Ringkasan materi matematika
-
Upload
medi-harja -
Category
Education
-
view
1.751 -
download
3
Transcript of Ringkasan materi matematika
28
Ringkasan Materi Matematika
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 28 11/07/2012 11:17:03
29
Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
1 Bab
Kelas X Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan bentuk
pangkat, akar, dan logaritma.
Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma.
Bentuk pangkat meliputi: pangkat bulat positif,
pangkat bulat negatif, dan pangkat nol.
Secara umum perpangkatan bulat positif suatu
bilangan real didefinisikan sebagai
an = a × a × a × ... × a
sebanyak n faktor
Sifat-sifat bilangan berpangkat bilangan bulat
untuk a, b ∈ R; m, n ∈ B ; a ≠ 0, b ≠ 0 (dengan R adalah
himpunan bilangan real dan B adalah himpunan
bilangan bulat) adalah sebagai berikut,
1) am × an = am +n
2) m
m nn
aa
a−=
3) (am)n = am × n
4) (ab)n = an × bn
A. Bentuk Pangkat
5)
n n
n
a ab b
=
6) a0 = 1
8) 1 n
naa
− =
Pada bentuk akar berlaku sifat-sifat:
1) mnmn a a=
2) m a n b m n a b× = × ×
3) =m a m an bn b
4) n mmnm na a a a× = ×
5) nm
mnmn
a aab
=
Logaritma merupakan invers (kebalikan) dari
perpangkatan, sehingga dapat didefinisikan sebagai
berikut.
x = an ⇔ alog x = n
untuk a > 0, a ≠ 1 dan x > 0.
Keterangan:a =bilangan pokok atau basis logaritmax = numerus, bilangan yang dicari logaritmanya, x > 0n = hasil logaritma, nilainya dapat positif, nol, atau negatif
B. Bentuk Akar
C. Logaritma
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 29 11/07/2012 11:17:06
30
Sifat-sifat logaritma:
1) alog a = 1
2) alog 1 = 0
3) alog x + alog y = alog (x . y)
4) alog x – alog y = alog xy
5) alog xn = n . alog x
6) alog x = loglog
c
c
xa
7) alog x = 1logx a
8) loga xa x=
9) log . logna m am
x xn
=
10) alog 1loga x
x= −
11) 1
log logaa x x= −
12) alog x . xlog y = alog y
13) alog an = n
14) log2x = log x . log x
15) log-1 x = 1log x
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 30 11/07/2012 11:17:07
31
Kelas X Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
fungsi, persamaan dan
fungsi kuadrat serta
pertidaksamaan kuadrat
Memahami konsep fungsi
Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pemasangan ang gota-anggota himpunan A dengan
anggota-anggota himpunan B. Sedangkan suatu
fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu
relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan
tepat satu anggota B.
Fungsi f dari himpunan A ke B ditulis
f : A → B (dibaca: fungsi f memetakan A ke B)
Pada fungsi f : A → B berlaku
1) Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari
f, ditulis Df.
2) Himpunan B disebut daerah kawan (kodomain)
dari f.
3) Himpunan dari semua peta f di B disebut daerah
hasil (range) dari fungsi tersebut, ditulis Rf..
Bentuk umum persamaan kuadrat dalah:
ax2 + bx + c = 0 ; a, b, c ∈ R, a ≠ 0
Akar-akar persamaan kuadrat dapat ditentukan
dengan:
1) memfaktorkan;
2) melengkapkan bentuk kuadrat sempurna;
3) menggunakan rumus abc:
2
1,2
42
b b acx
a− ± −=
Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kadrat:.
1) jumlah akar-akar persamaan kadrat:
x1 + x2 = ba
−
3) hasil kali akar-akar persamaan kadrat:
x1 . x2 = ca
Bentuk umum fungsi kuadrat
f(x) = ax2 + bx + c, a ≠ 0, a, b, c ∈R
Cara-cara menentukan fungsi kadrat:
a. jika diketahui titik potong dengan sumbu x di
x1 dan x2, diganakan maka
y = f(x) = a (x – x1) (x – x2);
b. jika diketahui koordinat titik puncak (titik balik)
nya P(p,q), digunakan y = f(x) = a(x – p)2 + q;
c. jika melalui tiga titik yang diketahui, digunakan y = ax2 + bx + c.
Persamaan dan Fungsi
2 Bab
A. Pengertian Relasi dan Fungsi
B. Persamaan Kuadrat
C. Fungsi Kuadrat
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 31 11/07/2012 11:17:13
32
Kelas X Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dan pertidaksamaan satu
variabel
Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran linear dan kuadrat dalam dua variabel
Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan penafsirannya
Sistem persamaan linear terdiri atas dua atau lebih
persamaan linear. Sistem persamaan linear terbagi
atas:
1) Sistem persamaan linear dengan dua variabel.
Bentuk umumnya adalah
ax + by = cpx + qy = r
;
a, b, c, p, q, r bilangan real.
2) Sistem persamaan linear dengan tiga variabel.
Bentuk umumnya adalah
kx ly mz npx qy rz s
+ + = + + =
ax + by + cz = d ;
a, b, c, d, k, l, m, n, p, q, r, s bilangan real.
3) Sistem persamaan linear dengan persamaan
kuadrat. Bentuk umumnya adalah
2
y ax b
y px qx r
= + = + +
;
a, b, p, q, r bilangan real.
4) Sistem persamaan kuadrat dengan dua variabel.
Bentuk umumnya adalah
2
2
y ax bx c
y px qx r
= + +
= + + ;
a, b, c, p, q, r bilangan real.
Untuk mencari himpunan penyelesaian sistem per-
samaan linear dengan dua variabel dan persamaan
kuadrat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1) substitusi,
2) eliminasi, dan
3) gabungan substitusi dan eliminasi.
Sistem Persamaan3
Bab
A. Sistem Persamaan Linear
B. Himpunan Penyelesaian Sistem Persamaan
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 32 11/07/2012 11:17:14
33
2) Sistem persamaan linear dengan tiga variabel.
Bentuk umumnya adalah
kx ly mz npx qy rz s
+ + = + + =
ax + by + cz = d ;
a, b, c, d, k, l, m, n, p, q, r, s bilangan real.
3) Sistem persamaan linear dengan persamaan
kuadrat. Bentuk umumnya adalah
2
y ax b
y px qx r
= + = + +
;
a, b, p, q, r bilangan real.
4) Sistem persamaan kuadrat dengan dua variabel.
Bentuk umumnya adalah
2
2
y ax bx c
y px qx r
= + +
= + + ;
a, b, c, p, q, r bilangan real.
Untuk mencari himpunan penyelesaian sistem
persamaan linear dengan dua variabel dan persamaan
kuadrat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1) substitusi,
2) eliminasi, dan
3) gabungan substitusi dan eliminasi.
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 33 11/07/2012 11:17:16
34
Kelas X Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
fungsi, persamaan dan
fungsi kuadrat serta
pertidaksamaan kuadrat
Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan aljabar
Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel dan penafsirannya
Pertidaksamaan adalah suatu kalimat terbuka yang
memuat satu variabel (peubah) atau lebih dan tanda-
tanda ketidaksamaan (<, >, ≤, atau ≥).
Berdasarkan pangkat dari variabelnya (bentuk
pertidaksamaan), pertidaksamaan dapat dibagi
atas:
1) Pertidaksamaan linear, yaitu suatu pertidak -
samaan yang mempunyai variabel pangkat
satu.
Contoh: x + 4 < 2x + 7
2) Pertidaksamaan kuadrat, yaitu suatu pertidak-
samaan yang mempunyai variabel pangkat
dua.
Contoh: x2 – 2x + 4 < 7
3) Pertidaksamaan pecahan, yaitu suatu pertidak-
samaan yang mempunyai bentuk pecahan dan
mengandung variabel x pada penyebutnya.
Contoh: 2 3
01 2
xx
+ >−
4) Pertidaksamaan nilai mutlak (harga mutlak),
yaitu suatu pertidaksamaan yang mempunyai
tanda mutlak. Pada pertidaksamaan nilai mutlak
berlaku
• 0x > sama artinya –a < x < a.
• 0x < sama artinya x < –a atau x > a.
6) Pertidaksamaan bentuk akar, yaitu pertidak-
samaan yang variabelnya terletak di bawah
tanda akar. Cara penyelesaiannya diawali
dengan menguadratkan kedua ruas.
Contoh: 1 0x − <
Pertidaksamaan4
Bab
A. Pengertian Pertidaksamaan
B.
Jenis-Jenis Pertidaksamaan
dan Penyelesaiannya
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 34 11/07/2012 11:17:17
35
Kelas X Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan logika
matematika dalam
pemecahan masalah
yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor
Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
Menentukan nilai kebenaran dari suatu per-nyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
Merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor yang diberikan
Menggunakan prinsip logika matematika yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor dalam penarikan kesimpulan dan pemecahan masalah
A. Kalimat Terbuka, Pernyataan, dan Negasinya
Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang memuat
variabel, nilai kebenarannya belum dapat ditentukan,
apakah bernilai benar atau salah.
Pernyataan adalah suatu kalimat yang dapat
ditentukan nilai kebenarannya, yaitu benar atau
salah, tetapi tidak dapat terjadi benar dan salah
bersamaan.
Ingkaran pernyataan (negasi penyataan) adalah
kebalikan dari penyataan. Jika pernyataan benar,
ingkarannya salah, dan sebaliknya.
Ingkaran dari p dinotasikan dengan ~p, dibaca:
tidak p atau bukan p atau tidak benar bahwa p
atau non-p.
Contoh:
p = Bandung adalah ibu kota Provinsi Jawa Barat.
(benar/B)
Ingkarannya:
∼ p = Bandung bukan ibu kota Provinsi Jawa Barat.
(salah/S)
∼ p = Tidak benar bahwa Bandung adalah ibu kota
Provinsi Jawa Barat. (salah/S)
B. Penyataan Majemuk
Perrnyataan majemuk adalah penyataan yang terdiri
dari dua pernyataan atau lebih dapat dihubungkan
Logika Matematika5
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 35 11/07/2012 11:17:18
36
dengan kata hubung, yaitu: ... dan ... , ... atau ... , jika
... maka ..., dan ... jika dan hanya jika ... .
Contoh: Hari ini mendung atau langit berwarna biru.
Jenis-Jenis Kalimat Majemuk
Ada empat pernyataan majemuk, yaitu:
1) Konjungsi, yaitu gabungan antara dua per-
nyataan dengan memakai kata hubung ”dan”,
dinotasikan dengan
p ∧ q dibaca: p dan q
Tabel kebenaran konjungsip q p ∧ q
B B B
B S S
S B S
S S S
2) Disjungsi, yaitu gabungan antara dua pernyataan
dengan memakai kata hubung ”atau”, dinotasi-
kan dengan
p ∨ q dibaca: p atau q.
Tabel kebenaran disjungsip q p ∨ q
B B B
B S B
S B B
S S S
3) Implikasi, yaitu gabungan antara dua pernyataan
dengan memakai kata hubung ”jika … maka …”,
dinotasikan dengan
p → q
dibaca: jika p maka q, p hanya jika q,p syarat
cukup untuk q, q syarat perlu untuk p, atau q
jika p
Tabel kebenaran implikasi:p q p → q
B B B
B S S
S B B
S S B
4) Biimplikasi, dibentuk dari (p → q) ∧ (q → p),
dinotasikan dengan
p ⇔ q
dibaca: p jika dan hanya jika q,
p syarat cukup dan perlu untuk q,
p ekuivalen dengan q
Tabel kebenaran biimplikas:p q p → q q → p p ⇔ q
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B
C. Ingkaran Pernyataan Majemuk
Ingkaran pernyataan majemuk terbagi atas
1) Ingkaran dari konjungsi, berlaku
~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
2) Ingkaran dari disjungsi, berlaku
~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
3) Ingkaran dari implikasi, berlaku
~(p → q) ≡ p ∧ ~q
4) Ingkaran dari biimplikasi, berlaku
~(p ⇔ q) ≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
D. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari implikasi p → q dapat dibentuk implikasi baru,
yaitu:
• Konvers: q → p
• Invers: ~p → ~q dan
• Kontraposisi: ~q → ~p
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 36 11/07/2012 11:17:20
37
E. Pernyataan Berkuantor dan Ingkarannya
Pernyataan berkuantor terdiri atas:
1) Pernyataan berkuantor universal, dinotasikan
dengan
∀p(x)
(dibaca: “Untuk semua x, berlakulah p(x)”)
Ingkarannya adalah
~(“∀ p(x)) ≡ ∃x ~p(x) (dibaca: “ingkaran
untuk semua x yang berlaku p(x) adalah
ada x yang bukan p(x)”).
3) Pernyataan berkuantor eksistensial, dinotasikan
dengan
∃(x) p(x)
(dibaca: “Ada x sehingga berlaku p(x)”)
Ingkarannya adalah
~(∃x p(x)) ≡ ∀x ~p(x)
(dibaca: “ingkaran beberapa x berlaku p(x)
adalah semua x bukan p(x)”).
F. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan terbagi atas:
1) Penarikan kesimpulan dari pernyataan majemuk,
dengan aturan
a) Modus Ponens, berlaku
Jika p → q benar dan p benar
maka pernyataan q bernilai benar.
p → q
p
∴ q
merupakan argumentasi yang sah.
b) Aturan Tollens, berlaku
Jika p→q benar dan ~q benar
maka pernyataan ~p bernilai benar.
p → q
~p
∴ ~q
c) Silogisme, berlaku:
Jika p → q dan q → r keduanya benar
maka p → r juga benar.
p → q
q → r
∴ p → r
3) Penarikan kesimpulan dari pernyataan ber-
kuantor
Contoh:
p(x) : Jika suatu segitiga merupakan segitiga
sama kaki maka mempunyai dua sudut
sama besar.
≡ Setiap segitiga sama kaki mempunyai dua
sudut sama besar.
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 37 11/07/2012 11:17:21
38
Kelas X Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah
Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri, dan penafsirannya
A. Perbandingan Trigonometri
Rumus-rumus perbandingan trigonometri
1) sin α = yr
=panjang sisi depanpanjang sisi miring
cos α = xr
=panjang sisi apitpanjang sisi miring
tan α = yx
=panjang sisi depanpanjang sisi apit
2) 1sin = ;
cos 1
cosec = ; sin
1 cos cotan = =
tan sin
αα
αα
ααα α
3) sin (90° – α) = cos α
cos (90° – α) = sin α
tan (90° – α) = cotan α
cotan (90° – α) = tan α
4) sin (180° – α) = sin α
cos (180° – α) = –cos α
tan (180° – α) = –tan α
cotan (180° – α) = –cotan α
5) sin (180° + α) = –sin α
cos (180° + α) = –cos α
tan (180° + α) = tan α
cotan (180° + α) = cotan α
Trigonometri6
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 38 11/07/2012 11:17:23
39
B. Fungsi Trigonometri
Fungsi trigonometri dapat berbentuk sebagai
berikut,
1) f(x) = a sin (kx + b)
Periode = 360 2
k k° π=
nilai maksimum = a nilai minimum = – a
2) f(x) = a cos (kx + b)
Periode = 360 2
k k° π=
nilai maksimum = a nilai minimum = – a
3) f(x) = a tan (kx + b)
Periode = 180
k k° π=
Tidak ada nilai maksimum dan minimum.
C. Identitas Trigonometri
Contoh identitas trigonometri
1) sin2 a + cos2 a = 1
2) 1 + tan2 a = sec2 a
D. Persamaan Trigonometri
Untuk k ∈ B (B = himpunan bilangan bulat), diperoleh
persamaan sebagai berikut,
1) Jika sin x = sin a, penyelesaiannya adalah
x1 = a + k . 360° x2 = (180° – a) + k . 360°
2) Jika cos x = cos a, penyelesaiannya adalah
x1 = a + k . 360° x2 = –a + k . 360°
3) Jika tan x = tan a, penyelesaiannya adalah
x = a + k . 180°
4) Jika cotan x = cotan a, penyelesaiannya adalah
x = a + k . 180°
E.
Aturan Sinus, Aturan Kosinus, dan Rumus
Segitiga
Aturan sinus:
sin sin sina b c= =
α β γ
Aturan kosinus:
1) a2 = b2 + c2 – 2bc cos α
2) b2 = a2 + c2 – 2ac cos β
3) c2 = a2 + b2 – 2ab cos γ
Luas segitiga:
1. sin
21
sin 2
1. sin
2
ABC
ABC
ABC
L b c
L ac
L a b
∆
∆
∆
= α
= β
= γ
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 39 11/07/2012 11:17:25
40
Kelas X Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga
A.
Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang
pada Bangun Ruang
Kedudukan titik dibedakan atas:
1) Titik terletak pada garis
2) Titik terletak di luar garis
3) Titik terletak pada bidang
4) Titik terletak di luar bidang
Kedudukan suatu garis terhadap garis lain (dua garis)
dibedakan atas:
1) Berimpit 3) Berpotongan
3) Sejajar 4) Bersilangan
Kedudukan suatu bidang terhadap bidang lain (dua
bidang) dibedakan atas:
1) Berimpit
2) Sejajar
3) Berpotongan
Ruang Dimensi Tiga7
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 40 11/07/2012 11:17:26
41
B. Proyeksi Ruang
Proyeksi ruang meliputi:
1) Proyeksi titik pada garis.
2) Proyeksi titik pada bidang.
3) Proyeksi garis pada bidang.
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 41 11/07/2012 11:17:28
42
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive
Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta penafsirannya
Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data, serta penafsirannya
Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah
Menentukan ruang sampel suatu percobaan
Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya
A. Statistika
Perbedaan Pengertian Statistik dengan Statistika
Statistik merupakan kumpulan angka-angka dari
suatu permasalahan, sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai masalah tersebut. Sedangkan
statistika adalah cara ilmiah yang mem pelajari
pengumpulan, pengaturan, perhitungan, peng-
gambaran, dan penganalisisan data, serta penarikan
kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan
yang dilakukan, dan pembuatan kesimpulan yang
rasional.
Penyajian Data Tunggal Penyajian data dapat berupa:
1) Diagram batang, yaitu penyajian data dengan
menggunakan batang-batang berbentuk
persegi panjang dengan lebar batang yang
sama dan dilengkapi dengan skala tertentu
untuk menyatakan banyaknya tiap jenis data.
2) Diagram lingkaran, yaitu penyajian data statistik
dengan menggunakan gambar yang berbentuk
lingkaran, yang dibagi atas juring-juring.
3) Diagram garis, yaitu penyajian data pada
bidang Cartesius dengan menghubungkan
titik-titik data pada bidang Cartesius (sumbu x
dan sumbu y), sehingga diperoleh suatu grafik
berupa garis.
Statistika dan Peluang8
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 42 11/07/2012 11:17:29
43
4) Diagram Batang daun, yaitu penyajian data yang
dibagi atas dua bagian, yaitu bagian batang dan
daun. Bagian batang memuat angka puluhan,
sedangkan bagian daun memuat angka
satuan.
5) Diagram kotak garis, yaitu penyajian data dalam
bentuk kotak garis.
Penyajian Data Berkelompok Apabila data cukup banyak maka data
dikelompokkan dalam beberapa kelompok,
kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
Langkah-langkah membuat tabel distribusi
frekuensi adalah sebagai beriku,.
1) Urutkan data dari data terkecil ke data terbesar.
2) Tentukan banyak kelas pada tabel distribusi
frekuensi, dengan menggunakan metode
Sturgs:
k = 1 + 3,3 log n
Keterangan: k = banyak kelas n = banyak data
3) Tentukan interval kelas dengan rums:
R
Ik
=
Keterangan: I = interval kelas R = range = jangkauan = data tertinggi – data terendah k = banyak kelas
4) Tentukan batas atas kelas (Ba) dan batas bawah
kelas (Bb).
Tabel distribusi frekuensi dapat dibedakan
atas:
1) Tabel distribusi frekuensi relatif: mempunyai
frekuensi relatif dalam bentuk persentase
(%). Besarnya frekuensi relatif dapat
ditentukan dengan rums:
Frekuensi relatif kelas ke-
frekuensi kelas ke- 100%
banyak data
kk= ×
2) Tabel distribusi frekuensi kumulatif,
merupakan tabel frekuensi yang berisikan
frekuensi kumulatif (frekuensi hasil
akumulasi). Frekuensi kumulatif adalah
frekuensi yang dijumlahkan, yaitu frekuensi
suatu kelas dijumlahkan dengan frekuensi
kelas sebelumnya.
Ukuran Data Statistik a. Ukuran Pemusatan Data (Ukuran Tendensi
Sentral)
Ada tiga macam ukuran tendensi sentral,
yaitu:
a) Rata-rata atau mean ( x ), yaitu jumlah
seluruh nilai-nilai data dibagi dengan
banyaknya data.
1) Rata-rata untuk data tunggal (tidak
berkelompok) , rumusnya adlah:
1 2 3 1....
n
in i
xx x x x
xn n
=+ + + += =∑
3) Rata-rata untuk data berkelompok,
rumusnya adlah:
1 1 2 2 3 3 1
1 2 3
1
........
n
i in n i
nn
ii
f xf x f x f x f x
xf f f f f
=
=
+ + + += =+ + + +
∑
∑
5) Rata-rata sesungguhnya, rumusnya
adalah:
10
1
n
i ii
n
ii
f dx x
f
=
=
= +∑
∑
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 43 11/07/2012 11:17:30
44
7) Rata-rata sesungguhnya dengan mem-
faktorkan interval kelasnya, rumusnya
adalah:
10
1
n
i ii
n
ii
f ux x I
f
=
=
= +
∑
∑ Keterangan:
x (eksbar) = rata-rata data
n = jumlah semua bobot data
0x = rata-rata sementara
fi = bobot untuk nilai-nilai xi
xi = nilai data ke-I
I = interval kelas
faktor intervald
uI
= =
b) Median (Md), yaitu nilai yang terletak di
tengah deretan data setelah diurutkan dari
yang terkecil.
Rumus median untuk data berkelopok:
12
n fkMd Tb I
f
− = + Keterangan: Md = median Tb = tepi bawah kelas fk = frekuensi kumulatif
c) Modus (Mo), yaitu data yang paling sering
muncul atau yang mempunyai frekuensi
terbanyak.
Rumus modus data kelompok adalah
1
1 2
dMo Tb I
d d
= + +
Keterangan: Mo = modus d
1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan
frekuensi kelas sebelumnya d2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
b. Ukuran Letak Ukuran letak suatu data dapat dinyatakan
dalam bentuk fraktil.
Fraktil adalah nilai-nilai yang membagi
seperangkat data yang telah berurutan menjadi
beberapa bagian yang sama, yaitu:
a) Kuartil, yaitu ukuran letak yang membagi
sekumpulan data tersebut menjadi
4 bagian yang sama. Kuartil terbagi atas:
• Kuartil bawah (Q1), terletak pada data
uruta ke- 14
¼ (n + 1)
• Kuartil tengah (Q2), terletak pada data
uruta ke- 12
½ (n + 1)
• Kuartil atas (Q3), terletak pada data
uruta ke- 34
¾ (n + 1)
Rumus kuartil untuk data berkeompok:
4 j
j
j
Q
j QQ
jn fk
Q Tb If
− = +
Keterangan: Qj = kuartil ke-j (j = 1, 2, 3)TbQi = tepi bawah kelas yang memuat Qjn = jumlah seluruh frekuensifkQi = frekuensi kumulatif kurang dari di bawah kelas
yang memuat QjfQi = frekuensi kelas yang memuat QjI = lebar atau panjang kelas (interval kelas)
b) Desil, yaitu ukuran letak yang membagi
sekumpulan data menjadi 10 bagian.
Rumus desil untuk data berklompok:
10 j
j
j
D
j DD
jn fk
D Tb If
− = +
Keterangan: Dj = desil ke-j (j = 1, 2, 3, …, 9)TbDi = tepi bawah kelas yang memuat Djn = jumlah seluruh frekuensifkDi = frekuensi kumulatif kurang dari di bawah kelas
yang memuat DjfDi = frekuensi kelas yang memuat DjI = lebar atau panjang kelas (interval kelas)
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 44 11/07/2012 11:17:32
45
d) Persentil, yaitu ukuran letak yang membagi
sekumpulan data menjadi 100 bagian.
Rumus kuartil untuk data berelompok:
4 j
j
j
P
j PP
jn fk
P Tb If
− = +
Keterangan: Pj = kuartil ke-j (j = 1, 2, 3, …, 99)TbPi = tepi bawah kelas yang memuat Pjn = jumlah seluruh frekuensifkPi = frekuensi kumulatif kurang dari di bawah kelas
yang memuat PjfPi = frekuensi kelas yang memuat PjI = lebar atau panjang kelas (interval kelas)
c. Ukuran Penyebaran Data (Dispersi) Ukuran penyebaran data terbagi atas:
a) jangkauan atau range (R),berlaku:
R = Xmaks – Xmin
c) simpangan rata-rata atau deviasi rata-rata
(SR), rumusny adalah:
1 1
1
atau
n n
i i ii i
n
ii
x x f x xSR SR
n f
= =
=
− −= =
∑ ∑
∑
e) simpangan baku/standar deviasi / deviasi
standar (SD), rumusnya
( )2
1 jika 30
n
ii
x xSD n
n=
−= >
∑
( )2
1 jika 301
n
ii
x xSD n
n=
−= ≤
−
∑
f ) simpangan kuartil atau jangkauan semi
interkuartil (Qd), rumusny adalah:
( )3 1
12dQ Q Q= −
Keterangan: Qd = simpangan kuartil Q3 = simpangan atas Q1 = simpangan bawah
B. Peluang
PermutasiPermutasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah
unsur yang berbeda tanpa adanya pengulangan.
Rumusny adalah:
Di mana: k ≤ n
Permutasi terbagi atas:
1) Permutasi dengan beberapa objek sama,
berlaku:
a) Banyaknya permutasi dari n objek dengan
r objek sama (r < n) adalah
!
!n r
nP
r=
b) Banyaknya permutasi dari n objek, di mana
ada beberapa objek sama, misalnya ada m1
objek yang sama, ada m2 objek yang sama
serta m3 objek yang sama, dan seterusnya
adalah
1 2 3 ,...., , 1 2 3
!
! ! ! ....n m m m
nP
m m m=
3) Permutasi siklis,berlaku:
Banyaknya permutasi siklis dari n objek = (n –
1)!
KombinasiBanyaknya kombinasi r objek dari n objek ditulis
dengan nCr atau Crn adalah
( )!
! ! n r
nC
r n r=
−
Peluang Suatu Kejadian Peluang (P) merupakan ukuran mengenai
kemungkinan suatu kejadian tertentu akan
terjadi dalam suatu percobaanabilaJika hasil suatu
percobaan yang mungkin itu dihimpun dalam suatu
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 45 11/07/2012 11:17:33
46
himpunan maka himpunan itu disebut ruang sampel
yang dilambangkan dengan S.
Peluang P untuk terjadinya suatu kejadian E
adalah
( )( )
( ) n E
P En S
=
Keterangan:P(E) = peluang kejadian yang diharapkan suksesn(E) = banyaknya anggota kejadian En(S) = banyaknya anggota ruang sampel (banyaknya kejadian yang
mungkin terjadi)
Peluang komplemen suatu kejadin berlaku:
P(EC) = 1 – P(E)
Keterangan:P(EC) = peluang komplemen suatu kejadian P(E) = peluang yang diharapkan sukses
Frekuensi HarapanJika suatu percobaan dilakukan n kali maka peluang
kejadian yang diharapkan adalah P(E). Perkalian
antara berapa kali percobaan dilakukan dengan
peluang kejadian itu dinamakan frekuensi harapan
(fh), ditlis dengan:
fh (E) = n × P(E) Keterangan:fh (E) = frekuensi harapan P(E) = peluang kejadian E n = banyak kejadian
Kejadian Majemuk Pada kejadian majeuk berlaku:
1) Peluang kejadian saling asing atau kejadian sling
lepas:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
3) Untuk peluang kejadian sembarang A da B
berlaku:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
5) Pada kejadian A dan B saling bebas, kejadian A
tidak memengaruhi kejadian B atau kejadian
B tidak memengaruhi kejadian A, sehinga
berlaku:
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) 7) Dua buah kejadian disebut kejadian tidak saling
bbas berlaku:
P(A ∩ B) = P(A) × P(B| A)
Peluang bersyarat P(B| A) artinya peluang
terjadinya B setelah A terjadi.
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 46 11/07/2012 11:17:34
47
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menurunkan rumus trigonometri dan penggunaannya
Menggunakan rumus sinus dan kosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda untuk menghitung sinus dan kosinus sudut tertentu
Menurunkan rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus
Menggunakan rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus
A. Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Rumus jumlah dan selisih dua sudut adalah
1) sin (α + β) = sin α cos β + cos α sin β
2) sin (α – β) = sin α cos β – cos α sin β
3) cos (α + β) = cos α cos β – sin α sin β
4) cos (α + β) = cos α cos β + sin α sin β
5) tan (α + β) = tan tan1 tan tan
α + β− α β
6) tan (α + β) = α + β+ α β
tan tan1 tan tan
B. Sudut Ganda
Rumus untuk sudut ganda
1) sin 2α = 2 sinα cos α
2) cos 2α = cos2 α– sin2 α
3) tan 2α = 2
2tan1 tan
α− α
C.
Penjumlahan dan Pengurangan Sinus,
Kosinus, dan Tangen
1) sin P + sin Q = 2 sin 12
(P + Q) cos 12
(P – Q)
2) sin P – sin Q = 2 cos 12
(P + Q) sin 12
(P – Q)
3) cos P + cos Q = 2 cos 12
(P + Q) cos 12
(P –Q)
4) cos P – cos Q= –2 sin 12
(P + Q) sin 12
(P – Q)
D. Perkalian Sinus dan Kosinus
Rumus perkalian sinus dan kosinus
1) 2 sin α cos β = sin (α + β) + sin (α – β) 2) 2 cos α sin β = sin (α + β) – sin (α – β) 3) 2 cos α cos β = cos (α + β) + cos (α – β) 4) –2 sin α cos β = cos (α + β) – cos (α – β)
Trigonometri9
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 47 11/07/2012 11:17:36
48
Kelas XI Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menyusun persamaan lingkaran dan garis singgungnya
Menyusun persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang ditentukan
Menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran dalam berbagai situasi
A. Persamaan Lingkaran
Persamaan lingkaran dapat dibedakan atas:
1) Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0)
dan berjari-jari r adalah
x2 + y2 = r2
2) Persamaan lingkaran yang berpusat di M(a, b)
dan jari-jari r adalah
(x – a)2 + (y – b) 2 = r2
3) Persamaan umum lingkaran adalah
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
di mana titik pusatnya adalah (–A, –B) dan jari-
jarinya adalah r sehingga
2 2r A B C= + −
B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Persamaan lingkaran dapat dibedakan atas:
1) Persamaan garis singgung di titik P(x1,y1) pada
lingkaran x2 + y2 = r2 adalah
x1 x + y1 y = r2
2) Persamaan garis singgung di titik P(x1,y1) pada
lingkaran (x – a)2 + (y – b) 2 = r2 adalah
(x1 – a)(x – a) + (y1 – b)(y – b) = r2
3) Persamaan garis singgung di titik P(x1, y1) pada
lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0 adalah
x1x + y1y + A(x1 + x) + B(y1 + y) + C = 0
4) Persamaan garis singgung dengan gradien m
terhadap lingkaran x2 + y2 = r2 adalah
21y mx r m= ± +
5) Persamaan garis singgung dengan gradien m
terhadap lingkaran (x – a) 2 + (y – b) 2 = r2
adalah
2( ) ( ) 1y b m x a r m− = − ± +
Lingkaran10
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 48 11/07/2012 11:17:38
49
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah
Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian
Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah
A. Pengertian Suku Banyak
Suku banyak adalah bentuk aljabar yang mempunyai
lebih dari dua suku. Bentuk umum suku banyak
dalam variabel x berderajat n adalah
f(x) = an xn + an–1 xn–1 + an–2 xn–2 +…
+ a2 x2 + a1x + a0
berlaku:
• an, an–1, … , a1 = koefisien-koefisien suku banyak
yang merupakan konstanta real
dan an ≠ 0.
• a0 = suku tetap yang merupakan konstanta real
• n = derajat suku banyak dan n adalah bilangan
cacah
B. Menentukan Nilai Suku Banyak
nilai suku banyak dapat ditentukan dengan dua
cara, yaitu
1) Cara subsitusi, dengan ketentuan
nilai suku banyak f(x) = an xn + an–1 xn–1 + an–2 xn–2
+… + a2 x2 + a1x + a0, untuk x = k dan k suatu
bilangan real adalah
f(k) = an kn + an–1 k
n–1 + an–2 kn–2 +…
+ a2 k2 + a1k + a0, a0 ≠ 0
3) Cara bagan atau skema. Cara ini merupakan
dasar untuk melakukan pembagian suku banyak
dengan cara Horner (W.G. Horner 1786–1837).
Misalkan: f(x) = ax3 + bx2 + cx + d maka nilai x
diperoleh dengan cara
x = k a b c d
ak ak2 + bk ak2 + bk2 + ck +
a ak + b ak2 + bk + c ak3 + bk2 + ck + d
= [(ak + b)k + c]k + d
B. Pembagian Suku Banyak
Misalkan f(k) = an kn + an–1 kn–1 + an–2 kn–2 +… + a2 k2 +
a1k + a0 dibagi oleh (x – k) maka mendapatkan sisa
H(x) sehingga berlaku
Suku Banyak11
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 49 11/07/2012 11:17:40
50
f(x) = (x – k) . H(x) + S
Keterangan:f(x) = suku banyak H(x) = hasil bagi(x – k) = pembagi S = sisa
Misalkan f(k) = an kn + an–1 kn–1 + an–2 kn–2 +… + a2
k2 + a1k + a0 dibagi oleh bentuk kuadrat (ax2 + bx +
c; a ≠ 0) maka berlaku
f(x) = (ax2 + bx + c) · H(x) + (px + q)
D. Teorema Sisa
Sisa pembagian dapat ditentukan dengan
menggunakan teorema berikut,
1) Teorema 1: Sukubanyak f(x) berderajat n dibagi
(x – k) maka sisanya S = f(k).
2) Teorema 2: Suku banyak P(x) yang berderajat
n dibagi dengan (ax+b) maka sisanya adalah P
ba
− .
3) Teorema 3: Sukubanyak f(x) berderajat n dibagi
(x – a)(x – b) maka sisanya
( ) ( )
x a x bS f b f a
b a a b− − = + − −
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 50 11/07/2012 11:17:41
51
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
Menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi
Menentukan invers suatu fungsi
A. Fungsi Komposisi
Fungsi komposisi g dan f berlaku
( ( )) ( ( ))( ( )) ( ( ))f g x f g xg f x g f x
==
Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers12
Bab
B. Fungsi Invers
Rumus untuk invers fungsi komposisi dari
1 1 1
1 1 1
( ( )) ( ( ))
( ( )) ( ( ))
f g x g f x
g f x f g x
− − −
− − −
==
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 51 11/07/2012 11:17:42
52
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah
Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di takhingga
Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri
A. Limit Fungsi Aljabar
Limit merupakan nilai hampiran suatu variabel pada
suatu bilangan real, dinotasikan dengan
lim ( )x a
f x L→
=
Dibaca: “limit fungsi f(x) pada saat x mendekati
a sama dengan L”.
nilai lim ( )x a
f x L→
= diperoleh dengan mensub-
stitusikan x = a ke bentuk f(x) yang tidak mendapatkan 00
. Jika mendapatkan 00
maka f(x) diubah
sedemikian sehingga tidak menghasilkan 00
.
Pada limit fungsi aljabar di suatu titik berlaku
1) lim ( ) ( ) lim ( ) lim ( )x a x a x a
f x g x f x g x→ → →
+ = +
2) lim ( ) ( ) lim ( ) lim ( )x a x a x a
f x g x f x g x→ → →
− = −
3) ( )0
lim ( ) . ( )x x
f x g x→
= 0 0
lim ( ). lim ( )x x x x
f x g x→ →
4) lim ( ) lim ( ) ; konstantax a x a
k f x k f x k→ →
= =
5) [ ]lim ( ) lim ( ) ; bilangan bulatn
n
x a x af x f x n
→ → = =
6) 0 0
0
1 1lim , jika lim ( ) 0
( ) lim ( )x x x xx x
g xg x g x→ →
→
= ≠
7) 0
0 0
0
lim ( )( )lim , jika lim ( ) 0
( ) lim ( )x x
x x x xx x
f xf xg x
g x g x→
→ →→
= ≠
8) lim ( ) lim ( ) lim ( ) 0n nx a x a x a
f x f x f x→ → →
= ≥
;
B. Limit Fungsi Trigonometri
Pada limit fungsi trigonometri berlaku
1) 0
sinlim 1x
xx→
=
2) 0
coslim 1
x x
xx→
=
3) 0
tanlim 1x
xx→
=
4) 0
sinlim 1x
axax→
=
5) 0
lim 1sinx
axax→
=
6) 0
coslim 1x
axax→
=
7) 0
lim 1cosx
axax→
=
Limit Fungsi13
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 52 11/07/2012 11:17:44
53
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah
Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi
Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah
Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi dan penafsirannya
A. Konsep Turunan
Apabila fungsi f (x) mempunyai turunan untuk setiap
x anggota domain D, dengan D ∈ R (bilangan real)
maka diperoleh turunan fungsi dari f (x) yaitu f ‘(x)
yang dirumuska:
0
( ) ( )'( ) lim
h
f x h f xf x
h→
+ −= notasi lain untuk menyatakan turunan fungsi, yaitu dfdx
. Misalkan y = f (x) maka turunan fungsi tersebut
berlak:
' '( )dy
y f xdx
= = (notasi Leibnitz)
B. Rumus Menentukan Turunan Fungsi
Rumus untuk menentukan turunan fungsi adala:
1) f(x) = xn ⇒ f ’(x) = nxn – 1
2) f(x) = axn ⇒ f ’(x) = naxn – 1
3) f(x) = C . u ⇒ f ‘ (x) = Cu’, dengan C
adalah konstanta
4) f(x) = u + v ⇒ f ‘(x) = u’ + v’
5) f(x) = u – v ⇒ f ‘(x) = u’ – v’
6) f(x) = u . v ⇒ f ‘(x) = u’v + uv’
7) f(x) = 2
' ''( )
u u v uvf x
v v−⇒ =
8) f(x) = sin x ⇒ f ‘(x) = cos x
9) f(x) = cos x ⇒ f ‘ x) = –sin x
10) f(x) = tan x ⇒ 22
1'( ) sec
cosf x x
x= =
Turunan Fungsi14
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 53 11/07/2012 11:17:46
54
Aturan rantai untuk turunan fungs:
untua y = f(x) = g(h(x)), dengan t = h(x) maka
'( ) .
dy dy dtf x
dx dt dx= =
C. Persamaan Garis Singgung pada Kurva
Gradien garis singgung kurva adalah
m = tan α = 0
( ) ( )'( ) lim
h
f x h f xf x
h→
+ −=
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 54 11/07/2012 11:17:47
55
Kelas XII Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu
Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri yang sederhana
Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva dan volum benda putar
A. Pengertian Integral
Integral suatu fungsi merupakan antiturunan
(antidiferensial) dari fungsi tersebut. Integral
disimbolkan dengan ”∫”, sehingga integral dari fungsi
f(x) terhadap peubah x dapat dituliskan dengan
( )f x dx∫
Keterangan:∫ = notasi integral (yang diperkenalkan oleh Leibniz, seorang matematikawan Jerman)f(x) = fungsi integranx = variabel integrasi
B. Integral Tak Tentu
Bentuk umum dari integral tak tentu dari fungsi f(x)
terhadap x adalah
( ) ( )f x dx F x C= +∫
Keterangan:f(x) = fungsi integran x = variabel integrasiF(x) = fungsi integral umum yang bersifat F (x) = f(x) C = konstanta
Pada integral tak tentu berlaku
a. 11, 1
1nnx dx x C n
n+= + ≠ −
+∫
b. ,1 1
1nn a
ax dx x C nn
+= + ≠ −+∫
c. ( ) ( ) k f x dx k f x dx=∫ ∫
d. ( )( ) ( ) ( ) ( ) f x g x dx f x dx g x dx+ = +∫ ∫ ∫
e. ( )( ) ( ) ( ) ( ) f x g x dx f x dx g x dx− = −∫ ∫ ∫f. Aturan integral subsitusi
( ) ( ) 11
( ) ( ) ( ) ; 11
r ru x u x dx u x C rr
+= + ≠′+∫
h. Aturan integral parsial
u dv uv v du= −∫ ∫
Integral15
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 55 11/07/2012 11:17:49
56
j. Aturan integral trigonometri
sin cos x dx x C= − +∫
cos sin x dx x C= +∫
2
1 tan
cosdx x C
x= +∫
C. Integral Tertentu
Bentuk umum dari integral tentu dari fungsi f(x)
terhadap x dari x = a sampai dengan x = b adalah
[ ]( ) = ( ) ( ) ( )b
b
aa
f x dx F x F b F a= −∫
Pada integral tertentu berlaku
a. ( ) ( ) b b
a a
k f x dx k f x dx=∫ ∫
b. ( ) 0a
a
f x dx =∫
c. ( ) ( ) b a
a b
f x dx f x dx= −∫ ∫
d. ( )d. ( ) ( ) ( ) ( ) b b b
a a a
f x g x dx f x dx g x dx+ = +∫ ∫ ∫
e. ( )e. ( ) ( ) ( ) ( ) b b b
a a a
f x g x dx f x dx g x dx− = −∫ ∫ ∫
f. f. ( ) ( ) ( ) c b c
a a b
f x dx f x dx f x dx= +∫ ∫ ∫
D. Menentukan Luas Daerah
Rumus menentukan luas daerah dengan mengguna-
kan integral
1) Rumus menentukan luas daerah di atas sumbu x
( ) b
a
L f x dx= ∫
2) Rumus menentukan luas daerah di bawah
sumbu x
( ) ( ) b a
a b
L f x dx f x dx= − =∫ ∫
3) Rumus menentukan luas daerah yang dibatasi
kurva f(x) dan sumbu x
( ) ( ) b c
a b
L f x dx f x dx= −∫ ∫
4) Rumus menentukan luas daerah yang dibatasi
dua kurva
( )( ) ( ) ( ) ( ) b b b
a a a
L f x dx g x dx f x g x dx= − = −∫ ∫ ∫
5) Rumus menentukan luas daerah di sebelah
kanan sumbu y
( ) d
c
L g y dy= ∫
6) Rumus menentukan luas daerah di sebelah kiri
sumbu y
( ) ( ) d c
c d
L g y dy g y dy= − =∫ ∫
7) Rumus menentukan luas daerah yang dibatasi
kurva g(y) dan sumbu y
( ) ( ) e d
c e
L g y dy g y dy= − +∫ ∫
E. Menentukan Volume Benda Putar
Rumus untuk menentukan volume benda putar
1) Menentukan volume benda putar yang diputar
mengelilingi sumbu x
( )2( )
b
a
V f x dxπ= ∫
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 56 11/07/2012 11:17:50
57
2) Menentukan volume benda putar yang diputar
mengelilingi sumbu y
( )2( )
b
a
V f y dyπ= ∫
3) Menentukan volume benda putar yang dibatasi
oleh kurva f(x) dan g(x) jika diputar mengelilingi
sumbu x
( ) ( )( )2 2( ) ( )
b
a
V f x g x dxπ= −∫
4) Menentukan volume benda putar yang dibatasi
oleh kurva f(y) dan g(y) jika diputar mengelilingi
sumbu y
( ) ( )( )2 2( ) ( )
b
a
V f y g y dy= π −∫
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 57 11/07/2012 11:17:52
58
Kelas XII Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menyelesaikan masalah program linear
Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Merancang model matematika dari masalah program linear
Menyelesaikan model matematika dari masalah program linear dan penafsirannya
A.Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
Variabel
Sistem pertidaksamaan linear dua variabel terdiri
dari dua atau lebih pertidaksamaan linear dua
variabel.
Contohnya: 2x + y < 5
Langkah-langkah menentukan penyele saian suatu
pertidaksamaan linear dua variabel yaitu:
1) Gambar lah garis lurus dengan mengubah tanda
pertidaksamaan menjadi tanda persamaan.
Garis lurus ini akan membagi bidang koordinat
menjadi 2 daerah bagian.
2) Tentukan daerah penyelesaian pertidaksamaan
dengan cara mengujinya dan memilih
sebuah titik. Himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear disebut juga daerah
penyelesaian. Sedangkan daerah penyelesaian
sistem pertidak samaan linear merupakan irisan
dari setiap daerah penyelesaian persamaan
linear yang menyusunnya.
B.Model Matematika dari Masalah
Program Linear
Model matematika adalah suatu cara sederhana untuk
menerjemahkan suatu masalah ke dalam bahasa
matematika dengan menggunakan persamaan,
pertidaksamaan, atau fungsi.
C Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif
Fungsi objektif disebut juga fungsi tujuan.
Fungsi objektif dari suatu masalah program linear
adalah fungsi yang akan dioptimalkan (maksimum
atau minimum). Bentuk umum fungsi objektif:
Untuk menentukan nilai optimum fungsi
objektif ini, dapat digunakan dua metode, yaitu:
1) Metode uji titik pojok atau titik sudut
2) Metode garis selidik
Program Linear16
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 58 11/07/2012 11:17:53
59
Kelas XII Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah
Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain
Menentukan determinan dan invers matriks 2 x 2
Menggunakan determinan dan invers dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
A. Pengertian Matriks
Bentuk umum matriks adalah
Ordo atau ukuran suatu matriks ditentukan oleh
banyaknya baris dan banyaknya kolom.
Contoh:
2 2
2 berordo 2 2, ditulis:
1P P ×
= → ×
Transpos Matriks Cara mengubah sebuah matriks menjadi matriks
transpose
Ta b a cA A
c d b d
= ⇒ =
B. Operasi Hitung pada Matriks
Penjumlahan antarmatriks dapat dilakukan jika
keduanya memiliki ordo yang sama. Pola umum
penjumlahan dua matriks
Misal: dan makaa b e f
A Bc d g h
a b e f a e b fA B
c d g h c g d h
= =
+ + + = + = + +
Matriks17
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 59 11/07/2012 11:17:55
60
Pengurangan matriks A dan B berarti pen-
jumlahan matriks A dengan matriks lawan B.
A – B = A + (–B)
Pada perkalian matriks dengan bilangan real
(skalar) berlaku
ka kb
kAkc kd
=
Pada perkalian dua matriks berlaku
Am×p × Bp×n = Cm×n
Misal: dan makaa b e f
A Bc d g h
a b e f ae bg af bhA B
c d g h ce dg cf dh
= =
+ + × = = + +
C. Determinan dan Invers Matriks
Determinan dari matriks persegi A dinotasikan
dengan |A|.
( ) ( )
Misal:
1)
maka determinan A adalah
2)
a bA
c d
a bA ad bc
c d
a b cB d e f
g h i
a b c a bB d e f d e
g h i g h
aei bfg cdh ceg afh bdi
=
= = −
=
=
= + + − + +
Invers matriks a b
Ac d
=
berordo 2 × 2 adalah
1 1
1= ; 0
d bA
c aA
d bA
c aad bc
− − = −
− ≠ −−
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 60 11/07/2012 11:17:56
61
Kelas XII Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah
Menggunakan sifat-sifat dan operasi aljabar vektor dalam pemecahan masalah
Menggunakan sifat-sifat dan operasi perkalian skalar dua vektor dalam pemecahan masalah
A. Pengertian Vektor
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar
dan arah. secara geometri, suatu vektor disajikan
dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis berarah
menyatakan panjang atau besar vektor, sedangkan
arah panah menunjukkan arah vektor.
Beberapa cara penulisan vektor, yaitu sebagai
beriku.
1) Sebuah huruf kecil dan anak panah di atasnya,
misalnya
a .
2) Sebuah huruf kecil yang dicetak tebal, misalnya
a.
3) Sebuah huruf kecil yang diberi topi, misalnya
a
4) Dua buah huruf kapital dan garis di atasnya,
misalnya
AB .
Vektor satuan
adalah vektor yang
arahnya searah
dengan vektor a dan
panjangnya sama dengan satu satuan, ditulis:
1
2 211 1
1vektor satuan
xyx y
= +
=a
a a
Vektor a pada bidang cartesius (R2) dapat
dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor ˆ ˆ dan i j dalam bentu:
1 1ˆ ˆ + x i y j=a (dinamakan vektor basis)
B. Operasi Hitung Vektor
Penjumlahan VektorAturan penjumlahan dan pengurangan vektor
adalah sebagai berikut.
Untuk a dan b vektor-vektor di R2 (bidang
Cartesius), berlaku:
a + b = 1 1 1 1
2 2 2 2
a b a ba b a b
+ + = +
a – b = 1 1 1 1
2 2 2 2
a b a ba b a b
− − = −
Vektor18
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 61 11/07/2012 11:17:58
62
Dengan menggunakan pasangan terurut, dapat
dituliskan
a + b = (a1, a2) + (b1, b2) = (a1 + b1, a2 + b2)
a – b = (a1, a2) – (b1, b2) = (a1 – b1, a2 – b2)
Sifat-Sifat Operasi Hitung pada VektorJika a, b, dan c vektor-vektor di R2 atau di R3 dan
k serta l skalar tak nol maka berlaku hubungan
berikut.
1. a + b = b + a
2. (a + b) + c = a + (b + c)
3. a + o = o + a = a
4. a + (–a) = o
5. k(la) = (kl)a6. k(a + b) = ka + kb7. (k + l)a = ka + la8. 1a = a5. k(la) = (kl)a
C. Perbandingan Vektor
Misalkan vektor posisi n dalam
vektor posisi titik P dan Q
maka berlaku:
n = m nm n
++
s r
D.
Perkalian Skala Dua Vektor dan Proyeksi
Vektor
Perkalian Skalar Dua VektorPerkalian skalar vektor a dan b didefinisikan oleh
a . b = |a| |b| cos α atau a . b = x1 x2 + y1 y2 (di R2)
a . b = x1 x2 + y1 y2 + z1 z2 (di R3)
Sifat-sifat perkalian skalar dua vektor:1) a . b = b . a 2) a . (b + c) =a . b + a . c 3) k(a . b) = (ka) . b = a . (kb)
4) a . a = |a|2
Proyeksi VektorProyeksi skalar ortogonal vektor a pada vektor b adalah
= a . bc
b
Vektor proyeksi vektor a pada vektor b adalah
2 . = a . bc b
b
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 62 11/07/2012 11:17:59
63
Kelas XII Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah
Menggunakan transformasi geometri yang dapat dinyatakan dengan matriks dalam pemecahan masalah
Menentukan komposisi dari beberapa transformasi geometri beserta matriks transformasinya
A. Translasi
Translasi atau pergeseran adalah perpindahan titik-
titik pada bidang dengan jarak dan arah tertentu.
Pada translasi berlau:
1. Suatu translasi T yang dinyatakan dengan
komponen akan memetakan titik A(x1, y1) ke
titik A’(x1 + a, y1 +b) yang dinotasikan dengn:
( ) ( )1
1 1 1 1, , a
TbA x y A x a y b
= → + +′
3. Jika bayangan yang diperoleh A’(x1 + a, y1 +b)
ditranslasikan dengan m
maka
( ) ( )2
1 1 1 1, , T
mA x y A x a y b m
= → + + + +′′
4. Jadi, jika titik A(x1, y1) ditranslasikan dengan T1
dilanjutkan dengan translasi T2 menghasilkan
bayangan A”(x1 + a + , y1 + b + m) maka dapat
dinotasikn:
( ) ( )2 1
1 1 1 1, , a
T Tb mA x y A x a y b m
+ = + → + + + +′′
B. Refleksi (Pencerminan)
Refleksi (pencerminan) merupakan transformasi
yang memindahkan tiap titik pada bidang dengan
sifat bayangan cermin.
Pada percerminan berlaku:
1. Pencerminan titik A(a,b) terhadap sumbu-x
menghasilkan bayangan titik B(a’, b’) dengan
a’= a dan b’= –b.
( ) ( )sumbu-x, ,A a b B a b→ −
Transformasi Geometri
19 Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 63 11/07/2012 11:18:01
64
2. Pencerminan titik A(a,b) terhadap sumbu-y
menghasilkan bayangan titik C(a’, b’) dengan
a’= –a dan b’= b.
( ) ( )sumbu-y, ,A a b C a b→ −
3. bBayangan yang diperoleh A’(x1 + a, y1 +b)
ditranslasikan dengan m
maka
( ) ( )2
1 1 1 1, , T
mA x y A x a y b m
= → + + + +′′
C. Rotasi
Rumus rotasi sebesar α dengan pusat titik O(0, 0)
adalah
cos sin
a aA
b bαα
′ = =′ ′
Rumus rotasi sebesar α dengan pusat titik P(m, n)
adalah
cos sin
sin cos a a m m
Ab b n n
α αα α
− −′ = = +′ −′
D. Dilatasi
Dilatasi merupakan suatu transformasi yang
mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil)
suatu bangun, tetapi tidak mengubah bentuk
bangun.
Pada dilatasi berlau:
• Titik P(a,b) didilatasi terhadap pusat O(0,
0) dengan faktor skala k menghasilkan titik
P’ (ka, kb).
( ) [ ] ( ),, , O kP a b P ka kb→ ′
• TitikP(a,b) didilatasi terhadap pusat F(m, n)
dengan faktor skala k menghasilkan titik P’ (k
(a – m) + m, k (b – n) + n).
( ) [ ] ( ) ( )( )( , ), , , F m n kP a b P k a m m k b n n→ − + − +′
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 64 11/07/2012 11:18:03
65
Kelas XII Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri
Menggunakan notasi sigma dalam deret dan induksi matematika dalam pembuktian
Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret dan penafsirannya
A. Barisan dan Deret Aritmetika
Barisan AritmetikaBarisan aritmetika adalah suatu barisan dengan
selisih (beda) antara dua suku yang berurutan selalu
tetap.
Bentuk umum barisan aritmetika adalah
U1, U2, U3, ...,Un atau
a, (a + b), (a + 2b), . . ., (a + (n – 1)b)
Beda (b) = Un – Un – 1
Suku ke-n barisan aritmetika adalah
Un = a + (n – 1)b
Keterangan:Un = suku ke-n a = suku pertamab = beda n = banyaknya suku
Deret AritmetikaDeret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari
barisan aritmetika.
Bentuk umum deret aritmetika adalah
U1 + U2 + U3+ ...+ Un atau
a + (a + b) + (a + 2b) + . . . + (a + (n – 1)b)
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika
adalah
Sn = [ ]2 ( 1)2n
a n b+ − atau Sn = [ ]2 n
na U+
Barisan, Deret, dan Notasi Sigma
20 Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 65 11/07/2012 11:18:04
66
Keterangan:Sn = jumlah suku ke-n Un = suku ke-na = suku pertama b = bedan = banyaknya suku
B. Barisan dan Deret Geometri
Barisan GeometriBarisan geometri adalah suatu barisan dengan
pembanding (rasio) antara dua suku yang berurutan
selalu tetap.
Bentuk umum barisan geometri adalah
U1, U2, U3, ...,Un atau a, ar, ar2, …, arn – 1
Rasio (r) = 1
n
n
UU −
Suku ke-n barisan geometri adalah
Un = arn – 1
Keterangan:Un = suku ke-n a = suku pertamar = rasio n = banyaknya suku
Deret GeometriDeret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan
geometri.
Bentuk umum deret geometri adalah
U1 + U2 + U3+ ...+ Un atau
a + ar + ar2 + … + arn – 1
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika
adalah
Sn = ( )1
; 11
na rr
r
−<
−
Keterangan:Sn = jumlah suku ke-n a = suku pertamar = rasio n = banyaknya suku
Deret Geometri Tak TerhinggaDeret geometri tak hingga adalah deret geometri
dengan |r| < 1. Jumlah S dari deret geometri tak
hingga adalah
1
aS
r∞ =−
C. Notasi Sigma
notasi sigma yang dilambangkan dengan ”Σ” adalah
sebuah huruf Yunani yang artinya penjumlahan.
notasi ini digunakan untuk meringkas penulisan
penjumlahan bentuk panjang dari jumlah suku-suku
yang merupakan variabel berindeks atau suku-suku
suatu deret.
Sifat-sifat notasi sigma:
1) 1 2 31
+ + +...+ n
k nk
a a a a a=
=∑
2) ( ) = n n n
k k k kk m k m k m
a b a b= = =
± ±∑ ∑ ∑
3) 1 1
=cn n
k kk k
c a a= =
∑ ∑
4) ( ) = c c n n n
k k k kk m k m k m
ca cb a b= = =
± ±∑ ∑ ∑
5) n pn
k kk m k m p
a a p+
= = +
= −∑ ∑
6) 1
p n n
k k kk m k p k m
a a a−
= = =± =∑ ∑ ∑
7) 1
0m
kk m
a−
=
=∑
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 66 11/07/2012 11:18:06
67
Kelas XII Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan aturan yang berkaitan dengan fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah
Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah
Menggambar grafik fungsi eksponen dan logaritma
Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen atau logaritma dalam penyelesaian pertidaksamaan eksponen atau logaritma sederhana
A. Fungsi Eksponen
Persamaan EksponenPersamaan eksponen adalah persamaan
yang eksponen dan bilangan pokoknya memuat
variabel.
Beberapa bentuk persamaan eksponen, di
antaranya:
1) Bentuk af(x) = am, a > 0 dan a ≠ 1, maka f(x) = m.
2) Bentuk af(x) = ag(x), a > 0 dan a ≠ 1, maka f(x) =
g(x).
3) Bentuk af(x) = bf(x), a > 0, a ≠ 1, b > 0, b ≠ 1, dan a
≠ b, maka f(x) = 0.
4) Bentuk f(x)g(x) = f(x)h(x), maka penyelesaiannya
adalah sebagai berikut
• g(x) = h(x)
• f(x) = 1
• f(x) = 0, asalkan g(x) dan h(x) keduanya
positif
• f(x) = -1, asalkan g(x) dan h(x) keduanya
genap atau keduanya ganjil
Pertidaksamaan EksponenSifat-sifat yang digunakan untuk menyelesaikan
pertidaksamaan eksponen, antara lain:
1) Untuk a > 1, fungsi f(x) = ax merupakan fungsi
naik. Artinya, untuk setiap x1, x2 ∈ R berlaku x1 <
x2 jika dan hanya jika f(x1) < f(x2).
2) Untuk 0 < a < 1, fungsi f(x) = ax merupakan fungsi
turun. Artinya, untuk setiap x1, x2 ∈ R berlaku x1
< x2 jika dan hanya jika f(x1) > f(x2).
B. Fungsi Logaritma
Persamaan LogaritmaPersamaan logaritma adalah persamaan yang
variabelnya sebagai numerus atau sebagai bilangan
pokok dari suatu logaritma.
Beberapa bentuk persamaan eksponen, di
antaranya:
Fungsi Eksponen dan Logaritma21
Bab
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 67 11/07/2012 11:18:08
68
1) Bentuk alog f(x) = alog m, f(x) > 0, maka
f(x) = m.
2) Bentuk alog f(x) = blog f(x), a ≠ b, maka f(x) = 1.
3) Bentuk alog f(x) = alog g(x), a > 0, a ≠ 1, f(x) > 0,
dan g(x) > 0 maka f(x) = g(x) .
4) Bentuk f(x)log g(x) = f(x)log h(x), f(x) > 0, g(x) > 0,
h(x) > 0 maka f(x) ≠ 1 maka g(x) = h(x) .
Pertidaksamaan LogaritmaSifat-sifat yang digunakan untuk menyelesaikan
pertidaksamaan eksponen, antara lain:
1) Untuk a > 1, fungsi f(x) = alog x merupakan fungsi
naik. Artinya, untuk setiap x1, x2 ∈ R berlaku
x1 < x2 jika dan hanya jika f(x1) < f(x2).
2) Untuk 0 < a < 1, fungsi f(x) = alog x merupakan
fungsi turun. Artinya, untuk setiap x1, x2 ∈ R
berlaku x1 < x2 jika dan hanya jika f(x1) > f(x2).
ringkasan materi matematika un sma ipa.indd 68 11/07/2012 11:18:09