Review jurnal for uts kimia

3
NAMA : NILAM MELATI NIM : 41614010019 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI REVIEW JURNAL 1) Judul Studi Kandungan Pb dalam Gorengan yang Dijual Di Pinggir Jalan 2) Penulis Annisa Fillaeli, Antuni Wiyarsi, dan Dyah purwaningsih (Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, UNY) 3) Sumber Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 4) Abtraksi Kajian ini dibuat untuk menganalisis adanya kandungan Pb di dalam kandungan gorengan yang dijual dipinggir jalan, khususnya di kawasan malioboro Yogyakarta. Hasil analisis menunjukan bahwa tidak semua sampel positif mengandung Pb atau dibawah limit deteksi. Sampel yang positif mengandung logam sebanyak 61,9% dengan kisaran konsentrasi 0,003-0,0531 ppm. Sedangkan jumlah sampel yang tak terdeteksi mengandung Pb ada 38,1%. Dari sampel yang positif mengandung Pb, sermuanya tidak melebihi ambang batas Pb dalam makanan berdasarkan peraturan BPPOM RI No.03725/B/SK/VII/1989 yaitu 2ppm. Uji-t terhadap sampel yangdiambil pada jam 12.00 WIB dibandingkan dengan sampel yang diambil pada jam 12.00 WIB menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata diantaranya pada taraf signifikan 95%. 5) Tujuan Penelitian Untuk mengetahui besarnya kandunganb Pb dalam gorengan yang di jual di pinggir jalan kawasan Malioboro, Yohyakarta. 6) Latar Belakang Pb merupakan salah satu zat pencemar udara yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Logam Pb berada dalam bahan bakar kendaraan sebagai bahan anti-ketuk (palar,1994). Ambang batas Pb di udara adalah 60 microgram/m³. jumlah logam Pb di udara memiliki kolerasi dengan kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut. Sebagai contoh di kota Yogyakarta. Di kawasan Malioboro, jumlah kendaraan yang melintas pada jam sibuk mencapai 1.220 buah. Kadar timbal di udara kawasan itu mencapai 68,24 mikrogram/m³. Di Kotabaru laulintas pada jam sibuk mencapai 1.382 kendaraan dengan pencemaran timbal di kawasan itu mendekati ambang batas yaitu 46,97 mikrogram/m³. Toksisitas timbal dapat menyebabkan hipertensi dan menurunkan kecerdasan yang dilihat pada angka IQ (Suparwoko, 2008). Selain itu, timbal memiliki

Transcript of Review jurnal for uts kimia

Page 1: Review jurnal for uts kimia

NAMA : NILAM MELATI

NIM : 41614010019

JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI

REVIEW JURNAL

1) Judul

Studi Kandungan Pb dalam Gorengan yang Dijual Di Pinggir Jalan

2) Penulis

Annisa Fillaeli, Antuni Wiyarsi, dan Dyah purwaningsih (Jurusan Pendidikan Kimia

FMIPA, UNY)

3) Sumber

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas

MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

4) Abtraksi

Kajian ini dibuat untuk menganalisis adanya kandungan Pb di dalam kandungan

gorengan yang dijual dipinggir jalan, khususnya di kawasan malioboro Yogyakarta.

Hasil analisis menunjukan bahwa tidak semua sampel positif mengandung Pb atau

dibawah limit deteksi. Sampel yang positif mengandung logam sebanyak 61,9%

dengan kisaran konsentrasi 0,003-0,0531 ppm. Sedangkan jumlah sampel yang tak

terdeteksi mengandung Pb ada 38,1%. Dari sampel yang positif mengandung Pb,

sermuanya tidak melebihi ambang batas Pb dalam makanan berdasarkan peraturan

BPPOM RI No.03725/B/SK/VII/1989 yaitu 2ppm. Uji-t terhadap sampel yangdiambil

pada jam 12.00 WIB dibandingkan dengan sampel yang diambil pada jam 12.00 WIB

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata diantaranya pada taraf signifikan

95%.

5) Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui besarnya kandunganb Pb dalam gorengan yang di jual di pinggir

jalan kawasan Malioboro, Yohyakarta.

6) Latar Belakang

Pb merupakan salah satu zat pencemar udara yang berasal dari sisa

pembakaran kendaraan bermotor. Logam Pb berada dalam bahan bakar kendaraan

sebagai bahan anti-ketuk (palar,1994). Ambang batas Pb di udara adalah 60

microgram/m³. jumlah logam Pb di udara memiliki kolerasi dengan kepadatan lalu

lintas di kawasan tersebut. Sebagai contoh di kota Yogyakarta. Di kawasan

Malioboro, jumlah kendaraan yang melintas pada jam sibuk mencapai 1.220 buah.

Kadar timbal di udara kawasan itu mencapai 68,24 mikrogram/m³. Di Kotabaru

laulintas pada jam sibuk mencapai 1.382 kendaraan dengan pencemaran timbal di

kawasan itu mendekati ambang batas yaitu 46,97 mikrogram/m³.

Toksisitas timbal dapat menyebabkan hipertensi dan menurunkan

kecerdasan yang dilihat pada angka IQ (Suparwoko, 2008). Selain itu, timbal memiliki

Page 2: Review jurnal for uts kimia

bahaya akumulatif karena dapat disimpan dalam tulang dan gigi (Cahyadi, 2004).

Mengingat akan adanya bahaya logam berat, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat

dan Makanan melalui surat keputusan No. 03725/B/SK/VII/1989 telah menetapkan

bahwa batas maksimum residu kandungan logam berat Pb yang di izinkan pada

makanan yaitu 2 ppm.

Pencemaran Pb yang terjadi di suatu kawasan dapat berpotensi menurunkan

kualitas makanan, terutama yang terpapar langsung di udara. Di kawasan Malioboro

terdapat banyak penjual makanan, salahsatunya pedagang gorengan. Sifat

berminyak gorengan memungkinkan zat pencemar udara terutama yang berupa

debu- debu halus mudah menempel. Sehinga memperbesar kemungkinan masuknya

cemaran udara ke tubuh konsumen. Untuk itu perlu dilakukan studi kandungan Pb

dalam gorengan di kawasan yang memiliki tingkat pencemaran pb di udara yang

tinggi, yaitu kawasan Malioboro Yogyakarta.

7) Metode Penelitian

Sampel gorengan dipilih dengan varian yang homogen, yaitu tempe goreng tepung

(mendoan). Sampling dilakukan pada pedagang di daerah ujung utara, daerah tengan

dan daerah ujung selatan kawasan Malioboro Yogyakarta. Pengambilan sempel

dilakukan pada dua waktu yang berbeda dan 3 pedagang yang berbeda selama 7

hari. Sampel tempe goreng ditumbuk, dikeringkan dan diabukan. Abu dilarutkan

dalam HNO3 pekat, dan dianalisis dengan AAS.

8) Hasil Penelitian dan Pembahasan

Prosedur analisis Pb dalam sampel gorengan meliputi tahap pengambilan

sampel, preparasi dan analisis unsur dengan AAS. Cara pengambilan sampel akan

menentukan tahap akhir dari prosedur analisis Pb. Sampel diambil pada 2 jam yang

berbeda, yang pertama sampel di ambil dipagi hari yaitu jam 12.00, yang kedua

sampel di ambil pada sore hari yaitu jam 16.00.

Sampel yang diperoleh kemudian dipreparasi melalui tahap penghalusan san

penghomogenan, serta dipanaskan pada suhu 25°C untuk mengurangi kadar air dan

minyaknya kemudian diarangkan. Arang sampel diabukan selama 4 jam dalam suhu

600°C dalam furnance. Abu yang telah dingin dari tahap preparasi kemudian

ditambahkan dengan HNO3 pekat 1 ml dan diencerkan dengan akuades hingga total

volume 10 ml. kemudian campuran disaring dan filtrat siap dianalisis dengan AAS.

Kandungan Pb dalam sampel gorengandianalisis dengan AAS dengan menggunakan

nyala udara asetelin.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis Pb dalam sampel gorengan, ternyata

tidak semua sampel positif mengandung Pb. Dari 42 sampel yang di periksa, yang

positif mengandung pb adalah 26 sampel (61,9%). Sisanya 16 sampel (38,1%) tidak

terdeteksi mengandung Pb.

Pada percobaan pertama, terdapat perubahan rerata konsentrasi pada jam

12.00 WIB 0,034 ppm menjadi 0,165 ppm pada pengambilan jam 16.00 WIB. Terlihat

cukup signifikan untuk mengatakan bahwa waktu pengambilan sampel akan

Page 3: Review jurnal for uts kimia

memberikan beda nyata antara pengambilan pertama dengan pengambilan kedua

dalam rentang wantu 4 jam. Dengan kata lain, asumsi pengaruh waktu pemaparan

gorengan dengan udara di kawasan tersebut mendekati kebenaran.

Guna mengetahui signifikasi perbedaan antara waktu pengambilan pertama

dan kedua maka dilakukan penghitungan secara statistic dengan menggunakan uji-t

desain satu factor dua cuplikan. Setelah dianalisis kembali, didapatkan hasil tidak ada

perbedaan signifikan antara kandungan Pb pada pengambilan pertama dan

pengambilan kedua pada taraf signifikasi 95%. Perbedaan pada percobaan pertama

hanya kebetulan saja.

9) Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulai sebahai berikut:

1. Terdapat kandungan Pb dalam gorengan sebanyak 61,9% dari total yang

diteliti dengan kisaran komsemtrasi sebesar 0,003-0,531 ppm. Sebanyak 16

sampel atau sebesar 38,1% dari total sampel yang diteliti tidak terdeteksi

mengandung Pb atau di bawah limit deteksi alat.

2. Tidak terdapat perbedaan nyata antara konsentrasi Pb dalam gorengan yang

diambil pada jam 12.00 WIB dengan gorengan yang diambil pada jam 16.00

WIB pada taraf signofikasi 95%.

10) Saran untuk riset selanjutnya

Saran untuk riset selanjutnya yaitu mengingat dampak Pb sangat berpengaruh,

sebaiknya peneliti tidak menitikberatkan pencemaran Pb pada kualitas udaranya

saja. Tetapi juga meniliti pencemaran Pb terhadap komponen penyusun gorengan,

seperti terigu dan minyak goring curah yang biasa digunakan. Karena proses dan cara

memasak juga berpengaruh dalam pencemaran Pb.