RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG...

55
RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN RAPAT KE : 8 , JENIS RAPAT: Rapat Kerja TANGGAL : Seni n, ?.0 l1arAt 2000 SEKRETARIAT JENDERAL DPR-RI BAGIAN SEKRETARIAT PANSUS JAI(ARTA

Transcript of RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG...

Page 1: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG

PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN

RAPAT KE : 8 , JENIS RAPAT: Rapat Kerja K~-2

TANGGAL : Seni n, ?.0 l1arAt 2000

SEKRETARIAT JENDERAL DPR-RI BAGIAN SEKRETARIAT PANSUS

JAI(ARTA

Page 2: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

RISALAH RAPAT I

PANSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG I TENTANG

PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN

I I

Tahun Sid~ng Masa Pers'idangan Rapat Ke I Jenis Rapat Dengan i

· Sifat Rapat Hari, Tanggal Pukul .

I

Tempat 1

Ketua Rap~t Sekretaris 'Rapat Acara

Anggota Pansus Pemerintah

1999-2000 Ill Ke-8 Rapat Kerja ke-2 Menteri Dalam Negeri Rl Terbuka Senin, 20 Maret 2000 19.30 s/d 23.30 WIB Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II. DPR-RI Drs. DP. Datuk Labuan Subijanto Sudardjo, SH 1. Tanggapan Pemerintah terhadap RUU

tentang Pembentukan Propinsi Banten 2. Tambahan Penjelasan Pansus atas · tanggapan Pemerintah.

3. Pembahasan DIM 27 dari 50 Anggota Menteri Dalam Negeri beserta jajarannya

ANGGOTA F. PART AI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN: 1. YOSEPH UMAR HADI 2. Hj. TUMBU SARASWATI, SH 3. FIRMAN JA YA DAELI, SH 4. TB MAMAS CHAERUDlN 5. LUKASSABAROFAK

[ ANGGOTA FRAKSI PART AI GOLKAR: l. DRS. DATUK LABUAN t DRS. ELDIE SUW ANDI L DRS. H. MOH. ALY Y AHY A L DRS. A. GUMIWANG KARTASASMITA 1. DRS. H.M. LA ODE DJENI HASMAR ,, ADI PUTRA DARMA WAN TAHIR

DRS. J.M. NAILIU :. HAMKA YANDHU YR '· M. IDRUS MARHAM '· Ny. MARTI-IINA MEHUE WALLY, SE

Page 3: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

III ANGGOTA FRAKSI PPP; 1. DRS. I-I. SA' ADUN SYIBROMALISI 2. CHAIRUL ANWAR LUBIS 3. HM. THAHIR SAIMIMA, SH 4. K.H. ENDANG ZAENAL ABIDIN 5. M. SJAIFUL RACHMAN, SH

IV ANGGOTA FRAKSI KEBANGKITAN DAN GSA .1. H. SAIFULLAH AONA WI, SH 2. DRS. ABDUL W AHID AZIZ

v ANGGOTA FRAI<SI REFORMASI 1. SUMINTO MARTONO, SH 2. H. MUTAMIMMUL ULA, SH

VI ANGGOTA FRAKSI TNI/POLRI 1. SOENARTO, SH 2. DRS. TAUFIEQ RUKJ, SH 3. DRS.PAIMAN 4. DEDDY SUDARMADJI

Til ANGGOTA FRAKSI BULAN UINTANG 1. IR. DARMANSYAH HUSEIN

III ANGGOTA FRAKSI KKI 1. TJETJE HIDA Y A 1 PADMADINA TA

X ANGGOTA FRAKSI PDU l. IR. H. AMARUDDIN DJAJASUBlTA

" ANGGOTA FRAKSI PDKB 1. GREGORIUS SETO HARIANTO

I PEMERINTAH SURJADI SUDIRDJA - MENTERI DALAM NEGEIU AMUR MUCHASlM - SEKJEN DDP DUNIDJA - IRJEN DON SEMAN WIDJOJO - KABAN DIKLAT ROSW A TY SY AMSIDAR

Page 4: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

• .. " • -3-

KETUA RAPAT {DRS. DATUK LABUAN)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri selaku wakil

>emerintah beserta1

staf.

Yang terhorma~ Anggota Pansus serta hadirin yang berbahagia

>ada malam hari in:l. i

Pertama-tama ~arilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah

;wT. Tuhan YME. Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang selalu

1elimpahkan rachma~ dan hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga

:ita dapat menghadiri Raker ini dalam keadaan sehat wal afiat. I

Menurut laporan dari sekretariat jenderal, Anggota Pansus

•ang telah menandatangani daftar hadir beserta ij in yang pergi

taik Haj i berjumlah 28 orang Anggota dari 50 orang Anggota dan I

lihadiri lebih dari separo fraksi di Dewan ini, dengan demikian

:aurum se~agaimana diatur dalam Pasal 91 ayat (1) Peraturan Tatib

Iewan telah terp~nuhi, maka dengan siijin saudara-saudara dan

liawali dengan ucapan Bismilahirokhmanirokhim, Rapat Kerja saya

tuka dan saya nyatakan terbuka untuk umum.

(KETOK SATU KALI)

Sidang Pansus yang terhormat sesuai dengan acara yang telah

.ita sepakati bersama untuk mal am ini, kita acarakan sebagai

·erikut :

Pertama, Tanggapan Pemerintah atas Penjelasan Pansus tentang

UU Propinsi Banten.

Dua, Tambahan Penjelasan dari Pansus.

Tiga, Memasuki pemb~asan DIM.

Saudara-saudara sekalian, sebelum kami minta persetujuan

apat, Pimpinan menyampaikan atau menyarankan karena pada

akekatnya acara homor dua yaitu tambahan penjelasan dari Pansus

elah diberikan atau telah disampaikan oleh Pansus pada Rapat

aripurna pada waktu yang lalu dan telah mencakup secara luas,

aka apabila disetujui, setelah Tanggapan Pemerintah acara I

ertama kita langsung saja kepada Pembahasan DIM, apa acara ini

apat kita setujul.

(RAPAT SETUJU)

Terima kasih.

Page 5: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-4-

Saudara Menteri dan hadirin sekalian, karena malam ini kita

1ulai Raker dengan Menteri atau dengan pihak Pemerintah, karena

·apatnya malam tentu penjelasan dari kami tidak begitu panjang,

1leh karena itu kami persilahkan kepada pihak Pemeritah atau

:audara Menteri menyampaikan tanggapannya, kami persilahkan.

PEMERINTAH/MENDAGRI (SOERJADI SOERDIRDJA)

Bismilahirokhmanirokhim.

Yang terhormat Ketua dan Anggota Pansus DPR-RI.

Yang saya horrnati rekan-rekan dari Pemerintah, dalam hal ini

)epartemen Dalam Negeri.

Hadirin hadirat para undangan yang berbahagia.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pada Kesempatan yang sangat berbahagia ini marilah kita

:-embali bersyukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan

·achmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul pada acara

·ang berbahagia ini untuk membehas acara yang telah dijadualkan

1engenai pembahasan RUU tentang Pembentukan Propinsi Banten,

lalam rangka memenuhi j adual pembahasan yang telah dipersiapkan

~ntuk menyampaikan tanggapan Pemerintah terhadap RUU usul

nisiatif Pembentukan Propinsi Banten yang telah dipersiapkan

IPR-RI, kami akan· berusaha semaksirnal mungkin untuk memenihinya

1aik dai ketentuan perundang-undangan maupun dari langkah yang

elah ditempuh serta Usul Inisiatif RUU yang telah dipersiapkan

·leh DPR-RI.

Ketua dan Anggota Pansus yang terhormat serta hadirin yang

•erbahagia, berbicara mengenai pembentukan, pemekaran dan

·enggabungan daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

·ang ada merupakan hal yang terbuka untuk dilaksanakan baik untuk

.aerah propinsi, kabupaten dan kota, ketentuan mengenai hal

ersebut secara jelas diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun

999 tentang Pemerintahan Daerah seperti yang dimaksud dalarn

asal 5 ayat {1) dan (2), untuk mernperjelas dan melengkapi

engaturan dalam Pasal 5 dirnaksud secara lebih terperinci

.iuraikan dalam Penjelasan Pasal 115 Undang-undang Nomor 22 Tahun

999 yang mengatur mengenai Tugas Dewan Otonomi Daerah, rnemberi

ertimbangan kepada Presiden antara lain mengenai pembentukan,

enggabungan dan penghapusan serta pemekaran daerah. Secara

eseluruhan tang~apan Pemerintah yang dipersiapkan menyangkut

Page 6: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-5-

engan pembahasan hal yang sangat memerlukan pemahaman bersama,

eliputi ketentuan perundang-undangan dalam mempersiapkan

emekaran daerah. Langkah yang terakhir ditempuh dalam memproses

embentukan Propinsi Banten, masalah yang dihadai dengan belum

danya kelengkapan ketentuan perundangan dan usul inisiatif

enyempurnaan RUU Pembentukan Propinsi Banten yang telah

ipersiapkan oleh Anggota DPR-RI.

Ketua, Anggota Pansus dan hadirin yang berbahagia, pertama

etentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 mengenai Pembentukan

an Pemekaran Daerah, dengan ditetapkan uu Nomor 22 tahun 1999

entang Pemerintahan Daerah, maka proses pembentukan dan

emekaran daerah yang akan dilaksanakan mengacu kepada ketentuan

alam undang-undang tersebut, Pasal 5 UU Nomor 22 Tahun 1 99

engenai pembentukan dan pemekaran daerah menetapkan sebagai

9rikut :

~yat (1), daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan

=konomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah

;:>enduduk, luas daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan

~erselenggaranya otonomi daerah.

1\.yat ( 2) , pembentukan nama, ba tas dan dan ibu kota sebagaimana

iimaksud pada aya~ (1) ditetapkan dengan undang-undang.

Selanjutnya Pada Pasal 115 ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 1 99

itetapkan bahwa ; untuk memberi pertimbangan kepada Presiden

~ngenai pembentukan, penghapusan, penggabungan dan pemekaran

~erah dibentuk ' Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Pada

~njelasan Pasal 115 dimaksud secara terperinci diuraikan

~ngenai pembentukan, penghapusan, penggabungan dan atau

~mekaran daerah .dilakukan sebagai berikut, daerah yang akan

Lbentuk dihapus, ' digabung dan a tau dimekarkan, diusulkan oleh

~pala Daerah dengan persetujuan DPRD kepada Pemerintah,

~merintah menugaskan DPOD untuk melakukan ·penelitian dengan

~mperhatikan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya,

)Sial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan

~in.

DPOD menyampaikan pertimbangan untuk penyusunan RUU yang

~ngatur pembentukan, penghapusan, penggabungan dan atau

~mekaran daerah otonom, bertitik tolak kepada perundangan

.maksud diatas maka setiap pembetukan dan pemekaran daerah harus

.proses berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut seperti

Page 7: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-6-

.imaksud dalam Pasal 5 ayat (1} dan (2) serta Pasal 115 seperti

ercantum pada Penjelasahnya, langkah-langkah yang telah ditempuh

alam memproses pembentukan propinsi Banten, sesuai dengan

~inginan masyarakat Jabar untuk membentuk Propinsi Banten telah

~lakukan sejumlah kegiatan antara lain dengan mempersiapkan.

Pertama data~data perkembangan pembangunan dan prospek

ilayah Banten oleh Bappeda Propinsi Jabar.

Dua, hasil wawancara dengan tokoh-tokoh Propinsi Jabar.

Tiga, keputusan DPRD kabupaten kota.

Saya bacakanj satu persatu, surat keputusan DPRD Kota

:tngerang Nomor 17; sekian Tahun 2000 tentang dukungan terhadap

~mbentukan Propinsi Banten. Pernyataan Pimpinan DPRD Kota

ingerang Nomor 125 DPRD Tahun 2000.

Keputusan DPRD Kabupaten Tangerang Nomor 4 tahun 2000

!ntang aspirasi daerah tentang Pembentukan propinsi Banten.

Pernyataan DPRD Kabupaten Tangerang Nomor 125-325-2000.

Keputusan DPRD Kota Cilegon Nomor 17 II Kep. DPRD 06. 99.

!Dtang usulan pempentukan Propinsi Banten.

Surat Kep. DPRD Kabupaten Lebak Nomor 17.7 SK 14 DPRD 1999

1ntang dukungan terhadap pembentukan Propinsi Banten.

Keputusan DPRD Kabupaten Serang Nomor 03 Tahun 99 etntang

rsetujuan dibentuknya wilayah I Banten menjadi Propinsi Banten. ,I

Surat Keputusan DPRD Kabupaten Pandeglang nomor 130 Tahun 94

04 DP 1999 tentang dukungan terhadap pembentukan Prop [insi

nten.

Empat, sejumlah bahan yang sampai di Gubernur Jabar dalam

ara Dengar Pendapat Komisi II DPR-RI perihal rencana

nbentukan Propinsi Banten.

Berdasarkan bahan-bahan seperti dikumpulkan pada bagian

rdahulu Pansus DPR-RI mengambil inisiatif untuk mempersiapkan

J yang akan dibahas dalam mas a pers idangan ini dengan pihak

nerintah. Permasahan-permasahan yang perlu diantisipasi dalam

nbentukan Propinsi Banten, selanjutnya perlu pula kita pahami

~sama bahwa untuk melaksanakan pembentukan dan pemekaran

~rah, pada saat ini terdapat sejumlah permasalahan yang

Jebabkan, ini kembali lagi pendekatannya tentu pada pendekatan

~urn leg ali tas, b~lum selesainya dipersiapkan PP yang mengatur

trat-syarat pembentukan daerah sebagaimana yang dimaksud Pasal

iyat (4} UU Nomor 22 Tahun '99, kemudian bel urn terbentuknya

Page 8: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-7-

)POD seperti dimaksud Pasal 115 UU Nomor 22 Tahun '99 yang

nempunyai tugas untuk memberi pertimbangan kepada Presiden.

Ketiga, proses yang telah dilakukan pada saat ini terutama

yang telah dipersiapkan daerah dan DPRD seperti yang telah kami

:;ampaikan pada uraian terdahulu belum sesuai dengan ketentuan

:;eperti dimaksud dalam Penjelasan Pasal 115 UU Nomor 22 Tahun 99.

3erdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan diatas

naka perlu dilakukan upaya-upaya untuk menyesuaikan prosedur dan

:ata cara prose~ pembentukan Propinsi Banten sesuai dengan

cetentuan perundangan yang berlaku, setelah semua prosedur dan

:ata cara memp~oses pembentukan daerah baik yang telah

iilaksanakan di daerah maupun yang dilaksanakan di Pusat dalam

1al ini DPOD maka! dilanjutkan dengan mempersiapkan undang-undang

)embentukannya seperti yang telah dilaksanakan Pansus DPR-RI

lalam Pembentukan Propinsi Banten.

Usul Inisiatif mempersiapkan RUU Pembentukan Propinsi

~anten, mengacu pada ketentuan dalam UU Nomor 22 Tahun 99

nengenai Pembentukan dan Pemekeran Daerah Pasal 6 ayat (4)

litetapkan bahwa Penghapusan, Penggabungan dan Pemekaran Daerah

;ebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan

1ndang-undang. Khusus dalam rangka pembentukan Propinsi Banten,

)PR-RI telah mengambil inisiatif mempersiapkan RUU Pembentukan

>ropinsi Banten yang telah sampai pada tahap pembahasan dengan

>emerintah.

Ketua, Anggota Pansus dan hadirin yang berbahagia, dalam

.-angka menanggapirRUU Usul Inisiatif Pembentukan Propinsi Banten,

1erlu kita menyamakan persepsi bahwa RUU Usul Inisiatit

1enyusunan undang-undang dalam hal ini RUU Pembentukan Propinsi

lanten, inisiatifnya telah dilakukan DPR-RI menggunakan haknya

1esuai dengan ketentuan UU Nomor 4 Tahun 99 Pasal 33 ayat (3)

lUruf e, yang mengatur mengenai hak inisiatif Anggota DPR-RI

tengajukan Rancangan Undang-undang.

Berbicara rnengenai pembentukan dan pemekaran suatu daerah,

1asalah penyusunan undang-undang merupakan bagian akhir dari

1roses memenuhi proses pembentukan suatu daerah setelah semua

'roses yang dimaksud pada Pasal 115 UU Nomor 22 Tahun 99 pada

·enjelasannya dipenuhi, kalau kita menelusuri secara lebih

.endalam ketentuan dimaksud maka proses pembentukan propinsi

anten harus dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut :

Page 9: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-8-

Usul pembent~kan Propinsi Banten karena merupakan pemekaran

propinsi Jabar 1 diusulkan Gubernur Propinsi Jabar dengan

persetujuan DPRD kepada Pernerintah dalam hal ini melalui Mendagri I

baik selaku Ketua1 DPOD maupun selaku Pembentu Presiden dibidang

Pemerintahan Dala~ Negeri 1 usul yang dipersiapkan oleh Gubernur

dalam mempertimbangkan hal-hal sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 I

ayat ( 1) uu Nomor 22 Tahun 99 an tara lain, kemampuan ekonomi I

I

potensi daerah 1 ~osial budaya 1 sosial politik, jumlah pendudukl I '

luas daerah, ~an pertirnbangan lain yang memungkinkan I . d 1 1 terselenggaranya i otonom1 aerah 1 setelah ba1an usu an yang I

dipersiapkan Gub~rnur sesuai dengan ketentuan tersebut diatas !

mendapat persetujuan DPRD Propinsi 1 diusulkan kepada Pemerintah, I

Pemerintah menugaskan DPOD untuk rnelakukan penelitian dengan

memperhatikan kerriampuan ekonomi 1 potensi daerah 1 sosial budaya, I

sosial politik, ]umlah penduduk 1 luas daerah dan pertimbvangan

lain. Khusus mengenai DPOD pada saat ini Keppres yang mengatur j

pembentukan dewan tersebut sedang dipersiapkan oleh Dirjen

Pernerintahan Umum dan Daerah yang segera akan diaj ukan untuk

mendapat tandatangan Bapak Presiden.

Perlu kami informasikan bahwa pembentukan DPOD rnengalami

sedikit kendala sehingga pembentukannya memerlukan waktu 1 karena

anggota Dewan Otonomi seperti dirnaksud Pasal 112 ayat (2) terdiri

dari Perwakilan Asosiasi Pemerintah Daerah yang sampai saat ini

asosiasi dimaksud dalam hal ini asosiasi propinsi belum

terbentuk. Walaupun mengenai anggota dewan dari perwakilan

asosiasi pemerintah masih ada kendala fungsi Dewan Otonomi Daerah

japat dilaksanakan oleh anggota yang lain dan karena sambil

nenunggu proses pembentukan Dewan Otonomi, dapat diproses

~egiatan pelaksanaan penelitian yang dalam hal ini diserahkan

<epada Badan Penelitian yang ada.

Ketual para Anggota Pansus 1 hadirin yang berbahagia,

Jerdasarkan laporan hasil penelitian dilakukan sekiranya usul

fang diajukan daerah mengenai kriteria seperti dirnaksud pada

?asal 5 ayat (1} UU Nomor 22 Tahun 99 1 maka DPOD akan

nenyampaikan hasil pertimbangannya kepada Bapak Presiden dan

selanjutnya diproses penyusunan undang-undangnyal kalau dalam

?enyusunan RUU DPR-RI akan menggunakan haknya seperti yang sudah I

ailakukan untuk pengusulan UU Pembentukan Propinsi Banten i nerupakan langkah yang tepat dengan catatan prosedur dan tata l

Page 10: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

- 9-

caranya telah sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

Kesimpulan, pada bagian akhir dari Tanggapan Pemerintah

terhadap RUU Usul Inisiatif pebentukan Propinsi Ba.nten, kami

berusaha untuk mendudukan kembali prosedur dalam proses

pembentukan Propinsi Banten, sehingga terlaksana hal-hal sebagai

berikut :

Mengingat keinginan masyarakat berupa dukungan-dukungan

serta pandangan yang tertuang dalam putusan DPRD Wilayah Propinsi

Jabar dan pandangan tokoh-tokoh Jabar, maka Gubernur Propinsi di

Jabar mempersiapkan kembali bahan usulan Pembentukan Propinsi

Banten untuk mendapat persetujuan DPRD, setelah mendapat

persetujuan DPRD diajukan kepada Pemerintah. Pemerintah

menugaskan DPOD 1 yang diketuai oleh Mendagri untuk melakukan

penelitian sepert.i dimaksud pada Penjelasan Pasal 112 ayat {1)

huruf b UU Nomor 22 Tahun 99. DPOD berdasarkan kepada hasil

penelitian yang telah dilakukan menyampaikan pertimbangan kepada

Presiden untuk penyusunan RUU yang mengatur pembentukan Propinsi

Banten.

Menyangkut dengan RUU yang sudah dipersiapkan DPR-Rl menurut

hemat kami bahwa dapat diproses kembali kalau pertimbangan DPOD

sudah sesuai dan memenuhi syarat yang ditetapkan untuk

pembentukan dan pemekaran daerah. Dengan demikian Pembahasan RUU

Pembentukan Propinsi Banten yang diajukan oleh Pansus DPR-RI

terlebih dahulu menunggu penyesuaian proses usul pembentukannya

yang dalam kenya~aannya belum terlaksana sesuai dengan ketentuan

perundangan yang mengatur hal tersebut.

Demikian tanggapan yang kami sampaikan atas nama Pemeritah

terhadap penyusurian RUU pembentukan Propinsi Banten oleh DPR-RI

1enga harapan RUU tersebut akan diproses selanjutnya setelah

nendapat pertimbanngan Dewan Otonomi Daerah dan memenuhi semua

?rosedur yang ditentukan, kami sangat mengucapkan salam hormat

cepada Anggota Pansus DPR-RI yang telah mengambil inisiatif

nenyiapkan RUU Pembentukan Propinsi Banten yang secara

teseluruhan materi pengaturanya telah dipersiapkan secara lengkap

ian sempurna, sebelum saya mengakhiri tanggapan ini, saya ingin

1enyampaikan beberapa tambahan i

Pertama kami telah menerima surat dari DPRD Jabar dan dari

:ubernur Propinsi Jabar yang intinya dapat saya sampaikan disini

•ahwa, dari DPRD Propinsi Jabar, mengingat pembentukan Propinsi

Page 11: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-10--

Banten merupakan kewenangan

prinsipnya DPRD Propinsi Jabar

Pemerintah

menyerahkan

Pusat, maka pad a

sepenuhnya perihal

kebijakan dimaksud dan akan menerima serta melaksanakannya

apabila telah ditetapkan menjadi undang-undang, setelah berbagai

segi dan pertimbangan mengenai kemungkinan dikaji dan prospeknya

dikaji secara akurat, komprehensif dan objektif, namun demikian

mengingat keterbatasan kemampuan keuangan daerah Propinsi Jabar

maka aspek pembiayaan masa transisi harus ditanggung sebagai

konsekuensi undang-undang dimaksud. Mohon kiranya menjadi beban

keuangan Pemerintah Pusat.

Kemudian dari Gubernur Jabar pada dasarnya menyampaikan

pertama mengenai dari aspek perundang -undangannya, j adi bel iau

menghendaki bahwa semua hal yang dicantumkan a tau yang menj adi

semangat dan j iw~ perundang-undangan hendaknya dapat dipenuhi,

lalu kemudian ada pengkaj ian mendalam tentang kriteria-kriteria

yang harus dipenuhi dari satu pembentukan daerah propinsi.

Kemudian berikutnya ada tiga hal juga prinsip, aspek

~emokratis yaitu prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

nasyarakat, kemudian kedua aspek konstitusional, itu ditempuh

sesuai prosedur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, kemudian ketiga aspek konsepsional yaitu sesuai dengan

bunyi Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 99, bahwa daerah

:iibentuk berdasarkan pertimbangan kemarnpuan ekonomi yang tadi

saya sudah berulang-ulang mengatakannya.

Jadi sesungguhnya kalau dari jiwa dan semangat pembentukan

Jtonomi daerah Propinsi Banten ini, sernangat dan j iwanya tidak

~da masalah hanya pemenuhan terhadap legal aspek-nya, saya kira

itu saja persoalannya dan pada kesempatan ini kami sangat

Jerharap kita bisa menemukan jalan keluar untuk melancarkan

;>roses terbentuknya Propinsi Banten ini dengan tidak melanggar

1ndang-undang, jadi undang-undangnya kita penuhi kamudian

~ersyaratan-persyaratan yang berupa tuntutan dari masyarakat I

3anten juga dipehuhi. Demikian tambahan penjelasan dari hal-hal

{ang saya bacakan tadi.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Page 12: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

·- .1.1-

KETUA RAPAT :

Saudara- saudara sekal ian, kami ucapkan terirna kasih kepada

3audara Menteri atas tanggapannya, kalau bisa kita simpulkan yang

intinya bisa menerima RUU ini untuk kita bahas di tingkat

3elanjutnya ditambah lagi dengan Pemerintal1 telah menyerahkan DIM

Jleh karena itu dengan kesirnpulan intinya bahwa kita bsa

Jerlanjut untuk membahas lanjut ke DIM, oleh karena itu saudara-

3audara sekalian, Saudara Menteri dan Anggota Pansus pada berapa

1ari yang lalu Pemerintah telah menyampaikan DIM secara resmi dan

Jleh Sekretariat Pansus telah disandingkan.

dari DIM yang disampaikan Pemerintah ada dua bagian, yang

Jertama bersifat umum, yang inti permasalahannya rnengenai

?ersyaratan untuk 1terbentuknya sebuah propinsi yang tentunya akan

<ita bahas secara tersendiri dan yang kedua, yang berhubungan

langsung dengan materi RUU dirnana Pemerintah telah memberikan

:anggapan terhadap pasal-pasal tertentu. Jumlah DIM-nya sekitar

21 DIM, sedangkan pasal-pasal lain yang tidak ada tanggapan, yang

ingin kami tanyakan kepada pihak Pemerintah, dengan tidak adanya

:anggapan terhadap pasal-pasal lain apakah ini berarti Pemerintah

nenyetujui materi RUU selain yang diberikan tanggapan dalam DIM.

Dan saudara-saudara sekalian sudah mendengar tadi bahwa

:iiluar DIM yang diserahkan oleh Pemerintah berarti pasal-pasal

rang tidak ada terkandung dalam DIM telah disetujui oleh

?emerintah dalam RUU ini. Dengan penjelasan Pemerintah maka

?impinan menawarkan kepada sidang pertama, mengenai hal yang

:>ersifat umum setelah Pemerintah memberikan penj elasan secara

;ingkat langsung. diberikan tanggapan oleh Anggota Pansus ini,

;istem kita memb~has DIM, kedua mengenai DIM RUU akan kita bahas

;ecara urut dimana ditangan saudara-saudara sudah ada daftar

3andingan yang diberikan oleh sekretariat, dengan catatan apabila

nenyangkut redaksional atau penomoran pasal langsung diserahkan

~;:epada Timus, Pasal yang disetuju Pemerintah langsung disahkan

)leh Pansus, jadi berarti diluar DIM karena Pemerintah telah

nenyetujui, karena RUU berasalnya dari Dewan oleh karena itu

?asal-pasal yang tidak ada DIM langsung kita setujui, sedangkan

rang masih perlu pendalaman lebih lanjut diserahkan kepada Panja,

Lni artinya kalau ada pendalaman lebih lanjut daripada pasal­

lasal yang ada DIM-nya kita serahkan kepada Panja, yang

nenyangkut redaksional itu kita serahkan kepada Timus, nanti

Page 13: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-12-

setelah hasil Panj a semuanya ki ta kumpulkan masuk kepada Timus

baru kita masuk k~pada tahap selanjutnya yaitu masuk pada Timsin,

apakah saran dari meja Pimpinan bisa disetujui ?, dari FPP apakah

bisa disetujui sistem ini kita lakukan, Partai Golkarl PDKB, dari

PKB, dari PDI-P 1 silahkan.

FTNI/POLRI (DRS. PAIMAN)

Intrupsi Pimpinan.

Paiman dari Fraksi TNI/POLRI menyampaikan suatu saran dan

tanggapan.

Kami rasa tidak perlu ditanyakan pada masing-masing fraksi

lagi 1 karena usul inisiatif ini sudah kita bahas didalam intern

daripada DPR 1 oleh karena itu cukup satu saja dari Pimpinan sudah

menyatakan, apa setuju berarti DPR seluruh fraksi menyetujui 1

jadi tidak perlu kita nyatakan lagi, kita tanyakan pada masing­

masing fraksi 1 tapi cukup kita dengan Pemerintah. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Karena sudah terlanjur minta persetujuan dari PDU, dari

PDKB. silahkan.

FPDI-P (YOSEPH UMAR HADI)

Interupsi Pimpinan.

Jadi mengenai mekanisme tadi yang ditawarkan itu saya kira

tidak ada persoalan, ini ada satu pertanyaan yang kiranya

mendapatkan jawaban dari kita semua terhadap apa yang tadi

disampaikan oleh,Pemerintah khususnya Mendagri mengenai ada satu

masalah yang meminta tanggapan dari kita menurut saya, yaitu

bahwa bagaimana: mencari jalan keluar dalam rangka persoalan

masalah aspek legal yuridis tadi yang masalah prosedur itu, jadi

ini barangkali j angan sampai kita lewati sebab akhirnya nanti

akan menjadi suatu yang kiranya tidak akan mempunyai suatu dasar

hukum yang kuat apabila ini kita lewati 1 apakah ini kiranya perlu

mendapatkan tanggapan dari kita mengenai persoalan yang

disampaikan oleh! Pemerintah tadi, j adi dari sisi aspek demokratis

dan aspirasi tidak ada masalah hanya masalah prosedur legal aspek

itu yang kiranya belum ada titik temu atau belum ada kesepahaman

bersama I sekian.:

Page 14: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

--13 -·

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Karena seperti ada satu penyampaian lagi sahabat kita dari

~raksi PDI-P, salah satu aspek legal itulah yang kita bicarakan

3ekarang yaitu tentang undang-undangnya berarti tentang masalah

~onstitusionalnya termasuk dalam Penjelasan Umum dari pihakl

?emerintah dan DIM-DIM, oleh karena itu kita cari penyelesaian I I

nasalahnya dentgan DIM yang diberikan oleh pihak Pemerintah,

?emerintah mengatakan tadi itu sebagai satu kesimpulan umum

:entang masalah DIM, bisa dipahami begitu ? jadi kita tidak perlu

aenanggapi itu secara Fraksi per fraksi langsung kita menanggapi

Ltu di DIM-nya.

Karena saran.yang kami sampaikan tPlah disetujui, bahwa in

)erlu kami ketok tintuk kita berlanjut pada masalah DIM.

(RAPAT SETUJU)

Saudara-saudara sekalian, apa perlu kita skors 5 menit untuk

;audara-saudara mempersiapkan tentang masalah DIM, apa sudah ada,

carena maaf Pak Menteri, karena kami baru dari Bandung, apakah

)IM sudah ada ditangan Anggota, oleh karena itu supaya nanti

:idak mencari-cari sedang kita bicarakan, kita skors 5 menit,

)isa disetujui ?

(RAPAT DI SKORS LIMA MENIT}

Sebelum kita mulai, kami mengundang ke meja Pimpinan wakil­

~akil fraksi. Silahkan duduk kembali ketempat masing-masing.

Baik saudara-saudara sekalian, pihak Pemerintah dan Anggota

?ansus dan hadirin yang kami hormati, skors kami cabut kembali.

(SKORS DI CABUT}

Saudara-saudara, tentu yang kami jelaskan tadi bahwa ada dua

)agian yang harus kita bahas pada malam hari ini yaitu secara i

1mum penjelasan dari Pemerintah, setalah itu setelah kita selesai I

nembahas secara umum ini, yang disampaikan secara intinya tadi

:elah sampai pada tanggapan yang kita terima, tetapi secara

:ertulis dalam DIM ada di tanggapan bagian umum oleh Pemerintah,

Page 15: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-11-

leh karena itu saudara-saudara karena DIM ini datangnya dari

ihak Pemerintah, kami persilahkan pihak Pemerintah menj elaskan

entang pada yang .bersifat umum sebelum ki ta masuk kepada DIM

elanjutnya.

Kami persilahkan pada pihak Pemerintah.

PEMERINTAH/MENoAGRI (SOERJADI SOERDIRDJA)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saya akan mengantar, nanti akan dibantu oleh rekan-rekan

.ari Depdagri, rintiannya.

Seperti tadi telah kami sampaikan bahwa dalam tanggapan yang

.ibacakan bahwa dari proses bot tom up mengenai aspirasi dan

untutan pernbentukan Propinsi Ban ten ini, j iwa dan semangatnya

idak ada masalah:, j adi kit a terima, kemudian yang berikutnya

.ita masih memerlukan katakanlah pemecahan untuk bisa melancarkan

'roses pembentuka~ propinsi Banten itu dengan melengkapi berbagai

Lal yang belum terpenuhi, misalnya yang kami cantumkan didalam

)!M bagian umum ini, belum adanya pertimbangan kemampuan ekonomi,

laksudnya yang rinci yang tidak hanya kualitatif tapi juga

~antitatif, potensi daerah juga demikian, sosial budaya, sosial

>olitik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain dalam

>embentukan Propinsi Ban ten seperti dimaksud Pasal 5 ayat ( 1)

Tndang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, bisa dibacakan Pasal 5.

PEMERINTAH/STAF MENDAGRI

Bismilahirokhmanirokhim.

Pasal 5 ayat (1).

Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi,

)Otensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk,

.uas daerah, dsan pertimbangan lain yang mernungkinkan

:erselenggaranya otonomi daerah.

Dua, Pembentukan nama, batas dan Ibukota sebagaimana

limaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan undang-undang.

PEMERINTAH/MENDAGRI (SOERJADI SOERDIRDJA)

Demikian itu Pasal 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.

Memang yang kita himpun dari apa yang dilakukan dibawah ini,

:tda dicantumkan hal-hal seperti ini, tetapi tentu ini sebagai

Jahan acuan untuk kemudian kita mendalami berbagai macam

Page 16: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-15-

~rtimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah ini, maksudnya

1kan untuk menghambat terbentuknya Propinsi Banten, tetapi untuk

~bih mernberi jaminan bahwa apa yang disampaikan sebagai aspirasi

~n tuntutan itu ada second opinion, meskipun sesungguhnya kalau

ilihat dari sisi Pernerintah firs opinion, tapi karena ini

:ttangnya dari bawah j adi second opinion dalam rangka

~njustifikasi bahwa betul-betul bisa dipertanggungjawabkan,

~bab kita tidak menghendaki perhitungan-perhitungan yang tidak

curat atau tidak tepat sehingga nanti pembentukan Propinsi

~nten berjalan dengan lancar tapi dikemudian hari ada persoalan­

~rsoalan yang kita kurang antisipasi.

Kemudian yang kedua, bahan-bahan usulan yang telah

lpersiapkan hanya merupakan aspirasi masyarakat yang ditampung

?RD Kabupaten Kota dan Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

lbupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kota

1ngerang, sedangkan menurut ketentuan pada Penjelasan Pasal 115,

1ya kernbali hukum lagi, undang-undang lagi, ayat (1) diusulkan

leh Kepala Daerah Gubernur Jabar setelah mendapat persetujuan

?RD propinsi kepada Pernerintah, ini barangkali kita bisa baca

1lau usul inisiatifnya dari Pemerintah barangkali bisa kita baca

~gitu tetapi kalau dari DPR-RI apa ini diabaikan kan tentu

Ldak, karena ini undang-undang, ini yang perlu kita jawab, jadi

1ngan sampai kita melakukan sesuatu tanpa mengacu pada undang-

1dang.

Usulan yang ada belum didasarkan pada kriteria-kriteria umum

~liputi kriteria peraturan dasar, kriteria strategi regional dan

~iteria kesiapan lokasi, coba dibacakan.

PEMERINTAH/STAF MENDAGRI :

Yang terkait dengan Penjelasan Pasal 115 ayat (1), Mekanisme

!rnbentukan, penghapusan, penggabungan dan atau pemekaran daerah

Llakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Daerah yang akan dibentuk, dihapus, digabung dan atau

dimekarkan, diusulkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan

DPRD kepada Pemerintah.

b. Pemerintah menugaskan DPOD untuk melakukan penelitian dengan

mernperhatikan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial

budaya, sos ial pol it ik, j umlah penduduk, 1 uas daerah dan

pertimbangan lain.

Page 17: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-16-

c. DPOD menyampaikan pertimbangan untuk penyusunan RUU yang

mengatur pembentukan, penghapusan, penggabungan dan atau

pernekaran daerah otonom.

PEMERINTAH/MENDAGRI (SOERJADI SOEDIRDJA) :

Kemudian yan~ poin ketiga, belum dilaksanakan penelitian

>leh DPOD. terhadap usul pembentukan daerah dengan memperhatikan

:emampuan ekonomi,,potensi daerah, sosial budaya, sosial politik,

umlah penduduk, lUas daerah dan pertimbangan lain.

DPOD ini belum ada, ini persoalan krusialnya, ya maklum ini

tndang-undang juga pelaksanaan otonomi daerah juga dalam satu

tsaha implementasi yang didalam implementasi UU Nomor 22 itu

:elalu saya katakan bahwa ada dua bahasa, bahasa hukum dan bahasa

~syarakat, bahasa hukum mengatakan bal1wa persiapan untuk otonomi

laerah itu satu tahun persiapannya terhitung Mei 99 sampai Mei

:ooo, jadi tinggai 2 bulan, sedangkan efektifnya 2 tahun sampai

lei 2001 1 tapi .masyarakat ingin segera, lalu didalam kita

1emasuki era· otonomi daerah ini, sebelum pemerintahan yang

;ekarang 1 oleh Pemerintah dan DPR sudah diluluskan pemekaran

laerah-daerah yaitu per UU Nomor 45 sampai dengan UU Nomor 55,

;ekarang undang-undang yang kita acu UU Nomor 22 yang dalam

>emekaran ini, yang intinya pada Pasal 115 itu, disitu sebelum

~ancangan itu diffnalisasi, finalisasinya justru di DPOD.

Salah satu handycap dalam membangun atau membentuk DPOD itu

>erundang-undang disebutkan disitu harus ada asosiasi Pemerintah

>aerah, ini asosiasi baru yang di daerah belum ada, lalu kemudian

iiisi oleh 6 perwakilan daerah, kalau itu mudah karena nanti

liambil dari DPRD, asosiasi Pemerintah Daerah ini, oleh karenanya

;ekarang Pemerintah ini, disini kita sudah membuat konsep yang

3Udah diajukan ke Presiden untuk ditandatangani mengenai DPOD

.ni, tapi disitti nanti ada satu kekurangan yaitu keanggotaan

lsosiasi Pemerintah Daerah itu diisi belakangan yaitu karena

tspirasi orang Ban ten irti, j adi diisinya belakangan supaya ini

~epat, ini solusinya antara lain, jadi kembali lagi bahasa hukum

lan bahasa masyarakat ini, bahasa hukum kit a harus mengetahui

)asal-pasal yang1juga produk dari Bapak-bapak DPR dan Pemerintah,

Lalau bahasa orang Banten-nya sekarang juga, tapi untu menemukan

ltu kita mencoba mencari jalan keluar, oleh sebab itu kami

~rharap ini jangan dianggap sebagai suatu pelambatan, tapi ini

Page 18: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-17-

ingin supaya legali bisa dipertanggungjawabkan apek legal-nya.

Lalu kemudian belum adanya pertimbangan dari DPOD untuk

?enyusunan undang-undang seperti dimaksud Penjelasan Pasal 19

:1uruf C 1 UU Nomor 22 Tahun 1999 1 apa huruf c itu ?

PEMERINTAH/STAF MENDAGRI :

DPOD menyampaikan pertimbangan untuk penyusunan RUU yang

nengatur pengaturan pembentukan, penghapusan 1 penggabungan dan

itau pemekaran daerah otonom.

PEMERINTAH/MENDAGRI (SOERJADI SOEDIRDJA) :

Jadi disini kewenangan itu bukan hanya kewenangan Mendagril

jadi kewenangan dari semua dewan dimana Mendagri itu sebagai

~e t ua dewan .

PEMERINTAH/STAF MENDAGRI

DPOD Pasal 115 ayat { 1) 1

>ertimbangan kepada Presiden mengenai

DPOD bertugas memberikan

a. Pembentukan, penghapusan 1 penggabungan dan pemekaran daerah.

b. Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

c. Kemampuan daerah kabupaten dan daerah kota untuk

melaksanakan kewenangan tertentu sebagai dimaksud dalam

Pasal 11.

Ayat { 2) I DPOD terdiri at as Mendagri I Menkeu, Mensesneg I

~nteri lain ses~ai dengan kebutuhan, pewakilan asosiasi Pemda 1

~n wakil-wakil daerah yang dipilih oleh DPRD.

Ayat (3), Mendagri dan Menkeu karena jabatannya adalah ketua

tan wakil ketua DPOD.

Ayat (4) 1 DPbD mengadakan rapat sekurang-kurangnya satu kali

lalam 6 bulan.

Ayat (5), DPOD bertanggungjawab kepada Presiden.

Ayat (6), DPOD ditetapkan dengan Keppres.

I

PEMERINTAH/MENDAGRI {SOERJADI SOEDIRDJA) :

Jadi demikian, kalau ki ta kembal i kepada prosedur, j adi I I

temang inisiatif 'itu bisa dari DPR-RI bisa dari Pemerintah, dari

'emerintah sudah'jelas finalisasinya pada DPOD 1 kemudian setelah

lifinalisasi te~tu rancangan itu diserahkan kepada DPR-RI.

:ekarang kalau dari DPR-RI Pemerintah untuk menerimanya juga

Page 19: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-18-

:inalisasinya di DJ?OD itu, ini yang menjadi persoalan kita, namun

:adi saya jelaskan) kia sedang memperjuangkan agar DPOD itu dalam I

raktu dekat ini bisa terbentuk. I

Demikian ya~g dapat saya sampaikan, namun demikian i

,arangkali ada staf saya yang ingin menambahkan penjelasan

1ilahkan, ada, sud~h cukup katanya, terima kasih pak.

I KETUA RAPAT : I

Terima kasiJ Saudara Menteri, demikian saudara-saudara

:ekalian Anggota Pansus yang kami hormati, penj elasan daripada !

1ihak Pemerintah i yang telah menyampaikan tentang masalah

.anggapan umum kepada RUU Propinsi Banten ini, oleh karena itu

1ekarang kami pe~silahkan kepada para Anggota Pansus untuk

1enyampaikan a tau 1 menanggapi penj elasan dari pihak Pemerintah

adi, kami persilahkan.

FTNI/POLRI (DRS. TAUFIEQ RUKI, SH)

Terima kasih Pimpinan. i

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Atas nama PaJsus RUU Pembentukan Propinsi Banten kami ingin

1enyampaikan beberapa tanggapan terhadap DIM bagian umum yang I

.isampaikan oleh Pemerintah.

Pertama, mertgenai belum adanya pertimbangan sebagaimana

ercantum dalam butir satu, pada waktu Pemda Tingkat II se eks

.aresidenan Banten bersama dengan DPRD-nya menyampaikan

esanggupanya untuk bergabung dengan Propinsi Banten yang akan I

ibentuk mereka telah menampilkan kajian-kajian dari masing-

asing Daerah Tingkat II tersebut, tidak dapatkah kaj ian-kaj ian

ersebut dianggap sebagai pertimbangan kemampuan dari masing­

asing daerah secara akumulatif untuk mencukupi Pasal 5 ayat (1),

ebab kalau kaj ian-kaj ian itu harus datang dari Bappeda Jabar

eperti yang sudah kita dapatkan kemarin itu dirasakan oleh

ementara pihak tidak objektif, ada beberapa pakar yang

enanggapi an tara lain bahwa data yang digunakan dalam kaj ian i

appeda Jabar itu tidak konsisten dengan pengertian potensi

konomi dan prosfek masa depannya serta tidak ditunjukan proyeksi

asa depannya, lalu terlalu ditekankan pada kinerja masa lalu

ang pada hakekatbya adalah kerja dari Pemerintah Propinsi Jabar,

idak ada priyeksi masa depan yang menggunakan asumsi ketiadaan

Page 20: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-19-

ekanan birokrasi pemerintahan, baik o1eh Pemerintah Propinsi

~bar maupun oeh Pemerintah Pusat.

Yang ketiga, faktor potensi yang digunakan amat sumir atau

ediki t, tidak dimasukan dalam potensi ini prospek pertumbuhan

konomi wilayah pembangunan Banten yang 8% pertahun, juga tidak

.imasukan potensi pelabuhan yang cukup banyak, potensi produk

.elautan dan juga : tidak dimasukan potensi produksi energi dari

.uralaya. Jaih di~elakang penilaian itu sebenarnya bahwa DPRD

~bar akan berkurahg 20% apabila Propinsi Banten berdiri sendiri I

enjadi propinsi.

Yang keempat, dalam faktor penilaian oleh Bappeda terlalu I

anyak hal-hal yang redanden, sehingga membuat nilai penghambat

enjadi negatif tinggi, dalam faktor ruang tidak dimasukan nilai

okasi yang dekat zona ekonomi Jakarta dan Lampung, seolah-olah

anten itu adanya ,dinegara antah brantah, padsahal saya sendiri

ertenpat tinggal di Ban ten yang j araknya hanya 5 km dari DKI

aya, kebetulan

imasukan sernua

kabupaten-nya Tangerang. Dalarn

yang menjadi hambatan daerah lain

tan tang an

misalnya

enanganan pasca krisis, semua daerah juga mengalami begaimana

eratnya rnengala~i masalah-masalah krtsis, kalau semuanya

imasukan jangan-jangan rontoklah sudah persyaratan-persyaratan

eberapa propinsi ·untuk disebut sebagai propinsi, ini jua perlu

ipertimbangkan. Bahwa kajian Bappeda tersebut ternyata telah

itanggapi oleh beberapa pakar tetapi juga bisa dianggap

anggapan-tanggapan tersebut menjadi subjektif lagi menjadi tidak I

bjektif yang akhirnya tidak ada akhir-akhirnya, saya kira yang

3.ling objektif ~emang betul kaj ian itu harus dilakukan oleh

ewan, oleh DPOD, namun apa daya DPOD-nya belum terbentuk,

eppres-nya belum ada dan sebagainya.

Lalu yang kedua, ketentuan sebagaimana dimaksud yang diatur

~lam Pasal 115 ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 1999 beserta

~njelasan-nya tidak rnenyebut secara limitatif siapa yang

imaksud dengan Kepala Daerah, dalam Penjelasan Umum Pasal 1 UU i

Jmor 22, yang dimaksud dengan kepala daerah adalah Kepala Daerah

:onorn, tidak disebutkan apakah dia gubernur atau bupati,

:mikian juga ~PRD-nya, tidak disebut DPRD Propinsi atau

ibupaten, sementara itu dari Pemerintah mengatakan secara jelas

Lsini diusulkan bleb Kepala daerah dalam hal ini Gubernur Jabar

=telah mendapat persetujuan DPRD Propinsi, dalam istilah hukum

Page 21: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-20-

ini namanya analogi interpretasi, tapi kalau kita lihat Undang­

Jndang tentang Pembentukan Propinsi Maluku, yang baru saja terbit

{emarin Maluku Utara, itu juga menuju kepada UU Nomor 22 dan

JPOD-nya belum ada, ini masaah-masalah yang berkaitan dengan

.1omor 2.

Lalu disatu sisi RUU Pembentukan Propinsi Banten ini adalah

nerupakan suatu usul inisiatif tentunya dengan tidak mengabaikan

seperti kata Pak Menteri tadi Pasal 115 ayat (1} .

Bapak Menteri dana Pemerintah yang saya hormati, kesimpulan

iari pertanyaan ini kami sampai pada sutau pertanyaan, apakah

1engan penyerahan Gubernur, Gubernur dalam pernyataannya

nenyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Pusat untuk

nasalah Pembentukan Propinsi Banten, dapatkan penyerahan

;:>emeritah propinsi ini dianggap sebagai suatu persetujuan dan

1engan persetujuan ini dapatkah Pemerintah Pusat meminta kepada

3ubernur agar membuat persetujuannya, dengan demikian selesailah

3udah secara yuridis masalah ini, karena berkali-kali kita tanya

:lan tadi pagi kita juga jumpa dengan Gubernur Jabar, kita ketemu

:lengan DPRD Jabar, mereka mengatakan kami tidak dalam posisi

nenolak karena kami secara yuridis konstitusional tidak memiliki

~lasan untuk menolak atau alasan menerima, kami serahkan

3epenuhnya kepada Pemerintah Pusat.

Dapatkah penyerahan sepenuhnya kepada Pemerintah Pusat ini

iianggap sebagai suatu persetujuan, dengan persetujuan ini

<emudian Bapak Mendagri atas nema Pemeritah Pusat meminta kepada

3ubernur untuk mengenluarkan surat persetujuan, dengan demikian

nungkin bisa clea'r.

Demikian Pimpinan Pansus yang bisa saya sampaikan, sebagai

?endahuluan saya, kira ada ~eman-teman juru bicara Pansus yang

~kan menyampaikan lagi, silahkan.

Terima kasih Bapak Menteri, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT . :

Terima kasih saudara yang terhormat Pak Taufiq, sebelum kami

lanj utkan kepada yang lain, kami himbau kepada yang ada dalam

ruangan ini sel~in Anggota Pansus dan pihak Pemerintah utnuk

nengikuti Tatib )Rapat, oleh karena itu artinya dapam rapat ini

Jukan istilahnyJ bukan tontonan, artinya kita ikuti prosedur I

rapat yang ada ihi, kita cermati dengan baik dengan tenang Pansus !

Page 22: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-21-

)erapat, bisa saudara-saudara sekalian ?

Baik, saya lanjutkan kepada yang lain, silahkan Pak Aly

rahya.

FPG (DRS. H. koH. ALY YAHYA} :

Terima kasih Saudara Pimpinan.

Saudara Menteri dan jajaran.

Rekan-rekan Anggota Pansus yang saya hormati.

. Untuk menambahkan apa yang disampaikan oleh rekan kami bahwa

sesungguhnya rnemaJg apa yang disampaikan oleh Pemerintah didalam • I rangka menyampa1kan DIM khususnya yang menyangkut tentang

Penjelasan yang ~ersifat umum dari RUU ini, betul apa yang /

:iisampaikan oleh I Pemerintah bahwa didalam RUU ini memang ada I

~eberapa yang belum tergambar khususnya dari Penjelasan Umum dari i .

~UU ini, kami me]ihat bahwa khusus untuk butir 1 secara prinsip I

<ami bisa menerim~ dan kami bisa memasukannya didalam Penjelasan

Jmum RUU ini 1 b~ik yang menyangkut ten tang kemampuan ekonomi, I

?Otensi daerah, dosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, !

luas daerah 1 pertimbangan lain yang mungkin menurut pemahaman

<ami adalah pertimbangan hankam, sebagai gambaran bahwa Propinsi I

3anten yang ingih kita bentuk ini adalah lebih luas dari DKI

Jakarta, lebih luas juga dari DI. Yogyakarta dan Bali, jumlah

?enduduknya juga 1 lebih tinggi dari semua propinsi di Sumatera

<ecuali Sumut 1 d~ngan juga DIY dan Bali dan semua propinsi di

<awasan tirnur Iridonesia kecuali Sulsel. Jumlah desanya lebih

:)anyak dari prop'insi di Sumatera kecuali Aceh, I

3umsel dan Lampung, Juga lebih banyak dari DIY,

Sumut, Sumbar,

Bali dan semua

?ropinsi di kawa~an timur Indonesia kecuali Sulsel. Dan PAD-nya

lebih tinggi dart semua propinsi di Sumatera kecuali Sumut, DIY

3an semua propi~si dikawasan timur Indonesia kecuali Sulsel.

:<.ondisi sosial politiknya cukup mantap tanpa gejolak sehingga

nampu mengembangkan pemeritahan dan pembangunan, dipihak lain I I

<ami juga melihat bahwa pertambahan ekonominya lebih tinggi dari

rata-rata nasional yang berjumlah 8 persen. Budayanya jug~

~ervariasi dan amat kuat akar agamanya.

Yang kedua, • bahwa secara teknis persyaratan tersebut dapat

iievaluasi oleh pakar atau para ahli yang semuanya telah memenuhi

<riteria, sehingga seperti yang di-isyaratkan oleh Pasal 5 UU

~omor 22 Tahu:(l 1999 1 DPR yang mendengarkan terpenuhinya i

Page 23: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

--23-

kuantitatif kita perlu cantumkan didalam RUU ini 1 itu dalam

menjawab DIM Pemerintah yang pertama.

Yang kedua, khususnya yang berkaitan dengan Penjelasan Pasal

115 seperti yang saya gambarkan tadi bahwa memang didalam

Penjelasan itu ada kerancuanl didalam Penjelasan Pasal 115 ayat

(1) bahwa yang dimaksud dengan 1 diusulkan oleh kepala daerah, itu

belum jelas Kepala Daerah Tingkat II-kah atau Kepala Daerah

Tingkat I, menurut pemahaman kami bahwa hal ini cukup jelas semua

Tingkat II baik Pemda maupun DPRD-nya telah memberikan sebuah

sikap dan rekomendasi serta keputusan untuk bergabung didalam

satu wadah ! sebuah daerah administrasi atau otonom, oleh karena

itu maka jika memang keharusan ini harus juga terpenuhi pada

dasarnya kami juga menyambut baik untuk kita masukan didalam

salah satu .ketentuan RUU kital khusus yang menyangkut Penjelasan

Pasal 115 dan menyangkut DPOD kami mengus~lkan kepada Pemerintah

untuk kita .masukan didalam Ketentuan Peralihan.

Sekali lagi bahwa I hal yang menyangkut butir pertama kami

coba menawarkan untuk kita masukan didalam Penjelasan Umuml

sementara yang menyangkut ketentuan yang diatur melalui DPOD,

oleh karena DPOD-nya belum ada kita masukan didalam Ketentuan

Peralihan, · sehingga dengan demikian hal-hal lain yang

menyangkut! apa yang disampaikan oleh Pemerintah kita

sepakati dengan bersama-sama.

tidak

dapat

Demikianlah kurang lebihnya I mohon maaf 1 Saudara Pimpinan

dan Saudara Menteri I rekan-rekan Anggota Pansus, terima kasih I

sekali lagi, Wabillahi tofiq wal hidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb

KETUA RAPAT :

Terinia kasih kami sampaikan I masih ada, silahkan saudara

Firman.

FPDiiP (FIRMAN JAYA DAELI, SH) :

Saudara Pimpinan dan eksekutif yang kami hormati dan forum

sudang yang kami muliakan.

Ada beberapa hal yang kami respons berdasarkan DIM tang

ditawarkan atau direspons juga oleh eksekutif 1 memang prinsipnya

dulu pembahasan ini akan kita lanjutkan tentu dengan

memperhatikan semua komponen yang memang representatif kita harus

dengar, katakan itu misalnya kalangan eksekutif, sehingga

Page 24: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-24-

I

pembehasan kita tidak sekedar untuk pembahasan tetapi kita I

melihat bahwa pembahasan itu dengan mengkalkulasi implikasi

politik ke~epan dalam karangka regionalisasi dan negara

kebangsaan ~ndonesia dan kemakmuran rakyat, itu yang pertama.

Yang ~edua, oleh karena itu maka proses politik ini,

prosedur ketatanegaraan kita harus lalui bersama tanpa

meninggalka6 substansi yang sesungguhnya, tadi Mendagri

mengatakan ,bahwa kalau boleh tidaknya sekedar pendekatan

kualitatif 'tapi juga kuantitatif sebab itu sangat perlu sekali

kita melihat parameter terukur kalau menggunakan pendekatan

kuantitatifi, yang berikut kami memang melihat secara positif I

bahwa namp~k-nampaknya eksekutif dan kami juga DPR ini, ingin I

menempatkan; UU Nomor 22 Tahun 1999 ini sebagai instrument politik I

yang dalam! tanda petik "mutlak" harus diperhatikan sebab jangan

sampai kita menggunakan instrument ini tanpa melihat implikasi

politik k~depan, memang juga kita melihat ada kelemahan­

kekurangan1 kami juga sepakat dan memang jua bagian dari kami

bisa saja ~ni umum, halaman pertama butir 1, 2, 3, dan 4seperti I

disampaikan oleh rekan Aly Yahya, itu masuk ke Panjelasan Umum, I

barangkali; maknanya adalah ini tidak sekedar masuk ke Penjelasan

Umum, karena kami melihat bahwa ini tidak sekedar untuk kriteria

administratif, kami menangkap bahwa ini persoalan utamanya, kalau

kami tidak salah menangkap, sebab dengan 4 butir ini sebetulnya

akan mempengaruhi pasal-pasal berikut, kalau ini kita tidak

mengkritisi dan mengkoreksi secara mendasar maka apalah artinya

bagian-bagian berikut, itu yang kami tangkap, bahwa nanti juga

akan diakbmodasi bahwa ini masuk Penjelasan Umum itu tidak ada

seal, tap{ yang harus kita kritisi adalah apa yang menjadi bagian

kita untuk kita bahas lebih lanjut di Pansus tentang 4 butir ini.

Yang:berikut, memang kalau kita melihat UU Nomor 22 inikan

sangat interpretable, susahnya adalah eksekutif lamban

mempersiapkan PP sehingga sangat banyak interpretasi ini dan itu,

walaupun juga dalam batas-batas tertentu ada yang tidak mendapat

penafsira1n sudah jelas itu, tidak terlalu banyak ditafsirkan.

Dengan demikian maka memang kalau kita melihat kriteria di butir

2 itu a,· b, c, kami memang melihat bahwa ini persoalan penting

sehingga :apapun masukan, apapun rekomendasi, apapun hasil studi

kelayakari baik dari DPRD I dan II maupun dari Pemda I dan II itu

kami lihat secara posit if, kami tidak berniat mengatakan bahwa

Page 25: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

! -25-

I

I rekomendasi rlPRD II-I itu kurang objektif 1 kemudian Pemda II dan

i

I kurang objektif 1 tapi kami melihat ini dalam presfektif positif i

tinking itu 1 !sebab toh juga nanti kita yang akan menilai 1 melihat

bersama eksekutif di tengah Pusat I tetapi menarik yang

disampaikan tadi bahwa apakah memang harus itul itu mutlak ada

rekomendasi studi kelayakan dari DPRD I dan Pemda Tingkat I dalam

hal ini Jabar, yang jelas memang yang paling murni adalah dari

Tingkat II dan itu sudah kita dengar dan sudah disampaikan

sejumlah dari se-eks Karesidenan Banten baik DPRD-nya maupun

Pemda 1 tetapli kalau kita melihat prespektif seolah-olah memang

strategi regional nasional bahwa pengembangan propinsi pemekaran

propinsi itu harus dilihat dalam prespektif regional Jabarl bukan

hanya pendekatan partikular atau kepentingan daerah itu sendiri i

tapi melihat, kepentingan nasional~ Pakal1 bisa dijelaskan nantinya

dalam proses lebih lanjut seprti yang disamopaikan tadi oleh

saudara kamil Aly Yahya, apakah kriteria atau persetujuan itu dari

Kepala Daerah I atau Dati II 7 sebab kalau di UU Nomor 22 kan

belum 1 barangkali ada korelasinya disitu, kalau strategi

regionalkan barangkali propinsi, nasional Pemerintah Pusatl nah

ini bisa.

Nah ya~g berikut DPOD 1 kami juga ingin mempertanyakan tapi

nampaknya d~ Maluku, Irian Jaya itu tidak ada DPOD itu prosesnya

jalan dan instrumennya menggunakan UU nomor 22 tahun 1999, nah

kami tidak I tahu proses argumen dari eksekutif kenapa tidak

mengunakan contoh itu, memang di Irian Jaya kan ada masalah

setelah undang-undangnya ada bahkan ada masalah kita juga harus

kita juga harus mengkalkulasi itu, walaupun juga Maluku Utara itu

juga tidak; ada masalah tetapi barangkali ada penjelasan dari

eksekutif, kira-kira barangkali maksudnya adalah ingin memasuki I

fase baru, kalau Maluku tidak ada DPOD dan Irian Jaya, apa kami I

harus kita, ikuti juga, itu yang belum jelas sampai sekarang,

mungkin sefaligus koreksi terhadap kebijakan Pemerintah masa

lalu, kalat_f memang ada DPOD lalu instrumennya apa, kalau harus

kita tampung ini, harus kita jadikan propinsi 1 aspirasi ini harus i

ki ta tampuil.g supaya ki ta menj adi sebuah sepert i ke j a dian or de i

baru ini, tetapi barangkali ada pemikiran dari eksekutif apa ini I

kreksi sekaligus terhadap kebijakan masa lalu rezim orde baru I

bagian yang kedua itu, oleh karena itu memang membutuhkan sicret I

opinion kami sepakat itu tidak sekedar firs opinion karena

Page 26: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-26-

nampak-nampaknya bukan hanya soal, sicret opinion itulah kita I

sekarartg laluiproses poli~ik ini, kami tadi sudah ke Pemda Jabar

kemudian jug-a sudah ke DPRD, sudah disampaikan beb.erapa

pemikiran, tapi kita proses terus itu, kita lakukan terus sambil

koordinasi dehgan ternan-ternan dari DPRD II eks Karesidenan Banten I

dan Pemda Tingkat II eks Karesidenan Banten.

Yang t~rakhir sebelum kami menyelesaikan ini, pada

prinsipnya akan bahas ini terus tetapi barangkali juga ada

keterbukaan, iada keinginan ki ta, sebab ini sudah RUU Inisiatif I

tetapi permas~lahannya adalah bagaimana juga ini menjadi etrible-

nya, salah sedikit bisa preseden buruk tetapi bagus juga akan

nenjadi contoh terbaik bahwa Banten akan menjadi propinsi terbaru

yang lahir di era reformasi ini, ini beberapa pemikiran kami

saudara pimp~nan, mohon maaf kalau agak lama, sekian dan terima

kasih.

KETUA RAPAT I I

Terima kasih saudara sekalian, masih ada, silahkan. I

FPG (BAMBANG SADONO, SY, SH, MA) I

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Wr. Wb. I

Saya tambah dari Fraksi Golkar.

Pimpinan Pansus, Saudara Mendagri yang mewakili Pemerintah

)an para Anggota sekalian.

Saya i~gin mengusulkan suatu rangkaian proses sehingga I

)ernbahasan RUU ini bisa secara sistematis bertahap sekaligus

)roduktif, jadi jelas apa yang akan kita kerjakan.

Pertama~ saya ingin mencoba sampaikan lagi bahwa karena ini

~UU Inisiatif, maka Pemerintah mempunyai kesempatan untuk

nenyampaikan' pendapat-pendapatnya, sepanjang Pemerintah tidak

nenyampaikan;keberatan maka itu sudah otomatis kita sepakati, apa !

rang dikemukakan oleh Saudara Mendagri tadi, pada hakekatnya

likatan bahwa seal substansi, soal materi itu sudah tidak ada

lasalah, jadi semua sudah sepakat bahwa kita sudah bisa rnenerima

1ilayah Banten ini kita nyatakan sebagai propinsi, yang menjadi

1asalah bagi Pemerintah adalah bagaimana kita menyiasati masalah

.egal-nya, karena menurut pendapat Pemerintah masih ada beberapa

1asalah yang akan menj adi kendala kalau RUU ini ki ta bahas,

.nilah persbalan yang sebenarnya harus kit a j awab setidaknya

Page 27: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-27-

untuk membantu Pemerintah dalam hal ini Saudara Mendagri

mempunyai suatu keyakinan yang besar bahwa kalau RUU ini kita

sahkan menjadi undang-undang tidak ada suatu kesalahan-kesalahan

konstitusiopal yang kita lakukan. Dari situlah maka saya ingin

masuk dengan beberapa fakta yang tadi sudah dikemukakan bahwa

selama ini 'kita juga sudah mengesahkan Propinsi Maluku Utara itu

sebagai propinsi.

Saudara Ketua Pansus dan Sauadara Mendagri DPR ini adalah

didalam posisi sebagai lembaga yang memang berhak untuk membuat

undang-undang, didalam posisinya itu bisa melakukan penafsiran

kalau perlu koreksi, kalau perlu mengubah undang-undang lain,

jadi kalau RUU ini nanti kita sahkan menjadi undang-undang

sekaligus juga akan merubah undang-undang yang mengesahkan

Propinsi Jabar, itu bisa dilakukan dengan undang-undang ini,

karena itu tidak tertutup kemungkinan kalau tadi ada masalah­

masalah yahg diperdebatkan, misalnya masalah DPOD dan sebagainya,

tadi Saud~ra Aly Yahya sudah kemukakan, itu bisa kita selesaikan I

melalui Pa'sal-pasal Peralihan, kita cantumkan disitu. Kita pernah

punya pengalaman Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 itu yang

memberi k~sempatan untuk semua peraturan yang selama itu ada itu

berlaku, faktor sementara ini berlaku sampai puluhan tahun sampai

sekarang 'terjadi, jadi oleh karena itu mudah-mudahan dengan

penjelasan ini Saudara Mendagri tidak punya keragu-raguan lagi

bahwa DPR' juga mempunyai hak untuk melakukan ini, ini poin yang

pertama. 6

Kemudian yang kedua, mengenai masalah tafsir bahwa

pembentukan suatu daerah harus diusulkan oleh kepala daerah tadi

dkemukakah disini, didalam perbincangan kami dengan Gubernur

Jabartadi pagi, Gubernur sendiri mengatakan bahwa dia sudah

mempelajari semua peraturan yang ada itu termasuk Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999 dan Saudara Gubernur mengatakan bahwa

ternyata : menurut penafsiran Gubernur Jabar, Gubernur tidak

didalam posisi, bukan karena dia tidak mau mengatakan menolak

atau menerima tapi menurut keyakinannya Gubernur memang tidak

didalam posisi bisa mengusulkan suatu daerah itu menjadi propinsi

atau tidak.

Dengan demikian maka kesimpulannya, bahwa apa yang

dikernukakan Pemerintah itu tidak terlalu mengkhawatirkan apalagi

dikuatkan dengan sikap DPRD Jabar yang mengatakan bahwa, DPRD

Page 28: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-28-

Jabar rnenyadari sepenuhnya bahwa DPR da11 Pemerintah di Pusat-lah

yang berhak rnembuat undang-undang karena itu apapun yang

diputuskan dan dirumuskan didalam undang-undang itu sudah

selayaknya :akan dipatuhi oleh sernuruh rakyat termasuk DPRD di I

Jabar. Deng~n pain ini maka saya mengsuslkan agar ini kita clear-

kan dulu, apakah Pemerintah bisa menerima apa yang kita usulkan

ini, kalau itu clear maka kita bisa langsung masuk membahas ke

DIM satu per satu, sehingga langkah kita jelas.

Terima: kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT !

Masih ada, silahkan.

FPP (HM. THAHIR SAIMIMA, SH)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saya HM. Thahir Saimirna dari Fraksi PPP.

Pertama-tama merasa hormat sekali dengan penjelasan dari

Pemerintah ;yang menyatakan bahwa secara substansi sebenarnya RUU

tentang Pe~bentukan Propinsi Banten ini tidak ada permasalahan, I

yang menjadi masalah adalah soal apakah prosedurnya pembentukan

Undang-undang Banten itu sesuai dengan Undang-undang Nomor 22

Tahun 1999latau tidak, dengan demikian menurut hemat kami bahwa

Pemerintah!sependapat dengan Pansus bahwa dalam rangka pembahasan

RUU tentang Pembentukan Propinsi Banten harus didasarkan kepada

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, karena itu perkenankanlah kami

sedikit memberikan interpretasi secara autentik terhadap Udang­

undang Nom?r 22 Tahun 1999 sebagai jalan keluar yang dimintakan

oleh Pemerintah cq. Mendagri.

Tadi ~udah dijelaskan oleh ternan-ternan kami tentang apakah

perlu ada persetujuan dari DPRD yang menjadi dasar pengusulan

oleh Gubernur Kepala Daerah Jabar terhadap RUU pembentukan

undang-und~ng ini. Dari segi interpretasi autentik kita melihat

didalam Bel:b I Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, sama sekali

tidak ada /makna, tidak ada pengertian ten tang istilah daripada

DPRD dan ~taupun Kepala Daerah, karena itu menurut Pansus dan

ataupun menurut kami bahwa yang dimaksudkan dengan DPRD dan I

Kepala Daerah didalam undang-undang ini adalah DPRD Daerah

Tingkat II se eks Karesidenan Ban ten, pun demikian yang

dimaksudkah dengan Kepala Daerah adalah Kepala Daerah dari eks

Page 29: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-7.9-

Karesidenan Banten, itu menurut hemat karni. ILulah interpretasi

autentik.

Menyangkut dengan DPOD menurut hemat kami, didalam kerangka

pembahasan RUU tentang Pembentukan Propinsi Banten, menurut hemat

kami DPOD t~dak diperlukan, karena kami mencoba menginterpretasi

Penjelasan .oari Pasal 115 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999,

antara lain:disebutkan menyangkut dengan pembentukan, penghapusan

dan pemekaran suatu wilayah, DPOD harus membuat penelitian I

tentang ma~alah ekonomi, potensi daerah, sosial budaya dan

sebagainya untuk kemudian dari hasil penelitian itu dibuat RUU,

dari tujuan!daripada penelitian DPOD itu adalah untuk membuat RUU

sementara RUU ini adalah atas inisiatif dari DPR-RI, karena itu I

menurut herriat kami, DPOD dalam pasal ini dalam pembahasan RUU

tentang Pem~entukan Propinsi Banten tidak diperlukan, kecuali itu

re-RUU yang datangnya dari Pemerintah maka DPOD itu diperlukan,

i tu interprl'etasi autentik.

Sementara interpretasi secara historis, itu kita melihat

Pembentukan Propinsi Maluku Utara walaupun mengacu kepada Undang­

undang Nombr 22 Tahun 1999 tapi ternyata pada saat itu DPOD i

sendiri b~lum ada, toh RUU itu diloloskan, dengan demikian

menurut h~mat kami cara untuk menyelesaikan RUU tentang

Pembentukan Propinsi Banten, kita bisa menggunakan interpretasi

autentik berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan

sekaligus ~kita juga bisa menggunakan interpretasi sosiologi,

dimana kit~ tuhu persis bahwa aspirasi masyarakat dari seluruh I

eks Karesidenan Banten semua menghendaki agar eks Karesidenan I

Banten tersebut bisa ditingkatkan menjadi propinsi.

Terima kasih. Assalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA: RAPAT

Terima kasih Pak Thahir, masih ada.

Baik ~audara-saudara sekalian, sesuai dengan mekanisme rapat

yang kita i sepakati bersama pada waktu pengesahan jadual, kita

lakukan s~tiap pembahasan itu dua putaran, setelah Pemerintah

memberika~ penjelasan tanggapan terhadap RUU setelah itu kita i

tanggapi, ·kit a berikan lagi kepada pihak Pemerintah, kalau masih

ada kita :tanggapi, kalau belum ada juga suatu kesimpulan kita I

loby, itui mekanisme yang kita tetapkan bersama, oleh karena itu

kami pers~lahkan pada tahap II pada pihak Pemerintah. i

Page 30: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

l -30-

PEMERI~AH/MENDAGRI (SURYADI SUDIRDJA)

Terima kasih'.

Pimpinah P~nsus, para Anggota Pansus yang saya hormati,

hadirin yang~ber~ahagi~. Terima · kasih atas tanggapan kembali dari saudara-saudara

Anggota Pans s yang terhormat.

Untuk ·1 lebih memberikan j a waban yang bisa

dipertanggun~jawabkan, kami mohon waktu untuk koordinasi dengan

staf dida1ath rangka me.mberikan jawaban-jawaban yang rnempunyai

bobot yang Jendasar, hila diizinkan terima kasih.

I (RAPAT DISKORS 10 MENIT)

KETUA RAPAT :

Baik. s~udara-saudara sekalian, setelah kita lewati break I

sekitar 10 menit skors kami cabut kembali. i

(SKORS DICABUT)

Untuk 1 ~cara selanjutkan, kami persilahkan

Pemerintah bntuk rnemberikan penjelasan untuk tahap

persilahkan I· I

I PEMERINTAH/MENDAGRI (SURYADI SUDIRDJA)

I Assalamu'alaikum Wr. Wb.

· · I d h . P1mp1n?n an Anggota Pansus yang saya ormat1. I

pada pihak

kedua, kar«i

Saya akan mencoba menanggapi pendapat-pendapat yang tadi i

berkembang /didalam Pansus ini dan izinkan saya nanti untuk

memberikan /penjelasan-penjelasan, jawaban-jawaban secara umum, I

kemudian yahg rinci akan dibantu oleh staf. j

Pertama, tadi dikatakan bahwa berbagai kajian yang dilakukan I

oleh Bappeda itu dinilai tidak obj ektif, a tau kit a sependapat

bahwa untuk menjamin objektifitas itu, maka penelitian mengenai

objektifita;s atau subjektifitas dari kaj ian itu akan dilakukan

oleh DPOD, ~emudian ada pertanyaan dari perkembangan yang terjadi

tadi pertanyaan sekitar DPOD kemudian mengacu kepada pemekaran I

yang sudah :terjadi terdahulu, dikatakan bahwa pada saat pemekaran

Maluku mis~lnya itu tidak melalui DPOD, melalui DPOD, DPOD yang

lama yang berkeputusan Presiden Nomor 131 Tahun 1998, jadi ada,

Page 31: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-31-

kemudian saya sependapat tadi dengan Pak Firman bahwa memang

sebagian dalam perjalanan transisi itu, yang namanya Pembentukan

Propinsi Maluku Utara sudah mengacu kepada Undang-undang Nomor

22, tetapi prosesnya jauh sebelum itu, sudah berlangsung, DPOD

ini setahu dan sepengalaman saya ini memang sudah ada sejak lama,

saya waktu di Pemda juga sudah memahami bahwa ada itu DPOD

meskipun untuk DKI tidak pernah menggunakan itu karena tidak ada

pemekaran, j~di ada itu DPOD.

Kemudian tadi juga dikatakan bahwa bahwa Jabar, Pemda maupun

DPRD-nya sudah menyerahkan ke Pusat, apa lagi kan begitu, ini

dibacanya j~ga harus teliti, mohon maaf ini bisa juga lepas

tanggungjawab bisa juga tidak, tapi kita harus membacanya juga I

bertbagai kemungkinan, diantaranya secara eksplisit DPRD, kami

serahkan t~pi kami tidak mau membiayai, ini salah satu

implikasinya. I

Lalu kemudian berikutnya mengenai pembentukan Propinsi

Banten ini ~ukan usaha pemisahan seperti dikatakan Pak Aly Yahya,

lalau disebutkan disitu bahwa disana sudah kompak dan itu sudah

modal yang bagus sekali, justru ini harus kita mantapkan dengan

landasan-landasan yang kuat sehingga kondisi yang bagus itu

didukung oleh legal-nya, ini memang penafsirannya masing-masing i

bisa menafsir, mosalnya DPRD, DPRD mana ?, kalau penafsiran yang

menurut kami, kita mulai dari ~emekaran Daerah Tingkat II, itu

biasanya adalah penggabungan beberapa kecamatan untuk menjadi

Daerah Tingkat II baru di Daerah Tingkat II yang bersangkutan,

kecamatan tidak ada DPRD-nya, maka yang mengusulkan adalah DPRD

dan Pemda Tingkat II yang sebagian wilayahnya dimekarkan.

Propinsi Jabar termasuk Banten didalamnya, kemudian propinsi itu

dibentuk dengan undang-undang juga, jadi kalau kita tanya DPRD

mana, DPRD 'yang menderita pemisahan itu, DPRD Jabar tafsirannya

demikian, sekali lagi bahwa tujuannya dan lain sebagainya memang

sesuai dengan tuntutan era baru, jkadi kenapa Propinsi Banten

harus dibentuk, tadi macam-macam dia, tapi yang menjadi prinsip

Pemerintah diantaranya untuk lebih mensejahterakan rakyat

kemudian mendekatkan pelayanan kepada rakyat.

Didal~m salah satu butir pengkajian itu rentan kendali,

meskipun itu di Jawa misalnya dari Cibaliung ke Bandung itu !

sampai 500 km, lalau belum tentu ada pejabat-pejabat propinsi itu

yang pernah mengunjungi Cibaliung, atas dasar itu makanya

Page 32: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-32-

pertimbangan-1

pertimbangan itu harus kita lengkapi 1 jadi sekali

lagi DPOD ini kembali merupakan mata rantai dari proses. Lalu

kemudian tadl ada yang terakhir dari Pak Thahir 1 ini inisiatif i

dari DPR-RI jadi tidak perlu pakai DPOD 1 meskipun inisiatif dari

DPR-RI kan hanti akhirnya bersama-sama juga dengan Pemerintah I

Pusat 1 jadi oleh sebab itu untuk memberikan keyakinan kepada kita I

bahwa kemba~i 1 bukan meragukan kredibilitas DPR-RI tetapi ini

lebih memant~pk~n proses itu 1 sehingga kemudian perlu dikaji oleh ,I

DPOD sebaga.i bahan pertimbangan kepada Presiden karena sekali I

lagi proses/ ini bukan menjadi tanggungjawab hanya Mendagri, I

karena keha{iiran propinsi ini 1 itu nanti harus didukung oleh i

tugas dan tungsi antar departemen 1 jangan sampai nanti saya !

sebagai Meddagri nylonong begitu saja menyetujui "atas nama I

Pemerintah 11 ltetapi tidak menggunakan perangkat-perangkat yang ada

yang dipersiapkan sesuai dengan undang-undang . . 1

Lalu khmudian sesungguhnya kita ini sudah punya kesepakatan I

hanya sekar~ng kita harus cari why out-nya bagaimana 1 agar kita I

bisa tadi legaly dalam arti kata ditafsirkan oleh siapapun kita I

bi sa pertartggungj awabkan 1 j adi urnpamanya pembent ukan I pemekaran

Propinsi Banten ini dari Jabar itu induknya adalah UU Nomor 22

Taun 1999 1 ,jadi UU Nomor 22 ini sangat politis sangat mutlak kita

jadikan acuan 1 jadi bukan kemudian undang-undang yang kita I

telorkan ihi mengakomodir undang-undang induknya 1 kalaupun mau I

dirubah uu;Nomor 22 1 oleh undang-undang barul bukan oleh undang-

undang yang anaknya uu Nomor 22 1 itu buat pengertian hukum yang

terbatas saya miliki tapi nanti ada ahlinya dibelakang saya ini I

yang bisa ~emberikan penjelasan.

Kemudian memang tadi dikatakan juga oleh salah satu I

penanggap 1bahwa Pernerintah lamban dalam memproduk peraturan-

1

peraturan 1 : jangan lupa bahwa undang-undang ini dua peri6de I

' I Pemer1.ntah, UU Nomor 22 ini produk dari Pemeritah terdahulu

kemudian kita harus mengaplikasikannya 1 sementara pada

pembentukan pemerintah baru banyak masalah-masalah yang I

tertinggal 1 lalu kemudian ada beberapa terjadi semacam antara

lain misalnya adanya Meneg OtDa dan lain sebagainya itu 1 jadi

sekali la~i rnemang lamban tetapi kelambatan itu jangan kemudian

kita gunakan untuk kita lalu kurang teliti untuk mengaplikasikan

undang-unaang tersebut 1 j adi mung kin kalau pakai bahasa bukan I

eksius ini lamban lebih baik tetapi jadinya mantap selamat 1

Page 33: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-33-

:1pabila tergesa-gesa lalu kemudian ada persoalan dikemudian hari

juga kita harapkan tidak itu yang kita inginkan, tadi Pak Firman

kembali mengatakan bahwa out put yang baik mudah-mudahan menjadi

presenden yang baik dikemudian hari tapi kita tidakm mengharapkan

out put yang kurang baik, jadi sekali lagi kami mohon pengertian

dari kita semua didalam rangka mencari jalan keluar, coba

silahkan memberukan penjelasan-penjelasan tambahan, ya Pak

Sekjen.

PEMERINTAH/SEKJEN DEPDAGRI : I

Yang terhormat Ketua Pansus dan para Anggota Pansus yang

kami hormati;dan atas izin Pak Mendagri, kami ingin menjelaskan

beberapa hal~

PertamaJ mengenai pembentukan, lalu ada pembentukan Propinsi

Maluku Utara: dan Propinsi Irian Jaya menjadi tiga propinsi, jadi

sebenarnya proses daripada pembentukan propinsi-propinsi baru

tersebut prosesnya cukup lama pak, jadi bai dari Gubernur Irian

Jaya waktu itu maupun dari Gubernur Maluku, proses terus

berkembang ~emudian ada pembahasan penyempurnaan UU Nomor 5 Tahun

1974 menjadi UU Nomor 22, sehingga ujungnya saja pak, itu final

UU Nomor 22 tapi ini proses dari DPOD sudah selesai, jadi

sebenarnya proses yang dilalui adalah melalui mekanisme tersebut.

Kemudian tadi ada pendapat mengenai bahwa RUU ini adalah karena

Usul Inisiatif Dewan sehingga bisa merubah dari undang-undang

yang ada karena ini dibentuk dengan Usul Inisiatif Dewan, jadi

barangkali 1ada pemikiran demikian 1 mung kin ada dua hal, kalau

undang-undang Inisiatif Dewan ini mengatur hal yang baru sama

sekali tidak merupakan satu pelaksanaan dari suatu undang-undang

mungkin memang bisa demikian pak, sepenul1nya adalah merupakan hal

yang baru .sehingga bisa menciptakan hukum undang-undang yang

baru, tetapi Usul Inisiatif Dewan ini karena sebagai pelaksanaan

daripada utJ Nomor 22 Tahun 1999, maka mekanisme atau aturan­

aturan hukum yang ada didalam uu Nomor 22 ini tentunya harus

diikuti, karena ini sebagai pelaksanaan daripada UU Nomor 22.

Jadi ini barangkali penafsiran kami, kemudian tadi Menteri

juga sudah meyampaikan bahwa mengenai penafsiran kepela daerah,

penafsiran DPRD, jadi memang dengan nanti lahirnya Undang-undang

Propinsi Banten akan merubah Undang-undang Propinsi Daerah

Tingkat I ,Jabar I tentunya daerah yang karena berubah wilayahnya,

Page 34: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-34-

mungkin juga susunan DPRD-nya dan sebagainya berubah maka

pengertian disini penafsiran kit a adalah DPRD-nya DPRD Jabar,

jadi DPRD tingkat masing-masing tingkat kabupaten atau kota

memang itu ~erupakan aspirasi yang merupakan landasan untuk titik

poin untuk membentuk Propinsi Banten tapi mekanisme bahwa DPRD

perlu persetujuan memang pengertiannya adalah DPRD Jabar dan

sebenarnya Bapak Menteri tadi didalam penj elasan juga sepakat

pada hal yang substansif sebenarnya tidak ada masalah tapi

prosesnya, prosedur yang merupakan pelaksanaan dari dua aturan

atau pasal . dua undang-undang inilah yang perlu bagaimana kita

mencari jalan keluar sehingga basil produk daripada undang-undang

ini nantinYa tidak dipertanyakan atau mungkin tuntutan dan lain

sebagainya, inilah barangkali tambahan penjelasan dari kami dan

mungkin dari staf dibelakang, terima kasih.

PEMERINTAH/STAF DEPDAGRI :

Bapak.Ketua yang kami hormati atas izin Bapak Menteri kami

menambahkan beberapa poin tentang usul dua Anggota dari Fraksi

Golkar tentang DPOD dimana diatur dalam Aturan Peralihan,

barangkali kita perlu pikirkan, perlu kita renungkan bersama oleh

karena yang kemungkina dituntut didalarn pasal-pasal atau

Penjelasan Pasal 115 adalah penelitian yang objektif, tadi sudah

ada dua versi, versi pertarna adalah yang dari Bappeda yang

dianggap mungkin tidak objektif dan juga berbagai informasi yang

juga disampaikan oleh Dewan, tapi yang penting adalah bahwa ada

kemungkinap mungkin tidak dalam kasus Banten bahwa hasil dari

penelitian, yang diperintahkan atau dilaksanakan oleh DPOD

memberikan suatu pertimbangan dibentuk suatu propinsi baru atau

tidak dibentuk suatu propinsi baru oleh karena pertimbangan yang

objektif tadi, jadi ini yang saya kira sangat penting kita

pikirkan bersama, ini terkait dengan peringatan dari Anggota

Dewan Fraksi PDI-P tadi bahwa kita perlu mempertimbangkan

kalkulasi dimasa depan, tentu saja kita tidak berharap bahwa

khusus kasus Banten pertimbangan DPOD akan mengatakan tidak perlu

dibentuk propinsi baru tapi mungkin karena dimasa depan usul

ditempat lain mungkin akan terjadi, oleh sebab itu kehati-hatian

kita didalam taat azas terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 ini perlu

kita bersama-sama dengan Dewan untuk selalu kita ikuti, oleh

karena me~gapa sesuai juga dengan Pasal 33 Undang-undang tentang

Page 35: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-35-

Susduk DPR :bahwa tugas DPR diantaranya adalah melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, didalam rangka

kita selalu taat azas didalam pelaksanaan Undang-undang Nomor 22

itupun menjadi tugas kita bersama. Terima kasih.

!

PEMERINtAH/STAF DEPDAGRI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan seizin Pak Menteri

melengkapi secara lebih teknis

berikut :

dan Pimpinan Sidang, kami

beberapa penjelasan sebagai

Yang pertama, bahwa tanggapan yang disampaikan Mendagri tadi

bukanlah ti4ak menyetujui pembentukan Banten, tetapi Pemerintah

,mengajak bersama dengan DPR untuk melaksanakan ketentuan undang-1

undang dan didalam Undang-undang Nomor 4 tentang Susduk DPR juga

ada dalam fasal 38 bahwa ada kewajiban DPR untuk melakukan

pengawasan Undang-undang yaitu didalam Pasal 33 ayat (2) huruf c

melaksanakart pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, oleh

karena itul~h disini Pemerintah mengajak bersama DPR untuk kita

mengawasi pelaksanaan undang-undang ini sehingga supaya dapat

terlaksana dengan baik dalam hal ini UU Nomor 22.

Kemudi~n bapak-bapak sekallan, juga didalam masalah

pemahaman d~ripada itu propinsi karena didalam Penjelasan Pasal

115 secara jelas disebut disitu hanya disebut Pememrintah Daerah

bukan Peme~intah-pemerintah Daerah, sehingga itu, maka itulah

propinsi juga untuk menguatkan penafsiran kita terhadap masalah

itu.

Kemudi~n berikutnya juga yang perlu untuk mendapat bahan

bagi bapak-bapak sekalian, dalam rangka melaksanakan hal-hal yang

disebutkan ;tadi kalau dari DPRD Jabar ataupun untuk mempercepat

pelaksanaan~ undang-undang ini prosedur ini perlu kita selesaikan I

walaupun dalam masa transisi, Pemerintah nanti bersama DPR dapat

mengambil langkah-langkah mempercepat tetapi prosedur ini harus

tetap kit~ penuhi, karena apa yang telah disampaikan oleh

aspirasi daerah maka harus kita penuhi dimana Dewan harus

melakukan , penelitian, jadi penelitian berikutnyalah untuk

mengkaji apa yang disampaikan Jabar sehingga lebih objektif

adalah dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh Dewan.

Yang terakhir kami mengajak bapak-bapak sekalian bahwa dalam

undang-undang yang bapak ambil usul inisiatifnya adalah undang-

Page 36: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-36--

. undang yang 1 diamanahkan didalam Pasal 6 UU Nomor 22 bahwa

! pembentukan .harus dengan undang-undang dan didalam penjelasan

. disitu dikat:akan bahwa undang-undang yang mengatur pembentukan

baru dibentuk, baru diajukan kalau DPOD telah menyampaikan

pertirnbangannya, jadi ini saja yang perlu kita penuhi lagi, kalau

ini sudah kita penuhi bahan yang telah bapak-bapak sampaikan

dengan usul · inisiatif sudah menguraikan bermacam hal, barangkali

tidak banyak lagi hal yang perlu disampaikan, ini saja barangkali

yang perlu pertimbangan dari bapak-bapak yang terhormat dari

Pansus DPR-RI, demikian Pak Menteri. Assalamu'alaikum Wr. Wb.

PEMERINTAH/MENDAGRI (SURYADI SUDIRDJA) :

Terima · kasih pada staf yang telah rnemberikan penjelasan-1

penjelasan yang lebih teknis terutama dari pendekatan penafsiran

undang-undahg serta berbagai macam ketentuan perundanga.n yang

terkait, antara lain mengenai Susduk DPR-RI.

Saya 'kira kami sudah menanggapi, menj awab semua yang

disampaikan oleh para penanggap dari Pansus, sekali lagi karni

ucapkan terirna kasih dan mohon maaf apabila ada hal-hal yang

terlewatkarl. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA'RAPAT

Terirna kasih Saudara Menteri dan jajaran.

Demiklan tadi putaran kedua yang telah dipergunakan oleh

pihak Peme'rintah, apakah pihak Pansus akan menggunakan putaran

kedua, kami persilahkan.

FTNI/POLRI (DRS. TAUFIEQ RUKI, SH) I

Terima kasih Pimpinan.

Dari penjelasan Bapak Menteri tadi, ada dua pain yang rnasih

saya lihat krusial dalam Pemandangan Umum bagian pertama, yang

pertama yaitu masalah perlunya ada kaj ian dari DPOD dan yang I

kedua adanya persetujuan atau usulan dari Gubernur yang disetujui

oleh DPRD'Tingkat I Jabar, kedua bagian ini justru menjadi bagian

yang harus dilakukan oleh Pemerintah, pertanyaan kami, apa yang

akan dilakukan Pemerintah untuk mengatasi dua hal ini, demikian

Pimpinan. · Terima kasih.

Page 37: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-3 7 ·-

KETUA AAPAT :

Terima kasih Pak Taufiq, masih ada, Saudara Seta silahkan.

FPDKB (GREGORIUS SETO HARIANTO)

Terima kasih.

Saudara-saudara sekalian yang terhormat khususnya Saudara

Menteri bescirta jajaran yang kami hormati.

Dalam dialog yang karni lakukan dengan baik Pernda Tingkat I

Jabar dalam hal ini dipimpin oleh Gubernur rnaupun dengan Anggota

DPRD Tingkat I Jabar, terkesan ditangkap satu opini bahwa

sebetulnya tidak seorangpun Anggota DPRD Tingkat I yang bisa

menemukan satu alasanpun untuk menolak pembentukan Propinsi

Banten, itu berarti bahwa karena usulan ini rnerupakan usulan

inisiatif dari Dewan, maka dalarn hal usul Gubernur saya kira

menjadi tidak diperlukan lagi, karena Gubernur rnengatakan beliau

telah meneruskan usulan dari daerah-daerah Tingkat II eks

Karesidenart Banten kepada Pemerintah dalam hal ini Mendagri,

berarti beliau ini sudah meneruskan ini sebagai usul,

persoalannya tinggal bagaimana persetujuan dari DPRD Tingkat I

Jabar, tapl tentu kalau kita melihat ini perintah dari undang­

undang bahwa DPRD itu harus rnernberikan persetujuan maka mereka

tidak bisa mernbuat keputusan yang ambivalent, menerima tidak

menolak tidak, tidak bisa karena itu berarti mereka melanggar

undang-undang, mereka harus berani mengatakan menerima atau

menolak, padahal mereka sudah mengatakan tidak memiliki atau

tidak menemukan alasan untuk menolak, berarti mereka harus

membuat surat persetujuan, itu yang pertama.

Jadi · saya setuju bahwa sebaiknya kita tidak mengakali

undang-undang, mari kita terima karena saya sepakat memang

didalam penjelasan itu memang sudah jelas yang mengatakan bahwa

daerah yahg akan dibentuk ... dan atau dimekarkan diusulkan oleh

Gubernur :dan rnendapat persetujuan dari DPRD, tentu kalau yang

dibentuk belum ada Gubernurnya tapi kita menggunakan daerah yang

akan dimekarkan itu artinya Jabar, j adi saya kira bahwa perlu

persetuj~an saya kira itu jelas, perlu persetujuan dan saya tidak

rnelihat hambatan untuk itu kalau kita berpegang kepada kenyataan

yang tadi pagi kita peroleh, jadi menurut saya tidak perlu

dikhawatirkan.

Page 38: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-3 8 ·-

Persoalan tinggal menyangkut DPOD, pada hemat saya memang

pada UU Nomor 22 ini sudah tidak memenuhi perkembangan politik,

karena ketika UU Nomor 22 ini dibuat tidak perbah terpikir kita

memiliki men~eri yang mengurusi otonomi

lucu bahwa iDewan Perwakilan Otonomi

daerah sehingga sangat

Dearah dibentuk tanpa

mengikut sertakan Menteri Otonomi Daerah. Dalam kerangka ini saya

ingin mendukung usulan Saudara Aly Yahya tadi apakah didaam

kerangka ini kita tidak bisa membuat Ketentuan Peralihan yang

menyatakan sebelum adanya DPOD maka tugas itu diberikan kepada

Menteri Otonomi Dearah, dengan demikian kita tinggal minta apa

yang dalam butir 4 Tanggapan Pemerintah ini didalam memberikan

pertimbangan atas usul RUU kita mintakan saja pertimbangan dari

Menteri Otohomi Daerah, itu usulan jalan keluar yang kami

sampaikan, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Masih ada, silahkan.

FPDI-P ! (LUKAS SABAROFEK)

Saudara Mendagri serta jajarannya yang kami hormati.

Ketua Pansus dan rekan-rekan Anggota Pansus DPR yang saya

hormati.

Dari jawaban Pemerintah tadi, saya kurang begitu setuju

dengan jawaban mengenai perbandingan antara Banten dengan

Propinsi Irian Jaya dan Maluku Utara, saya kira tidak bisa kita

anggap ini bahwa propinsi-propinsi di timur itu adalah masalah

masa lalu ~edangkan Banten ini masa sekarang ini, mengapa saya

katakan demikian sebab aspirasi masyarakat ini sudah begitu

menggebu-gebu dari Banten, dan saya tidak mengerti kalau ini

dipersulit,; kita sekarang dalam era reformasi kita mau

mencurahkan; segala pikiran dan tenaga untuk memberdayakan

masyarakat itu, tapi kalau sekarang katakanlah elite politik ini

masih menggunakan cara-cara seperti ini, saya kira masalah tidak

akan selesati.

Propinsi Irian Jaya dikatakan bahwa sudah disiapkan lama,

memang pada; waktu lalu dari DPRD itu mereka minta supaya Propinsi

Irian Jaya. itu dimekarkan menjadi paling tidak dua atau tiga,

tetapi waktu itu ditolak dengan berbagai alasan, SDM-nya belum,

sumber daya· alamnya juga belum dan sebagainya, sehingga ini tidak

Page 39: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-39-

terlaksana, tapi tiba-tiba Tahun 98 itu kita disodorkan usul I

ldidesak untuk memekarkan daerah itu jadi tiga propinsi dan kami

jadi heran, mengapa pada waktu yang baik itu tidak ada keributan

dan sebagainya, tidak diterima usul dari propinsi itu, sekaranmg

kita berada dalam keadaan krisis kok mau dibuat jadi tiga

propinsi, dari mana itu biaya untuk memekarkan Daerah Tingkat I

itu menjadi tiga propinsi, tapi saya pikir kita musti jujur saja

bahwa itu bahasa yang dipakai mungkin untuk menyelesaikan masalah

propinsi dibagian timur itu masalah politik, sehingga ini

menghalalkan : segala cara untuk untuk bisa lolos j adi propinsi,

sedangkan di:Banten ini memang ada didalam jantung ini republik

ini sehingga masal ah poli t ik t idak menj adi masalah, sehingga

dengan car a ini ki ta bisa dapat hal- hal yan9 tercantum dalam

Bag ian Umum ini, tapi menurut saya, saya kira mereka mengeluh

sekali, mereka mengeluh bahwa pendidikan mereka terbelakang,

jalan-jalan mereka rusak sehingga saya

saudara-saud~ra yang dijantung republik

katakan kalau memang

kita ini sudah bisa

nengalami hai seperti itu, bagaimana kami di Papua jauh disana,

jan dalam hati saya katakan beberapa ternan saya bisik saya bilang

3ekarang baru saya dapat mengerti lebih baik mengapa orang Papua

itu mau merdkka lepas diri daripada republik ini, karena masalah

lni perhatiart yang kurang kepada masyarakat ini. Jadi saya pikir

cita tidak usah persulitkan ini tetapi marilah kita bersama-sama

;esuai dengarl saran daripada rekan-rekan tadi, kita sepakat untuk

;ecepatnya kita bentuk ini Propinsi Banten ini sehingga mereka

~ngan lelua~a bisa memberdayakan diri mereka sendiri dan menjadi

>enopang bagi seluruh bangsa dan negara kita ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima .kasih Pak Lukas, masih ada ? ya silahkan Pak

.maruddin.

FPDU {AMARUDDIN DJAJASUBITA) :

Terima ~asih Saudara Pimpinan.

Saudara! Ketua Pansus, Saudara Wakil Ketua, Rekan-rekan

nggota Pans~s yang saya hormati.

Saudara)Mendagri beserta jajarannya, Para hadirin yang saya

uliakan.

Page 40: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-40-

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semula saya merasakan, kita pulang dari Bandung ini

masalahnya sudah selesai everyting is clear itu kira-kira,

sehingga kita tidak merasa ada beban dan berternu dengan Pak

Mendagri ini akan lebih cepat lagi proses ini kita lalui, tapi

barangkali d,ari apa yang disampaikan oleh Bapak Mendagri dan

rekan-rekan sekalian, kita kelihatannya masih melihat ada tiga

krusial poin yang masih diperlukan jalan pemecahannya.

Yang pertama mengenai prosedur persetujuan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jabar yang disetujui juga oleh DPRD, saya kira

rnemang secara lisan kita sudah dengar dan saksikan, tapi perlu

bukti outentik sesuai yang dituntut oleh undang-undang perlu ada

bukti outentik bahwa persetujuan ini tertulis.

Kemudian yang kedua, mengenai pembentukan DPOD ini juga

dikehendaki oleh undang-undang dan tadi sudah disampaikan oleh

Bapak Mendagri memang ada satu kesulitan lagi karena ada satu

element yang harus melengkapi keanggotaanya yaitu adanya Asosiasi

Pemerintahan kalau tidak salah dan itu belum jelas.

Kemudian yang ketiga, perlu ada pertimbangan kemampuan

daerah, baik dari segi kemampuan ekonomi, kemudian penduduknya,

batas wilay~h dan sebagainya.

Saya kira saya ingin mengajak kepada rekan-rekan Anggota

Pansus, barangkali memang kita masih memerlukan satu upaya yang

lebih intensif, kita tidak bisa lagi melihat masalah ini

duiserahkan begitu saja pada satu pihak dalam hal ini kepada

Pemerintah,1

karena ada keterkaitan kepentingan sebenarnya yang

juga harus; dilakukan oleh DPR, salah satu misalnya persetujuan

Mendagri ini juga harus disepakati oleh atau didukung oleh DPRD,

kita lihat bahwa munculnya RUU mengenai Pembentukan Propinsi

Banten inikan Usul Inisiatif dari Anggota DPR, dan Anggota DPR

adalah merupakan bagian daripada potensi atau kekuatan partai

politik, oleh karena itu barangkali khususnya kepada Partai

Politik besar, saya justru mengusulkan supaya ada tindak turun

tangan ke Dati I supaya memudahkan adanya proses kesepakatan yang

ada di DPRD Dati I, sebab kalau tidak demikian ini kelihatannya

ada mis ; komunikasi, jadi saya praktis saja, saya ingin

mengusulkan supaya ada upaya yang lebih konkrit, jadi untuk

segeranya:muncul usulan dari Gubernur kita memang harus rnelakukan

satu upaya pendekatan kepada Anggota-anggota DPRD Dati I yang

Page 41: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

--39--

terlaksana, tapi tiba-tiba Tahun 98 itu J.:ita disodorkan usul

didesak untuk memekarkan daerah itu jadi tiga propinsi dan kami

jadi heran, mengapa pada waktu yang baik itu tidak ada keributan

dan sebagainya, tidak diterirna usul dari propinsi itu, sekaranmg

kita berada · dalam keadaan krisis kok mau dibuat jadi tiga

propinsi, da~i mana itu biaya untuk memekarkan Daerah Tingkat I

itu menjadi tiga propinsi, tapi saya pikir kita musti jujur saja

bahwa itu bahasa yang dipakai mungkin untuk menyelesaikan masalah

propinsi dibagian timur itu masalah politik, sehingga ini

menghalalkan · segala cara untuk untuk bisa lolos j adi propinsi,

sedangkan di, Ban ten ini memang ada didalam jan tung ini republik

ini sehingga masalah politik tidak menjadi masalah, sehingga

dengan cara ini kita bisa dapat hal-hal yan9 tercantum dalam

Bag ian Umum ini, tapi menurut saya, saya kira mereka mengeluh

sekali, mereka mengeluh bahwa pendidikan mereka terbelakang,

jalan-jalan mereka rusak sehingga saya katakan kalau memang

saudara-saudara yang dijantung republik kita ini sudah bisa

mengalami h~l seperti itu, bagaimana kami di Papua jauh disana,

dan dalam hati saya katakan beberapa ternan saya bisik saya bilang

sekarang baru saya dapat mengerti lebih baik mengapa orang Papua

itu mau merdeka lepas diri daripada republik ini, karena masalah

ini perhati~n yang kurang kepada masyarakat ini. Jadi saya pikir

kita tidak usah persulitkan ini tetapi marilah kita bersama-sama

sesuai dengan saran daripada rekan-rekan tadi, kita sepakat untuk

secepatnya kita bentuk ini Propinsi Banten ini sehingga mereka

dengan leluasa bisa rnemberdayakan diri mereka sendiri dan menjadi

penopang bagi seluruh bangsa dan negara kita ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Lukas, masih ada ? ya silahkan Pak

Amaruddin.

FPDU (AMARUDDIN DJAJASUBITA) :

Terim~ kasih Saudara Pimpinan.

Saudara Ketua Pansus, Saudara Wakil Ketua, Rekan-rekan

Anggota Parisus yang saya hormati.

Saudara Mendagri beserta jajarannya, Para hadirin yang saya

muliakan.

Page 42: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-11-

memang saya lihat merupakan kepanjangan tangan dari partai-partai

yang besar misalnya Golkar, PDI-P, inikan penanggungjawab

daripada p~nandatanganan usul inisiatif ini.

Jadi dengan adanya upaya-upaya demikian ada satu

sinkronisasi dengan pihak aparat Pemerintah, sehingga Gubernur

dan DPRD Dati I itu ada satu kesepakatan bulat yang datrangnya

arahnya justru upaya-upaya yang datang dari pihak Dewan maupun

Pemerintah, itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, mengenai pembentukan DPOD saya kira

kita sepakat bahwa kita ingin berpegang kepada taat azas dan taat

hukum, jadi ini suatu ketentuan yang dituntut juga oleh undang­

undang bahwa proses persetujuannya mau tidak mau harus melalui

DPOD, untuk ini saya mengusulkan, saya serahkan ini sepenuhnya

kepada Pemerintah, jalan yang terbaik apakah dengan susunan yang

tidak sepenuhnya sesuai dengan bunyi undang-undang masih bisa

dipertanggungjawabkan dan untuk itu barangkali perlu suport,

perlu dukungan dari Dewan kepada pemerintah sehingga susunan DPOD

ini bisa dipertanggungjawabkan baik oleh Pemerintah maupun oleh

Dewan, itu yang kedua.

Kemudian mengenai adanyam pertimbangan kemampuan saya sudah

mencermati, sudah mempelajari, sudah mengkaji secara mendalam

bahwa buku yang diterbitkan oleh Bappeda itu sudah cukup relevan,

sudah cukup baik, cuma ada satu yang perlu dipertimbangkan dan

saya juga sudah sampaikan tadi kepada Gubernur Jabar, perlu

menampung tanggapan dari Bappenas, ada enam poin tadi sudah

disebutkan oleh rekan saya, enam poin ini diperhatikan, karena

ada satu yang paling penting bahwa data-data yang ada, yang

menjadi acuan buku itu, tidak berdasarkan kepada data yang up to

date dan relable dan ini Bappenas sudah memberikan arahan-arahan

dan ini · belum ditanggapi oleh Bappeda, kalau buku itu

disempurnakan dengan saran-saran seperti yang diberikan oleh

Bappenas, saya kira itu sudah merupakan satu kajian yang

objektif1 saya yakin itu walaupun itu dibuat oleh Bappeda Dati I

Jabar, hanya itu kekurangannya, kalau buku itu dilengkapi dengan

data-data yang up to date, relable, ditambah juga dengan data­

data yang diperoleh di daerah masing-masing Dati II di

Karesidepan Banten, saya kira kajian itu cukup sempurna dan bisa

dipertanggungjawabkan, oleh karena itu barangkali kita memang

dengan keterdesakan waktu ini lebih baik kita melakukan satu

Page 43: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-47.-

action, bagi~tugas mana yang menjadi peran Pemerintah, mana yang

rnenjadi peran kita dan kemudian baru kita lakukan satu pertemuan

lagi. Saya kira untuk sementara sekian dulu.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT :

Silahkan kalau masih ada, silahkan Saudara Idrus.

FPG (IDRUS MARHAM) :

Bismilahirokhmanirokhim.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saudara Pimpinan,

sekalian.

Saudara Menteri dan Saudara-saudara

Pertama saya ingin menyampaikan salut kepada Pak Suryadi

yang secara konsisten ingin menj adikan UU Nomor 22 ini sebagai

instrument, meskipun kita juga tahu bahwa secara pribadi

sebenarnya juga punya kepentingan subjektif sebagai orang Serang.

Saudara sekalian, ada tiga hal yang ingin saya sampaikan

yang pertama adalah saya ingin mempertegas kembali tentang posisi

masalah, kemudian yang kedua juga saya ingin mempertegaskan

tentang beberapa hal yang menjadi pemahaman kita yang sama, dan

kemudian yang ketiga, saya ingin rnencoba memfocuskan masalah­

masalah yang perlu kita diskusikan, itu tiga hal mungkin.

yang pertama ialah, seperti yang telah dibicarakan oleh

saudara-sau'dara Anggota Pansus lainnya bahwa posisi masalahnya

bisa kita lihat bahwa ini adalah merupakan Usul Inisiatif DPR-RI,

jadi kita harus faham betul.

Kemudian yang kedua adalah sampai pada hari ini DPOD seperti

yang dimaksud belum terbentuk dan apalagi dikatakan tadi sesuai

dengan Pasal 115 ada Asosiasi Pemerintah Daerah sebagai salah

satu anggota daripada DPOD itu. Kemudian juga PP tentang berbagai

hal yang menyangkut masalah kriteria, sudah itu posisi-posisi

masalah yang kita hadapi.

Kemudian yang terakhir adalah pemahaman dan interpretasi

mengenai berbagai isi UU Nomor 22 khususnya yang terkait dengan

masalah ini memang masih menimbulkan berbagai macam interpretasi

yang belum sama, meskipun tadi dalam penjelasan Saudara Menteri

itu sudah ada penegasan-penegasan, saya kira ini posisi masalah

kita, artinya ialah bahwa memang apa yang kita bahas ini dalam

Page 44: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

i

-43-

situasi yang :tidak normal, jadi kondisinya tidak normal, kondisi

yang tidak normal ki ta ingin menerapkan aturan yang normal itu

tidak nyambung Saudara Ketua, jadi kadang-kadang sesuatu yang

normal itu hanya bisa diterapkan pada kondisi yang normal, ini

, saya kira satu hal yang harus kita pahami betul, sehingga tidak

terjadi tarik menarik, disatu sisi kita ingin menerapkan suatu

aturan secara normal padahal kondisi yang dihadapi tidak normal,

! ini saya kira satu persoalan, oleh karena itu saya ingin sampai

/ kepada hal-hal yang singkat saj a, karena say a tahu ini karena

baru dari Bandung mungkin agak kurang apa untuk membahas, j adi

perlu waktui lagi, yang kedua ada beberapa hal yang sebenarnya

sudah ada pemahaman yang sama.

Yang pertama ialah, semua kita ingin bahwa pemekaran ini

dalam rangka peningkatan kesej ahteraan rakyat, ini semua ingin

seperti itu.

Kemudian yang kedua ialah, bahwa pendekatan yang kita

lakukan harus komprehensif tidak parsial.

Kemudian yang ketiga ialah,

prosedur.

juga kita harus melalui

Kemudian yang keempat, say a kira juga tadi bahwa apa yang

kita lakukan ini atau pemekaran ini dalam bingkai Negara Kesatuan

RI, jadi bukan pemisahan tapi pemekaran dan peningkatan status.

Kemudian yang kelima ialah, saya kira ini juga menarik tadi

~jbahwa pemahaman kita terhadap Pasal 115 tentang Kepala Daerah itu

sesuai dengan penegasan Saudara Menteri tadi, itu yang

dimaksudkan adalah Kepala Daerah daerah yang bersangkutan dalam

hal ini Jabar, jadi ini perlu kesepahaman ini karena nanti

terkait dengan sikap Gubernur dan juga sikap Pimpinan DPRD

Tingkat I ,Jabar.

Kemudian yang terakhir yang keenam, juga sudah hampir kita

sepaham bahwa secara substansi, jiwa dan semangat tidak ada

masalah, ,saya kira ini perlu kita dulu ada supaya biar jelas

nanti apa yang sebenarnya jadi masalah, terhadap keenam hal ini,

baik menyangkut masalah pendekatan, menyangkut masalah substansi,

saya kira ini sudah tidak ada masalah, yang perlu kita diskusikan

saya kira tadi itu ada dua, aspek prosedur, yang pertama adalah

ten tang sub a daripada Pasal 115 penj elasan ten tang itu harus

diajukan oleh Kepala Daerah atas persetujuan DPRD, saya ingin

sekali lagi mempertegas seperti apa yang disampaikan oleh

Page 45: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-44-

udara-saudara yang lain bahwa sebenarnya disi tu baik Gubernur

1pun Pimpinan DPRD, jadi mungkin surat yang sampai kepada

1teri disitu adalah dari Pimpinan DPRD, hal itu tegas-tegas

:atakan bahwa · bukan tidak setuju tetapi memang rnereka berada

~a posisi yang tidak berwenang untuk mengambil suatu keputusan,

gan demikian maka logika kita ketika kita semua sudah sepakat

a makna ayat :115 bahwa yang dimaksudkan disitu adalah kepala

rah yang bersangkutan maka sebenarnya sudah tidak ada masalah,

1 tinggal melakukan pendekatan kesana menjelaskan bahwa

.sinya disini, bahwa Gubernur itu memiliki posisi dan ini

.h tidak ada masalah saya kira Pimpinan, jadi tidak perlu kita

usikan, tinggal kita menjelaskan kepada mereka bahwa yang

ksud Pasal 115 disini adalah kepala daerah, daerah yang

~ngkutan, dalam hal ini Gubernur, saya kira ini, saya tidak

1at persoalan. Yang j adi persoalan saya kira disini adalah

menyangkut imasalah DPOD Pasal 115, karena memang belum

:ntuk, nah ini jadi persoalan, oleh karena itu maka ada

apa pikiran tadi yang sudah disampaikan saudara-saudara yang

jadi menyangkut masalah DPOD ini yang pertama adalah Aturan

ihan, tadi secara tegas oleh Menteri belum ditanggapi dari

1 Saudara Aly Yahya dan memang biasanya didalam suatu aturan

iang-undangan, Aturan Peralihan ini kadang-kadang sangat

!gis, karena untuk mengakomodasi hal-hal yang krusial, oleh

itu saya mengusulkan dalam forum ini kepada kita sekalian

n kita perlu ada ketegasan dari Saudara Menteri atau perlu

~raan dari kita nanti bahwa kita sepakat masalah DPOD ini

komodasi didalam Aturan Peralihan, masalah isinya nanti

.carakan bersama, kita mencoba kaitkan dengan lain-lain ada

mnya dimanai baru kita harapkan bahwa inilah sebagai jalan

dengan demikian maka apa yang dikhawatirkan oleh Saudara

tentang cantolan aspek legal itu sudah ada dan sekaligus

pat mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang ada, saya

.rangkali ini perlu kita pikirkan dan oleh karena itu,

kita akhiri saya usulkan Saudara Ketua, jadi nanti

ada penjelasan dari Saudara Menteri, setelah itu kita

focuskan perhatian kita pada DPOD ini, lebih kurangnya

af, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Page 46: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-45-

KETUA RAPAT :

Kami perslahkan Saudara Yoseph.

FPPP (HM. THAHIR SAIMIMA, SH) :

Saya interupsi sebentar Saudara Pimpinan, ini waktu kita

jah Jam 22.35 WIB, sementara Tatib itu hanya sampai dengan Jam

.30 WIB, barangkali minta persetujuan kita apa perlu diteruskan

iU sampai disini saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Memang ada jam didepan saya, saya lihat terus memang tatib

22.30 WIB maka saya lanjut terus, kalau lewat baru kita mau

~enti atau minta persetujuan diperpanjang, kami persilahkan.

I FPDI-P (YOS~PH UMAR HADI)

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Bapak Mendagri dan jajarannya.

Pimpinan dan seluruh Anggota Pansus DPR yang saya hormati,

a forum hadirin yang saya muliakan.

Mengawali pernyataan atau pertanyaan yang akan kami ajukan

saya pertama-tama ingin megucapkan terima kasih pada semua

~ terutama pada Bapak Mendagri yang tadi beserta dengan

~annya telah berulang-ulang untuk rnenyampaikan dengan tegas

Pemerintah dalarn hal ini Mendagri tidak sedikitpun berupaya

menghambat atau mernperlambat berkembangnya lajunya aspirasi

rakat Banten dalam rangka untuk pembentukan Propinsi Banten

jadi dari aspek politis dan demokratis, saya kira kita semua I

sepakat bahwa masalah ini tidak jadi masalah, jadi bahwa

bersama-sama akan berusaha untuk mencoba merealisasikan

.nan ini at~u aspirasi yang berkembang ini dengan mengacu

L kepentingan kita bersama atau harapan kita bersama menuju

:uatu keadaari masyarakat yang lebih sejahtera dan lebih baik

aerah yang bersangkutan, hanya yang menjadi pokok persoalan

menurut kami yaitu masalah time dan masalah prosedur yang

erkali-kali telah ditegaskan.

~di menurut kami memang persoalan mengenai kapan propinsi

.an segera kita realisasikan, itu adalah tinggal tunggu

saja, dengan kita memerlukan suatu kesabaran dan kehati-

Page 47: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-4G-

1tian serta ketelitian supaya hasilnya ini benar-benar maksimal

1n optimal serta memuaskan semua pihak, jadi sekali lagi masalah

1ktu dan prosedur saja, kita ingin mencapai suatu yang optimal

~ngan tentu saja memperhatikan seluruh prosedur hukum yang

~rlaku yang ada maupun dengan mempertimbangkan aspek regional

in kepentingan nasional yang ada. Kita dalam perkembangan

~bamhasan tadi nampaknya kita sependapat dan sepakat bahwa,

~ngingat ini merupakan suatu langkah awal yang baru pertama kali

1i kita akan laksanakan yakni usul inisiatif ini merupakan yang

irtama kali dari Dewan dan kita kedepannya tidak ingin ada

::-eseden-preseden yang kurang baik, artinya meninggalkan suatu

!rsoalan-persoalan yang menjadi pertanyaan dari berbagai pihak,

leh karena itu kita berharap sekali bahwa sekarang ini merupakan

1atu saat yang sangat strategis dalam menata kehidupan.

Jadi mentlrut saya kita tidak didesak oleh suatu persoalan

lmana ini keadaan darurat atau bukan darurat tapi lebih kita

~miliki pertimbangan kedepan karena ini menyangkut persoalan

:~ng sangat strategis maka hendaknya pembahasan-pembahasan kita

ldasari oleh suatu ketentuan dan mekanisme yang benar dengan

~kuatan hukum yang tegas dan j elas, kemudian narnpaknya juga

idalam perkembangan yang ada, saya tidak melihat dan bahkan saya

1yimpulkan suatu kesepakatan bahwa UU Nomor 22 Tahun 1999, itu

~rukana suatu ketentuan atau suatu konsideran yang harus kita

Jgat dan kita ternpatkan sebagai urutan yang pertarna dan ini saya

ira tidak kita perdebatkan masalah ini dan kita mengharapkan

~hwa undang-undang ini menjadi semacam undang-undang induk serta

Jdang-undang organik yang rnenjadi cantolan dari semua yang akan

ita bahas kedepan, oleh karena itu kalau memang ini tidak

~njadi masalah maka mau tidak mau kita juga menuju pada suatu

~tegasan, apa yang dimanatkan oleh undang-undang ini harus kita

3.ksanakan secara konsekuen dan tegas, j adi kalau ada muncul

~rbagai penafsiran rnaka kita tidak bisa memperdebatkan ini dan

ita menyerahkan pada lembaga yang berwenang dalam hal ini kita

~nyerahkan pada Pemerintah untuk mempertegas mengenai penafsiran

3.ng ada, jadi kalau muncul perbedaan penafsiran maka kita I

erahkan pad~ lembaga yang berwenang, oleh karena itu karni tentu

3.ja mendesak supaya Pemerintah segera mengeluarkan keputusan

tau petunjtik pelaksanaan atau PP terkait dengan masalah ini

~paya tidak1

muncul berbagai penafsiran yang ada.

Page 48: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-47-

Kemudian ~elihat apa yang tadi saya sampaikan maka menurut

lya sebenarnya pertemuan ini tidak tejadi suatu perbedaan yang

1bstansial tetapi menuju pada suatu keadaan dimana kita sepakat

thwa kami setuju kalau dengan mengacu pada amanat UU Nomor 22

tdi maka kita beri kesempatan secepatnya kepada Pemerintah untuk

:gera membentuk DPOD dalam rangka untuk melakukan pengkaj ian

cara cepat yang kita semua akui ini sebagai suatu dasar

rhitungan kita secara objektif mengenai keadaan dan situasi

erah yang akan kita tetapkan sebagai propinsi yang baru tadi.

Kemudian yang kedua, itu tadi mengacu pada UU Nomor 22

bagai undang...:undang induk maka kita bisa menerima dan bahkan

nang kita perlukan pertimbangan dan masukan-masukan dari

)pinsi Jabar maupun DPRD Tingkat I yang meskipun dalam hal ini

nang tadi sudah dipertegas oleh mereka tadi pagi oleh Gubernur

~un DPRD menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Pusat, oleh

~ena itu sebe~arnya, persoalanya tinggal Pemerintah Pusat untuk

rera menyampaikan suatu sikapnya mengenai masalah ini.

Kemudian )fang terakhir masalah apakah DPOD ini yang tadi

a perdebatkan itu perlu kita masukan dalam Ketentuan Umum atau

entuan Peralihan, menurut kami kalau memang kita sepakati

wa undang-undang itu merupakan suatu cantolan kita atau

ang-undang induk maka ini mau tidak mau harus kita, tidak bisa

:t tempatkan : dalam Ketentuan Peralihan melainkan harus kita

~saikan dan kita pertegas didalam pembahasan mengenai masalah

~ntuan Umum, ~ saya kira demikianlah Pimpinan dari kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih saudara sekalian.

Karena masih ada yang ingin menyampaikan ini, kami minta

satu lagi i diputaran kedua ini, kami persilahkan Saudari

hina.

FPG (Ny. MARTHINA MEHUE WALLY, SE)

Terima kasih Pimpinan.

Rekan-rekan Anggota Dewan yang kami hormati.

Saudara Mehteri beserta seluruh jajarannya selamat malam

~ ki ta semua.

Forum yanglistimewa ini mari kita pergunakan secara sesion

Page 49: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-4.8-

sehingga bisa menghasilkan hasil yang maksimal, kalau kita I

terlalu banyak berdebat hasilnya juga melelahkan rakyat, karena

rakyat akan menanti-nanti terus kapan datangnya matahari.

Bapak menteri yang kami hormati, Bapak sebagai orang tua

bagi masyara~at Banten, dimana masyarakat Banten ini mengharapkan I

suatu kesej ahteraan yang maksimal, kami turun ke lapangan dan

kami melihat dengan sendiri, dimana kami melintasi jalan yang

kami lalui ada jalan propinsi dan jalan-jalan propinsi itu sangat

rusak be rat, dan didalam Kabupaten Serang saj a SMA saj a ada

berapa, berarti disini kami melihat bahwa ada kurang perhatian

dari Propinsi Jabar kepada masyarakat Banten, oleh sebab itu

mereka berusaha bagaimana bapak bisa melapangkan dada untuk

menerima keluhan mereka tanpa melihat kepada aspek yuridis yang

ada, bukan kita menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginan

rakyat, tidak, tetapi kalau kami membuat perbandingan dengan

masyarakat· kami di Irian Jaya, dimana bapak untuk membagi dari

satu propinsi menjadi tiga, pertama aspek penduduk, penduduk I

Irian jaya l::lanya satu juta sekian orang, tetapi bapak bersedia

untuk membagi sekian wilayah dan kami melihat dari sisi PAD, PAD

kami lihat sangat kurang sekali untuk Irian Jaya, tapi Pemerintah

Pusat berkenan untuk membaginya, ini ditinjau dari sisi yang

mana, sedangkan kemarin kami ke wilayah Banten, kami melihatnya

dengan mat a .kepala sendiri, bahwa masyarakat dis ana j auh berbeda

dengan kondisi yang ada di Irian jaya, masyarakat disana sudah

siap sebenarnya dan tadi kami mengikuti pertemuan dengan Bapak

Gubernur ada kalimat yang dikatakan subsidi dari Jabar paling

besar untuk · ke Pemerintah Pusat, bukan kami berbicara masalah

subsidi itu; sehingga Pemerintah Pusat

tidak terbagi, tidak, tetapi dengan

mempertahankan sehingga

terbaginya wilayah denga

terbentuknya Propinsi Banten inikan subsidi itukan tetap ada dan

tidak mengu~angi juga kewenangan dari Propinsi Banten juga,

tetapi ini bagaimana masyarakat ingin meningkatkan !

kesejahtera~nya, j adi mari kita melihat kepada sisi ini saj a,

masyarakat ingin meningkatkan kesej ahteraanya, apakah ki ta mau

menyambut d~ngan hati yang murni, apakah Pemerintah mau menjadi

pelabuhan hati untuk masyarakat Banten atau tidak.

Jadi mar kita melihat dengan jujur saja, bahwa benar

masyarakat ~anten sudah siap untuk itu, oleh sebab itu mari kita

berikan jalan yang terbaik untuk mereka, dimana meraka ingin

Page 50: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-49-

menata kehidupan kedepan lebih baik lagi oleh mereka sendiri,

mungkin itu saja dari kami Pimpinan, terima kasih dan selamat

malam.

KETUA RAI?AT

Selamat;malam Bu Marthina.

Saudaralsaudara sekalian, Saudara Menteri beserta jajaran.

Kami harap ini putaran kedua bagi Anggota Pansus kami anggap

cukup, oleh : karena itu sebagian besar fraksi sudah terwakili

untuk memberikan tanggapan, oleh karena itu saudara-saudara

sekalian.

FI?G (DRS. J.M. NAILIU) :

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Saya berpendirian bahwa keinginan Pemerintah dan Pansus itu

sebenarnya s~dah sama yaitu untuk membahas lebih lanjut RUU ini,

hanya saja memang oleh Pemerintah itu menyarankan supaya kita

mencari jalan keluar agar kita itu tidak bersalahan atau I

bertentangan: dengan ketentuan yang sudah ada, oleh karena itu

barangkali saya ingin menceritakan pengalaman saya pada waktu

kita membahas RUU Pembentukan Propinsi Maluku Utara. waktu itu

dipercayakan: kepada Komisi II, memang seperti yang dikatakan oleh

Pak Sekjen ! tadi bahwa DPOD itu lebih dahulu mengadakan

penelitian, ,kemudian oleh Pemerintah RUU itu disampaikan kepada

DPR dengan amanat Presiden, kemudian oleh bamus diputuskan bahwa

itu akan ditempuh dengan prosedur singkat dan diselesaikan oleh I

Komisi II, oleh karena itu kami dari Komisi II waktu itu ada 10

orang sebagai Tim dari Komisi II mengunjungi Propinsi Maluku

Utara atau calon Propinsi Maluku Utara, kami ke Ternate, Tidore

dan Halmahera Tengah.

Jadi memang data-data yang disampaikan oleh pihak Pemerintah

itu kami turun juga mendapatkan data yang sama, data itu ami

peroleh dari kabupaten-kabupaten yang bersangkutan, jadi apa yang

diterima, apa yang disampaikan oleh Pemerintah basil daripada

penelitian D?OD itu persis sama dengan apa yang kami dapat.

Jadi saya pikir seperti saya berpendapat bahwa jalan keluar

satu-satunya: adalah seperti yang disarankan oleh Pak Aly tadi,

bahwa hendaknya kita menampung aspirasi atau keinginan daripada

pihak Pemerintah supaya kita itu jangan salah, kami sebenarnya

Page 51: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-50-

sudah ada konsep ini, sudah ada satu konsep jalan keluar untuk

mengatasi kesulitan ini sehingga dengan demikian kita itu tidak

salah, DPOD kita fungsikan dia sesuai dengan undang-undang, kami

sebenarnya ada kalau ada Ketentuan Peralihan itu sampai dengan

Pasal 25 hampai sampai satu pasal, tapi kalau RUU itu datngnya

dari kita, saya kira malam ini kita dari Pansus menyiapkan satu

konsep yang baik, besok nanti kita membahas ini pada saatnya

nanti kita akan bicarakan mengenai Ketentuan Peralihan, kita akan

ajukan ini dan itu jalan keluar yang baik.

Barangkali sebagai gambaran saj a bahwa konsep kami adalah

begini, setelah diundangkannya undang-undang ini, kepada

Pemerintah diberi kesempatan untuk menyesuaikan prosedur

Pembentukan Propinsi Banten ini sesuai ketentuan yang berlaku,

barangkali nanti disempurnakan, sehingga dengan demikian ini

jalan keluar, memang kehati-hatian dari Pemerintah dan kita itu

wajar, karena supaya kita jangan sampai bertentangan dengan

peratruran. Terima kasih.

KETUA RAPAT : '

Saudara-saudaia sekalian, sudah demikian putaran kedua untuk

pembahasan daripada DIM yang disampaikan oleh pemerintah khusus

bagian Tanggapan Bagian Umum, Bagian Umum ini ada 4 poin yang

disampaikan oleh Pemerintah dengan beberapa penjelasan, kalau

saya bisa mengambil satu kesimpulan sekarang, saudara-saudara

sekalian, bahwa dari empat ini bisa kita kategorikan dua garis

besar daripada yang harus kita lebih sempurnakan setelah ada

tanggapan oleh Pemerintah yang kedua setelah itu saudara-saidara

lagi sebagai Anggota Pansus memberikan tanggapan yang putaran

kedua yaitu pertama adalah tentang masalah rekomendasi dari Dati

I atau Gubernur dan DPRD, yang kedua tentang masalah DPOD, oleh

karena itu saudara-saudara sekalian kami minta persetujuan untuk

kita lakukan putaran lagi juga akan berkisar disana, oleh karena

itu sekarang sudah Jam 22.55 WIB, oleh karena itu saya meminta

kesediaan saudara~saudara kita pergunakan mekanisme kita yaitu

saya minta di skors rapat ini, kita loby dengan wakil-wakil

fraksi dan Pemerintah untuk kita ambil solusi dari bidang umum

ini, yang dari dua poin tadi yang ingin saya sampaikan, bisa kita

loby, silahkan.

Page 52: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-51-

FPPP (HM. THAHIR SAIMIMA, SH) :

Saya mahan rapat ini kita skors sampai besok sambil Pansus

~apat secara intern untuk mengambil keputusan jalan keluar

;ebelum kita bicarakan dengan Pemerintah, khusus dua poin ini

~ita intern dulu, kalau tidak kita tidak mungkin selesai juga

lengan loby.

FPDI-P (FIRMAN JAYA DAELI, SH) :

Saya menggaris · bawahi dari Pak Saimima, supaya sama-sama

1uga ada persiapan jadi perlu memang kita skors ini sampai besok

;ehingga ada rapat dulu di internal, banyak masukan juga dari

>eberapa ternan, jadi kamai hanya menggaris bawahi dari Pak Thahir

;aimima.

KETUA RAPAT

Ada usulan, baik.

Saudara-saudara sekalian, karena loby ini mewakili dari

'raksi-fraksi dengan pihak Pemerintah, kita coba dulu loby kita

tanfaatkan waktu sekitar 15 menit, karena loby antar wakil-wakil

:raksi dengan pihak ~emerintah setelah itu, karena bagini saudara

1ekalian, kalau sesuai dengan tatib kita bahwa seandainya basil

oby ini umpamanya kita pending dulu tentang masalah umum, terus

.ita berlanjut kepada DIM yang lain, nanti ini DIM setelah

elesai, kita masuk lagi pada Ketentuan Umum itu bisa saja, oleh

arena itu saudara sekalian ini cukup . . kita bersama tapi oleh

arena itu saudara sekalian, kita minta untuk kita loby, karena

esok kita tidak bisa, kalau saya selama loby Saudara menteri

ada waktu break bahwa besok kita tidak bisa Rapat Pansus pagi,

leh karena Saudara Menteri sudah punya acara yang sudah, memang

iharapkan Pak Menteri kita bersama malam ini selesai DIM,

ernyata dalam Tanggapan Umum Pemerintah saja kita sudah memakai

jam 10 menit, oleh karena itu saudara sekalian nanti kita

icarakan dalam loby kapan kita lanjutkan Rapat Tingkat Pansus,

arena sesuai dengan Tatib, Rapat Tingkat Pansus itu harus

ihadiri oleh Menteri, Panja baru dengan staf, oleh karena itu

entu kesediaan waktu kedua belah pihak, oleh karena itu dalam

oby nanti kita bica~akan, setuju kita loby 15 menit di ruangan

ebelah sana, wakil-wakil fraksi dan pihak Pemerintah, bagaimana

ihak Pemerintah setuju ?

Page 53: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-52-

PEMERINTAH/MENDAGRI (SURYADI SUDIRDJA)

Pimpinan yang saya hormati 1 sekarang kita loby 15 menit

antara fraksi dengan Pemerintah 1 tapi setelah loby ?

KETUA RAPAT :

Setelah loby 1 kita mau lanjutkan terus sesuai dengan

kesepakatan loby pak 1 apa kita rnau teruskan atau kita pending

sampai.

PEMERINTAH/MENDAGRI (SURYADI SUDIRDJA) :

Tapi sebelum i tu saya ingin rnenyarnpaikan suatu hal yang

menarik tadi dari Ibu Marthina.

Jadi saya menghindari subjektifitasl saya orang Banten bu 1

saya tahu persis apa yang dikatakan oleh ibu itu, tapi saya

sekarang di Pemerintahan, ternan-ternan dari Banten sernua juga tabu

bagaimana sikap saya, jadi karenanya saya ingin cari jalan yang

terbaik, oleh karena itu pandangan saya Pemerintah, j adio se­

objektif-objektif-nya, karena yang akan menanggung akibatnya

tentu kita semua, ini keputusan politik yang cukup besar terutama

bagi daerah Banten, dan daerah Banten itu punya sejarah yang

panjang, karenanya mudah-mudahan keputusan politik ini menjadi

kesinambungan bagi· daerah Banten dalarn rangka sejarah yang

panjang yang membanggakan itu 1 jadi saya kira itu, kalau saya

ditanya subjektifitas sudah lain sekali bicara saya.

Terima kasih, kita loby pak.

KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih, oleh karena itu rapat kami skors untuk

loby sekitar 15 menit dan yang lain kami harap untuk menunggu dan

utusan-utusan dari fraksi kami harapkan untuk hadir ke loby 1

sediakan ruangan oleh sekretariat.

{RAPAT DI SKORS 15 MENIT)

Saudara-saudara sekalian 1 sarnbil saudara menikrnati sahur

puasa selasa, atas seizin saudara-saudara sekalian skors kami

cabut kembali.

(SKORS DI CA.BUT)

Page 54: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-53-

Saudara-saudara, tadi kita menskors rapat ini dalam rangka

memberikan waktu kepada Fraksi-fraksi dan pihak Pemerintah dalam

Pansus ini untuk melakukan loby tentang masalah-masalah yang kita

bahas yaitu tentang Tanggapan Umum bagi Pemerintah dalam RUU

Propinsi Banten ini.

Tadi loby dipimpin oleh Pak Sa • adun sebagai Wakil Ketua,

oleh karena itu hasil loby sudah disampaikan kepada kami secara

tertulis dan kami ,ingin sampaikan kepada saudara-saudara sekalian

bahwa yang kita bahas tadi tentang masalah Tanggapan Umum sudah

bisa diklasifikasikan tentang masalah dua hal, yaitu tentang

masalah rekomendasi dari Daerah Tingkat I Jabar dan DPRD dan

tentang masalah y~ng bersangkut paut dengan masalah DPOD, hasil

loby tersebut saudara-saudara sekalian yaitu bahwa secara

substansi hal-hal yang ki ta bicarakan ini sudah ki ta sepakat i,

oleh karena itu tinggal masalah rumusan-rumusan dan tentang

masalah yang harus kita serahkan kepada Pemeritah untuk

memberikan tindak lanjut daripadadua hal tadi, oleh karena itu

setelah substansi sudah di terima bahwa ini ki ta masukan

dibicarakan di Tingkat Panja untuk lebih lanjut, oleh karena itu

saudara-saudara sekalian, setalah kita masukan ke Panja, kita

memberikan waktu kepada pihak Pemerintah dan kita semua untuk

mencari formula-formula rumusan daripada dua hal ini, oleh karena

itu tentang masalah ini kita pending di Tingkat Panja, bisa i

difahami rumusan yang kami sampaikan ?.

Kalau memang sudah bisa difahami, dan minta persetujuan

saudara-saudara bahwa ini kita pending dang masuk kepada

substansi Panja, setuju ?

(RAPAT SETUJU)

Terima kasih saudara-saudara sekalian, kami mohon maaf jam

sudah lewat daripada 23.30 WIB malam, kami tidak akan menawarkan

untuk memperpanjang waktu kepada saudara-saudara, kami ingin

untuk menselesaikan rapat pada malam ini untuk kita masuk kepada

pembahasan DIM lebih lanjut, yaitu Rapat Tingkat Pansus yang akan

kita laksanakan, karena memang dikandung maksud sebelumnya bahwa

malam ini akan bisa kita selesaikan dengan pihak Pemerintah dan

juga Pemerintah ,bersikap demikian ternyata tidak bisa kita

selesaikan, oleh karena itu ternyata Pemerintah besok hari sudah

Page 55: RISALAH RAPAT KERJA PANSUS RUU USUL INISIATIF TENTANG ...berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191023-094405-2380.pdf · vi anggota fraksi tni/polri 1. soenarto, sh 2. drs.

-54-

ada acara yang tidak bisa dia tinggalkan, oleh karena itu pihak i

Menteri besok akap memberi tahu sekitar Jam 09.00 atau jam 10.00

WIB pagi untuk kapan, jam berapa kita berlanjut untuk membahas

DIM pada Rapat-rapat Pansus selanjutnya, oleh karena itu saudara­

saudara sekalian sambil kita menunggu berita dari Saudara Menteri

dan jajaran Pemetintah, kami mengusulkan kepada saudara-saudara

sekalian besok kita Jam 10.00 WIB tetap mengadakan Rapat Pansus

Intern untuk membahas lebih lanjut demi kelancaran rapat-rapat I

selanjutnya dengJn pihak Pemerintah, bisa disetujui ? dan untuk I

rapat besok ti4ak perlu undangan berjalan kecuali setelah I

Pemerintah membe:tikan waktu dan kesediaan jam untuk mengadakan . I

rapat selanjutnya, jadi tidak perlu mengadakan undangan cukup I

dengan penyampai~n sekarang dan disusul dengan lewat telepon oleh I

saudara sekratariat, karena sekarang 23.35 WIB, bisa kita !

setujui ?

(RAPAT SETUJU)

! Baik saudar~-saudara sekalian, sebelum kami mengakhiri rapat

I

ini, kami samp~ikan kepada Pemerintah apakah ada yang ingin

disampaikan untuk penutupan rapat pada hari ini, baik tidak ada.

Saudara-sau,dara sekalian, tidak panjang lebar atas seizin

saudara-saudara ~an pihak Pemerintah dengan ucapan Alhamdulillah, I

kami tutup rapat ini dengan tuntutan pengumuman-pengumuman yang

telah kami sampaikan tadi. I

Wabilahitofiq wal hidayah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 23.35 WIB)

Jakarta, 20 Maret 2000

a.n. KETUA RAPAT

RAP AT

SUBIJANTO SUDARDJO, SH.

NIP. 210000601