bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf ·...

267
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 1 Pemerintah Kabupaten Majalengka RKPD 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pokok penyelenggaraan pemerintahan sesungguhnya adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana tertuang dalam Pembukanan Undang- Undang Dasar Tahun 1945. Maka dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan tersebut diterapkanlah konsep otonomi daerah. Konsep penyelenggaraan otonomi daerah sendiri yaitu, pemerintahan daerah, mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan yang efektif. Perencanaan pembangunan daerah diartikan sebagai suatu proses penyusunan tahap-tahap kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan ; tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah terdiri atas : (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 tahun, (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 tahun, (3) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, (4) Rencana Strategis OPD (Renstra OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 tahun, (5) Rencana Kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD

Transcript of bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf ·...

Page 1: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pokok penyelenggaraan pemerintahan sesungguhnya adalah untuk

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana tertuang dalam Pembukanan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Maka dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas

pencapaian tujuan tersebut diterapkanlah konsep otonomi daerah.

Konsep penyelenggaraan otonomi daerah sendiri yaitu, pemerintahan daerah,

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan, yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip

demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka menjamin agar kegiatan

pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan

pembangunan yang efektif.

Perencanaan pembangunan daerah diartikan sebagai suatu proses penyusunan

tahap-tahap kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, untuk meningkatkan

kesejahteraan sosial di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Ruang lingkup

perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan ; tata cara penyusunan,

pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.

Perencanaan pembangunan daerah terdiri atas : (1) Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode

20 tahun, (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah

dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 tahun, (3) Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode

1 tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, (4) Rencana

Strategis OPD (Renstra OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode

5 tahun, (5) Rencana Kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD

Page 2: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 untuk periode 1 tahun. Kelima dokumen tersebut disusun saling bersinergis dengan

tujuan untuk mengarahkan pembangunan lebih terfokus pada pencapaian target

pembangunan pada tahun rencana.

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah Pasal 150 ayat 3 butir (d) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),

merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1(satu) tahun, yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,

rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan

mengacu kepada rencana kerja Pemerintah.

Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015,

berpedoman pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 050/691/SJ

tentang Pedoman Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD) Tahun 2015, bahwa bagi daerah yang sedang menyusun RPJMD,

maka untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan

menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, pemerintah daerah dapat

menggunakan rencana program, sasaran, dan pagu indikatif tahun pertama yang

disusun dalam Rancangan Awal RPJMD sebagai landasan penyusunan Rancangan

Awal RKPD Tahun 2015 yang nantinya ditetapkan menjadi tahun pertama dari

indikasi rencana program yang disertai kebutuhan pendanaan RPJMD yang akan

ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selain itu juga untuk menjamin konsistensi

antara RPJMD dengan RKPD, serta antara perencanaan dan penganggaran tahun

2015 terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai dengan kewenangan

kabupaten sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka

penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 berpedoman

pada Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah dan Bab VIII

Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan

sebagaimana yang telah tertuang dalam RPJMD. Merujuk pada Surat Edaran tersebut

juga maka dalam Perbup RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 tetap

berpedoman pada Bab VII dan VIII dalam Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten

Majalengka Tahun 2014-2018.

Merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Majalengka 2005-2025, tahun 2015 merupakan tahun ke 2 (dua) tahapan

Page 3: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 3

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 ketiga Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang tertuang dalam RPJMD

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018. Berdasarkan RPJPD tersebut, tahun

2014-2018, yaitu tahap pemantapan pembangunan secara menyeluruh diberbagai

bidang dengan menekankan pencapaian daya saing perekonomian dari sektor industri

pengolahan berlandaskan keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas serta

kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat demi terwujudnya

perekonomian daerah yang kuat dan merata.

Gambar 1.1.

Tahapan Pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 Berdasarkan RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025

Secara subtantif RKPD merupakan penjabaran perencanaan tahunan atas dokumen

perencanaan jangka menengah (5 tahunan) RPJMD. Tujuan, sasaran dan targetan

yang tertuang dalam RPJMD yang telah dijabarkan pertahun dijadikan pedoman

dalam penyusunan RKPD, sebagai konsekuensi pencapaiaan targetan tahunan yang

merupakan akumulasi 5 tahun target pembangunan. Prioritas pembangunan dalam

RKPD dijadikan acuan bagi OPD dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) OPD,

Renja OPD juga disusun mengacu terhadap tujuan, sasaran dan targetan

pembangunan yang tertuang dalam Renstra OPD. RKPD yang telah ditetapkan

2005-2008

2009-2013

2014-2018

2019-2023

2014

2015

2016

2017

2018

TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Page 4: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 4

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 dengan peraturan bupati menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum

Anggaran Pendapadatan dan Belanja Daerah (KUA-PBD) dan Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) yang kemudian dijadikan pedoman dalam penyusunan

RAPBD.

1.1.1. Pendekatan dan Mekanisme Penyusunan RKPD

A. Pendekatan Penyusunan RKPD Tahun 2015

Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas; baik

antar-daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat

dan Daerah, RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun melalui pendekatan

sebagai berikut :

1. Politik, pendekatan ini menitikberatkan pada program-program pembangunan

yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

2. Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan kerangka

berfikir, asumsi, dan metoda ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan daerah;

3. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan untuk mendapatkan aspirasi

dan menciptakan konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting

pengambilan keputusan;

4. Atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up), kedua pendekatan ini

dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan yang dilaksanakan melalui

musyawarah baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan,

serta kelurahan, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran

rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

B. Mekanisme Penyusunan RKPD

Mempedomani Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, secara umum penyusunan RKPD Kabupaten

Majalengka Tahun 2015 melalui 4 (empat) tahap langkah penyusunan rencana, yang

dimaksudkan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk

ditetapkan. Langkah pertama, adalah penyiapan Rancangan Rencana Kerja

Page 5: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 5

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 yang bersifat

teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing-masing OPD

menyiapkan Rancangan Rencana Kerja (Renja) dengan berpedoman pada Rancangan

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Langkah ketiga, adalah melibatkan

masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Langkah keempat, adalah

penyusunan Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015.

Secara terperinci tahapan penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Majalengka

menyusun Rancangan Awal RKPD Tahun 2015 dengan berpedoman pada

RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025, Rancangan Akhir RPJMD

Kabupaten Majalengka, RPJMD Provinsi Jawa Barat, dan RPJMN. Rancangan

Awal RKPD Tahun 2015 juga disusun dengan memperhatikan kondisi

perekonomian nasional, isu strategis nasional, isu strategis regional, isu strategis

kabupaten, kondisi perekonomian regional, evaluasi pencapaian indikator makro

sosial ekonomi Kabupaten Majalengka Tahun 2013, dan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.

2. Bappeda Kabupaten Majalengka melakukan konsultasi publik dalam rangka

menjaring aspirasi dari publik (pemangku kepentingan) Pemerintah Kabupaten

Majalengka terhadap prioritas dan sasaran pembangunan dan dalam rangka

mengkomunikasikan rencana pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun

2015 yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Tahun 2015.

3. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyusun Rancangan Awal Renja-OPD

dengan mempedomani Rancangan Rencana Strategis (Renstra-OPD) dan

mengacu pada Rancangan Awal RKPD Tahun 2015.

4. Desa dan Kelurahan melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Desa/Kelurahan untuk menyepakati Rencana Pembangunan Desa Tahun

2015. Keluaran Musrenbang adalah Dokumen Rencana Kerja Pembangunan

(RKP) Desa dan/atau Renja Kelurahan yang berisi :

a. Prioritas kegiatan pembangunan skala desa/kelurahan yang didanai oleh

pendapatan desa dan swadaya masyarakat.

Page 6: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 6

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 b. Prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui OPD yang

akan dibahas dalam Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka di

Kecamatan.

5. Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di Kecamatan

dilaksanakan oleh kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas

pembangunan di kecamatan berdasarkan hasil musrenbang di Desa/Kelurahan,

serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut.

Keluaran yang dihasilkan Musrenbang RKPD di kecamatan adalah dokumen

Rencana Kerja (Renja) Kecamatan dan daftar usulan prioritas program dan

kegiatan pembangunan yang didanai oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi

Jawa Barat, APBN dan sumber pendanaan lainnya di wilayah kecamatan

menurut fungsi OPD.

6. OPD memaduserasikan rencana program dan kegiatan dengan rencana program

dan kegiatan hasil Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka di Kecamatan

untuk dituangkan dalam Rancangan Renja OPD.

7. Penajaman Rancangan Renja OPD Tahun 2015 dilakukan dalam Forum

Organisasi Perangkat Daerah (Forum OPD/Gabungan OPD) Kabupaten

Majalengka Tahun 2014 untuk mendapatkan susunan prioritas kegiatan dan

program serta menampung aspirasi dari stakeholder lainnya untuk

penyempurnaan Rancangan Renja yang telah disusun.

8. Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun

berdasarkan Rancangan Renja OPD hasil penajaman dalam Forum

OPD/Gabungan OPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014.

9. Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 dibahas dalam

Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 di Kabupaten tahun 2014.

10. Hasil Pembahasan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD

Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di Kabupaten pada tahun 2014, selanjutnya

dijadikan dasar penyusunan Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka

Tahun 2015.

11. Penajaman Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 dilakukan dalam Forum Pasca Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Page 7: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 7

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 di Kabupaten pada

tahun 2014.

12. RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 secara definitif ditetapkan dengan

Peraturan Bupati Majalengka, selanjutnya dijadikan sebagai pedoman

penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS), dan RAPBD Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran

2015.

Lebih jelas mengenai mekanisme penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka

Tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.2. sebagai berikut :

Page 8: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 8

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Gambar 1.2. Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2015

1. KONDISI PEREKONOMIAN NASIONAL & ISU STRATEGIS NASIONAL

2. KONDISI PEREKONOMIAN REGIONAL

3. EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR MAKRO SOSEK KAB.MAJALENGKA TH.2013

1. RPJP Nasional (UU 17/2007) 2. RPJMN Th.2010 – 2014 3. RPJMD PROV. JABAR Th.2013-2018 3. RPJPD Kab. Majalelngka Th.2005-2025 4. RPJMD Kab. Majalengka Th.2014-2018

RANCANGAN RENJA OPD

FORUM OPD

MUSRENBANG RKPD DI

KECAMATAN

MUSRENBANG RKPD DI

KABUPATEN

RKPD DEFINITIF 2015

(PERBUP)

RANCANGAN AKHIR RKPD TH. 2015

RKA OPD

PEMBAHASAN RAPERDA APBD (PEMKAB DGN DPRD)

PERDA APBD

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DAERAH DGN

DPRD TENTANG RAPERDA APBD

RANCANGAN AWAL RKPD TH.

2015

MUSRENBANG DI DESA/KELURAHAN

RANCANGAN RKPD 2015

RANCANGAN PPAS

PEMBAHASAN RANCANGAN PPAS

(TAPD DENGAN DPRD)

NOTA KESEPAKATAN PPAS

RANCANGAN KUA-PBD

PEMBAHASAN RANCANGAN KUA

(TAPD DENGAN DPRD)

DOKUMEN KUA-PBD

NOTA KESEPAKATAN KUA-PBD

RANCANGAN PERDA APBD

DOKUMEN PPAS

Teknokrat ik

Part isipat I f

Pol i t ik

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Page 9: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 9

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 1.1.2. Visi dan Misi Kabupaten Majalengka

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 merupakan penjabaran atas Visi

dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Majalengka yang tertuang dalam

RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, yang kemudian dijadikan sebagai

Guidelines dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Majalengka, yaitu :

“MAJALENGKA MAKMUR”

Makmur secara harfiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material

dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan

kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.

Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA

MAKMUR adalah : “terwujudnya suatu tatanan masyarakat, pemerintahan, dan

pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan

Religius” dalam arti :

Maju : Berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek

pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola

pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya

dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan

berkelanjutan;

Aman : Kondisi Daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan

konflik sosial tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan tertentu;

Kondusif : Situasi yang mendukung untuk berinvestasi, nyaman, disertai kualitas

pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)

agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor;

Mandiri : Mampu meningkatkan kemampuan Daerah untuk menyelenggarakan

seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan Pemerintah

yang lebih atas;

Unggul : Memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber

daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovaitif

dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

Page 10: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 10

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka

dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan

mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana

keagamaan yang memadai.

Dalam rangka pencapaian Visi tersebut di atas, maka telah ditetapkan Misi

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur,

lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian

pembangunan yang berkelanjutan;

2. Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan

berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan

kesejahteraan aparatur;

3. Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat;

4. Meningkatkan daya saing daerah dengan berfokus pada pemanfaatan sumber

daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi

dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;

5. Mewujudkan Desa Mandiri;

6. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan

sarana prasarana keagamaan yang memadai.

1.2. Landasan Hukum

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun dengan berlandaskan

pada :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan

Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan

Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Page 11: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 11

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 12: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 12

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

Page 13: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 13

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011-2025;

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor….Tahun 2014 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor …..);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 44 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman

Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara

Page 14: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 14

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagaimana

telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 540);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470);

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri

E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi

Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran daerah Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,

Tambahan Lembaran daerah Nomor 87);

30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah

Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 21);

32. Peraturan Gubernur Nomor … Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 (Lembaran Daerah Tahun

2014 Nomor … Seri …);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten

Page 15: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 15

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Majalengka Nomor 1);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Majalengka Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2008 Nomor 2);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-

pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran

Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 2);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka;

37. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka

Tahun 2011-2031;

38. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka;

39. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 5 Tahun 2013 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

Anggaran 2014.

1.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Konsep pembangunan yang berkelanjutan dalam perencanaan pembangunan

yang dimaksudkan adalah adanya sinergitas antar dokumen-dokumen perencanaan

pembangunan disusun saling bersinergis. Berdasarkan konsep tersebut diharapkan

pembangunan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan target yang

telah ditetapkan.

Secara normatif penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 didasarkan pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yaitu

disusun dengan :

1. Berpedoman pada RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025,

dilakukan melalui penyelarasan arah kebijakan pembangunan.

Page 16: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 16

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2. Mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dilakukan

melalui penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten

Majalengka dengan pembangunan Provinsi Jawa Barat.

3. Program dan kegiatan pembangunan daerah yang mencakup dua wilayah

kabupaten/kota atau lebih, dan wilayah perbatasan antar kabupaten/kota.

4. Mengacu pada RPJPN, dilakukan melalui penyelarasan arah kebijakan

pembangunan nasional.

Selain itu juga penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Barat, RTRW

Kabupaten/Kota Tetangga dan RTRW Kabupaten Majalengka yaitu dalam hal

penyelarasan atas arah kebijakan penetapan rencana pola ruang dan struktur ruang;

Gambar 1.3. Alur Perencanaan dan Penganggaran

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, pendekatan dan mekanisme

penyusunan RKPD, Visi dan Misi Kabupaten Majalengka, landasan

hukum, hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya,

sistematika dokumen RKPD, maksud dan tujuan.

Page 17: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 17

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Mengemukakan tentang evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD, Permasalahan daerah

yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah,

identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,

dan isu strategis.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Menguraikan tentang kondisi ekonomi daerah tahun 2013 dan perkiraan

tahun 2014, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2015,

arah kebijakan ekonomi daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

Menguraikan secara eksplisit prioritas, fokus, dan sasaran pembangunan

daerah berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD

Tahun 2013 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, serta

hasil Musrenbang tahun 2014 dalam rangka menetapkan arah kebijakan

pembangunan daerah tahun 2015.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Menjelaskan mengenai perencanaan program dan kegiatan prioritas,

indikator kinerja, target, satuan, pagu indikatif, lokasi, OPD penanggung

jawab, keterkaitannya dengan prioritas dan sasaran pembangunan yang

ditetapkan, serta rangkuman dari usulan rencana program dan kegiatan

prioritas daerah tahun 2015.

BAB VI PENUTUP

Mengemukakan harapan-harapan atas keberadaan RKPD Kabupaten

Majalengka Tahun 2015, agar dapat dijadikan acuan oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan Stakeholder lainnya dalam

penyusunan Rancangan Renja OPD Tahun 2015 dan Aktivitas

pelaksanaaan Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di

Kecamatan Tahun 2014 serta Pelaksanaan Forum OPD/Gabungan OPD

Tahun 2014.

Page 18: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 18

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, adalah

sebagai berikut :

1. Dihasilkannya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang menjamin

adanya korelasi atau sinergi perumusan kondisi atau masalah daerah,

perencanaan dan arah kebijakan, serta perumusan strategi yang sesuai dengan

kebutuhan daerah.

2. Dirumuskannya pedoman perencanaan pembangunan daerah bagi seluruh

penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Majalengka dalam melaksanakan

tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.

Tujuan dari penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 adalah

sebagai berikut :

1. Mengevaluasi kinerja pembangunan tahun 2013 serta menganalisis prospek

pembangunan tahun 2014 dengan memperhatikan kondisi pembangunan

nasional dan regional.

2. Mengarahkan pencapaian Visi dan Misi kepala dareah terpilih periode

2014-2018 ke dalam suatu strategi pembangunan yang akan dilaksanakan pada

tahun 2015.

3. Menyusun kebijakan pembangunan Kabupaten Majalengka yang dituangkan

dalam susunan prioritas pembangunan, fokus setiap prioritas, sasaran prioritas,

serta program dan kegiatan tahun 2015.

4. Mewujudkan sinergi program dan kegiatan OPD dalam perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dari seluruh sektor pembangunan

untuk mencapai target-target pembangunan pada tahun rencana serta

mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya pembangunan.

5. Menyusun kaidah-kaidah pelaksanaan aspek-aspek pembangunan dan

penganggaran.

Page 19: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambangan Umum Kondisi Kabupaten Majalengka 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

A. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi

Jawa Barat, memiliki luas 1.204,24 Km2 atau 3,25% dari luas wilayah daratan

Provinsi Jawa Barat (37.095,28 Km2).

Secara geografis Kabupaten Majalengka berbatasan dengan wilayah sebagai

berikut :

1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan,

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi

Jawa Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang

Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat;

3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya;

4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebagaimana yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008

tentang Batas Daerah Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Secara geografis Kabupaten Majalengka berada di bagian Timur Provinsi

Jawa Barat, dengan posisi astronomis : Bagian Barat antara 108° 03’-108° 19’ Bujur

Timur, bagian Timur antara 108° 12’-108° 25’ Bujur Timur, bagian Utara antara 6°

36’-6° 58’ Lintang Selatan dan bagian Selatan antara 6° 43’-7° 03’ Lintang Selatan.

Temperatur rata-rata di Kabupaten Majalengka adalah 26,7°C hingga 29,7°C.

Suhu Udara Maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C, sedangkan suhu

udara minimum terjadi pada bulan juni dengan suhu sebesar 22,7°C. Indonesia

merupakan negara tropis yang mempunyai 3 wilayah waktu yaitu WIB (Waktu

Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia

Timur), seluruh wilayah Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam zona WIB

Page 20: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 (Waktu Indonesia Barat). Kelembaban di Kabupaten Majalengka sepanjang tahun

2013 berkisar antara 66% - 88%.

Secara geostrategis Kabupaten Majalengka diapit oleh 2 PKN Cirebon Raya

dan Bandung Raya dan berada di perlintasan antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa

Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbang Kertosusila. Kondisi Kabupaten

Majalengka yang strategis di dukung dengan adanya kebijakan pemerintah pusat

melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) dan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kabupaten

Majalengka, diharapkan mampu mengakselerasi perwujudan koridor dan sekaligus

mengurangi beban aktivitas ekonomi di Jawa Bagian Barat melalui PKW Kadipaten

guna mendukung kepada Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon dan

pengembangan Jawa Barat Bagian Timur.

Secara adminstratif, wilayah Kabupaten Majalengka terdiri dari

26 kecamatan, 13 kelurahan dan 330 desa dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Majalengka Tahun 2013

No. Nama Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

No. Nama Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

1. Majalengka 5 9 14. Sindangwangi 10 - 2. Panyingkiran 9 - 15. Sukahaji 13 - 3. Kadipaten 7 - 16. Sindang 7 - 4. Dawuan 11 - 17. Cigasong 6 4 5. Kasokandel 10 - 18. Maja 18 - 6. Kertajati 14 - 19. Argapura 14 - 7. Jatitujuh 15 - 20. Banjaran 13 - 8. Jatiwangi 16 - 21. Talaga 17 -

9. Palasah 13 - 22. Cikijing 15 -

10. Ligung 19 - 23. Cingambul 13 -

11. Sumberjaya 15 - 24. Bantarujeg 13 -

12. Leuwimunding 14 - 25. Lemahsugih 19 -

13. Rajagaluh 13 - 26. Malausma 11 -

Jumlah Kecamatan 26

Desa 330 Kelurahan 13

Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka, Tahun 2012.

Page 21: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 3

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat dibedakan menjadi 3

(tiga) bagian yaitu : landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21 persen dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen, 18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen. Kondisi bentang alam yang melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan sebagian besar aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara, sehingga pada wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai dan daerah lereng Gunung Cakrabuana. Kondisi topografis ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.

Adapun distribusi ketiga topografi yang ada di Kabupaten Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut : 1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0-15%, meliputi semua

kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri atas Kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, dan Palasah.

2. Berbukit gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15%-40%, meliputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Kasokandel, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, dan Talaga.

3. Perbukitan terjal, kemiringan tanahnya >40%, meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, Sumberjaya, dan Talaga.

Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka

diklasifikasikan dalam 3 klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl), dataran sedang (>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran rendah sebesar 42,21 persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten Majalengka, dataran sedang sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah, mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka, termasuk di dalamnya

Page 22: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 4

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m dpl yaitu terletak di sekitar

kawasan kaki Gunung Ciremai.

Gambar 2.1.

Peta Administrasi Kabupaten Majalengka

Page 23: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 5

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Berdasarkan sebaran dan struktur batuannya, kondisi geologis Kabupaten

Majalengka meliputi: Aluvium seluas 17.162 Ha (14,25%), Pleistocene Sedimentary

Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha

(19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene

Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha

(0,15%), Eosene, seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas

10.283 Ha (8,54%). Kondisi geologi Kabupaten Majalengka juga terdapat formasi

Sesar Baribis yang berpotensi menyebabkan patahan rawan gempa, terutama untuk

daerah Selatan dan Timur.

Kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu

air permukaan dan air tanah. Air permukaan, dilewati 2 (dua) sungai besar yaitu

Sungai Cimanuk dan Cilutung yang menjadi sumber air baku terutama untuk

kegiatan pertanian. Selain itu, Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa potensi

air permukaan lainnya berupa situ/danau yaitu di wilayah Desa Cipadung, Payung,

Sangiang, dan Talagaherang. Air Tanah, berdasarkan kondisi potensi yang ada secara

umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka merupakan daerah yang

memiliki potensi Air Bawah Tanah (ABT) yang cukup baik. Untuk lebih jelasnya

gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel

2.2. dan tabel 2.3.

Tabel 2.2. Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka

No. Nama Sungai Bendungan Areal Layanan (Ha)

Debit (Liter/detik) Maksimal Minimal

1. Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41 2. Cideres Tirtanegara,

Cigasong 2.741 3,94 0,65

3. Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99 4. Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3 5. Cikadongdong Cikemangi,

Cikondang 2.411 1,47 0,4

6. Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44 7. Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd

Ciawi 0,79 0,29

8. Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28 9. Cimanuk Rentang

571 900 500

Page 24: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 6

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Nama Sungai Bendungan Areal Layanan (Ha)

Debit (Liter/detik) Maksimal Minimal

10. Cihikeu Citeureup 348 1.252 0,26 11. Cihieum Cihieum 556 4.512 0,25 12. Cisampora Cimingking 383 1.439 0,18

JUMLAH 24.230 8.179,75 504,45 Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031.

Tabel 2.3.

Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka

No. Kisaran

Indeks Rata-Rata

Kecamatan Kelas Keterangan

1. 1,64 – 2,01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi

D Kurang Berpotensi

2. 2,01 – 2,31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran – Majalengka – Cigasong – Sukahaji dan Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga – Cingambul

C Potensi Sedang

3. 2,31 – 2,61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih – Banjaran

B Berpotensi

4. 2,61 - 3,14 Kadipaten – Sindangwangi – Argapura – Jatitujuh – Cikijing

A Sangat Berpotensi

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka, Tahun 2011 – 2031.

Kondisi klimatologis di Kabupaten Majalengka diantaranya curah hujan

dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran arus udara. Selama periode

tahun 2008-2012, curah hujan tahunan di Kabupaten Majalengka terendah yaitu

sebesar 1.953 mm/tahun yang terjadi pada tahun 2009 dan tertinggi sebesar yaitu

sebesar 3.459 mm/tahun pada tahun 2010, dengan rata-rata selama 5 tahun tahun

sebesar 2.723 mm/tahun. Kecepatan angin rata-rata berkisar 3 knot/jam sampai 5

knot/jam dengan kecepatan tertinggi pada bulan Maret sebesar 28 knot/jam, hal ini

menjadikan Kabupaten Majalengka dijuluki Kota Angin.

Page 25: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 7

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.2.

Data Perkembangan Curah Hujan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Sumber : BMG, Jatiwangi Tahun 2013.

Penggunaan lahan suatu wilayah merupakan perwujudan fisik dari semua

kegiatan sosial ekonomi penduduk. Pengenalan pola penggunaan lahan ini sangat

diperlukan, baik untuk memperoleh gambaran mengenai potensi daerah maupun

untuk mengetahui pola distribusi kegiatan sosial ekonomi serta intensitas

penggunaan lahan dan berbagai kegiatan yang ada.

Tabel 2.4. Perkembangan Penggunaan Lahan

Kabupaten Majalengka Tahun 2007-2011

No. Penggunaan Lahan Tahun (Ha)

2007 2008 2009 2010 2011

Lahan Sawah

1. Irigasi Teknis 17.462 17.441 17.982 17.982 17.982

2. Irigasi ½ Teknis 8.008 7.935 7.970 7.970 7.970

3. Irigasi Sederhana Milik PU

6.032 6.224 5.534 5.534 5.533

4. Irigasi Non PU 7.118 6.738 7.901 7.901 7.989

Januari

Februari

Maret April Mei Juni Juli Agus

tus

Septemb

er

Oktober

Novemb

er

Desembe

r2008 585 280 559 172 83 33 0 14 1 64 646 695

2009 193 429 293 218 90 60 21 0 0 69 361 2192010 328 315 610 409 416 181 89 115 201 197 324 2742011 77 182 567 612 142 98 0 0 0 40 394 471

2012 470 258 362 153 56 75 0 44 0 47 220 494

0100200300400500600700800

dala

m m

m

20082009201020112012

Page 26: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 8

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Penggunaan Lahan Tahun (Ha)

2007 2008 2009 2010 2011

5. Tadah Hujan 12.412 12.660 12.512 12.512 12.422

6. Polder dan sawah lainnya

20 139 - - -

Luas Lahan Sawah 51.052 51.137 51.899 51.899 51.896

Lahan Bukan Sawah

1. Pekarangan/bangunan 12.245 12.273 12.025 12.137 12.243

2. Tegal/Kebun 23.740 23.723 27.275 26.990 26.946

3. Ladang/Huma 463 463 - - -

4. Pengembalaan/Padang Rumput

779 779 693 702 752

5. Sementara tidak diusahakan

93 46 28 28 28

6. Ditanami pohon/Hutan Rakyat

4.544 4.507 4.739 4.747 4.697

7. Hutan Negara 20.140 20.140 17.217 17.217 17.217

8. Perkebunan 214 214 370 370 370

9. Lahan lainnya 6.435 6.383 5.536 6.651 5.591

10. Rawa-rawa 164 164 99 99 99

11. Tambak - - - - -

12. Kolam/empang 555 595 543 584 585

Luas Lahan Bukan Sawah 69.372 69.287 68.525 68.525 68.528

Luas Lahan Keseluruhan 120.424 120.424 120.424 120.424 120.424 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, Tahun 2011.

Berdasarkan data sekunder, penggunaan lahan Kabupaten Majalengka

sampai dengan tahun 2011 didominasi lahan non sawah, yaitu seluas 68.528 Ha,

dengan sub sektor yang dominan pada penggunaan untuk tegal/kebun seluas 26.946

Ha, serta lahan Hutan Negara mengingat Kabupaten Majalengka termasuk dalam

kawasan TNGC seluas 17.217 Ha. Penggunaan lahan sawah seluas 51.896 Ha

merupakan penggunaan lahan terbesar kedua, walaupun demikian jika dilihat lebih

rinci dari data tersebut di atas menunjukkan dominasi sektor kerja penduduk

Kabupaten Majalengka adalah pada sektor pertanian.

B. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah terkait dengan kawasan budidaya yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -

Page 27: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 9

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2031. Berdasarkan Perda dimaksud kawasan budidaya Kabupaten Majalengka terdiri

atas :

1. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi;

2. Kawasan Peruntukkan Pertanian;

3. Kawasan Peruntukkan Perikanan;

4. Kawasan Peruntukkan Pertambangan;

5. Kawasan Peruntukkan Industri;

6. Kawasan Peruntukkan Pariwisata;

7. Kawasan Peruntukkan Permukiman; dan

8. Kawasan Peruntukkan Lainnya.

Kawasan peruntukkan hutan produksi, kawasan peruntukkan hutan

produksi terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas seluas kurang

lebih 12.934 hektar. Kawasan peruntukkan hutan produksi tetap seluas kurang lebih

10.779 Ha, meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Rajagaluh; dan Kecamatan Bantarujeg.

Kawasan peruntukkan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 2.135 Ha

hektar, meliputi: Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan

Bantarujeg; Kecamatan Talaga; Kecamatan Cingambul; dan Kecamatan

Lemahsugih.

Kawasan peruntukkan pertanian, kawasan peruntukkan pertanian seluas

43.946 Ha terdiri atas :

1. Kawasan Peruntukkan Pertanian Tanaman Pangan;

2. Kawasan Peruntukkan Hortikultura;

3. Kawasan Peruntukkan Perkebunan; dan

4. Kawasan Peruntukkan Peternakan.

Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan terdiri atas : kawasan

peruntukkan pertanian lahan basah dan kawasan peruntukkan pertanian lahan kering.

Kawasan peruntukkan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 39.190 hektar

berupa lahan pertanian pangan berkelanjutan terdiri atas:

1. Sawah Irigasi Teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah; Kecamatan

Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Kadipaten;

Page 28: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 10

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong;

Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Sindang; Kecamatan

Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan

Bantarujeg;dan Kecamatan Lemahsugih.

2. Sawah Irigasi Setengah Teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan

Jatitujuh; Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah;

Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan DawuanKecamatan KasokandelKecamatan

Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan

Cigasong; Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Malausma;

Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding;

dan Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga;

Kecamatan Banjaran; Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg.

3. Sawah Tadah Hujan meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Kasokandel; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan

Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Malausma; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Lemahsugih;

Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Banjaran; Kecamatan

Argapura; Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Cingambul.

Kawasan peruntukkan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 626 hektar

berada di seluruh kecamatan.

Kawasan peruntukkan hortikultura seluas kurang lebih 1.465 hektar berada di

seluruh kecamatan dan tidak terdapat di Kecamatan Kadipaten.

Kawasan peruntukkan perkebunan seluas 1.881 hektar, meliputi: kawasan

peruntukkan perkebunan rakyat seluas kurang lebih 1.357 hektar berada di seluruh

kecamatan; dan kawasan peruntukkan perkebunan dengan fungsi lindung seluas

kurang lebih 524 hektar berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas

permukaan laut meliputi: Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Rajagaluh;

Kecamatan Malausma; Kecamatan Argapura; Kecamatan Maja; dan Kecamatan

Sindang.

Kawasan peruntukkan peternakan seluas kurang lebih 784 hektar meliputi:

Kecamatan Majalengka; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Maja; Kecamatan

Banjaran; Kecamatan Lemahsugih; dan Kecamatan Panyingkiran.

Page 29: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 11

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kawasan peruntukkan perikanan, kawasan peruntukkan perikanan seluas

1.717 hektar, terdiri atas:

1. Peruntukkan kawasan perikanan tangkap, sungai sepanjang 536 km meliputi

kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Kadipaten dan situ

dan rawa seluas 266 Ha dengan prioritas pengembangan meliputi Kecamatan

Kertajti dan Kecamatan Jatitujuh;

2. Peruntukkan kawasan perikanan budidaya, meliputi : 1) kolam air tenang seluas

696 hektar dan kolam air deras seluas 35 hektar dengan prioritas pengembangan

di Kecamatan Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; dan Kecamatan

Jatitujuh; 2) sungai sepanjang kurang lebih 536 kilometer dengan prioritas

pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Kertajati; dan

Kecamatan Kadipaten 3) situ dan rawa dengan luas kurang lebih 266 hektar

dengan prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan

Palasah; dan Kecamatan Rajagaluh dan 4) Sawah atau mina padi seluas kurang

lebih 219 hektar dengan prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan

Majalengka; Kecamatan Maja; Kecamatan Palasah; dan Kecamatan

Sindangwangi.

3. Pengembangan pengolahan perikanan.

Kawasan peruntukkan pertambangan, kawasan peruntukkan

pertambangan seluas kurang lebih 1.724 hektar meliputi :

1. Kawasan peruntukkan mineral dan batuan terdiri atas : 1) Logam berupa emas

meliputi: Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Argapura;

2) Non Logam, terdiri atas: a) Batu gamping, meliputi: Kecamatan Dawuan;

dan Kecamatan Cigasong; b) Lempung, meliputi: Kecamatan Jatiwangi;

Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Palasah;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Kertajati; Kecamatan

Dawuan; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Sindang;

Kecamatan Maja;Kecamatan Banjaran; Kecamatan Leuwimunding; 3) Batuan,

terdiri atas: a) Batuan beku, meliputi: Kecamatan Argapura;Kecamatan

Bantarujeg; Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Dawuan;

Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Majalengka;

b) Batu pasir, meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Kadipaten;

Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Majalengka; c) Pasir

Page 30: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 12

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 endapan sungai purba, meliputi: Kecamatan Majalengka; Kecamatan Dawuan;

Kecamatan Panyingkiran; d) Pasir endapan alluvial meliputi: Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Ligung;

e) Sirtu, meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kasokandel;

2. kawasan peruntukkan minyak dan gas bumi, meliputi : Desa Bongas berada di

Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Maja; dan Desa Kodasari berada di

Kecamatan Ligung; dan

3. Kawasan peruntukkan panas bumi berada di Kecamatan Cikijing.

Kawasan peruntukkan industri, kawasan peruntukkan industri seluas

kurang lebih 1.324 hektar terdiri atas :

1. Kawasan peruntukkan industri besar, meliputi : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan;

Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya;

Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah;

2. Kawasan peruntukkan industri menengah, meliputi : 1) sebaran lokasi kawasan

peruntukkan industri menengah berada di : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan;

Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya;

Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah; 2)pengembangan klaster

industri kecil menengah (IKM) berupa mebel dan konveksi; dan

3) pengembangan agroindustry;

3. Kawasan peruntukkan industri kecil dan mikro, berada di seluruh kecamatan

pengembangan klaster Industri dan kerajinan etnik meliputi: wisata industri; dan

pengembangan ekonomi berbasis kerajinan;

4. Rencana Pembangunan Kawasan Industri Terpadu berada di Kecamatan

Kertajati.

Kawasan peruntukkan pariwisata, kawasan peruntukkan pariwisata terdiri

atas :

1. Pariwisata Budaya, meliputi : Jatiwangi Festival Budaya Kreatif Tradisional

(Jatiwangi Art Factory) berada di Kecamatan Jatiwangi; Kuliner Nusantara

Kecap Majalengka berada di Kecamatan Majalengka; Petilasan Prabu Siliwangi

Page 31: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 13

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Lestari berada di Kecamatan Rajagaluh; dan Situ Sangiang Eko-religi berada di

Kecamatan Banjaran;

2. Pariwisata Alam, meliputi : Bendung Rentang Water Festival berada di

Kecamatan Jatitujuh; Curug Muara Jaya berada di Kecamatan Argapura;

Agrowisata Gedong Gincu Panyingkiran berada di Kecamatan Panyingkiran;

dan Agrowisata Sadarehe berada di Kecamatan Rajagaluh; Eko Wisata Batu

Luhur berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Sindangwangi Mina Wisata

berada di Kecamatan Sindangwangi; dan

3. Pariwisata Buatan, meliputi : Majalengka Spektakuler berada di Kelurahan

Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka; Jabar Edu Park berada di

Kecamatan Sindangwangi; Jurassic Park Lemah Putih berada di Kecamatan

Lemahsugih; Gagaraji Internasional Sircuit berada di Kecamatan Jatitujuh;

Galery Bola Majalengka berada di Kecamatan Kadipaten; dan Sang Raja Child

Competition berada di Kecamatan Cigasong.

Kawasan peruntukkan permukiman, kawasan peruntukkan permukiman

seluas kurang lebih 13.455 hektar terdiri atas:

1. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 9.480 hektar meliputi: permukiman

perkotaan PKW; permukiman perkotaan PKL; dan permukiman perkotaan PPK

termasuk Pembangunan Kawasan Permukiman di Kertajati Aerocity; dan

2. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 3.975 hektar meliputi : permukiman

perdesaan PPL; dan permukiman desa.

Kawasan peruntukkan lainnya, kawasan peruntukkan lainnya terdiri atas :

1. Kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa, meliputi : pengembangan

perdagangan dan jasa pada pusat kegiatan PKW dan PKL; peningkatan sistem

informasi pasar dan penguasaan akses pasar lokal, regional, nasional dan

internasional apabila dikaitkan dengan pembangunan BIJB, Jalan Tol, dan Jalur

Kereta Api; peningkatan sistem distribusi penyediaan kebutuhan pokok

masyarakat yang efektif dan efisien; peningkatan perlindungan konsumen, pasar

tradisional dan kesadaran penggunaan produksi dalam negeri; dan penguatan

akses dan jaringan perdagangan ekspor;

2. Kawasan peruntukkan BIJB dan Kertajati Aerocity, meliputi : pengembangan

BIJB seluas kurang lebih 1.800 hektar; dan pengembangan kawasan Kertajati

Aerocity seluas kurang lebih 3.200 hektar; dan

Page 32: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 14

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 3. Kawasan peruntukkan pertahanan dan keamanan, meliputi : Batalyon Infanteri

321 di Kecamatan Cigasong; Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 di

Kecamatan Majalengka; Pangkalan Udara S. Sukani di Kecamatan Ligung; dan

Komando Rayon Militer (Koramil) berada di seluruh wilayah kabupaten.

Secara administrasi Kabupaten Majalengka terbagi dalam 26 kecamatan,

dengan karakteristik wilayah yang berbeda menimbulkan keberagaman; baik potensi

sumberdaya alam, sumberdaya binaan maupun kegiatan sosial ekonomi. Dalam

rangka mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan

adanya kebijakan yang dapat memberikan fungsi dan peran yang jelas untuk setiap

wilayah sesuai dengan potensi, hambatan, dan tantangannya. Dalam RTRW

Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 telah ditetapkan rencana struktur ruang

yang akan dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Tujuannya untuk

mengoptimalkan masing-masing wilayah, sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan

antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya, dan didasarkan pada tujuan yang

akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana

pengembangan ke depan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun.

Sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan di Kabupaten Majalengka

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang

RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Perkotaan :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

Kondisi ini terjadi di Perkotaan Kadipaten yang terletak pada simpul

perlintasan utama (regional) yang menghubungkan PKN Bandung dan PKN

Cirebon, sehingga merupakan kawasan perkotaan dan atau pusat kecamatan

dengan kemampuan pelayanan dan kelengkapan fasilitas dan utilitas paling

tinggi dibandingkan dengan pusat kecamatan lainnya. Ruang wilayah yang

termasuk dalam PKW Kadipaten adalah Kecamatan Kadipaten dan

Kecamatan Dawuan.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala Kabupaten/Kota atau beberapa kecamatan.

PKL diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal

di setiap kabupaten dan atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk itu, setiap

Page 33: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 15

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 PKL akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk

mendorong berfungsinya PKL. Adapun wilayah yang mempunyai fungsi

sebagai PKL adalah Perkotaan Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh,

Cikijing dan Talaga.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan.

Adapun wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PPK adalah Perkotaan

Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya,

Sindangwangi, Sukahaji, Lemahsugih, Bantarujeg, Maja, Argapura dan

Banjaran.

2. Pusat Kegiatan Perdesaan :

Pusat Kegiatan Perdesaan meliputi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu

kawasan permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa,

yang terdiri dari PPL Sindang, PPL Cingambul, dan PPL Malausma.

Untuk lebih jelas mengenai sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan

beserta fungsinya di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5. Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaan

Kabupaten Majalengka

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

A. Pusat Kegiatan Perkotaan

1. Pusat Kegiatan Wilayah a. PKW Kadipaten Kadipaten,

Dawuan Sebagai simpul transportasi regional, pusat komersial, pusat pelayanan sosial, serta pendukung kegiatan industri.

2. Pusat Kegiatan Lokal a. Perkotaan

Majalengka Majalengka, Cigasong, Panyingkiran

Sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pelayanan sosial, komersial, industri, pengembangan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.

b. Perkotaan Kertajati Kertajati, Jatitujuh, Ligung

Sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB, pengembangan kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian.

c. Perkotaan Jatiwangi Jatiwangi, Kasokandel, Sumberjaya,

Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan komersial, pelayanan sosial termasuk

Page 34: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 16

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

Palasah, Leuwimunding

pengembangan perumahan dan pertanian.

d. Perkotaan Rajagaluh

Rajagaluh, Sukahaji, Sindang, Sindangwangi

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata, terminal regional, pertanian, perikanan dan peternakan.

e. Perkotaan Cikijing Cikijing, Cingambul, Banjaran, Argapura

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian dan peternakan, komersial, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan perkotaan, terminal regional dan industri kecil.

f. Perkotaan Talaga Talaga, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Malausma

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata dan terminal regional.

3. Pusat Pelayanan Kawasan

a. Perkotaan Kasokandel

Kasokandel Sebagai kawasan pengembangan perumahan, pelayanan sosial dan jasa, industri dan kawasan perdagangan dan pertanian.

b. Perkotaan Leuwimunding

Leuwimunding Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, industri dan pendukung kawasan perumahan.

c. Perkotaan Palasah Palasah Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan perkotaan, industri, pendukung kawasan perumahan dan pertanian.

c. Perkotaan Jatitujuh Jatitujuh Sebagai kawasan pengembangan perumahan, jasa, industri, pendukung komersial dan pertanian.

e. Perkotaan Ligung Ligung Sebagai kawasan pertahanan keamanan, pengembangan industri, pelayanan sosial dan pertanian.

f. Perkotaan Sumberjaya

Sumberjaya Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan perdagangan, pelayanan sosial dan pertanian.

g. Perkotaan Sindangwangi

Sindangwangi Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pariwisata dan sarana pendukung pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.

h. Perkotaan Sukahaji Sukahaji Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, dan peternakan.

i. Perkotaan Lemahsugih

Lemahsugih Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), serta pengembangan pariwisata.

j. Perkotaan Bantarujeg

Bantarujeg Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, dan

Page 35: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 17

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

pengembangan pariwisata.

k. Perkotaan Maja Maja Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, perikanan, pengembangan pariwisata dan terminal regional.

l. Perkotaan Argapura

Argapura Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), dan pengembangan pariwisata.

m. Perkotaan Banjaran Banjaran Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), dan pengembangan pariwisata.

B. Pusat Kegiatan Perdesaan

1. Pusat Pelayanan Lingkungan

a. PPL Sindang Sindang Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, perikanan dan peternakan.

b. PPL Malausma Malausma Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perbatasan.

c. PPL Cingambul Cingambul Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pariwisata, dan industri kecil.

Sumber : RTRW Kabupaten Majalengka, Tahun 2011 – 2031.

Selain adanya sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan beserta

fungsinya sebagaimana dijelaskan di atas, dalam RTRW Kabupaten Majalengka

2011-2031 juga direncanakan penetapan Kawasan Strategis, sebagai berikut :

1. Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan. Penetapan KSP

Jawa Barat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kepentingan, kriteria,

dan arahan penanganan di masing-masing KSP yang ditetapkan. Kawasan

Strategis Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Majalengka adalah :

Page 36: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 18

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 a. KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity

Bandara Internasional Jawa Barat yang didukung dengan Kertajati Aerocity

ditetapkan di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memberikan

pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek pertahanan

keamanan negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budaya, dan atau

pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi. Arahan pemanfatan

ruang pada kawasan bandara meliputi upaya untuk :

1) Mengembangkan kawasan Bandara dengan menganut keserasian antara

prinsip keamanan dan prinsip kesejahteraan masyarakat;

2) Mengembangkan bandara;

3) Mengintegrasikan dengan pengembangan wilayah di sekitarnya;

4) Kerjasama dengan pihak swasta;

5) Mengembangkan dan memberdayakan potensi Bandara.

b. KSP Koridor Bandung-Cirebon

Kawasan Koridor Bandung-Cirebon disusun sebagai alat untuk memadukan

pengembangan Wilayah Jawa Barat yang terkait dengan Wilayah Kabupaten

Majalengka. Kawasan koridor Bandung-Cirebon didefinisikan sebagai

kawasan yang membentuk koridor sepanjang jalan Bandung-Cirebon.

Kawasan tersebut memiliki keterkaitan fungsional meliputi keterkaitan fisik

secara langsung, dan memiliki orientasi (ekonomi, pergerakan dan sosial

budaya) sangat kuat dari dan ke jalur jalan tersebut pada kabupaten/kota

terkait. Pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan wilayah yang

efektif, sumber daya mengalir ke seluruh wilayah secara efisien dan

menstimulasi perkembangan daerah di kawasan koridor. Arahan

pemanfatan ruang pada kawasan pengembangan koridor Bandung-Cirebon

meliputi upaya untuk :

1) Meningkatkan fungsi dan peran strategis sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi lokal, regional, nasional;

2) Mendorong peran kawasan-kawasan andalan sebagai penggerak

pengembangan ekonomi;

3) Mengembangkan kawasan budidaya secara berkelanjutan;

4) Menjaga kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan kritis;

Page 37: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 19

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 5) Membangun pusat pengembangan wilayah di kawasan kepadatan

rendah untuk menyeimbangkan distribusi penduduk dan kegiatan;

6) Meningkatkan kerjasama antara instansi pemerintah terkait dalam

rangka pembangunan koridor dan penanganan permasalahan;

7) Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan

Kota/Kabupaten;

8) Mengembangkan pola-pola kerjasama pembangunan lintas batas

dengan Kabupaten;

9) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan koridor

secara selektif yang didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai;

10) Mengembangkan kawasan agroindustri;

11) Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan industri yang

dikembangkan.

2. Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup

kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Pengembangan kawasan strategis di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta dapat berperan sebagai

“motor penggerak” pembangunan wilayah di sekitarnya demi keseimbangan

pembangunan antara pusat-pusat distrik dengan kawasan perdesaan.

Berdasarkan pengembangan potensi unggulan daerah, serta mendorong

terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar-sektor,

antar-pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang usaha

dan berinvestasi di daerah, maka direncanakan beberapa kawasan strategis,

yaitu:

a. Kawasan Potensial Tumbuh

Kawasan potensial tumbuh meliputi :

1) Sekitar jalan tembus Majalengka - Lemahsugih meliputi Kecamatan

Majalengka, Maja, Bantarujeg dan Lemahsugih;

2) Sekitar Jalan Lingkar Luar Kota Majalengka meliputi Kecamatan

Panyingkiran, Cigasong dan Majalengka.

Page 38: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 20

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 b. Kawasan Agropolitan

Kawasan agropolitan adalah kawasan pengembangan agropolitan yang

berada Kecamatan Ligung dan Kecamatan Lemahsugih.

c. Kawasan Wisata Sindangwangi

Kawasan wisata Sindangwangi adalah kawasan wisata terintegrasi yang

berada di wilayah Kecamatan Sindangwangi.

C. Wilayah Rawan Bencana

Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten Majalengka

dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari pegunungan dan

perbukitan terjal dengan ketinggian 400 - 500 m diatas permukaan laut dan berbahwa

relatif panas.

Berdasarkan posisi tersebut di atas, maka hampir seluruh Kabupaten

Majalengka mempunyai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi setiap saat dan

sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut akan terjadi.

Kabupaten Majelengka termasuk daerah rawan terjadinya bencana seperti halnya

daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi geologisnya menunjang

terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat perbukitan dan aliran sungai yang

cukup besar.

Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi geologisnya terdiri dari

pegunungan dan perbukitan sangat berpotensi terjadinya longsor bencana pergeseran

tanah di daerah ini, sesuai hasil pemetaan Badan Vulkanologi dan Mitigasi Jawa

Barat.

Sedangkan wilayah utara yang merupakan dataran rendah sangat berpotensi

terjadinya bencana banjir, dan abrasi sungai, hal ini sebagai konsekwensi adanya

beberapa aliran sungai yang cukup besar serta banyaknya sungai – sungai kecil yang

bermuara di sungai – sungai besar. Curah hujan yang cukup tinggi menjadi penyebab

utama timbulnya bencana abrasi dan banjir.

Selain hal tersebut di atas Kabupaten Majalengka mendapat julukan Kota

Angin karena sepanjang tahun hembusan angin yang cukup kencang sering terjadi.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya puting beliung yang melanda Kabupaten

Majalengka dan sering menimbulkan kerugian harta bencana masyarakat.

Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari tetapi yang dapat kita

lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta benda maupun

Page 39: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 21

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda peristiwa bencana yang

selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman

pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya

mitigasinya. Mengamati fenomena – fenomena diatas, Kabupaten Majalengka yang

relative tidak aman dari bencana, namun demikian harus tetap waspada agar dampak

negatifnya berupa korban jiwa dan harta benda dapat diminimalisir.

Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis,

biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan

teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi

kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan

untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Data Potensi Bencana di Wilayah

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6.

Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka

NO. KECAMATAN DESA BENCANA LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

1. Argapura Cikaracak Longsor bahan rombakan Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I

Cibunut Longsor bahan rombakan Gunungwangi Longsor bahan rombakan Argamukti Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan

panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Argalingga Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Haurseah Longsor bahan rombakan Mekarwangi Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan

panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Tejamulya Longsor bahan rombakan

Gunungwangi Nendatan Potensi aliran awan panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Page 40: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 22

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

NO. KECAMATAN DESA BENCANA LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

Sukasari Kidul Longsor bahan rombakan

Sukamanah Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I

Sukadana Longsor bahan rombakan 2. Bantarujeg Sukamenak Longsor bahan rombakan 3. Banjaran Sangiang Longsor bahan rombakan Cimeong Longsor bahan rombakan

4. Cingambul Sedaraja Longsor bahan rombakan Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I

Cikondang Longsor bahan rombakan Nagara Kembang Longsor bahan rombakan Wangkelang Longsor bahan rombakan Cintaasih Longsor bahan rombakan Rawa Longsor bahan rombakan Sukamukti Longsor bahan rombakan

5. Cikijing Cipulus Longsor bahan rombakan 6. Lemahsugih Kalapadua Longsor bahan rombakan Sukajadi Longsor bahan rombakan Lemahputih Longsor bahan rombakan Sadawangi Longsor bahan rombakan

7. Maja Anggrawati Longsor bahan rombakan Cengal Longsor bahan rombakan Retakan

8. Majalengka Cibodas Longsor bahan rombakan Retakan Sidamukti Longsor bahan rombakan Retakan

9. Malausma Ciranca Nendatan dan Retakan Buninagara Longsor bahan rombakan Cimuncang Longsor bahan

rombakan, nendatan,retakan

Lebakwangi Nendatan dan Retakan 10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan 11. Rajagaluh Sindangpano Longsor bahan

rombakan, Retakan

12. Sindangwangi Ujungberung Longsor bahan rombakan Bantaragung Longsor bahan rombakan Lengkong Kulon Longsoran

13. Sindang Pasirayu potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I)

14. Talaga Gunungmanik potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I)

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, Tahun 2014

Page 41: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 23

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Potensi bencana lainnya di wilayah Kabupaten Majalengka disebabkan oleh

adanya abrasi, adapun wilayah yang termasuk kedalam bencana tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.7. Data Potensi Bencana Akibat Abrasi di Wilayah Kabupaten Majalengka

NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN ABRASI KETERANGAN

1 2 3 4 5 1 MAJALENGKA Kelurahan Cigasong

Kelurahan Cicurug

Kelurahan Tonjong Kelurahan Tarikolot Kelurahan Cijati Kelurahan Babakan Jawa Kelurahan Munjul Desa Cibodas Desa Kulur Kelurahan Sindangkasih

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cideres Sungai Cideres dan Sungai Cijurey Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cijurey Sungai Cijurey Sungai Cijurey Sungai Cideres Sungai Cideres

2 PANYINGKIRAN Desa Pasirmuncang Desa Bonang

Desa Jatipamor Desa Panyingkiran Desa Bantrangsana Desa Leuwiseeng

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cijurey Sungai Cijurey dan Sungai Cilitung Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cijurey Sungai Cideres

3 KERTAJATI Desa Pakubeureum Desa Sukawana Desa Kertajati Desa Bantarjati Desa Palasah Desa Kertawinangun Desa Babakan Desa Pasiripis Desa Mekarjaya Desa Syahbandar Desa Sukamulya

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk

4 LIGUNG Desa Ligung Lor Desa Ligung Desa Bantarwaru Desa Leuweunghapi Desa Sukawera Desa Wanasalam

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cikeruh Sungai Cikeruh Sungai Cilutung Sungai Cikamangi Sungai Cikamangi Sungai Cilutung

5 JATITUJUH Desa Jatitujuh Desa Randegan Wetan Desa Randegan Kulon Desa Panongan Desa Panyidangan

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk

6 SUMBERJAYA Desa Loji Kobong Desa Pancasuji Desa Panjalin Kidul Desa Banjaran Desa Gelokmulya Desa Sumberjaya Desa Rancaputat Desa Bongas Wetan Desa Garawangi

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cikamangi Sungai Cikamangi,Cibugang Sungai Cikadongdong Sungai Cikadongdong Sungai Cikadongdong Sungai Cibugang Sungai Cikadongdong Sungai Cikamangi Sungai Cibungang

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, Tahun 2014

Page 42: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 24

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Untuk data banjir berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka Tahun

2011-2031, daerah yang rawan terkena bencana banjir, sebarannya adalah di

sepanjang tanggul di Desa Pakubeureum (S. Cimanuk) sampai Bendung Rentang,

diantaranya melalui wilayah Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh dikarenakan jebolnya

tanggung di Sungai tersebut. Sedangkan berdasarkan data dari Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten majalengka, wilayah yang

rawan terkena banjir adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8. Kondisi Genangan/Banjir di kab. Majalengka Tahun 2011

NO DESA KECAMATAN

LUAS (Ha)

TINGGI (m)

LAMA GENANGAN

(JAM)

FREKWENSI GENANGAN

(Pertahun) 1 2 3 4 5 6

1. 2. 3. 4. 5. 6.

I. KECAMATAN JATITUJUH

Jatitujuh Pangkalanpari Pilangsari Randegan Wetan Panyingkiran Biyawak

10 44 1 - 1 6

0,5 0,5 0,5 -

0,5 1

2 3 2 - 3 6

- - - - - -

1. 2. 3. 4.

II. KECAMATAN KERTAJATI

Kertajati Bantarjati Pasiripis Pakubeureum

20 5 -

40

1 1

0,5 0,5

- - -

Setiap Musim Hujan

1.

III. CIKIJING Kasturi

2

0,5

3

Setiap Musim Hujan

1. 2. 3. 4. 5.

IV. LIGUNG Leuweung Hapit Ampel Sukawera Cibogor Ligung Lor

80

115 25 30 -

1,5 0,5 0,5 0,5 0,5

36 24 5 5 5

Setiap Musim Hujan

1. 2.

V. SUMBERJAYA Lojikobong Pancaksuji

60 -

1,5 1

24 12

Setiap Musim Hujan

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, Tahun 2014

D. Demografi Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di Kabupaten Majalengka

mencakup data jumlah dan perkembangan penduduk, kepadatan penduduk dan

sebarannya, kecenderungan konsentrasi penduduk, struktur penduduk menurut mata

pencaharian serta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan penduduk.

1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Page 43: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 25

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 mencapai

1.180.774 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,4%. Pertumbuhan

jumlah penduduk tersebut tergolong ideal jika dibandingkan dengan target

capaian pada RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat LPP 0,80%.

Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan penduduk dapat

dilihat pada tabel 2.9., sebagai berikut :

Tabel 2.9.

Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 1.180.774

Laki-laki (jiwa) 564.981 600.396 582.892 585.393 587.711 590.038

Perempuan (jiwa) 601.830 606.306 583.581 586.085 588.406 590.736

2. LPP (%) 0,30 0,40 0,40 0,40 0,40

3. Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 963 966 969 973 977 981

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014. 2. Karateristik Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan. Sasaran

ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan

permasalahannya. Permasalahan tersebut diantaranya besarnya jumlah penduduk

dan tidak meratanya penyebaran penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten

Majalengka pada tahun 2013 adalah 1.180.774 jiwa terdiri dari 590.038 jiwa

laki-laki dan 590.736 jiwa perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah

penduduk perempuan hampir sama dibandingkan jumlah penduduk laki-laki

dengan sex ratio 99,88.

Tabel 2.10.

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No. Kecamatan Jenis Kelamin

Sex Ratio Laki-laki Perempuan

1. Lemahsugih 28.845 28.855 99,97 2. Bantarujeg 21.445 21.575 99,40 3. Malausma 20.215 20.985 96,33 4. Cikijing 31.129 29.213 106,56 5. Cingambul 18.177 17.920 101,43

Page 44: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 26

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Kecamatan Jenis Kelamin

Sex Ratio Laki-laki Perempuan

6. Talaga 22.115 21.499 102,87 7. Banjaran 11.974 12.093 99,02 8. Argapura 16.664 17.029 97,86 9. Maja 24.549 24.364 100,76

10. Majalengka 34.398 35.272 97,52 11. Cigasong 17.520 16.957 103,32 12. Sukahaji 19.949 20.021 99,64 13. Sindang 7.180 7.270 98,76 14. Rajagaluh 20.765 20.868 99,51 15. Sindangwangi 15.174 15.333 98,96 16. Leuwimunding 26.940 28.737 93,75 17. Palasah 22.360 23.551 94,94 18. Jatiwangi 41.675 41.536 100,33 19. Dawuan 22.217 22.820 97,36 20. Kasokandel 23.059 23.399 98,55 21. Panyingkiran 14.788 15.061 98,19 22. Kadipaten 20.025 21.679 101,60 23. Kertajati 21.511 20.852 103,16 24. Jatitujuh 25.705 25.313 101,55 25. Ligung 28.308 28.101 100,74 26. Sumberjaya 29.024 28.103 103,28

Kabupaten Majalengka 587.711 588.406 99,88 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2012, Tahun 2013.

3. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km2, pada tahun 2012 tingkat

kepadatan mencapai 977 jiwa/km2. Kecamatan Jatiwangi merupakan wilayah

yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan sebesar

2.071 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah

Kecamatan Kertajati yaitu 306 jiwa/km2.

4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Karakteristik penduduk Kabupaten Majalengka dilihat dari struktur penduduk

(usia 15 tahun ke atas) menurut mata pencaharian pada tahun 2013 masih

dominan bekerja pada sektor pertanian sebesar 34,40%, dengan kata lain bahwa

sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian

Page 45: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 27

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 penduduk Kabupaten Majalengka. Persentase penduduk Kabupaten Majalengka

berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013

No. Lapangan Usaha Tahun (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1. Pertanian 30,44 35,77 31,02 35,71 34,40

2. Pertambangan dan Penggalian 0,49 0,52 1,43 0,56 0,81

3. Industri Pengolahan 12,13 15,04 14,78 16,06 15,16

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,29 0,29 0,24 0,14 0,21

5. Konstruksi 6,54 5,96 5,33 6,48 5,79

6. Perdagangan 29,40 27,09 27,77 23,17 25,01

7. Angkutan dan Komunikasi 7,27 3,86 4,92 3,80 4,91

8. Keuangan 1,04 0,92 0,54 0,49 0,58

9. Jasa-jasa Lainnya 12,40 10,55 13,97 13,59 13,13 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014

5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Agama

Kehidupan beragama yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama

Falsafah Negara, yaitu kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk

peningkatan akhlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat

adil dan makmur. Jumlah tempat peribadatan umat Islam tahun 2012 sebanyak

7.516, sementara untuk gereja ada 11 dan vihara sebanyak 2 buah. Jumlah

penduduk agama Islam pada tahun 2012 sebanyak 1.243.155, katolik sebanyak

683, Protestan sebanyak 2.170, Hindu sebanyak 117, Budha sebanyak

142 orang, dan pemeluk agama lainnya sebanyak 40 orang.

Tabel 2.12.

Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No. Kecamatan Islam Kristen

Hindu Budha Jumlah Katolik Protestan

1. Lemahsugih 62.617 4 62.617 2. Bantarujeg 46.559 46.559

Page 46: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 28

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Kecamatan Islam Kristen

Hindu Budha Jumlah Katolik Protestan

3. Malausma 47.332 47.332 4. Cikijing 62.055 62.055 5. Cingambul 40.763 18 21 40.802 6. Talaga 45.657 45.657 7. Banjaran 25.562 25.562 8. Argapura 34.966 34.996 9. Maja 51.149 51.149 10. Majalengka 67.925 163 228 81 21 68.418 11. Cigasong 34.570 46 5 7 34.628 12. Sukahaji 40.908 61 40.969 13. Sindang 17.987 17.987 14. Rajagaluh 46.655 23 46.678 15. Sindangwangi 32.733 32.733 16. Leuwimunding 62.224 62.224 17. Palasah 51.378 2 9 2 51.391 18. Jatiwangi 87.696 257 190 51 88.194 19. Dawuan 45.185 54 293 2 45.534 20. Kasokandel 45.784 750 46.534 21. Panyingkiran 31.227 6 10 1 31.211 22. Kadipaten 43.717 183 387 30 62 44.379 23. Kertajati 46.493 46.493 24. Jatitujuh 52.776 7 52.783 25. Ligung 56.328 9 56.337 26. Sumberjaya 62.909 136 63.045

Kab. Majalengka 1.243.155 683 2170 117 145 1.246.270 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2012, Tahun 2013.

6. Karateristik Penduduk berdasarkan Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan disuatu daerah adalah

tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka melalui jalur

pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk

melalui berbagai program. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk

melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf, artinya

dengan rendahnya tingkat buta huruf menunjukan keberhasilan program

pengentasan buta huruf dan untuk mencapai program tersebut harus didukung

oleh sarana pendidikan yang memadai, berikut jumlah penduduk di Kabupaten

Majalengka berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2013.

Page 47: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 29

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.13.

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Kabupaten Majalengka Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki

Tahun 2009-2013

Jenjang Pendidikan Tahun (%)

2009 2010 2011 2012 2013

Tidak/Belum Punya Ijazah SD 23,31 21,94 19,95 19,20 19,34

SD 45,85 46,84 45,37 46,93 47,49

SLTP 16,03 14,88 18,62 18,23 18,48

SLTA 10,64 11,88 12,04 12,04 11,39

D1/D3 1,73 1,66 1,19 1,19 0,95

>=S1 2,44 2,80 2,83 2,83 2,35

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Pertumbuhan PDRB

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, selama lima tahun terakhir selalu

mengalami peningkatan, yaitu dari Rp 4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi

Rp 5,088 triliun pada tahun 2013, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,68%

per tahun.

Tabel 2.14. PDRB Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

Peningkatan PDRB tersebut menunjukkan meningkatnya secara riil kondisi

kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Majalengka. Namun demikian,

apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD kabupaten

Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah angka proyeksi

yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), di

proyeksikan PDRB sebesar Rp.5.201 miliar dan LPE berkisar 5,34%-6,52%.

No. Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. PDRB (miliar rupiah) 4.042 4.233 4.427 4.634 4.855 5.088

2. Laju PDRB (%) 4,57 4,73 4,59 4,67 4,76 4,80

Page 48: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 30

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Secara sekoral, selama kurun waktu 2008-2013, seluruh sektor perekonomian

mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan seluruh sektor perekonomian daerah

telah tumbuh secara positif. Terdapat 4 sektor yang cukup dominan dalam

kegiatan perekonomian daerah, yaitu sekor pertanian, Industri, perdagangan,

hotel restoran dan dan sektor jasa, dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan,

masing masing sebesar Rp.1,113 triliun, Rp.691 miliar, Rp.797 miliar dan

Rp.550 miliar pada tahun 2008, meningkat menjadi Rp.1,314 triliun, Rp.855,778

miliar, Rp.1,124 triliun dan Rp.664,352 miliar pada tahun 2013. Sedangkan

berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB ke 4 sektor tersebut masing-masing

Rp.2,695 triliun, Rp.1,302 triliun, Rp.1,454 triliun, dan Rp.1,290 triliun pada

tahun 2008, meningkat menjadi Rp.4,384 triliun, Rp.2,202 triliun, Rp.2,575

triliun dan Rp.2,011 triliun pada tahun 2013.

Tabel 2.15. Nilai Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2013

atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Majalengka

No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb

1.

Perta

nian

1.13

3.64

8,71

2.69

5.25

5,45

1.18

4.97

3,86

2.94

7.38

8,50

1.20

5.94

5,49

3.40

5.26

3,87

1.23

3.23

4,80

3.60

9.68

7,29

1.27

4.27

8,82

3.89

3.76

7,65

1.31

4.35

0,01

4.38

4.29

0,31

2.

Perta

mba

ngan

dan

pe

ngga

lian

166.

138,

45

318.

088,

69

169.

783,

58

298.

568,

94

173.

295,

46

322.

287,

54

181.

082,

12

353.

380,

76

188.

075,

13

373.

921,

31

191.

179,

22

85.4

53,7

3.

Indu

stri

peng

olah

an

691.

093,

64

1.30

2.86

2,74

724.

330,

61

1.44

6.17

7,64

751.

381,

24

1.58

2.94

2,66

782.

437,

81

1.71

2.65

8,00

817.

284,

31

1.85

8.31

2,20

855.

778,

4

2.20

2.35

7,03

4.

Lis

trik,

gas

da

nai

r ber

sih

27.5

40,8

6

42.3

64,9

2

28.8

10,2

7

45.4

79,7

4

31.3

26,9

0

51.0

84,3

3

33.6

89,8

7

56.4

78,2

3

36.3

32,9

4

61.8

50,8

6

39.6

44,7

3

77.9

07,0

6

Page 49: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 31

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb

5.

Ban

guna

n

185.

168,

46

324.

344,

11

195.

870,

26

363.

265,

40

214.

226,

78

418.

316,

05

232.

753,

75

477.

145,

18

253.

376,

89

532.

139,

10

274.

179,

13

597.

997,

08

6.

Perd

agan

gan,

hote

l dan

resto

ran

797.

726,

94

1.45

4.00

6,55

838.

517,

68

1.58

7.59

1,63

913.

194,

72

1.83

1.65

7,26

981.

378,

27

2.03

8.21

3,23

1.04

8.99

2,33

2.25

9.24

1,86

1.12

4..9

78,7

2

2.57

5.25

9,83

7.

Peng

angk

utan

dan

kom

unik

asi

260.

476,

07

514.

932,

97

271.

937,

70

557.

571,

88

287.

521,

17

607.

717,

43

302.

629,

33

644.

646,

98

313.

412,

99

669.

960,

49

325.

708,

18

782.

044,

88

8.

Keu

anga

n,

sew

a, d

an ja

sa

Peru

saha

an

229.

950,

10

354.

955,

15

240.

097,

63

386.

138,

98

252.

674,

74

419.

893,

94

266.

677,

84

450.

896,

01

281.

677,

01

483.

355,

27

298.

200,

19

514.

401,

18

9.

Jasa

-jasa

550.

497,

06

1.29

0.89

2,24

579.

121,

25

1.36

2.24

4,59

598.

318,

62

1.51

8.25

5,93

620.

920,

61

1.65

0.96

0,46

641.

934,

14

1.83

7.22

1,53

664.

352,

49

2.01

1.84

9,96

10.

PDR

B

4.04

2.24

0,29

8.29

7.70

2,82

4.23

3.44

2,84

8.99

4.42

7,30

4.42

7.88

5,12

10.1

57.4

19,0

1

4.63

4.80

4,40

10.9

94.0

66,1

4

4.85

5.36

4,56

11.9

69.7

70,2

7

5.08

8.37

1,07

13.3

49.5

61,0

2

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Struktur perekonomian daerah dapat dilihat dari konstribusi setiap sektor usaha

terhadap PDRB. Selama periode 2008-2013, sektor Pertanian yang merupakan

penyumbang terbesar, sektor Perdagangan terbesar kedua, Sektor Indusri

terbesar ketiga, dan sektor jasa terbesar ke empat. Namun kondisi ini selalu

dinamis. Selama kurun waktu 2008-2013, terjadi kecenderungan menurunnya

konstribusi sektor pertanian, yang diiringi dengan meningkatnya konstribusi

sektor perdagangan yang cukup signifikan, ini menunjukkan adanya

kecenderungan peralihan kegiatan perekonomian daerah dari sektor pertanian ke

sektor perdagangan, dapat dilihat pada tabel 2.16. sebagai berikut :

Page 50: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 32

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.16.

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)

Kabupaten Majalengka

No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % % % % % %

1. Pertanian

32,4

8

28,0

5

32,7

7

27,9

9

33,5

2

27,2

4

32,8

3

26,6

1

32,5

3

26,2

4

32,8

4

25,8

3

2. Pertambangan dan penggalian 3,

83

4,11

3,32

4,01

3,17

3,91

3,21

3,91

3,12

3,87

2,89

3,76

3. Industri pengolahan 15

,70

17,1

0

16,0

8

17,1

1

15,5

8

16,9

7

15,5

8

16,8

8

15,5

3

16,8

3

15,1

3

16,8

2

4. Listrik,gas dan air bersih 0,

51

0,68

0,51

0,68

0,50

0,71

0,51

0,73

0,52

0,75

0,58

0,78

5. Bangunan 3,91

4,58

4,04

4,63

4,12

4,84

4,34

5,02

4,45

5,22

4,48

5,39

6. Perdagangan, hotel, dan restoran 17

,52

19,7

3

17,6

5

19,8

1

18,0

3

20,6

2

18,5

4

21,1

7

18,8

7

21,6

0

19,2

9

22,1

1

7. Pengangkutan dan komunikasi 6,

21

6,44

6,20

6,42

5,98

6,49

5,86

6,53

5,66

6,45

5,86

6,40

8.

Keuangan, sewa, dan jasa perusahaan 4,

28

5,69

4,29

5,67

4,13

5,71

4,10

5,75

4,04

5,80

3,85

5,86

9. Jasa-jasa

15,5

6

13,6

2

15,1

5

13,6

8

14,9

5

13,5

1

15,0

2

13,4

15,3

5

13,2

2

15,0

7

13,0

6

PDRB

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 51: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 33

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2. Laju Inflasi tingkat Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun 2007-2012, rata-rata

inflasi selama perioe tahun tersebut sebesar 5,45% capaian terendahnya adalah

3,09% pada tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun 2008.

Terkendalinya inflasi yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali tahun

2008 tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan pemerintah

daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data laju inflasi dari tahun

2007-2012 sebagai berikut :

Tabel 2.17. Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2007-2012

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86

Sumber : BPS Jawa Barat, Tahun 2013.

3. PDRB Per Kapita

Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir

ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka

nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka

pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

tabel 2.18. sebagai berikut :

Tabel 2.18. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

1. 2008 3.484.480

2. 2009 3.638.438

3. 2010 3.795.960

4. 2011 3.903.266

5. 2012 4.082.914 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 52: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 34

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan selama

periode tahun 2009-2012 selalu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun

2008 pendapatan per kapitanya sebesar Rp 3.484.480 naik menjadi

Rp 4.082.914 pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 17,16% selama 4 tahun

atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi pendapatan per kapita tersebut terlihat

bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu

meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan

proyeksi yang tertuang dalam RPJPD kabupaten Majalengka tahun 2008-2025,

capaian tersebut masih dibawah angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir

tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan pendapatan per kapita sebesar

Rp. 4.172.977,00.

4. Gini Ratio

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan adalah dengan melihat pemerataan

pendapatan masyarakat. Tingkat pemertaan pendapatan antara lain dihitung

dengan Gini Ratio. Makin besar angkanya, maka makin tidak merata sebaran

pendapatan. Data Gini ratio di kabupaten Majalengka dapat dilihat pada

gambar 2.3.

Gambar 2.3.

Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Dari data terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 terjadi kecendurungan

meningkatnya angka gini ratio, yaitu dari 0,289 pada tahun 2008 menjadi

Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Gini ratio 0,289 0,232 0,26 0,313 0,41

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

Gini ratio

Page 53: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 35

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 0,41 pada tahun 2012 artinya pendapatan masyarakat cenderung semakin tidak

merata.

5. Kemiskinan

Selama kurun waktu 2008-2013, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka

terus menurun yaitu 225.720 jiwa atau 18,79% pada tahun 2008 menjadi

166.632 jiwa atau 14,11% pada tahun 2013. Angka ini telah melampaui

target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun

2008-2025, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan

jumlah penduduk miskin sebesar 16,06%. Tentunya program-pogram

penanggulangan kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat

mengurangi angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejateraan

masyarakat.

Tabel 2.19. Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2013

Uraian TAHUN Rata-

rata partum-buhan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 225.720 207.154 181.061 178.600 169.800 166.632 11.818

Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 1.180.774 4.141

Persentase Penduduk Miskin (%) 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44 14,11 0,94

Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Pada tahun 2012 posisi relatif kemiskinan di Kabupaten Majalengka masih

berada di atas presentase penduduk miskin Provinsi Jawa Barat dan nasional.

Dalam kontek antar wilayah, penduduk miskin yang berada di atas provinsi

diantaranya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten

Subang, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya. Kondisi persentase

penduduk miskin di Kabupaten Majalengka masih cukup tinggi dibandingkan

dengan persentase tingkat Provinsi Jawa Barat (9,89%) dan Nasional (11,66%).

Posisi relatif/perbandingan antar wilayah ini dapat kami gambarkan dalam

gambar sebagai berikut :

Page 54: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.4.

Posisi Relatif Tingkat Kemisinan Kabupaten Majalengka Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

Sumber: BPS, Tahun 2012.

Sebagaimana data makro yang telah dipublikasikan BPS bahwa jumlah

penduduk miskin secara nasional pada tahun 2012 sebanyak 28.594.600 jiwa

dan penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 4.421.531 jiwa. Sedangkan khusus

di Kabupaten Majalengka pada tahun yang sama berjumlah 169.800 jiwa. Posisi

relatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun

2012 sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan 11 kabupaten lainnya di

Jawa Barat yaitu; Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupten Subang, Kabupaten Karawang dan

Kabupaten Bandung Barat. Adapun Kabupaten/Kota yang lebih rendah jumlah

penduduk miskinnya dari Kabupaten Majalengka diantaranya Kabupaten

Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Purwakarta,

Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon,

Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Page 55: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.5.

Posisi Relatif Jumlah Kemiskinan Penduduk Kabupaten Majalengka di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

Sumber: BPS, Tahun 2012.

Perkembangan jumlah kemiskinan di Kabupaten Majalengka diperbandingkan

dengan Provinsi Jawa Barat dapat diukur dengan menggunakan rumus Indeks

Ketimpangan Williamson (IW). Untuk tahun 2012 dengan jumlah penduduk

miskin di Kabupaten Majalengka sebanyak 169.800 jiwa, kemudian rata-rata

laju penurunan jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun

sebesar 165.568 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Majalengka

berjumlah 1.176.117 jiwa dan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar

44.548.432 jiwa, maka Indeks Ketimpangan Williamson khusus untuk jumlah

penduduk miskin sebesar 1,68 poin, artinya jika IW>1 maka dapat dikatakan

tingkat disparitas antara jumlah kemiskinan di Kabupaten Majalengka dan

Provinsi Jawa Barat sangat tinggi.

1. Angka Kriminalitas

Salah satu ukuran kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah dengan

memperhatikan angka-angka kriminalitas. Semakin banyak terjadi tindakan

krimininalitas disuatu daerah menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi

Page 56: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 3

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 diantara penduduknya. Data kriminalitas Kabupaten Majalengka dapat dilihat

pada tabel 2.20.

Tabel 2.20.

Angka Kriminalitas Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Kasus 2008 2009 2010 2011 2012

Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn 1. Pembunuhan 2 2 5 1 2 2 3 1 2 1 2. Penganiayaan Berat 16 7 19 19 8 4 6 4 15 4 3. Penculikan - - - - 1 - - - 1 - 4. Pencurian dengan Kekerasan 44 19 49 12 28 17 23 15 12 4 5. Pencurian dengan

Pemberatan 113 79 102 62 104 74 85 55 76 50

6. Pencurian Ranmor 105 17 119 27 78 4 86 20 106 31 7. Pencurian Kawat Telepon - - - - - - - - - - 8. Pemerkosaan 6 3 3 1 - - 2 1 1 0 9. Pembakaran - - - - 1 - 1 1 1 -

10. Senpi/Handak 4 4 5 4 10 10 - - 6 6 11. Pemerasan 7 4 2 2 3 1 3 3 1 - 12. Penyelundupan /trafficking 2 2 - - 1 - - - 1 1 13. Kejahatan Terhadap Kepala

Negara - - - - - - - - - -

14. Jumlah 299 137 304 128 236 112 209 100 222 97

Ket : Kj=Jumlah Kejadian; Ttn= Kejadian yang ditangani.

Dari tabel, terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 angka kriminalitas di

Kabupaten Majalengka cenderung menurun, walaupun penanganan kasusnya masih

di bawah jumlah kasus yang terjadi.

B. Fokus Kesejahteraan Masyarakat

1. Pendidikan

a. Angka Melek Huruf (AMH)

Salah satu kualitas penduduk dicerminkan dengan kemampuan untuk

mengakses pengetahuan untuk dapat memperluas cakrawala ilmu dan

wawasan berpikir. Modal dasar suatu masyarakat untuk dapat mengakses

pengetahuan antara lain dicermikan dengan kemampuan baca-tulis yang

dihitung dengan Angka Melek Huruf (AMH). Perkembangan AMH

kabupaten Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.6.

Page 57: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 4

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.6.

Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Selama periode tahun 2008-2013, AMH Kabupaten Majalengka selalu

meningkat, yaitu 94,81% pada tahun 2008, meningkat menjadi 95,84% pada

tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam

RPJPD kabupaten Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut sudah

melampaui angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun

2009-2013), diproyeksikan AMH sebesar 94,82%.

b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-rata Lama Sekolah (means years schooling) adalah rata-rata jumlah

tahun yang ditempuh oleh setiap penduduk berumur 15 tahun ke atas di

daerah tersebut untuk mendapatkan pendidikan formal. Perkembangan RLS

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.7.

Page 58: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 5

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.7.

Perkembangan RLS Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Perkembangan RLS tahun 2008-2012 menunjukkan grafik yang menanjak

yaitu dari 6,70 tahun pada tahun 2008 menjadi 7,18 tahun pada tahun 2012.

Apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD kabupaten

Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah angka

proyeksi yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-

2013), diproyeksikan RLS sebesar 7,53 tahun.

c. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai jumlah siswa pada

jemjang pendidikan tetentu dibagi dengan jumlah penduduk pada usia

tersebut. Angka ini menunjukkan tingkat keikut-sertaan mayarakat dalam

menempuh pendidikan. Perkembangan APK Kabupaten Majalengka dapat

dilihat pada gambar 2.8.

Page 59: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 6

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.8.

Perkembangan APK Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

d. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Angka Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu indikator

keberhasilan di bidang pendidikan. Dari data di atas terlihat bahwa

penduduk yang tidak punya ijasah berkurang dari 23,31% pada tahun

2009 menjadi 19,34% pada tahun 2013, sebaliknya angka pendidikan yang

ditamatkan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan

yaitu untuk tingkatan SD menjadi sebesar 47,49%, SLTP menjadi sebesar

18,48%, SLTA menjadi sebesar 11,39%.

Tabel 2.21. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang

Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013

Jenjang Pendidikan Tahun (%)

2009 2010 2011 2012 2013

Tidak/Belum Punya Ijazah SD 23,31 21,94 19,95 19,20 19,34

SD 45,85 46,84 45,37 46,93 47,49

SLTP 16,03 14,88 18,62 18,23 18,48

SLTA 10,64 11,88 12,04 12,04 11,39

D1/D3 1,73 1,66 1,19 1,19 0,95

>=S1 2,44 2,80 2,83 2,83 2,35

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014

2008 2009 2010 2011 2012

apk sd/mi 102,07 96,43 97,03 104,86 104,02apk smp/mts 101,57 99,64 96,55 91,35 95,26

apk sma/ma 42,06 41,69 45,25 57 55,68

020406080

100120

dala

m p

erse

n

apk sd/miapk smp/mtsapk sma/ma

Page 60: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 7

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 e. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai jumlah siswa yang

berusia pada jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan jumlah penduduk

pada usia tersebut. Angka ini menunjukkan tingkat keikut-sertaan mayarakat

dalam menempuh pendidikan. Perkembangan APK Kabupaten Majalengka

dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9.

Perkembangan APM Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, 2013

2. Kesehatan

a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan

dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian

bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen

atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi

yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya

disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh

dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi

yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan

luar. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi

2008 2009 2010 2011 2012apm sd/mi 98,07 97,59 85,72 86,13 84,14apm smp/mts 86,38 87,29 84,55 88,14 89,53

apm sma/ma 37,92 37,95 38,25 39,56 41,35

0

20

40

60

80

100

120

Dala

m P

erse

n

apm sd/miapm smp/mtsapm sma/ma

Page 61: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 8

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk

pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan

kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor

endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program

untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan

dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program

pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian

Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta kematian balita dapat

berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program

pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program

penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah

usia 5 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas

bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Selama periode 2008-2013 AKHB

cenderung meningkat artinya derajat kesehatan masyarakat cenderung

membaik.

Tabel 2.22.

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (per 1.000 kelahiran) Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Angka Kelangsungan Hidup Bayi /1000 KH

1. 2008 980

2. 2009 981

3. 2010 980

4. 2011 985

5. 2012 986

6. 2013 989

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2009 s.d. 2013 diolah.

b. Angka Harapan Hidup

Tujuan utama pembangunan manusia dalam aspek kesehatan adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan manusia, sehingga dapat hidup sehat dan

berumur panjang. Pengukuran taraf kesehatan tersebut adalah dengan

menghitung angka harapan hidup saat lahir (e0). Angka Harapan Hidup

(AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyaknya tahun yang akan ditempuh

oleh seseorang selama hidup. AHH dihitung dengan menggunakan metode

Page 62: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 9

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 tidak langsung yaitu banyaknya anak lahir hidup dan banyaknya anak masih

hidup. Perkembangan AHH Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada

tabel 2.23.

Tabel 2.23. Angka Harapan Hidup (AHH)

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Angka Harapan Hidup (Tahun)

1. 2008 65,82

2. 2009 66,09

3. 2010 66,35

4. 2011 66,62

5. 2012 66,68

6. 2013 67,13*

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014. *) Data estimasi

Pada tahun 2008-2013 secara umum AHH penduduk Kabupaten

Majalengka terus meningkat dari 65,82 tahun pada tahun 2008 menjadi

67,13 tahun pada tahun 2013, menunjukkan dalam 6 tahun terjadi

peningkatan AHH sebanyak 1,31 tahun. Peningkatan tersebut relatif kecil

dan masih sangat jauh dari kondisi ideal yaitu 85 tahun. Hal tersebut

menunjukkan bahwa, peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya

ibu dan anak masih belum berjalan secara optimal dalam implementasinya

dan harus mendapat perhatian khusus dalam pembangunan bidang

kesehatan.

c. Persentase Balita Gizi Buruk

Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi

buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari

berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar

WHO.

WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk

kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi

gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu :

a. rendah = di bawah 10 %

b. sedang = 10-19 %

Page 63: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 10

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 c. tinggi = 20-29 %

d. sangat tinggi = 30 %

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi

menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang

badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat

badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau

sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar

dikatakan gizi buruk. Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Majalengka

dari tahun ke tahun mengalami penurunan, data terakhir tahun 2013 sebesar

0,07%, artinya menurut standar WHO jika lebih kecil dari 10 % dapat

dikatakan rendah. Perkembangan persentase gizi buruk dapat dilihat pada

tabel 2.24.

Tabel 2.24. Perkembangan Persentase Gizi Buruk

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Persentase Balita Gizi Buruk

1. 2008 1,16

2. 2009 1,16

3. 2010 1,12

4. 2011 0,14

5. 2012 0,06

6. 2013 0,07

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 s.d. 2013.

3. Pertanahan

Selama periode 2008-2012, penduduk yang memiliki lahan semakin

meningkat, yaitu dari 60.372 orang (15%) pada tahun 2008, meningkat menjadi

100.616 orang (23%) pada tahun 2012. Persentase Penduduk Memiliki Lahan dapat

di lihat pada tabel 2.25.

Page 64: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 11

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.25.

Persentase Penduduk Memiliki Lahan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Luas Tanah Jumlah penduduk

Jumlah penduduk yang memiliki tanah

Persentase penduduk

memiliki tanah 1. 2008 1.395.857.839 1.196.811 60.372 15%

2. 2009 1.395.857.839 1.206.702 70.433 11%

3. 2010 1.395.857.839 1.166.473 80.494 19%

4. 2011 1.395.857.839 1.171.478 90.555 21%

5. 2012 1.395.857.839 1.176.117 100.616 23%

Sumber: BPN Kabupaten Majalengka Tahun 2013.

4. Ketenagakerjaan

Rasio penduduk yang bekerja didefinisikan sebagai persentase pendudk yang

bekerja terhadap seluruh angkatan kerja.

Gambar 2.10.

Rasio Penduduk Yang Bekerja Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka 2013

Dari data diatas terlihat bahwa rasio penduduk yang bekerja selama periode

2008-2010 meningkat, namun pada tahun 2011 menurun, kemudian tahun 2012

meningkat lagi. Kondisi ini menunjukkan bahwa trennya lebih bersifat eksponensial,

sehingga cukup tingginya jumlah calon tenaga kerja di Kabupaten Majalengka

berdampak pada perlunya perluasan lapangan pekerjaan.

2008 2009 2010 2011 2012Penduduk yang

bekerja 92,02 93,26 94,18 92,2 93,29

90,5

91

91,5

92

92,5

93

93,5

94

94,5

dalam

per

sen

Pendudukyangbekerja

Page 65: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 12

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dilihat dari aktivitas kesenian dan

keolahragaan yang ada di masyarakat. Selama kurun waktu tahun 2008 2012, jumlah

grup kesenian di Kabupaten Majalengka terus meningkat, hal ini bisa dilihat dari

jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk yang meningkat dari 0,012 pada tahun

2008 menjadi 0,0155 pada tahun 2012. Terdapat 15 jenis kelopmpok kesenian di

Kabupaten Majalengka, yaitu : degung, jaipong, genjing qosidah, calung, reog,

pencak silat, wayang golek, wayang kulit, kacapi suling, sintren, sandiwara, kuda

renggong, orkes dangdut, tarling dan organ tunggal.

Sedangkan mengenai keolahragaan, pada tahun 2012 terdapat 7 cabang

olahraga yang ada di masyarakat yaitu sepak bola, bola voli, tenis meja, bulutangkis,

renang, bola basket dan futsal.

Tabel 2.26. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk. 0,012 0,013 0,014 0,015 0,015

2. Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 0,0185 0,0185 0,0185 0,0185 0,0185

4. Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002

Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

A. Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

Pendidikan Dasar, pendidikan diarahkan kepada upaya untuk mewujudkan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada

dasarnya merupakan hak setiap warga negara dan di dalamnya mengandung satu

tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu

pembangunan pendidikan harus dilakukan secara terpadu dan diarahkan pada

Page 66: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 13

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 peningkatan akses pelayanan, mutu, relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem

pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan

adanya perubahan penduduk antara usia muda dengan ukuran pertumbuhan

jumlah murid yang ditampung pada setiap jenjang sekolah. Peningkatan jumlah

usia sekolah harus diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah dan

peningkatan akses masuk sekolah. Adapun APS di Kabupaten Majalengka dapat

dilihat pada gambar 2.11. berikut ini :

Gambar 2.11.

Perkembangan APS SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013

APS SD/MI selama periode 2008-2012 cenderung menurun. Sedangkan APS

SMP/MTS, pada periode cenderung meningkat, tentunya hal ini sesuai dengan

kebijakan Wajar Dikdas 9 tahun.

Ketersediaan Sekolah, rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah

tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.

Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia

pendidikan dasar. Datanya dapat terlihat pada tabel 2.27. sebagai berikut :

2008 2009 2010 2011 2012APS SD/MI 95,3 99,16 98,83 98,37 86,74APS SMP/MTS 89,38 89,99 88,05 93,38 93,61

80828486889092949698

100102

dala

m p

erse

n

APS SD/MI

APS SMP/MTS

Page 67: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 14

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.27.

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 885 882 882 876 872

1.2. jumlah penduduk kelompok

usia 7-12 tahun 131.373 139.157 131.370 133.582 137.018

1.3. Rasio 1 : 148 1 : 156 1 : 149 1 : 152 1 : 157

2. SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 146 147 147 148 148

2.2. jumlah penduduk kelompok

usia 13-15 tahun 64.938 61.199 88.164 64.817 65.233

2.3. Rasio 1 : 451 1 : 416 1 : 576 1 : 437 1 : 441

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Guru, rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar

per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan

ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal

murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.

Tabel 2.28. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. SD/MI

1.1. Jumlah Guru 7.716 7.688 7.302 7.372 37.449

1.2. Jumlah Murid 132.724 135.571 135.901 135.686 134.088

1.3. Rasio 1 : 17 1 : 18 1 : 19 1 : 18 1 : 18

2. SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru 3.799 3.574 3.491 4.025 3.989

2.2. Jumlah Murid 52.846 58.976 58.892 57.562 59.833

2.3. Rasio 1 : 14 1 : 17 1 : 17 1 : 14 1 : 15

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Pendidikan Menengah, pendidikan menengah yang diselenggarakan di

Kabupaten Majalengka meliputi SMA, SMK, dan MA.

Page 68: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 15

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Angka Partisipasi Sekolah (APS), APS SMA/SMK/MA selama periode

2008-2012 setiap tahunnnya selalu meningkat. Hal ini tentunya mengidikasikan

semaikn meningkatnua kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke

jembjang pendidikan menengah. Data perkembangan APS SMA/SMK/MA

dapat dilihat pada gambar 2.12 sebagai berikut :

Gambar 2.12.

Perkembangan APS SMA/SMK/MA Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka Tahun 2013

Ketersediaan Sekolah, Jumlah gedung sekolah pada jemjang pendidikan

menengah selama periode 2008-2012 meningkat yaitu dari 70 unit pada tahun

2008, menjadi 87 unit pada tahun 2012. Data ketersediaan sekolah pada jenjang

SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel 2.29.

Tabel 2.29. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. SMA/SMK/MA

1.1. Jumlah gedung sekolah 70 74 79 78 87

1.2. jumlah penduduk kelompok

usia 16-19 tahun 58.248 64.404 58.420 64.395 64.799

1.3. Rasio 1 : 832 1 : 870 1 : 739 1 : 740 1 :745

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

2008 2009 2010 2011 2012APS SMA/SMK/MA 44,5 50,36 48,52 58,06 53,91

0

10

20

30

40

50

60

70

dala

m

persen

APS SMA/SMK/MA

Page 69: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 16

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Guru, Seiring dengan meningkatnya jumlah murid dan jumlah sekolah, jumlah

guru SMA/SMK/MA selama periode 2008-2012 meningkat, yaitu dari

2.226 orang menjadi 2.646 orang. Data jumlah guru dan murid pada jenjang

SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel 2.30. sebagai berikut :

Tabel 2.30. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. SMA/SMK/MA

1.1. Jumlah Guru 2.226 2.526 2.499 2.577 2.646

1.2. Jumlah Murid 24.547 26.411 28.607 29.750 34.406

1.3. Rasio 1 : 11 1 : 10 1 : 10 1 : 12 1 : 13

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Angka Melek Huruf. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang

pendidikan adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu pesentase penduduk

usia > 15 tahun yang bisa baca tulus huruf latin. Perkembangan MH Kabupaten

Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.13. sebagai berikut :

Gambar 2.13.

Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

Fasilitas Pendidikan, Salah satu tugas pemerintahan di bidang pendidikan

adalah menyediakan Gedung Sekolah yang representatif sehingga dapat

menunjang kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Perekembangan Kondisi

Page 70: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 17

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Bangunan Sekolah selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada

tabel 2.31. sebagai berikut :

Tabel 2.31.

Perkembangan Kondisi Bangunan Sekolah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. SD/MI 1.1. Jumlah Bangunan 5.302 5.174 5.174 5.174 5.174

1.2. Jumlah Bangunan Kondisi Baik 2.513 2.846 2.922 3.486 4.410

1.3. Persentase Kondisi Bangunan Baik 47,40 55,01 56,47 67,38 85,23

2. SMP/MTs 1.1. Jumlah Bangunan 1.516 1.621 1.761 1.834 1.834

1.2. Jumlah Bangunan Kondisi Baik 1.179 1.161 1.211 1.302 1.352

1.3. Persentase Bangunan Kondisi Baik 77,77% 71,62% 68,77% 70,99% 73,72%

3. SMA/SMK/MA 2.1. Jumlah Bangunan 865 700 732 732 774 2.2. Jumlah Bangunan Kondisi

Baik 696 583 629 649 698

2.3. Persentase Bangunan Kondisi Baik 80,46% 83,29% 85,93% 88,66% 90,18%

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan

suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak

usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,

kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku

serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap

perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Ada dua tujuan

diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu :

Page 71: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 18

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 a. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu

anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya

sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan

dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.

b. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan

belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat

1 adalah 0-6 tahun. Data perkembangan PAUD di Kabupaten Majalengka

disajikan pada tabel 2.32. sebagai berikut :

Tabel 2.32.

Penyelenggaraan PAUD di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1.1. Jumlah Siswa 12.597 15.384 18.481 23.591 30.657

1.2. Jumlah anak usia 4-

6 tahun 53.417 53.725 54.184 54.786 56.487

1.3. Rasio/APK 23,58 28,63 34,11 34,11 54,27

Sumber : Dinas Pendidikan 2013

Angka Putus Sekolah, Angka Putus Sekolah di Kabupaten Majalengka selama

periode 2008-2012, pada setiap jenjang pendidikan, cenderung menurun.

Tentunya kinerja ini perlu terus dipertahankan agar pada masa mendatang tidak

ada lagi siswa yang berhenti bersekolah sebelum menyelesaikan pendidikan di

jenjang tersebut.

Gambar 2.14. Perkembangan Angka Putus Sekolah

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

2008 2009 2010 2011 2012APtS SD/MI 0,89 0,52 0,22 0,17 0,02APtS SMP/MTS 0,15 0,83 0,53 0,34 0,2

APtS SMA/SMK/MA 0,32 0,85 0,41 0,33 0,25

00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

1

dalam

per

sen

APtS SD/MI

APtS SMP/MTS

APtS SMA/SMK/MA

Page 72: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 19

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Angka Kelulusan dan Angka Melanjutkan Sekolah, salah satu indikator mutu

penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengukur capaian Angka Kelulusan

para siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Standar masimal bangi

indikator ini adalah 100% siswa lulus. Berdasarkan data, angka kelulusan selama

periode 2008-2012 setiap tahunnya terus meningkat, bahkan untuk tingkat

SMA/SMK/MA, angka ini telah mencapai 100%. Peningkatan ini tentunya juga

dipengaruhi oleh kulitas para pengajar, yang terus meningkat, yang

diindikasikan dengan semakin meningkatanya Guru yang memenuhi kualifikasi

S1/DIV. Selanjutnya sesuai dengan program yang sudah dijalankan yaitu wajar

dikdas 9 tahun, diharapkan seluruh siswa yang telah lulus SD/MI melanjutkan ke

SMP/MTs. Bedasarkan data, selama periode 2008-2012, angka melanjutkan ke

SMP/MTS mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 65% pada

tahun 2008 meningkat menjadi 99,23%. Pada periode yang sama, angka

melanjutkan ke SMA/SMK/MA juga meningkat dari 63,03% menjadi 73,51%.

Data Perkembangan Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan

Kualifikasi Guru, dapat dilihat pada tabel 2.33. sebagai berikut :

Tabel 2.33. Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan Kualifikasi Guru

di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1.1. AL SD/MI 99,19 98,15 99,25 99,56 99,98 1.2. AL SMP/MTS 90,97 93,28 99,91 100 100 1.3. AL SMA/SMK/MK 95,69 97,78 100 100 100 2.1. AM SD/MI KE SMP/MTS 65,00 68,21 98,55 98,63 99,23

2.2. AM SMP/MTS KE SMA/MA/SMK 63,03 61,77 65,47 70,23 73,51

2.3. GURU YANG MEMENUHI KUALIFIKASI S1/DIV 55,62 58,18 59,89 60,57 65,32

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

2. Kesehatan

Posyandu, Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi

dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan Keluarga Berencana dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan

serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Page 73: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 20

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tujuan penyelenggaraan posyandu:

a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu

Hamil, melahirkan dan nifas).

b. Membudayakan NKKBS.

c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang

menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

d. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini,

merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang

meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang

sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan

pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta

perlindungan anak. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan, bahwa

strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak

seperti itu, dapat dilakukan pada posyandu.

Karena posyandu merupakan wadah peranserta masyarakat untuk

menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka

diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan

ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu.

Terkait dengan hal tersebut di atas perlu dilakukan analisis rasio posyandu

terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi pelayanan pemenuhan

kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, dan agar status gizi

maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau

ditingkatkan.

Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar

pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan

idealnya satu posyandu melayani 100 balita. Data rasio posyandu dapat dilihat

pada tabel 2.34. sebagai berikut :

Page 74: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 21

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 3.34.

Perkembangan Rasio Posyandu di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013

No. Tahun Jumlah Posyandu

Jumlah Balita (Jiwa)

Rasio Posyandu Per 1000 Balita

1. 2008 1.440 99.329 14 2. 2009 1.440 98.725 15 3. 2010 1.416 96.396 15 4. 2011 1.418 125.171 14 5. 2012 1.442 125.672 11 6. 2013 1.446 100.366 14,4

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013

Rumah Sakit, Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun

2009 tentang rumah sakit, yang dimaksud rumah sakit umum adalah rumah sakit

yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis

penyakit. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasilguna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.

Di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

yaitu RSUD Majalengka dan RSUD Cideres.

Tabel 2.35. Puskesmas dan Poliklinik dan Pustu

Tahun 2013

No. Kecamatan Jumlah

Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik Pustu 1. Lemahsugih - 2 - 5 2. Bantarujeg - 1 - 3 3. Malausma - 1 - 4 4. Cikijing - 1 - 2 5. Cingambul - 1 - 5 6. Talaga - 1 - 3 7. Banjaran - 1 - 3 8. Argapura - 1 - 3 9. Maja - 1 - 5

10. Majalengka 1 2 1 2

Page 75: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 22

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Kecamatan Jumlah

Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik Pustu 11. Cigasong - 1 - 1 12. Sukahaji - 2 - 1 13. Rajagaluh - 1 - 3 14. Sindangwangi - 1 - 2 15. Sindang - 1 - 0 16. Leuwimunding - 1 - 14 17. Palasah - 1 - 9 18. Jatiwangi - 2 - 9 19. Dawuan - 1 2 7 20. Kasokandel - 1 - 9 21. Panyingkiran 1 1 - 7 22. Kadipaten 1 1 - 7 23. Kertajati - 2 - 7 24. Jatitujuh - 2 - 6 25. Ligung - 1 - 13 26. Sumberjaya - 1 - 9

Jumlah 3 32 2 71 Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka dapat diukur berdasarkan

indikator kinerja aspek pelayanan umum diantaranya berupa rasio puskesmas,

poliklinik, dan pustu persatuan penduduk dalam kurun waktu 2008-2009 sebesar

0,25 persen. Seiring dengan penambahan sarana kesehatan, sejak tahun 2010

sampai dengan 2012 rasionya meningkat menjadi 0,26 persen. Khusus untuk

cakupan puskesmas, angkanya relatif lebih tinggi selama 5 tahun sebesar 1,19

persen, sedangkan cakupan puskesmas pembantu dalam kurun waktu 2008-

2010 hanya sebesar 0,22 persen, dan mengalami penurunan antara tahun 2011-

2012 menjadi 0,21 persen.

Tabel 2.36.

Rasio dan Cakupan Puskesmas, Poliklinik dan Pustu

No. Aspek Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Rasio puskesmas, poliklinik,

pustu per satuan penduduk 0,25 0,25 0,26 0,26 0,26 0,26

2. Cakupan puskesmas 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 3. Cakupan puskesmas pembantu 0,22 0,22 0,22 0,21 0,21 0,21

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013.

Page 76: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 23

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Sementara itu, untuk pemenuhan tenaga medik di Kabupaten Majalengka per

satuan penduduk, sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 rasionya masih

tetap sebesar 0,10 persen. Pemenuhan tenaga medik untuk dokter umum dan

dokter gigi di pelayanan primer sangat berpengaruh pula terhadap pemenuhan

SDM kesehatan yang dipersyaratkan oleh BPJS, sehingga berdampak pada

besarnya kapitasi yang diterima oleh setiap puskesmas. Sedangkan kebutuhan

tenaga medik di RSUD Cideres dan RSUD Majalengka lebih terfokus pada

pemenuhan dokter spesialis dibeberapa spesifikasi.

Tabel 2.37. Rasio Tenaga Medik

No. Aspek Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Rasio dokter per satuan

penduduk 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2012.

Jumah dokter umum dan dokter gigi yang tersebar di 32 Puskesmas, dapat kami

kemukakan secara rinci pada tabel berikut :

Tabel 2.38.

Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi Menurut Kecamatan Tahun 2013

No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi 1. Lemahsugih 1 - 2. Bantarujeg 1 - 3. Malausma 2 - 4. Cikijing 2 1 5. Cingambul 2 - 6. Talaga 3 1 7. Banjaran 1 - 8. Argapura 1 - 9. Maja 3 1 10. Majalengka 3 1 11. Cigasong 1 - 12. Sukahaji 4 - 13. Rajagaluh 3 1 14. Sindangwangi 1 - 15. Sindang 1 - 16. Leuwimunding 3 1

Page 77: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 24

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi 17. Pasalah 2 1 18. Jatiwangi 4 1 19. Dawuan 1 - 20. Kasokandel 1 1 21. Panyingkiran 1 - 22. Kadipaten 2 1 23. Kertajati 1 - 24. Jatitujuh 3 1 25. Ligung 2 1 26. Sumberjaya 4 1

Jumlah 53 13

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

Komplikasi Kebidanan yang ditangani, perhatian khusus Pemerintah

Kabupaten Majalengka untuk menekan kematian ibu dan kematian bayi salah

satunya berusaha memperluas pelayanan cakupan komplikasi kebidanan yang

harus ditangani. Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat

kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi

kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil,

pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Kaitannya dengan

tingkat pelayanan kesehatan ibu hamil perlu diantisipasi berbagai komplikasi

kebidanan yang harus dapat ditangani sehingga berpengaruh pada tingkat

keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan. Berdasarkan data yang diperoleh,

cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani digambarkan pada tabel

2.39. sebagai berikut :

Tabel 2.39. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani (%)

1. 2008 6,44 2. 2009 76,90 3. 2010 76,80 4. 2011 92,30 5. 2012 117,57 5 2013 122,26

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Page 78: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 25

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kondisi empirik di Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa cakupan

komplikasi kebidanan yang ditangani memperlihatkan trend yang cenderung

meningkat, terutama tahun 2011 yang mencapai 92,30% dan tahun 2012 sebesar

117,57% serta tahun 2013 yang mencapai 122,26%, kondisi ini telah melampaui

target standar pelayanan minimal sebesar 80% pada tahun 2015.

Pertolongan Persalinan, Guna meningkatkan IPM, khususnya yang terkait erat

dengan indeks kesehatan yaitu perlu perhatian terhadap pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, capainnya

sebagaimana pada Tabel 2.40. berikut :

Tabel 2.40.

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan (%)

1. 2008 81,18 2. 2009 94,67 3. 2010 93,47 4. 2011 85,66 5. 2012 91,47 6. 2013 94,66

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan

kematian ibu, untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan

dengan meningkatkan peran bidan sehingga bidan di desa benar-benar

merupakan ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI

(MMR). Target SPM berkenaan dengan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 90% pada tahun

2015 diharapkan dapat tercapai. Menurut data yang ada pada tahun 2009 target

yang berkaitan dengan indikator ini telah dapat terlampaui sebesar 4,67%,

namun mengalami penurunan pada tahun 2010 (86,18%) dan 2011 (85,70%),

dan meningkat lagi pada tahun 2012 (91,47%).

Cakupan Universal Child Imunization (UCI). Pemerintah Kabupaten

Majalengka secara berkesinambungan terus menggalakan pelaksanaan

Page 79: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 26

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 imunisasi. Kegiatan imunisasi tersebut bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan

di Indonesia, namun perlu disadari masih banyak masyarakat atau orang tua

yang belum memahami secara utuh tetang pentingnya imunisasi bagi bayi dan

balita. Kemungkinan penyebabnya dikarenakan masih adanya pandangan di

masyarakat yang menganggap adanya efek kurang baik jika diimunisasi atau

mitos lainnya. Manfaat dari imunisasi bagi bayi untuk mencegah bayi terjangkit

penyakit baru yang menular dan mematikan serta penyakit infeksi masih

menjadi masalah di Indonesia.

Tabel 2.41. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) (%)

1. 2008 67,66 2. 2009 60,18 3. 2010 86,53 4. 2011 86,31 5. 2012 91,07 6. 2013 95,33

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 di olah.

Di Kabupaten Majalengka Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child

Imunization (UCI) selama periode 2008-2012 cenderung meningkat. Hal ini

menunjukkan tingkat kesadaran masyaraakat akan imunisasi semakin

meningkat.

Balita Gizi Buruk, Golden age rentang usianya 0-5 tahun sangat membutuhkan

asupan gizi yang baik bagi tumbuh kembangnya anak. Oleh karena itu, deteksi

dini bagi kasus gizi buruk harus dilakukan secara kontinu. Perhatian Pemerintah

Kabupaten Majalengka terhadap penanganan gizi buruk sangat tinggi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada tahun

2010 menemukan 919 (1,12%) balita yang menderita gizi buruk. Balita yang

mengalami gizi buruk itu pertumbuhannya tidak seimbang dengan usia balita

yang wajar. Pertumbuhan mereka lambat, bahkan berat badannya jauh dari berat

ideal, selain itu ciri-ciri dan indikasi lainnya adalah kepala membesar dan perut

buncit, badan terlihat kurus, kering, dan tulangnya kelihatan (stunting) yang

disebabkan tubuh tidak menerima asupan gizi seimbang. Cakupan balita gizi

Page 80: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 27

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 buruk yang mendapat perawatan di Kabupaten Majalengka pada tahun

2011 sampai dengan tahun 2013 mencapai 100% sesuai dengan standar

pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah. Jejak rekam cakupan balita gizi

buruk mendapat perawatan di Kabupaten Majalengka sebagaimana tertuang

dalam tabel 2.42. berikut :

Tabel 2.42. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (%)

1. 2008 1,86 2. 2009 42,97 3. 2010 4,35 4. 2011 100,00 5. 2012 100,00 6. 2013 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA,

Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa dimana Penyakit TBC

dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan

miskin serta dimana saja. Indonesia menduduki negara terbesar ketiga di dunia

dalam masalah penyakit TBC ini. Sedangkan di Kabupaten Majalengka tahun

2013 untuk cakupan penemuan baru penderita penyakit TBC sebanyak

1.267 jiwa (96,60%) dan seluruhnya telah mendapat pelayanan kesehatan.

Tabel 2.43.

Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Penyakit TBC Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD. Penyebab

kematian penduduk dapat diakibatkan karena penyakit demam berdarah (DBD).

No. Indikator Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 1. Cakupan penemuan baru (%) 97,90 98,64 80,55 83,25 96,60

2. Pengobatan penderita penyakit TBC (Jiwa) - - 471 1.059 1.267

Page 81: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 28

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang

merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang

diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah yaitu DEN-1, DEN-2,

DEN-3, dan DEN-4. Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan

mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak

mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,

mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali,

menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas,

aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah. Tingkat

pencegahan agar tidak timbulnya penyakit DBD telah banyak dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Majalengka. Adapun data penanganan penderita DBD di

Kabupaten Majalengka tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 2.44. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD (%)

1. 2008 100,00

2. 2009 100,00

3. 2010 100,00

4. 2011 100,00

5. 2012 100,00

6. 2013 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Berdasarkan data di atas, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

DBD dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2008 sampai dengan

2013 mencapai 100%.

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, Selain

melayani pasien umum, pelayanan kesehatan rujukan juga menangani pasen dari

keluarga miskin. Selama periode 2008-2013, persentase keluarga miskin yang

ditangani dapat dilihat pada tabel 2.45. sebagai berikut :

Page 82: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 29

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.45.

Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Pesentase Penanganan Pasen Keluarga Miskin Ket.

1. 2008 0,68 2. 2009 0,83 3. 2010 16,82 4. 2011 2,30 5. 2012 5,26 6. 2013 39,13 Data sementara

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Selama periode 2008-2013, penangan pasen miskin selalu mendapat perhatian.

Pada tahun 2008 sebanyak 0,68% dari jumlah yang berkunjung dan mendapat

penanganan di pelayanan kesehatan rujukan berasal dari keluarga miskin, pada

tahun 2009 angka ini meningkat menjadi 0,83%, meningkat lagi menjadi

16,82% pada tahun 2010, kemudian turun menjadi 2,3% pada tahun 2011,

sedangkan tahun 2012 meningkat kembali menjadi 5,26%, dan tahun 2013

meningkat cukup signifikan mencapai 39,13%.

Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi di Kabupaten Majalengka pada Puskesmas-

puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka terjadi

peningkatan dari 60,48% pada tahun 2009 menjadi 101,22% pada tahun 2010

dan mengalami penurun pada tahun 2011 menjadi 80,83%. Tahun 2010, 2012

dan 2013 telah melebihi standar pelayanan minimal sebagaimana ditetapkan

Pemerintah yang menargetkan 90%. Adapun secara rinci data tersebut dapat

kami sampaikan pada tabel berikut:

Tabel 2.46. Cakupan Kunjungan Bayi

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Kunjungan Bayi (%)

1. 2008 100,00 2. 2009 60,48 3. 2010 101,22 4. 2011 80,83 5. 2012 91,07 6. 2013 93,54

Sumber : Dinas Kesehatan Kabuapaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Page 83: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 30

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 3. Pekerjaan Umum

Sarana dan prasarana umum merupakan salah satu kebutuhan pendukung

pembangunan daerah yang pemenuhannya akan sangat berdampak pada kinerja

pembangunan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun pemerintahan.

a. Kondisi Jalan

Berdasarkan data terbaru proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

untuk jalan kabupaten tahun 2012 adalah 665,782 km, panjang jalan yang

dapat dilalui roda 4 (empat) adala 1.281,919 km, sedangkan jalan

penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk

(minimal dilalui roda 4) adalah 337,880 km.

Tabel 2.47.

Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 (Km)

2009 (Km)

2010 (Km)

2011 (Km)

2012 (Km)

1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Tdk ada data

226,249 31,62

304,169 42,54

367,592 51,37

480,365 67,12

2. Panjang Jalan dilalui roda 4 (empat)

Tdk ada data

1.281,919 1.281,919 1.281,919 1.281,919

3. Jalan Penghubung dari Ibukota Kecamatan ke kawasan Permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)

Tdk ada data

337,880 337,880 337,880 337,880

4. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 Km/jam)

Tdk ada data

226,249 304,169 367,592 480,365

Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

b. Kondisi Jaringan Irigasi

Kondisi bangunan air di Kabupaten Majalengka terdiri dari Bendung,

Bangunan Air, Saluran, Bangunan Pelengkap dan Bangunan Fasilitas.

Jumlah dan Kondisi Bangunan Air pada Jaringan Irigasi di Kabupaten

majalengka selama kurun waktu 4 tahun terakhir (2009-2010), lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 84: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 31

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.48.

Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

TAHUN 2009 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 83 58 89 - Suplesi 24 bh 4 6 14 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 97 118

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 3 2 - Sadap 524 bh 235 150 139

3. Saluran - Induk 470,06 km 192,43 201,10 76,27 - Sekunder 64,28 km 29,00 14,00 21,28 - Tersier 225,81 km 100,00 62,00 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 4,50 4,01 2,40

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong – gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00

TAHUN 2010 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 90 50 90 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105

Page 85: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 32

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 2 3 - Sadap 524 bh 246 137 141

3. Saluran - Induk 470,06 km 199,57 194,21 76,27 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00

TAHUN 2011

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 68 60 102 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 110 105

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 1 1 5 - Sadap 524 bh 222 150 152

3. Saluran - Induk 470,06 km 180,00 200,00 90,00 - Sekunder 64,28 km 23,00 18,00 23,00 - Tersier 225,81 km 95,00 55,00 76,00 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,00 4,00 - Pembuang 10,91 km 4,50 3,00 3,00

Page 86: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 33

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 0 3 0 - Penguras 6 bh 0 4 2 - Terjun 40 bh 0 30 10 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 10 4 0 - Jembatan 33 bh 10 23 0 - Pelimpah 65 bh 25 30 10 - Tangga Cucin 7 bh 1 4 2 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 2 9 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00

TAHUN 2012

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 90 62 78 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 1 3 3 - Sadap 524 bh 246 137 141

3. Saluran - Induk 470,06 km 277,17 147,40 45,49 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong – gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0

Page 87: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 34

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

- Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 5 bh 0 2 3 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.49.

Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 52,00

2. Rasio Jaringan Irigasi (km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 2,99 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

4. Perumahan

a. Kondisi Perumahan

Berdasarkan data tahun 2012 jumlah rumah tinggal yang sudah mempunyai

sanitasi yaitu 251.169 KK, atau sebesar 71,95%, sedangkan jumlah rumah

tangga pengguna air bersih sebanyak 323.526 KK dan rumah tangga

pengguna listrik sebanyak 75,62% dan tahun 2012 sebesar 89,97%, lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.49. di bawah ini.

Tabel 2.50. Kondisi Perumahan (Rumah Tangga)

di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Rumah tinggal bersanitasi (%) 66,47 66,17 65,87 65,57 71,95

2. Rumah tangga bersanitasi (KK) 248.173 248.920 249.699 250.418 251.169

3. Rumah tangga pengguna air bersih (KK) 371.716 378.159 346.032 347.717 349.097 4. Rumah tangga pengguna listrik (KK) 307.019 315.990 316.650 316.221 318.512

Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

b. Rumah Layak Huni

Page 88: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 35

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tahun 2012 jumlah rumah layak huni sebanyak 313.494 buah dengan rasio

97,87%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.51. Kondisi Rumah Layak Huni di Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Rumah Layak Huni (unit) 307.012 308.012 308.012 311.012 313.494

2. Rasio Rumah Layak Huni (%) 96,42 96,32 96,22 95,92 97,87 Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta

Karya Kabupaten Majalengka, data Lingkungan Perumahan Kumuh di

Kabupaten Majalengka belum dapat teridentifikasi. Berdasarkan data yang

ada Rumah tangga ber-Sanitasi di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2012

sebesar 251.169 KK.

5. Penataan Ruang

Untuk menilai capaian pembangunan pada bidang penataan ruang, antara lain

adalah rasio ruang terbuka hijau dan rasio bangunan ber IMB. Selama kurun

2008 sampai 2012 Rasio Ruang Terbuka Hijau terus meningkat dari 1,09% pada

tahun 2008 menjadi 1,74% pada 2012. Demikian juga Rasio bangunan ber-IMB

yang pada tahun 2008 4,40% meningkat menjadi 5,33 pada tahun 2012.

Perkembangan data dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.52.

Kondisi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB ih 1,09% 1,09% 1,09% 1,74% 1,74%

2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 4,40% 4,78% 5,02% 5,19% 5,33%

Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

6. Perencanaan Pembangunan

Page 89: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 36

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah

meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

rencana pembangunan daerah terdiri atas: RPJPD, RPJMD, Renstra OPD,

RKPD, dan Renja OPD.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 yang ditetapkan pada tanggal

25 September 2008. Sesuai dengan periodisasi pembangunan lima tahunan,

maka tahap ke dua (2009-2013) disusun Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yang ditetapkan tanggal

31 Juli 2009 dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013. Selanjutnya setiap tahun disusun

perencanaan tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD). Penyusunan program dan kegiatan dalam RKPD mengacu pada

dokumen RPJMD. RKPD dalam hal ini merupakan penjabaran RPJMD dalam

kaitannya dengan perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Renja OPD,

RKA OPD, dan RAPBD. Adapun untuk RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2014 telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 3 Tahun

2013 pada tanggal 29 Mei 2013 yang pada penyusunannya mengacu pada

RPJPD Kabupaten Majalengka 2005-2025, Peraturan Daerah Kabupaten

Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031, Peraturan Daerah

Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan

Pemabangunan Daerah Kabupaten Majalengka serta peraturan dan dokumen

terkait perencanaan di tingkat provinsi dan pusat.

7. Perhubungan

Page 90: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 37

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Berdasarkan data tahun 2013 Kabupaten Majalengka memiliki 7 (tujuh) terminal

bis, yaitu di Kecamatan Cikijing, Cigasong, Rajagaluh, Kadipaten, Maja, Talaga

dan Bnatarujeg. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di

Kecamatan Kertajati akan memerlukan pembangunan terminal terpadu untuk

menjamin aksesibilitas angkutan umum dari kota-kota di sekitarnya ke Bandara.

Untuk mewujudkan itu perlu disusun kajian terpadu dengan tetap mengacu

kepada master plan kebandaraan, RTRW Kabupaten Majalengka Tahun

2011-2031 dan RDTR.

Indikator lainnya mengenai urusan perhubungan/kondisi perhubungan di

kabupaten majalengka akan dibahas pada tabel dibawah ini sebagai capaian

pembangunan urusan perhubungan.

Tabel 2.53.

Kondisi Perhubungan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio ijin trayek 1:1075 1:1088 1:1081 1:1084 1 : 1044

2. Jumlah uji kir angkutan umum 9.000 9.000 9.000 9.000 10.000

3. Kepemilikan KIR angkutan umum 2.215 1.272 1.334 1.396 1.520

4 Pemasangan Rambu-rambu na na na 52 105

5 Jumlah arus penumpang angkutan umum - -

11.107.571

Orang

11.255.761

Orang

11.473.241

Orang Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.

Pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum dilaksanakan secara berkala

setiap 6 bulan sekali. Terkait dengan durasi waktu atau lamanya proses

pengujian kendaraan tersebut, dengan mengacu pada standar operasional

prosedur (SOP) yang dimiliki dan dijalankan oleh DISHUBKOMINFO

Kabupaten Majalengka, maka lamanya waktu yang diperlukan dalam pengujian

dimaksud adalah 15 menit, dimulai dari proses pendaftaran, pelaksanaan

pengujian dan penyampaian hasil uji kendaraan. Jumlah kendaraan angkutan

darat di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 adalah 10.691 kendaraan, tahun

2011 adalah 10.171 kendaraan dan tahun 2012 adalah 10.151 kendaraan.

Biaya pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum pada DISHUBKOMINFO

Kabupaten Majalengka mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka

Page 91: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 38

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 No. 11 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Pengujian Kendaraan

Bermotor di Kabupaten Majalengka, sebagai berikut :

Tabel 2.54.

Struktur dan Besaran Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Majalengka

No. Jenis Pelayanan Tarif A. Pengujian Berkala Pertama 1. Mobil Barang, Mobil Bus, Traktor head Rp. 150.000,-

2. Mobil Penumpang, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan Rp. 100.000,-

B. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Orang 1. Angkutan Pedesaan (9 seat) Rp. 60.000,- 2. Angkutan Kota (10 seat) Rp. 60.000,- 3. Bus Mini (11-15 seat) Rp. 75.000,- 4. Bus Sedang (16-25 seat) Rp. 75.000,- 5. Bus Besar Rp. 80.000,-

C. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Barang 1. Pick Up (JBB = 0-3.500 Kg) Rp. 60.000,- 2. Truck (JBB = 3.550-10.000 Kg) Rp. 75.000,- 3. Truck (JBB = 10.050-15.000 Kg) Rp. 80.000,- 4. Truck (JBB = lebih dari 15.050 Kg) Rp. 95.000,-

D. Penilaian Teknis Kendaraan 1. Mobil Barang, Mobil Bus, Mobil Penumpang Rp. 100.000,- 2. Sepeda Motor Rp. 50.000,-

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka Tahun 2013.

Tabel 2.55. Jumlah Kendaraan Angkutan Darat

di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Jumlah Kendaraan

1. 2008 10.007

2. 2009 10.840

3. 2010 10.691

4. 2011 10.171

5. 2012 10.151

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.

Berdasarkan data Tahun terakhir yaitu 2012-2013 rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan di tahun 2012 adalah 1 : 3,19 sedangkan tahun 2013 adalah 1 : 5,86.

Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum tahun 2012 adalah

Page 92: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 39

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 10.265.172 orang sedangkan tahun 2013 adalah 10.160.215 orang, Jumlah

orang/barang melalui terminal pertahun pada tahun 2012 adalah 2.321.715 orang

sedangkan tahun 2013 adalah 2.245.118 orang.

Tabel 2.56. Indikator Perhubungan di Kabupaten Majalengka

No. Indikator Perhubungan Satuan Tahun 2012 2013

1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan poin 1 : 3,19 1 : 5,86 2. Jumlah orang/ barang yang terangkut

angkutan umum orang 10,265,172 10,160,215

3. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun

orang 2,321,715 2,245,118

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.

8. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara

Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan ekonomi nasional

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan dilengkapi oleh Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Saat ini otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan

antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

Saat ini menurunnya kualitas lingkungan hidup telah mengancam kelangsungan

perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan

konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Perlindungan dan pengelolaan

hukum lingkungan meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Kabupaten Majalengka telah melaksanakan penegakan hukum lingkungan,

diantaranya yaitu pelaksanaan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor

5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib

Page 93: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 40

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang

Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Kegiatan

atau usaha di Kabupaten Majalengka telah membuat dokumen lingkungan sesuai

dengan yang diwajibkan, namun dalam pelaksanaannya belum semua usaha atau

kegiatan memiliki dokumen lingkungan.

Sampai saat ini di Kabupaten Majalengka belum ada usaha atau kegiatan yang

mendapat sanksi berat karena melanggar hukum lingkungan. Pembinaan dan

sosialisasi peraturan terus dilaksanakan agar pelaku kegiatan atau usaha dapat

melaksanakan kegiatan atau usahanya tapi tetap menjaga kualitas dan kelestarian

lingkungan hidup sekitarnya. Sehingga ekonomi hijau dapat terlaksana. Capaian

pembangaunan lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.57.

Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 *) 2011 2012

1. Persentase penanganan sampah

na Na 45 49 53

2. Persentase Penduduk berakses airminum

66,76 82,94 91,47 91,94 92,66

3. Persentase Luas pemukiman yang tertata

8 9 11 15 16

4. Persentase Pencemaran status mutu air

na 20 20 20 80

5. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air

331 buah

331 buah 331 buah

331 buah 331 buah

6. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UPL-UKL/SPPL

12 UKL-UPL

9 UKL-UPL

8 UKL-UPL

7 UKL-UPL 13

SPPL

12 UKL-UPL 60

SPPL 7. Tempat pembuangan sampah

(TPS) per satuan penduduk 3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS

Sumber : BPLH Kabupaten Majalengka Tahun 2013. *) Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

9. Pertanahan

Persentase luas lahan bersertifikat di Kabupaten Majalengka sampai tahun 2012

sebesar 23%. Kasus sengketa pertanahan pada tahun 2012 sebanyak 16 kasus

Page 94: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 41

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 dan yang telah diselesaikan sebanyak 11 kasus, atau tingkat penyelesaian kasus

sengketa pertanahan sebesar 68,75 %. Permohonan izin lokasi pada tahun 2012

sebanyak 6 izin lokasi, dan izin lokasi yang diterbitkan Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal pada tahun 2012 sebanyak 4 izin

lokasi.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Penataan dalam kependudukan dan pencacatan sipil sering dengan waktu

mengalami kemajuan baik dalam hal manajemen dan pelaksanaan secara teknis.

Dalam urusan kependudukan dan cacatan sipil sudah sangat memasyarakat

dengan istilah Kartu Tanda Penduduk (KTP). KTP adalah identitas resmi

penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang

berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia. Dalam KTP

terdapat Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor tersebut sifatnya unik atau

khas tunggal dan melekat pada seseorang. Kemudian dokumen kependudukan

lainnya berupa Akte Lahir dan Kartu Keluarga yang kedudukannya sama

pentingnya dengan KTP, jadi seluruh warga masyarakat sudah seharusnya

mengindahkan dokumen-dokumen tersebut. Oleh karena itu, transformasi

informasi di Kabupaten Majalengka menjadi salah satu tugas jajaran Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil sehingga tumbuhnya kesadaran yang tinggi

dari masyarakat dan akhirnya tidak berdampak negatif bagi masyarakat itu

sendiri.

Tabel 2.58. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2009 - 2013

No. Indikator Kinerja Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (%)

100 100 100 100 100

2. Cakupan Kepemilikan Kartu Keluarga (%)

- 86,81 94,11 100 100

3. Cakupan Penerbitan Kartu tanda Penduduk (%)

84,06 93,04 41,38 75,06 83,35

4. Cakupan Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (%)

84,06 93,04 41,38 75,06 83,35

5. Ratio Penduduk ber-KTP per satuan penduduk (poin)

797.619 889.865 381.627 692.211 796.600

Page 95: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 42

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Indikator Kinerja Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

6. Penerapan KTP berbasis NIK (%)

100 100 100 100 100

7. Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran (%)

- 37,44 55,90 61 62,84

8. Kepemilikan Akte Kelahiran per 1000 penduduk (permil)

- 37,44 55,90 61 62,84

9. Ratio Bayi ber-Akte Kelahiran (%)

- - - - 95,2

10. Cakupan penerbitan Kutipan Akta Kematian (%)

- - - 1 1

11. Ketersediaan data base kependudukan skala kabupaten

- - - Ada Ada

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Majalengka, Tahun 2013.

11. Pemberdayaan Perlempuan dan Perlindungan Anak

a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam keterwakilan perempuan di

dalam partai politik dan perempuan sebagai pejabat terpilih baik dalam

ranah pelayanan publik, departemen, komisi-komisi nasional dan peradilan.

Persentase partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah Kabupaten

Majalengka tahun 2012 mencapai 4.24%. Pengalaman menunjukkan bahwa

partisipasi perempuan yang rendah di bidang politik dan pemerintah akan

mempengaruhi kuantitas dan kualitas kebijakan publik yang responsif

terhadap gender menyangkut baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai

dampak positif meningkatnya jumlah perempuan yang terlibat dalam

pembuatan kebijakan yang responsif gender, diharapkan keberpihakan

terhadap hasil-hasil peraturan yang responsip gender pun semakin

meningkat.

b. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Perempuan kini banyak menduduki posisi senior di berbagai perusahaan

dibanding sebelumnya, hal ini dikarenakan wanita pun memiliki

kemampuan dalam mengorganisir suatu perusahaan atau lembaga yang

dipimpinnya, seperti halnya di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012

partisipasi perempuan di lembaga swasta sebesar 5,26%. Perlu penigkatan

Page 96: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 43

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 kesadaran bersama untuk mewujudkan kesetaraan gender pada kehidupan

berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara supaya akses

perempuan untuk menjadi seorang pemimpin atau menjadi mitra dari laki-

laki bisa lebih besar.

c. Rasio KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang

terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau

penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah

tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau

perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah

tangga. Penelitian mengungkapkan betapa tinggi intensitas kekerasan dalam

rumah tangga. Rasio kekerasan rumah tangga di Kabupaten Majalengka

tahun 2012 sebesar 0,001% hal ini cukup kecil dibanding daerah atau kota-

kota lainnya di Jawa Barat.

d. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Upaya yang dilakukan dalam menangani tindak kekerasan terhadap

perempuan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, unsur medis,

penyadaran masyarakat, kerjasama dengan pihak lain (Kepolisian, LSM,

Ormas). Sedangkan proses penanganan terhadap kasus tindak kekerasan

perempuan secara garis besar meliputi penerimaan laporan atau pengaduan

dari korban, pembuatan berita acara kronologis kejadian, upaya konseling

dilakukan dengan memberikan pembinaan antara pihak yang bertikai

sebagai alternatif pemecahan masalah. Penyelesaian pengaduan

perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di Kabupaten

Majalengka tahun 2012 sebanyak 71,43% kasus yang telah diselesaikan.

Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan

anak berdasarkan SPM harus mencapai 100% pada tahun 2014.

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga

Page 97: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 44

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan, dan Keluarga

Berencana (BPMDPKB) Kabupaten Majalengka mencatat rata-rata jumlah

anak per keluarga sebesar 1,22 pada tahun 2013, angka itu sudah tergolong

baik dikarenakan masyarakat kini mulai paham bahwa program KB itu

bukan semata untuk membatasi jumlah anak, tapi mengatur jarak kelahiran

bayi.

b. Rasio Akseptor KB

Program KB memiliki dampak positif dalam membantu penurunan angka

kematian ibu, epidemi HIV/AIDS, meningkatkan mutu gender, dan

mempromosikan pendayagunaan kaum muda. Akses yang lebih baik untuk

metode kontrasepsi yang aman dan terjangkau akan mempercepat

pencapaian tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Oleh karena itu sejak

2005 masalah kesehatan reproduksi dimasukkan menjadi salah satu

indikator pencapaian MDGs. Jika tiap keluarga mempunyai anak dua atau

tiga orang, berarti program KB sudah berhasil.

Rasio akseptor KB pada Tahun 2013 sebesar 75,35. Angka ini menurun bila

dibandingkan dengan tahun 2012, namun lebih besar dari capaian pada

tahun 2009, dan 2010.

Tabel 2.59. Data Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,27 1,25 1,24 1,22 1,23

1,22

2. Rasio akseptor KB 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35

3. Cakupan peserta KB aktif 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35

4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 38,82 37,92 35,08 30,72 33,08 33,61

Sumber : BPMDPKB Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

13. Sosial

Page 98: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 45

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Jumlah sarana sosial berupa panti di Kabupaten Majalengka setiap tahun

meningkat, yaitu dari 65 unit pada tahun 2008 menjadi 95 unit pada tahun 2013.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan kesejateraan sosial para Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Majalengka dilakukan

antara lain melalui pemberian bantuan sosial. Selama tahun 2008-2013, jumlah

PMKS yang memperoleh bantuan sosial setiap tahunnya terus meningkat,

seiring dengan meningkatnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan

sosial.

Tabel 2.60.

Data Penanganan Masalah Sosial Kabupeten Majalengka Tahun 2008 – 2013

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi (unit)

35 35 40 45 45 45

2. PMKS yg memperoleh bantuan sosial (%) 7,19 13,05 12,89 17,51 22 33

3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)

7,19 13,05 12,89 17,51 22 33

Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

14. Ketenagakerjaan

a. Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Per Tahun

Penyelesaian sengketa pengusaha dan pekerja diatur dalam Undang-undang

No. 2 Tahun 2004, tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Dalam Undang-undang ditentukan, perselisihan hubungan industrial adalah

perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha

(atau gabungan pengusaha) dengan pekerja (atau serikat pekerja) yang

penyebabnya biasanya dikarenakan perselisihan hak, perselisihan

kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK), ataupun

perselisihan antar serikat pekerja di dalam satu perusahaan. Data kasus

sengketa antara pengusaha dan pekerja di Kabupaten Majalengka selama

periode 2008-2013 cenderung meningkat.

b. Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja.

Page 99: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 46

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menggambarkan persentase

angkatan kerja (yaitu penduduk usia kerja yang bekerja, punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja, dan penganggur) terhadap penduduk usia

kerja. Selama tahun 2008-2012, TPAK kabupaten Majalengka cenderung

meningkat.

c. Pencari Kerja yang Ditempatkan

Belum seimbang antara jumlah pencari kerja, penempatan dan jumlah

kebutuhan perusahaan sebagian besar dipengaruhi oleh ketidak cocokan

antara minat dengan kebutuhan. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki oleh

pencari kerja sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan

dimana para pencari kerja tidak memiliki kompetensi dari lapangan

pekerjaan yang tersedia. Karena itu minimnya keterampilan yang dimiliki

pencari kerja menjadi masalah, sebagai penyebab tingkat pengangguran

masih tinggi. Lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan keterampilan

maupun kompetensi pencari kerja. Selama tahun 2008-2013, jumlah pencari

kerja yang ditempatkan selalu meningkat, yaitu dari 1.474 orang pada tahun

2008 menjadi 4.359 orang pada tahun 2013.

d. Tingkat Pengangguran Terbuka

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja

sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama

seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan

yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan

kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja

yang ada. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian

karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan

masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya

kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Sebagian negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa

dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :

1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Page 100: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 47

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja

yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,

biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja

yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang

sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini

cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah

berusaha secara maksimal.

Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka terus menurun dari

Tahun 2008 sampai 2010, namun Tahun 2012 mengalami kenaikan hingga

mencapai 6,71%. Kenaikan tersebut harus diantisipasi agar lajunya kembali

menurun dengan membuka akses penyerapan tenaga kerja baik untuk di

dalam daerah maupun ke luar daerah.

e. Keselamatan dan Perlindungan

Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keharusan bagi

perusahaan yang diwajibkan oleh Pemerintah melalui peraturan perudang-

udangan. Dalam melaksanakan program proteksi, banyak perusahaan

bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggunan

terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, masalah finansial atau

masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di

kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama

diantara masing-masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tanggung

jawab mereka masing-masing.

Kepedulian atas keselamatan dan perlindungan pekerja oleh perusahaan di

Kabupaten Majalengka dicerminkan dengan tingkat persentase perusahan

yang telah menerapkan K3. Pada tahun 2008 baru 210 perusahaan yang

telah menerapkan K3, pada tahun 2013 telah meningkat menjadi 320

perusahaan. Ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran para pengusaha

untuk menjamin keselamatan dan memberikan pada tenaga kerja sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Pada tahun mendatang seluruh

perusahaan harus mampu menerapkan K3 di perusahaannya.

Tabel 2.61.

Data Situasi Ketenagakerjaan

Page 101: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 48

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2013

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 6 7 17 10 8 20

2. Tingkat partisipasi angkatan kerja* 62,23 66,48 66,96 61,48 67,6 Data Belum

Tersedia 3. Pencari kerja yang

ditempatkan 1.474 1.666 1.283 3.310 3.943 4.359

4. Tingkat pengangguran terbuka* 7,98 6,74 5,82 6,56 /

7,80 6,71 Data Belum Tersedia

5. Keselamatan dan perlindungan 210 220 239 243 258 320

Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah. *) BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2012.

15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

a. Koperasi

Jumlah koperasi pada tahun 2008 sebanyak 562 buah dengan jumlah

anggota sebanyak 58.372 orang, tahun 2012 meningkat sebanyak 645 buah

dengan jumlah anggota sebanyak 89.231 orang.

Tabel 2.62.

Jumlah Koperasi Yang Masih Aktif

No. Tahun KUD (Buah)

Non KUD (Buah)

Jumlah (Buah)

Jumlah Anggota (Orang)

Jumlah Koperasi

Aktif 1. 2008 26 536 562 58.372 220 2. 2009 26 577 603 61.725 205 3. 2010 26 606 632 68.785 211 4. 2011 26 611 637 73.363 237 5. 2012 26 619 645 89.231 257

Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Dari jumlah tersebut, tidak seluruhnya aktif. Kondisi ini diperlukan upaya

untuk mengaktifkan kembali koperasi yang sudah terbentuk.

b. Usaha Mikro dan Kecil

Jumlah UMKM di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 tercatat

berjumlah 19.806 unit, meningkat menjadi 21.092 unit pada tahun 2011 dan

menjadi 23.187 unit pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut cakupan

pembinaan kelompok pengrajin pada tahun 2012 mencapai angka 10%.

Oleh karena itu masih sangat perlu diupayakan pembinaan kepada

kelompok pengrajin di Kabupaten Majalengka.

Page 102: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 49

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 c. Usaha Kecil dan Menengah Non BPR/LKM UKM

Dalam perekonomian Usaha kecil dan Menengah (UKM) merupakan

kelompok usahan yang memiliki jumlah paling besar, selain itu kelompok

usaha ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis

ekonomi. Jumlah pelaku usaha kecil dan menengah di Kabupaten

Majalengka sebanyak 23.187 orang, dengan klasifikasi pelaku usaha yang

bergerak di perdagangan dan jasa sebanyak 13.724 orang sedangkan yang

bergerak pada usaha industri sebanyak 9.463 orang dengan meyerap tenaga

kerja sebanyak 89.879 orang.

d. Jumlah BPR

Jumlah Bank Perkreditan rakyat (BPR) di Kabupaten Majalengka Tahun

2012 sebanyak 10 buah dan pada tahun 2013 sebanyak 15 buah.

16. Penanaman Modal

Selama periode 2009-2012, realisasi investasi di Kabupaten Majalengka

meningkat cukup signifikan, yaitu dari Rp.191,937 miliar pada tahun 2009,

menjadi Rp.424,943 miliar pada tahun 2012. Begitu pula jumlah pelaku usaha

yang melakukan investasi meningkat dari 1.252 unit menjadi 1.378 unit.

Tabel 2.63.

Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

No. Kategori Perusahaan

Tahun 2009 2010 2011 2012

1. Perusahaan Mikro 8.729.000.000 5.529.450.000 1.090.000.000 615.000.000

2. Perusahaan Kecil 163.478.334.000 143.187.968.150 257529.089.736 247.689.476.764

3. Perusahaan Menengah 19.730.000.000 30.815.755.544 58.168.088.032 72.222.585.600

4. Perusahaan Besar - 15.198.327.808 - 104.416.377.496

Jumlah 191.937.334.000 194.731.501.502 316.787.177.768 424.943.439.860 Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.64. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Page 103: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 50

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Kategori Perusahaan 2009 2010 2011 2012

1. Perusahaan Mikro 229 130 24 18

2. Perusahaan Kecil 1.005 905 1.315 1.316

3. Perusahaan Menengah 18 13 40 39

4. Perusahaan Besar 0 1 0 5

Jumlah 1.252 1.049 1.379 1.378

Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah Kabupaten Majalengka

sebanyak 23.187 orang, dengan klarifikasi pelaku usahan yang bergerak di

bidang usaha perdagangan dan jasa sebanyak 13.724 orang sedangkan yang

bergerak pada bidang usaha industri kecil dan menengah sebanyak 9.463 orang,

dengan menyerap tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 89.879 orang.

Nilai realisasi PMDN tahun 2012 sebesar 385,743 Miliar Rupiah dan Tahun

2013 mengalami penurunan menjadi 340,350 Miliar Rupiah sehingga capaian

kinerja mengalami penurunan sebesar -11,77%.

17. Kebudayaan

Pembangunan bidang seni, budaya dan olah raga sangat terkait erat dengan

kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran

pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu :

(i) mewujudkan Masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya dan beradab; serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk

pencapaian masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.

Selama 2008-2012, setiap tahunnya dilaksanakan Festival Seni dan Budaya yang

diharapkan dapat melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari khasanah

budaya Indonesia. Selain itu, dilaksanakan pula pelestarian benda dan situs

budaya sebagaimana pada tabel 2.65.

Tabel 2.65. Kegiatan Bidang Kebudayaan

Page 104: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 51

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 1 1 1 2 1

2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 4 4 4 4 14

Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. Kendala yang masih dihadapi Kabupaten Majalengka dalam upaya pelestarian

dan pengembangan seni dan budaya adalah belum ditunjang dengan adanya

sarana penyelenggaraan seni dan budaya yang representatif.

18. Kepemudaan dan Olah Raga

Dalam konteks pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai

fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan

perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan.

Demikian halnya dengan olah raga, pembinaan dan pengembangan keolahragaan

dapat menjamin pemerataan akses terhadap olah raga, peningkatan kesehatan

dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen keolahragaan yang mampu

menghadapi tantangan serta tuntutan perubahan kehidupan nasional dan global.

Tabel 2.66. Perkembangan Data Kepemudaan dan Olahraga

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah organisasi pemuda 34 45 54 54 47

2. Jumlah organisasi olahraga 23 23 23 23 24

3. Jumlah kegiatan kepemudaan - - 4 3 5

4. Jumlah kegiatan olahraga - - 12 10 12

5. Lapangan olah raga milik pemerintah 4 4 4 4 4

6. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 2 2 2 1 1

Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Page 105: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 52

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Selama 2008-2012, Berdasarkan data Kantor Kesbangpol Kabupaten

Majalengka tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Majalengka selalu

menyelenggarakan pembinaan politik daerah, dan pembinaan terhadap LSM,

Ormas dan OKP.

Tabel 2.67. Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 1 1 1 1 1

2. Kegiatan pembinaan politik daerah 1 1 1 1 2

Sumber : Kantor Kesbangpol Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Perkembangan capaian pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.68. Indikator Pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 0,0042 0,042 0,006 0,006 0,007

2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 5 5 5 5 5

4. Pertumbuhan ekonomi 4,57 4,73 4,59 4,67 4,74

5. Kemiskinan 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44

6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah

- - - 1 1

7. Penegakan PERDA - - - - -

8. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec

9. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,

- - 100% 100% 100%

Page 106: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 53

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

keindahan) di Kabupaten

10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 3360 3360 3360 3430 3430

11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 105 69 51 89 133

12.

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

53 55 41 65 89

13. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik

52 desa 57 desa 69 desa

14. Sistim Informasi Manajemen Pemda 7

15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat 18 OPD 33 OPD 29 OPD

Sumber : BPS, Sekretariat Daerah, Satpol PP, dan BPBD Kab. Majalengka, Tahun 2013.

21. Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas

pangan sekaligus menjadi pilar utama hak azasi manusia, selain itu ketahanan

pangan merupakan bagian sangat penting dari ketahan nasional. Ketahanan

pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup,

tetapi juga mampu mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadi

ketergantungan kepada pihak manapun. Dalam hal ini petani memiliki

kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, karena petani adalah produsen

pangan sekaligus sebagai kelompok konsumen yang terbesar. Pertanian sangat

erat kaitannya dengan ketahanan pangan, karena pangan merupakan kebutuhan

yang bersifat mendasar bagi setiap manusia. Setiap negara atau daerah selalu

termotivasi untuk memiliki stok bahan pangan pokok dalam jumlah relatif aman

untuk kebutuhan rakyatnya dalam jangka waktu tertentu. Ketahanan pangan

Pemerintah Kabupaten Majalengka ditentukan 4 (empat) jenis pelayanan dasar

yaitu :

a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Ketersediaan dan Cadangan Pangan meliputi 2 (dua) indikator kinerja,

yaitu:

1) Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

Page 107: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 54

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi

dalam negeri dan/atau sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi

sebagai penjamin pasokan pangan untuk memnuhi kebutuhan seluruh

penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamananya.

Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 telah sanggup memenuhi

persediaan energi dan protein sebesar 90%.

2) Penguatan Cadangan Pangan

Cadangan pangan merupakan ketersediaan pangan yang digunakan

sebagai cadangan, baik yang ada di Pemerintah maupun di masyarakat.

Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Majalengka belum memiliki

Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), maka pada tahun 2014 diusahakan

akan diadakan 50 ton atau 50%.

b. Distribusi dan Akses Pangan

Sub sistem distribusi berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif

dan efisien sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh penduduk dan

rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang

cukup sepanjang waktu dengan harga terjangkau. Kondisi ketersediaan

informasi pasokan, harga dan akses pangan di Kabupaten Majalengka untuk

tahun 2012 dapat mencapai 90%, sedangkan untuk Stabilitas Harga dan

Pasokan Pangan untuk tahun 2012 sebesar 23,05% dan pada tahun

2013 diproyeksikan sebesar 27,54% atau 92 unit.

c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

Secara kualitatif tingkat keanekaragaman pangan di Kabupaten Majalengka

baru mencapai skor PPH 80,6 dari skor 100 yang dianjurkan, tetapi bila

dilihat dari PPH rata-rata Provinsi Jawa Barat (79,9), Kabupaten

Majalengka berada di atas rata-rata. Untuk tahun 2012 ditargetkan 83% dan

untuk tahun 2013 ditargetkan 86%.

Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda

lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Otoritas

Komponen Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah institusi atau unit

kerja di lingkup Pemerintah Daerah yang sesuai dengan tugas fungsinya

Page 108: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 55

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan Sistem/Jaminan

Keamanan Pangan Hasil Pertanian dan telah lulus verifikasi oleh OKKP-

Pusat. Mengacu pada langkah kegiatan untuk Kabupaten/Kota yang terdiri

dari 12 poin, maka tahun 2012 direncanakan Kabupaten Majalengka dapat

menargetkan tercapainya kegiatan tersebut sebesar 50% dan tahun

2013 ditargetkan sebesar 60%.

d. Penanganan Kerawanan Pangan

Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang

dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk

memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan

masyarakat. Berdasarkan data akselerasi peningkatan IPM tahun 2012,

bahwa pada tahun 2011 terdapat 178.600 orang miskin di Kabupaten

Majalengka diindikasikan mereka penduduk rawan pangan karena rawan

daya beli. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki

kondisi ini adalah melalui Penanganan Daerah Rawan Pangan bagi daerah

kronis rawan pangan. Maka pada sasaran penanganan daerah rawan pangan

tahun 2014 adalah 50%.

Dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan Kabupaten Majalengka

ditengah pesatnya pembangunan industri yang memerlukan lahan sangat luas

sementara luas wilayah Kabupaten Majalengka tidak mengalami pertambahan

sehingga untuk pembangunan tersebut menggunakan lahan pertanian, dengan

demikian secara otomatif lahan pertanian sebagai penopang ketahan pangan

akan mengalami penyusutan, untuk itu pemerintah Kabupaten Majalengka

mengantisipasi dengan membuat strategi pembangunan lahan sawah pertanian

berkelanjutandengan kebijakan pemberian insentif dan disinsentif bagi lahan-

lahan pertanian yang masuk pada kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan

sampai tahun 2018.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang terdekat dengan masyarakat

adalah posyandu. Keaktifan pelayanan yang dilaksanakan oleh posyandu akan

memberikan tingkat kepuasan terhadap layanan pemerintah secara umum. Pada

tahun 2011 berdasarkan data BPMDPKB Kabupaten Majalengka tahun

Page 109: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 56

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2012 menunjukkan bahwa Posyandu aktif di Kabupaten Majalengka adalah

1.418 posyandu, angka tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan prima

terhadap masyarakat sehingga salah satu kebutuhan masyarakat mendapat

pelayanan dari pemerintah dapat ditangani dengan baik. Sebagai langkah nyata

Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan kapasitas motor

penggerak (para kader) pemberdayaan masyarakat, dilakukan melalui berbagai

program dan kegiatan yang dilakukan untuk melatih dan mengasah serta

menguatkan wawasan dan kemampuan untuk menjadi kader pembedayan

masyarakat. Pola hubungan antara aparatur Pemerintah Desa dan masyarakat

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan pembedayaan

masyarakat secara hakiki.

23. Statsistik

Pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan

hal sangat mendasar dalam penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah

daerah, yang mencakup data dan informasi gambaran umum kondisi daerah yang

meliputi data kondisi geografis dan demografis daerah, serta data terkait dengan

indikator kinerja kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi aspek

kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

Tabel 2.69.

Ketersediaan Dokumen Statistik Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Buku ”kabupaten dalam angka” ada ada ada ada ada

2. Buku ”PDRB kabupaten” ada ada ada ada ada

Sumber : Bappeda Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Jenis data dan informasi gambaran umum kondisi daerah berikut sumbernya

dapat diperoleh melalui :

a. Data primer yang diperoleh dari kegiatan penelitian, monitoring dan

evaluasi, serta kegiatan sejenis lainnya yang dilaksanakan secara periodik

oleh SKPD.

Page 110: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 57

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 b. Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat

maupun daerah dan instansi pemerintah, hasil riset/audit/studi oleh lembaga

yang kompeten dibidangnya.

Hasil pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan Kabupaten

Majalengka diantaranya dituangkan dalam buku Data Sektoral Kabupaten

Majalengka Tahun, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Majalengka,

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Majalengka (termasuk PDRB).

24. Kearsipan

Kinerja pembinaan tata kearsipan oleh Kantor Arsip Daerah terhadap OPD dan

Kecamatan mulai tahun 2009 sampai tahun 2012 tercermin dari jumlah OPD dan

Kecamatan yang dibina tata kearsipannya, yaitu 79% dari jumlah OPD dan

Kecamatan. Pembinaan tata kearsipan dan peningkatan SDM pengelola arsip,

dapat dilihat pada tabel 2.70.

Tabel 2.70.

Data Kinerja Kearsipan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2009 2010 2011 2012

1. Pembinaan Tata Kearsipan ke OPD dan Kecamatan 17 17 17 19

2. Peningkatan SDM pengelola arsip 5 5 10 10 Sumber : Kantor Arsip Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

25. Komunikasi dan Informatika

Data-data komunikasi dan informasi untuk data terakhir tahun 2012 rasio

wartel/warnet terhadap penduduk adalah 1 : 2.003, jumlah penyiaran radio/TV

lokal sebanyak 38 buah, web site milik pemerintah daerah sebanyak 13 buah,

dan 205 jaringan komunikasi, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.71.

Tabel 2.71.

Data Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

1 : 1791 1 : 1104 1 : 684 1 : 727 1: 2003

2. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 17 25 31 38 36 3. Web Site milik pemerintah daerah 1 2 3 5 13 4. Jumlah jaringan komunikasi 152 157 157 182 196

Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 111: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 93

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Perkiraan pengguna jasa telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, berdasarkan

asumsi jumlah penduduk dengan struktur umur 15 - 54 tahun yang menjadi

pelanggan telekomunikasi mayoritas persentasenya sekitar 60% dari jumlah

penduduk Kabupaten Majalengka, hal ini dikarenakan pada struktur umur 15 –

54 tahun tersebut adalah usia produktif sehingga kebutuhan untuk komunikasi

diperkirakan sangat tinggi. Selain itu, pada struktur umur 30 – 54 tahun

diperkirakan 1 orang mempunyai 2 nomor operator, sedangkan rentang usia

lainnya diasumsikan sebagai pelanggan biasa dengan perkiraan 1 orang

mempunyai 1 nomor operator.

Tabel 2.72.

Jumlah Tower Telekomunikasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No. Nama Provider Jumlah (Unit) 1. Telkomsel 62 2. TBG 47 3. Protelindo 33 4. XL 22 5. Indosat 11 6. SIP 5 7. Telkom 4 8. Java Indoku 3 9. Reka Cipta 2 10. STP, WMI, dll 7

Total 196 Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.

Mengenai penyelenggaraan pameran/expo pada tahun 2010 dilaksanakan

sebanyak 2 kali dan pada tahun 2011 dilaksanakan 3 kali, ditargetkan untuk

tahun 2012 akan dapat dilaksanakan minimalnya 3 kali.

Tabel 2.73.

Pelaksanaan Pameran/Expo Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012

No. Tahun Pameran/Expo

1. 2010 2 Kali

2. 2011 3 Kali

3. 2012 3 Kali

Sumber : Dinas KUKM perindag Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 112: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 94

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 26. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan suatu wadah atau tempat yang di dalamnya terdapat

bahan pustaka untuk masyarakat yang disusun menurut sistem tertentu dengan

tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai penunjang

kelangsungan pendidikan.

Tabel 2.74.

Data Perpustakaan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah perpustakaan 432 465 481 521 826

2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 55,91 58,47 61,95 65,84 17.725

3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

58,36 61,25 65,78 69,34 28.527(eksemplar

/16.199(judul)

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Selama tahun 2008-2012, Jumlah perpustakaan di Kabupaten Majalengka

meningkat, dari 432 unit pada tahun 2008 menjadi 826 unit pada tahun 2012.

Jumlah pengunjung yang memanfaatkan perpustakaan pada tahun 2008 sebesar

55,91%, naik menjadi 65,85% pada tahun 2011, ini selaras dengan koleksi buku

yang terus meningkat.

B. Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian

Luas Kabupaten Majalengka adalah 120.424 Ha, terdiri atas lahan sawah

51.428 Ha, lahan bukan sawah 35.205 Ha, dan lahan bukan pertanian 33.791 Ha.

Berdasarkan data tersebut, pertanian merupakan sektor yang dominan dalam

pemanfaatan lahan di Kabupaten Majalengka, yaitu sebesar 72% dari luas

Kabupaten Majalengka.

1) Tanaman Pangan dan Hortikultura

Komoditas unggulan tanaman pangan selama tahun 2008-2012 terdiri atas:

a. Padi, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 100.930 hektar meningkat menjadi 102.632 hektar pada tahun 2012, luas panen panen pada tahun 2008 sebesar 90.987 hektar meningkat menjadi 101.283 hektar pada

Page 113: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 95

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 tahun 2012 dan produksi sebesar 520.526 ton pada tahun 2008 menjadi

653.692 ton pada tahun 2012. Sentra padi tersebar di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja, Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, Kasokandel, dan Lemahsugih.

b. Jagung, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 13.511 hektar meningkat menjadi 18.859 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008 sebesar 11.417 hektar meningkat menjadi 19.375 hektar pada tahun 2012 dan produksi sebesar 69.479 ton pada tahun 2008 menjadi 130.388 ton pada tahun 2012. Sentra tanaman jagung tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Majalengka, dan Malausma.

c. Kedelai, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 2.347 hektar menurun menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008 sebesar 2.027 menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012 dan produksi sebesar 2.825 ton pada tahun 2008 menjadi 2.313 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan produksi ini, disebabkan antara lain karena minat petani yang kurang dan harga jual yang kurang berpihak ke petani serta banyaknya impor kedele. Sentra kedelai tersebar di Kecamatan Jatiwangi, Kasokandel, Majalengka, Panyingkiran, Cigasong, Palasah, Ligung, Kertajati dan Sukahaji.

Tabel 2.75.

Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi 100.930 101.197 102.596 106.812 102.632

2. Jagung 13.511 17.312 18.938 17.483 18.859

3. Kedelai 2.347 2.437 2.350 1.598 1.500 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Page 114: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 96

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.76.

Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi 90.987 97.292 103.396 98.301 101.283

2. Jagung 11.417 17.143 18.575 16.062 19.375

3. Kedelai 2.027 2.356 2.348 1.514 1.500

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.77.

Produksi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi 520.526 584.405 614.390 621.296 653.692

2. Jagung 69.479 110.734 113.028 103.258 130.388

3. Kedelai 2.825 3.381 2.663 1.877 2.313 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Adapun komoditas unggulan tanaman hortikultura khususnya sayuran terdiri

atas :

a. Bawang Merah, luas tanam pada tahun 2008 seluas 3.028 hektar turun

menjadi 1.820 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

seluas 3.379 ha turun menjadi 1.847 hektar pada tahun 2012, dan

produksi pada tahun 2008 sebesar 33.015 ton turun menjadi sebesar

22.312 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan

produksi ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung mempengaruhi

pertumbuhan tanaman sayuran sehingga menyebabkan banyaknya

serangan OPT diantaranya layu dan busuk. Selain itu adanya lonjakan

harga benih yang tidak seimbang dengan harga jual bawang merah

sayur sehingga banyak petani yang tidak menanam bawang merah juga

ada petani yang memilih bertanam komoditas sayuran lainnya. Sentra

bawang merah tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja,

Ligung, Kertajati, Jatitujuh dan Majalengka.

Page 115: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 97

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 b. Cabai Besar, luas tanam pada tahun 2008 seluas 1.188 ha, turun

menjadi 1.099 hektar pada tahun 2012, luas panen sebesar 1.029 hektar

pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.066 hektar pada tahun 2012,

sedangkan produksi pada tahun 2008 sebesar 12.833 ton turun menjadi

sebesar 9.651 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam dan produksi

antara lain disebabkan karena cuaca kurang yang mendukung

mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran, dimana tanaman cabai

sangat rentan terhadap curah hujan dan kelembaban yang tinggi

sehingga mengakibatkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu,

busuk dan rontok buah. Sedangkan peningkatan luas panen pada tahun

2012 dibandingkan dengan tahun 2008 disebabkan karena pada tahun

2008 serangan OPT lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang

mengakibatkan banyaknya cabai yang tidak dapat dipanen. Sentra cabai

tersebar di Kecamatan Kertajati, Ligung, Lemahsugih, Bantarujeg dan

Banjaran.

c. Kentang, pada tahun 2008 luas tanam 1.062 hektar turun menjadi

818 hektar pada tahun 2012, dengan luas panen tahun 2008 sebesar

1.235 hektar turun menjadi luas panen 578 hektar pada tahun 2012,

dengan produksi pada tahun 2008 sebesar 21.460 ton turun menjadi

12.542 ton pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan cuaca yang

kurang mendukung yaitu curah hujan dan kelembaban yang tinggi,

terutama di daerah pegunungan sering terjadi kabut tebal. Cuaca yang

buruk tersebut mempercepat perkembangbiakan hama dan penyakit

yaitu penyakit busuk daun dan umbi, serta fusarium (jamur). Sentra

kentang di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Lemahsugih dan

Cikijing.

Tabel 2.78. Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha) 2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang Merah 3.028 3.046 2.558 1.901 1.820

2. Cabai Besar 1.188 1.000 1.185 1.179 1.099

3. Kentang 1.062 1.037 839 502 818 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Page 116: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 98

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.79.

Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang Merah 3.379 2.722 2.562 1.847 1.847

2. Cabai Besar 1.029 1.085 2.974 883 1.066

3. Kentang 1.235 758 929 520 578 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.80.

Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012 1. Bawang Merah 33.015 31.678 21.988 17.867 22.312

2. Cabai Besar 12.833 9.630 10.710 10.192 9.651

3. Kentang 21.460 16.180 12.131 8.906 12.542 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Sedangkan komoditas unggulan buah-buahan terdiri atas :

a. Mangga, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 8.926,73 hektar,

meningkat pada tahun 2012 menjadi 10.716,35 hektar, luas panen pada

tahun 2008 sebesar 5.392,69 hektar, meningkat menjadi 7.515,58 hektar

pada tahun 2012 dan produksi pada tahun 2008 sebesar 45.223,52 ton

menjadi 48.220,30 ton pada tahun 2012. Sentra mangga berada di

Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Ligung dan Kertajati.

b. Durian, pada tahun 2008 luas tanam 1.537,24 hektar, meningkat pada

tahun 2012 menjadi 2.164 hektar, luas panen pada tahun 2008 seluas

177,71 hektar, meningkat menjadi 1.617,38 hektar pada tahun 2012,

dan produksi pada tahun 2008 sebesar 680,40 meningkat menjadi

8.072,20 ton pada tahun 2012. Sentra durian di Kecamatan Rajagaluh,

Sindangwangi, Leuwimunding dan Sindang.

c. Jambu Biji, pada tahun 2008 luas tanam 296,34 hektar meningkat

menjdi 495,10 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

seluas 245,46 hektar meningkat menjadi 378,52 hektar pada tahun

Page 117: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 99

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2012, dan produksi pada tahun 2008 sebesar 3.037,38 ton meningkat

menjadi 3.817,20 ton pada tahun 2012.

Tabel 2.81. Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 8.926,73 9.052,47 10.361,51 10.495,86 10.716,35

2. Durian 1.537,24 1.685,86 1.795,47 1.916,42 2.164

3. Jambu Biji 296,34 372,22 431,09 430,11 495,10 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.82.

Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 5.392,69 6.682,91 2.616,56 5.419,31 7.515,58

2. Durian 177,71 443,42 203,44 1.031,16 1.617,38

3. Jambu Biji 245,46 294,87 412,44 526,65 378,52 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.83. Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 45.223,52 46.608,80 16.474,00 43.279,70 48.220,30

2. Durian 680,40 2.324,20 840,30 7.355,70 8.072,20

3. Jambu Biji 3.037,38 2.686,40 3.909,00 4.539,00 3.817,20 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Peternakan, komoditas unggulan peternakan diantaranya adalah ternak ayam

ras pedaging, domba dan sapi potong. Pada tahun 2008 populasi ayam ras

pedaging sebanyak 6.074.480 ekor meningkat menjadi 8.406.965 ekor pada

tahun 2012, dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 9.021,43 ton

Page 118: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 100

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 meningkat menjadi 12.610,45 ton pada tahun 2012, populasi domba pada tahun

2008 sebanyak 236.694 ekor meningkat menjadi 487.959 ekor pada tahun

2012 dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 664,69 ton meningkat

menjadi 843,36 ton pada tahun 2012, dan populasi sapi potong pada tahun

2008 sebanyak 8.692 ekor meningkat menjadi 12.040 ekor pada

tahun 2012 dengan produksi daging mencapai 1.438,96 ton pada

tahun 2008 meningkat menjadi 2.519,32 ton pada tahun 2012. Sentra ayam ras

pedaging tersebar di Kecamatan Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma dan

Sindang. Sentra domba tersebar di Kecamatan Jatitujuh, Kertajati dan Dawuan.

Sentra sapi potong tersebar di Kecamatan Lemahsugih, Kertajati dan

Majalengka.

Tabel 2.84. Populasi Peternakan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun (Ekor)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Ayam Ras Pedaging 6.074.480 7.014.729 7.988.266 8.068.185 8.406.965

2. Domba 238.694 294.501 345.723 408.650 487.959

3. Sapi Potong 8.692 9.735 10.365 11.637 12.040 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.85.

Produksi Peternakan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012 1. Ayam Ras Pedaging 9.021,43 1.052,09 11.982,40 12.102,28 12.610,45

2. Domba 664,69 764,59 779,61 842,19 843,36

3. Sapi Potong 1.438,96 1.871,28 2.408,05 2.509,08 2.519,32 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Perkebunan, komoditas unggulan perkebunan diantaranya adalah Teh,

Tembakau, Kopi, Cengkeh, dan tebu, sebagai berikut :

a. Teh, pada tahun 2008 luas tanam 639,31 hektar dengan produksi berupa

pucuk basah sebesar 1.011 ton. Pada tahun 2012 luas tanam 672,31 hektar

dengan produksi berupa pucuk basah sebesar 1.001,50 ton, teh hijau

Page 119: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 101

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 200,03 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Malausma dan

Rajagaluh.

b. Tembakau, pada tahun 2008 luas tanam 1.351,95 hektar dengan produksi

berupa daun sebesar 6.424 ton dan rajangan sebesar 1.284 ton; pada tahun

2012 menjadi luas tanam 1.591 hektar dengan produksi berupa daun

sebesar 6.919,55 ton dan rajangan sebesar 1.383,91 ton, dengan sentra di

Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih.

c. Kopi, pada tahun 2008 luas tanam 804,29 hektar dan produksi sebasar

1.297 ton, pada tahun 2012 menjadi luas tanam 801,87 hektar dan produksi

272,90 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih dan Argapura.

d. Cengkeh, pada tahun 2008 luas tanam 1.631,86 hektar, dengan produksi

olahan berupa bunga basah 1.820 ton dan minyak cengkeh 34,56 ton; pada

tahun 2012 luas tanam menjadi 1.825,00 hektar, dengan produksi olahan

berupa bunga basah 3.180,45 ton dan minyak cengkeh 179,99 ton, dengan

sentra di Kecamatan Lemahsugih, Argapura Bantarujeg dan Maja.

e. Tebu, pada tahun 2008 luas tanam 1.268,00 hektar dengan produksi olahan

dalam bentuk gula putih 5.037 ton; pada tahun 2012 menjadi luas tanam

1.233,19 hektar dengan produksi olahan dalam bentuk gula putih

4.858,00 ton, dengan sentra di Kecamatan Kertajati, Ligung dan

Leuwimunding.

Tabel 2.86.

Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Teh 639,31 672,31 672,31 672,31 672,31

2. Tembakau 1.351,95 1.375,95 1.092,95 984,70 1.591

3. Kopi 804,29 801,87 801,87 901,87 801,97

4. Cengkeh 1.631,86 1.631,35 1.631,35 1.822,42 1.825,00

5. Tebu 1.268,00 1.310,88 1.195,84 1.228,67 1.233,19 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Page 120: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 102

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.87.

Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012 1. Teh

- Pucuk Basah - Teh hijau

1.011

-

829 172

687,14 171,79

1.023,31

227,42

1.001,50

200,03 2. Tembakau

- Daun - Rajangan

6.424 1.284

6.078 1.215

4.532,14

906,29

4.578,85

915,77

6.919,55 1.383,91

3. Kopi 1.297 1.382 1.401,78 1.362,00 272,90 4. Cengkeh

- Bunga basah - Minyak cengkeh

1.820 34,56

1.403 69,34

1.447,65

69,34

999,40

87,90

3.180,45

179,99 5. Tebu 5.037 4.031 5.354,89 3.788,16 4.858,00

Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB, dalam Perhitungan PDRB,

Sektor Pertanian teridiri dari 5 sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan,

tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan urusan

pertanian menyangkut 3 sub sektor usaha yaitu tanaman bahan makanan,

tanaman perkebunan dan peternakan. Kontribusi sektor pertanian terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dirinci berdasarkan sub sektor

selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 2.89. sebagai berikut :

Tabel 2.88. Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB

atas dasar Harga Berlaku Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Sektor Pertanian 32,48 32,77 33,52 32,83 32,53

2. Sub Sekor Tanaman Bhn Makanan

28,29 28,56 29,28 28,52 28,08

3. Sub Sektor Tanaman Perkebunan

1,07 1,03 1,05 1,04 1,09

4. Sub Sektor Peternakan 2,53 2,59 2,59 2,65 2,75

5. Sub Sektor Kehutanan 0,15 0,14 0,13 0,13 0,14

6. Sub Sektor Perikanan 0,44 0,46 0,47 0,48 0,48 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 121: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 103

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Berdasarkan data tersebut di atas, selama 2008-2012 konstribusi Sektor

Pertanian secara keseluruhan terus mengalami penurunan. Konstribusi terbesar

terhadap sektor pertanian adalah sub sektor tanaman bahan makanan yang

konstribusinya berfluktuasi namun cenderung menurun selama 5 tahun terkahir.

Sub Sektor peternakan menududuki urutan kedua dalam knstibusi tehadap sektor

pertanian, yang konnstribusinya cenderung meningkat. Sub sektor tanaman

perkebunan menempati urutan ke tiga dalam konteribusi terhadap sektor

pertanian, dengan konnstribusi yang cenderung meningakan selama lima tahun

terkakhir.

Cakupan Bina Kelompok Petani, Kabupaten Majalengka sebagai kabupaten

agribisnis sangat dipengaruhi oleh keberadaan bahan baku dan kualitas sumber

daya manusia yang menjadi penentu daya saing produk agribisnis. Dari kedua

komponen tersebut sumber daya manusia menjadi kunci kesuksesan atau

keberhasilan pemerintah yang potensinya sebagian besar didapat dari pertanian,

oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Majalengka setiap tahunnya selalu

mengalokasikan kegiatan yang berbasis pada peningkatan sumber daya manusia

khususnya pembinaan kelompok tani seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.89.

Cakupan Bina Kelompok Petani Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Cakupan Bina Kelompok Petani

1. 2009 1.943

2. 2010 1.971

3. 2011 2.064

4. 2012 2.320 Sumber : BP4K Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

2. Kehutanan

Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki multifungsi bagi kehidupan

manusia. Fungsi hutan sebagai penyangga air dan udara bagi ekosistem

dipersyaratkan minimal 30% dari total hamparan darat (UU Nomor 41 Tahun

1999 Tentang Kehutanan). Luas hutan rakyat pada tahun 2009 adalah 9.433 Ha

dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 10.910 Ha. Sedangkan luas lahan kritis

pada tahun 2009 18.795 Ha pada tahun 2012 berkurang menjadi 11.635 Ha.

Page 122: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 104

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Komoditas unggulan kehutanan antara lain aneka kayu, dan lebah madu.

Produksi kayu pada tahun 2008 tercatat 15.171 meter kubik trun menjadi

8.163,02 meter kubik pada tahun 2012, penurunan potensi kayu rakyat siap

tebang disebabkan masa daur tanaman kayu (umur panen) yang belum

mencukupi. Produksi madu sebanyak pada tahun 2008 tercatat seebesar

5.208 kilogram meningkat menjadi 12.894 kilogram pada tahun 2012. Sentra

kayu berada di Kecamatan Kertajati, Sukahaji, Cigasong dan Talaga, sedangkan

sentra lebah madu di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran dan Argapura.

Tabel 2.90.

Produksi Kehutanan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Aneka Kayu (m3) 15.171 10.680,51 9.683,19 10.579 8.163,02

2. Lebah Madu (kg) 5.208 5.208 11.564 12.280 12.894 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya sedikit menurunterus sama selama

5 tahun ini dikarenakan jumlah areal hutan produksi yang terus berkurang dan

belum mampunya masyarakat mengolah bahan baku kayu menjadi bahan jadi

atau setengah jadi, selain itu umur tanaman hutan yang daurnya melebihi satu

tahun, sementara perhitungan PDRB dilakukan setiap tahun.

Tabel 2.91. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Kehutanan

Terhadap PDRB (%)

1. 2008 0,15 2. 2009 0,14 3. 2010 0,13 4. 2011 0,13 5. 2012 0,14

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Page 123: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 105

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Salah satu tugas pemrintah daerah adalah memberikan ijin kepada pengusaha

yang akan melaksanakan usahanya. Bidang pertambangan, masih terdapat

lokasi-lokasi pertambangan yang belum berijin. Namun selama lima tahun

terhahir penertiban terhadap lokasi-lokasi pertambangn terus dilakukan,

sehingga luas lokasi penambangan tanpa izin semakin berkurang.

Tabel 2.92. Data Luas Pertambangan Tanpa Ijin

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertambangan tanpa ijin 50 Ha 39 Ha 37 Ha 17 Ha 8 Ha

Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, 2013

Kontribusi dari sektor pertambangan dari tahun ke tahun cenderung mengalami

penurunan dikarenakan sumber daya alam pertambangan di Kabupaten

Majalengka terbatas.

Tabel 2.93.

Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB (%)

1. 2008 3,83 2. 2009 3,32 3. 2010 3,17 4. 2011 3,21 5. 2012 3,12

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

4. Pariwisata

Pariwisata Kabupaten Majalengka akan mengalami kemajuan seiring

dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan dipengaruhi

beberapa faktor antara lain terjadinya kejenuhan objek-objek wisata alam akibat

hambatan-hambatan aksesbilitas dan kerusakan daya tarik alamiah. Untuk itu

dilakukan terobosan pengembangan objek-objek wisata baru sebagai stimulator

dan inspirasi geliat kompetitif objek-objek wisata lama yang bervariatif.

Sebaran dan potensi objek wisata di Kabupaten Majalengka antara lain :

a. Wisata Alam :

Page 124: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 106

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gunung Batu Tilu (Kecamatan Kasokandel), Panorama Cikebo (Kecamatan

Maja), Curug Tonjong (Kecamatan Rajagaluh), Situ Janawi (Kecamatan

Rajagaluh), Situ Cipanten (Kecamatan Sukahaji), Situ Cikuda (Kecamatan

Sindangwangi), Panorama Bukit Alam Hejo di Asromo (Kecamatan

Sindang), Panorama Talaga Herang Sindangwangi (Kecamatan

Sindangwangi), Curug Muara Jaya (Kecamatan Argapura), Curug Sawer

(Kecamatan Argapura), Air Terjun Cibali (Kecamatan Cingambul), Curug

Emas (Kecamatan Talaga), Situ Sangiang (Kecamatan Banjaran), Situ Batu

(Kecamatan Malausma), Situ Resmi (Kecamatan Argapura), Curug

Cipeuteuy (Kecamatan Sindangwangi).

b. Wisata Budaya/Wisata Sejarah :

Rumah Adat Panjalin (Kecamatan Sumberjaya), Hutan Lindung Patilasan

Prabu Siliwangi (Kecamatan Rajagaluh), Situ Sangiang (Kecamatan

Banjaran), Museum Talaga Manggung (Kecamatan Talaga), Makam

Keramat Sunan Parung (Kecamatan Banjaran), Sunan Wanaperih

(Kecamatan Banjaran), dan Makam Keramat Pangeran Muhammad dan

Mbah Badori/Siti Armilah (Kecamatan Majalengka).

c. Wisata Minat Khusus :

Sirkuit Gagaraji (Kecamatan Jatitujuh), Bendungan Rentang (Kecamatan

Jatitujuh), Situ Cijaura (Kecamatan Kertajati), Situ Anggrahan (Kecamatan

Jatitujuh), Jatiwangi Art Factory (Kecamatan Jatiwangi), Kolam Renang

Tirta Indah (Kecamatan Sindangwangi), Panorama Lemahputih (Kecamatan

Lemahsugih), Bumi Perkemahan Cipanten (Kecamatan Argapura), dan

Wisata Paralayang Desa Sidamukti (Kecamatan Majalengka).

d. Agrowisata :

Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran,

Kertajati, Jatitujuh, Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi),

Bibit-bibitan (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka), Kebun Teh

Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian Sinapeul

(Kecamatan Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung (Kecamatan

Lemahsugih), Pisang Apuy (Kecamatan Argapura), dan Jagung (Kecamatan

Argapura, Banjaran, Lemahsugih).

e. Ekowisata :

Page 125: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 107

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Batu Luhur, Curug Baligo, Talaga Herang dan Talaga Loa (Kecamatan

Sindangwangi).

f. Wisata Belanja :

Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda (Kecamatan

Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji, Rajagaluh), Industri

Rotan (Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Sindangwangi, Rajagaluh),

Industri Bola (Kecamatan Kadipaten), Kecap (Kecamatan Kadipaten,

Majalengka), Jeruk Sambal (Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik

(Kecamatan Palasah), Emping Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji,

Sindangwangi, Talaga), Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri

Jeans (Kecamatan Cikijing), Industri Keripik (Kecamatan Cingambul).

g. Wisata Kuliner :

Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong Kulon

(Kecamatan Sindangwangi).

h. Desa Wisata :

- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).

- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Factory) Desa Jatisura (Kecamatan

Jatiwangi).

Berbagai promosi dan penataan objek wisata yang ada Kabupaten Majalengka

telah dilakukan selama periode 2008-2012, hasilnya sudah mulai terlihat yaitu

dengan meningkatnya keunjung wisata.

Tabel 2.94.

Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kunjungan wisata 87.219 91.808 96.639 107.375 117.509 Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Kontribusi Pariwisata terhadap sektor Pertambangan terhadap PDRB selama

5 (lima) tahun terakhir adalah tahun 2008 sebesar %, tahun 2009 sebesar 4,01%,

tahun 2010 sebesar 3,91%, Tahun 2011 sebesar 3,91, dan tahun 2012 sebesar

3,87%.

5. Kelautan dan Perikanan

Page 126: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 108

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Komoditas unggulan perikanan tahun 2012, diantaranya adalah ikan mas, ikan

nila, gurame, dan lele. Produksi ikan mas pada tahun 2008 sebesar 1.498,70 ton

menurun menjadi 1.185,12 ton pada tahun 2012, penurunan ini disebabkan

adanya wabah penyakit yang menyerang ikan mas, sehingga petani cenderung

memilih jenis ikan lain yang lebih tahan terhadap serangan penyakit diantaranya

ikan nila. Selain itu ada juga yang beralih ke bududaya ikan lele, karena ikan ini

lebih mudah pemeliharaan dan pemasarannya. Kemudian adanya penurunan

fungsi pemanfaatan lahan budidaya danau (situ) dan rawa. Dimana rawa di

wilayah Kabupaten Majalengka semakin berkurang sehingga pemanfaatan untuk

budidaya ikan khususnya ikan mas menurun. Sentra produksi ikan mas berada

di Kecamatan Cikijing, Talaga, Argapura dan Rajagaluh. Produksi ikan nila pada

tahun 2008 sebessar 2.248,33 ton meningkat menjadi 2.993,82 ton pada tahun

2012 dengan sentra produksi Kecamatan Bantarujeg, Cikijing, Cingambul,

Talaga, Argapura, Maja, Cigasong, Sindang, Rajagaluh, Sindangwangi dan

Leuwimunding. Produksi ikan gurame pada tahun 2008 sebesar 614,57 ton

meningkat menjadi 806,31 ton pada tahun 2012, dengan sentra produksi

Kecamatan Sindangwangi, Leuwimunding dan Palasah. Produksi ikan lele pada

tahun 2008 sebesar 300,47 ton meningkat menjadi 1.238,89 ton pada tahun

2012, dengan sentra produksi Kecamatan Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh dan

Ligung.

Tabel 2.95. Produksi Ikan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012 1. Ikan Mas 1.498,70 1.144,51 1.282,08 1.386,31 1.185,12 2. Ikan Nila 2.428,33 2.761,58 2.851,02 1.386,31 2.993,77 3. Gurame 614,57 589,29 800,67 869,89 806,31 4. Lele 300,47 796,17 1.001,86 1.088,24 1.124,09

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.

Jumlah konsumsi ikan Kabupaten Majalengka tahun 2013 sebesar

17,23 kg/kapita/tahun, Cakupan bina kelompok nelayan di Kabupaten

Majalengka tahun 2013 adalah 90 kelompok, produksi perikanan kelompok

nelayan pada tahun 2013 adalah 8.143,75 ton.

Page 127: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 109

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kontribusi sub sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya terus meningkat dari tahun ke tahun, hal

ini dikarenakan bertambahnya jumlah kolam.

Tabel 2.96. Kontribusi Sektor Perikanan

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan

Terhadap PDRB (%)

1. 2008 0,44 2. 2009 0,46 3. 2010 0,47 4. 2011 0,48 5. 2012* 0,48

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

6. Perdagangan

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat selama tahun

2008-2012, fasilitas perdagangan di Kabupaten Majalengka mengalami

pertumbuhan yang cukup pesat, antara lain bisa dilihat dengan semakin

banyaknya pasar/toko swalayan milik masyarakat yang berdiri, yaitu dari

24 unit pada tahun 2008 meningkat menjadi 76 unit pada tahun 2012. Fasilitas

perdagangan lainnya yaitu pasar Pemda sebanyak 4 unit yang kondisinya

fisiknya semakin membaik, dan pasar desa terecatat 33 unit pada tahun

2008 menjadi 34 unit pada tahun 2012.

Dalam perdagangan luar negeri, selama periode 2008-2012, nilai ekspor bersih

cenderung meningkat sejalan kondisi perekonomian global.

Tabel 2.97. Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Mata Uang 2008 2009 2010 2011 2012

1. IDR 457.832.626.990 7.552.189.449,20 349.384.681.763 16.023.506.691,29 21.664.737.924,12

2. USD 19.507.386,87 31.631.158,66 487.060.754,23 28.922.842,35 31.551.821,21

3. EURO 112.620.030,47 103.474.933,75 25.678.458 206.713,73 7.436.361,03

Sumber : Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 128: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 110

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Dalam sturktur perekonomian daerah, sektor perdagangan menempati urutan ke

dua setelah sektor pertanian, dengan kontribusi yang semakin meningkat selama

lima tahun terkahir.

Tabel 2.98. Kontribusi Sektor Perdagangan

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB (%)

1. 2008 17,52

2. 2009 17,65

3. 2010 18,03

4. 2011 18,54

5. 2012* 18,87 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Cakupan Bina Kelompok Pedagang di Kabupaten Majalengka pada tahun

2013 sebesar 67,5%.

7. Perindustrian

Berdasarkan jenis produksi utama meliputi ; industri sandang, industri kulit,

industri logam, industri kerajinan, industri makanan, industri minuman, industri

batu, industri bahan baku), industri bangunan, industri kimia, industri komoditi

jasa, industri komoditi kayu, dan industri komoditi.

Kondisi perindustrian di Kabupaten Majalengka selama lima tahun terakhir

mengalami peningkatan, yaitu dari jumlah industri pada tahun 2008 sebanyak

8.210 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 45.532 orang, meningkat

menjadi 9.964 buah dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 56.645 orang

pada tahun 2012. Namun, demikian kondisi ini belum mampu menggerakkan

menggerakkan peekonomian daerah secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari

perutuhan ekonomi sektor indistri yang justru relatif menurun setiap tahunnany,

begitu pula dengan konstribusinya, tang juga cenderung semakain menrun

selama lima tahun terkahir.

Page 129: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 111

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.99.

Konstribusi dan Pertumbuhan sektor Industri di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (%)

15,70 16,08 15,58 15,58 15,53

2. Pertumbuhan Industri. (%) 18,50 11,00 9,46 8,19 8,50 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Dalam Perhitungan PDRB, Sektor Kontribusi Industri Rumah Tangga pada

tahun 2008 sebesar 15,70, tahun 2009 sebesar 16,08%, tahun 2010 sebesar

15,58%, tahun 2011 sebesar 15,58 dan tahun 2012 sebesar 15,53%. Cakupan

Bina Kelompok Pengrajin di Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebesar

5,68% dan tahun 2013 sebesar 5,96%.

8. Transmigrasi

Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan

pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah meningkatkan

kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun

kemandirian dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga

ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara

berkelanjutan. Transmigrasi merupakan salah satu program yang dikembangkan

oleh Pemerintah, sejak orde baru pelaksanaan transmigrasi lebih difokuskan

pada provinsi yang pertumbuhan penduduknya lebih cepat dibandingkan

wilayah lainnya. Provinsi-provinsi tersebut sabagian besar yang berada di Pulau

Jawa dan Bali dengan tujuan lokasi transmigrasi seperti Pulau Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi dan Irianjaya (Papua). Seiring dengan perubahan dalam

tatanan kenegaraan, sejak otonomi daerah diberlakukan dengan Undang-Undang

yang telah beberapa kali direvisi terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak terhadap pengembangan

pelaksanaan transmigrasi khususnya antar provinsi. Sesuai data dari Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Kabupaten Majalengka terakhir kali adanya

transmigrasi lokal Tahun 2002 yakni di Unit Pemukiman Transmigrasi

Sukamaju di Desa Mekarjaya Kecamatan Kertajati.

Page 130: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 112

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Transmigrasi, transmigrasi dilaksanakan dalam bentuk:

a. Transmigrasi Umum (TU);

b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB); dan

c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri.

Bentuk pelaksanaan trasmigrasi lainnya yang mungkin dapat dilakukan oleh

Pemerintah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Transmigrasi Pemukiman

Lahan Kering (TPLK).

Penyelenggaraan transmigrasi antar pulau atau antar provinsi untuk penduduk

Kabupaten Majalengka kurun waktu antara 2004 sampai dengan 2012 belum

pernah dilaksanakan. Namun perlu menjadi bahan analisis yang komprehensif,

jika pembangunan BIJB dan Kertajati Aerocity akan direalisasikan maka

pentingnya perencanaan matang untuk transmigrasi lokal ataupun pilihan jenis

lainnya harus segera diantisipasi.

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan

otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya

saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan

pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah

dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah

adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)

bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk

menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.

Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa

tolok ukur, sebagai berikut :

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, indikator pengeluaran konsumsi rumah

tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah

tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.

Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan

Page 131: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 113

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-

rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung

berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per

jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk

makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup

perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya.

Tabel 2.100. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Rp)

1. 2009 -

2. 2010 482.860

3. 2011 484.890

4. 2012 596.909 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga

sebesar 487.362, meningkat dari tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa

adanya peningkatan pendapatan keluarga atau daya beli masyarakat/keluarga.

2. Pengeluaran Konsumsi Non Makanan. Pengeluaran konsumsi non pangan

perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar pangan.

Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan menghitung

persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total pengeluaran

rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran

Tabel 2.101. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Non Makanan Per Kapita

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Pengeluaran Konsumsi Non Makanan Perkapita (Rp)

1. 2009 -

2. 2010 189.915

3. 2011 209.315

4. 2012 290.837 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 132: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 114

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Berdasarkan data di atas menunjukkan pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi

non pangan perkapita meningkat dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukkan

peningkatan pendapatan keluarga atau daya beli masyarakat/keluarga.

3. Produktifitas daerah, di Kabupaten Majalengka dari tahun 2009 sampai tahun

2012 trennya terus menaik, pada tahun 2009 sebesar 4.233.442,84, tahun

2010 sebesar 4.427.885,12, tahun 2011 sebesar 4.634.804,40 dan tahun

2012 sebesar 4.855.364,56.

B. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam

hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas

ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. Kegiatan

perkonomian akan berjalan dengan baik jika didukung dengan infrastruktur yang

memadai dan berkualitas. Infrastruktur di Kabupaten Majalengka, masih menjadi

kendala bagi kegiatan perekonomian daerah, terutama pada daerah-daerah yang

terpencil. Perekonomian perdesaan terkendala dengan terbatasnya sarana dan

prasarana infrastruktur sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa.

Infrastrutur Jalan, khusus infrastruktur jalan di Kabupaten Majalengka

digolongkan dalam 3 kelompok yakni; Jalan Nasional (25,895 km), Jalan Provinsi

(122,929 km), dan Jalan Kabupaten (715,600 km). Proporsi panjang jaringan dalam

kondisi baik hingga tahun 2012 adalah 665,782 km. Jalan Kabupaten pada Tahun

2011, sepanjang 367,592 km dalam kondisi baik, 76,144 km dalam kondisi sedang,

110,469 km dalam kondisi rusak, dan 715,600 km dalam kondisi rusak berat.

Perhubungan, saat ini di Kabupaten Majalengka sedang dilaksanakan

pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati

Kabupaten Majalengka yang akan menjadi sarana transportasi udara untuk

mengakses wilayah Majalengka, Jawa Barat dan sekitarnya menuju wilayah seluruh

nasional dan internasional. Bahkan dalam menunjang sarana infrastruktur

transportasi darat yang ada, wilayah Kabupaten Majalengka akan dilalui dan dilayani

oleh 2 (dua) buah jalan tol yaitu jalan tol Cileunyi – Sumedang – Kertajati

(Cisumjati) yang sudah mulai dibangun pada tahun 2012, dan jalan tol Cikopo –

Palimanan (Cikapali) yang juga telah selesai dilakukan pembebasan tanahnya dan

sedang mulai dilaksanakan proses pembangunan fisiknya.

Page 133: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 115

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Irigasi, infrastruktur lainnya yang mendukung perekonomian, terutama sektor

pertanian, adalah ketersediaan pengairan di Kabupaten Majalengka. Berikut adalah

data kondisi jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Majalengka.

Tabel 2.102. Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi

di bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

TAHUN 2009 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 83 58 89 - Suplesi 24 bh 4 6 14 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 97 118

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 3 2 - Sadap 524 bh 235 150 139

3. Saluran - Induk 470,06 km 192,43 201,10 76,27 - Sekunder 64,28 km 29,00 14,00 21,28 - Tersier 225,81 km 100,00 62,00 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 4,50 4,01 2,40

4. Bangunan Pelengkap - Kantong lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong – gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0

- Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00

Page 134: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 116

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

TAHUN 2010 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 90 50 90 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 2 3 - Sadap 524 bh 246 137 141

3. Saluran - Induk 470,06 km 199,57 194,21 76,27 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00

TAHUN 2011

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 68 60 102 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 110 105

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0

Page 135: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 117

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

- Bagi Sadap 7 bh 1 1 5 - Sadap 524 bh 222 150 152

3. Saluran - Induk 470,06 km 180,00 200,00 90,00 - Sekunder 64,28 km 23,00 18,00 23,00 - Tersier 225,81 km 95,00 55,00 76,00 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,00 4,00 - Pembuang 10,91 km 4,50 3,00 3,00

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 0 3 0 - Penguras 6 bh 0 4 2 - Terjun 40 bh 0 30 10 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 10 4 0 - Jembatan 33 bh 10 23 0 - Pelimpah 65 bh 25 30 10 - Tangga Cucin 7 bh 1 4 2 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 2 9 3

- Lain – lain

81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6.05 km 0.00 6.05 0.00

TAHUN 2012

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung

- Tetap 230 bh 90 62 78 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105

2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 1 3 3 - Sadap 524 bh 246 137 141

3. Saluran - Induk 470,06 km 277,17 147,40 45,49 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55

- Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25

Page 136: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 118

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 5 bh 0 2 3 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6.05 km 0.00 6.05 0.00 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Tabel 2.103. Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 -

2. Rasio Jaringan Irigasi (km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 - Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Penataan Ruang Daerah, dokumen RTRW dan RDTR, serta berbagai

masterplan sebagai pedoman khususnya bagi para calon investor, sudah tersedia.

Dokumen Perencanaan Tata Ruang dapat dilihat pada tabel 2.104. sebagai berikut :

Tabel 2.104. Dokumen Perencanaan Tata Ruang

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Dokumen Perencanaan TAHUN

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031

√ Perda 11/2011

2. RDTR Kecamatan Kertajati √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda 11/2011

3. RDTR Kecamatan Jatitujuh √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda 11/2011

Page 137: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 119

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Dokumen Perencanaan TAHUN

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

4. RDTR Kecamatan Ligung √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda 11/2011

5. RDTR Kecamatan Kadipaten √ Belum Perda 6. RDTR Kecamatan Jatiwangi √ Belum Perda 7. RDTR Kecamatan Majalengka √ Belum Perda 8. RDTR Kecamatan Cikijing √ Belum Perda 9. RDTR Rajagaluh dan

Leuwimunding √ Belum Perda

10. RDTR Kecamatan Sumberjaya √ Belum Perda

11. Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Lingkar Luar Kota Majalengka

√ Belum Perda

12. RRTR KSK Wisata Sindangwangi

√ Belum Perda

13. RRTR KSK Potensial Tumbuh √ Belum Perda 14. Revisi RDTR Kecamatan

Kertajati √ Belum Perda

15. Revisi RDTR Kecamatan Kadipaten

√ Belum Perda

16. Revisi RDTR Kecamatan Jatiwangi

√ Belum Perda

17. Revisi RDTR Kecamatan Majalengka

√ Belum Perda

18. RDTR Kecamatan Dawuan √ Belum Perda 19. RDTR Kecamatan Panyingkiran √ Belum Perda 20. RDTR Kecamatan Cigasong √ Belum Perda 21. RDTR Kecamatan Talaga √ Belum Perda 22. RDTR Kecamatan

Sindangwangi √ Belum Perda

Sumber : Bappeda dan Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta

Karya Kabupaten Majalengka, data mengenai pengalihfungsian dari ruang publik

yang berubah peruntukan menjadi lahan terbangun di Kabupaten Majalengka belum

ada. Melalui kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang dengan melihat kondisi

lapangan tidak ada/belum ada ruang publik yang berubah peruntukan, kondisi

eksisting lahan yang berubah peruntukkan di dominasi oleh lahan sawah, tegalan

atau kebun.

Indikator penataan ruang lainnya, yaitu ketaatan terhadap RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2012-2013 yaitu ± 99 %, dengan luas wilayah produktif ± 57-

58%, sedangkan luas wilayah industri diperkirakan ± 1% dengan penyediaan

kawasan industri di tahun 2012-2013 ± 100-150 Ha. Persentase Luas wilayah

perkotaan pada tahun 2012-2013 adalah ± 35-36%.

Page 138: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 120

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Untuk wilayah kekeringan yang disebabkan musim kemarau yang panjang,

lahan kering atau tidak adanya/kurang saluran irigasi, berdasarkan data dari Dinas

Pertanian wilayah kekeringan yang dimaksud adalah Kecamatan Kertajati, Ligung

dan Jatitujuh (wilayah utara).

Tabel 2.105. Indikator Penataan Ruang di Kabupaten Majalengka

No. Indikator Penataan Ruang Satuan Tahun

2012 2013 1. Ketaatan terhadap RTRW % 99 99 2. Luas wilayah produktif % 57 58 3. Luas wilayah industri % 1 1,1 4. Penyediaan kawasan industry Ha 100 150 5. Luas wilayah kebanjiran Ha 119,35 270 6. Luas wilayah kekeringan Desa 48 - 7. Luas wilayah perkotaan % 35 36

Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Fasilitas Keuangan, Kabupaten Majalengka memiliki lembaga penunjang

perekonomian berupa fasilitas perbankan yang terdiri atas bank umum yaitu Bank

Jabar Banten, BRI, BNI, Bank Mandiri, BankPanin, Bank Danamon, Bank BCA,

Bank BTPN, Bank OCBC NISP dan BPR. Perkembangan jumlah perbankan di

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.106.

Perkembangan Jumlah Bank di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Nama Bank 2009 2010 2011 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12.

BJB BRI BNI MANDIRI PANIN DANAMON BCA OCBC NISP BTPN SAUDARA BPR BTN

5 36 2 4 2 4 1 1 1 1 21 ...

6 36 2 1 2 4 1 1 1 1

21 5

6 36 2 1 2 4 1 1 1 1

21 5

4 36 3 2 2 4 1 2 3 1

10 7

Sumber : Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2013

Air bersih, penggunaan air bersih di Kabupaten Majalengka saat ini berasal

dari air permukaan dan air bawah tanah. Penyediaan air bersih dikelola oleh PDAM,

pemerintah desa (air bersih pedesaan) dan perorangan (rumah tangga). Pelayanan Air

Bersih/Air minum yang dilaksanakan oleH PDAM Majalengka baru mencapai 11

Page 139: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 121

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 kecamatan, 67 Desa/kelurahan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebanyak

108.630 jiwa (9,34 %). Sedangkan jumlah rumah tangga pengguna air bersih sampai

dengan tahun 2013 sebesar 323.526 rumah tangga atau sebesar 92,68%.

Tenaga Listrik, penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan

perekonomian serta memajukan kesejahteraan masyarakat. Bila tenaga listrik telah

dicapai pada suatu daerah atau wilayah maka kegiatan ekonomi dan kesejateraan

pada daerah tersebut dapat meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka

Pemerintah Daerah berkewajiban untuk melistriki masyarakat tidak mampu dan

daerah terpencil. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran

pemerintah daerah tersebut adalah persentase rumah tangga yang menggunakan

listrik.

Tabel 2.107.

Penggunaan Listrik di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Tahun Ketersediaan Daya Listrik Persentase Rmah Tangga pengguna Listrik

1. 2008 88,92% 70,02% 2. 2009 89,35% 70,31% 3. 2010 89,49% 73,17% 4. 2011 89,33% 75,25% 5. 2012 89,92% 80,00%

Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Telepon, peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi pada suatu daerah. Salah satu

indikator dalam melihat perkembangan teknologi komunikasi adalah dengan melihat

seberapa banyak penduduk suatu daerah telah memiliki perangkat komunikasi berupa

hand-phone (HP) dan telepon rumah biasa.

Tabel 2.108.

Penggunaan Telepon di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Tahun Persentase Rumah Tangga pengguna HP/Telepon

1. 2008 40% 2. 2009 65% 3. 2010 70% 4. 2011 75% 5. 2012 80%

Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Page 140: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 122

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Asuransi, ketersedian Perusahaan asuransi di Kabupaten Majalengka yang

memiliki kantor/cabang tahun 2013 adalah sebanyak 3 buah perusahaan dengan jenis

layanan adalah asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dana pensiun sampai asuransi

karyawan.

Restoran, ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya

tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan

perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang

ditimbulkannya. Pengertian restoran adalah tempat menyantap makanan dan

minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jenis

tataboga atau catering. Sedangkan pengusahaan usaha restoran dan rumah makan

adalah penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kepada tamu sebagai usaha

pokok. Karena ada beberapa yang menutup usahanya sehingga tahun 2013 di

wilayah Kabupaten Majalengka tercatat ada 65 Restoran.

Ketersediaan penginapan, ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah

satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam

menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin

berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan

ke daerah tersebut. Dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan

wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel. Saat

ini di wilayah Kabupaten Majalengka terdapat 9 Hotel/penginapan dan kesemuanya

masih kelas melati.

C. Fokus Iklim Berinvestasi

Iklim investasi yang kondusif di suatu daerah merupakan salah satu daya

saing bagi daerah tersebut untuk dapat meningkatkan investasi yang masuk ke daerah

tersebut. Iklim investasi diukur antara lain dengan tindak kriminalitas, kemudahan

perijinan, peekembangan desa.

Angka Kriminalitas. Angka Kriminalitas adalah rata-rata kejadian

kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu. Artinya dalam satu bulan rata-rata

terjadi berapa tindak kriminalitas untuk berbagai kategori seperti curanmor,

pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Indikator ini berguna untuk

menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat kriminalitas,

maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.

Page 141: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 123

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 2.15.

Angka Kriminal Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

Sumber : Polres Majalengka, 2013

Lama Proses Perijinan, dalam rangka meningkatkan investasi Pemerintah

Kabupaten Majalengka membuat kebijakan menyederhanakan pelayanan perizinan

terpadu untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, mudah, transparan, murah

dan terjangkau. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proses perijinan di Kabupaten

Majalengka pada tahun 2012 hanya membutuhkan waktu 4 hari, lebih cepat bila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 2.109. Lama Proses Perijinan

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Lama Proses Perijinan (Hari)

1. 2009 14

2. 2010 10

3. 2011 8

4. 2012 4

Sumber : BPPTPM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah. Jumlah pajak dan retribusi

daerah pada tahun 2012, yaitu pajak sebanyak 10 macam dan retribusi sebanyak 26

macam dengan harapan pada tahun 2013 masih stabil.

2008 2009 2010 2011 2012kejadian 299 304 236 209 222tertangani 137 128 112 100 97

0

50

100

150

200

250

300

350jum

lah ke

jadian

kejadian

tertangani

Page 142: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 124

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 2.110.

Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 - 2012

No. Tahun Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah

1. 2009 Pajak : 7

Retribusi : 30

2. 2010 Pajak : 9

Retribusi : 35

3. 2011 Pajak : 10

Retribusi : 15

4. 2012 Pajak : 10

Retribusi : 26

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha, berdasarkan data di atas jumlah Perda yang mendukung iklim usaha dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sebanyak 18 buah perda dan ditargetkan pada tahun 2013 menjadi sebanyak 20 buah perda.

Tabel 2.111.

Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Jumlah Perda Yang Mendukung

Iklim Usaha

1. 2009 18

2. 2010 18

3. 2011 18

4. 2012 18

Sumber : Setda Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

D. Fokus Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam

pembangunan suatu daerah, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas

dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Daya

saing ekonomi akan terwujud bila didukung oleh SDM yang handal.

Tingkat Pendidikan Masyarakat, salah satu indikator penting untuk mengukur

tingkat kualitas SDM adalah dengan mengukur tingkat pendidikan masyarakat.

Page 143: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 125

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Selama periode 2009-2013, hanya sebagian kecil yang berpendidikan Diploma dan

Sarjana, walaupun demikian tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Majalengka

terus meningkat.

Gambar 2.16. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Kabupaten Majalengka Tahun 2009 – 2013

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

Rasio Ketergantungan, rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur

besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif

terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun

umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis

masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu,

penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah

melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja

yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa

besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak

terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis

penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat

digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi

suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin

tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang

harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang

belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio

yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung

Page 144: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 126

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi. Data perkembangan Rasio Ketergantungan dapat dilihat pada

tabel 2.112. sebagi berikut :

Tabel 2.112. Rasio Ketergantungan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Rasio Ketergantungan (%)

1. 2008 48,20

2. 2009 50,54

3. 2010 52,18

4. 2011 52,17

5. 2012 Data Belum Tersedia Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rasio ketergantungan cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan semakin tingginya

beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

Berjalan dan Realisasi RPJMD

Substansi dasar pelaksanaan evaluasi dilakukan pada 2 (dua) kategori

diantaranya yaitu : (1) Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan daerah tahun lalu sampai tahun berjalan. Evaluasi meliputi seluruh

program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori prioritas pembangunan

pemerintahan daerah pada tahun 2013 sampai triwulan I Tahun 2014; (2) Evaluasi

menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target

capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD.

2.2.1. Hasil Evaluasi Pelaksanaan RKPD sampai Tahun Berjalan

Pengukuran atas sebagaimana tingkat capaian kinerja pembangunan

dilaksanakan melalui proses evaluasi. Pada proses evaluasi ini beberapa substansi

penting diharapkan mampu di identifikasi yang kemudian dapat dijadikan input bagi

proses perencanaan pembangunan selanjutnya, sehingga proses pelaksanaan

Page 145: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 127

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 pembangunan berjalan dengan berkelanjutan tidak parsial antar tahunnya sesuai

dengan arah yang telah ditetapkan bersama dalam RPJMD.

Substansi yang harus mampu diidentifikasi dalam proses pelaksanaan

evaluasi diantaranya adalah pengukuran atas capaian kinerja program/kegiatan yang

dilaksanakan, permasalahan-permasalahan yang muncul atas ketidak tercapaian

target pembangunan dan solusi pemecahan masalah sebagai input untuk proses

perencanaan pembangunan selanjutnya.

Evaluasi kinerja tahun lalu merupakan tahapan dalam penyusunan RKPD

dengan memperhatikan capaian kinerja RPJMD dan hasil evaluasi kinerja RKPD

tahun lalu. Tujuan evaluasi kinerja RKPD tahun lalu antara lain untuk menilai/

mengidentifikasi program dan kegiatan yang belum terealisasikan atau belum

terlaksana 100% (seratus persen), untuk diusulkan lagi pada penyusunan RKPD

tahun berikutnya. Evaluasi terhadap hasil RKPD tahun 2013 disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 2.113.

Evaluasi Terhadap Hasil RKPD Tahun 2013

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

1. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat : 101,44 1.1 Tercapainya Angka Kematian Ibu

(AKI) mencapai 118/100.000 kelahiran hidup

per 100.000 kelahiran

hidup 118 137,97 116,92 Dinkes

1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 13/1.000 kelahiran hidup

per 1000 kelahran

hidup 13 11,36 87,38 Dinkes

1.3 Tertanganinya 100% penyakit menular persen 100 100 100,00 Dinkes

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 99,21 2.1 Dicapainya RLS 8,50 tahun tahun 8,5 7,39 86,94 Disdik 2.2 APK SMP/MTs/sederajat 98,40%, persen 98,4 95,26 96,81 Disdik 2.3 APK SMA/SMK/MA/sederajat

57,00%; persen 57 59,95 105,18 Disdik

2.4 jumlah guru S1 97% persen 97 97 100,00 Disdik 2.5 SD SSN menjadi 30 lembaga lembaga 30 30 100,00 Disdik 2.6 SMP SSN menjadi 12 lembaga lembaga 12 12 100,00 Disdik 2.7 SMA SSN menjadi 10 lembaga lembaga 10 10 100,00 Disdik 2.8 SD SBI menjadi 2 lembaga lembaga 2 2 100,00 Disdik 2.9 SMP SBI menjadi 1 lembaga lembaga 1 1 100,00 Disdik 2.10 SMA SBI menjadi 1 lembaga lembaga 1 1 100,00 Disdik

Page 146: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 128

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

2.11 SD yang memiliki Perpustakaan Sekolah menjadi 250 lembaga lembaga 250 250 100,00 Disdik

2.12 SMP memiliki Perpustakaan Sekolah menjadi 50 lembaga lembaga 50 50 100,00 Disdik

2.13 SMA/MA/SMK yang memiliki Perpustakaan Sekolah menjadi 26 lembaga

lembaga 26 26 100,00 Disdik

2.14 SMA/SMK memiliki laboratorium/ruang praktikum sekolah menjadi 52 lembaga.

lembaga 52 52 100,00 Disdik

3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat Dan Ketahanan Pangan 130,37 3.1 Meningkatnya produksi

106,42 a. padi 3,9%, pesen 3,9 13,80 353,90 Distankan b. jagung 4,74% pesen 4,74 -8,14 (171,64) Distankan c. kedelai 10,02%, pesen 10,02 -57,43 (573,12) Distankan d. ubi jalar 10,57%, pesen 10,57 0,56 5,29 Distankan e. mangga 5%, pesen 5 -69,67 (1.393,35) Distankan f. durian 5%, pesen 5 5,00 100,00 Distankan g. jeruk 5%, pesen 5 -57,43 (1.148,65) Distankan h. jambu merah 5%, pesen 5 163,94 3.278,71 Distankan i. bawang merah 10%, pesen 10 7,39 73,85 Distankan j. cabai merah 5%, pesen 5 17,82 356,32 Distankan k. kentang 5%; pesen 5 14,46 289,29 Distankan 3.2 Meningkatnya populasi

457,35 a. sapi potong 10% pesen 10 1,29 457,35 Dishutbunak b. sapi perah 10 % pesen 10 -37 (370,00) Dishutbunak c. domba 10 %, pesen 10 10,18 101,80 Dishutbunak d. ayam 5% pesen 5 78,57 1.571,40 Dishutbunak e. itik/entog 5%; pesen 5 26,31 526,20 Dishutbunak 3.3 Meningkatnya produksi

(104,38) a. teh 10%, pesen 10 0,45 4,50 Dishutbunak b. cengkeh 12% pesen 12 -6,11 (50,92) Dishutbunak c. kopi 10% pesen 10 -0,11 (1,10) Dishutbunak d. tembakau 12%; pesen 12 -44,4 (370,00) Dishutbunak 3.4 Meningkatnya produksi ikan

konsumsi

92,45

a. Nila 10%, pesen 10 7,92 79,15 Distankan b. Mas 5%, pesen 5 4,64 92,88 Distankan c. Gurame 5% pesen 5 4,63 92,50 Distankan d. Lele 10%; pesen 10 10,53 105,28 Distankan 3.5 meningkatnya produksi benih ikan

100,00 a. Nila 10%, pesen 10 10 100,00 Distankan b. Mas 5% pesen 5 5 100,00 Distankan

Page 147: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 129

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

c. Gurame 5%, pesen 5 5 100,00 Distankan d. Lele 10%; pesen 10 10 100,00 Distankan 3.6 Terehabilitasinya lahan kritis

1.533 Ha, Ha 1.533 1.290 84,15 Dishutbunak

3.7 optimalnya fungsi Hutan Rakyat 700 Ha Ha 700 713 101,86 Dishutbunak

3.8 meningkatnya aneka usaha hasil hutan 5%; Persen 5 0 0,00 Dishutbunak

3.9 Meningkatnya sarana prasarana pemasaran 8 Unit dan unit 8 8 100,00 KUKM-

Perindag 3.10 terjalinnya kemitraan usaha 3

paket paket 3 3 100,00 KUKM-Perindag

4. Pengembangan Investasi, Pariwisata, Dan Energi 86,67 4.1 Meningkatnya investasi

penanaman modal 15%; persen 15 6,13 40,87 BPPTPM

4.2 Tumbuhnya industri aneka olahan pangan 20 Kelompok dan cluster agro industri 2 unit;

KUKM-

Perindag

a. Aneka olahan Pangan. kelompok 20 15 75,00 KUKM-Perindag

b. Cluster agro industri unit 2 2 100,00 KUKM-Perindag

4.3 Berkembangnya koperasi 20 Unit unit 20 14 70,00 KUKM-Perindag

4.4 tumbuhnya UMKM 5%; persen 5 4,71 94,20 KUKM-Perindag

4.5 Meningkatnya sarana prasarana pariwisata 6 Unit,

unit 6 6 100,00 Dispora-budpar

4.6 promosi pariwisata 3 kali, kali 3 3 100,00 Dispora-budpar

4.7 meningkatnya kualitas SDM pariwisata 100 orang”;

orang 100 100 100,00 Dispora-budpar

4.8 Meningkatnya instalasi listrik bagi masyarakat kurang mampu 1.000 KK

KK 1000 1000 100,00 PSDAPE

5. Pembangunan Infrastruktur Yang Proporsional Dan Berkelanjutan 120.64

5.1 Terpeliharanya infrastruktur yang telah ada

220,01

a. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan sepanjang 77 Km;

Km 77 257,57 334,51 Dinas BMCK

b. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan 16 buah

buah 16 43 268,75 Dinas BMCK

c. Rehabilitasi gedung dan penataan lingkungan terminal sebanyak 2 paket (lokasi)

paket/lokasi 2 3 150,00 Dishub-kominfo

d. Pemeliharaan jaringan listrik PJU sebanyak 500 titik.

titik 500 634 126,80 Dishub-kominfo

Page 148: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 130

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

5.2 Meningkatnya akses menuju kawasan-kawasan strategis

111,50

a. Perencanaan pembangunan, rehabilitas/pemeliharaan jalan sepanjang 31,55 Km

Km 31,55 0 0,00 Dinas BMCK

b. Pembangunan jembatan sebanyak 2 buah;

buah 2 2 100,00 Dinas BMCK

c. Pemasangan jaringan listrik PJU dan meterisasi PJU sebanyak 100 titik

titik 100 246 246,00 Dishub-kominfo

d. Pengadaan perlengkapan jalan sebanyak 4 jenis (titik).

jenis/titik 4 4 100,00 Dishub-kominfo

5.3 Dibangunnya prasarana sosial dasar lingkungan

85,50

a. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum dengan cakupan pelayanan 40.000 jiwa;

jiwa 40.000 38.884 97,21 Dinas BMCK

b. Fasilitasi dan stimulasi perbaikan rumah tidak layak huni, sebanyak 630 rumah

rumah 630 717 113,81 Dinas BMCK

c. Pembangunan MCK Umum sebanyak 50 unit;

unit 50 1 2,00 Dinas BMCK

d. Terbangunnya prasarana pengelolaan air limbah komunal sebanyak 4 unit

unit 4 4 100,00 Dinas BMCK

e. Fasilitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) sebanyak 1 paket (kegiatan)

paket 1 1 100,00 Bappeda

f. Fasilitas Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), sebanyak 1 paket (kegiatan).

paket 1 1 100,00 Bappeda

5.4 Difasilitasinya Pembangunan infrastruktur perdesaan,

86,20

a. Pembuatan drainase di kawasan permukiman, sepanjang 40,99 Km;

Km 40,99 0,00 0,00 Dinas BMCK

b. Terbangunnya prasarana air bersih untuk 40.000 jiwa

jiwa 40.000 38.884 97,21 Dinas BMCK

c. Pembangunan Jalan Bersama Masyarakat sepanjang 20 Km.

Km 20 32,28 161,40 Dinas BMCK

5.5 Meningkatnya, pemeliharaan kualitas dan kuantitas produksi sumber air baku serta keberlanjutan sistem irigasi

100,00

a. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, seluas 11.812 Ha melputi: 46 Daerah Irigasi, 22 bendung, panjang saluran 7.750 m;

Page 149: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 131

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

Luas Ha 11.812 11.812 100,00 Dinas PSDAPE

Jumlah DI unit 46 46 100,00 Dinas PSDAPE

Jumlah bending unit 22 22 100,00 Dinas PSDAPE

Panjang saluran meter 7.750 7.750 100,00 Dinas PSDAPE

b. Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun seluas 22.396 Ha meliputi 26 daerah irigasi, 2 bendung, panjang saluran 5780 m

Luas Ha 22.396 22.396 100,00 Dinas PSDAPE

Jumlah DI unit 26 26 100,00 Dinas PSDAPE

Jumlah bending unit 2 2 100,00 Dinas PSDAPE

Panjang saluran meter 5.780 5.780 100,00 Dinas PSDAPE

c. Rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya, sebanyak 1 paket (lokasi/embung);

paket 1 1 100,00 Dinas PSDAPE

d. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai, sebanyak 5 titik

titik 5 5 100,00 Dinas PSDAPE

e. Penataan sumber mata air, sebanyak 15 titik

titik 15 15 100,00 Dinas PSDAPE

f. Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (kegiatan/dokumen perencanaan).

paket 1 1 100,00 Dinas PSDAPE

g. Pompanisasi sebanyak 5 lokasi;

lokasi 5 5 100,00 Dinas PSDAPE

6. Peningkatan Kinerja Aparatur 52,86 6.1 Dipenuhinya regulasi yang

mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dalam bidang pelayanan ndica, dengan ndicator disusunnya Peraturan Daerah sebanyak 10 Perda, dan disusunnya Peraturan Bupati sebanyak 20 Perbup;

Perda buah 10 9 90,00 Bag Hukum Perbup buah 20 16 80,00 Bag Hukum 6.2 Diwujudkannya anggaran berbasis

kinerja pada tahun 2013; ya/tidak ya tidak 0,00 Bag

Orgnisasi

Page 150: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 132

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

6.3 Diwujudkannya pelayanan prima, dengan dilaksanakannya penyusunan IKM pada 26 UPTD pendidikan di Kecamatan, dan penerapan Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO 9001 : 2008 pada 1 OPD;

a. Penyusunan IKM pada UPTD Pendidikan

UPTD Pendidikan

26 0 0,00 Bag Orgnisasi

b. Penerapan Standar Mutu Pelayanan Bebasis ISO 9001 : 2008

OPD 1 1 100,00 Bag Orgnisasi

6.4 Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur sesuai formasi dan kompetensi dengan indikasi dilaksanakannya Diklat/Pelatihan/Bintek sebanyak 11 kali;

kali 11 11 100,00 BKD

6.5 Meningkatnya efektivitas pengawasan kinerja aparatur pemerintahan, dengan indikator tingkat akuntabilitas penggunaan anggaran menjadi WTP

WTP WTP WDP 0,00 BKD

7. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Penanggulangan Bencana 96,00

7.1 Terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, melalui :

92,00

a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, berupa Kontainer 5 unit, Amroll 2 unit, Motor sampah 10 unit, gerobak sampah 20 unit, dan tempat sampah 50 unit;

Kontainer unit 5 5 100,00 BPLH Amrol unit 2 0 0,00 BPLH Motor Sampah unit 10 0 0,00 BPLH Gerobak sampah unit 20 48 240,00 BPLH Tempat sampah unit 50 50 100,00 BPLH b. Pengembangan teknologi

pengolahan persampahan dengan 3R, sebanyak 5 lokasi;

lokasi 5 5 100,00 BPLH

c. Terehabilitasinya IPLT Kadipaten sebanyak 1 lokasi;

lokasi 1 1 100,00 BPLH

d. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, sebanyak 3 kali;

kali 3 3 100,00 BPLH

e. Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura, sebanyak 3 kali;

kali 3 3 100,00 BPLH

Page 151: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 133

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

f. Pengembangan teknologi pengelolaan limbah rumah tangga, sebanyak 1 paket (unit);

paket 1 1 100,00 BPLH

g. Pengendalian pencemaran air, tanah dan udara, sebanyak 1 dokumen;

dokumen 1 1 100,00 BPLH

h. Pemantauan kontinue pengendalian perusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup, sebanyak 3 kali;

kali 3 3 100,00 BPLH

i. Koordinasi penyusunan AMDAL, sebanyak 3 kegiatan (kali);

kali 3 3 100,00 BPLH

j. Peningkatan pengelolaan Lingkungan Pertambangan, sebanyak 3 kegiatan;

kegiatan 3 3 100,00 BPLH

k. Pengendalian kerusakan sumber air, hutan dan lahan, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPLH

l. Rehabilitasi hutan dan lahan, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPLH

m. Penataan Taman Kota, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPLH

n. Pengawasan dan pengendalian taman, sebanyak 4 kali;

kali 4 4 100,00 BPLH

o. Pengembangan taman rekreasi, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPLH

p. Penyusunan Study Kelayakan dan DED Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kabupaten Majalengka sebanyak 1 lokasi.

lokasi 1 0 0,00 Bappeda

7.2 Dibangunnya infrastruktur mitigasi bencana, melalui :

100,00

a. Pemetaan Kawasan-kawasan Rawan Bencana, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);

paket 1 1 100,00 BPBD

b. Koordinasi Pembangunan Daerah Rawan Bencana, sebanyak 4 kegiatan (kali);

kegiatan 4 4 100,00 BPBD

c. Pemantauan dan Penyebarluasan Potensi Bencana Alam, sebanyak 4 kegiatan (kali);

kegiatan 4 4 100,00 BPBD

d. Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Evakuasi Penduduk Dari Bencana Alam, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPBD

Page 152: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 134

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

e. Peningkatan Prasarana Kedaruratan Bencana dan Sarana Penanggulangan Bencana Alam, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPBD

f. Sosialisasi Pencegahan Dini Bencana Alam, sebanyak 4 kegiatan (kali);

kegiatan 4 4 100,00 BPBD

g. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 BPBD

h. Fasilitasi Bahan Penunjang Konstruksi Akibat Bencana, sebanyak 1 paket (lokasi).

paket 1 1 100,00 BPBD

8. Penataan Ruang 145,56 8.1 Ditetapkannya kawasan-kawasan

strategis, melalui : 70,00

a. Penyusunan RDTR, sebanyak 5 paket (5 kecamatan);

kecamatan 5 9 180,00 Dinas BMCK

b. Penyusunan RTRK, sebanyak 1 dokumen perencanaan (kawasan-kawasan strategis);

dokumen 1 1 100,00 Bappeda

c. Penyusunan rencana pengembangan hinterland kawasan cepat tumbuh, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);

dokumen 1 0 0,00 Bappeda

d. Penyusunan Masterplan Sistem Perhubungan Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan).

paket 1 0 0,00 Bappeda

8.2 Dipenuhinya kawasan lindung dan kawasan budidaya, melalui :

266,67

a. Digitasi Foto Udara Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 Bappeda

b. Penyusunan dan analisis data spasial/SIG Kawasan Lindung dan Budidaya, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);

paket 1 0 0,00 Bappeda

c. Penyusunan rencana bangunan gedung, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);

paket 1 12 1.200,00 Bappeda

d. Fasilitasi BKPRD, sebanyak 1 kegiatan (kali);

kegiatan 1 1 100,00 Bappeda

Page 153: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 135

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Fokus/ Sasaran Satuan

Target RKPD Tahun 2013

Realisasi Tahun 2013

Persentase Realisasi OPD

e. Penyusunan Masterplan Sistem Pengelolaan Air Minum Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (lokasi);

paket 1 1 100,00 Bappeda

f. Fasilitasi Pelaksanaan Program Bidang Sarana Prasarana Wilayah, sebanyak 1 paket (Kegiatan).

paket 1 1 100,00 Bappeda

8.3 Meningkatnya kerjasama pembangunan antar-daerah perbatasan, melalui :

100,00

a. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);

paket 1 1 100,00 Bappeda

b. Fasilitasi Pelaksanaan Kerjasama Antar-Daerah Perbatasan, sebanyak 1 paket (kegiatan/kali).

paket 1 1 100,00 Bappeda

9. Penanggulangan Kemiskinan 104,60 9.1 Berkembangnya kelompok usaha

ekonomi keluarga miskin berbasis potensi unggulan lokal sebanyak 45%;

persen 45 45 100,00 Dinas KUKM-Perindag/ Bappeda

9.2 Dibangunnya Rumah Keluarga Tidak Layak Huni sebanyak 630 unit;

unit 630 717 113,81 Dinas BMCK

9.3 Dipenuhinya kebutuhan kalori 2.100 kkl bagi anggota Rumah Tangga miskin sebanyak 46.624 RTS.

RTS 46.624 46.624 100,00 Dinkes/ Bappeda

10. Peningkatan Kualitas Hidup Beragama dan Budaya Lokal 100.00 10.1 Dilaksanakannya

peringatan/perayaan hari besar keagamaan;

kali 6 6 100,00 Bag Kesra

10.2 Meningkatnya kegiatan peribadatan di lingkungan kerja dan sekolah;

- - - Bag Kesra/Disdik

10.3 Tersedianya sarana prasarana peribadatan pusat kegiatan masyarakat, lingkungan kerja dan sekolah;

- - - Bag Kesra

10.4 Lestarinya budaya daerah; kali 5 5 100,00 Dispora-budpar

10.5 Berkembangnya kesenian dan budaya daerah.

paket 1 1 100,00 Dispora-budpar

Rata-rata Capaian Kinerja 103,73

Page 154: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 136

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Dari tabel di atas rata-rata capaian kinerja tahun 2013 sebesar 103,74 %, prosentase

tersebut apabila dinilai menggunakan Skala Nilai Kriteria Kinerja dalam

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka termasuk dalam interval nilai realisasi

kinerja 91≤100 % dengan kriteria penilaian realisasi kinerja sangat tinggi (Gradasi

ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan

berada di atas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja). Apabila dirinci

berdasarkan prioritas pada tahun 2013 maka capaian kinerjanya adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.114.

Capaian Kinerja Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2013

No. Prioritas Pembangunan Daerah dalam RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2013

Capaian Kinerja

1. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 101.44 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 99.21 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat Dan Ketahanan Pangan 130.37 4. Pengembangan Investasi, Pariwisata, Dan Energi 86.67 5. Pembangunan Infrastruktur Yang Proporsional Dan Berkelanjutan 120.64 6. Peningkatan Kinerja Aparatur 52.86 7. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Penanggulangan Bencana 96.00 8. Penataan Ruang 145.56 9. Penanggulangan Kemiskinan 104.60

10. Peningkatan Kualitas Hidup Beragama dan Budaya Lokal 100.00

Dari 10 prioritas pembangunan tahun 2013 capaian kinerja dengan kriteria sangat

tinggi adalah prioritas 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9,10 sedangkan dengan kriteria tinggi prioritas

4, serta dengan kriteria rendah prioritas 6. Prioritas yang capaian kinerjanya diatas

100 % dipertahankan, sedangkan prioritas yang di bawah 100% perlu ditingkatkan

terutama untuk priorita 6 dan prioritas 4.

Sedangkan pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014, telah menetapkan kebijakan

pembangunan, yang dijabarkan dalam prioritas pembangunan, fokus dan sasaran

sebagai berikut :

Page 155: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 137

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 1. Peningkatan Kualitas Kesehatan

Fokus peningkatan kualitas sarana, SDM kesehatan dan partisipasi masyarakat

yang ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka

kematian ibu, bayi dan balita, serta menurunnya prevalensi gizi buruk dan gizi

kurang pada bayi.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Pengembangan Kualitas Dan Kuantitas SDM Kesehatan pada Rumah Sakit

(2 RS) dan Puskesmas (12 unit PONED);

2) Pengembangan sarana dan prasarana pada Rumah Sakit (2 RS), Puskesmas

(2 unit), relokasi Puskesmas (1 unit) dan Poskesdes/Polindes 20 unit;

3) Meningkatnya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100%;

4) Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 95%;

5) Cakupan Desa Universal Child Imunization (UCI) 95%;

6) Meningkatnya status gizi ibu hamil, bayi dan balita di 250-300

Desa/Kelurahan.

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Fokus prioritas ini pada peningkatan mutu, daya saing serta pemerataan

pelayanan pendidikan, sehingga dapat meningkatkan rata-rata lama sekolah,

angka partisipasi sekolah pada setiap jenjang pendidikan, dan meningkatnya

kualitas pendidikan di Kabupaten Majalengka.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Dicapainya RLS 7.77 tahun, APK Paud 58%, APM SD/Sederajat 92%,

APM SMP/Sederajat menjadi 92%, APK SMA/Sederajat 75% dan

Meningkatnya Guru S1 menjadi 85%.

2) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan, dengan capaian dan

diwujudkannya :

a. SD SSN menjadi 31 lembaga;

b. SMP SSN menjadi 15 lembaga;

c. SMA SSN menjadi 13 lembaga;

d. SD yang memiliki perpustakaan sekolah menjadi 206 lembaga;

e. SMP memiliki perpustakaan sekolah menjadi 73 lembaga;

f. SMP memiliki peralatan praktek ipa menjadi 73 lembaga;

Page 156: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 138

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 g. SMP memiliki laboratorium ipa menjadi 73 lembaga;

h. SMA/MA/SMK yang memiliki perpustakaan sekolah menjadi

36 lembaga;

i. SMA/SMK memiliki laboratorium/ruang praktikum sekolah menjadi

36 lembaga.

3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat

Fokus prioritasi ini pada pengembangan industri, koperasi, prasarana

pengukuran, standarisasi, pengujian dan pengendalian kualitas produk (SNI,

ISO), serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Tumbuhnya industri aneka olahan pangan 10 Kelompok dan cluster agro

industri 2 unit;

2) Berkembangnya koperasi 10 Unit dan tumbuhnya UMKM 5%;

3) Meningkatnya sarana prasarana pemasaran 3 Unit dan terjalinnya kemitraan

usaha 3 paket.

4. Pemantapan Ketahanan Pangan

Fokus prioritasi ini pada Pemantapan produksi, ilmu pengetahuan dan teknologi

sistem produksi, ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Ketersediaan Pangan :

a. Meningkatnya produksi padi 3%, jagung 5%, kedelai 10%, ubi jalar

10%, mangga 5%, durian 5%, jeruk 3%, jambu biji 5%, bawang merah

10%, dan kentang 5%;

b. Meningkatnya produksi ikan konsumsi : Nila 10%, Mas 3%, Gurame

5%, Lele 10%; dan meningkatnya produksi benih ikan : Nila 10%, Mas

3%, Gurame 5%, Lele 10%;

c. Mempertahankan surplus energi 5%, surplus protein 30% dan

penyediaan cadangan pangan pemerintah 50%;

d. Meningkatnya populasi sapi potong 5%, sapi perah 6%, domba

10%, ayam 5%, itik/entog 5%;

e. Meningkatnya produksi teh 3%, kopi 5%, dan tembakau 3%;

Page 157: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 139

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 f. Terehabilitasinya lahan kritis 1.000 Ha, dan meningkatnya aneka usaha

hasil hutan 5%.

2) Distribusi dan Akses Pangan :

a. Meningkatnya ketersedaiaan informasi pasokan, harga dan akses

pangan 90%;

b. Meningkatnya stabilitas harga dan pasokan pangan 58,38%.

3) Konsumsi Pangan :

a. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan 88%;

b. Penanganan Daerah Rawan Pangan 50%.

5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan Energi

Fokus prioritas pada peningkatan iklim investasi untuk mendorong penanaman

modal sehingga menumbuhkembangkan industri agro dan non agro;

pengembangan dan penggalian potensi pariwisata baru yang potensial,

meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional, dan meningkatkan

sosialisasi dan promosi pariwisata; peningkatan ketenagalistrikan,

pertambangan, dan energi alternatif.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Meningkatnya investasi penanaman modal 5%;

2) Meningkatnya destinasi pariwisata non agro 5 Unit, promosi pariwisata 3

kali, dan meningkatnya kualitas SDM pariwisata 100 orang;

3) Meningkatnya pengguna energi listrik bagi masyarakat kurang mampu

sebanyak 1.500 rumah.

6. Pengembangan Infrastruktur Fokus prioritas ini pada pemerataan, peningkatan dan pembangunan

infrastruktur di kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan-kawasan strategis.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Terpeliharanya infrastruktur yang telah ada, melalui :

a. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan sepanjang 40 Km;

b. Rehabilitasi/pemeliharaan rutin jalan sepanjang 28 Km;

c. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan 10 buah;

d. Rehabilitasi gedung pemerintahan 2 buah;

e. Rehabilitasi gedung dan penataan lingkungan terminal sebanyak 1 paket

(lokasi Cikijing);

Page 158: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 140

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 f. Pemeliharaan jaringan listrik PJU sebanyak 500 titik.

2) Peningkatan akses menuju kawasan-kawasan strategis, melalui :

a. Peningkatan Jalan 15 Km;

b. Pembangunan Jembatan 2 buah;

c. Pembangunan Jalan 6 Km;

d. Pemasangan jaringan listrik PJU sebanyak 150 titik;

e. Meterisasi PJU sebanyak 1 paket;

f. Pengadaan perlengkapan jalan sebanyak 3 jenis (marka jalan, rambu-

rambu lalu lintas);

3) Pembangunan Prasarana Sosial Dasar Lingkungan, melalui :

a. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum dengan

cakupan pelayanan 20.000 jiwa;

b. Pembangunan MCK sebanyak 15 lokasi dan MCK ++ sebanyak

5 lokasi;

c. Pembangunan Tangki Septic Tank Komunal sebanyak 1 Lokasi;

d. Fasilitasi dan stimulasi perbaikan rumah tidak layak huni, sebanyak

800 rumah;

e. Fasilitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

(PPSP) sebanyak 1 paket (kegiatan);

f. Masterplan Drainase di Kabupaten Majalengka sebanyak 1 paket.

4) Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, melalui:

a. Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana drainase lingkungan sepanjang

1.500 meter;

b. Pembangunan Jalan Bersama Masyarakat sepanjang 25 Km.

c. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan lingkungan sepanjang 25 Km.

5) Peningkatan, pemeliharaan kualitas dan kuantitas produksi sumber air

baku serta keberlanjutan sistem irigasi, yang dilakukan melalui :

a. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, meliputi : 150 Daerah

Irigasi, 200 bendung, panjang saluran 20.000 meter/20 Km;

b. Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun seluas

22.396 Ha meliputi 395 daerah irigasi, 588 bendung, panjang saluran

40.000 m;

Page 159: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 141

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 c. Rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya, sebanyak

5 paket (lokasi/embung);

d. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai, sebanyak

5 titik;

e. Penataan sumber mata air, sebanyak 25 titik;

f. Pengadaan Pompa Air Irigasi sebanyak 15 buah;

g. Penyediaan papan informasi, sebanyak 1 paket;

h. Penyediaan Patok Pembatas Tanah Cadangan Irigasi, sebanyak 1 paket;

i. Pembinaan Petugas UPTD Jaringan Irigasi, sebanyak 1 paket;

j. Pengamanan Tebing Sungai, sebanyak 1 paket;

k. Peningkatan Kemampuan Teknis Petugas, sebanyak 1 kegiatan;

l. Lomba petugas jaringan irigasi teladan tingkat kabupaten, sebanyak

1 kali (kegiatan);

m. Penataan dan pembinaan kelompok pengguna SDA, sebanyak

1 kegiatan;

n. Pencatatan data hidrologi, sebanyak 1 kegiatan;

o. Penyusunan Database Jaringan Irigasi berdasarkan Sistem Informasi

Geografis (SIG) di Kabupaten Majalengka.

7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur

Fokus prioritas ini pada penataan ketatalaksanaan sumber daya aparatur dan

pelayanan yang optimal, transparan dan akuntabel.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Dipenuhinya regulasi yang mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat

dalam bidang pelayanan publik, dengan indikator disusunnya Peraturan

Daerah sebanyak 10 Perda, dan disusunnya Peraturan Bupati sebanyak

20 Perbup;

2) Diwujudkannya pelayanan prima, dengan dilaksanakannya penyusunan

penerapan Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO 9001 : 2008 pada 4 OPD;

3) Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur sesuai formasi dan kompetensi

dengan indikasi dilaksanakannya Diklat/Pelatihan/Bintek sebanyak 15 jenis;

4) Meningkatnya efektivitas pengawasan kinerja aparatur pemerintahan,

dengan indikator tingkat akuntabilitas penggunaan anggaran menjadi Wajar

Tanpa Pengecualian;

Page 160: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 142

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 5) Meningkatnya efektivitas perencanaan penganggaran, pelaksanaan dan

penatausahaan keuangan dan aset daerah.

8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanggulangan Bencana Fokus prioritas ini pada upaya peningkatan pelestarian fungsi lingkungan hidup

dan resiko bencana.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup melalui Pelestarian Lingkungan Hidup, melalui :

a. Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura, sebanyak 3 kali;

b. Penataan Taman Kota, sebanyak 1 paket (lokasi);

c. Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau, selama 12 bulan;

d. Pengembangan taman rekreasi, sebanyak 1 paket (lokasi);

e. Fasilitasi pelaksanaan Gerakan Nasional Konservasi Penyelamatan Air

(GN-KPA) di Kabupaten Majalengka, 1 paket (4 kegiatan);

f. Rehabilitasi hutan dan lahan, sebanyak 1 paket (lokasi);

g. Penyusunan Masterplan Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka,

sebanyak 1 paket (Dokumen Perencanaan);

h. Penyusunan Database Jaringan Irigasi Berdasarkan Sistem Informasi

Geografis (SIG) di Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket

(Dokumen dan Software Database)

i. Penyelamatan Air (GN-KPA) di Kabupaten Majalengka, 1 paket

(4 kegiatan).

2) Pencegahan Pencemaran dan Perusakan lingkungan hidup, melalui :

a. Penyusunan Masterplan Lingkungan Hidup, sebanyak 1 paket;

b. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, berupa

Kontainer 10 unit, Amroll 2 unit, Motor sampah 3 unit, gerobak sampah

20 unit;

c. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan dengan 3R,

sebanyak 2 lokasi;

d. Pengembangan Teknologi Pengolahan Limbah Rumah Tangga berupa

DED IPLT Kadipaten sebanyak 1 lokasi;

e. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, sebanyak 1 paket;

Page 161: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 143

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 f. Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan Udara, sebanyak 1 paket;

g. Pemantauan kontinue pengendalian perusakan dan pencemaran

Lingkungan Hidup, sebanyak 1 paket;

h. Koordinasi penyusunan AMDAL, sebanyak 3 kegiatan (kali);

i. Fasilitasi Sekolah Adiwiyata, sebanyak 1 paket;

j. Identifikasi Kondisi Sumber Daya Alam, sebanyak 1 paket;

k. Identifikasi Kondisi Keanekaragaman Hayati, sebanyak 1 paket;

l. Identifikasi Titik pencemaran tanah, Air dan Udara sebanyak 1 paket;

m. Pengendalian Kerusakan Sumber Mata Air, Hutan dan Lahan dan

Konservasi Tanah sebanyak 1 paket.

3) Peningkatan Infrastruktur Penanggulangan Bencana, melalui :

a. Pemetaan Kawasan-kawasan Rawan Bencana, sebanyak 1 paket

(dokumen perencanaan);

b. Pemantauan dan Penyebarluasan Potensi Daerah Rawan Bencana,

sebanyak 1 laporan (selama 12 bulan);

c. Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Evakuasi Penduduk dari Anaman

Bencana, sebanyak 1 paket;

d. Peningkatan Sarana Prasarana Bencana, sebanyak 1 paket;

e. Penyelamatan, Pelayanan dan Evakuasi Korban Bencana, sebanyak

1 paket;

f. Pembentukan Desa Tangguh Bencana sebanyak 1 paket;

g. Pembentukan Sekolah Siaga Bencana sebanyak 1 Paket;

h. Rehabilitasi/Pemeliharaan dan Konstruksi akibat bencana sebanyak

1 kegiatan

i. Penanganan Penanggulangan Bencana dan Tanggap Darurat, sebanyak

1 paket;

j. Fasilitasi dan Pelayanan Logistik Bencana, sebanyak 1 paket;

k. Sosialisasi dan Peningkatan Partisipasi dalam Penanggulangan

Bencana, sebanyak 1 paket;

l. Peningkatan keterampilan, kesiapsiagaan dalam penanggulangan

bencana, sebanyak 1 paket;

m. Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,

sebanyak 1 Peraturan Bupati;

Page 162: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 144

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 n. Fasilitasi dan Pelayanan Logistik Bencana, sebanyak 1 paket;

o. Sosialisasi dan Peningkatan Partisipasi dalam Penanggulangan

Bencana, sebanyak 1 paket;

p. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana

dalam :

a. Diklat pertolongan bencana tanah longsor dan banjir, sebanyak 1

paket ;

b. Pelatihan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana

(DALLA) sebanyak 1 paket;

c. Peningkatan keterampilan, kesiapsiagaan dalam penanggulangan

bencana, sebanyak 1 paket.

9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang

Fokus prioritas ini pada peningkatan pencapaian tujuan penataan ruang yang

aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui pelaksanaan penataan

ruang.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang, melalui :

a. Penyusunan RDTR, sebanyak 6 paket;

b. Penyusunan RTBL, sebanyak 2 paket;

c. Revisi RDTR, sebanyak 3 paket.

2) Penetapan perencanaan pada kawasan-kawasan strategis, melalui :

a. Penyusunan rencana pengembangan hinterland kawasan cepat tumbuh,

sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);

b. Penyusunan Masterplan Kawasan Perkotaan Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) Kadipaten, sebanyak 1 paket (sosialisasi);

c. Penyusunan Tatanan Transportasi Lokal Kabupaten Majalengka,

sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan).

3) Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, melalui:

a. Fasilitasi Pelaksanaan Program Bidang Sarana Prasarana Wilayah,

sebanyak 1 paket ;

b. Penyusunan Perda RDTR, sebanyak 9 Perda.

c. Fasilitasi Perencanaan dan Pelaksanaan Bantuan Keuangan Provinsi,

sebanyak 1 paket (4 Kegiatan);

Page 163: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 145

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 d. Fasilitasi Badan Koordinasi Penatan Ruang Daerah (BKPRD),

sebanyak 1 kegiatan (kali).

4) Peningkatan kerjasama pembangunan antar-daerah perbatasan, melalui :

a. Koordinasi Kerjasama Antar-Daerah Perbatasan, sebanyak 1 paket

(kegiatan/kali).

10. Penanggulangan Kemiskinan

Fokus prioritas ini pada penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan

pendapatan keluarga miskin dan penguatan pemberdayaan masyarakat berbasis

kearifan lokal.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Penguatan kelompok usaha ekonomi keluarga miskin berbasis potensi

unggulan lokal di Desa/Kelurahan 35%-50% (120-171 Desa/ Kelurahan);

2) Dikembangkanya pola penanggulangan kemiskinan berbasis kearifan lokal

di Desa/Kelurahan 80%-100% (274-343 Desa/Kelurahan);

3) Berkembangnya jejaring hasil produksi kelompok usaha keluarga miskin di

Desa/Kelurahan 60%-75% (206-257 Desa/Kelurahan);

4) Peningkatan kesejahteraan keluarga berumah tidak layak huni sebanyak

500 unit.

2.2.2. Realisasi RPJMD

RKPD merupakan implementasi dari RPJMD maka perencanaan tahunan

tidak dapat lepas dari perencanaan lima tahunan. Capaian kinerja selalu dikaitkan

dan diakumulasikan dengan capaian lima tahunan. Kegiatan review capaian prioritas

dan program RPJMD dimaksudkan untuk mengkaji arah kebijakan serta prioritas dan

kinerja program di tahun rencana, dengan mempertimbangkan pencapaian kinerja

sampai dengan tahun berjalan. Hasil kajian tersebut digunakan sebagai masukan

dalam merumuskan permasalahan pembangunan dan perumusan prioritas dan

sasaran pembangunan RKPD tahun rencana, dengan tujuan agar kinerja RPJMD di

akhir tahun periode RPJMD dapat tercapai.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai proyeksi

indikator makro pada tahun 2013, rata-rata capaian indikator kinerja sebesar

76,95%. Prosentase tersebut apabila dinilai menggunakan Skala Nilai Kriteria

Page 164: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 146

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Kinerja dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka termasuk dalam interval

nilai realisasi kinerja 76 % ≤ 90 % dengan kriteria penilaian realisasi kinerja tinggi

(Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi

target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja). Secara

terperinci capaian masing-masing indikator makro disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.115.

Proyeksi Capaian Indikator Makro Kabupaten Majalengka Tahun 2013

No. INDIKATOR

PROYEKSI/CAPAIAN

2012 2013 % terhadap proyeksi RPJMD

Proyeksi Capaian Proyeksi Capaian *)

1. IPM 73,48 71,16 75,69 71,82 94,89

- AHH (Th) 69,08 66,88 69,8 67,13 96,17

- AMH (%) 94,75 95,39 95,75 95,84 100,09

- RLS (Th) 7,82 7,19 8,5 7,36 86,59

- PDB (Rp) 587,46 638,12 601,47 641,01 106,57

Indek pendidikan 80,53 79,4 82,72 80,32 97,10

Indek kesehatan 73,47 69,8 74,67 70,22 94,04

Indek Daya Beli 66,43 64,28 69,67 64,94 93,21

2. TPT (%) 8,73 6,71 6,73 7,35 90,79

3. Jml. Penduduk (Jiwa) 1.226.669 1.176.117 1.246.375 1.180.774 105,26

LPP (%) 0,8 0,4 0,8 0,4 150,00

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 126.102 169.800 62.319 166.632 (67,39)

4. Tingkat Kemiskinan (%) 10,28 14,44 5,00 14,11 (82,20)

5. PDRB adh konstan (Dlm Miliar Rp) 4.786,09 4,855 5.415,25 5.088,37 93,96

6. PDRB Perkapita (Rp) 3.901.700,35 4.082.357 4.344.802,39 4.278.847 98,48

7. LPE (%) 5,93 4,76 6,52 4,8 73,62

Rata-rata Capaian 76,95

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. *) Proyeksi BPS

Page 165: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 147

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah dan Isu-Isu Strategis Kabupaten

Majalengka

2.3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

1. Peningkatan Kualitas Kesehatan

Salah satu indeks komposit pembangunan manusia (IPM) yang menjadi tolok

ukur keberhasilan ppembangunan di manusia di daerah adalah Angka Harapan

Hidup (AHH). AHH dalam pengukuran IPM dikaitkan langsung dengan pengukuran

Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga AHH dapat didefinisikan sebagai usia yang

mungkin dicapai ketika seorang bayi lahir.

Perkembangan AHH di Kabupaten Majalengka sendiri jika dilihat dari

5 tahun kebelakang sebenarnya selalu mengalami peningkatan tercatat pada tahun

2008 AHH Kabupaten Majalengka sebesar 65,82 tahun dan pada tahun tahun

2013 menjadi 67,13 tahun, atau mengalami peningkatan 1,31 tahun. Namun demikan

jika kita bandingkan dengan Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Barat yang

mencapai 68,6 dapat diartikan bahwa tingkat capaian AHH Kabupaten Majalengka

masih berada di bawah rata-rata capaian kabupaten/kota provinsi Jawa Barat.

Seperti halnya dengan AHH tingkat capaian Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Majalengka belum negalami progres

capaian yang signifikan, berdasarkan data tahun tahun 2011 AKI Kabupaten

Majalengka sebesar 209,5 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012 menjadi

209,2 per 100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan AKB Kabupaten Majalengka Tahun

2011 sebesar 13,9 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012 menjadi

13,6 Kelahiran Hidup. Atas permasalahan utama tersebut diidentifikasi permasalahan

yang harus mendapat perhatian pada tahun 2015 adalah : (1) Peningkatan Gizi Ibu

dan Anak; (2) Peningkatan sarana dan prasarana layanan posyandu, puskesmas,

Rumah sakit didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM); (3) Pemenuhan

Rasio tenaga medik diantaranya jumlah dokter umum, dokter gigi dan bidan;

(4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyehatan lingkungan.

2. Akses dan Mutu Pendidikan

Penyiapan sumber daya manusia dalam pembangunan menjadi isu penting

dalam proses pembangunan di Kabupaten Majalengka saat ini. Begitu besar potensi

pembangunan baik skala nasional dan regional yang berlokasi di Kabupaten

Majalengka, mengharuskan pemerintah daerah segera menyiapkan strategi khusus

Page 166: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 148

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 dalam penyiapan sumber daya manusia agar mampu bersaing dan turut serta dalam

proses pembangunan.

Jika melihat angka capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten

Majalengka pada lima tahun terakhir selalu mengalami kenaikan, pada tahun

2008 berada pada posisi 6,70 tahun dan pada tahun 2013 telah mencapai 7,39 tahun.

Namun demikian rata-rata laju percepatan kenaikan RLS pertahunnya masih tidak

terlalu signifikan pada yaitu hanya 0,12 per tahun. Jika dibandingkan dengan RLS

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 yang mencapai angka 8,15 tahun.

Selain itu juga jika kita lihat capaian kinerja bindang pendidikan yang lain

kita bisa melihat capaian Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Majalengka pada

tahun 2012 mencapai 95,14% masih tertinggal dari tingkat capaian Provinsi Jawa

Barat yang mencapai 96,97%. Dari ke dua indikator pembangunan bidang

pendidikan tersebut terlihat jelas bahwa Pemerintah Kabupaten Majalengka masih

harus meningkatkan kinerja pembangunannya khususnya pada bidang pendidikan.

Atas permasalahan utama tersebut diidentifikasi permasalahan yang harus

mendapat perhatian pada tahun 2015 adalah : (1) Pemenuhan Rasio Guru dan Murid

untuk setiap jenjang pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan; (2) Pemenuhan

Rasio ketersediaan sekolah per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah sesuai dengan

SPM pendidikan; (3) Pemenuhan fasilitas pendidikan yang representatif;

(4) Pemenuhan layanan pendidikan bagi keluarga yang tidak mampu.

3. Upaya Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah Kabupaten Majalengka dari tahun ketahun telah berkomitmen

untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya dengan mengalokasikan anggaran

pada program-program pembangunan, baik program pembangunan yang bersifat

program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, Program-

program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Upaya

tersebut selaras dengan amanat Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI

Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Page 167: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 149

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam penanggulangan

kemiskinan terlihat mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada periode

2008-2013, pada tahun 2008 angka kemiskinan Kabupaten Majalengka berada pada

angka 18,75% dan pada tahun 2013 menjadi 14,11%. Namun demikian capaian

tersebut masih di bawah capaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun

2012 yaitu mencapai 9,89%.

Atas permasalahan utama tersebut diidentifikasi permasalahan yang harus

mendapat perhatian pada tahun 2015 adalah : (1) Pematapan kembali 4 kluster

program kemiskinan sehingga sesuai dengan sasaran; (2) Intergarasi program-

program kemiskinan antar OPD di Kabupaten Majalengka.

4. Daya Saing KUKM

Potensi pembangunan bidang ekonomi di Kabupaten Majalengka diyakini

akan berkembang semikin besar, hal tersebut didorong oleh adanya pembangunan-

pembangunan infrastruktur berskala nasional dan regional yang berlokasi di

Kabupaten Majalengka. Hal tersebut secara kasap mata telah terlihat dengan

banyaknya pembangunan pabrik dan tempat usaha lainnya yang tumbuh di

Kabupaten Majalengka. Peningkatan pembangunan tersebut berpengaruh pada

peningkatan PDRB Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu indikator

pembangunan ekonomi suatu daerah. Pada tahun 2008 PDRB Adh Konstan

Kabupaten Majalengka sebesar Rp 4.042.240,29 meningkat menjadi

Rp 4.853.364,56 pada tahun 2012. Kontribusi terbesar nilai tersebut pada tahun

2012 disumbang oleh sektor Pertanian sebesar 26,24%, dan Perdagangan Hotel dan

Restoran (PHR) sebesar 21,60%.

Dari nilai sektor PHR tersebut sumbangan kontribusi terbesar berasal dari

subsektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 14,74% dari nilai 21,60%. Angka

tersebut diyakini akan semakin besar pada setiap tahunnya jika didukung oleh

meningkatnya daya saing KUKM di Kabupaten Majalengka yang masih

mendominasi perekonomian masyarakatnya. Pada tahun 2012 perekonomian

Kabupaten Majalengka didukung oleh koperasi dengan jumlah 257, dengan

memberdayakan 89.231 orang anggota dan Usaha Mikro dan Kecil sebanyak

23.187 unit.

Dalam rangka meningkatkan potensi perekonomian tersebut maka

pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan

Page 168: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 150

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 peningkatan daya saing KUKM melalui : (1) Fasilitasi kemudahan mendapatkan

modal usaha; (2) Fasilitasi kemitraan KUKM dengan industri besar; (3) Fasilitasi

peningkatan kapasitas SDM KUKM; (4) Fasilitasi moderinisasi alat usaha.

5. Perbaikan Iklim Usaha dan Peningkatan Investasi

Optimalisasi potensi strategis Kabupaten Majalengka sebagai salah satu

daerah dengan daya dukung infrastruktur berskala nasional dan regional yang sedang

dibangun yaitu Bandara Internasional Jawa Barat, Jalan Tol Cisumdawu (Kertajati),

dan Jalan Tol Cikapali harus menjadi agenda pembangunan Kabupaten Majalengka

karena secara teknis pembangunan infrastruktur tersebut akan menjadi salah satu

tujuan utama investor untuk membangun usahanya. Data tahun 2010 nilai investasi

yang masuk di Kabupaten Majalengka mencapai Rp 194.731.501.502 meningkat

menjadi Rp 316.787.177.768 pada tahun 2011 atau mengalami lonjakan sebesar

62,68% dari nilai tahun 2010. Peningkatan investasi tersebut kemudian diharapkan

menyerap tenagakerja lokal sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat

dan meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan potensi perekonomian tersebut maka

pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan perbaikan

iklim usaha dan peningkatan investasi melalui : (1) Penyederhanaan regulasi

investasi; (2) Fasilitasi Investasi dengan pemberian insentif investasi; (3) Promosi

investasi daerah.

6. Ketahanan Pangan Masyarakat

Pangan merupakan komoditas strategis yang sangat berpengaruh terhadap

stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Pertumbuhan penduduk terus meningkat,

sementara alih fungsi lahan terus terjadi dan bahan pangan tidak bisa disubstitusi,

sehingga kasus-kasus kerawanan pangan di sejumlah daerah masih terjadi.

Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu sentra produksi pangan di

Jawa Barat yang merupakan lumbung pangan Nasional. Sebagai bagian integral dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Majalengka wajib mendukung

ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Tantangan atas terjadinya degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan alih

fungsi lahan yang besar akan secara langsung mempengaruhi kapasitas produksi

pangan, selain itu kompetisi pemanfaatan bahan pangan sebagai energi dan

Page 169: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 151

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 perkembangan perdagangan regional dan global sangat berpengaruh pada fluktuasi

harga pangan.

Dalam rangka mengantisipasi tantangan tersebut maka pemerintah Kabupaten

Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan pembangunan pada :

(1) Peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan; (2) Fasilitasi distribusi dan akses

pengan; (3) Fasilitasi penganekaragaman dan keamanan pangan.

7. Pengendalian dan Pemulihan Lahan Kritis

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW

Kabupaten Majalengka, bahwa Kawasan Lindung harus 39,19% dari total luas

wilayah Kabupaten Majalengka, saat ini baru 13.688,66 Ha, dan luas lahan kritis

mencapai 16.484,67 Ha. Luas lahan kritis sudah semakin parah di Kabupaten

Majalengka, kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti budidaya yang

tidak mengikuti kaidah konservasi, adanya perambahan hutan, galian C dan hutan

produksi yang ditebang.

Dalam rangka upaya pengendalian dan pemulihan lahan kritis maka

pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan

pembangunan pada : (1) Pengetatan regulasi usaha Galian “C” dan usaha lain yang

merusak lingkungan; (2) Pemulihan lahan kritis; (3) Fasilitasi pemberdayaan usaha

ekonomi masyarakat sekitar hutan.

8. Pengembangan Budaya Daerah dan Destinasi Wisata

Karangka perekonomian Kabupaten Majalengka yang masih bertumpu pada

pembiayaan dari pemerintah pusat dan provinsi, harus menjadi dorongan yang besar

bagi Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk meningkatkan inovasi pendapatan

dari sektor-sektor usaha lain yang mampu secara masive meningkatkan

perekonomian masyarakat. Berdasarkan literatur salah satu sektor usaha yang

mampu mendorong pendapatan masyarakat meningkat adalah dengan pengembangan

Destinasi Wisata.

Pembangunan destinasi wisata mampu memberikan multiplier effect pada

penumbuhan UMKM, selain itu juga akan menumbuhkan pertumbuhan usaha

perhotelan dan restoran yang diharapkan mampu banyak membuka lapangan

pekerjaan bagi masyarakat.

Kabupaten Majalengka yang memiliki potensi wisata berupa wisata alam,

wisata budaya/wisata sejarah, wisata minat khusus, agrowisata. Peluang besar

Page 170: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 152

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu meningkatkan

perekonomian masyarakat.

Upaya pemanfaatan potensi pengembangan pariwisata yang dapat dijadikan

agenda pembangunan pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 adalah :

(1) Pengembangan/pembangunan destinasi wisata daerah berskala regional;

(2) Fasilitasi pengembangan SDM dan manjemen pariwisata; (3) Fasilitasi promosi

pariwisata daerah.

9. Pengembangan Infrastruktur

Kegiatan perkonomian akan berjalan dengan baik jika didukung dengan

infrastruktur yang memadai dan berkualitas. Infrastruktur bagi kabupaten/kota yang

masih berkembang termasuk Kabupaten Majalengka, masih menjadi kendala bagi

kegiatan perekonomian daerah, terutama pada daerah-daerah yang terpencil.

Perekonomian perdesaan terkendala dengan terbatasnya sarana dan prasarana

infrastruktur sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa.

Khusus infrastruktur jalan di Kabupaten Majalengka digolongkan dalam

3 kelompok yakni; Jalan Nasional (25,985 km), Jalan Provinsi (122,929 km), dan

Jalan Kabupaten (715,600 km). Proporsi panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik

hingga tahun 2012 adalah 480,365 Km, 65,582 Km dalam kondisi sedang,

119,550 Km dalam kondisi rusak, dan 50,103 km dalam kondisi rusak berat.

Infrastruktur lainnya yang mendukung perekonomian, terutama sektor

pertanian, adalah ketersediaan pengairan di Kabupaten Majalengka yang dirasakan

belum optimal. Kekurangan air di sebagian besar wilayah selalu terjadi, terutama di

musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan dan gagal panen pada beberapa

komoditas pertanian. Hal ini disebabkan masih banyak saluran irigasi yang

mengalami rusak berat, sehingga pengaturan air tidak optimal yang berakibat

produksi pertanian pun tidak dapat ditingkatkan.

Selain itu, permasalahan pada bidang sumber daya alam dan lingkungan

adalah meningkatnya tingkat degradasi lingkungan. Hal ini terkait dengan pola

kehidupan masyarakat yang kurang arif dalam mengelola kawasan konservasi,

sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah hulu. Akibat

meningkatnya degradasi lingkungan ini, maka kuantitas resapan limpasan air

permukaan menjadi berkurang dan kandungan air tanahnya menurun, sehingga

daya tampung sungai yang mengalir ke hilir menjadi berkurang. Hal lain yang

Page 171: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 153

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 selama ini menjadi permasalahan dalam pengelolaan sumber daya alam di

Kabupaten Majalengka diantaranya adalah hilangnya fungsi konservasi kawasan

bantaran sungai, rusaknya perlindungan terhadap mata air, berkurangnya sumur-

sumur resapan dan masih sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan

perkotaan.

10. Kinerja dan Sinergitas Pemerintah Daerah

Fungsi pemerintahan pada setiap jenjang bertujuan untuk dapat melayani

seluruh kepentingan masyarakat dan publik yang beraneka ragam yang ada di

wilayahnya. Banyaknya komponen masyarakat dengan kepentingan yang beragam,

seringkali menimbulkan kesenjangan antara harapan masyarakat untuk mendapat

layanan dengan kemampuan birokrasi dalam memberikan pelayanan. Kemampuan

untuk memberikan layanan kepada publik ini, pada akhirnya akan menentukan

legitimasi pemerintahan. Oleh karena itu, setiap pemerintahan senantiasa

memprioritaskan upaya peningkatan pelayanan publik dalam upaya mensukseskan

program dan kegiatan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kunci utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah

tersedianya manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien. Sistem Pemerintahan

Daerah di Kabupaten Majalengka masih dirasakan belum mampu meningkatkan

kualitas manajemen pemerintahan, ini disebabkan antara lain:

a. Belum optimalnya kinerja aparatur pemerintah.

b. Belum sinergisnya program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD).

c. Masih kurangnya regulasi yang mendukung pelaksanaan pelayanan masyarakat

yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM).

d. Belum optimalnya pengelolaan keuangan dan pengawasan aparatur.

Mengingat hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan reformasi birokrasi

pemerintahan dalam rangka peningkatan pelayanan publik, melalui pengembangan

program yang diarahkan pada penataan ketatalaksanaan, sumberdaya aparatur,

efektivitas dan akuntabilitas.

11. Penguatan Peran Kecamatan

Otonomi daerah dalam rangka peningkatan dan pemberdayaan masyarakat

dalam pembangunan telah dilaksanakan pemerintah sejak tahun 1999 dengan

Page 172: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 154

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 diterbitkannya Undang-undang tentang Otonomi Daerah. Semangat yang muncul

dalam otonomi daerah adalah pembangunan dapat lebih efektif karena daerah secara

otonom dapat mengelola pembangunan sesuai dengan potensi daerahnya masing-

masing.

Pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 merespon dengan baik

otonomi daerah, terutama penguatan peran kecamatan, namun masih ada beberapa

permasalahan diantaranya kemampuan sumber daya manusia kecamatan masih

terbatas dan regulasi dari Pemerintah Kabupaten Majalengka terkait kewenangan

kecamatan yang masih dalam proses pemantapan.

Semangat Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk melimpahkan sebagian

wewenangnya pada kecamatan disambut dengan baik oleh seluruh stakeholder

kecamatan, yang merupakan kekuatan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten

Majalengka.

12. Pemberdayaan Masyarakat Yang Religius

Pada beberapa periode pemerintahan yang lalu dan pemerintahan saat ini,

budaya masyarakat di Kabupaten Majalengka yang religius senantiasa menjadi

motivasi dasar untuk menunjang suksesnya pembangunan daerah. Namun demikian,

dalam realitasnya semangat keberagamaan di masyarakat tersebut, masih

menunjukkan adanya beberapa kesenjangan. Pertama, kesenjangan antara nilai-nilai

ajaran agama dengan pemahaman para pemeluknya; Kedua, kesenjangan antara

pengetahuan agama dengan pengamalannya yang tercermin dalam sikap dan

perilaku. Ketiga, agama sebagai daya tangkal terhadap kecenderungan manusia

berperilaku menyimpang belum cukup optimal. Keempat, agama belum sepenuhnya

menjadi motivasi dasar dalam pembangunan daerah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang perlu adanya upaya pembangunan

untuk mengurangi kesenjangan keberagaman melalui berbagai program dan kegiatan

peningkatan kegiatan keagamaan dan pembangunan sarana prasarana ibadah di setiap

pusat kegiatan masyarakat; yang didukung dengan regulasi untuk mendorong

terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh kembangnya kehidupan beragama yang lebih

substansial.

Page 173: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 155

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 13. Otonomi Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem Pemerintahan NKRI. Pemerintah Desa merupakan pemerintah yang paling

dekat dengan masyarakat di tingkat yang paling bawah, sehingga pemerintah desa

memiliki peran dan posisi yang strategis dalam pelayanan publik dan pemberdayaan

masyarakat.

Cermin masyarakat desa yang kurang dapat bersaing dalam pembangunan,

lingkungan yang kurang tertata memposisikan desa sebagai sebuah beban dalam

pembangunan. Jarak dari ibu kota menjadikan desa sering kurang diperhatikan dalam

pembangunannya. Ditambah lagi dengan masih adanya desa tradisional yang masih

tertutup terhadap dunia luar, sehingga pembangunan desa kurang maksimal.

Reformasi telah terjadi pada tahun 2008 melihat desa sebagai salah satu

agenda pembangunan yang harus dilaksanakan. Ditetapkannya Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, memberikan ruang tersendiri bagi daerah untuk

mengembangkan desanya atau yang sering disebut dengan otonomi desa.

Ditetapkannya undang-undang tersebut hampir semua kabupaten/kota mulai

mereposisi desa sebagai agenda pembangunan.

Wilayah Kabupaten Majalengka yang didominasi desa yaitu sebanyak

330 desa, dibandingkan dengan jumlah kelurahannya yang hanya 13 kelurahan.

Kabupaten Majalengka menjadikan otonomi desa sebagai agenda penting

pembangunan 5 tahunan sebagaimana tercemin dalam misi ke 5 dalam RPJMD

Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018. Di alokasikannya ADD pada desa

merupakan salah satu bentuk otonomi desa yang dilakukan Kabupaten Majalengka.

Kapasitas sumber daya manusia yang masih terbatas dan kurang berkualitas

menjadi salah satu hambatan tersendiri dalam pelaksanaan otonomi desa di Kaupaten

Majalengka, selain itu juga Pemerintah Kabupaten Majalengka harus mulai

melakukan revisi atas perda tentang desa disesuaikan dengan Undang-undang

No. 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagai agenda utama dalam rangka mendudukung

kemajuan desa di Kabupaten Majalengka.

Page 174: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 156

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 14. Mitigasi, Adaptasi dan Antisipasi Perubahan Iklim

Pemanasan global (global warning) semakin dapat dirasakan, perubahan

iklim (climate change) sulit untuk dapat diprediksi, sering berubah tidak menentu.

Dampak dari iklim yang tidak menentu yaitu perubahan jadwal tanam, hama dan

penyakit, banjir, kekeringan, kerusakan produksi agro.

Peramalan cuaca, monitoring OPT, pengaturan jadwal tanam merupakan

upaya untuk mengantisipasi perubahan iklim. Penggunaan varietas tahan cuaca,

penyelenggaraan sekolah lapang iklim, adalah upaya adaptasi terhadap perubahan

iklim, sedangkan pembangunan infrastruktur, pemberian bantuan benih gagal panen,

pemberian alsin pompa bantuan kekeringan merupakan upaya mitigasi kerusakan

akibat iklim.

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah

Kabupaten Majalengka telah melaksanakan pembangunan di semua aspek

dan telah ditunjukkan pada beberapa aspek telah mencapai hasil yang diharapkan.

Namun demikian, masih terdapat permasalahan pembangunan di Kabupaten

Majalengka sebagaimana hasil evaluasi pembangunan yang menunjukkan

kesenjangan antara target dengan capaian pembangunan selama kurun waktu 2009-

2013. Kesenjangan tersebut dijadikan input masalah yang harus segera ditangani dan

sebagai agenda utama rencana pembangunan pada 5 (lima) tahun ke depan. Berikut

permasalahan pembangunan yang perlu diprioritaskan penanganannya antara lain:

I. Urusan Wajib

1. Bidang Pendidikan

Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya pemerataan kesempatan

pendidikan bagi seluruh masyarakat (aksesibilitas sekolah); (2) kurangnya mutu

pendidikan termasuk tenaga kependidikan (kualitas guru); (3) masih adanya kondisi

bangunan sekolah yang kurang baik (rendahnya sarana fisik); (4) kurang terpadunya

dan kurang efisiennya manajemen pendidikan (rendahnya relevansi pendidikan

dengan kebutuhan).

2. Bidang Kesehatan

Page 175: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 157

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya capaian Indeks

Kesehatan dibandingkan dengan capaian indeks kesehatan Provinsi Jawa Barat;

(2) masih belum signifikannya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB); (3) masih belum meratanya serta kurangnya tenaga medis dan

paramedis khususnya dokter spesialis; (4) masih rendahnya prilaku hidup bersih dan

sehat, status gizi dan kesehatan ibu serta kondisi kesehatan lingkungan ibu hamil;

(5) rendahnya penanganan tingkat pelayanan kesehatan dasar khusus untuk penduduk

miskin: (6) masih tingginya unmet need sehingga masih banyaknya Pasangan Usia

Subur (PUS) yang tidak ber-KB akan mempengaruhi terhadap kelahiran; (7) masih

rendahnya manajemen kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional di pelayanan kesehatan

dasar; (8) belum adanya Fasilitas Rumah Sakit berstatus Trauma Center dan

KIA/Obstreti–Ginekologi; (9) masih kurangnya tenaga dokter spesialis di rumah

sakit; (10) belum adanya Puskesmas Modern di kawasan Bandara Internasinal Jawa

Barat.

3. Bidang Pekerjaan Umum

Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya cakupan infrastruktur yang

memadai dan berkualitas terutama pada daerah-daerah yang terpencil; (2) masih

terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur sebagai penunjang aktivitas ekonomi

masyarakat desa; (3) masih adanya kondisi jalan kabupaten yang rusak berat;

(4) belum optimnalnya ketersediaan pengairan untuk pertanian;; (5) masih adanya

kekurangan air di sebagian besar wilayah terutama di musim kemarau yang

mengakibatkan kekeringan dan gagal panen pada beberapa komoditas pertanian;

(6) masih banyak saluran irigasi yang mengalami rusak berat.

4. Bidang Perumahan

Permasalahan utamanya adalah (1) rendahnya kualitas perumahan dari aspek

sanitasi; (2) masih banyaknya kondisi rumah tidak layak huni; (3) masih banyaknya

backlog penyediaan perumahan bagi masyarakat; (4) kurang lengkapnya penyediaan

fasilitasi umum dan fasilitas sosial dalam lingkungan perumahan.

5. Bidang Penataan Ruang

Permasalahan utamanya adalah (1) Belum ditetapkannya sebagai wilayah

kecamatan dalam dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); (2) Belum

ditetapkannya zonasi dalam rangka pemanfaatan ruang; (3) belum adanya regulasi

untuk menetapkan Rencana Induk (Masterplan) dari setiap kawasan; (4) Belum

Page 176: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 158

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 disusunnya penegasan ruang secara substansial untuk Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta

Pusat Pelayanan Lingkungan; (5) belum sinergisnya perencanaan kawasan strategis

terutama di wilayah rencana BIJB Kecamatan Kertajati.

6. Bidang Perencanaan Pembangunan

Permasalahan utama perencanaan pembangunan adalah (1) sinkronisasi

dokumen rencana pembangunan antar pusat dan daerah belum optimal; (2) kualitas

dan kuantitas sumberdaya perencanaan masih rendah.

7. Bidang Perhubungan

Permasalahan utamanya adalah (1) kurang optimalnya pengembangan

jaringan trayek; (2) kurang optimalnya peningkatan fungsi terminal; (3) belum

adanya pembangunan terminal terpadu khususnya dikaitkan dengan Masterplan

Kebandaraan; (3) masih kurangnya fasilitas keselamatan transportasi darat atau Lalu

Lintas Angkutan Jalan (LLAJ); (4) masih rendahnya uji kelaikan kendaran bermotor

bagi masyarakat;

8. Bidang Lingkungan Hidup

Permasalahan utamanya adalah (1) luas lahan kritis sudah semakin parah

termasuk kondisi lahan kritis; (2) Tingginya degradasi lahan di bagian hilir, erosi

dan bencana banjir; (3) hilangnya fungsi konservasi kawasan bantaran sungai;

(4) rusaknya perlindungan terhadap mata air; (5) berkurangnya sumur-sumur

resapan; (6) sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan perkotaan;

(7) seringnya perubahan jadwal tanam; (8) kurannya pengendalian hama dan

penyakit; (8) tingginya kerusakan produksi agro; (9) masih banyaknya pencemaran

air dan tanah pada daerah hulu; (10) kurangnya daya tampung sungai yang

mengalir ke hilir; (11) meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola

kehidupan masyarakat yang kurang arif dalam mengelola kawasan konservasi,

sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah hulu yang berakibat

berkurangnya kuantitas resapan limpasan air permukaan dan menurunnya kandungan

air tanah serta semakin banyaknya kejadian bencana dan bertambah luasnya potensi

bencana yang terjadi setiap tahunnya.

9. Bidang Pertanahan

Page 177: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 159

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Permasalahan utamanya adalah (1) banyaknya tanah belum bersertifikat;

(2) belum maksimalnya penyelesaian sengketa tanah yang merupakan asset

pemerintah daerah yang dikuasai oleh masyarakat dan pihak lain; (3) sulitnya

pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

10. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil

Permasalahan utamanya adalah (1) masih belum sempurnanya sistem

pendataan dan pengendalian data kependudukan; (2) masih tingginya tingkat

urbanisasi : (3) belum terintegrasinya data ketenagakerjaan, data penduduk miskin

dalam data kependudukan.

11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya partisipasi perempuan di

lembaga pemerintahan, Politik, Organisasi Bisnis dan Organisasi Masyarakat;

(2) masih adanya kekerasan dalam rumah tangga; (3) belum tuntasnya penanganan

pengaduan/laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya MOP dan masih

banyaknya unamet need; (2) masih perlunya peningkatan peserta KB yang

menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

13. Bidang Sosial

Parmasalahan utamanya dalah (1) ketidakberimbangan pesatnya

perkembangan suatu wilayah dengan kemampuan lokal (SDM, kebijakan daerah

yang belum mendukung, berkurangya modal sosial dan lain sebagainya); (2) masih

terbatasnya penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, wanita tuna susila dan

penyakit sosial lainnya; (3) masih tingginya penyandang PMKS ; (4) adanya

kenaikan penduduk yang menderita HIV/AIDS dan lain sebagainya.

14. Bidang Ketenagakerjaan

Permasalahan utamanya adalah (1) masih kecilnya laju penyerapan tenaga

kerja; (2) masih rendahnya kapasitas tenaga kerja atau minimnya kompetensi dan

keterampilan pencari kerja; (3) belum termapingnya ketenagakerjaan; (4) masih

rendahnya pemantauan dan perlindungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar

negeri.

15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Page 178: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 160

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya permodalan dan terbatasnya

akses pembiayaan; (2) masih kurangnya bimbingan manajemen usaha kecil dan

menengah: (3) masih sedikitnya fasilitas tata niaga produk UMKM; (4) masih

rendahnya peluang yang diberikan bagi koperasi untuk berkompetisi dalam

penyedian barang dan jasa; (5) masih kurangnya fasilitasi kerjasama KUMKM

dengan pelaku usaha yang berskala besar; (6) belum tersedianya ruang famer hasil

produksi UMKM; (6) kualitas produk UMKM yang masih dibawah standar nasional;

(7) masih rendahnya penerapan tekhnologi dan kurangnya inovasi produk UMKM.

16. Bidang Penanaman Modal

Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya promosi potensi

investasi daerah; (2) belumnya adanya insentif dan disentif investasi; (3) masih

kurangnya regulasi berkenaan dengan percepatan penanaman modal di daerah;

(4) masih rendahnya iklim investasi; (5) belum adanya kawasan industri terpadu;

(6) masih rendahnya pemanfatan bahan baku lokal dalam investasi; (7) masih

terbatasnya infrastuktur pendukung atas penanaman modal.

17. Bidang Kebudayaan

Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya frekuensi dan intensitas

penyelenggaraan festival seni dan budaya; (2) kurang terpromosikannya budaya

lokal; (3) belum adanya sarana prasarana pagelaran seni dan budaya yang

representatif; (4) kurangnya pemeliharaan benda, situs dan kawasan cagar budaya

yang dilestarikan; (5) kurangnya pelestarian kesenian tradisional khas daerah.

18. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga

Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya kepeloporan dan

kepemimpinan di lingkungan pemuda; (2) masih kurangnya penggerakan potensi-

potensi dan sumber daya kepemudaan dan olahraga yang ada di masyarakat;

(3) masih kurangnya kapasitas pemuda dalam peran serta pembangunan; (4) masih

sedikitnya jumlah sarana olah raga yang meliputi lapangan olah raga, dan

gelanggang olah raga.

19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya pemahaman kehidupan

berbangsa dan bernegara pada sebagian kelompok masyarakat; (2) masih terjadinya

fluktuasi partisipasi politik ; (3) masih kurangnya pembinaan ketahanan nasional dan

Page 179: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 161

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 bela negara kepada organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan dan organisasi

lembaga swadaya masyarakat

20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya kapasitas dan

akuntabilitas kinerja pemerintahan; (2) masih kurang kesesuaian penempatan dan

promosi dalam jabatan dengan kompetensi dan prestasi kerja; (3) pengembangan

pegawai belum sepenuhnya berdasarkan kebutuhan kompetensi; (4) penghasilan

pegawai belum memenuhi prinsip sistem merit; (5) masih terbatasnya kemampuan

sumber daya manusia kecamatan; (6) masih terbatas dan regulasi kewenangan

kecamatan; (7) belum terwujudnya kemandirian desa; (8) masih rendahnya kapasitas

pemerintahan desa; (9) masih belum terpenuhinya rasio jumlah polisi pamong praja;

(10) masih kecilnya rasio jumlah perlindungan masyarakat untuk per jumlah

10.000 penduduk; (11) masih rendahnya penegakan peraturan daerah; (12) belum

lancarnya pelaksanaan sistem informasi manajemen Pemerintah Daerah; (13) masih

rendahnya cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang

berkatagori baik; (14) belum mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

untuk pengelolaan keuangan daerah;

21. Bidang Ketahanan Pangan

Permasalahan utamanya adalah (1) beralih fungsinya lahan pertanian menjadi

kawasan industri dan pemukiman; (2) masih tingginya angka konsumsi beras per

kapita mencapai 89 kg/kapita/tahun sementara penduduk dunia hanya

60 kg/kapita/tahun; (3) cadangan pangan pemerintah Kabupaten Majalengka yang

masih kosong sementara target SPM 100 ton; (4) Pola Pangan Harapan (PPH) masih

rendah.

22. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya kapasitas sumber daya

aparatur pemerintah desa dalam mengelola administrasi baik tentang keuangan,

program dan kegiatan serta kegiatan lainnya; (2) masih kurang bimbingan, asistensi

dan supervisi dalam menumbuhkembangkan keswadayaan atau kemandirian

masyarakat.

23. Bidang Statistik

Page 180: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 162

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Permasalahan utamanya adalah (1) masih terdapat sumber/referensi data

pembangunan yang berbeda-beda dari SKPD dan BPS; (2) masih rendahnya akses

masyarakat terhadap data statistik.

24. Bidang Kearsipan

Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya manajemen kearsipan ;

(2) masih kurangnya sumber daya pengelola arsip pada setiap Organisasi Perangkat

Daerah (OPD); (3) masih kurangnya pembinaan penatakelolaan kearsipan pada

setiap Organisasi Perangkat Daerah dan Kecamatan.

25. Bidang Komunikasi dan Informatika

Permasalahan utamanya adalah (1) Minimnya infrastrtuktur dan SDM di

bidang layanan komunikasi dan informatika; (2) masih rendahnya pemanfaatan

IPTEK oleh masyarakat.

26. Bidang Perpustakaan

Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya sarana prasarana

perpustakaan terutama perpustakaan desa; (2) masih kurangnya sumber daya

pengelola perpustakaan; (3) masih rendah manajemen perpustakaan; (3) masih

rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan; (4) kurang lengkapnya referensi

sumber bacaan dan kepustakaan; (5) belum dilibatkannya perpustakaan daerah

pengembangan penelitian (research).

II. Urusan Pilihan

1. Bidang Pertanian

Permasalahan utama pembangunan bidang pertanian pada umumnya adalah :

(1) Penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian; (2) Terbatasnya

aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun

minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk; (3) Kelemahan dalam sistem

alih teknologi; (4) terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan;

(5) Masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani

tidak dapat menikmati harga yang lebih baik; (6) Semakin tingginya alih fungsi lahan

pertanian ke industri dan perumahan seiring dengan perkembangan Kabupaten

Majalengka menuju era industrialisasi; (7) masih kurang sinerginya pembangunan

pertanian di sektor on farm, of farm dan of farm hilir sehingga pembangunan

pertanian berbasis kawasan susah untuk di wujudkan; (8) Fluktuasi iklim yang tidak

Page 181: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 163

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 bisa diprediksi; (9) Fluktuasi harga akibat produk pertanian yang perishable;

(10) Kemampuan SDM petani masih rendah belum berorientasi bisnis.

2. Bidang Kehutanan

Permasalahan utama pembangunan kehutanan yang terjadi selama ini adalah :

(1) rendahnya angka rehabilitasi hutan dan lahan di bandingkan dengan jumlah lahan

kritis yang ada; (2) masih rendahnya peran serta masyarakat dalam perlindungan dan

konservasi alam; (3) tingginya erosivitas di Daerah Aliran Sungai; (4) belum adanya

varietas tanaman hutan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan waktu yang

relative cepat; (5) masih tingginya angka kemiskinan masyarakat di sekitar hutan;

(6) belum adanya penata batasan kawasan lindung Kabupaten Majalengka;

(7) Konflik penggunaan lahan.

3. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Permasalah utama dalam bidang Energi dan Sumber Daya Mineral adalah :

(1) pemanfaatan energi listrik yang hemat sebagai antisipasi masuknya berbagai

industri ke Kabupaten Majalengka; (2) masih belum terpenuhinya kebutuhan listrik

perdesaan; (3) masih rendahnya pengelolaan wilayah pertambangan yang ramah

lingkungan dan berkelanjutan.

4. Bidang Pariwisata

Permasalahan utama di bidang pariwisata adalah (1) belum optimalnya

penataan objek wisata sebagai sebuah destinasi ; (2) kurangnya integrasi objek wisata

dengan komponen pendukung lainnya: (3) belum adanya kerjasama antara

pemerintah daerah dengan pihak swata dalam pengembangan objek wisata;

(4) kurangnya promosi objek wisata; (5) kurang tersedianya infrastruktur pendukung

menuju objek wisata; (6) kurangnya manajemen pengelolaan kepariwisataan daerah.

5. Bidang Kelautan dan Perikanan

Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya pengetahuan, sikap dan

keterampil petani dalam budidaya perikanan; (2) masih rendahnya penggunaan

teknologi budidaya dan pasca panen perikanan; (3) masih tingginya harga pakan di

tingkat petani; (4) masih kurangnya akses petani terhadap permodalan; (5) masih

memakai sistem budidaya ikan secara tradisional; (6) kurang berfungsinya

kelembagaan yang bergerak di sektor perikanan; (7) belum adanya pengelolaan

perikanan yang teritegrasi antara sektor hulu dan hilir.

Page 182: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 164

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 6. Bidang Perdagangan

Permasalahan utamanya adalah (1) masih terbatasnya sarana

perdagangan/distribusi karena fasilitas pasar baik pasar pemda maupun pasar desa

kondisinya kurang memadai; (2) kebijakan yang mengatur mata rantai dari hulu ke

hilir tidak jelas; (3) kurang memadainya kualitas SDM; (4) pengawasan bidang

ekspor masih lemah.

7. Bidang Perindustrian

Permasalahan utamanya adalah (1) belum tersedianya kawasan industri;

(2) pemanfaatan bahan baku lokal yang masih rendah; (3) aksesibilitas permodalan

yang terbatas; (4) inovasi produk masih rendah; (5) penguasaan teknologi yang

masih rendah; (6) masih relatif rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM);

(7) belum tersedianya/terfasilitasinya ruang pamer hasil produksi; (8) aksesibilitas

perbankan masih rendah untuk mendukung industri kecil; (9) kualitas produk belum

memenuhi standar.

8. Bidang Ketransmigrasian

Permasalahan utama Bidang ketransmigrasian adalah (1) kurangnya motivasi

masyarakat untuk mengikuti transmigrasi; (2) rendahnya minat masyarakat untuk

ikut program transmigrasi.

2.4. Isu Strategis Eksternal 2.4.1. Isu Strategis Nasional

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau

belum dapat diselesaikan pada tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka

panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara

bertahap. Terdapat 42 isu strategis yang menjadi fokus dalam skala nasional pada

Tahun 2014, yaitu : (1) Isu kategori pemantapan perekonomian nasional, yaitu

konektivitas mendorong pertumbuhan, perkuatan kelembagaan hubungan industrial,

peningkatan kemampuan Iptek, pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan

produksi jagung, kedelai dan gula, diversifikasi pemanfaatan energi dan percepatan

pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat; (2) Isu kategori peningkatan

kesejahteraan rakyat, yaitu: pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, penurunan angka

kematian ibu dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi layak, perluasan

program keluarga harapan, pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan

Page 183: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 165

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 (MP3KI), mitigasi bencana; (3) Isu kategori pemeliharaan stabilitas sosial dan

politik, yaitu : percepatan pembangunan Minimum Essential Force, pemantapan

keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme, pelaksanaan Pemilu 2014;

(4) Isu prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola, yaitu : pemerintahan yang bersih

dan bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi; (5) Isu prioritas pendidikan, yaitu : peningkatan akses

pendidikan dasar dari keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi ruang kelas (RK)

rusak, pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014, pelaksanaan pendidikan

menengah universal; (6) Isu kategori prioritas kesehatan, yaitu penurunan dan

pencegahan penyakit (HIV AIDS dan Malaria), peningkatan akses dan kualitas

pelayanan KB yang merata; (7) Isu kategori prioritas ketahanan pangan, yaitu :

kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan produksi perikanan; (8) Isu kategori

prioritas infrastruktur, yaitu : penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang

peningkatan kesejahteraan, penyediaan infrastruktur yang mengurangi kesenjangan

antar wilayah, penyediaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan

energi; (9) Isu kategori prioritas iklim investasi dan iklim usaha, yaitu : sistem

logistik nasional, pengembangan fasilitas pendukung KEK yang telah ditetapkan dan

penetapan KEK Baru; (10) Isu kategori prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi

minyak dan gas bumi, peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; (11) Isu kategori prioritas lingkungan hidup

dan pengelolaan bencana, yaitu : pengendalian perubahan iklim, peningkatan kualitas

lingkungan; (12) Isu kategori prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca

konflik, yaitu : pembangunan daerah tertinggal, penguatan diplomasi dan

pembangunan infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom Immigration Quarantine

Security (CIQS) kawasan perbatasan; (13) Isu kategori prioritas lainnya bidang

politik, hukum dan keamanan, yaitu : pembinaan pemasyarakatan; 14) Isu kategori

prioritas lainnya bidang perekonomian, yaitu : akselerasi industrialisasi dengan

sasaran pertumbuhan industri non-migas, peningkatan pemahaman dan kesiapan

indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015; (15) Isu

kategori prioritas lainnya bidang kesejahteraan rakyat, yaitu : peningkatan kerukunan

beragama, peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan

internasional.

Page 184: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 166

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Isu strategis nasional tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap

beberapa rencana pembangunan pemerintah pusat yang dilaksanakan di wilayah

Kabupaten Majalengka antara lain sebagai berikut :

1. Posisi Strategis Majalengka Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Dalam rangka pemetaan dan pengembangan pembangunan nasional yang

bersinergis, pemerintah pusat melakukan pemetaan dan penetapan Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung,

Semarang dan Cirebon sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional berbasis jasa

perdagangan dan industri.

Posisi Kabupaten Majalengka yang merupakan perlintasan antara Jawa Barat

(Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbangkertosusila, menjadi

keuntungan sendiri dalam memanfaatkan pengaruh investasi yang mungkin menjalar

ke Kabupaten Majalengka.

2. Pembangunan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cikapa)

Pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan Jalan Tol Cikopo-

Palimanan sebagai kelanjutan pembangunan Jalan Tol Kanci, dimaksudkan sebagai

alternatif pemecahan masalah transportasi akibat semakin beratnya beban lalu lintas

kendaraan yang melewati Jalur Pantai Utara yang akan menuju Jawa Tengah dan

Jawa Timur.

Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini akan melewati Kabupaten

Majalengka dengan 2 (dua) interchange utama yaitu pada ruas Jalan Provinsi

(Kadipaten-Jatitujuh) dan ruas Jalan Kabupaten (Bongas- Bantarwaru), dan sekaligus

akan membuka akses pada kawasan rencana Bandara Internasional Jawa Barat di

Kertajati.

3. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Kertajati) Pemerintah akan membangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan

(Kertajati). Rencana jalan tol ini dimaksudkan untuk mempercepat akses dari

Kawasan BIJB menuju ibu kota provinsi, dan juga untuk mengurangi beban lalu

lintas jalan negara (Kadipaten-Sumedang-Bandung) yang saat ini kondisi jalurnya

rentan terhadap bencana longsor.

4. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional di Cirebon

Page 185: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 167

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Peningkatan Pelabuhan Laut Cirebon dimaksudkan untuk mendukung

kegiatan ekonomi dan industri di Jawa Barat yang cukup pesat, mendorong

keseimbangan akselerasi pembangunan wilayah Jawa Barat, mendukung sektor

transportasi nasional dan sebagai penyangga kegiatan Pelabuhan Tanjung Priuk.

Keuntungan yang akan diperoleh Kabupaten Majalengka dengan

berkembangnya kegiatan Pelabuhan Cirebon yaitu akan terpacunya pertumbuhan

kegiatan sosial ekonomi dan industri. Hasil komoditas unggulan di Kabupaten

Majalengka akan lebih mudah untuk dipasarkan ke luar pulau bahkan ke luar negeri.

Juga dengan adanya kegiatan pelabuhan yang memberikan akses kemudahan

transportasi akan mendukung pertumbuhan industri karena di Kabupaten Majalengka

memiliki potensi lahan, tenaga kerja yang banyak dan berkualitas serta sumber daya

alam yang cukup.

2.4.2. Isu Strategis Regional

Pada Tahun 2014 Provinsi Jawa Barat mengangkat 17 isu strategis

pembangunan daerah, sebagai berikut : 1) Aksesibilitas dan kualitas pendidikan,

kepemudaan serta kualitas kesehatan; 2) Dukungan penyelenggaraan Pekan Olahraga

Provinsi Tahun 2014 dan Pekan Olahraga Nasional Tahun 2016 serta sarana

prasarana olahraga kabupaten/kota; 3) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya;

4) Pengangguran, ketenagakerjaan dan pengurangan kemiskinan; 5) Kualitas

perekonomian, daya beli masyarakat dan Ketahanan Pangan; 6) Kualitas demokrasi

dan Pemilu nasional tahun 2014; 7) Efektivitas tata kelola Pemerintahan daerah;

8) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat; 9) Perlindungan hukum dan

Hak Asasi Manusia (HAM); 10) Pengelolaan aset daerah; 11) Penegakan dan

harmonisasi produk hukum, 12) Cakupan pelayanan infrastruktur dan permukiman

serta pelibatan komunitas; 13) Ketahanan energi dan kualitas air baku; 14) Lahan

kritis dan kualitas lingkungan hidup; 15) Bencana alam dan perubahan iklim;

16) Kualitas Pemerintahan Desa dan infrastruktur perdesaan; 17) Pelestarian budaya,

sarana seni dan budaya, serta destinasi wisata.

Isu strategis provinsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rencana-

rencana pembangunan pemerintah provinsi yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten

Majalengka, yaitu :

1. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aero City.

Page 186: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 168

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aero

City di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, sesuai dengan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010, di lokasi dengan peringkat

tertinggi yaitu di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Pada Tahun 2005, isu

Jawa Barat tersebut dikukuhkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan R.I Nomor

KM 34 Tahun 2005 tentang Penetapan lokasi pembangunan BIJB di Kabupaten

Majalengka.

Pada Tahun 2012 telah dibebaskan lahan untuk Bandara seluas 718,5 Ha,

pada tahun 2013 direncanakan akan dibebaskan lahan seluas 251,5 Ha, pada tahun

2014 sisa lahan yang perlu dibebaskan seluas 830 Ha. Pada awal tahun 2013 sedang

dilaksanakan proses lelang, dan direncanakan pembangunan run way sepanjang

2.500 M akan dimulai pada bulan Juni 2013. Hal ini berdampak pada masalah sosial

ekonomi masyarakat, yang perlu segera ditangani secara komprehensif.

2. Relokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

Dalam perkembangan selanjutnya, Departemen Perindustrian Republik

Indonesia juga telah membuat perencanaan suatu Kawasan Industri Terpadu dalam

bidang tekstil, yang diperuntukkan sebagai pengalihan kawasan industri yang ada di

wilayah Bandung Timur, yang keberadaannya saat ini telah mengalami kejenuhan.

Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mengikuti struktur pohon

industrinya, mulai dari perkembangan (industri serat) ke intermediate (industri

staple dan filamen, tenun dan rajut), hingga hilir (industri pakaian jadi dan barang

jadi tekstil termasuk karpet). Struktur industri TPT telah berkembang, baik secara

vertikal maupun horizontal, sehingga dapat menarik dan akan terkait dengan

sektor-sektor ekonomi lainnya. Perencanaan ini, telah sesuai dengan RTRW

Kabupaten Majalengka 2011–2031, dalam rencana struktur ruang wilayah PKL

(Pusat Kegiatan Lokal) Kertajati memiliki fungsi pelayanan sebagai kawasan

komersial dan jasa, kawasan industry terpadu, akawasan BIJB, pengembangan

kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian yang meliputi Kecamatan Kertajati,

Jatitujuh dan Ligung. Oleh karena itu perencanaan kawasan industri pada kawasan

sekitar BIJB perlu didukung dan ditindaklanjuti.

Sebagai upaya dukungan terhadap rencana pengembangan industri TPT di

Kecamatan Kertajati, Pemerintah Kabupaten Majalengka mengeluarkan Surat Bupati

Majalengka Nomor : 534/4033/Dalprog tanggal 30 Nopember 2006, perihal Rencana

Page 187: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 169

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Penetapan Lokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten

Majalengka.

3. Pembangunan Waduk Jatigede

Pembangunan Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, akan

berpengaruh besar terhadap kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti : Kabupaten

Indramayu, Cirebon dan Majalengka. Pengaruh pembangunan Waduk Jatigede

terhadap wilayah sekitarnya antara lain meliputi aspek sosial ekonomi, sosial budaya

dan biogeofisik. Pengaruh terhadap Kabupaten Majalengka antara lain pada aspek

biogeofisik yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas sumber daya air serta

perluasan prasarana fisik sungai dan irigasi. Sedangkan pengaruhnya terhadap aspek

sosial ekonomi secara langsung adalah meningkatnya kegiatan perekonomian yang

memanfaatkan sumber daya air untuk pertanian dan perikanan.

4. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Rancaekek - Jatinangor - Tanjungsari - Kertajati - Kadipaten - Cirebon

Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam membangun perekonomian

yang kuat di daerah-daerah, dibuktikan dengan banyaknya rencana pembangunan

infrastruktur transportasi di daerah. Salah satunya dengan adanya rencana

pembangunan rel kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten Majalengka.

Dalam rangka mendukung rencana sistem transportasi Kabupaten Majalengka

seiring dengan akan hadirnya bandara internasional Jawa Barat, maka pembangunan

jaringan kereta api akan mengisi dan melengkapi kebutuhan sistem transportasi di

Kabupaten Majalengka. Berfungsinya kembali jaringan kereta api di Kabupaten

Majalengka diharapkan akan memudahkan proses pergerakan barang dan jasa

sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi yang dapat meningkatkan

perekonomian Kabupaten Majalengka. Rencana pembangunan jaringan kereta api

baru (Bandung-Cirebon) dengan jalur Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Kertajati-

Kadipaten-Cirebon akan mendukung keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat

yang ada di Kabupaten Majalengka.

Keberadaan jaringan kereta api dan pelayanannya akan melengkapi pelayanan

terhadap penumpang, terutama untuk mempermudah akses menuju Bandara

Internasional Jawa Barat serta sebagai alternatif saranatransportasi regional yang

menghubungkan Majalengka – Cirebon, Majalengka – Bandung, Indramayu –

Majalengka – Sumedang – Bandung. Majalengka – Sumedang – Bandung.

Page 188: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 170

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Pembangunan Infrastruktur transportasi Kereta Api yang melintasi kawasan

Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memacu kegiatan perekonomian terutama

dalam hal distribusi hasil-hasil produksi dan mobilitas penduduk yang ada di

Kabupaten Majalengka.

2.4.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Majalengka

Isu strategis pembangunan Kabupaten Majalengka merupakan permasalahan

yang berkaitan engan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima

tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi berkelanjutan

pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Memperhatikan

Isu strategis nasional, regional dan permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi

oleh Kabuaten Majalengka, adapaun isu strategis pembangunan Kabupaten

Majalengka adalah sebagai berikut :

1. Perwujudan Pendidikan gratis dalam rangka penuntasan pendidikan dua belas

tahun (Pendidikan Universal).

Kebijakan otonomi satuan pendidikan dilandasi bahwa sekolah sebagai lembaga

profesional yang bertanggung jawab terhadap klien yang diwakili oleh komite

sekolah dan dewan pendidikan. Fungsi pemerintah adalah fasilitator untuk

mendorong sekolah agar berkembang menjadi lembaga otonomi yang

profesional sehingga mutu pelayanan pendidikan memberikan kepuasan

terhadap masyarakat.

2. Peningkatan Tatakelola Pemerintahan yang baik (good governance).

Merupakan suatu kebutuhan dan harapan dalam pelaksanaan Reformasi

Birokrasi yaitu terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP); terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat

dengan predikat Sangat Baik; Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja

Pemerintah Kabupaten Majalengka minimal memperolah katagori “CC”.

3. Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah BIJB dan

kawasan industri;

4. Relokasi dan pengembangan sarana kesehatan pelayanan dasar (Puskesmas

Sukamulya) di sekitar kawasan BIJB dan revitalisasi Puskesmas di sekitar

kawasan industri yang akan dikembangkan sebagai Puskesmas modern;

Page 189: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 171

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 5. Pengembangan RSUD Cideres menjadi pusat rujukan dengan keunggulan

trauma center dan peningkatan menjadi kelas B;

6. Pengembangan RSUD Majalengka yang memiliki keunggulan dalam pelayanan

KIA/obstretri-ginekologi dan pelayanan pengobatan penyakit infeksi;

7. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;

8. Ketahanan pangan;

9. Penanggulangan bencana dan antisipasi perubahan iklim;

10. Pembentukan Lahan sawah berkelanjutan;

11. Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat Green

provice;

12. Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak;

13. Bioteknologi pertanian;

14. Pembangunan waduk kadu malik dan pasir kuda;

15. Pembangunan kawasan Agropolitan/Minapolitan dan Agroforesty;

16. Konflik penggunaan lahan untuk perkebunan, peternakan dan kehutanan;

17. Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan yang

aman, sehat, utuh dan halal;

18. Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan bagi produk

pertanian, perkebunan dan peternakan;

19. Pengendalian pemulihan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar

hutan.

Page 190: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 172

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Page 191: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Kerangka kebijakan kinerja ekonomi daerah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan kerangka kebijakan perkonomian regional dan nasional, oleh

sebab itu penentuan arah kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Majalengka tetap

harus memperhatikan arah kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang

dalam RKPD Provinsi dan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam RKP. Selain itu

juga, kebijakan-kebijakan ekonomi yang disusun pada RKPD Tahun 2015 harus

diarahkan pada pencapaian Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati pada tahun

2015 dan pemecahan atas permasalahan serta isu-isu strategis Kabupaten

Majalengka. Hal ini ditujukan agar adanya konsistensi terhadap proses pencapaian

tujuan pemerintah daerah yang tertuang dalam RPJMD yang dijabarkan dalam

rencana kerja tahunan pemerintah daerah yang tertuang dalam RKPD.

Kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Majalengka tahun 2015 diarahkan

pada akselerasi atau percepatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai upaya

pembangunan yang melibatkan masyarakat dan dunia usaha serta memanfaatkan

program pembangunan yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi. Untuk itu

kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Majalengka tahun 2015 disusun bersinergi

dengan arah kebijakan ekonomi nasional dan provinsi.

Sehubungan dengan berakhirnya periode RPJMN Tahun 2010-2014 maka,

kebijakan ekonomi nasional tahun 2015-2019 mengacu kepada Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang merupakan

tahapan ketiga RPJPN dengan fokus membangun keunggulan kompetitif, SDM, dan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kebijkanan ekonomi nasional tahun

2015 diproyeksikan masih terfokus pada peningkatan ketahanan pangan, diantaranya

yaitu :

1. Pencapaian surplus beras 10 juta ton per tahun;

2. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan penanganan daerah rawan

pangan;

3. Peningkatan produksi ternak dalam rangka mendukung swasembada daging.

Page 192: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Sedangkan pemerintah Provinsi Jawa Barat pada RPJMD

2013-2018 memfokuskan kebijakan ekonominya pada 2 (dua) Common Goals yaitu :

1. Meningkatkan Ekonomi Pertanian dengan sasaran sebanyak 5 (lima) sasaran

yaitu :

a. Meningkatnya produksi benih/bibit Jawa Barat;

b. Mengembangkan produk pertanian Jawa Barat;

c. Terwujudnya pengelolaan luas lahan pertanian berkelanjutan dan

pengendalian stok pangan serta keanekaragaman bahan pangan pada sentra

produksi;

d. Terkendalinya tingkat kerawanan pangan dan kecukupan gizi masyarakat;

e. Meningkatnya dukungan infra struktur di sentra produksi pangan.

2. Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian dengan sasaran sebanyak 5 (lima)

sasaran yaitu :

a. Meningkatnya perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan

peningkatan kemampuan tenaga kerja;

b. Meningkatnya perbaikan iklim usaha yang kondusif untuk

mempertahankan dan menumbuhkan investasi;

c. Meningkatnya peran kelembagaan keuangan perbankan dan non perbankan

dalam memacu pertumbuhan ekonomi Jawa Barat;

d. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas unggulan daerah yang

bernilai tambah dan berdaya saing;

e. Meningkatnya industri kreatif dan penumbuhan wirausahawan muda kreatif.

Kebijakan ekonomi Kabupaten Majalengka tahun 2015 difokuskan pada

upaya penyelesaian isu-isu strategis yang meliputi :

1. Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah BIJB dan

kawasan industri;

2. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;

3. Ketahanan pangan;

4. Optimalisasi lahan sawah berkelanjutan;

5. Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat Green

Provice;

6. Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak;

Page 193: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 3

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 7. Bioteknologi pertanian;

8. Pembangunan waduk kadu malik dan pasir kuda;

9. Pembangunan kawasan Agropolitan/Minapolitan dan Agroforesty;

10. Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan yang

aman, sehat, utuh dan halal;

11. Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan bagi produk

pertanian, perkebunan dan peternakan.

Strategi pembangunan ekonomi Kabupaten Majalengka diarahkan pada upaya

memacu peningkatan kemajuan perekonomian masyarakat melalui pendekatan

ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya alam serta

unggulan daerah yang dimiliki. Selain itu juga menyikapi dan memanfaatkan rencana

pembangunan infrastruktur strategis berskala nasional dan regional yang akan

dibangun di Kabupaten Majalengka.

Sektor pertanian yang masih menjadi salah satu penggerak ekonomi rakyat,

sesuai dengan misi yang diemban lebih difokuskan pada konsep pertanian yang

berbasis agribisnis dengan menerapkan tekonologi tepat guna dan inovasi dalam

kawasan-kawasan sentra produksi yang dipadukan dengan penciptaan agrowisata

yang diharapkan mampu mendongkrak pendapatan petani yang merupakan mayoritas

kemiskinan di Kabupaten Majalengka. Peningkatan keberdayaan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) diarahkan pada penumbuhan klaster-klaster dan

pengembangan agroindustri, sangat potensial dapat meningkatkan perekonomian

rakyat Kabupaten Majalengka, khususnya di perdesaan.

Merespon isu nasional dan regional yang akan mempengaruhi perekonomian

Kabupaten Majalengka dengan adanya pembangunan BIJB, jalan Tol Cisumdawu,

dan Tol Cikapa, maka pembangunan daerah juga difokuskan pada upaya peningkatan

investasi, industri, perdagangan, jasa dan pariwisata di Kabupaten Majalengka.

Pengaruh besar investasi, industri, perdagangan, jasa dan pariwisata diharapkan

menimbulkan multiplayer efek yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Oleh karena

itu, diperlukan pula dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

handal untuk ikut serta dalam mengisi pembangunan.

Arah kebijakan ekonomi tersebut menjadi dasar dalam memecahkan isu

strategis dan masalah yang mendesak dalam pembangunan daerah serta menjadi

dasar perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan

Page 194: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 4

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 dilaksanakan pada tahun 2015. Melalui kebijakan tersebut di atas, diharapkan hasil-

hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Majalengka.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 Keberhasilan Indonesia dalam melewati krisis ekonomi global telah

membawa kemajuan bagi kesejahteraan masyarakat, tidak saja dalam meningkatkan

pendapatan perkapita, namun juga perbaikan berbagai indikator sosial ekonomi

lainnya termasuk Indeks Pembangunan Manusia.

Indonesia saat ini memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian

global, menempati urutan ke-10 besar negara di dunia, namun tantangan ke depan

pembangunan ekonomi tidaklah mudah untuk diselesaikan, dinamika ekonomi

domestik dan global mengharuskan selalu siap terhadap perubahan.

Perekonomian Indonesia dalam jangka menengah diperkirakan akan tetap

bergerak dalam lintasan pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun diiringi dengan

tetap terkendalinya laju inflasi. Permintaan domestik diperkirakan akan tetap menjadi

kekuatan utama pertumbuhan ekonomi, sementara itu, kinerja ekspor juga akan

kembali mengalami penguatan sejalan dengan mulai bangkitnya perekonomian

global.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 masih cukup tinggi,

didukung oleh permintaan domestik yang masih kuat, yaitu mencapai 6,23%. Kinerja

perekonomian Indonesia pada tahun 2012 masih cukup kuat yang didukung stabilitas

makro dan sistem keuangan serta kinerja ekspor yang tetap terjaga.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan tahun

2013 masih mencatat surplus yang cukup besar meski mendapat tekanan pada

transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar

keuangan dan ekonomi global. Berkenaan dengan sisi harga, tahun 2013 diwarnai

oleh inflasi yang menurun. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan

Desember 2013 tercatat sebesar 0,54% atau 4,30% (y-o-y). Rendahnya laju inflasi ini

dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat, yang juga didukung

terjaganya kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta terjaganya

stabilitas harga barang-barang strategis.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 akan tetap berdaya tahan (resilient)

dalam menghadapi tantangan global, diperkirakan akan tumbuh 6,8%. Tahun 2015

Page 195: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 5

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 seiring dengan membaiknya ekonomi global, dengan laju inflasi diperkirakan 4,9%.

Diharapkan didukung dengan peningkatan konsumsi masyarakat, peningkatan iklim

investasi, peningkatan pertumbuhan ekspor non migas, penambahan kesempatan

kerja dan pengurangan tingkat pengangguran terbuka.

Berdasarkan kondisi tersebut kebijakan perekonomian Indonesia diarahkan

untuk tetap menjaga ukuran pasar dan daya beli masyarakat, karena untuk jangka

menengah hanya kekuatan permintaan domestik yang mampu diimbangi oleh sisi

produksi yang memungkinkan perekonomian mencapai pertumbuhan yang tinggi

tanpa harus mengorbankan stabilitas harga.

Untuk mendorong sektor riil agar bergerak lebih cepat dan berdaya tahan

tinggi, perbaikan iklim investasi merupakan faktor yang sangat penting. Ketersediaan

infrastruktur dan kualitas institusi yang memadai merupakan bagian penting dari

terciptanya iklim investasi yang kondusif. Infrastruktur yang baik akan menjamin

kelancaran arus barang modal dan input guna terciptanya proses produksi yang

lancar dan fleksibel dalam merespon pasar serta menjamin kelancaran distribusi

barang komoditas maupun hasil industri.

Strategi pemerintah dalam pembangunan ekonomi masyarakat diarahkan

pada : 1) Pro-Poor : Revitalisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk

penanggulangan kemiskinan; 2) Pro-job : Pembenahan sektor riil untuk mampu

menyerap pertumbuhan angkatan kerja baru; 3) Pro-Growth : Pertumbuhan ekonomi

melalui investasi dan ekspor; 4) Pro-Environment : Pembangunan yang ramah

lingkungan.

Kabupaten Majalengka adalah kabupaten yang dikaruniai sumber daya alam

yang berlimpah, penduduk yang produktif, serta berada pada posisi strategis

pembangunan ekonomi di bagian Timur Provinsi Jawa Barat. Namun demikian

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Majalengka belum mencapai tingkat

pertumbuhan yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan.

Mempertimbangkan berbagai potensi unggulan yang dimiliki dan tantangan

pembangunan yang dihadapi baik regional, nasional maupun global yang sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka, maka

diperlukan transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan ekonomi.

Perwujudan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia tidak saja melalui

Page 196: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 6

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 peningkatan daya beli semata tetapi harus serta dengan membaiknya pemerataan dan

kualitas hidup seluruh masyarakat.

Struktur perekonomian Kabupaten Majalengka secara umum didominasi oleh

sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor perindustrian. Dominasi sektor

pertanian menunjukkan bahwa sumber mata pencaharian utama masyarakat

Kabupaten Majalengka adalah sektor pertanian. Pada tahun 2012 kontribusi sektor

pertanian terhadap PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp. 1,274 triliun. Pada

tahun 2012 kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Majalengka adalah sektor

pertanian ditunjang oleh produksi tanaman bahan makanan yang mencapai

Rp. 1,058 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran diproyeksikan mencapai

Rp. 1,048 triliun, sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai

Rp. 817,28 miliar dan sektor jasa-jasa diproyeksikan mencapai Rp. 641,93 miliar.

Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012 (Jutaan Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

No S e k t o r Jumlah (Rp)

2010 2011 2012

1. Pertanian 1.205.945,49 1.233.234,80 1.274.278,82 a. Tanaman bahan makanan 1.017.144,74 1.033.284,65 1.058.776 b. Tanaman Perkebunan 41.462,61 43.158,91 46.324,15 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 114.058,37 121.358,10 131.310,51 d. Kehutanan 6.261,07 6.644,24 7.017,40 e. Perikanan 27.018,71 28.788,90 30.850,59 2. Pertambangan dan Penggalian 173.295,46 181.028,12 188.075,13 3. Industri Pengolahan 751.381,24 782.437,81 817.284,31 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 31.326,90 33.689,87 36.332,94 5. Bangunan 214.226,78 232.753,75 253.376,89 6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 913.194,72 981.378,27 1.048.992,33

7. Pengangkutan dan Komunikasi 287.521,17 302.629,33 313.412,99 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 252.674,74 266.920,61 281.677,01

9. Jasa-jasa 598.318,62 620.920,61 641.934,19 Jumlah 4.427.885,12 4.634.804,39 4.855.364,56

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka tahun 2015 dalam

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 diproyeksikan mencapai

Rp. 4,527 triliun dengan tingkat LPE 5,10%. Angka ini lebih tinggi dari capaian

tahun 2014 yang mencapai Rp. 4,267 triliun dengan tingkat LPE 4,90 %. Sesuai

dengan RPJMD Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018, untuk capaian PDRB

Page 197: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 7

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 ADH Konstan tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp. 4,527 triliun dengan tingkat

LPE 5,10%.

Realisasi Investasi di Kabupaten Majalengka meningkat cukup signifikan

pada 5 tahun terakhir, yaitu dari Rp.191,937 miliar pada tahun 2009, mejadi

Rp.424,943 miliar pada tahun 2012. Begitu pula jumlah pelaku usaha yang

melakukan investasi meningkat dari 1.252 unit pada tahun 2009, menjadi 1.378 unit

pada tahun 2012. Peningkatan juga terjadai pada jumlah pelaku usaha mikro, kecil

dan menengah Kabupaten Majalengka sebanyak 23.187 orang, dengan klarifikasi

pelaku usaha yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan jasa sebanyak

13.724 orang sedangkan yang bergerak pada bidang usaha industri kecil dan

menengah sebanyak 9.463 orang, dengan menyerap tenaga kerja secara keseluruhan

sebanyak 89.879 orang.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan Tahun 2015 Dengan dibukanya kerja sama ekonomi Asean yang dikenal dengan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, pembangunan ekonomi di Kabupaten

Majalengka secara langsung atau tidak langsung akan dihadapkan pada sejumlah

tantangan akibat pengaruh dari dinamika internal maupun lingkungan strategis

ekonomi global yang terjadi. Beragam tantangan perlu disikapi secara komprehensif

dengan langkah-langkah yang lebih nyata.

Analisis tantangan dan prospek yang ada sangat penting dan dibutuhkan

untuk mengetahui posisi kekuatan dan masalah yang akan dihadapi ke depan.

Tantangan dan prospek perekonomian daerah bisa berasal dari variabel ekonomi

maupun variabel non ekonomi, ditentukan oleh lingkungan internal maupun

eksternal. Variabel-variabel internal disajikan pada tabel 3.2. berikut ini.

Page 198: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 8

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Tabel 3.2.

Variabel Internal Yang Mempengaruhi Prospek Ekonomi Daerah

NO. JENIS VARIABEL

SIFAT KEKUATAN KELEMAHAN

1. EKONOMI 1. Memiliki jumlah penduduk yang dapat berperan sebagai produsen sekaligus pasar potensial, sebagian besar berusaha di bidang pertanian.

2. Memiliki sumber daya alam yang melimpah dan keunggulan komparatif serta belum teroptimalkan

3. Memiliki posisi strategis sebagai pusat pengembangan wilayah provinsi jawa barat di bagian timur yang menciptakan kawasan cepat tumbuh.

4. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi daerah.

1. Rendahnya produktivitas pertanian

2. Kurangnya penanganan pasca panen produk pertanian

3. Belum optimalnya peran sektor UMKM dalam pembangunan ekonomi daerah

4. Belum terbentuknya klaster-klaster agroindustri

5. Belum optimalnya peran kelembagaan ekonomi rakyat

6. Belum optimalnya keterpaduan promosi investasi antar OPD

7. Rendahnya pengembangan potensi wisata daerah

8. Belum optimalnya jaringan infrastruktur jalan penghubung antara pusat pertumbuhan dan hinterlandnya

9. Kurangnya akses permodalan dan informasi pasar.

2. NON

EKONOMI

1. Kondusivitas situasi sosial, politik dan keamanan ketertiban masyarakat

2. Political Will pemerintah melakukan reformasi birokrasi

1. Rendahnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat

2. Rendahnya tingkat keterampilan angkatan kerja

3. Belum optimalnya kualitas SDM aparatur.

4. Peningkatan regulasi pembangunan stagnasi

Page 199: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 9

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Selanjutnya, variabel-variabel eksternal yang diperkirakan akan

berpengaruh terhadap pergerakan indikator-indikator ekonomi daerah adalah

sebagaimana disajikan dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3. Variabel Eksternal Yang Mempengaruhi Prospek Ekonomi Daerah

NO. JENIS VARIABEL

SIFAT PELUANG TANTANGAN

1. Ekonomi 1. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia

2. Akselerasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat, Tol Cisumdawu dan Tol Cikapa

3. Adanya rencana relokasi industri TPT

4. Dimulainya tahapan pembangunan koridor Bandung-Cirebon

5. Dimulainya tahapan pembangunan Metropolitan Cirebon Raya

1. Tingginya alih fungsi lahan, degradasi lahan dan levelling off lahan pertanian.

2. Iklim yang tidak dapat diprediksi

3. Dikuranginya subsidi BBM

4. Semakin ketatnya persaingan global

5. Diberlakukannya Pasar Tunggal ASEAN (AEC)

6. Rencana pembangunan kawasan industri dan pembangunan strategis lainnya di Kabupaten tetangga

7. Belum optimalnya pertumbuhan sektor riil

2. Non Ekonomi Adanya kebijakan tata ruang nasional yang menetapkan Kadipaten sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Jawa Barat dan Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

1. Belum adanya sinkronisasi, integrasi dan koordinasi penyelenggaraan kewenangan urusan antara pemerintah daerah, provinsi dan pusat.

2. Adanya regulasi/ peraturan baru terkait Kawasan Wilayah Terpadu (KWT).

Page 200: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 10

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Berdasarkan analisis variabel-variabel internal dan eksternal tersebut di atas,

baik ekonomi maupun non ekonomi, maka pada tahun 2015 disusun suatu strategi

“Memaksimalkan potensi dan peluang serta memperluas perekonomian daerah

untuk kemakmuran masyarakat”.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan keuangan daerah meliputi perkiraan pendapatan daerah, belanja

daerah dan pembiayaan daerah tahun anggaran 2015. Kebijakan pendapatan daerah

selain memuat perkiraan pendapatan daerah juga meliputi langkah-langkah yang

harus dilakukan untuk pencapaian target pendapatan daerah. Kebijakan belanja

daerah meliputi perkiraan alokasi anggaran belanja, baik belanja tidak langsung

maupun belanja langsung dalam rangka mendanai program dan kegiatan prioritas

pembangunan daerah. Kebijakan pembiayaan daerah merupakan upaya menutup

defisit anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan belanja daerah.

3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

1) Kebijakan

Kebijakan Keuangan Daerah yang merupakan potensi daerah dan sebagai

penerimaan Kabupaten Majalengka sesuai urusannya diarahkan melalui upaya

peningkatan pendapatan daerah dari sektor (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD),

(2) Dana Perimbangan, (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Adapun komposisi penerimaan pendapatan daerah dalam perencanaan

tahunan daerah, yaitu :

1. 9,83% berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

2. 63,52% berasal dari Dana Perimbangan.

3. 26,65% berasal dari Lain-lain Pendapatan yang Sah.

2) Strategi

a) Strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah adalah :

1. Penyusunan dan Penyempurnaan Regulasi Pengelolaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) sesuai peraturan perundang-undangan dan potensi daerah;

2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam pemenuhan kewajiban

membayar pajak dan retribusi;

3. Penegakan aturan dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);

Page 201: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 11

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 4. Reformasi Birokrasi Pengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD).

b) Strategi untuk meningkatkan Dana Perimbangan adalah :

1. Optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Penghasilan

Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN) dan PPh Pasal 21;

2. Peningkatan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan

pembagian dalam Dana Perimbangan;

3. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam peningkatan

Dana Perimbangan;

4. Peningkatan koordinasi dengan OPD terkait di Kabupaten.

c) Strategi untuk meningkatkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah:

1. Optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Provinsi;

2. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Pusat;

3. Menjalin kerjasama dan jejaring dengan lembaga non pemerintah.

3) Upaya yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan dan strategi

Pendapatan Daerah adalah:

a) Pendapatan Asli Daerah :

1. Penyusunan dan penyempurnaan dasar hukum pengelolaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD);

2. Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan Pendapatan Asli Daerah

(PAD);

3. Sosialisasi kebijakan dan aturan pelaksanaan pengelolaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD);

4. Peningkatan layanan secara khusus untuk kemudahan masyarakat dalam

membayar pajak;

5. Pemberian reward bagi wajib pajak berprestasi;

6. Peningkatan fungsi kontrol di dalam maupun antar OPD/unit kerja dalam

pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);

7. Peningkatan upaya penertiban atas pelanggaran regulasi yang dilakukan

oleh masyarakat;

8. Optimalisasi denda atas keterlambatan pembayaran pajak dan/atau

retribusi;

9. Penataan kelembagaan OPD Pengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD);

Page 202: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 12

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 10. Peningkatan kompetensi personil OPD Pengelola PAD melalui

Pendidikan dan Pelatihan serta Bimbingan Teknis Pengelolaan PAD;

11. Penerapan standar pelayanan kepuasan publik dengan menggunakan

parameter ISO 9001-2000;

12. Penyusunan Data Base Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD);

13. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai dengan

kemampuan anggaran;

14. Peningkatan pendayagunaan dan pengelolaan aset dan keuangan daerah;

15. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya agar dapat memberikan

kontribusi terhadap Pendapatan Daerah, antara lain melalui peningkatan

sarana, prasarana, kemudahan prosedur pelayanan terhadap

konsumen/nasabah dalam meningkatkan persaingan usaha, serta

mengoptimalkan peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai

dengan peraturan;

b) Dana Perimbangan :

1. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi vertikal sebagai upaya

peningkatan kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak pusat;

2. Penyusunan regulasi dalam rangka peningkatan pendapatan daerah dari

Dana Perimbangan;

3. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi

sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian Keuangan cq.

Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana

perimbangan keuangan;

4. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun provinsi dalam perhitungan

lifting migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar

memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan potensi;

5. Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan

dan Kementerian Teknis untuk mengupayakan peningkatan besaran

DAU.

c) Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah :

1. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi OPD Provinsi sebagai upaya

peningkatan kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak provinsi;

Page 203: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 13

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 2. Koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Teknis dan

Lembaga Non Pemerintah

3. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan OPD teknis

terkait.

Tabel 3.4. Alokasi Anggran DAK Tahun 2014 dan Usulan DAK Tahun 2015

NO. BIDANG DAK ALOKASI DAK

TAHUN 2014 (Rp)

USULAN DAK TAHUN 2015

(Rp) KET.

1. Bidang Pendidikan 35.270.380.000 58.999.385.700

2. Bidang Kesehatan 10.749.280.000 -

a. Kesehatan Pelayanan Dasar 3.780.680.000 5.870.000.000

b. Kesehatan Pelayanan Rujukan 1.698.640.000 7.232.136.364

c. Kesehatan Farmasi 5.269.960.000 7.000.000.000

3. Bidang Infrastruktur Jalan 6.754.170.000 9.300.000.000

4. Bidang Infrastruktur Irigasi 4.697.300.000 -

5. Bidang Infrastruktur Air Minum 2.164.690.000 2.425.000.000

6. Bidang Infrastruktur Sanitasi 1.300.290.000 1.440.000.000

7. Bidang Perumahan dan Permukiman - -

8. Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah - -

9. Bidang Kelautan dan Perikanan 2.560.610.000 2.520.000.000 10. Bidang Pertanian 10.251.890.000 9.030.000.000 11. Bidang Lingkungan Hidup 1.167.980.000 1.871.240.220 12. Bidang Keluarga Berencana 1.415.470.000 1.610.000.000 13. Bidang Kehutanan 1.022.790.000 1.717.180.000 14. Bidang Sarana Perdagangan 2.336.000.000 28.450.000.000 15. Bidang Keselamatan Transportasi Darat 459.650.000 748.832.500

JUMLAH 80.150.500.000 138.213.774.784

Alokasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Majalengka

tahun 2014 sebesar Rp. 80.150.500.000,00 yang tersebar dalam 13 Bidang DAK.

Pada tahun 2015 Kabupaten Majalengka mengusulkan Dana Alokasi Khusus sebesar

Rp. 138.213.774.784,00 yang tersebar dalam 12 Bidang DAK.

Analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi serta

proyeksi pendapatan daerah disajikan dalam tabel 3.5.

Page 204: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 14

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Tabel 3.5.

Rekapitulasi Realisasi Pedapatan Daerah Tahun 2010 - 2013, Pedapatan Daerah Tahun 2014 dan Proyeksi Pedapatan Daerah Tahun 2015

Kabupaten Majalengka

URAIAN /TAHUN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI

2009 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN 2015

PENDAPATAN DAERAH 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 1.791.169.230.533,00 2.006.268.863.603,64 2.233.242.495.279,72

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 68.907.543.309,00 76.398.018.123,00 86.579.536.411,00 103.740.974.491,00 142.595.773.241,00 154.484.313.422,50 219.475.026.864,12

a. Pajak Daerah 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 34.085.042.717,00 31.704.504.693,00 52.674.006.447,00

b. Retrisbusi Daerah 29.555.915.125,00 12.444.252.599,00 11.987.641.003,00 16.408.826.561,00 26.103.873.337,00 34.556.696.891,00 46.089.755.641,00

c. Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 2.918.544.163,00 3.740.194.293,00 3.164.274.102,00 3.808.902.976,00 4.084.994.222,00 4.818.032.438,50 6.913.463.346,27

d. Lain-lain pendapatan Asli Daerah 30.525.267.249,00 55.039.389.388,00 58.451.620.358,00 68.872.719.440,00 78.321.862.965,00 83.405.079.400,00 113.797.801.429,85

2. DANA PERIMBANGAN 774.396.796.950,00 877.528.110.599,00 981.620.120.854,00 1.275.448.701.689,00 1.171.052.617.340,00 1.269.963.685.783,00 1.418.600.338.043,60

a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan

Pajak 91.878.588.950,00 97.746.731.999,00 109.447.610.694,00 116.093.856.689,00 102.095.984.340,00 97.318.012.783,00 127.570.591.113,50

b. Dana Alokasi Umum 642.722.208.000,00 717.458.878.600,00 803.849.010.160,00 1.029.606.595.000,00 995.993.633.000,00 1.092.495.173.000,00 1.205.152.295.930,00

c. Dana Alokasi Khusus 39.796.000.000,00 62.322.500.000,00 68.323.500.000,00 129.748.250.000,00 72.963.000.000,00 80.150.500.000,00 85.877.451.000,00

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Page 205: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 15

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

URAIAN /TAHUN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI

2009 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN 2015

3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 123.962.648.027,00 168.869.781.567,00 209.721.866.660,00 195.162.710.640,00 477.520.839.952,00 581.820.864.398,14 595.167.130.372,00

a. Hibah - - - - - - -

b. Dana Darurat 7.190.396.000,00 - - - - - -

c. Dana Bagi hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

27.535.892.927,00 30.589.689.338,00 39.755.770.346,00 48.228.620.770,00 58.357.875.930,00 84.683.185.142,14 98.029.451.116,00

d. Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 22.519.950.000,00 68.309.966.729,00 100.824.365.000,00 12.195.000.000,00 240.995.505.000,00 336.446.244.000,00 336.446.244.000,00

e. Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya 66.716.409.100,00 69.970.125.500,00 69.141.731.314,00 134.739.089.870,00 178.167.459.022,00 160.691.435.256,00 160.691.435.256,00

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Page 206: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 16

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah pada dasarnya terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan

Belanja Langsung. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, belanja bantuan

sosial, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan

kepada Pemerintah Provinsi dan atau Kabupaten atau Pemerintah Desa, belanja bagi

hasil bagi daerah Provinsi dan Kabupaten atau Pemerintah Desa, dan belanja tak

terduga. Sementara itu, belanja langsung terdiri atas belanja yang terkait langsung

dengan pelaksanaan program atau kegiatan dalam kerangka pelaksanaan

pembangunan daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang terdiri atas

belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Arah kebijakan

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 akan difokuskan pada upaya mewujudkan visi

dan misi pemerintah daerah, disertai usaha peningkatan proporsi komposisi belanja

langsung terhadap belanja tidak langsung.

A. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi

pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Oleh karena itu, arah kebijakan

belanja tidak langsung daerah tahun 2015 lebih diutamakan pada pemenuhan urusan

wajib pemerintah daerah. Secara umum arah kebijakan belanja tidak langsung

diarahkan pada :

1) Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi

dan penambahan pegawai diperhitungkan acress yang besarnya maksimum

2,5% dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan), dan

mengantisipasi kenaikan gaji pokok pegawai yang diatur oleh Pemerintah Pusat.

2) Untuk mengantisipasi adanya pengangkatan pegawai pemerintah dengan

perjanjian kerja (P3K) sebagai implementasi diberlakukannya undang-undang

Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang penggajiannya

disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan, pemerintah daerah

menganggarkan belanja P3K dalam APBD.

3) Anggaran tambahan penghasilan diarahkan untuk pegawai dengan pertimbangan

beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi kerja,

dan atau pertimbangan obyektif lainnya, yang kriteria dan besarannya ditetapkan

dengan peraturan kepala daerah.

Page 207: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 17

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

4) Pemenuhan tunjangan beras bagi pegawai akibat adanya penyesuaian harga

beras yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

5) Pemenuhan kebutuhan dasar reguler akibat terjadinya kenaikan harga Bahan

Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang besarannya

ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

6) Pemberian subsidi diperuntukkan kepada perusahaan atau lembaga tertentu yang

bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produksi dan jasa

yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi air bersih,

pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Dalam

menetapkan belanja subsidi, pemerintah daerah melakukan pengkajian terlebih

dahulu sehingga pemberian subsidi dapat tepat sasaran.

7) Pemberian hibah untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintah daerah

setelah memenuhi anggaran untuk urusan wajib, dan pemenuhan kebutuhan

anggaran untuk mendukung Pekan Olah Raga Daerah (PORDA) yang

diselenggarakan oleh KONI.

8) Dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,

pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota

masyarakat namun tetap dilakukan secara selektif/tidak mengikat dan jumlahnya

dibatasi, setelah anggaran untuk urusan wajib terpenuhi.

9) Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan

kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah

tertentu kepada pemerintah daerah lainnya disesuaikan dengan rencana

pendapatan pada Tahun Anggaran 2015. Pemerintah daerah diwajibkan

mengalokasikan dana untuk desa, bagian dari bagi hasil pajak dan retribusi

daerah paling sedikit 10 % dari jumlah pajak dan retribusi daerah sesuai dengan

yang diamanatkan dalam Pasal 72 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa.

10) Bagian dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa

paling sedikit 10 % dari Dana Perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi

Khusus (DAK), yang merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk

mengalokasikan dana desa sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 72 ayat

(4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Alokasi dana desa yang

bersumber dari APBN yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/kota digunakan

Page 208: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 18

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta

pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan. Besaran alokasi anggaran

ditentukan 10 % dari dan di luar dana transfer daerah (on top) secara bertahap.

Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan

dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas

wilayah dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa.

11) Bantuan keuangan yang bersifat khusus dari pemerintah, pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa diarahkan untuk

percepatan atau akselerasi pembangunan desa.

12) Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya

tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang seperti kebutuhan tanggap

darurat bencana, penanggulangan bencana alam, dan bencana sosial yang tidak

tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun anggaran 2015

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun

sebelumnya.

Belanja tidak langsung pada tahun 2014 sebesar Rp.1.258.929.442.508,04

dari nilai tersebut dialokasikan sebesar Rp.1.200.623.769.386,04 atau 95,37% untuk

belanja pegawai, belanja hibah sebesar Rp.3.384.099.250 atau 0,27%, belanja

bantuan sosial sebesar Rp.300.000.000,00 atau 0,02%, belanja bagi hasil kepada

pemerintah/ pemerintah desa sebesar Rp.3.045.267.872,00 atau 0,24%, belanja

bantuan keuangan pemeritah/pemerintahan desa sebesar Rp.50.576.306.000,00 atau

4,02% dan belanja tidak terduga sebesar Rp.1.000.000.000,00 atau 0,08%.

Gambar 3.1.

Page 209: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 19

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Alokasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2014

Belanja Tidak Langsung tahun 2015 diproyeksikan akan mengalami

Peningkatan sebesar 6,15% dari tahun 2014 atau menjadi

Rp 1.462.204.771.897,41 pada tahun 2015. Dari nilai tersebut dialokasikan sebesar

Rp.1.310.167.334.793,95 atau 89,60% untuk belanja pegawai, belanja hibah sebesar

Rp.3.891.714.137,50 atau 0,27%, belanja bantuan sosial sebesar Rp.345.000.000,00

atau 0,02%, belanja bagi hasil kepada pemerintah/pemerintah desa sebesar

Rp.3.502.058.052,80 atau 0,24%, belanja bantuan keuangan dari provinsi atau

pemerintah desa lainnya sebesar Rp. 143.148.664.913,16 atau 9,79%, dan belanja

tidak terduga sebesar Rp.1.150.000.000,00 atau 0,08%.

Gambar 3.2.

Alokasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2015

B. Kebijakan Belanja Langsung

Page 210: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 20

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka

melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran 2015, perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Belanja langsung untuk membiayai pelaksanaan program kegiatan pembangunan

daerah harus berdasarkan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan

pada prioritas pembangunan yang selaras sebagaimana yang tercantum dalam

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

2015, sehingga OPD tidak boleh menyelenggarakan program dan kegiatan yang

tidak tercantum dalam RKPD dimaksud.

2) Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan harus dilakukan

analisis kewajaran biaya yang dikaitkan dengan out put yang dihasilkan dari satu

kegiatan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan

kegiatan yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil.

3) Ketentuan alokasi Dana Sharing Daerah dan Dana Daerah untuk Urusan

Bersama (DDUB), dialokasikan berdasarkan ketentuan tertulis dari Pemerintah

Pusat dan Provinsi.

4) Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik, proporsi belanja modal

diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang

dan jasa. Untuk itu, perlu diberikan batasan jumlah belanja pegawai, belanja

barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik

dan diatur dalam peraturan kepala daerah.

Belanja langsung Kabupaten Majalengka tahun 2014 dialokasikan sebesar

Rp. 782.066.171.600,93. Dari nilai tersebut akan dialokasikan sebesar 10,58% untuk

belanja pegawai, 35,31% untuk belanja barang dan jasa dan 54,11% untuk belanja

modal.

Gambar 3.3.

Page 211: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 21

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Alokasi Belanja Langsung Tahun 2014

Belanja langsung tahun 2015 diproyeksikan akan mengalami peningkatan

sebesar 0,63% dari tahun 2014 atau menjadi Rp 787.023.486.463,44, dari nilai

tersebut direncanakan akan dialokasikan 15,02% untuk belanja pegawai, 36,20%

untuk belanja barang dan jasa, dan 48,78% untuk belanja modal.

Gambar 3.4. Alokasi Belanja Langsung Tahun 2015

Page 212: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 22

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Tabel 3.6.

Rekapitulasi Realisasi Belanja Daerah Tahun 2010 - 2013, Belanja Daerah Tahun 2014 dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2015

Kabupaten Majalengka

JENIS BELANJA REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI

BELANJA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

BELANJA DAERAH 928.141.675.797,00 1.136.129.534.962,00 1.289.008.961.686,00 1.525.924.588.487,00 1.727.794.210.984,00 2.040.995.614.108,97 2.249.228.258.360,85

1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 628.420.239.257,00 805.763.356.217,00 837.437.490.669,00 907.686.436.727,00 1.044.617.745.112,00 1.258.929.442.508,04 1.462.204.771.897,41

a. Belanja Pegawai 545.184.397.124,00 703.199.498.200,00 764.178.925.815,00 860.886.658.465,00 979.287.308.183,00 1.200.623.769.386,04 1.310.167.334.793,95

b. Belanja Bunga - - - - - - -

c. Belanja Subsidi - - - - - - -

d. Belanja Hibah 5.549.563.560,00 6.832.502.300,00 9.628.222.035,00 2.480.750.000,00 20.538.794.475,00 3.384.099.250,00 3.891.714.137,50

e. Belanja Bantuan Sosial 33.004.830.859,00 50.773.207.600,00 18.669.418.500,00 - 175.000.000,00 300.000.000,00 345.000.000,00

f. Bagi hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah

1.360.221.714,00 1.598.638.762,00 1.815.820.970,00 841.353.455,00 1.017.878.105,00 3.045.267.872,00 3.502.058.052,80

g. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/kota/Pemdes Lainnya

43.321.226.000,00 43.359.509.355,00 42.948.333.349,00 43.424.208.549,00 43.598.764.349,00 50.576.306.000,00 143.148.664.913,16

h. Belanja Tak terduga - - 196.770.000,00 53.466.258,00 - 1.000.000.000,00 1.150.000.000,00 2. BELANJA LANGSUNG 299.721.436.540,00 330.366.178.745,00 451.571.471.017,00 618.238.151.760,00 683.176.465.872,00 782.066.171.600,93 787.023.486.463,44

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Page 213: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 23

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah A. Arah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah

Arah kebijakan penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Majalengka

diarahkan melalui intensifikasi sumber-sumber penerimaan pembiayaan. Kebijakan

ini dilaksanakan melalui program-program :

1. Optimalisasi Penerimaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun

2014.

2. Penagihan kembali piutang-piutang daerah yang belum dibayar.

B. Arah Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Kebijakan pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk mencapai sasaran

sebagai berikut :

1. Dipenuhinya penyertaan modal bagi BUMD.

2. Direalisasinya pembentukan dana cadangan.

Pembiayaan Netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan diperuntukan menutupi kekurangan pedanaan belanja

langsung dan belanja tidak langsung sebagai akibat selisih kurang antara pendapatan

dan belanja (defisit) tahun rencana.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan

penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang menjadi tanggungjawab pemerintah

pusat dibiayai oleh APBN, baik kewenangan pusat yang didekonsentrasikan kepada

Gubernur atau ditugaskan kepada Pemerintah Daerah dan/atau Desa yang sering

disebut Tugas Pembantuan.

Bagi pemerintah daerah, penyelenggaraan kegiatan pembangunan daerah

yang didanai oleh dana dekonsentrasi maupun tugas pembantuan, sangat penting

dalam menunjang pencapaian sasaran prioritas pembangunan daerah. Oleh karena

itu, upaya seluruh OPD untuk mendapatkan alokasi program, kegiatan dan anggaran

dari sumber dana tersebut harus dilakukan melalui komunikasi dan konsultasi dengan

dinas terkait di Provinsi Jawa Barat ataupun melalui Kementerian teknis di pusat.

Page 214: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 24

Tabel 3.7.

Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2010 - 2013, Pembiayaan Daerah Tahun 2014 dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2015

Kabupaten Majalengka

JENIS PEMBIAYAAN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI (Rp)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PEMBIAYAAN

1. Penerimaan Pembiayaan 28.429.175.536,00 65.408.940.882,00 51.440.220.128,00 37.321.731.167,00 86.706.707.742,00 36.226.750.505,33 26.710.763.081,13

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

27.685.213.599,00 64.847.598.099,00 50.746.012.109,00 36.852.782.367,00 67.749.529.500,00 35.822.350.505,33 26.265.703.081,13

b. Transfer dari Dana Cadangan - - - - 18.126.523.661,00 - -

c. Penerimaan Pinjaman dan Obligasi - - - - - - -

d. Penerimaan Piutang Daerah 743.961.937,00 561.342.783,00 694.208.019,00 468.948.800,00 830.654.581,00 404.400.000,00 465.060.000,00

e. Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan

- - - - - - -

f. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

- - - - - - -

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD 2015

Page 215: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 25

JENIS PEMBIAYAAN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI (Rp)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2. Pengeluaran Pembiayaan 2.145.439.926,00 - 3.500.000.000,00 - 2.233.296.552,00 1.500.000.000,00 10.725.000.000,00

a. Transfer ke Dana Cadangan - - - - - - 9.000.000.000,00

b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 1.600.000.000,00 - 3.500.000.000,00 - 2.233.296.552,00 1.500.000.000,00 1.725.000.000,00

c. Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo - - -

- -

- -

d. Pemberian Pinjaman Daerah 545.439.926,00 - - - - - -

PEMBIAYAAN NETTO ( 1 - 2 ) 26.283.735.610,00 65.408.940.882,00 47.940.220.128,00 37.321.731.167,00 84.473.411.190,00 34.726.750.505,33 30.935.763.081,13

SURPLUS/(DEFISIT) (0,00) 158.098.664.913,16

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Page 216: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Prioritas pembangunan daerah merupakan tema atau agenda pembangunan

pemerintah daerah tahunan yang menjadi target menuju tercapainya sasaran RPJMD

Kabupaten Majalengka melalui rencana program pembangunan daerah tahunan

(tahun 2015 merupakan tahun kedua RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-

2018). Suatu prioritas pembangunan merupakan jawaban atas masalah, isu strategis

pembangunan Kabupaten Majalengka yang kemudian dijabarkan dalam sasaran

pembangunan daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program

prioritas atau gabungan program prioritas.

Pembangunan Kabupaten Majalengka merupakan bagian integral dari

pembangunan regional Provinsi Jawa Barat, dan pembangunan nasional. Oleh karena

itu, sangat perlu dilakukan pemaduserasian, penyelarasan, pengintegrasian dan

sinergitas perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah Kabupaten

Majalengka dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pembangunan nasional.

Penyelarasan dimaksud antara lain dalam penetapan prioritas pembangunan, sasaran,

rencana program dan kegiatan pembangunan dengan tetap memperhatikan kondisi

dan potensi daerah.

Alur pikir dalam penetapan prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka

Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi prioritas dari berbagai sumber/telaahan, dilakukan untuk

mendapatkan gambaran tentang serangkaian prioritas atau faktor-faktor penting

yang menjadi isu strategis tahun perencanaan dan proyeksi prioritas ke depan,

untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh

terhadap kinerja pemerintahan daerah. Adapun sumber referensi pengkajian

prioritas pembangunan, antara lain :

a. Kebijakan nasional untuk tahun rencana. b. Kebijakan provinsi untuk tahun rencana. c. Telaahan hasil perumusan permasalahan pembangunan daerah.

d. Telaahan hasil review evaluasi RKPD tahun lalu.

Page 217: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Dari hasil identifikasi ini dilakukan pemaduserasian dalam rangka sinergi

pembangunan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten Majalengka, untuk menetapkan prioritas pembangunan Kabupaten

Majalengka yang sesuai dengan kebutuhan rill tahun rencana.

2. Mengevaluasi hasil review atas prioritas dan sasaran pembangunan RPJMD

yang dilakukan untuk mengetahui tingkat capaian target pembangunan yang

telah ditetapkan sebelumnya, kendala-kendala yang dihadapi, serta prioritas dan

sasaran pembangunan dalam RPJMD yang masih membutuhkan tindakan lebih

lanjut.

Hasil evaluasi tersebut, selanjutnya ditentukan sejauh mana prioritas dan sasaran

pembangunan daerah tahun rencana masih relevan dengan asumsi-asumsi yang

mendasar. Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi di atas, kemudian

ditentukan rancangan serangkaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah.

3. Menentukan rancangan prioritas dan sasaran pembangunan daerah dalam RKPD,

penentuan prioritas pembangunan mempertimbangkan pencapaian tujuan

penyelenggaraan pemerintahan yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan

umum, dan daya saing daerah. Di samping itu, juga harus dipertimbangkan

faktor kemendesakan, efesiensi, dan efektivitas. Daftar prioritas yang telah

disusun berdasarkan tingkat urgenitasnya kemudian ditentukan sasaran untuk

setiap prioritas pembangunan tersebut.

4. Prioritas dan sasaran pembangunan diarahkan untuk menjawab permasalahan

dan isu pokok pembangunan daerah serta target pencapaian indikator makro

sosial ekonomi Kabupaten Majalengka tahun 2015, yang dijabarkan dalam

fokus, sasaran, program dan kegiatan pembangunan Tahun 2015 di Kabupaten

Majalengka.

Alur pikir penetapan prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun

2015 disajikan pada Gambar berikut :

Page 218: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 3

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Gambar 4.1.

Bagan Alir Perumusan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun 2015

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Majalengka

Dalam konteks pembangunan jangka panjang daerah tahun 2015 merupakan

bagian dari Periode pembangunan jangka mengengah daerah tahun 2014-2018 yaitu

tahapan ketiga dalam kerangka RPJPD Tahun 2005-2025 yang di definisikan sebagai

tahap pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan

menekankan pencapaian daya saing perekonomian dari sektor industri pengolahan

berlandaskan keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan

ilmu dan teknologi yang terus meningkat demi terwujudnya perekonomian daerah

yang kuat dan merata.

Indikator keberhasilan pembangunan pada tahap ini diukur dengan tingkat

kesejahteraan masyarakat dengan ditunjukkan oleh meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 76,99, dengan Angka Harapan Hidup 69,34,

Angka Melek Huruf 96,41, Rata-rata Lama Sekolah 8,26 dan Paritas Daya Beli

Rp. 622.150. Jumlah Penduduk 1.297.034 dengan Laju Pertumbuhan Penduduk

0,80 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka 7,92 persen, jumlah penduduk miskin

14,03 persen.

Arah pembangunan Kabupaten Majalengka pada tahap ke-3 ini di fokuskan

pada ;

1. Pembangunan kesehatan difokuskan pada pemantapan pelayanan kesehatan

melalui peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan

kualitas tenaga kesehatan secara proporsional; perluasan pelayanan kesehatan

RPJPD

Page 219: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 4

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 terpadu sampai pada tingkat lingkungan; meningkatkan ketersediaan farmasi dan

obat yang bermutu; meningkatkan kualitas lingkungan serta peningkatan

perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Pembangunan pendidikan difokuskan pada pemantapan pendidikan anak usia

dini, pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun; peningkatan sarana

dan prasarana pendidikan yang tanggap terhadap teknologi; peningkatan

kompetensi tenaga pendidik; pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) berbasis life skill, pengembangan Sekolah Bertaraf International (SBI)

serta pendidikan keterampilan non formal sehingga mampu menciptakan lulusan

yang siap bekerja; serta pengembangan Perguruan Tinggi agar dapat

menciptakan lulusan yang berdaya saing dan memiliki kompetensi sesuai dengan

kebutuhan pasar.

3. Pembangunan perekonomian difokuskan pada pemantapan peningkatan

produksi dan produktivitas pertanian dengan menerapkan teknologi pertanian,

pengembangan industri, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem

produksi, prasarana pengukuran, standarisasi, pengujian dan pengendalian

kualitas produk (SNI, ISO); dan meningkatkan iklim investasi untuk mendorong

penanaman modal asing sehingga menumbuhkembangkan industri agro dan non

agro serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa.

4. Pembangunan bidang pariwisata difokuskan pada pengembangan dan

penggalian potensi pariwisata baru yang potensial, dengan memanfaatkan segala

sumberdaya yang ada dan tetap berprinsip pada kelestarian lingkungan;

meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional dalam rangka

mewujudkan kinerja pelayanan; serta meningkatkan sosialisasi dan promosi

Pariwisata di Kabupaten Majalengka secara regional, nasional bahkan

internasional.

5. Pembangunan infrastruktur difokuskan pada pemantapan dan peningkatan

infrastruktur transportasi; pemantapan dan peningkatan jaringan irigasi,

pemantapan dan peningkatan infrastruktur perdesaan, pemantapan dan

peningkatan kondisi perumahan serta pelayanan prasarana sosial dasar

lingkungan. Target pembangunan infrastruktur tahun 2018 adalah terwujudnya

jalan kabupaten seluruhnya dalam kondisi baik didukung oleh jalan provinsi dan

jalan nasional dalam kondisi mantap; infrastruktur irigasi teknis 43,73 persen

Page 220: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 5

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 dalam kondisi mantap dan rumah tangga yang memiliki sumber air minum

bersih sebanyak 89,86 persen.

6. Pembangunan bidang pemerintahan difokuskan untuk lebih memantapkan

kembali tata pemerintahan yang baik, yang ditandai dengan pelayanan kepada

masyarakat yang semakin optimal di semua penyelenggara pemerintahan dengan

pemanfaatan teknologi, kemampuan dan profesionalisme aparatur semakin

meningkat, sarana prasarana yang baik dan proporsional, penegakan hukum dan

penghormatan terhadap HAM semakin terjaga, demokrasi politik seimbang

dengan budaya politik, ketenteraman dan ketertiban makin membaik, serta

keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan semakin meningkat.

7. Pembangunan aspek penataan ruang difokuskan dengan lebih meningkatnya

implementasi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Majalengka sesuai

dengan tata ruang yang ada, baik pembangunan Bandara Majalengka, industri,

perdagangan, jasa, dan perumahan di wilayah Utara; peningkatan pelayanan

sosial umum dan pendidikan di wilayah Tengah; serta perwujudan pengelolaan

kawasan konservasi di wilayah Selatan melalui pengelolaan TNGC, pelestarian

kawasan lindung dan pengelolaan kawasan pertanian secara berkelanjutan.

8. Pengelolaan lingkungan hidup difokuskan pada pelestarian sumber daya alam

dan lingkungan, pemeliharaan/rehabilitasi dan penanggulangan pencemaran,

serta peningkatan kesadaran masyarakat dan penegakan peraturan perundang-

undangan dalam bidang lingkungan hidup. Target pencapaian proporsi kawasan

lindung tahun 2018 sebesar 31,33 persen. Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun dengan

memperhatikan Visi dan Misi Kabupaten Majalengka yang tertuang dalam

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, sebagai

Guidelines dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Majalengka, yaitu :

“MAJALENGKA MAKMUR”

Makmur secara harfiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material

dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan

kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.

Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA

MAKMUR adalah : “terwujudnya suatu tatanan masyarakat, pemerintahan, dan

Page 221: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 6

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan

Religius” dalam arti :

Maju : Berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek

pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola

pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya

dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan

berkelanjutan;

Aman : Kondisi Daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan

konflik sosial tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan tertentu;

Kondusif : Situasi yang mendukung untuk berinvestasi, nyaman, disertai kualitas

pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)

agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor;

Mandiri : Mampu meningkatkan kemampuan Daerah untuk menyelenggarakan

seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan Pemerintah

yang lebih atas;

Unggul : Memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber

daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovaitif

dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka

dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan

mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana

keagamaan yang memadai.

Dalam rangka pencapaian Visi tersebut di atas, maka telah ditetapkan Misi

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur,

lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian

pembangunan yang berkelanjutan;

2. Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan

berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan

kesejahteraan aparatur;

Page 222: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 7

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 3. Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat;

4. Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber

daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi

dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;

5. Mewujudkan Desa Mandiri;

6. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan

sarana prasarana keagamaan yang memadai.

Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan

pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung

pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan daerah selama 5 (lima)

tahun mendatang. Tujuan dan sasaran disusun dalam kerangka yang jelas di setiap

misi, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah.

Misi Pertama, Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

Terdapat 3 tujuan dalam Misi Pertama, yaitu :

1. Meningkatkan pelayanan pendidikan, dan kesehatan yang lebih berkualitas

dengan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, dengan sasaran :

a. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana pendidikan terutama

untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pelaksanaan

wajib belajar 12 tahun;

b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pendidik dan tenaga

kependidikan;

c. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana kesehatan pada seluruh

wilayah Kabupaten Majalengka;

d. Meningkatanya mutu layanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan;

e. Menurunnya AKI dan AKB;

f. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan.

2. Mengembangkan dan memantapkan infrastruktur yang berkualitas, proporsional,

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dengan sasaran :

a. Meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur serta prasarana sosial

dasar masyarakat;

Page 223: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 8

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 b. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas

penanggulangan bencana.

3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian dalam rangka

mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (inclusive growth), dengan

sasaran :

a. Modernisasi pasar tradisional dalam rangka meningkatkan daya saing dengan

pasar modern;

b. Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang padat karya, termasuk sektor

pertanian.

Misi Kedua, Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan aparatur.

Terdapat 3 Tujuan dalam Misi Kedua, yaitu :

1. Peningkatan tatakelola pemerintahan menuju pemerintah yang professional,

dengan sasaran meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah;

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pemerintahan dalam rangka

peningkatan layanan publik, dengan sasaran meningkatnya kualitas dan

kuantitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah;

3. Meningkatkan stabilitas keamanan daerah, dengan sasaran meningkatnya

stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta kesadaran politik dan

hukum.

Misi Ketiga, Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Terdapat 2 Tujuan dalam Misi Ketiga, yaitu :

1. Meningkatkan daya saing daerah sebagai tujuan investasi, dengan sasaran :

a. meningkatnya kualiats iklim usaha dan investasi;

b. Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan Non PMA/PMDN terkait

pengembangan UMKM.

2. Peningkatan daya saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(KUMKM) berbasis potensi lokal, dengan sasaran meningkatnya pertumbuhan

output sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), skala usaha Usaha

Page 224: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 9

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan penyerapan tenaga kerja di sektor

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Misi Keempat, Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Terdapat 9 Tujuan dalam Misi Keempat, yaitu :

1. Memantapkan ketahanan pangan daerah, dengan sasaran meningkatnya

kemudahan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan;

2. Meningkatnya destinasi wisata, dengan sasaran terwujudnya destinasi wisata

unggulan;

3. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah berdasarkan prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan sasaran meningkatnya pertumbuhan

sektor-sektor ekonomi unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro

environment;

4. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan, dengan sasaran

meningkatnya peran gender dalam pembangunan;

5. Mengendalikan pertumbuhan penduduk, dengan sasaran terkendalinya

pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga sejahtera;

6. Meningkatkan kemampuan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), dengan sasaran meningkatnya penanganan masalah

kesejahteraan sosial;

7. Meningkatkan daya saing ketenagakerjaan, dengan sasaran 1) meningkatnya

ketersediaan lapangan pekerjaan dan kualitas tenaga kerja terlatih, 2)

memberikan fasilitasi hubungan industrial bagi perusahaan dan pekerja,

menjamin hak-hak pekerja dan melindungi tenaga kerja untuk meningkatkan

kesejahteraan;

8. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya

prestasi olah raga dengan sasaran meningkatnya peran pemuda, organisasi

kemasyarakatan dan prestasi olah raga;

9. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal dengan sasaran

meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan seni dan budaya.

Page 225: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 10

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Misi Kelima, Mewujudkan Desa Mandiri.

Tujuan Misi Kelima yaitu Memperkuat Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan

Memberdayakan Masyarakat Desa/Kelurahan, dengan sasaran Kuatnya Pemerintah

Desa/Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.

Misi Keenam, Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.

Tujuan Misi Keenam yaitu Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan

keagamaan serta meningkatkan layanan kehidupan beragama, dengan sasaran

Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama.

Tabel 4.1.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dana Sasaran Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

Visi : “MAJALENGKA MAKMUR”

Misi Tujuan Sasaran Misi Pertama : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

1. Meningkatkan pelayanan pendidikan, dan kesehatan yang lebih berkualitas dengan menjunjung tinggi profesionalitas layanan.

a. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun;

b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana kesehatan pada seluruh wilayah Kabupaten Majalengka;

d. Meningkatanya mutu layanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan;

e. Menurunnya AKI dan AKB; f. Meningkatnya kualitas dan

kuantitas SDM kesehatan.

2. Mengembangkan dan memantapkan infrastruktur yang berkualitas, proporsional, berkelanjutan dan berwawasan

a. Meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur serta prasarana sosial dasar masyarakat;

b. Meningkatnya daya dukung dan

Page 226: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 11

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Misi Tujuan Sasaran lingkungan. daya tampung lingkungan serta

kualitas penanggulangan bencana.

3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (inclusive growth).

a. Modernisasi pasar tradisional dalam rangka meningkatkan daya saing dengan pasar modern;

b. Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang padat karya, termasuk sektor pertanian.

Misi Kedua : Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan aparatur.

1. Peningkatan tatakelola pemerintahan menuju pemerintah yang professional

Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pemerintahan dalam rangka peningkatan layanan publik.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah.

3. Meningkatkan stabilitas keamanan daerah.

Meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta kesadaran politik dan hukum.

Misi Ketiga : Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat.

1. Meningkatkan daya saing daerah sebagai tujuan investasi.

a. Meningkatnya kualiats iklim usaha dan investasi;

b. Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan Non PMA/PMDN terkait pengembangan UMKM.

2. Peningkatan daya saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) berbasis potensi lokal.

Meningkatnya pertumbuhan output sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), skala usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan penyerapan tenaga kerja di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Misi Keempat : Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

1. Memantapkan ketahanan pangan daerah.

Meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan.

2. Meningkatnya destinasi wisata. Terwujudnya destinasi wisata unggulan.

3. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro environment;

4. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan.

Meningkatnya peran gender dalam pembangunan.

5. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.

Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga sejahtera;

Page 227: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 12

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Misi Tujuan Sasaran 6. Meningkatkan kemampuan

masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Meningkatnya penanganan masalah kesejahteraan sosial;

7. Meningkatkan daya saing ketenagakerjaan.

a. Meningkatnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan kualitas tenaga kerja terlatih

b. Memberikan fasilitasi hubungan industrial bagi perusahaan dan pekerja, menjamin hak-hak pekerja dan melindungi tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan;

8. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya prestasi olah raga.

Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan prestasi olah raga.

9. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal.

Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan seni dan budaya.

Misi Kelima : Mewujudkan Desa Mandiri.

Memperkuat Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan Memberdayakan Masyarakat Desa/Kelurahan.

Kuatnya Pemerintah Desa/Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.

Misi Keenam : Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.

Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan serta meningkatkan layanan kehidupan beragama.

Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama.

4.2. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka tahun 2015 disusun bersinergi

dengan kebijakan nasional untuk tahun rencana (prioritas pembangunan nasional),

kebijakan provinsi untuk tahun rencana (prioritas pembangunan provinsi Jawa

Barat), telaahan hasil perumusan permasalahan pembangunan daerah, dan telaahan

hasil review evaluasi RKPD tahun lalu. Berikut gambaran terkait prioritas Nasional,

prioritas Provinsi, dan MDGs (prioritas dunia).

Tabel 4.2.

Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi, dan MDGs

Page 228: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 13

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

NO. PRIORITAS NASIONAL (RPJMN 2010-2014)

PRIORITAS PROVINSI (10 Common Goals) MDGs

1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

1. Meningkatkan Aksesibilitas Dan Mutu Pendidikan.

1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

2. Pendidikan 2. Meningkatkan Aksesibilitas Dan Kualitas Layanan Kesehatan

2. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

3. Kesehatan 3. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah, Energi Dan Air Baku

3. Mendorong Kesejahteraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

4. Penanggulangan Kemiskinan 4. Meningkatkan Ekonomi Pertanian 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

5. Ketahanan Pangan 5. Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

6. Infrastruktur 6. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup Dan Kebencanaan

6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya

7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha

7. Meningkatkan Pengelolaan Seni, Budaya Dan Wisata Serta Kepemudaan dan Olah Raga

7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

8. Energi 8. Meningkatkan Ketahanan Keluarga Dan Kependudukan

8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan

9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

9. Menanggulangi Kemiskinan, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dan Keamanan

10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca-Konflik

10. Modernisasi Pemerintahan Dan Pembangunan Perdesaan

11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. KEWILAYAHAN WKPP III

1. Pengembangan Industri Mangga Gedong Gincu dan Industrialisasi Perikanan.

2. Pengembangan sistem perdagangan komoditi beras dan palawija.

3. Pengembangan Industri batik dan Rotan, serta Industri Makanan Olahan Berbahan Baku Lokal.

4. Pelestarian Keraton, Wisata Ziarah (pilgrimage) dan Pengembangan Ekowisata.

5. Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan Aerocity Kertajati.

Selain itu juga memperhatikan isu-isu strategis yang merupakan hasil pengkajian

terhadap masalah-masalah pembangunan yang mendesak yang perlu mendapat

prioritas penanganan dan perhatian pada tahun 2015, dan mempedomani prioritas

pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 maka di

Page 229: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 14

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 tetapkan 12 Joint Target (12 Target Bersama) sebagai Prioritas Pembangunan

Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Prioritas Pembangunan Daerah

PRIORITAS PEMBANGUNAN DALAM RPJMD KAB. MAJALENGKA

TAHUN 2014-2018

PRIORITAS PEMBANGUNAN DALAM RKPD KAB. MAJALENGKA TAHUN 2015

1. Peningkatan Kualitas Kesehatan 1. Peningkatan Kualitas Kesehatan 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat 4. Pemantapan Ketahanan Pangan 4. Pemantapan Ketahanan Pangan 5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan

Energi 5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan

Energi 6. Pengembangan Infrastruktur 6. Pengembangan Infrastruktur 7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur 7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur 8. Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Serta Penanganan Kebencanaan

8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanganan Kebencanaan

9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang

9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang

10. Penanggulangan Kemiskinan 10. Penanggulangan Kemiskinan 11. Peningkatan Kapasitas Desa 11. Peningkatan Kapasitas Desa 12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama 12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama

Rincian fokus dan sasaran prioritas pembangunan daerah tahun 2015 adalah

sebagai berikut :

1. Peningkatan Kualitas Kesehatan

Fokus prioritas ini pada Peningkatan akses dan mutu sarana dan prasarana

Kesehatan pada seluruh wilayah Kab. Majalengka, Peningkatan Kualitas dan

Kuantitas SDM kesehatan serta Peningkatan Promosi dan preventif kesehatan

masyarakat.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk, sebesar 0,0893,

Rasio Rumah Sakit persatuan Penduduk, sebesar 0,0026;

2) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, sebesar 100%;

3) Pendidikan formal bagi dokter spesialis, sebanyak 3 dokter, Dokter yang

telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis, sebanyak 8 dokter.

Page 230: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 15

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 4) Rasio dokter/medis per satuan penduduk, sebesar 0,11 dan Rasio tenaga

kesehatan lainnya per satuan penduduk 1,33;

5) Cakupan Desa Siaga Aktif, sebesar 78%, Rasio Posyandu per satuan balita

14 Kelompok;

6) Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga, sebesar 57%.

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Fokus prioritas ini pada Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana

pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

dan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun, serta Meningakatnya Kualitas dan

Kuantitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Jumlah Ruang Kelas Baru SD/MI sebanyak 80 ruang, Jumlah Ruang Kelas

Baru SMP/MTs sebanyak 29 ruang, Jumlah Ruang Kelas Baru

SMA/MA/SMK sebanyak 44 ruang;

2) Rehabilitasi Ruang Kelas SD/MI sebanyak 97 ruang, Rehabilitasi Ruang

Kelas SMP sebanyak 43 ruang, serta Rehabilitasi Ruang Kelas SMA dan

SMK sebanyak 30 ruang;

3) Dibangunnya Laboratorium SMP/MTs sebanyak 8 unit, Dibangunnya

Laboratorium SMA dan SMK sebanyak 11 unit, Dibangunnya Perpustakaan

sebanyak 49 unit. Penyediaan alat peraktek dan peraga siswa sebanyak pada

26 unit sekolah;

4) Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dilatih sebanyak 100 orang.

3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat

Fokus prioritasi ini pada (1) meningkatnya pertumbuhan output sektor UMKM,

skala usaha UMKM, dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM melalui

pemberdayaan KUMKM, dan peningkatan ekonomi pesantren. (2) Terwujudnya

pasar tradisional yang representatif melalui Pengembangan pasar dalam negeri

serta perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dan Meningkatkan sistem

dan jaringan distribusi barang. (3) Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang

padat karya, termasuk sektor pertanian melalui Penumbuhan dan pengembangan

sentra-sentra ekonomi.

Page 231: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 16

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Pengembangan Keanggotaan Koperasi melalui Peningkatan Kerjasama

Koperasi dan Penyuluhan dalam rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi

(Gemaskop) sebanyak 624 Orang;

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi di Bidang Pengendalian dan

Akuntabilitas Koperasi, sebanyak 100 koperasi;

3) Peningkatan kualitas dan kuantitas koperasi pondok pesantren sebanyak 2

Kopontren;

4) Peningkatan Kualitas Organisasi Badan Hukum Koperasi sebanyak 10

koperasi; Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM

sebanyak 30 koperasi;

5) Fasilitasi KUR bagi UMKM produktif sebanyak 90 KUKM; Pemberian

tambahan modal dengan skema dana bergulir sebanyak 2 KUKM;

Peningkatan Peran serta masyarakat dalam SDM UMKM sebanyak 150

Orang; Pameran Produk UKM sebanyak 8 kegiatan; Fasilitasi Kemitraan

dengan Lembaga Keuangan Lainnya sebanyak 100 UKM; Pembangunan

Outlet Produk UMKM di Kawasan Wisata sebanyak 2 lokasi;

6) Peserta Pelatihan Kemampuan Teknis Perdagangan sebanyak 50 orang,

Revitalisasi Pasar Pemda 1 Pasar, Pengembangan dan Rehabilitasi Pasar

Tradisional 1 Paket;

7) Fasilitasi Tera Ulang sebanyak 26 Kecamatan, Operasi Pasar sebanyak 2

kegiatan, Pengawasan Barang Beredar sebanyak 10 lokasi, Kemitraan Toko

Modern dan Pelaku Usaha sebanyak 100 pelaku usaha;

8) Pembangunan outlet sebanyak 5 lokasi, Terbangunnya kawasan perdagangan

1 kawasan;

9) Pengembangan Pangsa Pasar sebanyak 2 kegiatan;

10) Penataan Pedagangan Kaki Lima sebanyak 2 lokasi;

11) Penyusunan perencanaan kawasan industri sebanyak 2 dokumen;

12) Pelatihan Industri Kecil dan Menengah, sebanyak 80 IKM, Pengembangan

industri kreatif, sebanyak 3 kelompok, Fasilitasi HAKI sebanyak 20 IKM,

Sertifikasi Halal sebanyak 20 IKM;

13) Bantuan Peralatan Industri, sebanyak 63 IKM;

Page 232: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 17

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

4. Pemantapan Ketahanan Pangan

Fokus prioritasi ini pada meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat

untuk mengakses pangan, melalui peningkatan ketersediaan, akses pangan

masyarakat, kualitas keragaman dan keamanan pangan; meningkatnya produksi

pertanian, perkebunan dan peternakan; Meningkatnya bantuan permodalan

petani; Mengembangkan Sekolah Lapangan Pertanian atau sejenisnya;

Mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan; Meningkatnya

perikanan budidaya; Meningkatnya fungsi hutan; .

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Mempertahankan Ketersediaan Energi dan Protein/Kapita sebesar 90%;

Meningkatkan dan mempertahankan cadangan pangan sebesar 5%;

Mempertahankan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga & Akses Pangan

sebesar 90%; Stabilitas harga dan pasokan pangan sebesar 13,41%,

Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan sebesar 1%; Pengawasan &

Pembinaan Keamanan Pangan sebesar 6%; Penanganan Daerah Rawan

Pangan, sebesar 8%; Peningkatan dan Pengamanan Mutu Produk Pertanian

melalui Pengendalian OPT 1000 Kg/L; Penganekaragaman produksi

tanaman pertanian 5 Lokasi; Peringatan Hari Pangan 1 Kali; Pengumpulan

dan Pengolahan Data Pertanian 26 Kecamatan.

2) Meningkatnya produksi :

a) Produksi Tanaman pertanian : Padi sebanyak 21,211,14 ton, Jagung

sebanyak 3.591,03 ton, Kedelai sebanyak 338,10 ton, Ubi Jalar

sebanyak 184,92 ton, Kacang Tanah sebanyak 11,40 ton, Kacang Hijau

sebanyak 8,45 ton, Mangga sebanyak 292,53 ton, Jambu Biji sebanyak

204,22 ton, Durian sebanyak 254,27 ton, Jeruk keprok/siam sebanyak

32,50 ton, Bawang Merah sebanyak 1.197,99 ton, Bawang Daun

sebanyak 406,98 ton, Kentang sebanyak 717,87 ton, Cabe Besar

sebanyak 454,86 ton, Jahe sebanyak 12,95 ton, Tanaman Hias sebanyak

2000 tangkai, Jamur sebanyak 9,33 ton.

b) Bantuan Bibit/Benih Unggul : Padi sebanyak 5000 Ha, Jagung sebanyak

225 Ha, Kedelai sebanyak 1000 Ha, Ubi Jalar sebanyak 5 Ha, Kacang

Tanah sebanyak 5 Ha, Kacang Hijau sebanyak 5 Ha, Mangga sebanyak

Page 233: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 18

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 50 Ha, Jambu Biji sebanyak 20 Ha, Durian sebanyak 20 Ha, Jeruk

keprok/siam sebanyak 5 Ha, Bawang Merah sebanyak 5 Ha, Bawang

Daun sebanyak 3 Ha, Kentang sebanyak 2 Ha, Cabe Besar sebanyak

5 Ha, Jahe sebanyak 2 Ha, Tanaman Hias sebanyak 1 Ha, Jamur

sebanyak 8000 baglog.

c) Meningkatnya Produksi Benih Padi sebanyak 5 ton.

d) Tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebanyak 75 Ha.

e) Bantuan Pupuk bagi Petani sebanyak 330 Ha.

f) Meningkatnya luasan lahan produktif komoditas unggulan perkebunan

(melalui intensifikasi dan rehabilitasi) : Kopi seluas 150 Ha, Teh seluas

100 Ha, Cengkeh seluas 200 Ha.

3) Meningkatnya populasi dan produksi hasil peternakan (melalui

pengembangan bibit unggul, IB, pakan bermutu, pembinaan kelompok dll) :

Sapi Potong 640 ekor, Sapi Perah 41 ekor, Domba 64.505 ekor, Ayam Ras

Pedaging 240.000 ekor, Ayam Ras Petelur 5.000 ekor.

4) Meningkatnya pelayanan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan hewan

di 26 Kecamatan.

5) Terbentuknya Gapoktan PUAP menjadi Lembaga Ekonomi Petani yang

Berbadan Hukum sebanyak 5 unit; Meningkatnya jumlah penyuluh swadaya

49 orang; Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Petani 3 unit;

Meningkatnya Jumlah Kemitraan Kelompok Tani dengan Pihak Swasta 3

MoU; Meningkatnya Kesejahteraan Petani 150 orang.

6) Meningkatnya Kompetensi Penyuluh sebanyak 52 orang; Meningkatnya

Aktivitas Kunjungan Penyuluhan sebanyak 16 kali.

7) Meningkatnya kelompok tani yang menerapkan teknologi budidaya dan

pengolahan hasil pertanian sebanyak 10 kelompok; Tersebarnya informasi

pertanian, perikanan dan kehutanan sebanyak 3 paket; Meningkatnya jumlah

kelompok pelaksana SLPTT sebanyak 10 kelompok; Meningkatnya

penerapan teknologi budidaya tanaman perkebunan sebanyak 160 Ha;

Meningkatnya penerapan teknologi PHT pada tanaman perkebunan sebanyak

50 Ha; Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan pasca panen

perkebunan sebanyak 10 unit; Revitalisasi Kelembagaan dan Teknologi

Pertanian (UPJA dan P3A) sebanyak 40 Poktan; Pompa air (3";4"; 6") 30

Page 234: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 19

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 unit; Traktor roda dua (<6 PK; 6-8,5 PK), mesin tanam padi dan kultivator

10 unit; Alat Pengendali OPT (Handsprayer, Power Sprayer, Fog, Emposan

Tikus, Pembersih Gulma) 50 unit; Perontok/Pemipil Padi, Jagung, Kedelai

(Thresher, Cornsheller) 10 unit; Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

5 Poktan.

8) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan hasil peternakan : Ternak

Ruminansia sebanyak 50 orang; Ternak Unggas sebanyak 50 orang;

Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan/pengawetan pakan 1

kelompok; Meningkatnya penerapan teknologi penggemukan ternak

ruminansia 2 kelompok.

9) Irigasi (Irigasi air tanah, Irigasi Air Permukaan, dll) seluas 2.300 Ha;

Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian (Gudang, dll) 2 unit.

10) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil

Pertanian sebanyak 4 kelompok; Meningkatnya pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan sebanyak 4 paket; Tersebarnya informasi pertanian

dan kehutanan sebanyak 3 paket.

11) Meningkatnya pengembangan aneka usaha kehutanan : Budidaya Jamur

Kayu sebanyak 40.000 Baglog, Budidaya Lebah Madu sebanyak 130 Stup,

Budidaya Gaharu sebanyak 15 Ha, PLBTH sebanyak 15 Ha; Meningkatnya

kapasitas pengolahan hasil hutan dan turunannya sebanyak 5 unit;

Bertambahnya demplot hasil hutan non kayu sebanyak 7 kelompok.

12) Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan (pengurangan luas lahan kritis)

seluas 600 Ha melalui : Terbangunnya kawasan hutan rakyat dan penutupan

lahan di luar kawasan hutan seluas 500 Ha; Terbangunnya lokasi pembbitan

tanaman 10 Unit/Ha; Meningkatnya pengendalian erosi dan sedimentasi

melalui : Pembuatan Gully Plug sebanyak 20 unit, Pembuatan Sumur

Resapan sebanyak 50 unit, Pembuatan Dam Penahan Erosi (DPe) sebanyak

10 unit; Terbangunnya kawasan hutan rakyat seluas 200 Ha.

13) Terbangunnya Model Desa Konservasi sebanyak 4 Desa; Meningkatnya

kelestarian dan fungsi Sumber Mata Air sebanyak 6 SMA.

14) Berkembangnya budidaya dan meningkatnya produksi perikanan : Ikan Mas

sebanyak 46,72 ton, Ikan Nila sebanyak 154,60 ton, Ikan Lele sebanyak

91,36 ton, Ikan Gurame sebanyak 17,22 ton; Meningkatnya Produksi Benih

Page 235: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 20

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Ikan : Ikan Nila sebanyak 1.596.820 ekor, Ikan Lele sebanyak 43.491 ekor,

Ikan Mas sebanyak 103.098 ekor, Ikan Gurame sebanyak 34.327 ekor, Ikan

Patin sebanyak 126.094 ekor, Ikan Hias sebanyak 530 ekor; Meningkatnya

Kelompok Budidaya Perikanan yang Menerapkan Teknologi sebanyak 5

kelompok.

15) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil

Perikanan sebanyak 7 kelompok.

5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan Energi

Fokus prioritas pada Peningkatan investasi PMA/PMDN dan investasi lokal

terkait pengembangan UMKM, Perwujudan pembangunan destinasi wisata

unggulan melalui peningkatan keunggulan daya tarik dan promosi wisata, dan

Peningkatan pelayanan energi dan ketenaga listrikan.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Kajian Kebijakan penanaman modal 1 Naskah Akademis Dan 1 Draft

Raperda; Terimplementasikannya Pengembangan, Pemeliharaan Sistem

Informasi Pelayanan perizinan dan Penanaman Modal 75 %; Tersedianya

data potensi perizinan 1 paket.

2) Terselenggaranya Fasilitasi, Koordinasi pelayanan perizinan dan non

perizinan usaha (investasi/penanaman modal) melalui Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal 100%; Terselenggaranya

sosialisasi kebijakan pelayanan perizinan, penanaman modal kepada

masyarakat dunia usaha 1 paket; Terselenggaranya Koordinasi,

Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

sebanyak 45 LKPM, 4 Laporan Trwiluan dan 1 buku realisasi investasi.

3) Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan

instansi pemerintah dan dunia usaha 1 kali; Tersedianya informasi peluang

usaha/bidang usaha unggulan dan terselenggaranya promosi investasi

sebanyak 1 Buku Profil investasi unggulan, Booklet/leaflet dan 2 Kali

kepesertaan promosi investasi; Peningkatan kualitas SDM Pelayanan

Perizinan 1 kali.

4) Meningkatnya wisatawan, sebanyak 145.000 Orang.

5) Terpublikasikanya destinasi pariwisata 4 paket.

Page 236: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 21

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 6) Terbangunanya kemitraan pengelolaan pariwisata 4 MoU; Meningkatnya

SDM Pariwisata sebanyak 100 orang; Meningkatnya Kerajinan Kreatif

sebanyak 2 paket.

7) Jumlah KK kurang mampu yang terpasang listrik, sebanyak 2.000 KK.

8) Jumlah penambang berizin yang berwawasan lingkungan, sebanyak

10 perusahaan;

9) Rumah tinggal yang mempunyai penerangan listrik, sebesar 91,64%.

6. Pengembangan Infrastruktur

Fokus prioritas ini pada Peningkatan kualitas dan pembangunan infrastruktur

serta prasarana sosial dasar masyarakat

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat

dan nyaman sepanjang 600,60 Km dan Tersedianya jembatan yang

menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman sebanyak

375 Buah;

2) Tersedianya saluran drainase / gorong-gorong baru sepanjang 1 Km;

3) Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik sepanjang 3 Km;

4) Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah

ada, sebesar 70,00%;

5) Prosentase peningkatan peran dan fungsi sungai, danau dan sumber daya air

lainnya, sebesar 11 %

6) Jumlah debit air tanah yang dapat dikelola dan terawasi, sebesar

600.000 m3-rupiah;

7) Prosentase rumah tidak layak huni, sebesar 10,33%;

8) Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur perdesaan,

sebanyak 243 desa;

9) Jumlah Rumah Tangga yang terlayani akses air minum sebanyak 341.122

KK;

10) Tersedianya prasarana dan sarana air limbah, sebanyak 20 lokasi/desa;

11) Terpenuhinya kebutuhan penerangan jalan umum di wilayah pedesaan dan

perkotaan, sebesar 250 titik/lokasi, terpeliharanya perlengkapan jalan dan

fasilitas terminal, sebesar 75%, terpeliharanya Sarana Pengujian Kendaraan

Page 237: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 22

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Bermotor, sebanyak 1 kali, tersedianya alat/sarana pengaman lalu lintas

sebesar 100%.

7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur

Fokus prioritas ini pada Peningkatan kualitas dan akuntabilitas layanan

pemerintah, Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pemerintah

daerah, Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta

kesadaran politik dan hukum.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Prosentase OPD yang hasil evaluasi lakipnya minimal "CC" sebanyak 40 %;

Prosentase jumlah Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang

kompeten dan profesional di setiap OPD sebesar 60%; Tersusunnya sistem

dan prosedur pengawasan sebanyak 3 jenis;

2) Prosentase aset daerah yang diamankan secara administrasi, sebesar 100%,

secara fisik, sebesar 2%; Prosentase aset yang sudah diinventarisir, sebasar

100%;

3) Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Ekonomi 3 sebanyak dokumen;

Terwujudnya Perencanaan Sosial Budaya 2 dokumen; Terwujudnya

Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah 4 dokumen;

4) Jumlah Raperda yang diagendakan dalam Prolegda, sebanyak 10 Raperda;

Jumlah Produk hukum yang disosialisasikan, sebanyak 2 Per-UUan;

5) Jumlah OPD yang menerapkan Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO,

sebanyak 2 OPD;

6) Realisasi pemenuhan kebutuhan layanan pegawai, sebesar 100%, Prosentase

pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim sesuai jenjangnya, sebesar

67%, Pengiriman PNS untuk mengikuti diklat teknis/ fungsional sebanyak

250 orang, Meningkatnya layanan SAPK sebanyak 8 jenis.

8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanganan Kebencanaan Fokus prioritas ini pada Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan

serta kualitas penanganan bencana.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

Page 238: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 23

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 1) Meningkatnya Pelayanan dan Pemeliharaan Sarana Persampahan, selama 12

bulan;

2) Pengendalian terhadap Kualitas Tanah, Air dan Udara dari Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup, serta Meningkatnya Pengelolaan Sumber

Daya Manusia (SDM) Bidang Lingkungan Hidup, sebanyak 6 kegiatan;

3) Pengendalian terhadap kerusakan Tanah, Mata air, Hutan, Lahan dan

Teridentifikasinya kondisi SDA,KEHATI dan Titik Pencemaran Tanah, Air

dan Udara, sebanyak 5 kegiatan;

4) Meningkatnya Fungsi RTH di kawasan perkotaan dan wilayah kecamatan di

Kabupaten Majalengka di 7 lokasi/kecamatan;

5) Pengendalian Pembuangan Limbah Industri UKM dan Limbah Domestik di

2 lokasi/kecamatan;

6) Berfungsinya kembali sarana dan prasarana daerah bencana, sebesar 80%;

7) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mengatasi bencana pada

saat tanggap darurat bencana, sebesar 100%.

9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang

Fokus prioritas ini pada pemanfaatan ruang melalui pengendalian pemanfaatan

ruang.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Tersusunnya pedoman/arahan tentang penataan ruang sesuai dengan

peruntukan dan fungsi Ruang, sebanyak 5 dokumen;

2) Tersosialisasikannya rencana tata ruang, sebanyak 1 lokasi/kecamatan;

3) Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya

pembangunan kawasan, sebanyak 5 lokasi/kecamatan.

10. Penanggulangan Kemiskinan

Fokus prioritas ini pada penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan

pendapatan keluarga miskin dan penguatan pemberdayaan masyarakat berbasis

kearifan lokal.

Page 239: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 24

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Persentase PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk

pemenuhan kebutuhan dasar, sebanyak 3%;

2) Persentase PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan

sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial

ekonomi sejenis lainnya, sebanyak 3%;

3) Jumlah KUBE, sebanyak 100 Kube;

4) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi,

sebanyak 20%;

5) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan,

sebanyak 5%;

6) Jumlah BUMDes sebanyak 330 Unit.

11. Peningkatan Kapasitas Desa

Fokus prioritas ini pada Penguatan Pemerintah Desa/Kelurahan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

1) Ketersediaan Dokumen RPJM Desa sebanyak 330 desa, Dokumen RKP

Desa, sebanyak 330 desa;

2) Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

sebanyak Rp 701.045.840;

3) Cakupan pembangunan infrastruktur perdesaan berbasis masyarakat pada

330 Desa;

4) Cakupan status desa gotong royong sebanyak 8 desa.

12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama

Fokus prioritas ini pada Peningkatan kualitas kehidupan beragama dan

kerukunan antar umat beragama melalui Peningkatan peran lembaga-lembaga

sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan dalam pembangunan,

dam Peningkatan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama maupun

antarumat beragama.

Sasaran prioritas ini sebagai berikut :

Page 240: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 25

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 1) Jumlah Tenaga Pendidik Keagamaan yang mendapat insentif sebanyak 700

orang, Guru Ngaji 350 orang;

2) Jumlah Perbup Keagamaan sebanyak 2 Perbup;

3) Jumlah lembaga pendidikan agama yang memperoleh fasilitasi 629 unit;

4) Jumlah sarana ibadah yang memperoleh fasilitasi 370 unit;

5) Jumlah Pertemuan rutin antara tokoh-tokoh agama dan ormas keagamaan 68

kali.

Tabel 4.4. Penjelasan Program Pembangunan Daerah

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Peningkatan Kualitas

Kesehatan a. Program

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk

Rasio 1:0893 Dinkes

b. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

Rasio Rumah Sakit persatuan Penduduk

Rasio 1:0026 RSUD Cideres/ RSUD Majalengka

c. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Persen 100% Dinkes

d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1) Pendidikan formal bagi dokter spesialis (medis)

Orang 3 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka

2) Dokter (medis) yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis

Orang 8 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka

Page 241: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 26

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

e. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

1) Rasio dokter/medis per satuan penduduk

Rasio 0,11 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka

2) Rasio tenaga para medis per satuan penduduk

Rasio 1,33 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka

f. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1) Cakupan Desa Siaga Aktif

Persen 78% Dinkes

2) Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga

Persen 57% Dinkes

g. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Rasio Posyandu per satuan balita

Kelompok 1:14 Dinkes/BPMDPKB

2. Peningkatan Kualitas

Pendidikan a. Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar

1) Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau

Persen 100% Disdik

2) Jumlah Ruang

Kelas Baru SD/MI

ruang 80 Disdik

3) Jumlah Ruang

Kelas Baru SMP/MTs

ruang 29 Disdik

4) Jumlah SD/MI

Berstandar Nasional

Persen 89,13 Disdik

5) Jumlah SMP/MTs Berstandar Nasional

Persen 82,13 Disdik

b. Program Pendidikan Menengah

1) Jumlah Ruang Kelas Baru SMA/MA/ SMK

ruang 44 Disdik

2) Dibangunnya

Unit Sekolah Baru

unit 1 Disdik

3) Jumlah SMA/SMK/MA Berstandar Nasional

Persen 72,25 Disdik

Page 242: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 27

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

c. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah Pendidik yang memenuhi kualifikasi S1/D4

Orang 35 Disdik

3. Peningkatan Daya

Beli Masyarakat a. Program

Pengembangan Koperasi dan UKM

Pengembangan Keanggotaan Koperasi melalui Peningkatan Kerjasama Koperasi dan Penyuluhan dalam rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop)

Orang 624 KUKM Perindag

b. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi di Bidang Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi

Kope-rasi 100 KUKM Perindag

c. Program Peningkatan Kualitas Koperasi

Peningkatan kualitas dan kuantitas koperasi pondok pesantren

Kopon-tren 2 KUKM Perindag

d. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

1) Peningkatan Kualitas Organisasi Badan Hukum Koperasi

Koperasi 10 KUKM Perindag

2) Peningkatan Kualitas Ketatalaksana-an Koperasi dan UMKM

Koperasi 30 KUKM Perindag

e. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil

1) Fasilitasi KUR bagi UMKM produktif

KUKM 90 KUKM Perindag

Page 243: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 28

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

Menengah

2) Pemberian tambahan modal dengan skema dana bergulir

KUKM 2 KUKM Perindag

3) Peningkatan Peran serta masyarakat dalam SDM UMKM

Orang 150 KUKM Perindag

4) Pameran Produk UKM

Keg 8 KUKM Perindag

5) Fasilitasi Kemitraan dengan Lembaga Keuangan Lainnya

UKM 100 KUKM Perindag

6) Pembangunan Outlet Produk UMKM di Kawasan Wisata

Lokasi 2 KUKM Perindag

f. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

1) Peserta Pelatihan Kemampuan Teknis Perdagangan

Orang 50 KUKM Perindag

2) Revitalisasi Pasar Pemda

Pasar 1 KUKM Perindag

3) Pengembangan dan Rehabilitasi Pasar Tradisional

Paket 1 KUKM Perindag

g. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri

1) Fasilitasi Tera Ulang

Kec. 26 KUKM Perindag

2) Operasi Pasar Keg. 2 KUKM Perindag

3) Pengawasan Barang Beredar

Lokasi 10 KUKM Perindag

Page 244: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 29

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

4) Kemitraan Toko Modern dan Pelaku Usaha

Pelaku Usaha

100 KUKM Perindag

h. Program Pembangunan Kawasan Perdagangan

1) Pembangunan outlet

Lokasi 5 KUKM Perindag

2) Terbangunnya kawasan perdagangan

Kawasan 1 KUKM Perindag

i. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

1) Pengembangan Pangsa Pasar

Kegiatan 2 KUKM Perindag

j. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

1) Penataan Pedagangan Kaki Lima

Lokasi 2 KUKM Perindag

k. Program Pengembangan Industri

1) Penyusunan perencanaan kawasan industri

Dokumen 2 KUKM Perindag

l. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

1) Pelatihan Industri Kecil dan Menengah

IKM 80 KUKM Perindag

2) Pengembangan industri kreatif

Kelompok 3 KUKM Perindag

3) Fasilitasi HAKI

IKM 20 KUKM Perindag

4) Sertifikasi

Halal IKM 20 KUKM

Perindag

m. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Bantuan Peralatan Industri

Kelompok 63 KUKM Perindag

4. Pemantapan

Ketahanan Pangan a. Program

Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/perkebunan

1) Mempertahankan Ketersediaan Energi dan Protein/Kapita

Persen 90 BP4K

2) Meningkatkan dan mempertahankan Cadangan Pangan

Persen 5 BP4K

Page 245: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 30

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

3) Mempertahankan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga & Akses Pangan

Persen 90 BP4K

4) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan

Persen 13,41 BP4K

5) Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan

Persen 1 BP4K

6) Pengawasan & Pembinaan Keamanan Pangan

Persen 6 BP4K

7) Penanganan Daerah Rawan Pangan

Persen 8 BP4K

8) Peningkatan dan Pengamanan Mutu Produk Pertanian :

Pengendalian OPT

Kg/L 1.000 Distankan

Penganekaragaman produksi tanaman pertanian

Lokasi 5 Distankan

Peringatan Hari Pangan

Kali 1 Distankan

Pengumpulan dan Pengolahan Data Pertanian

Kec. 26 Distankan

b. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

1) Meningkatnya Produksi Tanaman Pertanian :

Distankan

Padi Ton 21.211,14

Jagung Ton 3.591,03

Kedelai Ton 338,10

Ubi Jalar Ton 184,92

Kacang Tanah Ton 11,40

Kacang Hijau Ton 8,45

Page 246: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 31

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

Mangga Ton 292,53

Jambu Biji Ton 204,22

Durian Ton 254,27

Jeruk

keprok/siam Ton 32,50

Bawang

Merah Ton 1.197,99

Bawang Daun Ton 406,98

Kentang Ton 717,87

Cabe Besar Ton 454,86

Jahe Ton 12,95

Tanaman Hias Tang-kai 2.000

Jamur Ton 9,33

2) Bantuan Bibit/Benih Unggul :

Distankan

Padi Ha 5.000 Jagung Ha 225 Kedelai Ha 1.000 Ubi Jalar Ha 5 Kacang Tanah Ha 5 Kacang Hijau Ha 5 Mangga Ha 50 Jambu Biji Ha 20 Durian Ha 20

Jeruk Keprok/

Siam Ha 5

Bawang

Merah Ha 5

Bawang Daun Ha 3 Kentang Ha 2 Cabe Besar Ha 5 Jahe Ha 2 Tanaman Hias Ha 1 Jamur Baglog 8.000

3) Meningkatnya Produksi Benih Padi

Ton 5 Distankan

4) Tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Ha 75 Distankan

5) Bantuan Pupuk bagi Petani

Ha 330 Distankan

Page 247: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 32

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

6) Meningkatnya luasan lahan produktif komoditas unggulan perkebunan (melalui intensifikasi dan rehabilitasi) :

Dishutbunak

- Kopi - Teh - Cengkeh

Ha Ha Ha

150 100 200

c. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Meningkatnya populasi dan produksi hasil peternakan (melalui pengembangan bibit unggul, IB, pakan bermutu, pembinaan kelompok dll):

Dishutbun-nak

- Sapi Potong Ekor 640

Ton 197,91

- Sapi Perah Ekor 41

Liter 145.791

- Domba Ekor 64.505

Ton 63,66

- Ayam Ras

Pedaging Ekor 240.000

Ton 360

- Ayam Ras

Petelur Ekor 5.000

Ton 45,96

d. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

1) Meningkatnya pelayanan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan hewan

Kec. 26 Dishutbun-nak

e. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

1) Terbentuknya Gapoktan PUAP menjadi Lembaga Ekonomi Petani yang Berbadan Hukum

Unit 5 BP4K

Page 248: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 33

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

2) Meningkatnya Jumlah Penyuluh Swadaya

Orang 49 BP4K

3) Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Petani

Unit 3 BP4K

4) Meningkatnya Jumlah Kemitraan Kelompok Tani dengan Pihak Swasta

MoU 3 BP4K

5) Meningkatnya Kesejahteraan Petani

Orang 150 Distankan

f. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

1) Meningkatnya Kompetensi Penyuluh

Orang 52 BP4K

2) Meningkatnya Aktivitas Kunjungan Penyuluhan

Kali 16 BP4K

g. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

1) Meningkatnya kelompok tani yg menerapkan teknologi budidaya dan pengolahan hasil pertanian

Kelompok 10 BP4K

2) Tersebarnya informasi pertanian, perikanan dan kehutanan

Paket 3 BP4K

3) Meningkatnya jumlah kelompok pelaksana SLPTT

Kelompok 10 BP4K

4) Meningkatnya penerapan teknologi budidaya tanaman perkebunan

Ha 160 Dishutbun-nak

Kelompok 7

Page 249: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 34

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

5) Meningkatnya penerapan teknologi PHT pada tanaman perkebunan

Ha 50 Dishutbun-nak

Kelompok 5

6) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan pasca panen perkebunan

Unit 10 Dishutbun-nak

Kelompok 10

7) Revitalisasi Kelembagaan dan Teknologi Pertanian (UPJA dan P3A)

Poktan 40 Distankan

8) Pompa air

(3";4"; 6") Unit 30 Distankan

9) Traktor roda dua (<6 PK; 6-8,5 PK), mesin tanam padi dan kultivator

Unit 14 Distankan

10) Alat Pengendali OPT (Handsprayer, Power Sprayer, Fog, Emposan Tikus, Pembersih Gulma)

Unit 50 Distankan

11) Perontok/Pemipil Padi, Jagung, Kedelai (Thresher, Cornsheller)

Unit 10 Distankan

12) Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

Poktan 5 Distankan

h. Program Peningkatan Penerapan Teknologi

1) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan

Dishutbun-nak

Page 250: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 35

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

Peternakan hasil peternakan :

- Ternak Ruminansia - Ternak Unggas

Orang

Orang

50

50

2) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan/ pengawetan pakan

Kelompok 1 Dishutbun-nak

3) Meningkatnya penerapan teknologi penggemukan ternak ruminansia

Kelompok 2 Dishutbun-nak

i. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian

1) Irigasi (Irigasi air tanah, Irigasi Air Permukaan, dll)

Ha 2.300 Distankan

2) Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian (Gudang, dll)

Unit 2 Distankan

j. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

1) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil Pertanian

Kelompok 4 Distankan

2) Meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Paket 4 Distankan

3) Tersebarnya informasi pertanian dan kehutanan

Paket 3 Dishutbun-nak

k. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

1) Meningkatnya pengembangan aneka usaha kehutanan :

Dishutbun-nak

- Budidaya

Jamur Kayu Baglog 40.000

- Budidaya

Lebah Madu Stup 140

Page 251: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 36

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

- Budidaya

Gaharu Ha 15

- PLBTH Ha 30

- Budidaya/

olahan Bambu Batang 2.000

2) Meningkatnya kapasitas pengolahan hasil hutan dan turunannya

Unit 5 Dishutbun-nak

3) Bertambahnya demplot hasil hutan non kayu

Kelompok 7 Dishutbun-nak

l. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1) Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan (pengurangan luas lahan kritis):

Ha 600 Dishutbun-nak

a. Terbangunnya kawasan hutan rakyat dan penutupan lahan di luar kawasan hutan

Ha 500

b. 'Terbangunnya lokasi pembibtain tanaman

Unit/ Ha

10

c. Meningkatnya pengendalian erosi dan sedimentasi :

- Pembuatan

Gully Plug Unit

20

- Pembuatan Sumur Resapan

Unit

50

- Pembuatan Dam Penahan Erosi (DPe)

Unit

10

m. Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan

1) Terbangunnya Model Desa Konservasi

Desa 4 Dishutbun-nak

Page 252: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 37

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

2) Meningkatnya kelestarian dan fungsi Sumber Mata Air

SMA 6 Dishutbun-nak

n. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

1) Berkembangnya Budidaya dan Meningkatnya Produksi Perikanan :

Distankan

Ikan Mas Ton 46,72

Ikan Nila Ton 154,60

Ikan Lele Ton 91,36

Ikan Gurame Ton 17,22

2) Meningkatnya Produksi Benih Ikan :

Distankan

Ikan Nila Ikan Lele Ikan Mas Ikan Gurame Ikan Patin Ikan Hias

Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor

1.596.820 43.491

103.098 34.327

126.094 530

3) Meningkatnya Kelompok Budidaya Perikanan yang Menerapkan Teknologi

Kelompok 5 BP4K

o. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

1) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil Perikanan

Kelompok 7 Distankan

5. Pengembangan

Investasi, Pariwisata, dan Energi

a. Program Pengembangan Investasi

1) Kajian Kebijakan penanaman modal.

Naskah kajian,Raperda dan Raperbup

1 Naskah Akademis

Dan 1 Draft

Raperda

BPPTPM

2) Terimplementasikannya Pengembangan, Pemeliharaan Sistem Informasi Pelayanan

Persen 75 BPPTPM

Page 253: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 38

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

perizinan dan Penanaman Modal

3) Tersedianya data potensi perizinan

Paket 1 BPPTPM

b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

1) Terselenggaranya Fasilitasi, Koordinasi pelayanan perizinan dan non perizinan usaha (investasi/penanaman modal) melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal

Persen 100 BPPTPM

2) Terselenggaranya sosialisasi kebijakan pelayanan perizinan, penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha

Paket 1 BPPTPM

3) Terselenggaranya Koordinasi, Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Laporan 45 LKPM, 4 Laporan

Trwiluan dan 1 buku

realisasi investasi

BPPTPM

c. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1) Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan

Kali 1 BPPTPM

Page 254: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 39

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

instansi pemerintah dan dunia usaha

2) Tersedianya informasi peluang usaha/bidang usaha unggulan dan terselenggaranya promosi investasi

Paket 1 Buku Profil

investasi unggulan,

Booklet/ leaflet dan

2 Kali kepesertaan promosi

investasi

BPPTPM

3) Peningkatan kualitas SDM Pelayanan Perizinan

Kali 1 BPPTPM

d. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Meningkatnya wisatawan

Orang 145.000 Disporabud-par

e. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Terpublikasikanya destinasi pariwisata

Paket 4 Disporabud-par

f. Program Pengembangan Kemitraan

1) Terbangunanya kemitraan pengelolaan pariwisata

MoU 4 Disporabud-par

2) Meningkatnya SDM Pariwisata

Orang 100 Disporabud-par

3) Meningkatnya Kerajinan Kreatif

Paket 2 Disporabud-par

g. Program pembinaan dan pengembangan bidang energi dan ketenagalistrikan

Jumlah KK kurang mampu yang terpasang listrik

KK 2.000 PSDAPE

h. Program pembinaan dan pengembangan bidang energi dan ketenagalistrikan

Jumlah KK kurang mampu yang terpasang listrik

KK 2.000 PSDAPE

6. Pengembangan Infrastruktur

a. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

1) Tersediannya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan

Km 600,60 Dinas BMCK

Page 255: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 40

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

nyaman

2) Tersediannya jembatan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman

Km 375 Dinas BMCK

b. Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong

Tersedianya saluran drainase / gorong-gorong baru

Km 1

Dinas BMCK

c. Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase/gorong-gorong

Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik

Km 3

Dinas BMCK

d. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada

% 70,00 PSDAPE

e. Program pengembangan perumahan

Prosentase rumah tidak layak huni

% 10,33 Dinas BMCK

f. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perdesaan

Desa 243 Dinas BMCK

g. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

1)

Jumlah Rumah Tangga yang terlayani akses air minum

KK 341.122 Dinas BMCK + PDAM

2)

Tersedianya prasarana dan sarana air limbah

Lokasi/ Desa

20 Dinas BMCK

Page 256: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 41

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

h. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Terpenuhinya kebutuhan penerangan jalan umum di wilayah pedesaan dan perkotaan

Titik/ lokasi

250 Dishubkom-info

i. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Tersedianya alat/sarana pengaman lalu lintas

% 100 Dishubkom-info

7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur

a. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah

Prosentase OPD yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

Persen 70 Inspektorat

b. Program Peningkatan Pengelolaan Barang Milik Daerah

1) Prosentase aset daerah yang diamankan

DPKAD

Pengamanan

secara administrasi

Persen 100

Pengamanan secara fisik

Persen 2

2) Prosentase aset

yang sudah diinventarisir

Persen 100 DPKAD

c. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

Tersedianya Data/informasi/statistik daerah

Doku-men 5

Bappeda

d. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM

1) Jumlah Raperda yang diagendakan dalam Prolegda

Raper-da 10

Hkm. Setda dan Setwan

2) Jumlah Produk hukum yang disosialisasi-kan

Per-UU-an 2

Kesbangpol & Hkm. Setda

Page 257: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 42

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanggulangan Bencana

a. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Meningkatnya fungsi RTH di kawasan perkotaan dan wilayah kecamatan di Kabupaten Majalengka

Lokasi/Kecamatan

7 BPLH Kabupaten Majalengka

b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Pengendalian Pembuangan Limbah Industri UKM dan Limbah Domestik

Lokasi/Kecamatan

2 BPLH Kabupaten Majalengka

c. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial

Berfungsinya kembali sarana dan prasarana daerah bencana

% 80 BPBD

d. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Meningkatnya Pelayanan dan Pemeliharaan Sarana Persampahan

Bulan 12 BPLH Kabupaten Majalengka

e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Pengendalian terhadap kerusakan Tanah, Mata air, Hutan, Lahan dan Teridentifikasinya kondisi SDA,KEHATI dan Titik Pencemaran Tanah, Air dan Udara

Kegiatan 5 BPLH Kabupaten Majalengka

f. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Pengendalian terhadap Kualitas Tanah, Air dan Udara dari Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, serta Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Lingkungan Hidup

Kegiatan 6 BPLH Kabupaten Majalengka

Page 258: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 43

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang

a. Program Perencanaan Tata Ruang

Tersusunnya pedoman/arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi Ruang

Dokumen 5 BMCK

b. Program Pemanfaatan Ruang

Tersosialisasikannya rencana tata ruang

Lokasi/Kecamatan

1 BMCK

c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya pembangunan kawasan

Lokasi/Kecamatan

5 BMCK

10. Penanggulangan

Kemiskinan a. Program

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

1) Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

Persen 3% Dinsosnaker-trans

2) Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

Persen 3% Dinsosnaker-trans

3) Jumlah KUBE Kube 100 Dinsosnaker-trans

b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

1) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

Persen 20% Dinsosnaker-trans

Page 259: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 44

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

2) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan

Persen 5% Dinsosnaker-trans

c. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Jumlah BUMDes

Unit 330 BPMDPKB

11. Peningkatan

Kapasitas Desa a. Program

peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

1) Ketersediaan Dokumen RPJM Desa

Doku-men 330 BPMDPKB

2) Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

Rupiah 701.045.840

BPMDPKB

b. Program peningkatan infrastruktur perdesaan

Cakupan pembangunan infrastruktur perdesaan berbasis masyarkat

Kegiat-an 330 BPMDPKB

c. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

Cakupan status desa gotong royong

desa 1 BPMDPKB

12. Peningkatan Kualitas

Umat Beragama Program

Peningkatan Kehidupan Beragama

1) Jumlah Guru Ngaji yang mendapat insentif

orang 686 Kesra. Setda

2) Jumlah Perbup

Keagamaan Perbup 2 Kesra. Setda

3) Jumlah lembaga pendidikan agama yang memperoleh fasilitasi

unit 629 Kesra. Setda

4) Jumlah sarana ibadah yang memperoleh fasilitasi

unit 370 Kesra. Setda

Page 260: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 45

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

No. Prioritas Pembangunan

Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

OPD Penanggung

Jawab

5) Jumlah Pertemuan rutin antara tokoh-tokoh agama dan ormas keagamaan

kali 3 Kesra. Setda

Page 261: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015

BAB IV - 46

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015

Page 262: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015

5.1. Ruang Lingkup Rencana Program dan Kegiatan Prioritas

Secara teknokratis Proses penyusunan Rencana program dan kegiatan

prioritas daerah dalam RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, merupakan hasil

analisis atas hasil evaluasi pembangunan tahun sebelumnya, analisis posisi RKPD

Tahun 2015 dalam kerangka pembangunan jangka menengah daerah yang tertuang

dalam Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 berkaitan

program pembangunan dan dengan capaian kinerja yang direncanakan dalam tahun

berkenaan. Selain itu juga rencana program dan kegiatan prioritas telah diadaptasikan

dengan hasil analisis atas pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten Majalengka yang

merupakan hasil Reses DPRD.

Program/kegiatan yang terpilih merupakan program/kegiatan yang terukur

dengan target yang pasti dalam rangka mendongkrak capaian target pembangunan

tahun 2015 yang diharapkan dapat mampu meningkatkan kesejahteraan masayarakat.

Rencana program dan kegiatan prioritas daerah disusun dan dikelompokkan

berdasarkan sasaran-sasaran dan target capaian prioritas pembangunan daerah,

dengan memperhatikan urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.

Rencana program/kegiatan tersebut disertai dengan indikator kinerja, target, satuan,

pagu indikatif, lokasi, dan OPD penanggungjawabnya, sehingga rencana program

dan kegiatan prioritas daerah menjadi acuan bagi OPD dalam menyusun Rencana

Kerja OPD.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, urusan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Daerah adalah terdiri atas 26 urusan wajib dan 8 urusan

pilihan, yaitu :

A. Urusan Wajib

1. Pendidikan.

2. Kesehatan.

Page 263: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 3. Pekerjaan Umum.

4. Perumahan Rakyat.

5. Penataan Ruang.

6. Perencanaan Pembangunan.

7. Perhubungan.

8. Lingkungan Hidup.

9. Pertanahan.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil.

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

13. Sosial.

14. Ketenagakerjaan.

15. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

16. Penanaman Modal.

17. Kebudayaan.

18. Kepemudaan dan Olah Raga.

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

21. Ketahanan Pangan.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

23. Statistik.

24. Kearsipan.

25. Komunikasi dan Informatika.

26. Perpustakaan.

B. Urusan Pilihan

1. Pertanian.

2. Kehutanan.

3. Energi dan Sumber daya Mineral.

4. Pariwisata.

5. Kelautan dan Perikanan.

6. Perdagangan.

Page 264: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 3

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 7. Industri.

8. Ketransmigrasian.

Pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015, semua yang

menjadi kewenangan daerah mendapat perhatian dari pemerintah dalam perencanaan

program/kegiatan serta pengalokasian anggarannya. Namun demikian, mengingat

keterbatasan dana yang ada, beberapa urusan mendapat prioritas dalam pemberian

pengalokasian anggaran. Pemerintah Daerah dihadapkan pada keharusan

menentukan pilihan prioritas program/kegiatan Tahun 2015 sebagai upaya

peningkatan efektifitas dan efisiensi pembangunan daerah.

5.2. Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2015

Dalam upaya menjawab permasalahan yang menjadi isu strategis dan

mewujudkan target sasaran prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka tahun

2015 serta mencapai target indikator makro pembangunan daerah, maka program dan

kegiatan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, berdasarkan sifat dan urgensi

program/kegiatan terkait dengan hal-hal tersebut di atas, yaitu :

1. Program/kegiatan prioritas utama;

2. Program/kegiatan reguler;

3. Program/kegiatan Kecamatan.

Adapun rincian 3 (tiga) kategori program/kegiatan tersebut di atas adalah

sebagai berikut :

A. Program/Kegiatan Prioritas Utama

Program/Kegiatan Prioritas Utama adalah program/kegiatan yang diprioritaskan

pelaksanaan dan penganggarannya dalam rangka pencapaian visi dan misi,

bersifat mendesak, harus selesai pada tahun rencana, target capaian harus

terukur pada skala maksimal atau ideal, dengan cakupan wilayah yang luas,

kegiatan melibatkan sebagian besar masyarakat dan atau berdampak luas pada

masyarakat, serta membentuk pencitraan positif bagi keberhasilan program

pembangunan tersebut.

B. Program/Kegiatan Reguler

Program/Kegiatan Reguler adalah kegiatan yang pelaksanaan dan

penyelenggaraanya wajib dan bersifat rutin berulang setiap tahun, dengan

maksud, tujuan, volume, anggaran dan output relatif tetap atau sama, yang

Page 265: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 4

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 apabila tidak dianggarkan berdampak eksistensial pada organisasi perangkat

daerah yang bersangkutan. Program/kegiatan ini merupakan dasar dari

organisasi perangkat daerah untuk melakukan semua kegiatan dasar yang

menunjang keberlangsungan organisasi. Prioritas ini dijabarkan dalam urusan

dasar OPD, urusan wajib, urusan pilihan, program, dan kegiatan.

C. Program/Kegiatan Kecamatan

Program/Kegiatan Kecamatan adalah program/kegiatan yang pelaksanaannya

atas dasar kepentingan kewilayahan yang diselenggarakan oleh kecamatan

dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan dalam

rangka menunjang akselerasi pencapaian IPM sesuai dengan kewenangan yang

dimilikinya dalam menyelenggarakan urusan. Program/kegiatan kecamatan

dijabarkan dalam program, dan kegiatan.

Selain kelompok program/kegiatan prioritas seperti dijabarkan di atas, dalam

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 juga mencantumkan program/kegiatan

yang akan diusulkan ke Pemerintah Pusat/sumber dana APBN (DAK, Tugas

Pembantuan, Sektoral/Dekonsentrasi), dan Pemerintah Provinsi/sumber dana APBD

Provinsi (Bantuan Keuangan, Sektoral/Dekonsentrasi), rincian program/kegiatan

disajikan dalam matrik sebagai berikut.

Page 266: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB VI - 1

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 BAB VI

PENUTUP

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

2015 merupakan dokumen perencanaan tahunan yang akan dijadikan pedoman bagi

Pemerintah Kabupaten Majalengka dan stakeholders pembangunan dalam

melaksanakan pembangunan pada tahun 2015. Substansi RKPD Tahun 2015 disusun

mengacu pada RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025, Rancangan Akhir

RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, dan kajian atas dokumen RPJMD

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, RPJPN Tahun 2005-2025, Rancangan

RPJMN Tahun 2015-2019 dan RKP Tahun 2015. Semua rangkaian ketetapan

program/kegiatan, strategi pembangunan dan kebijakan-kebijakan keuangan daerah

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam rangka mengusung

pencapaian target-target pembangunan tahun 2015 yang tertuang dalam Rancangan

Akhir RPJMD.

Sebagai upaya sinkronisasi, sinergitas, dan integrasi dengan Rancangan Akhir

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, maka ditetapkan kaidah-kaidah

pelaksanaan sebagai berikut :

1. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka dan pelaku

pembangunan berkewajiban untuk melaksanakan program dan kegiatan yang

terkait dengan RKPD Tahun 2015 dengan proporsional dan sebaik-baiknya.

2. Dalam rangka sinkronisasi, sinergitas dan integrasi pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan yang pendanaannya bersumber dari APBD,

APBN/BLN/PHLN dan sumber-sumber lainnya yang sah, maka setiap OPD

harus menindaklanjutinya dengan menyusun dan mengsingkronisasi RENJA

OPD dengan RKPD Tahun 2015 yang kemudian akan dijadikan dasar

pelaksanaan rencana kegiatan tahun 2014 pada OPD masing-masing.

3. Kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah dan kebijakan

pembiayaan daerah dihitung berdasarkan analisis terukur dengan memperhatikan

perubahan kebijakan keuangan pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Secara

definitif kebijakan-kebijakan tersebut ditetapkan mengacu pada Peraturan

Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Dalam Negeri dan peraturan lainnya, serta

kesepakatan bersama dengan DPRD.

Page 267: bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf · Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB VI - 2

Pemerintah Kabupaten Majalengka

RKPD

2015 4. Seluruh program/kegiatan dalam RKPD Tahun 2015 dapat dilaksanakan sesuai

dengan kemampuan perolehan pembiayaan pembangunan dari sumber-sumber

pendapatan daerah.

5. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan Daerah tidak saja ditentukan oleh

pemenuhan rencana pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang didanai dari pendapatan

daerah, tapi juga ditentukan oleh dana-dana pembangunan lain yang berasal dari

swadaya masyarakat, dunia usaha serta stakeholder pembangunan lainnya.

6. RKPD Tahun 2015 selanjutnya akan dijadikan bahan dalam penyusunan

Kebijakan Umum APBD (KUA), dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

(PPAS) Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2015 sebagai dasar dalam

penyusunan APBD Kabupaten Majalengka Tahun Anggran 2015.

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, yang memuat prioritas

pembangunan daerah dan program/kegiatan prioritas merupakan penjabaran dari visi

dan misi pada RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 diharapkan mampu

mengkoordinasi, mengintegrasi, dan mensinergiskan pencapaian sasaran yang telah

ditetapkan sehingga dapat mengakselerasi peningkatan derajat kemakmuran

masyarakat Kabupaten Majalengka.