Rhinitis Vasomotor

30
RHINITIS VASOMOTOR Oleh: Marcella Rininta Christabella Azuma Kamada

Transcript of Rhinitis Vasomotor

Page 1: Rhinitis Vasomotor

RHINITIS VASOMOTOR

Oleh:Marcella

Rininta ChristabellaAzuma Kamada

Page 2: Rhinitis Vasomotor

ANATOMI HIDUNG

– HIDUNG LUAR

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :

Pangkal hidung ( bridge )

Dorsum nasi

Puncak hidung ( apeks )

Ala nasi

Kolumela

Lubang hidung (nares anterior)

Page 3: Rhinitis Vasomotor

• Kerangka tulang terdiri dari :

Tulang hidung (os nasalis)

Prosesus frontalis os maksila

Prosesus nasalis os frontalis

Kerangka tulang rawan terdiri dari :

Sepasang kartilago nasalis lateralis superior,

Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago alar mayor )

Beberapa pasang kartilago alar minor

Tepi anterior kartilago septum.

Page 4: Rhinitis Vasomotor
Page 5: Rhinitis Vasomotor

• Otot-otot ala nasi terdiri dari dua kelompok yaitu4 :

1. Kelompok dilator :

Kelompok dilator terdiri dari : m. dilator nares ( anterior dan posterior )

m. proserus

kaput angulare m. kuadratus labii superior

2. Kelompok konstriktor :

Kelompok konstriktor terdiri dari : m. Nasalis

m. depresor septi

Page 6: Rhinitis Vasomotor

HIDUNG DALAM1. Vestibulum

Terletak tepat dibelakang nares anterior, dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrisae.

2. Septum nasiSeptum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan.Bagian tulang terdiri dari :

- lamina perpendikularis os etmoid- vomer- krista nasalis os maksila- krista nasalis os palatina

Page 7: Rhinitis Vasomotor

Bagian tulang rawan terdiri dari :

- kartilago septum ( lamina kuadrangularis )

- kolumela

Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang

rawan dan periosteum pada bagian tulang, sedangkan

bagian luarnya dilapisi oleh mukosa hidung.

Page 8: Rhinitis Vasomotor

3. Kavum nasi

a. Dasar hidung

Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os

maksila dan prosesus horisontal os palatum.

b. Atap hidung

Terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os

nasal, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid

dan korpus os sfenoid.

Page 9: Rhinitis Vasomotor

c. Dinding lateral

oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus medial.

d. Konka

Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media dan konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka suprema.

Page 10: Rhinitis Vasomotor

e. Meatus nasi

Pada meatus inferior terdapat muara duktus

nasolakrimalis.

Pada meatus media terdapat muara sinus maksila, sinus

frontal dan sinus etmoid anterior.

Pada meatus superior terdapat muara sinus etmoid

posterior dan sinus sfenoid.

f. Dinding medial

Dinding medial hidung adalah septum nasi.

Page 11: Rhinitis Vasomotor

• PERDARAHAN HIDUNGberasal dari 3 sumber utama:

A. Etmoidalis AnteriorYang mendarahi septum bagian superior anterior dan dinding lateral hidung.

A. Etmoidalis Posterior ( cabang dari A. Oftalmika )Yang mendarahi septum bagian superior posterior.

A. SfenopalatinaTerbagi menjadi A. Nasales Posterolateral yang menuju kedinding lateral hidung dan A. Septi Posterior yang menyebar pada septum nasi.

Page 12: Rhinitis Vasomotor

• Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari

cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis

superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus

Kiesselbach ( Little’s area ) yang letaknya superfisial dan

mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber

epistaksis.

• Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan

berdampingan dengan arterinya.

Page 13: Rhinitis Vasomotor
Page 14: Rhinitis Vasomotor

PERSARAFAN HIDUNG• Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat

persarafan sensoris dari n.ethmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus (N. V-1).

• Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatina.

• Fungsi penghidu berasal dari n.olfaktorius.

Page 15: Rhinitis Vasomotor

FISIOLOGI HIDUNG

1. fungsi respirasi untuk mengatur kondisi

udara (air conditioning), penyaring udara,

humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran

tekanan dan mekanisme imunologik lokal

2. fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa

olfaktorius dan reservoir udara untuk

menampung stimulus penghidu

Page 16: Rhinitis Vasomotor

3. fungsi fonetik yang berguna untuk resonasi suara,

membantu proses bicara dan mencegah hantaran

suara, membantu proses bicara dan mencegah

hantaran tulang sendiri melalui konduksi tulang

4. fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban

kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung

panas

5. refleks nasal.

Page 17: Rhinitis Vasomotor

RINITIS VASOMOTOR

Keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat

Disebut juga Vasomotor cattarh, Vasomotor rinorhea, Nasal vasomotor instability, Non-allergic perennial rhinitis

Page 18: Rhinitis Vasomotor

• EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan bahwa hingga 10% dari populasi penduduk menderita rhinitis vasomotor. Secara umum rhinitis vasomotor terjadi pada usia setelah 20 tahun dan lebih umum pada wanita dibandingkan pria.

ETIOLOGI

Etilogi pasti rinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu, yang pada keadaan normal tidak dirasakan sebagai gangguan oleh individu tertentu.

Page 19: Rhinitis Vasomotor

• Faktor predisposisi rhinitis vasomotor adalah6 :KeturunanInfeksi bakteri atau virusFaktor psikologis dan emosional Pengaruh endokrinObat-obatan

• Faktor pencetus dari rhinitis vasomotor adalah1 : Kondisi udara Asap/rokok, bau yang menyengat, parfum,

minuman beralkohol, makanan pedas Kelelahan dan stres/ emosi.

Page 20: Rhinitis Vasomotor

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI• Neurogenik

Simpatis : vasokonstriksi dan penurunan sekresi hidung

Parasimpatis : vasodilatasi dan peningkatan sekresi hidung

Ketidakseimbangan impuls saraf otonom di mukosa hidung dg bertambahnya aktivitas parasimpatis

• Neuropeptida Rangsangan thd saraf sensoris serabut C meningkat

peningkatan pelepasan neuropeptida peningkatan permeabilitas vaskular dan sekresi kelenjar

Page 21: Rhinitis Vasomotor
Page 22: Rhinitis Vasomotor

• Nitric OksidaNO tinggi dan persisten rusak/nekrosis epitel peningkatan reaktifitas serabut trigeminal danrecruitment refleks vaskular dan kelenjar mukosahidung

• TraumaKomplikasi jangka panjang dari trauma hidung

Page 23: Rhinitis Vasomotor

GEJALA KLINIS

• Berdasarkan gejala yang menonjol, rinitis vasomotor dibedakan dalam 3 golongan, yaitu :

1. golongan bersin (sneezers), gejala biasanay memberikan respon yang baik dengan terapi antihistamin dan glukokortikosteroid topikal

2. golongan rinore (runners), gejala dapat diatasi dengan pemberian anti kolinergik topikal

3. golongan obstruksi ( blockers ), kongesti umumnya memberikan respon yang baik dengan terapi glukokortikosteroid topikal dan vasokonstriktor oral.

Page 24: Rhinitis Vasomotor

DIAGNOSIS• Rhinitis vasomotor biasanya didiagnosis dengan

menanyakan riwayat yang cermat dan melakukan pemeriksaan menyeluruh dari hidung dan tenggorokan.

• Diagnosa juga ditegakan dengan cara eksklusi, yaitu dengan menyingkirkan adanya rhinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan akibat obat.

Page 25: Rhinitis Vasomotor

PENATALAKSANAAN• Menghindari faktor

pencetus• Pengobatan simtomatis

Dekongestan oral Cuci hidung Kauterisasi konka Kortikosteroid topikal Antikolinergik topikal Terapi desentisasi

• Operasi Bedah-beku Elektrokauter Konkoktomi parsial

konka inferior• Neurektomi N.vidianus

Bisa komplikasi sinusitis,buta, diplopia, gangguanlakrimasi, anastesisinfraorbita dan palatum

Page 26: Rhinitis Vasomotor

PENATALAKSANAAN

• Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam1,6 : 1. Menghindari stimulus/ faktor pencetus

2. Pengobatan simtomatis:a. Dekongestan oral, cuci hidung dengan garam larutan fisiologis, kauteterisasi konka rhipertrofi dengan larutan AgNO3 25% atau triklor-asetat pekatb. Anti histamin c. Kortikosteroid topikal 100-200mikrogramld. Anti kolinergik

Page 27: Rhinitis Vasomotor

• 3. Terapi operatif : a. Cryosurgery (bedah-beku) atau kauterisasib. Elektrokauterc. Konkotomi parsial konka inferior d. Mengangkat polip jika besar dan menyumbate. Koreksi septum yang defleksi harus dipertimbangkan, untuk meringankan jalan napas yang terhalang.

4. Neurektomi n.vidianus, yaitu dengan melakukan pemotongan pada n.vidianus

Page 28: Rhinitis Vasomotor
Page 29: Rhinitis Vasomotor

RINGKASAN• Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik

neurovaskular mukosa hidung tanpa adanya infeksi dengan gejala yang mirip dengan gejala alergi seperti hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin – bersin.

• Penyebab pastinya tidak diketahui. Diduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh faktor-faktor tertentu.

• Biasanya dijumpai setelah dewasa. Setelah berumur 20tahun, dan mengenai lebih banyak wanita dari pada pria.

Page 30: Rhinitis Vasomotor

• Rinitis vasomotor sering tidak terdiagnosis karena gejala klinisnya yang mirip dengan rinitis alergi, oleh sebab itu sangat diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis lainnya terutama rinitis alergi dan mencari faktor pencetus yang memicu terjadinya gangguan vasomotor.

• Penatalaksanaan dapat dilakukan secara konservatif dan apabila gagal dapat dilakukan tindakan operatif.