RKPD 2015.pdf

224

Transcript of RKPD 2015.pdf

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 1

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan di Provinsi Jawa Barat dari tahun ketahun dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran seluruh masyarakat Jawa Barat. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui perencanaan pembangunan yang dilaksanakan secara spesifik, terukur, didukung ketersedian sumber daya, serta tepat waktu dalam pelaksanaan. Berdasarkan Perencanaan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015berada pada tahap pengembangan untuk memantapkan Pembangunan secara menyeluruh sebagai upaya menyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat dalam berbagai bidang, hal ini menuntut semua pihak untuk lebih fokus, tepat sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat.

    RKPD Tahun 2015 memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Selain daripada itu, RKPD Tahun 2015 juga merupakan acuan bagi OPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) Tahun 2015.

    RKPD Tahun 2015 diselaraskan dengan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 dan Rencanan Pembangunan Jangka PanjangDaerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005penanggulangan masalah kemiskinan (pro poor), pertumbuhan ekonomi (pro growth), penciptaan lapangan kerja (pro job), dan upaya penanganan masalah lingkungan hidup (pro environment) serta pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Tantangan Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 44.548.431 jiwa pada Tahun 2012, adapun untuk Tahun 2013 proyeksi jumlah penduduk Jawa Barat sebesar 45.284.209 jiwa, dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,65% (sumber : BPS Provinsi Jawa Barat; Januari 2014). Dengan demikian, jumlah total penduduk Jawa Barat adalah sebesar 19% dari proyeksi total penduduk Indonesia yang berjumlah 242.013.800 jiwa (sumber : datastatistik-indonesia.com; Januari 2014). Hal tersebut memberikan konsekuensi terhadap penyediaan dan peningkatan layanan publik serta pemenuhan pangan.

    Kebijakan pembangunan Jawa Barat pada Tahun 2015 menekankan pada peningkatan kualitas sarana prasarana dan pendidik serta pemerataan pelayanan pendidikan; peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan daya saing tenaga kerja dan industri serta peningkatan akses untuk pertumbuhan ekonomi daerah; peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah. Pengendalian keseimbangan daya dukung lingkungan dan peningkatan mitigasi bencana serta penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) juga masih menjadi penekanan di Tahun 2015.

    Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 2

    Gambar 1.1 Bagan Alur Proses Penyusunan RKPD

    Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    Prinsip Penyusunan RKPD

    Berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA), perencanaan pembangunan daerah dilakukan dengan prinsipprinsip sebagai berikut:

    a). Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam system perencanaan pembangunan nasional;

    b). Perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah;

    c). Perencanaan pembangunan daerah dilakukan berdasarkan peran dan kewenangan masingmasing;

    d). Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah;

    e). Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional;

    f). Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, rensponsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, berkeadilan dan berkelanjutan;

    g). Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan dengan spesifik (specific), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (achievable), memperhatikan ketersediaan sumberdaya (resources availability) dan memperhatikan fungsi waktu (times), yang disingkat SMART.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 3

    1.2 Landasan Hukum

    Peraturan perundang Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

    1. Undang Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    2. Undang r 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang 2008 tentang Perubahan Kedua atas UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    3. Undang antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    4. Undang 007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816)

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 4

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

    15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 2014;

    16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

    18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

    19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

    20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009

    21. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005

    22. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

    23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2010 tentang PengembanganWilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010

    24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2013);

    25. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E).

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 5

    1. 3 . Hubungan Antar Dokumen

    RKPD Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan makro tahunan daerah yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Sisrenbangda) Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang SISRENBANGDA. Penyusunan RKPD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, danhasil evaluasi pembangunan Tahun 2012-2013.

    1.4. Maksud dan Tujuan

    Dokumen RKPD Tahun 2015 disusun dengan maksud sebagai acuan/pedoman perencanaan dan penganggaran tahunan daerah Tahun 2015, Dengan tujuan adalah:

    1) Mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan Jawa Barat;

    2) Mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan;

    3) Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

    4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha, Perguruan Tinggi dan Komunitas; serta

    5) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

    1.5 Sistematika

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, disusun dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Menjelaskan tentang latar belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

    1.2. Landasan Hukum

    Menjelaskan Dasar Hukum yan g digunakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Menjelaskan tentang hubungan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dengan dokumenlainnya.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 6

    1.4. Maksud dan Tujuan

    Menjelaskan tentang maksud dan tujuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

    1.5. Sistematika

    Memuat sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

    BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CARA PENCAPAIAN KERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012-2013

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

    Menjelaskan tentang kondisi terkini berdasarkan capaian target pembangunanTahun 2012 dan Tahun 2013.

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD Tahun 2008-2013

    Menjelaskan realisasi, hasil capaian program dan kegiatan yang direncanakandalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 serta pencapaian indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013

    2.3 Permasalahan Pembangunan

    Menjelaskan dan melakukan Identifikasi permasalahan berdasarkan hasil evaluasipelaksanaan pembangunan tahun 2012 dan tahun 2013.

    BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2015

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    Menjelaskan arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional dan provinsi Tahun 2014, proyeksi dan tantangan pembangunan ekonomi tahun 2015

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    Mejelaskan arah kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2015 sertapendanaan pembangunan lainnya.

    BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2015

    4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    Menjelaskan tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan pembangunan pembangunan berdasarkan misi (beserta indikator misi), serta menjelaskan common goals (tematik sektoral dan kewilayahan), perbatasan, MDGs, Inpres No 3 Tahun 2010.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    I - 7

    4.2 Prioritas Pembangunan Daerah

    Menjelaskan isu strategis dan prioritas program pembangunan

    4.3 Prioritas Pembangunan Kabupaten/Kota

    Menjelaskan prioritas pembangunan setiap Kabupaten/Kota dalam rangka sinergi pembangunan Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2015.

    BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015

    Menjelaskan rincian program dan kegiatan prioritas RKPD Tahun 2015, instansipelaksana/OPD, indikator capaian masing-masing program dan kegiatan serta paguindikatifnya.

    BAB VI. PENUTUP

    Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai denganketentuan perundangan yang berlaku. Pada bagian ini juga memuat antara lain :

    a. Keterpaduan dan sinkronisasi penyusunan program dan kegiatan di OPD dan Kabupaten/Kota dengan memperhatikan Kewenagan sertaperan/tanggungjawab/tugas OPD;

    b. Peranan stakeholder pembangunan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan RKPD;

    c. Penegasan RKPD sebagai acuan penyusunan rencana kerja dan APBD;

    d. Penegasan tentang kewajiban pemerintah daerah untuk mengevaluasipelaksanaan program RKPD.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 1

    BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2013

    2.1. Gambaran Umum Wilayah

    2.1.1. Aspek Geografis dan Demografis

    2.1.1.1. Kondisi Geografis

    Provinsi Jawa Barat memiliki wilayah daratan seluas 3.709.528,44 hektar dengan garis pantai sepanjang 724,85 km. Secara Geografis Provinsi Jawa Barat terletak pada posisi 10448" - 10848" Bujur Timur dan 550" - 750" Lintang Selatan dengan batas wilayahnya meliputi:

    a. Sebelah utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta;

    b. Sebelah timur, berbatasan dengan Provinsi JawaTengah;

    c. Sebelah selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia;

    d. Sebelah barat, berbatasan dengan Provinsi Banten.

    Beberapa fakta mengenai kondisi geografis Jawa Barat dapat diuraikan sebagai berikut:

    a. Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta dataran rendah di wilayah utara;

    b. Memiliki kawasan hutan berupa 52 kawasan hutan konservasi beberapa taman nasional, cagar alam, kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi yang proporsinya mencapai 212% dari luas Jawa Barat;

    c. Curah hujan Jawa Barat berkisar antara 210500-405500 mm/thn dengan dan termasuk wilayah dengan tingkat intensitas hujan tinggi di beberapa wilayah sekitar pegunungan di Jawa Barat bagian tengah dan selatan;

    d. Memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit ari permukaan 80 milyar M3/tahun dan air tanah 150 juta M3/tahun.

    Secara administratif pemerintahan, wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten dan 9 kota, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Pangandaran serta Kota Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya dan Kota Banjar.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 2

    2.1.1.2. Gambaran Demografis

    Gambaran umum demografis wilayah Provinsi Jawa Barat, tercermin dari Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat dalam kurun waktu tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 0,11% yaitu dari 1,66% pada Tahun 2012 meningkat menjadi 1,77% pada tahun 2013.

    Tabel 2.1Data Kondisi Demografi Jawa Barat 2012-2013

    INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013Demografi

    a. Jumlah Penduduk jiwa 44.548.431 45.340,8*

    a.1 Laki-laki jiwa 22,609,621 23.004,3*

    a.2 Perempuan jiwa 21.938,810 22.336,5*

    b. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) persen 1.66 1.77

    c. Kepadatan Penduduk jiwa per km2 1.198 1.222

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat. Januari 2014

    *) dalam ribuan

    Selanjutnya, gambaran penduduk Jawa Barat berdasarkan jenis pekerjaan, dapat ditunjukkan dari sebaran penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, seperti terlihat pada Tabel 2.2. di bawah ini.

    Tabel 2.2. Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja (15 tahun ke atas)

    Kondisi Agustus 2012-2013

    Lapangan Pekerjaan UtamaKondisi

    Agustus 2012 Agustus 2013Jumlah Persentase Jumlah Persentase

    Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perburuan

    3,966,550 21.65 3,670,614 19.93

    Pertambangan dan Penggalian 191,271 1.04 138,372 0.75

    Industri 3,863,392 21.09 3,916,702 21.27

    Listrik, Gas dan Air 50,125 0.27 63,150 0.34

    Konstruksi 1,287,391 7.03 1,265,248 6.87

    Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

    4,595,508 25.08 4,718,798 25.63

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 3

    Lapangan Pekerjaan UtamaKondisi

    Agustus 2012 Agustus 2013Jumlah Persentase Jumlah Persentase

    Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

    1,054,007 5.75 1,027,045 5.58

    Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

    494,222 2.70 538,391 2.92

    Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perseorangan

    2,818,642 15.38 3,075,664 16.70

    Total 18,321,108 100 18,413,984 100

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

    Berdasarkan pada tabel 2.2. di atas, terlihat bahwa dalam kurun waktu 2012-2013, terjadi penurunan yang signifikan dalam jumlah pekerja di bidang pertanian dan pada saat yang sama terjadi peningkatan jumlah pekerja di bidang perindustrian dan jasa. Untuk jumlah pekerja di sektor perdagangan dan lainnya relatif lebih stabil. Ini artin ya telah terjadi peningkatan lapangan pekerjaan di sektor industri dan jasa yang menyebabkan berpindahnya pekerjaan masyarakat Jawa Barat yang sebelumnya mayoritas berprofesi sebagai petani sekarang bergeser menjadi pekerja di bidang industri dan jasa.

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.1.2.1. Kondisi Umum Kesejahteraan Masyarak

    Kondisi umum kesejahteraan masyarakat Jawa Barat dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selama kurun waktu Tahun 2012-2013 komponen indeks pendidikan, indeks kesehatan dan daya beli mengalami peningkatan.

    Tabel 2.3Indikator Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2012-2013

    INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) : poin 73,19 73,40 **

    a. Indeks Kesehatan (IK) poin 72,67 72,99

    a.1 Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 68,60 68,80

    a.2 Angka Kematian Bayi per 1000 KH 30 30***

    a.3 Angka Kematian Ibuper 100.000

    KHn/a n/a

    b. Indeks Pendidikan (IP) poin 82,21* 82,31

    b.1 Angka Melek Huruf (AMH) persen 96,39* 96,49

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 4

    INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013

    b.2 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tahun 8,08* 8,09

    c. Indeks Daya Beli (IDB) poin 64,17 64,89

    c.1 Purchasing Power Parity (PPP) ribu rupiah 637,67 640,80

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat. *)angka final 2012 **)angka perkiraan 2013 ***) angka SDKI 2012

    2.1.2.2. Kondisi Pemerataan Ekonomi

    Pemerataan ekonomi di Jawa Barat tidak terlepas dari perkembangan laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDRB per kapita, dan indeks gini. Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dalam kurun waktu tahun 2012-2013 mengalami penurunan sebesar 0,15%, diikuti dengan naiknya tingkat inflasi akibat dari kenaikan harga BBM. Secara umum produktivitas ekonomi Jawa Barat meningkat dan berdampak pada peningkatan PDRB per kapita (ADHB) Tahun 2013 sebesar Rp 23,5 juta. Namun demikian kondisi ekonomi tidak berdampak pada perbaikan pemerataan pendapatan, hal ini diindikasikan dengan angka indeks gini yang tetap dan terkategori mempunyai ketimpangan moderat.

    Tabel 2.4Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2012-2013

    NO INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013

    1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    a. Nilai PDRB : a.1 Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) triliun rupiah 946,86 1.070 ,18 a.2 Atas Dasar Harga Konstan (adhk) triliun rupiah 364,41 386,84b. PDRB per Kapita : b.1 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga

    Berlaku (adhb)ribu rupiah 21.250 23.603

    b.2 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (adhk)

    ribu rupiah 8.180 8.531

    2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) persen 6,21 6,063 Inflasi persen 3,86 9,154 Indeks Gini poin 0,41 0,41

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2014

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 5

    2.1.2.3. Kondisi Kesejahteraan Sosial

    Kondisi pembangunan masyarakat pada bidang sosial diindikasikan dengan Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Sekolah, Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Keadaankesehatan gizi masyarakat, Pengangguran, Kemiskinan, Jumlah Grup Kesenian, Sarana Prasarana Kesenian, Jumlah Klub Olahraga, dan Sarananya, serta Kondisi Ketenagakerjaan.Dengan berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2013 terdapat peningkatan angka melek huruf naik menjadi sebesar 96,49%, angka rata-rata lama sekolah naik menjadi sebesar 8,09 sehingga angka partisipasi murni pada tingkat SD/MI telah mencapai 97,10%, angka partisipasi murni pada tingkat SMP/MTs telah mencapai 74,82 dan angka partisipasi murni pada tingkat SMA/SMK/MA telah mencapai 53,28. Angka Harapan Hidup selama kurun waktu Tahun 2012 -2013 meningkat 0,2 tahun. Angka Harapan hidup ini ditentukan dari Angka Kematian Bayi/1000 KH yang selama kurun waktu Tahun 2012-2013 tetap, yaitu 30 per 1000 kelahiran hidup. Indikator lainya antara lain Prevalensi Gizi buruk pada tahun 2012 sebesar 0,5%. Demikian juga untuk balita gizi kurang sebesar 9,0% tahun 2012. Pada kasus penyakit menular seperti prevalensi penyakit untuk HIV/AIDS sebesar

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 6

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjumlah 2 gedung, yaitu Gedung Rumentang Siang dan Yayasan Pusat Kebudayaan. Sebagai bentuk peningkatan apresiasi masyarakat terhadap Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah telah diberikan Penghargaan Karya Sastra Daerah kepada 26 (dua puluh enam) orang tokoh sastra; terlaksananya 4 (empat) kali lomba Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah yang diikuti oleh generasi muda dan 6 (enam) Event Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah. Dalam upaya pelestarian budaya lokal maka telah diusulkan Kujang sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan Situs Batu Jaya sebagai Heritage. Pembangunan di bidang kepariwisataan tahun 2011 kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Barat mencapai angka 1.333.512 orang dari target sebesar 885.195 orang dengan persentase capaian kinerja 150,65% dan wisatawan nusantara/domestik sebesar 35.315.020 orang dari target 38.750.000 dengan persentase capaian kinerja 91,14%.

    Adapun pembangunan pemuda dan olahraga di Jawa Barat, sebagai indikatornya adalah terdapat lembaga kepemudaan berjumlah 665 lembaga dan adanya gedung olahraga berjumlah 1004 serta jumlah klub olahraga pelajar sebanyak 194 klub olahraga masyarakat 439. Selain itu, dilakukan pembinaan peran serta kepemudaan untuk mengisi wawasan kepemudaan, kewirausahaan pemuda dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

    Pembangunan di bidang sosial, diarahkan pada penanganan gelandangan, pengemis dan orang terlantar, berupa pembinaan mental, sosial dan keterampilan di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya Cisarua Lembang dan Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri Cirebon, pada tahun 2011 sebanyak 300 Gepeng dan tahun 2012 sebanyak 350 Gepeng. Sedangkan kepada orang terlantar sebanyak 1.460 orang diberikan tempat penampungan sementara di Rumah Persinggahan Caringin sebelum dipulangkan ke tempat asalnya atau sebelum dirujuk ke panti/balai terkait. Pemberdayaan Sosial Remaja dan Anak Jalanan, berupa pembinaan mental, sosial dan keterampilan kepada rema ja putu s sekol ah d an anak terlan tar da ri kabupaten/kota se Jawa Barat, agar mampu menjalankan fungsi sosialnya tahun 2011 sebanyak 360 orang dan Tahun 2012 sebanyak 360 Remaja putus Sekolah dan anak terlantar. Akses Pelayanan Sosial Penyandang Cacat, berupa layanan dan bantuan pemulihan keberfungsian sosial, pemenuhan alat bantu, peningkatan keterampilan usaha perbengkelan, service HP, warungan, olahan pangan dan jaminan hidup bagi penyandang cacat di Kabupaten/Kota, Pada tahun 2011 sebanyak 500 Penyandang Cacat dan tahun 2012 sebanyak 115 Penyandang Cacat.

    2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

    2.1.3.1. Kondisi Pelayanan Bidang Pendidikan

    Pelayanan umum yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012ditujukan untuk peningkatan sumberdaya manusianya (SDM) yang berkualitas yang merupakan salah satu faktor utama pembangunan. Oleh karena itu dalam peningkatan kualitas SDM terutama difokuskan kepada aksesibilitas masyarakat terutama terhadap bidang pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Pendidikan merupakan salah satu aspek pelayanan yang cukup penting dalam pembangunan manusia Jawa Barat. Pembangunan pendidikan di Jawa Barat terus ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan dalam bidang pendidikan.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 7

    Tabel 2.5Kondisi Pelayanan Umum pada Aspek Pendidikan

    No URAIAN 2012 2013 Jumlahpenduduk 44.548.431 45.340,8PENDIDIKAN

    1 Rasio jumlah murid dan Guru SD Negeri/swasta non MI

    32 N/A

    2 Rasio jumlah murid dan Guru SMP negeri/swasta. non tsanawiah

    20 N/A

    3 Rasio jumlah murid dan Guru SMA negeri/swasta non aliyah

    20 N/A

    4 Rasio jumlah murid dan Guru SMK/negeri/ swasta

    20 N/A

    Sumber: BPS Provinsijama Barat 2012 dan 2013, diolah

    2.1.3.2. Kondisi Pelayanan Bidang Kesehatan

    Tabel 2.6

    Kondisi pelayanan umum pada aspek KesehatanNo. URAIAN 2012 2013

    Jumlah penduduk 44.548.431 45.284.209 1. Jumlah puskesmas 1046 1.050

    2. Jumlah puskesmas pembantu N/A 1.579

    3. Jumlah poskesdes 3.823 3.823

    4. Jumlah posyandu 50.266 * 50.298

    5. Jumlah rumah sakit 243 272

    6. Jumlah puskesmas keliling 789 * 789

    7. Jumlah balai pengobatan 3.111 * 3.111

    8. Rasio jumlah penduduk per puskesmas

    42.589 42.427

    9. Rasio jumlah penduduk per puskesmas pembantu

    N/A 28.213

    10. Rasio jumlah penduduk per poskesdes 11.653 11.653

    11. Rasio jumlah penduduk per posyandu 886 886

    12. Rasio jumlah penduduk per rumah sakit 183.327 163.781

    13. Rasio jumlah penduduk per puskesmas keliling

    56.462 56.462

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 8

    No. URAIAN 2012 201314. Rasio jumlah penduduk per balai

    pengobatan14.320 14.320

    Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2012 dan 2013, diolah,

    Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Puast Data dan Informasi, Kementerian Dalam Negeri, RI, Profil Kesehatan

    Provinsi Jawa Barat 2012,

    * Jabar Dalam Angka 2013

    2.1.3.3. Kondisi Pelayanan Bidang Transportasi

    Tabel 2.7 Kondisi Pelayanan pada Bidang Transportasi

    No. URAIAN 2012 2013

    Jumlah penduduk (orang) 44.548.431 45.284.209

    1 Jumlah kendaraan umum roda empat (unit) 134.106 NA

    2 Rasio Jumlah Penduduk per Jumlah kendaraan umum roda empat (orang/unit)

    332 NA

    3 Jumlah kendaraan bukan umum roda empat (unit) 11.056.228 NA4 Rasio Jumlah Penduduk per Jumlah kendaraan

    bukan umum roda empat (orang/unit)4 NA

    5 Jumlahsepeda motor (unit) 9.626.748 NA

    6 Rasio Jumlah Penduduk per Jumlah sepeda motor (orang/unit)

    5 NA

    7 Total panjang jalan Nasional (Km) 1.351,132 1.351,132

    8 Total panjang jalan Provinsi (Km) 2.191,29 2.191,29

    9 Total panjang jalan Kabupaten/ Kota (Km) 32.438,659 32.438,659 10 Total panjang jalan Non Status di Jalur Horizontal

    Jawa Barat Selatan (Km)210,930 210,930

    11 Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang jalan nasional(unit/Km)

    99 NA

    12 Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang jalan provinsi(unit/Km)

    61 NA

    13 Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang jalan kabupaten/kota (unit/Km)

    4 NA

    14 Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang jalan non status (unit/Km)

    636 NA

    15 Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat terhadap panjang jalan nasional (unit/Km)

    8.183 NA

    16 Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat terhadap panjang jalan provinsi

    5.046 NA

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 9

    No. URAIAN 2012 2013

    17 Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat terhadap panjang jalan kabupaten/

    341 NA

    18 Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat terhadap panjang jalan non status

    52.417 NA

    19 Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang jalan nasional (unit/Km)

    7.125 NA

    20 Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang jalan provinsi (unit/Km)

    4.393 NA

    21 Rasio Jumlah kendaraansepeda motor terhadap panjang jalan kabupaten/kota (unit/Km)

    297 NA

    22 Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang jalan non status (unit/Km)

    45.640 NA

    Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2012 dan 2013, diolah dan Dinas Bina marga Provinsi Jawa Barat, diolah

    Pembangunan Bidang Transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan wilayah Jawa Barat yang cukup luas dengan topografi yang cukup bergelombang. Untuk mendukung pergerakan orang, barang di Jawa Barat diperlukan peningkatan pelayanan transportasi. Selama kurun waktu Tahun 2012 dan Tahun 2013, panjang jalan nasional, provinsi maupun kabupaten/kota tidak mengalami peningkatan.

    2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

    Kemampuan Jawa Barat untuk bersaing dengan daerah lain secara nasional dalam mencapai pertumbuhan kesejahteraan daerah selama tahun 2012 menunjukan peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya kinerja ekonomi daerah dalam berbagai sektor, meningkatnya kinerja pengembangan wilayah fasilitas wilayah atau infrastruktur, dan membaiknya iklim investasi.

    Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Investasi PMTB Tahun 2012-2013

    INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013 Investasi (PMTB adhb) triliun rupiah 175,20 194,33

    a. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal Tetap Bruto/PMTB) adhb

    persen 13,84 10,91

    b. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal Tetap Bruto/PMTB) adhk

    persen 8,72 6,6

    c. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah :

    - Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (adhb)

    triliun rupiah 83,2 94,80

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 10

    INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013 - Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

    (adhk) triliun rupiah 20,00 21,22

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2014

    2.1.5. Kemampuan Ekonomi Daerah

    Dalam struktur perekonomian yang mempunyai kontribusi terbesar pada pembangunan Jawa Barat adalah sektor industri, perdagangan, dan sektor pertanian (BPS Jawa Barat, 2012). Sehingga ke tiga sektor tersebut mencerminkan potensi perekonomian daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat secara berkelanjutan.

    Tabel 2.9 Perkembangan PDRB Jawa Barat Tahun 2012 - 2013

    Indikator Satuan Kondisi/Capaian

    2012 2013 a. Kontribusi 1. Pertanian persen 11,69 11,95 2. Pertambangan & Penggalian persen 1,85 1,74 3. Industri Pengolahan persen 35,69 34,56 4. Listrik, Gas & Air Bersih persen 2,54 2,73 5. Bangunan persen 4,39 4,40 6. Perdag., Hotel & Restoran persen 23,88 24,44 7. Pengangkutan & Komunikasi persen 7,77 8,20 8. Keu. Persewaan, & Jasa

    Perusahaanpersen 2,94 3,01

    9. Jasa-Jasa persen 9,23 8,98 PDRB persen 100,00 100,00

    a. Pertumbuhan 1. Pertanian persen -0,71 3,57 2. Pertambangan & Penggalian persen -7,18 -0,66 3. Industri Pengolahan persen 3,94 5,32 4. Listrik, Gas & Air Bersih persen 7,85 7,05 5. Bangunan persen 13,61 8,37 6. Perdag., Hotel & Restoran persen 11,55 7,57 7. Pengangkutan & Komunikasi persen 12,00 9,66 8. Keu. Persewaan, & Jasa

    Perusahaanpersen 10,22 8,35

    9. Jasa-Jasa persen 8,14 5,44 PDRB persen 6,21 6,06

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat. Februari 2014

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 11

    Bidang perdagangan mencakup aktivitas transaksi barang dan jasa baik secara domestik maupun ekspor impor. Bagi perekonomian Jawa Barat, peran sub sektor perdagangan ini semakin besar. Nilai ekspor selama kurun waktu Tahun 2012-2013 mengalami peningkatan begitu pula impor. Berdasarkan Tabel 2.10 di bawah ini, neraca perdagangan Jawa Barat adalah positif.

    Tabel 2.10 Nilai Ekspor dan Impor Tahun 2012-2013

    NO INDIKATOR SATUANTAHUN

    2012 2013 1 Ekspor :

    - Ekspor (adhb) triliun rupiah 340,28 389,42

    - Ekspor (adhk) triliun rupiah 162,1 178,43

    2 Impor :

    - Impor (adhb) triliun rupiah 270,95 309,96

    - Impor (adhk) triliun rupiah 116,65 131,40

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2014

    Kemajuan sektor perdagangan dalam pembangunan ekonomi Jawa Barat seperti di gambarkan di atas disebabkan diantaranya oleh: (a) Meningkatnya akses pasar untuk beberapa jenis/item produk industri Jabar dan meningkatnya pangsa pasar ekspor Jawa Barat pada negara tujuan ekspor senilai US$ 17,760 milyar. Meningkatnya volume dan keanekaragaman produk perdagangan ekspor dari Jawa Barat sebesar 4.617 juta ton.

    Pembangunan di bidang pertanian difokuskan pada peningkatan ketahanan pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat, pengendalian distribusi dan harga pangan, peningkatan keanekaragaman konsumsi serta penanganan keamanan pangan. Produksi pertanian, khususnya produksi padi Jawa Barat mempunyai peranan penting dalam ketahanan pangan nasional, karena memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi beras Nasional. Pada Tahun 2012 kontribusi produksi padi (Gabah Kering Giling)Jawa Barat terhadap nasional adalah 16,33%.

    Prestasi Provinsi Jawa Barat sebagai kontributor terbesar dalam penyediaan padi nasional salah satunya ditunjang oleh peningkatan produksi padi secara konsisten selama lima tahun terakhir, sebagai akibat dari pengembangan sumberdaya petani, teknologi, penyuluhan dan perbaikan infrastruktur pertanian, serta berbagai peraturan daerah yang mendukung peningkatan produksi pertanian khususnya padi. Untuk mempertahankan posisi Jawa Barat sebagai provinsi kontributor padi tertinggi, maka perlu ditingkatkan produktivitasnya.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 12

    2.1.6. Kinerja Pengembangan Wilayah

    2.1.6.1. Penataan Ruang

    Kinerja penataan ruang dilaksanakan melalui: (a) penyediaan pranata dan perwujudan rencana tata ruang; (b) harmonisasi penataan ruang antara pusat, provinsi dengan kabupaten dan kota; (c) peningkatan upaya pemantauan, pengawasan, dan penertiban pemanfaatan ruang di seluruh Wilayah Jawa Barat. Dalam rangka mewujudkan tata ruang yang efisien, berkelanjutan dan berdaya saing sesuai dengan tujuan penataaan ruang wilayah yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 -2029 maka dilaksanakan operasionalisasi penyelenggaraan BKPRD Provinsi Jawa Barat yang bermitra dengan West Java Province-Metropolitan Development Management (WJPMDM), Badan Pengembangan Wilayah (BPW) Jabar Selatan dan Forum Jabar Utara. Sebagai pendetilan RTRW Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 -2013 sudah melaksanakan kegiatan penyusunan materi teknis Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Sampai dengan tahun 2013 telah diselesaikan 16 (enam belas) dari 24 (dua puluh) KSP dengan 4 (empat) diantaranya sedang dalam proses penyusunan Naskah Akademik dan Penetapan Perda.

    Disamping itu, mengingat pentingnya pengelolaan pembangunan dan pengembangan metropolitan dan pusat pertumbuhan di Provinsi Jawa Barat, melalui West Java Province-Metropolitan Development Management (WJPMDM) yang telah dibentuk sejak 2011, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memandang perlu pembangunan metropolitan secara terencana dan terintegrasi bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota tanpa mengurangi kewenangan serta tanggung jawab masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Maka, dengan demikian konsep pengembangan 3 (tiga) Metropolitan dan 3 (tiga) pusat pertumbuhan telah disusun sejak 2012-2013. Selain itu, sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan rangkaian analisis dalam mendukung peninjauan kembali RTRW Provinsi pada tahun 2012, 2013, dan 2014, sebelum dilakukan peninjauan kembali pada tahun 2015.

    Salah satu upaya yang dilakukan untuk harmonisasi penataan ruang antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta dalam rangka pembinaan tata ruang oleh Provinsi Jawa Barat kepada Kab./Kota dilakukan fasilitasi pelaksanaan proses rekomendasi dan evaluasi Gubernur terhadap rancangan peraturan daerah RTRW Kabupaten/Kota. Saat ini sebanyak 23 (dua puluh tiga) kabupaten/kota di Jawa Barat sudah menetapkan Perda tentang RTRW.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 13

    Gambar 2.1. Status RTRW Kabupaten/Kota Per Desember 2013

    Dalam meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan fasilitasi pemberian Rekomendasi Gubernur untuk pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara (KBU) sebanyak 57.kasus pada Tahun 2013.

    2.1.6.2. Infrastruktur Transportasi

    Upaya peningkatan infrastruktur transportasi melalui peningkatan kinerja pengelolaan jalan provinsi. Dari total panjang jalan provinsi sepanjang 2.191,29 Km, berada dalam kondisi mantap sampai dengan tahun 2013 mencapai 97,56%. Dengan cap aian tersebut, maka peningkatan kemantapan jalan sudah melebihi target RPJMD 2008-2013 untuk tahun 2012 sebesar 93,00 - 94,00%. Untuk mempertahankan kondisi jalan, dilaksanakan program pemeliharaan jalan yang secara akumulatif mencapai panjang 10.633,52 km, dan rehabilitasi jalan sepanjang 545,88 km, serta rehabilitasi jembatan 2.379,50 m. Melalui program pembangunan jalan telah dibangun jalan baru sepanjang 17,60 km, dan jembatan sepanjang 269,13 m. Sedangkan jalan yang ditingkatkan mencapai 464,26 km dan Penggantian Jembatan sepanjang 506,90 M'. Sampai dengan tahun 2012 juga telah dilaksanakan peningkatan jalan vertikal melalui pola pendanaan tahun jamak yaitu ru as Jalan Cikajang Pameungpeuk Sepanjang 24,904 Km dan ruas Jalan Bandung Cukul Cisewu Rancabuaya sepanjang 31,353 Km.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 14

    Tabel 2.11 Kinerja Kemantapan Jalan Tahun 2013

    No Kondisi 2013

    panjang (km) % 1 Baik 1114,27 50,852 Sedang 1023,46 46,71 Mantap 2137,73 97,56

    3 Rusak Ringan 53,56 2,444 Rusak Berat - 0 Tidak Mantap 53,56 2,44

    Total 2191,29 100

    Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

    Tingkat kemantapan jalan (kondisi baik dan sedang) di Provinsi Jawa Barat meningkat dari 97,05 % pada tahun 2012 menjadi 97,56 % pada tahun 2013, meningkat sebesar 0,51 %.Berkaitan dengan sektor perhubungan, hingga Tahun 2013 telah dilaksanakan berbagai program antara lain: (a) Penyediaan fasilitas pendaratan dan penempatan pesawat yaitu pembuatan marking 4.000 m2, perluasan appron 1.500 m2, peningkatan over run 3.600 m2 dan tersedianya fasilitas pendingin ruangan tower pada gedung operasional Bandara Husein Sastranegara; (b) Penyediaan lahan untuk pembangunan Jembatan Timbang pada jalur Cianjur-Sukabumi di Desa Titisan Kabupaten Sukabumi seluas 7.800 m2 dan Jalur Sukabumi-Bandung di Desa Sindang Jaya Kabupaten Cianjur seluas 159.620 m2; (c) Pembebasan lahan Bandar Udara Internasional di Kertajati Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat sampai dengan akhir tahun 2013 seluas 777,6 Ha sehingga total lahan yang tersedia 920,66 Ha (ditambah dengan tanah kas desa seluas 143 Ha); (d) Pembangunan Sisi Udara Bandar Udara Internasional Kertajati berupa konstruksi Runway dengan panjang 2.565 m dan lebar 60 m; (e) Pembebasan tanah untuk pembangunan shortcut Jalur Kereta Api Cibungur (Purwakarta) dan Tanjungrasa (subang) sampai dengan akhir tahun 2013 seluas 22,9 Ha; dan (d) Peningkatan fasilitas pelabuhan Angkutan Sungai dan Danau di Jawa Barat .

    2.1.6.3. Sumberdaya Air dan Irigasi

    Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dilakukan upaya peningkatan intensitas tanam padi melalui peningkatan pengelolaan jaringan irigasi di Jawa Barat. Dari total luas Daerah Irigasi (DI) 974.012 Ha terdapat 86.561 Ha atau sebanyak 91 DI yang merupakan DI kewenangan Provinsi. Peningkatan kinerja pengelolaan sumber daya irigasi ditunjukan dengan terpeliharanya kondisi dan fungsi DI yang tersebar di WS Ciliwung-Cisadane, Cisadea-Cibareno,Citarum, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy dan Ciwulan-Cilaki. Jaringan irigasi pada DI kewenangan provinsi dengan kondisi baik meningkat dari 64,52% pada akhir tahun 2012 menjadi 65,98 pada tahun 2013. Hal ini berdampak positif pada meningkatnya intensitas tanam padi menjadi 227 % pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 214 %. Kinerja ini melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD 2008-2013 untuk Tahun 2012 yang sebesar 194 198%. Selain jaringan irigasi, juga dipelihara kondisi dan fungsi 106 situ/waduk yang tersebar di WS Ciliwung-Cisadane, Cisadea

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 15

    - Cibareno, Citarum, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy dan Ciwulan-Cilaki. Peningkatankinerja ditunjukan dengan meningkatnya kapasitas tampung situ/waduk sehingga manfaatnya adalah mampu menyediakan air untuk areal persawahan sehingga meningkatkan intensitas tanam padi serta dapat memenuhi kebutuhan air baku lainnya untuk masyarakat di sekitarnya.

    2.1.6.4. Iklim Berinvestasi

    Penanaman modal merupakan sumber pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah. Oleh karena itu upaya akumulasi modal merupakan concern setiap pemerintahan. Penyelenggaraan bidang penanaman modal diarahkan untuk mencapai misi 2 (dua) yakni Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Regional Berbasis Potensi Lokal. Untuk mendorong peningkatan penanaman modal di Jawa Barat, dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Iklim Investasi dan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Hasil dari pelaksanaan program tersebut seperti terlihat pada Tabel di bawah ini.

    Tabel 2.12.Rekapitulasi Program dan Kegiatan

    Penanaman Modal Tahun 2012-2013

    No NAMAJUMLAH KEGIATAN

    BERDASARKAN TAHUN JUMLAH SELURUH

    PROGRAM 2012 2013 KEGIATAN

    1. Peningkatan Iklim Investasi 4 3 7

    2. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

    1 4 5

    JUMLAH 5 7 12

    Sumber. LKPJ Gubemur Jawa Barat Tahun 2013

    Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Investasi PMTB Tahun 2012-2013

    INDIKATOR SATUAN TAHUN

    2012 2013 Investasi (PMTB adhb) triliun rupiah 175,20 194,33a. LajuPertumbuhanInvestasi(Pemb. Modal

    TetapBruto/PMTB)adhbpersen 13,84 10,91

    b. LajuPertumbuhanInvestasi(Pemb. Modal TetapBruto/PMTB)adhk

    persen 8,72 6,6

    c. PengeluaranKonsumsiPemerintah : PengeluaranKonsumsiPemerintah (adhb)

    triliun rupiah 83,2

    94,80

    PengeluaranKonsumsiPemerintah (adhk)

    triliun rupiah 20,00 21,22

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 16

    2.1.6.5. Sumber Daya Manusia

    Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dibandingkan dengan provinsi lain, yaitu sebesar 44.548.431 orang pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 45.340.800 orang pada tahun 2013. Berdasarkan struktur umur, proporsi jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk dibawah usia 15 tahun, yaitu 31,59 juta orang pada tahun 2012 dan 32,19 juta orang pada tahun 2013. Nilai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sedikit menurun pada tahun 2013 menjadi 63,01%, perbedaannya 0,76% dibandingkan tahun 2012. Menyebabkan angka pengangguran meningkat 0,04% dari 9,08% di tahun 2012 menjadi 9,22 % di tahun 2013.

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

    2.2.1. Pencapaian Misi RPJMD

    Di dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan lima (5) misi yang akan dicapai. Pencapaian misi-misi ini perlu untuk selalu dievaluasi sebagai masukan bagi perbaikan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Evaluasi pencapaian misi pembangunan Jawa Barat dilakukan melalui evaluasi terhadap berbagai indikator RPJMD Tahun 2008-2013, evaluasi terhadap pelaksanaan program APBD Tahun 2013 dan evaluasi terhadap data-data BPS. Berdasarkan pada hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka pencapain misi pembangunan Provinsi Jawa Barat dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 20

    Dalam rangka penurunan tingkat korupsi di Jawa Barat telah diwujudkan hal -hal berikut:

    1) Penetapan Rencana Aksi DaerahPemberantasan Korupsi (RAD-PK) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013 sebagai pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

    2) Pembentukan Tim Koordinasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

    3) Penyusunan data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) Provinsi dan Kabupaten/Kota;

    4) Pengukuhan Panitia Rencana Aksi Nasional Hak Azasi Manusia (RANHAM) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2014;

    5) Dilaksanakannya Bintek RANHAM dansosialisasi RANHAM, sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2011-2014;

    6) Penanganan kasus korupsi di wilayah JawaBarat sebanyak 199 kasus selama dua tahundengan perincian : yang terjadi pada Tahun2009 sebanyak 95 kasus, dan 104 kasus terjadipada Tahun 2010.

    Adapun untuk partisipasi masyarakat dengan indikator tingkat partisipasi masyarakat, dimana dalam Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah di beberapa daerah kabupaten/kota yang telah melaksanakan Pemilu pada kurun 2008-2012 masih di bawah target, rata-rata mencapai sekitar 65 persen dan pada Pemilu Gubernur 63,66 persen.

    Pengendalian kamtibmas di Jawa Barat cukup terkendali, hal ini tidak terlepas dari upaya-upaya seperti:

    1) Pemantapan Bela Negara, Fasilitasi Penyelenggaraan Pemeliharaan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat di Jawa Barat, sejak Tahun 2008 menghasilkan kesadaran masyarakat dalam bela negara dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta terjalinnya kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Polda Jabar.

    2) Secara bertahap dan sistematis telah dilakukan Penguatan Ketahanan Bangsa dalam Pencegahan Konflik di Jawa Barat, Bimbingan Pembinaan pada Ormas, LSM dan generasimuda, Pemantapan Kondisi Sosial Politik diJawa Barat, sehingga selama Tahun 2008-2012 di Jawa Barat tidak terjadi konflik antarwarga, konflik SARA seperti antar pemeluk agama Islam dan Ahmadiyah dapat diselesaikan dengan baik.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 21

    2.3. Permasalahan Pembangunan

    Permasalahan pembangunan daerah berdasarkan isu yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi Organisasi Perangkat Daerah. Permasalahan pada Misi Pertama,bidang pendidikan adalah (1) masih tingginya angka rawan drop out(DO) siswa SD, SMP dan SMA ,(2)

    Pada Bidang Kesehatan adalah : (1) Masih rendahnya kesadaran dan tanggungjawabmasyarakat untuk memelihara lingkungan sehat serta masih kurangnya pendekatan preventifuntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, (2) kurang meratanya penyebaran tenaga kesehatan di Jawa Barat yang penempatannya masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan, (3) Belum maksimalnya perencanaan sumber daya manusia bidang tenaga kesehatan, sarana danprasarana baik secara kuantitatif maupun kualitatif, (4) terbatasnya data yang diperlukan untukperencanaan pembangunan kesehatan, menyebabkan analisis masalah kesehatan maupun analisis potensi sumberdaya dan perencanaan pembangunan kesehatan kurang optimal.

    Pada Bidang Kepemudaan dan Olahraga adalah (1) Terbatasnya sarana dan prasarana untxik mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda serta peningkatan prestasi olah raga. Pada Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah : (1) masih rendahnya akses kesempatan usaha dan pendidikan untuk perempuan, (2) Belum optimalnya lembaga sosial masyarakat terhadap perlindungan perempuan dan anak.

    Pada Bidang Sosial, (1) Adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenisPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), (2) Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam penanganan masalah sosial. Pada bidang kebudayaan masih rendahnya ketahanan budaya masyarakat akibat imbas perubahan global dan belum banyaknya pengakuan HAKI terhadap budaya Jawa Barat. Potensi budaya dan keindahan alam di Jawa Barat belum digali dan dikembangkan secara optimal sebagai potensi wisata Jawa Barat.

    Permasalahan pada misi kedua, pertumbuhan investasi di Jawa Barat dikategorikan tinggi, tetapi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja. Beberapa kendala dalam upaya peningkatan investasi di Jawa Barat, antara lain: belum efisien dan efektifnya birokrasi, belum adanya kepastian hukum dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal, dan masih rendahnya infrastruktur pendukung. Belum optimalnya komunikasi antara pemerintah dengan dunia usaha dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi perusahaan PMA/PMDN ditandai dengan munculnya aspirasi buruh dengan menggelar aksi/ demo buruh, Regulasi yang berkaitan dengan proyek-proyek investasi yang memerlukan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) belum optimal mengakselerasi pembangunan infrastruktur Jawa Barat, Infrastruktur dasar yang belum memadai berdasarkan survey Word Economi Forum (WEF) 2011 - 2012 salah satu faktor penghambat investasi di Indonesia adalah infrastruktur darat (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan energi untuk mengatasi hal tersebutperlunya komitmen pemerintah untuk memprioritaskan penyediaan infrastruktur dasar tersebut.

    Pada bidang ketenagakerjaan, permasalahan yang mendasar adalah masih tingginya angka pengangguran yang disebabkan antara lain tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 22

    kerja dan tingkat pendidikan tenaga kerja, di pihak lain, perkembangan industri kreatif dan wirausahawan muda belum optimal.

    Permasalahan Pada Misi Ketiga, Pembangunan infrastruktur strategis belum berjalan sesuai yang direncanakan, seperti: koridor BandungCirebon, Cianjur Sukabumi Bogor, JakartaCirebon, BandungTasikmalaya serta Jabar Selatan. Demikian pula, pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (CISUMDAWU), Soreang-Pasirkoja (SOROJA), dan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR), serta perkembangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Di pihak lain, infrastruktur jalan yang baru selesai dibangun di Jabar Selatan sudah mulai mengalami kerusakan di berbagai titik.

    Permasalahan pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, antara lain: (1) Pembangunan sumber daya strategis belum terlaksana secara optimal; (2) Bencana banjn dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi; dan (3) Kondisi jaringan irigasi juga belum memadai mengingat jaringan irigasi dalam kondisi rusak berat dan ringan masih sebesar 38,28%. Permasalahan pada aspek infrastruktur listrik dan energi adalah penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) mikro hidro, surya, dan angin masih sangat terbatas, demikian pula pada pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

    Permasalahan lain yaitu masih rendahnya akses masyarakat terhadap prasarana air minum yang memenuhi syarat baik di perkotaan maupun di perdesaan, antara lain disebabkanoleh makin terbatasnya sumber air baku untuk air minum, masih rendahnya komitmen Kabupaten/kota dalam mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan air minum, masih rendahnya kinerja kelembagaan pengelola Sistem penyediaan Air Minum, serta kenaikan jumlah penduduk yang relatif tinggi. Sedangkan permasalahan dalam pengelolaan air limbah adalah masih kurangnya kinerja pengelolaan air limbah domestik karena tidak seluruh sarana dan prasarana pengolahan limbah domestik menunjukkan kinerja baik sehubungan anggaran untuk operasional dan maintenance di masing-masing Kabupaten/kota sangat kurang.

    Permasalahan Pada Misi Keempat, Tingginya alih fungsi lahan produktif. Capaian kawasan lindung sampai dengan akhir Tahun 2013 belum mencapai 45%, seperti yang ditargetkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat. Implementasi pengembangan PKN secara fungsi dan peran yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat belum optimal terutama yang terkait dengan skala kegiatan ekonomi, pelayanan infrastruktur, serta daya dukung dan daya tampung ruangnya. Secara umum sistem kota hampir seluruhya mengalami masalah dalam penyediaan sistem sarana dan prasarana. Perbedaan ketersediaan sarana dan prasarana antar wilayah menyebabkan terjadinya kesenjangan antar wilayah terutama antara wilayah Jawa Barat bagian utara dengan bagian selatan serta antara bagian barat, tengah dan timur.

    Sementara itu kondisi PKW secara umum menunjukkan masih diperlukan perbaikan dan dukungan bagi peningkatan kinerjanya di Jawa Barat. Secara umum integrasi antar provinsi baik PKN dan PKW masih rendah. Selain itu masih tingginya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana yang dihadapi Jawa Barat memerlukan upaya yang lebih kuat untuk pemulihan lingkungan dan pengurangan resiko bencana.

    Permasalahan Pada Misi Kelima, Kualitas pelayanan publik yang masih relatif rendah disebabkan, antara lain: (1) Kinerja, budaya dan system kepegawaian yang belum

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    II - 23

    mampumendorong profesionalisme dan kompetensi aparatur, (2) Belum terbentuknya kelembagaan yang ramping struktur, kaya fungsi; dan (3) Sistem dan prosedur kerja belum efisien, efektif dan berperilaku hemat.

    Budaya taat hukum sebagian besar masyarakat menurun yang ditunjukkan dengan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan hukum, ketertiban dan keamanan. Selain itu, penegakan hukum masih lemah dan perlindungan hukum dan hak asasi manusia (HAM) belum diwujudkan di tingkat masyarakat. Pendataan aset belum terselesaikan .karena masih adanya aset-aset yang belum tersertifikasi karena berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat

    Gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan masyarakat juga masih cukup tinggi yang ditunjukkan, antara lain: tingkat kriminalitas dan pelanggaran hukum masih tinggi., kewibawaan pemerintah daerah berkurang, dan rendahnya respon masyarakat dalam menangkal berbagai friksi sosial politik yang bernuansa kepentingan kelompok atau golongan tertentu.

    Kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas pembangunan belum optimal karena: (1) Kebutuhan dan aspirasi masyarakat belum terakomodasikan dengan baik dalam perencanaan pembangunan; (2) Kapasitas perencanaan belum memadai di semua tingkatan; dan (3) Rendahnya konsistensi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

    Pembangunan perdesaan menjadi prioritas di Jawa Barat permasalahannya adalah belum optimalnya kinerja dan kesejahteraan pemerintahan desa, sehingga perlu dilakukan upaya untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Desa.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 1

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

    DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Jawa Barat tahun 2013 berikut karakteristiknya serta prospek perekonomian tahun 2014-2015. Bab ini juga membahas mengenai tantangan perekonomian Jawa Barat serta gambaran dinamika faktor eksternal dan internal yang diperkirakan mempengaruhi kinerja perekonomian daerah.

    3.1.1. Kondisi Ekonomi Makro Provinsi Jawa Barat

    Stabilitas makro ekonomiJawa Barat tahun 2013 dapat terjaga, sekalipun pertumbuhan ekonomi melambat, namun masih dalam angka yang cukup memuaskan di tengah-tengah nilai kurs yang melemah. Perekonomian Jawa Barat pada tahun 2013 yang ditunjukkan dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tumbuh sebesar 6,06 persen dibanding tahun 2012, dimana hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 0,66 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,66 persen.

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Gambar 3.1. Ekonomi Jawa Barat Tahun 2011-2013

    Catatan mengesankan adalah tingginya pertumbuhan PMA dan komponen ekspor menunjukkan kinerja yang cukup kuat seiring dengan kondisi eksternal yang cenderung membaik serta meningkatnya perdagangan antar daerah. Dari sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat disumbang oleh turunnya kinerja sektor utama yaitu industri pengolahan

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 2

    dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Di sisi lain, sektor pertanian dan jasa-jasa tumbuh meningkat dan menahan laju perlambatan yang lebih dalam.

    Nilai PDRB Jawa Barat atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp. 1.070,18 triliun, naik Rp. 120,42 triliun dibandingkan tahun 2012 (Rp. 949,76 triliun). Bila dilihat berdasarkan harga konstan 2000, PDRB tahun 2013 naik sebesar Rp. 22,09 triliun, yaitu dari Rp. 364,75 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp. 386,84 triliun pada tahun 2013.

    Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap total pertumbuhan PDRB, dengan sumber pertumbuhan sebesar 2,18 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan sumber pertumbuhan masing-masing 1,76 persen dan 0,52 persen (Tabel 3.1.)

    Tabel 3.1. PDRB Jawa Barat Tahun 2012 - Triwulan III 2013

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Secara triwulanan, PDRB Jawa Barat triwulan IV-2013 dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q) turun sebesar 0,53 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2012 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,30 persen).

    Struktur PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Pertanian mempunyai peranan sebesar 70,95 persen pada tahun 2013. Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi sebesar 34,56 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Pertanian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 24,44 persen dan 11,95 persen.

    2011 2012 2013 2011 2012 2013 (persen) (persen)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1. Pertanian 104,56 111,05 127,88 42,1 41,8 43,29 3,57 0,41

    2. Pertambangan dan Penggalian 17,36 17,59 18,61 7,08 6,58 6,53 -0,66 -0,01

    3. Industri Pengolahan 319,98 338,97 369,83 144,01 149,68 157,64 5,32 2,18

    4. Listrik, Gas dan Air Bersih 21,94 24,17 29,19 7,43 8,11 8,69 7,05 0,16

    5. Konstruksi 35,03 41,72 47,13 13,48 15,32 16,6 8,37 0,35

    6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 194,62 226,85 261,54 75,85 84,76 91,18 7,57 1,76

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 66,34 73,8 87,72 17,65 19,76 21,67 9,66 0,52

    8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 24,48 27,91 32,21 11,99 13,21 14,31 8,35 0,3

    9. Jasa-Jasa 77,92 87,7 96,06 23,61 25,53 26,92 5,44 0,38

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 862,23 949,76 1.070,18 343,19 364,75 386,84 6,06 6,06

    PDRB Tanpa Migas 825,31 911,34 1.029,50 334,54 356,65 378,84 6,22 6,22

    Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Berlaku (triliun

    rupiah)Atas Dasar Harga Konstan 2000

    (triliun rupiah)

    Laju Pertumbuhan

    2013

    Sumber Pertumbuhan

    2013

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 3

    Tabel 3.2. Struktur PDRBMenurut Lapangan Usaha Tahun 2011 2013 (persen)

    Lapangan Usaha 2011 2012 2013

    (1) (2) (3) (4)

    1. Pertanian 12,13 11,69 11,95

    2. Pertambangan dan Penggalian 2,01 1,85 1,74

    3. Industri Pengolahan 37,11 35,69 34,56

    4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,54 2,54 2,73

    5. Konstruksi 4,06 4,39 4,40

    6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 22,57 23,88 24,44

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,69 7,77 8,20

    8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,84 2,94 3,01

    9. Jasa-Jasa 9,04 9,23 8,98

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100,00 100,0 100,0

    PDRB Tanpa Migas 95,72 95,95 96,20

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Gambar 3.2. Struktur PDRB Jawa Barat Tahun 2013 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013

    Dibandingkan dengan tahun 2012, pada tahun 2013 terjadi peningkatan peranan pada beberapa sektor, kecuali : Sektor Pertambangan dan Penggalian turun dari 1,85 persen menjadi 1,74 persen, Sektor Industri Pengolahan turun dari 35,69 persen menjadi 34,56 persen, dan

    11.95

    34.56

    24.44

    29.05

    Pertanian

    IndustriPengolahan

    Perdagangan,Hotel danRestoran

    Lainnya

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 4

    Sektor Jasa-jasa turun dari 9,23 persen menjadi 8,98 persen. Sebaliknya, peranan Sektor Pertanian naik dari 11,69 persen menjadi 11,95 persen, Listrik, Gas, dan Air Bersih naik dari 2,54 persen menjadi 2,73 persen, Sektor Konstruksi naik dari 4,39 persen menjadi 4,40 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran naik dari 23,88 persen menjadi 24,44 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 7,77 persen menjadi 8,20 persen, Sektor Keuangan Persewaan, dan Jasa Perusahaan naik dari 2,94 persen menjadi 3,01 persen.

    Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada tahun 2013 menurut sisi penggunaan terjadi pada seluruh komponen berturut-turut yaitu Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,06 persen, diikuti Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh 6,60 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 5,51 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 4,02 persen serta Komponen Perubahan Inventori sebesar 0,61 persen. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalam penurunan sebesar 12,85 persen.

    Tabel 3.3. Nilai PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2011 2013,

    Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2013

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Pada tahun 2013, PDRB (harga berlaku), digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 57,74, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,86 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 18,16 persen, Komponen Perubahan Inventori 4,86 persen, Komponen Ekspor 36,39 persen dan Komponen Impor 28,96 persen.

    2011 2012 2013 2011 2012 2013 (persen) (persen)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1. Konsumsi Rumah Tangga 513,74 555,26 617,97 217,67 227,45 236,6 4,02 2,51

    2. Konsumsi Pemerintah 75,17 83,11 94,8 19,93 20,11 21,22 5,51 0,3

    3. PMTB 153,91 175,2 194,33 60,99 66,31 70,68 6,6 1,2

    4. a. Perubahan Inventori 39,45 48,47 52,05 12,71 15,84 15,93 0,61 0,03

    b. Diskrepansi Statistik 24,32 18,38 31,58 -8,95 -10,41 -4,61 - -

    5. Ekspor 305,33 340,28 389,42 153,63 162,11 178,43 10,06 4,47

    6. Dikurangi Impor 249,7 270,95 309,96 112,79 116,65 131,4 12,65 4,05

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 862,23 949,76 1,070,18 343,19 364,75 386,84 6,06 6,06

    Lapangan Usaha

    Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah)

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

    Laju Pertumbuhan

    2013

    Sumber Pertumbuhan

    2013

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 5

    Tabel 3.4. Nilai PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2011 2013,

    Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2013

    Komponen 2011 2012 2013

    (1) (2) (3) (4)

    1. Konsumsi Rumah Tangga 59,58 58,46 57,74

    2. Konsumsi Pemerintah 8,72 8,75 8,86

    3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 17,85 18,45 18,16

    4. a. Perubahan Inventori 4,58 5,10 4,86

    b. Diskrepansi Statistik 2,82 1,94 2,95

    5. Ekspor Barang dan Jasa 35,41 35,83 36,39

    6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 28,96 28,53 28,96

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    100,00 100,00 100,00

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Tingkat inflasi Jawa Barat selama tahun 2013 sebesar 9,15 persen mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 3,86 persen. Hal tersebut didorong oleh faktor non fundamental, terutama komoditas bahan makanan bergejolak (volatile foods) dan kelompok harga yang ditetapkan oleh pemerintah (administered prices). Faktor non fundamental yang mendorong inflasi lebih tinggi adalah lonjakan harga komoditas bahan makanan terutama hortikultura kelompok bumbu-bumbuan (bawang merah, cabai merah, cabai rawit) dan kelompok daging-dagingan (daging ayam ras dan daging sapi). Inflasi juga didorong oleh penyesuaian harga komoditas yang ditetapkan pemerintah pusat seperti penyesuaian harga BBM bersubsidi dan tarif listrik. Hal itu menjadi faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Jawa Barat. Sementara itu, ekspektasi inflasi masyarakat meningkat tinggi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dan tarif tenaga listrik di tengah tekanan depresiasi nilai tukar Rupiah.

    Namun disayangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan dan PDRB per kapita yang terus meningkat, belum disertai dengan kondisi sosial ekonomi yang baik pula. Ketimpangan pendapatan tercermin dalam Indeks Gini (IG) selama periode tahun 2012-2013. Pada tahun 2012 dan 2013 Indeks Gini mencapai 0,41. Kondisi secara umum distribusi pendapatan semakin tidak merata dalam lima tahun terakhir. Fakta ketimpangan pendapatan yang memburuk terkait erat dengan akses masyarakat marjinal terhadap sumberdaya ekonomi produktif yang masih terbatas.

    Tidak hanya ketimpangan pendapatan yang terjadi, juga ketimpangan wilayah. Hal ini tercermin dalam perbedaan nilai PDRB antar kabupaten kota yang cukup tinggi. Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor merupakan wilayah industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Jawa Barat. Kemudian Kota Bandung sebagai kota jasa yang juga turut menyumbang relatif besar dibanding kota lainnya.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 6

    Gambaran kondisi sosial ekonomi lainnya, dapat dilihat berdasarkan indikator ketenagakerjaan dan kemiskinan. Peningkatan jumlah angkatan kerja dan jumlah pendudukbekerja yang meningkat. Selama kurun waktu 2012-2013 terjadi penurunan jumlah penganggur. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2013mengalamipeningkatan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Barat mengalami penurunan dibanding tahun 2012.

    Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan pendekatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, artinya kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 4,38 juta orang (9,61 persen).

    Tabel 3.5. Indikator Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Jawa Barat Tahun 2012-2013

    Indikator Tahun 2012 Tahun 2013

    Ketenagakerjaan :

    1. Angkatan Kerja (juta org) :

    Bekerja (juta org)

    Penganggur (juta org)

    2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (persen)

    3. Tingkat Pengangguran Terbuka (persen)

    20,15

    18,32

    1,83

    63,78

    9,08

    20,28

    18,41

    1,87

    63,01

    9,22

    Kemiskinan :

    1. Jumlah Penduduk (juta org)

    2. Persentase Penduduk Miskin (persen)

    44,548

    9,89

    45,340

    9,61

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    Memperhatikan kondisi perekonomian Jawa Barat tahun 2013, maka perkiraan kondisi ekonomi regional Jawa Barat pada tahun 2014 sebagaimana ditunjukan pada tabel.3.6.

    Tabel 3.6. Perkiraan Indikator Ekonomi Regional Makro Tahun 2014

    No. Indikator Perkiraan Capaian Tahun 2014

    1. a. Jumlah Penduduk (jiwa) 46.035.927

    b. Laju Pertumbuhan Penduduk (persen) 1,77

    2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (persen) 5,9 6,5

    3. Inflasi (persen) 6,0 7,0

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 7

    No. Indikator Perkiraan Capaian Tahun 2014

    4. Nilai PDRB perkapita adhk 2000 (Rp. Juta) 9,0 9,5

    5. Persentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk

    7,8 6,8

    6. Laju Pertumbuhan Investasi (persen)

    7. Tingkat Pengangguran Terbuka (persen) 8,5 8,0

    8. Nilai Investasi/PMTB adhb (Rp. Trilyun) 174,2 194,2

    Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

    Jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 46.035.927 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,77persen. Indikator perkembangan ekonomi yang digambarkan dengan laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDRB dan investasi pada tahun 2014 sebagai berikut : laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh sebesar 5,9persen sampai dengan 6,5persen dengan nilai PRDB per kapitaatas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp. 9jutasampaidenganRp. 9,5juta, sedangkan inflasi diperkirakan sebesar 6persen hingga 7,0persen. Laju pertumbuhan investasi diperkirakan mencapai angka ..persen dengan nilai investasi/pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga berlaku sebesar Rp.174,2 trilyunsampaidenganRp. 194,2 trilyun. Kondisi kemiskinan dan ketenagakerjaan pada tahun 2014 digambarkan dengan indikator persentase penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka, persentase penduduk miskin diperkiraan sebesar 7,8persen 6,8persen sedangkan tingkat pengangguran terbuka diperkirakan berada pada kisaran 8,5persen hingga 8,0persen.

    3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan Tahun 2015

    Tantangan dan prospek perekonomian Jawa Barat, tentunya akan banyak dipengaruhi oleh tantangan dan prospek pada tataran global, nasional, maupun lingkungan regional Jawa Barat sendiri.

    3.1.2.1. Global dan Nasional

    Pertumbuhan ekonomi global hanya akan meningkat dari 2,8 persen pada 2013 menjadi 3,1% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan karena sebagian besar perekonomian dunia masih menghadapi banyak kendala struktural dan kendala kebijakan yang menghambat investasi lebih banyak dan pertumbuhan produktivitas yang lebih cepat. Perekonomian global masih diwarnai oleh ketidakpastian dan resiko yang masih cukup tinggi terkait dengan proses pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju yang belum menemukan titik terang serta berbagai krisis geopolitik yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan meningkat dari 1,6 persen tahun 2013 menjadi 2,3 persen pada tahun 2014. Perekonomian Eropa akan lebih baik, keluar dari krisis, tercermin pada LPE yang positif sebesar 0,8 persen, padahal pada tahun 2013 diperkirakan terkontraksi sebesar 0,3 persen. Jepang tetap tumbuh stabil 0,8persen.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 8

    Sementara itu di kawasan regional, pertumbuhan PDB di negara berkembang secara keseluruhan diperkirakan akan turun sedikit sebesar 0,1 persen menjadi 4,6 persen pada tahun 2014. Hal ini merupakan dampak dari melambatnya pertumbuhan China dari 7,5 persen pada 2013 menjadi 7 persen pada tahun 2014. Sementara itu, harga komoditas global masih mengalami tren penurunan. Kondisi-kondisi tersebut diperkirakan akan berdampak terhadap kinerja ekspor Jawa Barat ke luar negeri. Untuk perekonomian nasional, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia akan melambat menjadi 5,3 persen pada tahun 2014, dari 5,6 persen pada tahun 2013. Sebagian besar dari perlambatan tersebut didorong oleh pengurangan pengeluaran investasi yang tumbuh hanya 4,5 persen pada kuartal ketiga, yang tercerminkan terutama dalam penurunan investasi mesin dan peralatan. Sementara itu, target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2014, di kisaran 5,8 persen sampai 6,1 persen.

    Faktor-faktor yang bisa dikembangkan oleh Indonesia dalam menghadapi masa depan diantaranya adanya bonus demografi. Sebanyak lebih dari 50% populasi Indonesia adalah generasi muda usia produktif antara 14-54 tahun. Diperkirakan selama 20 tahun ke depan, demografi tersebut akan bertahan dengan sebagian besar masyarakat berusia produktif. Mereka akan menyumbang peningkatan kelas menengah dan tentu saja dapat menggerakkan perekonomian dalam negeri. Sumber daya alam dan energi yang dimiliki di Indonesia juga menjadi faktor yang dapat dikembangkan di masa depan. Seperti diketahui, kekayaan energi baik fosil maupun energi terbarukan di Indonesia sangat besar potensinya. Selain itu, SDA yang dimiliki negara ini juga beragam dan sangat banyak. Kelebihan Indonesia juga ada pada kestabilan perekonomian secara makro. Di tengah krisis global yang melanda AS dan Eropa, secara meyakinkan ekonomi makro Indonesia tetap tumbuh bahkan diatas 6%. Hal tersebut menunjukkan adanya kebijakan makro ekonomi yang tepat.

    Dari sisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Indonesia terbukti lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Sebanyak 50% kontribusi pertumbuhan ekonomi disumbangkan oleh UMKM dan 90% pengusaha Tanah Air merupakan UMKM. Saat ini, Indonesia termasuk dalam GDP ekonomi terbesar dunia di urutan ke-16 dengan 45 juta kelas menengah. Sebanyak 53% populasi di kotamenyumbangkan 71% GDP total dengan 55 juta tenaga kerja terampil dari 118 juta tenaga kerja. Peluang pasar Indonesia saat ini mencapai US$0,5 triliun per tahun. Pada 2030, Indonesia akan menjadi negara dengan GDP ekonomi terbesar ke-7 dunia dengan 135 juta kelas menengah. Populasi di kota juga akan meningkat menjadi 71% dan menyumbangkan 86% GDP total. Nantinya diperkirakan sebanyak 113 juta tenaga kerja terampil ada di Indonesia dengan peluang pasar mencapai US$1,8 triliun.

    3.1.2.2. Jawa Barat

    Memperhatikan kondisi dan dinamika perekonomian daerah, nasional maupun global beberapa tahun sebelumnya serta proyeksi perkembangan ekonomi daerah, nasional, dan internasional, secara makro pada tahun 2015-2016 prospek pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat diprediksikan masih dalam kondisi yang cukup stabil meskipun dihadapkan pada tantangan kondisi pemulihan perekonomian global yang penuh ketidakpastian. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, indikator makro ekonomi Provinsi Jawa Barat diproyeksikan sebagai berikut :

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 9

    Tabel 3.7. Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Jawa Barat

    Tahun 2015-2016

    No. Indikator Proyeksi

    2015 2016

    1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (persen)

    6,2 6,8 6,3 6,9

    2. Inflasi (persen) 6,3 7,3 4,5 5,5

    3. Kemiskinan 6,8 5,9 5,9 5,0

    4. Laju Pertumbuhan Investasi (persen)

    5. Tingkat Pengangguran Terbuka (persen)

    8,0 - 7,5 7,5 7,0

    Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

    Dengan memperhatikan kondisi perkembangan perekonomian global dan nasional, maka skenario laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diprediksikan akan tumbuh pada kisaran sebesar 6,2 6,8 persen untuk tahun 2015 dan 6,3 6,9 persen pada tahun 2016 dan dengan inflasi pada kisaran 6,3 7,3 persen pada tahun 2015 dan 4,5 5,5 persen pada tahun 2016. Dari sisi tingkat kemiskinan, diprediksikan angka kemiskinan secara gradual akan menurun. Pada tahun 2015, tingkat kemiskinan di Jawa Barat diperkirakan akan berada pada kisaran 6,8 5,9 persen dan tahun 2016 sekitar 5,9 5,0 persen. Sejalan dengan tingkat kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga akan memiliki kecenderungan trend yang menurun. Pada tahun 2015 TPT akan berada pada kisaran 8,0 7,5 persen dan tahun 2016 sekitar 7,5 7,0 persen.

    Pada periode tahun 2015-2016, kontribusi Sektor Industri Pengolahan diprediksikan akan memiliki kontribusi sekitar n/a persen pada tahun 2015 dan n/a persen pada tahun 2016. Sedangkan Sektor PHR diprediksikan akan memiliki kontribusi sekitar n/a persen pada tahun 2015 dan n/a persen pada tahun 2016 dalam pembentukan PDRB secara keseluruhan. Sektor pertanian diperkirakan akan masih tetap dapat memberikan kontribusi diatas 10 persen sebagai dampak dari beroperasinya Waduk Jatigede pada awal tahun 2014.

    Sisi permintaan, tekanan terhadap kinerja perekonomian diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor, sementara komponen lainnya seperti konsumsi pemerintah, impor dan investasi menjaga kinerja perekonomian secara umum tetap stabil. Konsumsi pemerintah yang lebih ekspansif, impor yang cenderung melambat serta investasi yang stabil diperkirakan menjadi komponen-komponen yang membantu mempertahankan kinerja perekonomian Jawa Barat yang tetap stabil. Resiko ketidakpastian global dan perkiraan melambatnya konsumsi domestik pada tahun 2014 dan 2015 menjadi landasan perkiraan melambatnya kinerja ekspor luar negeri maupun antar daerah. Sementara itu investasi diperkirakan relatif stabil dengan kecenderungan meningkat yang dilandasi oleh perkiraan investasi swasta relatif stabil sementara investasi pemerintah lebih ekspansif. Investasi

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 10

    diperkirakan terus berlanjut di tahun 2014 dan 2015, terutama dalam bentuk investasi non bangunan.

    Ekspor diperkirakan tetap bertumbuh tinggi dengan kecenderungan melambat yang dipengaruhi oleh kemungkinan konsumsi tahun 2014-2015 yang tertahan dan perkembanganeksternal yang diliputi resiko ketidakpastian. Di sisi lain, perekonomian global yang masih diliputiketidakpastian dan resiko terkait lambatnya proses pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju dan krisis geopolitik di kawasan Timur Tengah serta menurunnya proyeksi perekonomian China diperkirakan akan berdampak terhadap kinerja ekspor Jawa Barat ke luar negeri.

    Secara sektoral, sektor utama Jawa Barat seperti sektor industri pengolahan dan PHR diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014-2015. Perkembangan nilai tukar Rupiah yang cenderung membaik terhadap dolar AS diperkirakan berdampak terhadap kinerja perusahaan manufaktur dengan orientasi domestik dan memiliki ketergantungan impor tinggi. Sebagian industri di Jawa Barat mengandalkan bahan baku impor untuk produksinya, seperti sektor TPT dan komponen otomotif.

    Tekanan inflasi pada tahun 2014 diperkirakan semakin mereda, kondisi ini seiring dengan telah berakhirnya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun demikian, tekanan inflasi diperkirakan muncul dari berbagai pengaruh seperti kenaikan tarif listrik, faktor cuaca yang mempengaruhi produksi komoditas pertanian.

    Adapun analisis SWOT untuk tantangan perekonomian Jawa Barat Tahun 2014-2016 terlihat pada tabel 3.9.

    Tabel 3.9. SWOT Ekonomi Jawa Barat Tahun 2014-2016

    VARIABEL SUB VARIABEL

    KEKUATAN 1. Jumlah penduduk dan tingginya kunjungan penduduk luar wilayah merupakan potensi pasar

    2. Minat perusahaan yang akan melakukan investasi di Jabar tinggi (info BKPPMD Jabar)

    3. Ekspektasi positif pelaku usaha dan konsumen positif terhadap perekonomian Jabar ke depan (survei BI)

    4. Permintaan akan meningkat sejalan dengan kenaikkan pendapatan 5. Infrastruktur meningkat (kualitas dan kuantitas)6. Kredit meningkat

    KELEMAHAN 1. Konflik dalam penetapan UMK yang mempengaruhi produksi 2. Perubahan cuaca akan berdampak pada produksi3. Potensi dampak lanjutan perubahan harga-harga yang diatur pemerintah

    terhadap ongkos produksi dan volume produksi4. Adanya ketimpangan yang cukup besar pada PDRB antar Kabupaten/Kota

    di Jawa Barat.5. Proporsi angka kemiskinan dan pengangguran walaupun ada

    kecenderungan menurun tetapi pada beberapa tahun ke depan diperkirakan masih relative besar, sehingga program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja harus masih menjadi prioritas.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 11

    VARIABEL SUB VARIABEL

    PELUANG 1. Mulai pulihnya permintaan ekspor Eropa dan Amerika 2. Ekspansi fiskal pemerintah pusat dan daerah berdampak positif terhadap

    sektor usaha3. Stabilitas politik yang terjaga berdampak terhadap stabilitas ekonomi

    TANTANGAN 1. Menjaga stabilitas nilai tukar dan stabilitas harga 2. Memperbaiki kualitas pelayanan birokrasi 3. Peningkatan target indeks daya beli masyarakat Jawa Barat tahun 2014,

    sehingga perlu adanya upaya-upaya yang kongkrit untuk mencapai target tersebut.

    4. tantangan perubahan iklim dan out break hama penyakit, dikhawatirkan produksi pangan Jawa Barat akan mengalami penurunan pada beberapa tahun ke depan. Perlu adanya upaya peningkatan produksi pangan melalui perbaikan system perbenihan, intensifikasi, proteksi, pengolahan hasil, fasilitas sarana produksi.

    5. Kelangkaan energi pada beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin terasa, sehingga untuk antisipasinya perlu ada upaya peningkatan eksplorasi dan pengembangan sumber energy alternative.

    6. Terjadinya penurunan daya saing beberapa produk andalan Jawa Barat di Pasar Global seperti tekstil dan lain-lain, perlu ada upaya peningkatan daya saing produk Jawa Barat.

    7. Di bidang tekhnologi, peran Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan masih relative rendah, sehingga perlu adanya upaya peningkatan peran Perguruan Tinggi dan Lembaga Penilitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan Jawa Barat.

    8. Tuntutan upah minimum kerja semakin mencuat di beberapa daerah industri.

    9. Penciptaan keterkaitan industri pengolah dengan sumber daya lokal.10. Penciptaan keterkaitan pembangunan perkotaan dan pedesaan.

    Sumber : Tim Ekonomi Makro Provinsi Jawa Barat, 2013.

    Khusus untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Jawa Barat mempunyai potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang dapat dianggap sebagai prospek dalam menghafapi tantangan tersebut.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 12

    Tabel 3.10.Prospek Perekonomian Jawa Barat

    No Bidang/Fenomena Uraian INTERNAL 1 Pertanian/pangan Jawa Barat memiliki lahan pertanian yang

    cukup luas, dengan jumlah petani yang cukup banyak, serta komoditas yang cukup beragam ditunjang keberadaan Waduk Jatigede.

    2 Industri Jawa Barat memiliki industri yang banyak baik skala besar, menengah, kecil dan mikro.

    3 Energi Jawa Barat memiliki sumber daya alam sumber energy alternative yang cukup banyak, baik dari bahan tambang maupun komoditas pertanian.

    4 Teknologi Jawa Barat memiliki Perguruan tinggi ternama dan lembaga litbang departemen maupun non departemen yang cukup banyak.

    EKSTERNAL 1 Kelangkaan pangan di tingkat global

    dan nasional Merupakan peluang bagi pertanian Jawa Barat dalam pemasaran produk pertanian dan olahannya.

    2 Pergeseran kekuatan ekonomi ke Asia

    Jawa Barat sebagai kawasan industry terbesar di Indonesia mempunyai peluang dalam peningkatan sector industry.Pada tanggal 14 Januari 2010 Atase Perekonomian China (mewakili Pusat Perdagangan Luar Negeri China) melakukan pertemuan bisnis dengan Kamar Dagang dan Industri Jabar. China merencanakan akan membuka pabrik tekstil di Jawa Barat sebagai bentuk investasi China di bidang manufaktur di Indonesia.

    3 Kesiapan Jawa Barat menghadapi Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015

    Jawa Barat memiliki penduduk dan tenaga kerja yang banyak, harus dipersiapkan peningkatan daya saingnya (skill, dll), supaya berkontribusi dominan terhadap lapangan kerja AEC. Program Jabar mengembara pada tahun 2013 harus mampu mempersiapkan tenaga Jawa Barat dalam kancah AEC.

    4 MP3EI Dukungan untuk MP3EI untuk jangka pendek berupa kebijakan Jawa Barat dalam penciptaan iklim usaha yang lebih baik, diharapkan akan meningkatkan kinerja industri Jawa Barat.

  • Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

    III - 13

    Tahun 2015 merupakan tahapan ke-2 pada rangkaian pembangunan jangka menengah tahun 2013-2018. Dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini serta tantangan dan prospek perekonomian Jawa Barat ke depan, maka pada tahun 2015 diperlukan kerangka perekonomian Jawa Barat sebagai berikut:

    1. Perlu mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota yang relative rendah dengan memacu sector unggulan masing-masing kabupaten/kota tersebut.

    2. Pengendalian jumlah penduduk, penyediaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan, serta pening