RPJMD 2006-2010 Bab.1-5
-
Upload
ryan-hardian -
Category
Documents
-
view
918 -
download
10
Transcript of RPJMD 2006-2010 Bab.1-5
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Kotabaru Tahun 2006 - 2010 disusun sebagai konsekuensi terbitnya Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional serta Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Di dalam ketiga
peraturan perundang-undangan dimaksud disebutkan bahwa penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) didasarkan pada
penjabaran dari Visi, Misi Kepala Daerah. Penyusunan RPJMD Kabupaten
Kotabaru mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Nasional dan RPJMD Propinsi yang di dalamnya memuat sasaran-sasaran pokok
yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan
pokok pembangunan daerah kurun waktu lima tahun mendatang.
Dalam rangka menjamin adanya konsistensi dan sinkronisasi dengan
dokumen perencanaan pembangunan yang lebih tinggi, penyusunan RPJMD
memperhatikan amanat Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM
Nasional Tahun 2005-2009 dengan tetap mendasarkan pada kondisi dan potensi
daerah serta aspirasi yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat. Dengan demikian akan terjalin keterkaitan (benang merah) dengan
dokumen perencanaan pembangunan yang lebih tinggi dan terdapat kesesuaian
dengan kondisi dan potensi daerah serta aspirasi masyarakat, yang selanjutnya
akan mempermudah pengembangan “sharing” pembiayaan dengan pemerintah
pusat.
Bab I - 1
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2006-2010 ini akan digunakan
sebagai pedoman dan landasan dalam menetapkan skala prioritas Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya akan menjadi pedoman dalam
penyusunan RAPBD.
1.2. MAKSUD dan TUJUAN 1.2.1. Maksud
RPJM Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2006-2010 adalah
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang
memberikan arah bagi kebijakan pembangunan daerah Kabupaten
Kotabaru secara komprehensif, terintegrasi dan harmonis antara
berbagai komponen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada
berbagai bidang kehidupan dan sektor perekonomian dalam priode waktu
lima tahunan., Secara spesifik dokumen RPJM dimaksudkan untuk:
a. Sebagai dokumen induk perencanaan jangka menengah untuk
periode tahun 2006 - 2010 di tingkat Kabupaten Kotabaru yang
menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah Kabupaten
Kotabaru, serta memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas
SPKD, ' dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana
kerja dalam kerangka " regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif;
b. Untuk rnemberikan acuan dasar dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), serta Rencana Strategis (Renstra)
SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD Kabupaten Kotabaru.
Bab I - 2
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
1.2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJM Kabupaten Kotabaru 2006 – 2010
adalah untuk menjabarkan visi, misi, dan program kepala daerah. Sebagai
konsekuensi calon kepala daerah terpilih, maka program tersebut harus
dirumuskan sebagai perencanaan pembangunan dan direalisasikan dalam
dokumen perencanaan. Selain itu RPJM juga sebagai sarana untuk
menampung aspirasi masyarakat dan membangun konsensus antar ’stake
holders’ untuk menentukan arah pembangunan Kabupaten Kotabaru tahun
2006-2010.
1.3. LANDASAN HUKUM Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Kotabaru Tahun 2006 – 2010 dilandasi dasar hukum sebagai berikut :
a. Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945
Pasal 18 ayat 2.
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah, Bab VII Pasal 150.
e. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara
f. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004
g. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004
h. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 –
2009.
Bab I - 3
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
j. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11
Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.
1.4. HUBUNGAN RPJMD dengan DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana
yang telah diamanatkan dalam UU No.25 tahun 2004, maka keberadaan RPJM
Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2006-2010 merupakan satu bagian yang utuh
dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotabaru khususnya
dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam RPJP
Daerah Kabupaten Kotabaru, serta dari keberadaannya akan dijadikan pedoman
bagi SKPD untukpenyusunan Renstra SKPD. Selanjutnya, untuk setiap tahunnya
– selama periode perencanaan - akan dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Pemerintah Kabupaten Kotabaru, yang dari
keberadaan RKPD Kabupaten Kotabaru tersebut, selanjutnya, akan dijadikan
acuan bagi SKPD untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD
Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang
diamanatkan dalam UU No. 17 tahun 2003, maka penjabaran RPJM Daerah Kota
kedalam RKPD Kabupaten Kotabaru untuk setiap tahunnya, akan dijadikan
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Kabupaten Kotabaru
Gambaran tentang hubungan antara RPJM Daerah Kabupaten Kotabaru
Tahun 2006-2010 dengan dokumen perencanaan lainnya baik dalam kaitan
dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan
adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar - 1.1.
Bab I - 4
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Gambar 1.1. Alur Perencanaan Program dan Penganggaran
1.5. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan RPJMD Kota Baru tahun 2006 – 2010
didasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/ 2020/ SJ Tahun
2005 tentang Tata cara penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah.
Sistimatika penulisannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Landasan Hukum
1.4. Hubungan RPJM Daerah
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I - 5
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
BAB II KONDISI UMUM KOTABARU
2.1. Kondisi Geografis
2.2. Perekonomian Daerah
2.3. Keuangan Daerah
2.4. Sosial Budaya Daerah
2.5. Prasarana dan Sarana Daerah
2.6. Pemerintahan Umum
BAB III VISI DAN MISI BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam
mengimplementasikan program Kepala Daerah, sebagai
payung pada perumusan program dan kegiatan
pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
5.2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah
5.3. Kebijakan Umum Daerah
BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Program Pembangunan Daerah
7.2. Rencana Kerja
BAB VIII PENUTUP 8.1. Program Transisi
8.2. Kaidah Pelaksanaan
LAMPIRAN
Bab I - 6
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
BAB II KONDISI UMUM KOTABARU
2.1 KONDISI GEOGRAFIS 2.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kabupaten Kotabaru memiliki luas wilayah 9.422.56 km2 dan
merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Selatan. Sebagian
wilayahnya terdiri dari beberapa pulau. Ada 45 pulau besar dan kecil
diantaranya Pulau Laut, Pulau Sebuku, Pulau Kunyit, Pulau Sewangi, dll.
Secara administratif, Kabupaten Kotabaru terbagi menjadi 18 kecamatan
dan 195 kelurahan/desa.
Secara geografis Kabupaten Kotabaru terletak di sisi tenggara
Propinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Kotabaru yang di Pulau Laut
Utara. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Kotabaru
terletak di antara 2°20'--4°56' Lintang Selatan dan, 115029'-116030' Bujur
Timur.
Batas Wilayah Kabupaten Kotabaru sebelah utara Propinsi
Kalimantan Timur, sebelah timur Selat Makassar, sebelah selatan Laut
Jawa, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan
Kabupaten Tanah Bumbu.
2.1.2 Iklim
Kabupaten Kotabaru dipengaruhi oleh dua musim, yakni musim
kemarau dengan suhu udara maksimum rata-rata antara 30,5°C - 32;9°C
dan musim hujan dengan suhu udara minimum rata-rata antara 22,7°C -
24,7°C.
Penyinaran matahari yang tinggi menyebabkan tingginya intensitas
penguapan sehingga selalu terdapat awan aktif dan udara yang penuh
Bab II – 1
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
sehingga menyebabkan seringkali turun hujan. Kabupaten Kotabaru
memiliki rata-rata curah hujan berkisar antara 0,9-13,5 mm dengan jumlah
hari hujan berkisar antara 5-28 hari/tahun.
2.1.3 Topografi Topografi wilayah daratan Kabupaten Kotabaru bagian timur pada
umumnya merupakan daerah pantai, dan bagian selatan sampai utara
sebagian besar merupakan jalur pegunungan yakni pegunungan Meraius
yang memanjang sampai ke wilayah Propinsi Kalimantan Timur.
Keadaan wilayah yang medannya bergelombang sampai terjal terdapat
di Pulau Laut bagian tengah.
Pemanfaatan wilayah Kotabaru menurut topografinya terbagi
menjadi 8,55% dikembangkan usaha tambak ikan karena merupakan
daerah rawa dan pantai dengan ketinggian 0-7 m, 17,75% wilayah dengan
ketinggian 7-25 m digunakan sebagai sawah, 66,08% wilayah dengan
ketinggian 25-500 m digunakan untuk pertanian lahan kering, perkebunan,
dan ladang. Sisanya sekitar 6,94% merupakan wilayah yang sulit untuk
diolah dengan ketinggian mencapai 500-1000 m, sedangkan wilayah
dengan ketinggian lebih dari 1000 m digunakan sebagai kawasan lindung.
Kawasan hutan di Kotabaru mencapai 449.117,067 ha terdiri dari kawasan
hutan produksi tetap 55,6%, hutan lindung dan cagar 41,5%, hutan
produksi terbatas 2,5%, dan hutan produk konversi 0,3%.
Bab II – 2
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
2.2 PEREKONOMIAN DAERAH 2.2.1 Kondisi Perekonomian Saat Ini
Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh
beberapa indikator ekonomi seperti angka Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan
bidang ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini
secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto
yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode
tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah
satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan
pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.
Dilihat dari besaran nilai PDRB, Kotabaru termasuk kabupaten yang
mempunyai potensi ekonomi yang relatif besar di propinsi Kalimantan
Selatan. Bahkan meskipun lima kecamatan (setui, kusan hulu, kusan hilir,
sungai loban dan batu licin). Yang dulunya merupakan bagian kabupaten
kotabaru, dan kini telah berdiri sendiri menjadi kabupaten tanah bumbu,
PDRB kabupaten Kotabaru masih menempati urutan ke dua terbesar
setelah kabupaten Banjarmasin dengan menyumbang 17.75 % terhadap
total PDRB Propinsi Kalimantan Selatan. Pertumbuhan ekonomi
kabupaten kotabaru tahun 2005 sebesar 5.09% dengan Nilai PDRB
kotabaru berdasarkan atas dasar Harga berlaku pada tahun 2005
mencapai 3.846.04 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstatn
mencapai 2.848,76 milyar rupiah. Sedangkan rata-rata pertumbuhan
ekonomi tahun 2001-2005 jika dengan pertambangan sebesar 6.51% per
tahun sedangkan tanpa pertambangan sebesar 6.18% pertahun.
Bab II – 3
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Tabel 2.1. PDRB ADHB Kabupaten Kotabaru (Milyar Rp)
Sektor 2001 2002 2003 2004 2005
Pertanian 1.236,58 1.416,44 1.497,03 1.633,25 1.799,35 Pertambangan & galian 440,72 554,57 638,88 714,55 840,39 Industri pengolahan 234,58 268,30 291,41 310,44 339,61 Listrik. gas. & air bersih 5,42 6,14 6,93 7,59 8,36 Konstruksi 132,20 151,43 175,02 191,75 235,83 Perdagangan. hotel. & restoran 408,60 469,35 534,95 600,90 656,85 Transportasi & komunikasi 271,39 313,55 344,02 377,37 458,50 Keuangan 16,29 22,62 38,79 48,42 61,81 Jasa-jasa 125,93 148,59 173,65 201,92 261,38
PDRB dengan Sub Sektor Pertambangan tanpa Migas 2.871,71 3.350,99 3.700,69 4.086,20 4.662,07
PDRB tanpa Sub Sektor Pertambangan tanpa Migas 2.444,06 2.812,22 3.079,91 3.392,35 3.846,04
Sumber : BPS Kotabaru
Perekonomian Kabupaten Kotabaru mempunyai prospek yang
cukup bagus. dilihat dari rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2001
– 2005 mencapai 6.18% per tahun yang lebih tinggi dari pertumbuhan
nasional. Pertumbuhan ini lebih didorong oleh tingginya tingkat
pertumbuhan sektor-sektor yang mempunyai kontribusi besar terhadap
struktur ekonomi Kabupaten Kotabaru yaitu sektor Pertanian dan sektor
pertambangan yang masing-masing pertumbuhan rata-rata tumbuh
sebesar 5.77% per tahun dan 8.77% per tahun. Tabel 2.2. Distribusi PDRB ADHB menurut Sektor Tahun 2000-2004
Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004*) 2005***) Pertanian 40.30% 43.06% 42.27% 40.45% 39.97% Pertambangan 15.97% 15.35% 16.55% 17.26% 17.49% Industri 8.89% 8.17% 8.01% 7.87% 7.60% LGA 0.20% 0.19% 0.18% 0.19% 0.19% Konstruksi 4.50% 4.60% 4.52% 4.73% 4.69% Perdagangan 14.67% 14.23% 14.01% 14.46% 14.71% Transportasi 10.28% 9.45% 9.36% 9.30% 9.24% Keuangan 0.64% 0.57% 0.68% 1.05% 1.19% Jasa 4.54% 4.39% 4.43% 4.69% 4.94% TOTAL 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sumber : BPS Kotabaru Note : *) Angka sementara ; **) Angka sangat sementara
Bab II – 4
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Penciptaan iklim usaha yang sehat dalam prakteknya telah
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. tetapi tidak selalu
berkolerasi positif terhadap kegiatan investasi. Fenomena ini dapat
dicermati dari data posisi kredit rupiah dan valuta asing bank umum dari
lembaga perbankan yang beroperasi di Kabupaten Kotabaru. Pada
tahun 2004 posisi kredit sebesar Rp 1.094.334 juta dan tahun 2005
sebesar Rp 1.776.76 juta.
Tabel 2.3. Posisi Kredit Bank yang Disalurkan Kepada Masyarakat di Kabupaten
Kotabaru (Juta Rp) Sektor 2001 2002 2003 2004 2005
Pertanian 353.425 184.774 370.708 609.022 665.067
Pertambangan & galian 1.617 7.377 192.793 291.542 334.550 Industri pengolahan 308 1.831 2.822 3.839 6.225 Listrik. gas. & air bersih - - - - 501.926 Konstruksi 1.905 3.035 9.954 22.372 26.356
Perdagangan. hotel. & restoran 18.661 49.115 78.290 84.096 111.370 Transportasi & komunikasi 920 2.501 4.319 4.277 8.511 Jasa dunia usaha 141 666 5.068 6.210 22.797 Jasa sosial masyarakat 350 197 54 284 552 Lain-lain 27.124 32.765 54.819 73.692 99.406
Total 404.451 282.261 718.827 1.095.334 1.776.760
Sumber : Bank Indonesia – Banjarmasin
Kontribusi sub sektor perdagangan dalam struktur ekonomi
Kotabaru yang tercermin pada PDRB tahun 2005 cukup tinggi. yakni
sebesar 14.71% Komoditi ekspor yang menonjol adalah hasil tambang
khususnya batubara dan hasil pertanian khususnya perikanan dengan
nilai ekspor tahun 2005 sebesar US$ 892.420.016.34.
Bab II – 5
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
2.2.2 Proyeksi Ekonomi daerah
Berdasarkan trend kinerja indikator perekonomian kotabaru
sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, prospek ekonomi
kabupaten kotabaru tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ekonomi kotabaru pada tahun 2006-2010 diperkirakan
rata-rata pertahun tumbuh sebesar 6.03% dengan pertumbuhan
ekonomi masing-masing pertahunnya yaitu tahun 2006 sebesar 5.89
%; tahun 2007 sebesar 5,95%; tahun 2008 sebesar 5.92 %; tahun
2009 sebesar 6.33 % dan tahun 2010 sebesar 6.34%;
Tabel 2.4. Pertumbuhan PDRB Kotabaru saat ini dan proyeksi pertumbuhan PDRB per
sektor PERTUMBUHAN SAAT INI PROYEKSI PERTUMBUHAN Sektor
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 4.4% 5.8% 5.6% 5.0% 5.4% 4.8% 4.6% 4.4% 4.2% 2. Pertambangan Dan
Penggalian 11.1% 7.9% 6.8% 8.8% 4.0% 5.7% 6.3% 5.6% 5.3% 3. Industri Pengolahan 3.5% 4.0% 2.4% 1.4% 4.6% 3.8% 3.7% 3.6% 3.4% 4. Listrik, Gas & Air Bersih 4.9% 5.5% 5.3% 5.1% 4.9% 5.1% 5.2% 6.2% 8.3% 5. Konstruksi 7.2% 7.7% 7.5% 7.3% 7.2% 7.3% 5.3% 8.8% 8.0% 6. Perdagangan, Hotel &
Restoran 7.9% 6.5% 5.3% 4.6% 6.0% 5.1% 5.6% 6.0% 7.0% 7. Pengangkutan &
Komunikasi 5.0% 5.7% 5.5% 5.4% 5.7% 8.8% 8.9% 8.2% 7.6% 8. Keuangan 23.7% 62.9% 19.7% 9.0% 17.81% 22.76% 24.90% 35.67% 26.15%9. Jasa-Jasa 8.64% 9.21% 8.99% 8.95% 7.20% 8.77% 8.87% 8.68% 10.44% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 6.37% 6.73% 5.87% 5.69% 5.55% 5.90% 5.99% 6.21% 6.17% PDRB Tanpa Sub Sektor Pertambangan Tanpa Migas 5.49% 6.51% 5.70% 5.09% 5.89% 5.95% 5.92% 6.33% 6.34%
Sektor-sektor yang tumbuh cepat adalah sektor keuangan,sektor jasa-
jasa dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor pertanian yang
merupakan penyumbang terbesar dalam pada pembentuk
perekonomian kotabaru pertumbuhannya relatif konstan dan untuk
Bab II – 6
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
sektor pertambangan pertumbuhan akan mengalami perlambatan
pertumbuhan.
b. Untuk mencapai Pertumbuhan ekonomi yang diinginkan maka
diperlukan investasi baik yang bersumber dari swasta maupun
pemerintah. Dengan mengansumsikan bahwa struktur PDRB
Penggunaan kabupaten kotabaru sama dengan struktur PDRB
penggunaan Kalimantan selatan dapat ditentukan tingkat angka ICOR.
Dengan asumsi tersebut tingkat Incremental Capital Output Ratio
(ICOR) pada tahun 2005 sebesar 3.43 dan diharapkan pada akhir
tahun 2010 dikisaran 3.37.
c. Struktur ekonomi (berdasarkan data PDRB ADHB) pada tahun 2005,
didominasi tiga sektor utama yaitu sektor pertanian sebesar 38.60%,
sektor pertambangan 18.03% dan sektor Perdagangan 14.09%.
Perkiraan pada tahun 2010, untuk sektor pertanian dan sektor
pertambangan peranannya akan semakin menurun masing-masing
menjadi 34.70% dan 17.69%. Sedangkan sektor Pengangkutan &
komunikasi, sektor keuangan dan jasa-jasa perannya akan semakin
besar. Adapun struktur ekonomi (berdasarkan data PDRB ADHK tahun
2000) tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut :
Bab II – 7
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Tabel 2.5. Struktur PDRB ADHB Kotabaru tahun 2004 - 2010
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 39.97% 38.60% 38.53% 37.73% 36.83% 35.79% 34.70% 2. Pertambangan Dan
Penggalian 17.49% 18.03% 17.81% 17.84% 17.94% 17.85% 17.69% 3. Industri Pengolahan 7.60% 7.28% 7.12% 6.95% 6.76% 6.55% 6.34% 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0.19% 0.18% 0.18% 0.18% 0.17% 0.17% 0.17% 5. Konstruksi 4.69% 5.06% 5.02% 5.11% 5.09% 5.21% 5.30% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 14.71% 14.09% 14.83% 14.73% 14.67% 14.61% 14.67% 7. Pengangkutan &
Komunikasi 9.24% 9.83% 9.55% 9.92% 10.32% 10.65% 10.94% 8. Keuangan 1.19% 1.33% 1.43% 1.69% 2.02% 2.63% 3.19% 9. Jasa-Jasa 4.94% 5.61% 5.54% 5.86% 6.19% 6.53% 7.01% Produk Domestik Regional Bruto (dlm milyar) 4.086.20 4.662.07 5.186.33 5.781.50 6.441.95 7.186.43 8.009.21PDRB Tanpa Sub Sektor Pertambangan Tanpa Migas (dlm milyar) 3.392.35 3.846.04 4.290.15 4.780.66 5.320.34 5.941.41 6.634.36
Tabel 2.6. Ringkasan Perkiraan Kerangka Makro ekonomi Kabupaten Kotabaru Tahun 2006-2010
No Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 1 Laju Inflasi 9.27 9.3 9.32 9.34 9.37 2 Pertumbuhan Ekonomi 5.89% 5.95% 5.92% 6.33% 6.34% 3 ICOR 3.43 3.36 3.38 3.34 3.37 4 Investasi (Jutaan Rp) 1.815.214 2.023.523 2.254.681 2.515.251 2.803.223
5 Pendapatan Perkapita (Ribuan Rp) 19.453.93 21.157.47 22.999,42 25.031,63 27.217,09
Bab II – 8
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
2.3 KEUANGAN DAERAH
Di bidang keuangan daerah, pendapatan Daerah Kabupaten Kotabaru
selama 5 tahun terakhir, baik secara absolut maupun relatif cenderung mengalami
peningkatan, yaitu dari Rp189,99 milyar (2001) menjadi Rp. 283.56 milyar (2005),
atau rata-rata setiap tahunnya mengalami peningkatan sekitar 10,96%. Komponen
Pendapatan Asli Daerah (PAD), selama 5 tahun terakhir peranannnya masih pada
posisi ke-2 setelah Dana Perimbangan namun memiliki perkembangan (trend)
yang terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu dari 27,21% (2001) menjadi
34,45% (2005), dan kenaikkan tersebut lebih didorong oleh adanya kenaikkan
yang dialami oleh hampir seluruh sub-sub komponen yang ada dalam PAD.
Di bidang keuangan daerah, pada tahun 2005 penerimaan sebesar Rp
283.555.86 juta atau naik sebesar 8.07% dibanding penerimaan tahun 2004.
Kenaikan ini lebih didorong oleh naik dana perimbangan yang semula sebesar
187.826 juta menjadi 236.372 juta atau naik sebesar 25,85%. Sedangkan jika
dilihat dari struktur penerimaan, Pos penerimaan yang besumber dari Dana
perimbangan masih mendominasi struktur penerimaan daerah yang mencapai
83,36% artinya ketergantungan keuangan pemerintah daerah terhadap
pemerintahan pusat atau propinsi masing tinggi. Dengan kondisi semacam ini
pemerintah kabupaten kotabaru perlu terus meningkatkan kemampuan secara
optimal dalam menggali segala sumber dana yang potensial yang ada untuk
membiaya pembiayaan pembangunan khususnya yang bersumber dari pos
penerimaan PAD.
Disisi pengeluaran / belanja dalam APBD kabupaten kotabaru, pada tahun
2005 belanja dalam APBD sebesar Rp 231.51 milyar atau mengalami kenaikan
sebesar 8.50% sedangkan tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 11.19%. hal
ini dikarenakan adanya pemekaran kabupaten kotabaru ( menjadi kabupaten
kotabaru dan kabupaten tanah bumbu) sehingga belanja dalam APBD mengalami
penurunan. Ditinjau dari komposisi penggunaannya, komponen belanja pelayanan
Bab II – 9
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
publik merupakan komponen yang cukup besar menyerap belanja daerah, di tahun
2004 belanja layanan publik menyerap 61.17% dan di tahun 2005 menyerap
sebesar 63.58%.
Tabel 2.7 Realisasi APBD Kabupaten Kotabaru (Ribu Rp)
Uraian 2003 2004 2005
Pendapatan 268.802.582 262.390.411 283.555.868 1. PAD 26.587.575 24.069.213 34.443.737 2. Dana perimbangan 232.895.012 187.826.995 236.372.610 3. Lain-lain 9.319.994 1.872.896 12.739.520
4. Sisa tahun lalu 48.621.411 Belanja 240.274.849 213.377.147 231.510.105
1. Belanja aparatur 64.006.056 82.862.259 84.327.209 2. Belanja pelayanan publik 176.268.793 130.514.888 147.182.896
Keterangan: • sistem pembukuan tahun 2003-2005 Sumber : Bagian Keuangan - Sekretariat Daerah - Kabupaten Kotabaru
2.4 SOSIAL BUDAYA DAERAH
2.4.1 Penduduk Penduduk Kabupaten Kotabaru pada tahun 2005 sejumlah 260.093
jiwa, dengan tingkat kepadatan 27.60 jiwa/km2. dilihat berdasarkan
kecamatan, jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Pulau Laut Utara
dengan jumlah penduduk 73.884 jiwa, disusul kecamatan pamukan utara
sebanyak 20.630 jiwa. sedangkan jumlah penduduk paling sedikit
dikecamatan pelumpang barat dengan jumlah penduduk hanya 4.741 jiwa.
ukuran jumlah penduduk tentu lebih bermakma jika dikaitkan dengan luas
wilayahnya. Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah
akan menggambarkan kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Jika dilihat
dari kepadatan penduduk, kacamatan yang paling padat penduduknya
adalah kecamatan pulau sembilan dengan kepadatan 1.097 jiwa/km2,
sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan hampang
Bab II – 10
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
dengan kepadatan 5 jiwa/km2. Dari jumlah dan tingkat kepadatan
penduduk terlihat tingkat penyebaran penduduk di kabupaten kotabaru
tidak merata dan ketidak merataan sebaran penduduk ini merupakan
penyebab terhambatnya pembangunan di suatu daerah
Tabel 2.8. Penduduk Kabupaten Kotabaru 2004
No. Kecamatan Luas (km2)Jumlah
Desa (buah)
Penduduk (jiwa)
Kepadatan (orang/km2) No. Kecamatan Luas
(km2)
Jumlah Desa
(buah)
Penduduk (jiwa)
Kepadatan (orang/km2)
1 Pulau Laut Utara 159.30 21* 71,077 446.18 10 Kelumpang Hilir 281.20 8 14,696 52.262 Pulau Laut Selatan 485.19 15 17,282 35.62 11 Kelumpang Barat 589.15 6 4,461 7.023 Pulau Laut Barat 398.82 21 17,722 44.44 12 Pamukan Selatan 391.87 11 13,042 33.284 Pulau Laut Timur 642.81 14 13,065 20.32 13 Pamukan Utara 1,228.47 17 21,245 17.295 Pulau Laut Tengah 337.64 7 8,123 24.06 14 Surgai Durian 1,042.38 7 7,436 7.046 Kelumpang Selatan 279.66 9 9,177 32.48 15 Sampanahan 488.89 10 9,049 18.517 Kelumpang Utara 279.45 7 5,825 20.84 16 Hampang 1,684.64 7 8,560 5.088 Kelumpang Tengah 349.29 12 11,634 29.62 17 Pulau Sebuku 225.50 8 6,288 27.889 Kelumpang Hulu 553.44 10 12,050 22.59 18 Pulau Sembilan 4.76 5 5,570 160.24
3,485.60 195 165,955 26.87Total Keterangan : * diantaranya ada 4 buah kelurahan Sumber : Bappeda Kabupaten Kotabaru
2.4.2 Pendidikan Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh Sumber Daya
Manusia sebagai pelakasana pembangunan. Pembangunan akan berhasil
jika kualitas Sumberdaya manusianya handal. Salah satu sarana untuk
mengingkatkan kualitas manusia adalah dengan pendidikan. karena
dengan pendidikan kecerdasan dan ketrampilan manusia dapat meningkat.
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan
tidak lepas dari dukungan sarana ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai. Sebab dengan kurang/tidak tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai akan sangat sulit untuk dapat mewujudkan program yang
dilaksanakan. Berdasarkan data di kotabaru pada tahun 2005 jumlah
sekolah untuk SD/MI sebanyak 245 sekolah. SLTP/MTs sebanyak 54
sekolah dan untuk SLTA/SMK/ MA sebanyak 27 sekolah.
Bab II – 11
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Berdasarkan Agenda pembangunan nasional. prioritas
pembangunan pendidikan harus diprioritaskan pada pendidikan dasar
dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan 9 (sembilan) tahun.
Dengan prioritas ini. pada akhir tahun pelaksanaan RPJMD. sebagian
besar penduduk Kabupaten Kotabaru sekurang-kurangnya tamat SLTP
atau yang sederajat.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut. masalah-masalah pokok yang
dihadapi antara lain masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk
Kabupaten Kotabaru yang masih cukup rendah. yang tercermin dari
prosentase penduduk 10 tahun keatas yang berpendidikan tamatan SD ke
bawah pada tahun 2004 sebesar 63.3% dan rata-lama lama sekolah
sebesar 6.94 tahun. dengan kodisi semacam ini membawa konsekuensi
antara lain upaya meningkatkan SDM ataupun ketrampilan mereka
semakin sukar. Selain itu masalah fasilitas pendidikan sekolah khususnya
untuk sekolah menengah umum (SMU) atau setingkat masih belum merata
di semua kecamatan. Berdasarkan data BPS tahun 2005 kecamatan
belum ada SMU / SMK / MA sebanyak 7 kecamatan yaitu ( Pulau
sembilan. Pulau Laut Tengah. Kelumpang Barat. Hampang. Kelumpang
tengah. kelumpang Utara. Pamukan Selatan)
Sedangkan untuk anak usia sekolah. Indikator tentang pendidikan
dicerminkan pada Angka Partisipasi Sekolah (APS). berdasarkan angka
partisipasi sekolah pada tahun 2002-2004 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9. Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2002-2004
Sumber : BPS kabupaten Kotabaru
Kelompok Umur Tahun 7 - 12 13 - 15
2002 94.32 69.20 2003 96.08 68.92 2004 95.90 71.80
Bab II – 12
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
2.4.3 Tenaga Kerja
Lesunya dunia usaha dan rendahnya investasi baru berdampak
pada rendahnya pertumbuhan lapangan kerja baru. Di sisi lain. jumlah
pencari kerja terus bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Demikian pula laju pertumbuhan penduduk usia produktif yang siap
bersaing mengisi peluang pasar kerja. tampaknya tidak terlepas dari
kecenderungan terus meningkatnya tamatan lembaga-lembaga pendidikan
formal. Kondisi semacam ini memberikan imbas yang cukup berat bagi
ketenagakerjaan di Kotabaru. Hal ini tercermin dari Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) yang 10.12% pada tahun 2004. Dari 59.26% penduduk usia
kerja yang sudah bekerja tahun 2004 didominasi oleh tenaga kerja sektor
pertanian 55.52%, pertambangan 5.94%, industri 7.43%, konstruksi 2.81%.
perdagangan 15.34 %, transportasi 5.57% dan jasa 7.32%.
Tabel 2.10 Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan Utama
Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Total
Bekerja 84.42 31.11 59.26 Belum/tidak bekerja 9.14 11.23 10.12 Sekolah 5.36 4.79 2.09 Mengurus rumah tangga 0.44 52.56 25.04 Lainnya 0.65 0.32 0.49
Total 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru
2.4.4 Kesehatan Di bidang kesehatan. ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan
yang semakin memadai menunjukkan korelasi positif dengan jangkauan
pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Di samping kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai
Kabupaten Kotabaru juga masih terus dihadapkan pada tantangan dan
Bab II – 13
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
masalah kesehatan lain sebagai akibat terjadinya transisi demografi dan
transisi epidemiologi karena adanya perubahan keadaan sosial, tingkat
pendidikan, keadaan ekonomi, kondisi lingkungan dan pengaruh
globalisasi. Di sisi lain terjadi peningkatan kejadian untuk penyakit non
infeksi seperti penyakit-penyakit degeneratif dan penyakit akibat perilaku
masyarakat, serta semakin meningkat dan variatifnya berbagai tuntutan
masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu, terjangkau dan merata. Pelaksanaan pembangunan kesehatan
yang intensif, berkesinambungan dan merata yang didukung dengan
program kesehatan yang baik diharapkan dapat semakin memberikan
dampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Adapun dukungan infrastruktur/fasiltas kesehatan di Kabupaten
Kotabaru sebagai berikut:
a. Jumlah Puskesmas sebanyak 22 buah. Puskesmas Pembantu 69 buah,
balai pengobatan swasta 11 buah. dan BKIA 1 buah.
b. Rasio Puskesmas dengan penduduk adalah 7.80 per 100.000
penduduk atau setiap Puskesmas melayani sekitar 12.815.
c. Rasio Puskesmas Pembantu 24.58 per 100.000 penduduk atau setiap
Puskesmas Pembantu melayani 4.068 penduduk.
Dari segi tenaga medis. Kabupaten Kotabaru memiliki 4 Dokter
spesialis dan 5 dakter gigi yang kesemuanya berkedudukan di Pulau Laut
Utara. Satu orang dokter gigi berkedudukan di Kelumpang Selatan. Dokter
umum seIuruhnya berjumlah 24 orang tersebar di setiap kecamatan di
Kabupaten Kotabaru. Jumlah terbanyak dari dokter umum ini juga
berkedudukan di Pulau Laut Utara. Selain tenaga medis ahli tersebut. ada
pula tenaga medis pembantu, tercatat ada 78 perawat dan 78 bidan.
Ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang semakin memadai
diharapkan dapat berkorelasi positif dengan jangkauan pelayanan
kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Bab II – 14
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Kondisi kesehatan penduduk Kabupaten kotabaru dapat dilihat
dari beberapa indikator sebagai berikut:
a. Angka Harapan Hidup pada tahun 2003 sebesar 62.8 tahun dan tahun
2004 naik menjadi 63.5 tahun
b. Angka kesakitan pada tahun 2003 sebesar 27,6 % dengan rata-rata
lama sakit 3.29 hari sedangkan pada tahun 2004 sebesar 30.56%
dengan rata-rata lama sakit 4.53%.
c. Pertolongan persalinan pertama oleh tenaga non-medis tahun 2004
sebesar 55,24%,
2.5 PRASARANA DAN SARANA DAERAH Infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai
roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola
distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan
dan irigasi merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan
produktivitas sektor produksi. Ketersediaan jaringan air bersih serta
pengelolaannya dan peningkatan layanan publik yang dikelola oleh pemerintah
seperti prasarana kesehatan. pendidikan. dan sarana olah raga secara
berkelanjutan sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
2.5.1 Prasarana dan Sarana Transportasi Berdasarkan hasil catatan BPS pada Kotabaru Dalam Angka. pada
tahun 2004 terdapat ruas jalan kabupaten beraspal 275.2 km dengan total
jalan 792,047 km . Sementara ruas jalan nasional dan jalan propinsi
masing-masing masih sepanjang 148.00 km dan 44.2 km. Kondisi jalan dari
seluruh ruas jalan tersebut. 51.46% dalam kondisi baik. 39.07% dalam
kondisi sedang dan hanya 9.47% dalam kondisi rusak ringan.
Bab II – 15
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Seiring dengan pembangunan jalan sebagai sarana transportasi
darat yang utama. jumlah kendaraan yang tercatat di Kepolisian Resort
Kotabaru tahun 2003 sebanyak 4.026 unit dengan komposisi 3.825 unit
sepeda motor. 158 unit jenis mobil beban. 18 unit jenis mobil penumpang.
dan 25 unit jenis mobil bus.
Infrastruktur transportasi yang juga mempermudah akses melalui
darat ke Kabupaten Kotabaru adalah 38 trayek angkutan umum yang terdiri
dari 1 trayek antar kota dalam propinsi yang dilayani oleh 20 buah
kendraan. 16 trayek angkutan perdesaan yang dilayani 114 buah
kenderaan. dan 1 trayek angkutan kota `yang dilayani oleh 70 buah
kendaraan. Untuk menunjang kelancaran angkutan penumpang dan barang
tersebut terdapat 20 terminal penumpang yang memberikan pelayanan
yang maksimal terhadap pergerakan penduduk.
Selain itu untuk pengembangan transportasi laut dan
penyeberangan dilaksanakan penyediaan kapal perintis dengan bobot 200
DWT sebanyak 2 buah guna melayani daerah di kepulauan terpencil.
Beroperasinya penyeberangan feri Tanjung Serdang - Batulicin sejak tahun
1993 telah memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kota
Kotabaru. Untuk itu. dalam upaya membuka akses yang lebih cepat menuju
wilayah utara Kabupaten Kotabaru maka sejak tahun 2004 telah dilakukan
pengoperasian angkutan penyeberangan feri rute Stagen – Tarjun yang
merupakan kerjasama Pemerintah Kabupaten Kotabaru dengan PT. Antar
Banua Khatulistiwa. Kerjasama dan koordinasi dengan PT. Pelindo III
Cabang Kotabaru juga terus ditingkatkan. seperti pemindahan
pemanfaatan Pelabuhan Panjang yang dialihkan fungsinya ke Pelabuhan
Stagen.
Pada bidang transportasi udara telah diberikan pelayanan perijinan
operasional atau perijinan operasional helipad sebanyak 4 buah kepada
PT. Indocement Tunggal Prakarsa. PT. Arutmin Indonesia NPLCT. PT.
Bab II – 16
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Bahari Cakrawala Sebuku. dan PT. Indonesia Bulk Terminal. Dalam upaya
memfungsikan kembali Bandar Udara Stagen. maka sejak tahun 2003 telah
dilakukan kerjasama peningkatan transportasi udara rute Banjarmasin –
Kotabaru – Balikpapan pp. dengan PT. Dirgantara Air Service yang
bertujuan untuk menciptakan hubungan yang sinergis di dalam menyikapi
kebijakan otonomi daerah sehingga terwujudnya peningkatan pelayanan
transportasi udara dari atau ke Kotabaru. Upaya ini pada gilirannya akan
berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Untuk penerbangan melalui rute Balikpapan – Kotabaru – Banjarmasin pp.
dilayani pesawat bertipe Cassa 212 Seri 200 dengan kapasitas penumpang
sebanyak 18 orang dengan frekuensi 4 kali penerbangan seminggu untuk
nrie Kotabaru - Banjarmasin pp dan 1 kali penerbangan seminggu untuK
rute Kotabaru – Balikpapan pp. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Kotabaru memberikan subsidi angkutan udara terhadap kekurangan atau
selisih jumlah penumpang yang disesuaikan dengan dana yang
dialokasikan sebesar Rp 648.000.000.- dalam APBD Kabupaten Kotabaru
2003 dan terealisasi sebesar Rp 233.079.000; atau 35.96% karena volume
penumpang semakin beitambah. Pada tahun 2004 dialokasikan dana
sebesar. Rp 796355.000 dan terealisasi sampai dengan Oktober 2004
tebesar Rp 654.249.940 atau 82.15%. Dana dimaksud juga untuk subsidi
penerbangan rute Balikpapan – Kotabaru pp dan Kotabaru - Surabaya pp
dengan menggunakan pesawat jenis ATR-42 dengan kapasitas
penumpang sebanyak 48 orang. Mengingat subsidi yang diberikan sangat
besar. maka beroperasinya pesawai ATR-42 ini dihentikan sementara.
Bab II – 17
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
2.6 PEMERINTAHAN UMUM 2.6.1 Ketenteraman dan Ketertiban Umum
Kondisi keamanan. ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan
kemasyarakatan di wilayah Kabupaten Kotabaru dalam kurun waktu 2000-
2005 secara umum masih dalam kondisi yang stabil dan terkendali. Upaya
pembinaan dan penanganan ketentraman dan ketertiban wilayah
dilaksanakan secara terpadu. terintegrasi dan proporsional sesuai tugas
dan fungsi masing-masing instansi. Upaya penting dan strategis ini secara
yuridis diimplementasikan dalam bentuk kerjasama antara Pemerintah
Propinsi dan Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan pada tahun 2002
Pembinaan Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta
Pemeliharaan Kamtibmas.
Ruang lingkup kerjasama dalam rangka Pembinaan Ketentraman
dan Ketertiban umum serta Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakai ini meliputi :
a. Penyelenggaraan/pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum
serta keamanan dan ketertiban masyarakat di Propinsi Kalimantan
Selatan;
b. Penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan penegakan hukum sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pemberian perlindungan. pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat di Propinsi Kalimantan Selatan;
d. Pengembangan sumber daya manusia dan saranan prasarana untuk
mendukung penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta
keamanan dan ketertiban masyarakat di Propinsi Kalimantan Selatan;
e. Penilaian eskalasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum serta
keamanan dan ketertiban masyarakat di Propinsi Kalimantan Selatan
untuk menentukan langkah-langkah yang dipandang perlu. baik yang
bersifat pencegahan maupun penanggulangan.
Bab II – 18
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Selain itu pembinaan keamanan dan ketertiban diarahkan untuk
menciptakan kondisi tenteram. serasi dan teratur serta mantapnya stabilitas
keamanan di Kabupaten Kotabaru. Upaya yang dilakukan untuk
mendukung keberhasilan kegiatan tersebut adalah melalui kegiatan
koordinasi antara instansi terkait secara terpadu (Pemerintah Daerah.
Polres Pulau Laut. Kodim 1004. Pangkalan TNI-AL. dan Kejaksaan Negeri).
.
Di bidang keamanan yang berkaitan dengan tindak pidana umum.
telah dilaksanakan melalui upaya represif dan preventif oleh pihak
Kepolisian untuk membantu menciptakan rasa tenteram dan tertib di
masyarakat. antara lain dengan meningkatkan partisipasi masyarakat di
bidang pengamanan swakarsa dengan menggiatkan siskamling. Demikian
juga dalam mengantisipasi berbagai kejadian akibat gejolak ekonomi dan
krisis moneter. yang berkepanjangan. telah dilakukan berbagai upaya
melalui koordinasi dengan aparat keamanan lainnya seperti Polres Pulau
Laut. Kodim 1004. Pangkalan TNI-AL dan instansi terkait lainnya. Hal
tersebut telah mampu meredakan berbagai gejolak yang timbul sejak dini
sehingga terhindar dari kerusuhan. Stabilitas daerah juga berhasil tetap
terpelihara khususnya dalam menghadapi kondisi-kondisi strategis dalam
kurun waktu 2000-2005 seperti tiga kali Pemilu dalam tahun 2004. yaitu
untuk memilih anggota Iegislatif (DPRD. DPR dan DPD) serta Pemilu
Presiden dan Wapres yang dilaksanakan dalam 2 putaran.
2.6.2 Penyelenggaraan Koordinasi Koordinasi dalam bidang pemerintahan hakikatnya merupakan
upaya yang dilaksanakan oleh Kepala Daerah guna mencapai keselarasan
dan keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan tugas semua
instansi baik antar dinas. lembaga teknis daerah. pemerintah kecamatan.
Bab II – 19
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
desa dan kelurahan. maupun dengan instansi vertikal agar tercapai hasil
yang optimal. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah serta
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 1989 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988.
Berpedoman kepada instruksi tersebut. Pemerintah Kabupaten
Kotabaru menindaklanjutinya dengan Instruksi Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Kotabaru Nomor 05 Tahun 1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah Kabupaten Kotabaru dan Keputusan
Bupati Kotabaru Nomor 179 Tahun 1998. Pada tahun 2000. Bupati
Kotabaru mengeluarkan Surat Edaran Nomor 100/439/Tapem Tahun 2000
tentang Protap Pelaksanaan Rapat Koordinasi. Sesuai dengan pedoman
dan ketentuan tersebut. sejak tahun 2000 secara rutin setiap bulan telah
dilaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh
Bupati dengan melibatkan semua pimpinan unit organisasi baik di
Sekretariat Daerah (Sekda. Asisten. dan Kabag). Sekwan. para Kepala
Dinas. Badan. Kantor serta Direktur RSUD. PDAM dan BUMD PT. Multi
Usaha Pratama Saijaan dan Camat. Forum Rapat Koordinasi ini juga sering
melibatkan pimpinan instansi vertikal dan pihak investor/pengusaha se
Kabupaten Kotabaru. Di samping melakukan koordinasi vertikal secara
internal organisasi Pemerintahan Daerah. Kepala Daerah juga
menyelenggarakan koordinasi secara horisontal dengan legislatif dan
Muspida yang ada di daerah.
Bab II – 20
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
A. Penyelenggaraan Koordinasi Horisontal dengan Unsur Muspida
Kualitas penyelenggaraan forum kemuspidaan yang prinsip
dan penting yang dilakukan. mengikuti pola aturan :
Terhadap permasalahan yang bersifat mendesak dan
memerlukan waktu yang segera. forum diselenggarakan
secara insedentil di luar ketentuan vang ada. sedangkan;
Terhadap permasalahan yang telah disepak-ati oleh Forum
Muspida. ditindaklanjuti oleh perangkat masing-masing
instansi dan bila dipandang perlu dilakukan secara Tim
Terpadu yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kebijak.sanaan yang telah digariskan.
B. Penyelenggaraan Koordinasi Vertikal dengan Instansi/Dinas Daerah
Penyelenggar-aan koordinasi vertikal antara instansi/dinas
daerah dilaksanakan secara komprehensif. terpadu dan
berkelanjutan meliputi pelaksanaan. peIapor-an.
pengawasan. dan koordinasi pembinaan sesuai Instruksi Bupati
Kepala Daerah Tingkat II Kotabaru Nomor OS Tahun 1990
sebagai berikut:
1) Koordinasi Perencanaan
Bupati akan meminta program/rencana kegiatan dari masing-
masing komponen/ instansi vertikal serta membahasnya di
daerah;
2) Koordinasi Pelaksanaan
Bupati selaku Kepala Daerah meminta laporan pelaksaan
tugas dari masing-masing instansi vertikal mengenai
hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam
Bab II – 21
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
melaksanakan kegiatannya. Apabila terdapat hambatan dan
permasalahan. maka Bupati memberikan petunjuk alternatif
pemeeahannya;
3) Koordinasi Pelaporan
Berdasarkan Surat Bupati Kotabaru Nomor 118/762/Pem
tanggal 14 April 2003 masing-masing Kepala
Dinas/Komponen dan Instansi Vertikal wajib menyampaikan
laporan kegiatan bulanan seeara periodik mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan perkembangan pelaksanaan tugasnya.
laporan tahunan setiap akhir tahun anggaran serta laporan
insidentil terhadap hal-hal yang perlu segera mendapat
penyelesaian.
Selain itu, di samping sebagai bahan evaluasi Kepala
Daerah. mekanisme sistem pelaporan di lingkungan Pemerintah
Kabupateri Kotabaru juga disampaikan dalam bentuk :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Kotabaru
kepada DPRD Kabupaten Kotabaru disampaikan setiap tahun
anggaran (berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999. UU Nomor
17 Tahun 2003. dan PP Nomor 108 Tahun 2000);
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah disampaikan
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri sebagai bahan
evaluasi/pengawasan (berdasarkan PP Nomor 56 Tahun 2001)
dan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
disampaikan kepada Presiden dan Wapres melalui Menteri PAN
dan sebagai instrumen evaluasi / pengawas oleh BPKP
(berdasarkan Inpres No. 07 Tahun 1999).
Bab II – 22
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
4) Koordinasi Pengawasan
Hasil pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan Departemen dan Lembaga Pemerintahan Non
Departemen di bawah koordinasi Kepala BPKP disampaikan ke
Menteri/Kepala Departemen yang bersangkutan dan ditembuskan
kepada Bupati sebagai informasi kepada Menteri/Kepala
Departemen yang bersangkutan.
5) Koordinasi Pembinaan
Bupati memberikan pertimbangan berhadap pengangkatan
/pemmdahan serta pelantikan dan pengambilan sumpah Kepala
Instansi Vertikal dalam wilayah Kabupaten Kotabaru. Selain
koordinasi secara formal seperti tersebut di atas. juga dilakukan
koordinasi secara informal seperti pada seiiap kesempatan
pertemuan. olah raga. maupun kegiatan lainnya.
C. Hubungan Pemerintah Kabupaten dengan DPRD
Hubungan antara Pemerintah Kabupaten dan DPRD
dilaksanakan melalui forum-forum pertemuan. sidang. hearing.
kunjungan kerja bersama. serta pembahasan terbadap suatu
Rancangan Peraturan Daerah dan produk kebijakan daerah.
Keharmonisan hubungan dibangun melalui mekanisme
pelaksanaan tugas masing-masing yang menempatkan pihak
eksekutif dan legeslatif sebagai mitra kerja yang saling mengisi dan
saling mendukung.
2.6.3 Kelembagaan Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Tugas penyusunan dan
Bab II – 23
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
pengaturan di bidang kelembagaan ini dilaksanakan oleh Bagian
Organisasi pada Sekretariat Daerah.
Susunan kelembagaan daerah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat Daerah. terdiri dari 1 orang Sekretaris Daerah. 3 orang
Asisten Sekretaris Daerah. dan 10 Bagian. yaitu:
1. Asisten Tata Praja
2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
3. Asisten Administrasi Umum
4. Bagian Tata Pemerintahan
5. Bagian Pemerintahan Desa
6. Bagian Hukum dan Perundang-undangan .
7. Bagian Organisasi
8. Bagian Ekonomi dan Ketahanan Pangan
9. Bagian Pembangunan
10. Bagian Kesra dan Pemberdayaan Perempuan
11. Bagian Umum
12. Bagian Keuangan
13. Bagian Perlengkapan & Arsip Daerah
b. Sekretariat DPRD. terdiri 1 orang Sekretaris DPRD dan 4 orang
Kepala Bagian. sebagai berikut :
1. Sekretaris DPRD
2. Bagian Perlengkapan
3. Bagian Humas dan Hukum
4. Bagian Persidangan dan Risalah 5. Bagian Tata Usaha
c. Lembaga Teknis Daerah. terdiri dari 4 Badan dan 5 Kantor. sebagai
berikut :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bab II – 24
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
2. Badan Pengawasan Dacrah
3. Badan Kepegawaian Daerah
4. Badan Kependudukan. Catatan Sipil & Keluarga Berencana
5. Kantor Informasi. Komunikasi dan Data Elekironik
6. Kantor Perbendaharaan Umum dan Kas Daerah
7. Kantor Pengelola Pasar
8. Kantor Tata Kota
9. Kantor Satuan Polisi Pamongpraja
d. Dinas Daerah. terdiri dari 14 Dinas sebagai berikut :
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
3. Dinas Pertanian dan Peternakan
4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
5. Dinas Kelautan dan Perikanan
6. Dinas Pekerjaan Umum
7. Dinas Perhubungan
8. Dinas Pendapatan
9. Dinas Pertambangan dan Energi
10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11. Dinas Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal
12. Dinas Perindustrian. Perdagangan dan Koperasi
13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
14. Dinas Kesatuan Bangsa. Perlindungan dan Pemberdayaan
Masyarakat
2.6.4 Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong dan
memacu terjadinya perubahan. baik secara struktural. fungsional maupun
Bab II – 25
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu
perubahan yang mendasar adalah menyangkut kedudukan. tugas pokok
dan fungsi kecamatan yang sebelumnya merupakan perangkat wilayah
dalam kerangka asas dekonsentrasi. berdasarkan Undang-undang Nomor
22 Tahun 1999 berubah statusnya menjadi perangkat daerah dalam
kerangka asas desentralisasi. Sebagai perangkat daerah yang diangkat
oleh kepala daerah kabupaten. maka Camat dalam menjalankan tugasnya
mendapat pelimpahan kewenangan dari dan bertanggung jawab kepada
kepala daerah. Hal ini mengandung pengertian. bahwa tanpa pelimpahan
sebagian kewenangan dari kepala daerah maka tugas seorang camat
menjadi tidak jelas sehingga dapat berpengaruh pada pelaksana tugas dan
fungsinya di lapangan.
Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka upaya
pemberdayaan kecamatan guna percepatan otonomi daerah. maka dengan
merujuk pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 158 Tahun 20(}4 tentang Pedoman Organisasi Keeamatan.
Pemerintah Kabupaten Kotabaru mencoba memformulasikan suatu
kebijakan tentang pengaturan organisasi kecamatan di daerah ini. Langkah
ini diawali dengan upaya melimpahkan sebagian kewenangan yang dimiliki
oleh pemerintah daerah kepada Camat dalam rangka efisiensi clan
efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.
Pelimpahan kewenangan kepada camat dari kepala daerah di
Kabupaten Kotabaru pada tahap awai didasarkan pada Keputusan Bupati
Kotabaru Nomor 80 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kecamatan dalam
Wilayah Kabupaten Kotabaru. Selanjutnya berdasarkan hasil koordinasi
dan evaluasi dari pelaksanaan kebijakan tersebut. maka Pemerintah
Kabupaten Kotabaru berketetapan untuk merevisi kewenangan yang
diberikan kepada camat dengan pertimbangan bahwa perlu ada
Bab II – 26
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
penyesuaian dengan kemampuan aparatur pemerintah kecamatan dan
juga kondisi yang berkembang di masyarakat. Sebagai langkah lanjutan
diterbitkan Keputusan Bupati Kotabaru Nomor 264 Tahun 2004 tentang
Pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Kabupaten kepada
Pemerintah Kecamatan pada prinsipnya merupakan sebuah kegiatan
dalam rangka efisiensi dan efektifitas pemberian pelayanan dari pemerintah
daerah kepada masyarakat melalui organisasi Pemerintah Kecamatan.
Upaya ini merupakan sebuah refleksi dari pelaksanaan tugas dan fungsi
pemerintah daerah dalam rangka pencapalan tujuan yang telah ditetapkan.
Bagi Pemerintah Kabupaten Kotabaru. organisasi pemerintah di kecamatan
merupakan pioneer bagi upaya pencapaian tujuan pembangunan secara
menyeluruh. karena itu kecamatan mempunyai fungsi yang sangat strategis
dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
2.6.5 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Pengaturan mengenai Pemerintahan Desa ada dalam Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pengaturan
tersebut bersifat umum. pengaturan secara lebih rinci diserahkan
sepenuhnya kepada masing-masing daerah yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman umum yang ditetapkan oleh
Pemerintah dengan rambu-rambu wajib mengakui dan meaghormati hak.
asal-usul dan adat istiadat desa
Penyerahan pengaturan yang bersifai teknis operasional kepada
daerah/kabupaten tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan asas
keseragaman dalam menilai desa sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang
berlaku sebelumnya yang sentralistis. dengan peitimbangan bahwa daerah
kabupaten tentunya lebih mengetahui dan memahami keadaan tentang
desanya. Pemerintah Pusat hanya memberikan pedoman umum dalam
Bab II – 27
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
pengaturan desa agar kehidupan di desa dapat berlangsung secara
demokratis dan demokratisasi.
Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan
Desa menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. yang memberikan
ruang gerak kepada masyarakat desa untuk membangun pemerintahannya
berdasar pada prinsip keanekaragaman. partisipasi. otonomi asli.
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma baru
Pemerintahan Desa. Pemerintahan Desa yang semula sebagai alat negara
berubah menjadi organisasi rakyat. sehingga Pemerintahan Desa berpusat
pada rakyat. Spiritnya ingin memposisikan kembali desa terpisah dari jenjang
pemerintahan namun diakui dalam sistem pemerintahan nasional sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadai setempat. Perubahan paradigma Pemerintahan Desa tersebut
menuntut pula perubahan pola hubungan. perlakuan dan penanganan dari
Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah bertindak sebagai pembina dan
fasilitator penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Bertitik tolak dari pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sesuai kondisi
dan sosial budaya setempat. maka posisi desa yang memiliki otonomi asli
sangat strategis sehingga memerlukan perhatian seimbang terhadap
penyelenggaraan otonomi daerah. Karena dengan otonomi desa yang kuat
akan mempengaruhi secara signifikan terhadap perwnijudan otonomi
daerah. Sebagai wujud perhatian dimaksud, selama kurun waktu 2000-2004
banyak hal yang telah dilakukan baik dalam bentuk kebijakan. program dan
kegiatan dalam konteks pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa di Kabupaten Kotabaru sesuai dengan kapasitas, porsi,
posisi dan proporsi Pemerintah Daerah dalam koridor ketentuan yang
berlaku.
Bab II – 28
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Kegiatan pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa di Kabupaten Kotabaru berorientasi pada upaya-upaya antara lain
sebegai berikut :
Pernantapan penyelengaraan Pernerintahan Desa menuju desa yang
mampu menyelenggarakan rumah tangganya sendiri sesuai Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan
Daerah dan Petunjuk Pelaksanaan serta Petunjuk teknis yang telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
Pembenahan desa-desa yang belum memenuhi penertiban/penetapan
batas wilayah desa secara jelas dan pasti;
Memperkuat dan memajukan Aparatur Pemerintah Desa agar makin
mampu dalam melayani dan mengayomi masyarakat. menggerakkan
prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta mampu
menyelenggarakan fungsi Pemerintah Desa secara efektif dan efisien;
Penyempurnaan dan pendayagunaan Aparatur Pemerintah Desa agar
dapat merungkatkan kemampuan. pengabdian. displin dan keteladanannya:
Peningkatan peranan dan pemantapan fungsi Badan Perwakilan Desa
(BPD) sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan. pelaksanaan pembangunan dan
pembinaan masyarakat pada level desa;
Peningkatan dan penyempurnaan Sistem Administrasi Pernerintahan Desa
menuju tertib penyelenggaraan Pernerintahan Desa;
Peningkatan kemampuan Pemerintah Desa untuk menggali. meningkatkan
dan memelihara serta mengelola sumber-siunber pendapatan dan kekayaan
desa.
Bab II – 29
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
BAB III VISI DAN MISI
3.1. VISI Visi adalah gambaran atau pandangan tentang masa depan yang
diinginkan: Dalam konteks perencanaan, visi merupakan rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebuah visi
diperlukan untuk menjadi pegangan dalam menghadapi masa depan. Dengan visi,
gerak antisipatif dan inovatif organisasi diarahkan agar tetap fokus dan konsisten
menuju rumusan harapan yang dinginkan di masa depan.
Visi disusun dengan mempertimbangkan sintesa antara potensi dan
kekuatan realistik yang dimiliki dengan permasalahan, tantangan, serta
keterbatasan yang dihadapi, dan memperhatikan kesesuaiannya dengan
kecenderungan pertumbuhan daerah. Visi tersebut juga disusun dengan
memperhatikan kesesuaiannya dengan fungsi dan peran daerah dalam konteks
pembangunan wilayah. Di daIam fungsinya, kegiatan-kegiatan yang dibangun
untuk mewujudkan visi dapai membuat kehidupan internal daerah berlangsung
efektif. Kegiatan-kegiatan pembangunan itu juga diharapkan memiliki peran yang
kuat sehingga memberikan pengaruh dan turut mendukung kemajuan daerah
dalam konstleasi wilayah yang lebih luas. Selain itu, secara praktis visi haruslah
mencerminkan kondisi yang realistik, dapat dicapai dan terukur.
Berdasarkan pendekatan di atas, Visi Pembangunan Daerah Kabupaten
Kotabaru dituangkan ke dalam rumusan berikut,
TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU YANG BERKELANJUTAN MENUJU MASYARAKAT YANG DEMOKRATIS, RELIGIUS, ADIL DAN SEJAHTERA
Visi di atas mengandung pengertian bahwa Kabupaten Kotabaru dalam
periode pembangunan lima tahun ke depan akan mengerahkan dan
Bab III – 1
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
memanfaatkan segenap sumberdaya untuk mewujudkan masyarakat religius yang
sejahtera dalam bingkai tata pemerintahan dan pelayanan publik yang adil dan
demokratis.
3.2. MISI Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan agar
tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah
ditetapkan atau dengan kata lain, misi adalah upaya-upaya yang harus dilakukan
untuk mewujudkan visi. Dengan demikian, berdasarkan Visi Pembangunan Daerah
Kabupaten Kotabaru di atas ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Daerah
Kabupaten Kotabaru 2006-2010, yaitu:
a. Melanjutkan dan meningkatkan jangkauan serta kualitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan serta mengembangkan kehidupan beragama
untuk menciptakan SDM yang sehat, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
cerdas, memiliki etos kerja tinggi, sedisiplin, serta memiliki daya saing
secara global.
b. Meningkatkan upaya pembangunan dan perekonomian rakyat yang
berbasis sektor pertanian, memacu dan meningkatkan pembangunan
industri berbasis SDA sebagai komoditas unggulan, usaha perdagangan
dan industri pariwisata yang berskala nasional dan internasional sehingga
terbuka kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang adil dan merata
untuk kasejahteraan seluruh masyarakat.
c. Melanjutkan dan meningkatkan serta terus menyempurnakan berbagai
sarana dan prasarana pernunjang pembangunan baik di perkotaan maupun
di perdesaan sehingga tercipta perkotaan dan perdesaan yang maju serta
hubungan kota-desa yang saling sinergis dalam konsep agropolitan.
d. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bebas KKN
dan dapat memberikan pengayoman dan pelayanan yang prima kepada
Bab III – 2
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
masyarakat serta menjamin tegaknya supremasi hukum yang berkeadilan
dan perindungan hak asasi manusia.
e. Meningkatkan kesadaran yang tinggi pada seluruh lapisan masyarakat
terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna
terjaminnya pembangunan yang berkelanjutan.
Bab III – 3
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
BAB IV
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 ANALISA STRATEGI Rendahnya Kualitas Sumber Daya manusia, tingkat penggangguran dan
kemiskinan merupakan kendala dan penghambat pembangunan perekonomian di
Kotabaru. Kondisi seperti ini pada giliranya pasti akan berpengaruh pada
kehidupan sosial dan budaya masyarakat. namun Kotabaru mempunyai kekuatan
yang dapat digunakan sebagai modal pembangunan antara lain, kekayaan
sumberdaya alam, keragaman budaya, letak geografis sebagai kutub
pengembangan (growth pole) dan sebagai pengembangan wilayah depan
(frontland development) di propinsi kalimantan selatan.
Penyediaan lapangan pekerjaan dan peluang berusaha, pengentasan
kemiskinan, Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan
akses masyarakat terhadap pendidikan, dan kesehatan, merupakan prioritas
utama pembangunan Kotabaru. Untuk itulah penguatan pembangunan ekonomi
yang dibarengi dengan pembangunan kesejahteraan masyarakat merupakan
kebijakan yang akan di tempuh olah pemerintah Kabupaten Kotabaru.
Penguatan pembangunan ekonomi diarahkan dalam upaya memperkuat
struktur perekonomian daerah yang lebih seimbang dan merata untuk
kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan kondisi dan potensi daerah
serta peluang yang ada, dengan mengutamakan upaya-upaya pemulihan dan
pengembangan perekonomian daerah melalui peningkatan kegiatan investasi,
serta mendorong dan memfasilitasi upaya-upaya peningkatan produktivitas daerah
dan pendapatan masyarakat.
Kebijakan Pembangunan ekonomi di baringi dengan pembangunan
kesejahteraan ini diarahkan pada penguatan struktur perekonomian daerah,
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Bab IV – 1
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Sehingga Orientasi kebijakan pembangunan ekonomi tidak hanya untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi saja namun harus di kompensasi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara merata. Dengan demikian pertumbuhan
ekonomi harus mempunyai dampak yang luas pada kesejahteraan masyarakat
dalam peningkatan daya beli, lapangan pekerjaan, peningkatan akses pendidikan,
akses kesehatan, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan.
Oleh karena itu Pembangunan ekonomi lebih diperioritaskan pada
pertumbuhan ekonomi yang berbasiskan ekonomi lokal, artinya arah kebijakan
ekonomi perlu lebih diarahkan pada sektor yang mempunyai kontribusi besar
dalam pembentukan ekonomi daerah, dan mempunyai dampak ikutan yang luas
(multiplier effect), seperti sektor pertanian, pertambangan rakyat dan Usaha mikro
Kecil menangah (UMKM). Berdasarkan struktur ekonomi Kotabaru, sektor
pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian dan jumlah tenaga
kerja yang besar. Sedangkan Koperasi dan UMKM mempunyai kemampuan dalam
menyerap tenaga kerja yang besar. Sehingga peningkatan output pada kedua
sektor tersebut akan dapat mendukung akses masyarakat terhadap pemenuhan
hak atas pekerjaan dan usaha serta mengurangi kemiskinan. Dalam menjalankan
pembangunan ekonomi tersebut perlu juga di tunjang oleh upaya percepatan
investasi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan mengundang
investor serta melakukan regulasi perijinan bagi dunia usaha.
Pembangunan kesejahteraan masyarakat diarahkan pada Pemberdayaan
masyarakat secara total, melalui peran serta masyarakat yang tidak saja sebagai
objek tetapi juga subjek pembangunan, terutama dalam upaya mengentaskan
kemiskinan dan rendahnya mutu sumberdaya manusia yang secara kuantitatif
angkanya relatif besar dan secara kualitatif bersifat struktural yang tidak mudah
untuk mengatasinya, sehingga hal tersebut memerlukan adanya komitmen,
kesungguhan, kerjasama yang sinergis dan implementasi yang nyata di lapangan
dari berbagai pihak dan komponen pemerintahan, masyarakat dan dunia usaha.
Bab IV – 2
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
4.2 STRATEGI PEMBANGUNAN
Strategi pembangunan untuk mencapai keberhasilan pembangun
sebagimana mana dalam yang diharapkan dalam Visi dan Misi kepala daerah,
maka rumusan strategi yang akan dilakukan oleh pemerintah kabupaten Kotabaru
dalam kurun waktu 2006-2010 adalah Pemantapan pembangunan ekonomi
dalam rangka pembangunan kesejateraan masyarakat dan didukung
Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah. Arah dari startegi pembangunan
ini adalah pertumbuhan ekonomi yang berbasiskan ekonomi lokal khususnya
pertanian dan perikanan, serta pengembangan Usaha mikro Kecil menangah
(UMKM) serta mampu mendukung terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat.
Dengan pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi lokal ini diharapkan dapat
hak-hak dasar manyarakat terutama di prioritaskan terhadap upaya peningkatan
daya beli masyarakat, ases kesehatan, akses pendidikan, akses pekerjaan dan
berusaha.
Dalam menjalankan Strategi pembangunan Kotabaru tersebut dukungan
birokrasi sangat diperlukan terakit dengan palayanan publik melalui upaya
penataan struktur organisasi agar dapat efisien dan efektif, peningkatan kapasitas
kelembagaan maupun aparat agar dapat tercapai sebuah borokrasi yang kondusif
dalam upaya fasilitasi layanan publik yang baik , serta pembenahan kebijakan
publik dan regulasi agar tercipta iklim kondusif yang dapat peningkatan kinerja
investasi dan ekonomi.
Bab IV – 3
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
+
MendorongPertumbuhan Ekonomi berbasis ekonomi
lokalUntuk peningkatan daya beli masyarakat
Meningkatkan Kualitas Kehidupan
(Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat)
DIDUKUNG
PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH • Kapasitas system • Kapasitas kelembagaan • Kapasitas Sumber Daya Manusia
Aparat
Pemantapan pembangunan ekonomi dalam rangka pembangunan kesejahteraan masyarakat dan didukung
pengembangan Kapasitas pemerintahan daerah
STRATEGI PENCAPAIAN VISI DAN MISI
Dari rumusan startegi tersebut sedikitnya terdapat 3 (Tiga ) strategi pokok dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di masa datang, yakni :
a. Startegi mendorong pertumbuhan/kinerja ekonomi berbasis ekonomi
lokal untuk peningkatan data beli masyarakat
b. Startegi peningkatan kualitas Hidup masyarakat dengan pemenuhan
hak dasar masyarakat
c. Strategi Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah, yang meliputi :
(a). Kapasitas Sistem, (b). Kapasitas Kelembagaan, dan (c). Kapasitas
Sumber Daya Manusia Aparatur
Bab IV – 4
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Dari Ketiga strategi pokok pembangunan tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
4.2.1 Strategi Mendorong Pertumbuhan/Kinerja Ekonomi Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha
dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian
pendapatan masyarakat. Kinerja pembangunan ekonomi mempunyai
kedudukan yang amat penting, karena keberhasilan di bidang ekonomi
dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas bagi pembangunan di
bidang lainnya. Namun sebaliknya untuk melakukan pembangunan
ekonomi diperlukan landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang
tepat, akurat dan terarah, supaya hasil yang dicapai akan benar-benar
sesuai dengan yang direncanakan. Dalam pembangunan ekonomi lebih
diperioritaskan pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berbasiskan ekonomi local sehingga diharapkan mempunyai dampak ikutan
yang luas (multiplier effect), seperti sektor pertanian khususnya
perkebunan, pemanfaatan sumber daya alam dan Usaha mikro Kecil
menangah (UMKM). Berdasarkan struktur ekonomi Kotabaru, sektor
pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian dan jumlah
tenaga kerja yang besar. Sedangkan Koperasi dan UMKM mempunyai
kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang besar. Sehingga
peningkatan output pada kedua sektor tersebut akan dapat mendukung
akses masyarakat terhadap pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha
serta mengurangi kemiskinan. Dalam menjalankan pembangunan ekonomi
tersebut perlu juga di tunjang oleh upaya percepatan investasi dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan mengundang investor serta
melakukan regulasi perijinan bagi dunia usaha.
Bab IV – 5
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
4.2.2 Strategi Pengingkatan Kualitas Hidup Masyarakat
Peningkatan kualitas Hidup (Quality of life) masyarakat sangat
berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yaitu
akses Pendidikan, akses kesehatan dan akses ekonomi. Dalam kerangka
Peningkatan kualitas hidup masyarakat Pembangunan sektor pendidikan
merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan karena terkait dengan masa
depan suatu bangsa. Menyangkut bidang kesehatan maka secara umum
permasalahan dibidang kesehatan adalah belum optimalnya kualitas
pelayanan karena belum semua sarana pelayanan kesehatan
melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Keterjangkauan
dan pemerataan pelayanan dapat dilihat dengan rasio jumlah sarana yang
ada. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang serta kualitas
lingkungan yang belum optimal. Disisi lain belum semua tenaga kesehatan
memenuhi kompetensi profesi terkait untuk dapat terregristrasi sebagai
tenaga kesehatan professional
4.2.3 Strategi Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Strategi pengembangan kapasitas pemerintah daerah ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah secara berkelanjutan dalam
aspek-aspek : pelayanan dasar kepada masyarakat, pengembangan
ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan tata pemerintah yang baik.
Pengembangan kapasitas pemerintah daerah juga ditujukan untuk
mengembangkan sistem kelembagaan dan kompetensi serta pengelolaan
dan pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada kinerja.
Dalam rangka pengembangan kapasitas Pemerintah daerah, maka
ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
Bab IV – 6
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
A. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem pada hakekatnya mencakup
kebijakan dan pengaturan kerangka kerja yang relevan
untuk mencapai tujuan kebijakan yang ditetapkan. Dalam
paparan yang lebih operasional, pengembangan sistem
mencakup; substansi kebijakan, strategi, perencanaan serta
sasaran kinerja.
B. Pengembangan Kelembagaan
Pengembangan kelembagaan mencakup : proses
pengambilan keputusan, sistem manajemen dan relasi antar
organisasi, peraturan dan pengaturan pemerintah yang
baik, pembuatan pedoman dan sistem manajemen,
restrukturisasi organisasi, refungsionalisasi organisasi, dan
revitalisasi organisasi.
C. Pengembangan SDM Aparatur
Pengembangan SDM aparatur meliputi : ketrampilan
dan kualifikasi individu, pengetahuan, sikap, etika dan
motivasi personil yang bekerja pada suatu unit kerja atau
organisasi.
Bab IV – 7
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
BAB V
ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
5.1 ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH `Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang
cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan
maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan
pembiayaan. maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan utama
dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik di Kabupaten Kotabaru. Arah pengelolaan Pendapatan daerah
Kabupaten Kotabaru tahun 2006 – 2010 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD,
dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Dalam pengelolaan anggaran
pendapatan daerah akan diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak
dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat dan
menimbulkan keengganan berinvestasi. Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
keuangan daerah, Kabupaten Kotabaru secara bertahap akan mampu keluar dari
berbagai persoalan yang selama ini dihadapi seperti tingkat pengangguran yang
tinggi dan jumlah penduduk miskin yang cukup besar. Kondisi perekonomian
daerah seperti ini yang bersinergi dengan keberhasilan dalam melaksanakan
berbagai upaya pembangunan yang kelanjutan akan membawa masyarakat
Kotabaru yang demokrastis, religius, adil dan sejahtera sebagimana tercantum
dalam Visi Kabupaten Kota Baru.
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan
daerah akan lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli
daerah, dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Kebijakan
pendapatan daerah Kabupaten Kotabaru tahun 2007 - 2010 diperkirakan akan
Bab V – 1
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar kurang lebih 6.96 % dan pertumbuhan
tersebut lebih disebabkan oleh adanya kenaikan komponen Dana Perimbangan
Khususnya kompensasi Sumber Daya Alam dan pertumbuhan pada komponen
PAD yang masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 6.88% dan 11,84%.
Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil usaha
Daerah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD
nanti. Sedangkan untuk Dana Perimbangan, komponen Bagi Hasil Pajak serta
komponen Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Provinsi adalah 2 unsur yang
cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan
diperoleh nantinya.
Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah, trend kenaikkan peranan PAD
dan trend penurunan dari peranan Dana Perimbangan sampai dengan 2010
diperkirakan akan terus berlangsung meskipun dalam kaitan tersebut diperkirakan
dominasi peranan Dana Perimbangan dalam membentuk total perolehan
Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD dengan perkiraan komposisi
sekitar 88,11 persen untuk Dana Perimbangan dan sekitar 6.31persen untuk PAD.
Sedangkan untuk komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah peranannya
diperkirakan akan semakin mengecil yaitu sekitar 5.58 persen.
Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan
daerah kedepan yaitu bahwa peranan sektor Pajak Daerah dan BUMD dalam
memberikan sumbangan ke PAD, kedepan, tampaknya akan semakin penting.
Untuk itu, upaya untuk terus melakukan baik ekstensifikasi melalui penggalian
sumber-sumber pendapatan daerah maupun intensifikasi melalui upaya yang terus
menerus dalam melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan
kesadaran wajib pajak dan retribusi dalam memenuhi kewajibannya adalah hal
yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara konsisten termasuk dalam upaya untuk
terus meningkatkan efisiensi, baik di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten kotabaru maupun pada setiap perusahaan daerah.
Bab V – 2
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Bab V – 3
Arah pengelolaan pendapatan daerah dimasa depan di fokuskan pada
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penertiban sistem dan prosedur pemungutan pendapatan daerah
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan
daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah.
c. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan
pendapatan daerah
d. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, baik kecepatan pelayanan
pembayaran maupun kemudahan untuk memperoleh informasi
e. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan
atau organisasi penghasil.
f. Peningkatan upaya sosialisasi pendapatan daerah
g. Peningkatan kualitas data dasar seluruh pendapatan daerah
Secara lengkap gambaran tentang prospek pendapatan daerah kabupaten
kotabaru tahun 2006 - 2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.1. dan tabel
5.2.
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Tabel 5.1. PROYEKSI KEUANGAN DAERAH ASPEK PENDAPATAN KABUPATEN KOTABARU
NOMINAL DALAM JUTAAN RUPAIH Realisasi APBD Proyeksi Pendapatan KOMPONEN
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 28023.84 23170.00 26587.58 24069.21 34443.74 22246.11 24989.28 28937.72 31715.94 34775.23 Pajak Daerah 4782.10 8550.81 8347.41 6120.84 7712.72 7327.05 9638.44 10851.02 12216.16 13753.03 Restribusi Daerah 3008.06 3797.43 3756.76 3450.59 5700.48 5472.66 5500.17 5899.11 6246.46 6556.04 Hasil Perusaan milik daerah dan hasil pengolahan kekayaan daerah 456.90 1123.19 1490.82 1281.21 1344.16 1444.70 2344.59 2832.93 3422.98 4135.92 Lain-lain pendapatan Asli Daerah 19776.80 9698.57 12992.58 13216.57 19686.37 8001.70 8201.44 9354.66 9830.35 10330.23
2. BAGIAN DANA PERIMBANGAN 156723.77 171964.96 232895.01 187827.00 224124.38 372386.26 398490.00 421765.53 453721.04 485906.48 Bagi hasil pajak/hasil bukan pajak 17754.59 19079.75 51264.34 52938.74 56716.64 52670.72 56200.00 60538.18 66938.21 72874.43 Dana Alokasi Umum 26714.16 21491.26 162350.00 118528.74 122129.00 267320.00 282320.00 291179.74 306802.90 323509.22 Dana Alokasi Khusus 110755.03 130910.00 11266.25 7730.00 12739.52 25895.55 25670.00 28025.70 30067.71 31794.19
Bagi hasil pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi 1500.00 483.95 8014.43 8629.52 32539.22 26500.00 34300.00 42021.90 49912.23 57728.64
3. LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH 3906.28 9990.78 9319.99 1872.90 12739.52 26800.00 28250.00 27917.59 29459.10 30794.42 PENDAPATAN 189997.23 215585.48 268802.58 213769.11 283555.87 421432.37 451729.28 478620.85 514896.08 551476.13
Bab V – 4
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Bab V – 5
Tabel 5.2. Realisasi APBD dan Proyeksi Pendapatan Kotabaru
Pertumbuhuhan Realisasi APBD Proyeksi Pendapatan
KOMPONEN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. PENDAPATAN ASLI DAERAH -17.32 14.75 -9.47 43.10 -35.41 12.33 15.80 9.60 9.65
Pajak Daerah 78.81 -2.38 -26.67 26.01 -5.00 31.55 12.58 12.58 12.58Restribusi Daerah 26.24 -1.07 -8.15 65.20 -4.00 0.50 7.25 5.89 4.96Hasil Perusaan milik daerah dan hasil
pengolahan kekayaan daerah 145.83 32.73 -14.06 4.91 7.48 62.29 20.83 20.83 20.83Lain-lain pendapatan Asli Daerah -50.96 33.96 1.72 48.95 -59.35 2.50 14.06 5.09 5.09
2. BAGIAN DANA PERIMBANGAN 9.72 35.43 -19.35 19.32 66.15 7.01 5.84 7.58 7.09
Bagi hasil pajak/hasil bukan pajak 7.46 168.68 3.27 7.14 -7.13 6.70 7.72 10.57 8.87Dana Alokasi Umum -19.55 655.42 -26.99 3.04 118.88 5.61 3.14 5.37 5.45Dana Alokasi Khusus 18.20 -91.39 -31.39 64.81 103.27 -0.87 9.18 7.29 5.74Bagi hasil pajak dan Bantuan Keuangan
dari Propinsi -67.74 1556.05 7.67 277.07 -18.56 29.43 22.51 18.78 15.66 3. LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH 155.76 -6.71 -79.90 580.20 110.37 5.41 -1.18 5.52 4.53 PENDAPATAN 13.47 24.68 -20.47 32.65 48.62 7.19 5.95 7.58 7.10
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Secara teoritis, pendapatan daerah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian daerah yang akan terjadi sampai dengan tahun 2010, atau dengan
kata lain, bahwa suatu pendapatan daerah – termasuk Pendapatan Asli Daerah -
harus benar-benar mampu merespon perkembangan ekonomi yang diperkirakan
akan terjadi.
Dengan menggunakan pendekatan analisis pertumbuhan elastisitas dalam
menghitung proyeksi PAD, serta dengan meletakkan beberapa asumsi, seperti :
a. Pertumbuhan ekonomi kabupaten Kotabaru selama tahun 2006-2010
adalah sebagi berikut : 5.89 persen (2006) ; 5.95 persen (2007) ; 6.92
persen (2008) ; 6.33 persen (2009); dan 6.34 persen (2010), atau
secara umum diperkirakan pertumbuhan tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010, rata-rata tumbuh sekitar 6.01 persen;
b. Selama periode proyeksi, tingkat inflasi diperkirakan akan mencapai
sekitar 9 persen untuk setiap tahunnya;
c. Untuk komponen Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Pajak &
Bantuan Keuangan Propinsi pada Dana Perimbangan diperkirakan
tumbuh sekitar 6.07 persen setiap tahunnya;
5.2 ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN Kebijakan belanja daerah sampai dengan 2010 diperkirakan akan
didominasi oleh belanja pelayanan publik sekitar 71.34 persen. Sedangkan untuk
belanja aparatur daerah, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja
tidak tersangka diperkirakan akan menyerap rata-rata sekitar 28,22 persen, 0.47
persen dan 9.27 persen.
Dilihat dari sisi pertumbuhannya, komponen belanja daerah tahun 2007 - 2010
diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 6.69 persen, dimana
pertumbuhan rata-rata untuk masing-masing komponen belanja adalah (i) belanja
aparatur daerah sekitar 7,31 persen; (ii) belanja pelayanan publik sekitar 6.35
Bab V – 6
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Bab V – 7
persen; (iii) belanja bagi hasil dan bantuan keuangan sekitar minus 6.78 persen;
serta (iv) belanja tak tersangka sekitar 12.79 persen.
Selanjutnya ditinjau dari komposisi belanja program dan belanja non program,
maka masing-masing sebarannya sampai dengan 2010 sekitar 48,00 persen dan
52,00 persen dengan rata-rata pertumbuhan masing masing sekitar 7.32 persen
dan 6.13 persen.
Secara lengkap gambaran tentang prospek belanja daerah Kabupaten Kotabaru
tahun 2006 - 2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.3 dan tabel 5.4.,
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Tabel 5.3. Proyeksi Keuangan daerah – Aspek Belanja
Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Realisasi APBD Proyeksi Belanja KOMPONEN BELANJA 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Belanja Aparatur 82.862,26 84.327,21 131.771,48 136.134,10 143.564,90 158.967,70 174.426,50 11 Belanja Adminstrasi Umum 58.012,04 61.499,72 95.599,14 963.83,50 98.866,20 108.348,90 117.831,60 12 Belanja Operational Dan Pemerliharaan 8.915,97 9.346,79 14.874,71 15.828,90 17.502,90 19.648,90 21.850,90 13 Belanja Modal 15.934,25 13.480,71 21.297,63 23.921,70 27.195,80 30.969,90 34.744,00
2 Belanja Pelayanan Publik 106.798,78 119.584,71 292.694,78 301.370,99 321.437,76 345.406,51 374.171,99 21 Belanja Administrasi Umum 53.897,98 60.122,86 108.478,95 110.385,40 119.794,80 129.204,20 138.613,60 22 Belanja Operasional Dan Pemeliharaan 17.834,40 17.164,37 34.655,81 36.789,20 42.049,70 48.310,20 54.570,70
23 Belanja Modal 35.066,40 42.297,48
149.560,03
154.196,39
159.593,26
167.892,11 180.987,69
3 Belanja Bagi Hasil Dan Bantuan Keuangan
22.697,36
27.430,27
43.851,69
44.003,50
47.894,40
52.085,30 56.876,20
4 Belanja Tak Disangka 1.018,74 1.67,91 2.000,00 2.043,49 2.434,13 2.824,77 3.215,41
TOTAL BELANJA 213.377,15 231.510,11 470.317,95 483.552,08 515.331,19 559.284,28 608.690,11
TOTAL PENDAPATAN 21.3769,11 283.555,87 421.432,37 45.1729,28 478.620,85 514.896,08 551.476,13
SURPLUS (DEFISIT) 391,96 52.045,76 (48.885,58) (31.822,80) (36.710,34) (44.388,20) (57.213,98)
Bab V – 8
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Tabel 5.4. Komposisi dan Pertumbuhan Proyeksi Keuangan daerah – Aspek Belanja
Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Komposisi Belanja (%) Pertumbuhan Belanja (%) Realisasi
APBD Proyeksi Belanja Proyeksi Belanja KOMPONEN BIAYA
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 1. Belanja Aparatur 38.83 36.42 28.02 28.15 27.86 28.42 28.66 56.26 3.31 5.46 10.73 9.72
1.1 Belanja Adminstrasi Umum 27.19 26.56 20.33 19.93 19.18 19.37 19.36 55.45 0.82 2.58 9.59 8.751.2 Belanja Operational Dan
Pemerliharaan 4.18 4.04 3.16 3.27 3.40 3.51 3.59 59.14 6.41 10.58 12.26 11.21
1.3 Belanja Modal 7.47 5.82 4.53 4.95 5.28 5.54 5.71 57.99 12.32 13.69 13.88 12.192. Belanja Pelayanan Publik 50.05 51.65 62.23 62.32 62.37 61.76 61.47 144.76 2.96 6.66 7.46 8.33
2.1 Belanja Administrasi Umum 25.26 25.97 23.07 22.83 23.25 23.10 22.77 80.43 1.76 8.52 7.85 7.282.2 Belanja Operasional Dan
Pemeliharaan 8.36 7.41 7.37 7.61 8.16 8.64 8.97 101.91 6.16 14.30 14.89 12.96
2.3 Belanja Modal 16.43 18.27 31.80 31.89 30.97 30.02 29.73 253.59 3.10 3.50 5.20 7.80 3. Belanja Bagi Hasil Dan Bantuan Keuangan 10.64 11.85 9.32 9.10 9.29 9.31 9.34 59.87 0.35 8.84 8.75 9.204. Belanja Tak Disangka 0.48 0.07 0.43 0.42 0.47 0.51 0.53 1,091.13 2.17 19.12 16.05 13.83
TOTAL BELANJA 100.00 100.00 100.00100.00 100.00 100.00 100.00 103.15 2.81 6.57 8.53 8.83
TOTAL PENDAPATAN 100.18 122.48 89.61 93.42 92.88 92.06 90.60 48.62 7.19 5.95 7.58 7.10
SURPLUS (DEFISIT) 0.18 22.48 -10.39 -6.58 -7.12 -7.94 -9.40 -193.93 -34.90 15.36 20.91 28.89
Bab V – 9
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Bab V – 10
Tabel 5.5. Proyeksi Keuangan daerah – Aspek Belanja program dan Non Program Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Realisasi APBD Proyeksi Belanja KOMBINASI BELANJA 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1. BELANJA PROGRAM 77.751.02 82.289.35 220.388.18 230.736.19 246.341.66 266.821.11 292.153.291.1 Belanja Operational Dan Pemerliharaan Pada
Belanja Aparatur 8.915.97 9.346.79 14.874.71 15.828.90 17.502.90 19.648.90 21.850.901.2 Belanja Operasional Dan Pemeliharaan Pada
Belanja Pelayanan Publik 17.834.40 17.164.37 34.655.81 36.789.20 42.049.70 48.310.20 54.570.70
1.3 Belanja Modal Pada Belanja Aparatur 15.934.25 13.480.71 21.297.63 23.921.70 27.195.80 30.969.90 34.744.001.4 Belanja Modal Belanja Pelayanan Publik 35.066.40 42.297.48 149.560.03 154.196.39 159.593.26 167.892.11 180.987.69
2. BELANJA NON PROGRAM 135.626.12 149.220.76 249.929.78 252.815.89 268.989.53 292.463.17 316.536.812.1 Belanja Adminstrasi Umum Pada Belanja
Aparatur 58.012.04 61.499.72 95.599.14 96.383.50 98.866.20 108.348.90 117.831.602.2 Belanja Administrasi Umum Pada Belanja
Pelayanan Publik 53.897.98 60.122.86 108.478.95 110.385.40 119.794.80 129.204.20 138.613.60
2.3 Belanja Bagi Hasil Dan Bantuan Keuangan 22.697.36 27.430.27 43.851.69 44.003.50 47.894.40 52.085.30 56.876.202.4 Belanja Tak Disangka 1.018.74 167.91 2.000.00 2.043.49 2.434.13 2.824.77 3.215.41
TOTAL BELANJA 213.377.15 231.510.11 470.317.95 483.552.08 515.331.19 559.284.28 608.690.11
TOTAL PENDAPATAN 213.769.11 283.555.87 421.432.37 451.729.28 478.620.85 514.896.08 551.476.13
SURPLUS (DEFISIT) 391.96 52045.76 -48.885.58 -31.822.80 -36.710.34 -44.388.20 -57.213.98
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Kebijakan belanja daerah diatas, didasari oleh beberapa asumsi pokok sebagai
berikut :
1. Perkiraan penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi,
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian
daerah dan mampu mencukupi kebutuhan pelayanan dasar serta
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Kotabaru .
2. Perkiraan kebutuhan belanja daerah dapat mendanai program-program
strategis daerah dalam mendukung dan menjaga targe-target indikator yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah tahun 2006 - 2010.
3. Pendapatan Daerah tahun 2007 - 2010 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sekitar 6.96 persen pertahun , sedangkan kebutuhan
Belanja Daerah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata 6.69
persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perkiraan kebutuhan belanja
daerah lebih sama dengan perkiraan pendapatan daerah, sehingga APBD
tahun 2006 - 2010 diperkirakan akan mengalami defisit anggaran rata-rata
sekitar 8.29 persen.
4. Optimalisasi sumber penerimaan pembiayaan yang paling mungkin dapat
dilakukan secara cepat, yaitu dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu, selain itu juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran
pembiayaan yang timbul dari pernyertaan modal dan pembayaran utang pokok
yang jatuh tempo.
Belanja Daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak
kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan
Pemerintahan Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap
mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas,
yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program pembangunan
daerah Agar keuangan Pemerintah Kabupaten Kotabaru dapat dikelola dengan
Bab V – 11
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
baik, maka perlu dilakukan perencanaan keuangan, dengan selalu menggali
potensi pendapatan, melakukan efesiensi belanja serta mengembangkan sumber
pembiayaan Penggunaan anggaran untuk belanja barang dan jasa, berdasarkan
pada patokan harga dasar yang telah ditetapkan dalam HSPK (harga satuan
Pokok Kegiatan)
Belanja daerah diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan
kegiatan serta jenis belanja Berdasarkan klasifikasi organisasi disesuaikan dengan
susunan organisasi pemerintahan daerah Sedangkan menurut klasifikasi fungsi
terdiri dari : (a) Klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan, dan (b) Untuk tujuan
keselarasan serta keterpaduan dalam rangka pengelolaan keuangan negara
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengeluaran daerah, maka diperlukan
langkah-langkah kebijakan pengelolaan belanja daerah sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengadaan barang dan jasa
yang digunakan untuk pelaksanaan pelayanan publik setiap satuan
kerja pemerintah daerah serta pemeliharaan aset daerah melalui
pelaksanaan reformasi pengadaan barang dan jasa dengan tetap
mengedepankan orientasi pada keuntungan bagi negara sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
b. Menyediakan sarana dan prasarana pembangunan daerah yang
memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
peningkatan kesejahteraan rakyat, pengentasan kemiskinan dan
pengurangan pengangguran;
c. Mengarahkan belanja bantuan sosial yang dapat langsung membantu
meringankan beban masyarakat miskin
d. Mendukung koordinasi dan sinkronisasi kebijakan desentralisasi fiskal
dalam rangka penyempurnaan hubungan keuangan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah melalui penyusunan
dan perumusan kebijakan dalam penetapan Dana Alokasi Umum,
Bab V – 12
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
Dana Alokasi Khusus, Bagi Hasil Sumber Daya Alam dan Bukan
Pajak termasuk Dana Reboisasi
e. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait dalam
melakukan pemantauan dan evaluasi dana perimbangan
f. Menyusun dan merumuskan kebijakan penataan pengelolaan
keuangan daerah, yang antara lain terkait dengan ketentuan
mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah, perbaikan manajemen keuangan daerah, pengendalian defisit
dan surplus anggaran daerah, serta pelaporan dan pengelolaan
informasi keuangan daerah
g. Melanjutkan langkah-langkah pemutakhiran data yang menyangkut
perumusan kebijakan dana perimbangan
5.3 KEBIJAKAN UMUM DAERAH Berdasarkan arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah maka
kebijakan umum anggaran yang akan ditempuh pemerintah Kabupaten Kotabaru
adalah sebagai berikut :
a. Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan lebih
difokuskan pada upaya untuk memobilisasi sumber-sumber
pendapatan daerah yang muncul sebagai akibat peningkatan aktifitas
ekonomi serta dari adanya berbagai program investasi yang telah
dijalankan pada periode-periode sebelumnya Kebijakan pendapatan
daerah khususnya untuk Pendapatan Asli Daerah adalah
pertumbuhan rata-rata pertahun pada periode tahun 2006-2010
adalah sebesar 11,84 persen Dalam periode tersebut agar
diupayakan ada peningkatan dengan tetap menjaga penciptaan iklim
yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha, sehingga
keberadaannya diharapkan dapat mewujudkan stabilitas fiskal daerah
khususnya dalam memberikan ketersediaan sumber pembiayaan
Bab V – 13
RPJMD Kabupaten Kotabaru 2006-2010
dalam menjaga kelancaran penyelenggaraan pemerintahan daerah
dan peningkatan kualitas pelayanan publik
b. Kebijakan belanja daerah pada periode 2006 - 2010 adalah
peningkatan komposisi dari belanja langsung setiap tahunnya serta
peningkatan alokasi anggaran lebih diarahkan untuk pembiayaan
program-progran pembangunan yang mengarah pada upaya
meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat Dan
dalam mengalokasikan anggaran harus mengacu pada norma dan
prinsip anggaran yaitu Transparansi dan Akuntabilitas, Disiplin
Anggaran serta Keadilan Anggaran
Bab V – 14