bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf ·...
Transcript of bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/rkpd12/2015/rkpd2015.pdf ·...
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pokok penyelenggaraan pemerintahan sesungguhnya adalah untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana tertuang dalam Pembukanan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Maka dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan tersebut diterapkanlah konsep otonomi daerah.
Konsep penyelenggaraan otonomi daerah sendiri yaitu, pemerintahan daerah,
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan, yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka menjamin agar kegiatan
pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan
pembangunan yang efektif.
Perencanaan pembangunan daerah diartikan sebagai suatu proses penyusunan
tahap-tahap kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Ruang lingkup
perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan ; tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
Perencanaan pembangunan daerah terdiri atas : (1) Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
20 tahun, (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 tahun, (3) Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
1 tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, (4) Rencana
Strategis OPD (Renstra OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode
5 tahun, (5) Rencana Kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 untuk periode 1 tahun. Kelima dokumen tersebut disusun saling bersinergis dengan
tujuan untuk mengarahkan pembangunan lebih terfokus pada pencapaian target
pembangunan pada tahun rencana.
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Pasal 150 ayat 3 butir (d) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),
merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1(satu) tahun, yang
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,
rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan
mengacu kepada rencana kerja Pemerintah.
Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015,
berpedoman pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 050/691/SJ
tentang Pedoman Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Tahun 2015, bahwa bagi daerah yang sedang menyusun RPJMD,
maka untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan
menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, pemerintah daerah dapat
menggunakan rencana program, sasaran, dan pagu indikatif tahun pertama yang
disusun dalam Rancangan Awal RPJMD sebagai landasan penyusunan Rancangan
Awal RKPD Tahun 2015 yang nantinya ditetapkan menjadi tahun pertama dari
indikasi rencana program yang disertai kebutuhan pendanaan RPJMD yang akan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selain itu juga untuk menjamin konsistensi
antara RPJMD dengan RKPD, serta antara perencanaan dan penganggaran tahun
2015 terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai dengan kewenangan
kabupaten sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka
penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 berpedoman
pada Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah dan Bab VIII
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
sebagaimana yang telah tertuang dalam RPJMD. Merujuk pada Surat Edaran tersebut
juga maka dalam Perbup RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 tetap
berpedoman pada Bab VII dan VIII dalam Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten
Majalengka Tahun 2014-2018.
Merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Majalengka 2005-2025, tahun 2015 merupakan tahun ke 2 (dua) tahapan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 3
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 ketiga Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018. Berdasarkan RPJPD tersebut, tahun
2014-2018, yaitu tahap pemantapan pembangunan secara menyeluruh diberbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing perekonomian dari sektor industri
pengolahan berlandaskan keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas serta
kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat demi terwujudnya
perekonomian daerah yang kuat dan merata.
Gambar 1.1.
Tahapan Pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 Berdasarkan RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025
Secara subtantif RKPD merupakan penjabaran perencanaan tahunan atas dokumen
perencanaan jangka menengah (5 tahunan) RPJMD. Tujuan, sasaran dan targetan
yang tertuang dalam RPJMD yang telah dijabarkan pertahun dijadikan pedoman
dalam penyusunan RKPD, sebagai konsekuensi pencapaiaan targetan tahunan yang
merupakan akumulasi 5 tahun target pembangunan. Prioritas pembangunan dalam
RKPD dijadikan acuan bagi OPD dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) OPD,
Renja OPD juga disusun mengacu terhadap tujuan, sasaran dan targetan
pembangunan yang tertuang dalam Renstra OPD. RKPD yang telah ditetapkan
2005-2008
2009-2013
2014-2018
2019-2023
2014
2015
2016
2017
2018
TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 4
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 dengan peraturan bupati menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran Pendapadatan dan Belanja Daerah (KUA-PBD) dan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) yang kemudian dijadikan pedoman dalam penyusunan
RAPBD.
1.1.1. Pendekatan dan Mekanisme Penyusunan RKPD
A. Pendekatan Penyusunan RKPD Tahun 2015
Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas; baik
antar-daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat
dan Daerah, RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun melalui pendekatan
sebagai berikut :
1. Politik, pendekatan ini menitikberatkan pada program-program pembangunan
yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
2. Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan kerangka
berfikir, asumsi, dan metoda ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah;
3. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan untuk mendapatkan aspirasi
dan menciptakan konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting
pengambilan keputusan;
4. Atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up), kedua pendekatan ini
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan yang dilaksanakan melalui
musyawarah baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan,
serta kelurahan, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran
rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
B. Mekanisme Penyusunan RKPD
Mempedomani Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, secara umum penyusunan RKPD Kabupaten
Majalengka Tahun 2015 melalui 4 (empat) tahap langkah penyusunan rencana, yang
dimaksudkan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk
ditetapkan. Langkah pertama, adalah penyiapan Rancangan Rencana Kerja
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 5
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 yang bersifat
teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing-masing OPD
menyiapkan Rancangan Rencana Kerja (Renja) dengan berpedoman pada Rancangan
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Langkah ketiga, adalah melibatkan
masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2015 melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Langkah keempat, adalah
penyusunan Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015.
Secara terperinci tahapan penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2015 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Majalengka
menyusun Rancangan Awal RKPD Tahun 2015 dengan berpedoman pada
RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025, Rancangan Akhir RPJMD
Kabupaten Majalengka, RPJMD Provinsi Jawa Barat, dan RPJMN. Rancangan
Awal RKPD Tahun 2015 juga disusun dengan memperhatikan kondisi
perekonomian nasional, isu strategis nasional, isu strategis regional, isu strategis
kabupaten, kondisi perekonomian regional, evaluasi pencapaian indikator makro
sosial ekonomi Kabupaten Majalengka Tahun 2013, dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.
2. Bappeda Kabupaten Majalengka melakukan konsultasi publik dalam rangka
menjaring aspirasi dari publik (pemangku kepentingan) Pemerintah Kabupaten
Majalengka terhadap prioritas dan sasaran pembangunan dan dalam rangka
mengkomunikasikan rencana pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun
2015 yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Tahun 2015.
3. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyusun Rancangan Awal Renja-OPD
dengan mempedomani Rancangan Rencana Strategis (Renstra-OPD) dan
mengacu pada Rancangan Awal RKPD Tahun 2015.
4. Desa dan Kelurahan melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa/Kelurahan untuk menyepakati Rencana Pembangunan Desa Tahun
2015. Keluaran Musrenbang adalah Dokumen Rencana Kerja Pembangunan
(RKP) Desa dan/atau Renja Kelurahan yang berisi :
a. Prioritas kegiatan pembangunan skala desa/kelurahan yang didanai oleh
pendapatan desa dan swadaya masyarakat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 6
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 b. Prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui OPD yang
akan dibahas dalam Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka di
Kecamatan.
5. Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di Kecamatan
dilaksanakan oleh kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas
pembangunan di kecamatan berdasarkan hasil musrenbang di Desa/Kelurahan,
serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut.
Keluaran yang dihasilkan Musrenbang RKPD di kecamatan adalah dokumen
Rencana Kerja (Renja) Kecamatan dan daftar usulan prioritas program dan
kegiatan pembangunan yang didanai oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi
Jawa Barat, APBN dan sumber pendanaan lainnya di wilayah kecamatan
menurut fungsi OPD.
6. OPD memaduserasikan rencana program dan kegiatan dengan rencana program
dan kegiatan hasil Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka di Kecamatan
untuk dituangkan dalam Rancangan Renja OPD.
7. Penajaman Rancangan Renja OPD Tahun 2015 dilakukan dalam Forum
Organisasi Perangkat Daerah (Forum OPD/Gabungan OPD) Kabupaten
Majalengka Tahun 2014 untuk mendapatkan susunan prioritas kegiatan dan
program serta menampung aspirasi dari stakeholder lainnya untuk
penyempurnaan Rancangan Renja yang telah disusun.
8. Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun
berdasarkan Rancangan Renja OPD hasil penajaman dalam Forum
OPD/Gabungan OPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014.
9. Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 dibahas dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2015 di Kabupaten tahun 2014.
10. Hasil Pembahasan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD
Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di Kabupaten pada tahun 2014, selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka
Tahun 2015.
11. Penajaman Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2015 dilakukan dalam Forum Pasca Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 7
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 di Kabupaten pada
tahun 2014.
12. RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 secara definitif ditetapkan dengan
Peraturan Bupati Majalengka, selanjutnya dijadikan sebagai pedoman
penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS), dan RAPBD Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran
2015.
Lebih jelas mengenai mekanisme penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka
Tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.2. sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 8
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Gambar 1.2. Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2015
1. KONDISI PEREKONOMIAN NASIONAL & ISU STRATEGIS NASIONAL
2. KONDISI PEREKONOMIAN REGIONAL
3. EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR MAKRO SOSEK KAB.MAJALENGKA TH.2013
1. RPJP Nasional (UU 17/2007) 2. RPJMN Th.2010 – 2014 3. RPJMD PROV. JABAR Th.2013-2018 3. RPJPD Kab. Majalelngka Th.2005-2025 4. RPJMD Kab. Majalengka Th.2014-2018
RANCANGAN RENJA OPD
FORUM OPD
MUSRENBANG RKPD DI
KECAMATAN
MUSRENBANG RKPD DI
KABUPATEN
RKPD DEFINITIF 2015
(PERBUP)
RANCANGAN AKHIR RKPD TH. 2015
RKA OPD
PEMBAHASAN RAPERDA APBD (PEMKAB DGN DPRD)
PERDA APBD
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DAERAH DGN
DPRD TENTANG RAPERDA APBD
RANCANGAN AWAL RKPD TH.
2015
MUSRENBANG DI DESA/KELURAHAN
RANCANGAN RKPD 2015
RANCANGAN PPAS
PEMBAHASAN RANCANGAN PPAS
(TAPD DENGAN DPRD)
NOTA KESEPAKATAN PPAS
RANCANGAN KUA-PBD
PEMBAHASAN RANCANGAN KUA
(TAPD DENGAN DPRD)
DOKUMEN KUA-PBD
NOTA KESEPAKATAN KUA-PBD
RANCANGAN PERDA APBD
DOKUMEN PPAS
Teknokrat ik
Part isipat I f
Pol i t ik
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 9
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 1.1.2. Visi dan Misi Kabupaten Majalengka
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 merupakan penjabaran atas Visi
dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Majalengka yang tertuang dalam
RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, yang kemudian dijadikan sebagai
Guidelines dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Majalengka, yaitu :
“MAJALENGKA MAKMUR”
Makmur secara harfiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material
dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan
kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.
Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA
MAKMUR adalah : “terwujudnya suatu tatanan masyarakat, pemerintahan, dan
pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan
Religius” dalam arti :
Maju : Berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek
pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola
pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan
berkelanjutan;
Aman : Kondisi Daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan
konflik sosial tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan tertentu;
Kondusif : Situasi yang mendukung untuk berinvestasi, nyaman, disertai kualitas
pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor;
Mandiri : Mampu meningkatkan kemampuan Daerah untuk menyelenggarakan
seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan Pemerintah
yang lebih atas;
Unggul : Memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber
daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovaitif
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 10
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka
dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan
mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana
keagamaan yang memadai.
Dalam rangka pencapaian Visi tersebut di atas, maka telah ditetapkan Misi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur,
lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian
pembangunan yang berkelanjutan;
2. Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan
berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan
kesejahteraan aparatur;
3. Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat;
4. Meningkatkan daya saing daerah dengan berfokus pada pemanfaatan sumber
daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi
dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;
5. Mewujudkan Desa Mandiri;
6. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan
sarana prasarana keagamaan yang memadai.
1.2. Landasan Hukum
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun dengan berlandaskan
pada :
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 11
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
(4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 12
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 13
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor….Tahun 2014 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor …..);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 44 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 14
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagaimana
telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 540);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran daerah Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,
Tambahan Lembaran daerah Nomor 87);
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah
Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 21);
32. Peraturan Gubernur Nomor … Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 (Lembaran Daerah Tahun
2014 Nomor … Seri …);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 15
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 1);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Majalengka Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 Nomor 2);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran
Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 2);
36. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka
Tahun 2011-2031;
38. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
Anggaran 2014.
1.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Konsep pembangunan yang berkelanjutan dalam perencanaan pembangunan
yang dimaksudkan adalah adanya sinergitas antar dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan disusun saling bersinergis. Berdasarkan konsep tersebut diharapkan
pembangunan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
Secara normatif penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2015 didasarkan pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yaitu
disusun dengan :
1. Berpedoman pada RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025,
dilakukan melalui penyelarasan arah kebijakan pembangunan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 16
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2. Mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dilakukan
melalui penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten
Majalengka dengan pembangunan Provinsi Jawa Barat.
3. Program dan kegiatan pembangunan daerah yang mencakup dua wilayah
kabupaten/kota atau lebih, dan wilayah perbatasan antar kabupaten/kota.
4. Mengacu pada RPJPN, dilakukan melalui penyelarasan arah kebijakan
pembangunan nasional.
Selain itu juga penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2015 memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Barat, RTRW
Kabupaten/Kota Tetangga dan RTRW Kabupaten Majalengka yaitu dalam hal
penyelarasan atas arah kebijakan penetapan rencana pola ruang dan struktur ruang;
Gambar 1.3. Alur Perencanaan dan Penganggaran
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, pendekatan dan mekanisme
penyusunan RKPD, Visi dan Misi Kabupaten Majalengka, landasan
hukum, hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya,
sistematika dokumen RKPD, maksud dan tujuan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 17
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Mengemukakan tentang evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD, Permasalahan daerah
yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah,
identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
dan isu strategis.
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Menguraikan tentang kondisi ekonomi daerah tahun 2013 dan perkiraan
tahun 2014, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2015,
arah kebijakan ekonomi daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Menguraikan secara eksplisit prioritas, fokus, dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
Tahun 2013 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, serta
hasil Musrenbang tahun 2014 dalam rangka menetapkan arah kebijakan
pembangunan daerah tahun 2015.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Menjelaskan mengenai perencanaan program dan kegiatan prioritas,
indikator kinerja, target, satuan, pagu indikatif, lokasi, OPD penanggung
jawab, keterkaitannya dengan prioritas dan sasaran pembangunan yang
ditetapkan, serta rangkuman dari usulan rencana program dan kegiatan
prioritas daerah tahun 2015.
BAB VI PENUTUP
Mengemukakan harapan-harapan atas keberadaan RKPD Kabupaten
Majalengka Tahun 2015, agar dapat dijadikan acuan oleh Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan Stakeholder lainnya dalam
penyusunan Rancangan Renja OPD Tahun 2015 dan Aktivitas
pelaksanaaan Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di
Kecamatan Tahun 2014 serta Pelaksanaan Forum OPD/Gabungan OPD
Tahun 2014.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB I - 18
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 1.5. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, adalah
sebagai berikut :
1. Dihasilkannya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang menjamin
adanya korelasi atau sinergi perumusan kondisi atau masalah daerah,
perencanaan dan arah kebijakan, serta perumusan strategi yang sesuai dengan
kebutuhan daerah.
2. Dirumuskannya pedoman perencanaan pembangunan daerah bagi seluruh
penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Majalengka dalam melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.
Tujuan dari penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
1. Mengevaluasi kinerja pembangunan tahun 2013 serta menganalisis prospek
pembangunan tahun 2014 dengan memperhatikan kondisi pembangunan
nasional dan regional.
2. Mengarahkan pencapaian Visi dan Misi kepala dareah terpilih periode
2014-2018 ke dalam suatu strategi pembangunan yang akan dilaksanakan pada
tahun 2015.
3. Menyusun kebijakan pembangunan Kabupaten Majalengka yang dituangkan
dalam susunan prioritas pembangunan, fokus setiap prioritas, sasaran prioritas,
serta program dan kegiatan tahun 2015.
4. Mewujudkan sinergi program dan kegiatan OPD dalam perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dari seluruh sektor pembangunan
untuk mencapai target-target pembangunan pada tahun rencana serta
mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya pembangunan.
5. Menyusun kaidah-kaidah pelaksanaan aspek-aspek pembangunan dan
penganggaran.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. Gambangan Umum Kondisi Kabupaten Majalengka 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
A. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Barat, memiliki luas 1.204,24 Km2 atau 3,25% dari luas wilayah daratan
Provinsi Jawa Barat (37.095,28 Km2).
Secara geografis Kabupaten Majalengka berbatasan dengan wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;
2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan,
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi
Jawa Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang
Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat;
3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya;
4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008
tentang Batas Daerah Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Secara geografis Kabupaten Majalengka berada di bagian Timur Provinsi
Jawa Barat, dengan posisi astronomis : Bagian Barat antara 108° 03’-108° 19’ Bujur
Timur, bagian Timur antara 108° 12’-108° 25’ Bujur Timur, bagian Utara antara 6°
36’-6° 58’ Lintang Selatan dan bagian Selatan antara 6° 43’-7° 03’ Lintang Selatan.
Temperatur rata-rata di Kabupaten Majalengka adalah 26,7°C hingga 29,7°C.
Suhu Udara Maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C, sedangkan suhu
udara minimum terjadi pada bulan juni dengan suhu sebesar 22,7°C. Indonesia
merupakan negara tropis yang mempunyai 3 wilayah waktu yaitu WIB (Waktu
Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia
Timur), seluruh wilayah Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam zona WIB
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 (Waktu Indonesia Barat). Kelembaban di Kabupaten Majalengka sepanjang tahun
2013 berkisar antara 66% - 88%.
Secara geostrategis Kabupaten Majalengka diapit oleh 2 PKN Cirebon Raya
dan Bandung Raya dan berada di perlintasan antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa
Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbang Kertosusila. Kondisi Kabupaten
Majalengka yang strategis di dukung dengan adanya kebijakan pemerintah pusat
melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) dan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kabupaten
Majalengka, diharapkan mampu mengakselerasi perwujudan koridor dan sekaligus
mengurangi beban aktivitas ekonomi di Jawa Bagian Barat melalui PKW Kadipaten
guna mendukung kepada Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon dan
pengembangan Jawa Barat Bagian Timur.
Secara adminstratif, wilayah Kabupaten Majalengka terdiri dari
26 kecamatan, 13 kelurahan dan 330 desa dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Majalengka Tahun 2013
No. Nama Kecamatan
Jumlah Desa
Jumlah Kelurahan
No. Nama Kecamatan
Jumlah Desa
Jumlah Kelurahan
1. Majalengka 5 9 14. Sindangwangi 10 - 2. Panyingkiran 9 - 15. Sukahaji 13 - 3. Kadipaten 7 - 16. Sindang 7 - 4. Dawuan 11 - 17. Cigasong 6 4 5. Kasokandel 10 - 18. Maja 18 - 6. Kertajati 14 - 19. Argapura 14 - 7. Jatitujuh 15 - 20. Banjaran 13 - 8. Jatiwangi 16 - 21. Talaga 17 -
9. Palasah 13 - 22. Cikijing 15 -
10. Ligung 19 - 23. Cingambul 13 -
11. Sumberjaya 15 - 24. Bantarujeg 13 -
12. Leuwimunding 14 - 25. Lemahsugih 19 -
13. Rajagaluh 13 - 26. Malausma 11 -
Jumlah Kecamatan 26
Desa 330 Kelurahan 13
Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka, Tahun 2012.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 3
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) bagian yaitu : landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21 persen dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen, 18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen. Kondisi bentang alam yang melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan sebagian besar aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara, sehingga pada wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai dan daerah lereng Gunung Cakrabuana. Kondisi topografis ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.
Adapun distribusi ketiga topografi yang ada di Kabupaten Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut : 1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0-15%, meliputi semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri atas Kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, dan Palasah.
2. Berbukit gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15%-40%, meliputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Kasokandel, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, dan Talaga.
3. Perbukitan terjal, kemiringan tanahnya >40%, meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, Sumberjaya, dan Talaga.
Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka
diklasifikasikan dalam 3 klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl), dataran sedang (>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran rendah sebesar 42,21 persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten Majalengka, dataran sedang sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah, mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka, termasuk di dalamnya
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 4
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m dpl yaitu terletak di sekitar
kawasan kaki Gunung Ciremai.
Gambar 2.1.
Peta Administrasi Kabupaten Majalengka
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 5
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Berdasarkan sebaran dan struktur batuannya, kondisi geologis Kabupaten
Majalengka meliputi: Aluvium seluas 17.162 Ha (14,25%), Pleistocene Sedimentary
Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha
(19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene
Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha
(0,15%), Eosene, seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas
10.283 Ha (8,54%). Kondisi geologi Kabupaten Majalengka juga terdapat formasi
Sesar Baribis yang berpotensi menyebabkan patahan rawan gempa, terutama untuk
daerah Selatan dan Timur.
Kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu
air permukaan dan air tanah. Air permukaan, dilewati 2 (dua) sungai besar yaitu
Sungai Cimanuk dan Cilutung yang menjadi sumber air baku terutama untuk
kegiatan pertanian. Selain itu, Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa potensi
air permukaan lainnya berupa situ/danau yaitu di wilayah Desa Cipadung, Payung,
Sangiang, dan Talagaherang. Air Tanah, berdasarkan kondisi potensi yang ada secara
umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka merupakan daerah yang
memiliki potensi Air Bawah Tanah (ABT) yang cukup baik. Untuk lebih jelasnya
gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel
2.2. dan tabel 2.3.
Tabel 2.2. Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka
No. Nama Sungai Bendungan Areal Layanan (Ha)
Debit (Liter/detik) Maksimal Minimal
1. Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41 2. Cideres Tirtanegara,
Cigasong 2.741 3,94 0,65
3. Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99 4. Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3 5. Cikadongdong Cikemangi,
Cikondang 2.411 1,47 0,4
6. Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44 7. Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd
Ciawi 0,79 0,29
8. Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28 9. Cimanuk Rentang
571 900 500
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 6
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Nama Sungai Bendungan Areal Layanan (Ha)
Debit (Liter/detik) Maksimal Minimal
10. Cihikeu Citeureup 348 1.252 0,26 11. Cihieum Cihieum 556 4.512 0,25 12. Cisampora Cimingking 383 1.439 0,18
JUMLAH 24.230 8.179,75 504,45 Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031.
Tabel 2.3.
Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka
No. Kisaran
Indeks Rata-Rata
Kecamatan Kelas Keterangan
1. 1,64 – 2,01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi
D Kurang Berpotensi
2. 2,01 – 2,31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran – Majalengka – Cigasong – Sukahaji dan Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga – Cingambul
C Potensi Sedang
3. 2,31 – 2,61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih – Banjaran
B Berpotensi
4. 2,61 - 3,14 Kadipaten – Sindangwangi – Argapura – Jatitujuh – Cikijing
A Sangat Berpotensi
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka, Tahun 2011 – 2031.
Kondisi klimatologis di Kabupaten Majalengka diantaranya curah hujan
dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran arus udara. Selama periode
tahun 2008-2012, curah hujan tahunan di Kabupaten Majalengka terendah yaitu
sebesar 1.953 mm/tahun yang terjadi pada tahun 2009 dan tertinggi sebesar yaitu
sebesar 3.459 mm/tahun pada tahun 2010, dengan rata-rata selama 5 tahun tahun
sebesar 2.723 mm/tahun. Kecepatan angin rata-rata berkisar 3 knot/jam sampai 5
knot/jam dengan kecepatan tertinggi pada bulan Maret sebesar 28 knot/jam, hal ini
menjadikan Kabupaten Majalengka dijuluki Kota Angin.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 7
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.2.
Data Perkembangan Curah Hujan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
Sumber : BMG, Jatiwangi Tahun 2013.
Penggunaan lahan suatu wilayah merupakan perwujudan fisik dari semua
kegiatan sosial ekonomi penduduk. Pengenalan pola penggunaan lahan ini sangat
diperlukan, baik untuk memperoleh gambaran mengenai potensi daerah maupun
untuk mengetahui pola distribusi kegiatan sosial ekonomi serta intensitas
penggunaan lahan dan berbagai kegiatan yang ada.
Tabel 2.4. Perkembangan Penggunaan Lahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2007-2011
No. Penggunaan Lahan Tahun (Ha)
2007 2008 2009 2010 2011
Lahan Sawah
1. Irigasi Teknis 17.462 17.441 17.982 17.982 17.982
2. Irigasi ½ Teknis 8.008 7.935 7.970 7.970 7.970
3. Irigasi Sederhana Milik PU
6.032 6.224 5.534 5.534 5.533
4. Irigasi Non PU 7.118 6.738 7.901 7.901 7.989
Januari
Februari
Maret April Mei Juni Juli Agus
tus
Septemb
er
Oktober
Novemb
er
Desembe
r2008 585 280 559 172 83 33 0 14 1 64 646 695
2009 193 429 293 218 90 60 21 0 0 69 361 2192010 328 315 610 409 416 181 89 115 201 197 324 2742011 77 182 567 612 142 98 0 0 0 40 394 471
2012 470 258 362 153 56 75 0 44 0 47 220 494
0100200300400500600700800
dala
m m
m
20082009201020112012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 8
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Penggunaan Lahan Tahun (Ha)
2007 2008 2009 2010 2011
5. Tadah Hujan 12.412 12.660 12.512 12.512 12.422
6. Polder dan sawah lainnya
20 139 - - -
Luas Lahan Sawah 51.052 51.137 51.899 51.899 51.896
Lahan Bukan Sawah
1. Pekarangan/bangunan 12.245 12.273 12.025 12.137 12.243
2. Tegal/Kebun 23.740 23.723 27.275 26.990 26.946
3. Ladang/Huma 463 463 - - -
4. Pengembalaan/Padang Rumput
779 779 693 702 752
5. Sementara tidak diusahakan
93 46 28 28 28
6. Ditanami pohon/Hutan Rakyat
4.544 4.507 4.739 4.747 4.697
7. Hutan Negara 20.140 20.140 17.217 17.217 17.217
8. Perkebunan 214 214 370 370 370
9. Lahan lainnya 6.435 6.383 5.536 6.651 5.591
10. Rawa-rawa 164 164 99 99 99
11. Tambak - - - - -
12. Kolam/empang 555 595 543 584 585
Luas Lahan Bukan Sawah 69.372 69.287 68.525 68.525 68.528
Luas Lahan Keseluruhan 120.424 120.424 120.424 120.424 120.424 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, Tahun 2011.
Berdasarkan data sekunder, penggunaan lahan Kabupaten Majalengka
sampai dengan tahun 2011 didominasi lahan non sawah, yaitu seluas 68.528 Ha,
dengan sub sektor yang dominan pada penggunaan untuk tegal/kebun seluas 26.946
Ha, serta lahan Hutan Negara mengingat Kabupaten Majalengka termasuk dalam
kawasan TNGC seluas 17.217 Ha. Penggunaan lahan sawah seluas 51.896 Ha
merupakan penggunaan lahan terbesar kedua, walaupun demikian jika dilihat lebih
rinci dari data tersebut di atas menunjukkan dominasi sektor kerja penduduk
Kabupaten Majalengka adalah pada sektor pertanian.
B. Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi pengembangan wilayah terkait dengan kawasan budidaya yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 9
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2031. Berdasarkan Perda dimaksud kawasan budidaya Kabupaten Majalengka terdiri
atas :
1. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi;
2. Kawasan Peruntukkan Pertanian;
3. Kawasan Peruntukkan Perikanan;
4. Kawasan Peruntukkan Pertambangan;
5. Kawasan Peruntukkan Industri;
6. Kawasan Peruntukkan Pariwisata;
7. Kawasan Peruntukkan Permukiman; dan
8. Kawasan Peruntukkan Lainnya.
Kawasan peruntukkan hutan produksi, kawasan peruntukkan hutan
produksi terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas seluas kurang
lebih 12.934 hektar. Kawasan peruntukkan hutan produksi tetap seluas kurang lebih
10.779 Ha, meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan
Sindangwangi; Kecamatan Rajagaluh; dan Kecamatan Bantarujeg.
Kawasan peruntukkan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 2.135 Ha
hektar, meliputi: Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan
Bantarujeg; Kecamatan Talaga; Kecamatan Cingambul; dan Kecamatan
Lemahsugih.
Kawasan peruntukkan pertanian, kawasan peruntukkan pertanian seluas
43.946 Ha terdiri atas :
1. Kawasan Peruntukkan Pertanian Tanaman Pangan;
2. Kawasan Peruntukkan Hortikultura;
3. Kawasan Peruntukkan Perkebunan; dan
4. Kawasan Peruntukkan Peternakan.
Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan terdiri atas : kawasan
peruntukkan pertanian lahan basah dan kawasan peruntukkan pertanian lahan kering.
Kawasan peruntukkan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 39.190 hektar
berupa lahan pertanian pangan berkelanjutan terdiri atas:
1. Sawah Irigasi Teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;
Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah; Kecamatan
Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Kadipaten;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 10
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong;
Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Sindang; Kecamatan
Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan
Bantarujeg;dan Kecamatan Lemahsugih.
2. Sawah Irigasi Setengah Teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan
Jatitujuh; Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah;
Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan DawuanKecamatan KasokandelKecamatan
Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan
Cigasong; Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Malausma;
Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding;
dan Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga;
Kecamatan Banjaran; Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg.
3. Sawah Tadah Hujan meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;
Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan
Kasokandel; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan
Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Malausma; Kecamatan
Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Lemahsugih;
Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Banjaran; Kecamatan
Argapura; Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Cingambul.
Kawasan peruntukkan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 626 hektar
berada di seluruh kecamatan.
Kawasan peruntukkan hortikultura seluas kurang lebih 1.465 hektar berada di
seluruh kecamatan dan tidak terdapat di Kecamatan Kadipaten.
Kawasan peruntukkan perkebunan seluas 1.881 hektar, meliputi: kawasan
peruntukkan perkebunan rakyat seluas kurang lebih 1.357 hektar berada di seluruh
kecamatan; dan kawasan peruntukkan perkebunan dengan fungsi lindung seluas
kurang lebih 524 hektar berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas
permukaan laut meliputi: Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Rajagaluh;
Kecamatan Malausma; Kecamatan Argapura; Kecamatan Maja; dan Kecamatan
Sindang.
Kawasan peruntukkan peternakan seluas kurang lebih 784 hektar meliputi:
Kecamatan Majalengka; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Maja; Kecamatan
Banjaran; Kecamatan Lemahsugih; dan Kecamatan Panyingkiran.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 11
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kawasan peruntukkan perikanan, kawasan peruntukkan perikanan seluas
1.717 hektar, terdiri atas:
1. Peruntukkan kawasan perikanan tangkap, sungai sepanjang 536 km meliputi
kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Kadipaten dan situ
dan rawa seluas 266 Ha dengan prioritas pengembangan meliputi Kecamatan
Kertajti dan Kecamatan Jatitujuh;
2. Peruntukkan kawasan perikanan budidaya, meliputi : 1) kolam air tenang seluas
696 hektar dan kolam air deras seluas 35 hektar dengan prioritas pengembangan
di Kecamatan Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; dan Kecamatan
Jatitujuh; 2) sungai sepanjang kurang lebih 536 kilometer dengan prioritas
pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Kertajati; dan
Kecamatan Kadipaten 3) situ dan rawa dengan luas kurang lebih 266 hektar
dengan prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan
Palasah; dan Kecamatan Rajagaluh dan 4) Sawah atau mina padi seluas kurang
lebih 219 hektar dengan prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan
Majalengka; Kecamatan Maja; Kecamatan Palasah; dan Kecamatan
Sindangwangi.
3. Pengembangan pengolahan perikanan.
Kawasan peruntukkan pertambangan, kawasan peruntukkan
pertambangan seluas kurang lebih 1.724 hektar meliputi :
1. Kawasan peruntukkan mineral dan batuan terdiri atas : 1) Logam berupa emas
meliputi: Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Argapura;
2) Non Logam, terdiri atas: a) Batu gamping, meliputi: Kecamatan Dawuan;
dan Kecamatan Cigasong; b) Lempung, meliputi: Kecamatan Jatiwangi;
Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Palasah;
Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Kertajati; Kecamatan
Dawuan; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Sindang;
Kecamatan Maja;Kecamatan Banjaran; Kecamatan Leuwimunding; 3) Batuan,
terdiri atas: a) Batuan beku, meliputi: Kecamatan Argapura;Kecamatan
Bantarujeg; Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Dawuan;
Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Majalengka;
b) Batu pasir, meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Kadipaten;
Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Majalengka; c) Pasir
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 12
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 endapan sungai purba, meliputi: Kecamatan Majalengka; Kecamatan Dawuan;
Kecamatan Panyingkiran; d) Pasir endapan alluvial meliputi: Kecamatan
Kadipaten; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Ligung;
e) Sirtu, meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan
Kadipaten; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kasokandel;
2. kawasan peruntukkan minyak dan gas bumi, meliputi : Desa Bongas berada di
Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Maja; dan Desa Kodasari berada di
Kecamatan Ligung; dan
3. Kawasan peruntukkan panas bumi berada di Kecamatan Cikijing.
Kawasan peruntukkan industri, kawasan peruntukkan industri seluas
kurang lebih 1.324 hektar terdiri atas :
1. Kawasan peruntukkan industri besar, meliputi : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan
Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan;
Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya;
Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah;
2. Kawasan peruntukkan industri menengah, meliputi : 1) sebaran lokasi kawasan
peruntukkan industri menengah berada di : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan
Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan;
Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya;
Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah; 2)pengembangan klaster
industri kecil menengah (IKM) berupa mebel dan konveksi; dan
3) pengembangan agroindustry;
3. Kawasan peruntukkan industri kecil dan mikro, berada di seluruh kecamatan
pengembangan klaster Industri dan kerajinan etnik meliputi: wisata industri; dan
pengembangan ekonomi berbasis kerajinan;
4. Rencana Pembangunan Kawasan Industri Terpadu berada di Kecamatan
Kertajati.
Kawasan peruntukkan pariwisata, kawasan peruntukkan pariwisata terdiri
atas :
1. Pariwisata Budaya, meliputi : Jatiwangi Festival Budaya Kreatif Tradisional
(Jatiwangi Art Factory) berada di Kecamatan Jatiwangi; Kuliner Nusantara
Kecap Majalengka berada di Kecamatan Majalengka; Petilasan Prabu Siliwangi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 13
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Lestari berada di Kecamatan Rajagaluh; dan Situ Sangiang Eko-religi berada di
Kecamatan Banjaran;
2. Pariwisata Alam, meliputi : Bendung Rentang Water Festival berada di
Kecamatan Jatitujuh; Curug Muara Jaya berada di Kecamatan Argapura;
Agrowisata Gedong Gincu Panyingkiran berada di Kecamatan Panyingkiran;
dan Agrowisata Sadarehe berada di Kecamatan Rajagaluh; Eko Wisata Batu
Luhur berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Sindangwangi Mina Wisata
berada di Kecamatan Sindangwangi; dan
3. Pariwisata Buatan, meliputi : Majalengka Spektakuler berada di Kelurahan
Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka; Jabar Edu Park berada di
Kecamatan Sindangwangi; Jurassic Park Lemah Putih berada di Kecamatan
Lemahsugih; Gagaraji Internasional Sircuit berada di Kecamatan Jatitujuh;
Galery Bola Majalengka berada di Kecamatan Kadipaten; dan Sang Raja Child
Competition berada di Kecamatan Cigasong.
Kawasan peruntukkan permukiman, kawasan peruntukkan permukiman
seluas kurang lebih 13.455 hektar terdiri atas:
1. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 9.480 hektar meliputi: permukiman
perkotaan PKW; permukiman perkotaan PKL; dan permukiman perkotaan PPK
termasuk Pembangunan Kawasan Permukiman di Kertajati Aerocity; dan
2. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 3.975 hektar meliputi : permukiman
perdesaan PPL; dan permukiman desa.
Kawasan peruntukkan lainnya, kawasan peruntukkan lainnya terdiri atas :
1. Kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa, meliputi : pengembangan
perdagangan dan jasa pada pusat kegiatan PKW dan PKL; peningkatan sistem
informasi pasar dan penguasaan akses pasar lokal, regional, nasional dan
internasional apabila dikaitkan dengan pembangunan BIJB, Jalan Tol, dan Jalur
Kereta Api; peningkatan sistem distribusi penyediaan kebutuhan pokok
masyarakat yang efektif dan efisien; peningkatan perlindungan konsumen, pasar
tradisional dan kesadaran penggunaan produksi dalam negeri; dan penguatan
akses dan jaringan perdagangan ekspor;
2. Kawasan peruntukkan BIJB dan Kertajati Aerocity, meliputi : pengembangan
BIJB seluas kurang lebih 1.800 hektar; dan pengembangan kawasan Kertajati
Aerocity seluas kurang lebih 3.200 hektar; dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 14
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 3. Kawasan peruntukkan pertahanan dan keamanan, meliputi : Batalyon Infanteri
321 di Kecamatan Cigasong; Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 di
Kecamatan Majalengka; Pangkalan Udara S. Sukani di Kecamatan Ligung; dan
Komando Rayon Militer (Koramil) berada di seluruh wilayah kabupaten.
Secara administrasi Kabupaten Majalengka terbagi dalam 26 kecamatan,
dengan karakteristik wilayah yang berbeda menimbulkan keberagaman; baik potensi
sumberdaya alam, sumberdaya binaan maupun kegiatan sosial ekonomi. Dalam
rangka mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan
adanya kebijakan yang dapat memberikan fungsi dan peran yang jelas untuk setiap
wilayah sesuai dengan potensi, hambatan, dan tantangannya. Dalam RTRW
Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 telah ditetapkan rencana struktur ruang
yang akan dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Tujuannya untuk
mengoptimalkan masing-masing wilayah, sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan
antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya, dan didasarkan pada tujuan yang
akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana
pengembangan ke depan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun.
Sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan di Kabupaten Majalengka
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang
RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut :
1. Pusat Kegiatan Perkotaan :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Kondisi ini terjadi di Perkotaan Kadipaten yang terletak pada simpul
perlintasan utama (regional) yang menghubungkan PKN Bandung dan PKN
Cirebon, sehingga merupakan kawasan perkotaan dan atau pusat kecamatan
dengan kemampuan pelayanan dan kelengkapan fasilitas dan utilitas paling
tinggi dibandingkan dengan pusat kecamatan lainnya. Ruang wilayah yang
termasuk dalam PKW Kadipaten adalah Kecamatan Kadipaten dan
Kecamatan Dawuan.
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala Kabupaten/Kota atau beberapa kecamatan.
PKL diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal
di setiap kabupaten dan atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk itu, setiap
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 15
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 PKL akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk
mendorong berfungsinya PKL. Adapun wilayah yang mempunyai fungsi
sebagai PKL adalah Perkotaan Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh,
Cikijing dan Talaga.
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan.
Adapun wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PPK adalah Perkotaan
Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya,
Sindangwangi, Sukahaji, Lemahsugih, Bantarujeg, Maja, Argapura dan
Banjaran.
2. Pusat Kegiatan Perdesaan :
Pusat Kegiatan Perdesaan meliputi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu
kawasan permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa,
yang terdiri dari PPL Sindang, PPL Cingambul, dan PPL Malausma.
Untuk lebih jelas mengenai sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan
beserta fungsinya di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5. Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Majalengka
No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan
A. Pusat Kegiatan Perkotaan
1. Pusat Kegiatan Wilayah a. PKW Kadipaten Kadipaten,
Dawuan Sebagai simpul transportasi regional, pusat komersial, pusat pelayanan sosial, serta pendukung kegiatan industri.
2. Pusat Kegiatan Lokal a. Perkotaan
Majalengka Majalengka, Cigasong, Panyingkiran
Sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pelayanan sosial, komersial, industri, pengembangan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.
b. Perkotaan Kertajati Kertajati, Jatitujuh, Ligung
Sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB, pengembangan kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian.
c. Perkotaan Jatiwangi Jatiwangi, Kasokandel, Sumberjaya,
Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan komersial, pelayanan sosial termasuk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 16
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan
Palasah, Leuwimunding
pengembangan perumahan dan pertanian.
d. Perkotaan Rajagaluh
Rajagaluh, Sukahaji, Sindang, Sindangwangi
Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata, terminal regional, pertanian, perikanan dan peternakan.
e. Perkotaan Cikijing Cikijing, Cingambul, Banjaran, Argapura
Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian dan peternakan, komersial, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan perkotaan, terminal regional dan industri kecil.
f. Perkotaan Talaga Talaga, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Malausma
Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata dan terminal regional.
3. Pusat Pelayanan Kawasan
a. Perkotaan Kasokandel
Kasokandel Sebagai kawasan pengembangan perumahan, pelayanan sosial dan jasa, industri dan kawasan perdagangan dan pertanian.
b. Perkotaan Leuwimunding
Leuwimunding Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, industri dan pendukung kawasan perumahan.
c. Perkotaan Palasah Palasah Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan perkotaan, industri, pendukung kawasan perumahan dan pertanian.
c. Perkotaan Jatitujuh Jatitujuh Sebagai kawasan pengembangan perumahan, jasa, industri, pendukung komersial dan pertanian.
e. Perkotaan Ligung Ligung Sebagai kawasan pertahanan keamanan, pengembangan industri, pelayanan sosial dan pertanian.
f. Perkotaan Sumberjaya
Sumberjaya Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan perdagangan, pelayanan sosial dan pertanian.
g. Perkotaan Sindangwangi
Sindangwangi Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pariwisata dan sarana pendukung pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.
h. Perkotaan Sukahaji Sukahaji Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, dan peternakan.
i. Perkotaan Lemahsugih
Lemahsugih Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), serta pengembangan pariwisata.
j. Perkotaan Bantarujeg
Bantarujeg Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 17
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan
pengembangan pariwisata.
k. Perkotaan Maja Maja Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, perikanan, pengembangan pariwisata dan terminal regional.
l. Perkotaan Argapura
Argapura Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), dan pengembangan pariwisata.
m. Perkotaan Banjaran Banjaran Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), dan pengembangan pariwisata.
B. Pusat Kegiatan Perdesaan
1. Pusat Pelayanan Lingkungan
a. PPL Sindang Sindang Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, perikanan dan peternakan.
b. PPL Malausma Malausma Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perbatasan.
c. PPL Cingambul Cingambul Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pariwisata, dan industri kecil.
Sumber : RTRW Kabupaten Majalengka, Tahun 2011 – 2031.
Selain adanya sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan beserta
fungsinya sebagaimana dijelaskan di atas, dalam RTRW Kabupaten Majalengka
2011-2031 juga direncanakan penetapan Kawasan Strategis, sebagai berikut :
1. Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan. Penetapan KSP
Jawa Barat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kepentingan, kriteria,
dan arahan penanganan di masing-masing KSP yang ditetapkan. Kawasan
Strategis Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Majalengka adalah :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 18
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 a. KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity
Bandara Internasional Jawa Barat yang didukung dengan Kertajati Aerocity
ditetapkan di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memberikan
pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek pertahanan
keamanan negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budaya, dan atau
pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi. Arahan pemanfatan
ruang pada kawasan bandara meliputi upaya untuk :
1) Mengembangkan kawasan Bandara dengan menganut keserasian antara
prinsip keamanan dan prinsip kesejahteraan masyarakat;
2) Mengembangkan bandara;
3) Mengintegrasikan dengan pengembangan wilayah di sekitarnya;
4) Kerjasama dengan pihak swasta;
5) Mengembangkan dan memberdayakan potensi Bandara.
b. KSP Koridor Bandung-Cirebon
Kawasan Koridor Bandung-Cirebon disusun sebagai alat untuk memadukan
pengembangan Wilayah Jawa Barat yang terkait dengan Wilayah Kabupaten
Majalengka. Kawasan koridor Bandung-Cirebon didefinisikan sebagai
kawasan yang membentuk koridor sepanjang jalan Bandung-Cirebon.
Kawasan tersebut memiliki keterkaitan fungsional meliputi keterkaitan fisik
secara langsung, dan memiliki orientasi (ekonomi, pergerakan dan sosial
budaya) sangat kuat dari dan ke jalur jalan tersebut pada kabupaten/kota
terkait. Pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan wilayah yang
efektif, sumber daya mengalir ke seluruh wilayah secara efisien dan
menstimulasi perkembangan daerah di kawasan koridor. Arahan
pemanfatan ruang pada kawasan pengembangan koridor Bandung-Cirebon
meliputi upaya untuk :
1) Meningkatkan fungsi dan peran strategis sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi lokal, regional, nasional;
2) Mendorong peran kawasan-kawasan andalan sebagai penggerak
pengembangan ekonomi;
3) Mengembangkan kawasan budidaya secara berkelanjutan;
4) Menjaga kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan kritis;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 19
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 5) Membangun pusat pengembangan wilayah di kawasan kepadatan
rendah untuk menyeimbangkan distribusi penduduk dan kegiatan;
6) Meningkatkan kerjasama antara instansi pemerintah terkait dalam
rangka pembangunan koridor dan penanganan permasalahan;
7) Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
Kota/Kabupaten;
8) Mengembangkan pola-pola kerjasama pembangunan lintas batas
dengan Kabupaten;
9) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan koridor
secara selektif yang didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai;
10) Mengembangkan kawasan agroindustri;
11) Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan industri yang
dikembangkan.
2. Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Pengembangan kawasan strategis di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta dapat berperan sebagai
“motor penggerak” pembangunan wilayah di sekitarnya demi keseimbangan
pembangunan antara pusat-pusat distrik dengan kawasan perdesaan.
Berdasarkan pengembangan potensi unggulan daerah, serta mendorong
terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar-sektor,
antar-pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang usaha
dan berinvestasi di daerah, maka direncanakan beberapa kawasan strategis,
yaitu:
a. Kawasan Potensial Tumbuh
Kawasan potensial tumbuh meliputi :
1) Sekitar jalan tembus Majalengka - Lemahsugih meliputi Kecamatan
Majalengka, Maja, Bantarujeg dan Lemahsugih;
2) Sekitar Jalan Lingkar Luar Kota Majalengka meliputi Kecamatan
Panyingkiran, Cigasong dan Majalengka.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 20
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 b. Kawasan Agropolitan
Kawasan agropolitan adalah kawasan pengembangan agropolitan yang
berada Kecamatan Ligung dan Kecamatan Lemahsugih.
c. Kawasan Wisata Sindangwangi
Kawasan wisata Sindangwangi adalah kawasan wisata terintegrasi yang
berada di wilayah Kecamatan Sindangwangi.
C. Wilayah Rawan Bencana
Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten Majalengka
dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari pegunungan dan
perbukitan terjal dengan ketinggian 400 - 500 m diatas permukaan laut dan berbahwa
relatif panas.
Berdasarkan posisi tersebut di atas, maka hampir seluruh Kabupaten
Majalengka mempunyai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi setiap saat dan
sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut akan terjadi.
Kabupaten Majelengka termasuk daerah rawan terjadinya bencana seperti halnya
daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi geologisnya menunjang
terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat perbukitan dan aliran sungai yang
cukup besar.
Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi geologisnya terdiri dari
pegunungan dan perbukitan sangat berpotensi terjadinya longsor bencana pergeseran
tanah di daerah ini, sesuai hasil pemetaan Badan Vulkanologi dan Mitigasi Jawa
Barat.
Sedangkan wilayah utara yang merupakan dataran rendah sangat berpotensi
terjadinya bencana banjir, dan abrasi sungai, hal ini sebagai konsekwensi adanya
beberapa aliran sungai yang cukup besar serta banyaknya sungai – sungai kecil yang
bermuara di sungai – sungai besar. Curah hujan yang cukup tinggi menjadi penyebab
utama timbulnya bencana abrasi dan banjir.
Selain hal tersebut di atas Kabupaten Majalengka mendapat julukan Kota
Angin karena sepanjang tahun hembusan angin yang cukup kencang sering terjadi.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya puting beliung yang melanda Kabupaten
Majalengka dan sering menimbulkan kerugian harta bencana masyarakat.
Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari tetapi yang dapat kita
lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta benda maupun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 21
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda peristiwa bencana yang
selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman
pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya
mitigasinya. Mengamati fenomena – fenomena diatas, Kabupaten Majalengka yang
relative tidak aman dari bencana, namun demikian harus tetap waspada agar dampak
negatifnya berupa korban jiwa dan harta benda dapat diminimalisir.
Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan
untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Data Potensi Bencana di Wilayah
Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.6.
Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka
NO. KECAMATAN DESA BENCANA LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
1. Argapura Cikaracak Longsor bahan rombakan Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I
Cibunut Longsor bahan rombakan Gunungwangi Longsor bahan rombakan Argamukti Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan
panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
Argalingga Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
Haurseah Longsor bahan rombakan Mekarwangi Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan
panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
Tejamulya Longsor bahan rombakan
Gunungwangi Nendatan Potensi aliran awan panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 22
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
NO. KECAMATAN DESA BENCANA LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
Sukasari Kidul Longsor bahan rombakan
Sukamanah Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I
Sukadana Longsor bahan rombakan 2. Bantarujeg Sukamenak Longsor bahan rombakan 3. Banjaran Sangiang Longsor bahan rombakan Cimeong Longsor bahan rombakan
4. Cingambul Sedaraja Longsor bahan rombakan Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I
Cikondang Longsor bahan rombakan Nagara Kembang Longsor bahan rombakan Wangkelang Longsor bahan rombakan Cintaasih Longsor bahan rombakan Rawa Longsor bahan rombakan Sukamukti Longsor bahan rombakan
5. Cikijing Cipulus Longsor bahan rombakan 6. Lemahsugih Kalapadua Longsor bahan rombakan Sukajadi Longsor bahan rombakan Lemahputih Longsor bahan rombakan Sadawangi Longsor bahan rombakan
7. Maja Anggrawati Longsor bahan rombakan Cengal Longsor bahan rombakan Retakan
8. Majalengka Cibodas Longsor bahan rombakan Retakan Sidamukti Longsor bahan rombakan Retakan
9. Malausma Ciranca Nendatan dan Retakan Buninagara Longsor bahan rombakan Cimuncang Longsor bahan
rombakan, nendatan,retakan
Lebakwangi Nendatan dan Retakan 10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan 11. Rajagaluh Sindangpano Longsor bahan
rombakan, Retakan
12. Sindangwangi Ujungberung Longsor bahan rombakan Bantaragung Longsor bahan rombakan Lengkong Kulon Longsoran
13. Sindang Pasirayu potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I)
14. Talaga Gunungmanik potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I)
Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, Tahun 2014
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 23
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Potensi bencana lainnya di wilayah Kabupaten Majalengka disebabkan oleh
adanya abrasi, adapun wilayah yang termasuk kedalam bencana tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.7. Data Potensi Bencana Akibat Abrasi di Wilayah Kabupaten Majalengka
NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN ABRASI KETERANGAN
1 2 3 4 5 1 MAJALENGKA Kelurahan Cigasong
Kelurahan Cicurug
Kelurahan Tonjong Kelurahan Tarikolot Kelurahan Cijati Kelurahan Babakan Jawa Kelurahan Munjul Desa Cibodas Desa Kulur Kelurahan Sindangkasih
Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah
Sungai Cideres Sungai Cideres dan Sungai Cijurey Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cijurey Sungai Cijurey Sungai Cijurey Sungai Cideres Sungai Cideres
2 PANYINGKIRAN Desa Pasirmuncang Desa Bonang
Desa Jatipamor Desa Panyingkiran Desa Bantrangsana Desa Leuwiseeng
Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah
Sungai Cijurey Sungai Cijurey dan Sungai Cilitung Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cijurey Sungai Cideres
3 KERTAJATI Desa Pakubeureum Desa Sukawana Desa Kertajati Desa Bantarjati Desa Palasah Desa Kertawinangun Desa Babakan Desa Pasiripis Desa Mekarjaya Desa Syahbandar Desa Sukamulya
Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah
Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk
4 LIGUNG Desa Ligung Lor Desa Ligung Desa Bantarwaru Desa Leuweunghapi Desa Sukawera Desa Wanasalam
Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah
Sungai Cikeruh Sungai Cikeruh Sungai Cilutung Sungai Cikamangi Sungai Cikamangi Sungai Cilutung
5 JATITUJUH Desa Jatitujuh Desa Randegan Wetan Desa Randegan Kulon Desa Panongan Desa Panyidangan
Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah
Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk
6 SUMBERJAYA Desa Loji Kobong Desa Pancasuji Desa Panjalin Kidul Desa Banjaran Desa Gelokmulya Desa Sumberjaya Desa Rancaputat Desa Bongas Wetan Desa Garawangi
Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah
Sungai Cikamangi Sungai Cikamangi,Cibugang Sungai Cikadongdong Sungai Cikadongdong Sungai Cikadongdong Sungai Cibugang Sungai Cikadongdong Sungai Cikamangi Sungai Cibungang
Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, Tahun 2014
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 24
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Untuk data banjir berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka Tahun
2011-2031, daerah yang rawan terkena bencana banjir, sebarannya adalah di
sepanjang tanggul di Desa Pakubeureum (S. Cimanuk) sampai Bendung Rentang,
diantaranya melalui wilayah Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh dikarenakan jebolnya
tanggung di Sungai tersebut. Sedangkan berdasarkan data dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten majalengka, wilayah yang
rawan terkena banjir adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8. Kondisi Genangan/Banjir di kab. Majalengka Tahun 2011
NO DESA KECAMATAN
LUAS (Ha)
TINGGI (m)
LAMA GENANGAN
(JAM)
FREKWENSI GENANGAN
(Pertahun) 1 2 3 4 5 6
1. 2. 3. 4. 5. 6.
I. KECAMATAN JATITUJUH
Jatitujuh Pangkalanpari Pilangsari Randegan Wetan Panyingkiran Biyawak
10 44 1 - 1 6
0,5 0,5 0,5 -
0,5 1
2 3 2 - 3 6
- - - - - -
1. 2. 3. 4.
II. KECAMATAN KERTAJATI
Kertajati Bantarjati Pasiripis Pakubeureum
20 5 -
40
1 1
0,5 0,5
- - -
Setiap Musim Hujan
1.
III. CIKIJING Kasturi
2
0,5
3
Setiap Musim Hujan
1. 2. 3. 4. 5.
IV. LIGUNG Leuweung Hapit Ampel Sukawera Cibogor Ligung Lor
80
115 25 30 -
1,5 0,5 0,5 0,5 0,5
36 24 5 5 5
Setiap Musim Hujan
1. 2.
V. SUMBERJAYA Lojikobong Pancaksuji
60 -
1,5 1
24 12
Setiap Musim Hujan
Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, Tahun 2014
D. Demografi Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di Kabupaten Majalengka
mencakup data jumlah dan perkembangan penduduk, kepadatan penduduk dan
sebarannya, kecenderungan konsentrasi penduduk, struktur penduduk menurut mata
pencaharian serta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan penduduk.
1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 25
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 mencapai
1.180.774 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,4%. Pertumbuhan
jumlah penduduk tersebut tergolong ideal jika dibandingkan dengan target
capaian pada RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat LPP 0,80%.
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan penduduk dapat
dilihat pada tabel 2.9., sebagai berikut :
Tabel 2.9.
Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 1.180.774
Laki-laki (jiwa) 564.981 600.396 582.892 585.393 587.711 590.038
Perempuan (jiwa) 601.830 606.306 583.581 586.085 588.406 590.736
2. LPP (%) 0,30 0,40 0,40 0,40 0,40
3. Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 963 966 969 973 977 981
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014. 2. Karateristik Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan. Sasaran
ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan
permasalahannya. Permasalahan tersebut diantaranya besarnya jumlah penduduk
dan tidak meratanya penyebaran penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten
Majalengka pada tahun 2013 adalah 1.180.774 jiwa terdiri dari 590.038 jiwa
laki-laki dan 590.736 jiwa perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah
penduduk perempuan hampir sama dibandingkan jumlah penduduk laki-laki
dengan sex ratio 99,88.
Tabel 2.10.
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Majalengka Tahun 2012
No. Kecamatan Jenis Kelamin
Sex Ratio Laki-laki Perempuan
1. Lemahsugih 28.845 28.855 99,97 2. Bantarujeg 21.445 21.575 99,40 3. Malausma 20.215 20.985 96,33 4. Cikijing 31.129 29.213 106,56 5. Cingambul 18.177 17.920 101,43
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 26
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Kecamatan Jenis Kelamin
Sex Ratio Laki-laki Perempuan
6. Talaga 22.115 21.499 102,87 7. Banjaran 11.974 12.093 99,02 8. Argapura 16.664 17.029 97,86 9. Maja 24.549 24.364 100,76
10. Majalengka 34.398 35.272 97,52 11. Cigasong 17.520 16.957 103,32 12. Sukahaji 19.949 20.021 99,64 13. Sindang 7.180 7.270 98,76 14. Rajagaluh 20.765 20.868 99,51 15. Sindangwangi 15.174 15.333 98,96 16. Leuwimunding 26.940 28.737 93,75 17. Palasah 22.360 23.551 94,94 18. Jatiwangi 41.675 41.536 100,33 19. Dawuan 22.217 22.820 97,36 20. Kasokandel 23.059 23.399 98,55 21. Panyingkiran 14.788 15.061 98,19 22. Kadipaten 20.025 21.679 101,60 23. Kertajati 21.511 20.852 103,16 24. Jatitujuh 25.705 25.313 101,55 25. Ligung 28.308 28.101 100,74 26. Sumberjaya 29.024 28.103 103,28
Kabupaten Majalengka 587.711 588.406 99,88 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2012, Tahun 2013.
3. Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km2, pada tahun 2012 tingkat
kepadatan mencapai 977 jiwa/km2. Kecamatan Jatiwangi merupakan wilayah
yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan sebesar
2.071 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah
Kecamatan Kertajati yaitu 306 jiwa/km2.
4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Karakteristik penduduk Kabupaten Majalengka dilihat dari struktur penduduk
(usia 15 tahun ke atas) menurut mata pencaharian pada tahun 2013 masih
dominan bekerja pada sektor pertanian sebesar 34,40%, dengan kata lain bahwa
sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 27
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 penduduk Kabupaten Majalengka. Persentase penduduk Kabupaten Majalengka
berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013
No. Lapangan Usaha Tahun (%)
2009 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 30,44 35,77 31,02 35,71 34,40
2. Pertambangan dan Penggalian 0,49 0,52 1,43 0,56 0,81
3. Industri Pengolahan 12,13 15,04 14,78 16,06 15,16
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,29 0,29 0,24 0,14 0,21
5. Konstruksi 6,54 5,96 5,33 6,48 5,79
6. Perdagangan 29,40 27,09 27,77 23,17 25,01
7. Angkutan dan Komunikasi 7,27 3,86 4,92 3,80 4,91
8. Keuangan 1,04 0,92 0,54 0,49 0,58
9. Jasa-jasa Lainnya 12,40 10,55 13,97 13,59 13,13 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014
5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Agama
Kehidupan beragama yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama
Falsafah Negara, yaitu kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk
peningkatan akhlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat
adil dan makmur. Jumlah tempat peribadatan umat Islam tahun 2012 sebanyak
7.516, sementara untuk gereja ada 11 dan vihara sebanyak 2 buah. Jumlah
penduduk agama Islam pada tahun 2012 sebanyak 1.243.155, katolik sebanyak
683, Protestan sebanyak 2.170, Hindu sebanyak 117, Budha sebanyak
142 orang, dan pemeluk agama lainnya sebanyak 40 orang.
Tabel 2.12.
Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Kabupaten Majalengka Tahun 2012
No. Kecamatan Islam Kristen
Hindu Budha Jumlah Katolik Protestan
1. Lemahsugih 62.617 4 62.617 2. Bantarujeg 46.559 46.559
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 28
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Kecamatan Islam Kristen
Hindu Budha Jumlah Katolik Protestan
3. Malausma 47.332 47.332 4. Cikijing 62.055 62.055 5. Cingambul 40.763 18 21 40.802 6. Talaga 45.657 45.657 7. Banjaran 25.562 25.562 8. Argapura 34.966 34.996 9. Maja 51.149 51.149 10. Majalengka 67.925 163 228 81 21 68.418 11. Cigasong 34.570 46 5 7 34.628 12. Sukahaji 40.908 61 40.969 13. Sindang 17.987 17.987 14. Rajagaluh 46.655 23 46.678 15. Sindangwangi 32.733 32.733 16. Leuwimunding 62.224 62.224 17. Palasah 51.378 2 9 2 51.391 18. Jatiwangi 87.696 257 190 51 88.194 19. Dawuan 45.185 54 293 2 45.534 20. Kasokandel 45.784 750 46.534 21. Panyingkiran 31.227 6 10 1 31.211 22. Kadipaten 43.717 183 387 30 62 44.379 23. Kertajati 46.493 46.493 24. Jatitujuh 52.776 7 52.783 25. Ligung 56.328 9 56.337 26. Sumberjaya 62.909 136 63.045
Kab. Majalengka 1.243.155 683 2170 117 145 1.246.270 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2012, Tahun 2013.
6. Karateristik Penduduk berdasarkan Pendidikan
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan disuatu daerah adalah
tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka melalui jalur
pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk
melalui berbagai program. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf, artinya
dengan rendahnya tingkat buta huruf menunjukan keberhasilan program
pengentasan buta huruf dan untuk mencapai program tersebut harus didukung
oleh sarana pendidikan yang memadai, berikut jumlah penduduk di Kabupaten
Majalengka berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 29
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.13.
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Kabupaten Majalengka Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki
Tahun 2009-2013
Jenjang Pendidikan Tahun (%)
2009 2010 2011 2012 2013
Tidak/Belum Punya Ijazah SD 23,31 21,94 19,95 19,20 19,34
SD 45,85 46,84 45,37 46,93 47,49
SLTP 16,03 14,88 18,62 18,23 18,48
SLTA 10,64 11,88 12,04 12,04 11,39
D1/D3 1,73 1,66 1,19 1,19 0,95
>=S1 2,44 2,80 2,83 2,83 2,35
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Pertumbuhan PDRB
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, selama lima tahun terakhir selalu
mengalami peningkatan, yaitu dari Rp 4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi
Rp 5,088 triliun pada tahun 2013, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,68%
per tahun.
Tabel 2.14. PDRB Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2013
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.
Peningkatan PDRB tersebut menunjukkan meningkatnya secara riil kondisi
kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Majalengka. Namun demikian,
apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD kabupaten
Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah angka proyeksi
yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), di
proyeksikan PDRB sebesar Rp.5.201 miliar dan LPE berkisar 5,34%-6,52%.
No. Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. PDRB (miliar rupiah) 4.042 4.233 4.427 4.634 4.855 5.088
2. Laju PDRB (%) 4,57 4,73 4,59 4,67 4,76 4,80
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 30
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Secara sekoral, selama kurun waktu 2008-2013, seluruh sektor perekonomian
mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan seluruh sektor perekonomian daerah
telah tumbuh secara positif. Terdapat 4 sektor yang cukup dominan dalam
kegiatan perekonomian daerah, yaitu sekor pertanian, Industri, perdagangan,
hotel restoran dan dan sektor jasa, dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan,
masing masing sebesar Rp.1,113 triliun, Rp.691 miliar, Rp.797 miliar dan
Rp.550 miliar pada tahun 2008, meningkat menjadi Rp.1,314 triliun, Rp.855,778
miliar, Rp.1,124 triliun dan Rp.664,352 miliar pada tahun 2013. Sedangkan
berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB ke 4 sektor tersebut masing-masing
Rp.2,695 triliun, Rp.1,302 triliun, Rp.1,454 triliun, dan Rp.1,290 triliun pada
tahun 2008, meningkat menjadi Rp.4,384 triliun, Rp.2,202 triliun, Rp.2,575
triliun dan Rp.2,011 triliun pada tahun 2013.
Tabel 2.15. Nilai Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2013
atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Majalengka
No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb
1.
Perta
nian
1.13
3.64
8,71
2.69
5.25
5,45
1.18
4.97
3,86
2.94
7.38
8,50
1.20
5.94
5,49
3.40
5.26
3,87
1.23
3.23
4,80
3.60
9.68
7,29
1.27
4.27
8,82
3.89
3.76
7,65
1.31
4.35
0,01
4.38
4.29
0,31
2.
Perta
mba
ngan
dan
pe
ngga
lian
166.
138,
45
318.
088,
69
169.
783,
58
298.
568,
94
173.
295,
46
322.
287,
54
181.
082,
12
353.
380,
76
188.
075,
13
373.
921,
31
191.
179,
22
85.4
53,7
3.
Indu
stri
peng
olah
an
691.
093,
64
1.30
2.86
2,74
724.
330,
61
1.44
6.17
7,64
751.
381,
24
1.58
2.94
2,66
782.
437,
81
1.71
2.65
8,00
817.
284,
31
1.85
8.31
2,20
855.
778,
4
2.20
2.35
7,03
4.
Lis
trik,
gas
da
nai
r ber
sih
27.5
40,8
6
42.3
64,9
2
28.8
10,2
7
45.4
79,7
4
31.3
26,9
0
51.0
84,3
3
33.6
89,8
7
56.4
78,2
3
36.3
32,9
4
61.8
50,8
6
39.6
44,7
3
77.9
07,0
6
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 31
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb
5.
Ban
guna
n
185.
168,
46
324.
344,
11
195.
870,
26
363.
265,
40
214.
226,
78
418.
316,
05
232.
753,
75
477.
145,
18
253.
376,
89
532.
139,
10
274.
179,
13
597.
997,
08
6.
Perd
agan
gan,
hote
l dan
resto
ran
797.
726,
94
1.45
4.00
6,55
838.
517,
68
1.58
7.59
1,63
913.
194,
72
1.83
1.65
7,26
981.
378,
27
2.03
8.21
3,23
1.04
8.99
2,33
2.25
9.24
1,86
1.12
4..9
78,7
2
2.57
5.25
9,83
7.
Peng
angk
utan
dan
kom
unik
asi
260.
476,
07
514.
932,
97
271.
937,
70
557.
571,
88
287.
521,
17
607.
717,
43
302.
629,
33
644.
646,
98
313.
412,
99
669.
960,
49
325.
708,
18
782.
044,
88
8.
Keu
anga
n,
sew
a, d
an ja
sa
Peru
saha
an
229.
950,
10
354.
955,
15
240.
097,
63
386.
138,
98
252.
674,
74
419.
893,
94
266.
677,
84
450.
896,
01
281.
677,
01
483.
355,
27
298.
200,
19
514.
401,
18
9.
Jasa
-jasa
550.
497,
06
1.29
0.89
2,24
579.
121,
25
1.36
2.24
4,59
598.
318,
62
1.51
8.25
5,93
620.
920,
61
1.65
0.96
0,46
641.
934,
14
1.83
7.22
1,53
664.
352,
49
2.01
1.84
9,96
10.
PDR
B
4.04
2.24
0,29
8.29
7.70
2,82
4.23
3.44
2,84
8.99
4.42
7,30
4.42
7.88
5,12
10.1
57.4
19,0
1
4.63
4.80
4,40
10.9
94.0
66,1
4
4.85
5.36
4,56
11.9
69.7
70,2
7
5.08
8.37
1,07
13.3
49.5
61,0
2
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Struktur perekonomian daerah dapat dilihat dari konstribusi setiap sektor usaha
terhadap PDRB. Selama periode 2008-2013, sektor Pertanian yang merupakan
penyumbang terbesar, sektor Perdagangan terbesar kedua, Sektor Indusri
terbesar ketiga, dan sektor jasa terbesar ke empat. Namun kondisi ini selalu
dinamis. Selama kurun waktu 2008-2013, terjadi kecenderungan menurunnya
konstribusi sektor pertanian, yang diiringi dengan meningkatnya konstribusi
sektor perdagangan yang cukup signifikan, ini menunjukkan adanya
kecenderungan peralihan kegiatan perekonomian daerah dari sektor pertanian ke
sektor perdagangan, dapat dilihat pada tabel 2.16. sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 32
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.16.
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)
Kabupaten Majalengka
No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % % % % % %
1. Pertanian
32,4
8
28,0
5
32,7
7
27,9
9
33,5
2
27,2
4
32,8
3
26,6
1
32,5
3
26,2
4
32,8
4
25,8
3
2. Pertambangan dan penggalian 3,
83
4,11
3,32
4,01
3,17
3,91
3,21
3,91
3,12
3,87
2,89
3,76
3. Industri pengolahan 15
,70
17,1
0
16,0
8
17,1
1
15,5
8
16,9
7
15,5
8
16,8
8
15,5
3
16,8
3
15,1
3
16,8
2
4. Listrik,gas dan air bersih 0,
51
0,68
0,51
0,68
0,50
0,71
0,51
0,73
0,52
0,75
0,58
0,78
5. Bangunan 3,91
4,58
4,04
4,63
4,12
4,84
4,34
5,02
4,45
5,22
4,48
5,39
6. Perdagangan, hotel, dan restoran 17
,52
19,7
3
17,6
5
19,8
1
18,0
3
20,6
2
18,5
4
21,1
7
18,8
7
21,6
0
19,2
9
22,1
1
7. Pengangkutan dan komunikasi 6,
21
6,44
6,20
6,42
5,98
6,49
5,86
6,53
5,66
6,45
5,86
6,40
8.
Keuangan, sewa, dan jasa perusahaan 4,
28
5,69
4,29
5,67
4,13
5,71
4,10
5,75
4,04
5,80
3,85
5,86
9. Jasa-jasa
15,5
6
13,6
2
15,1
5
13,6
8
14,9
5
13,5
1
15,0
2
13,4
15,3
5
13,2
2
15,0
7
13,0
6
PDRB
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
100,
00
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 33
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2. Laju Inflasi tingkat Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun 2007-2012, rata-rata
inflasi selama perioe tahun tersebut sebesar 5,45% capaian terendahnya adalah
3,09% pada tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun 2008.
Terkendalinya inflasi yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali tahun
2008 tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan pemerintah
daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data laju inflasi dari tahun
2007-2012 sebagai berikut :
Tabel 2.17. Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2007-2012
Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86
Sumber : BPS Jawa Barat, Tahun 2013.
3. PDRB Per Kapita
Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir
ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka
nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka
pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 2.18. sebagai berikut :
Tabel 2.18. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)
1. 2008 3.484.480
2. 2009 3.638.438
3. 2010 3.795.960
4. 2011 3.903.266
5. 2012 4.082.914 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 34
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan selama
periode tahun 2009-2012 selalu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun
2008 pendapatan per kapitanya sebesar Rp 3.484.480 naik menjadi
Rp 4.082.914 pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 17,16% selama 4 tahun
atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi pendapatan per kapita tersebut terlihat
bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu
meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan
proyeksi yang tertuang dalam RPJPD kabupaten Majalengka tahun 2008-2025,
capaian tersebut masih dibawah angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir
tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan pendapatan per kapita sebesar
Rp. 4.172.977,00.
4. Gini Ratio
Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan adalah dengan melihat pemerataan
pendapatan masyarakat. Tingkat pemertaan pendapatan antara lain dihitung
dengan Gini Ratio. Makin besar angkanya, maka makin tidak merata sebaran
pendapatan. Data Gini ratio di kabupaten Majalengka dapat dilihat pada
gambar 2.3.
Gambar 2.3.
Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Dari data terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 terjadi kecendurungan
meningkatnya angka gini ratio, yaitu dari 0,289 pada tahun 2008 menjadi
Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Gini ratio 0,289 0,232 0,26 0,313 0,41
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
Gini ratio
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 35
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 0,41 pada tahun 2012 artinya pendapatan masyarakat cenderung semakin tidak
merata.
5. Kemiskinan
Selama kurun waktu 2008-2013, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka
terus menurun yaitu 225.720 jiwa atau 18,79% pada tahun 2008 menjadi
166.632 jiwa atau 14,11% pada tahun 2013. Angka ini telah melampaui
target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun
2008-2025, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan
jumlah penduduk miskin sebesar 16,06%. Tentunya program-pogram
penanggulangan kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat
mengurangi angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejateraan
masyarakat.
Tabel 2.19. Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2013
Uraian TAHUN Rata-
rata partum-buhan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 225.720 207.154 181.061 178.600 169.800 166.632 11.818
Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 1.180.774 4.141
Persentase Penduduk Miskin (%) 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44 14,11 0,94
Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Pada tahun 2012 posisi relatif kemiskinan di Kabupaten Majalengka masih
berada di atas presentase penduduk miskin Provinsi Jawa Barat dan nasional.
Dalam kontek antar wilayah, penduduk miskin yang berada di atas provinsi
diantaranya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Subang, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya. Kondisi persentase
penduduk miskin di Kabupaten Majalengka masih cukup tinggi dibandingkan
dengan persentase tingkat Provinsi Jawa Barat (9,89%) dan Nasional (11,66%).
Posisi relatif/perbandingan antar wilayah ini dapat kami gambarkan dalam
gambar sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.4.
Posisi Relatif Tingkat Kemisinan Kabupaten Majalengka Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Sumber: BPS, Tahun 2012.
Sebagaimana data makro yang telah dipublikasikan BPS bahwa jumlah
penduduk miskin secara nasional pada tahun 2012 sebanyak 28.594.600 jiwa
dan penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 4.421.531 jiwa. Sedangkan khusus
di Kabupaten Majalengka pada tahun yang sama berjumlah 169.800 jiwa. Posisi
relatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun
2012 sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan 11 kabupaten lainnya di
Jawa Barat yaitu; Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupten Subang, Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Bandung Barat. Adapun Kabupaten/Kota yang lebih rendah jumlah
penduduk miskinnya dari Kabupaten Majalengka diantaranya Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon,
Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.5.
Posisi Relatif Jumlah Kemiskinan Penduduk Kabupaten Majalengka di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Sumber: BPS, Tahun 2012.
Perkembangan jumlah kemiskinan di Kabupaten Majalengka diperbandingkan
dengan Provinsi Jawa Barat dapat diukur dengan menggunakan rumus Indeks
Ketimpangan Williamson (IW). Untuk tahun 2012 dengan jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Majalengka sebanyak 169.800 jiwa, kemudian rata-rata
laju penurunan jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun
sebesar 165.568 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Majalengka
berjumlah 1.176.117 jiwa dan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar
44.548.432 jiwa, maka Indeks Ketimpangan Williamson khusus untuk jumlah
penduduk miskin sebesar 1,68 poin, artinya jika IW>1 maka dapat dikatakan
tingkat disparitas antara jumlah kemiskinan di Kabupaten Majalengka dan
Provinsi Jawa Barat sangat tinggi.
1. Angka Kriminalitas
Salah satu ukuran kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah dengan
memperhatikan angka-angka kriminalitas. Semakin banyak terjadi tindakan
krimininalitas disuatu daerah menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 3
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 diantara penduduknya. Data kriminalitas Kabupaten Majalengka dapat dilihat
pada tabel 2.20.
Tabel 2.20.
Angka Kriminalitas Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Kasus 2008 2009 2010 2011 2012
Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn 1. Pembunuhan 2 2 5 1 2 2 3 1 2 1 2. Penganiayaan Berat 16 7 19 19 8 4 6 4 15 4 3. Penculikan - - - - 1 - - - 1 - 4. Pencurian dengan Kekerasan 44 19 49 12 28 17 23 15 12 4 5. Pencurian dengan
Pemberatan 113 79 102 62 104 74 85 55 76 50
6. Pencurian Ranmor 105 17 119 27 78 4 86 20 106 31 7. Pencurian Kawat Telepon - - - - - - - - - - 8. Pemerkosaan 6 3 3 1 - - 2 1 1 0 9. Pembakaran - - - - 1 - 1 1 1 -
10. Senpi/Handak 4 4 5 4 10 10 - - 6 6 11. Pemerasan 7 4 2 2 3 1 3 3 1 - 12. Penyelundupan /trafficking 2 2 - - 1 - - - 1 1 13. Kejahatan Terhadap Kepala
Negara - - - - - - - - - -
14. Jumlah 299 137 304 128 236 112 209 100 222 97
Ket : Kj=Jumlah Kejadian; Ttn= Kejadian yang ditangani.
Dari tabel, terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 angka kriminalitas di
Kabupaten Majalengka cenderung menurun, walaupun penanganan kasusnya masih
di bawah jumlah kasus yang terjadi.
B. Fokus Kesejahteraan Masyarakat
1. Pendidikan
a. Angka Melek Huruf (AMH)
Salah satu kualitas penduduk dicerminkan dengan kemampuan untuk
mengakses pengetahuan untuk dapat memperluas cakrawala ilmu dan
wawasan berpikir. Modal dasar suatu masyarakat untuk dapat mengakses
pengetahuan antara lain dicermikan dengan kemampuan baca-tulis yang
dihitung dengan Angka Melek Huruf (AMH). Perkembangan AMH
kabupaten Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.6.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 4
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.6.
Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Selama periode tahun 2008-2013, AMH Kabupaten Majalengka selalu
meningkat, yaitu 94,81% pada tahun 2008, meningkat menjadi 95,84% pada
tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam
RPJPD kabupaten Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut sudah
melampaui angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun
2009-2013), diproyeksikan AMH sebesar 94,82%.
b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Rata-rata Lama Sekolah (means years schooling) adalah rata-rata jumlah
tahun yang ditempuh oleh setiap penduduk berumur 15 tahun ke atas di
daerah tersebut untuk mendapatkan pendidikan formal. Perkembangan RLS
Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.7.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 5
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.7.
Perkembangan RLS Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Perkembangan RLS tahun 2008-2012 menunjukkan grafik yang menanjak
yaitu dari 6,70 tahun pada tahun 2008 menjadi 7,18 tahun pada tahun 2012.
Apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD kabupaten
Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah angka
proyeksi yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-
2013), diproyeksikan RLS sebesar 7,53 tahun.
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai jumlah siswa pada
jemjang pendidikan tetentu dibagi dengan jumlah penduduk pada usia
tersebut. Angka ini menunjukkan tingkat keikut-sertaan mayarakat dalam
menempuh pendidikan. Perkembangan APK Kabupaten Majalengka dapat
dilihat pada gambar 2.8.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 6
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.8.
Perkembangan APK Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
d. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Angka Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu indikator
keberhasilan di bidang pendidikan. Dari data di atas terlihat bahwa
penduduk yang tidak punya ijasah berkurang dari 23,31% pada tahun
2009 menjadi 19,34% pada tahun 2013, sebaliknya angka pendidikan yang
ditamatkan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan
yaitu untuk tingkatan SD menjadi sebesar 47,49%, SLTP menjadi sebesar
18,48%, SLTA menjadi sebesar 11,39%.
Tabel 2.21. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang
Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013
Jenjang Pendidikan Tahun (%)
2009 2010 2011 2012 2013
Tidak/Belum Punya Ijazah SD 23,31 21,94 19,95 19,20 19,34
SD 45,85 46,84 45,37 46,93 47,49
SLTP 16,03 14,88 18,62 18,23 18,48
SLTA 10,64 11,88 12,04 12,04 11,39
D1/D3 1,73 1,66 1,19 1,19 0,95
>=S1 2,44 2,80 2,83 2,83 2,35
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014
2008 2009 2010 2011 2012
apk sd/mi 102,07 96,43 97,03 104,86 104,02apk smp/mts 101,57 99,64 96,55 91,35 95,26
apk sma/ma 42,06 41,69 45,25 57 55,68
020406080
100120
dala
m p
erse
n
apk sd/miapk smp/mtsapk sma/ma
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 7
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 e. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai jumlah siswa yang
berusia pada jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan jumlah penduduk
pada usia tersebut. Angka ini menunjukkan tingkat keikut-sertaan mayarakat
dalam menempuh pendidikan. Perkembangan APK Kabupaten Majalengka
dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9.
Perkembangan APM Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, 2013
2. Kesehatan
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian
bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen
atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi
yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh
dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi
yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan
luar. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi
2008 2009 2010 2011 2012apm sd/mi 98,07 97,59 85,72 86,13 84,14apm smp/mts 86,38 87,29 84,55 88,14 89,53
apm sma/ma 37,92 37,95 38,25 39,56 41,35
0
20
40
60
80
100
120
Dala
m P
erse
n
apm sd/miapm smp/mtsapm sma/ma
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 8
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk
pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan
kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor
endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan
dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program
pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian
Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta kematian balita dapat
berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program
pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program
penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah
usia 5 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas
bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Selama periode 2008-2013 AKHB
cenderung meningkat artinya derajat kesehatan masyarakat cenderung
membaik.
Tabel 2.22.
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (per 1.000 kelahiran) Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Angka Kelangsungan Hidup Bayi /1000 KH
1. 2008 980
2. 2009 981
3. 2010 980
4. 2011 985
5. 2012 986
6. 2013 989
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2009 s.d. 2013 diolah.
b. Angka Harapan Hidup
Tujuan utama pembangunan manusia dalam aspek kesehatan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan manusia, sehingga dapat hidup sehat dan
berumur panjang. Pengukuran taraf kesehatan tersebut adalah dengan
menghitung angka harapan hidup saat lahir (e0). Angka Harapan Hidup
(AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyaknya tahun yang akan ditempuh
oleh seseorang selama hidup. AHH dihitung dengan menggunakan metode
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 9
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 tidak langsung yaitu banyaknya anak lahir hidup dan banyaknya anak masih
hidup. Perkembangan AHH Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada
tabel 2.23.
Tabel 2.23. Angka Harapan Hidup (AHH)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Angka Harapan Hidup (Tahun)
1. 2008 65,82
2. 2009 66,09
3. 2010 66,35
4. 2011 66,62
5. 2012 66,68
6. 2013 67,13*
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014. *) Data estimasi
Pada tahun 2008-2013 secara umum AHH penduduk Kabupaten
Majalengka terus meningkat dari 65,82 tahun pada tahun 2008 menjadi
67,13 tahun pada tahun 2013, menunjukkan dalam 6 tahun terjadi
peningkatan AHH sebanyak 1,31 tahun. Peningkatan tersebut relatif kecil
dan masih sangat jauh dari kondisi ideal yaitu 85 tahun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa, peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya
ibu dan anak masih belum berjalan secara optimal dalam implementasinya
dan harus mendapat perhatian khusus dalam pembangunan bidang
kesehatan.
c. Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi
buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari
berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar
WHO.
WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk
kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi
gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu :
a. rendah = di bawah 10 %
b. sedang = 10-19 %
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 10
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 c. tinggi = 20-29 %
d. sangat tinggi = 30 %
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi
menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang
badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat
badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau
sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar
dikatakan gizi buruk. Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Majalengka
dari tahun ke tahun mengalami penurunan, data terakhir tahun 2013 sebesar
0,07%, artinya menurut standar WHO jika lebih kecil dari 10 % dapat
dikatakan rendah. Perkembangan persentase gizi buruk dapat dilihat pada
tabel 2.24.
Tabel 2.24. Perkembangan Persentase Gizi Buruk
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Persentase Balita Gizi Buruk
1. 2008 1,16
2. 2009 1,16
3. 2010 1,12
4. 2011 0,14
5. 2012 0,06
6. 2013 0,07
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 s.d. 2013.
3. Pertanahan
Selama periode 2008-2012, penduduk yang memiliki lahan semakin
meningkat, yaitu dari 60.372 orang (15%) pada tahun 2008, meningkat menjadi
100.616 orang (23%) pada tahun 2012. Persentase Penduduk Memiliki Lahan dapat
di lihat pada tabel 2.25.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 11
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.25.
Persentase Penduduk Memiliki Lahan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Tahun Luas Tanah Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang memiliki tanah
Persentase penduduk
memiliki tanah 1. 2008 1.395.857.839 1.196.811 60.372 15%
2. 2009 1.395.857.839 1.206.702 70.433 11%
3. 2010 1.395.857.839 1.166.473 80.494 19%
4. 2011 1.395.857.839 1.171.478 90.555 21%
5. 2012 1.395.857.839 1.176.117 100.616 23%
Sumber: BPN Kabupaten Majalengka Tahun 2013.
4. Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja didefinisikan sebagai persentase pendudk yang
bekerja terhadap seluruh angkatan kerja.
Gambar 2.10.
Rasio Penduduk Yang Bekerja Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka 2013
Dari data diatas terlihat bahwa rasio penduduk yang bekerja selama periode
2008-2010 meningkat, namun pada tahun 2011 menurun, kemudian tahun 2012
meningkat lagi. Kondisi ini menunjukkan bahwa trennya lebih bersifat eksponensial,
sehingga cukup tingginya jumlah calon tenaga kerja di Kabupaten Majalengka
berdampak pada perlunya perluasan lapangan pekerjaan.
2008 2009 2010 2011 2012Penduduk yang
bekerja 92,02 93,26 94,18 92,2 93,29
90,5
91
91,5
92
92,5
93
93,5
94
94,5
dalam
per
sen
Pendudukyangbekerja
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 12
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dilihat dari aktivitas kesenian dan
keolahragaan yang ada di masyarakat. Selama kurun waktu tahun 2008 2012, jumlah
grup kesenian di Kabupaten Majalengka terus meningkat, hal ini bisa dilihat dari
jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk yang meningkat dari 0,012 pada tahun
2008 menjadi 0,0155 pada tahun 2012. Terdapat 15 jenis kelopmpok kesenian di
Kabupaten Majalengka, yaitu : degung, jaipong, genjing qosidah, calung, reog,
pencak silat, wayang golek, wayang kulit, kacapi suling, sintren, sandiwara, kuda
renggong, orkes dangdut, tarling dan organ tunggal.
Sedangkan mengenai keolahragaan, pada tahun 2012 terdapat 7 cabang
olahraga yang ada di masyarakat yaitu sepak bola, bola voli, tenis meja, bulutangkis,
renang, bola basket dan futsal.
Tabel 2.26. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk. 0,012 0,013 0,014 0,015 0,015
2. Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 0,0185 0,0185 0,0185 0,0185 0,0185
4. Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
A. Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
Pendidikan Dasar, pendidikan diarahkan kepada upaya untuk mewujudkan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada
dasarnya merupakan hak setiap warga negara dan di dalamnya mengandung satu
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu
pembangunan pendidikan harus dilakukan secara terpadu dan diarahkan pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 13
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 peningkatan akses pelayanan, mutu, relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan
adanya perubahan penduduk antara usia muda dengan ukuran pertumbuhan
jumlah murid yang ditampung pada setiap jenjang sekolah. Peningkatan jumlah
usia sekolah harus diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah dan
peningkatan akses masuk sekolah. Adapun APS di Kabupaten Majalengka dapat
dilihat pada gambar 2.11. berikut ini :
Gambar 2.11.
Perkembangan APS SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013
APS SD/MI selama periode 2008-2012 cenderung menurun. Sedangkan APS
SMP/MTS, pada periode cenderung meningkat, tentunya hal ini sesuai dengan
kebijakan Wajar Dikdas 9 tahun.
Ketersediaan Sekolah, rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah
tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.
Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia
pendidikan dasar. Datanya dapat terlihat pada tabel 2.27. sebagai berikut :
2008 2009 2010 2011 2012APS SD/MI 95,3 99,16 98,83 98,37 86,74APS SMP/MTS 89,38 89,99 88,05 93,38 93,61
80828486889092949698
100102
dala
m p
erse
n
APS SD/MI
APS SMP/MTS
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 14
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.27.
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012
1. SD/MI
1.1. Jumlah gedung sekolah 885 882 882 876 872
1.2. jumlah penduduk kelompok
usia 7-12 tahun 131.373 139.157 131.370 133.582 137.018
1.3. Rasio 1 : 148 1 : 156 1 : 149 1 : 152 1 : 157
2. SMP/MTs
2.1. Jumlah gedung sekolah 146 147 147 148 148
2.2. jumlah penduduk kelompok
usia 13-15 tahun 64.938 61.199 88.164 64.817 65.233
2.3. Rasio 1 : 451 1 : 416 1 : 576 1 : 437 1 : 441
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Guru, rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar
per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan
ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal
murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 2.28. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012
1. SD/MI
1.1. Jumlah Guru 7.716 7.688 7.302 7.372 37.449
1.2. Jumlah Murid 132.724 135.571 135.901 135.686 134.088
1.3. Rasio 1 : 17 1 : 18 1 : 19 1 : 18 1 : 18
2. SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru 3.799 3.574 3.491 4.025 3.989
2.2. Jumlah Murid 52.846 58.976 58.892 57.562 59.833
2.3. Rasio 1 : 14 1 : 17 1 : 17 1 : 14 1 : 15
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Pendidikan Menengah, pendidikan menengah yang diselenggarakan di
Kabupaten Majalengka meliputi SMA, SMK, dan MA.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 15
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Angka Partisipasi Sekolah (APS), APS SMA/SMK/MA selama periode
2008-2012 setiap tahunnnya selalu meningkat. Hal ini tentunya mengidikasikan
semaikn meningkatnua kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke
jembjang pendidikan menengah. Data perkembangan APS SMA/SMK/MA
dapat dilihat pada gambar 2.12 sebagai berikut :
Gambar 2.12.
Perkembangan APS SMA/SMK/MA Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka Tahun 2013
Ketersediaan Sekolah, Jumlah gedung sekolah pada jemjang pendidikan
menengah selama periode 2008-2012 meningkat yaitu dari 70 unit pada tahun
2008, menjadi 87 unit pada tahun 2012. Data ketersediaan sekolah pada jenjang
SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel 2.29.
Tabel 2.29. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012
1. SMA/SMK/MA
1.1. Jumlah gedung sekolah 70 74 79 78 87
1.2. jumlah penduduk kelompok
usia 16-19 tahun 58.248 64.404 58.420 64.395 64.799
1.3. Rasio 1 : 832 1 : 870 1 : 739 1 : 740 1 :745
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
2008 2009 2010 2011 2012APS SMA/SMK/MA 44,5 50,36 48,52 58,06 53,91
0
10
20
30
40
50
60
70
dala
m
persen
APS SMA/SMK/MA
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 16
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Guru, Seiring dengan meningkatnya jumlah murid dan jumlah sekolah, jumlah
guru SMA/SMK/MA selama periode 2008-2012 meningkat, yaitu dari
2.226 orang menjadi 2.646 orang. Data jumlah guru dan murid pada jenjang
SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel 2.30. sebagai berikut :
Tabel 2.30. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012
1. SMA/SMK/MA
1.1. Jumlah Guru 2.226 2.526 2.499 2.577 2.646
1.2. Jumlah Murid 24.547 26.411 28.607 29.750 34.406
1.3. Rasio 1 : 11 1 : 10 1 : 10 1 : 12 1 : 13
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Angka Melek Huruf. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang
pendidikan adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu pesentase penduduk
usia > 15 tahun yang bisa baca tulus huruf latin. Perkembangan MH Kabupaten
Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.13. sebagai berikut :
Gambar 2.13.
Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.
Fasilitas Pendidikan, Salah satu tugas pemerintahan di bidang pendidikan
adalah menyediakan Gedung Sekolah yang representatif sehingga dapat
menunjang kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Perekembangan Kondisi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 17
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Bangunan Sekolah selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada
tabel 2.31. sebagai berikut :
Tabel 2.31.
Perkembangan Kondisi Bangunan Sekolah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012
1. SD/MI 1.1. Jumlah Bangunan 5.302 5.174 5.174 5.174 5.174
1.2. Jumlah Bangunan Kondisi Baik 2.513 2.846 2.922 3.486 4.410
1.3. Persentase Kondisi Bangunan Baik 47,40 55,01 56,47 67,38 85,23
2. SMP/MTs 1.1. Jumlah Bangunan 1.516 1.621 1.761 1.834 1.834
1.2. Jumlah Bangunan Kondisi Baik 1.179 1.161 1.211 1.302 1.352
1.3. Persentase Bangunan Kondisi Baik 77,77% 71,62% 68,77% 70,99% 73,72%
3. SMA/SMK/MA 2.1. Jumlah Bangunan 865 700 732 732 774 2.2. Jumlah Bangunan Kondisi
Baik 696 583 629 649 698
2.3. Persentase Bangunan Kondisi Baik 80,46% 83,29% 85,93% 88,66% 90,18%
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak
usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Ada dua tujuan
diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 18
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 a. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu
anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan
dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
b. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan
belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat
1 adalah 0-6 tahun. Data perkembangan PAUD di Kabupaten Majalengka
disajikan pada tabel 2.32. sebagai berikut :
Tabel 2.32.
Penyelenggaraan PAUD di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1.1. Jumlah Siswa 12.597 15.384 18.481 23.591 30.657
1.2. Jumlah anak usia 4-
6 tahun 53.417 53.725 54.184 54.786 56.487
1.3. Rasio/APK 23,58 28,63 34,11 34,11 54,27
Sumber : Dinas Pendidikan 2013
Angka Putus Sekolah, Angka Putus Sekolah di Kabupaten Majalengka selama
periode 2008-2012, pada setiap jenjang pendidikan, cenderung menurun.
Tentunya kinerja ini perlu terus dipertahankan agar pada masa mendatang tidak
ada lagi siswa yang berhenti bersekolah sebelum menyelesaikan pendidikan di
jenjang tersebut.
Gambar 2.14. Perkembangan Angka Putus Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
2008 2009 2010 2011 2012APtS SD/MI 0,89 0,52 0,22 0,17 0,02APtS SMP/MTS 0,15 0,83 0,53 0,34 0,2
APtS SMA/SMK/MA 0,32 0,85 0,41 0,33 0,25
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
1
dalam
per
sen
APtS SD/MI
APtS SMP/MTS
APtS SMA/SMK/MA
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 19
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Angka Kelulusan dan Angka Melanjutkan Sekolah, salah satu indikator mutu
penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengukur capaian Angka Kelulusan
para siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Standar masimal bangi
indikator ini adalah 100% siswa lulus. Berdasarkan data, angka kelulusan selama
periode 2008-2012 setiap tahunnya terus meningkat, bahkan untuk tingkat
SMA/SMK/MA, angka ini telah mencapai 100%. Peningkatan ini tentunya juga
dipengaruhi oleh kulitas para pengajar, yang terus meningkat, yang
diindikasikan dengan semakin meningkatanya Guru yang memenuhi kualifikasi
S1/DIV. Selanjutnya sesuai dengan program yang sudah dijalankan yaitu wajar
dikdas 9 tahun, diharapkan seluruh siswa yang telah lulus SD/MI melanjutkan ke
SMP/MTs. Bedasarkan data, selama periode 2008-2012, angka melanjutkan ke
SMP/MTS mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 65% pada
tahun 2008 meningkat menjadi 99,23%. Pada periode yang sama, angka
melanjutkan ke SMA/SMK/MA juga meningkat dari 63,03% menjadi 73,51%.
Data Perkembangan Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan
Kualifikasi Guru, dapat dilihat pada tabel 2.33. sebagai berikut :
Tabel 2.33. Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan Kualifikasi Guru
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1.1. AL SD/MI 99,19 98,15 99,25 99,56 99,98 1.2. AL SMP/MTS 90,97 93,28 99,91 100 100 1.3. AL SMA/SMK/MK 95,69 97,78 100 100 100 2.1. AM SD/MI KE SMP/MTS 65,00 68,21 98,55 98,63 99,23
2.2. AM SMP/MTS KE SMA/MA/SMK 63,03 61,77 65,47 70,23 73,51
2.3. GURU YANG MEMENUHI KUALIFIKASI S1/DIV 55,62 58,18 59,89 60,57 65,32
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
2. Kesehatan
Posyandu, Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan
serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 20
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tujuan penyelenggaraan posyandu:
a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas).
b. Membudayakan NKKBS.
c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
d. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini,
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang
meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang
sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan
pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta
perlindungan anak. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan, bahwa
strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak
seperti itu, dapat dilakukan pada posyandu.
Karena posyandu merupakan wadah peranserta masyarakat untuk
menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka
diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan
ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu.
Terkait dengan hal tersebut di atas perlu dilakukan analisis rasio posyandu
terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi pelayanan pemenuhan
kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, dan agar status gizi
maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau
ditingkatkan.
Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan
idealnya satu posyandu melayani 100 balita. Data rasio posyandu dapat dilihat
pada tabel 2.34. sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 21
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 3.34.
Perkembangan Rasio Posyandu di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013
No. Tahun Jumlah Posyandu
Jumlah Balita (Jiwa)
Rasio Posyandu Per 1000 Balita
1. 2008 1.440 99.329 14 2. 2009 1.440 98.725 15 3. 2010 1.416 96.396 15 4. 2011 1.418 125.171 14 5. 2012 1.442 125.672 11 6. 2013 1.446 100.366 14,4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013
Rumah Sakit, Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang rumah sakit, yang dimaksud rumah sakit umum adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasilguna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
Di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
yaitu RSUD Majalengka dan RSUD Cideres.
Tabel 2.35. Puskesmas dan Poliklinik dan Pustu
Tahun 2013
No. Kecamatan Jumlah
Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik Pustu 1. Lemahsugih - 2 - 5 2. Bantarujeg - 1 - 3 3. Malausma - 1 - 4 4. Cikijing - 1 - 2 5. Cingambul - 1 - 5 6. Talaga - 1 - 3 7. Banjaran - 1 - 3 8. Argapura - 1 - 3 9. Maja - 1 - 5
10. Majalengka 1 2 1 2
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 22
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Kecamatan Jumlah
Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik Pustu 11. Cigasong - 1 - 1 12. Sukahaji - 2 - 1 13. Rajagaluh - 1 - 3 14. Sindangwangi - 1 - 2 15. Sindang - 1 - 0 16. Leuwimunding - 1 - 14 17. Palasah - 1 - 9 18. Jatiwangi - 2 - 9 19. Dawuan - 1 2 7 20. Kasokandel - 1 - 9 21. Panyingkiran 1 1 - 7 22. Kadipaten 1 1 - 7 23. Kertajati - 2 - 7 24. Jatitujuh - 2 - 6 25. Ligung - 1 - 13 26. Sumberjaya - 1 - 9
Jumlah 3 32 2 71 Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka dapat diukur berdasarkan
indikator kinerja aspek pelayanan umum diantaranya berupa rasio puskesmas,
poliklinik, dan pustu persatuan penduduk dalam kurun waktu 2008-2009 sebesar
0,25 persen. Seiring dengan penambahan sarana kesehatan, sejak tahun 2010
sampai dengan 2012 rasionya meningkat menjadi 0,26 persen. Khusus untuk
cakupan puskesmas, angkanya relatif lebih tinggi selama 5 tahun sebesar 1,19
persen, sedangkan cakupan puskesmas pembantu dalam kurun waktu 2008-
2010 hanya sebesar 0,22 persen, dan mengalami penurunan antara tahun 2011-
2012 menjadi 0,21 persen.
Tabel 2.36.
Rasio dan Cakupan Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
No. Aspek Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Rasio puskesmas, poliklinik,
pustu per satuan penduduk 0,25 0,25 0,26 0,26 0,26 0,26
2. Cakupan puskesmas 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 3. Cakupan puskesmas pembantu 0,22 0,22 0,22 0,21 0,21 0,21
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 23
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Sementara itu, untuk pemenuhan tenaga medik di Kabupaten Majalengka per
satuan penduduk, sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 rasionya masih
tetap sebesar 0,10 persen. Pemenuhan tenaga medik untuk dokter umum dan
dokter gigi di pelayanan primer sangat berpengaruh pula terhadap pemenuhan
SDM kesehatan yang dipersyaratkan oleh BPJS, sehingga berdampak pada
besarnya kapitasi yang diterima oleh setiap puskesmas. Sedangkan kebutuhan
tenaga medik di RSUD Cideres dan RSUD Majalengka lebih terfokus pada
pemenuhan dokter spesialis dibeberapa spesifikasi.
Tabel 2.37. Rasio Tenaga Medik
No. Aspek Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Rasio dokter per satuan
penduduk 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2012.
Jumah dokter umum dan dokter gigi yang tersebar di 32 Puskesmas, dapat kami
kemukakan secara rinci pada tabel berikut :
Tabel 2.38.
Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi Menurut Kecamatan Tahun 2013
No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi 1. Lemahsugih 1 - 2. Bantarujeg 1 - 3. Malausma 2 - 4. Cikijing 2 1 5. Cingambul 2 - 6. Talaga 3 1 7. Banjaran 1 - 8. Argapura 1 - 9. Maja 3 1 10. Majalengka 3 1 11. Cigasong 1 - 12. Sukahaji 4 - 13. Rajagaluh 3 1 14. Sindangwangi 1 - 15. Sindang 1 - 16. Leuwimunding 3 1
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 24
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi 17. Pasalah 2 1 18. Jatiwangi 4 1 19. Dawuan 1 - 20. Kasokandel 1 1 21. Panyingkiran 1 - 22. Kadipaten 2 1 23. Kertajati 1 - 24. Jatitujuh 3 1 25. Ligung 2 1 26. Sumberjaya 4 1
Jumlah 53 13
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
Komplikasi Kebidanan yang ditangani, perhatian khusus Pemerintah
Kabupaten Majalengka untuk menekan kematian ibu dan kematian bayi salah
satunya berusaha memperluas pelayanan cakupan komplikasi kebidanan yang
harus ditangani. Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil,
pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Kaitannya dengan
tingkat pelayanan kesehatan ibu hamil perlu diantisipasi berbagai komplikasi
kebidanan yang harus dapat ditangani sehingga berpengaruh pada tingkat
keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan. Berdasarkan data yang diperoleh,
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani digambarkan pada tabel
2.39. sebagai berikut :
Tabel 2.39. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani (%)
1. 2008 6,44 2. 2009 76,90 3. 2010 76,80 4. 2011 92,30 5. 2012 117,57 5 2013 122,26
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 25
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kondisi empirik di Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani memperlihatkan trend yang cenderung
meningkat, terutama tahun 2011 yang mencapai 92,30% dan tahun 2012 sebesar
117,57% serta tahun 2013 yang mencapai 122,26%, kondisi ini telah melampaui
target standar pelayanan minimal sebesar 80% pada tahun 2015.
Pertolongan Persalinan, Guna meningkatkan IPM, khususnya yang terkait erat
dengan indeks kesehatan yaitu perlu perhatian terhadap pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, capainnya
sebagaimana pada Tabel 2.40. berikut :
Tabel 2.40.
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan (%)
1. 2008 81,18 2. 2009 94,67 3. 2010 93,47 4. 2011 85,66 5. 2012 91,47 6. 2013 94,66
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan
kematian ibu, untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan
dengan meningkatkan peran bidan sehingga bidan di desa benar-benar
merupakan ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI
(MMR). Target SPM berkenaan dengan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 90% pada tahun
2015 diharapkan dapat tercapai. Menurut data yang ada pada tahun 2009 target
yang berkaitan dengan indikator ini telah dapat terlampaui sebesar 4,67%,
namun mengalami penurunan pada tahun 2010 (86,18%) dan 2011 (85,70%),
dan meningkat lagi pada tahun 2012 (91,47%).
Cakupan Universal Child Imunization (UCI). Pemerintah Kabupaten
Majalengka secara berkesinambungan terus menggalakan pelaksanaan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 26
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 imunisasi. Kegiatan imunisasi tersebut bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan
di Indonesia, namun perlu disadari masih banyak masyarakat atau orang tua
yang belum memahami secara utuh tetang pentingnya imunisasi bagi bayi dan
balita. Kemungkinan penyebabnya dikarenakan masih adanya pandangan di
masyarakat yang menganggap adanya efek kurang baik jika diimunisasi atau
mitos lainnya. Manfaat dari imunisasi bagi bayi untuk mencegah bayi terjangkit
penyakit baru yang menular dan mematikan serta penyakit infeksi masih
menjadi masalah di Indonesia.
Tabel 2.41. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) (%)
1. 2008 67,66 2. 2009 60,18 3. 2010 86,53 4. 2011 86,31 5. 2012 91,07 6. 2013 95,33
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 di olah.
Di Kabupaten Majalengka Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Imunization (UCI) selama periode 2008-2012 cenderung meningkat. Hal ini
menunjukkan tingkat kesadaran masyaraakat akan imunisasi semakin
meningkat.
Balita Gizi Buruk, Golden age rentang usianya 0-5 tahun sangat membutuhkan
asupan gizi yang baik bagi tumbuh kembangnya anak. Oleh karena itu, deteksi
dini bagi kasus gizi buruk harus dilakukan secara kontinu. Perhatian Pemerintah
Kabupaten Majalengka terhadap penanganan gizi buruk sangat tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada tahun
2010 menemukan 919 (1,12%) balita yang menderita gizi buruk. Balita yang
mengalami gizi buruk itu pertumbuhannya tidak seimbang dengan usia balita
yang wajar. Pertumbuhan mereka lambat, bahkan berat badannya jauh dari berat
ideal, selain itu ciri-ciri dan indikasi lainnya adalah kepala membesar dan perut
buncit, badan terlihat kurus, kering, dan tulangnya kelihatan (stunting) yang
disebabkan tubuh tidak menerima asupan gizi seimbang. Cakupan balita gizi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 27
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 buruk yang mendapat perawatan di Kabupaten Majalengka pada tahun
2011 sampai dengan tahun 2013 mencapai 100% sesuai dengan standar
pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah. Jejak rekam cakupan balita gizi
buruk mendapat perawatan di Kabupaten Majalengka sebagaimana tertuang
dalam tabel 2.42. berikut :
Tabel 2.42. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (%)
1. 2008 1,86 2. 2009 42,97 3. 2010 4,35 4. 2011 100,00 5. 2012 100,00 6. 2013 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA,
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa dimana Penyakit TBC
dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan
miskin serta dimana saja. Indonesia menduduki negara terbesar ketiga di dunia
dalam masalah penyakit TBC ini. Sedangkan di Kabupaten Majalengka tahun
2013 untuk cakupan penemuan baru penderita penyakit TBC sebanyak
1.267 jiwa (96,60%) dan seluruhnya telah mendapat pelayanan kesehatan.
Tabel 2.43.
Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Penyakit TBC Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD. Penyebab
kematian penduduk dapat diakibatkan karena penyakit demam berdarah (DBD).
No. Indikator Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 1. Cakupan penemuan baru (%) 97,90 98,64 80,55 83,25 96,60
2. Pengobatan penderita penyakit TBC (Jiwa) - - 471 1.059 1.267
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 28
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang
merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang
diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan
mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak
mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali,
menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas,
aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah. Tingkat
pencegahan agar tidak timbulnya penyakit DBD telah banyak dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Majalengka. Adapun data penanganan penderita DBD di
Kabupaten Majalengka tertuang dalam tabel berikut :
Tabel 2.44. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD (%)
1. 2008 100,00
2. 2009 100,00
3. 2010 100,00
4. 2011 100,00
5. 2012 100,00
6. 2013 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Berdasarkan data di atas, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
DBD dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2008 sampai dengan
2013 mencapai 100%.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, Selain
melayani pasien umum, pelayanan kesehatan rujukan juga menangani pasen dari
keluarga miskin. Selama periode 2008-2013, persentase keluarga miskin yang
ditangani dapat dilihat pada tabel 2.45. sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 29
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.45.
Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Pesentase Penanganan Pasen Keluarga Miskin Ket.
1. 2008 0,68 2. 2009 0,83 3. 2010 16,82 4. 2011 2,30 5. 2012 5,26 6. 2013 39,13 Data sementara
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Selama periode 2008-2013, penangan pasen miskin selalu mendapat perhatian.
Pada tahun 2008 sebanyak 0,68% dari jumlah yang berkunjung dan mendapat
penanganan di pelayanan kesehatan rujukan berasal dari keluarga miskin, pada
tahun 2009 angka ini meningkat menjadi 0,83%, meningkat lagi menjadi
16,82% pada tahun 2010, kemudian turun menjadi 2,3% pada tahun 2011,
sedangkan tahun 2012 meningkat kembali menjadi 5,26%, dan tahun 2013
meningkat cukup signifikan mencapai 39,13%.
Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi di Kabupaten Majalengka pada Puskesmas-
puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka terjadi
peningkatan dari 60,48% pada tahun 2009 menjadi 101,22% pada tahun 2010
dan mengalami penurun pada tahun 2011 menjadi 80,83%. Tahun 2010, 2012
dan 2013 telah melebihi standar pelayanan minimal sebagaimana ditetapkan
Pemerintah yang menargetkan 90%. Adapun secara rinci data tersebut dapat
kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.46. Cakupan Kunjungan Bayi
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Kunjungan Bayi (%)
1. 2008 100,00 2. 2009 60,48 3. 2010 101,22 4. 2011 80,83 5. 2012 91,07 6. 2013 93,54
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuapaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 30
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 3. Pekerjaan Umum
Sarana dan prasarana umum merupakan salah satu kebutuhan pendukung
pembangunan daerah yang pemenuhannya akan sangat berdampak pada kinerja
pembangunan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun pemerintahan.
a. Kondisi Jalan
Berdasarkan data terbaru proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
untuk jalan kabupaten tahun 2012 adalah 665,782 km, panjang jalan yang
dapat dilalui roda 4 (empat) adala 1.281,919 km, sedangkan jalan
penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk
(minimal dilalui roda 4) adalah 337,880 km.
Tabel 2.47.
Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Indikator Tahun
2008 (Km)
2009 (Km)
2010 (Km)
2011 (Km)
2012 (Km)
1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Tdk ada data
226,249 31,62
304,169 42,54
367,592 51,37
480,365 67,12
2. Panjang Jalan dilalui roda 4 (empat)
Tdk ada data
1.281,919 1.281,919 1.281,919 1.281,919
3. Jalan Penghubung dari Ibukota Kecamatan ke kawasan Permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)
Tdk ada data
337,880 337,880 337,880 337,880
4. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 Km/jam)
Tdk ada data
226,249 304,169 367,592 480,365
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
b. Kondisi Jaringan Irigasi
Kondisi bangunan air di Kabupaten Majalengka terdiri dari Bendung,
Bangunan Air, Saluran, Bangunan Pelengkap dan Bangunan Fasilitas.
Jumlah dan Kondisi Bangunan Air pada Jaringan Irigasi di Kabupaten
majalengka selama kurun waktu 4 tahun terakhir (2009-2010), lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 31
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.48.
Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
TAHUN 2009 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 83 58 89 - Suplesi 24 bh 4 6 14 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 97 118
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 3 2 - Sadap 524 bh 235 150 139
3. Saluran - Induk 470,06 km 192,43 201,10 76,27 - Sekunder 64,28 km 29,00 14,00 21,28 - Tersier 225,81 km 100,00 62,00 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 4,50 4,01 2,40
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong – gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00
TAHUN 2010 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 90 50 90 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 32
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 2 3 - Sadap 524 bh 246 137 141
3. Saluran - Induk 470,06 km 199,57 194,21 76,27 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00
TAHUN 2011
Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 68 60 102 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 110 105
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 1 1 5 - Sadap 524 bh 222 150 152
3. Saluran - Induk 470,06 km 180,00 200,00 90,00 - Sekunder 64,28 km 23,00 18,00 23,00 - Tersier 225,81 km 95,00 55,00 76,00 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,00 4,00 - Pembuang 10,91 km 4,50 3,00 3,00
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 33
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 0 3 0 - Penguras 6 bh 0 4 2 - Terjun 40 bh 0 30 10 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 10 4 0 - Jembatan 33 bh 10 23 0 - Pelimpah 65 bh 25 30 10 - Tangga Cucin 7 bh 1 4 2 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 2 9 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00
TAHUN 2012
Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 90 62 78 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 1 3 3 - Sadap 524 bh 246 137 141
3. Saluran - Induk 470,06 km 277,17 147,40 45,49 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong – gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 34
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
- Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 5 bh 0 2 3 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.49.
Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 52,00
2. Rasio Jaringan Irigasi (km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 2,99 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
4. Perumahan
a. Kondisi Perumahan
Berdasarkan data tahun 2012 jumlah rumah tinggal yang sudah mempunyai
sanitasi yaitu 251.169 KK, atau sebesar 71,95%, sedangkan jumlah rumah
tangga pengguna air bersih sebanyak 323.526 KK dan rumah tangga
pengguna listrik sebanyak 75,62% dan tahun 2012 sebesar 89,97%, lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.49. di bawah ini.
Tabel 2.50. Kondisi Perumahan (Rumah Tangga)
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Rumah tinggal bersanitasi (%) 66,47 66,17 65,87 65,57 71,95
2. Rumah tangga bersanitasi (KK) 248.173 248.920 249.699 250.418 251.169
3. Rumah tangga pengguna air bersih (KK) 371.716 378.159 346.032 347.717 349.097 4. Rumah tangga pengguna listrik (KK) 307.019 315.990 316.650 316.221 318.512
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
b. Rumah Layak Huni
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 35
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tahun 2012 jumlah rumah layak huni sebanyak 313.494 buah dengan rasio
97,87%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.51. Kondisi Rumah Layak Huni di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
No. Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Rumah Layak Huni (unit) 307.012 308.012 308.012 311.012 313.494
2. Rasio Rumah Layak Huni (%) 96,42 96,32 96,22 95,92 97,87 Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya Kabupaten Majalengka, data Lingkungan Perumahan Kumuh di
Kabupaten Majalengka belum dapat teridentifikasi. Berdasarkan data yang
ada Rumah tangga ber-Sanitasi di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2012
sebesar 251.169 KK.
5. Penataan Ruang
Untuk menilai capaian pembangunan pada bidang penataan ruang, antara lain
adalah rasio ruang terbuka hijau dan rasio bangunan ber IMB. Selama kurun
2008 sampai 2012 Rasio Ruang Terbuka Hijau terus meningkat dari 1,09% pada
tahun 2008 menjadi 1,74% pada 2012. Demikian juga Rasio bangunan ber-IMB
yang pada tahun 2008 4,40% meningkat menjadi 5,33 pada tahun 2012.
Perkembangan data dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.52.
Kondisi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012
1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB ih 1,09% 1,09% 1,09% 1,74% 1,74%
2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 4,40% 4,78% 5,02% 5,19% 5,33%
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
6. Perencanaan Pembangunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 36
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata
cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah
meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan daerah terdiri atas: RPJPD, RPJMD, Renstra OPD,
RKPD, dan Renja OPD.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 yang ditetapkan pada tanggal
25 September 2008. Sesuai dengan periodisasi pembangunan lima tahunan,
maka tahap ke dua (2009-2013) disusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yang ditetapkan tanggal
31 Juli 2009 dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013. Selanjutnya setiap tahun disusun
perencanaan tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD). Penyusunan program dan kegiatan dalam RKPD mengacu pada
dokumen RPJMD. RKPD dalam hal ini merupakan penjabaran RPJMD dalam
kaitannya dengan perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Renja OPD,
RKA OPD, dan RAPBD. Adapun untuk RKPD Kabupaten Majalengka Tahun
2014 telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 3 Tahun
2013 pada tanggal 29 Mei 2013 yang pada penyusunannya mengacu pada
RPJPD Kabupaten Majalengka 2005-2025, Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031, Peraturan Daerah
Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan
Pemabangunan Daerah Kabupaten Majalengka serta peraturan dan dokumen
terkait perencanaan di tingkat provinsi dan pusat.
7. Perhubungan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 37
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Berdasarkan data tahun 2013 Kabupaten Majalengka memiliki 7 (tujuh) terminal
bis, yaitu di Kecamatan Cikijing, Cigasong, Rajagaluh, Kadipaten, Maja, Talaga
dan Bnatarujeg. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di
Kecamatan Kertajati akan memerlukan pembangunan terminal terpadu untuk
menjamin aksesibilitas angkutan umum dari kota-kota di sekitarnya ke Bandara.
Untuk mewujudkan itu perlu disusun kajian terpadu dengan tetap mengacu
kepada master plan kebandaraan, RTRW Kabupaten Majalengka Tahun
2011-2031 dan RDTR.
Indikator lainnya mengenai urusan perhubungan/kondisi perhubungan di
kabupaten majalengka akan dibahas pada tabel dibawah ini sebagai capaian
pembangunan urusan perhubungan.
Tabel 2.53.
Kondisi Perhubungan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012
1. Rasio ijin trayek 1:1075 1:1088 1:1081 1:1084 1 : 1044
2. Jumlah uji kir angkutan umum 9.000 9.000 9.000 9.000 10.000
3. Kepemilikan KIR angkutan umum 2.215 1.272 1.334 1.396 1.520
4 Pemasangan Rambu-rambu na na na 52 105
5 Jumlah arus penumpang angkutan umum - -
11.107.571
Orang
11.255.761
Orang
11.473.241
Orang Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.
Pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum dilaksanakan secara berkala
setiap 6 bulan sekali. Terkait dengan durasi waktu atau lamanya proses
pengujian kendaraan tersebut, dengan mengacu pada standar operasional
prosedur (SOP) yang dimiliki dan dijalankan oleh DISHUBKOMINFO
Kabupaten Majalengka, maka lamanya waktu yang diperlukan dalam pengujian
dimaksud adalah 15 menit, dimulai dari proses pendaftaran, pelaksanaan
pengujian dan penyampaian hasil uji kendaraan. Jumlah kendaraan angkutan
darat di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 adalah 10.691 kendaraan, tahun
2011 adalah 10.171 kendaraan dan tahun 2012 adalah 10.151 kendaraan.
Biaya pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum pada DISHUBKOMINFO
Kabupaten Majalengka mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 38
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 No. 11 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Pengujian Kendaraan
Bermotor di Kabupaten Majalengka, sebagai berikut :
Tabel 2.54.
Struktur dan Besaran Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Majalengka
No. Jenis Pelayanan Tarif A. Pengujian Berkala Pertama 1. Mobil Barang, Mobil Bus, Traktor head Rp. 150.000,-
2. Mobil Penumpang, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan Rp. 100.000,-
B. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Orang 1. Angkutan Pedesaan (9 seat) Rp. 60.000,- 2. Angkutan Kota (10 seat) Rp. 60.000,- 3. Bus Mini (11-15 seat) Rp. 75.000,- 4. Bus Sedang (16-25 seat) Rp. 75.000,- 5. Bus Besar Rp. 80.000,-
C. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Barang 1. Pick Up (JBB = 0-3.500 Kg) Rp. 60.000,- 2. Truck (JBB = 3.550-10.000 Kg) Rp. 75.000,- 3. Truck (JBB = 10.050-15.000 Kg) Rp. 80.000,- 4. Truck (JBB = lebih dari 15.050 Kg) Rp. 95.000,-
D. Penilaian Teknis Kendaraan 1. Mobil Barang, Mobil Bus, Mobil Penumpang Rp. 100.000,- 2. Sepeda Motor Rp. 50.000,-
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka Tahun 2013.
Tabel 2.55. Jumlah Kendaraan Angkutan Darat
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Tahun Jumlah Kendaraan
1. 2008 10.007
2. 2009 10.840
3. 2010 10.691
4. 2011 10.171
5. 2012 10.151
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.
Berdasarkan data Tahun terakhir yaitu 2012-2013 rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan di tahun 2012 adalah 1 : 3,19 sedangkan tahun 2013 adalah 1 : 5,86.
Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum tahun 2012 adalah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 39
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 10.265.172 orang sedangkan tahun 2013 adalah 10.160.215 orang, Jumlah
orang/barang melalui terminal pertahun pada tahun 2012 adalah 2.321.715 orang
sedangkan tahun 2013 adalah 2.245.118 orang.
Tabel 2.56. Indikator Perhubungan di Kabupaten Majalengka
No. Indikator Perhubungan Satuan Tahun 2012 2013
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan poin 1 : 3,19 1 : 5,86 2. Jumlah orang/ barang yang terangkut
angkutan umum orang 10,265,172 10,160,215
3. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun
orang 2,321,715 2,245,118
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.
8. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan ekonomi nasional
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan dilengkapi oleh Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Saat ini otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan
antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Saat ini menurunnya kualitas lingkungan hidup telah mengancam kelangsungan
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan
konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Perlindungan dan pengelolaan
hukum lingkungan meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.
Kabupaten Majalengka telah melaksanakan penegakan hukum lingkungan,
diantaranya yaitu pelaksanaan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor
5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 40
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Kegiatan
atau usaha di Kabupaten Majalengka telah membuat dokumen lingkungan sesuai
dengan yang diwajibkan, namun dalam pelaksanaannya belum semua usaha atau
kegiatan memiliki dokumen lingkungan.
Sampai saat ini di Kabupaten Majalengka belum ada usaha atau kegiatan yang
mendapat sanksi berat karena melanggar hukum lingkungan. Pembinaan dan
sosialisasi peraturan terus dilaksanakan agar pelaku kegiatan atau usaha dapat
melaksanakan kegiatan atau usahanya tapi tetap menjaga kualitas dan kelestarian
lingkungan hidup sekitarnya. Sehingga ekonomi hijau dapat terlaksana. Capaian
pembangaunan lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.57.
Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 *) 2011 2012
1. Persentase penanganan sampah
na Na 45 49 53
2. Persentase Penduduk berakses airminum
66,76 82,94 91,47 91,94 92,66
3. Persentase Luas pemukiman yang tertata
8 9 11 15 16
4. Persentase Pencemaran status mutu air
na 20 20 20 80
5. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air
331 buah
331 buah 331 buah
331 buah 331 buah
6. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UPL-UKL/SPPL
12 UKL-UPL
9 UKL-UPL
8 UKL-UPL
7 UKL-UPL 13
SPPL
12 UKL-UPL 60
SPPL 7. Tempat pembuangan sampah
(TPS) per satuan penduduk 3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS
Sumber : BPLH Kabupaten Majalengka Tahun 2013. *) Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010
9. Pertanahan
Persentase luas lahan bersertifikat di Kabupaten Majalengka sampai tahun 2012
sebesar 23%. Kasus sengketa pertanahan pada tahun 2012 sebanyak 16 kasus
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 41
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 dan yang telah diselesaikan sebanyak 11 kasus, atau tingkat penyelesaian kasus
sengketa pertanahan sebesar 68,75 %. Permohonan izin lokasi pada tahun 2012
sebanyak 6 izin lokasi, dan izin lokasi yang diterbitkan Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal pada tahun 2012 sebanyak 4 izin
lokasi.
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
Penataan dalam kependudukan dan pencacatan sipil sering dengan waktu
mengalami kemajuan baik dalam hal manajemen dan pelaksanaan secara teknis.
Dalam urusan kependudukan dan cacatan sipil sudah sangat memasyarakat
dengan istilah Kartu Tanda Penduduk (KTP). KTP adalah identitas resmi
penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia. Dalam KTP
terdapat Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor tersebut sifatnya unik atau
khas tunggal dan melekat pada seseorang. Kemudian dokumen kependudukan
lainnya berupa Akte Lahir dan Kartu Keluarga yang kedudukannya sama
pentingnya dengan KTP, jadi seluruh warga masyarakat sudah seharusnya
mengindahkan dokumen-dokumen tersebut. Oleh karena itu, transformasi
informasi di Kabupaten Majalengka menjadi salah satu tugas jajaran Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil sehingga tumbuhnya kesadaran yang tinggi
dari masyarakat dan akhirnya tidak berdampak negatif bagi masyarakat itu
sendiri.
Tabel 2.58. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2009 - 2013
No. Indikator Kinerja Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (%)
100 100 100 100 100
2. Cakupan Kepemilikan Kartu Keluarga (%)
- 86,81 94,11 100 100
3. Cakupan Penerbitan Kartu tanda Penduduk (%)
84,06 93,04 41,38 75,06 83,35
4. Cakupan Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (%)
84,06 93,04 41,38 75,06 83,35
5. Ratio Penduduk ber-KTP per satuan penduduk (poin)
797.619 889.865 381.627 692.211 796.600
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 42
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Indikator Kinerja Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
6. Penerapan KTP berbasis NIK (%)
100 100 100 100 100
7. Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran (%)
- 37,44 55,90 61 62,84
8. Kepemilikan Akte Kelahiran per 1000 penduduk (permil)
- 37,44 55,90 61 62,84
9. Ratio Bayi ber-Akte Kelahiran (%)
- - - - 95,2
10. Cakupan penerbitan Kutipan Akta Kematian (%)
- - - 1 1
11. Ketersediaan data base kependudukan skala kabupaten
- - - Ada Ada
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Majalengka, Tahun 2013.
11. Pemberdayaan Perlempuan dan Perlindungan Anak
a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam keterwakilan perempuan di
dalam partai politik dan perempuan sebagai pejabat terpilih baik dalam
ranah pelayanan publik, departemen, komisi-komisi nasional dan peradilan.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah Kabupaten
Majalengka tahun 2012 mencapai 4.24%. Pengalaman menunjukkan bahwa
partisipasi perempuan yang rendah di bidang politik dan pemerintah akan
mempengaruhi kuantitas dan kualitas kebijakan publik yang responsif
terhadap gender menyangkut baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai
dampak positif meningkatnya jumlah perempuan yang terlibat dalam
pembuatan kebijakan yang responsif gender, diharapkan keberpihakan
terhadap hasil-hasil peraturan yang responsip gender pun semakin
meningkat.
b. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta
Perempuan kini banyak menduduki posisi senior di berbagai perusahaan
dibanding sebelumnya, hal ini dikarenakan wanita pun memiliki
kemampuan dalam mengorganisir suatu perusahaan atau lembaga yang
dipimpinnya, seperti halnya di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012
partisipasi perempuan di lembaga swasta sebesar 5,26%. Perlu penigkatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 43
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 kesadaran bersama untuk mewujudkan kesetaraan gender pada kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara supaya akses
perempuan untuk menjadi seorang pemimpin atau menjadi mitra dari laki-
laki bisa lebih besar.
c. Rasio KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga. Penelitian mengungkapkan betapa tinggi intensitas kekerasan dalam
rumah tangga. Rasio kekerasan rumah tangga di Kabupaten Majalengka
tahun 2012 sebesar 0,001% hal ini cukup kecil dibanding daerah atau kota-
kota lainnya di Jawa Barat.
d. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Upaya yang dilakukan dalam menangani tindak kekerasan terhadap
perempuan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, unsur medis,
penyadaran masyarakat, kerjasama dengan pihak lain (Kepolisian, LSM,
Ormas). Sedangkan proses penanganan terhadap kasus tindak kekerasan
perempuan secara garis besar meliputi penerimaan laporan atau pengaduan
dari korban, pembuatan berita acara kronologis kejadian, upaya konseling
dilakukan dengan memberikan pembinaan antara pihak yang bertikai
sebagai alternatif pemecahan masalah. Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di Kabupaten
Majalengka tahun 2012 sebanyak 71,43% kasus yang telah diselesaikan.
Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan
anak berdasarkan SPM harus mencapai 100% pada tahun 2014.
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 44
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan, dan Keluarga
Berencana (BPMDPKB) Kabupaten Majalengka mencatat rata-rata jumlah
anak per keluarga sebesar 1,22 pada tahun 2013, angka itu sudah tergolong
baik dikarenakan masyarakat kini mulai paham bahwa program KB itu
bukan semata untuk membatasi jumlah anak, tapi mengatur jarak kelahiran
bayi.
b. Rasio Akseptor KB
Program KB memiliki dampak positif dalam membantu penurunan angka
kematian ibu, epidemi HIV/AIDS, meningkatkan mutu gender, dan
mempromosikan pendayagunaan kaum muda. Akses yang lebih baik untuk
metode kontrasepsi yang aman dan terjangkau akan mempercepat
pencapaian tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Oleh karena itu sejak
2005 masalah kesehatan reproduksi dimasukkan menjadi salah satu
indikator pencapaian MDGs. Jika tiap keluarga mempunyai anak dua atau
tiga orang, berarti program KB sudah berhasil.
Rasio akseptor KB pada Tahun 2013 sebesar 75,35. Angka ini menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2012, namun lebih besar dari capaian pada
tahun 2009, dan 2010.
Tabel 2.59. Data Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013
No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,27 1,25 1,24 1,22 1,23
1,22
2. Rasio akseptor KB 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35
3. Cakupan peserta KB aktif 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35
4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 38,82 37,92 35,08 30,72 33,08 33,61
Sumber : BPMDPKB Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
13. Sosial
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 45
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Jumlah sarana sosial berupa panti di Kabupaten Majalengka setiap tahun
meningkat, yaitu dari 65 unit pada tahun 2008 menjadi 95 unit pada tahun 2013.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan kesejateraan sosial para Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Majalengka dilakukan
antara lain melalui pemberian bantuan sosial. Selama tahun 2008-2013, jumlah
PMKS yang memperoleh bantuan sosial setiap tahunnya terus meningkat,
seiring dengan meningkatnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
Tabel 2.60.
Data Penanganan Masalah Sosial Kabupeten Majalengka Tahun 2008 – 2013
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi (unit)
35 35 40 45 45 45
2. PMKS yg memperoleh bantuan sosial (%) 7,19 13,05 12,89 17,51 22 33
3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)
7,19 13,05 12,89 17,51 22 33
Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah.
14. Ketenagakerjaan
a. Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Per Tahun
Penyelesaian sengketa pengusaha dan pekerja diatur dalam Undang-undang
No. 2 Tahun 2004, tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Dalam Undang-undang ditentukan, perselisihan hubungan industrial adalah
perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha
(atau gabungan pengusaha) dengan pekerja (atau serikat pekerja) yang
penyebabnya biasanya dikarenakan perselisihan hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK), ataupun
perselisihan antar serikat pekerja di dalam satu perusahaan. Data kasus
sengketa antara pengusaha dan pekerja di Kabupaten Majalengka selama
periode 2008-2013 cenderung meningkat.
b. Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 46
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menggambarkan persentase
angkatan kerja (yaitu penduduk usia kerja yang bekerja, punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja, dan penganggur) terhadap penduduk usia
kerja. Selama tahun 2008-2012, TPAK kabupaten Majalengka cenderung
meningkat.
c. Pencari Kerja yang Ditempatkan
Belum seimbang antara jumlah pencari kerja, penempatan dan jumlah
kebutuhan perusahaan sebagian besar dipengaruhi oleh ketidak cocokan
antara minat dengan kebutuhan. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki oleh
pencari kerja sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dimana para pencari kerja tidak memiliki kompetensi dari lapangan
pekerjaan yang tersedia. Karena itu minimnya keterampilan yang dimiliki
pencari kerja menjadi masalah, sebagai penyebab tingkat pengangguran
masih tinggi. Lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan keterampilan
maupun kompetensi pencari kerja. Selama tahun 2008-2013, jumlah pencari
kerja yang ditempatkan selalu meningkat, yaitu dari 1.474 orang pada tahun
2008 menjadi 4.359 orang pada tahun 2013.
d. Tingkat Pengangguran Terbuka
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Sebagian negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 47
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka terus menurun dari
Tahun 2008 sampai 2010, namun Tahun 2012 mengalami kenaikan hingga
mencapai 6,71%. Kenaikan tersebut harus diantisipasi agar lajunya kembali
menurun dengan membuka akses penyerapan tenaga kerja baik untuk di
dalam daerah maupun ke luar daerah.
e. Keselamatan dan Perlindungan
Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keharusan bagi
perusahaan yang diwajibkan oleh Pemerintah melalui peraturan perudang-
udangan. Dalam melaksanakan program proteksi, banyak perusahaan
bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggunan
terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, masalah finansial atau
masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di
kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama
diantara masing-masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tanggung
jawab mereka masing-masing.
Kepedulian atas keselamatan dan perlindungan pekerja oleh perusahaan di
Kabupaten Majalengka dicerminkan dengan tingkat persentase perusahan
yang telah menerapkan K3. Pada tahun 2008 baru 210 perusahaan yang
telah menerapkan K3, pada tahun 2013 telah meningkat menjadi 320
perusahaan. Ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran para pengusaha
untuk menjamin keselamatan dan memberikan pada tenaga kerja sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pada tahun mendatang seluruh
perusahaan harus mampu menerapkan K3 di perusahaannya.
Tabel 2.61.
Data Situasi Ketenagakerjaan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 48
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2013
No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 6 7 17 10 8 20
2. Tingkat partisipasi angkatan kerja* 62,23 66,48 66,96 61,48 67,6 Data Belum
Tersedia 3. Pencari kerja yang
ditempatkan 1.474 1.666 1.283 3.310 3.943 4.359
4. Tingkat pengangguran terbuka* 7,98 6,74 5,82 6,56 /
7,80 6,71 Data Belum Tersedia
5. Keselamatan dan perlindungan 210 220 239 243 258 320
Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2008 s.d. 2013 diolah. *) BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2008 s.d. 2012.
15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a. Koperasi
Jumlah koperasi pada tahun 2008 sebanyak 562 buah dengan jumlah
anggota sebanyak 58.372 orang, tahun 2012 meningkat sebanyak 645 buah
dengan jumlah anggota sebanyak 89.231 orang.
Tabel 2.62.
Jumlah Koperasi Yang Masih Aktif
No. Tahun KUD (Buah)
Non KUD (Buah)
Jumlah (Buah)
Jumlah Anggota (Orang)
Jumlah Koperasi
Aktif 1. 2008 26 536 562 58.372 220 2. 2009 26 577 603 61.725 205 3. 2010 26 606 632 68.785 211 4. 2011 26 611 637 73.363 237 5. 2012 26 619 645 89.231 257
Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Dari jumlah tersebut, tidak seluruhnya aktif. Kondisi ini diperlukan upaya
untuk mengaktifkan kembali koperasi yang sudah terbentuk.
b. Usaha Mikro dan Kecil
Jumlah UMKM di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 tercatat
berjumlah 19.806 unit, meningkat menjadi 21.092 unit pada tahun 2011 dan
menjadi 23.187 unit pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut cakupan
pembinaan kelompok pengrajin pada tahun 2012 mencapai angka 10%.
Oleh karena itu masih sangat perlu diupayakan pembinaan kepada
kelompok pengrajin di Kabupaten Majalengka.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 49
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 c. Usaha Kecil dan Menengah Non BPR/LKM UKM
Dalam perekonomian Usaha kecil dan Menengah (UKM) merupakan
kelompok usahan yang memiliki jumlah paling besar, selain itu kelompok
usaha ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis
ekonomi. Jumlah pelaku usaha kecil dan menengah di Kabupaten
Majalengka sebanyak 23.187 orang, dengan klasifikasi pelaku usaha yang
bergerak di perdagangan dan jasa sebanyak 13.724 orang sedangkan yang
bergerak pada usaha industri sebanyak 9.463 orang dengan meyerap tenaga
kerja sebanyak 89.879 orang.
d. Jumlah BPR
Jumlah Bank Perkreditan rakyat (BPR) di Kabupaten Majalengka Tahun
2012 sebanyak 10 buah dan pada tahun 2013 sebanyak 15 buah.
16. Penanaman Modal
Selama periode 2009-2012, realisasi investasi di Kabupaten Majalengka
meningkat cukup signifikan, yaitu dari Rp.191,937 miliar pada tahun 2009,
menjadi Rp.424,943 miliar pada tahun 2012. Begitu pula jumlah pelaku usaha
yang melakukan investasi meningkat dari 1.252 unit menjadi 1.378 unit.
Tabel 2.63.
Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
No. Kategori Perusahaan
Tahun 2009 2010 2011 2012
1. Perusahaan Mikro 8.729.000.000 5.529.450.000 1.090.000.000 615.000.000
2. Perusahaan Kecil 163.478.334.000 143.187.968.150 257529.089.736 247.689.476.764
3. Perusahaan Menengah 19.730.000.000 30.815.755.544 58.168.088.032 72.222.585.600
4. Perusahaan Besar - 15.198.327.808 - 104.416.377.496
Jumlah 191.937.334.000 194.731.501.502 316.787.177.768 424.943.439.860 Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.64. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 50
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Kategori Perusahaan 2009 2010 2011 2012
1. Perusahaan Mikro 229 130 24 18
2. Perusahaan Kecil 1.005 905 1.315 1.316
3. Perusahaan Menengah 18 13 40 39
4. Perusahaan Besar 0 1 0 5
Jumlah 1.252 1.049 1.379 1.378
Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah Kabupaten Majalengka
sebanyak 23.187 orang, dengan klarifikasi pelaku usahan yang bergerak di
bidang usaha perdagangan dan jasa sebanyak 13.724 orang sedangkan yang
bergerak pada bidang usaha industri kecil dan menengah sebanyak 9.463 orang,
dengan menyerap tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 89.879 orang.
Nilai realisasi PMDN tahun 2012 sebesar 385,743 Miliar Rupiah dan Tahun
2013 mengalami penurunan menjadi 340,350 Miliar Rupiah sehingga capaian
kinerja mengalami penurunan sebesar -11,77%.
17. Kebudayaan
Pembangunan bidang seni, budaya dan olah raga sangat terkait erat dengan
kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran
pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu :
(i) mewujudkan Masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya dan beradab; serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk
pencapaian masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.
Selama 2008-2012, setiap tahunnya dilaksanakan Festival Seni dan Budaya yang
diharapkan dapat melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari khasanah
budaya Indonesia. Selain itu, dilaksanakan pula pelestarian benda dan situs
budaya sebagaimana pada tabel 2.65.
Tabel 2.65. Kegiatan Bidang Kebudayaan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 51
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 1 1 1 2 1
2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 4 4 4 4 14
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. Kendala yang masih dihadapi Kabupaten Majalengka dalam upaya pelestarian
dan pengembangan seni dan budaya adalah belum ditunjang dengan adanya
sarana penyelenggaraan seni dan budaya yang representatif.
18. Kepemudaan dan Olah Raga
Dalam konteks pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai
fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan
perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan.
Demikian halnya dengan olah raga, pembinaan dan pengembangan keolahragaan
dapat menjamin pemerataan akses terhadap olah raga, peningkatan kesehatan
dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen keolahragaan yang mampu
menghadapi tantangan serta tuntutan perubahan kehidupan nasional dan global.
Tabel 2.66. Perkembangan Data Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah organisasi pemuda 34 45 54 54 47
2. Jumlah organisasi olahraga 23 23 23 23 24
3. Jumlah kegiatan kepemudaan - - 4 3 5
4. Jumlah kegiatan olahraga - - 12 10 12
5. Lapangan olah raga milik pemerintah 4 4 4 4 4
6. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 2 2 2 1 1
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 52
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Selama 2008-2012, Berdasarkan data Kantor Kesbangpol Kabupaten
Majalengka tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Majalengka selalu
menyelenggarakan pembinaan politik daerah, dan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP.
Tabel 2.67. Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 1 1 1 1 1
2. Kegiatan pembinaan politik daerah 1 1 1 1 2
Sumber : Kantor Kesbangpol Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Perkembangan capaian pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.68. Indikator Pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 0,0042 0,042 0,006 0,006 0,007
2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 5 5 5 5 5
4. Pertumbuhan ekonomi 4,57 4,73 4,59 4,67 4,74
5. Kemiskinan 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44
6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
- - - 1 1
7. Penegakan PERDA - - - - -
8. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec
9. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,
- - 100% 100% 100%
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 53
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
keindahan) di Kabupaten
10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 3360 3360 3360 3430 3430
11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 105 69 51 89 133
12.
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
53 55 41 65 89
13. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
52 desa 57 desa 69 desa
14. Sistim Informasi Manajemen Pemda 7
15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat 18 OPD 33 OPD 29 OPD
Sumber : BPS, Sekretariat Daerah, Satpol PP, dan BPBD Kab. Majalengka, Tahun 2013.
21. Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas
pangan sekaligus menjadi pilar utama hak azasi manusia, selain itu ketahanan
pangan merupakan bagian sangat penting dari ketahan nasional. Ketahanan
pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup,
tetapi juga mampu mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadi
ketergantungan kepada pihak manapun. Dalam hal ini petani memiliki
kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, karena petani adalah produsen
pangan sekaligus sebagai kelompok konsumen yang terbesar. Pertanian sangat
erat kaitannya dengan ketahanan pangan, karena pangan merupakan kebutuhan
yang bersifat mendasar bagi setiap manusia. Setiap negara atau daerah selalu
termotivasi untuk memiliki stok bahan pangan pokok dalam jumlah relatif aman
untuk kebutuhan rakyatnya dalam jangka waktu tertentu. Ketahanan pangan
Pemerintah Kabupaten Majalengka ditentukan 4 (empat) jenis pelayanan dasar
yaitu :
a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Ketersediaan dan Cadangan Pangan meliputi 2 (dua) indikator kinerja,
yaitu:
1) Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 54
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi
dalam negeri dan/atau sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi
sebagai penjamin pasokan pangan untuk memnuhi kebutuhan seluruh
penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamananya.
Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 telah sanggup memenuhi
persediaan energi dan protein sebesar 90%.
2) Penguatan Cadangan Pangan
Cadangan pangan merupakan ketersediaan pangan yang digunakan
sebagai cadangan, baik yang ada di Pemerintah maupun di masyarakat.
Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Majalengka belum memiliki
Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), maka pada tahun 2014 diusahakan
akan diadakan 50 ton atau 50%.
b. Distribusi dan Akses Pangan
Sub sistem distribusi berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif
dan efisien sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh penduduk dan
rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang
cukup sepanjang waktu dengan harga terjangkau. Kondisi ketersediaan
informasi pasokan, harga dan akses pangan di Kabupaten Majalengka untuk
tahun 2012 dapat mencapai 90%, sedangkan untuk Stabilitas Harga dan
Pasokan Pangan untuk tahun 2012 sebesar 23,05% dan pada tahun
2013 diproyeksikan sebesar 27,54% atau 92 unit.
c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
Secara kualitatif tingkat keanekaragaman pangan di Kabupaten Majalengka
baru mencapai skor PPH 80,6 dari skor 100 yang dianjurkan, tetapi bila
dilihat dari PPH rata-rata Provinsi Jawa Barat (79,9), Kabupaten
Majalengka berada di atas rata-rata. Untuk tahun 2012 ditargetkan 83% dan
untuk tahun 2013 ditargetkan 86%.
Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda
lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Otoritas
Komponen Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah institusi atau unit
kerja di lingkup Pemerintah Daerah yang sesuai dengan tugas fungsinya
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 55
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan Sistem/Jaminan
Keamanan Pangan Hasil Pertanian dan telah lulus verifikasi oleh OKKP-
Pusat. Mengacu pada langkah kegiatan untuk Kabupaten/Kota yang terdiri
dari 12 poin, maka tahun 2012 direncanakan Kabupaten Majalengka dapat
menargetkan tercapainya kegiatan tersebut sebesar 50% dan tahun
2013 ditargetkan sebesar 60%.
d. Penanganan Kerawanan Pangan
Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang
dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk
memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan
masyarakat. Berdasarkan data akselerasi peningkatan IPM tahun 2012,
bahwa pada tahun 2011 terdapat 178.600 orang miskin di Kabupaten
Majalengka diindikasikan mereka penduduk rawan pangan karena rawan
daya beli. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
kondisi ini adalah melalui Penanganan Daerah Rawan Pangan bagi daerah
kronis rawan pangan. Maka pada sasaran penanganan daerah rawan pangan
tahun 2014 adalah 50%.
Dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan Kabupaten Majalengka
ditengah pesatnya pembangunan industri yang memerlukan lahan sangat luas
sementara luas wilayah Kabupaten Majalengka tidak mengalami pertambahan
sehingga untuk pembangunan tersebut menggunakan lahan pertanian, dengan
demikian secara otomatif lahan pertanian sebagai penopang ketahan pangan
akan mengalami penyusutan, untuk itu pemerintah Kabupaten Majalengka
mengantisipasi dengan membuat strategi pembangunan lahan sawah pertanian
berkelanjutandengan kebijakan pemberian insentif dan disinsentif bagi lahan-
lahan pertanian yang masuk pada kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan
sampai tahun 2018.
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang terdekat dengan masyarakat
adalah posyandu. Keaktifan pelayanan yang dilaksanakan oleh posyandu akan
memberikan tingkat kepuasan terhadap layanan pemerintah secara umum. Pada
tahun 2011 berdasarkan data BPMDPKB Kabupaten Majalengka tahun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 56
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2012 menunjukkan bahwa Posyandu aktif di Kabupaten Majalengka adalah
1.418 posyandu, angka tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan prima
terhadap masyarakat sehingga salah satu kebutuhan masyarakat mendapat
pelayanan dari pemerintah dapat ditangani dengan baik. Sebagai langkah nyata
Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan kapasitas motor
penggerak (para kader) pemberdayaan masyarakat, dilakukan melalui berbagai
program dan kegiatan yang dilakukan untuk melatih dan mengasah serta
menguatkan wawasan dan kemampuan untuk menjadi kader pembedayan
masyarakat. Pola hubungan antara aparatur Pemerintah Desa dan masyarakat
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan pembedayaan
masyarakat secara hakiki.
23. Statsistik
Pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan
hal sangat mendasar dalam penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah
daerah, yang mencakup data dan informasi gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi data kondisi geografis dan demografis daerah, serta data terkait dengan
indikator kinerja kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
Tabel 2.69.
Ketersediaan Dokumen Statistik Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012
1. Buku ”kabupaten dalam angka” ada ada ada ada ada
2. Buku ”PDRB kabupaten” ada ada ada ada ada
Sumber : Bappeda Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Jenis data dan informasi gambaran umum kondisi daerah berikut sumbernya
dapat diperoleh melalui :
a. Data primer yang diperoleh dari kegiatan penelitian, monitoring dan
evaluasi, serta kegiatan sejenis lainnya yang dilaksanakan secara periodik
oleh SKPD.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 57
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 b. Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat
maupun daerah dan instansi pemerintah, hasil riset/audit/studi oleh lembaga
yang kompeten dibidangnya.
Hasil pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan Kabupaten
Majalengka diantaranya dituangkan dalam buku Data Sektoral Kabupaten
Majalengka Tahun, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Majalengka,
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Majalengka (termasuk PDRB).
24. Kearsipan
Kinerja pembinaan tata kearsipan oleh Kantor Arsip Daerah terhadap OPD dan
Kecamatan mulai tahun 2009 sampai tahun 2012 tercermin dari jumlah OPD dan
Kecamatan yang dibina tata kearsipannya, yaitu 79% dari jumlah OPD dan
Kecamatan. Pembinaan tata kearsipan dan peningkatan SDM pengelola arsip,
dapat dilihat pada tabel 2.70.
Tabel 2.70.
Data Kinerja Kearsipan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
No. Capaian Pembangunan 2009 2010 2011 2012
1. Pembinaan Tata Kearsipan ke OPD dan Kecamatan 17 17 17 19
2. Peningkatan SDM pengelola arsip 5 5 10 10 Sumber : Kantor Arsip Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
25. Komunikasi dan Informatika
Data-data komunikasi dan informasi untuk data terakhir tahun 2012 rasio
wartel/warnet terhadap penduduk adalah 1 : 2.003, jumlah penyiaran radio/TV
lokal sebanyak 38 buah, web site milik pemerintah daerah sebanyak 13 buah,
dan 205 jaringan komunikasi, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.71.
Tabel 2.71.
Data Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Indikator Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
1. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
1 : 1791 1 : 1104 1 : 684 1 : 727 1: 2003
2. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 17 25 31 38 36 3. Web Site milik pemerintah daerah 1 2 3 5 13 4. Jumlah jaringan komunikasi 152 157 157 182 196
Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 93
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Perkiraan pengguna jasa telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, berdasarkan
asumsi jumlah penduduk dengan struktur umur 15 - 54 tahun yang menjadi
pelanggan telekomunikasi mayoritas persentasenya sekitar 60% dari jumlah
penduduk Kabupaten Majalengka, hal ini dikarenakan pada struktur umur 15 –
54 tahun tersebut adalah usia produktif sehingga kebutuhan untuk komunikasi
diperkirakan sangat tinggi. Selain itu, pada struktur umur 30 – 54 tahun
diperkirakan 1 orang mempunyai 2 nomor operator, sedangkan rentang usia
lainnya diasumsikan sebagai pelanggan biasa dengan perkiraan 1 orang
mempunyai 1 nomor operator.
Tabel 2.72.
Jumlah Tower Telekomunikasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2012
No. Nama Provider Jumlah (Unit) 1. Telkomsel 62 2. TBG 47 3. Protelindo 33 4. XL 22 5. Indosat 11 6. SIP 5 7. Telkom 4 8. Java Indoku 3 9. Reka Cipta 2 10. STP, WMI, dll 7
Total 196 Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, Tahun 2013.
Mengenai penyelenggaraan pameran/expo pada tahun 2010 dilaksanakan
sebanyak 2 kali dan pada tahun 2011 dilaksanakan 3 kali, ditargetkan untuk
tahun 2012 akan dapat dilaksanakan minimalnya 3 kali.
Tabel 2.73.
Pelaksanaan Pameran/Expo Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012
No. Tahun Pameran/Expo
1. 2010 2 Kali
2. 2011 3 Kali
3. 2012 3 Kali
Sumber : Dinas KUKM perindag Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 94
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 26. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu wadah atau tempat yang di dalamnya terdapat
bahan pustaka untuk masyarakat yang disusun menurut sistem tertentu dengan
tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai penunjang
kelangsungan pendidikan.
Tabel 2.74.
Data Perpustakaan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah perpustakaan 432 465 481 521 826
2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 55,91 58,47 61,95 65,84 17.725
3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
58,36 61,25 65,78 69,34 28.527(eksemplar
/16.199(judul)
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Selama tahun 2008-2012, Jumlah perpustakaan di Kabupaten Majalengka
meningkat, dari 432 unit pada tahun 2008 menjadi 826 unit pada tahun 2012.
Jumlah pengunjung yang memanfaatkan perpustakaan pada tahun 2008 sebesar
55,91%, naik menjadi 65,85% pada tahun 2011, ini selaras dengan koleksi buku
yang terus meningkat.
B. Fokus Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
Luas Kabupaten Majalengka adalah 120.424 Ha, terdiri atas lahan sawah
51.428 Ha, lahan bukan sawah 35.205 Ha, dan lahan bukan pertanian 33.791 Ha.
Berdasarkan data tersebut, pertanian merupakan sektor yang dominan dalam
pemanfaatan lahan di Kabupaten Majalengka, yaitu sebesar 72% dari luas
Kabupaten Majalengka.
1) Tanaman Pangan dan Hortikultura
Komoditas unggulan tanaman pangan selama tahun 2008-2012 terdiri atas:
a. Padi, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 100.930 hektar meningkat menjadi 102.632 hektar pada tahun 2012, luas panen panen pada tahun 2008 sebesar 90.987 hektar meningkat menjadi 101.283 hektar pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 95
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 tahun 2012 dan produksi sebesar 520.526 ton pada tahun 2008 menjadi
653.692 ton pada tahun 2012. Sentra padi tersebar di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja, Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, Kasokandel, dan Lemahsugih.
b. Jagung, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 13.511 hektar meningkat menjadi 18.859 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008 sebesar 11.417 hektar meningkat menjadi 19.375 hektar pada tahun 2012 dan produksi sebesar 69.479 ton pada tahun 2008 menjadi 130.388 ton pada tahun 2012. Sentra tanaman jagung tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Majalengka, dan Malausma.
c. Kedelai, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 2.347 hektar menurun menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008 sebesar 2.027 menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012 dan produksi sebesar 2.825 ton pada tahun 2008 menjadi 2.313 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan produksi ini, disebabkan antara lain karena minat petani yang kurang dan harga jual yang kurang berpihak ke petani serta banyaknya impor kedele. Sentra kedelai tersebar di Kecamatan Jatiwangi, Kasokandel, Majalengka, Panyingkiran, Cigasong, Palasah, Ligung, Kertajati dan Sukahaji.
Tabel 2.75.
Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Padi 100.930 101.197 102.596 106.812 102.632
2. Jagung 13.511 17.312 18.938 17.483 18.859
3. Kedelai 2.347 2.437 2.350 1.598 1.500 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 96
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.76.
Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Padi 90.987 97.292 103.396 98.301 101.283
2. Jagung 11.417 17.143 18.575 16.062 19.375
3. Kedelai 2.027 2.356 2.348 1.514 1.500
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.77.
Produksi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ton)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Padi 520.526 584.405 614.390 621.296 653.692
2. Jagung 69.479 110.734 113.028 103.258 130.388
3. Kedelai 2.825 3.381 2.663 1.877 2.313 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Adapun komoditas unggulan tanaman hortikultura khususnya sayuran terdiri
atas :
a. Bawang Merah, luas tanam pada tahun 2008 seluas 3.028 hektar turun
menjadi 1.820 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008
seluas 3.379 ha turun menjadi 1.847 hektar pada tahun 2012, dan
produksi pada tahun 2008 sebesar 33.015 ton turun menjadi sebesar
22.312 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan
produksi ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sayuran sehingga menyebabkan banyaknya
serangan OPT diantaranya layu dan busuk. Selain itu adanya lonjakan
harga benih yang tidak seimbang dengan harga jual bawang merah
sayur sehingga banyak petani yang tidak menanam bawang merah juga
ada petani yang memilih bertanam komoditas sayuran lainnya. Sentra
bawang merah tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja,
Ligung, Kertajati, Jatitujuh dan Majalengka.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 97
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 b. Cabai Besar, luas tanam pada tahun 2008 seluas 1.188 ha, turun
menjadi 1.099 hektar pada tahun 2012, luas panen sebesar 1.029 hektar
pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.066 hektar pada tahun 2012,
sedangkan produksi pada tahun 2008 sebesar 12.833 ton turun menjadi
sebesar 9.651 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam dan produksi
antara lain disebabkan karena cuaca kurang yang mendukung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran, dimana tanaman cabai
sangat rentan terhadap curah hujan dan kelembaban yang tinggi
sehingga mengakibatkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu,
busuk dan rontok buah. Sedangkan peningkatan luas panen pada tahun
2012 dibandingkan dengan tahun 2008 disebabkan karena pada tahun
2008 serangan OPT lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang
mengakibatkan banyaknya cabai yang tidak dapat dipanen. Sentra cabai
tersebar di Kecamatan Kertajati, Ligung, Lemahsugih, Bantarujeg dan
Banjaran.
c. Kentang, pada tahun 2008 luas tanam 1.062 hektar turun menjadi
818 hektar pada tahun 2012, dengan luas panen tahun 2008 sebesar
1.235 hektar turun menjadi luas panen 578 hektar pada tahun 2012,
dengan produksi pada tahun 2008 sebesar 21.460 ton turun menjadi
12.542 ton pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan cuaca yang
kurang mendukung yaitu curah hujan dan kelembaban yang tinggi,
terutama di daerah pegunungan sering terjadi kabut tebal. Cuaca yang
buruk tersebut mempercepat perkembangbiakan hama dan penyakit
yaitu penyakit busuk daun dan umbi, serta fusarium (jamur). Sentra
kentang di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Lemahsugih dan
Cikijing.
Tabel 2.78. Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha) 2008 2009 2010 2011 2012
1. Bawang Merah 3.028 3.046 2.558 1.901 1.820
2. Cabai Besar 1.188 1.000 1.185 1.179 1.099
3. Kentang 1.062 1.037 839 502 818 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 98
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.79.
Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Bawang Merah 3.379 2.722 2.562 1.847 1.847
2. Cabai Besar 1.029 1.085 2.974 883 1.066
3. Kentang 1.235 758 929 520 578 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.80.
Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ton)
2008 2009 2010 2011 2012 1. Bawang Merah 33.015 31.678 21.988 17.867 22.312
2. Cabai Besar 12.833 9.630 10.710 10.192 9.651
3. Kentang 21.460 16.180 12.131 8.906 12.542 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Sedangkan komoditas unggulan buah-buahan terdiri atas :
a. Mangga, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 8.926,73 hektar,
meningkat pada tahun 2012 menjadi 10.716,35 hektar, luas panen pada
tahun 2008 sebesar 5.392,69 hektar, meningkat menjadi 7.515,58 hektar
pada tahun 2012 dan produksi pada tahun 2008 sebesar 45.223,52 ton
menjadi 48.220,30 ton pada tahun 2012. Sentra mangga berada di
Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Ligung dan Kertajati.
b. Durian, pada tahun 2008 luas tanam 1.537,24 hektar, meningkat pada
tahun 2012 menjadi 2.164 hektar, luas panen pada tahun 2008 seluas
177,71 hektar, meningkat menjadi 1.617,38 hektar pada tahun 2012,
dan produksi pada tahun 2008 sebesar 680,40 meningkat menjadi
8.072,20 ton pada tahun 2012. Sentra durian di Kecamatan Rajagaluh,
Sindangwangi, Leuwimunding dan Sindang.
c. Jambu Biji, pada tahun 2008 luas tanam 296,34 hektar meningkat
menjdi 495,10 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008
seluas 245,46 hektar meningkat menjadi 378,52 hektar pada tahun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 99
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2012, dan produksi pada tahun 2008 sebesar 3.037,38 ton meningkat
menjadi 3.817,20 ton pada tahun 2012.
Tabel 2.81. Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Mangga 8.926,73 9.052,47 10.361,51 10.495,86 10.716,35
2. Durian 1.537,24 1.685,86 1.795,47 1.916,42 2.164
3. Jambu Biji 296,34 372,22 431,09 430,11 495,10 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.82.
Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Mangga 5.392,69 6.682,91 2.616,56 5.419,31 7.515,58
2. Durian 177,71 443,42 203,44 1.031,16 1.617,38
3. Jambu Biji 245,46 294,87 412,44 526,65 378,52 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.83. Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ton)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Mangga 45.223,52 46.608,80 16.474,00 43.279,70 48.220,30
2. Durian 680,40 2.324,20 840,30 7.355,70 8.072,20
3. Jambu Biji 3.037,38 2.686,40 3.909,00 4.539,00 3.817,20 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Peternakan, komoditas unggulan peternakan diantaranya adalah ternak ayam
ras pedaging, domba dan sapi potong. Pada tahun 2008 populasi ayam ras
pedaging sebanyak 6.074.480 ekor meningkat menjadi 8.406.965 ekor pada
tahun 2012, dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 9.021,43 ton
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 100
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 meningkat menjadi 12.610,45 ton pada tahun 2012, populasi domba pada tahun
2008 sebanyak 236.694 ekor meningkat menjadi 487.959 ekor pada tahun
2012 dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 664,69 ton meningkat
menjadi 843,36 ton pada tahun 2012, dan populasi sapi potong pada tahun
2008 sebanyak 8.692 ekor meningkat menjadi 12.040 ekor pada
tahun 2012 dengan produksi daging mencapai 1.438,96 ton pada
tahun 2008 meningkat menjadi 2.519,32 ton pada tahun 2012. Sentra ayam ras
pedaging tersebar di Kecamatan Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma dan
Sindang. Sentra domba tersebar di Kecamatan Jatitujuh, Kertajati dan Dawuan.
Sentra sapi potong tersebar di Kecamatan Lemahsugih, Kertajati dan
Majalengka.
Tabel 2.84. Populasi Peternakan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Jenis Tahun (Ekor)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Ayam Ras Pedaging 6.074.480 7.014.729 7.988.266 8.068.185 8.406.965
2. Domba 238.694 294.501 345.723 408.650 487.959
3. Sapi Potong 8.692 9.735 10.365 11.637 12.040 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.85.
Produksi Peternakan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Jenis Tahun (Ton)
2008 2009 2010 2011 2012 1. Ayam Ras Pedaging 9.021,43 1.052,09 11.982,40 12.102,28 12.610,45
2. Domba 664,69 764,59 779,61 842,19 843,36
3. Sapi Potong 1.438,96 1.871,28 2.408,05 2.509,08 2.519,32 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Perkebunan, komoditas unggulan perkebunan diantaranya adalah Teh,
Tembakau, Kopi, Cengkeh, dan tebu, sebagai berikut :
a. Teh, pada tahun 2008 luas tanam 639,31 hektar dengan produksi berupa
pucuk basah sebesar 1.011 ton. Pada tahun 2012 luas tanam 672,31 hektar
dengan produksi berupa pucuk basah sebesar 1.001,50 ton, teh hijau
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 101
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 200,03 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Malausma dan
Rajagaluh.
b. Tembakau, pada tahun 2008 luas tanam 1.351,95 hektar dengan produksi
berupa daun sebesar 6.424 ton dan rajangan sebesar 1.284 ton; pada tahun
2012 menjadi luas tanam 1.591 hektar dengan produksi berupa daun
sebesar 6.919,55 ton dan rajangan sebesar 1.383,91 ton, dengan sentra di
Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih.
c. Kopi, pada tahun 2008 luas tanam 804,29 hektar dan produksi sebasar
1.297 ton, pada tahun 2012 menjadi luas tanam 801,87 hektar dan produksi
272,90 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih dan Argapura.
d. Cengkeh, pada tahun 2008 luas tanam 1.631,86 hektar, dengan produksi
olahan berupa bunga basah 1.820 ton dan minyak cengkeh 34,56 ton; pada
tahun 2012 luas tanam menjadi 1.825,00 hektar, dengan produksi olahan
berupa bunga basah 3.180,45 ton dan minyak cengkeh 179,99 ton, dengan
sentra di Kecamatan Lemahsugih, Argapura Bantarujeg dan Maja.
e. Tebu, pada tahun 2008 luas tanam 1.268,00 hektar dengan produksi olahan
dalam bentuk gula putih 5.037 ton; pada tahun 2012 menjadi luas tanam
1.233,19 hektar dengan produksi olahan dalam bentuk gula putih
4.858,00 ton, dengan sentra di Kecamatan Kertajati, Ligung dan
Leuwimunding.
Tabel 2.86.
Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Teh 639,31 672,31 672,31 672,31 672,31
2. Tembakau 1.351,95 1.375,95 1.092,95 984,70 1.591
3. Kopi 804,29 801,87 801,87 901,87 801,97
4. Cengkeh 1.631,86 1.631,35 1.631,35 1.822,42 1.825,00
5. Tebu 1.268,00 1.310,88 1.195,84 1.228,67 1.233,19 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 102
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.87.
Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Komoditas Tahun (Ton)
2008 2009 2010 2011 2012 1. Teh
- Pucuk Basah - Teh hijau
1.011
-
829 172
687,14 171,79
1.023,31
227,42
1.001,50
200,03 2. Tembakau
- Daun - Rajangan
6.424 1.284
6.078 1.215
4.532,14
906,29
4.578,85
915,77
6.919,55 1.383,91
3. Kopi 1.297 1.382 1.401,78 1.362,00 272,90 4. Cengkeh
- Bunga basah - Minyak cengkeh
1.820 34,56
1.403 69,34
1.447,65
69,34
999,40
87,90
3.180,45
179,99 5. Tebu 5.037 4.031 5.354,89 3.788,16 4.858,00
Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB, dalam Perhitungan PDRB,
Sektor Pertanian teridiri dari 5 sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan,
tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan urusan
pertanian menyangkut 3 sub sektor usaha yaitu tanaman bahan makanan,
tanaman perkebunan dan peternakan. Kontribusi sektor pertanian terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dirinci berdasarkan sub sektor
selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 2.89. sebagai berikut :
Tabel 2.88. Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB
atas dasar Harga Berlaku Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Sektor Pertanian 32,48 32,77 33,52 32,83 32,53
2. Sub Sekor Tanaman Bhn Makanan
28,29 28,56 29,28 28,52 28,08
3. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
1,07 1,03 1,05 1,04 1,09
4. Sub Sektor Peternakan 2,53 2,59 2,59 2,65 2,75
5. Sub Sektor Kehutanan 0,15 0,14 0,13 0,13 0,14
6. Sub Sektor Perikanan 0,44 0,46 0,47 0,48 0,48 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 103
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Berdasarkan data tersebut di atas, selama 2008-2012 konstribusi Sektor
Pertanian secara keseluruhan terus mengalami penurunan. Konstribusi terbesar
terhadap sektor pertanian adalah sub sektor tanaman bahan makanan yang
konstribusinya berfluktuasi namun cenderung menurun selama 5 tahun terkahir.
Sub Sektor peternakan menududuki urutan kedua dalam knstibusi tehadap sektor
pertanian, yang konnstribusinya cenderung meningkat. Sub sektor tanaman
perkebunan menempati urutan ke tiga dalam konteribusi terhadap sektor
pertanian, dengan konnstribusi yang cenderung meningakan selama lima tahun
terkakhir.
Cakupan Bina Kelompok Petani, Kabupaten Majalengka sebagai kabupaten
agribisnis sangat dipengaruhi oleh keberadaan bahan baku dan kualitas sumber
daya manusia yang menjadi penentu daya saing produk agribisnis. Dari kedua
komponen tersebut sumber daya manusia menjadi kunci kesuksesan atau
keberhasilan pemerintah yang potensinya sebagian besar didapat dari pertanian,
oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Majalengka setiap tahunnya selalu
mengalokasikan kegiatan yang berbasis pada peningkatan sumber daya manusia
khususnya pembinaan kelompok tani seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.89.
Cakupan Bina Kelompok Petani Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Cakupan Bina Kelompok Petani
1. 2009 1.943
2. 2010 1.971
3. 2011 2.064
4. 2012 2.320 Sumber : BP4K Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
2. Kehutanan
Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki multifungsi bagi kehidupan
manusia. Fungsi hutan sebagai penyangga air dan udara bagi ekosistem
dipersyaratkan minimal 30% dari total hamparan darat (UU Nomor 41 Tahun
1999 Tentang Kehutanan). Luas hutan rakyat pada tahun 2009 adalah 9.433 Ha
dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 10.910 Ha. Sedangkan luas lahan kritis
pada tahun 2009 18.795 Ha pada tahun 2012 berkurang menjadi 11.635 Ha.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 104
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Komoditas unggulan kehutanan antara lain aneka kayu, dan lebah madu.
Produksi kayu pada tahun 2008 tercatat 15.171 meter kubik trun menjadi
8.163,02 meter kubik pada tahun 2012, penurunan potensi kayu rakyat siap
tebang disebabkan masa daur tanaman kayu (umur panen) yang belum
mencukupi. Produksi madu sebanyak pada tahun 2008 tercatat seebesar
5.208 kilogram meningkat menjadi 12.894 kilogram pada tahun 2012. Sentra
kayu berada di Kecamatan Kertajati, Sukahaji, Cigasong dan Talaga, sedangkan
sentra lebah madu di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran dan Argapura.
Tabel 2.90.
Produksi Kehutanan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Jenis Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Aneka Kayu (m3) 15.171 10.680,51 9.683,19 10.579 8.163,02
2. Lebah Madu (kg) 5.208 5.208 11.564 12.280 12.894 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya sedikit menurunterus sama selama
5 tahun ini dikarenakan jumlah areal hutan produksi yang terus berkurang dan
belum mampunya masyarakat mengolah bahan baku kayu menjadi bahan jadi
atau setengah jadi, selain itu umur tanaman hutan yang daurnya melebihi satu
tahun, sementara perhitungan PDRB dilakukan setiap tahun.
Tabel 2.91. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Kontribusi Sektor Kehutanan
Terhadap PDRB (%)
1. 2008 0,15 2. 2009 0,14 3. 2010 0,13 4. 2011 0,13 5. 2012 0,14
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 105
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Salah satu tugas pemrintah daerah adalah memberikan ijin kepada pengusaha
yang akan melaksanakan usahanya. Bidang pertambangan, masih terdapat
lokasi-lokasi pertambangan yang belum berijin. Namun selama lima tahun
terhahir penertiban terhadap lokasi-lokasi pertambangn terus dilakukan,
sehingga luas lokasi penambangan tanpa izin semakin berkurang.
Tabel 2.92. Data Luas Pertambangan Tanpa Ijin
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertambangan tanpa ijin 50 Ha 39 Ha 37 Ha 17 Ha 8 Ha
Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, 2013
Kontribusi dari sektor pertambangan dari tahun ke tahun cenderung mengalami
penurunan dikarenakan sumber daya alam pertambangan di Kabupaten
Majalengka terbatas.
Tabel 2.93.
Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB (%)
1. 2008 3,83 2. 2009 3,32 3. 2010 3,17 4. 2011 3,21 5. 2012 3,12
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
4. Pariwisata
Pariwisata Kabupaten Majalengka akan mengalami kemajuan seiring
dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan dipengaruhi
beberapa faktor antara lain terjadinya kejenuhan objek-objek wisata alam akibat
hambatan-hambatan aksesbilitas dan kerusakan daya tarik alamiah. Untuk itu
dilakukan terobosan pengembangan objek-objek wisata baru sebagai stimulator
dan inspirasi geliat kompetitif objek-objek wisata lama yang bervariatif.
Sebaran dan potensi objek wisata di Kabupaten Majalengka antara lain :
a. Wisata Alam :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 106
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gunung Batu Tilu (Kecamatan Kasokandel), Panorama Cikebo (Kecamatan
Maja), Curug Tonjong (Kecamatan Rajagaluh), Situ Janawi (Kecamatan
Rajagaluh), Situ Cipanten (Kecamatan Sukahaji), Situ Cikuda (Kecamatan
Sindangwangi), Panorama Bukit Alam Hejo di Asromo (Kecamatan
Sindang), Panorama Talaga Herang Sindangwangi (Kecamatan
Sindangwangi), Curug Muara Jaya (Kecamatan Argapura), Curug Sawer
(Kecamatan Argapura), Air Terjun Cibali (Kecamatan Cingambul), Curug
Emas (Kecamatan Talaga), Situ Sangiang (Kecamatan Banjaran), Situ Batu
(Kecamatan Malausma), Situ Resmi (Kecamatan Argapura), Curug
Cipeuteuy (Kecamatan Sindangwangi).
b. Wisata Budaya/Wisata Sejarah :
Rumah Adat Panjalin (Kecamatan Sumberjaya), Hutan Lindung Patilasan
Prabu Siliwangi (Kecamatan Rajagaluh), Situ Sangiang (Kecamatan
Banjaran), Museum Talaga Manggung (Kecamatan Talaga), Makam
Keramat Sunan Parung (Kecamatan Banjaran), Sunan Wanaperih
(Kecamatan Banjaran), dan Makam Keramat Pangeran Muhammad dan
Mbah Badori/Siti Armilah (Kecamatan Majalengka).
c. Wisata Minat Khusus :
Sirkuit Gagaraji (Kecamatan Jatitujuh), Bendungan Rentang (Kecamatan
Jatitujuh), Situ Cijaura (Kecamatan Kertajati), Situ Anggrahan (Kecamatan
Jatitujuh), Jatiwangi Art Factory (Kecamatan Jatiwangi), Kolam Renang
Tirta Indah (Kecamatan Sindangwangi), Panorama Lemahputih (Kecamatan
Lemahsugih), Bumi Perkemahan Cipanten (Kecamatan Argapura), dan
Wisata Paralayang Desa Sidamukti (Kecamatan Majalengka).
d. Agrowisata :
Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran,
Kertajati, Jatitujuh, Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi),
Bibit-bibitan (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka), Kebun Teh
Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian Sinapeul
(Kecamatan Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung (Kecamatan
Lemahsugih), Pisang Apuy (Kecamatan Argapura), dan Jagung (Kecamatan
Argapura, Banjaran, Lemahsugih).
e. Ekowisata :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 107
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Batu Luhur, Curug Baligo, Talaga Herang dan Talaga Loa (Kecamatan
Sindangwangi).
f. Wisata Belanja :
Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda (Kecamatan
Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji, Rajagaluh), Industri
Rotan (Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Sindangwangi, Rajagaluh),
Industri Bola (Kecamatan Kadipaten), Kecap (Kecamatan Kadipaten,
Majalengka), Jeruk Sambal (Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik
(Kecamatan Palasah), Emping Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji,
Sindangwangi, Talaga), Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri
Jeans (Kecamatan Cikijing), Industri Keripik (Kecamatan Cingambul).
g. Wisata Kuliner :
Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong Kulon
(Kecamatan Sindangwangi).
h. Desa Wisata :
- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).
- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Factory) Desa Jatisura (Kecamatan
Jatiwangi).
Berbagai promosi dan penataan objek wisata yang ada Kabupaten Majalengka
telah dilakukan selama periode 2008-2012, hasilnya sudah mulai terlihat yaitu
dengan meningkatnya keunjung wisata.
Tabel 2.94.
Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Kunjungan wisata 87.219 91.808 96.639 107.375 117.509 Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Kontribusi Pariwisata terhadap sektor Pertambangan terhadap PDRB selama
5 (lima) tahun terakhir adalah tahun 2008 sebesar %, tahun 2009 sebesar 4,01%,
tahun 2010 sebesar 3,91%, Tahun 2011 sebesar 3,91, dan tahun 2012 sebesar
3,87%.
5. Kelautan dan Perikanan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 108
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Komoditas unggulan perikanan tahun 2012, diantaranya adalah ikan mas, ikan
nila, gurame, dan lele. Produksi ikan mas pada tahun 2008 sebesar 1.498,70 ton
menurun menjadi 1.185,12 ton pada tahun 2012, penurunan ini disebabkan
adanya wabah penyakit yang menyerang ikan mas, sehingga petani cenderung
memilih jenis ikan lain yang lebih tahan terhadap serangan penyakit diantaranya
ikan nila. Selain itu ada juga yang beralih ke bududaya ikan lele, karena ikan ini
lebih mudah pemeliharaan dan pemasarannya. Kemudian adanya penurunan
fungsi pemanfaatan lahan budidaya danau (situ) dan rawa. Dimana rawa di
wilayah Kabupaten Majalengka semakin berkurang sehingga pemanfaatan untuk
budidaya ikan khususnya ikan mas menurun. Sentra produksi ikan mas berada
di Kecamatan Cikijing, Talaga, Argapura dan Rajagaluh. Produksi ikan nila pada
tahun 2008 sebessar 2.248,33 ton meningkat menjadi 2.993,82 ton pada tahun
2012 dengan sentra produksi Kecamatan Bantarujeg, Cikijing, Cingambul,
Talaga, Argapura, Maja, Cigasong, Sindang, Rajagaluh, Sindangwangi dan
Leuwimunding. Produksi ikan gurame pada tahun 2008 sebesar 614,57 ton
meningkat menjadi 806,31 ton pada tahun 2012, dengan sentra produksi
Kecamatan Sindangwangi, Leuwimunding dan Palasah. Produksi ikan lele pada
tahun 2008 sebesar 300,47 ton meningkat menjadi 1.238,89 ton pada tahun
2012, dengan sentra produksi Kecamatan Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh dan
Ligung.
Tabel 2.95. Produksi Ikan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Jenis Tahun (Ton)
2008 2009 2010 2011 2012 1. Ikan Mas 1.498,70 1.144,51 1.282,08 1.386,31 1.185,12 2. Ikan Nila 2.428,33 2.761,58 2.851,02 1.386,31 2.993,77 3. Gurame 614,57 589,29 800,67 869,89 806,31 4. Lele 300,47 796,17 1.001,86 1.088,24 1.124,09
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2013.
Jumlah konsumsi ikan Kabupaten Majalengka tahun 2013 sebesar
17,23 kg/kapita/tahun, Cakupan bina kelompok nelayan di Kabupaten
Majalengka tahun 2013 adalah 90 kelompok, produksi perikanan kelompok
nelayan pada tahun 2013 adalah 8.143,75 ton.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 109
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kontribusi sub sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya terus meningkat dari tahun ke tahun, hal
ini dikarenakan bertambahnya jumlah kolam.
Tabel 2.96. Kontribusi Sektor Perikanan
Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan
Terhadap PDRB (%)
1. 2008 0,44 2. 2009 0,46 3. 2010 0,47 4. 2011 0,48 5. 2012* 0,48
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
6. Perdagangan
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat selama tahun
2008-2012, fasilitas perdagangan di Kabupaten Majalengka mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat, antara lain bisa dilihat dengan semakin
banyaknya pasar/toko swalayan milik masyarakat yang berdiri, yaitu dari
24 unit pada tahun 2008 meningkat menjadi 76 unit pada tahun 2012. Fasilitas
perdagangan lainnya yaitu pasar Pemda sebanyak 4 unit yang kondisinya
fisiknya semakin membaik, dan pasar desa terecatat 33 unit pada tahun
2008 menjadi 34 unit pada tahun 2012.
Dalam perdagangan luar negeri, selama periode 2008-2012, nilai ekspor bersih
cenderung meningkat sejalan kondisi perekonomian global.
Tabel 2.97. Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Mata Uang 2008 2009 2010 2011 2012
1. IDR 457.832.626.990 7.552.189.449,20 349.384.681.763 16.023.506.691,29 21.664.737.924,12
2. USD 19.507.386,87 31.631.158,66 487.060.754,23 28.922.842,35 31.551.821,21
3. EURO 112.620.030,47 103.474.933,75 25.678.458 206.713,73 7.436.361,03
Sumber : Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 110
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Dalam sturktur perekonomian daerah, sektor perdagangan menempati urutan ke
dua setelah sektor pertanian, dengan kontribusi yang semakin meningkat selama
lima tahun terkahir.
Tabel 2.98. Kontribusi Sektor Perdagangan
Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB (%)
1. 2008 17,52
2. 2009 17,65
3. 2010 18,03
4. 2011 18,54
5. 2012* 18,87 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Cakupan Bina Kelompok Pedagang di Kabupaten Majalengka pada tahun
2013 sebesar 67,5%.
7. Perindustrian
Berdasarkan jenis produksi utama meliputi ; industri sandang, industri kulit,
industri logam, industri kerajinan, industri makanan, industri minuman, industri
batu, industri bahan baku), industri bangunan, industri kimia, industri komoditi
jasa, industri komoditi kayu, dan industri komoditi.
Kondisi perindustrian di Kabupaten Majalengka selama lima tahun terakhir
mengalami peningkatan, yaitu dari jumlah industri pada tahun 2008 sebanyak
8.210 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 45.532 orang, meningkat
menjadi 9.964 buah dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 56.645 orang
pada tahun 2012. Namun, demikian kondisi ini belum mampu menggerakkan
menggerakkan peekonomian daerah secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari
perutuhan ekonomi sektor indistri yang justru relatif menurun setiap tahunnany,
begitu pula dengan konstribusinya, tang juga cenderung semakain menrun
selama lima tahun terkahir.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 111
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.99.
Konstribusi dan Pertumbuhan sektor Industri di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (%)
15,70 16,08 15,58 15,58 15,53
2. Pertumbuhan Industri. (%) 18,50 11,00 9,46 8,19 8,50 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Dalam Perhitungan PDRB, Sektor Kontribusi Industri Rumah Tangga pada
tahun 2008 sebesar 15,70, tahun 2009 sebesar 16,08%, tahun 2010 sebesar
15,58%, tahun 2011 sebesar 15,58 dan tahun 2012 sebesar 15,53%. Cakupan
Bina Kelompok Pengrajin di Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebesar
5,68% dan tahun 2013 sebesar 5,96%.
8. Transmigrasi
Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan
pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah meningkatkan
kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun
kemandirian dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga
ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan. Transmigrasi merupakan salah satu program yang dikembangkan
oleh Pemerintah, sejak orde baru pelaksanaan transmigrasi lebih difokuskan
pada provinsi yang pertumbuhan penduduknya lebih cepat dibandingkan
wilayah lainnya. Provinsi-provinsi tersebut sabagian besar yang berada di Pulau
Jawa dan Bali dengan tujuan lokasi transmigrasi seperti Pulau Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi dan Irianjaya (Papua). Seiring dengan perubahan dalam
tatanan kenegaraan, sejak otonomi daerah diberlakukan dengan Undang-Undang
yang telah beberapa kali direvisi terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak terhadap pengembangan
pelaksanaan transmigrasi khususnya antar provinsi. Sesuai data dari Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Kabupaten Majalengka terakhir kali adanya
transmigrasi lokal Tahun 2002 yakni di Unit Pemukiman Transmigrasi
Sukamaju di Desa Mekarjaya Kecamatan Kertajati.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 112
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi, transmigrasi dilaksanakan dalam bentuk:
a. Transmigrasi Umum (TU);
b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB); dan
c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri.
Bentuk pelaksanaan trasmigrasi lainnya yang mungkin dapat dilakukan oleh
Pemerintah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Transmigrasi Pemukiman
Lahan Kering (TPLK).
Penyelenggaraan transmigrasi antar pulau atau antar provinsi untuk penduduk
Kabupaten Majalengka kurun waktu antara 2004 sampai dengan 2012 belum
pernah dilaksanakan. Namun perlu menjadi bahan analisis yang komprehensif,
jika pembangunan BIJB dan Kertajati Aerocity akan direalisasikan maka
pentingnya perencanaan matang untuk transmigrasi lokal ataupun pilihan jenis
lainnya harus segera diantisipasi.
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya
saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah
dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah
adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)
bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk
menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.
Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa
tolok ukur, sebagai berikut :
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, indikator pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah
tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.
Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 113
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-
rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung
berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per
jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk
makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup
perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya.
Tabel 2.100. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Rp)
1. 2009 -
2. 2010 482.860
3. 2011 484.890
4. 2012 596.909 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Berdasarkan data di atas, pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga
sebesar 487.362, meningkat dari tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya peningkatan pendapatan keluarga atau daya beli masyarakat/keluarga.
2. Pengeluaran Konsumsi Non Makanan. Pengeluaran konsumsi non pangan
perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar pangan.
Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan menghitung
persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total pengeluaran
rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran
Tabel 2.101. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Non Makanan Per Kapita
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Pengeluaran Konsumsi Non Makanan Perkapita (Rp)
1. 2009 -
2. 2010 189.915
3. 2011 209.315
4. 2012 290.837 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 114
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Berdasarkan data di atas menunjukkan pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi
non pangan perkapita meningkat dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukkan
peningkatan pendapatan keluarga atau daya beli masyarakat/keluarga.
3. Produktifitas daerah, di Kabupaten Majalengka dari tahun 2009 sampai tahun
2012 trennya terus menaik, pada tahun 2009 sebesar 4.233.442,84, tahun
2010 sebesar 4.427.885,12, tahun 2011 sebesar 4.634.804,40 dan tahun
2012 sebesar 4.855.364,56.
B. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas
ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. Kegiatan
perkonomian akan berjalan dengan baik jika didukung dengan infrastruktur yang
memadai dan berkualitas. Infrastruktur di Kabupaten Majalengka, masih menjadi
kendala bagi kegiatan perekonomian daerah, terutama pada daerah-daerah yang
terpencil. Perekonomian perdesaan terkendala dengan terbatasnya sarana dan
prasarana infrastruktur sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa.
Infrastrutur Jalan, khusus infrastruktur jalan di Kabupaten Majalengka
digolongkan dalam 3 kelompok yakni; Jalan Nasional (25,895 km), Jalan Provinsi
(122,929 km), dan Jalan Kabupaten (715,600 km). Proporsi panjang jaringan dalam
kondisi baik hingga tahun 2012 adalah 665,782 km. Jalan Kabupaten pada Tahun
2011, sepanjang 367,592 km dalam kondisi baik, 76,144 km dalam kondisi sedang,
110,469 km dalam kondisi rusak, dan 715,600 km dalam kondisi rusak berat.
Perhubungan, saat ini di Kabupaten Majalengka sedang dilaksanakan
pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati
Kabupaten Majalengka yang akan menjadi sarana transportasi udara untuk
mengakses wilayah Majalengka, Jawa Barat dan sekitarnya menuju wilayah seluruh
nasional dan internasional. Bahkan dalam menunjang sarana infrastruktur
transportasi darat yang ada, wilayah Kabupaten Majalengka akan dilalui dan dilayani
oleh 2 (dua) buah jalan tol yaitu jalan tol Cileunyi – Sumedang – Kertajati
(Cisumjati) yang sudah mulai dibangun pada tahun 2012, dan jalan tol Cikopo –
Palimanan (Cikapali) yang juga telah selesai dilakukan pembebasan tanahnya dan
sedang mulai dilaksanakan proses pembangunan fisiknya.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 115
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Irigasi, infrastruktur lainnya yang mendukung perekonomian, terutama sektor
pertanian, adalah ketersediaan pengairan di Kabupaten Majalengka. Berikut adalah
data kondisi jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Majalengka.
Tabel 2.102. Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi
di bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
TAHUN 2009 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 83 58 89 - Suplesi 24 bh 4 6 14 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 97 118
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 3 2 - Sadap 524 bh 235 150 139
3. Saluran - Induk 470,06 km 192,43 201,10 76,27 - Sekunder 64,28 km 29,00 14,00 21,28 - Tersier 225,81 km 100,00 62,00 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 4,50 4,01 2,40
4. Bangunan Pelengkap - Kantong lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong – gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0
- Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 116
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
TAHUN 2010 Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 90 50 90 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 2 3 - Sadap 524 bh 246 137 141
3. Saluran - Induk 470,06 km 199,57 194,21 76,27 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00
TAHUN 2011
Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 68 60 102 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 110 105
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 117
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
- Bagi Sadap 7 bh 1 1 5 - Sadap 524 bh 222 150 152
3. Saluran - Induk 470,06 km 180,00 200,00 90,00 - Sekunder 64,28 km 23,00 18,00 23,00 - Tersier 225,81 km 95,00 55,00 76,00 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,00 4,00 - Pembuang 10,91 km 4,50 3,00 3,00
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 0 3 0 - Penguras 6 bh 0 4 2 - Terjun 40 bh 0 30 10 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 10 4 0 - Jembatan 33 bh 10 23 0 - Pelimpah 65 bh 25 30 10 - Tangga Cucin 7 bh 1 4 2 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 2 9 3
- Lain – lain
81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6.05 km 0.00 6.05 0.00
TAHUN 2012
Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1. Bendung
- Tetap 230 bh 90 62 78 - Suplesi 24 bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 bh 126 103 105
2. Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 1 3 3 - Sadap 524 bh 246 137 141
3. Saluran - Induk 470,06 km 277,17 147,40 45,49 - Sekunder 64,28 km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55
- Pembuang 10,91 km 6,67 4,00 0,25
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 118
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
4. Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26
5. Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 5 bh 0 2 3 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6.05 km 0.00 6.05 0.00 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Tabel 2.103. Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
No. Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 -
2. Rasio Jaringan Irigasi (km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 - Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Penataan Ruang Daerah, dokumen RTRW dan RDTR, serta berbagai
masterplan sebagai pedoman khususnya bagi para calon investor, sudah tersedia.
Dokumen Perencanaan Tata Ruang dapat dilihat pada tabel 2.104. sebagai berikut :
Tabel 2.104. Dokumen Perencanaan Tata Ruang
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Dokumen Perencanaan TAHUN
Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031
√ Perda 11/2011
2. RDTR Kecamatan Kertajati √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda 11/2011
3. RDTR Kecamatan Jatitujuh √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda 11/2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 119
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Dokumen Perencanaan TAHUN
Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
4. RDTR Kecamatan Ligung √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda 11/2011
5. RDTR Kecamatan Kadipaten √ Belum Perda 6. RDTR Kecamatan Jatiwangi √ Belum Perda 7. RDTR Kecamatan Majalengka √ Belum Perda 8. RDTR Kecamatan Cikijing √ Belum Perda 9. RDTR Rajagaluh dan
Leuwimunding √ Belum Perda
10. RDTR Kecamatan Sumberjaya √ Belum Perda
11. Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Lingkar Luar Kota Majalengka
√ Belum Perda
12. RRTR KSK Wisata Sindangwangi
√ Belum Perda
13. RRTR KSK Potensial Tumbuh √ Belum Perda 14. Revisi RDTR Kecamatan
Kertajati √ Belum Perda
15. Revisi RDTR Kecamatan Kadipaten
√ Belum Perda
16. Revisi RDTR Kecamatan Jatiwangi
√ Belum Perda
17. Revisi RDTR Kecamatan Majalengka
√ Belum Perda
18. RDTR Kecamatan Dawuan √ Belum Perda 19. RDTR Kecamatan Panyingkiran √ Belum Perda 20. RDTR Kecamatan Cigasong √ Belum Perda 21. RDTR Kecamatan Talaga √ Belum Perda 22. RDTR Kecamatan
Sindangwangi √ Belum Perda
Sumber : Bappeda dan Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya Kabupaten Majalengka, data mengenai pengalihfungsian dari ruang publik
yang berubah peruntukan menjadi lahan terbangun di Kabupaten Majalengka belum
ada. Melalui kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang dengan melihat kondisi
lapangan tidak ada/belum ada ruang publik yang berubah peruntukan, kondisi
eksisting lahan yang berubah peruntukkan di dominasi oleh lahan sawah, tegalan
atau kebun.
Indikator penataan ruang lainnya, yaitu ketaatan terhadap RTRW Kabupaten
Majalengka Tahun 2012-2013 yaitu ± 99 %, dengan luas wilayah produktif ± 57-
58%, sedangkan luas wilayah industri diperkirakan ± 1% dengan penyediaan
kawasan industri di tahun 2012-2013 ± 100-150 Ha. Persentase Luas wilayah
perkotaan pada tahun 2012-2013 adalah ± 35-36%.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 120
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Untuk wilayah kekeringan yang disebabkan musim kemarau yang panjang,
lahan kering atau tidak adanya/kurang saluran irigasi, berdasarkan data dari Dinas
Pertanian wilayah kekeringan yang dimaksud adalah Kecamatan Kertajati, Ligung
dan Jatitujuh (wilayah utara).
Tabel 2.105. Indikator Penataan Ruang di Kabupaten Majalengka
No. Indikator Penataan Ruang Satuan Tahun
2012 2013 1. Ketaatan terhadap RTRW % 99 99 2. Luas wilayah produktif % 57 58 3. Luas wilayah industri % 1 1,1 4. Penyediaan kawasan industry Ha 100 150 5. Luas wilayah kebanjiran Ha 119,35 270 6. Luas wilayah kekeringan Desa 48 - 7. Luas wilayah perkotaan % 35 36
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Fasilitas Keuangan, Kabupaten Majalengka memiliki lembaga penunjang
perekonomian berupa fasilitas perbankan yang terdiri atas bank umum yaitu Bank
Jabar Banten, BRI, BNI, Bank Mandiri, BankPanin, Bank Danamon, Bank BCA,
Bank BTPN, Bank OCBC NISP dan BPR. Perkembangan jumlah perbankan di
Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.106.
Perkembangan Jumlah Bank di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Nama Bank 2009 2010 2011 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12.
BJB BRI BNI MANDIRI PANIN DANAMON BCA OCBC NISP BTPN SAUDARA BPR BTN
5 36 2 4 2 4 1 1 1 1 21 ...
6 36 2 1 2 4 1 1 1 1
21 5
6 36 2 1 2 4 1 1 1 1
21 5
4 36 3 2 2 4 1 2 3 1
10 7
Sumber : Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2013
Air bersih, penggunaan air bersih di Kabupaten Majalengka saat ini berasal
dari air permukaan dan air bawah tanah. Penyediaan air bersih dikelola oleh PDAM,
pemerintah desa (air bersih pedesaan) dan perorangan (rumah tangga). Pelayanan Air
Bersih/Air minum yang dilaksanakan oleH PDAM Majalengka baru mencapai 11
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 121
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 kecamatan, 67 Desa/kelurahan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebanyak
108.630 jiwa (9,34 %). Sedangkan jumlah rumah tangga pengguna air bersih sampai
dengan tahun 2013 sebesar 323.526 rumah tangga atau sebesar 92,68%.
Tenaga Listrik, penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian serta memajukan kesejahteraan masyarakat. Bila tenaga listrik telah
dicapai pada suatu daerah atau wilayah maka kegiatan ekonomi dan kesejateraan
pada daerah tersebut dapat meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk melistriki masyarakat tidak mampu dan
daerah terpencil. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran
pemerintah daerah tersebut adalah persentase rumah tangga yang menggunakan
listrik.
Tabel 2.107.
Penggunaan Listrik di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Tahun Ketersediaan Daya Listrik Persentase Rmah Tangga pengguna Listrik
1. 2008 88,92% 70,02% 2. 2009 89,35% 70,31% 3. 2010 89,49% 73,17% 4. 2011 89,33% 75,25% 5. 2012 89,92% 80,00%
Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Telepon, peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi pada suatu daerah. Salah satu
indikator dalam melihat perkembangan teknologi komunikasi adalah dengan melihat
seberapa banyak penduduk suatu daerah telah memiliki perangkat komunikasi berupa
hand-phone (HP) dan telepon rumah biasa.
Tabel 2.108.
Penggunaan Telepon di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012
No. Tahun Persentase Rumah Tangga pengguna HP/Telepon
1. 2008 40% 2. 2009 65% 3. 2010 70% 4. 2011 75% 5. 2012 80%
Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 122
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Asuransi, ketersedian Perusahaan asuransi di Kabupaten Majalengka yang
memiliki kantor/cabang tahun 2013 adalah sebanyak 3 buah perusahaan dengan jenis
layanan adalah asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dana pensiun sampai asuransi
karyawan.
Restoran, ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya
tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan
perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang
ditimbulkannya. Pengertian restoran adalah tempat menyantap makanan dan
minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jenis
tataboga atau catering. Sedangkan pengusahaan usaha restoran dan rumah makan
adalah penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kepada tamu sebagai usaha
pokok. Karena ada beberapa yang menutup usahanya sehingga tahun 2013 di
wilayah Kabupaten Majalengka tercatat ada 65 Restoran.
Ketersediaan penginapan, ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah
satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam
menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin
berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan
ke daerah tersebut. Dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan
wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel. Saat
ini di wilayah Kabupaten Majalengka terdapat 9 Hotel/penginapan dan kesemuanya
masih kelas melati.
C. Fokus Iklim Berinvestasi
Iklim investasi yang kondusif di suatu daerah merupakan salah satu daya
saing bagi daerah tersebut untuk dapat meningkatkan investasi yang masuk ke daerah
tersebut. Iklim investasi diukur antara lain dengan tindak kriminalitas, kemudahan
perijinan, peekembangan desa.
Angka Kriminalitas. Angka Kriminalitas adalah rata-rata kejadian
kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu. Artinya dalam satu bulan rata-rata
terjadi berapa tindak kriminalitas untuk berbagai kategori seperti curanmor,
pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Indikator ini berguna untuk
menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat kriminalitas,
maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 123
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 2.15.
Angka Kriminal Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
Sumber : Polres Majalengka, 2013
Lama Proses Perijinan, dalam rangka meningkatkan investasi Pemerintah
Kabupaten Majalengka membuat kebijakan menyederhanakan pelayanan perizinan
terpadu untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, mudah, transparan, murah
dan terjangkau. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proses perijinan di Kabupaten
Majalengka pada tahun 2012 hanya membutuhkan waktu 4 hari, lebih cepat bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Tabel 2.109. Lama Proses Perijinan
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Lama Proses Perijinan (Hari)
1. 2009 14
2. 2010 10
3. 2011 8
4. 2012 4
Sumber : BPPTPM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah. Jumlah pajak dan retribusi
daerah pada tahun 2012, yaitu pajak sebanyak 10 macam dan retribusi sebanyak 26
macam dengan harapan pada tahun 2013 masih stabil.
2008 2009 2010 2011 2012kejadian 299 304 236 209 222tertangani 137 128 112 100 97
0
50
100
150
200
250
300
350jum
lah ke
jadian
kejadian
tertangani
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 124
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 2.110.
Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 - 2012
No. Tahun Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah
1. 2009 Pajak : 7
Retribusi : 30
2. 2010 Pajak : 9
Retribusi : 35
3. 2011 Pajak : 10
Retribusi : 15
4. 2012 Pajak : 10
Retribusi : 26
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha, berdasarkan data di atas jumlah Perda yang mendukung iklim usaha dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sebanyak 18 buah perda dan ditargetkan pada tahun 2013 menjadi sebanyak 20 buah perda.
Tabel 2.111.
Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No. Tahun Jumlah Perda Yang Mendukung
Iklim Usaha
1. 2009 18
2. 2010 18
3. 2011 18
4. 2012 18
Sumber : Setda Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
D. Fokus Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam
pembangunan suatu daerah, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas
dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Daya
saing ekonomi akan terwujud bila didukung oleh SDM yang handal.
Tingkat Pendidikan Masyarakat, salah satu indikator penting untuk mengukur
tingkat kualitas SDM adalah dengan mengukur tingkat pendidikan masyarakat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 125
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Selama periode 2009-2013, hanya sebagian kecil yang berpendidikan Diploma dan
Sarjana, walaupun demikian tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Majalengka
terus meningkat.
Gambar 2.16. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Kabupaten Majalengka Tahun 2009 – 2013
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Rasio Ketergantungan, rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif
terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun
umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis
masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu,
penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah
melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja
yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa
besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak
terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis
penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin
tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio
yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 126
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Data perkembangan Rasio Ketergantungan dapat dilihat pada
tabel 2.112. sebagi berikut :
Tabel 2.112. Rasio Ketergantungan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No. Tahun Rasio Ketergantungan (%)
1. 2008 48,20
2. 2009 50,54
3. 2010 52,18
4. 2011 52,17
5. 2012 Data Belum Tersedia Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rasio ketergantungan cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan semakin tingginya
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
Berjalan dan Realisasi RPJMD
Substansi dasar pelaksanaan evaluasi dilakukan pada 2 (dua) kategori
diantaranya yaitu : (1) Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah tahun lalu sampai tahun berjalan. Evaluasi meliputi seluruh
program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori prioritas pembangunan
pemerintahan daerah pada tahun 2013 sampai triwulan I Tahun 2014; (2) Evaluasi
menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target
capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD.
2.2.1. Hasil Evaluasi Pelaksanaan RKPD sampai Tahun Berjalan
Pengukuran atas sebagaimana tingkat capaian kinerja pembangunan
dilaksanakan melalui proses evaluasi. Pada proses evaluasi ini beberapa substansi
penting diharapkan mampu di identifikasi yang kemudian dapat dijadikan input bagi
proses perencanaan pembangunan selanjutnya, sehingga proses pelaksanaan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 127
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 pembangunan berjalan dengan berkelanjutan tidak parsial antar tahunnya sesuai
dengan arah yang telah ditetapkan bersama dalam RPJMD.
Substansi yang harus mampu diidentifikasi dalam proses pelaksanaan
evaluasi diantaranya adalah pengukuran atas capaian kinerja program/kegiatan yang
dilaksanakan, permasalahan-permasalahan yang muncul atas ketidak tercapaian
target pembangunan dan solusi pemecahan masalah sebagai input untuk proses
perencanaan pembangunan selanjutnya.
Evaluasi kinerja tahun lalu merupakan tahapan dalam penyusunan RKPD
dengan memperhatikan capaian kinerja RPJMD dan hasil evaluasi kinerja RKPD
tahun lalu. Tujuan evaluasi kinerja RKPD tahun lalu antara lain untuk menilai/
mengidentifikasi program dan kegiatan yang belum terealisasikan atau belum
terlaksana 100% (seratus persen), untuk diusulkan lagi pada penyusunan RKPD
tahun berikutnya. Evaluasi terhadap hasil RKPD tahun 2013 disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 2.113.
Evaluasi Terhadap Hasil RKPD Tahun 2013
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
1. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat : 101,44 1.1 Tercapainya Angka Kematian Ibu
(AKI) mencapai 118/100.000 kelahiran hidup
per 100.000 kelahiran
hidup 118 137,97 116,92 Dinkes
1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 13/1.000 kelahiran hidup
per 1000 kelahran
hidup 13 11,36 87,38 Dinkes
1.3 Tertanganinya 100% penyakit menular persen 100 100 100,00 Dinkes
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 99,21 2.1 Dicapainya RLS 8,50 tahun tahun 8,5 7,39 86,94 Disdik 2.2 APK SMP/MTs/sederajat 98,40%, persen 98,4 95,26 96,81 Disdik 2.3 APK SMA/SMK/MA/sederajat
57,00%; persen 57 59,95 105,18 Disdik
2.4 jumlah guru S1 97% persen 97 97 100,00 Disdik 2.5 SD SSN menjadi 30 lembaga lembaga 30 30 100,00 Disdik 2.6 SMP SSN menjadi 12 lembaga lembaga 12 12 100,00 Disdik 2.7 SMA SSN menjadi 10 lembaga lembaga 10 10 100,00 Disdik 2.8 SD SBI menjadi 2 lembaga lembaga 2 2 100,00 Disdik 2.9 SMP SBI menjadi 1 lembaga lembaga 1 1 100,00 Disdik 2.10 SMA SBI menjadi 1 lembaga lembaga 1 1 100,00 Disdik
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 128
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
2.11 SD yang memiliki Perpustakaan Sekolah menjadi 250 lembaga lembaga 250 250 100,00 Disdik
2.12 SMP memiliki Perpustakaan Sekolah menjadi 50 lembaga lembaga 50 50 100,00 Disdik
2.13 SMA/MA/SMK yang memiliki Perpustakaan Sekolah menjadi 26 lembaga
lembaga 26 26 100,00 Disdik
2.14 SMA/SMK memiliki laboratorium/ruang praktikum sekolah menjadi 52 lembaga.
lembaga 52 52 100,00 Disdik
3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat Dan Ketahanan Pangan 130,37 3.1 Meningkatnya produksi
106,42 a. padi 3,9%, pesen 3,9 13,80 353,90 Distankan b. jagung 4,74% pesen 4,74 -8,14 (171,64) Distankan c. kedelai 10,02%, pesen 10,02 -57,43 (573,12) Distankan d. ubi jalar 10,57%, pesen 10,57 0,56 5,29 Distankan e. mangga 5%, pesen 5 -69,67 (1.393,35) Distankan f. durian 5%, pesen 5 5,00 100,00 Distankan g. jeruk 5%, pesen 5 -57,43 (1.148,65) Distankan h. jambu merah 5%, pesen 5 163,94 3.278,71 Distankan i. bawang merah 10%, pesen 10 7,39 73,85 Distankan j. cabai merah 5%, pesen 5 17,82 356,32 Distankan k. kentang 5%; pesen 5 14,46 289,29 Distankan 3.2 Meningkatnya populasi
457,35 a. sapi potong 10% pesen 10 1,29 457,35 Dishutbunak b. sapi perah 10 % pesen 10 -37 (370,00) Dishutbunak c. domba 10 %, pesen 10 10,18 101,80 Dishutbunak d. ayam 5% pesen 5 78,57 1.571,40 Dishutbunak e. itik/entog 5%; pesen 5 26,31 526,20 Dishutbunak 3.3 Meningkatnya produksi
(104,38) a. teh 10%, pesen 10 0,45 4,50 Dishutbunak b. cengkeh 12% pesen 12 -6,11 (50,92) Dishutbunak c. kopi 10% pesen 10 -0,11 (1,10) Dishutbunak d. tembakau 12%; pesen 12 -44,4 (370,00) Dishutbunak 3.4 Meningkatnya produksi ikan
konsumsi
92,45
a. Nila 10%, pesen 10 7,92 79,15 Distankan b. Mas 5%, pesen 5 4,64 92,88 Distankan c. Gurame 5% pesen 5 4,63 92,50 Distankan d. Lele 10%; pesen 10 10,53 105,28 Distankan 3.5 meningkatnya produksi benih ikan
100,00 a. Nila 10%, pesen 10 10 100,00 Distankan b. Mas 5% pesen 5 5 100,00 Distankan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 129
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
c. Gurame 5%, pesen 5 5 100,00 Distankan d. Lele 10%; pesen 10 10 100,00 Distankan 3.6 Terehabilitasinya lahan kritis
1.533 Ha, Ha 1.533 1.290 84,15 Dishutbunak
3.7 optimalnya fungsi Hutan Rakyat 700 Ha Ha 700 713 101,86 Dishutbunak
3.8 meningkatnya aneka usaha hasil hutan 5%; Persen 5 0 0,00 Dishutbunak
3.9 Meningkatnya sarana prasarana pemasaran 8 Unit dan unit 8 8 100,00 KUKM-
Perindag 3.10 terjalinnya kemitraan usaha 3
paket paket 3 3 100,00 KUKM-Perindag
4. Pengembangan Investasi, Pariwisata, Dan Energi 86,67 4.1 Meningkatnya investasi
penanaman modal 15%; persen 15 6,13 40,87 BPPTPM
4.2 Tumbuhnya industri aneka olahan pangan 20 Kelompok dan cluster agro industri 2 unit;
KUKM-
Perindag
a. Aneka olahan Pangan. kelompok 20 15 75,00 KUKM-Perindag
b. Cluster agro industri unit 2 2 100,00 KUKM-Perindag
4.3 Berkembangnya koperasi 20 Unit unit 20 14 70,00 KUKM-Perindag
4.4 tumbuhnya UMKM 5%; persen 5 4,71 94,20 KUKM-Perindag
4.5 Meningkatnya sarana prasarana pariwisata 6 Unit,
unit 6 6 100,00 Dispora-budpar
4.6 promosi pariwisata 3 kali, kali 3 3 100,00 Dispora-budpar
4.7 meningkatnya kualitas SDM pariwisata 100 orang”;
orang 100 100 100,00 Dispora-budpar
4.8 Meningkatnya instalasi listrik bagi masyarakat kurang mampu 1.000 KK
KK 1000 1000 100,00 PSDAPE
5. Pembangunan Infrastruktur Yang Proporsional Dan Berkelanjutan 120.64
5.1 Terpeliharanya infrastruktur yang telah ada
220,01
a. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan sepanjang 77 Km;
Km 77 257,57 334,51 Dinas BMCK
b. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan 16 buah
buah 16 43 268,75 Dinas BMCK
c. Rehabilitasi gedung dan penataan lingkungan terminal sebanyak 2 paket (lokasi)
paket/lokasi 2 3 150,00 Dishub-kominfo
d. Pemeliharaan jaringan listrik PJU sebanyak 500 titik.
titik 500 634 126,80 Dishub-kominfo
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 130
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
5.2 Meningkatnya akses menuju kawasan-kawasan strategis
111,50
a. Perencanaan pembangunan, rehabilitas/pemeliharaan jalan sepanjang 31,55 Km
Km 31,55 0 0,00 Dinas BMCK
b. Pembangunan jembatan sebanyak 2 buah;
buah 2 2 100,00 Dinas BMCK
c. Pemasangan jaringan listrik PJU dan meterisasi PJU sebanyak 100 titik
titik 100 246 246,00 Dishub-kominfo
d. Pengadaan perlengkapan jalan sebanyak 4 jenis (titik).
jenis/titik 4 4 100,00 Dishub-kominfo
5.3 Dibangunnya prasarana sosial dasar lingkungan
85,50
a. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum dengan cakupan pelayanan 40.000 jiwa;
jiwa 40.000 38.884 97,21 Dinas BMCK
b. Fasilitasi dan stimulasi perbaikan rumah tidak layak huni, sebanyak 630 rumah
rumah 630 717 113,81 Dinas BMCK
c. Pembangunan MCK Umum sebanyak 50 unit;
unit 50 1 2,00 Dinas BMCK
d. Terbangunnya prasarana pengelolaan air limbah komunal sebanyak 4 unit
unit 4 4 100,00 Dinas BMCK
e. Fasilitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) sebanyak 1 paket (kegiatan)
paket 1 1 100,00 Bappeda
f. Fasilitas Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), sebanyak 1 paket (kegiatan).
paket 1 1 100,00 Bappeda
5.4 Difasilitasinya Pembangunan infrastruktur perdesaan,
86,20
a. Pembuatan drainase di kawasan permukiman, sepanjang 40,99 Km;
Km 40,99 0,00 0,00 Dinas BMCK
b. Terbangunnya prasarana air bersih untuk 40.000 jiwa
jiwa 40.000 38.884 97,21 Dinas BMCK
c. Pembangunan Jalan Bersama Masyarakat sepanjang 20 Km.
Km 20 32,28 161,40 Dinas BMCK
5.5 Meningkatnya, pemeliharaan kualitas dan kuantitas produksi sumber air baku serta keberlanjutan sistem irigasi
100,00
a. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, seluas 11.812 Ha melputi: 46 Daerah Irigasi, 22 bendung, panjang saluran 7.750 m;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 131
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
Luas Ha 11.812 11.812 100,00 Dinas PSDAPE
Jumlah DI unit 46 46 100,00 Dinas PSDAPE
Jumlah bending unit 22 22 100,00 Dinas PSDAPE
Panjang saluran meter 7.750 7.750 100,00 Dinas PSDAPE
b. Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun seluas 22.396 Ha meliputi 26 daerah irigasi, 2 bendung, panjang saluran 5780 m
Luas Ha 22.396 22.396 100,00 Dinas PSDAPE
Jumlah DI unit 26 26 100,00 Dinas PSDAPE
Jumlah bending unit 2 2 100,00 Dinas PSDAPE
Panjang saluran meter 5.780 5.780 100,00 Dinas PSDAPE
c. Rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya, sebanyak 1 paket (lokasi/embung);
paket 1 1 100,00 Dinas PSDAPE
d. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai, sebanyak 5 titik
titik 5 5 100,00 Dinas PSDAPE
e. Penataan sumber mata air, sebanyak 15 titik
titik 15 15 100,00 Dinas PSDAPE
f. Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (kegiatan/dokumen perencanaan).
paket 1 1 100,00 Dinas PSDAPE
g. Pompanisasi sebanyak 5 lokasi;
lokasi 5 5 100,00 Dinas PSDAPE
6. Peningkatan Kinerja Aparatur 52,86 6.1 Dipenuhinya regulasi yang
mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dalam bidang pelayanan ndica, dengan ndicator disusunnya Peraturan Daerah sebanyak 10 Perda, dan disusunnya Peraturan Bupati sebanyak 20 Perbup;
Perda buah 10 9 90,00 Bag Hukum Perbup buah 20 16 80,00 Bag Hukum 6.2 Diwujudkannya anggaran berbasis
kinerja pada tahun 2013; ya/tidak ya tidak 0,00 Bag
Orgnisasi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 132
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
6.3 Diwujudkannya pelayanan prima, dengan dilaksanakannya penyusunan IKM pada 26 UPTD pendidikan di Kecamatan, dan penerapan Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO 9001 : 2008 pada 1 OPD;
a. Penyusunan IKM pada UPTD Pendidikan
UPTD Pendidikan
26 0 0,00 Bag Orgnisasi
b. Penerapan Standar Mutu Pelayanan Bebasis ISO 9001 : 2008
OPD 1 1 100,00 Bag Orgnisasi
6.4 Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur sesuai formasi dan kompetensi dengan indikasi dilaksanakannya Diklat/Pelatihan/Bintek sebanyak 11 kali;
kali 11 11 100,00 BKD
6.5 Meningkatnya efektivitas pengawasan kinerja aparatur pemerintahan, dengan indikator tingkat akuntabilitas penggunaan anggaran menjadi WTP
WTP WTP WDP 0,00 BKD
7. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Penanggulangan Bencana 96,00
7.1 Terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, melalui :
92,00
a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, berupa Kontainer 5 unit, Amroll 2 unit, Motor sampah 10 unit, gerobak sampah 20 unit, dan tempat sampah 50 unit;
Kontainer unit 5 5 100,00 BPLH Amrol unit 2 0 0,00 BPLH Motor Sampah unit 10 0 0,00 BPLH Gerobak sampah unit 20 48 240,00 BPLH Tempat sampah unit 50 50 100,00 BPLH b. Pengembangan teknologi
pengolahan persampahan dengan 3R, sebanyak 5 lokasi;
lokasi 5 5 100,00 BPLH
c. Terehabilitasinya IPLT Kadipaten sebanyak 1 lokasi;
lokasi 1 1 100,00 BPLH
d. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, sebanyak 3 kali;
kali 3 3 100,00 BPLH
e. Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura, sebanyak 3 kali;
kali 3 3 100,00 BPLH
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 133
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
f. Pengembangan teknologi pengelolaan limbah rumah tangga, sebanyak 1 paket (unit);
paket 1 1 100,00 BPLH
g. Pengendalian pencemaran air, tanah dan udara, sebanyak 1 dokumen;
dokumen 1 1 100,00 BPLH
h. Pemantauan kontinue pengendalian perusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup, sebanyak 3 kali;
kali 3 3 100,00 BPLH
i. Koordinasi penyusunan AMDAL, sebanyak 3 kegiatan (kali);
kali 3 3 100,00 BPLH
j. Peningkatan pengelolaan Lingkungan Pertambangan, sebanyak 3 kegiatan;
kegiatan 3 3 100,00 BPLH
k. Pengendalian kerusakan sumber air, hutan dan lahan, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPLH
l. Rehabilitasi hutan dan lahan, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPLH
m. Penataan Taman Kota, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPLH
n. Pengawasan dan pengendalian taman, sebanyak 4 kali;
kali 4 4 100,00 BPLH
o. Pengembangan taman rekreasi, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPLH
p. Penyusunan Study Kelayakan dan DED Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kabupaten Majalengka sebanyak 1 lokasi.
lokasi 1 0 0,00 Bappeda
7.2 Dibangunnya infrastruktur mitigasi bencana, melalui :
100,00
a. Pemetaan Kawasan-kawasan Rawan Bencana, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);
paket 1 1 100,00 BPBD
b. Koordinasi Pembangunan Daerah Rawan Bencana, sebanyak 4 kegiatan (kali);
kegiatan 4 4 100,00 BPBD
c. Pemantauan dan Penyebarluasan Potensi Bencana Alam, sebanyak 4 kegiatan (kali);
kegiatan 4 4 100,00 BPBD
d. Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Evakuasi Penduduk Dari Bencana Alam, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPBD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 134
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
e. Peningkatan Prasarana Kedaruratan Bencana dan Sarana Penanggulangan Bencana Alam, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPBD
f. Sosialisasi Pencegahan Dini Bencana Alam, sebanyak 4 kegiatan (kali);
kegiatan 4 4 100,00 BPBD
g. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 BPBD
h. Fasilitasi Bahan Penunjang Konstruksi Akibat Bencana, sebanyak 1 paket (lokasi).
paket 1 1 100,00 BPBD
8. Penataan Ruang 145,56 8.1 Ditetapkannya kawasan-kawasan
strategis, melalui : 70,00
a. Penyusunan RDTR, sebanyak 5 paket (5 kecamatan);
kecamatan 5 9 180,00 Dinas BMCK
b. Penyusunan RTRK, sebanyak 1 dokumen perencanaan (kawasan-kawasan strategis);
dokumen 1 1 100,00 Bappeda
c. Penyusunan rencana pengembangan hinterland kawasan cepat tumbuh, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);
dokumen 1 0 0,00 Bappeda
d. Penyusunan Masterplan Sistem Perhubungan Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan).
paket 1 0 0,00 Bappeda
8.2 Dipenuhinya kawasan lindung dan kawasan budidaya, melalui :
266,67
a. Digitasi Foto Udara Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 Bappeda
b. Penyusunan dan analisis data spasial/SIG Kawasan Lindung dan Budidaya, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);
paket 1 0 0,00 Bappeda
c. Penyusunan rencana bangunan gedung, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);
paket 1 12 1.200,00 Bappeda
d. Fasilitasi BKPRD, sebanyak 1 kegiatan (kali);
kegiatan 1 1 100,00 Bappeda
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 135
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Fokus/ Sasaran Satuan
Target RKPD Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Persentase Realisasi OPD
e. Penyusunan Masterplan Sistem Pengelolaan Air Minum Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (lokasi);
paket 1 1 100,00 Bappeda
f. Fasilitasi Pelaksanaan Program Bidang Sarana Prasarana Wilayah, sebanyak 1 paket (Kegiatan).
paket 1 1 100,00 Bappeda
8.3 Meningkatnya kerjasama pembangunan antar-daerah perbatasan, melalui :
100,00
a. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);
paket 1 1 100,00 Bappeda
b. Fasilitasi Pelaksanaan Kerjasama Antar-Daerah Perbatasan, sebanyak 1 paket (kegiatan/kali).
paket 1 1 100,00 Bappeda
9. Penanggulangan Kemiskinan 104,60 9.1 Berkembangnya kelompok usaha
ekonomi keluarga miskin berbasis potensi unggulan lokal sebanyak 45%;
persen 45 45 100,00 Dinas KUKM-Perindag/ Bappeda
9.2 Dibangunnya Rumah Keluarga Tidak Layak Huni sebanyak 630 unit;
unit 630 717 113,81 Dinas BMCK
9.3 Dipenuhinya kebutuhan kalori 2.100 kkl bagi anggota Rumah Tangga miskin sebanyak 46.624 RTS.
RTS 46.624 46.624 100,00 Dinkes/ Bappeda
10. Peningkatan Kualitas Hidup Beragama dan Budaya Lokal 100.00 10.1 Dilaksanakannya
peringatan/perayaan hari besar keagamaan;
kali 6 6 100,00 Bag Kesra
10.2 Meningkatnya kegiatan peribadatan di lingkungan kerja dan sekolah;
- - - Bag Kesra/Disdik
10.3 Tersedianya sarana prasarana peribadatan pusat kegiatan masyarakat, lingkungan kerja dan sekolah;
- - - Bag Kesra
10.4 Lestarinya budaya daerah; kali 5 5 100,00 Dispora-budpar
10.5 Berkembangnya kesenian dan budaya daerah.
paket 1 1 100,00 Dispora-budpar
Rata-rata Capaian Kinerja 103,73
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 136
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Dari tabel di atas rata-rata capaian kinerja tahun 2013 sebesar 103,74 %, prosentase
tersebut apabila dinilai menggunakan Skala Nilai Kriteria Kinerja dalam
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka termasuk dalam interval nilai realisasi
kinerja 91≤100 % dengan kriteria penilaian realisasi kinerja sangat tinggi (Gradasi
ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan
berada di atas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja). Apabila dirinci
berdasarkan prioritas pada tahun 2013 maka capaian kinerjanya adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.114.
Capaian Kinerja Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2013
No. Prioritas Pembangunan Daerah dalam RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2013
Capaian Kinerja
1. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 101.44 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 99.21 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat Dan Ketahanan Pangan 130.37 4. Pengembangan Investasi, Pariwisata, Dan Energi 86.67 5. Pembangunan Infrastruktur Yang Proporsional Dan Berkelanjutan 120.64 6. Peningkatan Kinerja Aparatur 52.86 7. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Penanggulangan Bencana 96.00 8. Penataan Ruang 145.56 9. Penanggulangan Kemiskinan 104.60
10. Peningkatan Kualitas Hidup Beragama dan Budaya Lokal 100.00
Dari 10 prioritas pembangunan tahun 2013 capaian kinerja dengan kriteria sangat
tinggi adalah prioritas 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9,10 sedangkan dengan kriteria tinggi prioritas
4, serta dengan kriteria rendah prioritas 6. Prioritas yang capaian kinerjanya diatas
100 % dipertahankan, sedangkan prioritas yang di bawah 100% perlu ditingkatkan
terutama untuk priorita 6 dan prioritas 4.
Sedangkan pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014, telah menetapkan kebijakan
pembangunan, yang dijabarkan dalam prioritas pembangunan, fokus dan sasaran
sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 137
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 1. Peningkatan Kualitas Kesehatan
Fokus peningkatan kualitas sarana, SDM kesehatan dan partisipasi masyarakat
yang ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka
kematian ibu, bayi dan balita, serta menurunnya prevalensi gizi buruk dan gizi
kurang pada bayi.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Pengembangan Kualitas Dan Kuantitas SDM Kesehatan pada Rumah Sakit
(2 RS) dan Puskesmas (12 unit PONED);
2) Pengembangan sarana dan prasarana pada Rumah Sakit (2 RS), Puskesmas
(2 unit), relokasi Puskesmas (1 unit) dan Poskesdes/Polindes 20 unit;
3) Meningkatnya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100%;
4) Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 95%;
5) Cakupan Desa Universal Child Imunization (UCI) 95%;
6) Meningkatnya status gizi ibu hamil, bayi dan balita di 250-300
Desa/Kelurahan.
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Fokus prioritas ini pada peningkatan mutu, daya saing serta pemerataan
pelayanan pendidikan, sehingga dapat meningkatkan rata-rata lama sekolah,
angka partisipasi sekolah pada setiap jenjang pendidikan, dan meningkatnya
kualitas pendidikan di Kabupaten Majalengka.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Dicapainya RLS 7.77 tahun, APK Paud 58%, APM SD/Sederajat 92%,
APM SMP/Sederajat menjadi 92%, APK SMA/Sederajat 75% dan
Meningkatnya Guru S1 menjadi 85%.
2) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan, dengan capaian dan
diwujudkannya :
a. SD SSN menjadi 31 lembaga;
b. SMP SSN menjadi 15 lembaga;
c. SMA SSN menjadi 13 lembaga;
d. SD yang memiliki perpustakaan sekolah menjadi 206 lembaga;
e. SMP memiliki perpustakaan sekolah menjadi 73 lembaga;
f. SMP memiliki peralatan praktek ipa menjadi 73 lembaga;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 138
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 g. SMP memiliki laboratorium ipa menjadi 73 lembaga;
h. SMA/MA/SMK yang memiliki perpustakaan sekolah menjadi
36 lembaga;
i. SMA/SMK memiliki laboratorium/ruang praktikum sekolah menjadi
36 lembaga.
3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat
Fokus prioritasi ini pada pengembangan industri, koperasi, prasarana
pengukuran, standarisasi, pengujian dan pengendalian kualitas produk (SNI,
ISO), serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Tumbuhnya industri aneka olahan pangan 10 Kelompok dan cluster agro
industri 2 unit;
2) Berkembangnya koperasi 10 Unit dan tumbuhnya UMKM 5%;
3) Meningkatnya sarana prasarana pemasaran 3 Unit dan terjalinnya kemitraan
usaha 3 paket.
4. Pemantapan Ketahanan Pangan
Fokus prioritasi ini pada Pemantapan produksi, ilmu pengetahuan dan teknologi
sistem produksi, ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Ketersediaan Pangan :
a. Meningkatnya produksi padi 3%, jagung 5%, kedelai 10%, ubi jalar
10%, mangga 5%, durian 5%, jeruk 3%, jambu biji 5%, bawang merah
10%, dan kentang 5%;
b. Meningkatnya produksi ikan konsumsi : Nila 10%, Mas 3%, Gurame
5%, Lele 10%; dan meningkatnya produksi benih ikan : Nila 10%, Mas
3%, Gurame 5%, Lele 10%;
c. Mempertahankan surplus energi 5%, surplus protein 30% dan
penyediaan cadangan pangan pemerintah 50%;
d. Meningkatnya populasi sapi potong 5%, sapi perah 6%, domba
10%, ayam 5%, itik/entog 5%;
e. Meningkatnya produksi teh 3%, kopi 5%, dan tembakau 3%;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 139
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 f. Terehabilitasinya lahan kritis 1.000 Ha, dan meningkatnya aneka usaha
hasil hutan 5%.
2) Distribusi dan Akses Pangan :
a. Meningkatnya ketersedaiaan informasi pasokan, harga dan akses
pangan 90%;
b. Meningkatnya stabilitas harga dan pasokan pangan 58,38%.
3) Konsumsi Pangan :
a. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan 88%;
b. Penanganan Daerah Rawan Pangan 50%.
5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan Energi
Fokus prioritas pada peningkatan iklim investasi untuk mendorong penanaman
modal sehingga menumbuhkembangkan industri agro dan non agro;
pengembangan dan penggalian potensi pariwisata baru yang potensial,
meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional, dan meningkatkan
sosialisasi dan promosi pariwisata; peningkatan ketenagalistrikan,
pertambangan, dan energi alternatif.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Meningkatnya investasi penanaman modal 5%;
2) Meningkatnya destinasi pariwisata non agro 5 Unit, promosi pariwisata 3
kali, dan meningkatnya kualitas SDM pariwisata 100 orang;
3) Meningkatnya pengguna energi listrik bagi masyarakat kurang mampu
sebanyak 1.500 rumah.
6. Pengembangan Infrastruktur Fokus prioritas ini pada pemerataan, peningkatan dan pembangunan
infrastruktur di kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan-kawasan strategis.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Terpeliharanya infrastruktur yang telah ada, melalui :
a. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan sepanjang 40 Km;
b. Rehabilitasi/pemeliharaan rutin jalan sepanjang 28 Km;
c. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan 10 buah;
d. Rehabilitasi gedung pemerintahan 2 buah;
e. Rehabilitasi gedung dan penataan lingkungan terminal sebanyak 1 paket
(lokasi Cikijing);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 140
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 f. Pemeliharaan jaringan listrik PJU sebanyak 500 titik.
2) Peningkatan akses menuju kawasan-kawasan strategis, melalui :
a. Peningkatan Jalan 15 Km;
b. Pembangunan Jembatan 2 buah;
c. Pembangunan Jalan 6 Km;
d. Pemasangan jaringan listrik PJU sebanyak 150 titik;
e. Meterisasi PJU sebanyak 1 paket;
f. Pengadaan perlengkapan jalan sebanyak 3 jenis (marka jalan, rambu-
rambu lalu lintas);
3) Pembangunan Prasarana Sosial Dasar Lingkungan, melalui :
a. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum dengan
cakupan pelayanan 20.000 jiwa;
b. Pembangunan MCK sebanyak 15 lokasi dan MCK ++ sebanyak
5 lokasi;
c. Pembangunan Tangki Septic Tank Komunal sebanyak 1 Lokasi;
d. Fasilitasi dan stimulasi perbaikan rumah tidak layak huni, sebanyak
800 rumah;
e. Fasilitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) sebanyak 1 paket (kegiatan);
f. Masterplan Drainase di Kabupaten Majalengka sebanyak 1 paket.
4) Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, melalui:
a. Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana drainase lingkungan sepanjang
1.500 meter;
b. Pembangunan Jalan Bersama Masyarakat sepanjang 25 Km.
c. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan lingkungan sepanjang 25 Km.
5) Peningkatan, pemeliharaan kualitas dan kuantitas produksi sumber air
baku serta keberlanjutan sistem irigasi, yang dilakukan melalui :
a. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, meliputi : 150 Daerah
Irigasi, 200 bendung, panjang saluran 20.000 meter/20 Km;
b. Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun seluas
22.396 Ha meliputi 395 daerah irigasi, 588 bendung, panjang saluran
40.000 m;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 141
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 c. Rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya, sebanyak
5 paket (lokasi/embung);
d. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai, sebanyak
5 titik;
e. Penataan sumber mata air, sebanyak 25 titik;
f. Pengadaan Pompa Air Irigasi sebanyak 15 buah;
g. Penyediaan papan informasi, sebanyak 1 paket;
h. Penyediaan Patok Pembatas Tanah Cadangan Irigasi, sebanyak 1 paket;
i. Pembinaan Petugas UPTD Jaringan Irigasi, sebanyak 1 paket;
j. Pengamanan Tebing Sungai, sebanyak 1 paket;
k. Peningkatan Kemampuan Teknis Petugas, sebanyak 1 kegiatan;
l. Lomba petugas jaringan irigasi teladan tingkat kabupaten, sebanyak
1 kali (kegiatan);
m. Penataan dan pembinaan kelompok pengguna SDA, sebanyak
1 kegiatan;
n. Pencatatan data hidrologi, sebanyak 1 kegiatan;
o. Penyusunan Database Jaringan Irigasi berdasarkan Sistem Informasi
Geografis (SIG) di Kabupaten Majalengka.
7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur
Fokus prioritas ini pada penataan ketatalaksanaan sumber daya aparatur dan
pelayanan yang optimal, transparan dan akuntabel.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Dipenuhinya regulasi yang mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat
dalam bidang pelayanan publik, dengan indikator disusunnya Peraturan
Daerah sebanyak 10 Perda, dan disusunnya Peraturan Bupati sebanyak
20 Perbup;
2) Diwujudkannya pelayanan prima, dengan dilaksanakannya penyusunan
penerapan Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO 9001 : 2008 pada 4 OPD;
3) Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur sesuai formasi dan kompetensi
dengan indikasi dilaksanakannya Diklat/Pelatihan/Bintek sebanyak 15 jenis;
4) Meningkatnya efektivitas pengawasan kinerja aparatur pemerintahan,
dengan indikator tingkat akuntabilitas penggunaan anggaran menjadi Wajar
Tanpa Pengecualian;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 142
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 5) Meningkatnya efektivitas perencanaan penganggaran, pelaksanaan dan
penatausahaan keuangan dan aset daerah.
8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanggulangan Bencana Fokus prioritas ini pada upaya peningkatan pelestarian fungsi lingkungan hidup
dan resiko bencana.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup melalui Pelestarian Lingkungan Hidup, melalui :
a. Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura, sebanyak 3 kali;
b. Penataan Taman Kota, sebanyak 1 paket (lokasi);
c. Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau, selama 12 bulan;
d. Pengembangan taman rekreasi, sebanyak 1 paket (lokasi);
e. Fasilitasi pelaksanaan Gerakan Nasional Konservasi Penyelamatan Air
(GN-KPA) di Kabupaten Majalengka, 1 paket (4 kegiatan);
f. Rehabilitasi hutan dan lahan, sebanyak 1 paket (lokasi);
g. Penyusunan Masterplan Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka,
sebanyak 1 paket (Dokumen Perencanaan);
h. Penyusunan Database Jaringan Irigasi Berdasarkan Sistem Informasi
Geografis (SIG) di Kabupaten Majalengka, sebanyak 1 paket
(Dokumen dan Software Database)
i. Penyelamatan Air (GN-KPA) di Kabupaten Majalengka, 1 paket
(4 kegiatan).
2) Pencegahan Pencemaran dan Perusakan lingkungan hidup, melalui :
a. Penyusunan Masterplan Lingkungan Hidup, sebanyak 1 paket;
b. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, berupa
Kontainer 10 unit, Amroll 2 unit, Motor sampah 3 unit, gerobak sampah
20 unit;
c. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan dengan 3R,
sebanyak 2 lokasi;
d. Pengembangan Teknologi Pengolahan Limbah Rumah Tangga berupa
DED IPLT Kadipaten sebanyak 1 lokasi;
e. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, sebanyak 1 paket;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 143
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 f. Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan Udara, sebanyak 1 paket;
g. Pemantauan kontinue pengendalian perusakan dan pencemaran
Lingkungan Hidup, sebanyak 1 paket;
h. Koordinasi penyusunan AMDAL, sebanyak 3 kegiatan (kali);
i. Fasilitasi Sekolah Adiwiyata, sebanyak 1 paket;
j. Identifikasi Kondisi Sumber Daya Alam, sebanyak 1 paket;
k. Identifikasi Kondisi Keanekaragaman Hayati, sebanyak 1 paket;
l. Identifikasi Titik pencemaran tanah, Air dan Udara sebanyak 1 paket;
m. Pengendalian Kerusakan Sumber Mata Air, Hutan dan Lahan dan
Konservasi Tanah sebanyak 1 paket.
3) Peningkatan Infrastruktur Penanggulangan Bencana, melalui :
a. Pemetaan Kawasan-kawasan Rawan Bencana, sebanyak 1 paket
(dokumen perencanaan);
b. Pemantauan dan Penyebarluasan Potensi Daerah Rawan Bencana,
sebanyak 1 laporan (selama 12 bulan);
c. Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Evakuasi Penduduk dari Anaman
Bencana, sebanyak 1 paket;
d. Peningkatan Sarana Prasarana Bencana, sebanyak 1 paket;
e. Penyelamatan, Pelayanan dan Evakuasi Korban Bencana, sebanyak
1 paket;
f. Pembentukan Desa Tangguh Bencana sebanyak 1 paket;
g. Pembentukan Sekolah Siaga Bencana sebanyak 1 Paket;
h. Rehabilitasi/Pemeliharaan dan Konstruksi akibat bencana sebanyak
1 kegiatan
i. Penanganan Penanggulangan Bencana dan Tanggap Darurat, sebanyak
1 paket;
j. Fasilitasi dan Pelayanan Logistik Bencana, sebanyak 1 paket;
k. Sosialisasi dan Peningkatan Partisipasi dalam Penanggulangan
Bencana, sebanyak 1 paket;
l. Peningkatan keterampilan, kesiapsiagaan dalam penanggulangan
bencana, sebanyak 1 paket;
m. Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,
sebanyak 1 Peraturan Bupati;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 144
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 n. Fasilitasi dan Pelayanan Logistik Bencana, sebanyak 1 paket;
o. Sosialisasi dan Peningkatan Partisipasi dalam Penanggulangan
Bencana, sebanyak 1 paket;
p. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
dalam :
a. Diklat pertolongan bencana tanah longsor dan banjir, sebanyak 1
paket ;
b. Pelatihan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
(DALLA) sebanyak 1 paket;
c. Peningkatan keterampilan, kesiapsiagaan dalam penanggulangan
bencana, sebanyak 1 paket.
9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang
Fokus prioritas ini pada peningkatan pencapaian tujuan penataan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui pelaksanaan penataan
ruang.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang, melalui :
a. Penyusunan RDTR, sebanyak 6 paket;
b. Penyusunan RTBL, sebanyak 2 paket;
c. Revisi RDTR, sebanyak 3 paket.
2) Penetapan perencanaan pada kawasan-kawasan strategis, melalui :
a. Penyusunan rencana pengembangan hinterland kawasan cepat tumbuh,
sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan);
b. Penyusunan Masterplan Kawasan Perkotaan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Kadipaten, sebanyak 1 paket (sosialisasi);
c. Penyusunan Tatanan Transportasi Lokal Kabupaten Majalengka,
sebanyak 1 paket (dokumen perencanaan).
3) Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, melalui:
a. Fasilitasi Pelaksanaan Program Bidang Sarana Prasarana Wilayah,
sebanyak 1 paket ;
b. Penyusunan Perda RDTR, sebanyak 9 Perda.
c. Fasilitasi Perencanaan dan Pelaksanaan Bantuan Keuangan Provinsi,
sebanyak 1 paket (4 Kegiatan);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 145
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 d. Fasilitasi Badan Koordinasi Penatan Ruang Daerah (BKPRD),
sebanyak 1 kegiatan (kali).
4) Peningkatan kerjasama pembangunan antar-daerah perbatasan, melalui :
a. Koordinasi Kerjasama Antar-Daerah Perbatasan, sebanyak 1 paket
(kegiatan/kali).
10. Penanggulangan Kemiskinan
Fokus prioritas ini pada penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan
pendapatan keluarga miskin dan penguatan pemberdayaan masyarakat berbasis
kearifan lokal.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Penguatan kelompok usaha ekonomi keluarga miskin berbasis potensi
unggulan lokal di Desa/Kelurahan 35%-50% (120-171 Desa/ Kelurahan);
2) Dikembangkanya pola penanggulangan kemiskinan berbasis kearifan lokal
di Desa/Kelurahan 80%-100% (274-343 Desa/Kelurahan);
3) Berkembangnya jejaring hasil produksi kelompok usaha keluarga miskin di
Desa/Kelurahan 60%-75% (206-257 Desa/Kelurahan);
4) Peningkatan kesejahteraan keluarga berumah tidak layak huni sebanyak
500 unit.
2.2.2. Realisasi RPJMD
RKPD merupakan implementasi dari RPJMD maka perencanaan tahunan
tidak dapat lepas dari perencanaan lima tahunan. Capaian kinerja selalu dikaitkan
dan diakumulasikan dengan capaian lima tahunan. Kegiatan review capaian prioritas
dan program RPJMD dimaksudkan untuk mengkaji arah kebijakan serta prioritas dan
kinerja program di tahun rencana, dengan mempertimbangkan pencapaian kinerja
sampai dengan tahun berjalan. Hasil kajian tersebut digunakan sebagai masukan
dalam merumuskan permasalahan pembangunan dan perumusan prioritas dan
sasaran pembangunan RKPD tahun rencana, dengan tujuan agar kinerja RPJMD di
akhir tahun periode RPJMD dapat tercapai.
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai proyeksi
indikator makro pada tahun 2013, rata-rata capaian indikator kinerja sebesar
76,95%. Prosentase tersebut apabila dinilai menggunakan Skala Nilai Kriteria
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 146
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Kinerja dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka termasuk dalam interval
nilai realisasi kinerja 76 % ≤ 90 % dengan kriteria penilaian realisasi kinerja tinggi
(Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi
target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja). Secara
terperinci capaian masing-masing indikator makro disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.115.
Proyeksi Capaian Indikator Makro Kabupaten Majalengka Tahun 2013
No. INDIKATOR
PROYEKSI/CAPAIAN
2012 2013 % terhadap proyeksi RPJMD
Proyeksi Capaian Proyeksi Capaian *)
1. IPM 73,48 71,16 75,69 71,82 94,89
- AHH (Th) 69,08 66,88 69,8 67,13 96,17
- AMH (%) 94,75 95,39 95,75 95,84 100,09
- RLS (Th) 7,82 7,19 8,5 7,36 86,59
- PDB (Rp) 587,46 638,12 601,47 641,01 106,57
Indek pendidikan 80,53 79,4 82,72 80,32 97,10
Indek kesehatan 73,47 69,8 74,67 70,22 94,04
Indek Daya Beli 66,43 64,28 69,67 64,94 93,21
2. TPT (%) 8,73 6,71 6,73 7,35 90,79
3. Jml. Penduduk (Jiwa) 1.226.669 1.176.117 1.246.375 1.180.774 105,26
LPP (%) 0,8 0,4 0,8 0,4 150,00
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 126.102 169.800 62.319 166.632 (67,39)
4. Tingkat Kemiskinan (%) 10,28 14,44 5,00 14,11 (82,20)
5. PDRB adh konstan (Dlm Miliar Rp) 4.786,09 4,855 5.415,25 5.088,37 93,96
6. PDRB Perkapita (Rp) 3.901.700,35 4.082.357 4.344.802,39 4.278.847 98,48
7. LPE (%) 5,93 4,76 6,52 4,8 73,62
Rata-rata Capaian 76,95
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. *) Proyeksi BPS
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 147
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah dan Isu-Isu Strategis Kabupaten
Majalengka
2.3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
1. Peningkatan Kualitas Kesehatan
Salah satu indeks komposit pembangunan manusia (IPM) yang menjadi tolok
ukur keberhasilan ppembangunan di manusia di daerah adalah Angka Harapan
Hidup (AHH). AHH dalam pengukuran IPM dikaitkan langsung dengan pengukuran
Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga AHH dapat didefinisikan sebagai usia yang
mungkin dicapai ketika seorang bayi lahir.
Perkembangan AHH di Kabupaten Majalengka sendiri jika dilihat dari
5 tahun kebelakang sebenarnya selalu mengalami peningkatan tercatat pada tahun
2008 AHH Kabupaten Majalengka sebesar 65,82 tahun dan pada tahun tahun
2013 menjadi 67,13 tahun, atau mengalami peningkatan 1,31 tahun. Namun demikan
jika kita bandingkan dengan Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Barat yang
mencapai 68,6 dapat diartikan bahwa tingkat capaian AHH Kabupaten Majalengka
masih berada di bawah rata-rata capaian kabupaten/kota provinsi Jawa Barat.
Seperti halnya dengan AHH tingkat capaian Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Majalengka belum negalami progres
capaian yang signifikan, berdasarkan data tahun tahun 2011 AKI Kabupaten
Majalengka sebesar 209,5 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012 menjadi
209,2 per 100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan AKB Kabupaten Majalengka Tahun
2011 sebesar 13,9 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012 menjadi
13,6 Kelahiran Hidup. Atas permasalahan utama tersebut diidentifikasi permasalahan
yang harus mendapat perhatian pada tahun 2015 adalah : (1) Peningkatan Gizi Ibu
dan Anak; (2) Peningkatan sarana dan prasarana layanan posyandu, puskesmas,
Rumah sakit didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM); (3) Pemenuhan
Rasio tenaga medik diantaranya jumlah dokter umum, dokter gigi dan bidan;
(4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyehatan lingkungan.
2. Akses dan Mutu Pendidikan
Penyiapan sumber daya manusia dalam pembangunan menjadi isu penting
dalam proses pembangunan di Kabupaten Majalengka saat ini. Begitu besar potensi
pembangunan baik skala nasional dan regional yang berlokasi di Kabupaten
Majalengka, mengharuskan pemerintah daerah segera menyiapkan strategi khusus
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 148
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 dalam penyiapan sumber daya manusia agar mampu bersaing dan turut serta dalam
proses pembangunan.
Jika melihat angka capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten
Majalengka pada lima tahun terakhir selalu mengalami kenaikan, pada tahun
2008 berada pada posisi 6,70 tahun dan pada tahun 2013 telah mencapai 7,39 tahun.
Namun demikian rata-rata laju percepatan kenaikan RLS pertahunnya masih tidak
terlalu signifikan pada yaitu hanya 0,12 per tahun. Jika dibandingkan dengan RLS
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 yang mencapai angka 8,15 tahun.
Selain itu juga jika kita lihat capaian kinerja bindang pendidikan yang lain
kita bisa melihat capaian Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Majalengka pada
tahun 2012 mencapai 95,14% masih tertinggal dari tingkat capaian Provinsi Jawa
Barat yang mencapai 96,97%. Dari ke dua indikator pembangunan bidang
pendidikan tersebut terlihat jelas bahwa Pemerintah Kabupaten Majalengka masih
harus meningkatkan kinerja pembangunannya khususnya pada bidang pendidikan.
Atas permasalahan utama tersebut diidentifikasi permasalahan yang harus
mendapat perhatian pada tahun 2015 adalah : (1) Pemenuhan Rasio Guru dan Murid
untuk setiap jenjang pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan; (2) Pemenuhan
Rasio ketersediaan sekolah per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah sesuai dengan
SPM pendidikan; (3) Pemenuhan fasilitas pendidikan yang representatif;
(4) Pemenuhan layanan pendidikan bagi keluarga yang tidak mampu.
3. Upaya Penanggulangan Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Majalengka dari tahun ketahun telah berkomitmen
untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya dengan mengalokasikan anggaran
pada program-program pembangunan, baik program pembangunan yang bersifat
program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, Program-
program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Upaya
tersebut selaras dengan amanat Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 149
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam penanggulangan
kemiskinan terlihat mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada periode
2008-2013, pada tahun 2008 angka kemiskinan Kabupaten Majalengka berada pada
angka 18,75% dan pada tahun 2013 menjadi 14,11%. Namun demikian capaian
tersebut masih di bawah capaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun
2012 yaitu mencapai 9,89%.
Atas permasalahan utama tersebut diidentifikasi permasalahan yang harus
mendapat perhatian pada tahun 2015 adalah : (1) Pematapan kembali 4 kluster
program kemiskinan sehingga sesuai dengan sasaran; (2) Intergarasi program-
program kemiskinan antar OPD di Kabupaten Majalengka.
4. Daya Saing KUKM
Potensi pembangunan bidang ekonomi di Kabupaten Majalengka diyakini
akan berkembang semikin besar, hal tersebut didorong oleh adanya pembangunan-
pembangunan infrastruktur berskala nasional dan regional yang berlokasi di
Kabupaten Majalengka. Hal tersebut secara kasap mata telah terlihat dengan
banyaknya pembangunan pabrik dan tempat usaha lainnya yang tumbuh di
Kabupaten Majalengka. Peningkatan pembangunan tersebut berpengaruh pada
peningkatan PDRB Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu indikator
pembangunan ekonomi suatu daerah. Pada tahun 2008 PDRB Adh Konstan
Kabupaten Majalengka sebesar Rp 4.042.240,29 meningkat menjadi
Rp 4.853.364,56 pada tahun 2012. Kontribusi terbesar nilai tersebut pada tahun
2012 disumbang oleh sektor Pertanian sebesar 26,24%, dan Perdagangan Hotel dan
Restoran (PHR) sebesar 21,60%.
Dari nilai sektor PHR tersebut sumbangan kontribusi terbesar berasal dari
subsektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 14,74% dari nilai 21,60%. Angka
tersebut diyakini akan semakin besar pada setiap tahunnya jika didukung oleh
meningkatnya daya saing KUKM di Kabupaten Majalengka yang masih
mendominasi perekonomian masyarakatnya. Pada tahun 2012 perekonomian
Kabupaten Majalengka didukung oleh koperasi dengan jumlah 257, dengan
memberdayakan 89.231 orang anggota dan Usaha Mikro dan Kecil sebanyak
23.187 unit.
Dalam rangka meningkatkan potensi perekonomian tersebut maka
pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 150
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 peningkatan daya saing KUKM melalui : (1) Fasilitasi kemudahan mendapatkan
modal usaha; (2) Fasilitasi kemitraan KUKM dengan industri besar; (3) Fasilitasi
peningkatan kapasitas SDM KUKM; (4) Fasilitasi moderinisasi alat usaha.
5. Perbaikan Iklim Usaha dan Peningkatan Investasi
Optimalisasi potensi strategis Kabupaten Majalengka sebagai salah satu
daerah dengan daya dukung infrastruktur berskala nasional dan regional yang sedang
dibangun yaitu Bandara Internasional Jawa Barat, Jalan Tol Cisumdawu (Kertajati),
dan Jalan Tol Cikapali harus menjadi agenda pembangunan Kabupaten Majalengka
karena secara teknis pembangunan infrastruktur tersebut akan menjadi salah satu
tujuan utama investor untuk membangun usahanya. Data tahun 2010 nilai investasi
yang masuk di Kabupaten Majalengka mencapai Rp 194.731.501.502 meningkat
menjadi Rp 316.787.177.768 pada tahun 2011 atau mengalami lonjakan sebesar
62,68% dari nilai tahun 2010. Peningkatan investasi tersebut kemudian diharapkan
menyerap tenagakerja lokal sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat
dan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan potensi perekonomian tersebut maka
pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan perbaikan
iklim usaha dan peningkatan investasi melalui : (1) Penyederhanaan regulasi
investasi; (2) Fasilitasi Investasi dengan pemberian insentif investasi; (3) Promosi
investasi daerah.
6. Ketahanan Pangan Masyarakat
Pangan merupakan komoditas strategis yang sangat berpengaruh terhadap
stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Pertumbuhan penduduk terus meningkat,
sementara alih fungsi lahan terus terjadi dan bahan pangan tidak bisa disubstitusi,
sehingga kasus-kasus kerawanan pangan di sejumlah daerah masih terjadi.
Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu sentra produksi pangan di
Jawa Barat yang merupakan lumbung pangan Nasional. Sebagai bagian integral dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Majalengka wajib mendukung
ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Tantangan atas terjadinya degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan alih
fungsi lahan yang besar akan secara langsung mempengaruhi kapasitas produksi
pangan, selain itu kompetisi pemanfaatan bahan pangan sebagai energi dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 151
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 perkembangan perdagangan regional dan global sangat berpengaruh pada fluktuasi
harga pangan.
Dalam rangka mengantisipasi tantangan tersebut maka pemerintah Kabupaten
Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan pembangunan pada :
(1) Peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan; (2) Fasilitasi distribusi dan akses
pengan; (3) Fasilitasi penganekaragaman dan keamanan pangan.
7. Pengendalian dan Pemulihan Lahan Kritis
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW
Kabupaten Majalengka, bahwa Kawasan Lindung harus 39,19% dari total luas
wilayah Kabupaten Majalengka, saat ini baru 13.688,66 Ha, dan luas lahan kritis
mencapai 16.484,67 Ha. Luas lahan kritis sudah semakin parah di Kabupaten
Majalengka, kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti budidaya yang
tidak mengikuti kaidah konservasi, adanya perambahan hutan, galian C dan hutan
produksi yang ditebang.
Dalam rangka upaya pengendalian dan pemulihan lahan kritis maka
pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 harus memfokuskan
pembangunan pada : (1) Pengetatan regulasi usaha Galian “C” dan usaha lain yang
merusak lingkungan; (2) Pemulihan lahan kritis; (3) Fasilitasi pemberdayaan usaha
ekonomi masyarakat sekitar hutan.
8. Pengembangan Budaya Daerah dan Destinasi Wisata
Karangka perekonomian Kabupaten Majalengka yang masih bertumpu pada
pembiayaan dari pemerintah pusat dan provinsi, harus menjadi dorongan yang besar
bagi Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk meningkatkan inovasi pendapatan
dari sektor-sektor usaha lain yang mampu secara masive meningkatkan
perekonomian masyarakat. Berdasarkan literatur salah satu sektor usaha yang
mampu mendorong pendapatan masyarakat meningkat adalah dengan pengembangan
Destinasi Wisata.
Pembangunan destinasi wisata mampu memberikan multiplier effect pada
penumbuhan UMKM, selain itu juga akan menumbuhkan pertumbuhan usaha
perhotelan dan restoran yang diharapkan mampu banyak membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat.
Kabupaten Majalengka yang memiliki potensi wisata berupa wisata alam,
wisata budaya/wisata sejarah, wisata minat khusus, agrowisata. Peluang besar
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 152
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Upaya pemanfaatan potensi pengembangan pariwisata yang dapat dijadikan
agenda pembangunan pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 adalah :
(1) Pengembangan/pembangunan destinasi wisata daerah berskala regional;
(2) Fasilitasi pengembangan SDM dan manjemen pariwisata; (3) Fasilitasi promosi
pariwisata daerah.
9. Pengembangan Infrastruktur
Kegiatan perkonomian akan berjalan dengan baik jika didukung dengan
infrastruktur yang memadai dan berkualitas. Infrastruktur bagi kabupaten/kota yang
masih berkembang termasuk Kabupaten Majalengka, masih menjadi kendala bagi
kegiatan perekonomian daerah, terutama pada daerah-daerah yang terpencil.
Perekonomian perdesaan terkendala dengan terbatasnya sarana dan prasarana
infrastruktur sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa.
Khusus infrastruktur jalan di Kabupaten Majalengka digolongkan dalam
3 kelompok yakni; Jalan Nasional (25,985 km), Jalan Provinsi (122,929 km), dan
Jalan Kabupaten (715,600 km). Proporsi panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
hingga tahun 2012 adalah 480,365 Km, 65,582 Km dalam kondisi sedang,
119,550 Km dalam kondisi rusak, dan 50,103 km dalam kondisi rusak berat.
Infrastruktur lainnya yang mendukung perekonomian, terutama sektor
pertanian, adalah ketersediaan pengairan di Kabupaten Majalengka yang dirasakan
belum optimal. Kekurangan air di sebagian besar wilayah selalu terjadi, terutama di
musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan dan gagal panen pada beberapa
komoditas pertanian. Hal ini disebabkan masih banyak saluran irigasi yang
mengalami rusak berat, sehingga pengaturan air tidak optimal yang berakibat
produksi pertanian pun tidak dapat ditingkatkan.
Selain itu, permasalahan pada bidang sumber daya alam dan lingkungan
adalah meningkatnya tingkat degradasi lingkungan. Hal ini terkait dengan pola
kehidupan masyarakat yang kurang arif dalam mengelola kawasan konservasi,
sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah hulu. Akibat
meningkatnya degradasi lingkungan ini, maka kuantitas resapan limpasan air
permukaan menjadi berkurang dan kandungan air tanahnya menurun, sehingga
daya tampung sungai yang mengalir ke hilir menjadi berkurang. Hal lain yang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 153
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 selama ini menjadi permasalahan dalam pengelolaan sumber daya alam di
Kabupaten Majalengka diantaranya adalah hilangnya fungsi konservasi kawasan
bantaran sungai, rusaknya perlindungan terhadap mata air, berkurangnya sumur-
sumur resapan dan masih sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan
perkotaan.
10. Kinerja dan Sinergitas Pemerintah Daerah
Fungsi pemerintahan pada setiap jenjang bertujuan untuk dapat melayani
seluruh kepentingan masyarakat dan publik yang beraneka ragam yang ada di
wilayahnya. Banyaknya komponen masyarakat dengan kepentingan yang beragam,
seringkali menimbulkan kesenjangan antara harapan masyarakat untuk mendapat
layanan dengan kemampuan birokrasi dalam memberikan pelayanan. Kemampuan
untuk memberikan layanan kepada publik ini, pada akhirnya akan menentukan
legitimasi pemerintahan. Oleh karena itu, setiap pemerintahan senantiasa
memprioritaskan upaya peningkatan pelayanan publik dalam upaya mensukseskan
program dan kegiatan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kunci utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah
tersedianya manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien. Sistem Pemerintahan
Daerah di Kabupaten Majalengka masih dirasakan belum mampu meningkatkan
kualitas manajemen pemerintahan, ini disebabkan antara lain:
a. Belum optimalnya kinerja aparatur pemerintah.
b. Belum sinergisnya program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi
Perangkat Daerah (OPD).
c. Masih kurangnya regulasi yang mendukung pelaksanaan pelayanan masyarakat
yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM).
d. Belum optimalnya pengelolaan keuangan dan pengawasan aparatur.
Mengingat hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan reformasi birokrasi
pemerintahan dalam rangka peningkatan pelayanan publik, melalui pengembangan
program yang diarahkan pada penataan ketatalaksanaan, sumberdaya aparatur,
efektivitas dan akuntabilitas.
11. Penguatan Peran Kecamatan
Otonomi daerah dalam rangka peningkatan dan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan telah dilaksanakan pemerintah sejak tahun 1999 dengan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 154
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 diterbitkannya Undang-undang tentang Otonomi Daerah. Semangat yang muncul
dalam otonomi daerah adalah pembangunan dapat lebih efektif karena daerah secara
otonom dapat mengelola pembangunan sesuai dengan potensi daerahnya masing-
masing.
Pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 merespon dengan baik
otonomi daerah, terutama penguatan peran kecamatan, namun masih ada beberapa
permasalahan diantaranya kemampuan sumber daya manusia kecamatan masih
terbatas dan regulasi dari Pemerintah Kabupaten Majalengka terkait kewenangan
kecamatan yang masih dalam proses pemantapan.
Semangat Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk melimpahkan sebagian
wewenangnya pada kecamatan disambut dengan baik oleh seluruh stakeholder
kecamatan, yang merupakan kekuatan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten
Majalengka.
12. Pemberdayaan Masyarakat Yang Religius
Pada beberapa periode pemerintahan yang lalu dan pemerintahan saat ini,
budaya masyarakat di Kabupaten Majalengka yang religius senantiasa menjadi
motivasi dasar untuk menunjang suksesnya pembangunan daerah. Namun demikian,
dalam realitasnya semangat keberagamaan di masyarakat tersebut, masih
menunjukkan adanya beberapa kesenjangan. Pertama, kesenjangan antara nilai-nilai
ajaran agama dengan pemahaman para pemeluknya; Kedua, kesenjangan antara
pengetahuan agama dengan pengamalannya yang tercermin dalam sikap dan
perilaku. Ketiga, agama sebagai daya tangkal terhadap kecenderungan manusia
berperilaku menyimpang belum cukup optimal. Keempat, agama belum sepenuhnya
menjadi motivasi dasar dalam pembangunan daerah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang perlu adanya upaya pembangunan
untuk mengurangi kesenjangan keberagaman melalui berbagai program dan kegiatan
peningkatan kegiatan keagamaan dan pembangunan sarana prasarana ibadah di setiap
pusat kegiatan masyarakat; yang didukung dengan regulasi untuk mendorong
terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh kembangnya kehidupan beragama yang lebih
substansial.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 155
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 13. Otonomi Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan NKRI. Pemerintah Desa merupakan pemerintah yang paling
dekat dengan masyarakat di tingkat yang paling bawah, sehingga pemerintah desa
memiliki peran dan posisi yang strategis dalam pelayanan publik dan pemberdayaan
masyarakat.
Cermin masyarakat desa yang kurang dapat bersaing dalam pembangunan,
lingkungan yang kurang tertata memposisikan desa sebagai sebuah beban dalam
pembangunan. Jarak dari ibu kota menjadikan desa sering kurang diperhatikan dalam
pembangunannya. Ditambah lagi dengan masih adanya desa tradisional yang masih
tertutup terhadap dunia luar, sehingga pembangunan desa kurang maksimal.
Reformasi telah terjadi pada tahun 2008 melihat desa sebagai salah satu
agenda pembangunan yang harus dilaksanakan. Ditetapkannya Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, memberikan ruang tersendiri bagi daerah untuk
mengembangkan desanya atau yang sering disebut dengan otonomi desa.
Ditetapkannya undang-undang tersebut hampir semua kabupaten/kota mulai
mereposisi desa sebagai agenda pembangunan.
Wilayah Kabupaten Majalengka yang didominasi desa yaitu sebanyak
330 desa, dibandingkan dengan jumlah kelurahannya yang hanya 13 kelurahan.
Kabupaten Majalengka menjadikan otonomi desa sebagai agenda penting
pembangunan 5 tahunan sebagaimana tercemin dalam misi ke 5 dalam RPJMD
Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018. Di alokasikannya ADD pada desa
merupakan salah satu bentuk otonomi desa yang dilakukan Kabupaten Majalengka.
Kapasitas sumber daya manusia yang masih terbatas dan kurang berkualitas
menjadi salah satu hambatan tersendiri dalam pelaksanaan otonomi desa di Kaupaten
Majalengka, selain itu juga Pemerintah Kabupaten Majalengka harus mulai
melakukan revisi atas perda tentang desa disesuaikan dengan Undang-undang
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagai agenda utama dalam rangka mendudukung
kemajuan desa di Kabupaten Majalengka.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 156
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 14. Mitigasi, Adaptasi dan Antisipasi Perubahan Iklim
Pemanasan global (global warning) semakin dapat dirasakan, perubahan
iklim (climate change) sulit untuk dapat diprediksi, sering berubah tidak menentu.
Dampak dari iklim yang tidak menentu yaitu perubahan jadwal tanam, hama dan
penyakit, banjir, kekeringan, kerusakan produksi agro.
Peramalan cuaca, monitoring OPT, pengaturan jadwal tanam merupakan
upaya untuk mengantisipasi perubahan iklim. Penggunaan varietas tahan cuaca,
penyelenggaraan sekolah lapang iklim, adalah upaya adaptasi terhadap perubahan
iklim, sedangkan pembangunan infrastruktur, pemberian bantuan benih gagal panen,
pemberian alsin pompa bantuan kekeringan merupakan upaya mitigasi kerusakan
akibat iklim.
2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Kabupaten Majalengka telah melaksanakan pembangunan di semua aspek
dan telah ditunjukkan pada beberapa aspek telah mencapai hasil yang diharapkan.
Namun demikian, masih terdapat permasalahan pembangunan di Kabupaten
Majalengka sebagaimana hasil evaluasi pembangunan yang menunjukkan
kesenjangan antara target dengan capaian pembangunan selama kurun waktu 2009-
2013. Kesenjangan tersebut dijadikan input masalah yang harus segera ditangani dan
sebagai agenda utama rencana pembangunan pada 5 (lima) tahun ke depan. Berikut
permasalahan pembangunan yang perlu diprioritaskan penanganannya antara lain:
I. Urusan Wajib
1. Bidang Pendidikan
Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya pemerataan kesempatan
pendidikan bagi seluruh masyarakat (aksesibilitas sekolah); (2) kurangnya mutu
pendidikan termasuk tenaga kependidikan (kualitas guru); (3) masih adanya kondisi
bangunan sekolah yang kurang baik (rendahnya sarana fisik); (4) kurang terpadunya
dan kurang efisiennya manajemen pendidikan (rendahnya relevansi pendidikan
dengan kebutuhan).
2. Bidang Kesehatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 157
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya capaian Indeks
Kesehatan dibandingkan dengan capaian indeks kesehatan Provinsi Jawa Barat;
(2) masih belum signifikannya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB); (3) masih belum meratanya serta kurangnya tenaga medis dan
paramedis khususnya dokter spesialis; (4) masih rendahnya prilaku hidup bersih dan
sehat, status gizi dan kesehatan ibu serta kondisi kesehatan lingkungan ibu hamil;
(5) rendahnya penanganan tingkat pelayanan kesehatan dasar khusus untuk penduduk
miskin: (6) masih tingginya unmet need sehingga masih banyaknya Pasangan Usia
Subur (PUS) yang tidak ber-KB akan mempengaruhi terhadap kelahiran; (7) masih
rendahnya manajemen kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional di pelayanan kesehatan
dasar; (8) belum adanya Fasilitas Rumah Sakit berstatus Trauma Center dan
KIA/Obstreti–Ginekologi; (9) masih kurangnya tenaga dokter spesialis di rumah
sakit; (10) belum adanya Puskesmas Modern di kawasan Bandara Internasinal Jawa
Barat.
3. Bidang Pekerjaan Umum
Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya cakupan infrastruktur yang
memadai dan berkualitas terutama pada daerah-daerah yang terpencil; (2) masih
terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur sebagai penunjang aktivitas ekonomi
masyarakat desa; (3) masih adanya kondisi jalan kabupaten yang rusak berat;
(4) belum optimnalnya ketersediaan pengairan untuk pertanian;; (5) masih adanya
kekurangan air di sebagian besar wilayah terutama di musim kemarau yang
mengakibatkan kekeringan dan gagal panen pada beberapa komoditas pertanian;
(6) masih banyak saluran irigasi yang mengalami rusak berat.
4. Bidang Perumahan
Permasalahan utamanya adalah (1) rendahnya kualitas perumahan dari aspek
sanitasi; (2) masih banyaknya kondisi rumah tidak layak huni; (3) masih banyaknya
backlog penyediaan perumahan bagi masyarakat; (4) kurang lengkapnya penyediaan
fasilitasi umum dan fasilitas sosial dalam lingkungan perumahan.
5. Bidang Penataan Ruang
Permasalahan utamanya adalah (1) Belum ditetapkannya sebagai wilayah
kecamatan dalam dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); (2) Belum
ditetapkannya zonasi dalam rangka pemanfaatan ruang; (3) belum adanya regulasi
untuk menetapkan Rencana Induk (Masterplan) dari setiap kawasan; (4) Belum
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 158
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 disusunnya penegasan ruang secara substansial untuk Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta
Pusat Pelayanan Lingkungan; (5) belum sinergisnya perencanaan kawasan strategis
terutama di wilayah rencana BIJB Kecamatan Kertajati.
6. Bidang Perencanaan Pembangunan
Permasalahan utama perencanaan pembangunan adalah (1) sinkronisasi
dokumen rencana pembangunan antar pusat dan daerah belum optimal; (2) kualitas
dan kuantitas sumberdaya perencanaan masih rendah.
7. Bidang Perhubungan
Permasalahan utamanya adalah (1) kurang optimalnya pengembangan
jaringan trayek; (2) kurang optimalnya peningkatan fungsi terminal; (3) belum
adanya pembangunan terminal terpadu khususnya dikaitkan dengan Masterplan
Kebandaraan; (3) masih kurangnya fasilitas keselamatan transportasi darat atau Lalu
Lintas Angkutan Jalan (LLAJ); (4) masih rendahnya uji kelaikan kendaran bermotor
bagi masyarakat;
8. Bidang Lingkungan Hidup
Permasalahan utamanya adalah (1) luas lahan kritis sudah semakin parah
termasuk kondisi lahan kritis; (2) Tingginya degradasi lahan di bagian hilir, erosi
dan bencana banjir; (3) hilangnya fungsi konservasi kawasan bantaran sungai;
(4) rusaknya perlindungan terhadap mata air; (5) berkurangnya sumur-sumur
resapan; (6) sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan perkotaan;
(7) seringnya perubahan jadwal tanam; (8) kurannya pengendalian hama dan
penyakit; (8) tingginya kerusakan produksi agro; (9) masih banyaknya pencemaran
air dan tanah pada daerah hulu; (10) kurangnya daya tampung sungai yang
mengalir ke hilir; (11) meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola
kehidupan masyarakat yang kurang arif dalam mengelola kawasan konservasi,
sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah hulu yang berakibat
berkurangnya kuantitas resapan limpasan air permukaan dan menurunnya kandungan
air tanah serta semakin banyaknya kejadian bencana dan bertambah luasnya potensi
bencana yang terjadi setiap tahunnya.
9. Bidang Pertanahan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 159
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Permasalahan utamanya adalah (1) banyaknya tanah belum bersertifikat;
(2) belum maksimalnya penyelesaian sengketa tanah yang merupakan asset
pemerintah daerah yang dikuasai oleh masyarakat dan pihak lain; (3) sulitnya
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
10. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan utamanya adalah (1) masih belum sempurnanya sistem
pendataan dan pengendalian data kependudukan; (2) masih tingginya tingkat
urbanisasi : (3) belum terintegrasinya data ketenagakerjaan, data penduduk miskin
dalam data kependudukan.
11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya partisipasi perempuan di
lembaga pemerintahan, Politik, Organisasi Bisnis dan Organisasi Masyarakat;
(2) masih adanya kekerasan dalam rumah tangga; (3) belum tuntasnya penanganan
pengaduan/laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya MOP dan masih
banyaknya unamet need; (2) masih perlunya peningkatan peserta KB yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
13. Bidang Sosial
Parmasalahan utamanya dalah (1) ketidakberimbangan pesatnya
perkembangan suatu wilayah dengan kemampuan lokal (SDM, kebijakan daerah
yang belum mendukung, berkurangya modal sosial dan lain sebagainya); (2) masih
terbatasnya penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, wanita tuna susila dan
penyakit sosial lainnya; (3) masih tingginya penyandang PMKS ; (4) adanya
kenaikan penduduk yang menderita HIV/AIDS dan lain sebagainya.
14. Bidang Ketenagakerjaan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih kecilnya laju penyerapan tenaga
kerja; (2) masih rendahnya kapasitas tenaga kerja atau minimnya kompetensi dan
keterampilan pencari kerja; (3) belum termapingnya ketenagakerjaan; (4) masih
rendahnya pemantauan dan perlindungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar
negeri.
15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 160
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya permodalan dan terbatasnya
akses pembiayaan; (2) masih kurangnya bimbingan manajemen usaha kecil dan
menengah: (3) masih sedikitnya fasilitas tata niaga produk UMKM; (4) masih
rendahnya peluang yang diberikan bagi koperasi untuk berkompetisi dalam
penyedian barang dan jasa; (5) masih kurangnya fasilitasi kerjasama KUMKM
dengan pelaku usaha yang berskala besar; (6) belum tersedianya ruang famer hasil
produksi UMKM; (6) kualitas produk UMKM yang masih dibawah standar nasional;
(7) masih rendahnya penerapan tekhnologi dan kurangnya inovasi produk UMKM.
16. Bidang Penanaman Modal
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya promosi potensi
investasi daerah; (2) belumnya adanya insentif dan disentif investasi; (3) masih
kurangnya regulasi berkenaan dengan percepatan penanaman modal di daerah;
(4) masih rendahnya iklim investasi; (5) belum adanya kawasan industri terpadu;
(6) masih rendahnya pemanfatan bahan baku lokal dalam investasi; (7) masih
terbatasnya infrastuktur pendukung atas penanaman modal.
17. Bidang Kebudayaan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya frekuensi dan intensitas
penyelenggaraan festival seni dan budaya; (2) kurang terpromosikannya budaya
lokal; (3) belum adanya sarana prasarana pagelaran seni dan budaya yang
representatif; (4) kurangnya pemeliharaan benda, situs dan kawasan cagar budaya
yang dilestarikan; (5) kurangnya pelestarian kesenian tradisional khas daerah.
18. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya kepeloporan dan
kepemimpinan di lingkungan pemuda; (2) masih kurangnya penggerakan potensi-
potensi dan sumber daya kepemudaan dan olahraga yang ada di masyarakat;
(3) masih kurangnya kapasitas pemuda dalam peran serta pembangunan; (4) masih
sedikitnya jumlah sarana olah raga yang meliputi lapangan olah raga, dan
gelanggang olah raga.
19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya pemahaman kehidupan
berbangsa dan bernegara pada sebagian kelompok masyarakat; (2) masih terjadinya
fluktuasi partisipasi politik ; (3) masih kurangnya pembinaan ketahanan nasional dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 161
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 bela negara kepada organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan dan organisasi
lembaga swadaya masyarakat
20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja pemerintahan; (2) masih kurang kesesuaian penempatan dan
promosi dalam jabatan dengan kompetensi dan prestasi kerja; (3) pengembangan
pegawai belum sepenuhnya berdasarkan kebutuhan kompetensi; (4) penghasilan
pegawai belum memenuhi prinsip sistem merit; (5) masih terbatasnya kemampuan
sumber daya manusia kecamatan; (6) masih terbatas dan regulasi kewenangan
kecamatan; (7) belum terwujudnya kemandirian desa; (8) masih rendahnya kapasitas
pemerintahan desa; (9) masih belum terpenuhinya rasio jumlah polisi pamong praja;
(10) masih kecilnya rasio jumlah perlindungan masyarakat untuk per jumlah
10.000 penduduk; (11) masih rendahnya penegakan peraturan daerah; (12) belum
lancarnya pelaksanaan sistem informasi manajemen Pemerintah Daerah; (13) masih
rendahnya cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang
berkatagori baik; (14) belum mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
untuk pengelolaan keuangan daerah;
21. Bidang Ketahanan Pangan
Permasalahan utamanya adalah (1) beralih fungsinya lahan pertanian menjadi
kawasan industri dan pemukiman; (2) masih tingginya angka konsumsi beras per
kapita mencapai 89 kg/kapita/tahun sementara penduduk dunia hanya
60 kg/kapita/tahun; (3) cadangan pangan pemerintah Kabupaten Majalengka yang
masih kosong sementara target SPM 100 ton; (4) Pola Pangan Harapan (PPH) masih
rendah.
22. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya kapasitas sumber daya
aparatur pemerintah desa dalam mengelola administrasi baik tentang keuangan,
program dan kegiatan serta kegiatan lainnya; (2) masih kurang bimbingan, asistensi
dan supervisi dalam menumbuhkembangkan keswadayaan atau kemandirian
masyarakat.
23. Bidang Statistik
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 162
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Permasalahan utamanya adalah (1) masih terdapat sumber/referensi data
pembangunan yang berbeda-beda dari SKPD dan BPS; (2) masih rendahnya akses
masyarakat terhadap data statistik.
24. Bidang Kearsipan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya manajemen kearsipan ;
(2) masih kurangnya sumber daya pengelola arsip pada setiap Organisasi Perangkat
Daerah (OPD); (3) masih kurangnya pembinaan penatakelolaan kearsipan pada
setiap Organisasi Perangkat Daerah dan Kecamatan.
25. Bidang Komunikasi dan Informatika
Permasalahan utamanya adalah (1) Minimnya infrastrtuktur dan SDM di
bidang layanan komunikasi dan informatika; (2) masih rendahnya pemanfaatan
IPTEK oleh masyarakat.
26. Bidang Perpustakaan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya sarana prasarana
perpustakaan terutama perpustakaan desa; (2) masih kurangnya sumber daya
pengelola perpustakaan; (3) masih rendah manajemen perpustakaan; (3) masih
rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan; (4) kurang lengkapnya referensi
sumber bacaan dan kepustakaan; (5) belum dilibatkannya perpustakaan daerah
pengembangan penelitian (research).
II. Urusan Pilihan
1. Bidang Pertanian
Permasalahan utama pembangunan bidang pertanian pada umumnya adalah :
(1) Penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian; (2) Terbatasnya
aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun
minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk; (3) Kelemahan dalam sistem
alih teknologi; (4) terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan;
(5) Masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani
tidak dapat menikmati harga yang lebih baik; (6) Semakin tingginya alih fungsi lahan
pertanian ke industri dan perumahan seiring dengan perkembangan Kabupaten
Majalengka menuju era industrialisasi; (7) masih kurang sinerginya pembangunan
pertanian di sektor on farm, of farm dan of farm hilir sehingga pembangunan
pertanian berbasis kawasan susah untuk di wujudkan; (8) Fluktuasi iklim yang tidak
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 163
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 bisa diprediksi; (9) Fluktuasi harga akibat produk pertanian yang perishable;
(10) Kemampuan SDM petani masih rendah belum berorientasi bisnis.
2. Bidang Kehutanan
Permasalahan utama pembangunan kehutanan yang terjadi selama ini adalah :
(1) rendahnya angka rehabilitasi hutan dan lahan di bandingkan dengan jumlah lahan
kritis yang ada; (2) masih rendahnya peran serta masyarakat dalam perlindungan dan
konservasi alam; (3) tingginya erosivitas di Daerah Aliran Sungai; (4) belum adanya
varietas tanaman hutan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan waktu yang
relative cepat; (5) masih tingginya angka kemiskinan masyarakat di sekitar hutan;
(6) belum adanya penata batasan kawasan lindung Kabupaten Majalengka;
(7) Konflik penggunaan lahan.
3. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Permasalah utama dalam bidang Energi dan Sumber Daya Mineral adalah :
(1) pemanfaatan energi listrik yang hemat sebagai antisipasi masuknya berbagai
industri ke Kabupaten Majalengka; (2) masih belum terpenuhinya kebutuhan listrik
perdesaan; (3) masih rendahnya pengelolaan wilayah pertambangan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
4. Bidang Pariwisata
Permasalahan utama di bidang pariwisata adalah (1) belum optimalnya
penataan objek wisata sebagai sebuah destinasi ; (2) kurangnya integrasi objek wisata
dengan komponen pendukung lainnya: (3) belum adanya kerjasama antara
pemerintah daerah dengan pihak swata dalam pengembangan objek wisata;
(4) kurangnya promosi objek wisata; (5) kurang tersedianya infrastruktur pendukung
menuju objek wisata; (6) kurangnya manajemen pengelolaan kepariwisataan daerah.
5. Bidang Kelautan dan Perikanan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya pengetahuan, sikap dan
keterampil petani dalam budidaya perikanan; (2) masih rendahnya penggunaan
teknologi budidaya dan pasca panen perikanan; (3) masih tingginya harga pakan di
tingkat petani; (4) masih kurangnya akses petani terhadap permodalan; (5) masih
memakai sistem budidaya ikan secara tradisional; (6) kurang berfungsinya
kelembagaan yang bergerak di sektor perikanan; (7) belum adanya pengelolaan
perikanan yang teritegrasi antara sektor hulu dan hilir.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 164
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 6. Bidang Perdagangan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih terbatasnya sarana
perdagangan/distribusi karena fasilitas pasar baik pasar pemda maupun pasar desa
kondisinya kurang memadai; (2) kebijakan yang mengatur mata rantai dari hulu ke
hilir tidak jelas; (3) kurang memadainya kualitas SDM; (4) pengawasan bidang
ekspor masih lemah.
7. Bidang Perindustrian
Permasalahan utamanya adalah (1) belum tersedianya kawasan industri;
(2) pemanfaatan bahan baku lokal yang masih rendah; (3) aksesibilitas permodalan
yang terbatas; (4) inovasi produk masih rendah; (5) penguasaan teknologi yang
masih rendah; (6) masih relatif rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM);
(7) belum tersedianya/terfasilitasinya ruang pamer hasil produksi; (8) aksesibilitas
perbankan masih rendah untuk mendukung industri kecil; (9) kualitas produk belum
memenuhi standar.
8. Bidang Ketransmigrasian
Permasalahan utama Bidang ketransmigrasian adalah (1) kurangnya motivasi
masyarakat untuk mengikuti transmigrasi; (2) rendahnya minat masyarakat untuk
ikut program transmigrasi.
2.4. Isu Strategis Eksternal 2.4.1. Isu Strategis Nasional
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
belum dapat diselesaikan pada tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka
panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara
bertahap. Terdapat 42 isu strategis yang menjadi fokus dalam skala nasional pada
Tahun 2014, yaitu : (1) Isu kategori pemantapan perekonomian nasional, yaitu
konektivitas mendorong pertumbuhan, perkuatan kelembagaan hubungan industrial,
peningkatan kemampuan Iptek, pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan
produksi jagung, kedelai dan gula, diversifikasi pemanfaatan energi dan percepatan
pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat; (2) Isu kategori peningkatan
kesejahteraan rakyat, yaitu: pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, penurunan angka
kematian ibu dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi layak, perluasan
program keluarga harapan, pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 165
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 (MP3KI), mitigasi bencana; (3) Isu kategori pemeliharaan stabilitas sosial dan
politik, yaitu : percepatan pembangunan Minimum Essential Force, pemantapan
keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme, pelaksanaan Pemilu 2014;
(4) Isu prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola, yaitu : pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi; (5) Isu prioritas pendidikan, yaitu : peningkatan akses
pendidikan dasar dari keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi ruang kelas (RK)
rusak, pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014, pelaksanaan pendidikan
menengah universal; (6) Isu kategori prioritas kesehatan, yaitu penurunan dan
pencegahan penyakit (HIV AIDS dan Malaria), peningkatan akses dan kualitas
pelayanan KB yang merata; (7) Isu kategori prioritas ketahanan pangan, yaitu :
kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan produksi perikanan; (8) Isu kategori
prioritas infrastruktur, yaitu : penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang
peningkatan kesejahteraan, penyediaan infrastruktur yang mengurangi kesenjangan
antar wilayah, penyediaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan
energi; (9) Isu kategori prioritas iklim investasi dan iklim usaha, yaitu : sistem
logistik nasional, pengembangan fasilitas pendukung KEK yang telah ditetapkan dan
penetapan KEK Baru; (10) Isu kategori prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi
minyak dan gas bumi, peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; (11) Isu kategori prioritas lingkungan hidup
dan pengelolaan bencana, yaitu : pengendalian perubahan iklim, peningkatan kualitas
lingkungan; (12) Isu kategori prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca
konflik, yaitu : pembangunan daerah tertinggal, penguatan diplomasi dan
pembangunan infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom Immigration Quarantine
Security (CIQS) kawasan perbatasan; (13) Isu kategori prioritas lainnya bidang
politik, hukum dan keamanan, yaitu : pembinaan pemasyarakatan; 14) Isu kategori
prioritas lainnya bidang perekonomian, yaitu : akselerasi industrialisasi dengan
sasaran pertumbuhan industri non-migas, peningkatan pemahaman dan kesiapan
indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015; (15) Isu
kategori prioritas lainnya bidang kesejahteraan rakyat, yaitu : peningkatan kerukunan
beragama, peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan
internasional.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 166
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Isu strategis nasional tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
beberapa rencana pembangunan pemerintah pusat yang dilaksanakan di wilayah
Kabupaten Majalengka antara lain sebagai berikut :
1. Posisi Strategis Majalengka Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Dalam rangka pemetaan dan pengembangan pembangunan nasional yang
bersinergis, pemerintah pusat melakukan pemetaan dan penetapan Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung,
Semarang dan Cirebon sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional berbasis jasa
perdagangan dan industri.
Posisi Kabupaten Majalengka yang merupakan perlintasan antara Jawa Barat
(Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbangkertosusila, menjadi
keuntungan sendiri dalam memanfaatkan pengaruh investasi yang mungkin menjalar
ke Kabupaten Majalengka.
2. Pembangunan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cikapa)
Pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan Jalan Tol Cikopo-
Palimanan sebagai kelanjutan pembangunan Jalan Tol Kanci, dimaksudkan sebagai
alternatif pemecahan masalah transportasi akibat semakin beratnya beban lalu lintas
kendaraan yang melewati Jalur Pantai Utara yang akan menuju Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini akan melewati Kabupaten
Majalengka dengan 2 (dua) interchange utama yaitu pada ruas Jalan Provinsi
(Kadipaten-Jatitujuh) dan ruas Jalan Kabupaten (Bongas- Bantarwaru), dan sekaligus
akan membuka akses pada kawasan rencana Bandara Internasional Jawa Barat di
Kertajati.
3. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Kertajati) Pemerintah akan membangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
(Kertajati). Rencana jalan tol ini dimaksudkan untuk mempercepat akses dari
Kawasan BIJB menuju ibu kota provinsi, dan juga untuk mengurangi beban lalu
lintas jalan negara (Kadipaten-Sumedang-Bandung) yang saat ini kondisi jalurnya
rentan terhadap bencana longsor.
4. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional di Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 167
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Peningkatan Pelabuhan Laut Cirebon dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan ekonomi dan industri di Jawa Barat yang cukup pesat, mendorong
keseimbangan akselerasi pembangunan wilayah Jawa Barat, mendukung sektor
transportasi nasional dan sebagai penyangga kegiatan Pelabuhan Tanjung Priuk.
Keuntungan yang akan diperoleh Kabupaten Majalengka dengan
berkembangnya kegiatan Pelabuhan Cirebon yaitu akan terpacunya pertumbuhan
kegiatan sosial ekonomi dan industri. Hasil komoditas unggulan di Kabupaten
Majalengka akan lebih mudah untuk dipasarkan ke luar pulau bahkan ke luar negeri.
Juga dengan adanya kegiatan pelabuhan yang memberikan akses kemudahan
transportasi akan mendukung pertumbuhan industri karena di Kabupaten Majalengka
memiliki potensi lahan, tenaga kerja yang banyak dan berkualitas serta sumber daya
alam yang cukup.
2.4.2. Isu Strategis Regional
Pada Tahun 2014 Provinsi Jawa Barat mengangkat 17 isu strategis
pembangunan daerah, sebagai berikut : 1) Aksesibilitas dan kualitas pendidikan,
kepemudaan serta kualitas kesehatan; 2) Dukungan penyelenggaraan Pekan Olahraga
Provinsi Tahun 2014 dan Pekan Olahraga Nasional Tahun 2016 serta sarana
prasarana olahraga kabupaten/kota; 3) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya;
4) Pengangguran, ketenagakerjaan dan pengurangan kemiskinan; 5) Kualitas
perekonomian, daya beli masyarakat dan Ketahanan Pangan; 6) Kualitas demokrasi
dan Pemilu nasional tahun 2014; 7) Efektivitas tata kelola Pemerintahan daerah;
8) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat; 9) Perlindungan hukum dan
Hak Asasi Manusia (HAM); 10) Pengelolaan aset daerah; 11) Penegakan dan
harmonisasi produk hukum, 12) Cakupan pelayanan infrastruktur dan permukiman
serta pelibatan komunitas; 13) Ketahanan energi dan kualitas air baku; 14) Lahan
kritis dan kualitas lingkungan hidup; 15) Bencana alam dan perubahan iklim;
16) Kualitas Pemerintahan Desa dan infrastruktur perdesaan; 17) Pelestarian budaya,
sarana seni dan budaya, serta destinasi wisata.
Isu strategis provinsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rencana-
rencana pembangunan pemerintah provinsi yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten
Majalengka, yaitu :
1. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aero City.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 168
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aero
City di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, sesuai dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010, di lokasi dengan peringkat
tertinggi yaitu di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Pada Tahun 2005, isu
Jawa Barat tersebut dikukuhkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan R.I Nomor
KM 34 Tahun 2005 tentang Penetapan lokasi pembangunan BIJB di Kabupaten
Majalengka.
Pada Tahun 2012 telah dibebaskan lahan untuk Bandara seluas 718,5 Ha,
pada tahun 2013 direncanakan akan dibebaskan lahan seluas 251,5 Ha, pada tahun
2014 sisa lahan yang perlu dibebaskan seluas 830 Ha. Pada awal tahun 2013 sedang
dilaksanakan proses lelang, dan direncanakan pembangunan run way sepanjang
2.500 M akan dimulai pada bulan Juni 2013. Hal ini berdampak pada masalah sosial
ekonomi masyarakat, yang perlu segera ditangani secara komprehensif.
2. Relokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Dalam perkembangan selanjutnya, Departemen Perindustrian Republik
Indonesia juga telah membuat perencanaan suatu Kawasan Industri Terpadu dalam
bidang tekstil, yang diperuntukkan sebagai pengalihan kawasan industri yang ada di
wilayah Bandung Timur, yang keberadaannya saat ini telah mengalami kejenuhan.
Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mengikuti struktur pohon
industrinya, mulai dari perkembangan (industri serat) ke intermediate (industri
staple dan filamen, tenun dan rajut), hingga hilir (industri pakaian jadi dan barang
jadi tekstil termasuk karpet). Struktur industri TPT telah berkembang, baik secara
vertikal maupun horizontal, sehingga dapat menarik dan akan terkait dengan
sektor-sektor ekonomi lainnya. Perencanaan ini, telah sesuai dengan RTRW
Kabupaten Majalengka 2011–2031, dalam rencana struktur ruang wilayah PKL
(Pusat Kegiatan Lokal) Kertajati memiliki fungsi pelayanan sebagai kawasan
komersial dan jasa, kawasan industry terpadu, akawasan BIJB, pengembangan
kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian yang meliputi Kecamatan Kertajati,
Jatitujuh dan Ligung. Oleh karena itu perencanaan kawasan industri pada kawasan
sekitar BIJB perlu didukung dan ditindaklanjuti.
Sebagai upaya dukungan terhadap rencana pengembangan industri TPT di
Kecamatan Kertajati, Pemerintah Kabupaten Majalengka mengeluarkan Surat Bupati
Majalengka Nomor : 534/4033/Dalprog tanggal 30 Nopember 2006, perihal Rencana
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 169
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Penetapan Lokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten
Majalengka.
3. Pembangunan Waduk Jatigede
Pembangunan Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, akan
berpengaruh besar terhadap kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti : Kabupaten
Indramayu, Cirebon dan Majalengka. Pengaruh pembangunan Waduk Jatigede
terhadap wilayah sekitarnya antara lain meliputi aspek sosial ekonomi, sosial budaya
dan biogeofisik. Pengaruh terhadap Kabupaten Majalengka antara lain pada aspek
biogeofisik yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas sumber daya air serta
perluasan prasarana fisik sungai dan irigasi. Sedangkan pengaruhnya terhadap aspek
sosial ekonomi secara langsung adalah meningkatnya kegiatan perekonomian yang
memanfaatkan sumber daya air untuk pertanian dan perikanan.
4. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Rancaekek - Jatinangor - Tanjungsari - Kertajati - Kadipaten - Cirebon
Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam membangun perekonomian
yang kuat di daerah-daerah, dibuktikan dengan banyaknya rencana pembangunan
infrastruktur transportasi di daerah. Salah satunya dengan adanya rencana
pembangunan rel kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten Majalengka.
Dalam rangka mendukung rencana sistem transportasi Kabupaten Majalengka
seiring dengan akan hadirnya bandara internasional Jawa Barat, maka pembangunan
jaringan kereta api akan mengisi dan melengkapi kebutuhan sistem transportasi di
Kabupaten Majalengka. Berfungsinya kembali jaringan kereta api di Kabupaten
Majalengka diharapkan akan memudahkan proses pergerakan barang dan jasa
sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi yang dapat meningkatkan
perekonomian Kabupaten Majalengka. Rencana pembangunan jaringan kereta api
baru (Bandung-Cirebon) dengan jalur Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Kertajati-
Kadipaten-Cirebon akan mendukung keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat
yang ada di Kabupaten Majalengka.
Keberadaan jaringan kereta api dan pelayanannya akan melengkapi pelayanan
terhadap penumpang, terutama untuk mempermudah akses menuju Bandara
Internasional Jawa Barat serta sebagai alternatif saranatransportasi regional yang
menghubungkan Majalengka – Cirebon, Majalengka – Bandung, Indramayu –
Majalengka – Sumedang – Bandung. Majalengka – Sumedang – Bandung.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 170
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Pembangunan Infrastruktur transportasi Kereta Api yang melintasi kawasan
Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memacu kegiatan perekonomian terutama
dalam hal distribusi hasil-hasil produksi dan mobilitas penduduk yang ada di
Kabupaten Majalengka.
2.4.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Majalengka
Isu strategis pembangunan Kabupaten Majalengka merupakan permasalahan
yang berkaitan engan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima
tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi berkelanjutan
pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Memperhatikan
Isu strategis nasional, regional dan permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi
oleh Kabuaten Majalengka, adapaun isu strategis pembangunan Kabupaten
Majalengka adalah sebagai berikut :
1. Perwujudan Pendidikan gratis dalam rangka penuntasan pendidikan dua belas
tahun (Pendidikan Universal).
Kebijakan otonomi satuan pendidikan dilandasi bahwa sekolah sebagai lembaga
profesional yang bertanggung jawab terhadap klien yang diwakili oleh komite
sekolah dan dewan pendidikan. Fungsi pemerintah adalah fasilitator untuk
mendorong sekolah agar berkembang menjadi lembaga otonomi yang
profesional sehingga mutu pelayanan pendidikan memberikan kepuasan
terhadap masyarakat.
2. Peningkatan Tatakelola Pemerintahan yang baik (good governance).
Merupakan suatu kebutuhan dan harapan dalam pelaksanaan Reformasi
Birokrasi yaitu terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP); terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat
dengan predikat Sangat Baik; Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
Pemerintah Kabupaten Majalengka minimal memperolah katagori “CC”.
3. Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah BIJB dan
kawasan industri;
4. Relokasi dan pengembangan sarana kesehatan pelayanan dasar (Puskesmas
Sukamulya) di sekitar kawasan BIJB dan revitalisasi Puskesmas di sekitar
kawasan industri yang akan dikembangkan sebagai Puskesmas modern;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 171
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 5. Pengembangan RSUD Cideres menjadi pusat rujukan dengan keunggulan
trauma center dan peningkatan menjadi kelas B;
6. Pengembangan RSUD Majalengka yang memiliki keunggulan dalam pelayanan
KIA/obstretri-ginekologi dan pelayanan pengobatan penyakit infeksi;
7. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;
8. Ketahanan pangan;
9. Penanggulangan bencana dan antisipasi perubahan iklim;
10. Pembentukan Lahan sawah berkelanjutan;
11. Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat Green
provice;
12. Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak;
13. Bioteknologi pertanian;
14. Pembangunan waduk kadu malik dan pasir kuda;
15. Pembangunan kawasan Agropolitan/Minapolitan dan Agroforesty;
16. Konflik penggunaan lahan untuk perkebunan, peternakan dan kehutanan;
17. Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan yang
aman, sehat, utuh dan halal;
18. Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan bagi produk
pertanian, perkebunan dan peternakan;
19. Pengendalian pemulihan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar
hutan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB II - 172
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Kerangka kebijakan kinerja ekonomi daerah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan kerangka kebijakan perkonomian regional dan nasional, oleh
sebab itu penentuan arah kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Majalengka tetap
harus memperhatikan arah kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang
dalam RKPD Provinsi dan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam RKP. Selain itu
juga, kebijakan-kebijakan ekonomi yang disusun pada RKPD Tahun 2015 harus
diarahkan pada pencapaian Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati pada tahun
2015 dan pemecahan atas permasalahan serta isu-isu strategis Kabupaten
Majalengka. Hal ini ditujukan agar adanya konsistensi terhadap proses pencapaian
tujuan pemerintah daerah yang tertuang dalam RPJMD yang dijabarkan dalam
rencana kerja tahunan pemerintah daerah yang tertuang dalam RKPD.
Kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Majalengka tahun 2015 diarahkan
pada akselerasi atau percepatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai upaya
pembangunan yang melibatkan masyarakat dan dunia usaha serta memanfaatkan
program pembangunan yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi. Untuk itu
kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Majalengka tahun 2015 disusun bersinergi
dengan arah kebijakan ekonomi nasional dan provinsi.
Sehubungan dengan berakhirnya periode RPJMN Tahun 2010-2014 maka,
kebijakan ekonomi nasional tahun 2015-2019 mengacu kepada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang merupakan
tahapan ketiga RPJPN dengan fokus membangun keunggulan kompetitif, SDM, dan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kebijkanan ekonomi nasional tahun
2015 diproyeksikan masih terfokus pada peningkatan ketahanan pangan, diantaranya
yaitu :
1. Pencapaian surplus beras 10 juta ton per tahun;
2. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan penanganan daerah rawan
pangan;
3. Peningkatan produksi ternak dalam rangka mendukung swasembada daging.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Sedangkan pemerintah Provinsi Jawa Barat pada RPJMD
2013-2018 memfokuskan kebijakan ekonominya pada 2 (dua) Common Goals yaitu :
1. Meningkatkan Ekonomi Pertanian dengan sasaran sebanyak 5 (lima) sasaran
yaitu :
a. Meningkatnya produksi benih/bibit Jawa Barat;
b. Mengembangkan produk pertanian Jawa Barat;
c. Terwujudnya pengelolaan luas lahan pertanian berkelanjutan dan
pengendalian stok pangan serta keanekaragaman bahan pangan pada sentra
produksi;
d. Terkendalinya tingkat kerawanan pangan dan kecukupan gizi masyarakat;
e. Meningkatnya dukungan infra struktur di sentra produksi pangan.
2. Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian dengan sasaran sebanyak 5 (lima)
sasaran yaitu :
a. Meningkatnya perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan
peningkatan kemampuan tenaga kerja;
b. Meningkatnya perbaikan iklim usaha yang kondusif untuk
mempertahankan dan menumbuhkan investasi;
c. Meningkatnya peran kelembagaan keuangan perbankan dan non perbankan
dalam memacu pertumbuhan ekonomi Jawa Barat;
d. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas unggulan daerah yang
bernilai tambah dan berdaya saing;
e. Meningkatnya industri kreatif dan penumbuhan wirausahawan muda kreatif.
Kebijakan ekonomi Kabupaten Majalengka tahun 2015 difokuskan pada
upaya penyelesaian isu-isu strategis yang meliputi :
1. Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah BIJB dan
kawasan industri;
2. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;
3. Ketahanan pangan;
4. Optimalisasi lahan sawah berkelanjutan;
5. Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat Green
Provice;
6. Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 3
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 7. Bioteknologi pertanian;
8. Pembangunan waduk kadu malik dan pasir kuda;
9. Pembangunan kawasan Agropolitan/Minapolitan dan Agroforesty;
10. Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan yang
aman, sehat, utuh dan halal;
11. Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan bagi produk
pertanian, perkebunan dan peternakan.
Strategi pembangunan ekonomi Kabupaten Majalengka diarahkan pada upaya
memacu peningkatan kemajuan perekonomian masyarakat melalui pendekatan
ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya alam serta
unggulan daerah yang dimiliki. Selain itu juga menyikapi dan memanfaatkan rencana
pembangunan infrastruktur strategis berskala nasional dan regional yang akan
dibangun di Kabupaten Majalengka.
Sektor pertanian yang masih menjadi salah satu penggerak ekonomi rakyat,
sesuai dengan misi yang diemban lebih difokuskan pada konsep pertanian yang
berbasis agribisnis dengan menerapkan tekonologi tepat guna dan inovasi dalam
kawasan-kawasan sentra produksi yang dipadukan dengan penciptaan agrowisata
yang diharapkan mampu mendongkrak pendapatan petani yang merupakan mayoritas
kemiskinan di Kabupaten Majalengka. Peningkatan keberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) diarahkan pada penumbuhan klaster-klaster dan
pengembangan agroindustri, sangat potensial dapat meningkatkan perekonomian
rakyat Kabupaten Majalengka, khususnya di perdesaan.
Merespon isu nasional dan regional yang akan mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Majalengka dengan adanya pembangunan BIJB, jalan Tol Cisumdawu,
dan Tol Cikapa, maka pembangunan daerah juga difokuskan pada upaya peningkatan
investasi, industri, perdagangan, jasa dan pariwisata di Kabupaten Majalengka.
Pengaruh besar investasi, industri, perdagangan, jasa dan pariwisata diharapkan
menimbulkan multiplayer efek yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Oleh karena
itu, diperlukan pula dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
handal untuk ikut serta dalam mengisi pembangunan.
Arah kebijakan ekonomi tersebut menjadi dasar dalam memecahkan isu
strategis dan masalah yang mendesak dalam pembangunan daerah serta menjadi
dasar perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 4
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 dilaksanakan pada tahun 2015. Melalui kebijakan tersebut di atas, diharapkan hasil-
hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Majalengka.
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 Keberhasilan Indonesia dalam melewati krisis ekonomi global telah
membawa kemajuan bagi kesejahteraan masyarakat, tidak saja dalam meningkatkan
pendapatan perkapita, namun juga perbaikan berbagai indikator sosial ekonomi
lainnya termasuk Indeks Pembangunan Manusia.
Indonesia saat ini memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian
global, menempati urutan ke-10 besar negara di dunia, namun tantangan ke depan
pembangunan ekonomi tidaklah mudah untuk diselesaikan, dinamika ekonomi
domestik dan global mengharuskan selalu siap terhadap perubahan.
Perekonomian Indonesia dalam jangka menengah diperkirakan akan tetap
bergerak dalam lintasan pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun diiringi dengan
tetap terkendalinya laju inflasi. Permintaan domestik diperkirakan akan tetap menjadi
kekuatan utama pertumbuhan ekonomi, sementara itu, kinerja ekspor juga akan
kembali mengalami penguatan sejalan dengan mulai bangkitnya perekonomian
global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 masih cukup tinggi,
didukung oleh permintaan domestik yang masih kuat, yaitu mencapai 6,23%. Kinerja
perekonomian Indonesia pada tahun 2012 masih cukup kuat yang didukung stabilitas
makro dan sistem keuangan serta kinerja ekspor yang tetap terjaga.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan tahun
2013 masih mencatat surplus yang cukup besar meski mendapat tekanan pada
transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar
keuangan dan ekonomi global. Berkenaan dengan sisi harga, tahun 2013 diwarnai
oleh inflasi yang menurun. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan
Desember 2013 tercatat sebesar 0,54% atau 4,30% (y-o-y). Rendahnya laju inflasi ini
dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat, yang juga didukung
terjaganya kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta terjaganya
stabilitas harga barang-barang strategis.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 akan tetap berdaya tahan (resilient)
dalam menghadapi tantangan global, diperkirakan akan tumbuh 6,8%. Tahun 2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 5
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 seiring dengan membaiknya ekonomi global, dengan laju inflasi diperkirakan 4,9%.
Diharapkan didukung dengan peningkatan konsumsi masyarakat, peningkatan iklim
investasi, peningkatan pertumbuhan ekspor non migas, penambahan kesempatan
kerja dan pengurangan tingkat pengangguran terbuka.
Berdasarkan kondisi tersebut kebijakan perekonomian Indonesia diarahkan
untuk tetap menjaga ukuran pasar dan daya beli masyarakat, karena untuk jangka
menengah hanya kekuatan permintaan domestik yang mampu diimbangi oleh sisi
produksi yang memungkinkan perekonomian mencapai pertumbuhan yang tinggi
tanpa harus mengorbankan stabilitas harga.
Untuk mendorong sektor riil agar bergerak lebih cepat dan berdaya tahan
tinggi, perbaikan iklim investasi merupakan faktor yang sangat penting. Ketersediaan
infrastruktur dan kualitas institusi yang memadai merupakan bagian penting dari
terciptanya iklim investasi yang kondusif. Infrastruktur yang baik akan menjamin
kelancaran arus barang modal dan input guna terciptanya proses produksi yang
lancar dan fleksibel dalam merespon pasar serta menjamin kelancaran distribusi
barang komoditas maupun hasil industri.
Strategi pemerintah dalam pembangunan ekonomi masyarakat diarahkan
pada : 1) Pro-Poor : Revitalisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk
penanggulangan kemiskinan; 2) Pro-job : Pembenahan sektor riil untuk mampu
menyerap pertumbuhan angkatan kerja baru; 3) Pro-Growth : Pertumbuhan ekonomi
melalui investasi dan ekspor; 4) Pro-Environment : Pembangunan yang ramah
lingkungan.
Kabupaten Majalengka adalah kabupaten yang dikaruniai sumber daya alam
yang berlimpah, penduduk yang produktif, serta berada pada posisi strategis
pembangunan ekonomi di bagian Timur Provinsi Jawa Barat. Namun demikian
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Majalengka belum mencapai tingkat
pertumbuhan yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan.
Mempertimbangkan berbagai potensi unggulan yang dimiliki dan tantangan
pembangunan yang dihadapi baik regional, nasional maupun global yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka, maka
diperlukan transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan ekonomi.
Perwujudan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia tidak saja melalui
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 6
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 peningkatan daya beli semata tetapi harus serta dengan membaiknya pemerataan dan
kualitas hidup seluruh masyarakat.
Struktur perekonomian Kabupaten Majalengka secara umum didominasi oleh
sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor perindustrian. Dominasi sektor
pertanian menunjukkan bahwa sumber mata pencaharian utama masyarakat
Kabupaten Majalengka adalah sektor pertanian. Pada tahun 2012 kontribusi sektor
pertanian terhadap PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp. 1,274 triliun. Pada
tahun 2012 kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Majalengka adalah sektor
pertanian ditunjang oleh produksi tanaman bahan makanan yang mencapai
Rp. 1,058 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran diproyeksikan mencapai
Rp. 1,048 triliun, sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai
Rp. 817,28 miliar dan sektor jasa-jasa diproyeksikan mencapai Rp. 641,93 miliar.
Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012 (Jutaan Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
No S e k t o r Jumlah (Rp)
2010 2011 2012
1. Pertanian 1.205.945,49 1.233.234,80 1.274.278,82 a. Tanaman bahan makanan 1.017.144,74 1.033.284,65 1.058.776 b. Tanaman Perkebunan 41.462,61 43.158,91 46.324,15 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 114.058,37 121.358,10 131.310,51 d. Kehutanan 6.261,07 6.644,24 7.017,40 e. Perikanan 27.018,71 28.788,90 30.850,59 2. Pertambangan dan Penggalian 173.295,46 181.028,12 188.075,13 3. Industri Pengolahan 751.381,24 782.437,81 817.284,31 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 31.326,90 33.689,87 36.332,94 5. Bangunan 214.226,78 232.753,75 253.376,89 6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran 913.194,72 981.378,27 1.048.992,33
7. Pengangkutan dan Komunikasi 287.521,17 302.629,33 313.412,99 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 252.674,74 266.920,61 281.677,01
9. Jasa-jasa 598.318,62 620.920,61 641.934,19 Jumlah 4.427.885,12 4.634.804,39 4.855.364,56
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka tahun 2015 dalam
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 diproyeksikan mencapai
Rp. 4,527 triliun dengan tingkat LPE 5,10%. Angka ini lebih tinggi dari capaian
tahun 2014 yang mencapai Rp. 4,267 triliun dengan tingkat LPE 4,90 %. Sesuai
dengan RPJMD Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018, untuk capaian PDRB
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 7
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 ADH Konstan tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp. 4,527 triliun dengan tingkat
LPE 5,10%.
Realisasi Investasi di Kabupaten Majalengka meningkat cukup signifikan
pada 5 tahun terakhir, yaitu dari Rp.191,937 miliar pada tahun 2009, mejadi
Rp.424,943 miliar pada tahun 2012. Begitu pula jumlah pelaku usaha yang
melakukan investasi meningkat dari 1.252 unit pada tahun 2009, menjadi 1.378 unit
pada tahun 2012. Peningkatan juga terjadai pada jumlah pelaku usaha mikro, kecil
dan menengah Kabupaten Majalengka sebanyak 23.187 orang, dengan klarifikasi
pelaku usaha yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan jasa sebanyak
13.724 orang sedangkan yang bergerak pada bidang usaha industri kecil dan
menengah sebanyak 9.463 orang, dengan menyerap tenaga kerja secara keseluruhan
sebanyak 89.879 orang.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan Tahun 2015 Dengan dibukanya kerja sama ekonomi Asean yang dikenal dengan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, pembangunan ekonomi di Kabupaten
Majalengka secara langsung atau tidak langsung akan dihadapkan pada sejumlah
tantangan akibat pengaruh dari dinamika internal maupun lingkungan strategis
ekonomi global yang terjadi. Beragam tantangan perlu disikapi secara komprehensif
dengan langkah-langkah yang lebih nyata.
Analisis tantangan dan prospek yang ada sangat penting dan dibutuhkan
untuk mengetahui posisi kekuatan dan masalah yang akan dihadapi ke depan.
Tantangan dan prospek perekonomian daerah bisa berasal dari variabel ekonomi
maupun variabel non ekonomi, ditentukan oleh lingkungan internal maupun
eksternal. Variabel-variabel internal disajikan pada tabel 3.2. berikut ini.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 8
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Tabel 3.2.
Variabel Internal Yang Mempengaruhi Prospek Ekonomi Daerah
NO. JENIS VARIABEL
SIFAT KEKUATAN KELEMAHAN
1. EKONOMI 1. Memiliki jumlah penduduk yang dapat berperan sebagai produsen sekaligus pasar potensial, sebagian besar berusaha di bidang pertanian.
2. Memiliki sumber daya alam yang melimpah dan keunggulan komparatif serta belum teroptimalkan
3. Memiliki posisi strategis sebagai pusat pengembangan wilayah provinsi jawa barat di bagian timur yang menciptakan kawasan cepat tumbuh.
4. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi daerah.
1. Rendahnya produktivitas pertanian
2. Kurangnya penanganan pasca panen produk pertanian
3. Belum optimalnya peran sektor UMKM dalam pembangunan ekonomi daerah
4. Belum terbentuknya klaster-klaster agroindustri
5. Belum optimalnya peran kelembagaan ekonomi rakyat
6. Belum optimalnya keterpaduan promosi investasi antar OPD
7. Rendahnya pengembangan potensi wisata daerah
8. Belum optimalnya jaringan infrastruktur jalan penghubung antara pusat pertumbuhan dan hinterlandnya
9. Kurangnya akses permodalan dan informasi pasar.
2. NON
EKONOMI
1. Kondusivitas situasi sosial, politik dan keamanan ketertiban masyarakat
2. Political Will pemerintah melakukan reformasi birokrasi
1. Rendahnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat
2. Rendahnya tingkat keterampilan angkatan kerja
3. Belum optimalnya kualitas SDM aparatur.
4. Peningkatan regulasi pembangunan stagnasi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 9
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Selanjutnya, variabel-variabel eksternal yang diperkirakan akan
berpengaruh terhadap pergerakan indikator-indikator ekonomi daerah adalah
sebagaimana disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Variabel Eksternal Yang Mempengaruhi Prospek Ekonomi Daerah
NO. JENIS VARIABEL
SIFAT PELUANG TANTANGAN
1. Ekonomi 1. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia
2. Akselerasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat, Tol Cisumdawu dan Tol Cikapa
3. Adanya rencana relokasi industri TPT
4. Dimulainya tahapan pembangunan koridor Bandung-Cirebon
5. Dimulainya tahapan pembangunan Metropolitan Cirebon Raya
1. Tingginya alih fungsi lahan, degradasi lahan dan levelling off lahan pertanian.
2. Iklim yang tidak dapat diprediksi
3. Dikuranginya subsidi BBM
4. Semakin ketatnya persaingan global
5. Diberlakukannya Pasar Tunggal ASEAN (AEC)
6. Rencana pembangunan kawasan industri dan pembangunan strategis lainnya di Kabupaten tetangga
7. Belum optimalnya pertumbuhan sektor riil
2. Non Ekonomi Adanya kebijakan tata ruang nasional yang menetapkan Kadipaten sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Jawa Barat dan Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
1. Belum adanya sinkronisasi, integrasi dan koordinasi penyelenggaraan kewenangan urusan antara pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
2. Adanya regulasi/ peraturan baru terkait Kawasan Wilayah Terpadu (KWT).
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 10
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Berdasarkan analisis variabel-variabel internal dan eksternal tersebut di atas,
baik ekonomi maupun non ekonomi, maka pada tahun 2015 disusun suatu strategi
“Memaksimalkan potensi dan peluang serta memperluas perekonomian daerah
untuk kemakmuran masyarakat”.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan keuangan daerah meliputi perkiraan pendapatan daerah, belanja
daerah dan pembiayaan daerah tahun anggaran 2015. Kebijakan pendapatan daerah
selain memuat perkiraan pendapatan daerah juga meliputi langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk pencapaian target pendapatan daerah. Kebijakan belanja
daerah meliputi perkiraan alokasi anggaran belanja, baik belanja tidak langsung
maupun belanja langsung dalam rangka mendanai program dan kegiatan prioritas
pembangunan daerah. Kebijakan pembiayaan daerah merupakan upaya menutup
defisit anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan belanja daerah.
3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
1) Kebijakan
Kebijakan Keuangan Daerah yang merupakan potensi daerah dan sebagai
penerimaan Kabupaten Majalengka sesuai urusannya diarahkan melalui upaya
peningkatan pendapatan daerah dari sektor (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD),
(2) Dana Perimbangan, (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Adapun komposisi penerimaan pendapatan daerah dalam perencanaan
tahunan daerah, yaitu :
1. 9,83% berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
2. 63,52% berasal dari Dana Perimbangan.
3. 26,65% berasal dari Lain-lain Pendapatan yang Sah.
2) Strategi
a) Strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah adalah :
1. Penyusunan dan Penyempurnaan Regulasi Pengelolaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sesuai peraturan perundang-undangan dan potensi daerah;
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam pemenuhan kewajiban
membayar pajak dan retribusi;
3. Penegakan aturan dalam Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 11
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 4. Reformasi Birokrasi Pengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD).
b) Strategi untuk meningkatkan Dana Perimbangan adalah :
1. Optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Penghasilan
Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN) dan PPh Pasal 21;
2. Peningkatan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan;
3. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam peningkatan
Dana Perimbangan;
4. Peningkatan koordinasi dengan OPD terkait di Kabupaten.
c) Strategi untuk meningkatkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah:
1. Optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Provinsi;
2. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Pusat;
3. Menjalin kerjasama dan jejaring dengan lembaga non pemerintah.
3) Upaya yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan dan strategi
Pendapatan Daerah adalah:
a) Pendapatan Asli Daerah :
1. Penyusunan dan penyempurnaan dasar hukum pengelolaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD);
2. Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD);
3. Sosialisasi kebijakan dan aturan pelaksanaan pengelolaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD);
4. Peningkatan layanan secara khusus untuk kemudahan masyarakat dalam
membayar pajak;
5. Pemberian reward bagi wajib pajak berprestasi;
6. Peningkatan fungsi kontrol di dalam maupun antar OPD/unit kerja dalam
pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
7. Peningkatan upaya penertiban atas pelanggaran regulasi yang dilakukan
oleh masyarakat;
8. Optimalisasi denda atas keterlambatan pembayaran pajak dan/atau
retribusi;
9. Penataan kelembagaan OPD Pengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 12
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 10. Peningkatan kompetensi personil OPD Pengelola PAD melalui
Pendidikan dan Pelatihan serta Bimbingan Teknis Pengelolaan PAD;
11. Penerapan standar pelayanan kepuasan publik dengan menggunakan
parameter ISO 9001-2000;
12. Penyusunan Data Base Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD);
13. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan anggaran;
14. Peningkatan pendayagunaan dan pengelolaan aset dan keuangan daerah;
15. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya agar dapat memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Daerah, antara lain melalui peningkatan
sarana, prasarana, kemudahan prosedur pelayanan terhadap
konsumen/nasabah dalam meningkatkan persaingan usaha, serta
mengoptimalkan peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai
dengan peraturan;
b) Dana Perimbangan :
1. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi vertikal sebagai upaya
peningkatan kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak pusat;
2. Penyusunan regulasi dalam rangka peningkatan pendapatan daerah dari
Dana Perimbangan;
3. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi
sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian Keuangan cq.
Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana
perimbangan keuangan;
4. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun provinsi dalam perhitungan
lifting migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar
memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan potensi;
5. Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan
dan Kementerian Teknis untuk mengupayakan peningkatan besaran
DAU.
c) Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah :
1. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi OPD Provinsi sebagai upaya
peningkatan kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak provinsi;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 13
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 2. Koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Teknis dan
Lembaga Non Pemerintah
3. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan OPD teknis
terkait.
Tabel 3.4. Alokasi Anggran DAK Tahun 2014 dan Usulan DAK Tahun 2015
NO. BIDANG DAK ALOKASI DAK
TAHUN 2014 (Rp)
USULAN DAK TAHUN 2015
(Rp) KET.
1. Bidang Pendidikan 35.270.380.000 58.999.385.700
2. Bidang Kesehatan 10.749.280.000 -
a. Kesehatan Pelayanan Dasar 3.780.680.000 5.870.000.000
b. Kesehatan Pelayanan Rujukan 1.698.640.000 7.232.136.364
c. Kesehatan Farmasi 5.269.960.000 7.000.000.000
3. Bidang Infrastruktur Jalan 6.754.170.000 9.300.000.000
4. Bidang Infrastruktur Irigasi 4.697.300.000 -
5. Bidang Infrastruktur Air Minum 2.164.690.000 2.425.000.000
6. Bidang Infrastruktur Sanitasi 1.300.290.000 1.440.000.000
7. Bidang Perumahan dan Permukiman - -
8. Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah - -
9. Bidang Kelautan dan Perikanan 2.560.610.000 2.520.000.000 10. Bidang Pertanian 10.251.890.000 9.030.000.000 11. Bidang Lingkungan Hidup 1.167.980.000 1.871.240.220 12. Bidang Keluarga Berencana 1.415.470.000 1.610.000.000 13. Bidang Kehutanan 1.022.790.000 1.717.180.000 14. Bidang Sarana Perdagangan 2.336.000.000 28.450.000.000 15. Bidang Keselamatan Transportasi Darat 459.650.000 748.832.500
JUMLAH 80.150.500.000 138.213.774.784
Alokasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Majalengka
tahun 2014 sebesar Rp. 80.150.500.000,00 yang tersebar dalam 13 Bidang DAK.
Pada tahun 2015 Kabupaten Majalengka mengusulkan Dana Alokasi Khusus sebesar
Rp. 138.213.774.784,00 yang tersebar dalam 12 Bidang DAK.
Analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi serta
proyeksi pendapatan daerah disajikan dalam tabel 3.5.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 14
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Tabel 3.5.
Rekapitulasi Realisasi Pedapatan Daerah Tahun 2010 - 2013, Pedapatan Daerah Tahun 2014 dan Proyeksi Pedapatan Daerah Tahun 2015
Kabupaten Majalengka
URAIAN /TAHUN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI
2009 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN 2015
PENDAPATAN DAERAH 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 1.791.169.230.533,00 2.006.268.863.603,64 2.233.242.495.279,72
1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 68.907.543.309,00 76.398.018.123,00 86.579.536.411,00 103.740.974.491,00 142.595.773.241,00 154.484.313.422,50 219.475.026.864,12
a. Pajak Daerah 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 34.085.042.717,00 31.704.504.693,00 52.674.006.447,00
b. Retrisbusi Daerah 29.555.915.125,00 12.444.252.599,00 11.987.641.003,00 16.408.826.561,00 26.103.873.337,00 34.556.696.891,00 46.089.755.641,00
c. Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 2.918.544.163,00 3.740.194.293,00 3.164.274.102,00 3.808.902.976,00 4.084.994.222,00 4.818.032.438,50 6.913.463.346,27
d. Lain-lain pendapatan Asli Daerah 30.525.267.249,00 55.039.389.388,00 58.451.620.358,00 68.872.719.440,00 78.321.862.965,00 83.405.079.400,00 113.797.801.429,85
2. DANA PERIMBANGAN 774.396.796.950,00 877.528.110.599,00 981.620.120.854,00 1.275.448.701.689,00 1.171.052.617.340,00 1.269.963.685.783,00 1.418.600.338.043,60
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak 91.878.588.950,00 97.746.731.999,00 109.447.610.694,00 116.093.856.689,00 102.095.984.340,00 97.318.012.783,00 127.570.591.113,50
b. Dana Alokasi Umum 642.722.208.000,00 717.458.878.600,00 803.849.010.160,00 1.029.606.595.000,00 995.993.633.000,00 1.092.495.173.000,00 1.205.152.295.930,00
c. Dana Alokasi Khusus 39.796.000.000,00 62.322.500.000,00 68.323.500.000,00 129.748.250.000,00 72.963.000.000,00 80.150.500.000,00 85.877.451.000,00
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 15
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
URAIAN /TAHUN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI
2009 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN 2015
3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 123.962.648.027,00 168.869.781.567,00 209.721.866.660,00 195.162.710.640,00 477.520.839.952,00 581.820.864.398,14 595.167.130.372,00
a. Hibah - - - - - - -
b. Dana Darurat 7.190.396.000,00 - - - - - -
c. Dana Bagi hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
27.535.892.927,00 30.589.689.338,00 39.755.770.346,00 48.228.620.770,00 58.357.875.930,00 84.683.185.142,14 98.029.451.116,00
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 22.519.950.000,00 68.309.966.729,00 100.824.365.000,00 12.195.000.000,00 240.995.505.000,00 336.446.244.000,00 336.446.244.000,00
e. Bantuan Keuangan dari Propinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya 66.716.409.100,00 69.970.125.500,00 69.141.731.314,00 134.739.089.870,00 178.167.459.022,00 160.691.435.256,00 160.691.435.256,00
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 16
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah pada dasarnya terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, belanja bantuan
sosial, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan
kepada Pemerintah Provinsi dan atau Kabupaten atau Pemerintah Desa, belanja bagi
hasil bagi daerah Provinsi dan Kabupaten atau Pemerintah Desa, dan belanja tak
terduga. Sementara itu, belanja langsung terdiri atas belanja yang terkait langsung
dengan pelaksanaan program atau kegiatan dalam kerangka pelaksanaan
pembangunan daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang terdiri atas
belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Arah kebijakan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 akan difokuskan pada upaya mewujudkan visi
dan misi pemerintah daerah, disertai usaha peningkatan proporsi komposisi belanja
langsung terhadap belanja tidak langsung.
A. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Oleh karena itu, arah kebijakan
belanja tidak langsung daerah tahun 2015 lebih diutamakan pada pemenuhan urusan
wajib pemerintah daerah. Secara umum arah kebijakan belanja tidak langsung
diarahkan pada :
1) Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi
dan penambahan pegawai diperhitungkan acress yang besarnya maksimum
2,5% dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan), dan
mengantisipasi kenaikan gaji pokok pegawai yang diatur oleh Pemerintah Pusat.
2) Untuk mengantisipasi adanya pengangkatan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja (P3K) sebagai implementasi diberlakukannya undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang penggajiannya
disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan, pemerintah daerah
menganggarkan belanja P3K dalam APBD.
3) Anggaran tambahan penghasilan diarahkan untuk pegawai dengan pertimbangan
beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi kerja,
dan atau pertimbangan obyektif lainnya, yang kriteria dan besarannya ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 17
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
4) Pemenuhan tunjangan beras bagi pegawai akibat adanya penyesuaian harga
beras yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
5) Pemenuhan kebutuhan dasar reguler akibat terjadinya kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang besarannya
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
6) Pemberian subsidi diperuntukkan kepada perusahaan atau lembaga tertentu yang
bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produksi dan jasa
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi air bersih,
pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Dalam
menetapkan belanja subsidi, pemerintah daerah melakukan pengkajian terlebih
dahulu sehingga pemberian subsidi dapat tepat sasaran.
7) Pemberian hibah untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintah daerah
setelah memenuhi anggaran untuk urusan wajib, dan pemenuhan kebutuhan
anggaran untuk mendukung Pekan Olah Raga Daerah (PORDA) yang
diselenggarakan oleh KONI.
8) Dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,
pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota
masyarakat namun tetap dilakukan secara selektif/tidak mengikat dan jumlahnya
dibatasi, setelah anggaran untuk urusan wajib terpenuhi.
9) Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan
kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah
tertentu kepada pemerintah daerah lainnya disesuaikan dengan rencana
pendapatan pada Tahun Anggaran 2015. Pemerintah daerah diwajibkan
mengalokasikan dana untuk desa, bagian dari bagi hasil pajak dan retribusi
daerah paling sedikit 10 % dari jumlah pajak dan retribusi daerah sesuai dengan
yang diamanatkan dalam Pasal 72 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.
10) Bagian dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa
paling sedikit 10 % dari Dana Perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi
Khusus (DAK), yang merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk
mengalokasikan dana desa sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 72 ayat
(4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Alokasi dana desa yang
bersumber dari APBN yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/kota digunakan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 18
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta
pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan. Besaran alokasi anggaran
ditentukan 10 % dari dan di luar dana transfer daerah (on top) secara bertahap.
Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan
dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas
wilayah dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa.
11) Bantuan keuangan yang bersifat khusus dari pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa diarahkan untuk
percepatan atau akselerasi pembangunan desa.
12) Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya
tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang seperti kebutuhan tanggap
darurat bencana, penanggulangan bencana alam, dan bencana sosial yang tidak
tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun anggaran 2015
termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya.
Belanja tidak langsung pada tahun 2014 sebesar Rp.1.258.929.442.508,04
dari nilai tersebut dialokasikan sebesar Rp.1.200.623.769.386,04 atau 95,37% untuk
belanja pegawai, belanja hibah sebesar Rp.3.384.099.250 atau 0,27%, belanja
bantuan sosial sebesar Rp.300.000.000,00 atau 0,02%, belanja bagi hasil kepada
pemerintah/ pemerintah desa sebesar Rp.3.045.267.872,00 atau 0,24%, belanja
bantuan keuangan pemeritah/pemerintahan desa sebesar Rp.50.576.306.000,00 atau
4,02% dan belanja tidak terduga sebesar Rp.1.000.000.000,00 atau 0,08%.
Gambar 3.1.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 19
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Alokasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2014
Belanja Tidak Langsung tahun 2015 diproyeksikan akan mengalami
Peningkatan sebesar 6,15% dari tahun 2014 atau menjadi
Rp 1.462.204.771.897,41 pada tahun 2015. Dari nilai tersebut dialokasikan sebesar
Rp.1.310.167.334.793,95 atau 89,60% untuk belanja pegawai, belanja hibah sebesar
Rp.3.891.714.137,50 atau 0,27%, belanja bantuan sosial sebesar Rp.345.000.000,00
atau 0,02%, belanja bagi hasil kepada pemerintah/pemerintah desa sebesar
Rp.3.502.058.052,80 atau 0,24%, belanja bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah desa lainnya sebesar Rp. 143.148.664.913,16 atau 9,79%, dan belanja
tidak terduga sebesar Rp.1.150.000.000,00 atau 0,08%.
Gambar 3.2.
Alokasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2015
B. Kebijakan Belanja Langsung
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 20
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran 2015, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Belanja langsung untuk membiayai pelaksanaan program kegiatan pembangunan
daerah harus berdasarkan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
pada prioritas pembangunan yang selaras sebagaimana yang tercantum dalam
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun
2015, sehingga OPD tidak boleh menyelenggarakan program dan kegiatan yang
tidak tercantum dalam RKPD dimaksud.
2) Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan harus dilakukan
analisis kewajaran biaya yang dikaitkan dengan out put yang dihasilkan dari satu
kegiatan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan
kegiatan yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil.
3) Ketentuan alokasi Dana Sharing Daerah dan Dana Daerah untuk Urusan
Bersama (DDUB), dialokasikan berdasarkan ketentuan tertulis dari Pemerintah
Pusat dan Provinsi.
4) Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik, proporsi belanja modal
diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang
dan jasa. Untuk itu, perlu diberikan batasan jumlah belanja pegawai, belanja
barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik
dan diatur dalam peraturan kepala daerah.
Belanja langsung Kabupaten Majalengka tahun 2014 dialokasikan sebesar
Rp. 782.066.171.600,93. Dari nilai tersebut akan dialokasikan sebesar 10,58% untuk
belanja pegawai, 35,31% untuk belanja barang dan jasa dan 54,11% untuk belanja
modal.
Gambar 3.3.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 21
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Alokasi Belanja Langsung Tahun 2014
Belanja langsung tahun 2015 diproyeksikan akan mengalami peningkatan
sebesar 0,63% dari tahun 2014 atau menjadi Rp 787.023.486.463,44, dari nilai
tersebut direncanakan akan dialokasikan 15,02% untuk belanja pegawai, 36,20%
untuk belanja barang dan jasa, dan 48,78% untuk belanja modal.
Gambar 3.4. Alokasi Belanja Langsung Tahun 2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 22
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Tabel 3.6.
Rekapitulasi Realisasi Belanja Daerah Tahun 2010 - 2013, Belanja Daerah Tahun 2014 dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2015
Kabupaten Majalengka
JENIS BELANJA REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI
BELANJA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BELANJA DAERAH 928.141.675.797,00 1.136.129.534.962,00 1.289.008.961.686,00 1.525.924.588.487,00 1.727.794.210.984,00 2.040.995.614.108,97 2.249.228.258.360,85
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 628.420.239.257,00 805.763.356.217,00 837.437.490.669,00 907.686.436.727,00 1.044.617.745.112,00 1.258.929.442.508,04 1.462.204.771.897,41
a. Belanja Pegawai 545.184.397.124,00 703.199.498.200,00 764.178.925.815,00 860.886.658.465,00 979.287.308.183,00 1.200.623.769.386,04 1.310.167.334.793,95
b. Belanja Bunga - - - - - - -
c. Belanja Subsidi - - - - - - -
d. Belanja Hibah 5.549.563.560,00 6.832.502.300,00 9.628.222.035,00 2.480.750.000,00 20.538.794.475,00 3.384.099.250,00 3.891.714.137,50
e. Belanja Bantuan Sosial 33.004.830.859,00 50.773.207.600,00 18.669.418.500,00 - 175.000.000,00 300.000.000,00 345.000.000,00
f. Bagi hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah
1.360.221.714,00 1.598.638.762,00 1.815.820.970,00 841.353.455,00 1.017.878.105,00 3.045.267.872,00 3.502.058.052,80
g. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/kota/Pemdes Lainnya
43.321.226.000,00 43.359.509.355,00 42.948.333.349,00 43.424.208.549,00 43.598.764.349,00 50.576.306.000,00 143.148.664.913,16
h. Belanja Tak terduga - - 196.770.000,00 53.466.258,00 - 1.000.000.000,00 1.150.000.000,00 2. BELANJA LANGSUNG 299.721.436.540,00 330.366.178.745,00 451.571.471.017,00 618.238.151.760,00 683.176.465.872,00 782.066.171.600,93 787.023.486.463,44
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 23
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah A. Arah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah
Arah kebijakan penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Majalengka
diarahkan melalui intensifikasi sumber-sumber penerimaan pembiayaan. Kebijakan
ini dilaksanakan melalui program-program :
1. Optimalisasi Penerimaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun
2014.
2. Penagihan kembali piutang-piutang daerah yang belum dibayar.
B. Arah Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kebijakan pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk mencapai sasaran
sebagai berikut :
1. Dipenuhinya penyertaan modal bagi BUMD.
2. Direalisasinya pembentukan dana cadangan.
Pembiayaan Netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan diperuntukan menutupi kekurangan pedanaan belanja
langsung dan belanja tidak langsung sebagai akibat selisih kurang antara pendapatan
dan belanja (defisit) tahun rencana.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan
penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang menjadi tanggungjawab pemerintah
pusat dibiayai oleh APBN, baik kewenangan pusat yang didekonsentrasikan kepada
Gubernur atau ditugaskan kepada Pemerintah Daerah dan/atau Desa yang sering
disebut Tugas Pembantuan.
Bagi pemerintah daerah, penyelenggaraan kegiatan pembangunan daerah
yang didanai oleh dana dekonsentrasi maupun tugas pembantuan, sangat penting
dalam menunjang pencapaian sasaran prioritas pembangunan daerah. Oleh karena
itu, upaya seluruh OPD untuk mendapatkan alokasi program, kegiatan dan anggaran
dari sumber dana tersebut harus dilakukan melalui komunikasi dan konsultasi dengan
dinas terkait di Provinsi Jawa Barat ataupun melalui Kementerian teknis di pusat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 24
Tabel 3.7.
Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2010 - 2013, Pembiayaan Daerah Tahun 2014 dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2015
Kabupaten Majalengka
JENIS PEMBIAYAAN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI (Rp)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PEMBIAYAAN
1. Penerimaan Pembiayaan 28.429.175.536,00 65.408.940.882,00 51.440.220.128,00 37.321.731.167,00 86.706.707.742,00 36.226.750.505,33 26.710.763.081,13
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
27.685.213.599,00 64.847.598.099,00 50.746.012.109,00 36.852.782.367,00 67.749.529.500,00 35.822.350.505,33 26.265.703.081,13
b. Transfer dari Dana Cadangan - - - - 18.126.523.661,00 - -
c. Penerimaan Pinjaman dan Obligasi - - - - - - -
d. Penerimaan Piutang Daerah 743.961.937,00 561.342.783,00 694.208.019,00 468.948.800,00 830.654.581,00 404.400.000,00 465.060.000,00
e. Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan
- - - - - - -
f. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
- - - - - - -
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD 2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB III - 25
JENIS PEMBIAYAAN REALISASI (Rp) APBD PROYEKSI (Rp)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2. Pengeluaran Pembiayaan 2.145.439.926,00 - 3.500.000.000,00 - 2.233.296.552,00 1.500.000.000,00 10.725.000.000,00
a. Transfer ke Dana Cadangan - - - - - - 9.000.000.000,00
b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 1.600.000.000,00 - 3.500.000.000,00 - 2.233.296.552,00 1.500.000.000,00 1.725.000.000,00
c. Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo - - -
- -
- -
d. Pemberian Pinjaman Daerah 545.439.926,00 - - - - - -
PEMBIAYAAN NETTO ( 1 - 2 ) 26.283.735.610,00 65.408.940.882,00 47.940.220.128,00 37.321.731.167,00 84.473.411.190,00 34.726.750.505,33 30.935.763.081,13
SURPLUS/(DEFISIT) (0,00) 158.098.664.913,16
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015
Prioritas pembangunan daerah merupakan tema atau agenda pembangunan
pemerintah daerah tahunan yang menjadi target menuju tercapainya sasaran RPJMD
Kabupaten Majalengka melalui rencana program pembangunan daerah tahunan
(tahun 2015 merupakan tahun kedua RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-
2018). Suatu prioritas pembangunan merupakan jawaban atas masalah, isu strategis
pembangunan Kabupaten Majalengka yang kemudian dijabarkan dalam sasaran
pembangunan daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program
prioritas atau gabungan program prioritas.
Pembangunan Kabupaten Majalengka merupakan bagian integral dari
pembangunan regional Provinsi Jawa Barat, dan pembangunan nasional. Oleh karena
itu, sangat perlu dilakukan pemaduserasian, penyelarasan, pengintegrasian dan
sinergitas perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah Kabupaten
Majalengka dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pembangunan nasional.
Penyelarasan dimaksud antara lain dalam penetapan prioritas pembangunan, sasaran,
rencana program dan kegiatan pembangunan dengan tetap memperhatikan kondisi
dan potensi daerah.
Alur pikir dalam penetapan prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka
Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi prioritas dari berbagai sumber/telaahan, dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tentang serangkaian prioritas atau faktor-faktor penting
yang menjadi isu strategis tahun perencanaan dan proyeksi prioritas ke depan,
untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
terhadap kinerja pemerintahan daerah. Adapun sumber referensi pengkajian
prioritas pembangunan, antara lain :
a. Kebijakan nasional untuk tahun rencana. b. Kebijakan provinsi untuk tahun rencana. c. Telaahan hasil perumusan permasalahan pembangunan daerah.
d. Telaahan hasil review evaluasi RKPD tahun lalu.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Dari hasil identifikasi ini dilakukan pemaduserasian dalam rangka sinergi
pembangunan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten Majalengka, untuk menetapkan prioritas pembangunan Kabupaten
Majalengka yang sesuai dengan kebutuhan rill tahun rencana.
2. Mengevaluasi hasil review atas prioritas dan sasaran pembangunan RPJMD
yang dilakukan untuk mengetahui tingkat capaian target pembangunan yang
telah ditetapkan sebelumnya, kendala-kendala yang dihadapi, serta prioritas dan
sasaran pembangunan dalam RPJMD yang masih membutuhkan tindakan lebih
lanjut.
Hasil evaluasi tersebut, selanjutnya ditentukan sejauh mana prioritas dan sasaran
pembangunan daerah tahun rencana masih relevan dengan asumsi-asumsi yang
mendasar. Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi di atas, kemudian
ditentukan rancangan serangkaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah.
3. Menentukan rancangan prioritas dan sasaran pembangunan daerah dalam RKPD,
penentuan prioritas pembangunan mempertimbangkan pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Di samping itu, juga harus dipertimbangkan
faktor kemendesakan, efesiensi, dan efektivitas. Daftar prioritas yang telah
disusun berdasarkan tingkat urgenitasnya kemudian ditentukan sasaran untuk
setiap prioritas pembangunan tersebut.
4. Prioritas dan sasaran pembangunan diarahkan untuk menjawab permasalahan
dan isu pokok pembangunan daerah serta target pencapaian indikator makro
sosial ekonomi Kabupaten Majalengka tahun 2015, yang dijabarkan dalam
fokus, sasaran, program dan kegiatan pembangunan Tahun 2015 di Kabupaten
Majalengka.
Alur pikir penetapan prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun
2015 disajikan pada Gambar berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 3
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Gambar 4.1.
Bagan Alir Perumusan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun 2015
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Majalengka
Dalam konteks pembangunan jangka panjang daerah tahun 2015 merupakan
bagian dari Periode pembangunan jangka mengengah daerah tahun 2014-2018 yaitu
tahapan ketiga dalam kerangka RPJPD Tahun 2005-2025 yang di definisikan sebagai
tahap pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing perekonomian dari sektor industri pengolahan
berlandaskan keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan
ilmu dan teknologi yang terus meningkat demi terwujudnya perekonomian daerah
yang kuat dan merata.
Indikator keberhasilan pembangunan pada tahap ini diukur dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan ditunjukkan oleh meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 76,99, dengan Angka Harapan Hidup 69,34,
Angka Melek Huruf 96,41, Rata-rata Lama Sekolah 8,26 dan Paritas Daya Beli
Rp. 622.150. Jumlah Penduduk 1.297.034 dengan Laju Pertumbuhan Penduduk
0,80 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka 7,92 persen, jumlah penduduk miskin
14,03 persen.
Arah pembangunan Kabupaten Majalengka pada tahap ke-3 ini di fokuskan
pada ;
1. Pembangunan kesehatan difokuskan pada pemantapan pelayanan kesehatan
melalui peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan
kualitas tenaga kesehatan secara proporsional; perluasan pelayanan kesehatan
RPJPD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 4
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 terpadu sampai pada tingkat lingkungan; meningkatkan ketersediaan farmasi dan
obat yang bermutu; meningkatkan kualitas lingkungan serta peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Pembangunan pendidikan difokuskan pada pemantapan pendidikan anak usia
dini, pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun; peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan yang tanggap terhadap teknologi; peningkatan
kompetensi tenaga pendidik; pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) berbasis life skill, pengembangan Sekolah Bertaraf International (SBI)
serta pendidikan keterampilan non formal sehingga mampu menciptakan lulusan
yang siap bekerja; serta pengembangan Perguruan Tinggi agar dapat
menciptakan lulusan yang berdaya saing dan memiliki kompetensi sesuai dengan
kebutuhan pasar.
3. Pembangunan perekonomian difokuskan pada pemantapan peningkatan
produksi dan produktivitas pertanian dengan menerapkan teknologi pertanian,
pengembangan industri, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem
produksi, prasarana pengukuran, standarisasi, pengujian dan pengendalian
kualitas produk (SNI, ISO); dan meningkatkan iklim investasi untuk mendorong
penanaman modal asing sehingga menumbuhkembangkan industri agro dan non
agro serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa.
4. Pembangunan bidang pariwisata difokuskan pada pengembangan dan
penggalian potensi pariwisata baru yang potensial, dengan memanfaatkan segala
sumberdaya yang ada dan tetap berprinsip pada kelestarian lingkungan;
meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional dalam rangka
mewujudkan kinerja pelayanan; serta meningkatkan sosialisasi dan promosi
Pariwisata di Kabupaten Majalengka secara regional, nasional bahkan
internasional.
5. Pembangunan infrastruktur difokuskan pada pemantapan dan peningkatan
infrastruktur transportasi; pemantapan dan peningkatan jaringan irigasi,
pemantapan dan peningkatan infrastruktur perdesaan, pemantapan dan
peningkatan kondisi perumahan serta pelayanan prasarana sosial dasar
lingkungan. Target pembangunan infrastruktur tahun 2018 adalah terwujudnya
jalan kabupaten seluruhnya dalam kondisi baik didukung oleh jalan provinsi dan
jalan nasional dalam kondisi mantap; infrastruktur irigasi teknis 43,73 persen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 5
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 dalam kondisi mantap dan rumah tangga yang memiliki sumber air minum
bersih sebanyak 89,86 persen.
6. Pembangunan bidang pemerintahan difokuskan untuk lebih memantapkan
kembali tata pemerintahan yang baik, yang ditandai dengan pelayanan kepada
masyarakat yang semakin optimal di semua penyelenggara pemerintahan dengan
pemanfaatan teknologi, kemampuan dan profesionalisme aparatur semakin
meningkat, sarana prasarana yang baik dan proporsional, penegakan hukum dan
penghormatan terhadap HAM semakin terjaga, demokrasi politik seimbang
dengan budaya politik, ketenteraman dan ketertiban makin membaik, serta
keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan semakin meningkat.
7. Pembangunan aspek penataan ruang difokuskan dengan lebih meningkatnya
implementasi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Majalengka sesuai
dengan tata ruang yang ada, baik pembangunan Bandara Majalengka, industri,
perdagangan, jasa, dan perumahan di wilayah Utara; peningkatan pelayanan
sosial umum dan pendidikan di wilayah Tengah; serta perwujudan pengelolaan
kawasan konservasi di wilayah Selatan melalui pengelolaan TNGC, pelestarian
kawasan lindung dan pengelolaan kawasan pertanian secara berkelanjutan.
8. Pengelolaan lingkungan hidup difokuskan pada pelestarian sumber daya alam
dan lingkungan, pemeliharaan/rehabilitasi dan penanggulangan pencemaran,
serta peningkatan kesadaran masyarakat dan penegakan peraturan perundang-
undangan dalam bidang lingkungan hidup. Target pencapaian proporsi kawasan
lindung tahun 2018 sebesar 31,33 persen. Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 disusun dengan
memperhatikan Visi dan Misi Kabupaten Majalengka yang tertuang dalam
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, sebagai
Guidelines dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Majalengka, yaitu :
“MAJALENGKA MAKMUR”
Makmur secara harfiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material
dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan
kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.
Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA
MAKMUR adalah : “terwujudnya suatu tatanan masyarakat, pemerintahan, dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 6
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan
Religius” dalam arti :
Maju : Berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek
pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola
pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan
berkelanjutan;
Aman : Kondisi Daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan
konflik sosial tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan tertentu;
Kondusif : Situasi yang mendukung untuk berinvestasi, nyaman, disertai kualitas
pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor;
Mandiri : Mampu meningkatkan kemampuan Daerah untuk menyelenggarakan
seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan Pemerintah
yang lebih atas;
Unggul : Memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber
daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovaitif
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);
Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka
dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan
mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana
keagamaan yang memadai.
Dalam rangka pencapaian Visi tersebut di atas, maka telah ditetapkan Misi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur,
lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian
pembangunan yang berkelanjutan;
2. Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan
berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan
kesejahteraan aparatur;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 7
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 3. Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat;
4. Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber
daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi
dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;
5. Mewujudkan Desa Mandiri;
6. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan
sarana prasarana keagamaan yang memadai.
Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan
pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung
pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan daerah selama 5 (lima)
tahun mendatang. Tujuan dan sasaran disusun dalam kerangka yang jelas di setiap
misi, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah.
Misi Pertama, Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.
Terdapat 3 tujuan dalam Misi Pertama, yaitu :
1. Meningkatkan pelayanan pendidikan, dan kesehatan yang lebih berkualitas
dengan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, dengan sasaran :
a. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana pendidikan terutama
untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pelaksanaan
wajib belajar 12 tahun;
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pendidik dan tenaga
kependidikan;
c. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana kesehatan pada seluruh
wilayah Kabupaten Majalengka;
d. Meningkatanya mutu layanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan;
e. Menurunnya AKI dan AKB;
f. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan.
2. Mengembangkan dan memantapkan infrastruktur yang berkualitas, proporsional,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dengan sasaran :
a. Meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur serta prasarana sosial
dasar masyarakat;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 8
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 b. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas
penanggulangan bencana.
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian dalam rangka
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (inclusive growth), dengan
sasaran :
a. Modernisasi pasar tradisional dalam rangka meningkatkan daya saing dengan
pasar modern;
b. Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang padat karya, termasuk sektor
pertanian.
Misi Kedua, Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan aparatur.
Terdapat 3 Tujuan dalam Misi Kedua, yaitu :
1. Peningkatan tatakelola pemerintahan menuju pemerintah yang professional,
dengan sasaran meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah;
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pemerintahan dalam rangka
peningkatan layanan publik, dengan sasaran meningkatnya kualitas dan
kuantitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah;
3. Meningkatkan stabilitas keamanan daerah, dengan sasaran meningkatnya
stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta kesadaran politik dan
hukum.
Misi Ketiga, Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Terdapat 2 Tujuan dalam Misi Ketiga, yaitu :
1. Meningkatkan daya saing daerah sebagai tujuan investasi, dengan sasaran :
a. meningkatnya kualiats iklim usaha dan investasi;
b. Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan Non PMA/PMDN terkait
pengembangan UMKM.
2. Peningkatan daya saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(KUMKM) berbasis potensi lokal, dengan sasaran meningkatnya pertumbuhan
output sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), skala usaha Usaha
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 9
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan penyerapan tenaga kerja di sektor
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Misi Keempat, Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Terdapat 9 Tujuan dalam Misi Keempat, yaitu :
1. Memantapkan ketahanan pangan daerah, dengan sasaran meningkatnya
kemudahan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan;
2. Meningkatnya destinasi wisata, dengan sasaran terwujudnya destinasi wisata
unggulan;
3. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah berdasarkan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan sasaran meningkatnya pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro
environment;
4. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan, dengan sasaran
meningkatnya peran gender dalam pembangunan;
5. Mengendalikan pertumbuhan penduduk, dengan sasaran terkendalinya
pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga sejahtera;
6. Meningkatkan kemampuan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), dengan sasaran meningkatnya penanganan masalah
kesejahteraan sosial;
7. Meningkatkan daya saing ketenagakerjaan, dengan sasaran 1) meningkatnya
ketersediaan lapangan pekerjaan dan kualitas tenaga kerja terlatih, 2)
memberikan fasilitasi hubungan industrial bagi perusahaan dan pekerja,
menjamin hak-hak pekerja dan melindungi tenaga kerja untuk meningkatkan
kesejahteraan;
8. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya
prestasi olah raga dengan sasaran meningkatnya peran pemuda, organisasi
kemasyarakatan dan prestasi olah raga;
9. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal dengan sasaran
meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan seni dan budaya.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 10
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Misi Kelima, Mewujudkan Desa Mandiri.
Tujuan Misi Kelima yaitu Memperkuat Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan
Memberdayakan Masyarakat Desa/Kelurahan, dengan sasaran Kuatnya Pemerintah
Desa/Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.
Misi Keenam, Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.
Tujuan Misi Keenam yaitu Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan
keagamaan serta meningkatkan layanan kehidupan beragama, dengan sasaran
Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama.
Tabel 4.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dana Sasaran Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018
Visi : “MAJALENGKA MAKMUR”
Misi Tujuan Sasaran Misi Pertama : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.
1. Meningkatkan pelayanan pendidikan, dan kesehatan yang lebih berkualitas dengan menjunjung tinggi profesionalitas layanan.
a. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun;
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan;
c. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana kesehatan pada seluruh wilayah Kabupaten Majalengka;
d. Meningkatanya mutu layanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan;
e. Menurunnya AKI dan AKB; f. Meningkatnya kualitas dan
kuantitas SDM kesehatan.
2. Mengembangkan dan memantapkan infrastruktur yang berkualitas, proporsional, berkelanjutan dan berwawasan
a. Meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur serta prasarana sosial dasar masyarakat;
b. Meningkatnya daya dukung dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 11
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Misi Tujuan Sasaran lingkungan. daya tampung lingkungan serta
kualitas penanggulangan bencana.
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (inclusive growth).
a. Modernisasi pasar tradisional dalam rangka meningkatkan daya saing dengan pasar modern;
b. Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang padat karya, termasuk sektor pertanian.
Misi Kedua : Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan aparatur.
1. Peningkatan tatakelola pemerintahan menuju pemerintah yang professional
Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pemerintahan dalam rangka peningkatan layanan publik.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah.
3. Meningkatkan stabilitas keamanan daerah.
Meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta kesadaran politik dan hukum.
Misi Ketiga : Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat.
1. Meningkatkan daya saing daerah sebagai tujuan investasi.
a. Meningkatnya kualiats iklim usaha dan investasi;
b. Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan Non PMA/PMDN terkait pengembangan UMKM.
2. Peningkatan daya saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) berbasis potensi lokal.
Meningkatnya pertumbuhan output sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), skala usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan penyerapan tenaga kerja di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Misi Keempat : Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
1. Memantapkan ketahanan pangan daerah.
Meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan.
2. Meningkatnya destinasi wisata. Terwujudnya destinasi wisata unggulan.
3. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro environment;
4. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan.
Meningkatnya peran gender dalam pembangunan.
5. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga sejahtera;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 12
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Misi Tujuan Sasaran 6. Meningkatkan kemampuan
masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Meningkatnya penanganan masalah kesejahteraan sosial;
7. Meningkatkan daya saing ketenagakerjaan.
a. Meningkatnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan kualitas tenaga kerja terlatih
b. Memberikan fasilitasi hubungan industrial bagi perusahaan dan pekerja, menjamin hak-hak pekerja dan melindungi tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan;
8. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya prestasi olah raga.
Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan prestasi olah raga.
9. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal.
Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan seni dan budaya.
Misi Kelima : Mewujudkan Desa Mandiri.
Memperkuat Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan Memberdayakan Masyarakat Desa/Kelurahan.
Kuatnya Pemerintah Desa/Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.
Misi Keenam : Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.
Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan serta meningkatkan layanan kehidupan beragama.
Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama.
4.2. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka tahun 2015 disusun bersinergi
dengan kebijakan nasional untuk tahun rencana (prioritas pembangunan nasional),
kebijakan provinsi untuk tahun rencana (prioritas pembangunan provinsi Jawa
Barat), telaahan hasil perumusan permasalahan pembangunan daerah, dan telaahan
hasil review evaluasi RKPD tahun lalu. Berikut gambaran terkait prioritas Nasional,
prioritas Provinsi, dan MDGs (prioritas dunia).
Tabel 4.2.
Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi, dan MDGs
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 13
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
NO. PRIORITAS NASIONAL (RPJMN 2010-2014)
PRIORITAS PROVINSI (10 Common Goals) MDGs
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
1. Meningkatkan Aksesibilitas Dan Mutu Pendidikan.
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
2. Pendidikan 2. Meningkatkan Aksesibilitas Dan Kualitas Layanan Kesehatan
2. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
3. Kesehatan 3. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah, Energi Dan Air Baku
3. Mendorong Kesejahteraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
4. Penanggulangan Kemiskinan 4. Meningkatkan Ekonomi Pertanian 4. Menurunkan Angka Kematian Anak
5. Ketahanan Pangan 5. Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
6. Infrastruktur 6. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup Dan Kebencanaan
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya
7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha
7. Meningkatkan Pengelolaan Seni, Budaya Dan Wisata Serta Kepemudaan dan Olah Raga
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
8. Energi 8. Meningkatkan Ketahanan Keluarga Dan Kependudukan
8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan
9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
9. Menanggulangi Kemiskinan, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dan Keamanan
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca-Konflik
10. Modernisasi Pemerintahan Dan Pembangunan Perdesaan
11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. KEWILAYAHAN WKPP III
1. Pengembangan Industri Mangga Gedong Gincu dan Industrialisasi Perikanan.
2. Pengembangan sistem perdagangan komoditi beras dan palawija.
3. Pengembangan Industri batik dan Rotan, serta Industri Makanan Olahan Berbahan Baku Lokal.
4. Pelestarian Keraton, Wisata Ziarah (pilgrimage) dan Pengembangan Ekowisata.
5. Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan Aerocity Kertajati.
Selain itu juga memperhatikan isu-isu strategis yang merupakan hasil pengkajian
terhadap masalah-masalah pembangunan yang mendesak yang perlu mendapat
prioritas penanganan dan perhatian pada tahun 2015, dan mempedomani prioritas
pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 maka di
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 14
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 tetapkan 12 Joint Target (12 Target Bersama) sebagai Prioritas Pembangunan
Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3.
Prioritas Pembangunan Daerah
PRIORITAS PEMBANGUNAN DALAM RPJMD KAB. MAJALENGKA
TAHUN 2014-2018
PRIORITAS PEMBANGUNAN DALAM RKPD KAB. MAJALENGKA TAHUN 2015
1. Peningkatan Kualitas Kesehatan 1. Peningkatan Kualitas Kesehatan 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat 4. Pemantapan Ketahanan Pangan 4. Pemantapan Ketahanan Pangan 5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan
Energi 5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan
Energi 6. Pengembangan Infrastruktur 6. Pengembangan Infrastruktur 7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur 7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur 8. Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Serta Penanganan Kebencanaan
8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanganan Kebencanaan
9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang
9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang
10. Penanggulangan Kemiskinan 10. Penanggulangan Kemiskinan 11. Peningkatan Kapasitas Desa 11. Peningkatan Kapasitas Desa 12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama 12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama
Rincian fokus dan sasaran prioritas pembangunan daerah tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Kesehatan
Fokus prioritas ini pada Peningkatan akses dan mutu sarana dan prasarana
Kesehatan pada seluruh wilayah Kab. Majalengka, Peningkatan Kualitas dan
Kuantitas SDM kesehatan serta Peningkatan Promosi dan preventif kesehatan
masyarakat.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk, sebesar 0,0893,
Rasio Rumah Sakit persatuan Penduduk, sebesar 0,0026;
2) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, sebesar 100%;
3) Pendidikan formal bagi dokter spesialis, sebanyak 3 dokter, Dokter yang
telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis, sebanyak 8 dokter.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 15
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 4) Rasio dokter/medis per satuan penduduk, sebesar 0,11 dan Rasio tenaga
kesehatan lainnya per satuan penduduk 1,33;
5) Cakupan Desa Siaga Aktif, sebesar 78%, Rasio Posyandu per satuan balita
14 Kelompok;
6) Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga, sebesar 57%.
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Fokus prioritas ini pada Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana
pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
dan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun, serta Meningakatnya Kualitas dan
Kuantitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Jumlah Ruang Kelas Baru SD/MI sebanyak 80 ruang, Jumlah Ruang Kelas
Baru SMP/MTs sebanyak 29 ruang, Jumlah Ruang Kelas Baru
SMA/MA/SMK sebanyak 44 ruang;
2) Rehabilitasi Ruang Kelas SD/MI sebanyak 97 ruang, Rehabilitasi Ruang
Kelas SMP sebanyak 43 ruang, serta Rehabilitasi Ruang Kelas SMA dan
SMK sebanyak 30 ruang;
3) Dibangunnya Laboratorium SMP/MTs sebanyak 8 unit, Dibangunnya
Laboratorium SMA dan SMK sebanyak 11 unit, Dibangunnya Perpustakaan
sebanyak 49 unit. Penyediaan alat peraktek dan peraga siswa sebanyak pada
26 unit sekolah;
4) Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dilatih sebanyak 100 orang.
3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat
Fokus prioritasi ini pada (1) meningkatnya pertumbuhan output sektor UMKM,
skala usaha UMKM, dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM melalui
pemberdayaan KUMKM, dan peningkatan ekonomi pesantren. (2) Terwujudnya
pasar tradisional yang representatif melalui Pengembangan pasar dalam negeri
serta perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dan Meningkatkan sistem
dan jaringan distribusi barang. (3) Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang
padat karya, termasuk sektor pertanian melalui Penumbuhan dan pengembangan
sentra-sentra ekonomi.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 16
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Pengembangan Keanggotaan Koperasi melalui Peningkatan Kerjasama
Koperasi dan Penyuluhan dalam rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi
(Gemaskop) sebanyak 624 Orang;
2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi di Bidang Pengendalian dan
Akuntabilitas Koperasi, sebanyak 100 koperasi;
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas koperasi pondok pesantren sebanyak 2
Kopontren;
4) Peningkatan Kualitas Organisasi Badan Hukum Koperasi sebanyak 10
koperasi; Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM
sebanyak 30 koperasi;
5) Fasilitasi KUR bagi UMKM produktif sebanyak 90 KUKM; Pemberian
tambahan modal dengan skema dana bergulir sebanyak 2 KUKM;
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam SDM UMKM sebanyak 150
Orang; Pameran Produk UKM sebanyak 8 kegiatan; Fasilitasi Kemitraan
dengan Lembaga Keuangan Lainnya sebanyak 100 UKM; Pembangunan
Outlet Produk UMKM di Kawasan Wisata sebanyak 2 lokasi;
6) Peserta Pelatihan Kemampuan Teknis Perdagangan sebanyak 50 orang,
Revitalisasi Pasar Pemda 1 Pasar, Pengembangan dan Rehabilitasi Pasar
Tradisional 1 Paket;
7) Fasilitasi Tera Ulang sebanyak 26 Kecamatan, Operasi Pasar sebanyak 2
kegiatan, Pengawasan Barang Beredar sebanyak 10 lokasi, Kemitraan Toko
Modern dan Pelaku Usaha sebanyak 100 pelaku usaha;
8) Pembangunan outlet sebanyak 5 lokasi, Terbangunnya kawasan perdagangan
1 kawasan;
9) Pengembangan Pangsa Pasar sebanyak 2 kegiatan;
10) Penataan Pedagangan Kaki Lima sebanyak 2 lokasi;
11) Penyusunan perencanaan kawasan industri sebanyak 2 dokumen;
12) Pelatihan Industri Kecil dan Menengah, sebanyak 80 IKM, Pengembangan
industri kreatif, sebanyak 3 kelompok, Fasilitasi HAKI sebanyak 20 IKM,
Sertifikasi Halal sebanyak 20 IKM;
13) Bantuan Peralatan Industri, sebanyak 63 IKM;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 17
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
4. Pemantapan Ketahanan Pangan
Fokus prioritasi ini pada meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat
untuk mengakses pangan, melalui peningkatan ketersediaan, akses pangan
masyarakat, kualitas keragaman dan keamanan pangan; meningkatnya produksi
pertanian, perkebunan dan peternakan; Meningkatnya bantuan permodalan
petani; Mengembangkan Sekolah Lapangan Pertanian atau sejenisnya;
Mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan; Meningkatnya
perikanan budidaya; Meningkatnya fungsi hutan; .
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Mempertahankan Ketersediaan Energi dan Protein/Kapita sebesar 90%;
Meningkatkan dan mempertahankan cadangan pangan sebesar 5%;
Mempertahankan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga & Akses Pangan
sebesar 90%; Stabilitas harga dan pasokan pangan sebesar 13,41%,
Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan sebesar 1%; Pengawasan &
Pembinaan Keamanan Pangan sebesar 6%; Penanganan Daerah Rawan
Pangan, sebesar 8%; Peningkatan dan Pengamanan Mutu Produk Pertanian
melalui Pengendalian OPT 1000 Kg/L; Penganekaragaman produksi
tanaman pertanian 5 Lokasi; Peringatan Hari Pangan 1 Kali; Pengumpulan
dan Pengolahan Data Pertanian 26 Kecamatan.
2) Meningkatnya produksi :
a) Produksi Tanaman pertanian : Padi sebanyak 21,211,14 ton, Jagung
sebanyak 3.591,03 ton, Kedelai sebanyak 338,10 ton, Ubi Jalar
sebanyak 184,92 ton, Kacang Tanah sebanyak 11,40 ton, Kacang Hijau
sebanyak 8,45 ton, Mangga sebanyak 292,53 ton, Jambu Biji sebanyak
204,22 ton, Durian sebanyak 254,27 ton, Jeruk keprok/siam sebanyak
32,50 ton, Bawang Merah sebanyak 1.197,99 ton, Bawang Daun
sebanyak 406,98 ton, Kentang sebanyak 717,87 ton, Cabe Besar
sebanyak 454,86 ton, Jahe sebanyak 12,95 ton, Tanaman Hias sebanyak
2000 tangkai, Jamur sebanyak 9,33 ton.
b) Bantuan Bibit/Benih Unggul : Padi sebanyak 5000 Ha, Jagung sebanyak
225 Ha, Kedelai sebanyak 1000 Ha, Ubi Jalar sebanyak 5 Ha, Kacang
Tanah sebanyak 5 Ha, Kacang Hijau sebanyak 5 Ha, Mangga sebanyak
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 18
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 50 Ha, Jambu Biji sebanyak 20 Ha, Durian sebanyak 20 Ha, Jeruk
keprok/siam sebanyak 5 Ha, Bawang Merah sebanyak 5 Ha, Bawang
Daun sebanyak 3 Ha, Kentang sebanyak 2 Ha, Cabe Besar sebanyak
5 Ha, Jahe sebanyak 2 Ha, Tanaman Hias sebanyak 1 Ha, Jamur
sebanyak 8000 baglog.
c) Meningkatnya Produksi Benih Padi sebanyak 5 ton.
d) Tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebanyak 75 Ha.
e) Bantuan Pupuk bagi Petani sebanyak 330 Ha.
f) Meningkatnya luasan lahan produktif komoditas unggulan perkebunan
(melalui intensifikasi dan rehabilitasi) : Kopi seluas 150 Ha, Teh seluas
100 Ha, Cengkeh seluas 200 Ha.
3) Meningkatnya populasi dan produksi hasil peternakan (melalui
pengembangan bibit unggul, IB, pakan bermutu, pembinaan kelompok dll) :
Sapi Potong 640 ekor, Sapi Perah 41 ekor, Domba 64.505 ekor, Ayam Ras
Pedaging 240.000 ekor, Ayam Ras Petelur 5.000 ekor.
4) Meningkatnya pelayanan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan hewan
di 26 Kecamatan.
5) Terbentuknya Gapoktan PUAP menjadi Lembaga Ekonomi Petani yang
Berbadan Hukum sebanyak 5 unit; Meningkatnya jumlah penyuluh swadaya
49 orang; Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Petani 3 unit;
Meningkatnya Jumlah Kemitraan Kelompok Tani dengan Pihak Swasta 3
MoU; Meningkatnya Kesejahteraan Petani 150 orang.
6) Meningkatnya Kompetensi Penyuluh sebanyak 52 orang; Meningkatnya
Aktivitas Kunjungan Penyuluhan sebanyak 16 kali.
7) Meningkatnya kelompok tani yang menerapkan teknologi budidaya dan
pengolahan hasil pertanian sebanyak 10 kelompok; Tersebarnya informasi
pertanian, perikanan dan kehutanan sebanyak 3 paket; Meningkatnya jumlah
kelompok pelaksana SLPTT sebanyak 10 kelompok; Meningkatnya
penerapan teknologi budidaya tanaman perkebunan sebanyak 160 Ha;
Meningkatnya penerapan teknologi PHT pada tanaman perkebunan sebanyak
50 Ha; Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan pasca panen
perkebunan sebanyak 10 unit; Revitalisasi Kelembagaan dan Teknologi
Pertanian (UPJA dan P3A) sebanyak 40 Poktan; Pompa air (3";4"; 6") 30
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 19
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 unit; Traktor roda dua (<6 PK; 6-8,5 PK), mesin tanam padi dan kultivator
10 unit; Alat Pengendali OPT (Handsprayer, Power Sprayer, Fog, Emposan
Tikus, Pembersih Gulma) 50 unit; Perontok/Pemipil Padi, Jagung, Kedelai
(Thresher, Cornsheller) 10 unit; Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
5 Poktan.
8) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan hasil peternakan : Ternak
Ruminansia sebanyak 50 orang; Ternak Unggas sebanyak 50 orang;
Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan/pengawetan pakan 1
kelompok; Meningkatnya penerapan teknologi penggemukan ternak
ruminansia 2 kelompok.
9) Irigasi (Irigasi air tanah, Irigasi Air Permukaan, dll) seluas 2.300 Ha;
Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian (Gudang, dll) 2 unit.
10) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil
Pertanian sebanyak 4 kelompok; Meningkatnya pemasaran hasil produksi
pertanian/perkebunan sebanyak 4 paket; Tersebarnya informasi pertanian
dan kehutanan sebanyak 3 paket.
11) Meningkatnya pengembangan aneka usaha kehutanan : Budidaya Jamur
Kayu sebanyak 40.000 Baglog, Budidaya Lebah Madu sebanyak 130 Stup,
Budidaya Gaharu sebanyak 15 Ha, PLBTH sebanyak 15 Ha; Meningkatnya
kapasitas pengolahan hasil hutan dan turunannya sebanyak 5 unit;
Bertambahnya demplot hasil hutan non kayu sebanyak 7 kelompok.
12) Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan (pengurangan luas lahan kritis)
seluas 600 Ha melalui : Terbangunnya kawasan hutan rakyat dan penutupan
lahan di luar kawasan hutan seluas 500 Ha; Terbangunnya lokasi pembbitan
tanaman 10 Unit/Ha; Meningkatnya pengendalian erosi dan sedimentasi
melalui : Pembuatan Gully Plug sebanyak 20 unit, Pembuatan Sumur
Resapan sebanyak 50 unit, Pembuatan Dam Penahan Erosi (DPe) sebanyak
10 unit; Terbangunnya kawasan hutan rakyat seluas 200 Ha.
13) Terbangunnya Model Desa Konservasi sebanyak 4 Desa; Meningkatnya
kelestarian dan fungsi Sumber Mata Air sebanyak 6 SMA.
14) Berkembangnya budidaya dan meningkatnya produksi perikanan : Ikan Mas
sebanyak 46,72 ton, Ikan Nila sebanyak 154,60 ton, Ikan Lele sebanyak
91,36 ton, Ikan Gurame sebanyak 17,22 ton; Meningkatnya Produksi Benih
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 20
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Ikan : Ikan Nila sebanyak 1.596.820 ekor, Ikan Lele sebanyak 43.491 ekor,
Ikan Mas sebanyak 103.098 ekor, Ikan Gurame sebanyak 34.327 ekor, Ikan
Patin sebanyak 126.094 ekor, Ikan Hias sebanyak 530 ekor; Meningkatnya
Kelompok Budidaya Perikanan yang Menerapkan Teknologi sebanyak 5
kelompok.
15) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil
Perikanan sebanyak 7 kelompok.
5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan Energi
Fokus prioritas pada Peningkatan investasi PMA/PMDN dan investasi lokal
terkait pengembangan UMKM, Perwujudan pembangunan destinasi wisata
unggulan melalui peningkatan keunggulan daya tarik dan promosi wisata, dan
Peningkatan pelayanan energi dan ketenaga listrikan.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Kajian Kebijakan penanaman modal 1 Naskah Akademis Dan 1 Draft
Raperda; Terimplementasikannya Pengembangan, Pemeliharaan Sistem
Informasi Pelayanan perizinan dan Penanaman Modal 75 %; Tersedianya
data potensi perizinan 1 paket.
2) Terselenggaranya Fasilitasi, Koordinasi pelayanan perizinan dan non
perizinan usaha (investasi/penanaman modal) melalui Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal 100%; Terselenggaranya
sosialisasi kebijakan pelayanan perizinan, penanaman modal kepada
masyarakat dunia usaha 1 paket; Terselenggaranya Koordinasi,
Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
sebanyak 45 LKPM, 4 Laporan Trwiluan dan 1 buku realisasi investasi.
3) Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan
instansi pemerintah dan dunia usaha 1 kali; Tersedianya informasi peluang
usaha/bidang usaha unggulan dan terselenggaranya promosi investasi
sebanyak 1 Buku Profil investasi unggulan, Booklet/leaflet dan 2 Kali
kepesertaan promosi investasi; Peningkatan kualitas SDM Pelayanan
Perizinan 1 kali.
4) Meningkatnya wisatawan, sebanyak 145.000 Orang.
5) Terpublikasikanya destinasi pariwisata 4 paket.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 21
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 6) Terbangunanya kemitraan pengelolaan pariwisata 4 MoU; Meningkatnya
SDM Pariwisata sebanyak 100 orang; Meningkatnya Kerajinan Kreatif
sebanyak 2 paket.
7) Jumlah KK kurang mampu yang terpasang listrik, sebanyak 2.000 KK.
8) Jumlah penambang berizin yang berwawasan lingkungan, sebanyak
10 perusahaan;
9) Rumah tinggal yang mempunyai penerangan listrik, sebesar 91,64%.
6. Pengembangan Infrastruktur
Fokus prioritas ini pada Peningkatan kualitas dan pembangunan infrastruktur
serta prasarana sosial dasar masyarakat
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat
dan nyaman sepanjang 600,60 Km dan Tersedianya jembatan yang
menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman sebanyak
375 Buah;
2) Tersedianya saluran drainase / gorong-gorong baru sepanjang 1 Km;
3) Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik sepanjang 3 Km;
4) Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah
ada, sebesar 70,00%;
5) Prosentase peningkatan peran dan fungsi sungai, danau dan sumber daya air
lainnya, sebesar 11 %
6) Jumlah debit air tanah yang dapat dikelola dan terawasi, sebesar
600.000 m3-rupiah;
7) Prosentase rumah tidak layak huni, sebesar 10,33%;
8) Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur perdesaan,
sebanyak 243 desa;
9) Jumlah Rumah Tangga yang terlayani akses air minum sebanyak 341.122
KK;
10) Tersedianya prasarana dan sarana air limbah, sebanyak 20 lokasi/desa;
11) Terpenuhinya kebutuhan penerangan jalan umum di wilayah pedesaan dan
perkotaan, sebesar 250 titik/lokasi, terpeliharanya perlengkapan jalan dan
fasilitas terminal, sebesar 75%, terpeliharanya Sarana Pengujian Kendaraan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 22
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Bermotor, sebanyak 1 kali, tersedianya alat/sarana pengaman lalu lintas
sebesar 100%.
7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur
Fokus prioritas ini pada Peningkatan kualitas dan akuntabilitas layanan
pemerintah, Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pemerintah
daerah, Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta
kesadaran politik dan hukum.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Prosentase OPD yang hasil evaluasi lakipnya minimal "CC" sebanyak 40 %;
Prosentase jumlah Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang
kompeten dan profesional di setiap OPD sebesar 60%; Tersusunnya sistem
dan prosedur pengawasan sebanyak 3 jenis;
2) Prosentase aset daerah yang diamankan secara administrasi, sebesar 100%,
secara fisik, sebesar 2%; Prosentase aset yang sudah diinventarisir, sebasar
100%;
3) Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Ekonomi 3 sebanyak dokumen;
Terwujudnya Perencanaan Sosial Budaya 2 dokumen; Terwujudnya
Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah 4 dokumen;
4) Jumlah Raperda yang diagendakan dalam Prolegda, sebanyak 10 Raperda;
Jumlah Produk hukum yang disosialisasikan, sebanyak 2 Per-UUan;
5) Jumlah OPD yang menerapkan Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO,
sebanyak 2 OPD;
6) Realisasi pemenuhan kebutuhan layanan pegawai, sebesar 100%, Prosentase
pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim sesuai jenjangnya, sebesar
67%, Pengiriman PNS untuk mengikuti diklat teknis/ fungsional sebanyak
250 orang, Meningkatnya layanan SAPK sebanyak 8 jenis.
8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanganan Kebencanaan Fokus prioritas ini pada Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan
serta kualitas penanganan bencana.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 23
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 1) Meningkatnya Pelayanan dan Pemeliharaan Sarana Persampahan, selama 12
bulan;
2) Pengendalian terhadap Kualitas Tanah, Air dan Udara dari Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup, serta Meningkatnya Pengelolaan Sumber
Daya Manusia (SDM) Bidang Lingkungan Hidup, sebanyak 6 kegiatan;
3) Pengendalian terhadap kerusakan Tanah, Mata air, Hutan, Lahan dan
Teridentifikasinya kondisi SDA,KEHATI dan Titik Pencemaran Tanah, Air
dan Udara, sebanyak 5 kegiatan;
4) Meningkatnya Fungsi RTH di kawasan perkotaan dan wilayah kecamatan di
Kabupaten Majalengka di 7 lokasi/kecamatan;
5) Pengendalian Pembuangan Limbah Industri UKM dan Limbah Domestik di
2 lokasi/kecamatan;
6) Berfungsinya kembali sarana dan prasarana daerah bencana, sebesar 80%;
7) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mengatasi bencana pada
saat tanggap darurat bencana, sebesar 100%.
9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang
Fokus prioritas ini pada pemanfaatan ruang melalui pengendalian pemanfaatan
ruang.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Tersusunnya pedoman/arahan tentang penataan ruang sesuai dengan
peruntukan dan fungsi Ruang, sebanyak 5 dokumen;
2) Tersosialisasikannya rencana tata ruang, sebanyak 1 lokasi/kecamatan;
3) Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya
pembangunan kawasan, sebanyak 5 lokasi/kecamatan.
10. Penanggulangan Kemiskinan
Fokus prioritas ini pada penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan
pendapatan keluarga miskin dan penguatan pemberdayaan masyarakat berbasis
kearifan lokal.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 24
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Persentase PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar, sebanyak 3%;
2) Persentase PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan
sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial
ekonomi sejenis lainnya, sebanyak 3%;
3) Jumlah KUBE, sebanyak 100 Kube;
4) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi,
sebanyak 20%;
5) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan,
sebanyak 5%;
6) Jumlah BUMDes sebanyak 330 Unit.
11. Peningkatan Kapasitas Desa
Fokus prioritas ini pada Penguatan Pemerintah Desa/Kelurahan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
1) Ketersediaan Dokumen RPJM Desa sebanyak 330 desa, Dokumen RKP
Desa, sebanyak 330 desa;
2) Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
sebanyak Rp 701.045.840;
3) Cakupan pembangunan infrastruktur perdesaan berbasis masyarakat pada
330 Desa;
4) Cakupan status desa gotong royong sebanyak 8 desa.
12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama
Fokus prioritas ini pada Peningkatan kualitas kehidupan beragama dan
kerukunan antar umat beragama melalui Peningkatan peran lembaga-lembaga
sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan dalam pembangunan,
dam Peningkatan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama maupun
antarumat beragama.
Sasaran prioritas ini sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 25
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 1) Jumlah Tenaga Pendidik Keagamaan yang mendapat insentif sebanyak 700
orang, Guru Ngaji 350 orang;
2) Jumlah Perbup Keagamaan sebanyak 2 Perbup;
3) Jumlah lembaga pendidikan agama yang memperoleh fasilitasi 629 unit;
4) Jumlah sarana ibadah yang memperoleh fasilitasi 370 unit;
5) Jumlah Pertemuan rutin antara tokoh-tokoh agama dan ormas keagamaan 68
kali.
Tabel 4.4. Penjelasan Program Pembangunan Daerah
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Peningkatan Kualitas
Kesehatan a. Program
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk
Rasio 1:0893 Dinkes
b. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
Rasio Rumah Sakit persatuan Penduduk
Rasio 1:0026 RSUD Cideres/ RSUD Majalengka
c. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Persen 100% Dinkes
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1) Pendidikan formal bagi dokter spesialis (medis)
Orang 3 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka
2) Dokter (medis) yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis
Orang 8 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 26
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
e. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
1) Rasio dokter/medis per satuan penduduk
Rasio 0,11 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka
2) Rasio tenaga para medis per satuan penduduk
Rasio 1,33 Dinkes/ RSUD Cideres/ RSUD Majalengka
f. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1) Cakupan Desa Siaga Aktif
Persen 78% Dinkes
2) Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga
Persen 57% Dinkes
g. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Rasio Posyandu per satuan balita
Kelompok 1:14 Dinkes/BPMDPKB
2. Peningkatan Kualitas
Pendidikan a. Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar
1) Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau
Persen 100% Disdik
2) Jumlah Ruang
Kelas Baru SD/MI
ruang 80 Disdik
3) Jumlah Ruang
Kelas Baru SMP/MTs
ruang 29 Disdik
4) Jumlah SD/MI
Berstandar Nasional
Persen 89,13 Disdik
5) Jumlah SMP/MTs Berstandar Nasional
Persen 82,13 Disdik
b. Program Pendidikan Menengah
1) Jumlah Ruang Kelas Baru SMA/MA/ SMK
ruang 44 Disdik
2) Dibangunnya
Unit Sekolah Baru
unit 1 Disdik
3) Jumlah SMA/SMK/MA Berstandar Nasional
Persen 72,25 Disdik
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 27
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
c. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah Pendidik yang memenuhi kualifikasi S1/D4
Orang 35 Disdik
3. Peningkatan Daya
Beli Masyarakat a. Program
Pengembangan Koperasi dan UKM
Pengembangan Keanggotaan Koperasi melalui Peningkatan Kerjasama Koperasi dan Penyuluhan dalam rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop)
Orang 624 KUKM Perindag
b. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi di Bidang Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi
Kope-rasi 100 KUKM Perindag
c. Program Peningkatan Kualitas Koperasi
Peningkatan kualitas dan kuantitas koperasi pondok pesantren
Kopon-tren 2 KUKM Perindag
d. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
1) Peningkatan Kualitas Organisasi Badan Hukum Koperasi
Koperasi 10 KUKM Perindag
2) Peningkatan Kualitas Ketatalaksana-an Koperasi dan UMKM
Koperasi 30 KUKM Perindag
e. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
1) Fasilitasi KUR bagi UMKM produktif
KUKM 90 KUKM Perindag
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 28
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
Menengah
2) Pemberian tambahan modal dengan skema dana bergulir
KUKM 2 KUKM Perindag
3) Peningkatan Peran serta masyarakat dalam SDM UMKM
Orang 150 KUKM Perindag
4) Pameran Produk UKM
Keg 8 KUKM Perindag
5) Fasilitasi Kemitraan dengan Lembaga Keuangan Lainnya
UKM 100 KUKM Perindag
6) Pembangunan Outlet Produk UMKM di Kawasan Wisata
Lokasi 2 KUKM Perindag
f. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
1) Peserta Pelatihan Kemampuan Teknis Perdagangan
Orang 50 KUKM Perindag
2) Revitalisasi Pasar Pemda
Pasar 1 KUKM Perindag
3) Pengembangan dan Rehabilitasi Pasar Tradisional
Paket 1 KUKM Perindag
g. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri
1) Fasilitasi Tera Ulang
Kec. 26 KUKM Perindag
2) Operasi Pasar Keg. 2 KUKM Perindag
3) Pengawasan Barang Beredar
Lokasi 10 KUKM Perindag
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 29
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
4) Kemitraan Toko Modern dan Pelaku Usaha
Pelaku Usaha
100 KUKM Perindag
h. Program Pembangunan Kawasan Perdagangan
1) Pembangunan outlet
Lokasi 5 KUKM Perindag
2) Terbangunnya kawasan perdagangan
Kawasan 1 KUKM Perindag
i. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
1) Pengembangan Pangsa Pasar
Kegiatan 2 KUKM Perindag
j. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
1) Penataan Pedagangan Kaki Lima
Lokasi 2 KUKM Perindag
k. Program Pengembangan Industri
1) Penyusunan perencanaan kawasan industri
Dokumen 2 KUKM Perindag
l. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
1) Pelatihan Industri Kecil dan Menengah
IKM 80 KUKM Perindag
2) Pengembangan industri kreatif
Kelompok 3 KUKM Perindag
3) Fasilitasi HAKI
IKM 20 KUKM Perindag
4) Sertifikasi
Halal IKM 20 KUKM
Perindag
m. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Bantuan Peralatan Industri
Kelompok 63 KUKM Perindag
4. Pemantapan
Ketahanan Pangan a. Program
Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/perkebunan
1) Mempertahankan Ketersediaan Energi dan Protein/Kapita
Persen 90 BP4K
2) Meningkatkan dan mempertahankan Cadangan Pangan
Persen 5 BP4K
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 30
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
3) Mempertahankan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga & Akses Pangan
Persen 90 BP4K
4) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
Persen 13,41 BP4K
5) Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan
Persen 1 BP4K
6) Pengawasan & Pembinaan Keamanan Pangan
Persen 6 BP4K
7) Penanganan Daerah Rawan Pangan
Persen 8 BP4K
8) Peningkatan dan Pengamanan Mutu Produk Pertanian :
Pengendalian OPT
Kg/L 1.000 Distankan
Penganekaragaman produksi tanaman pertanian
Lokasi 5 Distankan
Peringatan Hari Pangan
Kali 1 Distankan
Pengumpulan dan Pengolahan Data Pertanian
Kec. 26 Distankan
b. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
1) Meningkatnya Produksi Tanaman Pertanian :
Distankan
Padi Ton 21.211,14
Jagung Ton 3.591,03
Kedelai Ton 338,10
Ubi Jalar Ton 184,92
Kacang Tanah Ton 11,40
Kacang Hijau Ton 8,45
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 31
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
Mangga Ton 292,53
Jambu Biji Ton 204,22
Durian Ton 254,27
Jeruk
keprok/siam Ton 32,50
Bawang
Merah Ton 1.197,99
Bawang Daun Ton 406,98
Kentang Ton 717,87
Cabe Besar Ton 454,86
Jahe Ton 12,95
Tanaman Hias Tang-kai 2.000
Jamur Ton 9,33
2) Bantuan Bibit/Benih Unggul :
Distankan
Padi Ha 5.000 Jagung Ha 225 Kedelai Ha 1.000 Ubi Jalar Ha 5 Kacang Tanah Ha 5 Kacang Hijau Ha 5 Mangga Ha 50 Jambu Biji Ha 20 Durian Ha 20
Jeruk Keprok/
Siam Ha 5
Bawang
Merah Ha 5
Bawang Daun Ha 3 Kentang Ha 2 Cabe Besar Ha 5 Jahe Ha 2 Tanaman Hias Ha 1 Jamur Baglog 8.000
3) Meningkatnya Produksi Benih Padi
Ton 5 Distankan
4) Tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Ha 75 Distankan
5) Bantuan Pupuk bagi Petani
Ha 330 Distankan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 32
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
6) Meningkatnya luasan lahan produktif komoditas unggulan perkebunan (melalui intensifikasi dan rehabilitasi) :
Dishutbunak
- Kopi - Teh - Cengkeh
Ha Ha Ha
150 100 200
c. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Meningkatnya populasi dan produksi hasil peternakan (melalui pengembangan bibit unggul, IB, pakan bermutu, pembinaan kelompok dll):
Dishutbun-nak
- Sapi Potong Ekor 640
Ton 197,91
- Sapi Perah Ekor 41
Liter 145.791
- Domba Ekor 64.505
Ton 63,66
- Ayam Ras
Pedaging Ekor 240.000
Ton 360
- Ayam Ras
Petelur Ekor 5.000
Ton 45,96
d. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
1) Meningkatnya pelayanan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan hewan
Kec. 26 Dishutbun-nak
e. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
1) Terbentuknya Gapoktan PUAP menjadi Lembaga Ekonomi Petani yang Berbadan Hukum
Unit 5 BP4K
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 33
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
2) Meningkatnya Jumlah Penyuluh Swadaya
Orang 49 BP4K
3) Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Petani
Unit 3 BP4K
4) Meningkatnya Jumlah Kemitraan Kelompok Tani dengan Pihak Swasta
MoU 3 BP4K
5) Meningkatnya Kesejahteraan Petani
Orang 150 Distankan
f. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
1) Meningkatnya Kompetensi Penyuluh
Orang 52 BP4K
2) Meningkatnya Aktivitas Kunjungan Penyuluhan
Kali 16 BP4K
g. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
1) Meningkatnya kelompok tani yg menerapkan teknologi budidaya dan pengolahan hasil pertanian
Kelompok 10 BP4K
2) Tersebarnya informasi pertanian, perikanan dan kehutanan
Paket 3 BP4K
3) Meningkatnya jumlah kelompok pelaksana SLPTT
Kelompok 10 BP4K
4) Meningkatnya penerapan teknologi budidaya tanaman perkebunan
Ha 160 Dishutbun-nak
Kelompok 7
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 34
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
5) Meningkatnya penerapan teknologi PHT pada tanaman perkebunan
Ha 50 Dishutbun-nak
Kelompok 5
6) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan pasca panen perkebunan
Unit 10 Dishutbun-nak
Kelompok 10
7) Revitalisasi Kelembagaan dan Teknologi Pertanian (UPJA dan P3A)
Poktan 40 Distankan
8) Pompa air
(3";4"; 6") Unit 30 Distankan
9) Traktor roda dua (<6 PK; 6-8,5 PK), mesin tanam padi dan kultivator
Unit 14 Distankan
10) Alat Pengendali OPT (Handsprayer, Power Sprayer, Fog, Emposan Tikus, Pembersih Gulma)
Unit 50 Distankan
11) Perontok/Pemipil Padi, Jagung, Kedelai (Thresher, Cornsheller)
Unit 10 Distankan
12) Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
Poktan 5 Distankan
h. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
1) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan
Dishutbun-nak
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 35
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
Peternakan hasil peternakan :
- Ternak Ruminansia - Ternak Unggas
Orang
Orang
50
50
2) Meningkatnya penerapan teknologi pengolahan/ pengawetan pakan
Kelompok 1 Dishutbun-nak
3) Meningkatnya penerapan teknologi penggemukan ternak ruminansia
Kelompok 2 Dishutbun-nak
i. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian
1) Irigasi (Irigasi air tanah, Irigasi Air Permukaan, dll)
Ha 2.300 Distankan
2) Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian (Gudang, dll)
Unit 2 Distankan
j. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
1) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kelompok 4 Distankan
2) Meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Paket 4 Distankan
3) Tersebarnya informasi pertanian dan kehutanan
Paket 3 Dishutbun-nak
k. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
1) Meningkatnya pengembangan aneka usaha kehutanan :
Dishutbun-nak
- Budidaya
Jamur Kayu Baglog 40.000
- Budidaya
Lebah Madu Stup 140
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 36
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
- Budidaya
Gaharu Ha 15
- PLBTH Ha 30
- Budidaya/
olahan Bambu Batang 2.000
2) Meningkatnya kapasitas pengolahan hasil hutan dan turunannya
Unit 5 Dishutbun-nak
3) Bertambahnya demplot hasil hutan non kayu
Kelompok 7 Dishutbun-nak
l. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
1) Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan (pengurangan luas lahan kritis):
Ha 600 Dishutbun-nak
a. Terbangunnya kawasan hutan rakyat dan penutupan lahan di luar kawasan hutan
Ha 500
b. 'Terbangunnya lokasi pembibtain tanaman
Unit/ Ha
10
c. Meningkatnya pengendalian erosi dan sedimentasi :
- Pembuatan
Gully Plug Unit
20
- Pembuatan Sumur Resapan
Unit
50
- Pembuatan Dam Penahan Erosi (DPe)
Unit
10
m. Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
1) Terbangunnya Model Desa Konservasi
Desa 4 Dishutbun-nak
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 37
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
2) Meningkatnya kelestarian dan fungsi Sumber Mata Air
SMA 6 Dishutbun-nak
n. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
1) Berkembangnya Budidaya dan Meningkatnya Produksi Perikanan :
Distankan
Ikan Mas Ton 46,72
Ikan Nila Ton 154,60
Ikan Lele Ton 91,36
Ikan Gurame Ton 17,22
2) Meningkatnya Produksi Benih Ikan :
Distankan
Ikan Nila Ikan Lele Ikan Mas Ikan Gurame Ikan Patin Ikan Hias
Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor
1.596.820 43.491
103.098 34.327
126.094 530
3) Meningkatnya Kelompok Budidaya Perikanan yang Menerapkan Teknologi
Kelompok 5 BP4K
o. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
1) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran Hasil Perikanan
Kelompok 7 Distankan
5. Pengembangan
Investasi, Pariwisata, dan Energi
a. Program Pengembangan Investasi
1) Kajian Kebijakan penanaman modal.
Naskah kajian,Raperda dan Raperbup
1 Naskah Akademis
Dan 1 Draft
Raperda
BPPTPM
2) Terimplementasikannya Pengembangan, Pemeliharaan Sistem Informasi Pelayanan
Persen 75 BPPTPM
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 38
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
perizinan dan Penanaman Modal
3) Tersedianya data potensi perizinan
Paket 1 BPPTPM
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
1) Terselenggaranya Fasilitasi, Koordinasi pelayanan perizinan dan non perizinan usaha (investasi/penanaman modal) melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal
Persen 100 BPPTPM
2) Terselenggaranya sosialisasi kebijakan pelayanan perizinan, penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha
Paket 1 BPPTPM
3) Terselenggaranya Koordinasi, Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
Laporan 45 LKPM, 4 Laporan
Trwiluan dan 1 buku
realisasi investasi
BPPTPM
c. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
1) Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan
Kali 1 BPPTPM
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 39
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
instansi pemerintah dan dunia usaha
2) Tersedianya informasi peluang usaha/bidang usaha unggulan dan terselenggaranya promosi investasi
Paket 1 Buku Profil
investasi unggulan,
Booklet/ leaflet dan
2 Kali kepesertaan promosi
investasi
BPPTPM
3) Peningkatan kualitas SDM Pelayanan Perizinan
Kali 1 BPPTPM
d. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Meningkatnya wisatawan
Orang 145.000 Disporabud-par
e. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Terpublikasikanya destinasi pariwisata
Paket 4 Disporabud-par
f. Program Pengembangan Kemitraan
1) Terbangunanya kemitraan pengelolaan pariwisata
MoU 4 Disporabud-par
2) Meningkatnya SDM Pariwisata
Orang 100 Disporabud-par
3) Meningkatnya Kerajinan Kreatif
Paket 2 Disporabud-par
g. Program pembinaan dan pengembangan bidang energi dan ketenagalistrikan
Jumlah KK kurang mampu yang terpasang listrik
KK 2.000 PSDAPE
h. Program pembinaan dan pengembangan bidang energi dan ketenagalistrikan
Jumlah KK kurang mampu yang terpasang listrik
KK 2.000 PSDAPE
6. Pengembangan Infrastruktur
a. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
1) Tersediannya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan
Km 600,60 Dinas BMCK
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 40
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
nyaman
2) Tersediannya jembatan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
Km 375 Dinas BMCK
b. Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong
Tersedianya saluran drainase / gorong-gorong baru
Km 1
Dinas BMCK
c. Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase/gorong-gorong
Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik
Km 3
Dinas BMCK
d. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada
% 70,00 PSDAPE
e. Program pengembangan perumahan
Prosentase rumah tidak layak huni
% 10,33 Dinas BMCK
f. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perdesaan
Desa 243 Dinas BMCK
g. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
1)
Jumlah Rumah Tangga yang terlayani akses air minum
KK 341.122 Dinas BMCK + PDAM
2)
Tersedianya prasarana dan sarana air limbah
Lokasi/ Desa
20 Dinas BMCK
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 41
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
h. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Terpenuhinya kebutuhan penerangan jalan umum di wilayah pedesaan dan perkotaan
Titik/ lokasi
250 Dishubkom-info
i. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Tersedianya alat/sarana pengaman lalu lintas
% 100 Dishubkom-info
7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur
a. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah
Prosentase OPD yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
Persen 70 Inspektorat
b. Program Peningkatan Pengelolaan Barang Milik Daerah
1) Prosentase aset daerah yang diamankan
DPKAD
Pengamanan
secara administrasi
Persen 100
Pengamanan secara fisik
Persen 2
2) Prosentase aset
yang sudah diinventarisir
Persen 100 DPKAD
c. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
Tersedianya Data/informasi/statistik daerah
Doku-men 5
Bappeda
d. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
1) Jumlah Raperda yang diagendakan dalam Prolegda
Raper-da 10
Hkm. Setda dan Setwan
2) Jumlah Produk hukum yang disosialisasi-kan
Per-UU-an 2
Kesbangpol & Hkm. Setda
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 42
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanggulangan Bencana
a. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Meningkatnya fungsi RTH di kawasan perkotaan dan wilayah kecamatan di Kabupaten Majalengka
Lokasi/Kecamatan
7 BPLH Kabupaten Majalengka
b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Pengendalian Pembuangan Limbah Industri UKM dan Limbah Domestik
Lokasi/Kecamatan
2 BPLH Kabupaten Majalengka
c. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
Berfungsinya kembali sarana dan prasarana daerah bencana
% 80 BPBD
d. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Meningkatnya Pelayanan dan Pemeliharaan Sarana Persampahan
Bulan 12 BPLH Kabupaten Majalengka
e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Pengendalian terhadap kerusakan Tanah, Mata air, Hutan, Lahan dan Teridentifikasinya kondisi SDA,KEHATI dan Titik Pencemaran Tanah, Air dan Udara
Kegiatan 5 BPLH Kabupaten Majalengka
f. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Pengendalian terhadap Kualitas Tanah, Air dan Udara dari Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, serta Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Lingkungan Hidup
Kegiatan 6 BPLH Kabupaten Majalengka
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 43
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang
a. Program Perencanaan Tata Ruang
Tersusunnya pedoman/arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi Ruang
Dokumen 5 BMCK
b. Program Pemanfaatan Ruang
Tersosialisasikannya rencana tata ruang
Lokasi/Kecamatan
1 BMCK
c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya pembangunan kawasan
Lokasi/Kecamatan
5 BMCK
10. Penanggulangan
Kemiskinan a. Program
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
1) Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
Persen 3% Dinsosnaker-trans
2) Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
Persen 3% Dinsosnaker-trans
3) Jumlah KUBE Kube 100 Dinsosnaker-trans
b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
1) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
Persen 20% Dinsosnaker-trans
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 44
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
2) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
Persen 5% Dinsosnaker-trans
c. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Jumlah BUMDes
Unit 330 BPMDPKB
11. Peningkatan
Kapasitas Desa a. Program
peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
1) Ketersediaan Dokumen RPJM Desa
Doku-men 330 BPMDPKB
2) Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
Rupiah 701.045.840
BPMDPKB
b. Program peningkatan infrastruktur perdesaan
Cakupan pembangunan infrastruktur perdesaan berbasis masyarkat
Kegiat-an 330 BPMDPKB
c. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Cakupan status desa gotong royong
desa 1 BPMDPKB
12. Peningkatan Kualitas
Umat Beragama Program
Peningkatan Kehidupan Beragama
1) Jumlah Guru Ngaji yang mendapat insentif
orang 686 Kesra. Setda
2) Jumlah Perbup
Keagamaan Perbup 2 Kesra. Setda
3) Jumlah lembaga pendidikan agama yang memperoleh fasilitasi
unit 629 Kesra. Setda
4) Jumlah sarana ibadah yang memperoleh fasilitasi
unit 370 Kesra. Setda
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 45
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
No. Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target
OPD Penanggung
Jawab
5) Jumlah Pertemuan rutin antara tokoh-tokoh agama dan ormas keagamaan
kali 3 Kesra. Setda
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015
BAB IV - 46
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015
5.1. Ruang Lingkup Rencana Program dan Kegiatan Prioritas
Secara teknokratis Proses penyusunan Rencana program dan kegiatan
prioritas daerah dalam RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, merupakan hasil
analisis atas hasil evaluasi pembangunan tahun sebelumnya, analisis posisi RKPD
Tahun 2015 dalam kerangka pembangunan jangka menengah daerah yang tertuang
dalam Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 berkaitan
program pembangunan dan dengan capaian kinerja yang direncanakan dalam tahun
berkenaan. Selain itu juga rencana program dan kegiatan prioritas telah diadaptasikan
dengan hasil analisis atas pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten Majalengka yang
merupakan hasil Reses DPRD.
Program/kegiatan yang terpilih merupakan program/kegiatan yang terukur
dengan target yang pasti dalam rangka mendongkrak capaian target pembangunan
tahun 2015 yang diharapkan dapat mampu meningkatkan kesejahteraan masayarakat.
Rencana program dan kegiatan prioritas daerah disusun dan dikelompokkan
berdasarkan sasaran-sasaran dan target capaian prioritas pembangunan daerah,
dengan memperhatikan urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Rencana program/kegiatan tersebut disertai dengan indikator kinerja, target, satuan,
pagu indikatif, lokasi, dan OPD penanggungjawabnya, sehingga rencana program
dan kegiatan prioritas daerah menjadi acuan bagi OPD dalam menyusun Rencana
Kerja OPD.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, urusan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah adalah terdiri atas 26 urusan wajib dan 8 urusan
pilihan, yaitu :
A. Urusan Wajib
1. Pendidikan.
2. Kesehatan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 3. Pekerjaan Umum.
4. Perumahan Rakyat.
5. Penataan Ruang.
6. Perencanaan Pembangunan.
7. Perhubungan.
8. Lingkungan Hidup.
9. Pertanahan.
10. Kependudukan dan Catatan Sipil.
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
13. Sosial.
14. Ketenagakerjaan.
15. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
16. Penanaman Modal.
17. Kebudayaan.
18. Kepemudaan dan Olah Raga.
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
21. Ketahanan Pangan.
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
23. Statistik.
24. Kearsipan.
25. Komunikasi dan Informatika.
26. Perpustakaan.
B. Urusan Pilihan
1. Pertanian.
2. Kehutanan.
3. Energi dan Sumber daya Mineral.
4. Pariwisata.
5. Kelautan dan Perikanan.
6. Perdagangan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 3
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 7. Industri.
8. Ketransmigrasian.
Pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015, semua yang
menjadi kewenangan daerah mendapat perhatian dari pemerintah dalam perencanaan
program/kegiatan serta pengalokasian anggarannya. Namun demikian, mengingat
keterbatasan dana yang ada, beberapa urusan mendapat prioritas dalam pemberian
pengalokasian anggaran. Pemerintah Daerah dihadapkan pada keharusan
menentukan pilihan prioritas program/kegiatan Tahun 2015 sebagai upaya
peningkatan efektifitas dan efisiensi pembangunan daerah.
5.2. Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2015
Dalam upaya menjawab permasalahan yang menjadi isu strategis dan
mewujudkan target sasaran prioritas pembangunan Kabupaten Majalengka tahun
2015 serta mencapai target indikator makro pembangunan daerah, maka program dan
kegiatan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, berdasarkan sifat dan urgensi
program/kegiatan terkait dengan hal-hal tersebut di atas, yaitu :
1. Program/kegiatan prioritas utama;
2. Program/kegiatan reguler;
3. Program/kegiatan Kecamatan.
Adapun rincian 3 (tiga) kategori program/kegiatan tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
A. Program/Kegiatan Prioritas Utama
Program/Kegiatan Prioritas Utama adalah program/kegiatan yang diprioritaskan
pelaksanaan dan penganggarannya dalam rangka pencapaian visi dan misi,
bersifat mendesak, harus selesai pada tahun rencana, target capaian harus
terukur pada skala maksimal atau ideal, dengan cakupan wilayah yang luas,
kegiatan melibatkan sebagian besar masyarakat dan atau berdampak luas pada
masyarakat, serta membentuk pencitraan positif bagi keberhasilan program
pembangunan tersebut.
B. Program/Kegiatan Reguler
Program/Kegiatan Reguler adalah kegiatan yang pelaksanaan dan
penyelenggaraanya wajib dan bersifat rutin berulang setiap tahun, dengan
maksud, tujuan, volume, anggaran dan output relatif tetap atau sama, yang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaTahun 2015 BAB V - 4
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 apabila tidak dianggarkan berdampak eksistensial pada organisasi perangkat
daerah yang bersangkutan. Program/kegiatan ini merupakan dasar dari
organisasi perangkat daerah untuk melakukan semua kegiatan dasar yang
menunjang keberlangsungan organisasi. Prioritas ini dijabarkan dalam urusan
dasar OPD, urusan wajib, urusan pilihan, program, dan kegiatan.
C. Program/Kegiatan Kecamatan
Program/Kegiatan Kecamatan adalah program/kegiatan yang pelaksanaannya
atas dasar kepentingan kewilayahan yang diselenggarakan oleh kecamatan
dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan dalam
rangka menunjang akselerasi pencapaian IPM sesuai dengan kewenangan yang
dimilikinya dalam menyelenggarakan urusan. Program/kegiatan kecamatan
dijabarkan dalam program, dan kegiatan.
Selain kelompok program/kegiatan prioritas seperti dijabarkan di atas, dalam
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 juga mencantumkan program/kegiatan
yang akan diusulkan ke Pemerintah Pusat/sumber dana APBN (DAK, Tugas
Pembantuan, Sektoral/Dekonsentrasi), dan Pemerintah Provinsi/sumber dana APBD
Provinsi (Bantuan Keuangan, Sektoral/Dekonsentrasi), rincian program/kegiatan
disajikan dalam matrik sebagai berikut.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB VI - 1
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 BAB VI
PENUTUP
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun
2015 merupakan dokumen perencanaan tahunan yang akan dijadikan pedoman bagi
Pemerintah Kabupaten Majalengka dan stakeholders pembangunan dalam
melaksanakan pembangunan pada tahun 2015. Substansi RKPD Tahun 2015 disusun
mengacu pada RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025, Rancangan Akhir
RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, dan kajian atas dokumen RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, RPJPN Tahun 2005-2025, Rancangan
RPJMN Tahun 2015-2019 dan RKP Tahun 2015. Semua rangkaian ketetapan
program/kegiatan, strategi pembangunan dan kebijakan-kebijakan keuangan daerah
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam rangka mengusung
pencapaian target-target pembangunan tahun 2015 yang tertuang dalam Rancangan
Akhir RPJMD.
Sebagai upaya sinkronisasi, sinergitas, dan integrasi dengan Rancangan Akhir
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, maka ditetapkan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut :
1. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka dan pelaku
pembangunan berkewajiban untuk melaksanakan program dan kegiatan yang
terkait dengan RKPD Tahun 2015 dengan proporsional dan sebaik-baiknya.
2. Dalam rangka sinkronisasi, sinergitas dan integrasi pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan yang pendanaannya bersumber dari APBD,
APBN/BLN/PHLN dan sumber-sumber lainnya yang sah, maka setiap OPD
harus menindaklanjutinya dengan menyusun dan mengsingkronisasi RENJA
OPD dengan RKPD Tahun 2015 yang kemudian akan dijadikan dasar
pelaksanaan rencana kegiatan tahun 2014 pada OPD masing-masing.
3. Kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah dan kebijakan
pembiayaan daerah dihitung berdasarkan analisis terukur dengan memperhatikan
perubahan kebijakan keuangan pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Secara
definitif kebijakan-kebijakan tersebut ditetapkan mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Dalam Negeri dan peraturan lainnya, serta
kesepakatan bersama dengan DPRD.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 BAB VI - 2
Pemerintah Kabupaten Majalengka
RKPD
2015 4. Seluruh program/kegiatan dalam RKPD Tahun 2015 dapat dilaksanakan sesuai
dengan kemampuan perolehan pembiayaan pembangunan dari sumber-sumber
pendapatan daerah.
5. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan Daerah tidak saja ditentukan oleh
pemenuhan rencana pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang didanai dari pendapatan
daerah, tapi juga ditentukan oleh dana-dana pembangunan lain yang berasal dari
swadaya masyarakat, dunia usaha serta stakeholder pembangunan lainnya.
6. RKPD Tahun 2015 selanjutnya akan dijadikan bahan dalam penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA), dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2015 sebagai dasar dalam
penyusunan APBD Kabupaten Majalengka Tahun Anggran 2015.
RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015, yang memuat prioritas
pembangunan daerah dan program/kegiatan prioritas merupakan penjabaran dari visi
dan misi pada RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 diharapkan mampu
mengkoordinasi, mengintegrasi, dan mensinergiskan pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan sehingga dapat mengakselerasi peningkatan derajat kemakmuran
masyarakat Kabupaten Majalengka.