Review Kuliah GPS
-
Upload
faisalmuhammad -
Category
Documents
-
view
81 -
download
6
Transcript of Review Kuliah GPS
Review Kuliah GPS
Global Positioning System (GPS) adalah sistem navigasi dan penentuan posisi berbasis satelit
yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi yang teliti, dan juga informasi waktu, secara
kontinyu di seluruh dunia (Wells dkk., 1986). Setiap sinyal GPS mempunyai frekuensi dasar
(fo) 10.23 MHz. Dua frekuensi pembawa digunakan untuk transmisi, yaitu: L1 (Link 1)
dengan frekuensi 154 fo = 1575.42 MHz (panjang gelombang = 19.05 cm) dan L2 (Link 2)
dengan frekuensi 120 fo = 1227.60 MHz (panjang gelombang = 24.25 cm).
GPS terdiri atas tiga segmen utama, yakni segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari
satelit-saelit GPS, segmen sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari stasiun
monitor dan kontrol satelit yang tersebar di seluruh permukaan bumi, dan segmen pemakai
(user segment) yang terdiri dari para pengguna baik di darat, laut, maupun udara (Wellenhof
dkk, 1992).
Parameter orbit satelit terdiri atas 6 buah elemen Kepler yaitu: setengah sumbu panjang (a),
eksentrisitas (e), anomali sejati (f), right ascension of ascending node (), argument of
perigee (), dan inklinasi (i).
WGS 84 adalah Sistem Koordinat Kartesian Terikat Bumi dengan pusat sistem koordinat
berimpit dengan pusat massa bumi (geocenter). Ellipsoid yang digunakan adalah GRS
(Geodetic Reference System) 1980 yang parameter-parameternya (The DMA,1987):
* setengah sumbu panjang : a = (6 378 137 2 ) m.
* setengah sumbu pendek : b = 6 356 752,3142 m.
* penggepengan : f = 1/298,257223563
= 0,0033528106474
Cara perhitungan koordinat satelit (kartesi 3 dimensi) dari data Broadcast ephemeris (Rizos,
1994)
Konstanta1. Konstanta gravitasi universal bumi = 3986001.5 x 108 m3/det2. Kecepatan rerata rotasi bumi = 7.292115147 x 10-5 rad/sec
= 3.1415926535898Perhitungan anomali sejati1. waktu sesudah epoh referensi tk = t - toe (II.1)
2. rerata gerakan terkoreksi
3. rerata anomali pada tk Mk = M0 + n.tk (II.3)4. penyelesaian iteratif untuk Ek Mk = Ek – e sin Ek (II.4)5. anomali sejati k
Argumen lintang1. argumen lintang k = vk + (II.6)2. koreksi uk = Cus . Sin 2k + Cuc .Cos 2k (II.7)3. argumen lintang terkoreksi uk = k + uk (II.8)Radius orbit terkoreksi1. radius rk = a(1 – e.cos Ek) + Crs.
Sin 2k + Crc. Cos 2k (II.9)2. posisi di orbit Xk = rk Cos uk
Yk = rk Sin uk (II.10)Inklinasi terkoreksi
ik = i0 + Cis. Sin 2k + Cic . Cos 2k+ i tk (II.11)
Ascending node terkoreksik = o + ( - e). tk - e . toe (II.12)
Koordinat WGS84earth-fixed coordinates Xe = Xk .Cos k - Yk .Sin k (II.13)
Ye = Xk .Cos k + Yk .Sin k (II.14)Ze = Yk . Sin ik (II.15)
Metode penentuan Jarak dari satelit GPS ke antene GPS
1. Metode beda waktu (Pseudorange)
2. Metode beda fase (Carrier phase)
1.Metode beda waktu (Pseudorange)
Pseudorange adalah range (jarak) hasil hitungan oleh receiver GPS dari data ukuran waktu
rambat sinyal dari satelit ke receiver; waktu rambat sinyal tersebut diukur dengan teknik
korelasi kode C/A atau kode P (Djawahir, 1992). dengan formula Ri= C.(tr-ts) jika C
adakah kecepatan gelobang elektromagnetik dan .(tr-ts) adalah waktu rambat gelomnag
2.Metode beda fase
Carrier phase diperoleh dengan cara pengurangan antara sinyal pembawa yang dibangkitkan
oleh receiver pada saat penerimaan sinyal, dan sinyal pembawa yang dibangkitkan oleh
satelit pada waktu pemancaran sinyal. Hanya fase pembawa yang tidak penuh yang dapat
diukur ketika sinyal satelit diterima, jumlah integer gelombang penuh N tidak diketahui. N
disebut ambiguitas fase. Formula ranging nya R=n + jika adalah panjang
gelombang penuh dan adalah pecahan gelombang.
Hitungan koordinat Pengamat secara 3 dimensional (sistem koordinat kartesi 3 D atau
sistem koordinat geodetik)
1.Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian 3D
X = (N+h) cos cos
Y = (N+h) cos sin (II.181)
Z = [N (1-e2) + h] sin
Jika :
; dan (II.182)
(II.183)
Arti notasi yang digunakan :
h = tinggi diatas elipsoid (tinggi geometrik)
N = jari-jari kelengkungan prime vertikal
= lintang geodetik
= bujur geodetik
a = setengah sumbu panjang elipsoid
b = setengah sumbu pendek elipsoid
e = eksentrisitas pertama
2.Transformasi Koordinat Kartesian 3D ke Koordinat Geodetik
dapat dicari dari persamaan (I-98), yaitu :
= arc tg Y/X (II.184)
dan h dicari dengan cara iterasi sebagai berikut :
Misal p2 = X2 + Y2
maka :
p2 = (N+h) 2 cos2 cos2 + (N+h) 2 cos2 sin2
p2 = (N+h) 2 cos2 (cos2 + sin2 )
p2 = (N+h) 2 cos2 (II.185)
Jadi p = (N+h) cos (II.186)
SV 2
Z (+) = CIO
atau h = (II.187)
Dari persamaan (II.181),
Z = [N (1-e2) + h] sin
= [N + h - e2N] sin (II.188)
maka :
(II.189)
sehingga diperoleh :
.
Metode penentuan posisi pengamat
1. Metode absolut
2. Metode relatif
Metode absolut adalah metode akuisisi data GPS yang menggunakan satu buah receiver atau
beberapa buah receiver yang dioperasikan secara independent. Secara prinsip metode absolut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar I.3 : Penentuan posisi absolut
Y (+)
N
h
P
SV 1
X (+)
SV 4SV 3
Bidang equator bumi
Meridian Greenwich
SV 2
Z (+) = CIO
Metode relatif adalah metode akuisis data GPS yang menggunakan dua atau lebih receiver
GPS yang diopersikan secara simultan (bersama-sama) pada suatau jendela pengukuran (jeda
pengukuran sejak mulai hingga berakhirnya pengukuran) atau beberapa jendela pengukuran.
Metode relatif diklasifikasikan menjadi 2 buah yaitu relatif statik dan relatif kinematik. Pada
relatif statik maka antena pada receiver yang diopersaikan tidak dirubah posisinya selama
melakukan pengukuran. Jika posisi antena dirubah selama pengukuran maka jendela
pengukurannya juga berubah dikenal sebagai sesi. Pada metode relatif statik status antenanya
sama.
Sedangkan metode relatif kinematik, salah satu antena sebagai base (tidak dirubah posisisnya
selama melakukan pengukuran) dan receiver yang lain sebagai rover dan boleh dipindah-
pindah posisinya selama pengukuran tetapi selama perpindahan receiver status power supply
senantiasa “on (tidak mati)”.
Kedudukan titik P dan titik Q adalah posisi receiver yang sedang melakukan pengamatan
satelit pada suatu jendela pengamatan.
h
N
P
Q
SV 1
X (+)
Gambar I.3 : Penentuan posisi relatif
Y (+)
SV 4
SV 3
Bidang equator bumi
Meridian Greenwich
Penyelasaian hitungan koordinat pengamat (metode absolut) dalam sistim koordinat kartesi
3 D dapat dilakukan dengan langkah :
1. Selama melakukan pengukuran diperoleh data elemen orbit satelt GPS setiap saat
sehingga koordinat katersi satelit bisa dihitung dengan formula di atas.
2. Ranging dari satelit GPS diproleh dengan menggunakan beda waktu atau beda fase
atau menggunakan jarak teoritis dari satelit GPS ke model bumi global sepanjang 20.000
km
3. Membentuk persamaan jarak dalam ruang antara satelut GPS ke receiver
4. Mengamat minimal 4 buah satelit GPS yang digunakan
5. Mengamat satelit sebanyak-banyaknya selama jendela pengukuran dilakukan
6. Menyelesaikan persamaan jarak dalam ruang terhadap kedudukan pengamat dalam
sistem kordinat kartesi 3 Dimensi.
Pada penyelesaian hitungan koordinat pengamat (metode relatif) maka salah satu kordinat
diberikan nilai tertentu atau menggunakan koordinat yang sudah diketahui sehingga
koordinat tititk lain dihitung atas dasar koordinat yang telah diketahui atau didefinisikan.