RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG...

35
RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN RAPAT KE : -15 JENIS RAPAT: RAPAT KERJA PANSUS Li TANGGAL : SELASA, 28 MARET 2000 -I I SEKRETARIAT JENDERAL DPR-RI 13AGIAN SEKRETARIAT PANSUS .JAKARTA

Transcript of RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG...

Page 1: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG

PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN

RAPAT KE : -15 JENIS RAPAT: RAPAT KERJA PANSUS KE~)f Li TANGGAL : SELASA, 28 MARET 2000 -I

I

SEKRETARIAT JENDERAL DPR-RI 13AGIAN SEKRETARIAT PANSUS

.JAKARTA

Page 2: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

RISALAH RAPAT PANSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

1

TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ~e Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, Tanggal Pukul Tern pat

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara :

Anggota Pansus Pemerintah '

1999-2000 Ill Ke-15 Rapat Kerja ke-)4.~ Lf Menteri Dalam Negeri Rl Terbuka Selasa, 28 Maret 2000 20.30 s/d 22.30 WIB Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II. DPR-RI Drs. DP. Datuk Labuan Subijanto Sudardjo, SH 1. Laporan Panja Ke Pansus 2. Pembacaan Naskah RUU 3. Pendapat Akhir Pemerintah 4. Penandatanganan Naskah 5. Penutup 30 dari 50 Anggota Menteri Dalam Negeri

I ANGGOTA F. PART AI llEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN: 1. YOSEPH UMAR liA Dl 2. FIRMAN JAVA DAELI, SIJ 3. TB MAMAS CHAERlJDJN

II ANGGOTA FRAI<SI PART AI GOLKAR: 1. DRS. DATUK LADUAN 2. DRS. ELDIE SUWANDl 3. DRS. H. MOH4 AL Y YAHY A 4. DRS. H. BAMBANG W. SOEPRAPTO 5. DRS. HM. LAODE DJENl HASMAR 6. ADI PUTRA OARMAWAN TAHIR 7. DRS. J.M. NAlLIU 8. HAMKA YANDHU YR 9. M. IDRUS MARl lAM

III ANGGOTA FRAKSI PPP: l. DRS. H. SA'ADUN SYinROMALISI 2. KH. SY AFRI. ZUMAN 3. CI-IAIRUL ANWAR LUBJS

Page 3: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

4. HM. THAHIR SAIMIMA, SH 5. K.H. ENDANG ZAENAL ABIDIN 6. M. SJAIFtJL RACHMAN, SH

i IV ANGGOtA FRAKSl KEBANGKITAN BANGSA

1. H.TMA~M. SANJAYA, SH 2. H. SAIFULLAH ADNA WI, SH

V ANGGOTA FRAKSI REFORMASI 1. JR. T. SY AIFUL ACHMAD, BMUE 2. SUMINTO MARTONO, SH

!

VI ANGGOT A FRAKSI TNI/POLRI 1. DRS. TAUFIEQ RUKI, SH 2. DRS. PAIMAN

VII ANGGOTA FRAKSI BULAN BINTANG 1. JR. DARMANSY Al-I HUSEIN

VIII ANGGOTA FRAKSI KKI 1. TJETJE HIDA YAT PADMADINATA

IX ANGGOTA FRAKSI PDU I. JR. H. AMARUDDIN DJAJASUBITA

I

X ANGGOTA FRAKSI PDKD 1. GREGOR,IUS SETO HARIANTO

XI PEMERINTAI-1 1. SURJADI

1

SUDIRDJA 2. PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA 3. DR. SUDARSONO 4. DRS. OETARTO 5. NURDIN SJNAGA, SH

. 6. DRS. DARDJO SUMARDJONO 7. DRS. SUSILO

- MENTER! DALAM NEGERI - MENEG. KUMDANG - DITJEN PUOD - STAF AHLI -KAROHUKUM

Page 4: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

3

KETUA RAPAT: Assalamualaikun1 Wr. Wb. Sai1dara Menteri Dalam Negeri yang kami hormati, Sabdara Menteri Hukum dan Perundang-undangan yang kan1i hormati, SatJdara Menteri Negara Otonomi Daerah atau yang tnewakili yang karni

honnati drln,Anggota Pansus yang kami hormati, serta hadiri yang berbahagia. Mengawali Rapat Ketja malmn hari ini, kami mengajak para hadirin untuk tidak

henti-hentinya n1e1nanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan dan ridlo Nya Jah kita dapat bertemu ketnbali dalmn keadaan sehat wal afiat, sehingga kita dapat melanjutkan pembahasan RUU tentang Pembentukan Propinsi Danten, y~ng dijadwalkan oleh Dadan Musyawarah, hari ini men1pakan hari terakhir dari Pe1nbicaraan Tingkat Ill, karena pada tanggal 30 Maret 2000 direncanakan Pcn1bicaraan Tingkat IV/pengambilan keputusan Dewan, sedangkan tanggal 29 Maret akan kita serahkan kepada Fraksi untuk tnenyusun Pendapat Akhir Fraksinya.

Menurut laporan dari Sekretariat, Daftar hadir telah ditanda-tangani oleh 28 dari 50 anggota Pansus, yang 1newakili lebih dari separoh Fraksi yang ada di Dewan, sehingga kuormn sebagaimana diatur dalmn Pasal 91 Peraturan Tata Tertib Dewan telah terpenuhi.: Oleh sebab itu, dengan seij in saudara-saudara dan didahului ucapan llis1nilahir· rokhmanir rokhim, Rapat Ke~ja ini saya buka, dan dinyatakan terbuka untuk lllll\1111.

(KETOK 1 KALI)

FPIJI(B (GREGOniUS ·sETO HAUIANTO) Interupsi Pimpinan. Ini ,Rapat Kerja atau rapat Pansus.

KETUA RAPAT: Ma'af Saudara sekalian bahwa malam ini adalah rapat Pansus yaitu Rapat Kerja

Pansus, ka~au Panja adalah Rapat Panitia Kerja, sidang Pansus yang kami hormati ada teguran te~1tang sisten1-sistern rapat oleh karena itu bisa kami 1anjutkan mengenai kesepakan kita terdahulu dan serta undangan yang telah disampaikan oleh Sekretariat Jenderal Rapat Ke1ja Pansus pada malam ini kita acarakan sebagai berikut : l.Laporan Ketua Panitia Kc1ja, alas tugas yang diberikan oleh Pansus tanggal 22 Maret

yang lalu, untuk tnenyelesaikan pembahasan terhadap rnateri yang belum dapat diselesaikan oleh Pansus, dan perumusan terhadap materi yang telah disepakati, serta sinkronis~si seluruh rnateri RUU berkenaan dengan adanya pasal-pasa] yanci di-d.rop, beserta penjclasannya.

2.Petnbacaan Naskah R UU ten tang Pembcntukan propinsi Banten; 3.Pendapat Akhir Pe1nerintah; 4.Pengambilan keputusan Pansus terhadap RUU tentang Pembentukan Propinsi Banten; 5.Sambutah Pansus, yang akan disampaikan oleh Fraksi-Fraksi (kalau masih diperlukan); 6.Penanda tanganan naskah RUU; 7.Penutup.,

Na~un de1nikian, sebagailnana kita putuskan pada Rapat Kerja tanggal 20 maret 2000 yang lalu, bahwa dua 1nasalah yaitu tnengenai DPOD dan Surat persetujuan Gubernur Jawa Barat, yang kita "pending", di tingkat Panja menurut infonnasi dari Saudnra rvfenteri, dan Saudnra Pimpinn Panja Saudara Aris bahwa kedua masalah tersebut tnasih men1erlukan waktu yang diperlukan pihak pe1nerintah.

Page 5: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

4

Oleh karena itu Saudara-saudara n1ari kita urut acara-acara yang telah saya sebut tadi ditnana hal-hal yang behnn kita bisa lanjutkan akan kita bicarakan dalam rapat kerja Pansus hari ini kalau demikian halnya saudara-saudara sekalian itu akan kita mulai dengan Laporan Ketua Panitia Ketja tentang hal yang dipending ini bagaimana sesudah itu kita lanjutkan dengan Pembacaan naskah RUU ini bisa kita setujui saudara sekalian.

(RAPAT SETUJU)

Baik oleh karena itu saudara-saudara, untuk itu katni persilakan kepada Saudara Ketua Panja untuk tnelaporkan peketjaan-pekerjaan yang telah ditugaskan dari Pansus kepada Panja kami persilakan.

I(ETUA PANJA : Terin1a kasih. Laporan Ketua Panitai Kerja Pansus RUU tentang Pembentukan Propinsi

Banten , tanggai 28 Maret Tahun 2000 Yth. S~udara Ketua dan Pin1pinan Pansus, Yth. Saudara Menteri Dalan1 Negeri, Yth. Saudara Menteri Negara Otonotni Daerah, dan Yth. Saudara Menteri Huktnn dan Perundang-undangan, yang mewakili

Pemerintah, : Yth. Para Anggota Pansus, serta hadirin yang berbahagia. Assalatnu'alaikmn Wr. Wb. Pet1ania-tama tnarilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. yang

telah n1elitnpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada kita sekalian, sehingga kita dapat tnenghadiri Rapat Kerja Pansus tnalan1 hari ini, dalan1 keadaan sehat wal afiat. Sebagaitnana yang telah dijadwalkan oleh Pansus, bahwa malatn ini Panitia Kerja akan rnen1berikan laporan rnengenai hasil ketja Panitia Kerja, dengan tugas untuk membahas, tnennnuskan, dan mensinkronkan materi RUU tentang Pen1bentukan Propinsi Banten, sebagaitnana diputuskan pada Rapat Pansus tanggal 22 Maret 2000 yang lalu. .. Panitia Kerja mulai bekerja pada tanggal 23 Maret sampai dengan tanggal 28 Maret tadi pagi dan dilarijutkan tnalam hari tadi , untuk menerima Japoran dari Tim Perumus dan Tin1 Sinkronisasi.

Sauda~a Ketua dan hadirin yang katni honnati, Sesuai dengan penugasan Pansus, Panitia kerja telah dapat menyelesaikan 5

(Jitna) tnasalah yang belum dapat diselesaikan oleh Pansus, sedangkan Tim Perumus n1enyelesaikan 8 materi run1usan, serta tnenyisir ulang seluruh materi penjelasan. Dengan dilandasi oJeh rasa tanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan kepada Parlja, Timus dan Tin1 Sinkronisasi, serta adanya semangat kebersamaan diantara Anggota Panja dan Petnerintah, Panitia Kerja telah dapat merampungkan rumusan tnateri RUU tentang Pembentukan Propinsi Banten.

Adapt1n keanggotaan Panja, Tirnus, dan Tim Sinkronisasi, tetap berpedoman kepada keputusan Pansus tanggal 22 maret 2000 yang lalu.

Saudata Ketua, Saudara tnenteri, dan Anggota Pansus anggota yang terhonnat, Dalani kesempatan ini perlu katni sampaikan, hal yang menonjol, terutama

berkenaan dengan permasalahan pen1biayaan dalatn masa transisi, pada tahun pertama dan tahun kedua seteJah terbentuknya Propinsi Banten. Hal tersebut dimaksudkan untuk ke1anca1·an penyelenggaraan petnerintahan.

Berdasarkan konvensi yang berlaku selarna ini, manakala terdapat pemekaran sebuah propinsi atnu kabupaten, propinsi atau kabupaten induknya mempunyai "kewajiban" untuk turut n1embina propinsi atau kabupaten atau kota yang baru selama tiga tahun berlurut-turut. Detnikian pula halnya terhadap Propinsi Danten ini.

I

Page 6: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

5

Dengan melihat kesiapan dan potensi yang din1iliki oleh Propinsi Banten, Panja sepakat agar Propinsi Jawa Barat cukup untuk waktu sela1na dua tahun "menyisihkan" APBD­nya guna 1nemperlancar penyelenggaraan pen1erintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada Jnasyarakat di Propinsi Banten, yang pada hakekatnya adalah dana dari Pemerintah Pusat yang disalurkan melalui APBD Propinsi Jawa Barat.

SeJain itu daJarn pernbahasan Panja berketnbang format penyusunan perundang­undangan yang diamanatkan oleh perubahan UUD 45 untuk itu nanti penjelasan selanjutnya akan diminta penjefasan Saudara Menteri Perundang-undangan. Saudara-saudara sekalian yang kan1i honnati,

Secara keseluruhan dapat kami laporkan, bahwa naskah RUU yang semula terdiri dari 28 pasal yang terhagi dalatn 6 bab, setelah diadakan sinkronisasi, maka RUU tentang Pe1nbentt1kan Propinsi 13anten ini telah menjadi 20 Pasal dan terbagi dalam 6 bah. I

Dan selanjutnya dengan seijinkan oleh Saudara Ketua, naskah RUU tentang Petnbentukan Propinsi Banten berikut penjelasannya kan1i mintakan persetujuan nantinya untuk bacakan Bapak Taufiq Ruki.

Den1ikianlah laporan Panja, kiranya Pansus dapat mengambil kebijaksanaan lebih lanjut terhadap hasil-hasil Panja. Melalui kese1npatan ini, kami atas nama Pitnpinan dan Arlggota Panja 1nengucapkan teritna kasih kepada seluruh anggota Panja yang telah 1nencurahkan sega]a pikiran dan tenaga untuk kelancaran pembahasan RUU tentang Pen1bentukan Propinsi Oanten ini.

Akhirnya; dengan tetap n1en1ohon bitnbingan dan petunjuk dari Allah Swt. laporan 1111 k~uni akhiri, dengan ucapan Wabilahit taufiq wal hidayah, wasalarnu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT: Teritna kasih, Saudara Ketua Panja kmni teruskan petnbacaan naskah RUU yang

ditugaskan kepada Ketua Panja kami persilakan.

FTNI/POLRI (Df{S.TAUFIQ RUKI,SH) : B isstn i llah i ralunan i rahi m

RANCANGAN UNilANG-UNDANG REPURLIK INDONESIA

Menitnbang :

NOMOR TAIIUN TENTANG

PEMBI~NTUKAN PR<>PINSI BANTEN

DENGAN RAIIMAT TUifAN YANG MAl-IA ESA PRESIUEN REPUULII( INDONESIA,

a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan ke1najuan Propinsi Jawa Barat, khususnya Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon, serta adanya aspirasi yang berketnbang dalan1 masyamkat, dipandang perlu untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan ken1asyarakatan guna menjamin perkernbangan dan kemajuan dimaksud pada masa yang akan datang;

b. bahwa sehubtmgan dengan hal tersebut di atas dan rnemperhatikan kemampuan ekonorni, potetlsi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertirnbangan lainnya di wilayah Kerja I Pembantu Gubemur Jawa Barat serta meningkatnya behan tugas dan volmne ke1ja di bidang petnerintahan, pembangunan dan ketnasyarakatan di Propinsi Jawa Barat, perlu dibentuk Propinsi Banten;

Page 7: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

6

c. bahwa petnbentukan Propinsi Banten akan dapat 1nendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pemhangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kematnpuan dalatn petnanfaatan potensi daerah · untuk menyelenggarakan otonotni daerah;

d. bahwa sesuai dengan butir a, b, dan c serta berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Petnerintahan Daerah, petnbentukan Propinsi Banten harus ditetapkan dengan undang-undang;

Mengingat : l. Pasal 5 ayat (I), Pasal 18, dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Notnor II Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat; 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Petnbentukan Kotamadya Daerah

Tingkat II Tangerang (Letnbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518);

4. Undang-Undang Notnor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Pennusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Non1or 24, Tatnbahan Len1baran Negara Republik Indonesia Nom or 3811 );

5. Undang-Undang Nomor I 5 Tahun 1999 tentang Petnbentukan Kotamadya Daerah Tingkat 1 [ Depok dan Kotatnadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik lndonesia Talnm 1999 Nmnor 49, Tatnbahan Letnbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828);

6. Undang-pndang Nmnor 22 TRhtm 1999 tentang Pen1erintahan Daerah (Lembaran Negara Repub1ik Indonesia Tahun 1999 Nornor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

7. Undang-Undang Nmnor 25 Tahun 1999 tentang Perirnbangan Keuangan antara Petnerintah Pusat dan Daerah (Len1baran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Notnor 72, Tatnbahan Letnbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848);

Dengan persetujuan D~WAN PERWAKILAN RAKYAT UEJ>UDLIK INDONESIA

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSJ HANTEN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal I Dalan1 unda~g-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Otonon1 sebagaitnana ditnaksud da1am Pasal 1 huruf i

Undang-Undang Notnor 22 Tahun 1999 tentang Petnerintahan Daerah. 2. Wilayah Adtninistrasi adRlah wilayah kerja gubernur sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 huruf j Undang-Undang Notnor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Propinsi Jawa Darat adalah Daerah Otonom sebaga.imana dimaksud da1am Undang-Undang Notnor 11 Tahun 1950 tentang Pen1bentukan Propinsi Jawa Barat.

4. Kabupaten Serang, KabupRten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Tangerang adalah Daerah Otonon1 sebagaitnana din1aksud dalatn Undang-Undang Nomor 1 t Tahun 1 950 tentang Pcmbentukan Propinsi Jawa Barat.

5. Kota Tangerang adalah Daerah Otonon1 sebagaimana dimaksud dalam Undang­Undang Noanor 2 Tahun 1993 tentang Petnbentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang.

Page 8: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

7

6. Kota Cilegon adalah Daerah Otonon1 sebagaimana ditnaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotatnadya Daerah Tingkat II Cilegon.

BAB II PEMBENTUKAN, BATAS WILA YAH, DAN IBU KOTA

Pasal 2 Dengan undang-undang ini dibentuk Propinsi Banten dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasa1 3 Propinsi Banten berasal dari sebagian wilayah Propinsi Jawa Barat yang terdiri atas: 1. Kabupaten Serang; 2. Kabupaten Pandeglang; 3. Kabupah~n Lebak; 4. Kabupaten Tangerang; 5. Kola Tangerang; 6. Kota Cilegon.

Pasa1 4 Dengan dibentuknya Propinsi Banten, sebagairnana dimaksud dalam Pasal 2, wilayah Propinsi Jawa Barat dikurangi dengan wilayah Propinsi Banten, sebagaimana dimaksud da1am Pasal 3.

Pasal 5 ( 1) Propinsi Banten mempunyai batas wilayah:

a. sebelah utara dengan Laut Jawa; b. sebelah titnur dengan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Propinsi

Jawa Barat; c. sebelah selatan dengan Samudra Hindia; d. sebelah barat dengan Selat Sunda.

I

(2) Batas w1Iayah sehagaimana ditnaksud pad a ayat (I) dituangkan ke dalam peta yang tnerupakan bagian tidak terpisahkan dari undang-undang ini.

(3) Penentu~m hatas wilayah Propinsi Banten, yang tneliputi Kabupaten Serang, Kabupatcn Pandeglang, Kahupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon, secm·a pasti di 1apangan, sebagaimana din1aksud pad a ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 6

(1) Dengan dibentuknya Propinsi Ban ten sebagaimana ditnaksud dalam Pasal 2, yang wilayahnya sebagaimana ditnaksud dalan1 Pasal 3, Pemerintah Propinsi Banten wajib menetapkan Tata Ruang Wilayah Propinsi Banten sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapbn Tnta Runng Wilayah Pa·opinsi Banten, sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) dilakukan secar·a terpadu dan tidak terpisahkan dari Sistem Tata Ruang Wilayah Nasional, propinsi, dan kabnpaten/kota.

Page 9: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

R

Pasal 7 lbu kota Propinsi Banten berkedudukan di Serang.

BAB III KEWENANGAN DAERAH

Pasal 8 ( 1) Dengat1 terbentuknya Propinsi Ban ten, kewenangan propinsi sebagai daerah

otonorrt n1encakup bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, serta kewenangan dalan1 bidang pen1erintahan tet1entu lainnya, kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keatnanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewcnangan bidang lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Di samjJing kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), Propinsi Banten juga tnen1punyai kewenangan pemerintahan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota.

(3) Kewenangan Propinsi Banten sehagai wilayah adn1inistrasi mencakup kewenangan petnerintahan yang dilimpahkan kepada Guben1ur llanten selaku wakil pemerintah.

BABIV PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 9 Dengan terbentuknya Propinsi llanten, dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Bunten sesuai dcngan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10 Untuk merhitnpin jalannya pcmerintahan di Propinsi Danten, dipilih dan disahkan seorang gubernur dan wakil gubernur Propinsi Banten, sesuai dengan peraturan perundang-mtdangan.

Pasal 11 Untuk kelehgkapan pcrangkat petnerintahan di Propinsi Danten, dibentuk sekretariat dewan pe~akilan rakyat daerah propinsi, sekretariat propinsi, dinas-dinas propinsi, dan lembaga teknis propinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BABY KETENTUAN PERALHIAN

Pasal 12 (I) Dengan' terbentuknya Propinsi Ban ten, pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Propinsi Banten, ditetapkan berdasarkan hasil pemilihan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Banten terdiri atas: a. anggota dewan perwakilan rakyat daerah yang ditetapkan dari partai politik

peserta pen1ilihan un1um; b. anggota Tentara Nasional lndonesia/Kepolisian Republik Indonesia yang

diangkat.

Page 10: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

9

(3) Jumlah dan tata cara pengisian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Banten, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan berdasarkan hasil pentilihan ununn sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

( 4) Pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Banten untuk pertama kali ditetapkau berdasarkan hasil Petnilihan Umum 1999, yang dilaksanakan di daerah tersebut

(5) Dengan terbentuknya Propinsi Banten, jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Oarat disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13 Pada saat terbentuknya Propinsi Banten, Penjabat Gubernur Banten, untuk pertama kali diangkat oleh Presiden atas usul Menteri Dalan1 Negeri.

Pasal 14 ( 1) Untuk kelancaran penyelenggaraan penterintahan di Propinsi Hanten, Gubemur

Jawa Barat sesuai dengan wewenang dan tugasnya tnenginventarisasi dan mengatur penyeraha~ kepada Pemerintah Propinsi Banten sesuai dengan peraturan perundang­undangan tneliputi: a. pegawai yang karena tugasnya diperlukan oleh Pemerintah Propinsi Banten; b. tanah, , bangunan, barang bergerak, dan barang tidak bergerak lainnya yang

dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Pemerintah Propinsi Hanten; c. badan llsaha milik daerah Propinsi Jawa Barat yang kedudukan dan sifatnya

diperlukan serta kegiatannya berada eli Propinsi Banten; d. utang piutang Propinsi Jawa Barat yang kegunaannya untuk Propinsi Banten; e. perlengkapan kantor, arsip, dokmnen, dan perpustakaan yang karena sifatnya

diperhlkan oleh Propinsi Banten.

(2) Pelaksana~n penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat­latnhatnya harus diselesaikan dalmn waktu satu tahun terhitung sejak direstnikannya Propinsi Banten.

Pasal 15

( 1) Pembiayaan yang diperlukan akibat pembentukan Propinsi Banten, sebagaimana ditnaksud 'dalam Pasal 2, dihebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Banten.

(2) Untuk kelancaran penyelcnggaraan pcmerintahan dan petnbangunan, terhitung sejak diresn1ikannya pembentukan Propinsi Banten, segala petnbiayaan yang diperlukatt pada tahun pertatna sebehm1 dapat disusun anggaran pendapatan dan belanja daerah yang bersangkutan dibcbankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Jawa Barat berdasarkan hasil pendapatan yang diperoleh dari Propit1si Banten.

(3) Pemerintah Propinsi Jawa Barat wajib metnbantu pembiayaan sebagaimana dimaksud uyat (I) melalui Anggaran Pcndapatan dan Belanja Daerah Propinsi Jawa Barat selatna dua tahun herturut-turut, terhitung sejak peresmian Propinsi Banten.

Page 11: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

10

Pasal 16 Untuk kelancaran pcnyelenggaraan tugas pen1erintahan, pembangunan, dan pembinaan ketnasyarakatan, Pemerintah tnemberikan bantuan pembiayaan sebagai akibat petnbentukan Propinsi Banten selan1a dua tahun berturut-tun1t terhitung . sejak peresn11annya.

Pasal 17 Sennm peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku bagi Propinsi Jawa Barat tetap berlaku · bagi Propinsi Banten sebelmn peraturan perundang-undangan dimaksud diubah, diganti, atau dicabut berdasarkan undang-undang ini.

BAB VI KETENTUANPENUTUP

Pasal 18 Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua ketentuan peraturan perundang­undangan yat~g bertentangan dengan undang-undang ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagai pelaksanaan undang-undang ini diatur sesuai dengati peraturan perundang-undangan.

Pasal 20

Undang-undabg ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. i

Agar setiap orang mengetahuinya, tnemerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penetnpatannya da]am Lentbaran Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta pad a tanggal i ..... Pjs. SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA,

I

DONDAN GUNAWAN

Disahkan di Jakarta pad a tanggal ...... .

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABDURRAHMAN WAHID

LEMBARAN NEGARA REPUBLTK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...

Page 12: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

UMUM

11

RANCANGAN PENJELASAN

ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAl-IUN TEN TANG

PEMOENTUKAN PROPINSJ BANTEN

Eks Wilayah Ketja l Petnbantu Gubernur Jawa Barat, yang terdiri atas Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon, dengan luas wilayah 8.651,20 Km2, merupakan bagian dari Propinsi Jawa 13arat sebagain1ana dimaksudkan dalmn Undang-undang N01nor ll Tahun 1950 ~tentang Petnbentukan Propinsi Jawa Barat, telah menunjukkan perketnbangan yang pesat, khususnya di bidang pelaksanaan petnbangunan dan peningkatan jutnlah penduduk, yang tnengakibatkan bertatnbahnya beban tugas dan volmne kerja dalatn penyelenggaraan petnerintahan, petnbangunan dan pembinaan ketnasyarakatan. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang petnerintahan, petnbangunan, dan ken1asyarakatan dalatn rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan tnasyarakat se-eks Wilayah Ketja I Pembantu Gubernur Jawa Barat. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan tnemperhatikan aspirasi masyarakat yang berketnbang sejak tahun 1953, yang diprakarsai oleh kalangan eksekutif, legislatif, dan partai politik, telah dicetuskan gagasan tentang peningkatan status eks Wilayah Kerja I Pen1bantu Gubernur Jawa Barat n1enjadi Propinsi Banten. Selanjutnya, sejalan denganjiwa dan setnangat yang terkandung dalam Undang-Undang Notnor 22 Tahun 1999 tcntang Petnerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang J>eritnbangan Keuangan Antara Petnerintah Pusat dan Daerah, gagasan petnbentukan eks Wilayah Ketja I Pembantu Gubemur Jawa Barat menjadi Propinsi 13anten telah tnembulatkan tekad DPRD Kahupaten/Kota se-eks Wilayah Ketja I Petnbantu Gubernur Jawa Barat untuk tnerespons aspirasi masyarakat tersebut agar dapat lebih tneningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan petnerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk lebih 111eningkatkan peran aktif tnasyarakat. Di sisi lain, sesuai aspirasi tnasyarakat yang sejalan dengan kebutuhan petnbangunan dan petnerintahan di Propinsi Jawa Barat, tnaka Propinsi Jawa llarat perlu dimekarkan dengan membentuk Propinsi Banten. , Dalaan rangka pengetnbangan wilayah dan tnelihat potensi yang ditniliki eks Wi1ayah Ketja I Petnbartu Gubernur Jawa Barat scrta guna memenuhi kebutuhan pada masa­masa yang akan datang, terutama dalmn hal peningkatan sarana dan prasarana, serta untuk kesatuan perencanaan, dan pemhinaan wi)ayah, n1aka Sistetn Tata Ruang Wilayah Propinsi Banten hanrs benar-benar dioptitnalkan penataannya serta dikonsolidasikan tnengenai jaringan sarana dan prasarana dalatn satu sistem kesatuan pengetnbangan yang terpadu dengan Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Daerah Khusus lbukota 1 akarta.

PASAL DEMI PI}SAL

Pasal 1 Cukup jetas

Pasal2 Cukup jelas

Page 13: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

Pasal3 Cukupjelas

Pasa14 Cukup jelas

Pasal 5 Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

12

'

Peta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah peta wilayah Propinsi Banten, yang meliputi Kahupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon dalatn bentuk Iampi ran undang-undang ini.

Ayat (3)

Pasal 6

Penentuan batas wilayah secara pasti Propinsi Banten, yang meliputi Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon ditetapkan oleh Menteri Dalan1 Negeri setelah tnempet1imbangkan usul Gubemur Banten yang didasarkan atas hasil penelitian, pengukuran, dan pematokan di lapangan.

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Pasal 7

Dalatn rangka pengetnbangan Propinsi Banten sesuai dengan potensi daerah, guha perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan serta pern~1angunan pada n1asa yang akan datang khususnya, dan untuk pengetnbangan sarana set1a prasarana pemerintahan dan pembangunan, perlu adanra kesatuan perencanaan pembangunan.

Yang din1aksud dengan Serang sebagai ibu kota Propinsi Banten adalah sebagian wilayah yang bei·ada di Kabupaten Serang.

Pasal 8 Cukupjelas

Pasal 9 Cukupjelas

PasallO Cukupjelas

Pasal 11 Pembentukan dinas-dinas propinsi dan Jernbaga teknis propinsi harus disesuaikan den~an kebutuhan dan ketnampuan propinsi.

Pasal 12 Ayat (1)

Cukupjelas

Page 14: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

13

Ayat (2) Huruf a

Pengisian dan penetapan anggota DPRD Propinsi Banten berdasarkan perolehan jumlah suara tiap-tiap kabupaten/ kota ·pada pemilihan mnu111 tahun 1999.

Hurufb Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Pengisian dan penetapan keanggotaan Dewan Petwakilan Rakyat Daerah Propinsi Banten, didasarkan kepada penghitungan hasil pemilihan mnutn tahun 1999 dari daerah Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon.

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 13 Penjabat Gubernur Banten tnelaksanakan tugas sampai dengan disahkannya Gubernur dan Wakil Gubernur Banten hasil petnilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Banten.

Pasal 14 Ayat (1)

Dengan terhentuknya Propinsi Banten untuk mencapai daya guna dan basil guna dalan1 penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan petnbangunan, dan petnbinaan keJnasyarakatan, digunakan pegawai, tanah, gedung perkantoran beserta perlengkapannya, serta fasilitas pelayanan umum yang telah ada selama ini dan telah dipakai dalatn pelaksanaan tugas Pembantu Gubernur Jawa Barat Wilayah I Banten. Dalmn rangka tertib administrasi, diperlukan tindakan hukun1 berupa penyerahan dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat kepada Propinsi Banten. Demikian pula halnya badan usaha milik daerah Pemerintah Propinsi Jawa Barat yang kedudukan dan kegiatannya berada di wilayah Propinsi Banten untuk tnencapai daya guna dan hasil guna dalatn penyelenggaraannya, diserahkan oleh Petnerintah Propinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Propinsi Banten. Selanjutnya, utang piutang Propinsi Jawa Barat yang kegtmaannya untuk pengen1bangan wilayah Banten diserahkan pula kepada Pemerintah Propinsi Banten. Berkenaan dengan pengaturan penyerahan tersebut, dibuatkan daftar inventaris.

Ayat (2) Pelantikan Penjabat Gubernur petnbentu~an Propinsi Banten Presiden Republik Indoncsin.

fianten didahului dengan peresmian oleh Menteri Dalmn Negeri atas nama

Page 15: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

14

Setelah satu tahun peresmian Propinsi Banten, gubemur yang bersangkutan wajib me]aporkan pelaksanaan penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat int kepada Menteri Dalan1 Negeri untuk bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut.

Pasal 15 Ayat (I)

Yang 4itnaksud dengan pembiayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan biaya tlntuk pen1bangunan gedung perkantoran, rumah dinas, perlengkapan kantor, dan sarana mobilitas serta biaya operasional bagi kelancaran penyeJenggaraan petnerintahan, pelaksanaan petnbangunan, dan pembinaan ketnasyarakatan.

Ayat (2) Cukup jelas

I

Ayat (3) Cukup jeJas

Pasal 16 Cukupjelas

Pasal 17 Cukup jelas 1

Pasal18 Cukup jelas :

Pasal 19 Cukup jelas :

Pasal20

I

I

Cukup jelas '

TAMBAHAN LEMRARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ....

Terin1a kasih.

KETUA PANJA Terima kasih, kepada Pak Taufiq yang sudah Ieiah tnetnbantu Ketua Panja

selanjutnya sebelmn kita metnasuki petnbahasan Pansus perkenankan kami akan menyampaikan ada yang tertinggal tadi, tapi ini yang san gat terpenting menyangkut dua tugas yang ditugaskan kepada Pansus menyangkut DPOD dan persetujuan DPRD kami san1paikan bahwa .1 satnpai berakhirnya tugas Panja tadi Panja be1um memperoleh persetujuan sekaligus rekomendasi dari DPRD dan Gubernur Jawa Barat begitu juga Panja belum berhasil n1endapat rekotnendasi dari Dewan Otonmni Daerah, selanjutnya sebagaimana yang katni san1paikan bahwa sekali Jagi kami tugaskan pada kesempatan ini lewat Bapak I\etua Pansus kan1i tnemohon kiranya kepada Bapak Menkumdang dapat tnenjelaskar~ prosedur penetnpan penmdang-undnngan sebagaimana yang dia1nanatkan oleh UUD '45 yang telah diamande1nen, saya kira itulah laporan kerja Panja yang kami smnpaikan, untuk se1anjutnya kami serahkan kepada Ketua Pansus untuk tneneruskan kedalmn Rapat Pansus.

Terirna kasih. I I

Page 16: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

15

KETUARAPAT Terima kasih Pimpinan Panja yang katni honnati, demikian bapak ibu sekalian

tentang pentbahasan yang dilakukan oleh Tingkat Panja dan telah sekaligus dibacakan naskah RUU yanghasil dari Panja, yang dilanjutkan dengan Rapat Timus dan Sinkronisasi, oJeh karena itu telah kita dengar bersan1a-sama segala pembenahan­pembenahan yang dilakukan oleh Tingkat Panja , oleh karena itu yang saudara ikuti tadi yang tidak ikut di Rapat Panja kalau tidak ada kelainan yang dibacakan dalam naskah RUU yang sudah saudara teritna, oleh karena itu sudah ada langsung pembenahan­pembenahatl yang diJakukan pada Tingkat Panja tadi, namun detnikian sebelum kita lebih lanjut untnk tnetnbicarakan hal-hal yang dipending saudara-saudara sekalian, kami ingin rneneruskan kepada Menteri Perundang-undangan bahwa ada pertanyaan minta penjelasan .kepada Saudara Menteri Kmndang, ada perubahan tentang format petnbacaan 1Undang-undang ini, seperti mnpatnanya kalau yang lama itu dengan persetujuan,; sekarang dengan adanya amandetnen UUD' 45, berdasarkan keputusan, ini rninta tolong penjelasan derni sernpurnanya undang-undang yang kita bahas sekarang ini, karni persilahkan.

t I

PEMERINTAH (MENKUMDANG\PJ{OFilRYUSIUL IIIZA MAHENDRA): Teri~1a kasih Saudara Ketua. Dan saudara-saudara Anggota DPR yang terhorn1at. Sebagaitnana kita maklmn bahwa dalan1 Sidang Umum MPR yang lalu ada

beberapa pasal dari UUD' 45 yang diamandemen terutarna tnenyangkut tentang proses lahirnya sebuah undang-undang, sebehnn dirnande1nen dikatakan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR, Presiden metnbentuk undang-undang dengan persetujuan DPR dan ketnudian itu diuhah dengan kata-kata DPR Jnentbentuk undang-undang dengan persetujuan Presiden, tapi pasal-pasal lain seingat saya tidak mengala1ni perubahan d~n ini tentu akan membuat implikasi kepada teknik penyusunan peraturan perundang-undangan khususnya ditingkat undang-undang.

Sampai hari ini penjabaran lebih lanjut dari amandemen UUD'45 itu belum dilakukan sehingga dihadapan kita acuan ketentuan-ketetuan didalam .. dan ketentuan­ketentuan didaJam sekarang ini adalah Keputusan Presiden Nomor 188 Tahun 1998 tentang Tata Cara Penyiapan Paraturan Penmdang-undangan yang berlaku intern Pemerintah, namun demikian konvensi yang selama ini telah terbentuk adalah persis yang dikatakan oleh Saudara Ketua bahwa lazimnya suatu peraturan perundang­undangan ditingkat undang-undang dirnulai dengan kata-kata Presiden RI dan seterusnya lantas kemudian rnengatakan dengan persetujuan DPR-RI memutuskan, mengingat bahwa seJama lebih dari 30 tahun behun pemah lahir undang-undang hasil inisiatif DPI~, kecuali pada era reformasi sekarang, kalau tidak salah Undang-undang Nontor 45-46 Tahun 1999 tentang Kcistitnewaan daerah Aceh yang tnentpakan hasil inisiatif daripada DPR, sehingga titnbul satu pertanyaan apakah kalau undang-undang itu inisiatif dari DPR, apakah harus dimualai DPR dan kemudian dengan persetujuan Presiden RI, kalau tnemang detnikian keadaannya ntaka siapa yang menandatangani undang-undang itu dan siapa yang 111engundangkannya, tapi satu kali yang terjadi pada n1asa Penterintahan ll.J. Habibie yang lalu seperti kasus Undang-undang tentang Keistimewa~n D.I. Aceh memang tetap menggunakan pol a yang lama kalau saya tidak salah yaitu Presiden Rf tapi dengan persetujuan DPR, sekarang ini setelah UUD'45 diamandemetl dan akan lahir undang-undang sebagai usul inisiatif daripada DPR, pada hemat saya kita tetap tnengacu kepada konvensi yang selatna ini berlaku yaitu tetap Presiden Rl tapi dengan ketetapan atau dcngann t'rsul atau dengan persettijuan dari DPR, Pemerintah sendiri sebctulnya sampai sekarang belmn mempunyai pedoman tentang hal ini dan saya berpendapat alangkah baiknya jika malarn ini kita dapat sating berbagi pendapat, bagaimana sebaiknya kita merumuskan ini atau katni diberikan kesempatan internal Pemerintah untuk menmdingkan masalah ini lebih dnhuJu dan biarkan1ah draft­nya ini masih seperti ini sehingga pada tingkat pemhahasan-pentbahasan selanjutnya

Page 17: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

16

kita telah n1encapai suatu titik tetnu, bagaimana teknik penyusunan peraturan perundangan khusttsnya kalimat-kalimat yang berkaitan dengan Presiden dan DPR ini dapat kita susun formatnya secara, yang tnerupakan satu kesepakatan antara Pemetintah dengan DPR, saya kira itu dulu sekedar penjelasan saya terhadap masalah ini.

Teritna kasih.

KETUA RAPAT: Teritna kasih Saudara Menteri. Demikian Saudara-saudara sekalian Anggota Pansus yang kami honnati, setelah

kita tnetninta sedikit gan1baran atau tanggapan daripada pihak Menteri tentang masalah tonnat undang-undang, teJah kila dengnr bersama tndi tentang JnasaJah yang dinginkan oleh Petnerintah brihwa kaJau bisa saya silnpulkan tetap saja dulu seperti ini dan beri waktu Pen1erintah :tentang masalah yang kita setujui apakah bertdasarkan keputusan DPRseperti yang kita angkat harusan atau berdasarkan menetapkan dan oleh karena itu tnensahkan undang-undang ini, oleh karena itu sekarang kita berikan kepada Petnerintah untuk lebih n1etnbakukan pada undang-undang untuk yang lain, apakah ada pern1intaan daripada Pemeritah ini bisa, silahkan Saudara Seto.

FPDKB (GREGORIUS SETO liARIANTO): Terin1a kasih Saudara Pin1pinan. Saudara-saudara sekalian khususnya Saudara Menteri. Saya ingin memberikan urun ren1bug saja, pada dasan1ya saya sepakat bahwa

persoalan ini silahakn diselesaikan oleh intern Pemerintah, saya ingin menambahkan bahwa didalam atnandemen n1emang ada pergeseran bahwa semula kekuasaan tnen1bentuk undang-undang pada Presiden, sekarang diserahkan kepada DPR, akan tetapi kewenangan tnensahkan undang-undang tetap ada pada Presiden selaku Kepala Negara, karena itu llsulan saya bahwa tetap disini adalah Dengan Rahmat Tuhan YME, Presiden RI dan seterusnya tetapi ketnudian bukan dengan persetujuan DPR melainkan berdasarkan keputttsan DPR-RI tidak tnemutuskan tapi menetapkan, mensahkan undang-undang sehingga akan cocok dengan akhir daripada undang-undang ini dimana disahkan di Jakart~ dan seterusnya, Presiden RI itu usulan kami, tapi pada dasarnya katni setuju tnemberikan kesentpatan kepada Petnerintah untuk n1embicarakan ditingkat inten1 Petnerintah. :

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Pak Nailiu silahkan.

FPG (JM NAILIU): Terima kasih Saudara Pimpinan. Sehubungan dengan apa yang disatnpaikan oJeh Menteri Kumdang, saya ingin

menginforn1asikan bahwa beberapa waktu Jalu pada waktu pembahasan RUU tentang APBN Tahun 2000, metnang waktu itu ada setnacam satu pembicaraan di Tingkat Panja pada waktu itu atau Panitia Anggaran dengan pihak Pemeritah yang diwakili oleh Menken, format yang disetujui seperti ini, dengan alasan bahwa sampai dengan saat ini behnn ada satu undang-undang sebagai pelaksanaan daripada perubahan pertama UUD'45, seandainya Pemerintah n1asih akan n1empergunakan waktu utnuk rnernpelajari bagaimana format yang sebenarnya bukan hanya nanti untuk undang­undang ini tetapi juga barangkali undang-undang yang telah disetujui oleh DPR setalh perubahan pertatna' UUD'45, yang kami maksudkan disini adalah Undang-undang tentang APBN Tahun 2000, ini Sqja yang saya sampaikan. Tcritna kasih.

KETUA RAPAT: Masih ada, silahkan Pak Syaiful Rachn1an.

Page 18: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

17

FPP ( SAIFUL I~AI-IMAN): Terima kasih. Saudara Mehteri Kumdang, saya hanya ingin urun rem bug saja. Memang pada prinsipnya sependapat untuk secara intern, hanya barangkali

bahwa masalah ini sudah dibahas di BP MPR, barangkali apakah itu di PAH I atau PAH II, barangkali saya · mendengar ini tnemang sudah dibuat rancangan-rancangan apakah format harus bagaitnana, barangkali hal ini mungkin sudah dibicarakan dengan Saudara Menteri, barangkali ini tnerupakan satu juga tambahan kajian forn1at mana yang ini, cmna saya ingin n1enymnpaikan saja bahwa hal ini sudah juga dibahas di BP MPR, detnikian sebagai catatan, teritna kasih.

!

KETUA RAP AT: Masih ada, ~ilahkan pale.

FTNIIPOLRI (DRS.TAUFIQ RUKI,SII): Terima kasih Pimpinan. Saya setuju [ sekali dengan pendapat Saudara Seto bahwa yang penting bahwa

Petnerintah sudah dapat menangkap adanya tnisi yang kita sampaikan pada malam ini bahwa peruhahan nhnti akan dilakukan oleh Pemeritah dan Pak Nailiu juga mengatakan bahwa kita tneggt~nakan pola yang lmna dulu, kan1i sependapat itu, cuma untuk klarifikasi bahwa undang-undang inisiatif yang dibuat DPR itu bukan Undang-undang tentang Propinsi Aceh, tetapi Undang-undang tentang Larangan Praktek Monopoli, disusul Undang-undang Perlindungan Konsumen, kenntdian Undang-undang tentang Haji, jauh sebelum itu sudah kit a jalankan, detnikian terin1a kasih.

KETUA RAPAT: Baik, masih ada ? kalau tidak ada Saudara-saudara sekalian, ingin kan1i

satnpaikan bahwa khusus tnengenai tnasalah ini bahwa sesuai dengan permintaan Saudara tnenteri dan tadi telah n1etnberi urun ren1bug pada saudara-saudara sekalian, katni rasa ini biar ~eperti ini dulu seperti rancangan yang telah dibacakan tadi, nanti Insya Allah pada ~ihak Pemerintah kalau dalan1 waktu dekat telah menetapkan itu dalan1 artinya dengan perubahan daripada UUD'45 itu, ini akan menyesuaikan, bisa den1ikian saudara-s~uclara sekalian, haik teritna kasih.

Dernikian katni akan berlat1jut kepada dua hal yang dipending oleh Panja, sebelum kita menittgkat pada ncara selanjutnya, kami ingin meminta penjelasan dari pihak Pemerintah apakah Mendagri atau Menkmndang tentang masalah yang kita pending kesepakatah kita pada Pansus yang kita serahkan kepada Panja, temyata Panja tnengen1balikan kepada Rapat Pansus yaitu tentang DPOD dan rekomendasi Daerah Tingkat I. Kami persilahkan .

PEMERINTAII (MENilAGI{I/SUI~JADI SOEDIRDJA): Assalamu'alaiktml Wr. Wb. Saudara kettta Pansus Petnbahasan RUU tentang Pen1bentukan Propinsi Banten

serta para Anggota Pansus yang saya honnati, Menkumdang yang saya hormati, rekan­rekan dari Depdagri, setta hadirirn yang berbahagia.

Saya ingin n1enyatnpaikan beberapa hal yang didalmnnya termasuk dua hal yang tnasih pending itu. Pertanrna tentu saja n1arilah kita kembali bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ~ atas berkenan-Nya pada hari ini, kita sampai pada Pembicaraan Tingkat III RUlJ tentang Pen1bentukan Propinsi Banten yang merupakan RUU Jnisiatif dari DPR-Rf, selama pcmbahasan yana kita lakukan bersama, berjalan cukup lancar dan sangat akomodatif ldalam setiap menanggapi saran dan pandangan baik dari pihak Pen1erintah tnauputl. para Anggota Dewan walaupun belmn final dapat terumuskan RUU tentang Petnbentukan Propinsi Banten, sebagaimana tadi disepakati bersama terdapat beberapa penyederhanaan pasal-pasal yang tadi secara lengkap telah dibacakan.

Page 19: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

18

Beberapa perubahan yang cukup n1enonjol adalah sebagai berikut, kita tahu sennta bahwa kita tidak lagi perlu mencanttnnkan kecamatan-kecamatan pada masing­nlasing kabupaten-kota, karena kecamatan-kecamatan yang ada memang tidak ada perubahan, batas-batas tnasing-tnasing kabupaten juga tidak perlu dicantumkan karena

I

tnetnang tidak ada peribahan batas wilayah masing-tnasing kabupaten dan kota. lbukota masing-masing kabupaten tidak perlu dicantumkan dalan1 RUU karena pada dasamya tidak ada perubahan, penyebutan batas wilayah disesuaikan dengan konvensi internasional Samudra Indonesia dirubah menjadi Satnudra Hindia, kewenangan propinsi disesuaikan dengan rumusan pada Pasal 7 dan Pasal 22 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, kemudian keanggotaan pada Anggota DPRD Propinsi Jabar yang berasal atau yang 1nerupakan representasi dari kabupaten-kota pada caJon Propinsi Ilanten akan rnenjadi perhatian Pemerintah guna pengaturannya dalam peraturan pelaksanaan lebih l~tljut.

Saudara-saudara sekaJian yang saya honnati, tneskipun keinginan pembentukan Propinsi Danten ini n1erupakan keinginan n1asyarakat di caJon Propinsi Banten yang telah diaktualisasikbn dalam keputusan DPRD Kabupaten-Kota se-eks Wilayah Kerja Petnbantu Gubernur Jabar Wilayah I , nannm perlu kiranya saya tegaskan kembali bahwa walaupun pe]nbahasan RUU tentang Petnbentukan Propinsi Banten secara teknis dapat kita selesai~an nannm petnprosesan lebih lanjut untuk dapat disetujui dan disahkan menjadi undang-undang, pemerintah berpendapat belmn bisa berlanjut karena prosedur dan prose's sebagain1ana diatur dalam peraturan perundang-undangan yaitu, perlu ada penelitian yang dilakukan oleh DPOD secara komprehensif meliputi pertitnbangan ken1~1npuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, haas daerah, pertitnbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

Usulan Gubernur Jabar, persetujuan DPRD Propinsi Jabar ditetapkan dalam keputusan DPRD, hal ini perlu tnenjadi perhatian bersatna tnengingat jangan sampai diketnudian hari terjadi gugatan dari n1asyarakat akibat tidak dipenuhinya prosedur sebagaitnana diatuanatkan Pasal 119 UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Perlu kiranya saya sampaikan bahwa saat ini Petnerintah secepatnya berusaha dapat n1enyelesaikan Keppres tentang DPOD dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pedotnan Pen1bentukan Daerah Otonom, dengan kedua peratruran tersebut diharapkan setiap rencana pen1bentukan daerah yang sah ini sedang marak diaspirasikan n1asyarakat dapat b~nar-benar terkaji secara objektif dan proporsional.

Ketnudian sebagai tambahan saya juga ingin n1enyampaikan sekali lagi kita bet1ekad untuk metnulai sesuatu yang baik, mohon tna 'af ini rekan-rekan saya dari banten pada datang ini setnua, tapi sekali lagi saya tnenyatakan bahwa ntudah-mudahan rekan dari Banten

1ini, apa namanya tidak tanggung-tanggunglah jika mempelopori

sesuatu jadilah pelopor yang baik sehingga kita tnemulai dengan pendekatan hukum yang dengan bagus· karena malam ini kita dapat kehorn1atan hadir Menteri Kumdang dan jangan satnpai keliru-keliru tapi yakinlah bahwa proses ini berjalan masih sesuai dengan arah yang kita inginkan.

Detnikianlah hal-hal yang perlu saya san1paikan pada akhir pembicaraan tingkat HI ini yaitu petnbicaraan RUU tentang Petnbentukan Propinsi Banten. Terima kasih atas terciptanya suasana yang penuh kekeluargaan dan saling pengertian selan1a pembahsan RUU ini sampai hari ini.

Terima kasih, Wassallamtnualaikutn Wr.Wb.

KETUA RAP AT: Terima kasih Saudara Menteri, Saudara-sau~ara sekalian anggota Pansus yang katni hortnati, demikian tadi

penjelasan bagi pih~k petnerintah tentang hal yang kita pending di tngkat Panja tentang dua hal yang kita i~tilahkan rekomendasi dari pemerintah daerah, oleh karena itu kita telah sa1na-satna n1enpenjelasan dari pemerintah kami ingin tnendapat tanggapan dari anggota Pansus silakan sebelum kita tneningkat acara lebih lanjut.

Page 20: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

19

Silakan Saudara Seto.

FPDKB ( GREGORIUS SETO liARIANTO): Teritna kasih saudara Pimpinan khususnya Saudara Menteri, Metnang bagi katni cukup berat karena dengan perubahan UUD 45 bahwa

kekuasaan bentuk UU ada pada DPR tnemang beban tanggung jawab lebih besar pada DPR-RI karena itu katni sepakat bahwa sejauh mungkin katni tidak mau melanggar UU itu sendiri karena itu sebagai jalan keluar bagaitnanapun pertama kita berharap bahwa peJnerintah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat menyelesaikan tugasnya dalam n1en1bentuk DPOD dan 1nen1berikan rekomendasi juga kedua menyelesaikan pengusulan Gubernur atas persetujuan DPRD I Jawa Barat yang secara prinsipil sesuai dengan apa yanag kami teritna dari pernyataan tnereka tidak ada n1asalah tetapi n1en1ang harus dipenhhi karena itu saya tnengusulklanpada kesempatan rapat Pansus yang sekarang ini kita hadiri kita sekalian baik pemerintah maupun wakil fraksi-fraksi n1etnberikan pernyataan persetujuaannya sehingga tidak ada lagi keraguan maupun petnbahsan lebih lanJut tentang RUU ini tinggal hanya tnenuggu tehnis perrsetujuan yang kurang itu saja. ,

Nah kalau ust~lan katni diterima maka tntmgkin akan kita buat satu pemyataan tertulis yang kita tanda tangani bersama bahwa kita tidak akan bahwa kita telah tnenyett~jui RUU hanya untuk pengajuan Paripurna untuk mendapat persetujuan DPR 111asih harus dilengkapi apa yang kurang.

Teritna kasih. :

KETUA RAPAT: Terima kasih Saudara Seto, masih ada yang lain hagi anggota Pansus silakan

Pak Taufiq.

FTNI/POLRI (DH.S TAUFIQ RUI(I,SH): Terima kasih Pimpinan, Bapak Mendagri dan Menkumdang beserta jajaran Departemen dan rekan-rekan

Anggota DPR yang saya hormati. Saya setuju sekali apa yang disampaikan oleh Sudara Mendagri, bahwa UU ini

jangan san1pai titnbul cacat yang akan n1enitnbulkan cacat hukum, kita memang harus n1en1ulai tekad yang baik dengan baik juga dan saya melihat bahwa pemerintah sudah sunggnh-sungguh untttk menyusun satu rekomendasi dari DPOD yang walaupun waktu realisasinya tnemerlu~an waktu. Tadi ada dua masalah atau step yang kita lewatkan sebagaimana yang disampaikan oleh Saudara Seto tadi yaitu disetujui da11 disaltkan bagaimana kalau dua step ini kita pisah at1inya behm1 dapat disahkan kita belum dapat tnelakukan pembicaraan tingkat IV yang direncanakan besok tetapi step yang sebelumnya yaitu yang disetujui telah didiclear oleh Pansus dan Pemerintah dalam bentuk katakanlah yatig Pak Seto n1inta tadi satu pernyataan karena UU yang telah kita sepakati itu ditandatangani oleh Ketua Pansus bersama Pen1erintah bahwa untuk tehnis penmdang-undangan 'tidak ada masalah hanya prosedur kalau bisa pemerintah n1enyelesaikannya da~atn DPOD dan Rek01nendasi kita lakukan pembicaraan tingkat IV, nntdah-tnudahan dengankeputusan itu maka saudara-saudara kita yang dibelakang ini bahwa ini persoalat1 prosedur dan tidak supaya UU tidak cacat hukum.

Katakanlah kita tidak metnbuat pemyataan RUU yang telah kita bahas beberapa hari ini secara subsantial kepada para pimpinan kami percayakan dan pemerintah, dengan den1ikian step disetujui kita masuki nanti disahkannya kita serahkan kepada pemerintah katakanlah pemerintah n1engatakan kita akan sahkan minggu depan, bulan depnn, nntdah-mudnhan tidnk tahun depan silaknn kcpada pernerintnh, pemerintah lebih tulnt karena ini tnenyahgkut masalah tehnis, tnasalah tehnis prosedural bukan lagi tehnis penyusunan perundang-undangan demikian pimpinan.

Terin1a kasaih ..

Page 21: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

20

KETUA.RAPAT: Masih ada yang lain silakan Saudara Ali Yahya.

FPG (DRS HM ALY YAliYA): Terima kasih Pimpinan, Saudara Menteri dan Jajaran serta hadirin yang berbahagia. Ada hal yang perlu kami satnpaikan pertama sebagaitnana kita ketahui bahwa

RUU ini adalah Usu1 Inisiatif Dewan seperti yang dije1askan o1eh kawan-kawan terdahulu bahwa betapapun RUU ini tnerupakan Usul Inisiatif itu memang kita terikat o1eh Tata-tertib 'newan yang sesungguhnya sesuai dengan amandemen UUD 45 hak penuh sesungguhnya ada pada DPR-RI apa yang disatnpaikan o1eh Pak Seto, tetepi lepas dari itu apa yang disampaikan oleh Pak Seto dan Pak Taufiq kami dari FPG setuju bahwa jika tnenmng kita sen1ua unsur Fraksi-fraksi bersama pemerintah menyetujui dan rnendeclear serla n1enanda tangani tnateri setelah kita bahas.

Adapun :yang tnenyangkut DPOD tnaupun rekomendasi Gubemur adalah tnenyangkut tehnis prosedural dan itu adalah hak petnerintah untuk bisa menye1esaikan persoalan ini. Persoalan yang ingin kita tninta persetujuan ini adalah menginginkan jatninan dari penierintah adalah ten'tang jatninan waktu, jatninan waktu itu sangat terkait dengan jadual sidang DPR-Rr yang sa 'at ini sangat bertumpuk UU yang akan dibahas oleh dewan oleh karena itu sekali lagi maka kan1i tnnta ketegasan dan jaminan waktu berapa latna tentang rekomendasi akan lahir dan Kepres tentang DPOD, sehingga penga1nbilan keputusan tentang RUU Petnbentukan Propinsi Ilanten ini dilakukan oleh DPR-RI bersama petnerintah demikian pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Masih ad~ lagi, silakan Pak Nailiu.

I

FPG (~J~ NAILIU): Teritna kasih Pitnpinan, Saya ingih n1elanjutkan apa yang disatnpaikan oleh Pak Aly tadai sehubungan

dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Mendagri tadi, saya merasa optimis bahwa apa yang tnerupakan kendala tehnis yang dialatni oleh petnerintah itu akan diselasaikan dalmn waktu tidak terlalu lama saya yakin, karena persoalan politis dan starategis itu pada malam ini pada hakekatnya sudah selesai, hanya masalah tehnis kita serahkan dan kita percaya petnerintah akan tnenyelesaikannya. Sebenarnya saya ingin mengingatkan kita sennta bahwa RUU ini datangnya dari DPR-RI dasarnya adalah perubahan pertama UUD 45 sepet1i yang dikatakan oleh Pak Seto yang mengutif Pasal20 disebutkan DPR berhak n1en1bentuk UU dari RUU yang dibahas bersama-sama Pemerintah untuk tnen1peroleh per~etujuan DPR-RI, selanjutnya dikatakan bahwa hila te1ah mendapat persetujuan tnaka presiden dapat mensahkannya.

Ken1udiart, perlu kita ingat bahwa Pasal 21 dari pada perubahan pertama UUD 45 rnengatakan bahwa DPR-RI berhak tnengajukan DPR berhak mengajukan RUU berdasarkan Pasal ini tnaka telah diatur mekanisme pen1bahasan RUU Usul inisiatif DPR-RI sesuai dengan Pasal 125 dan Pasal 126 Tata Tertib DPR-RI, jadi bagi DPR-RI langkah-langkah yang ditemph secara hukum sudah dipenuhi apabila ma1am ini masih terdpat kendala tehnis yang dialatni oleh pen1erintah saya kira Pansus menyerahkan seluruhnya kepada pernerintah untuk menyelesaikan dan dalatn waktu yang paling singkat kami harapkan penyelesain ini sudah tuntas.

Terima kasih I

KETUA RAPAT: Masih ada~ silakan Pak Kia.

Page 22: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

21

FPP (Kil ENDANG ZAENAL ): Assalamualaikum Wr. Wb. Terima kasih Saudara Ketua Pansus, Saudara Mendagri, Saudara Menkumdang. Para Anggota Pansus dan tatnu-tamu dari Banten Rakhitnatullah. Saya baru n1endengarkan penjelasan dari Pak Menteri, kemudian pendapat atau

pemikiran dari anggota pansus, tnaka saya tnempunyai usul atau pendapat yaitu bahwa rapat kita sekarang melahirkan keputusan yang berisi dua kesepakatan dua persetujuan yang pertama bahwa semua peketjaan sebagian besar yang telah disetujui dalam Panja kita setujui dan tanda tangani. Dasamya apa, dasarnya adalah yang pertama kalau dalam bahasa agama supaya jangan tahilul akhsim jadi artinya sia-sia meskipun artinya setnua dilakukan sukarela dan ikhlas kita tidak dapat n1oney politic dalam hal ini.

Jadi supaya tidak tahilul akhsitn disetujui, diterima tapi karena ada juga hal-hal cukup juga substansiltnaka supaya kita tidak dikatakan asbun dan juga kita berpegang pada acuan agama dahful tnaahsid mukadadatnud alaajnalnil mushalim bahwa n1enjegah ken1adaratan harus didahulukan dari pada mengharapkan kemaslhatan yang gaib, seperti yang dikatakan Pak Menteri jangan san1pai terjadi hal-hal orang sekarang berani n1engkoreksi. bahwa DPR sudah tahu ada kekurangan seratus rupaih kurang satu kenapa dikatakan ~eratus kan kurang satu kenapa tidak dikatakan sembilan puluh sen1bilan RUU sebdgian besar sudah tapi n1asih ada kekurangan, jadi kita akui sudah sembilan puluh sen1bilan rupiah tnaka oJeh karena itu persetujuan yang kedua yaitu bahwa kita setuju atau sepakat bahwa RUU ini belum dapat dilangsungkan pada petnbicaraan tingkat Iv dalan1 sidang Paripun1a sebelutn terpenuhinya dua pern1asalahan tadi dengan detnikian akan terjadi bobot sama dan kita betul-betul tnemperhatikan kaidah-kaidah prosedur ini.

Besar harapa:n saya hahwa sernua kita telah setuju senu1a aspirasi meningkatkan kulaitas pernbangunan kesejahteraan itu sendiri dan tadi kata Pak Menteri jangan ragu­ragu menjadi pelopor, peloporlah kita semua baik DPR nya, n1asyarakat dan pembela aspirasi n1aka oleh: karena Hu saya n1empunyai keyakinan bahwa kita sama-san1a sependapat didalm proses mewt~judkan cita-cita tidak ada istilah kamus gagal yang ada hanya keberhaslan yang tertunda, saya kira den1ikian terima kasih. Assalamu'alaikum Wr.Wb.

KETUA RAPAT:. Terin1a kasih Pak Kyai, masih ada yang lain, silahkan Pak An1aruddin

FPDU (IR.H.AMARUDDIN ll.JAJASUIJITA): Bisrnilahlirokhmanirokl1im Assalamu'alikum Wr. Wb. Teritna kasih Saudara Ketua, Saudara ketua dan Anggota Dewan yang saya

honnati, Suadara Mendagri dan Saudara Menkumdang, para hadirin yang saya honnati. Kembali kit~ tnenghadapi n1asalah yang dilen1atis, kita mengingat bahwa tugas

yang diberkan oleh paripurna kepada kita, tnenurut jadual tanggal 30 yang akan datang kita sudah harus san1pai pada tingkat pengesahan undang-undang atau RUU mengenai Pembentukan Propit\si Banten ini dapat disahkan tnenjadi undang-undang pada tanggal 30 Maret yang akar1 datang, dan saya sampaikan bahwa saya sendiri sudah menerima undangan untuk Sidang Paripun1a tanggal 30, antara lain diagendakan untuk meyampaikan tanggapan dalan1 Pen1bicaraan Tingkat IV tnengenai RUU tentang Pen1bentukan propinsi Banten ini, saya juga menghargai apa yang disampaikan oleh Saudara Mendagri bahwa tnemang kita ingin membuat satu hasil yang baik, artinya tidak ada cacat huktun dan dapat dijadikan satu acuan untuk penyusunan perundang­undangan dimasa yang akan datang, namun demikian barangkali saya mengusuJkan yang pertatna, pada lnalam ini kita hanrs ada kesepakatan bahwa hasil kerja kita RUU yang sudah dibacakan tacli masih bisa dilanjutkan untuk tetap diagendakan dalmn Pernbicaraan Tingkat IV, apapun tanggapannya barangkali itu fraksi sudah bisa

Page 23: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

22

tnenangkap ntasing-masing, mungkin antara lain dengan catatan yang dua tadi, itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, ntemang perlu ada limitasi waktu, sebab kalau tidak ini juga akan menyulitkan penyusunan agenda dalatn persidangan yang akan datang, paling tidak harus ada disediakan waktu untuk pambahasan atau Pembicaraan Tingkat IV dalam masa-tnasa persidangan yang akan datang alasan untuk pengusulan pengagendaan itu adalah kesepakatan tadi, selanjutnya barangkali apakah perlu kita meJakukan satu lobby anatara unsur-unsur Fraksi dan pen1erintah dan kalau itu diperlukan itu dapat diskors beberpa tnenit saya kira cukup sekian.

Wassalantualaikunt Wr. Wb.

KETUA RAPAT: Teritna asih Pak Amaruddin, ntasih ada yang lain kalau tidak ada putaran ini

saudara Menteri n1e1nberi penjelasan yang dipending beberapa atau dua buah yang kami satnpaikan tacli yaitu tentang masalah DPOD dan rekomendasi Daerah, dan saudara­saudara anggota pansus telah ntetnberikan tanggapan tentang penjelasan dari saudara tnenteri oleh karena itu putaran ini kan1i persilakan saudara menteri untuk memberi tanggapan atas penjelasan atas anggota Pansus, tapai sebelum Saudara Menteri perlu kan1i santpaikan bahwa besok tanggal 29 Maret 2000 pukul 10.00 Wib itu Pimpinan Pansus ada undangan dari Pimpinan Dewan kelanjutan dari Rapat Bamus pada tanggal 23 yang lalu tentang ntetnintakan penjelasan bahasan RUU oleh Pimpinan Dewan apakah bisa kita sampaikan pada tanggal 30 atau apakah kita sampaiakan pada persidangan berikutnya pada bulan Mei tingkat IV yang kami lihat jadual-jadualnya telah dirancang pada rapat bantus tanggal 23 Maret 2000.

Tanggal 2i Mei 2000 itu ada rapat Paripurna dan kalau disepakati nanti kami sudah tnengusul kepada Pintpinan Dewan tanggal 22 Mei itu dicadangkan untuk RUU Banten ini baru petiyampaian ini secara lisan. Sedangkan perjalanan Panja dan Timus ini Pitnpinan selalu tnentherikan alternatif-alternatif kepada Pimpinan yang ada di Dewan ini.

Tentu Saudara-saudara sekalian kalau nanti tnemberikan suatu kesimpulan rapat ini tidak langsung ketingkat JV pada bulan Mei itu, oleh karena itu ada waktu satu hari atau dua hari untuk fraksi buat ntempersiapkan pendapat akhimya.

Oleh karena itu Rapat Pansus sebelum rapat Paripuma itu 2 hari sebelum paripun1a oleh karena itu juga Pansus akan mensahkan n1en1inta kepada pemerintah yang 2 belmn artinya dua yang keteter ini dua yang belum kita sepakati ini, belum diberikan penjelasar1nya itu atau jalan keluarnya oleh petnerintah ini sebagi gambaran sebelum Petnerintah tnetnberikan penjelasan tanggapan-tanggapan bagi anggota, oleh karena itu saudara-saudara sekalian untuk putaran kedua ini kepada pihak pemerintah kan1i persilakan.

PEMERINTAH ( MENilAGRI/SURJADI SOEDIRDJA) : Terima kasih. Assalamualaikmu Wr. Wb. Pimpinan Pansus dan Anggota Pansus yang saya horJnati, Menteri Kunidang yang saya hormati, dan rekan-rekan hadirat yang berbahagia. Saudara-saudara yang kami horn1ati, n1e1nang tampaknya seperti yang

digatnbarkan oleh sementara anggota Pansus itu seperti bisa dipisah-pisahkan itu antara rmnusan materi itu sendiri dengan kemudian hal-hal yang belum bisa diselesaikan oleh penterintah, tapi sesungguhnya itu mentpakan satu kesatuan yang utuh dalatn arti kata step yang harus dilalui itu. Kita membahas ini sebutlah bahwa tnateri yang menjadi isi jiwa semangat dari RUU Propinsi Banten itu, ya itu.

Nan1un ketuudian kita menghadapi dua masalah yang cukup pelik yaitu bahwa semua kriteria yang dimiliki oleh calon propinsi ini dibahas oleh DPOD. DPOD nya sendiri belmn terbentuk dan untuk pembentukan DPOD ini itu karena ini apa namanya tnisi dari UU nomor 22 tahun 1999 pasti hi sa terbentuk jadi tidak ada keraguan itu.

Page 24: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

23

Setelah terbentuk tentu DPOD ini selesailah persyaratan mengenai pembentukan propinsi Banten kare~1a DPOD ini harus rapat, harus bertetnu untuk membahas dar! berbagai aspek tnaka: diantara aspek itu yang tnenjadi persyaratan bagi pertimbangan DPOD yaitu adanya p

1ersetujuan DPRD daerah yang bersangkutan dan Gubernur.

Mengenai DPOD ini pen1erintahlah yang akan tnengerjakannya, mengenai DPRD tentu kita harus tuengerjakan bersan1a-san1a mengapa karena usul inisiatif ini kan dari DPR jadi bersama-sama begitu lho, tadi saya dengar dari unsur Pimpinan bahwa sudah ada komunikasi dengan DPRD Jabar betulkan bahwa itu sudah titik terang.

Lalu saya yakin Gubernur tidak ada masalah kalau DPRD nya sudah setuju kan begitu, jadi katni sarigat pahatn bahkan konsen waktu bahwa kalau dikatakan waktu yang diberikan oleh Bamus kepada Pansus ini tapikan kita cukup fleksibel dalam hal ini tnenurut saya untuk tadi jangan satnpai kita tidak lalu setnpurna RUU ini untuk sampai

J I 0

kepada pengesahannya begtht lho. Jadi oleh sebab itu sekali lagi nanti akan diperkuat oleh Pak Menteri Kumdang bahwa kita tidak bisa begittt saja tnetnisah-tnisahkan substansi n1ateri dengan ganjelan yang bisa kita bisa pisahkan tersendiri.

Sekarang berpikirnya kalau kita bisa mengatakan bahwa tidak akan ada han1batan barangkali, tapi paling kita berpikir seandainya DPRD, Gubemur Jabar menolak apa yang kha lakukan, setnentara kita sudah memerintah mendahului tanda kutif menyetttiui, na~ imni ketnbali lagi yang saya sebut itu. Saya sangat berterima kasih atas bantuan Pak Kia tadi itu suatu yang membantu kita memahami keadaanlah dengan catatatan kita 1tidak ada keraguan smna sekali untuk berusaha menggolkan RUU ini karena tnemang t~ntutan dan aspirsi Banten sudah begitu kuat persiapannya sudah demikian bagus sedangkan tugas kita sekarang ini bagain1ana apa namanya mendorong prakarsa-prakarsa dari bawah ini.

Jadi jangan san1pai kita menghambat justru sama sekali tidak ada niat-niat tnenghambat tapi ni~tnya bagaitnana 1nenyalurkan sebaik-baiknya itu yang bisa saya satnpaikan silakan Pak Yusril.

I

PEMERINTAII (MENKUMDANG): Terima kasih Saudara Ketua dan para Anggota Pansus yang terhormat. Saya hanya akan tnenatnbah yang tnenyangkut tehnis segi perundang-undangan

kalau mengenai substansi telah disampaikan oleh Pak Mendagri. Ada satu hal yang agak mengusik pikin\n saya sekiranya tnalatn ini Pansus telah mengakhiri kerjanya dan kita langsung pada :pembahasan tahap e1npat yaitu bahwa ada stemanotering dari tnasing-tnasing Fraksi dan juga Petnerintah terhadap RUU ini untuk disahkan.

Karena ada beberapa hal yang tnenyangkut tehnis perundang-undangan yang perlu kita kerjakan tappi itu apa hi sa kita lakukan pad a peanbahsan tingkat IV atau justru dilakuakn pada petnbahasan tingkat Ill sekarang ini, tnisalnya rekomendasi dari DPRD dan persetujuan dari Oubernur Jawa Barat, itu tnerupakan suatu persyaratan yang diatur oleh UU kalau itu tnerupakan satu persyaratan untuk petnekaran wilayah lebih khusus lagi pen1bentukan ~ropinsi tnaka secara tehnis perundang-undangan persyaratan­persyaratan itu juga: harus tercennin itu dalan1 UU yang akan kita sahkan ini pada bagian tnana, pada hemat saya dari segi peraturan perundang-undangan itu adalah pada bagian konsiderans. !

Jadi yang pertatna itu adalah tnenin1bang a,b,c,d mengingat Pasal UU mungkin ada satu lagi yang perlu kita pertitnbangkan memperhatikan usul atau persetujuan DPRD tingkat I Jabar dan Gubernur Jabar serta pertirnbangan dari DPOD. Dengan detnikian sen1pumalah UU ini dari segi tehnis pentbuatan undang-undang sesuai dengan acuan kita ini tnetn~entuk UU ini berdasarkan UU non1or 22 tahun 1999 yang lalu, kalaulah kita sekarana ini sudah mengakhiri kerja Pansus ini kita sampai pembahasan tingkat lV apakah 11llungkin kita akan n1emunbahkan bagian-bagian tertentu darl konsideran UU ini juga n1endapat tanggapan juga dari anggota dewan yang terhormat tnetnikirkan dari segi

1

tehnis peraturan perundang-undangnnnya.

Page 25: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

24

Selain dari pada itu ingin juga saya n1enyarankan sebelum ini pada kata akhir dipetnbahasan tingkat IV tnungkin ada baiknya juga kita sedikit menghaluskan bahasa UU ini saya menukan kata-kata juga bahwa Pemda Jabar wajib dua tahun untuk ini ·pada bagian penjelasan i.ni harus kalau dari segi hukum fiqih ini bisa repot artinya ini antara harus dan wajib bi~a dilepas dari pada itu biasanya dalan1 UU tidak ada kata-kata wajib oleh karena pasal UU adalah bersifat itnperatif. Jadi ini kira-kira saya mohon ini ada perthnbangan sharing pendapat bagaitnana baiknya saya akan mendengar pendapat dari anggota dewan yang terhormat.

Teritna kasih Saudara Ketua.

KETUA RAP AT: Baik, terin1a kasih Saudara Menteri Hukmn dan Perundang-undangan. Kalau

tidak ada lagi dari pihak pemerintah sesuai dari tnekanistne rapat yang kita sepakati I

bahwa kita adakan 2 kali putaran, ini petnerintah sudah manfaatkan 2 putaran dan anggota bant l 1putaran apa putaran ke 2 putaran ini anggota pansus ingin tnetnanfaatkan terutatna sesuai yang diinginkan menteri huktun dan perundang­undangan tadi dan' yang disatnpaikan menteri dala1n negeri, kami persilakan.

Silakan Sarldara seto.

FPDKB (GREGORIUS SETO 1-IARIANTO) : Terima kasih Saudara Pin1pinan, Saudara Menteri yang kami horn1ati, Saudara-saudara sekalian, juga saudara

hadirin yang kami muliakan. Saya ingin memperkuat usulan pak Aly Yahya bagaimana merencanakan waktu,

pada hemat saya men1ang benar kita ini ibaratnya jalan ketemu jurang hams membuat jen1batan setnentata katakanlah dari suatu sisi ada tugas pen1erintah, disisi lain tugas DPR dalam hal ini pans us. Pansus telah tnenyelesaikan tugasnya hanya pemerintahpun sebagaian telah rrienyelesaikan tugasnya, sekarang kita keten1u dengan jurang dan jurang ini adalah persyaratan yang belmn dipenuhi. Ada 2 persyaratan yang belum dipenuhi tadi itu menjadi kewajiban pemerintah katakanlah ini separo dari badan jen1batan hanJs diselesaikan petnerintah yaitu petnbentukan DPOD dan rekomendasi dari DPOD dan rekotnendasilpersetujuan pengusulan dari gubernur, sedangkan bagian dari pada panstis n1ungkin saya bisa tnenerin1a andaikata usu)an/persetujuan dari DPRD masih menjadi tanggung jawab pans us dan saya kira saya in gin tawarkan kepada reken­rekan pansus untuk tnenerima bahwa untuk memperoleh persetujuan DPRD kita akan ikut untuk n1enyelesaikan ini sehingga dengan detnikian jembatan ini akan ketemu dan setelah ketetnu baru ada peresmian di Paripurna. Tadi Saudara Ketua Pansus sudah n1enggambarkan kita tnemiliki satu setengah bulan waktu satnpai dengan pertengahan Mei, maka pada kesempatan ini saya ingin ketegasan perencanaan dari pemerintah apakah dalan1 tempo satu setengah bulan ini pemerintah sanggup menyelesaikan tugas pembentukan DPOD dan tnetnbuat pet1itnbangannya sedangkan kami akan tnenyelesaikan persetujuan dari DPRD Tingkat I, itu usulan kami.

Terin1a kasih.

KETUA RAPAT: Masih ada? baik silakan.

I

WAl(lL KETUA PANSUS (DRS.I-I.SA'ADUN SYBROMALISI): Seizin Pimpinan, teritna kasih. Saudara MENKUMDANO dan MENDAGIU Rekan-rekan sekalian. Dapat kan1i informasikan bahwa tadi siang saya terima berita dari DPRD Tk. I

bahwa pansus DPRD I sudah selesai dilaksanakan dan tnengambil suatu keputusan

Page 26: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

25

untuk menyetttiui untuk tnenyetujui terbentuknya Propinsi Banten ini dengan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Hanya untuk pelaksanaaanya atau keputusannya di Plenokan itu n1enunggu setelah Anggota PDIP pulang· dari Semarang yaitu pada tanggal 5 Mei 2000. Barangkali dengan gambaran itu saya kira tanggal5 itu DPRD I sudah selesai saya kira. Jadi dengan keputusan DPRD yang sudah diputuskan tanggal 5, apakah mungkin MENDAGRI yang estin1ate waktu yang satu setengah bulan itu b1sa tercapai semua yang diharapkan.,

Teritna kasih.

KETUA RAJlAT: Teritna kasih, tnasih ada yang lain. Silakan Pak Nailiu.

FPG (.JM NAILIU) : Yang terhormat bapak Pimpinan,

Barangkali disini ada Menteri Hukum dan Perundang-undangan, sekarang supaya kita ada satu wawasan 'dan persepsi yang satna n1engenai Rancangan Undang-undang datangnya dari pen1erintah dan juga datangnya dari DPR, kalau dari DPR itu namanya usul inisiatif kal~u datangnya dari pemerintah itu tnenempuh tata cara seperti penjelasan Pasal 115 yaitu bahwa kalau dalan1 rangka petnbentukan, penggabungan atau penghapusan suatu daerah n1aka ada usulan dari kepala daerah dengan persetujuan dari DPRD usulan itu disampaikan kepada pemerintah, petnerintah tnemerintahkan kepada DPOD untuk mengadakan penelitian yang tnenyangkut berbagai faktor, ya luas wilayah, jumlah pendududk dan keadaan ekonmni dan sebagainya.

Hasil peelitian ini dismnpaikan kepada petnerintah dalatn hal ini Presiden, Pen1erintah tnembuat RUU untuk disampaikan kepada DPR untuk dibahas 1ebih lanjut itu kalau RUU datangnya dari pemerintah. Sekarang ini RUU ini datangnya dari DPR merupakan usul inisi~tif dasarnya adalah Pasal 20, 21 perubahan UU.

Nah sekarang kalau seandainya datangnya dari pemerintah seperti ini tapi kalau umpanya datangnya, dari DPR apakah itu tnusti ada usul dari kepala daerah dan seterusnya ini barangkali harus ada persepsi yang sama sebab kalau tidak kalau memang kit a mau berpegang r pada penjelasan Pasal 115 ini berarti mentah kern bali, mentah ken1bali RUU yang telah kita bahas ini berarti pemerintah yang mengajukan RUU dan itu bukan n1aksudnya nah ini barangkali ada satu penjelasan dari pen1erintah bagaimana tnengaitkan penjelasan Pasal 115 ini dengan RUU Usul lnisiatif yang datangnya dari DPR saya kira ini nmlti supaya kita ada suatu persepsi yang satna n1engenai itu.

Terin1a kasih. ~

KETUA RAPAT: Teritna kasih Pak Nailiu. Masih ada Pak Laode silakan.

FPG(M.LAO,DE DJENI HASMAR,S.SOS) : AssalamualaiRmn Wr.Wb. Pimpinan, Bapak Mendagri dan Menkmndang dan kawan-kawan seka1ian. Setelah kita setujui bahwa hak inisiatif petnbentukan Propinsi Banten ini kita

akan bahas 1nelalui ~ansus ini suratnya tnasing-n1asing ini belum ada kita ini artinya dari pihak pemeritah itu harus sudah ikhtiar tentang dua persoalan itu yaitu DPOD dan Rekomendasi DPRD l'ingkat I Jabar dan Petnda Tingkat I Jabar, oleh pihak kita maka keletnahan-kelemahat~ kita, kita harus mengadakan peninjauan lapangan dan itu sudah kita lakukan karena upaya-upaya ini sudah kita Jakukan terus apa yang disampaikan olch Mendagri tadi supaya tidak tnelahirkan suatu UU yang tidak tnemenuhi persyarata­persyaratanh ukun1.

Page 27: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

26

Bapak sekalian yang saya hormati, tentang penjadualan juga sudah kita sepakati maka saya rasa proses ini tetap kita lanjutkan pada pembicaraan tingkat IV, tnasing­masing Fraksi akan tnetnberikan tanggapan pada saat tingkat IV itu dan oleh pemerintah juga n1emberikah tanggapan jadi Tataib kita Pasal 120 itu cukup jelas pemerintah akan mentberikan tanggapan.

Kalau toh petnerintah tnasih sulit seperti yang disampaikan oleh Pak John tadi bahwa DPOD n1emberikan pertitnbangan kepada bahwa pihak pemerintah sedangkan yang kita bahas ini tnenyangkut n1,asalah inisiatif. Petnerintah bisa juga menjawab pada saat petnbicaraah tingkat IV itu tapi kita sudah n1en1pertontonkan kepada masyarakat bahwa inisiatif yang lahir atas kebekuan ini sebenarnya ini masyarakat menyampaikan ini karena ada kebekuan dibawah, karena ada kebekuan DPR itu tidak pemah itu n1encari-cari persoalan, dari kebukuan itu diadakan pet1etnuan dengan pemda dan DPRD dan tidak ada tingkat penyelesaian, ini barangkali yang saya lihat bahwa keletnahan-kelerhahan ini apakah ada pada kita atau ada pada petnerintah ini yang kita lihat tinggal bagaitnana kon1it kita dalan1 rangka n1enyelesaikan pennasalahan ini karena apa yang seperti disan1paikan pak Nailiu tadi bahwa kalau itu bam terbentuk DPOD itu baru, berarti kerja awal dan itu internal pemerintah ini kira-kira dan tidak salah pembicaraan ini langsung petnbicaraan Tk. IV karena nanti dilaporkan juga basil pembicaraan Tk~ III dan fraksi-fraksi dalatn rangka menuju kemumian hak inisiatif, itu barangka1i dasar pen1ikiran kita.

Teritna kasih.

KETUA RAPAT: Terin1a kasih pak Laode, tnasih ada? Silakan Syaiful Rachn1an, SH

FPP (M.l; SY AIFUL RACHMAN,Sll) : Terin1a k~sih Saudara Pin1pinan. Saudara Menteri Dalam Negeri, Saudara Menteri Hukun1 dan Perundang-undangan. Pet1atna-latna barangkali saya ingin tnenyampaikan ada 2 hal yaitu bahwa dan

juga kepada De~an yang terhorn1at bahwa lahirnya ada undang-undang ini itu seJain pertama adanya hsul inisiatif dan kedua tnengenai pern1asalahan adanya pemekaran itu berkaitan dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, kalau disana ditegaskan dalatn undang-undang tnemang untuk petnekaran daerah itu harus dipenuhi persyaratan­persyaratan, barc:tngkali disini ini juga perlu pen1ahaman kita bersama bahwa masalah yang dihadapi sesungguhnya kita nnmgkin sebelmnnya hants mewaspadai, jadi bukan baru kita n1engetahui setelah kita berbuat, barangkali ini n1emang ada hal-hal yang tnetnang kita katakanlah belum tnewaspadai sebehnnnya, namun karena memang hak kita ada disana untuk tnelaksanakan usul inisiatif, maka lakukanlah hal itu dan juga dalam rangka merespon aspirasi saudara-saudara kita dari banten ini, namun sebagaimana tadi disatnpaikan oleh baik dari Meteri Dalam Negeri maupun menteri hukun1 dan penmdang-undangan bahwa hendaknya kita memperhatikan juga masalah­masalah prosedur ini, barangkali di dalatn kesempatan terakhir ini saya mungkin dari FPPP bagaimana tadi diketnukakan juga dengan latar belakang dan argumentasi yang diketnukakan sebehm1nya oleh Saudara katni pak KH. Endang bahwa tentunya sangat ideal sekali bahWa kalau n1e1nang n1asalah ini dapat dipenuhi terlebih dahulu mengenai persyaratan-persyaratan prosedur ini, sehingga kitapun nantinya tidak dipersalahkan, yang kedua tadi diken1ukakan tnemang masalah-n1asalah ini tentunya disini harus dikennakakan 111engenai tnasalah tadi pertitnbangan, pertimbangan yang dikemukakan oleh persetujua~ petnerintah dae1·ah dnn DPRD artinya ini disini, maka mohon pengertian dari :saudara-saudara kita yang dari Banten ini dengan bermaksud untuk menunda, bagaimana persyaratan-persyaratan macam prosedur ini terpenuhi, itu yang ingin kami kemukakan, ketnudian yang kedua barangkali ini juga kami sependapat dengan tadi yang disan1paikan dengan MENKUMDANG n1engenai penghalusan

Page 28: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

27

bahasa, jadi itu tadi n1ohon pertitnbangan dan katni respon mengenai penghalusan, jadi kata-kata wajib itn barangkali ini disesuaikan dengan yang baku dalam petnbuatan undang-undang, demikan hal terakhir yang dapat kanti sampaikan.

Akhirulkalatn, Assalamu'alaikun1 Wr. Wb.

KETUA RAPAT: Silakan Saudara Eldie.

FPG (DRS.ELDIE SUW AND I) : Assalannt'alaikmn Wr. Wb. Hanya perlanyaan saja kepada pak Menteri, apabila gubemur dan DPRD nya

sudah menyerahkan sepenuhnya sebagaimana surat yang disampaikan kepada petnerintah pusat, itu bisa dipandang kewenangannya sudah diserahkan kepada pemerintah pusat, apakah sudah ntemenuhi persyaratan pasal 115 atau pemerintah pusat bisa ntentekel itt1, karena ternyata hasil pansus DPRD I Jawa Barat tentang Petnbentukan Propinsi Banten yang dijadwalkan harus selesai pada tanggal 25 Maret yang lalu, hasilnya persis dengan surat DPRD artinya rnenyerahkan sepenuhnya kepada petnerintah pusat! dan daerah siap n1elaksanakannya, jadi pertanyaannya saya ulang apakah itu kita bisa pandang sudah n1etnenuhi persyaratan Pasal 115 Undang-Undang No. 22 Tahun 1999.

Teritna kasih.

KETUARAPAT: Masih ada? silakan pak Atnaruddin,

FPDU (IR.H.AMARUDDIN DJAJASUBITA): Terima kasih Saudara Pimpinan, Saya ingin tanggapan Menteri Hukum dan Perundang-tmdangan dan tadi kita

sudah mendengar infonnasi bahwa DPRD I Jawa Barat kelihatannya sudah setuju pansusnya dan nanti di Paripun1anya tanggal 5 Mei, itu barangkali suatu langkah maju, yang jadi n1asalahkan tinggal DPOD, saya ingin tanggapan Menteri Hukum kita lihat dalam proses pelaksanaan Pentbicaraan Tingkat IV itukan setiap Fraksi menyatakan pendapatnya/Pendapat Akhirnya, ketnudian diserahkan kepada Pleno, kemudian di ketok Palu dan itu sah, ini kita ingin tidak menjadi preseden bun1k untuk DPR, karena ini sudah diacarakbn, jadi ini saya usulkan tetap.dilanjutkan dalam Pembicaraan Tingkat IV, hanya teknisnya barangkali tetap saja setiap Fraksi n1enyampaikan pendapatnya, tetapi kita juga metnberitahukan kepada pimpinan sidang tidak diserahkan ke Pleno, nanti diserahkan ke Plenonya pada waktu pengesahan setelah adanya usulan hasil kerja DPOD, jadi barangkali terselmnatkanJah kira-kira setnuanya bahwa setiap Fraksi sudah tnenyatakan pendapat dalan1 persidangan Paripm11a nanti, tetapi tidak pengesahan fonnal atau yuridis formalnya diserahkan kepada Paripurna, apakah ini bisa nggak pak?

Teritna kasih.

KETUA RAP AT: Terima kasih kaJau n1asih ada, silakan Saudara Aly Yahya.

FPG (DRS. liM. ALY YAHYA): Terima kasih Pimpinan. Saudara Menteri dan jajarannya, ternan-teman anggota pansus. Saya ingin menyampaikan sesuatu, tetapi saya ingin kembali kepada Pasal 120,

Pasal 120 Peraturrin Tata Tertib Dewan itu, Petnbicaraan Tingkat IV yaitu pengambilan keputusan dala1n Rapat Paripurna. Di dala1n butir "b" itu ada pen1berian kesempatan kepada pen1erintah untuk ntenyatnpaikan san1butan terhadap pengambilan keputusan tersebut, artinya b~hwa jadwal, kmni ingatkan ketnbali bahwa ketika awal pembahasan jadwal dan penetapan jadwal antm·a pansus dengan pemerintah, petnerintah juga sudah

Page 29: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

28 .....

sepakat bahwa tanggal 20 Maret adalah pembahasan terakhir dari pembahasan materi RUU dan tanggal.30 Maret adalah Pengambilan Keputusan. Oleh karena itu maka saya ingin menekankart bahwa kita tetap konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Dewan pada tanggal 30 Maret yang kemudian kita sepakati dengan pemerintah bahwa tanggal 30 Maret adalah Pengatnbilan Keputusan, adapun yang menyangkut teknis, yang menyangkut teknis DPOD yang ken1udian rekomendasi Dewan itu diselesaikan dalam jangka ketika undang-undang ini akan dilaksanakan/diresmikan oleh pemerintah. Dalam tenggang waktu 3 bulan n1isalnya atau petnerintah misalnya sanggup 3 bulan, 3 bulanlah dan di dalatn tanggapan petnerintah pada Rapat Paripurna itu disampaikan bahwa kami sepakat bahwa undang-undang ini bisa disahkan dalam Pembicaraan Tingkat IV, tetapi pelaksanaannya katni tnohon tenggang waktu untuk menyelesaikan secara teknis tentang DPOD dan rekotnendasi, jikalau ini kita bisa sepakati atau pemerintah setujti dengan teknik ini, n1aka tidak ada alasan lagi untuk kita sepakati bersan1a untuk kita lanjutkan di dalatn Pembicaraan Tingkat IV tanggal 30 Maret.

Teritna kasih.

KETUA RAPAT: Masih ada? baik silakan.

I

FPG ( II.M LAODE DJENI HASMAR, S.SOS) : Beberapa ;hari yang lalu Komisi li mengundang gubemur dan DPRD dalam

petnbicaraan kita yang begitu dinamis saya bisa menangkap bahwa memang untuk tnelepaskan Propinsi Hanten ini sangat sulit, kenapa? ketika kami hadapkan beberapa surat dari petnerintah Jawa Darat dan DPRD itu tidak pemah memberikan jawaban dengan tepat, hanya semata-tnata bahwa karni tidak bertanggung jawab terhadap tentang pembiayaan hanya itu saja jawabannya Saudara Ketua, hanya itu saja, diulangi beberapa kali menyatakan bahwa kami sampaikan bahwa pembiayaan kami tidak bertanggung jawab hanya itu jawabannya. Jadi sulit kita mencerna keseriusan dari pihak pemerintah' J awa Barat dan hila rekomendasi itu be hun terselesaikan bagaimana hak inisiatif, nasib hak inisiatif yang kita laksanakan, saya sangat mohon maaf karena kebetulan ada do~cn saya pak Hennaya yang banyak n1engajar saya di Strata II, ini karena katni tnenjembatani aspirasi tnasyarakat.

Teritna kasih. ·

KETUA RAPAT: Masih ada yang tnau nan1bah, baik kalau tidak ada Saudara-saudara sekalian,

Saudara Menteri; yang katni honnati, kita sudah melakukan 2 putaran tentang pembicaraan kita: tentang tnasalah yang kita pending berapa lama ini, oleh karena itu Saudara-saudara sekalian, pertama kalau bisa kan1i simpulkan sebelum ada beberapa hal yang ingin di jawab oleh pen1erintah karena ada beberapa pertanyaaan, karena kedua, ada dari Menteri H ukmn dan Perundang-undangan men1inta kita urun rembuk tentang masalah kalau penghalusan bahasa kita sepakat semua tentang masalah-masalah yang lain, tentang Konsideran tentang ditnasukannya tentang masalah DPOD dan rekomendasi itu ada tanggapan-tanggapan, oleh karena itu Saudara sekalian kami ingin sebelutn ada jawaban dari pemerintah ada beberapa sikap yang ingin kami sampaikan bahwa tentang masalah DPOD dan rekotnendasi daerah dan itu adalah kita sepakati setnula adalah urusan dari pihak petnerintah, oleh karena itu apa kita setujui ini? bahwa ini tetap n1enjadi kelengkapan secara undang-undang tentang penyempumaan undang­undang ini bisa disetujui?

I

! FPilU ( I~.H. AMAU.UDDIN DJAJASUDITA): Saudara Punpinan saya minta di skors dahulu.

Page 30: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

29

KETUA RAP AT: Baik, sebehnu kita skors ingin saya gambarkan kepada Saudara sekalian, tentang

masalah yang kita pending ini, tentang tuasalah DPOD dan rekomendasi pemerintah daerah dan DPRD itu adalah n1erupakan penyelesaian di pihak pemerintah, ini merupakan suatu alat kelengkapan sesuai yang diusulkan Menteri Hukum dan Perundang-undangan.

FPDU ( IR.H. AMARUDDIN DJAJASUDITA): Saudara Pitnpinan saya kira tidak perlu dinyatakan karena itu memang tugasnya

petnerintah n1enurut undang-undang.

KETUA RAP AT: Nah itu dia kita sepakati toh ?

FPDU ( IR.I-1. AMARUDDIN I>.JAJASUBITA): Y a, pasti sepakat ?

KETUA RAPAT: Pasti, oleh karena itu, ............ ..

FPDU ( IR.H. AMARUDDIN D.JAJASUBITA): Alat kelengkapan itu yang kita tidak terima.

I

KETUA RAPAT: Oleh katena itu, kalau belum diterin1a ini kita men1berikan waktu lagi, apa kita

sepakati, karena kita sudah tnelewati sama-sama 2 kali putaran, apa kita berikan petnerintah dahitlu ada beberapa pertanyaan tadi atau sekarang sudah pukul 22.40 WIB, · apa perlu kita skors.

FPDU (IR.H. AMARUDDIN DJAJASUBITA): Saudara' Pimpinan saya tninta diskors itu untuk konsultasi antar fraksi.

KETUA RAP AT: Jadi artinya diskors untuk lobby, apa diserahkan kepada pemerintah untuk

tnenjawab sedikit pertanyaan-pertanyaan, silakan pen1erintah.

PEMERINTAH (MENKUMOANG): Teritna kasih Saudara Ketua,

I

Ada beberpa hal yang disan1paikan kepada pihak pemerintah dan saya ingin memberi tanggapan dari segi perundang-undangan, sebenarnya inisiatif ini tidak sia-sia yang dikatakan'oleh Pak John tadi bahwa persyaratan-persyaratan didalam Pasal 119 itu metnang bayangaunya kalau itu usul inisiatif tnengajukan UU ini datang dari Petnerintah bagaitnana kalau ini datang dari DPR, jadi UU hanya akan lahir kalau dipersetujui oleh pen1erintah bersama DPR, kalau Usul lnisiatif itu datang dari DPR-RI tnaka pemerintah dalmn n1etnberikan tanggapan terhadap proses pembahasan RUU Usul Inisiatif tentu harus tnenyakan, harus n1en1enuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh UU yaitu: rekon1endasi dari DPRD Propinsi, Gubernur kemudian DPOD dan itu akan menjadi sikap pemerintah dalam metnberikan tanggapan atas RUU usul inisiatif yang datang dari DPR.

Masalahnya petnerintah tnengalatni kendala-kendala tehnis dilapangari walaupun kamt menyadari bahwa ini kewajiban pen1erintah pertama sebagaimana kita n1aklurn bahwtt DPOD nya beJmn terbentuk dan lnsya Allah dalam waktu cepat akan diJaksanakan pemhentukan itu, tetapi ada satu hal yang tidak sepenuhnya dapat dijangkau oleh! pen1erintah, titnbul pertanyaan tadi bagaimana kalau sekiranya DPRD dan Pen1da itu telah menyerahkan kepada pemerintah untuk mengambil keputusan apakah itu tidak cukup pen1erintah mengamhil sikap tnisalkan apa yang diberikan oleh

Page 31: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

30

DPRD ataupun Gubetnur Jabar. Maslahnya kita sudah dpat maklum bahwa tidak ada hubungan hirarkis · antara petnerintah pusat dengan DPRD Propinsi beda dengan UU yang latna tahun 1974 yang membedakan posisi DPRD sebagai bagian Pemda· dan pen1erintah tidak dapat mendesakkan sesuatu kepada DPRD kita juga bisa maklum ini seperti yang dikatakan oleh Pak Mendagri kita bersatna-sama untuk meyakinkan DPRD, seperti kita ketahui bahwa DPRD pada tingkat Pansus telah mengarnbil keputusan hanya Paripun1a menunggu rekan-rekan PDIP dari Semarang maka saya kira kita sedikit bersabar nanti dikelurkan keputusan DPRD tentang hal ini sehingga tidak bisa begitu saja kami n1enganggap bahwa diberikan kepada pemerintah pusat untuk n1engambil keputu~an dari DPRD.

Jadi masalah lain yang juga ingin kami jawab adalah,kalau ini langsung dibawa pada tingkat IV ketnudian kita sahkan tapi pelaksanaannya itu menunggu persyaratan­persyaratan saya kira dari sudut perundang-undangan ada hal yang cukup perbedaan prinsipil antara pehgesahan UU dan pelaksanaan UU.

Mungkin pada tingkat persetujuan bersatna antara DPR dan Pemerintah maka secara yuridis sebetulnya ta1ah Jahir sebuah UU tapi seperti kita maklum juga ada prosedur lain yaitu kenutdian presiden menandatangani UU itu dan dia berlaku sejak diundangkan sepet1i pengalaman UU PKB yang telah disetujui oleh pemerintah dengan DPR tapi hingga: hari ini belum diundangkan atau ditandatangani oleh presiden sehingga praktis tioak dapat juga diberlakukan.

Ada kekhawatiran pada saya kalau pada tingkat IV pemerintah dan DPR menyatakan telah: menyetujui UU ini, tetapi sebelum disahkah ternyata kita musti menambahkan kohsiderans yang tadi saya katakan memperhatikan apa namanya rekomendasi atau prosedur itu berarti kita tnengamandetnen UU yang tadi telah kita telah setttiui dalan1 Pembicaraan Tingkat IV, jadi pembicaraan tingkat berapa lagi kita mengadakan amandemen ini dan ini menjadi suatu masalah yang agak kendala juga bagi pemerintah maupun juga kendala dalan1 tata tertib DPR juga, nah ini yang juga perlu kita pikirkan bersan1a, yang pertanyaan saya tadi yang barangkali belum kita sharing bersama bahkan misalnya pada pembahasan tingkat IV yang seharusnya itu metnberikan kata

1

akhir terhadap undang-undang ini dan akhimya kita tnengatakan setuju, tetapi nyatanya kita tnasih harus tnembahas beberapa misa)nya termasuk penghalusan bahasa, jadi agak n1enyulitkan kita dalatn proses teknis penyelesaian perundang-undangan ini, jadi ini sekedar tanggapan saya dari segi teknis perundang­undangan, tetapi saya berkeyakinan bapak MENDAGRI tnungkin sudah mempunyai sekedut tentang berapa lan1a waktu yang diserahkan kepada Pemerintah untuk menyelesaikan rekomendasi-rekomendasi tadi dan ketnudian juga memberikan kesetnpatan kita untuk memasukan beberapa tambahan dalam undang-undang ini tennasuk penghaltisan bahasa, karena pada hemat saya pada tingkat IV kita sebenamya tidak lagi n1asuk kepada Pasal-pasal teknis seperti penambahan konsideran atau penghalusan bahasa tetapi langsung kepada setuju atau tidak setuju ini disahkan menjadi undang-undang. ·

Saya mem~ng n1enyadari sepenuhnya bahwa Dewan juga terikat kepada jadwal, tetapi alangkah baiknya kalau kita berkompromi bahwa kita belum tnasuk kepada tingkat IV tanggal30 Maret katakanlah diberi waktu saya tidak tahu berapa waktu yang diberi kepada MENDAGRI untuk n1enyelesaikan ini 1nungkin satu bulan atau satu setengah bulan seperti yang dikatakan oleh Saudara Ketua, dengan demikian undang­undang ini setnpurna, saya ada kekhawatiran dan mohon tnaaf kepada bapak-bapak dari Banten bahwa saya ada kekhawatiran kalau buru-buru kita sahkan tanggal 30 Maret, temyata setelah itu undang-undang ini tidak bisa dijalankan, itu akan menjadi masalah lebih serius lagi Petnerintah tnaupun DPR sama-sama bertekad ini akan harus diselesaikan tetap~ n1ohon karni diJnaafkan ada beberapa kendala-kendala teknis yang hants kan1i hadapi dahun penyelesaian suatu proses peraturan perundang-undangan.

Teritna kasih.

Page 32: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

31

KETUA RAPAT: Masih ada?

PEMERINrAI-1 (MENDAGRI) : Saya kira sangat jelas sekali hal-hal yang disampaikan oleh Menteri Hukum dan

Perundang-undangan, sehingga n1en1ang untuk melangkah pen1bahasan tingkat IV kita bel urn cukup lengkap bekalnya, tetapi dari pad a kita rnen1aksakan sampai tingkat IV, tetapi belakangan kita meninggalkan masalah-masalah yang cukup prinsipil jadi saya sesungguhnya lebih cenderung untuk kita diberi kesempatan waktu seperti yang tadi disampaikan secara sepintas oleh pimpinan sampai dengan Mei yang akan datang, kita akan berusaha untuk n1encoba tnenyelesaikan n1asalah-rnasalah yang masih dipending terse but , sehingga dengan den1ikian pembahasan tingkat IV itu betul-betul tingkat IV, tidak tingkat IV dengan catatan-catatan yang catatan-catatan itu kita khawatirkan tidak bisa tuntas diselesaikan, lalu ketnudian jangan lupa bahwa tingkat IV itu Paripuma, Paripuma akan n1endapat tanggapan yang lebih banyak lagi, yang mungkin bisa terjadi ban yak hal dari pada 'kesempatan terse but.

Jadi oleh sebab itu saya sekali lagi dengan mohon tnaaf karena memang semua ini serba transisi, undang-undang Otonon1i itu juga n1asih sepenuhnya digarap peraturan pelaksanaannya sementara n1asyarakat tninta sekarang juga lalu belum lagi undang­undang No. 25 yang mengenai Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dan sebagainya. Jadi kita harus tnelihat secara tnenyeluruh n1asalah-masalah yang kita hadapi dalam waktu transisi ini, den1ikian yang dapat saya sarnpaikan sebagai tambahan penjelasan pak Yusril tadi.

Teritna kasih.:

FPG (DRS.HM. AL Y Y AllY A) : Pimpinan interupsi sebentar.

KETUA RAPAT: Silakan.

FPG (DRS .II~. AL Y YAHY A) : Gambaran itu: men1ang kita terima kita telah n1enerima dari pemerintah, tetapi

kan1i juga belun1 begitu jelas jaminan waktu yang katni tninta, jatninan waktu itu berapa bulan, berapa n1inggu, saya kira oleh karena itu kalau tnenumgkipkan dan disetujui kita skorslah kita lobi dahidu dengan pen1erintah.

Terima kasih. '

KETUA RAPAT: Silakan pak Taufiq.

FTNI/POLRI (DRS. TAUFIQ RUI(f, SH): Teritna kasih Pimpinan. Buat saya pribadi setuju saja kalau tingkat IV itu bisa kita ttmda dan masih

diurancang satu perteinuan lagi antara pemerintah dan pansus untuk perubahan terakhir seperti antara lain yang disatnpaikan MENKUMDANG tadi, tetapi sebagaimana yang disampaikan oleh pak Aly tadi, kit a perlu jadwal yang jelas kapan itu akan kita lakukan Mei yang akan datang, cum a saya n1inta kalau kita ingin tnenuda tingkat IV, ada suatu diclair sehingga n1asyarakat Banten ini yakin bahwa para Fraksi yang mewakili partai­partai politik di DPR-RI telah tnenangkap aspirasi mereka dengan tepat dan telah tnenyalurkannya dengan pas.

Mengapa ini terjadi? tnasalah DPOD dan rekomendasi persetujuan dari DPRD untuk surat kepada gttbernur sebagai suatu syarat Pembentukan Propinsi Banten, itu bukan cun1a masalah ;teknis prosedural, tetapi juga juga soal-soal politik, justru soa) politik ini yang Jebih tnenonjol, mengapa Pembentukan Propinsi Banten selalu

Page 33: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

32

terhambat. Dalam rekomendasi DPOD teknis itu 75% dan 25% politis. Mengapa saya katakan politis bisa saja angka-angka direkayasa seperti yang telah kita jumpai di dalam basil penelitian Bappeda, tetapi soal rekotnendasi dan persetujuan dari DPRD itu "90% politis, dari pembicaraan dengan para anggota DPR, mereka mengatakan secara objektif kami tidak mempunyai alasan lagi untuk melakukan penolakan, ini beberapa situasi yang perlu kita gan1barkan, karena itu bahwa tingkat IV memang belum bisa kita lakukan sebab tingkat IV itu paling mudah keputusannya dua yaitu menyetujui atau tidak menyetujui, kalau kita tidak menyetujui berarti kita harus memasuki mttsa persidangan berikutnya dan membahas dari tingkat I lagi, kita mulai dari nol lagi berarti, karena itu saya sepakat untuk tingkat IV dahulu, tetapi penguluran sampai tingkat IV ini perlu ada anutan, lalu kemudian resiko-resiko apa yang hams kita ambit yang perlu dilakukan, sehingga orang-orang Banten ini taholah bahwa kalau propinsi n1ereka tidak jadt san1pai pada waktunya kesalahan tidak ada lagi kepada DPR sebagai partai politik yang menjadi satu kesatuan politik yang telah menampung aspirasi mereka ada dimana? sehingga kita tidak lagi direcokin, saya kira ini suatu hal yang perlu kita die lair kepada mereka ini, demikian pimpinan.

Terima kasih.

KETUA AAPAT: Terima kasih pak Tauifiq.

I

Saudara-saudara sekalian kami rasa sudah tidak ada lagi yang lain, sudah sambil mengulang tenta~g pembicaraan-pembicaraan kita terdahulu, oleh karena itu saudara­saudara sekalian' hal makin mengkerucut tentang masalah-masalah yang kita pahami bersama, Alhamdulillah pada rapat malam, ini pada tingkat pansus dalam rapat terbuka, jadi kawan-kawan dari n1asyarakat saudara-saudara kita di Ban ten tentu juga mendengar hal-hal manfaat yang kita lakukan pada malam hari ini, oleh karena itu kami merasa setelah ada beberapa pen1bicaraan terakhir 2-3 orang tadi, ada harapan kami rapat ini

I

tidak dipending atau tidak diskors untuk di lobi tinggal sekarang menanyakan kepada wakil pemerintah karena apakah memang harapan-harapan yang berkembang di pansus ini, karena kebetulan juga pada tanggal 31 Maret itu sudah rapat penutupan sidang hari Jum'at yang akan datang, oleh karena itu dewan juga sedang reses seperti yang kami sampaikan tadi sedangkan jadwal pada bulan Mei yang akan datang tanggal 22 Mei ada rapat dikatakan tapat Paripurna dan kami besok akan tnengusulkan kepada pimpinan dewan kalau ini ~disepakati bahwa pada tanggal 22 Mei digunakan untuk RUU Banten ini untuk Pariputfla tingkat IV bulan Mei, tetapi kami harapkan 2 atau 3 hari sebelum paripuma itu be.rikan waktu Fraksi-fraksi untuk mempersiapkan pendapat akhir dan pihak pemerintah, oleh karen a itu 3 hari sebel urn tingkat IV tanggal 22 Mei itu akan kita gunakan _ rapat ~ansus sesuai yang diharapkan oleh Menteri Hukum dan Perundang­undangan tadi ~ntuk lebih n1enghaluskan dan jawaban yang ketiga adalah apakah harapan ini bisa dipenuhi oleh pemerintah, Insya Allah pada bulan April sampai dengan pertengahan Mei untuk menyelesaikan masalah DPOD dan itu wujud pertanyaannya sepertinya itu, t~ntu jawaban pemerintah akan berusaha sekeras-kerasnya, tetapi artinya jadwal dari petnerintah tentu sudah ada tentang masalah DPOD disahkan atau Keppresnya sudah ada untuk beberapa/setninggu rapat DPOD ini, setelah itu mengkaji dan menghasilkfin yang kita cita-citakan bersarna ini.

Kami persilakan kepada Pemerintah. i I

PEMERINTAH (MENDAGRI): Barangkali kata-kata saya kurang jelas tadi, saya pemah katakan bahwa apa

yang disampaikan pimpinan tadi Mei itu kita coba akan selesaikan, karena sesungguhnya k~lau normal lebih lama dari itu, tetapi karena sekarang kita mencari titik temu untuk penyelesaian, kan1i berusaha untuk memanfaatkan waktu yang mungkin tersedia yang dimiliki oleh DPR yaitu sampai 22 Mei dengan sebelumnya kita melakukan penyempurnaan tingkat III, dernikian pak.

Teritna kasih.

Page 34: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

33

KETUA RAP AT: . Baik, saudara-saudara sekalian kita sudah sama-sama mendengar bukan janji,

tetapi ini adalah tekad kita semua dalam rapat pansus ini dan pemerintah serta kita sepakat semua pada tingkat IV dari pada RUU ini kita masukkan kepada tanggal 22 Mei pada Masa Persidangan IV tahun 2000, bisa kita setujui ini?

(SETUJU)

Terima kasih, saudara-saudara sekalian.

(KETOK PALU 1 KALI)

Saudan1-saudara sekalian, silakan.

FPDU (IR.H. AMARUDDIN DJAJASUBITA): Mohon. ijin pak Ketua ada satu pertanyaan pak Ketua. Saya untuk menghapus kekhawatiran saja, ootuk pak Menteri Hukum dan

Perundang-undangan, ini sehubungan dengan DPOD, apakah ada kemungkinan atau apakah hak prbrogatif presiden memungkinkan untuk mengamandemen pembentukan DPOD, hak prerogatif presiden bisa 1nengmnandemen dibentoknya atau atas prakarsa dibentuknya DPOD.

KETUA RAPAT: Supaya n1engurangi kekhawatiran langsong jawab, silakan.

PEME.RJNT AH (MENKUMDANG) : Begini i anggota yang terhormat pak Amaruddin, DPOD itu disebutkan oleh

undang-undang, pembentukan DPOD dilakukan oleh Keppres, jadi presiden tidak mempunyai pterogatif untuk mengubah Pasal 115 undang..,undang. Tugas presiden adalah membentuk DPOD dan menurut keterangan pak Mendagri, ini bukan pekerjaan saya draftnya itu sudah disampaikan kepada presiden, Insya Allah dalam 2-3 hari ini presiden akari menandatangani, beliau togas kemudian memilih siapa-siapa yang menjadi anggota DPOD itu dan Ketua DPOD nya itu Mendagri sendiri, ini hanya soal politik, jadi saya yakin pak Suryadi ini bukan orang lain dalatn membahas hal Banten, jadi saya kira ,itu pandai-pandai pak Suryadi lah, bagaimana mengurus DPOD itu, jadi saya percayakanlah kepada beliau. Kami tnohon maaf kepada bapak-bapak .dari Banten, tolonglah kami din1akhuni kami ada sedikit persoalan-persoalan teknis tetapi karni semua ini tidak ada bedalah petnerintah dan DPR sama semua sepanjang persoalan Banten ini selesai segera, tetapi mudah-mudahan jangan ada halangan.

Tern1a kasih.

KETUA RAPAT: Terim~ kasih saudara-saudara sekal ian, saudara-saudara anggota pans us yang

memang dem~kianlah halnya temyata pihak pen1erintah ini i lmunya dikeluarkan sedikit­sedikit, jadi selalu kita kejar, ternyata 2-3 hari Insya Allah, jadi kita kejar terns mungkin besok barangkali, oleh karena itu saudara sekalian bermakna sekali pembahasan yang kita lakukan pada malam hari ini ada sating terbuka antara kita semua, oleh karena itu den1i kesempitrnaan RUU yang kita bahas bersama ini, oleh karena itu saudara-saudara sekalian dengan selesainya rapat ini tidak ototnatis togas Pansus selesai.

Oleh karena itu besok Pansus akan menghadap kepada Pimpinan Dewan sesuai dengan undangan untuk perpanjangan waktu sampai tanggal 22 Mei 2000, setelah itu ada rapat Pansus tingkat Ill sebelmn tanggal 22 Mei 2000 untuk pengesahan tingkat III untuk pengesahan tingkat Pansus dan waktu dua hari untuk fraksi mempersiapkan untuk ntenyusun pendapat akhir, oleh karena itu saudara-saudara sekalian dan telah kita

Page 35: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094603-3861.pdf · Acara : Anggota Pansus Pemerintah ' 1999-2000 Ill Ke-15

34

bacakan naskah RUU nya tadi oleh karena itu ijinkan1ah kami untuk menyampaikan beberapa hal kepada Saudara-saudara sesuai dengan himbauan saudara Mendagri tadi kita yang ada ~aJam fraksi-fraksi mohon dibantu DPRD tingkat I untuk menyelesaikan tugas-tugasnyd walaupun himbauan dari Mendagri walaupuntugas pemerintahan oleh karena itu supaya mencapai yang kita maksud sampai tanggal 22 Mei 2000 itu sesuai dengan yang kta kehendaki bersama.

Dan Saudara-saudara sebelum katni tutup rapat ini apakah dipihak fraksi-fraksi ingin menyampaikan sesuatu, kalau tidak ada kami persilakan dari pihak pemerintah, baik. ; Saudara-saud~ra dengan seijin saudara-saudara kita ucapkan pada malam ini dengan ucapan Alhatbdulillah bisa kita tutup rapat kita Pansus pada malam ini dengan kesimpulan yhng telah kita sampaikan tadi dan kita sepakai bersama dengan seijin saudara-saudara sekalian .

Wassalamualaikutn Wr. Wb.

(RAP AT DITUTUP PUKUL 23.00 WIB)

Jakarta, 28 Maret 2000 a. n. Ketua Rapat Sekre s Rapat ,

' SUBIJANTO SUDARDJO,SH

NIP.210000601