revisi binallllllll
-
Upload
lilla-yuniar-suksmana -
Category
Documents
-
view
15 -
download
4
Transcript of revisi binallllllll
A. Pengertian Foreign Direct Investment
FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara
mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya
terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan control terhadap
perusahaan di luar negeri. (Krugman : 1991)
B. Resiko dan Keuntungan FDI bagi negara Tuan Rumah
Keuntungan bagi negara Tuan Rumah
Ada tiga keuntungan utama yang didapatkan oleh negara tuan Ruma dari FDI :
Resource-transfer Effect (Efek Pertukaran Sumber Daya)
FDI dapat menguntungkan bagi negara tuan rumah dengan penanaman modal,
teknologi dan manajemen yang mana tidak tersediadi negara tuan rumah. Apanbila
sumber daya tersebut langka di negara tersebut, maka Fdi akan dapat mendongkrak
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kebanyakan perusahaan multinasional, mereka
memiliki kemampuan finansial yang jauh lebih baik dibandingkan negara host
country. Kebanyaka dari mereka juga memiliki reputasi yang baik sehingga mudah
bagi mereka untuk mengajukan permohonan hutang sebab lebih dapat diercaya
dibandingkan perusahaan-perusahaan lokal di negara host country. Oleh karenanya,
negara host country ini mengundang perusahaan-perusahaan tersebut untuk
menanamkan modal ke negaranya untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan
lokal. Harapanya dengan masuknya FDI ini, perkembangan ekonomi dan teknologi
serta industri akan berkembang. .
Akan tetapi, banyakk dari negara host country kurang dalam hal riset dan
pengembangan sumber daya dan ketrampilan dalam mengembangan produk dan
proses teknologi mereka. banyak negara yang bergantung pada teknologi negara maju
untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Keampuan manajerial dari perusahaan multinasional melalui FDI juga
menguntungkan bagi negara tuan rumah. Misalkan jika seseorang (dari negara host
country) mendapatkan pelatihan manajemen dari perusahaan multinasional terntunya
ia akan dapat mengembangkan manajemen lokal perusahaanya.
Employment Effect (Efek pada Tenaga Kerja)
Adanya FDI di negara host country akan mendorong tumbuhanya banyak lapangan
kerja di negara tersbut. Dengan begitu akan ada bayak tenaga kerja yang terserap
untuk kegiatan FDI di negara host countri. Terlebih lagi jika bentuk dari FDI tersebut
adalah berupa Greenfield, dimana investasi asig ayng dilakukan dengan cara membuka
pabrik-pabrik baru.
Balance of Payment Effect ( Efek pada Neraca Pembayaran )
Neraca pembayaran mencatat semua transaksi baik itu dari luar ke dalam (in flow)
maupun dari dalam ke luar (out flow). Pemerintah biasanya baru menaruh perhatian
yang serius jika terjadi defisit pada current accout. Current account sendiri mencatat
semua transaksi baik itu ekspor maupun impor. Jika terjadi defisit pada current
account mengimplikasikan bahwa impor yang ada lebih besar daripada ekspor.
Kebanyakan dari pemerintah tentuna lebih suka melihat keadaan current accountnya
surplus. Satu-satunya cara untuk menutup defisit dari current account adalah dengan
cara menjual aset kepada negara lain/ investor asing yang dapat berupa saham,
obligasi, atau real estate.
Dalam hal ini FDI dapat membatu pemerintah dalam dua hal.
Pertama, FDI sebagai subtitusi untuk barang dan jasa impor,meningkatkan currect
account neracapembayaran dari host country. Contoh: banyak FDI dari perusahaan
otomotif jepang yang beroperasi di USA dan UK , karena perusahaan otomotif
tersebut telah berdiri di negara host country, maka host country tidak perlu melakukan
impor dari jepang karena kebutuhan produk telah di suplay dari perusahaan jepang
yang telah beroperasi di negara tersebut.
Kedua, keuntungan muncul ketika perusahan multinasional melakukan kegiatan
ekspor barang dan jasa ke negara lain.
Risiko FDI untuk Host Country
Ada 3 risiko utama yang dihadapi oleh Host country :
a. Adverse Effect on Competition (Dampak Kompetisi yang Merugikan)
Terkadang pemeritah host country khawatir terhadap perusahaan multinasional yang
beroperasi di negaranya sebab mereka mempunyai kekuatan finansial yang lebih besar
daripada perusahaan dalam negeri karena mungkin saja mereka tergabung dalam
organisasi internasional yang lebih besar. Kemungkinan terjadinya monopoli oleh
perusahaan asing tersebut yang memaksa bisnis lokal untuk gulung tikar juga sangat
besar karena perusahaan multinasional memiliki permodalan yang lebih kuat. Jika
terjadi monopoli yang dilakukan perusahaan multinasional dikhawatirkan ia akan
mengendalikan harga di pasar yang kompetitif dan dapat membahayakan
kesejahteraan ekonomi di negara host country.Jika sebuah negara memiliki
keunggulan komparatif atas suatu industri, kemudian FDI diijinkan masuk dalam
industri tersebut, dampaknya akan berimbas pada matinya perusahaan perusahaan
lokal dalam industri tersebut.
b. Adverse effect on The Balance of Payment (Dampak merugikan pada neraca
pembayaran )
Kemungkinan dampak buruk yang ditimbulkan FDI bagi neraca pembayaran bisa jadi
dua kalilipat. Pertama, ketika pertama kali modal asing itu masuk ke negara host
country itu menjadi in flow dalam balance of payment host country. Tetapi, hasil dari
operasi perusahaan tersebut pada akhirnya akan ditransfer ke negara home country
(menjadi outflow bagi host country).
Kedua, jika perusahaan multinasional yang beroperasi tersebut menggunakan bahan
baku dari negerinya sendiri akan meningkatkan volume impor bagi negra host country
yang mana akan berpengaruh pada terjadinya defisit pada balance o payment (impor
lebih besar daripada ekspor).
c. Otonomi dan kedaulatan nasional
Dikhawatirkan dengan adanya FDI ini, negara host country akan kehilangan
kebebasan ekonomi karena perekonomian negara sedikit banyak terpengaruh oleh
negara forign parent country.
C. Keuntungan dan Resiko FDI bagi home country
Ada tiga sumber keuntungan yang diperoleh oleh home country dari FDI :
a. Aliran masuk keuntungan dariperusahaan multinasional kepada home country.
FDI dapat meningkatkan current account dari home country jika perusahaan
multinasional tersebut melakukan permintaan terhadap home country untuk peralatan
modal, barang setengah jadi, produk-produk komplementer dll. permintaan ekspor
tersebut akan meningkatkan volume ekspor yang akan berdampak positif pada balance
of payment .
b. Employment effect
Jika permintaan akan produk bahan baku, peralatan modal, dan barang barang
kmplementer lainya meningkat, maka kegiatan produksi di negara home country juga
akan meningkat. Dengan begitu , akan berefek pada meningkatnya kebutuhan tenaga
kerja.
c. Ketempilan atau skill-skill dan pengetahuan yang berharga yang dapat dibawa kembali
ke negara asal
Contohnya : mengapa GM danFord tertarik untuk berinvestasi di Jepang karena
Jepang terkenal dengan kemajuan teknologinya dan proses produksi yang hebat
Sehingga, Ford dan GM dapat mentransfer pengetahuan dan teknologi tersebut ke US,
sehingga dapat meningkatkan perekonomian di US.
Resiko dari FDI bagi Home Country
Resiko FDI bagi Home Country dapat di bagi menjadi dua :
a. Di dalam Balance of Payment
Dengan adanya FDI akan mengurangi ekspor dari home country karena hoem country
tidak perlu melakukan ekspor yang disebabkan sudah adanya perusahaan di negara
tujuan ekspor (host country)
b. Dalam hal tenaga kerja
Jika pasar tenaga kerja di home country sangat ketat hal ini tidak akan menajdi
masalah, namun jika home country mengalami masalah kekurangan tenaga kerja dan
melakukan ekspor tnaga kerja merupakan hal yang sangat buruk.
D. Faktor – Faktor yang dipertimbangkan Investor untuk menanamkan modalnya
di Indonesia
Sebelum kita menjawab pertanyaan bagaimana cara menarik modal asing, hal yang
perlu diketahui adalah factor apa saja yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam
menanamkan modalnya, factor tersebut antara lain,
a. Faktor sumber daya alam,
ketersediaan sumber daya alam yang melimpah di dalam host country akan
mempermudah investor untuk beroperasi, sehingga ia tidak perlu susah apyah untuk
mengimpor bahan baku dari luar.
b. Faktor sumber daya manusia,
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabny adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
c. Faktor stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam bisnis
Hal ini sangat penting sebab bagi para investor akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang
d. Faktor ekonomi
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat meningkatkan minat
investor di dalam menanamkan FDI. Peningkatan Produk Domestik Bruto
menunjukkan adanya peningkatan ukuran pasar sehingga negara-negara yang
mengalami peningkatan didalam GDP dapat menjadi wilayah yang menjadi basis di
dalam melakukan penjualan.
e. Faktor politik
Berhubungan dengan potensi masuknya FDI di dalam beberapa negara, resiko politik
ini berhubungan dengan potensi ketidakpastian. Sehingga potensi ketidakpastian ini
dapat mengurangi turunnya FDI di suatu negara.
f. Faktor sosial budaya
Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera masyarakat terhadap makanan. Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan yang manis rasanya, sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan yang asin rasanya.
g. Faktor kemudahan dalam perizinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
E. Strategi Manajerial Yang perlu Dibangun untuk menarik Investor asing
Untuk mendorong lebih lanjut peningkatan investasi penanaman modal di
Indonesia, perlu diciptakan iklim investasi dan usaha yang lebih menarik. Iklim investasi
yang positif dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya berkesinambungan yang dilakukan
oleh para birokrat dan para pelaku ekonomi di lokalitas-lokalitas tempat investasi dalam
hal-hal berikut ini:
Memberikan kepastian hukum atas peraturan-peraturan pada tingkat pusat dan daerah
serta menghasilkan produk hukum yang berkaitan dengan kegiatan penanaman modal
sehingga tidak memberatkan beban tambahan pada biaya produksi usaha.
Memelihara keamanan dari potensi gangguan kriminalitas oleh oknum masyarakat
terhadap aset-aset berharga perusahaan, terhadap jalur distribusi barang dan gudang
serta pada tempat-tempat penyimpanan barang jadi maupun setengah jadi.
Memberikan kemudahan yang paling mendasar atas pelayanan yang ditujukan pada
para investor, meliputi perijinan investasi, imigrasi, kepabeanan, perpajakan dan
pertahanan wilayah.
Memberikan secara selektif rangkaian paket insentif investasi yang bersaing.
Menjaga kondisi iklim ketenagakerjaan yang menunjang kegiatan usaha secara
berkelanjutan.
F. Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menarik Investor Asing ke Indonesia
Berikut beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah:
1. Pemerintah Indonesia mengadakan Internasional Infrastructure Summit pada tanggal
17 Januari 2005 dan Bumn Summit pada tanggal 25-26 Januari 2005. Infrastructure
summit menghasilkan keputusan eksplisit bahwa seluruh proyek infrastuktur dibuka
bagi investor asing untuk mendapatkan keuntungan, tanpa perkecualian. Pemerintah
juga menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan ada perbedaan perlakuan terhadap
bisnis Indonesia ataupun bisnis asing yang beroperasi di Indonesia. Penjelasan lebih
lanjut BUMN akan dijual pada sektor privat.
2. Pemerintah mengeluarkan undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman
modal yang antara lain memuat mengenai: Jangka waktu yang lebih lama pada hak
guna tanah: dalam Undang-Undang yang baru, maksimum hak guna untuk pengolahan
tanah, hak guna bangunan dan penggunaan tanah diperpanjang, dari 35, 30 dan 25
menjadi 95, 80, dan 75 tahun, Ketentuan perlakuan secara nasional: Undang-Undang
tersebut memberikan dasar yang merata untuk perlakuan yang sama antara penanam
modal dalam negeri dan penanam modal asing
3. Diterbitkannya Tax Holiday, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.
011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak
Penghasilan (PPh) BadanTax holiday berupa pembebasan pajak penghasilan (PPh)
badan (perusahaan) selama minimal 5 - 10 tahun sejak operasi komersil. Tak hanya
itu, setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan pajak penghasilan badan,
Wajib Pajak diberikan pengurangan PPh Badan sebesar 50 % dari pajak penghasilan
terutang selama 2 tahun. pemberian fasilitas pembebasan dan pengurangan pajak ini
hanya diberikan kepada industry pionir. Industri pionir, seperti disebutkan dalam PP
No. 94/2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPH
dalam Tahun Berjalan, adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi
nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta
memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Ada lima industri yang dimaksud
pionir dalam PMK 130, mencakup industri logam dasar, pengilangan miyak bumi dan
atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas alam, permesinan,
sumber daya terbarukan, dan peralatan komunikasi. Selain merupakan industri pionir,
penanaman modal yang bisa mendapatkan fasilitas tax holiday harus memenuhi juga
tiga kriteria tambahan Pertama, mempunyai rencana penanaman modal baru yang
telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang paling sedikitsebesar
Rp1 triliun. Kedua, menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sediki10%
dari total rencana penanaman modal, dan tidak boleh ditarik sebelumsaat dimulainya
pelaksanaan realisasipenanaman modal. Ketiga, harus berstatus sebagai badan hukum
Indonesia yang pengesahannya ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan sebelum
PMK ini mulai berlaku
4. Adanya peraturan mengenai Tax Allowance
Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-130/PMK.011/2011. Untuk memberi
alternatif fasilitas Pajak Penghasilan di samping Tax Holiday dan memperluas bidang
usaha atau daerah tertentu yang berhak mendapatkan fasilitas Pajak Penghasilan.
Pemerintah telah menerbitkan kebijakan insentif perpajakan berupa Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk
Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah
Tertentu.
Fasilitas Pajak Penghasilan Badan yang diberikan dalam PP 52 tahun 2011 dimaksud
meliputi:
Tambahan pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal,
yang dibebankan selama 6 (enam) tahun, masing-masing sebesar 5% per tahun.
Fasilitas tambahan pengurangan penghasilan neto tersebut dimaksudkan agar pada
awal periode operasi komersial, Wajib Pajak tidak dibebani dengan pengenaan Pajak
Penghasilan Badan yang besar sehingga dapat mempercepat pengembalian investasi
dan meningkatkan imbal hasil investasi.
Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, sehingga masa total penyusutan aktiva
menjadi setengah dari masa penyusutan dan amortisasi yang berlaku normal.
Fasilitas percepatan masa penyusutan dan amortisasi aktiva ini dimaksudkan untuk
mengurangi penghasilan kena pajak pada awal periode operasi komersial investasi
untuk meringankan cash flow usaha.
Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada
subjek pajak luar negeri, yakni sebesar 10% atau tarif yang lebih rendah menurut
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.
Dengan pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas dividen ini diharapkan dapat
menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Perpanjangan masa kompensasi kerugian, dari 5 tahun menjadi maksimal 10 tahun.
Perpanjangan tersebut diberikan apabila Wajib Pajak berada di kawasan industri dan
kawasan berikat, mempekerjakan 500 orang tenaga kerja Indonesia, melakukan
investasi untuk infrastruktur ekonomi dan sosial, mengeluarkan biaya penelitian dan
pengembangan paling sedikit 5% dari jumlah investasi, dan menggunakan bahan baku
hasil produksi dalam negeri paling sedikit 70%.
5. Menerapkan deletion program
Cara ini memungkinkan pemerintah untuk memberi izin kepada produsen
importer saja, termasuk melarang impor produk yang bisa diproduksi di dalam negeri.
Dengan kebijakan ini pemerintah hanya memberi izin impor bagi produsen yang telah
mendirikan pabriknya di dalam negeri. Yang artinya produsen importir agar dapat
mengimpor barang dan menjual produknya harus membuat pabrik di dalam negeri .
Aturan deletion program ini mengadopsi aturan yang sebelumnya telah
diterapkan pada produk otomotif dengan agen tunggal pemegang merk (ATPM).
Hanya ATPM yang berhak untuk melakukan impor produk – produk mereka.
Pemerintah memberikan waktu selama 6 bulan sampai 2 tahun untuk mendirikan
pabriknya di Indonesia. Sampai waktu itu datang, pemerintah melalui departemen
perdagangan akan menunjuk importir terdaftar untuk melakukan impor dan
perdagangan.
Pemerintah memfokuskan diri untuk menerapkan program tersebut untuk
barang konsumsi (end user) seperti di sector elektronik antara lain telepon genggam,
computer dan LCD karena untuk pencegahan barang selundupan oleh Ditjen Bea dan
Cukai. Source (cara Baru Pemerintah Menarik Investasi Asing Kontan Online.html)
Salah satu contoh HP LG yang telah mendirikan pabriknya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Strateg I InvestasiUntukMenarikInvestorBlogLingkunganEkonomiBisnisIndonesia.htm l
THEAPPROACHMENTOFROYKebijakanPemerintahIndonesiaUntukMenarikMinatInvestasiAsing
(FDI).html
http://ayucintyavirayasti.blogspot.com/2011/05/foreign-direct-investment.html