuntabilitas merupakan kunciuntuk memastikan bahwa kekuasaan itu dijalankan dengan baikdan sesuai dengan kepentingan publik. Untuk itu, akuntabilitasmensyaratkan kejelasan penanggungjawab, pertanggungjawabandan substansinya. Akuntabilitas juga berkaitan dengan penetapansejumlah kriteria dan indikator untuk mengukur kinerjapembangunan umum maupun pemerintah.Akuntabilitasmembutuhkan kepastian hukum serta upaya penegakan hukumyang efektif, konsisten, dan tanpa pandang bulu. Kepastian hukumadalah indikator penting dalam menimbang tingkat kewibawaansuatu pemerintahan, legitimasinya di hadapan rakyatnya, dandunia internasional.

Partisipasi merupakan perwujudan dari berubahnya paradigmamengenai peran masyarakat dalam pembangunan.Masyarakatbukanlah sekedar penerima manfaat (beneficiaries) atau objekbelaka, melainkan agenpembangunan (subject) yangmempunyaiperan penting.

Pelaksanaan semua kegiatan, dalam kerangka regulasi maupundalam kerangka anggaran (budget intervention), mensyaratkanpentingnya keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan dalamsatu program maupun kegiatan antar program, pada satu dinasdan antar dinas, dengan tetap memperhatikan peran/tanggungjawab/ tugas yang melekat pada pemerintah kota, sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mencapai keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaanprogram, maka dapat ditempuh antara lain melalui forummusyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) RPJPDKota Batam Tahun 2005-2025 yangmerupakan acuan bagiPemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia usaha,

134

sehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan programpembangunan.

Untuk itu, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagaiberikut:

1. Pemerintah daerah, serta masyarakat termasuk dunia usahaberkewajiban untuk melaksanakan visi, misi dan arahpembangunan RPJPD Kota Batam Tahun 2005 -2025 dengansebaik-baiknya;

2. Walikota Batam berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi danarah pembangunan RPJP Kota Batam Tahun 2005-2025 kedalam RPJM Daerah Kota Batam yang memuat visi, misi,tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokokpembangunan yang nantinya akan menjadi pedoman bagiSatuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam menyusunRencana Strategis (Renstra) SKPD;

3. Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Batamberkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD yangmenjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah;

4. Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota Batam, WalikotaBatam, Sekretariat Daerah, Dinas-Dinas, Badan-Badan, Kantor-Kantor, dan kecamatan dalam jajaran organisasi pemerintahKota Batam, masyarakat, dan sektor swasta berkewajibanmenjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) Daerah Kota Batam Tahun 2005 - 2025 denganRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah KotaBatam, Rencana Strategis (Renstra) SKPD Kota Batam, RencanaKerja Pemerintah (RKP) Daerah Kota Batam, dan Rencana Kerja(Renja) SKPD Kota Batam.

135

BAB VIIPENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)merupakan dokumen perencanaan milik daerah yang memuatvisi, misi dan arah pembangunan dalam 20 tahun ke depan. Visi,misi dan arah pembangunan tersebut dibuat dalam kerangkaberfikir yang berkesinambungan dan saling mendukung antarasatu dan lainnya. Kota Batam secara garis besar memiliki visi danmisi yang menaungi pembangunan dalam 20 tahun mendatang.

Dokumen RPJPD akan menjadi dasar bagi penyusunan dokumenperencanaan jangka menengah dan dokumen lain dibawahnya.Setiap calon kepala daerah hendaknya memperhatikan arahpembangunan RPJPD sehingga setiap RPJMD yang merupakantahapan pencapaian RPJPD akan menjadi alat kesinambunganpelaksanaan dokumen RPJPD dalam 4 tahapan pembangunandalam kurun waktu 5 tahun.

Perhatian khusus dititikberatkan pada bidang ekonomi untukmenjadikannya sebagai lokomotif pembangunan. Hal ini penting didalam proses perencanaan karena pada dasarnya tujuanpembangunan adalah untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

WALIKOTA BATAM,

AHMAD DAHLAN

136