RKS-kirmeer lhpk

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT ( SYARAT – SYARAT TEKNIS ) PEKERJAAN KIRMEER DAN BENTENG BALE WIWITAN HUTAN KOTA Pasal 1 : Ketentuan Umum . 1. Kegiatan : Pembangbunan Kirmeer dan Benteng Bale Wiwitan 2. Pekerjaan : Kirmeer dan benteng bale wiwitan Hutan Kota 3. Lokasi Proyek : Kota Tasikmalaya 4. Uraian Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri dari : a. Pekerjaan Pondasi Batu Kali. b. Pekerjaan Beton (Sloof). c. Pekerjaan Pasangan, Plesteran & Acian d. Pekerjaan Besi e. Pekerjaan Finishing 5. Sarana Bekerja. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus meyediakan : a. Tenaga kerja / Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Alat – alat bantu, seperti : molen, pompa air, vibrator, alat – alat pengangkut, dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya. 6. Cara pelaksanaan. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas / Direksi. RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya 1

Transcript of RKS-kirmeer lhpk

Page 1: RKS-kirmeer lhpk

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

( SYARAT – SYARAT TEKNIS )

PEKERJAAN KIRMEER DAN BENTENG BALE WIWITAN HUTAN KOTA

Pasal 1 : Ketentuan Umum.

1. Kegiatan : Pembangbunan Kirmeer dan Benteng Bale Wiwitan

2. Pekerjaan : Kirmeer dan benteng bale wiwitan Hutan Kota

3. Lokasi Proyek : Kota Tasikmalaya

4. Uraian Pekerjaan.

Pekerjaan ini terdiri dari :

a. Pekerjaan Pondasi Batu Kali.

b. Pekerjaan Beton (Sloof).

c. Pekerjaan Pasangan, Plesteran & Acian

d. Pekerjaan Besi

e. Pekerjaan Finishing

5. Sarana Bekerja.

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus meyediakan :

a. Tenaga kerja / Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

b. Alat – alat bantu, seperti : molen, pompa air, vibrator, alat – alat pengangkut, dan

peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan

dilaksanakan tepat pada waktunya.

6. Cara pelaksanaan.

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan – ketentuan

dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan

Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas / Direksi.

Pasal 2 : S i t u a s i.

1. Halaman pembangunan akan diserahkan kepada Owner sebagaimana keadaannya pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan, untuk ini hendaknya para peserta pelelangan mengadakan penelitian dengan seksama, terutama mengenai kondisi dan situasi halaman pembangunan yang akan dikerjakan.

2. Kelalaian dan kurangnya ketelitian dalam hal memperhitungkan kondisi dan situasi halaman pembangunan ini , TIDAK DAPAT dijadikan alasan untuk mengajukan Claim dikemudian hari.

3. Setelah rapat penjelasan ini, akan ditunjukan halaman pembangunan yang akan digunakan.

Pasal 3 : Pekerjaan Persiapan Bangunan.

Pekerjaan persiapan bangunan meliputi pekerjaan - pekerjaan :

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

1

Page 2: RKS-kirmeer lhpk

1. Pembuatan direksi keet, bangsal kerja ( terbuka atau setengah terbuka ), gudang bahan untuk

menyimpan bahan-bahan bangunan yang harus terlindungi dari cuaca, dan ruangan tidur untuk

penjaga keamanan.

2. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan, letaknya harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terganggu lalu lintas kerja. Jalan masuk tersebut harus selalu diusahakan tetap dalam keadaan kering tidak becek.

3. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu dalam keadaan kering ( tidak digenangi air hujan atau air buangan ).

4. Pengadaan air untuk keperluan pekerjaan, dimana kualitas air harus baik serta memenuhi persyaratan ( minimal dapat diminum).

Pasal 4 : Jenis dan Mutu Bahan.

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Peraturan

Pemerintah yang berlaku.

Pasal 5 : Gambar – Gambar.

RKS ini dilampiri :

1. Site Plan.

2. Gambar Denah, Tampak, dan Potongan.

3. Gambar Detail Konstruksi.

Pasal 6 : Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan.

( 1 ). Dalam melaksanakn pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat –

syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan di bawah ini termasuk segala

perubahaan dan tambahannya :

a. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ( SK SNI T-15-

1991-03 ), dan atau Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2 ( PBI ’71 )

b. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia.

c. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN setempat.

d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.

e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI 1961 ).

f. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi Pemerintah Pusat

dan Daerah, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

( 2 ). Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat ( 2 ) tersebut di atas berlaku dan mengikat

pula :

a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi

Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan

sudah disahkan / disetujui Direksi.

b. Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ).

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

d. Berita Acara Penunjukan.

e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang penunjukan Kontraktor.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

2

Page 3: RKS-kirmeer lhpk

f. Surat Perintah Mulai Kerja.

g. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya.

h. Pelaksanaan ( Time Schedule ) yang disetujui Direksi.

Pasal 7 : Penjelasan RKS dan Gambar.

( 1 ). Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS )

termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan

Pekerjaan ( aanwizjing ).

( 2 ). Bila gambar tidak sesuai dengan gambar Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ), maka

yang mengikat / berlaku adalah RKS.

Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala

yang lebih besar yang berlaku.

( 3 ). Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keraguan – keraguan sehingga dalam

pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan

Pengawas / Direksi, dan Kontraktor mengikuti hasil keputusan yang ditetapkannya.

Pasal 8 : Persiapan di Lapangan.

( 1 ) Untuk kelancaran dalam proses pelaksanaan pembangunan dan untuk mencegah dari segala

hal yang tidak diharapkan, maka Kontraktor dianjurkan melakukan pemagaran di sekeliling

lokasi proyek. Bahan pagar pengaman proyek dibuat dari seng gelombang 80 x 180 BJLS 28.

Rangka dari kayu 5/7 Kls II.

( 2 ). Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas / Direksi Keet seluas 36 ( tiga puluh

enam ) meter persegi dengan menggunakan bahan – bahan sederhana. Dalam hal ini pintu –

pintu dapat di kunci dengan baik, lantai diplester / diaci, dinding dari papan / triplek, atap asbes,

serta dibuat jendela untuk ventilasi udara dan cahaya.

( 3 ). Perlengkapan bangsal Konsultan Pengawas / Direksi Keet.

a. Gambar Kerja

b. Time Schedule ( Net Work Planing, Kurva S, Bar Chart)

c. Grafik

- Pengadaan Bahan dan Peralatan

- Pengadaan Tenaga Kerja

- Cuaca

d. 1 Buah meja tulis ukuran 80 x 100 cm.

e. 1 Buah kursi untuk perlengkapan meja tulis.

f. 1 Stel meja kursi duduk untuk tamu.

g. 1 Papan tulis ukuran 120 x 240 cm lengkap.

h. 1 Buah Kalender

i. 1 Buah Jam Dinding

j. Buku Direksi dan Buku Tamu

k. Kotak / tempat untuk sample bahan

l. Kotak Obat – obatan untuk P3K, ( lihat pula pada Pasal 11)

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

3

Page 4: RKS-kirmeer lhpk

( 4 ). Kontraktor disarankan membuat bangsal kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan

barang – barang yang dapat dikunci, tempatnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas /

Direksi, Dalam hal ini bangsal kerja terpisah dengan Direksi Keet untuk Konsultan Pengawas.

( 5 ). Bangsal Konsultan Pengawas / Direksi dan perlengkapan di atas setelah pekerjaan selesai,

pemanfaatannya akan ditentukan oleh proyek.

( 6 ). Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 9 : Jadwal Pelaksanaan.

( 1 ). Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja yang

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

( 2 ). Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan

Pengawas / Direksi, paling lambat dalam waktu 15 ( lima belas ) hari kalender, setelah Surat

Keputusan Penunjukan ( SKP ) diterima Kontraktor.

Rencana kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi akan diserahkan oleh

Pemberi Tugas.

( 3 ). Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 ( empat ) kepada Konsultan

Pengawas / Direksi.

Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang

selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).

( 4 ). Konsultan Pengawas / Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana

kerja tersebut.

Pasal 10 : Kuasa Kontraktor di Lapangan.

( 1 ). Di lapangan , Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa atau biasa disebut Pelaksana yang

cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan mendapat kuasa penuh dari

Kontraktor, berpendidikan Sarjana Muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman

minimum 2 ( dua ) tahun atau STM Jurusan Bangunan Gedung, dengan pengalaman minimum

3 ( tiga ) tahun.

( 2 ). Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian

maupun keseluruhan kewajibannya.

( 3 ). Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pengelola Proyek dan Konsultan

Pengawas / Direksi, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.

( 4 ). Bila dikemudian hari, menurut pendapat Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas / Direksi,

Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan

diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

( 5 ). Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus sudah

menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri

( pananggung jawab / Direktur Perusahaan ) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 11 : Tempat Tinggal ( Domisili ) Kontraktor dan Pelaksana.

( 1 ). Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal – hal

mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat, dan

nomer telpon di lokasi kepada Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas / Direksi.

( 2 ). Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak berubah – rubah selama pekerjaan.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

4

Page 5: RKS-kirmeer lhpk

Bila terpaksa terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan

secara tertulis.

Pasal 12 : Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.

( 1 ). Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang – barang milik proyek,

Konsultan Pengawas / Direksi, dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan.

( 2 ). Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah dan atau belum terpasang, tetap

menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.

( 3 ). Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa

barang – barang maupun keselamatan jiwa.

Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat – alat pemadam kebakaran yang siap dipakai

yang ditempatkan di tempat – tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan

Pengawas / Direksi.

Pasal 13 : Jaminan dan Keselamatan Kerja.

( 1 ). Kontraktor diwajibkan menyediakan obat – obatan menurut syarat – syarat Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,

untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

( 2 ) . Kontraktor wajib meyediakan air minum yang memenuhi syarat – syarat kesehatan bagi semua

petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan Kontraktor.

( 3 ). Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi

semua petugas dan pekerja.

Membuat tempat penginapan sementara dilokasi pekerjaan, untuk para Petugas. Dalam hal ini

pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk menjaga keamanan.

( 4 ). Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan

oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 14 : Alat – alat Pelaksanaan.

Semua alat – alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan

secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :

a. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

b. Peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 15 : Situasi dan Ukuran.

( 1 ). Situasi.

a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 merupakan Pekerjaan Kirmeer dam benteng bale

wiwitan Pengaman Hutan Lindung.

b. Ukuran – ukuran tersebut dalam pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar

pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.

c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan

luasnya pekerjaan dan hal – hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

5

Page 6: RKS-kirmeer lhpk

d. Kelalaian dan atau kekurangan ketelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan

alasan untuk mengajukan tuntutan.

( 2 ). U k u r a n.

a. Ukuran satuan yang dipergunakan di sini semuanya dinyatakan dalam mm, dan cm.

b. Memasang papan pengawas ( Bouwplank ).

- Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas /

Direksi dengan patok yang dipancang kuat – kuat, dan papan terentang dengan

ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atasnya.

- Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara – cara mengukur. Alat

penyipat ruang (theodolite), dan alat penyipat datar (waterpass), yang selalu berada

di lapangan.

Pasal 16 : Syarat – Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan.

( 1 ). Semua bahan – bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang

ditentukan pasal 2.

( 2 ). Konsultan Pengawas berwenang menanyakan kualitas mutu dan asal bahan, serta Kontraktor

wajib memberitahukannya.

( 3 ). Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan terlebih dahulu kepada

Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapat persetujuannya. Dalam hal ini Konsultan

Pengawas / Direksi berhak minta sample bahan, dan Kontraktor wajib memberikannya.

( 4 ) . Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak

pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan

pekerjaan selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan.

( 5 ). Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan tetapi ternyata ditolak Konsultan

Pengawas / Direksi, pekerjaan tersebut harus dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya

Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

( 6 ). Kontraktor wajib membuat mix design sebelum malaksanakan pekerjaan struktur beton, dan

diserahkan ke Konsultan Pengawas / Direksi untuk diperiksa dan mendapat persetujuannya.

( 7 ) Apabila Konsultan Pengawas / Direksi merasa perlu meneliti sesuatu bahan lebih lanjut,

Konsultan Pengawas / Direksi berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian

Bahan – bahan ( Laboratorium ) yang terdekat untuk diteliti.

Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan

tersebut.

Pasal 17 : Pemeriksaan Pekerjaan.

( 1 ). Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan

tetapi belum diperiksa oleh konsultan Pengawas / Direksi, Kontraktor wajib memintakan

persetujuan kepada Konsultan Pengawas / Direksi.

( 2 ). Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam ( dihitung dari jam diterimanya surat

permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya ), tidak dipenuhi oleh Konsultan

Pengawas / Direksi, kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya

diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas / Direksi, hal ini dikecualikan bila

Konsultan Pengawas / Direksi minta perpanjangan waktu.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

6

Page 7: RKS-kirmeer lhpk

( 3 ). Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan / Direksi berhak untuk meminta kepada

Kontraktor untuk membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya untuk kemudian

diperbaiki.

Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 18 : Pekerjaan Tambah / Kurang

( 1 ). Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku

harian oleh Konsultan Pengawas / Direksi serta atas persetujuan Pemberi Tugas.

( 2 ). Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata – nyata ada perintah tertulis dari

Konsultan Pengawas / Direksi atau persetujuan Pemberi Tugas.

( 3 ). Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan,

yang dimasukan oleh Kontraktor, yang pembayarannya diperhitungkan bersama dengan

angsuran terakhir.

( 4 ). Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang

dimasukan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan

Pengawas / Direksi bersama – sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

( 5 ). Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan

penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Pengelola Proyek dapat

mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambahan tersebut.

Pasal 19 : Pekerjaan Tanah.

( 1 ). Galian tanah.

1. Untuk keperluan semua galian harus diadakan pengukuran lengkap terlebih

dahulu oleh Kontraktor dengan memakai papan bouwplank yang kuat, di papan bowplank

tersebut harus diberi semua ukuran – ukuran sumbu ( as ), dinding – dinding, kolom –

kolom dan lain – lain yang mana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Hasil –hasil pengukuran itu harus disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi

sebelum galian tanah dilaksanakan.

3. Semua galian – galian untuk lubang pondasi harus cukup lebar, supaya pekerja

dapat bekerja dengan leluasa, juga dinding galian harus cukup miring sehingga tidak ada

kemungkinan tanah akan jatuh kedalamnya.

4. Jika dalam pekerjaan galian terdapat akar – akar kayu, kotoran – kotoran dan

lain – lain, maka bagian itu harus dibersihkan / dikeluarkan.

5. Tanah berasal dari galian setelah dibersihkan dari segala macam kotoran atas

persetujuan Direksi maka dapat dipakai kembali untuk urugan pondasi, meratakan

halaman dan lain – lain.

6. Lubang galian tidak boleh ditimbun sebelum pondasi bangunan selesai

dikerjakan.

Pasal 20 : Pekerjaan Beton Bertulang dan Tidak Bertulang

( 1 ). B a h a n.

1. Semen Portland.

Jenis semen portland yang dipakai harus memenuhi ketentuan – ketentuan dan syarat –

syarat yang ditentukan dalam NI – 8. (PBI ’71, Bagian 2, Bab 3. 2).

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

7

Page 8: RKS-kirmeer lhpk

Semen harus sampai ditempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong – kantong

semen asli dari pabrik, satu macam produksi dalam Negeri.

Semen harus disimpan di dalam gudang yang kedap air berventilasi baik, di atas lantai

terangkat setinggi 20 cm.

Kantong – kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman diberi tanggal, serta harus dipakai

sesuai urutan pengiriman.

2. Agregat ( Pasir, kerikil atau batu pecah ).

Agregat halus dan kasar dapat dipakai agregat alami, atau batuan asal memenuhi syarat

menurut PBI 1971 ( NI – 2 ) Pasal 3 . 3, 3 . 4 dan 3 . 5 agregat tidak boleh mengandung

bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan. Dalam hal ini

agregrat harus memenuhi syarat berdasarkan hasil test laboratorium. Agregat – agregat

harus disimpan di tempat yang saling terpisah, berpermukaan yang bersih, padat, serta

kering dan harus dicegah terhadap pengotoran. tanah / lumpur, dan kotoran lainnya.

3. Baja Tulangan.

a. Untuk baja polos, dipakai Mutu Baja U – 24 (fy = 240 MPa).

b. Untuk baja deform / ulir, dipakai Mutu Baja U – 32 (fy = 320 MPa).

c. Bila baja tulangan oleh Konsultan Pengawas / Direksi diragukan kualitasnya, maka

harus diperiksakan di Lembaga Penelitian bahan – bahan yang diakui, atas biaya

Kontraktor. Untuk itu Kontraktor wajib menunjukkan Surat Bukti / Sertifikat mengenai

mutu baja yang akan digunakan.

d. Ukuran baja harus sebagai tersebut dalam gambar. Penggantian dengan diameter

lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis Konsultan Pengawas / Direksi.

Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh

berkurang dengan yang tersebut dalam gambar atau perhitungan.

Biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang ada di gambar,

sejauh bukan kesalahan gambar, adalah tanggungan Kontraktor.

Penyimpanan baja tulangan harus dihindari dari pengaruh segala macam kotoran

termasuk tanah/Lumpur, dan pengaruh karat. Penyimpanan di tempat terbuka dalam

jangka waktu yang lama harus dihindarkan.

4. Bahan CampuranTambahan ( additives ).

a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi ( concerete admixtur ) kecuali yang disebut

tegas dalam gambar atau persyaratan harus seizin dari Konsultan Pengawas /

Direksi. Untuk maka Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis.

Kontraktor harus mengajukan kimiawinya serta bukti penggunaan selama 5 tahun di

Indonesia.

b. Penggunaan bahan tambahan harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan

dimasukan kedalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang terakhir

dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian additive tidak boleh menyebabkan

dikuranginya volume semen dalam adukan.

5. Lapisan Pelindung Beton.

Untuk lapisan pelindung pelat lantai beton harus mendapat persetujuan terlebih dahulu

dari Konsultan Pengawas/Direksi.

6. Acuan / Bekisting.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

8

Page 9: RKS-kirmeer lhpk

a. Bahan acuan dibuat dari papan kayu kls II yang cukup kering dengan tebal min. 2 cm

atau dari plywood baru dengan tebal min. 12 mm.

b. Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar memberikan

bidang yang rata, dan hanya memerlukan sedikit penghalusan. Celah – celah antara

papan harus cukup rapat sehingga waktu pengecoran tidak ada air adukan yang

keluar.

c. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram air, diberi pelumas dan

bebas dari kotoran – kotoran atau benda – benda lain yang tidak diperlukan.

d. Tebal selimut beton, harus diperhitungkan dan sesuai dengan aturan yang berlaku

(PBI ’71 Bab 7, dan SNI T-15-1991-03 Pasal 3.16.7). Gunakan beton decking dengan

mutu beton yang sama dengan bagian struktur yang akan dicor.

e. Tiang – tiang penyangga harus dibuat dari kayu, tidak boleh dari bambu. Konstruksi

acuan harus dibuat cukup kuat sehingga tidak berubah bentuknya pada waktu

pengecoran beton.

( 2 ). Macam Pekerjaan.

Campuran beton untuk beton bertulang non strukturil dibuat dengan perbandingan volume

dengan macam campuran C1, seperti tersebut di bawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan

C1

C2

C3

1 pc : 2 ps : 3 kr

Dipakai campuran beton yang

direncanakan (*)

Dipakai campuran beton yang

direncanakan (*)

Untuk pekerjaan beton bertulang, non

structural, kolom praktis, lisplank beton,

meja beton , dsb .

Dipakai mutu beton K - 175

Untuk semua pekerjaan struktur beton

bertulang, pondasi, poer, sloof, kolom,

balok, plat lantai, balok ring, dan plat luifel.

Dalam hal ini dipakai Mutu Beton K - 175

atau K - 225

Untuk semua pekerjaan beton bertulang

kedap air, bak air, dan septic tank.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

9

Page 10: RKS-kirmeer lhpk

(*) Untuk semua campuran beton bertulang, kontraktor wajib membuat mix design dan benda

uji kubus beton, sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti PBI ’71. Dalam hal ini dipakai

Mutu Beton K – 175 da K - 225.

( 3 ). Persyaratan Pelaksanaan.

1. Pelaksanaan pengecoran balok dan plat digunakan cara ready mix, sedangkan lainnya

dengan cara pengadukan di lapangan ( site mix ) .

2. Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian sehingga tercapai nilai

slump sesuai dengan penggunaanya. (PBI Pasal 4.4)

3. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan peralatan beton harus

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971 Pasal 6.1 sampai dengan Pasal

6.6. Untuk pengadukan agar digunakan mesin molen, dan vibrator untuk pemadatannya.

4. Sebelum dicor, agar dicek ulang detail tulangan (sambungan, kait dan bengkokan,

penjangkaran / panjang penyaluran) termasuk cakar ayam - pada pelat, dan beton

decking, agar sesuai dengan PBI ‘71 dan SNI-T15-1991-03, dan pengecoran hanya dapat

dilaksanakan bila telah ada persetujuan secara tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

5. Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI 1971 Pasal 5.8.

Pasal 21 : Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.

( 1 ). B a h a n.

1. Semen Portland.

Semen untuk pekerjaan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.

2. Pasir.

Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang

terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Pasir harus memenuhi persyaratan PBI

1971 atau NI – 3.

3. A i r.

Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran beton.

( 2 ). Macam Pekerjaan.

1. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam – macam perbandingan

campuran seperti tersebut dibawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan

M1

M2

1 pc : 2 ps

1 pc : 3 ps

1. Untuk pemasangan batu belah

dinding bata yang kedap air.

2. Untuk plesteran pekerjaan tersebut

pada No. 1 dan untuk plesteran

pekerjaan beton yang kedap air.

3. Untuk pekerjaan pemasangan ubin.

1. Untuk pemasangan batu belah

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

10

Page 11: RKS-kirmeer lhpk

M3 1 pc : 5 ps

dinding bata yang tidak kedap air.

2. Untuk plesteran beton bertulang yang

biasa ( tidak kedap air )

3. Untuk plesteran dinding bata yang

biasa ( tidak kedap air ).

1. Untuk pemasangan batu belah

dinding bata yang tidak kedap air.

2.

biasa ( tidak kedap air )

Untuk plesteran dinding bata yang biasa

( tidak kedap air ).

( 3 ). Cara Pelaksanaan.

1. Pemasangan bata. Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air sehingga jenuh,

dan sebelum dipasang bebas dari segala macam kotoran.

Cara pemasangannya harus tegak lurus serta bata yang pecah tidak boleh melebihi 5 %.

Khusus untuk pemasangan bata harus sesuai dengan gambar. Pemasangan dalam satu

hari tidak boleh lebih satu meter tingginya. Untuk pasangan ½ ( setengah ) batu yang

luasnya melebihi 12 M2 harus diberi kerangka penguat dari beton bertulang macam C1

dengan pembesiannya 4 Ø 10 mm begel Ø 8mm. Dalam proses pengeringannya harus

selalu dibasahi dengan air 7 hari dan pasangan tidak boleh diterobos perancah. Semua

campuran adukan harus dicampur dengan pengaduk, adukan dengan tangan hanya boleh

dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi. Tempat adukan harus

dialasi dengan kayu atau bahan lain yang tahan air.

2. Plesteran Dinding dan Sponning.

Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran setelah disiram dengan air,

sebelum kepala plesteran ( klabangan ) semua plesteran dengan ketebalan yang

direncanakan paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai

tidak boleh langsung di finish. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air

selama 7 hari berturut – turut agar tidak terjadi retak – retak rambut akibat proses

pengeringan yang terlalu cepat.

Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, campuran dengan

tangan hanya boleh dilaksanakan atas anjuran Konsultan pengawas / Direksi.

Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, maka penyelesaian terakhir harus

digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan

diplester harus dibuat kasar dahulu, dengan cara ditebali agar plesteran dapat melekat,

untuk semua sponning harus rata, siku dan tajam pada sudutnya.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

11

Page 12: RKS-kirmeer lhpk

Pasal 22 : Pekerjaan Besi.

1. Pekerjaan Pagar dari Pipa

Untuk pekerjaan rangka pagar digunakan pipa baja jenis GP dengan diameter sesuai

dengan gambar rencana, demikian pula perlengkapannya seperti tertera pada Gambar

Rencana.

Pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam 311 0161-SI

atau PUIB 1982 pasal 98 serta standard-standard lainnya yang disetujui oleh Pemilik

Proyek/MK merk sekualitas Bakrie, PPI, Spindo.

Pasal 23 : Pekerjaan Cat dan Laburan.

( 1 ). B a h a n.

1. Pengertian cat disini tidak terbatas pada Emulsi, Enamel, Vernis, Sealer, Cement

emulsion filler dan pelapis – pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan

cat akhir.

2. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.

Untuk cat tembok, cat kayu dan cat besi dipilih dari produksi berkualitas baik.

3. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang sama

dengan merk cat yang dipilh atau merk lain dengan kulitas yang baik.

4. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.

5. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan berkualitas baik.

( 2 ). Macam Pekerjaan.

1. Pengecatan dengan cat tembok semua dinding exterior seperti dinyatakan dalam gambar.

2. Mengecat dengan cat besi mengkilap semua pipa dan besi baja yang digunakan sebagai

struktural bangunan dan non struktural.

3. Warna dari semua jenis cat dan bahan huruf atau nomor pengenal akan ditentukan

kemudian oleh Bowheer.

( 3 ). Cara Pelaksanaan.

1. Cat Tembok.

Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai

kain yang dibasahi air.

Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan

licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 ( dua ) kali dengan roller minimal 20 cm sampai

baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.

2. Cat Besi.

Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi baru boleh dicat besi setelah terlebih dahulu

dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimum 2 ( dua ) kali, pengecatan

yang dilakukan diluar ketika keadaan mendung dan hujan tidak diperkenankan.

3. Cat Meni Besi.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

12

Page 13: RKS-kirmeer lhpk

Segera setelah pekerjaan baja dibersihkan sampai kulit giling dan permukaan korosi

terbuang dan terlihat warna metalik, pengecetan menie dapat dimulai dengan ketebalan

cat menie sampai lebih kurang 25 milimicron.

4. Untuk semua pengecetan, (interior dan exterior) dan baja, cara pengecetan sesuai

petunjuk pabrik, sehingga didapat hasil dengan kualitas baik

Pasal 24 : Pekerjaan Lain – lain

( 1 ). Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada aanwizjing ternyata diperlukan,

maka akan dicantumkan dalam Berita Acara /Risalah Aanwizjing.

( 2 ). Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan

dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas / Direksi dengan Kontraktor.

RKS Teknis Pekerjaan Pembangunan kirmeer dan Benteng Kota Tasikmalaya

13