Rks Pagar Rumdin 2014

12
1 Spesifikasi Teknis | RKS RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS ( R K S ) A. UMUM 1. URAIAN KEGIATAN 1.1 Lingkup Kegiatan Kegiatan : PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN RUMAH DINAS RSUD KOTA PONTIANAK Sub Kegiatan : PEMBANGUNAN PAGAR RUMAH DINAS DOKTER Lokasi : KOTA PONTIANAK Tahun Anggaran : 2014 1.2 Sarana Bekerja Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga kerja/ tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, mesin las, alat-alat pengangkut, mesin giling dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. c. Penyediaan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya. 1.3 Cara pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara Penjelasan, ataupun Addendum dokumen lelang (jika ada), serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas. 2. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN. 2.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahan sebagi berikut : a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. b. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken (AV) 1941. c. UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. d. Tata cara pengadukan pengecoran beton SNI 03-3976-1995. e. Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal SNI 03-2834-1992 ( SK SNI T-15- 1990-03) f. Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi SNI 03-2410-1991 g. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970. h. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja sesuai SN 03- 3990-1995. i. Ketentuan dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. 2.2 Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat (1) tersebut di atas berlaku dan mengikat pula : a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/ disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pemberi Tugas. b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

description

RKS pagar

Transcript of Rks Pagar Rumdin 2014

  • 1 Spesifikasi Teknis | RKS

    RENCANA KERJA DANSYARAT SYARAT TEKNIS

    ( R K S )

    A. UMUM1. URAIAN KEGIATAN

    1.1 Lingkup Kegiatan

    Kegiatan : PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN RUMAH DINAS RSUDKOTA PONTIANAK

    Sub Kegiatan : PEMBANGUNAN PAGAR RUMAH DINAS DOKTERLokasi : KOTA PONTIANAKTahun Anggaran : 2014

    1.2 Sarana BekerjaUntuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus menyediakan :a. Tenaga kerja/ tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan

    dilaksanakan.b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, mesin las, alat-alat pengangkut,

    mesin giling dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.c. Penyediaan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang

    akan dilaksanakan tepat pada waktunya.1.3 Cara pelaksanaan

    Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuandalam Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara Penjelasan, ataupun Addendum dokumenlelang (jika ada), serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas.

    2. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN.

    2.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segalaperubahan dan tambahan sebagi berikut :a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

    Jasa Konstruksi.b. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene

    Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken (AV) 1941.c. UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.d. Tata cara pengadukan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.e. Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal SNI 03-2834-1992 ( SK SNI T-15-

    1990-03)f. Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi SNI 03-2410-1991g. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970.h. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja sesuai SN 03-

    3990-1995.i. Ketentuan dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah setempat yang

    bersangkutan dengan permasalahan bangunan.2.2 Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat (1) tersebut di atas berlaku dan mengikat

    pula :a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi

    Tugas termasuk juga gambar-gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing) yangdiselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/ disetujui oleh Konsultan Pengawas atauPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pemberi Tugas.

    b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

  • 2 Spesifikasi Teknis | RKS

    c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.d. Surat Perintah Kerja (SPK)e. Jadwal Pelaksaan (Tentative Time Schedulle) yang disetujui Konsultan Pengawas /

    Pemilik.f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

    3. PENJELASAN BUKU ACUAN DOKUMEN LELANG DAN GAMBAR-GAMBAR.

    3.1 Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Spesifikasi termasuktambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan(Aanwjzing).

    3.2 Gambar tidak sesuai dengan spesifikasi, maka yang mengikat/ berlaku adalah ketentuanyang ada di dalam buku spesifikasi. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain,maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.

    3.3 Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keragu-raguan sehingga dalampelaksanaan menimbulkan kesalahan maka Kontraktor wajib menanyakan kepada KonsultanPengawas/ Pemilik dan Kontraktor harus mengikuti keputusannya.

    4. JADWAL PELAKSANAAN.

    4.1 Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuatrencana pelaksanaan pekerjaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan CurvaS dan Net Work Planning jika diperlukan.

    4.2 Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah Surat KeputusanPenunjukan (SPK) diterima Kontraktor.

    4.3 Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja kepada Pemberi Tugas / KonsultanPengawas, satu salinan rencana kerja ditempel pada dinding Kantor Proyek (Direksi Keet) dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan di lapangan.

    4.4 Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktorberdasarkan rencana kerja tersebut.

    5. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN.

    5.1 Di Lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang mendapat kuasa penuh dari Kontraktor. Penunjukan atau penugasan tenagaahli yang bertugas di lapangan tersebut ditujukan kepada Pemberi Tugas dan Direksi sertaKonsultan Pengawas sebagai tembusannya.

    5.2 Dengan adanya Pelaksana Lapangan tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab sebagianataupun keseluruhan kewajibannya.

    5.3 Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas dan KonsultanPengawas, nama dan jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

    5.4 Bila dikemudian hari Pelaksana Lapangan dianggap kurang mampu atau tidak cakapmemimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untukmengganti Pelaksana Lapangan. Dalam tempo selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerjasetelah surat tersebut diterima oleh Kontraktor, Kontraktor sudah harus menggantinya.

    6. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN.

    6.1 Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek,Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.

    6.2 Untuk maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu, seng ataubahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor atau sesuai dengan petunjukKonsultan Pengawas.

  • 3 Spesifikasi Teknis | RKS

    6.3 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjaditanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.

    6.4 Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yangditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.

    7. JENIS DAN MUTU BAHAN.

    Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalamnegeri, sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, MenteriPerindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 472/Kbp/XII/80, Nomor813/Menpan/80 Tgl. 23 Desember 1980.

    8. SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

    8.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telahditentukan.

    8.2 Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajibmemberitahukan.

    8.3 Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini harusmendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek secara tertulis.

    8.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi ditolakpemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dan selanjutnyadibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan.

    8.5 Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, KonsultanPengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian (Laboratorium) yangterdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktorapapun hasil penelitian bahan tersebut.

    9. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

    9.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelumpekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :- Mesin molen.- Theodolit dan Water Pass (ijin Konsultan Pengawas)- Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.- Alat-alat pemadat masinal dan manual.- Dan alat-alat lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.

    10. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

    10.1 Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan tetapibelum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib meminta persetujuan kepadaKonsultan Pengawas, kemudian apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagianpekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.

    10.2 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari diterimanya suratpermohonan pemeriksaaan tidak dihitung hari raya/ libur) tidak dipenuhi oleh KonsultanPengawas, Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaan kecuali jika Konsultan Pengawasmeminta perpanjangan waktu.

    10.3 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruhmembongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biayapembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.

  • 4 Spesifikasi Teknis | RKS

    11. PEKERJAAN TAMBAH KURANG

    11.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulisdalam buku harian oleh Konsultan Pengawas. Setelah mendapat persetujuan pemimpinproyek harus dibuatkan Berita Acara Perubahan Pekerjaan / Pekerjaan Tambah Kurang.

    11.2 Pekerjaan tambah/ kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dariKonsultan Pengawas atas Persetujuan Pemberi Tugas.

    11.3 Biaya pekerjaan tambah/ kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuanpekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan 51 yangpembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.

    11.4 Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatanpenyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan perpanjanganwaktu karena adanya pekerjaan tambah kurang tersebut.

    11.5 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yangada dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawasbersama-sama dengan Kontraktor dengan Persetujuan Pemberi Tugas.

    12. SITUASI DAN UKURAN

    12.1 Situasia. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak dan Kontraktor juga wajib meneliti dan memahami

    sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi hargapenawarannya.

    b. Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untukmengajukan tuntutan.

    12.2 Ukurana. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran-

    ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm, atau yang jelas-jelas terteradalam gambar.

    b. Titik duga lantai (permukaan atas lantai) ditetapkan 0.00 yaitu diambil 10 cm daripermukaan tanah asli (soil existing) yang ada atau akan ditentukan kemudian di lapanganbersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

    13. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN LAPANGAN

    13.1 Pekerjaan PendahuluanKontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggukelancaran pelaksanaan pekerjaan.

    13.2 Pembuatan Papan Nama Proyek.Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek atas biaya Kontraktor untuk kepentinganpelaksanaan Proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama berdasarkan ketentuan yangberlaku dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

    13.3 Pengadaan Listrik SementaraKontraktor harus mengadakan listrik sementara atas biaya Kontraktor untuk keperluanproyek, serta menyambungnya ke tempat-tempat yang akan ditentukan oleh KonsultanPengawas.

    13.4 Papan RaklameKontraktor maupun Konsultan Pengawas tidak diperkenankan menempatkan papan reklamedalam bentuk apapun di dalam lingkungan kompleks kecuali atas persetujuan tertulis dariPemberi Tugas.

    14. BANGSAL KERJA

    14.1 Di lapangan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan bangsal untuk tempat kantor Kontraktordan gudang penyimpanan bahan serta untuk bangsal pekerja, atas biaya Kontraktor danmenggunakan bahan-bahan sederhana.

    14.2 Bangsal untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta untuk pekerjaditentukan sendiri oleh Kontraktor tetapi letaknya harus mendapat persetujuan dari Pemilik

  • 5 Spesifikasi Teknis | RKS

    Proyek/ Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dankesehatan.

    15. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

    15.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat pertolongan pertamapada kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untukmengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.

    15.2 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syaratkesehatan, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja yang ada dilapangan. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk menjagakeamanan.

    15.3 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikanKontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    16. PEKERJAAN PONDASI

    16.1. Galian Tanah, letak, dan ukuran galian sesuai dengan gambar kerja16.2. Urug kembali, menggunakan tanah galian, urugan harus padat.16.3. Pemancangan cerucuk dia. 8-10 panjang 2 meter, jarak cerucuk disesuaikan dengan

    gambar kerja..16.4. Urugan pasir tebal 15 cm, pasir harus benar- benar padat.16.5. Lantai kerja beton tebal 5 cm, beton campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr16.6. Pondasi Batu Belah

    - Camp. 1 Pc : 4 Ps- Angkur Besi 8 mm- Bekisting papan kayu klas III

    17. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG

    17.1. Sloof Uk. 15/30 cm- Pembesian : ukuran dan jarak pemasangan sesuai dengan gambar kerja- Beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Bt K175- Bekisting papan kayu klas III

    17.2. Kolom Uk. 20/40 cm- Pembesian : ukuran dan jarak pemasangan sesuai dengan gambar kerja- Beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Bt K175- Bekisting papan kayu klas III

    17.3. Kolom Uk. 20/20 cm- Pembesian : ukuran dan jarak pemasangan sesuai dengan gambar kerja- Beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Bt K175- Bekisting papan kayu klas III

    17.4. Kolom Uk. 10/20 cm- Pembesian : ukuran dan jarak pemasangan sesuai dengan gambar kerja- Beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Bt K175- Bekisting papan kayu klas III

    17.5. Kolom Uk. 15/15 cm- Pembesian : ukuran dan jarak pemasangan sesuai dengan gambar kerja- Beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Bt K175- Bekisting papan kayu klas III

    17.6. Balok Uk. 10/15 cm- Pembesian : ukuran dan jarak pemasangan sesuai dengan gambar kerja- Beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Bt K175- Bekisting papan kayu klas III

  • 6 Spesifikasi Teknis | RKS

    18. PEKERJAAN DINDING

    18.1. Dinding batako uk. 15/30/7 cm.18.2. Plesteran dinding batako.18.3. Plesteran sloof campuran 1Pc : 4 Ps.18.4. Plesteran kolom campuran 1Pc : 4 Ps.18.5. Rangka besi hollow Uk. 4/4 cm.18.6. Rangka besi hollow Uk. 2/4 cm.18.7. Plat Besi.

    19. PEKERJAAN PENGECATAN

    19.1. Cat tembok dilaksanakan pada seluruh permukaan plesteran.19.2. Pengecatan rangka besi hollow dan plat besi dengan cat meni besi.19.3. Warna cat ditentukan kemudian.

    20. PEKERJAAN PINTU PAGAR

    20.1. Cor beton tumbuk untuk lantai rel pagar.20.2. Rangka besi hollow Uk. 4/4 cm.20.3. Rangka besi hollow Uk. 2/4 cm.20.4. Plat Besi.20.5. Pengecatan rangka besi hollow dan plat besi dengan cat meni besi.20.6. Pengunci dan penggantung pintu pagar

  • 7 Spesifikasi Teknis | RKS

    B. KETENTUAN PELAKSANAAN1. PEKERJAAN TANAH

    1.1 Pekerjaan Galian Tanaha. Pekerjaan galian tanah tidak boleh dimulai sebelum tanda tinggi dasar (peil) 0.00

    ditentukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.b. Pekerjaan galian dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi bangunan, dan semua

    pasangan lain di dalam tanah yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan gambarrencana dan hasil survey lapangan. Tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugankembali atau dibuang ke luar lokasi.

    c. Semua kotoran yang terdapat di dalam atau di dekat tanah galian seperti akar-akar dantunas pohon, tunggul-tunggul, kayu-kayuan dan batu-batuan harus dikeluarkan dandisingkirkan.

    d. Untuk penggalian sedalam yang ditetapkan pada gambar kerja, lebar galian harus lebihlebar 10 cm pada arah kiri dan kanan galian dan kemiringan lereng galian harus cukupuntuk mencegah kelongsoran tanah galian.

    e. Untuk tanah humus harus digali dan dipisahkan dari lapisan tanah di bawahnya, dan tidakboleh digunakan sebagai tanah urugan kecuali ditunjukkan dan diinstruksikan olehKonsultan Pengawas. Sisa tanah humus harus dibuang keluar halaman. Pengangkutanpembuangan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan biaya yang dikeluarkan sudahtermasuk dalam seluruh kontrak.

    f. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, setelah mendapat persetujuan KonsultanPengawas harus segera dilanjutkan dengan pekerjaan berikutnya.

    g. Jika Konsultan Pengawas atau Pihak Proyek bahwa karena suatu alasan harus menambahatau memperdalam galian tanah, maka untuk tambahan galian tersebut harus dibayarmenurut harga satuan dalam kontrak, demikian juga sebaliknya jika harus mengurangidalamnya galian. Semua perubahan akan dibuatkan di dalam addendum kontrak.

    1.2 Urugan dan Pemadatana. Pengurugan tanah untuk semua konstruksi yang akan ditimbun atau tersembunyi tidak

    boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.b. Untuk semua pekerjaan urugan kembali, tanah harus bebas dari kotoran, puing-puing,

    batang-batang kayu , batu-batuan dan segala macam kotoran.c. Urugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan yang tidak melebihi 20 cm

    dimana setiap lapis harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) atau tampingrollers. Mesin pemadat yang digunakan minimum berkemampuan 1.5 ton, kecualiditentukan lain.

    d. Urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk hingga padat.e. Gradasi maksimum adalah 0,35 mm tidak diperkenankan menggunakan pasir laut.

    2. PEKERJAAN BETON DAN ADUKAN

    2.1. Lingkup Pekerjaan Betona. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat bantu lainnya untuk menyelesaikan

    pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana dengan hasil yang baik.b. Pekerjaan ini meliputi :

    1). Pekerjaan sloof, kolom, ring balok, pelat lantai dan beton struktur lainnya yangditentukan di dalam gambar kerja. Semua pekerjaan di atas menggunakan campuran1pc : 2ps : 3kr dengan mutu beton menggunakan K-175. Bentuk dan ukuran sesuaidengan gambar kerja.

    2). Pekerjaan Beton Decking, Pekerjaan Besi Beton, Pekerjaan Bekisting/ acuan danpekerjaan beton yang bukan struktur sebagaimana ditunjukkan pada gambar kerja.

    2.2. Tanggung Jawab Kontraktora. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan

    dalam pasal berikut dan sesuai dengan gambar kerja konstruksi yang diberikan.

  • 8 Spesifikasi Teknis | RKS

    b. Kehadiran Pemilik Proyek, selaku wakil Pemberi Tugas atau perencana yang sejauhmungkin melihat/ mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangitanggung jawab penuh tersebut d atas.

    c. Jika Pemilik Proyek memberikan ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dariketentuan yang telah digariskan dalam buku acuan ini dan yang telah tertera dalam gambarmaka untuk ketentuan tambahan ini harus dilakukan secara tertulis dengan berita acara.

    2.3. Persyaratan Bahan2.3.1 Semen Portland

    1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui Pemberi Tugas danmemenuhi syarat S.400 menurut standar Semen Indonesia (NI-8-1972).

    2). Untuk seluruh pekerjaan beton dan adukan harus menggunakan mutu semen yangbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.

    3). Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak diperkenankan untukdigunakan.

    2.3.2. Pasir1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan substansi-substansi

    yang dapar merusak beton.2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.3). Pasir harus terdiri dari partikel-partikel / komposisi butir yang tajam dan kasar.

    2.3.3. Batu Split/ Koral Beton1). Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori

    dan berbentuk kubus serta tidak terpengaruh oleh cuaca. Bila ada butir-butir yang pipih,jumlah beratnya tidak boleh lebih dari 20% adari jumlah berat seluruhnya. Ukuranterbesar agregat beton adalah 2/3 cm.

    2). Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% juga tidak boleh mengandung zat yangdapat merusak beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PBI 1971serta harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar menurut ASTM-C-33.

    3). Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilanganberat menurut tes mesin Los Angeles ASTM C-131-55.

    2.3.4. A i r1). Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih tidak

    mengandung minyak, asam alkali dan bahan bahan organis / bahan lain yang dapatmerusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekas semen dan harus memenuhiNI-3 Pasal 10.

    2). Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas dapat meminta kepadaKontraktor untuk memeriksa mutu air di laboratorium atas biaya Kontraktor.

    2.3.5. Besi Beton1). Besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut persyaratan PBI

    1971 atau Japaneese Standar Class SR-24 ataupun British Standard nomor 785-1938untuk diameter yang lebih kecil sampai dengan 12 mm. Sedangkan untuk diameteryang lebih dari 12 mm digunakan besi baja tulangan dengan mutu U-32, atau baja ulir .

    2). Ukuran besi beton sebagai yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi penggantiandengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari KonsultanPengawas/ Pemilik. Bila penggantian disetujui maka luas penampang yang diperlukantidak boleh berkurang dengan yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dandalam hal ini Kontraktor harus melampirkan data perhitungannya serta datapengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa penawaran.

    3). Besi beton yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat serpihan/ kulitgiling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton.

    4). Kawat pengikat beton harus terbuat dari bahan baja lunak dengan diameter ninimum 1mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng tidak kaku maupungetas.

    5). Pelaksanaan. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin,

    besi beton dipotong, dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak

    berubah tempat. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut:

    - Beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah selimutnya = 4 cm.

  • 9 Spesifikasi Teknis | RKS

    - Beton dengan cetakan, kontak langsung denga tanah selimutnya = 4 cm- Balok, kolom, todak langsung kontak dengan tanah selimutnya = 3 cm.- Plat, dinding tidak kontak langsung dengan tanah selimutnya = 2 cm

    2.4. Acuan dan Bekistinga. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai ukuran dan batas batas

    yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar kerja maupun petunjuk Pemberi Tugas.b. Bekisting yang digunakan dapat dalam bentuk beton, plat baja atau kayu/ multiplek.c. Bila digunakan kayu atau multiplek maka untuk penyelesaian halus, harus dibuat dari

    papan plywood. Tebalnya tergantung dari kualitas dan jarak penguat cetakan tersebut.d. Lain-lain jenis dari tersebut di atas harus dapat persetujuan dari Pemilik.

    2.5. Beton Deckinga. Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktor agar menyiapkan beton decking

    secukupnya sesuai dengan kebutuhan.b. Kualitas beton decking paling tidak sama dengan kualitas beton yang akan dicor atau

    kualitas yang lebih baik.

    2.6. Pemasangan Tulangana. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran

    tidak terjadi perubahan posisi tulangan.b. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton decking) yang terbuat

    dari beton dengan mutu setidaknya sama dengan mutu beton yang akan dicor denganjumlah minimal 4 buah tiap m2 cetakan.

    2.7. Bahan Campuran Tambahana. Pemakaian bahan tambahan (kimiawi)/(concrete admixture) kecuali yang disebut tegas

    dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas, untuk namakontraktor harus mengajukan permohonan tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisakimiawi serta bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.

    b. Bahan campuran beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratanAS.1478 dan ASTM C 494 type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan danpenundaan pengerasan awal.

    c. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan dimasukkan dalammesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang terakhir dituangkan dalam mesinpengaduk.

    2.8. Pengadukana. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen). Kontraktor

    harus menyediakan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan danmengawasi masing-masing bahan pembentuk beton.

    b. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar benar homogendan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam.

    c. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat lainnya ke tempatpengecoran haus diatur sedemikian rupa sehingga waktu pengangkutan harusdiperhitungkan dengan cermat sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidaklebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yangsudah dicor dengan yang akan dicor.

    2.9. Pengecoran Beton

    2.9.1 Persiapana. Proporsi semen, pasir dan kerikil pada syarat-syarat teknis adalah minimal, jadi tidak

    akan diizinkan untuk dikurangi. Sebelum adukan beton dicor, bekisting harus bersihdari segala kotoran dan harus dibasahi terlebih dahulu.

    b. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan setelah Pemberi Tugas memeriksadn menyetujui posisi bekisting, tulangan, stek-stek, beton decking dan lain-lain dimanabeton tersebut akan diletakkan.

  • 10 Spesifikasi Teknis | RKS

    c. Beton harus dibentuk dari campuran semen, beton agregat dan air dalam suatuperbandingan tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 175 kg/cm2untuk semua beton struktur

    2.9.3 Pelaksanaan.a. Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis

    kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoranbeton dilakukan.

    b. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen danagregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi, jika pemilikmenganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

    c. Alat- alat bantu penuang seperti talang, pipa dan sebagainya harus bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.

    d. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 2 (dua) meter.e. Semua pengecoran bagian dasar kostruksi yang menyentuh tanah harus diberi lantai

    kerja setebal 5 cm, agar menjadi dudukan tulangan dengan baik dan untuk menghindaripenyerapan air semen oleh tanah.

    2.10. Pemadatan Beton.a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan

    kekentalan yang dapat dipertahankan agar didapat beton yang padat tanpamenggetarkan secara berlebihan.

    b. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Adukan harusdipadatkan dengan baik.

    c. Penggetaran tidak boleh dilakukan pada beton yang telah mengalami initial set atauyang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.

    d. Penggetaran tidak boleh dilakukan pada tulangan-tulangan terutama tulangan yangtelah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

    e. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan satu massa yang bebas darilubang-lubang agregasi dan honey combing. Sehingga menghasilkan suatu permukaanyang halus dan mempunyai suatu kepadatan yang sama dengan yang diperoleh padakubus test.

    f. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh oleh tenaga kerja yang mengerti danterlatih.

    g. Dalam hal pemilihan pemakaian alat pemadat, Kontraktor harus mendapat persetujuanKonsultan Pengawas.

    2.11. Pembongkaran Cetakan dan Acuana. waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran

    cetakan dan acuan dari bagian-bagian struktur harus ditentukan dari percobaan kubusbenda uji yang memberikan kekuatan desak minimum seperti yang tercantum padadaftar beikut.

    Bagian Struktur Waktu Min. Pembongkaran cetakanSisi balik dan dindingPenyangga balok

    3 hari21 hari

    b. Setelah cetakan dan acuan dibuka, sisi/ sudut tajam supaya dilindungi terhadapbenturan /perusakan dengan pertolongan papan/ bambu dan sebagainya.

    2.12. Constructions Joint (Sambungan Beton)a. Rencana pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan satu struktur secara

    menyeluruh. Dalam rencana itu, Konsultan Pengawas akan memberikan persetujuandimana letak constructions joint tersebut. Dalam keadaan mendesak, KonsultanPengawas dapat merubah letak constructions joint.

    b. Constructrions joint harus diusahakan semaksimum mungkin berbentuk garis tegakatau horizontal. Bila construktions joint tegak maka tulangan harus menonjolsedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.

  • 11 Spesifikasi Teknis | RKS

    3. PEKERJAAN KAYU

    3.1 Bahana. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PKK1 1961 (NI-5) lampiran1. Kayu berkualitas

    baik, tua, kering tidak cacat dan pecah-pecah serta tidak terdapat kayu muda sesuai pasal3 PKKI 1961 mutu A.

    b. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang di dalam dan pekerjaan kayuhalus harus kurang dari 15%, dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20%.

    c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya ditempat kering terlindung dari hujan dan panas.

    d. Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan licin.

    3.2 Macam Pekerjaan Kayu dan Cara Pelaksanaannyaa. Macam pekerjaan kayu menggunakan jenis-jenis kayu berikut ini ;

    - Kayu klas III campur, dipergunakan sebagai bekisting dan bowplank.b. Lingkup pekerjaan kayu meliputi semua pekerjaan penyediaan alat, tenaga dan bahan yang

    berhubungan dengan pekerjaan kayu sesuai dengan gambar kerja.c. Persyaratan Pekerjaan.

    - Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran bersih / ukuran setelah jadi(sudah diketam halus)

    - Semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan kayu halus tidak boleh dipaku,kecuali dengan persetujuan Konsultan pengawas.

    4. PEKERJAAN PLESTERAN

    4.1 Pekerjaan Plesterana. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

    peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan.b. Pemakaian plesteran harus disesuaikan dengan jenis dan macam pekerjaan sesuai

    dengan perbandingan campuran adukan sebagai berikut :- 1pc : 4 ps, untuk plesteran dinding, sloof dan kolom.

    d. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.e. Plesteran terdiri dari 3 lapis, tebalnya tidak lebih dari 1,5 cm kecuali dijelaskan lain atau

    lebih spesifik.

    5. PEKERJAAN PENGECATAN

    5.1. Lingkup PekerjaanTermasuk dalam pekerjaan pengecatan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan dan mencakup pekerjaanpersiapan permukaan yang akan diberi cat.

    5.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)a. Sebelum pengecatan mulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang

    untuk tiap warna dan jenis cat yang akan dipergunakan. Bidang-bidang yang akandijadikan sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/PemberiTugas di Lapangan.

    b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan/KonsultanPengawas ataupun Pemberi tugas, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagaistandar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

    5.3. Bahana. Untuk cat tembok, dipergunakan cat dari produksi dalam negeri berkualitas baik, tahan

    panas dan cuaca sedangkan untuk pekerjaan cat kayu dan besi digunakan cat sintetikberkualitas baik yang telah disetujui, misalnya : ICI Paint, Dana Paint, Danalux,Kemtone, Decolith atau Emco.

    b. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan sama denganmerk cat yang dipilih.

  • 12 Spesifikasi Teknis | RKS

    c. Cat yang digunakan masih berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak pecah ataubocor dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Pemilik.

    d. Kontraktor bertanggung jawab bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu sesuaispesifikasi atau brosur pabrik.

    e. Bahan pengecatan terdiri dari :* Cat tembok dalam : plamur dan cat tembok dalam* Cat tembok luar : plamur dan cat tembok luar* Cat kilat : Cat minyak

    5.4. Cara Pelaksanaana. Pengecatan cat tembok pada bagian dimana banyak terjadi rembesan air, harus diberi

    lapisan wall sealer. Pengecatan dengan cat tembok dengan ketentuan 1 kali plamur, 1kali mendasar, dan 2 kali mencat dengan lapisan penutup dengan mutu baik.

    b. Pengecatan cat kilat. Pengecatan dengan cat kilat tembok dengan ketentuan 1 kaliplamur, 1 kali mendasar, dan 2 kali mencat dengan lapisan penutup dengan mutu baik.

    6. KETENTUAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

    6.1. Segala sesuatu yang belum tertentu dalam Buku acuan ini dan pada saat penjelasanternyata diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

    6.2. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambar atau disebutkan dalam bukuacuan ini.

    6.3. Jika masih ada pos-pos pekerjaan / kegiatan yang belum masuk / terlupakan di dalam daftarkegiatan maka pemborong berhak menambah atau merubahnya karena daftar kegiatanyang dibuat hanya sebagai acuan penelitian penawaran.

    6.4. Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (as builtdrawings) yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, sesuai dengan bunyikeputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997tanggal 1 April 1997.BAB III B , poin 2.d.2).g. Gambar-gambar ini sudah harus diserahkansebanyak 4 (empat) rangkap kepada Pemberi Tugas selambat-lambatnya pasa saat SerahTerima Kedua dan akan tercantum di dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.

    6.5. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaiannya di lapangan akandibicarakan dan diatur oleh konsultan Pengawas dengan kontraktor dan bila diperlukan akandibicarakan bersama Konsultan Perencana dan harus mendapat persetujuan dari PemberiTugas.