Riset Kel 8
-
Upload
imamelbahrisnunik -
Category
Documents
-
view
27 -
download
2
description
Transcript of Riset Kel 8
A. PENGERTIAN PROPOSAL PENELITIAN
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi
langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan
penelitiannya. Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu di antisipasi
tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan yang
mengahambat terlaksananya penelitian.
Proposal penelitian juga merupakan sebuah usulan yang dibuat
sebelum peneliti mengadakan penelitian. Usulan tersebut dirancang dan
disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian.
Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk
mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana,atau sponsor-
sponsor penelitian tentang strategi yang akan digunakan peneliti dalam
memecahkan masalah. Proposal harus secara jelas menjawab pertanyaan apa,
mengapa, bagaimana, dan bilamana tentang penelitian yang akan dilakukan.
Dari sudut bahasa, proposal penelitian menuntut pemakaian bahasa baku
dengan konstruksi kalimat yang ringkas, langsung, serta tidak bermakna
ganda, agar tidak menimbulkan salah pengertian dari pembacanya. Proposal
penelitian berfungsi untuk :
1. Menyakinkan orang lain bahwa penelitian yang diusulkan penting untuk
dilakukan
2. Memperlihatkan keakraban peneliti dengan bidang yang diteliti dan
kompetensi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan
dilakukannya
3. Menjadi dokumen “kontrak” informal peneliti denganpenyandang
dananya, sebagai kesepakatan tentang ruang lingkup kegiatan penelitian
yang akan dilakukan
4. Menjamin semua aspek penelitian telah dipertimbangkan secara matang;
serta
5. Menjadi kerangka acuan bagi peneliti dalam melaksanakan proyek
penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat dikendalikan agar berjalan
sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
B. TUJUAN PROPOSAL PENELITIAN
Tujuan Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat
terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal
peneliti akan memahami segala kebutuhan penelitian yang direncanakan,
memahami fenomena masalah, dan mempengaruhi alur penelitian orang lain
untuk memperhatikan dan menyetujui rancangan penelitian.
C. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN
Dalam menyusun proposal penelitian, hendaknya peneliti mengikuti
aturan penulisan proposal (sistemetika) pada institusi tempatnya berada. Di
bawah ini adalah sistematika proposal penelitian yang umumnya dilakukan
pada institusi pendidikan kesehatan.
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Keaslian Penelitian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.2 Kerangka Teori
2.3 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Desain / Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Subjek Penelitian
3.4 Sampel
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.6 Identifikasi Variabel Penelitian ( dependen dan independen )
3.7 Bahan dan Alat Penelitian / Instrumen Penelitian
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9 Definisi Operasional Variabel-Variabel
3.10 Kerangka Kerja / Alur Penelitian
3.11 Kaji Etik Penelitian
3.12 Pengolahan dan Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lembar Penjelasan
Lembar Persetujuan / Informend Conset
Instrumen Penelitian
Berbagai Data Sekunder yang diperlukan
Surat Izin Penelitian
Anggaran Penelitian
Jadwal Penelitian
Lembar Hasil Olah Data dan Analisa Data
D. KOMPONEN DAN TEKNIK PENULISAN PROPASAL PENELITIAN
Teknik penyusunan proposal penelitian merupakan cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk menyusun suatu proposal penelitian. Teknik
tersebut meliputi teknik penulisan bahasa, sistematik, dan materi yang
disajikan.
Dalam menyusun proposal penelitian, ada tiga kemempuan yang harus
dimiliki oleh peneliti, yaitu kemempuan bahasa, metodologi, dan materi ilmu.
Untuk menghasilkan proposal yang baik, maka ada beberapa persyaratan
diantaranya:
1. Sistematis, yaitu menurut pola tertentu dari sederhana hingga kompleks.
Proposal yang diajukan hendaknya dapat memberikan gambaran sistematis
tentang rencana penelitian yang diajukan, seperti penyampaian latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, rencana metodologi,
alat ukur yang akan digunakan sehingga memudahkan pembaca.
2. Terencana, yaitu harus sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaan.
Hendaknya memiliki rencana jadwal yang akan dilakukan dalam
penelitian secara terencana seperti jadwal pengumpulan data, analisis data
hingga penyajian untuk laporan.
3. Mengikuti konsep ilmiah, seperti tata cara penulisan, bahasa, dan cara
analisanya, disesuaikan dengan aturan yang ada.
Berikut adalah penjelasan tentang teknik penulisan proposal penelitian
keperawatan serta beberapa bagian yang harus terdapat didalamnya.
E. JUDUL PENELITIAN
Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi karya ilmiah. Judul
penelitian keperawatan harus jelas, menarik, sehingga orang langsung dapat
menduga apa materi materi dan masalah keperawtan yang dikaji dalam
penelitian tersebut. Judul penelitian juga harus dapat memberikan gambaran
global tentang arah, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup penelitian. Secara
umum, syarat dan judul yang baik adalah sebagai berikut :
1. Menarik minat peneliti. Judul yang menarik dan diminati oleh peneliti
akan memberikan motivasi tersendiri oleh peneliti untuk melakukan
penelitian selanjutnya. Judul penelitian keperawatan dapat disesuaikan
dengan masalah keperawatan.
2. Mampu dilaksanakan oleh peneliti. Penelitian yang sesuai dengan
kemempuan peneliti akan memperlancar proses pelaksanaan penelitian,
sehingga pelaksanaan selama penelitian dapat diatasi dengan mudah.
3. Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk di teliti. Judul juga haus
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu dan hasilnya dapat
bermanfaat bagi masyarakat.
4. Tersedia cukup data. Judul hendaknya memungkinkan tersedianya data
yang dapat memudahkan para peneliti, sehingga tidak membebani proses
penelitian.
5. Hindari publikasi dengan judul lain. Judul tidak boleh sama dengan judul
lain. Namun untuk pengembangan poenelitian lain, sebaiknya
menggunakan judul yang lebih spesifik.
6. Berisi variable yang akan diteliti. Judul hendaknya mengandung satu atau
dua unsur variable yang akan diteliti, mengingat judul merupakan bagian
dari keseluruhan isi penelitian.
7. Berupa kalimat pernyataan. Judul sebaiknay menggunakan pernyataan
sebab akan lebih memudahkan untuk dipahami oleh pembaca.
8. Jelas, singkat, dan tepat. Judul hendaknya mengandung kejelasan isi,
singkat dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti agar lebih
memudahkan seorang dalam memahami secara keseluruhan apa yang akan
diteliti.
F. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Latar belakang dalam sebuah proposal penelitian merupakan
pengantar informasi mengenai materi keseluruhan dari penelitian yang
ditulis secara sistematis dan terarah dalam kerangka logika yang
memberikan justifikasi terhadap dasar pemikiran, pendekatan, metode
analisis, dan interpretasi untuk sampai pada tujuan dan kegunaan
penelitian.
Pada umumnya, pokok-pokok yang ditulis dalam latar belakang harus
mengandung empat unsur yang tercantum secara tersirat dalam
pengembangan gagasan/masalah :
Unsur penting masalah. Secara umum pentingnya sebuah masalah ini
ditulis pada awal gagasan atau pikira pertama yang dapat
mengemukakan arti pentingnya sebuah masalah dan seberapa besar
masalah itu penting untuk diteliti.
Unsur skala masalah. Unsur ini ditulis setelah mengemukakan
gagasan adanya masalah dan itu penting untuk diteliti. Selanjutnya
diberikan penegasan atau penguraian tentang derajat pentingnya
masalah itu untuk di teliti atau bila tidak diteliti bagaimana
dampaknya.
Unsur kronologi masalah. Unsur kronologis menjelaskan proses
terjadinya masalah atau relevansi penelitian yang terdahulu/telah ada,
tentunya dengan ditunjang data empiris dari permasalahan penelitian
yang akan diteliti.
Unsur solusi masalah. Unsur ini digunakan sebagai alternative dalam
memberikan solusi atas masalah yang timbul serta alternative lain
yang akan dolakukan dalam penelitian.
2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan proposal penelitian keperawatan, rumusan masalah
hendaknya memiliki konsekwensi terhadap relevansi maksud dan tujuan
dari penelitian, kegunaan penelitian, kerangka konsep, dan metode
penelitian.
Selain harus jelas, permasalahan yang ingin diteliti, juga harus
diuraikan dengan pendekatan dan konsep sehingga dapat menjawab
masalah yang diteliti dan hipotesis atau dugaan yang akan dibuktikan.
Penulisan rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau
juga dapat berupa petanyaan masalah. Pernyataan masalah pada umumnya
adalah hasil identifikasi masalah yang ada berupa asumsi dasar nilai yang
ada dalam penelitian.
Contoh 1:
Masih tingginya angka kematian ibu dan anak didaerah A disebabkan oleh
berbagai faktor, diantaranya adalah status gizi, sarana dan prasarana
kesehatan, budaya, dan status ekonomi.
Contoh 2 :
Adakah faktor status gizi berpengaruh pada angka kematian ibu dan anak
didaerah A?
1. Adakah faktor sarana dan prasaranan kesehatan berpengaruh kepada
angka kematian ibu dan anak didaerah A?
2. Adakah faktor budaya berpengaruh pada angka kematian ibu dan anak
di daerah A?
3. Adakah faktor ekonomi berpengaruh pada angka kematian ibu dan anak
di daerah A?
Contoh 3 :
Bagaimana faktor-faktor yang berperan dalam tingginya angka kematian
ibu dan anak di daerah A?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah
dirumuskan. Tujuan penelitian mencakup langkah-langkah dari penelitian
yang akan dilakukan. Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan
diuraikan secara singkat dan menggunakan kata-kata seperti untuk
menjajaski, menerapkan, mengidentifikasi, menganalisis, membuktikan,
atau membuat prototype.
Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam dua jenis, yakni penulisan
tujuan umum dan penulisan tujuan khusus. Penulisan tujuan umum
dilakikan untuk mempelajari atau menjelaskan tujuan yang hendak
dicapai secara umum, sedangkan tujuan khusus, dilakukan sebagai
langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum.
Contoh :
Tujuan umum :
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian
ibu dan anak di Daerah A.
Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi angka kematian ibu di Daerah A.
2. Mengidentifikasi angka kematian anak di Daerah A.
3. Mengidentifikasi status gizi pada ibu dan anak di Daerah A.
4. Mengidentifikasi sarana dan prasarana kesehatan di Daerah A.
5. Mengidentifikasi budaya di Daerah A.
6. Mengidentifikasi status ekonomi di Daerah A.
7. Menganalisis faktor status gizi, sarana dan prasarana kesehatan,
budaya, status ekonomi berpengaruh terhadap kematian ibu dan
anak di Daerah A.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian harus diuraikan secara singkat dan jelas yang
menunjukan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
keperaawatan, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi
keperawatan, dan kesehatan pasien.
G. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teori
Tinjauan pustaka ataua kajian terhadap pustaka yang relevan
bermaksud untuk
1. Menemukan konsep – konsep yang relevan dengan pokok masalah
yang dibahas dalam penelitan
2. Menggali teori – teori yang relelvan dengan permasalahan
3. Menelaah hasil – hasil penelitian yang lampau yang sangat erat
kaitannya dangan pokok – pokok masalah yang akan dibahas
4. Menyusun suatu kerangka yang kan digunakan sebagai tumpuan
semua kegiatan berikutnya
5. Menyusun dugaan – dugaan (hipotesis) yang dapat memberikan arah
yang jelas bagi pengumpulan data dan analisisnya.
Simpulan dari tinjauan pustaka akan menjadi landasan teori dari
penelitian tersebut,atau merupakan kerangka pikir untuk menyelesaikan
penelitian tersebut. Oleh karena itu,simpulannya disebut landasan teori
atau kerangka teori atau kerangka pikir. Berdasarkan landasan teori atau
kerangka teori, maka dapat dibuat suatu kerangka konsep penelitian.
Jadi pada garis besarnya isi suatu tinjauan pustaka adalah kajian atau
review terhadap teori,kaidah atau standar yang berlaku saat ini. Tinjauan
pustaka dapat dijadikam petunjuk tentang arah (guidance) atau dasar dari
penelitian yang kan dilakukan.
Dengan demikian, dari kajian tersebut akan diperoleh kerangka
berpikir baru, yang dapat dijadikan dasar penyusunan hipotesis atau
jawaban sementara dari masalah yang akan diteliti. Berdasarkan hasil
telaan pustaka mungkin sekali diperoleh sumber dan hasil yang lebih luas
dari rumusan permasalahanya sendiri. Maka, perlu diabuat suatui
kerangka konsep terbatas pada rumusan masalah yang hendak
dipecahkan, untuk kemudian dijadikan dasar membuat hipotesis yang
terbatas pada konsep, yakni konsep yang hendak diteliti.
2. Kerangka Teori
Kerangka teori atau landasan teori adalah visualisasi yang biasanya
dalam bentuk bagan dari simpilan hasil telaah pustaka yang
menggambarkan hubungan-hubungan (secara teoritis dapat terjadi) antara
variabel satu dengan variabel lainnya berdasarkan telaah pustaka yang
dilakukan. Dengan melihat kerangka teori, diharapkan dapat
memudahkan peneliti untuk membuat hipotesis-hipotesis baru sesuai
dengan permasalahannya. Bila kerangka teori digambarkan dalam bentuk
bagan, maka istilah landasan teori, maksudnya adalah bila kesimpulan
hasil telaah pustaka divisualisasikan dalam bentuk narasi atau uraian
kalimat-kalimat. Jadi, bagian ini peneliti membuat landasan teori terlebih
dahulu, kemudian dibuat kerangka teori berupa bagan.
3. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan
teori yang disesuaikan dengan tujuan khusus penelitian yang akan
dicapai, yakni sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam rumusan
masalah, artinya lebih difokuskan untuk memudahkan dalam menyusun
hipotesis yang harus dijawab, bukan hipotesis yang mungkin akan
dijawab. Apakah jawaban hipotesis nantinya terbukti atau tidak,
keduanya adalah hasil penelitian yang menjadi tujuan penelitian tersebut.
Jadi, kerangka konsep menggambarkan hubungan-hubungan yang lebih
terbatas dan spesifik antara variabel-variabel yang akan diteliti saja.
Kerangka teori seluruh variabel yang ada digambarkan semuanya,
berdasarkan simpulan dari kajian teori.
4. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan singkat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang dipaparkan didalam rumusan masalah. Setelah
melakukan kajian teoritis, membuat kerangka teori, kemudian menyusun
kerangka konsep. Dari kerangka konsep tersebut dapat dibuat atau
dideskripsikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang menyatakan hipotesis-
hipotesis. Variabel yang tidak diteliti harus dikontrol, sebagai variabel
pengganggu. Adanya kerangka konsep bukan berarti harus ada hipotesis.
Pada penelitian deskriptif kuantitatif yang akan meneliti data-data
populasi, dan akan mendeskripsikan hasil dalam bentuk prosentase-
prosentase data secara ordinal, mean (rata-rata hitung), standar deviasi,
dan range, maka tidak ada hipotesis.
H. BAB III METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian menurt Notoatmojo (2002) :
a. Menurut metode penelitiannya
Metode Penelitian Survey
Metode ini dibagi lagi menjadi survey yang bersifat
deskriptif dan analitik. Penelitian deskriptif disebut pula
sebagai sebagai penelitian penjelajahan (exploratory study),
karena survey ini dilakukan untuk menggambarkan keadaan
yang sebenarnya (objektif) didalam suatu komunitas
masyarakat, misalnya distribusi penyakit di dalam
masyarakt dan kaitannya dengan ummur, jenis kelamin dan
karakteristik lain. Ditegaskan dalam survey deskriptif
adalah sebagai hasil menjawab pertanyaan “bagaimana”
(how).
Berbeda dengan survey analiti, survey diarahkan
pada penjelasan suatu keadaan. Misalnya mengapa suatu
penyakit menyebar di suatu masyarakat, mengapa suatu
penyakit bisa menyerang sesorang, dll. Jadi menurutnya
survet analitik akan menjawab pertanyaan mengapa (why).
Oleh sebab itu menurut (Notoatmojo,2002 dikutip dalam
Hidayat, A. Azis Alimul. 2007), survey analitik disebut
juga explanatory study atau penelitian penjelasan. Jenis
penelitian analitik ini dibagi menjadi tiga macam, yakni (1)
Seksional silang (cross sectional), dalam sistem ini
variabel-variabelnya diukur dalam waktu yang bersamaan.
Misalnya penelitian tentang hubungan antar bentuk tubuh
dengan hipertensi, hubungan antara kondisi sanitasi dengan
penyakit menular. (2) Studi retrospektif (retrospective
study), penelitian ini bersifat backward looking atau melihat
ke belakang, juga bersifat longitudinal ke belakang. Data
sekunder berperan dalam penelitian ini. Misalnya
dikumpulkan dt sekunder mengenai penderita kanker paru-
paru. Kemudian dicheck riwayat merokoknya pada waktu
yang lampau sampai sekarang, bila penderita masih hidup.
Bila tidak, seluruhnya akan menggunakan data sekunder.
Dari data-data sekunder dapat dilakukan perhitungan-
perhitungan statistik. Teknik ini umumnya menggunakan
kelompok control, yang juga bisa mneggunakan data
sekunder atau data primer. (3) Studi prospektif (prospective
study), penelitian ini bersifat forward looking. Penelitian ini
mirip retrospektif akan tetapi berlaku ke depan. Misalnya
penelitian hubungan resiko merokok dengan kanker paru
seperti tersbeut di atas dilakukan menggunakan data primer.
Tekniknya sama dengan retrospektif akan tetapi datanya
adalah data primer. Hal ini bisa berlangsung sangat lama.
Metode Penelitian Eksperimen
Penjelasan mengenai metode ini sama dengan apa yang
telah diterangkan di atas, mengenai penelitian eksperimen.
Dari segi manfaatnya (penelitian dasar dan penelitian
terapan).
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau disebut juga metode penelitian adalah
rencana atau struktur dan strategi penelitian yang disusun demikian rupa
agar dapat memperoleh jawaban mengenai permasalahan penelitian dan
juga untuk mengontrol varians. Varians adalah penyimpangan-
penyimpangan standar. Rencana adalah merupakan keseluruhan skema
atau program dari suatu penelitian. Pada perencanaan ini mencakup
bagan mengenai apa yang akan dilakukan oelh peneliti sejak dari
penulisan hipotesis dan terlibatnya implikasi (keterlibatan) dan
operasionalnya sampai dengan analisis data (Soeratmo, 1989; Praktiknya
2001; Budiarto, 2002). Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
rancangan analisis, adalah :
b. Rancangan itu harus dapat menembak tepat hipotesis yang diuji
c. Rancangan itu harus mampu mengendalikan sumber kesalahan
secara maksimal
d. Rancangan itu mampu menerima sejumlah variabel yang
dikendalikan (Mantra, 2004 mengutip Hadi, 1991).
3. Populasi dan Subjek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian
berupa benda. Semua benda yang memiliki sifat atau ciri adalah subjek
yang bisa diteliti. Populasi dibagi menjadi dua, yakni populasi finit yaitu
populasi yang pasti, dan infinit yaitu populasi yang anggotanya tidak
pasti.
Contoh populasi finit yaitu jumlah pasien perbulan di Puskesmas X.
Jumlahnya pasien sebagai subjek yang pasti. Identitasnya jelas yakni
pasien. Bahkan akan dapat ditelusuri kelengkapan identitasnya atau ciri-
cirinya misalnya usia, jenis kelamin, penyakitnya, dan lain-lain yang
dapat dilihat dari kartu statusnya.
Contoh populasi infinit yaitu orang-orang yang menjenguk pasien di
Rumah Sakit Y. Orang-orang disini tidak jelas kepastiannya,berapa
jumlahnya, dan apa identitasnya atau ciri-cirinya, karena tidak ada
catatan atau kartu statusnya. Mereka tidak terdaftar, jadi infinit, tidak
pasti, atau tidak jelas (Suramto, 1989).
4. Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah
harus menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi. Misalnya,
kita akan meneliti tentang pengaruh mobilisasi pada klien
pascaoperasi terhadap percepatan peristaltic usus, maka yang menjadi
bahan pertimbangan dalam kriteria inklusi adalah jenis anestesi yang
digunakan dan umur klien, karena kedua factor tersebut sangat
memengaruhi hasil dari intervensi yang dilakukan (Nursalam, 2008).
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena pelbagai sebab, antara
lain:
Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran
maupun interpretasi hasil. Misalnya, dalam studi komparatif (kasus
control) yang mencari hubungan suatu factor risiko dengan
kejadian penyembuhan luka pascaoperasi laparastomi, maka subjek
dengan kelainan imunologis tidak boleh diikutsertakan dalam
kelompok kasus.
Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan,
seperti subjek yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap sehingga
sulit ditindak lanjuti.
Hambatan etis.
Subjek menolak berpatisipasi.
Penetapan kriteria sampel (inklusi dan eksklusi) diperlukan dalam
upaya untuk mengendalikan variable penelitian yang tidak diteliti,
tetapi ternyata berpengaruh terhadap variable dependen (Nursalam,
2008).
Contoh, apabila kita membuat minuman teh manis, dalam gelas besar,
setelah diaduk teh dengan gula dan merasa sudah rata (homogen), maka
kita cicipi (mencoba merasakan) dulu dengan mengambil satu sendok
teh. Rasa teh dalam sendok itu mewakili seluruh minuman dalam gelas
tersebut. Satu sendok teh yang dicicipi (coba dirasakan) itu adalah
sampel. Minuman teh dalam gelas besar tersebut adalah populasi.
Apabila kita hendak membuta minuman teh lagi, umumnya kita
mencoba lagi sedikit, karena kita ingin tahu seberapa jauh kemanisan teh
yang kedua tersebut. Seandainya kita membuat minuman lain, misalnya
kopi manis. Tidak mungkin mencoba kopi manis tersebut dengan
mangambil minuman teh yang telah tersedia. Ini bearti setiap populasi
yang berbeda sampelnya akan berbeda pula.
Bukan hanya satu gelas minuman teh manis, kalau mempunyai hajatan
besar, minuman teh manis itu bisa satu ember besar. Cara mencobanya
juga sama. Setelah diaduk rata (homogen) diambil satu sendok, dirasakan
apakah sudah cukup manis. Satu sendok itu adalah sampel yang mewakili
minuman teh manis satu ember besar. Teh manis satu ember besar adalah
populasi. Jadi, populasi bisa banyak bisa juga sedikit.
Dalam penelitian, yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari
populsi yang diambil dengan menggunakan teknik sampling, jumlahnya
ditentukan oleh rumus atau suatu formula, dengan tujuan untuk mewakili
populasi dalam suatu uji olah data dari suatu penelitian tertentu.
Sugiyono (2010:62) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi dan
kateristik obyek penelitian, maka penjelasan terhadap lokasi dan waktu
penelitian penting untuk dilakukan.
6. Identifikasi Variabel Penelitian ( dependen dan independen )
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang akan diteliti.
Variabel dependen (biasanya disebut variabel Y) adalah variabel yang
keberadaannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang
mempengaruhinya. Biasanya disebut variabel terikat, variabel tergantung.
Variabel independet (biasanya disebut variabel X) adalah variabel
yang mempengaruhi keberadaan Y.
7. Bahan dan Alat Penelitian / Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang dimaksud adalah alat yang
dipakai oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Pada bagian ini
dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang
diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan
instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah
instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling
tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus
memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus
ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila
instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada
kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen
penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing
butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan
secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik
bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian
kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan
hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen
penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
- Uji Validitas
Validitas adalah tingkaat kesesuaian antara suatu batasan konseptual
yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan.
Validitas suatu instrumen berkaitan dengan kemampuan instrument itu
untuk mengukur atau mengungkap karakteristik dari variabel yang
dimaksudkan untuk diukur.
- Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat
tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian
harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
9. Definisi Operasional Variabel-Variabel
Dalam tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel
penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan.
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefinisikan yang dapat di amati (diobservasi). Konsep dapat di
amati atau di observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu
membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan
hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk
diuji kembali oleh orang lain.
10. Kerangka Kerja / Alur Penelitian
a. Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah suatu struktur konseptual dasar yang digunakan
untuk memecahkan atau menangani suatu masalah kompleks. Istilah
ini sering digunakan antara lain dalam bidang perangkat lunak untuk
menggambarkan suatu desain sistem perangkat lunak yang dapat
digunakan kembali, serta dalam bidang manajemen untuk
menggambarkan suatu konsep yang memungkinkan penanganan
berbagai jenis atau entitas bisnis secara homogen.
b. Alur Penelitian
11. Kaji Etik Penelitian
a. Otonomi
Prinsip ini berkaitan dengan kebebasan seseorang dalam menentukan
keinginannya. Seseorang memiliki hak apanya ia mau ikut serta dalam
penelitian atau tidak. Hal ini bisa disetujui dengan adanya informed
consent (Wasis, 2008).
b. Beneficence
Penelitian yang dilakukan seharusnya mengandung prinsip kebaikan
(promote good). Penelitian yang dilakukan kepada pasien diharapkan
memiliki unsur demi kebaikan pasien, guna mendapatkan suatu
metode dan konsep yang baru untuk kebaikan pasien (Wasis, 2008).
c. Nonmaleficence
Penelitian yang dilakukan hendaknya tidak mengandung unsur yang
merugikan bagi pasien, apalagi sampai mengancam jiwa pasien.
Penelitian adalah sebuah upaya untuk mengembangkan metode
pelayanan yang terbaru dalam pelayanan kesehatan. Namun, jika
sampai membahayakan pasien sebaiknya penelitian dihentikan
(Wasis, 2008).
d. Justice
Penelitian yang dilakukan seharusnya memiliki prinsip justice, dimana
perawat memberikan perlakuan adil terhadap responden baik kepada
kelompok control maupun kelompok kelompok percobaan (Wasis,
2008).
12. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan data
Pengolahan data atau disebut juga proses analisa mempunyai tahap-
tahap yaitu :
Editing data
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan
klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang
sudah terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan
penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan
menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti
melakukan analisa data.
Pengembangan variabel
Yang dimaksud dengan pengembangan variable ialah spesifikasi
semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam
data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua
variable yang diperlukan sudah termasuk dalam data. Jika belum
ini berarti data yang terkumpul belum lengkap atau belum
mencakup semua variable yang sedang diteliti
Pengkodean data
Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan
data kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.
Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan kedalam sarana
penyimpanan, misalnya komputer dan analisa berikutnya. Dengan
data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan
lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program
perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai
sarana analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalisa
dengan menggunakan software SPSS?
Cek kesalahan
Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan
kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah
sebelumnya sudah diselesaikan tanpa kesalahan yang serius
Membuat struktur data
Peneliti membat struktur data yang mencakup semua data yang
dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam
komputer. Penyimpanan data kedalam komputer
mempertimbangkan:
1) Apakah data disimpan dengan cara yang sesuai dan konsisten
dengan penggunaan sebenarnya?
2) Bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak?
3) Sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap?
Cek pre-anilasa komputer
Struktur data yang sudah final kemudian dipersiapkan untuk analisa
komputer dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan preanalisa
komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data.
Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden
dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk
menciptakan statistik deskriptif variable-variable yang diteliti atau
yang variable yang akan di tabulasi silang. Di bawah ini diberikan
contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi silang: adalah
memasukkan data ke dalam tabel dan mengatur angka-angka
sehingga mudah dalam menghitungnya.
b. Analisa data adalah proses penyedeharnaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Uji data software :
1. Observasi
Chi square
ü Kegunaan Chi‐Square
Uji Chi Square berguna untuk menguji hubungan atau
pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur
kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel nominal lainnya (C = Coefisien of
contingency).
ü Karakteristik Chi‐Square:
- Nilai Chi‐Square selalu positip.
- Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi‐Square,
yaitu distribusi Chi‐Square dengan DK=1, 2, 3, dst.
- Bentuk Distribusi Chi‐Square adalah menjulur
positip.
Spearman
Koefisien korelasi Spearman adalah ukuran erat-tidaknya
kaitan antara dua variabel ordinal atau ukuran atas derajat
hubungan antara data yang telah disusun menurut peringkat.
Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur derajat erat
tidaknya hubungan antar satu variabel terhadap variabel
lainnya dimana pengamatan pada masing-masing variabel
tersebut didasarkan pada pemberian peringkat tertentu yang
sesuai dengan pengamatan serta pasangannya.
2. Eksperimen
T-test
ü Digunakan untuk menguji hipotesa komparatif (uji
perbedaan)
ü Digunakan untuk sample kecil & varian populasi tidak
diketahui
ü Merupakan salah satu tehnik statistik parametrik
ü Membedakan mean kelompok
Macam t-test
ü One sample t-test
Digunakan untuk satu sample. Prinsipnya menguji
apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai
pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak
dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai yang dimaksud
pada umumnya adalah nilai parameter untuk
mengukur suatu populasi.
ü Paired sample t-test
Digunakan untuk membandingkan mean dari suatu
sampel yang berpasangan (paired). Sampel
berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan
subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan
atau pengukuran yang berbeda.
ü Independent sample t-test
Digunakan untuk membandingkan dua kelompok
mean dari dua sampel yang berbeda (independent.
Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan
mean antara dua populasi, dengan membandingkan
dua mean sample-nya
ANOVA
Uji Anova pada prinsipnya adalah melakukan analisis
variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi
didalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok
(between). Bila variasi within dan between sama (nilai
perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka
berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang
dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan
tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok
lebih besar dari variasi didalam kelompok, artinya intervensi
tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai
mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta
Indriati, E. (2001). Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: Gramedia Pustaka
Mason, R.D & Douglas A. Lind. 1999. Teknik Statistik
Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung :
Penerbit Alfabeta CV, Cetakan ke-1
Usman, H. & R. Purnomo Setiady Akbar. 2000.Pengantar Statistika.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Pradeka, Rangga dkk. 2012. UJI KOEFISIEN KORELASI SPEARMAN DAN KENDALL MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP. Salatiga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerangka_kerja