Pelaksanaan Kajian EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Risk Assessment
-
Upload
mohammad-fauzi-hendrawan -
Category
Documents
-
view
33 -
download
23
Transcript of Risk Assessment
RISK ASSESSMENT ( PERKIRAAN RESIKO )
Oleh:
Hamdani
Juang Prihantoro Setiawan
Fauzi Hendrawan
Teknik Kimia
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2011/2012
RISK ASSESSMENT
(Perkiraan Resiko)
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas :
1.Penjelasan mengenai perhitungan peluang,termasuk hitungan mengenai “equipment
failure”
2.Menampilkan bagaimana peluang kegagalan sebuah komponen perangkat keras
mempengaruhi kegagalan pada proses kerja.
3.Menjelaskan dua metode peluang(bagan event dan bagan kesalahan).
4.Menjelaskan bagaiman konsep dari LOPA(layer of protection analysis).
5.Menjelaskan bagaimana hubungan antara QRA(quantitative risk analysis) dengan LOPA.
Perkiraan resiko kecelakaan ini meliputi penemuan kecelakaan kerja dan perkiraan akibat
yang ditimbulkan.penemuan kecelakaan kerja ini menjelaskan bagaimana suatu kejadian tersebut
terjadi.Hal ini kadang-kadang menyertakan sebuah perkiraan peluang hal tersebut
terjadi.perkiraan akibat dari kecelakaan kerja menjelaskan bagaimana kerusakan yang akan
terjadi.hal ini meliputi kehilangan nyawa,kerusakan pada lingkunganatau alat-alat vital serta
lama berhentinya kerja pabrik.
12-1 Review Of Probability Theory(Penjelasan Tentang Teori Peluang)
Kerusakan alat atau kesalahan pada proses sebagai akibat dari “complex interaction” dari
“individual component. Peluang secara keseluruhan dari sebuah masalah pada suatu proses
tergantung pada kualitas dari interaksi tersebut.pada bagian ini kita akan mempelajari berbagai
bentuk interaksi serta menjelaskan bagaimana cara pengoperasian dari hitungan peluang sebuah
kecelakaan kerja.
R (t )=e−μt
R = Peluang keberhasilan
µ = Hitungan kesalahan rata-rata
t = Interval waktu
P (t )=1−R (t )=1−e−μt
P = Peluang kegagalan
f ( t )=dP (t )dt
=μ e−μt
Tingkat kecelakaan kerja dari suatu alat mencapai titik tertinggi ketika komponen tersebut
baru (infant mortality) atau ketika komponen tersebut tua dan tingkat kegagalan antara dua
period tersebut berada dalam tingkat yang wajar.
1. Interaction Between Process Units (Hubungan Antar Unit yang Bekerja)
Kecelakaan yang terjadi pada suatu “chemical plant” sering kali merupakan akibat dari
banyaknya interaksi yang terjadi antara komponen-komponen yang bekerja.
P=∏i=1
n
Pi
n = Jumlah keseluruhan komponen.
Pi = Peluang kegagalan untuk tiap-tiap komponen.
Jumlah keseluruhan dari peluang keberhasilan untuk unit parallel dirumuskan dengan:
R=1−∏i=1
n
(1−Ri)
Ri = Peluang keberhasilan dari masing-masing komponen.
Komponen dari proses tersebut juga berinteraksi secara berkelanjutan.hal ini berarti bahwa
sebuah kesalahan yang disebabkan oleh sebuah komponen akan berakibat pada proses itu sendiri.
Perhitungan tingkat keberhasilan pada komponen dengan kerja berkelanjutan.
R=∏i=1
n
Ri
Sedangkan perhitungan peluang kegagalan secara keseluruhan.
P=1−∏i=1
n
(1−Pi)
2. Revealed and Unrevealed Failures (Kegagalan yang Terlihat dan yang Tersembunyi)
Kadang kala kita beranggapan bahwa semua kecelakaan atau kerusakan alat yang ditandai
denga alarm maupun penghentian sistem dapat segera diketaui operator sehingga dapat
diperbaiki dalam waktu singkat,tetapi alarm darurat serta penghentian system hanya digunakan
pada saat sesuatu berbahaya terjadi. Hal ini memungkinkan untuk alat-alat yang dapat rusak
tanpa sepengetahuan operator. Hal ini disebut dengan kerusakan tersembunyi (unrevealed
failure). Tanpa pengujian alat secara benar dan berkelanjutan alarm serta system untuk keadaan
darurat dapat mengalami kerusakan tanpa diketahui. Kerusakan yang dapat langsung diketahui
disebut dengan (revealed failures).
Untuk kecelakaan yang terlihat (revealed failures) jeda waktu pada saat komponen yang rusak
tidak beroperasi dihitung dengan :
τr ≅ 1n∑i=1
n
τ ri
n = Jumlah kerusakan atau penonaktifan terjadi.
τ ri = Waktu untuk perbaikan.
Waktu sebelum kecelakaan atau lama pengoperasian dihitung dengan:
τ 0≅1n∑i=1
n
τ0 i
τ 0i = waktu operasi sampai terjadi kecelakaan.
MTBF=1μ=τ r+τ0
MTBF merupakan penjumlahan dari waktu pengoperasian dan waktu perbaikan.
3. Probability Of Coincidence (Peluang Suatu Kebetulan)
Semua komponen dari suatu proses akan menunjukan “unavailability” sebagai akibat dari
sebuah kerusakan.alarm dan system darurat akan menunjukan bahwa system tidak dapat
digunakan ketika suatu kegagalan proses yang bebrbahaya terjadi. Akibat yang fatal hanya
terjadi jika suatu proses tidak berjalan semestinya dan system penanggulangan darurat tidak
berfungsi dengan baik,hal inilah yang menyebabkan “coincidence of event”.
λ=pdT i
Pd = Jumlah proses berbahaya yang terjadi
T i = Interval waktu antar kejadian
λ = Frekuensi kejadian
U=12μ τ i
U = Ketidaktersediaannya system darurat
λd= λU
λd = Frekuensi rata-rata dari kebetulan berbahaya.
MTBC= 1λd
= 2λμτ i
MTBC(the mean time between two coincidences)
#redundancy
#common mode failure
12-2 Event Trees (Bagan Kejadian)
Bagan kejadian ini dimulai dari awal pekerjaan hingga sampai pada hasil akhir.metode ini
memberikan informasi bagaimana suatu kecelakaan dapat terjadi dan bagaimana kemungkinan
banyak kecelakaan tersebut terjadi.
Apabila terjadi kecelakaan pada suatu pabrik maka berbagai sitem pengamanan akan
dikerahkan untuk mencegah meluasnya dampak kecelakaan tersebut.sistem pengamanan ini bisa
berhasil akan tetapi juga bisa gagal. Pendekatan masalah melalui bagan kejadian ini meluputi
efek yang ditimbulkan oleh pekerjaan awal yang di ikuti oleh kerusakan pada system
keamanan.langkah–langkah pada analisis dengan event trees :
1. Mengidentifikasi pemicu dari kejadian yang dimaksud.
2. Mengidentifikasi rancangan fungsi keselamatan untuk menanggulangi kecelakaan.
3. Membangun event tree.
4. Menjelaskan rentetat kejadian kecelakaan.
Apabila data yang diperlukan tersedia,prosedur ini berguna untuk memasukan penilaian
berupa angka untuk berbagai kejadian.hal ini berguna secara efektif untuk menentukan
kemungkinan dari event-event berikutnya,sehingga kita dapat memutuskan peningkatan di
bagian apa saja yang diperlukan.
Event trees ini ditulis dari kiri ke kanan. Event pembuka ditulis pertama di tengah halaman
pada bagian kiri. Garis digambar dari event pembuka menuju pada system pengaman pertama.
Pada titik inisistem keamanan dapat berhasil maupun gagal. Pekerjaan yang berhasil
digambarkan dengan garis ke arah atas,sedangkan operasi yang gagal digambarkan dengan garis
ke arah bawah. Sebuah garis horizontal digambar dari dua hasil diatas untuk menuju ke fungsi
pengamanan selanjutnya.
Apabila sebuah fungsi keamanan tidak digunakan maka garis horizontal diteruskan menuju
fungsi selanjutnya tanpa cabang. Contohnya,cabang bagian atas diteruskan menuju operasi kedua
dimana operator menyadari adanya temperature tinggi. Jika alarm untuk temperature tinggi ini
berjalan dengan baik maka operator akan langsung mengetahui adanya temperature tinggi ini.
Penjelasan beserta konsekuensinya diperlihatkan pada bagian kanan dari event tree. Lingkaran
kosong mengindikasikan kondisi yang aman sedangkan lingkaran dengan silang di dalamnya
mengindikasikan kondisi tidak aman.
Event trees dapat digunakan secara kuantitative jika data tersedia pada rates failure fungsi
pengamanan dan rata-rata terjadinya initiation event. Event trees ini juga berguna untuk
menyediakan scenario dari kegagalan yang mungkin terjadi. Jika data yang kuantitatif tersedia
maka frekuensi kegagalan dapat diperkirakan. Hal ini sangat berguna dalam rangka untuk
mereka ulang desain demi peningkatan keamanan. Kesulitannya terletak pada kebanyakan proses
yang sebenarnya sesuatu harus dihitung dengan sangat detail sehingga akan menghasilkan event
trees yang besar.apabila sebuah perhitungan peluang dicoba maka harus tersedia data untuk
setiap safety function pada event trees.
12-3 Fault Trees
Fault trees ini pada awalnya digunakan pada industry pesawat luar angkasa dan telah
digunakan secara luas pada industry tenaga nuklir untuk menghitung bahaya serta resiko yang
terdapat pada industry tenaga nuklir. Cara ini juga menjadi sangat popular dikalangan industri
kimia karena merujuk pada kesuksesan penggunaannya pada industri tenaga nuklir.
Sebuah fault trees untuk industri yang simple sekalipun dapat menjadi luas meliputi ribuan
process events. Uuntungnya cara ini sudah dikembangkan secara komputerisasi,dengan berbagai
program computer yang tesedia dapat menggambarkan fault trees berdasarkan interactive
section.
Fault trees merupakan caara yang tepat untuk menentukan bahaya apa saja yang berpotensi
menjadi sebuah kecelakaan. Hal ini dimulai dengan sebuah kecelakaan yang jelas(top event) dan
perkiraan kedepan maupun kebelakang berbagai scenario yang memungkinkan kecelakaan
tersebut terjadi.
Hal yang terdapat pada event trees tidak hanya terbatas pada kesalahan oleh perangkat
keras akan tetapi juga termasuk software,manusia,dan factor lingkungan.
Tahap-tahap dalam penggambaran event trees
1.gambarlah sebuah top event pada bagian atas lembar kerja.beri label bahwa itu adalah
sebuah top event untuk menghindari kebingungan ketika event trees terbagi menjadi
beberapa lembar kertas.
2.Tentukan major event yang berkontribusiterhadap top event.tulis major event tersebut
sebagai intermediate,basic,undeveloped,maupun external event padalembaran kerja.
Kelebihan dan Kekurangan Fault Trees
Kekurangan utama dari penggunaan fault trees adalah waktu yang diperlukan untuk
membuat fault trees cukup lama. Hal ini dikarenakan fault trees melibatkan lebih dari ribuan
bagian serta intermediate event yang tidak biasa. Selain itu untuk membuat fault trees yang
lengkap diperlukan banyak perkiraan scenario sehingga sering kali hanya engineer
berpengalaman yang dapat membuat fault trees yang lengkap.
Sedangkan kelebihan dari fault trees ini adalah semua fault trees dimulai dai top
event,yang dapat memfokuskan masalah sehingga kemungkinan keberhasilan akan meningkat
secara signifikan. Selain itu segala prosedur fault trees tersedia dalam aplikasi computer.
Software ini bias untuk mengkonstruksi faut trees secara grafik,the minimal cut sets,dan
perhitungan peluang kegagalan.
12-4 QRA and LOPA
Resiko merupakan hasil dari probability of a release,probability of exposure, and the
consequences of exposure. Resiko sering kali digambarkan dalam bentuk grafik. Setiap
perusahaan menentukan batas dari level resiko yang dapat diterima maupun yang tidak. Resiko
yang biasanya terjadi pada pabrik-pabrik sering kali dihitung menggunakan quantitative risk
analysis(QRA) atau layer of protection analysis(LOPA). Berbagai metode lainnya juga ada
digunakan akan tetapi QRA dan LOPA merupakan metode yang paling sering digunakan.
QRA
QRA merupakan suatu metode yang mengidentifikasi dimana proses,teknikal,maupun
management system dapat dimodifikasi untuk mengurangi tingkat resiko. QRA digunakan untuk
mengevaluasi potensi terjadinya resiko ketika metode kualitatif tidak dapat memberikan
pemahaman yang cukup tentang suatu resiko. Secara umum QRA merupakan sebuah prosedur
kompleks yang memerlukan keahlian serta sarana dan waktu yang cukup.pada beberapa instansi
kompleksitas ini mungkin tidak terpenuhi sehingga metode LOPA menjadi lebih tepat.
LOPA
LOPA merupakan metode semi kuantitative untuk menganalisis serta memperkirakan
resiko.metode ini meliputi metode-metode yang memudahkan dalm penentuan konskuensi dan
perhitungan frekuensi kejadian.
Langkah-langkah utama dalam kajian LOPA meliputi :
1.Mengidentifikasi sebuah konsekuensi.
2.Mengidentifikasi sebuah scenario kecelakaan dan membuat hubungan anatara konsekuensi
dgn scenario tersebut.
3.Mengidentifikasi frequensi awal kejadian untuk suatu scenario.
4.Mengidentifikasi layer yang tersedia untuk menghitung peluang dari kecelakaan yang
berkelanjutan untuk setiap protection layer.
5.Mengkombinasikan frekuensi dari kejadian awal dengsn peluang terjadinya kegagalan
yang berkelanjutan untuk sebuah independen protekction layer.
6.Plotting konsekuensi versus frequnsi darikonsekuensi untuk menghitung resiko.
7.Mengevaluasi resiko yang dapat ditolerir.
Konsekuensi
Scenario LOPA yang sering dibuat pada proses industri kimia adalah kehilangan control
terhadap bahan-bahan yang membahayakan bagi manusia sepert kebocoran tabung dan
kebocoran pipa.
Typical LOPA
Kajian LOPA yang epektif seharusnya focus terhadap area yang berhubungan dengan kejadian-
kejadian yang besar berdasarkan data yang telah ada terkhusus pada saat menghidupkan dan
mematikan system. Secara umum telah diketahui 70% kecelakaan terjadi saat menghidupkan dan
mematikan system karena hal tersebut maka dianjurkan untuk memberikan usaha lebih dalam
menanggulangi masalah dalam area ini.
Independent protection layer/save guard harus memenuhi 2 karakteristik
1.Apakah ipl ini efektif dalam mencegah sebuah skenariosebelum berakibat fatal.
2.Apakah save guard ini bebas dari pengaruh luar
untuk menjadi independen harus mempunyai 3 karakteristik
mendeteksi kejadian awal spesifik scenario,menetukan mengambil sikap atau tidak,dan
menghalangi atau menghapus sesuatu yang membawa efek buruk