RKS ME

65
Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Gedung Keperawatan dan Kebidanan Poltekkes Jakarta III ME/1 BAGIAN - III PERSYARATAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL Spesifikasi Teknis Mekanikal dan Elektrikal

description

ME

Transcript of RKS ME

A

Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Gedung Keperawatan dan Kebidanan Poltekkes Jakarta III ME/40

BAGIAN - IIIPERSYARATAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKALBAB - iSYARAT-SYARAT TEKNIS mekanikal elektrikalPasal 1PEKERJAAN MEKANIKAL1.1.LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

1.1.1.Umum

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing untuk rumah tinggal ini secara garis besar adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.

1.1.2.Uraian Pekerjaan

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :

1. Sistem Air Bersih

Pengadaan dan pemasangan peralatan utama yang terdiri dari : Pompa transfer lengkap dengan panel power / kontrol serta paket pompa booster.

Pengadaan dan pemasangan pemipaan air bersih dari meter air Jaringan Kota sampai dengan tangki air bersih lengkap dengan motorized valve dan water level switch (jenis stick water level switch).

Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi dari tangki ke tiap titik pemakai yang berada dalam kamar Asrama, toilet umum, dapur laundry dan peralatan pemanas air lengkap dengan fitting dan peralatan bantu lainnya.

Membersihkan, membuat lubang laluan pipa, pengadaan dan pemasangan sleeve pipa air bersih sesuai gambar rencana. Pada bak air bawah dan tangki air atap, serta mengecat ulang dengan cat anti karat dan cat akhir untuk tangki air atap.

Melaksanakan uji kebocoran dan uji fungsi.

2. Sistem Air Limbah

Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem air limbah yang terdiri dari pompa air limbah lengkap dengan peralatan kontrol sehingga secara keseluruhan dapat berfungsi dengan baik.

Pengadaan dan pemasangan pipa air limbah sanitary, limbah dapur dari titik pemakai sampai dengan perangkap lemah, tangki netralisasi, tangki penampung limbah sanitary yang secara keseluruhan akan dihubungkan ke Pusat Pengolahan air limbah.

Pengadaan dan pemasangan pipa ventilasi untuk system air limbah lengkap dengan vent cup yang dipasang diluar gedung.

Pengadaan dan pemasangan peralatan bantu untuk sistem air limbah yang terdiri dari penumpu, pengganti, selubung pipa yang tembus dinding, lantai.

Melaksanakan uji tekan dan uji fungsi

Melaksanakan pelatihan untuk operator.

3. Sistem Air Hujan

Pengadaan dan pemasangan pipa air hujan dari atap Kamar Hotel, atap Ruang M & E dan bangunan lain sampai dengan saluran air hujan luar gedung yang disediakan oleh Kontraktor M & E.

Pengadaan dan pemasangan roof drain, balcon drain.

Pengadaan dan pemasangan peralatan bantu yang terdiri dari penggantung, penumpu, sleeve pipa yang tembus lantai, klem pipa.

Melaksanakan uji tekan dan uji fungsi

Melaksanakan pelatihan untuk operator.

4. Melaksanakan pekerjaan diluar yang disebut dalam butir 1 s/d 6 tersebut diatas sesuai gambar dan spesifikasi teknis sehingga secara sistem Instalasi Plambing dan Pemadam Kebakaran di proyek ini dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

1.1.3.Gambar Kerja

Sebelum Kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :

-Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan fixtures.

-Detail denah perpipaan

-Detail denah perkabelan

-Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.

-Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

1.1.4.Gambar Instalasi Terpasang

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada re-kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.

Pasal 2PEKERJAAN LISTRIK

2.1.URAIAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1. Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan Instalasi Listrik dan penangkal petir, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

2.Persyaratan Kontraktor Listrik

a.Harus mempunyai SIKA-PLN golongan C yang masih berlaku.

b.Disetujui oleh Pemberi Tugas dan Perencana.

3.Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang ada seperti :

a.Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.

b.VDE, ISO, BS, LMK dan IEC.

c.Peraturan Pemda Setempat.

4Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum dalam :

a.Persyaratan umum.

b.Spesifikasi Teknis.

c.Gambar Rencana.

d.Berita Acara Aanwijzing.

5.Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara dan Diesel Generator Set, bilamana daya dari PLN mengalami gangguan. Sistem tegangan listrik 380 volt - 3 fasa - 50 Hz atau 220 volt - 1 fasa - 50 Hz.

6.Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :

a. Penerangan dalam bangunan.

b. Penerangan halaman / jalan.

c.Stop kontak.

d.Pompa air bersih, pompa kebakaran, transfer dan lain-lain.

e.Peralatan elektronik.

f.Air conditioning dan exhaust fan.

g.Peralatan-peralatan lain sesuai gambar rencana.

7.Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel listrik.

8.Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari feeder yang digunakan.

9.Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti karat.

10.Semua pipa instalasi diluar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam dalam tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa atau kabel dan setiap jarak 10 meter.

2.2.Lingkup Pekerjaan Listrik

Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi ini dan sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera didalam berita acara Aanwijzing.

1.Melaksanakan :

a. instalasi penerangan & stop kontak dalam bangunan.

b. Seluruh instalasi penerangan ditangga kebakaran dan lampu exit.

c. Penyempurnaan instalasi penangkal petir existing.

d. Instalasi pentanahan.

2. Menyediakan dan memasang semua feeder listrik.

a. Dari sisi sekunder Trafo ke PUTR.

b. Dari Panel Kontrol Genset (PKG) ke PUTR.

c. Dari PUTR ke panel-panel sesuai yang tertuang dalam gambar.

d. Semua feeder lain yang tertuang pada gambar.

e. Semua kabel-kabel kontrol untuk kontaktor.

3. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.

4. Memindahkan dan memasang PUTM, PUTR dan panel-panel TR.

5.Menyediakan dan memasang :

a. Semua armature lampu penerangan semua lantai.

b. Armature lampu penerangan tangga kebakaran serta lampu exit.

c. Armature lampu penerangan luar, pool deck bangunan.

6.Membantu Owner dan menyiapkan dokumen teknis dan administrasi dalam pengurusan permintaan daya listrik dan proses penyambungan daya listrik dengan pihak PLN sehingga dapat digunakan oleh pemilik bangunan.

7.Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.

8.Melakukan pengetesan.

9.Menyerahkan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.

10.Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan.

11.Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.

12.Penyempurnaan Instalasi Penangkal Petir Existing

a.Mengecek seluruh koneksi terminasi kabel-kabel penyalur petir mulai dari air terminal diatas atap sampai dengan electrode pentanahan yang berada di tanah.

b.Memasang instalasi baru bila ditemukan instalasi dilapangan yang tidak terpasang dengan baik dan sempurna.

c.Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol dengan tutupnya dan terminal penyambungan.

d.Melakukan pengetesan

e.Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.

13Pondasi / dudukan dan bracket panel.

2.3.Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

1.

Syarat-syarat Dasar

a.Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan.

b.Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.

c.Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.

d.Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.

Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan syarat.

-Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.

-Tidak menyebabkan pertambahan bahan.

-Tidak meminta pertambahan ruang.

-Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.

-Tidak menurunkan mutu.

2.

Syarat-syarat Fisik

a.Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.

b.Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.

c.Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau mereknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan karakterisitik.

2.4.Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan

1.Kabel Listrik

a.Kabel Penerangan dan Power

-Kelas tegangan 1000 Volt dan 600 / 1000 Volt.

-Inti penghantar tembaga.

Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.

-Jumlah inti satu atau banyak.

Jenis kabel : NYM, NYY, NYFGbY, BC dan lain-lain sesuai gambar rencana.

Produksi dalam negeri.

Standard PLN / LMK dan SII.

b.Kabel Tahan Api

- Standard IEC

-Tahan terhadap api minimum 3 jam pada suhu 750(C.

-Sifat : low smoke emission, non foxic efect, mudah dipasang tanpa alat bantu khusus.

-Isolasi : Mineral fire proof layer, sheated dan lain-lain.

2.Pipa dan Fitting

a.Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam bangunan kecuali untuk feeder dan NYY tanpa pipa. Untuk dihalaman terpasang tertanam dalam tanah memakai pipa galvanis kelas high atau menggunakan kabel jenis NYFGBY.

b.Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa instalasi.

c.Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible jenis PVC.

d.Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow, T-doos, cross-doos, terminal.

e.Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.

3.Cable Tray, Ladder, dan Hanger

a.Cable Tray

-Bahan penyangga tebal 2 mm terbuat dari perforated steel plate yang digalvanized.

-Bahan support dari besi siku yang digalvanized.

-Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.

-Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.

-Gantungan memakai besi beton ( 3/8.

-Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk cable ladder.

-Semua bahan besi harus digalvanized.

b.Kabel Ladder dan Hanger

Pada shaft riser & Area Power House

-Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.

-Bahan besi siku untuk angkur dan rangka.

-Palang tangga dari besi siku.

-Klem besi pelat dan muurbaut.

-Semua bahan besi harus digalvanized.

Hanger

-Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi pelat yang diklem setiap jarak 100 cm. Gantungan ke pelat dengan ikatan ramset atau fischerplug.

-Mur baut dan besi pelat.

-Semua bahan besi pelat harus digalvanized.

4.Sakelar dan Stop Kontak

a.Mekanisme sakelar rocker dengan rating 10 A - 220 Volt dengan warna dasar putih, jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam supply sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.

b.Stop kontak biasa dengan rating 10 A - 220 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16 A - 220 Volt.

2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam supply stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan recesemounted atau surfacemounted.

5.Armature lampu

a.TL 1 x 36 Watt + 1 x 18 W

-Bahan armatur lampu dari sheet steel tebal 0,8 mm (finish).

-powder coating warna broken white.

-Ballast 40 / 20 watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari 6 watt atau low-loss ballast minimum kelas B2.

-Fitting dan starter holder type H04

-Dilengkapi dengan capacitor kering sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0,85.

-Tabung TL 36/18 Watt diameter 26 mm, warna 54/84.

-Terminal grounding pada badan.

-Baut expose dengan kepala khusus.

-

Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.

-

Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capacitor sendiri-sendiri.

-

Starter

c.Lampu Downlight isi PLC - 2 x 18 Watt + 1 x 18 Watt

-

Armatur lampu berbentuk bulat ukuran diameter 20 cm.

-powder coating warna broken white.

-Bahan armatur lampu sheet steel tebal 0,8 mm2

-Bola lampu PLC 13 Watt / 84

-Ballast 13 Watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari 6 watt atau low-loss ballast minimum kelas B2.

-Dilengkapi dengan capacitor kering sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0,85.

d.Lampu Downlight & Floor light isi PLS - 1 x 7 Watt

-Armatur lampu berbentuk bulat ukuran diameter 15 cm (atau sesuai usulan interior desain).

-powder coating warna broken white.

-Bahan armatur lampu sheet steel tebal 0,8 mm2

-Bola lampu PLS 7 Watt / 84

-Ballast 7 Watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari 6 watt atau low-loss ballast minimum kelas B2.

e.Adjustable Downlight

-Armatur lampu berbentuk bulat ukuran diameter 10 cm (atau sesuai usulan interior desain).

-Powder coating warna broken white.

-Bahan armatur lampu sheet steel tebal 0,7 mm2

-Bola lampu Halogen 20 Watt / 12 Volt.

-

Dilengkapi dengan Adaptor 220/12 V.

f.Semua jenis bentuk lampu yang terdapat dalam gambar harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas, Interior Desain dan Direksi sebelum pengadaan dan pemasangan.

6.Panel Listrik

Terdiri atas :

a.Panel Utama (PUTR).

Berfungsi untuk menerima daya listrik dari PLN.

Main breaker existing dan branch breaker menggunakan MCCB sebagai pengaman sesuai gambar rencana.

Umum

-Tegangan kerja : 380 volt - 3 fase - 50 Hz.

-Interupting capacity untuk main breaker dan cabang-cabangnya minimal 25 KA.

-Jenis panel indoor frestanding lengkap dengan pintu.

-lalu lintas kabel : * masuk dari atas

* keluar dari atas

-Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum pembuatan.

Pemutusan Daya

-Rated breaking capacity pada 380 volt - 3 fase untuk panel-panel agar mengikuti gambar rencana.

-Release harus mengandung :

*Thermal overload releas.

*Magnetic short circuit release (mempunyai sistem range)

*Under voltage release khusus untuk main breaker dari transformer dengan motor dan mechanism.

*Earth fault protection.

Rumah panel dan busbar

-Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.

-Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah tanpa pintu terkunci.

-Rumah panel dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm.

-Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan sejenis phospatizing treatment atau senilai.

Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.

-Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.

-Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam putih dan digravir sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.

-Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.

-Semua pengabelan didalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.

-Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL dan IEC. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada level hubung singkat.

-Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar.

-Busbar harus dicat secara standard untuk membedakan fasa-fasanya.

-Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang cukup dengan rating harus tidak kurang dari 125% dari rating breaker.

-Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned)

-Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan tembaga.

Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.

-Voltmeter AC :

*Jenis moving iron, range 600 volt, sudut 90(, kelas 2,5 hubungan langsung.

*Rangkaian memakai fuse

*Bentuk persegi empat pasangan masuk.

*Selector switch dapat mengukur : - fasa / fasa

- fasa / netral

-Ammeter AC :

*Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, 90( hubungan langsung dengan trafo arus kelas 2,5.

*Bentuk persegi empat, pasangan masuk.

-Lampu pilot.

-Cos phi meter.

-kWh meter lengkap current transformer.

-Frekwensi meter.

b.Panel pembagi

Persyaratan umum

-Type breaker baik main dan branch breaker sesuai gambar rencana terdiri atas MCCB dan MCB.

Persyaratan Pembuatan

-Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 2 mm dan 1,6 mm.

- Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali seperti panel utama.

-Type panel indoor untuk yang terletak dalam ruang dan type panel outdoor untuk yang diluar ruang.

-Jenis panel fresstanding dan surface mounted dengan pintu berkunci.

- Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan peralatan.

-Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak boleh kurang dari kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal dipasang secara kuat dan aman.

-Jarak-jarak bar antara yang aktif dan tidak aktif sesuai PUIL.

7.Material Pentanahan

-Pentanahan sistem instalasi listrik menggunakan sistem Pembumian Netral Pengaman (PNP) menurut PUIL 2000.

-Penggunaan kawat netral atau pentanahan menurut pasal 3.161 & 3.162.2.

Tabel 3.16-1 Luas penampang minimum penghantar proteksi

Luas penampang penghantar faseLuas penampang minimum pentanahan

InstalasiProteksi yang berkaitan

SSp

mm2mm2

S ( 10S

10 ( S ( 3510

S ( 35S / 2

-Penghantar netral harus mempunyai luas penampang yang sama seperti penghantar fase.

2.5.Persyaratan Pemasangan

1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan

a.Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada Pemberi Tugas, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.

-Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.

-Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data kepada Pemberi Tugas.

b.Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

c.Kontraktor harus berkonsultasi dengan Kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.

d.Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan

a.Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran pelat beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.

b.Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :

*Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem kepelat beton atau diklem ke hanger besi pelat.

*Untuk jalur kabel lebih dari 2 diletakkan di kabel tray / kabel ladder.

c.Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.

d.Dibawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut :

*Untuk sakelar dan stopkontak instalasi terpasang recessmounted ke kolom atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm atau sesuai design interior diatas lantai finish dan stop kontak setinggi 30 cm diatas lantai kecuali peralatan tertentu.

e.Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap jarak 150 tanpa pipa.

f.Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :

Feeder dan instalasi lampu halaman terpasang minimal 60 cm di bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis untuk yang melintas jalan.

g.Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M puntir kemudian doos tersebut ditutup.

h.Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.

i.Semua pipa instalasi di plafond, dilangit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak 10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.

j.Ramset atau fischerplug harus terpasang ke pelat beton dengan kokoh.

k.Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata/rapih ke pelat beton.

l.Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fisherplug.

m.Rackriser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimuur baut ke angkur.

n.Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal R = 20 D. Dimana D adalah diameter kabel.

o.Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan kecuali pada tempat panyambungan.

p.Terminal kabel harus selalu mengunakan sepatu kabel.

q.Armature Lampu

-Indirect continuous terpasang surfacemounted ke pelat beton atau plafond dengan sekrup atau muurbaut pada 2 tempat.

-Fixture lamp TKI terpasang rata plafond dengan memakai penggantung sendiri langsung ke pelat beton atau rangka atap.

-TL Bracket 1 x 36 watt dengan battery Nicad terpasang surface mounted ke pelat beton pada 2 tempat.

-Exit lamp 1 x 10 watt dengan Nicad battery disekrup beton atau dinding tembok.

-Lampu Down light di sekrup ke Plafon.

r.Panel Listrik

-Panel utama terpasang freestanding lengkap dengan rangka penyangga.

-Panel pembagi pompa air terpasang freestanding dilantai ruang pompa.

-Panel pembagi lantai terpasang surfacemounted ke dinding ruang panel / shaft listrik

-Panel-panel lain terpasang wallmounted atau surfacemounted kekolom atau dinding.

3.Gali Urug

a.Pemborong listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai spesifikasi yang diminta.

b.Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

c.Kesalahan yang timbul karena kelalaian Pemborong listrik menjadi tanggung jawabnya.

d.Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu sampai padat.

e.Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh Pemborong listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.

4.Pentanahan

Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan sebagai berikut:a. Yang harus ditanahkan adalah listrik netral dari trafo dan genset. Grounding electroda berupa pentanahan buatan dari pantekan batangan tembaga masip ( 1, sehingga diperoleh tahanan tanah lebih kecil dari 2 ohm. Grounding point trafo dan genset existing memakai grounding point existing dan hanya melakukan tarikan kabel ke ruang trafo dan genset yang baru. Grounding netral genset baru merupakan instalasi baru.

2.6.Pengujian (Testing)

1.Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik.

Bila di perlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Pemberi Tugas untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.

2.Tahap-tahap Pengujian adalah sebagai berikut :

a.Semua pelaksanaan instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga di peroleh baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.

b.Setiap satu lantai yang selesai dipasang harus dilakukan pengujian.

c.Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik.

Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.

d.Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.

e.Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.

f.Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.

g.Pengujian harus bersama Direksi dan dibuat laporan tertulis.Pasal 3PEKERJAAN TATA UDARA

AIR CONDITIONER ( AC )3.1LINGKUP PEKERJAAN

1.1Sistem Tata Udara, meliputi :

1.1.1Sistem AC Unit Kantor, Ruang Kelas, Ruang Rapat

1.1.2Sistem AC Area Publik : Selasar

1.1.3Sistem AC Utitlity

1.2Ventilasi Mekanis, meliputi :

1.2.2Ventilasi Toilet Umum, Dapur,

1.2.3Pressurisasi Tangga Kebakaran.

1.2.4Sistem Smoke Exhaust/Extract Fan

1.2.5Sistem Fresh Air Kantor

3.2DASAR PERENCANAAN

Perencanaan instalasi tata udara untuk kegiatan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Gedung Jurusan Keperawatan dan Kebidanan Poltekes Jakarta III - Jakarta, bertujuan untuk mengkondisikan udara didalam ruangan sesuai dengan tingkat kenyamanan yang diinginkan penghuni dan bila disyaratkan untuk pengkondisian peralatan yang terpasang pada masing masing ruangan.

Sistem pengkondisian udara di dalam gedung ini meliputi usaha usaha sebagai berikut :

a. Menurunkan temperatur udara didalam ruangan dan menjaga temperatur tersebut, sehingga tercapai suatu temperatur ruang yang secara standard ataupun memenuhi permintaan.

b. Membuat kelembaban relatif (RH) diruangan dan menjaga RH tersebut pada suatu harga yang secara standar atau memenuhi permintaan.

c. Mensirkulasikan udara yang di dalam ruangan sehingga sesuai dengan standar yang berlaku.

d. Menambahkan udara segar ke dalam ruangan dalam jumlah yang memenuhi standar sesuai kebutuhan dan fungsi ruang.

e. Membuat aliran udara didalam ruang pada kecepatan dan distribusi yang baik sehingga tercapai kenyamanan yang diinginkan.

f. Memperhatikan noise (kebisingan) yang ditimbulkan oleh sistem tata udara terhadap ruang/lingkungannya pada batas batas standard yang berlaku.

g. Mengadakan sistem ventilasi untuk ruang ruang yang memerlukan pertukaran udara seperti (toilet, gudang) ataupun untuk ruang ruang yang memerlukan penurunan akumulasi panas dari peralatan yang terpasang (ruang utility), agar tidak melampaui batas temperatur yang ditentukan.

Dalam perencanaan instalasi tata udara ini, data data yang diperlukan dalam perhitungan beban pendingin adalah bersumber dari semua pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek ini (Arsitek, Owner, Struktur), disamping data yang berlaku umum di bidang instalasi tata udara sendiri.

Sebagai dasar perencanaan untuk beban pendingin dipakai kriteria kriteria seperti yang diuraikan dibawah ini.

2.1 Ketentuan dan Standarisasi

a. Peraturan Pemda DKI

-Tentang:Bangunan di Wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

-Paragraf 4:Instalasi Tata Udara dalam Bangunan

b. Kerangka acuan kerja dari Pemberi Tugas (Owner)

c. Peraturan Depnaker RI

d. Standard yang digunakan :

-SMACNA HVAC Duct Construction Standard First Edition 1985

-ASHRAE 62-2001- Indoor Air Quality

(Pasal 6.1.3(Ventilation Requirements

-SNI-03-6571-2001 - Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung

(Pasal 5(Sistem Pengendalian Asap dan Penerapannya

(Pasal 5.3(Sistem Pressurisasi Sumur Tangga

-UL555 ( Standard for Safety Fire Damper 1999

-AMCA-210-74 ( Fan Performance Testing Standard

-NFPA 90A (Standard for Installation Air Conditioning & Ventilating System

e. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.

2.2 Pemilihan sistem didasarkan pada :

a. Pertimbangan biaya.

b. Segi arsitek dan ruang yang dibutuhkan.

c. Peraturan daerah setempat.

d. Sarana air yang tersedia.

2.3 Situasi

-Lokasi:Jl. S. Parman Kav 71 - Jakarta Barat

-Posisi:06( - 1155.31 (Lintang Selatan)

106( - 47'51,94 (Bujur Timur)

-Kecepatan angin:5 7 km/jam

-Elevasi:12 m diatas permukaan laut

-Faktor kecerahan langit:0,9

2.4Kondisi Udara Luar dan Kondisi Perencanaan Dalam Ruangan

-Temperatur udara luar :90 (F DB / 80 (F WB, pada 1%

-Berdasarkan

:Outdoor design yang dikeluarkan oleh ASHRAE Handbook Fundamental 1993, untuk seluruh kota-kota tertentu di Dunia

Temperatur ((F) DBRel. Humidity % RH

Kantor24( ( 255 ( 10%

Ruang rapat24( ( 255 ( 10%

Ruang kelas24( ( 255 ( 10%

Lobby24( ( 255 ( 10%

2.5Kriteria Kebisingan (NC)

-Kantor

35 40

-Ruang rapat

35 40

-Ruang sidang

35 40

-Lobby

35 40

2.6Kepadatan Penghuni(m2/orang)

-Kantor10 m2/orang

-Ruang rapat 1.5 m2/orang

-Ruang kelas 1.5 m2/orang

-Lobby15 m2/orang

2.7Kebutuhan Minimum Udara Segar (Fresh Air) (SNI 03-6572-2001)

-Kantor20 cfm/orang-Ruang rapat20 cfm/orang

-Ruang kelas20 cfm/orang

-Lobby20 cfm/orang

2.8Aktivitas Manusia

sensiblelatent

-Kantor:duduk, menulis, membaca

245 205

-Ruang rapat:berdiri, duduk, menulis, bicara245 205

-Ruang kelas:berdiri, duduk, menulis, bicara245 205

-Lobby:berdiri, bicara

245 205

2.9Pertukaran Udara Rata-rata per Jam

-Toilet umum:Min. 15 kali atau 2 cfm/sqft

-Gudang:Min. 6 kali

-Pertukaran udara pada ruang M & E didasarkan pada jumlah panas yang dikeluarkan equipment ke udara sekelilingnya, sehingga temperatur dalam ruangan tidak lebih dari 40(C.

-Dapur:Min. 30 kali atau tergantung pada ukuran hood

-Pantry:Min. 15 20 kali

2.10Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perhitungan beban, untuk estimasi awal ditentukan :

-U = overall transmission coefficient

Untuk dinding

:U-value 0,5 BTU / (hr.sqft.(F)

Untuk kaca

:SC (shading coefficient) value 0,75

U-value 1,04 BTU / (hr.sqft.(F)

-Untuk lantai atap / roof (roof di isolasi) : U-value 0,12 BTU / (hr.sqft.(F)

-Coefficient transmisi partisi U = 0,35 BTU / (hr.sqft.(F) -Beban untuk lampu 1 watt = 3,4 BTU/h + ballast 25% (fluorescent), dengan anggapan beban lampu :

Bila memakai ceiling : 80% ke ruang dan 20% ke ceiling plenum (jika lampu recessed)

Bila tidak memakai ceiling : 100% ke ruang

2.11Cerobong Aliran Udara

Aliran udara (ducting) dirancang berdasarkan metode "equal friction". Konstruksi cerobong udara dirancang untuk kecepatan udara didalam duct adalah kecepatan rendah, maximum 2200 fpm atau max. tekanan dalam duct 3 inch WG. Berdasarkan kerugian tekanan sepanjang duct dipilih harga harga sebagai berikut :

a. Cerobong distribusi udara supply dari unit AC dengan kerugian tekanan 0,08 s/d 0,1 inch WG per 100 ft. panjang duct.

b. Cerobong distribusi udara supply ke terminal diffuser dengan kerugian tekanan 0,06 s/d 0,10 inch WG.

c. Cerobong udara balik (return) direncanakan dengan kerugian tekanan sebesar 0,08 s/d 0,1 inch WG per 100 ft.

d. Cerobong udara segar, exhaust hood, exhaust toilet direncakan dengan kerugian tekanan 0,08 s/d 0,12 inch WG per 100 ft.

2.12Diffuser dan Grille

Kecepatan aliran udara supply pada diffuser berdasarkan pada kecepatan di leher (neck) sekitar 500 s/d 700 fpm tergantung dari jarak hembusan yang akan dicapai (jarak antara diffuser) dan noise yang ditimbulkan untuk ruang.

Ukuran diffuser adalah ukuran neck diffuser. Kecepatan udara balik di return grille 350 450 fpm, fresh air intake/louvre sekitar 350 fpm.

2.13Presurisasi Tangga Kebakaran

Presurisasi tangga kebakaran dilakukan dengan bantuan fan. Udara dihembuskan melalui shaft dan supply air register kedalam tangga. Tekanan dalam tangga dijaga agar tidak melebihi 0,2 WG, melalui suatu pengukuran perbedaan tekanan antara di dalam tangga dan di sekitar tangga (lobby lantai dasar) dimana suatu pressure differential controller akan mengontrol putaran fan (fan variable speed).

Pressure fan mendapat sumber daya listrik emergency, kabel listrik menggunakan kabel tahan api. Kontrol dihubungkan ke MCPFA (Main Control Panel Fire Alarm) yang akan secara otomatis menghidupkan fan saat terjadi kebakaran.

3.3URAIAN SINGKAT SISTEM

3.1Uraian Singkat Sistem Tata Udara

a.Sistem Tata Udara

Sistem yang dipakai dalam gedung ini adalah sistem AC Cooled Split diperuntukkan terpisah bagi setiap ruang kantor yg ada, sehingga pemakaian listrik secara individual berdiri sendiri. Tiap lantai disediakan tempat/balkon untuk outdoor unit.

b.Perhitungan Beban Pendingin

Dari hasil perhitungan perkiraan beban pendingin didapatkan beban pendingin lantai per lantai sebagaimana terlampir.

3.2Kontrol Temperatur

3.2.1 Untuk unit kantor : tiap unit AC harus dilengkapi wireless remote control untuk setting temperatur dan kecepatan fan.

3.2.2 Untuk R. Publik seperti : Lobby. Tiap Unit AC harus dilengkapi wired remote controller untuk setting temperatur dan kecepatan fan.

Sistem Distribusi Udara

Udara supply dari indoor unit didistribusikan melalui cerobong/saluran udara (ducting) dan dihembuskan dengan diffuser ke seluruh ruangan. Sedangkan udara balik (return) direncanakan masuk melalui return air grille di masing masing ruang dan naik ke ceiling, untuk selanjutnya kembali ke indoor unit tanpa menggunakan ducting (ceiling plenum).

Dengan sistem return ceiling plenum, biaya instalasi lebih rendah, demikian juga dengan total static pressure fan, yang berarti menghemat energi motor fan, disamping itu instalasi di atas ceiling tidak penuh. Khusus untuk lantai paling atas, atap beton di isolasi dengan glass wool density 48 kg/m3 tebal 50 mm, dilapisi aluminium foil DSFR (Double Sides Fire Retardant).

Adapun tipe diffuser yang digunakan adalah square diffuser ataupun slot diffuser sesuai keinginan perencana Interior. Sesuai dengan peraturan bahwa, ducting dan grille yang menembus dinding/pintu yang fire rating 2 jam keatas dilengkapi dengan fire damper.

3.3Udara Luar (Fresh Air)

Fresh air untuk seluruh lantai yang dikondisikan, disupply secara individual. Fresh air disupply ke setiap Indoor Unit melalui fresh air grille lengkap dengan volume damper yang akan bercampur dengan return masuk ke Indoor Unit.

3.4Sistem Ventilasi Mekanis

a. Ruang Toilet Umum

Udara ruang toilet dibuang (exhaust) secara individual melalui suatu fan yang ditempatkan di masing masing core lantai dan selanjutnya dibuang ke udara luar.

b. Ruang M&E

Untuk ruang M&E diperlukan pertukaran udara secara mekanis agar menurunkan akumulasi panas dari peralatan peralatan yang ada di dalam ruang tersebut, sehingga temperatur didalam ruang M&E dapat dibatasi pada tingkat yang masih bisa ditolerir maximum 40( C.

3.4BAHAN DAN PERALATAN

4.1Air Cooled Split

-Type indoor:Split duct, Split Wall

4.2Fan

-Type:Axial adj. pitch, wall fan, ceiling fan

4.3Pekerjaan Pipa

-Pipa refrigerant:Copper tube standard ASTM B280

-Drain condensate:PVC pipe class AW4.4Pekerjaan Ducting

-Lembaran metal:Lembaran plat baja lapis seng (BJLS) kualitas lockforming, bending test 0

-Standar:SMACNA

4.5Pekerjaan Isolasi

-Ducting:Glasswool density 24 kg/m3 k value 0,26 Btuh/(f sqft with alluminium foil vapour barrier DSFR.

-Pipa:Closed cell, elastomeric nitrile rubber, density 80 kg/m3

Pasal 4

PEKERJAAN PLUMBING 4.1.PERATURAN UMUM

1.1.Peraturan dan Acuan

Plumbing

a. Pedoman Plambing Indonesia, 1979

b. National Plumbing Code th. 2003.

c. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan & Morimura)

d. International Plumbing Code 1995.

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/MEN/1982.

f. Peraturan Daerah Setempat.

g. Accor Technical Performance Requirements.

h. Standard Nasional Indonesia antara lain :

1.No. SNI 03-2453-1991

Sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, tata cara perencanaan teknik.

2. No. SNI 03-2459-1991

Sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, spesifikasi teknis.

3. No. SNI 03-6373-2000

Tata cara pemilihan dan pemasangan vent pada sistem plambing.

4. No. SNI 03-6469-2000

Tata cara pembangunan sumur produksi

5. No. SNI 03-6422-2000

Spesifikasi konstruksi sumur bor produksi air tanah untuk kapasitas 150 LPM s/d 300 LPM.

6. No. SNI 06-0162-1987

Pipa PVC untuk saluran air buangan didalam dan diluar bangunan.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :

a. Perusahaan yang memiliki surat ijin dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.

b. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan aman.

Pemadam Kebakaran

a. Kepmeneg PU No. 10/KPTS/2000 tentang persyaratan teknis pengamanan kebakaran pada bangunan gedung.

b. Kepmeneg PU No. 11/KPTS/2000 tentang manajemen penaggulangan kebakaran di perkotaan.

c. SNI 03.1745-2000 : Tata cara perencanaan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

d. SNI 03-3989-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

e. SNI 03-6570-2001 : Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.

f. Peraturan Daerah Setempat.

g. National Fire Protection Associates (NFPA).

h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. per. 05/MEN/1982.

i. Accor Technical Performance Requirements.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :

a. Perusahaan yang memiliki surat ijin pemasangan instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.

b. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berfungsi dengan baik dan aman.

4.2.Koordinasi

1.Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2.Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

3.Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4.3.Pelaksanaan Pemasangan

1.Sebelum peralatan dipasang Kontraktor harus mengajukan Approval material yang harus disetujui oleh Direksi.

Material yang terpasang adalah yang sudah disetujui dalam lembar Approval Material.

2. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui oleh Direksi.

Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accessories yang dipakai. Direksi berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas

3. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4.Beberapa peralatan tertentu (antara lain seperti Fan dll.) ada asumsi yang diambil Konsultan Perencana dalam menentukan performancenya.

Asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performance dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan Direksi sebelum dilakukan pemesanan

4.4.Testing dan Commissioning

1.Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

2.Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

4.5.Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan

1.Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

2.Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama

3.Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

4.Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggungjawab Kontraktor sepenuhnya.

5.Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.

6.Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini harus melatih Petugas-petugas yang ditunjuk oleh Direksi sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya

7.Serah terima Pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Direksi serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Instansi Keselamatan Kerja & Garansi-garansi.

8. Kontraktor harus menyerahkan dokimen-dokumen lengkap pada saat serah terima pekerjaan pertama berupa :

a. as built drawing (gambar instalasi terpasang)

b. brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :

- brosur teknis (performance, curva)

- maintenance manual

- operational manual

- elektrikal wiring ./ kontrol

c. nama-nama Suplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini lengkap dengan alamat dan nomor telepon.

d. data test report

e. sertifikat jaminan dan instalasi

f. spare parts dan tools

Semua point a s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3 (tiga) set .

9.Serah terima Kedua setelah masa pemeliharaan instalasi ini dapat dilaksanakan setelah :

a.Berita Acara serah terima Kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Kontraktor dan Direksi.

b.Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.

4.6.Penanggung Jawab Pelaksanaan

1.Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Direksi.

2.Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Direksi.

4.7.Penambahan/ Pengurangan/ Perubahan Instalasi

1.Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Direksi.

2.Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi dalam rangkap 3 (tiga).

3.Perubahan material, dan lain-lainnya harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi secara tertulis.

4.8.Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1.Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya pada kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.

2.Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Direksi secara tertulis.

4.9.Persetujuan Material, Peralatan & Dokumen yang Diserahkan

1.00.0 Umum

Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan ataupun material, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing, daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan pada Proyek ini untuk disetujui oleh Direksi.

Direksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.

1.00.0 Shop Drawings

Kontraktor harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui.

Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini berarti Kontraktor sudah mempelajari keadaan setempat lapangan, gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya .

1.00.0 Daftar Peralatan dan Bahan

Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada Proyek ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis, performance dari peralatan. Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi sesuai dengan spesifikasi.

1.00.0 Seleksi Data

Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Kontraktor harus melengkapi dengan seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga). Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda. Data-data tersebut meliputi :

Manufacturer Data

Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.

Performance Data

Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

Quality Asurance

Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

4.10. Peralatan & Bahan

1. Umum

Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

2. Peralatan dan Bahan Sejenis.

Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi pabrik (merek), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan. 3. Penggantian Peralatan dan Bahan.

Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor Pelaksana Pekerjaan. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.

Bila pihak Direksi membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.

4.11.Pemeriksaan Rutin dan Khusus

1.Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu.

2.Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Direksi atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

3.Teknisi pelaksana pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan dalam waktu 1 x 24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan kepada orang lain dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.4.12.Spesifikasi Bahan Perpipaan

1 Daftar spesifikasi bahan dan penggunaan

SpesifikasiPenggunaan

PVC 1Perpipaan dengan, tekanan standard 6 bar

PVC 2( Perpipaan air limbah sanitary Perpipaan air hujan Perpipaan Vent

CIP Pipa utama Horizontal air limbah Perpipaan air limbah dapur

PP-RPerpipaan air bersih, tekanan standard 10 & 20 bar

G 10 Perpipaan bahan bakar solar, tekanan standard 10 bar

B 20 Perpipaan hydrant - indoor

Perpipaan sprinkler - indoor

2 Spesifikasi bahan perpipaan PVC 1

Tekanan Standar 6 barPenggunaan :

Tekanan kerja Tidak Ada

Tekanan uji 9 bar statis

UraianKeterangan

Pipa

1 - 4PVC pipe class 6 Bar Socket joint

Fitting

1 - 4PVC injection moulded sanitary fitting solvent cement joint type

Junction- Long radius joint type

Bend- Long radius joint type

Solvent cement- Harus sesuai rekomendasi pabrik pipa.

3 Spesifikasi bahan perpipaan PVC 2

Tekanan Standar 10 barPenggunaan :

Tekanan kerja 0 bar1- Air Limbah, Air hujan, Air Limbah Dapur

- Air Limbah dipompakan

Tekanan uji Test Glontor/Genang. - Venting

UraianKeterangan

Pipa

3- PVC klas 10 bar / AW socket glue joint

Fitting

3- Injection moulded PVC for water supply class 10 bar / AW

4 Spesifikasi bahan perpipaan PP-R

Tekanan Standar 10 bar min.Penggunaan :

Tekanan kerja 10 bar min.

Tekanan uji 15 bar min. Perpipaan air dingin

Toilet Umum

UraianKeterangan

Pipa

15 - 40- Polypropelene Random (PP-R) 100.Standar 7,4

Three layer fibre pipe

Thermal conductivity 0,24 W/mK, density 905 kg/m3

Fitting

15 - 40- Polypropelene Random (PP-R) klas 25 bar

Valve- Bronze valve class 10 bar BSPT

Joint

- Pipe

- Equipment Electrofusion

Screw End

5 Spesifikasi bahan perpipaan G 10

Tekanan Standar 10 barPenggunaan :

Tekanan kerja 10 barPerpipaan bahan bakar solar

Tekanan uji 15 bar

UraianKeterangan

Pipa

- 4- ERW BS 1387 class medium galvanized steel BSPT ends

Fitting

- 4- Malleable iron galvanized class 10 bar BSPT

Valve

- 2- Bronze / Brass class 10 bar BSPT, Screw End

6 Spesifikasi bahan perpipaan B 20

Tekanan Standar 20 barPenggunaan :

Tekanan kerja 20 bar- hidran

Tekanan uji 30 bar- sprinkler

UraianKeterangan

Pipa

1/2 - 2- ERW ASTM A 120 Sch. 40 black steel BSPT

2 - 8- ERW ASTM A 120 Sch. 40 black steel plain ends

Fitting

- 2 - Malleable iron class 20 bar BSPT black.

2 - 8- Mekanikal joint

Valve

1/2 - 2- Bronze class 20 bar BSPT

2 - 8- Malleable iron class 20 bar flanged

7. Spesifikasi bahan perpipaan CIP Tekanan Standar 10 barPenggunaan :

Tekanan kerja 10 bar Air Limbah dapur.

Tekanan uji 15 bar- Pipa utama horizontal air limbah

UraianKeterangan

Pipa

1 - 4- Hub and Spigot Coated Cast Iron

Fitting

1 - 4- Hub and Spigot Coated Cast Iron Sanitary type fitting

Joint- Dipakai dengan tali Goni dan Timah

4.13.Persyaratan Pemasangan

1U m u m

a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

b.Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 75 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.

c.Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran benda-benda tajam / runcing serta penghalang lainnya.

d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.

e.Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan union atau flange.

f.Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan pada gambar.

i.Dibagian dalam bangunan

Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : %

ii.Dibagian luar bangunan

Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : %

h.Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.

i.Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian.

j.Pegangan katup (valve handle) tidak boleh menukik.

Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.

k.Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

l.Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok kolom atau langit-langit.

Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-wool. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.

m.Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

n.Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2Penggantung dan Penunjang Pipa

a. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

------------------------------------------------------------------------------------------------

JenisUkuran Pipa Batas Maximum Ruang

Pipa (mm)Interval Interval

mendatar (m) Tegak (m)

------------------------------------------------------------------------------------------------

Sampai 20 1.8 2

------------------------------------------------------------------------

s/d 40 2.0 3

------------------------------------------------------------------------

Pipa Besi 50 s/d 80 3.0 4

(Steel Pipe)------------------------------------------------------------------------

100 s/d 150 atau lebih4.0 4

------------------------------------------------------------------------

200 atau lebih5.0 4

------------------------------------------------------------------------------------------------

Pipa PVC, PP-R 500.60.9

80 0.91.2

1001.21.5

1501.82.1

------------------------------------------------------------------------------------------------

b.Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :

(Perubahan perubahan arah

( Titik percabangan.

(Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

c.Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

Diameter Batang

------------------------------------------------------------------------------------------------

Ukuran Pipa Batang

------------------------------------------------------------------------------------------------

Sampai 20 mm 6 mm

25 mm s/d 50 mm 10 mm

65 mm s/d 150 mm 12 mm

200 mm s/d 300 mm 16 mm

300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5

Gantungan ganda1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas

Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5

dari 2terhadap kekuatan puncak.

------------------------------------------------------------------------------------------------

d.Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

e. Semua gantungan dan penumpu harus di cat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang.

3.Cara Pemasangan pipa air limbah dalam tanah

a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.

b.Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.

c.Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.

d.Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.

e.Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.

f.Dibuat blok beton setiap interval 2 meter .

g. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.

4.Pemasangan Katup-katup

Katup - katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :

a.Sambungan masuk dan keluar peralatan.

b.Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.

i.Diruang Mesin

Ukuran Pipa Ukuran Katup

-------------------------------------------------------------------

Sampai 75 mm20 mm

100 mm s/d 200 mm 40 mm

200 mm atau lebih besar 50 mm

-------------------------------------------------------------------

ii.Lain-lain, ukuran katup 20 mm

c.Ventilasi udara otomatis

d. Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.

e. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah.

f.Katup by-pass.

5Pemasangan Strainer

Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini

a.Katup-katup pengontrol.

b.Pipa hisap pompa.

6Pemasangan katup-katup pelepasan tekanan

Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan.

7Pemasangan katup-katup Pengaman

Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.

8Pemasangan Ven Udara Otomatis

Ven udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara.

9 Pemasangan sambungan fleksibel

Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.

10 Pemasangan Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur, antara lain:

a. Titik tertinggi dan terjauh dari sumber tekanan.

b. Katup-katup pengontrol.

c. Setiap pompa

d. Setiap bejana tekan

11Sambungan Ulir

a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.

b.Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.

c.Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak.

d.Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.

e.Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.

f.Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

12Sambungan Las

a.Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.

b.Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.

c. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.

d.Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.

e.Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.

f.Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.

g. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian Direksi.

13Sambungan lem

a.Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.

b.Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

c.Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

14Sambungan yang mudah dibuka

Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sbb :

Antara lavatory faucet dan supply valve

Pada waste fitting dan Siphon.

Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.

15Sambungan Grooved Coupling

a.Sistem sambungan grooved coupling hanya berlaku untuk pemadam kebakaran.

b.Tekanan kerja min. 20 bar.

c. Grooved coupling yang digunakan adalah tipe Rigid Coupling dengan standard UL dan atau FM.

d.Penyambungan antara pipa yang mempergunakan grooved coupling

untuk ukuran 4 (100 mm) sampai dengan 8 (200 mm). 16Sleeves / Sparing

a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.

b.Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.

c.Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.

d.Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".

e.Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".

17Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

4.14.Pengujian

1 Sistem Air Bersih

a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak kurang / turun lagi dalam jangka waktu 24 jam.

b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

c. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

2 Sistem Air Limbaha. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan takanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50% selama 24 jam.

b. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3 meter diatas titik tertinggi selama 24 jam.

4.15.Pengecatan

1U m u m

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :

a. Pipa servis.

b. Support pipa dan peralatan konstruksi besi.

c. Flenged.

d. Peralatan yang belum dicat dari pabrik.

e. Peralatan yang catnya harus diperbarui.

2Persyaratan Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lokasi Pengecatan Pengecatan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pipa & peralatan dalam plafond Zinchromate primer 2 lapis + arrow (marking)

Pipa & peralatan expose Zinchromate primer

2 lapis dan cat akhir 2 lapis.

Pipa dalam tanah 2 lapis flincote + lapis karung goni

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

4.15.Label Katup (Valve Tag)

1.Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.

2.Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan ditags katup.

3.Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

4.16.Kode Warna Pengecatan

-----------------------------------------------------------------------------------

Jenis PipaWarna

-----------------------------------------------------------------------------------

Pipa Air Bersih (Supply)- Biru (sesuai merk pipa)

Pipa Hydrant- Merah

Pipa Drain & Waste- Coklat

Pipa Hanger & Support- Galvanized / Chrome

Panah Pengarah Aliran- Putih

Bahan Bakar - Kuning

Pasal. 5

SISTEM AIR BERSIH

5.1.Lingkup Pekerjaan

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

-Tangki Air Bawah.

-Tangki Air Atas.

- Pompa Pemindah.

-Perpipaan.

-Perkabelan.

Panel Listrik.

-Peralatan Instrumen dan Kontrol.

-Penyambungan ke semua peralatan penunjang.

-Penyambungan ke semua peralatan pemakai.

5.2.Tangki Persediaan Air Bersih

1 Tangki air persediaan berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu pemakaian sebesar pemakaian air rata-rata sehari.

2Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higienis sbb :

-Membuat penyekat, sehingga terjadi aliran air.

-Menghilangkan sudut tajam.

-Membuat bak pengurasan pada dasar tangki.

-Mencegah air tanah masuk dalam tangki

-Membuat permukaan dinding licin dan bersih.

-Membuat manhole dengan konstruksi water tight.

-Membuat semua sleeve yang dipakai rapat air.

3Tangki air harus dibuat menjadi dua bagian, untuk mempermudah pekerjaan break wash.

4Suction Pit

Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pada pipa isap pompa, maka harus dibuat suction pit sedalam 750 mm untuk setiap tangki air.

5Tangki air bawah dibuat dari konstruksi beton sedang tanki air atas di buat dari fibreglass reinforced plastic.

6Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb :

-Manhole

-Tangga monyet

-Pipa ven penghubung maupun ven ke udara luar

-Pipa peluap

-Level indicator

-Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa hisap, pipa penguras, kabel dsb.

7Air Pengisi Tangki

Apabila air didalam tangki telah mencapai batas yang telah ditentukan maka supply air harus dapat berhenti secara otomatis begitu juga apabila air turun sampai batas yang telah ditentukan, supply air harus dapat mengisinya kembali.

5.3. Booster Pump

1Booster pump harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.

2Setiap booster pump harus mempunyai paling sedikit 2 pompa dan paling banyak 4 pompa sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam booster pump berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.

3Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh mempergunakan Pressure Control System sedangkan untuk laju aliran lebih besar dari 41 m3/jam harus mempergunakan Flow Monitor Control System.

4 Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :

Centrifugal pump with motor.

Pressure tank membrane pre-charge type.

Inlet and outlet headers.

Inlet and outlet valves.

Check valves against water hammer.

Flexible joint

Power and control panel.

Flow regulators.

Pressure switch / flow monitor switch.

Pressure gauges.

Hydraulic connections.

Electrical connections.

Base frame.

5 Pengaturan pompa pada sistem Pressure Control

a. Pompa pertama start apabila tekanan air dijaringan turun sampai ambang batas L pada pressure switch (PS 1).

b. Pompa kedua start apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dst.

c. Pompa pertama, kedua dst. Stop apabila tekanan air di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dst.

d. Pompa yang sedang On dapat tiba-tiba stop apabila muka air ditangki hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas L.

6Pengaturan pompa pada sistem Flow Monitor Control

a. Pompa pertama start apabila tekanan air di jaringan pemakai turun sampai ambang batas L pada pressure switch (PS 1).

b. Pompa kedua start dan pompa pertama stop, apabila laju aliran di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H1 pada flow Monitor.

c. Pompa ketiga start, pompa kedua tetap On dan pompa pertama stop, apabila laju aliran terus naik sampai ambang batas H2 pada flow Monitor.

d. Pompa ketiga On, pompa kedua On dan pompa pertama juga On apabila laju aliran pemakai terus naik sampai ambang batas H3 pada flow Monitor.

e. Pompa ketiga dan kedua akan stop apabila laju aliran di jaringan pemakai turun sampai ambang batas L3 & L2 pada flow Monitor.

f. Pompa pertama akan stop apabila laju aliran air dijaringan pemakai turun dibawah ambang batas H1 pada flow Monitor dan tekanan air naik sampai ambang batas H pada PS1.

g. Semua pompa yang sedang On dapat dengan tiba-tiba stop dan alarm On apabila muka air dalam tangki hisap turun sampai ambang batas LL sampai air diisi kembali dan mencapai ambang batas L.

7Sistem pemasangan pompa harus dikopel oleh Pabrik pembuat / Sole Agent.

8Spesifikasi Pompa sebagai berikut :

-Type:Vertical Multi Stage direct coupled with electro motor.

-Shaft seal:Mechanical

-Casing:Cast Iron / Standard manufacture

-Speed:1450 rpm / 2900 rpm

-Base frame:Cast Iron or steel

-Effisiensi:Minimum 55 %

5.4. Pompa Transfer

1Transfer pump dimaksud untuk memindahkan air dari tangki ke tangki lain.

2Transfer pump set terdiri dari 2 pompa yang bekerja duty standby.

3Transfer pump terdiri dari peralatan sebagai berikut :

2 pompa berikut motor.

Pipa hisap lengkap dengan isolating valve, Y strainer, flexible joint, suction pressure gauge, foot valve (sesuai gambar).

Pipa tekan lengkap dengan isolating valve, non water hammer non return valve, flexible joint pressure gauge dsb.

Panel pompa lengkap dengan perkabelan, level switch H-L, Level switch L-LL serta manual switch di panel maupun remote.

4Pengaturan Transfer Pump sebagi berikut :

Satu pompa bekerja dan yang lain sebagai cadangan. Pergantian pompa yang bekerja dapat dilakukan dengan memutar Selector switch.

Apabila muka air ditangki atas turun ke batas L maka pompa akan On sampai muka air naik ke batas H.

Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air ditangki bawah berada diambang batas LL dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas L.

5Sistem pemasangan pompa harus dikopal oleh Pabrik Pembuat / Sole Agent.

6Spesifikasi Pompa sebagai berikut :

-Type

:Vertical Multi Stage direct coupled with electro motor.

-Shaft seal:Mechanical

-Casing

:Cast Iron / Standard manufacture

-Speed

:1450 rpm / 2900 rpm

-Base frame:Cast Iron or steelPasal 6

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN6.1. Lingkup Pekerjaan

Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sebagai berikut :

1.Fire Water Tank / Storage Tank

2.Valved connection to main water supply source

3.Hydrant pump set

4. Hydrant boxes

5. Pillar hydrants

6. Sprinkler Control Valve Set

7. Sprinkler Heads

8.Fire Brigade connections

9.Pemadam Api Ringan

10. Piping

11.Pekerjaan elektrikal yang terkait seperti Panel Kontrol, pengabelan dan lain sebagainya.

12.Pekerjaan Sipil yang terkait seperti pondasi, blok beton, pengecatan dan lain sebagainya.

6.2. Fire Water Tank

1 Fire water tank berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu setiap saat.

2 Fire water tank harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk memungkinkan pengurasan dan perbaikan.

3Suction Well

Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pada pipa isap pompa, maka harus dibuat suction pit sedalam 750 mm untuk setiap tangki.

4Fire water tank dapat dibuat dari konstuksi beton oleh Kontraktor Sipil.

5 Fire water tank harus mempunyai perlengkapan sbb :

Manhole

Tangga monyet

Pipe ven penghubung maupun ven ke udara luar

Pipa peluap

Water level indicator

Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik.

6.3.Hydrant Pump Set Electrical Driven

1 Hydrant pump set harus mampu memasok kebutuhan air pemadam kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis.

2Hydrant pump set harus terdiri dari satu pompa utama dan satu pompa joki.

3Unit pompa harus Centrifugal type dengan flanged connection dan komponen sebagai berikut :

-Cast iron casing

-Bronze impeller

-Heavy duty steel shaft

-Mechanical seal

-Heavy duty grease lubricated

4Motor Pompa

-Motor pompa harus mendapat sumber daya dari PLN dan Genset otomatis.

-Sumber daya dari PLN harus diambil dari switch khusus sebelum Main Switch.

5Hydrant Pump Set antara lain harus terdiri dari peralatan sbb :

-Jockey pump electric motor driven automatic On Off.

-Main pump electric motor driven automatic On manual Off.

-Inlet and outlet headers.

-Inlet and outlet valve.

-Check valve against water hammer.

-Inlet strainers.

-Power and control panels.

-Flow regulators

-Pressure switch

-Pressure gauges

-Hydraulic connections

-Electric connections

-Base frame

-Annunciating pump status :

#Jockey pump ON, indicating lamp ON

#Main pump ON, alarm horn & indicating lamp ON

#Water level drop, alarm horn & indicating lamp ON

#Water level too low, alarm horn, indicating lamp ON

6Pengaturan Hydrant Pump Set adalah sbb :

-Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya kebocoran, sampai ambang batas yang telah ditentukan maka pompa joki akan start dan akan stop otomatis diambang batas tekanan yang juga telah ditentukan.

-Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu atau lebih katup hidran maka main pump start sampai stop secara manual oleh operator apabila uji coba atau pemadaman telah selesai.

7Unit Jockey Pump harus NFPA 20 Listed dengan Flanged Connection dan terdiri dari :

Cast iron casing

Bronze impeller

Heavy duty grease lubricated bearings.

Controller to NFPA 20

Putaran 2850 rpm / 3 ph / 50 Hz

Electro motor

Kapasitas lihat gambar.

8Unit Electric Fire Pump harus UL / FM Approved dengan type horizontal split case dengan flanged connection dan terdiri dari :

Cast iron casing

Bronze impeller

Heavy duty steel shaft

Mechanical seal

Heavy duty grease lubricated bearings.

Controller to NFPA 20

Putaran 2950 rpm/3 ph/50 Hz

Electro motor

Steel base plat

Panel Kontrol6.4.Engine Driven Fire Pump

1 Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam kebakaran pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk pemadaman.

2Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama 1 (satu) jam.

3Engine driven fire pump harus UL / FM Approved merupakan satu paket yang dirancang khusus untuk keperluan pemadam kebakaran yang antara lain terdiri dari :

-Horizontal split case pump

-Diesel engine

-Starting device with motor starter

-Battery starter and outside battery charger

-Fuel oil tank

-Hydraulic connections

-Electric connections

Instrumentations

Controller to NFPA-20

Putaran 3000 rpm

Panel Kontrol6.5.Wet Sprinkler Control Valve Set

1 Control Valve Set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.

2 Control Valve Set harus mampu memberikan signal listrik kepada Control Alarm System apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala Sprinkler.

3 Control Valve Set antara lain harus terdiri dari peralatan yang berfungsi sbb :

Stop Valve Lockable.

Flow Switch, Calibrated.

Test Valve Lockable.

Drain Valve Lockable.

Sight Glass Flow Indicator.

6.6.Hydrant Boxes

1 Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :

-Steel box recessed type, ukuran 800 mm(L), 1300 mm(T) & 300 mm(D) dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180( dan dilengkapi stopper.

Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Bell.

-Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan lebar box.

-Hydrant valve dia 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.

- JET Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk couplings.

-Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm 2Outdoor Hydrant Box (class I NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :

-Fibre box outdoor type, ukuran 750 mm(L), 1500 mm(T) & 270 mm(D) dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180( dan dilengkapi stopper.

-Hose rack untuk slang 65 mm, bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan lebar box.

-Hydrant valve, plated 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.

-JET Firehouse A-one type size 65 mm x 30 meter termasuk couplings.

-Hydrant nozzle variable spray type size 65 mm.

6.7.Pillar Hydrant

Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.

Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kota terkait.

6.8.Fire Brigade Connection

1 Pillar hydrant jenis short type two way dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.

2Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.

6.9.Pemadam Api Ringan (PAR/PFE)

1 PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap penghuni bangunan.

2 Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh PAR jenis bubuk kering kapasitas minimal 2 kg setiap luas 100 m2.

3 Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh PAR jenis BCF 1211 kapasitas 5 kg untuk setiap luas 100 m2.

4Perletakan alat ini dan kapasitasnya lihat pada gambar perencanaan.

6.10.0Sprinkler Head

Sprinkler head yang dipergunakan disini NFPA listed dari jenis glass bulb, dibuat dari chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah gudang dan parkir boleh mempergunakan bronze finish.

Tingkat suhu kepada Sprinkler :

NoTingkat Suhu Jenis Glass Bulb 1 (CWarna Casing dalam GelasPeruntukan

168Merah Ruang Kantor

Ruang Utility

Basement / Parkir

279Kuning- Kitchen / Pantry

Spesifikasi Teknis Mekanikal dan Elektrikal