REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

15
ACARA V PENILAIAN KONSUMSI PANGAN A. Tujuan CAPITAL Tujuan praktikum acara Penilaian Konsumsi Pangan ini adalah : 1. Mengetahui cara-cara penilaian konsumsi pangan. 2. Mengetahui cara melakukan penilaian konsumsi pangan dengan cara recall (italic) B. Tinjauan Pustaka CAPITAL Maksud daftar analisa bahan makanan ialah meringkas atau mengikhtisarkan pengetahuan tentang nilai gizi bahan makanan yang terdapat di Indonesia. Dengan cara demikian dapat disusun makanan yang sempurna dan seimbang. Maksud utama daftar analisa bahan makanan ialah untuk dipakai sebagai pedoman yang dapat dipercaya untuk menentukan makanan sehari-hari yang dapat memenuhi syarat yang dianjurkan, baik untuk perseorangan maupun keluarga atau untuk kesatuan (institusional, makanan untuk sejumlah banyak orang) (Soedarmo, 1977). Bahan makanan sering juga disebut bahan pangan dan dalam perdagangan disebut komoditi pangan, ialah apa yang kita produksi atau perdagangkan, misalnya daging, sayur,buah dan sebagainya. Seseorang tidak membeli karbohidrat atau protein, tetapi membeli

description

buat praktikan

Transcript of REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

Page 1: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

ACARA V

PENILAIAN KONSUMSI PANGAN

A. Tujuan CAPITAL

Tujuan praktikum acara Penilaian Konsumsi Pangan ini adalah :

1. Mengetahui cara-cara penilaian konsumsi pangan.

2. Mengetahui cara melakukan penilaian konsumsi pangan dengan cara

recall (italic)

B. Tinjauan Pustaka CAPITAL

Maksud daftar analisa bahan makanan ialah meringkas atau

mengikhtisarkan pengetahuan tentang nilai gizi bahan makanan yang terdapat

di Indonesia. Dengan cara demikian dapat disusun makanan yang sempurna

dan seimbang. Maksud utama daftar analisa bahan makanan ialah untuk

dipakai sebagai pedoman yang dapat dipercaya untuk menentukan makanan

sehari-hari yang dapat memenuhi syarat yang dianjurkan, baik untuk

perseorangan maupun keluarga atau untuk kesatuan (institusional, makanan

untuk sejumlah banyak orang) (Soedarmo, 1977).

Bahan makanan sering juga disebut bahan pangan dan dalam

perdagangan disebut komoditi pangan, ialah apa yang kita produksi atau

perdagangkan, misalnya daging, sayur,buah dan sebagainya. Seseorang tidak

membeli karbohidrat atau protein, tetapi membeli beras sebagai sumber

karbohidrat dan daging sebagai sumber protein. Dalam susunan hidangan

Indonesia berbagai jenis bahan makanan dapat dikelompokkan ke dalam :

1. Bahan makanan pokok,

2. Bahan makanan lauk-pauk,

3. Bahan makanan sayur, dan

4. Bahan makanan buah-buah (Sediaoetama, 2000).

Yang merupakan sumber semua zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

adalah makanan dan minuman (pangan) yang dikonsumsi. Umumnya pangan

dapat diperoleh dari hasil tanaman maupun hewan, karena itu dikenal bahan

pangan nabati dan bahan pangan hewani. Fungsi masing-masing zat gizi

Page 2: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

berbeda-beda. Meskipun ketiga makromolekul (karbohidrat, protein dan

lemak) dapat digunakan sebagai sumber energi, namun masing-masing

memiliki fungsi yang karakteristik (Muchtadi, 2009).

Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian

konsumsi makanan banyak terjadi bias tentang hasil yang diperoleh. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : ketidaksesuaian dalam

menggunakan alat ukur, daftar komposisi bahan makanan yang digunakan

tidak sesuai dengan daya ingat responden, daftar konsumsi makanan yang

digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi responden dan

interprestasi hasil yang kurang tepat. Diperlukan pemahaman yang baik

tentang cara-cara melakukan survei konsumsi makanan, baik untuk individu,

kelompok maupun rumah tangga. Walaupun data konsumsi makanan sering

digunakan sebagai salah satu metode penentuan gizi, sebenarnya survei

konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seserang atau masyarakat secara

langsung (Supariasa, 2001).

Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan cara survei. Survei

konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang,

keluarga atau kelompok orang baik secara kuantitatif maupun secara

kualitatif. Survei secara kuantitatif adalah untuk mengetahui jumlah bahan

makanan yang dikonsumsi sedangkan secara kualitatif adalah untuk

mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit) , jenis pangan,

dan cara memperolehnya .

Pada prinsipnya ada 4 macam metode penilaian konsumsi pangan secara

kuantitatif yaitu:

1. Metode Inventaris (inventory method)

2. Metode Pendaftaran (foodlist method)

3. Metode mengingat–ingat (recall method)

4. Metode Penimbangan (Weighing Method)

Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai

faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktifitas fisik. Oleh karena

Page 3: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk rata-rata

penduduk yang hidup di daerah tertentu (Handayani, 1994).

Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah

pangan yang dimakan (dikonsumsi) seseorang atau kelompok orang pada

waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat

ditinjau dari aspek jenis pangan yang dikonsumsi dan jumlah pangan yang

dikonsumsi. Dalam menghitung jumlah zat gizi yang dikonsumsi, kedua

informasi ini (jenis dan jumlah pangan) merupakan hal yang penting. Batasan

ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau berdasarkan aspek

jenis pangan dan jumlah pangan yang dikonsumsi. Tingkat kecukupan energi

dan protein dibedakan menjadi empat cut off points menurut Departemen

Kesehatan (1996) yaitu: (1) defisit tingkat berat (<70% AKG); (2) defisit

tingkat sedang (70-79% AKG); (3) defisit tingkat ringan (80-89% AKG); (4)

normal (90-119% AKG) dan (5) kelebihan (≥120% AKG). Klasifikasi tingkat

kecukupan zat besi, vitamin A dan vitamin C menurut Gibson (2005) yaitu

(1) kurang (<77% AKG) dan (2) cukup (≥77% AKG). Metode antropometri

melalui perhitungan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). IMT/U

digunakan untuk anak yang berumur 5-19 tahun. Untuk menilai kurus nilai Z

score adalah z ≤ 2, normal berada pada kisaran -2 < z < 2 dan gemuk z ≥ 2

(WHO, 2007). Referensi yang digunakan adalah tabel WHO 2007 yaitu IMT

menurut umur (Z-score). Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh

banyak faktor, antara lain tingkat metabolisme basal, tingkat pertumbuhan,

aktivitas fisik dan faktor lainnya yang bersifat relatif. Rata-rata konsumsi

energi, contoh adalah 1646 Kal sedangkan rata-rata kecukupan energi, contoh

adalah 1871 Kal. Jika rata-rata konsumsi dibandingkan dengan rata-rata

kecukupan maka diperoleh rata-rata tingkat kecukupan gizi (TKG) (Nuraini,

2009).

Konsumsi dan tingkat kecukupan zat gizi anak balita dihitung dari

konsumsi zat gizi anak diperoleh dari konversi konsumsi pangan anak yang

dikumpulkan dengan metode recall 2 x 24 jam. Recall pangan mencakup

jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak baik makanan pokok

Page 4: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

maupun makanan selingan atau makanan jajanan. Selanjutnya konsumsi

pangan tersebut dikonversi ke dalam energi, protein, vitamin A, vitamin C,

kalsium, phospor dan besi dengan menggunakan daftar komposisi bahan

makanan (DKBM). Selanjutnya dihitung nilai rata-rata tingkat kecukupan zat

gizi anak. Status gizi anak balita dalam penelitian ini dinilai berdasarkan

antropometri dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan

menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

berdasarkan indeks yang telah direkomendasikan oleh WHO (1995).

Pengolahan data menggunakan software WHO Antro. Hasil pengukuran

dengan indeks ini selanjutnya ditentukan dengan menggunakan nilai Z-skor

(Yulia, 2008).

C. Metodologi CAPITAL

1. Alat

a. DKBM ( Daftar Komposisi Bahan Makanan )

b. Alat Tulis

c. Kalkulator

d. Tabel AKG

e. Daftar Konversi Penerapan Minyak

f. Daftar Konversi Mentah Masak

2. Bahan

a. Tabel Aktivitas

3. Cara Kerja :

flowchart gunakan kalimat awalan di-..... buat dilembar baru saja

metodologinya

Dicatat aktivitas salah satu teman selama 24 jam

Dihitung penilaian konsumsi pangan menurut tabel AKG

Dihitung penilaian konsumsi pangan menurut hasil praktikum

Page 5: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

D. Hasil dan Pembahasan CAPITAL

a. Hasil Pengamatan

Tabel 5.1. Konsumsi Kecukupan Energi

NamaKonsum

si Pangan

Jumlah Zat Gizi

Energi(kal)

Protein(gr)

Lemak(gr)

Zat Besi (mg)

Kalsi um

(mg)R

Andini A P

Total 4798,3 222,3 152,4 41,7 3317,5

Viqi Fendi A

Total 2404 112,6 38,3 45,1 992

Sumber : Laporan SementaraTABEL YANG LENGKAP. Lihat punya Andri.

Tabel 5.2. Aktivitas Selama 24 Jam

Nama KegiatanWaktu (jam)

Roch Andini Ayu Putri

Bersih-bersih 0,5Mandi 0,25Kuliah 1,5Belajar 4,5Tidur 5

Naik Kendaraan 1

Viqi Vendi A

Bersih-bersih 0,25Mandi 0,16Kuliah 3,5Belajar 2,5Tidur 5

Naik Kendaraan 0,83Sumber : Laporan Sementara

Analisis Data :

Dikeketahui : BB aktual = - Viqi V A = 71 kg

- R Andini A P = 43 KG

: BB standar = 50 kg

Ditanya : Kebutuhan/Kecukupan zat gizi Viqi dan Andini…?

Page 6: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

Jawab :

R Andini A P : - Energi = x AKG

= x 4798,3

= 4126,53 gram

- Protein = x AKG

= x 222,3

= 191,17 gram

- Lemak = x AKG

= x 152,4

= 131,06 gram

- Zat Besi = x AKG

= x 0,0417

= 0,0358 gram

- Kalsium = x AKG

Page 7: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

= x 3,3175

= 2,853 gram

Viqi V A : - Energi = x AKG

= x 2404

= 3413,68 gram

- Protein = x AKG

= x 112,6

= 159,89 gram

- Lemak = x AKG

= x 38,3

= 54,38 gram

- Zat Besi = x AKG

= x 0,0451

= 0,06404 gram

- Kalsium = x AKG

Page 8: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

= x 0,992

= 1,4086 gram

Perhitungan letakkan pada lampiran saja

b. Pembahasan

Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukan dengan empat metode

yaitu ; metode inventaris, metode pendaftaran, metode menimbang, dan

metode recall. Pada praktikum acara 5 penilaian konsumsi pangan ini

metode yang digunakan adalah metode recall. Untuk mendapatkan data

atau infomasi terkait dapat diambil dari tabel aktivitas salah seorang teman

selama 24 jam atau 1 hari.

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah jumlah zat-zat gizi yang

hendaknya dikonsumsi tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai

bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu

dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat

gizi atau efesiensi penggunaannya didalam tubuh.

Pada setiap kegiatan penilaian dan perencanaan konsumsi pangan

diperlukan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) dan daftar

kecukupan gizi (DKG). Namun DKBM yang selama ini ada di Indonesia

kurang lengkap maka diperlukan daftar penunjang lainnya seperti daftar

ukuran rumah tangga (URT), daftar konversi mentah-masak dan

penyerapan minyak. Jumlah masing-masing zat gizi dari suatu susunan

pangan atau makanan yang dikonsumsi dapat diketahui melalui kegiatan

penilaian konsumsi pangan.

Daftar komposisi bahan makanan (DKBM) memuat kadar gizi dari

berbagai bahan makanan yang umumnya terdapat dan biasa digunakan di

Indonesia. Daftar ini memuat energi dari 11 jenis zat gizi, yaitu protein,

lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin C, tiamin dan

air.

Page 9: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

Penggolongan bahan makanan dalam DKBM adalah serealia, umbi

dan hasil olahannya; kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahnya;

daging dan hasil olahnya; telur, ikan, kerang, udang dan hasil olahnya;

sayur-sayuran; buah-buahan; susu dan hasil olahannya; lemak dan minyak;

serta serba-serbinya.

Pada perhitungan penilaian konsumsi pangan menurut tabel AKG

pada Andini energinya sebesar 2160 kkal dan protein sebesar 55.08 gram.

Sedangkan menurut hasil praktikum pada Andini energinya sebesar

4126,53 gram dan protein sebesar 191,17 gram.

Satu kalimat minimal 3 paragraf jadi dijadikan satu saja

Pada perhitungan penilaian konsumsi pangan menurut tabel AKG

pada Viqi energinya sebesar 2232.14 kkal dan protein sebesar 58.928

gram. Sedangkan menurut hasil praktikum pada Viqi energinya sebesar

3413,68 kkal dan protein sebesar 159.89 gram.

Pada perhitungan penilaian konsumsi pangan ini diambil contoh

energi dan protein sebagai indikator status gizi. Perhitungan penilaian

konsumsi pangan menurut tabel AKG energi terbesar terdapat pada Viqi,

protein terbesar juga terdapat pada Viqi. Sedang menurut hasil praktikum

energi terbesar terdapat pada Andini, protein terbesar juga terdapat pada

Andini.

Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya energi, protein

dan beberapa jenis mineral pada pangan individu adalah banyaknya jenis

kegiatan yang dilakukan, berat badan, tinggi badan dan umur.

Fungsi penilaian konsumsi pangan?

Sesuai teori tidak? Sudah cukup/kurang/lebih gizinya?

E. Kesimpulan CAPITAL

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan,

yaitu :

Page 10: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

1. AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi

tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-

rata orang sehat.

2. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan

untuk masing-masing kelompok umur, gender dan aktivitas fisik

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan konsumsi

pangan adalah ketidakpastian jumlah pangan yang dikonsumsi selama 24

jam, perkiraan waktu dalam melakukan aktivitas yang kurang tepat dll

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya energi,

protein dan beberapa jenis mineral pada pangan individu adalah

banyaknya jenis kegiatan yang dilakukan, berat badan, tinggi badan dan

umur.

5. Pada perhitungan penilaian konsumsi pangan ini diambil

contoh energi dan protein sebagai indikator status gizi. Perhitungan

penilaian konsumsi pangan menurut tabel AKG energi terbesar terdapat

pada Viqi, protein terbesar juga terdapat pada Viqi. Sedang menurut hasil

praktikum energi terbesar terdapat pada Andini, protein terbesar juga

terdapat pada Andini.

HASIL PERHITUNGAN? SUDAH CUKUP/KURANG/LEBIH

GIZINYA?

Page 11: REVISI ACARA 5 PANGAN DAN GIZI

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri. 1994. Pangan Dan Gizi. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta. Bandung.

Nuraini. 2009. Pola Aktivitas, Konsumsi Pangan, Status Gizi dan Kesehatan Anak Jalanan Di Kota Bandung. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta.

Soedarmo, Poerwo dan A Djaeni Sediaoetama. 1977. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Jakarta.

Yulia, Cica. 2008. Pola Asuh Makan dan Kesehatan Anak Balita pada Keluarga Wanita Pemetik Teh Di Kebun Malabar PTPN VIII. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

daftar isi sudah saya benarkan, spasi 1 after 6

lampiran jangan lupa diikut sertakan

jurnal internasional?