BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Kantor Samsat
Sejarah berdirinya Samsat diawali dengan adanya suatu gagasan yang
disampaikan oleh Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I se-Indonesia yang
diselenggarakan dari Tanggal 9 April sampai dengan 17 April 1976 oleh Badan
Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri bardasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri No 46 Tahun 1976 tanggal 24 Maret 1976.
Alasan yang mendasari usulan tersebut adalah pelaksanaan Samsat yang
diujicobakan di DKI Jakarta selama 4 Tahun (1972-1976) yang menunjukan
keberhasilan dalam meningkatkan pendapatan daerah dan pelayanan kepada
masyarakat.Ternyata usulan tersebut mendapat dukungan dari peserta
penataran dan menghasilkan suatu keputusan untuk melaksanakan Samsat di
seluruh Indonesia.
Sebagai realisasi keputusan penataran yang disampaikan kepada
pimpinan pemerintah dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan
dan Menteri Pertahanan dan Keamanan, maka dikeluarkan persetujuan dari
pemerintah secara terpadu dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) yang
dikeluarkan oleh Menhankam, Menkeu dan Mendagri pada tanggal 28
Desember 1976 No. Pol. Kep. 13/XII/1976; Kep.1963/MK/VI/12/1976: 311
Tahun 1976. Untuk penjabaran SKB tersebut, dalam pelaksanaannya disusun
pedoman/petunjuk pelaksanaan sistem Administrasi Manunggal dibawah satu
32
33
atap dalam pengeluaran STNK, pembayaran PKB/BBNKB, SWDKLLJ yang
dituangkan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 1977
Tanggal 28 Juni 1977. Untuk merealisasikan pelaksanaan Samsat urusan PKB,
BBNKB, SWDKLLJ dan STNK diawali dengan kegiatan survey ke Dinas
Pendapatan Daerah DKI Jakarta dan secara khusus ke Kantor Samsat DKI
Jakarta yang gedungnya berada di Komplek Kodak Metro Jaya. Hasil survey
yang dibawa dari DKI Jakarta tersebut, diolah dalam forum rapat koordinasi
ketiga unsur (Polda, Jasa Raharja dan Badan Keuangan) secara berulang-ulang
untuk memadukan kesatuan pendapat, dan akhirnya dengan saling pengertian
dan ketiga unsur menhasilkan rencana terpadu yang ditandatangani oleh ketiga
pimpinan tersebut.
4.1.2 Visi dan Misi
1. Visi Kantor Samsat Kota Gorontalo
Visi dari Kantor Samsat Kota Gorontalo yaitu terwujudnya pelayanan
prima berbasis teknologi informasi menuju pemerintahan yang bersih di Kota
Gorontalo.
2. Misi Kantor Samsat kota Gorontalo
Misi dari Kantor Samsat Kota Gorontalo meliputi beberapa hal yakni
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di Kota Gorontalo,
meningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan identifikasi dan keamanan
kepemilikan kendaraan bermotor dan meningkatkan penerimaan daerah dan
pusat.
34
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Samsat Gorontalo
a. Aparat pelaksana Kantor Bersama Samsat terdiri dari unsur
direktorat lalu Lintas Kepolisian Daerah, Badan Keuangan Propinsi
Gorontalo dan PT Jasa Raharja (persero) Cabang.
b. Penanggung Jawaban Kegiatan
1. Unit Pelayanan: Petugas Badan Keuangan dan Polda
2. Unit Administrasi: Petugas Badan Keunagan, Polda dan Jasa
Raharja
3. Unit Pelayanan: Petugas Badan Keuangan (Bendaharawan
Samsat)
4. Unit Percetakan: Petugas Badan Keuangan dan Polda
5. Unit Penyerahan: Petugas Polda
6. Unit Arsip: Petugas polda dan Badan Keuangan
7. Unit Informasi: Petugas Polda dan Badan Keuangan
c. Koordinator pada Kantor Bersama Samsat, dijabat oleh:
1. Samsat Ibu Kota Propinsi: Pa. Regident DitlantasPola
2. Samsat Daerah Kabupaten atau Kota: Pa. Lantas fungsi
Regident.
4.1.4 Aparat Samsat Kota Gorontalo
1. Personil yang ditugaskan di Kantor Bersama Samsat harus memiliki
kualifikasi tertentu yang ditetapkan oleh Tim Pembina Samsat Pusat
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
2. Jumlah Personil yang ditugaskan di Kantor Bersama Samsat di
tetapkan oleh Tim Pembina Samsat Pusat berdasarkan beban
tugas/jumlah pelayanan.
35
3. Personil yang ditugaskan di Kantor Bersama Samsat tidak diberikan
tugas lain diluar Samsat
4. Setiap mutasi Personil Kantor Bersama Samsat harus
sepengetahuan Pembina Samsat Propinsi Gorontalo
5. Untuk peningkatan disiplin dan sikap mental Personil Kantor
Bersama Samsat, harus dilakukan Pembinaan oleh Tim Pembina
Samsat secara berkala.
6. Untuk meningkatkan profesionalisme Personil Kantor Bersama
Samsat dilakukan Program Orientasi/Pembekalan oleh Tim
Pembina Samsat Pusat dan atau Propinsi Gorontalo
4.1.5 Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja Kantor Bersama Samsat
Kota Gorontalo
Dalam rangka melaksanakan instruksi Surat Keputusan Bersama
Menteri Ketahanan dan Keamanan, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor. Pol. Kep. 13/XII/09, Nomor: Kep. 1693/MK/IV/12/1996, dan
Nomor 311 tahun 2009, maka Gubernur Gorontalo, Polda Gorontalo dan Kepala
Cabang Utama Perum Asuransi Kerugian Jasa Raharja Gorontalo mengadakan
kerja sama yang ketentuan-ketentuannya dituangkan dalam Naskah Kerjsama
Gubernur Gorontalo, Polda Gorontalo dan Kepala Cabang Utama Perum
Asuransi Kerugian Jasa Raharja Gorontalo Tanggal 8 November 2009 Nomor
KS/2/9, Nomor Pol. Dak. IX/KA/125/XI/2009 dan Nomor P/R/29/XI/2009 tentang
pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan Pendapatan Negara dan
Daerah, khususnya mengenai pengurusan STNK, PKB, BBNKB dan Jasa
Raharja.Ketentuan-ketentuan yang dituangkan dalam naskah kerja sama
tersebut antara lain:
36
a. Asas dan Tujuan
Kerja sama antara Pemerintah Propinsi Gorontalo, Polda Gorontalo dan
Perum Asuransi Kerugian Jasa Raharja Gorontalo didasarkan atas asas
otonomi dan saling menghormati. Tujuan dari kerja sama yaitu:
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor
khususnya dalam hal pengurusan STNK
2. Meningkatkan Pendapatan Negara dan Pendapatan Daerah Propinsi
Gorontalo
3. Mengamankan dan menertibkan pelaksanaan pelaksanaan pungutan
Pajak-Pajak Daerah, khususnya PKB, BBNKB dan SWDKLLJ
b. Bentuk kerja sama
Bentuk kerja sama diwujudkan dalam Samsat (Online System Under One
Roof Operation), yang pelaksanaannya dengan mendirikan Kantor bersama
dibawah satu atap. Para pelaksana Samsat terdiri dari tiga instansi, yaitu
Badan Keuangan Propinsi Gorontalo, Perum Asuransi Kerugian Jasa
Raharja Gorontalo dan Polda.Dalam melaksanakan Samsat disesuaikan
dengan fungsi dan tugas masing-masing instansi yang bersangkuatan.
c. Kedudukan
Tiga instansi yang melaksanakan Samsat tersebut, masing-masing
mempunyai kedudukan yang sama.
d. Organisasi
Bagan Struktur Organisasi dari instansi-instansi yang tergabung dalam
pelaksanaan Kantor bersama dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah
Propinsi dapat membentuk Samsat Pembantu dan atau Samsat Keliling di
37
setiap Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota dengan memperhatikan kondisi
situasi Daerah setempat.Petunjuk pelaksanaan Samsat Pembantu dan Samsat
Keliling ditetapkan oleh Tim Pembina Samsat Pusat.
4.1.6 Mekanisme Pelayan Pada Kantor Bersama Samsat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan Samsat, dibentuk tujuh kelompok kerja dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Kelompok kerja penyediaan formulir permohonan dan penerangan. Pada
kelompok kerja ini petugas pelayanan adalah dari Polda dan Badan
Keuangan. Polda mempunyai tugas menyediakan dan memberikan formulir
permohonan pendaftaran sesuai dengan permintaan permohonan;
memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran;
membukukan semua formulir yang diterima, dikeluarkan dan sisanya setiap
hari; mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada
buku registrasi penyediaan formulir; memberikan tanda atau paraf pada
setiap persyaratan permohonan; menerima formulir kembali yang rusak
untuk diganti dengan yang baru. Sedangkan tugas dari Badan Keuangan
yaitu memberikan penerangan kepada pemohon tentang kewajibannya
sebagai wajib pajak.
b. Kelompok kerja pendaftaran, penelitian dan penetapan. Pada kelompok
kerja ini pelayanan dilakukan oleh petugas dari Polda dan Badan
Keuangan.
1. Sub Kelompok Kerja Pendaftaran
a) Petugas dari Polda bertugas menerima, meneliti kelengkapan dan
keabsahan berkas permohonan;
38
b) Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang daftar agunan
(Jaminan);
c) Membubuhkan paraf pada tanda penerimaan formulir permohonan
yang telah diteliti dan diterima serta memberikan tanda penerimaan
kepada pemohon;
d) Memberikan nota pemeriksaan fisik kendaraan bermotor kepada
kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor;
e) Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor
disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor;
f) Menggabungkan berkas baru dengan arsip yang ada kedalam Map
yang telah disediakan;
g) Meneruskan berkas yang telah diteliti kepada petugas Badan
Keuangan. Selain itu petugas dari Badan Keuangan betugas meneliti
berkas yang diterima dari petugas Kepolisian dan membubuhkan
paraf atas kelengkapan persyaratan, meneruskan berkas kepada
petugas Polda bagian registrasi dan penomoran, memberitahukan
kepada petugas Polda dan Jasa Raharja apabila ditemukan
kekeliruan atau kekurangan persyaratan administrasi yang
diperlukan.
2. Sub Kelompok Kerja Registrasi dan Penomoran dari Petugas Polda
bertugas:
a) Menerima berkas dari Petugas Badan Keuangan;
b) Meregistrasi dan memberikan nomor Polisi sesuai dengan sistem
penomoran yang berlaku;
c) Mencantumkan nomor Polisi pada Dokumen Permohonan;
39
Melanjutkan berkas kepada Sub Kelompok Kerja Penetapan.
3. Sub kerja Kelompok Penetapan
Petugas Badan Keuangan bertugas:
a) Menerima dan meneliti berkas dari kelompok registrasi dan
penomoran; menetapkan besarnya PKB dan BBNKB dan pungutan
lainnya dalam nota perhitungan pajak (Notice Pajak);
b) Membukukan, memberikan nomor SKUM dan Kohir pada Notice
Pajak; meneruskan kepada Petugas Jasa Raharja.
c) Petugas dari Jasa Raharja bertugas menerima dan meneliti berkas
yang diterima dari Petugas Badan Keuangan;
d) Menetapkan SWDKLLJ dan dendanya harus dibayar oleh pemohon
dalam formulir permohonan maupun dalam Nota Perhitungan Pajak;
e) Membukukan penetapan SWDKLLJ; meneruskan berkas tersebut
kepada Sub Kelompok Kerja Pengetikan.
4. Sub Kelompok Kerja Pengetikan bertugas untuk:
a) Petugas Polda dan Badan Keuangan melaksanakan pengetikan
pada blanko STNK;
b) Mencatat blanko STNK yang diterima, dipakai dan sisanya setiap
hari, serta mempertanggung jawabkan setiap lembar penggunaan
blanko STNK tersebut;
c) Meneruskan berkas kepada kelompok kerja pemeriksaan
penyelesaian administratif
c. Kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor (Cek Fisik
Kendaraan). Ini dilakukan oleh petugas dari Polda yang mempunyai tugas:
40
1. Menerima nota penerimaan fisik kendaraan bermotor dari kelompok kerja
pendaftaran;
2. Melakukan pemeriksaan identitas kendaraan bermotor (motor mesin,
nomor angka, warna dan lain-lain) maupun kelengkapan teknis
keselamatan kendaraan;
3. Menyerahkan hasil pemeriksaan kepada kelompok kerja pendaftaran.
d. Kerja pemeriksaan penyelesaian administrasi (Final Check) dilakukan oleh
Petugas Polda, Badan Keuangan dan P.T (Persero) A.K. Jasa Raharja
yang bertugas masing-masing petugas meniliti kembali kebenaran
penetapan dan pengetikan serta persyaratan administrasinya, setelah itu
masing-masing petugas membubuhkan paraf pada blanko STNK yang
sudah diketik.
1. Petugas Polda disebelah kiri nama pejabat yang menandatangani STNK;
2. Petugas Badan Keuangan disebelah kanan bawah pada kolom kosong
dibawah jumlah yang harus dibayar;
3. Petugas P.T (Persero) A.K Jasa Raharja disebelah kiri bawah pada kolom
kosong dibawah jumlah yang harus dibayar; membukukan biaya
administrasi; menyerahkan berkas kepada kelompok kerja penerimaan,
pembayaran dengan ekspedisi.
e. Kelompok Kerja Penerimaan Pembayaran. Ini dilakukan oleh Petugas dari
Polda dan Bendaharawan.
1. Petugas Polda bertugas:
a) Menerima berkas dari kelompok kerja pemeriksaan penyelesaian
administrasi;
41
b) Menyerahkan nota perhitungan pajak dan blanko STNK yang sudah
diketik kepada Bendaharawan khusus penerima;
c) Menerima kembali nota perhitungan pajak dan STNK yang sudah
dibubuhi teraan Kas Register, kemudian menyatukan kembali dalm
berkasnya serta mengirimkan berkas tersebut kepada kelompok kerja
pemesanan PNKB dan penyerahan dengan ekspedisi;
d) Mengirimkan berkas-berkas STNK yang belum dibayar kepada
kelompok kerja pendaftaran dan penetapan, dengan ekspedisi;
menerima setoran biaya PNKB dan biaya administrasi dari
Bendaharawan khusus penerima.
2. Bendaharawan khusus yaitu bertugas:
a) Menerima nota perhitungan pajak dan blanko STNK yang sudah
diketik dari Petugas Polda pada kelompok kerja penerimaan
pembayaran;
b) Mengumumkan nomor kendaraan bermotor yang siap dibayar melalui
papan tulis atau pengeras suara;
c) Menerima, membubuhkan teraan Kas Register pada STNK/STCK
dan membukukan pembayaran;
d) Menyerahkan nota perhitungan pajak dan STNK yang sudah ditera
Kas Register kepada Petugas Polda dalam kelompok kerja
penerimaan pembayaran;
e) Menerima pembayaran PNKB dari pemilik/pemegang kendaraan
bermotor; menyetorkan hasil penerimaan pembayaran kepada
masing-masing instansi berikut data penerimaan yang dibuat oleh
Bendaharawan khusus penerima
42
f. Kelompok Kerja Pemesanan PNKB DAN Penyerahan.
1. Sub kelompok kerja pemesanan PNKB, dari Petugas Polda bertugas:
a) Menerima berkas permohonan dari Petugas Polda pada kelompok
kerja penerimaan pembayaran;
b) Membuat pesanan plat nomor setelah meneliti pelunasan kewajiban
pembayaran dan mengirimkannya kepada pabrik plat nomor dengan
ekspedisi;
c) Meneruskan berkas permohonan STNK kepada sub kelompok
penyerahan.
2. Sub kelompok penyerahan, ini dilakukan oleh Petugas dari Polda, Badan
Keuangan dan P.T (Persero) A.K Jasa Raharja yang bertugas:
a) Menerima berkas permohonan STNK yang sudah dibayar;
b) Menerima plat nomor dari pabrik plat nomor; Menggabungkan STNK
asli, plat nomor dan persyaratan lainnya milik pemohon;
c) Menyerahkan STNK asli, plat nomor serta persyaratan-persyaratan
lainnya milik pemohon, setelah pemohon menunjukan nota
perhitungan pajak yang asli;
d) Meminta kembali tanda penerimaan yang telah dibubuhi tanda
tangan dan nama terang pemohon sebagai tanda telah diterima
kembali syarat-syarat milik pemohon;
e) Memisahkan lembar tindasan STNK untuk disampaikan kepada
petugas ketiga instansi;
f) Membukukan dan meneruskan berkas kepada kelompok kerja arsip
dengan ekspedisi.
g. Kelompok Kerja Arsip
43
Dalam kelompok ini dilakukan oleh Petugas dari Polda dan Badan Keuangan
yang bertugas:
1. Menerima berkas arsip dari kelompok kerja pemesanan PNKB dan
Penyerah;
2. Mencatat jenis macam dokumen yang disimpan dalam Map Arsip;
3. Menata usahakan berkas-berkas kedalam kelompok-kelompok sehingga
memudahkan pencarian kembali;
4. Membukukan arsip-arsip yang diterima dan yang dikeluarkan;
5. Menyusun dan menyiapkan berkas-berkas surat kendaraan bermotor
untuk data pendaftaran ulang;
6. Memisahkan berkas-berkas surat kendaraan bermotor untuk data
pendaftaran ulang. Selain itu ada juga sarana yang meliputi Rak Arsip,
Ruang Arsip, Buku Registrasi, Buku Ekspedisi.
4.2 AnalisisProfil Responden
Tabel 2 Profil Responden (Jenis Kelamin)
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 24 68.6 68.6 68.6
Perempuan 11 31.4 31.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa seluruh responden
yang ikut berpartisipasi dalam pengisian angket/kuisioner sejumlah 35 orang
(valid), dimana sebanyak 24 orang atau (68.6%) yang berjenis kelamin laki-laki
44
dan sisanya sebanyak 11 orang atau (31.4%) yang berjenis kelamin
perempuan.
Tabel 3Profil Responden (Agama)
Agama
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 28 80.0 80.0 80.0
Kristen 6 17.1 17.1 97.1
Hindu 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan hasil pengolahan sampel dalam bagian deskripsi
responden diatas, diketahui terdapat 35 Pelanggan yang menjadi sampel pada
penelitian ini, dimana terdapat sebesar 28 orang beragama Islam dengan
persentase 80%, yang beragama Kristen sebanyak 6 orang dengan persentase
17,1%, dan sisanya sebanyak 1 orang pelanggan atau responden beragama
Hindu dengan persentase 2,9.
Tabel 4Profil Responden (Pendidikan Terakhir)
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMU 15 42.9 42.9 42.9
Diploma 8 22.9 22.9 65.7
Sarjana 8 22.9 22.9 88.6
Lainnya 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber data : Data Olahan 2013
Tabel diatas menunjukkan keadaan responden pada Kantor SAMSAT
Kota Gorontalo dilihat dari tingkat pendidikan terakhir, dimana sebanyakterdapat
45
sebanyak 15 responden yang berpendidikan SMA dengan persentase 42,9%,
terdapat masing-masing 8 responden yang berpendidikan Diploma dan Sarjana
dengan persentase masing-masing 22,9%, dan 4 orang lain-lain (Master)
dengan persentase 11,4%.
Tabel 5Profil Responden (Umur)
Umur
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-30 tahun 19 54.3 54.3 54.3
31-40 tahun 9 25.7 25.7 80.0
41-50 tahun 4 11.4 11.4 91.4
50 thn keatas
3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang
berpartisipasi paling banyak 19 responden atau 54,% berusia antara 21-30
tahun, 9 responden atau 25.7% berusia antara 31-40 tahun, 4 responden atau
11,4 responden berusia antara 41-50 tahun, dan yang berusia 50 tahun keatas
terdapat 3 respinden atau 8,6%.
Tabel 6Profil Responden (Lama Bekerja)
Lama Bekerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang dari 5 tahun
20 57.1 57.1 57.1
5-10 tahun 13 37.1 37.1 94.3
10 tahun keatas 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber data : Data Olahan 2013
46
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa terdapat 20
responden atau 57% yang berkerja kurang dari 5 tahun, selanjutnya 13
responden atau 37,1% telah bekerja selama 5-10 tahun, dan 2 responden atau
5,7% telah bekerja selama >10 tahun.
4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian
4.3.1 Uji Validitas Variabel
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan instrument penelitian mengukur hal-hal yang seharunya diukur.
Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya
instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Dimana uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Confirmatory Factor Analysis
Jika korelasinya lebih besar dari 0,3 maka pertanyaan yang dibuat dikatakan
valid, Setiaji (2004:59). Adapun untuk pengujian validitas pada setiap
pertanyaan untuk variable Kualitas Pelayananditampilkan pada tabel di halaman
selanjutnya.
47
Tabel 7Uji Validitas Variable Kualitas Pelayanan
Variable Pertanyaan Nilai r r-kritis Kesimpulan
X (Kualitas
Pelayanan)
Gedung dan Interior Kantor SAMSAT
.844
0.3
Valid
Kelengkapan sarana Kantor
.383 Valid
Pelayanan sesuai harapan
.466 Valid
Kepampuan Pegawai dlm memecahkan masalah
.688 Valid
Bagaimana memecahkan masalah (solusi)
.406 Valid
Respon yang baik dari Pegawai
.404 Valid
Pelayanan penuh rasa tanggungjawab
.673 Valid
Kemampuan pengetahuan Pegawai
.454 Valid
Sikap Pegawai dlm memberikan pelayanan
.361 Valid
Pegawai memberikan waktu dan tempat yang nyaman
.715 Valid
Gedung dan Interior Kantor SAMSAT
.844 Valid
Kelengkapan sarana Kantor
.383 Valid
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari
10 pertanyaan yang diajukan oleh responden, dimana sebanyak 10 pertanyaan
dikatakan valid karena lebih besar dari nilai kritis (0.3) yang ditetapkan. Dengan
demikian dapat dikatakan pertanyaan-pertanyaan yang mewakili variabel
Kualitas Pelayanan pada Kantor SAMSAT Kota Gorontalo adalah tepat atau
valid untuk mewakili variable X pada penelitian ini, sehingga dapat dilanjutkan
pada pengujian validitas untuk variabel Kepuasan Pelanggan pada Kantor
SAMSAT Kota Gorontalo.
48
Tabel 8Uji Validitas Variable Kepuasan Pelanggan
Variable Pertanyaan Nilai r r-kritis Kesimpulan
Y
(Kepuasan
Pelanggan)
Selalu datang ke SAMSAT utk menyelesaikan pajak
.370
0.3
Valid
Selalu diperhatikan Pegawai
.449 Valid
Pernah menggunakan jasa pembayaran pajak yang lain
.895 Valid
Menceritakan pengalaman positif dengan orang lain
.862 Valid
Selalu ada hal yang menarik di Kantor SAMSAT
.374 Valid
Pernah menceritakan hal yang buruk ttg SAMSAT
.859 Valid
Pelayanan SAMSAT sesuai standar
.394 Valid
Penjelasan yg baik terkait pengurusan pajak
.722 Valid
Pelayanan sesuai harapan
.871 Valid
Penjelasan yg baik mengenai solusi masalah
.968 Valid
Selalu datang ke SAMSAT utk menyelesaikan pajak
.370 Valid
Selalu diperhatikan Pegawai
.449 Valid
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dengan menggunakan
program SPSS 16.0, dapat dijelaskan bahwa keseluruhan pernyataan yang
diajukan kepada responden/konsumen Kantor SAMSAT Kota Gorontalo
dinyatakan valid karena diketahui bahwa nilai batas keberartiannya (r-kritis)
masih lebih rendah dari nilai r dari tiap variabel, sehingga dapat dikatakan
bahwa seluruh pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menjelaskan
variabel Kepuasan Pelanggan dalam penelitian ini sudah tepat dan valid
49
sehingga diharuskan untuk dilanjutkan ke pengujian selanjutnya yakni uji
reliabilitas tiap variabel.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah akurasi suatu perkiraan dalam mengukur instrumen
yang di olah melalui jawaban responden jika dikenakan pertanyaan yang sama
pada waktu yang sama pula. Untuk mengukur reabilitas menggunakan nilai
Cronbach’s Alpha.Menurut Sekaran (2000) “Koefisien Reliabilitas yang terdekat
atau yang dapat diterima adalah jika mendapatkan nilai sampai 1.0. pada
umumnya, jika nilai reliabilitas yang di dapatkan dari Cronbach alpha kurang
dari 0.6 akan sangat sulit untuk mengukurnya, 0.7 dapat diterima, dan 0.8
adalah bagus”.Adapunhasil Uji reliabilitas tiap variabel pada penelitian ini
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 9Variabel Kualitas Pelayanan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.812 .775 10
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah pertanyaan
yang disajikan pada variabel Kualitas Pelayanan sebanyak 10 butir (n), dimana
mengahasilkan nilai Cronbach’ Alpha sebesar 0.812, atau distandarkan menjadi
0.775, dimana hal tersebut berarti keandalan (reliabilitas) variabel Kualitas
Pelayanan pada penelitian ini adalah ‘baik’ atau dapat diterima sehingga dapat
dilanjutkan pada pengujian selanjunya.
50
Tabel 10Variabel Kepuasan Pelanggan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.800 .877 10
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan data pada tabel sebelumnya yang diolah dengan
menggunakan program SPSS versi 16.0 diketahui bahwa N atau jumlah
pertanyaan yang berhubungan dengan variabel Kepuasan Pelanggan pada
angket disebarkan sebanyak 10 buah, dengan nilai alpha sebesar 0.800 dan
telah distandarisasi menjadi 0.877. hal tersebut berarti variabel Kepuasan
Pelanggan dengan berisi pertanyaan-pertanyaan didalamnya adalah sangat
baik kehandalannya untuk diteliti atau realibel.
4.3.3 Hasil Uji Analisis Regresi
Tabel 11Hasil Uji Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.206 .404 2.984 .005
Kualitas Pelayanan Kantor Samsat
.695 .111 .738 6.274 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
Sumber data : Data Olahan 2013
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai konstan untuk
variabel Kepuasan Pelanggan adalah sebesar 1.206, atau menjelaskan bahwa
jika seluruh model dalam variabel independen (Kualitas Pelayanan) tidak
memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan, maka diperoleh rata-rata
nilai 1.206 satuan untuk Kepuasan Pelanggan pada Kantor SAMSAT Kota
51
Gorontalo. Selanjutnya diketahui nilai regresi untuk variabel Kualitas Pelayanan
adalah sebesar 0.738, yang berarti setiap atau apabila terjadi penambahan 1
poin bagi variabel independen atau Kualitas Pelayanan Kantor SAMSAT, maka
akan diikuti sebesar 0.738 satuan Kepuasan Pelanggan yang diterima.
4.3.4 Uji Koefisien Analisis Regresi
a. Uji t (parsial)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel sebelumnya, diperoleh
nilai t hitung untuk variabel Kualitas Pelayanan sebesar 6.274> 0.00, atau t
hitung Kualitas pelayanan Kantor SAMSAT lebih besar dari nilai signifikansinya,
hal tersebut dapat dinyatakan bahwa Kualitas Pelayanan yang diterapkan pada
Kantor SAMSAT memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap
Kepuasan Pelanggan yang diterima. Hal tersebut dapat diperkuat apabila nilai t
hitung lebih besar dari t tabel yang mana diketahui bahwa nilai t tabel sebesar
0.683. Dengan demikian diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel
atau 6.274> 0.683. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan
yang diterapkan pada Kantor SAMSAT Kota Gorontalo memiliki pengaruh
secara parsial terhadap Kepuasan Pelanggan yang diterima.
b. Uji F (simultan)
Tabel 12 Uji F
ANOVAb
Model Df F Sig.
1 Regression 1 39.367 .000a
Residual 33
Total 34
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan Kantor Samsat
b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Sumber data : Data Olahan 2013
52
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai F hitung sebesar
39.367>0.00 nilai signifikansinya, hal tersebut berarti variabel Kualitas
Pelayanan pada Kantor SAMSAT Kota Gorontalo memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Pelanggan. hat tersebut
juga diperkuat apabila nilai F hitung yang didapat lebih besar dari nilai F tabel,
yang mana diketahui nilai F tabel dalam taraf df-1 (34) sebesar 4.17, atau nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel sehingga dalam hal ini memperkuat
pernyataan sebelumnya bahwa penerapan pelayanan pada Kantor SAMSAT
Kota Gorontalo memiliki pengaruh secara simultan terhadap tingkat kepuasan
pelanggan.
4.3.5 Koefisien Determinasi (R)
Tabel 13 Koefisien Determinasi (R)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .738a .544 .530 .70699
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan Kantor
Samsat
b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Sumber data : Data Olahan 2013
Dari tampilan output SPSS 16.0 diatas, dinyatakan nilai adjust R adalah
0.738 yang kemudian distandarkan dengan nilai R square sebesar 0.544 atau
54.4%. hal ini menjelaskan bahwa sebesar 54.4% dari variabel Kepuasan
Pelanggan pada Kantor SAMSAT Kota Gorontalo dapat dijelaskan melalui
variabel Kualitas Pelayanan yang diterapkan. Selanjutnya nilai Standard Error of
the Estimate adalah nilai yang menunjukkan keakuratan variabel yang menjadi
pengaruh sebagai penjelas variabel Dependent. Dimana semakin kecil SEE
53
akan membuat penjelasan dengan menggunakan model regresi semakin tepat.
Dalam hal ini nilai SEE sebagaimana ditunjukkan pada tabel diatas sebesar
0.707 atau masih dalam taraf kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keberpengaruhan antar variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah akurat.
Adapun sebesar 45.6% yang lain dari penjelas variabel Kepuasan
Pelanggan pada Kantor SAMSAT Kota Gorontalo dapat dijelaskan melalui
faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti Kualitas Produk,
Harga atau biaya, Promosi, dan lain-lain
4.3.6 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian data yang dijelaskan pada tabel-tabel
diatas, maka diperoleh kesimpulan akan hipotesis pada penelitian ini yakni
diterima atau Kualitas Pelayanan yang diterapkanm pada Kantor SAMSAT Kota
Gorontalo memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial
terhadap Kepuasan Pelanggan yang diterima.
4.4 Pembahasan
Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan
pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk
menjalin hubungan yang kuat dengan Instansi/Perusahaan. Dalam jangka
panjang ikatan ini memungkinkan Intansi/Perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan konsumen serta kebutuhannya. Dengan demikian
Instansi/Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan pada
gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan/loyalitas konsumen.
Dengan tercapainya kualitas layanan yang sempurna akan mendorong
54
terciptanya kepuasan konsumen karena kualitas layanan merupakan sarana
untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan dapat diwujudkan
dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin sesuai
dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Ketidakpuasan pada salah satu
atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi
terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk
meningkatkan kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus
tetap menjadi perhatian.
Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitaspelayanan
yang ada pada Kantor SAMSAT Kota Gorontaloberpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa pada kantor SAMSAT Kota
Gorontalo. Kualitas pelayanan ini memiliki pengaruh signifikan sebesar (t hitung
=6.274).
Kepuasan pelanggan hanya dapat tercapai dengan memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan sebab pelanggan membutuhkan
informasi dan petunjuk dari pegawai tentang tata cara penggunan barang yang
akan dibeli dan digunakan oleh pelanggan. Pelayanan yang baik sering dinilai
oleh pelanggan secara langsung dari pegawai sebagai orang yang melayani
atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu diperlukan usaha untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan agar dapat memenuhi
keinginan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, jadi kualitas pelayanan
merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh Instansi/Perusahaan agar
dapat tercapai kepuasan pelanggan.
Pendapat diatas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nasution
(2004:47), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
55
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang nyata-nyata
mereka terima/diperoleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan atau inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu
Instansi/Perusahaan.
Walaupun demikian usaha Instansi/Perusahan dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan belumlah maksimal, Ada hal-hal yang lain yang belum
mendapatkan perhatian dari Instansi/Perusahan yang juga sangat berpengaruh
pada kepuasan pelanggan, dari hasil analisis yang lebih jauh dan berdasarkan
pendapat beberapa pelanggan, masih terdapat beberapa hal yang kurang
dalam hal meningkatkan kepuasan pelanggan dan masih perlu diperbaiki antara
lain: sosialisasi ke masyarakat tentangberupa pelayanan pajak kendaraan
bermotor, pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan lain-lain. Dalam
melakukan pengurusan balik nama kendaraan bermotor, masyarakat harus
senantiasa mengikuti aturan-aturan yang telah dirancang sedemikian rupa oleh
SAMSAT Kota Gorontalo, hal ini jelas mempengaruhi kepuasan pelanggan
sebab. Hal lain yang perlu diperbaiki Instansi/Perusahaan yakni seperti contoh
kasus yang terjadi pada saat seorang pelanggan mengurus balik nama
kendaraan bermotor, semua syarat sudah dipersiapkan, namun dalam proses
pengurusannya terlalu lama dan berbelit-belit sehingga harus menunggu balik
selama dua hari untuk menyelesaikan prosedurnya” (Suherdi Yahya,
wawancara 10 Mei 2013).
Permasalahan di atas jelas sangat berpengaruh dengan kepuasan
pelanggan, sehingga Kantor SAMSAT Kota Gorontalo perlu memperbaiki segala
56
kekurangan tersebut dalam upaya peningkatan kepuasan pelanggan sehingga
pelanggan akan menjaga loyalitasnya juga.
Berdasarkan pengaruh dari variabel yang dijelaskan sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa pengaruhnya dapat ditunjukkan melalui
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada Kantor SAMSAT
Kota Gorontalo dapat dilihat dengan hasil yang diperoleh (R-Square)
sebesar0.544 atau sebesar 54.4%.
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan, kualitaspelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil ini
menunjukkan bahwa dengan memperhatikan dan menjaga kualitas pelayanan
yang baik dapat meningkatkan kepuasan pelanggan kantor SAMSAT Kota
Gorontalo.