Uts Manlog

66
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAGEMEN LOGISTIK (OPK) RS Dra. Endang Adriyani, Apt, MARS IPSRS INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT ” X ” Disusun Oleh Kelompok 4 Dewi Febrianti 1106118464 Emma Ratnawati 1106039932 Khaerun Nisa 1106040373 Laura Widiastuti 1106040461 Lies Nugrohowati 1106119643 Loly Gusvita 1106119706 Maria Theresia. Y 1106040556 Nanik Supriyani 1106119984 Nienne Aridayanti 1106120046 Nelis Fitriah 1106040796 PROGRAM MAGISTER KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

description

jjjjjj

Transcript of Uts Manlog

Page 1: Uts Manlog

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH MANAGEMEN LOGISTIK (OPK) RSDra. Endang Adriyani, Apt, MARS

IPSRSINSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT

DI RUMAH SAKIT ” X ”

Disusun Oleh Kelompok 4

Dewi Febrianti 1106118464Emma Ratnawati 1106039932Khaerun Nisa 1106040373Laura Widiastuti 1106040461Lies Nugrohowati 1106119643Loly Gusvita 1106119706Maria Theresia. Y 1106040556Nanik Supriyani 1106119984Nienne Aridayanti 1106120046Nelis Fitriah 1106040796

PROGRAM MAGISTER KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Page 2: Uts Manlog

KELOMPOK 4

Dewi Febrianti (1106118464) Emma Ratnawati (1106039932 )

Khaerun Nisa (1106040373 ) Laura Widiastuti (1106040461)

Lies Nugrohowati (1106119643) Loly Gusvita (1106119706)

Maria Theresia. Y (1106040556) Nanik Supriyani (1106119984)

Nienne Aridayanti (1106120046) Nelis Fitriah (1106040796)

Page 3: Uts Manlog

BAB I

PENDAHULUAN

Instalasi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit fungsional

untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan

di rumah sakit yaitu sarana, prasarana dan peralatan selalu berada dalam keadaan

laik pakai.

A. Tujuan

Umum

Untuk mencapai kondisi pelayanan rumah sakit secara optimal terintegrasi

dalam sistem pelayanan rumah sakit.

Khusus

a. Terciptanya kegiatan instalasi pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan

rumah sakit.

b. Terciptanya pembinaan teknis bagi teknisi rumah sakit melalui bimbingan

bengkel rujukan maupun dari pihak ketiga.

B. Mekanisme

Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana

dan peralatan rumah sakit memerlukan suatu sistem yang melibatkan bagian-

bagian yang saling berhubungan satu sama lain yaitu:

1. Sistem pengadaan

Page 4: Uts Manlog

a. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan

peralatan yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan serta

kebutuhan suku cadang yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan

perbaikan.

b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang

memadai untuk digunakan oleh teknisi rumah sakit dalam pemeliharaan

dan perbaikan serta tenaga-tenaga yang terampil dan berkualitas.

2. Pola Pemeliharaan

a. Pemeliharaan pencegahan (preventive) ialah pemeliharaan

yang dilakukan pada selang waktu tertentu, dimaksudkan untuk

mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian-bagiannya tidak

memenuhi kondisi yang dapat diterima. (contoh : pemeliharaan harian,

mingguan, bulanan, tahunan)

b. Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang

dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk

penyetelan, penggantian bagian yang rusak untuk memenuhi kondisi

yang dapat diterima (contoh : perbaikan ringan, overhoul)

3. Pelaksanaan pemeliharaan

a. Pemeliharaan dilakukan oleh UPSRS, sepanjang memiliki

fasilitas kerja, tenaga yang mampu, dan pelatihan kerja tersedia dengan

cukup serta sesuai dengan norma keselamatan kerja yang berlaku, yang

termasuk kategori pemeliharaan ini adalah:

Tingkat nol

Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan dilakukan oleh

operator/user.

Tingkat 1

Pemeliharaan dan perbaikan secara rutin/berkala dilakukan oleh teknisi

rumah sakit.

Tingkat 2

Page 5: Uts Manlog

Pemeliharaan dan perbaikan dilakukan oleh teknisi rumah sakit yang

dianggap cakap dan mampu (spesialisasi)

b. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak ke- III yaitu perbaikan

baik yang bersifat insidentil (tanpa terikat waktu) maupun terikat

melalui suatu kontrak service dengan jangka waktu tertentu, misalnya 3

bulanan, 6 bulanan atau tahunan. Yang termasuk kategori pemeliharaan

ini adalah:

Tingkat 3

Perbaikan di bengkel rujukan atau pihak ketiga yang sesuai persyaratan

yang berlaku.

C. Sistem Pembinaan

a. Menjaga kebersihan terhadap sarana, prasarana dan

peralatan rumah sakit yang dilakukan secara rutin/setiap hari dan

berkesinambungan.

b. Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan sarana,

prasarana dan peralatan rumah sakit melalui pendidikan, penataran dan

latihan untuk menunjang dan mengembangkan diri dalam rangka

pelaksanaan program pelayanan kesehatan.

c. Berpartisipasi dalam tim penyuluhan, pembinaan terhadap

pasien, pengunjung dan petugas/karyawan rumah sakit secara langsung

maupun melalui stiker dan pamflet.

Page 6: Uts Manlog

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi,

informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber

produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur

dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga

mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, reverse

logistics dan pemaketan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah mendapatkan barang

yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat,

dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi

penyedia jasa logistic.

Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk 2 hal

yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya

tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia

Page 7: Uts Manlog

bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah

keharusan.

Fungsi Manajemen Logistik

Fungsi manajemen logistic sebenarnya sama dengan fungsi manajemen pada

umumnya hanya karena untuk kepentingan tujuan manajemen logistic maka fungsi

manajemen logistic adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

2. Penganggaran

3. Pengadaan

4. Penyimpanan

5. Penyaluran

6. Penghapusan

7. Pengendalian

Siklus logistic adalah proses sebelum terjadinya kegiatan logistic sampai kegiatan

itu dapat dievaluasi. Diawali dengan perencanaan sampai proses pengawasan dan

pengendalian yang melibatkan semua unsure organisasi mulai dari puncak

pimpinan sampai dengan pemakai.

Yang terkait dalam siklus logistic adalah tergantung struktur organisasi di RS yang

bersangkutan, dimana letak organisasi pengelola logistic RS tersebut dan

bagaimana koordinasi diantara unit-unit yang terkait, sehingga sangat menentukan

siklus tersebut dapat berjalan.

PERENCANAAN

Perencanaan adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-

langkah yang harus dilaksanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 8: Uts Manlog

Kegiatan tidak akan terselenggara dengan baik dalam arti efektif, efisien dan

produktif, tanpa dukunagn berbagai kegiatan penunjang.Penyususnan suatu

rencana tidak boleh dipandang sebagai tujuan melainkan sebagai cara yang

sifatnya sistematik untuk pencapaian tujuan. Proses perencanaan dilaksanakan

oleh semua tingkat dalam organisasi sedangkan fungsi perencanaan dalam

manajemen logistic merupakan salah satu dari sub system aktifitas perencanaan

keseluruhan. Perencanaan didalam manajemen logistic adalah merencanakan

pemenuhan kebutuhan logistic yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon

pemakai, kemudian diajukan sesuai alur yang berlaku dimasing-masing organisasi.

PENGANGGARAN

Penganggaran salah satu mata rantai siklus manajemen logistic yang dalam

pelaksanaannya erat hubungannya dengan perencanaan yang dibuat. Penganggaran

sebagai realisasi pendanaan suatu kegiatan operasional yang telah disesuaikan

dengan feedback dari perencanaan dengan mempertimbangkan efisiensi dan

efektifitas. Fungsi penganggaran adalah semua kegiatan dan usaha untuk

merumuskan perincian kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala

mata uang dan jumlah biaya. Dengan kata lain fungsi penganggaran mempunyai

hubungan timbale balik yang erat sekali dengan fungsi perencanaan oleh karena itu

perencanaan harus disusun secara realistis sesuai dengan pikiran dukungan sumber

dana yang ada dan bila perencanaan sudah disepakati harus ada kepastian bahwa

anggaran untu mendukunganya terjamin

PENGADAAN

Fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah

ditetapkan/disetujui dalam fungsi sebelumnya. Dalam fungsi pengadaan ini

dilakukan proses pelaksanaan rencana pengadaan dan fungsi perencanaan dan

penentuan kebutuhan, serta rencana pembiayaan dan fungsi penganggaran. Bahan-

bahaninformasi dai fungsi penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan maupun

pengendalian merupakan sarana penunjang yang vital bagi pelaksanaan pengadaan.

Pengadaan sebagai salah satu fungsi manajemen logistic yang kompleks karena

fungsi pengadaan tersebut sangat tekhnis menyangkut pihak luar dan dalam

Page 9: Uts Manlog

penyelenggaraannya terkait berbagai kebijaksanaan pemerintah yang dituangkan

dalam berbagai produk hokum. Pengadaan dapat dilakukan dengan berbagai cara :

1. Purchasing (membeli)

2. Leasing (menyewa)

3. Meminjam

4. Hibah/pemberian

5. Menukarkan

6. Reduce (membuat)

7. Repair (memperbaiki)

Pengadaan merupakan suatu siklus yang memerlukan langkah –langkah yang

beruntun, langkah-langkah dalam siklus tersebut adalah :

1. Memilih metoda pengadaan

2. Memilih pemasok dan menyiapkan dokumen kontrak, pemilihan pemasok

secara hati-hati adalah paling penting karena dapat mempengaruhi baik

kualitas maupun biaya yang dibutuhkan

3. Pemantauan status pemesanan. Pemantauan status pemesanan bertujuan

untuk mempercepat pengiriman sehingga efisiensi suplai dapat ditingkatkan

4. Penerimaan dan pemeriksaan bertujuan agar barang yang diterima baik

jenis dan jumlahnya dengan dokumen yang menyertainya.

PENYIMPANAN

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan

barang persediaan ditempat penyimpanan. Pengelolaan tersebut harus dilakuka

sedemikian rupa sehingga :

1. Kualitas barang dapat dipertahankan

2. Barang terhindar dari kerusakan fisik

Page 10: Uts Manlog

3. Pencarian baranng mudah dan cepat

4. Barang aman dari pencurian

Untuk keperluan itu dilakukan kegiatan seperti :

1. Perencanaan ruang penyimpanan/gudang

2. Perencanaan dan pengoperasian alat pengukur barang

3. Penyelenggaraan prosedur penyimpanan

4. Pengamanan

Dilihat dari bentuknya gudang dibagi atas :

1. Gudang terbuka

2. Gudang semi terbuka

3. Gudang tertutup

Dilihat dari jenisnya gudang dapat dibagi atas :

1. Gudang transit

2. Gudang serba guna

3. Gudang pendingin

4. Gudang tahan api

PENYALURAN

Pendistribusian barang harus sesuai dengan permintaan, tepat waktu, tepat jumlah

serta sesuai dengan spesifikasinya. Pengeluaran barang dalam bentuk

pendidtribusian harus dengan persetujuan pihak yang berwenang sesuai dengan

perencanaan yang diminta oleh pemakai. Mekanisme pengeluaran barang adalah

sesuai dengan prinsip FIFO.

PENGHAPUSAN

Page 11: Uts Manlog

Penghapusan adalah kegiatan untuk menghilangkan dari barang inventaris bahan

atau barang oleh karena barang sudah rusak, kadaluwarsa sehingga tidak layak

dipergunakan lagi, hilang, susut atau berlaku di RS baik milik pemerintah maupun

swasta.

PENGENDALIAN

Pengendalian adalah system pengawasan dari hasil pelaporan, penilaian,

pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistic yang

sedang dan telah berlangsung. Hal tersebut bertujuan agar manajemen logistic yang

sedang berlangsung dapat terarah dan terkendali sesuai dengan perencanaan denga

mengingat efisen si dan efektifitas

BAB III

IMPLEMENTASI IPSRS DI RS “ X “

STUKTUR ORGANISASI

IPSRS melaksanakan tugas dibidang pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana

dan peralatan rumah sakit, sebagai pelaksanaan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 134/Menkes/IV/78, tanggal 28 April 1978 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum.

Organisasi IPSRS

(Matrix)

Page 12: Uts Manlog

Ket :

ӿ : Unit terkait yaitu keperawatan, Penunjang Medis, dll

B. Peran dan Wewenang

1. IPSRS adalah suatu instalasi kerja, merupakan unsur

pelaksana dalam organisasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan

pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit.

2. Kepala IPSRS adalah pimpinan yang mengkoordinir

UPSRS dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Rumah Tangga.

3. Sekertaris adalah yang mengkoordinir kegiatan

administrasi teknik, umum, logistik dan perlengkapan, bertanggung jawab

kepada kepala IPSRS.

4. Teknisi adalah petugas yang melaksanakan kegiatan teknis

pmeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana, peralatan medik atau non

Manager Rumah Tangga

Kaur. UPSRS Ka. Inst/Kaur ӿ

Administrasi

Teknisi AlkesPJ Teknik

Pengganti + Umum

Teknisi Lantai

1,2,3,4,5,6, luar gedung

Page 13: Uts Manlog

medik di rumah sakit dan bertanggung jawab langsung kepada kepala

IPSRS.

C. Uraian Tugas

Kepala Urusan IPSRS

Pengertian

Seseorang yang mempunyai tanggung-jawab dan wewenang dalam mengelola

Instalasi Sarana Prasarana Rumah Sakit (IPSRS)

Kedudukan dalam organisasi

a. Kepala IPSRS adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah

koordinasi Kepala Bagian Rumah Tangga.

b. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,

prasarana dan peralatan rumah sakit.

c. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala IPSRS bertanggung-jawab kepada

Kepala Bagian Rumah Tangga.

d. Kepala IPSRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:

- Urusan Administrasi Teknik

- PJ teknik

- Pelaksana teknisi

Tanggung-jawab

Sebagai Kepala IPSRS bertanggung-jawab menyelenggarakan kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan sarana. Prasarana dan peralatan rumah sakit serta

memberikan masukan kepada Kepala Bagian Rumah Tangga tentang kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.

Uraian tugas

1. Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana,

prasarana dan peralatan di rumah sakit.

2. Mengawasi kegiatan pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan

pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit.

Page 14: Uts Manlog

3. Menyiapkan petunjuk teknis dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan

sarana, prasarana dan peralatan di rmah sakit.

4. Mengawasi kegiatan pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan

pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit

yang dilaksanakan oleh pihak ke-III.

5. Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi sarana dan peralatan di rumah

sakit.

6. Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan rumah sakit.

7. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan di rumah sakit.

8. Menyiapkan dan melaksanakan sistem pelaporan sarana, prasarana dan

peralatan di rumah sakit.

9. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan unit terkait.

10. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan

pelatihan.

11. Menjadi role model bagi bawahannya.

12. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

13. Membuat program peningkatan mutu.

PJ, Pengganti dan Umum

Pengertian

Seseorang yang mempunyai tanggung-jawab dalam pelaksanaan kegiatan

pemeliharaan sarana dan peralatan baik alat umum maupun alat kesehatan di

RS “X”

Kedudukan dalam organisasi

a. PJ, Penggan

b. ti dan Umum adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah

koordinasi Kepala IPSRS.

c. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,

prasarana dan peralatan rumah sakit.

Page 15: Uts Manlog

d. Dalam melaksanakan tugasnya PJ, Pengganti dan Umum bertanggung-

jawab kepada Kepala IPSRS.

e. Kepala UPSRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:

- Urusan Administrasi Teknik

- Pelaksana Teknik

Tanggung-jawab

PJ, Pengganti dan Umum membantu Kepala IPSRS dalam menyelenggarakan

kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah

sakit serta memberikan masukan kepada Kepala IPSRS kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan tugas pokoknya.

Uraian tugas

1. Melakukan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan sarana,

prasarana dan peralatan di rumah sakit.

2. Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pemasangan dan

pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit.

3. Menyiapkan dan melaksanakan penelaahan teknis dalam kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit

yang dilaksanakan oleh pihak ke-III.

4. Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan rumah sakit.

5. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan unit terkait.

6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan

pelatihan.

7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

8. Membantu Kepala Urusan IPSRS dalam melakukan pengawasan terhadap

kegiatan pemeliharaan sarana dan peralatan di rumah sakit.

9. Membantu teknisi lantai maupun teknisi alkes dalam kegiatan

pemeliharaan.

10. Menggantikan teknisi lantai/alkes yang dinas sore, cuti, libur, ijin, dll

dengan uraian tugas sesuai uraian tugas teknisi lantai/alkes.

11. Membuat laporan harian.

12. Menjaga kelancaran penggunaan alat-alat kesehatan di RS “X”.

Page 16: Uts Manlog

13. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan unit terkait.

14. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

Teknisi Alat Kesehatan

Pengertian

Seseorang yang mempunyai tanggung-jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan

alat-alat kesehatan RS “X”

Tanggung-jawab

Teknisi alat kesehatan membantu Kepala IPSRS dalam melaksanakan kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan rumah sakit serta memberikan

masukan kepada Kepala IPSRS kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

tugas pokoknya.

Kedudukan Dalam Organisasi

a. Teknisi alat kesehatan adalah seorang yang melaksanakan tugasnya

dibawah koordinasi Kepala IPSRS.

b. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan peralatan

kesehatan di rumah sakit.

c. Dalam melaksanakan tugasnya teknisi alat kesehatan secara administratif

dan fungsional bertanggung-jawab kepada Kepara Urusan IPSRS dan

secara teknis operasional bertanggung-jawab seluruh Ka. Inst.

d. Teknisi alat kesehatan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:

- Urusan Administrasi Teknik

- PJ, Pengganti, Umum

Uraian tugas

a. Melakukan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan di rumah

sakit.

b. Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pemasangan dan

pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan.

Page 17: Uts Manlog

c. Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan perbaikan peralatan kesehatan

di rumah sakit yang dilaksanakan oleh pihak ke-III.

d. Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan kesehatan rumah

sakit.

e. Melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan di rumah sakit.

f. Melakukan pemeliharaan rutin pada alat-alat kesehatan sesuai jadwal yang

telah ditetapkan.

g. Membuat laporan harian.

h. Membuat permintaan dan analisa terhadap kerusakan yang memerlukan

penggantian spare part/unit.

i. Menjaga kelancaran penggunaan alat-alat kesehatan di RS “X”.

j. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan unit terkait.

k. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

Teknisi Umum

Pengertian

Seseorang yang mempunyai tanggung-jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan

sarana dan peralatan uum di lantai tertentu di RS “X”.

Kedudukan Dalam Organisasi

a. Teknisi lantai adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah

koordinasi Kepala IPSRS.

b. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan peralatan umum

di rumah sakit.

c. Dalam melaksanakan tugasnya teknisi umum secara administratif dan

fungsional bertanggung-jawab kepada Ka. IPSRS dan secara teknis

operasional bertanggung-jawab kepada Kaur atau Ka. Inst. Dimana petugas

tersebut didelegasikan.

d. Teknisi alat kesehatan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:

- Urusan Administrasi Teknik

- PJ, Pengganti, Umum

Page 18: Uts Manlog

Uraian tugas

a. Melakukan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan alat umum

di rumah sakit.

b. Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pemasangan dan

pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan.

c. Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan perbaikan peralatan umum di

rumah sakit yang dilaksanakan oleh pihak ke-IIII.

d. Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian alat-alat umum di rumah

sakit.

e. Melaksanakan kegiatan pengujian pada peralatan umum di rumah sakit.

f. Melakukan pemeliharaan rutin pada alat-alat umum sesuai jadwal yang

telah ditetapkan.

g. Membuat laporan harian.

h. Membuat permintaan dan analisa terhadap kerusakan yang memerlukan

penggantian spare part/unit.

i. Menjaga kelancaran penggunaan alat-alat umum di RS “X”.

j. Berkoordinasi dan kerjasama dengan unit terkait.

k. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

D. Ketenagaan

Ketenagaan IPSRS

NO Jabatan Jumlah Pendidikan Keterangan

1.

2.

3.

Kepala UPSRS

Tenaga Administrasi

Teknisi

1

1

9

D3 / S1

SLTA / D3

STM / D3

Kualifikasi tenaga

disesuaikan dengan

bidang tugasnya

Kriteria tenaga yang diharapkan sebagai berikut:

1. Kepala IPSRS

Tingkat pendidikan D3 / S1

Page 19: Uts Manlog

Bidang elektromedik, instrumentasi, mesin, listrik atau elektronika.

2. Tenaga Administrasi

Tingkat pendidikan SLTA / D3

Bidang administrasi umum atau administrasi rumah sakit.

3. Teknisi

Tingkat pendidikan D3 Elektromedik untuk teknisi alat kesehatan.

Tingkat pendidikan STM untuk teknisi umum.

LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978

April 1978 tentang susunan dan tatacara kerja rumah sakit umumtelah ditetapkan

tugas dan fungsi UPSRS sebagai berikut:

A. Fungsi Kerja IPSRS

1. Penyediaan

a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria untuk

dapat dijadikan air minum.

b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.

c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.

d. Penyediaan tenaga listrik.

e. Penyediaan udara segar.

f. Penyediaan komunikasi.

g. Penyediaan jasa teknis.

2. Pengelolaan

a. Pengelolaan instalasi air bersih.

b. Pengelolaan gas medis.

c. Pengelolaan sistem alarm.

d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.

3. Pemeliharaan dan perbaikan

a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain-

lain.

Page 20: Uts Manlog

b. Instalasi air bersih, air panas.

c. Instalasi listrik.

d. Instalasi gas teknik, gas medis.

e. Peralatan komunikasi.

f. Peralatan elektronika dan elektromedik.

g. Peralatan radiasi dan laboratorium.

4. Pelatihan

a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.

b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi

petugas/operator, penderita dan pekerja lainnya.

c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.

d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan

peralatan.

e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.

B. Kegiatan IPSRS

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan,

mingguan dan harian.

b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian

sarana dan peralatan.

c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan

peralatan yang menunjang pelayanan kesehatan.

2. Pelaksanaan

a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan

peralatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.

b. Melakukan pemeliharaan.

c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:

- Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.

- Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.

- Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan

medis dan penunjangnya.

d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:

Page 21: Uts Manlog

- Dalam rangka pengadaan.

- Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.

- Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.

- Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.

e. Menyusun laporan, yaitu:

- Menyusun data keadaan atau inventarisasi.

- Menyusun laporan kegiatan.

f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:

- Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.

- Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.

- Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.

g. Melakukan rapat.

- Rapat internal IPSRS.

- Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait

3. Pengawasan

Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,

pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang

dilaksanakan oleh pihak ke-III.

4. Pelatihan

Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas

teknik sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan

lancar. Dalam waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan

perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.

MEKANISME KERJA

Proses penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana di rumah sakit

diperlukan pola yang sistematis.

A. Mekanisme permintaan perbaikan, barang dan jasa teknis

Alat Rusak Formulir permintaan perbaikan dari

Instalasi diterima oleh UPSRS

Selesai

Page 22: Uts Manlog

B. Mekanisme pengadaan sarana dlatan

Rencana pengadaan spare part/barang

Dilakukan pemeriksaan

Permintaan teknisi yang ditandatangani oleh Ka. Inst.

Persetujuan Kaur UPSRS Pengadaan untuk harga barang ≤ 200 ribu

Pengadaan untuk harga barang ≤ 500 ribu

Dilakukan perbaikan

Pengadaan untuk harga barang ≤ 1 juta

Pengadaan untuk harga barang > 1 juta

Persetujuan Manager Rumga (Alum)

Persetujuan Kabid Jangmed (Alkes)

Persetujuan

Wadirum & Keu

Persetujuan Wadir Medis

Direktur

Rencana PengadaanSelesai

Formulir permintaan dari instalasi dilampirkan analisa kebutuhan

dari user/teknisiBarang diterima oleh tim

penerimaan barang

Barang diserahkan pada instalasi peminta

Page 23: Uts Manlog

C. Tertib Administrasi

Guna tercapainya tertib administrasi di lingkungan kerja unit IPSRS maka hal-

hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Pencatatan untuk setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pelaksana teknis yaitu:

a. Mengisi cek list yang terdapat pada setiap alat.

Pengadaan untuk harga barang ≤ 500 ribu

pengadaan

Pengadaan untuk harga barang ≤ 1 juta

Pengadaan untuk harga barang > 1 juta

Persetujuan Manager Rumga

(Alum)

Persetujuan Kabid Jangmed (Alkes)

Persetujuan

Wadirum & Keu

Persetujuan Wadir Medis

Direktur

Pemeriksaan kelengkapan data oleh sekretariat Rumga (Alum)

Pemeriksaan kelengkapan data oleh sekretariat Jangmed (Alkes)

Dep. Logistik RS “X”

Barang diterima oleh tim penerimaan barangPersetujuan Direksi GrupPengadaan

Barang diserahkan pada instalasi peminta

Pengadaan

Page 24: Uts Manlog

b. Mengisi buku kerja harian yang berfungsi sebagai laporan harian.

2. Pencatatan dan rekapitulasi oleh sekretariat UPSRS

terdiri dari:

a. Laporan-laporan

b. Pengarsipan

c. Dll.

FASILITAS KERJA

A. Tempat kerja

1. Ruang Kepala IPSRS.

2. Ruang perlengkapan

3. Ruang Bengkel (workshop).

B. Alat kerja

1. Peralatan administrasi:

a. Komputer.

b. Printer.

c. Filling kabinet.

d. Lemari arsip.

e. Rak data.

f. Meja kursi kerja.

g. Papan tulis.

2. Peralatan kerja teknik.

a. Peralatan kerja workshop.

b. Peralatan kerja teknisi alkes.

c. Peralatan kerja teknisi umum.

C. Gudang

Gudang IPSRS digunakan sebagai tempat penyimpanan suku cadang prasarana

dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan.

Page 25: Uts Manlog

PELAYANAN IPRS

Secara garis besar untuk pelayanan yang diberikan oleh BM dalam management

pengelolaan alat medik secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:

4.1. KEGIATAN RUTIN

4.1.1. Penerimaan permintaan pengadaan alat medik (unit baru dan atau

asesoris tambahan) yang dibuat dalam form Permintaan Pembelian

Alat/Barang/Jasa (PPAT).

4.1.2. Penerimaan dan penyiapan alat medik baru sebelum digunakan

(Commissioning).

4.1.3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat

alat medik dapat digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)

4.1.4. Perbaikan alat medik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas

kerusakan alat medik.

4.1.5. Kalibrasi alat medik.

4.1.6. Pelatihan para user alat medik oleh petugas Medical Maintenance.

4.2. WAKTU PELAYANAN

Waktu pelayanan untuk pengelolaan alat medik dideskripsikan sebagai

berikut:

4.2.1. Office hours

Senin – Jumat 07.00 – 20.30 WIB

Sabtu 08.00 – 13.00 WIB

4.2.2. On Call

Diluar jam kerja normal tetap beroperasi termasuk untuk kondisi

hari libur nasional dan hari raya kagamaan, teknisi medik tetap

menerima keluhan dilihat dari urgensi tetapi bila penanganan harus

segera dilakukan dengan mekanisme on call dengan pola

ketenagaan yang telah diatur oleh supervisor .

PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS

Page 26: Uts Manlog

Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola

dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh

rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item dimana diperlukan

suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan

medik adalahIPRS dimana unit ini ditunjuk secara resmi. Bentuk pengelolaan yang

dilakukan seperti : inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional,

pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment dispossition.

PENGADAAN ALAT MEDIK

Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat membuka permintaan

barang dalam bentuk PPATK yang dibuat berdasarkan 2 alur besar; pengadaan

untuk sparepart dari alat medik yang digunakan untuk perbaikan dari kerusakan

dan pengadaan alat medik yang bersifat penambahan aset alat medik atau

pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau departemen dengan dilengkapi kajian

kebutuhan penambahan alat baru. BM dapat memberikan inputan mengenai

pengadaan berdasarkan inventarisasi alat medik dan spek teknik. Pengadaan yang

dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar

pengajuan permintaan diantaranya:

1. No. PPATK

2. Tanggal pengajuan

3. Nama barang yang diajukan

4. Jumlah barang yang diminta

5. Minimal stock

6. Sisa Stock

7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan

PPATK yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level of GA,

CEO, CFO, Direktur, Wadir Medik dan Wadir Keuangan, internal control

dan diterima oleh petugas pengadaan untuk proses pembeliannya.

UJI KELAYAKAN ALAT MEDIK BARU

Page 27: Uts Manlog

Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke rumah

sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka tahap selanjutnya alat medik

baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang dilakukan seperti:

1. Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan

(options) yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.

2. Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat awal,

sehingga dapat digunakan sebagai pembanding pada saat dilakukan

inspeksi dimasa yang akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap

unjuk kerja alat medik.

3. Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari

DEPKES, kartu garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan dan

petunjuk singkat penggunaan dalam bahasa indonesia.

4. Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan dari

prosedur pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik).

5. Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan

(ditandatangani oleh: teknisi vendor, teknisi OIH dan user ruangan yang

memiliki alat tersebut.

INVENTARISASI PERALATAN MEDIK

Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari management

pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit seperti

logistik, akunting, internal kontrol dan oleh IPSRS sebagai pengelola langsung dari

alat medik.

Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap

alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah

alat. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi

beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek

pemeliharaan secara keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat

dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk

kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau

secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau

penambahan alat baru.

Page 28: Uts Manlog

Sofware aplikasi inventarisasi aset – OIH Asset Management (OAM)

Sofware ini didevelop untuk mengalihkan proses pencatatan pelaporan yang

biasanya dalam format hardcopy kedalam bentuk softcopy. OAM ini adalah suatu

alat untuk memudahkan dalam menginput data alat medik baru (inventarisasi

aset), rekap pelaksanaan pemeliharaannya, perbaikan atas kerusakan sampai data

kondisi terakhir dari alat medik yang ada (hilang, sudah diganti baru, tidak bisa

diperbaiki, dijual, dll) sekaligus dapat juga di gunakan oleh management untuk

membuat suatu keputusan dalam pengelolaan alat medik. OAM dalam hal input

data hasil pengelolaan alat medik mempunyai kebijakan diantaranya:

Data OAM dapat dilihat dimanapun selama komputer terkoneksi

dengan jaringan internal.

Validasi dari setiap aset yang ada di OAM telah diverifikasi oleh bagian

akunting.

OAM dapat dilihat oleh siapapun yang memerlukan.

Input data hasil pengelolaan alat medik dilakukan oleh staf IPSRS

Data yang sudah diinput tidak dapat dihapus atau dihilangkan kecuali

dengan alur khusus persetujuan sampai ke level direktur.

Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga keabsahan dari data atau laporan yang

ditampilkan.

PENYUSUNAN PROTAP PENGGUNAAN ALAT MEDIK

IPSRS sebagai pengelola alat medik selain melakukan pemeliharaan dan

perbaikan, juga membuat SOP yang disusun secara umum untuk setiap jenis alat

medik agar memudahkan user alat medik mengetahui bagaimana pemakaian alat

medik yang baik dan benar. SOP yang dibuat berdasarkan dari manual book yang

bersangkutan yang selanjutnya akan diajukan untuk disyahkan oleh Direktur dan

dokumen akan dikelola oleh unit Departemen resiko, mutu dan safety. Secara

umum tahapan operasional alat medik dapat digambarkan seperti berikut:

1. Tahapan operasional alat medik sistem elektronik

Page 29: Uts Manlog

Tahapan yang dimaksud disini adalah tahapan operasional untuk peralatan

elektronik seperti: USG, MRI, CT-Scan, Ventilator, dll. Adapun tahapan

operasional alat medik sistem elektronik secara umum sebagai berikut:

a. Persiapan

Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat

dioperasikan dengan mempersiapkan aksesoris maupun operasional

agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum alat

dihubungkan dengan satu daya.

b. Pemanasan

Pemanasan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu

alat, sebelum digunakan untuk tindakan pelayanan. Kegiatan-kegiatan

ini meliputi:

Menghubungkan alat dengan catu daya.

Memberikan waktu alat medik melakukan selftest secara sistem

(otomatis)

Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector, indikator, alarm,

sistem pergerakan.

c. Pembersihan, pengemasan dan penyimpanan

Pembersihan, pengemasan dan penyimpanan yaitu langkah-langkah

yang harus dilakukan terhadap suatu alat beserta aksesoris setelah

selesai melakukan pelayanan kesehatan agar alat selalu siap untuk

digunakan. Alat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan bersih.

Penggunaan alat/operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat

setip hari pemakaian.

2. Tahapan operasional alat medik sistem elektronik

Tahapan operasional dengan sistem non elektronik digunakan bertujuan

untuk mengidentifikasikan sistem alat medik yang dipakai, dimana alat

medik non elektronik adalah alat medik yang tidak memerlukan sumber

listrik dengan segala atribut elektronik. Contoh untuk alat medik non

elektronik seperti: tensimeter, timbangan badan manual, stetoskop, bed

pasien manual, stecher dll. Adapun tahapan operasional secara umum untuk

alat medik non elektronik sebagai berikut:

Page 30: Uts Manlog

a. Persiapan

Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat

dioperasikan dengan mempersiapkan aksesoris maupun operasional

agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum alat

dihubungkan dengan satu daya.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap

suatu alat selama melakukan pelayanan kesehatan, agar dicapai hasil

yang optimal.

c. Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus memperlihatkan

“prosedur Tetap Pengoperasian” yang harus tersedia pada setiap unit

pelayanan dan dipahami dengan baik oleh pengguna alat.

d. Pembersihan, pengemasan dan penyimpanan

Pembersihan, pengemasan dan penyimpanan yaitu langkah-langkah

yang harus dilakukan terhadap suatu alat beserta aksesoris setelah

selesai melakukan pelayanan kesehatan agar alat selalu siap untuk

digunakan. Alat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan bersih.

Penggunaan alat/operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat

setiap hari pemakaian.

PENYUSUNAN SOP PEMELIHARAAN ALAT MEDIK

SOP pemeliharaan dibuat bertujuan sebagai pemandu pelaksanaan pemeliharaan

alat medik. SOP pemeliharaan adalah persyaratan dan urutan kerja yang harus

dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, sehingga alat tersebut dalam keadaan siap dan laik pakai serta

dapat mencapai usia teknis. Urutan kerja yang dimaksud meliputi persiapan,

pelaksanaan, pencatatan, pengemasan dan pelaporan. SOP pemeliharaan alat

disusun dengan memperhatikan dan mengacu pada service manual untuk setiap

jenis, merk dan tipe alat medik. Adapun secara umum SOP pemeliharaan alat

medik terdiri dari:

Page 31: Uts Manlog

a. Persiapan

Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum

melakukan pemeliharaan, agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, meliputi persiapan perintah kerja, formulir pelaporan

kerja, dokumen teknis perlatan kerja, bahan pemeliharaan, bahan

operasional, material bantu. Beritahukan kepada user, rencana

pelaksanaan dan jadwal pemeliharaan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SOP

pemeliharaan dan dilakukan oleh IPSRS

c. Pelaporan dokumen pemeliharaan

Setiap kegiatan pemeliharaan harus dicatat dalam dokumen

pemeliharaan dan dokumen tersebut dilaporkan ke kepala ruangan

bersangkutan dan ke leader sebagai laporan unjuk kerja alat medik.

Setiap laporan dokumen pemeliharaan setelah leader mengetahui maka

dokumen tersebut di input ke dalam OAM.

d. Pengemasan

Pengemasan alat kerja adalah kegiatan perapihan dan penyimpanan

kembali peralatan kerja yang telah digunakan selama pemeliharaan alat

medik.

ANGGARAN OPERASIONAL MTC/BM

Untuk kegiatan operasional pemeliharaan alat medik sangat diperlukan. Anggaran

ini memiliki pos penyaluran kegunaan seperti:

1. Sparepart management

Manajemen yang efektif pada suku cadang (perbaikan) adalah hal yang

mendasar dalam opersional harian IPSRS. Upaya manajemen diperlukan

untuk mencegah kelebihan stok dan menjamin ketersediaan sparepart kapan

pun sehingga bila mana terjadi kerusakan maka bisa disiapkan untuk

penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara

kontinyu yang disimpan dalam gudang milik IPSRS. Jika pemeliharaan

Page 32: Uts Manlog

terjadwal diselenggarakan dengan benar, banyak suku cadang perbaikan

yang diperlukan, terutama suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara

lebih dini. Pengecualian tertentu dapat dibenarkan, untuk mendukung

pemeliharaan terhadap perbaikan yang harus dilakukan dengan segera, yaitu

untuk peralatan pendukung kehidupan (life support), resusitasi darurat atau

alat yang beroperasi secara terus menerus.

Suku cadang perbaikan yang disimpan di unit IPSRS harus diklasifikasikan

dalam daftar penyimpanan stok, Harus memperhitungkan faktor-faktor

berikut, penentuan jenis dan jumlah suku cadang yang akan ditempatkan di

gudang penyimpanan harus berlandaskan seperti:

a. Cost of downtime. Jika alat tidak bisa dipakai, akankah

mengakibatkan pelayanan pasien terhenti atau pendapatan rumah

sakit terpengaruh secara berarti? Pendapatan yang hilang mungkin

lebih banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.

b. Number of unit on hand. Makin banyak alat yang dimiliki, makin

banyak kemungkinan jumlah suku cadang yang dibutuhkan, dengan

begitu makin banyak suku cadang yang harus tersedia di gudang.

c. Consumtion rate. Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan

dalam perbaikan, harus diperhatikan untuk dimasukan ke dalam

kebutuhan stok gudang.

d. Lead time (buffer stock). Jika waktu dan saat suku cadang dipesan

sampai suku cadang tersebut diterima terlalu lama, maka harus ada

dalam penyimpanan stok di gudang.

e. Cost of the repair parts. Ada tiga faktor yang menentukan harga suku

cadang; biaya murni suku cadang, biaya administrasi untuk mengurus

pemesanan dan batas order minimum dari penjual. Jika pemesanan

barang dalam jumlah banyak biasanya lebih rendah, cukup beralasan

untuk memesan sekaligus seluruh kebutuhan untuk satu tahun. Ini

biasanya berbiaya lebih rendah dibandingkan dengan memesan

barang beberapa kali dalam setahun.

f. Age of equipment. Jika alat telah tua, kerusakan umumnya bertambah,

begitu pula kebutuhan suku cadang akan meningkat. Penambahan

Page 33: Uts Manlog

stok suku cadang untuk memenuhi kebutuhan ini, dapat

mengakibatkan kerugian uang seandainya alat baru diadakan.

Karena penggunaan suku cadang umumnya tidak tentu, investasi dana yang

berlebihan dalam pengadaan suku cadang harus dihindari. Lokasi rumah sakit dan

sumber (penjual) suku cadang, kepentingan peralatan dan potensi kehilangan

pendapatan akan menjadi faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan

kebutuhan stok suku cadang.

1. Biaya pemeliharaan

BM selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan

kebijakan yang dibuat untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai

dengan baik dengan faktor keselamatan terjamin. Untuk membuat hal

demikian pastinya akan memerlukan biaya. Jumlah biayanya dengan sekian

banyak item pastilah tidak sedikit. BM membuat estimasi anggaran dengan

mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

perbaikan di 1 tahun sebelumnya. Anggaran yang diusulkan

mempertimbangkan hal-hal yang penting, diantaranya:

1. Alat medik tidak bisa dikelola secara in house, perlu vendor terkait

untuk menanganinya.

2. Melihat spare part yang sering di adakan.

3. Besarnya biaya perbaikan kerusakan yang terjadi.

Biaya pemeliharaan alat medik merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan pasti

adanya. Faktor ini didesak karena setiap alat medik yang dipakai atau digunakan

pastilah ada komponen yang aus, perlu diseting ulang untuk dinormalkan kembali

dan harus terjamin operasional alat medik yang baik sehingga pelayanan medis

dapat maksimal.

1. Kontrak service (KS)

Merupakan suatu jalan upaya untuk dapat memaksimalkan program

pemeliharaan alat medik yang melibatkan vendor alat medik yang

bersangkutan. Alasan mengapa perlu KS untuk pemeliharaan alat medik,

dengan tingkat kecanggihan dan diperlukannya keahlian khusus penanganan

pemeliharaan alat medik maka KS dapat menekan biaya perbaikan karena

Page 34: Uts Manlog

alat medik menjadi terpelihara dengan baik. Tetapi KS tidak menjamin tidak

adanya biaya perbaikan, MM akan memilah dan memilih alat medik mana

yang akan diikutkan dalam KS.

Kriteria alat medik ikut dalam program KS seperti:

a. Tingkat kecanggihan alat medik cukup tinggi.

b. Pemeliharaan alat medik memerlukan keahlian khusus.

c. Memerlukan alat khusus untuk pemeliharaannya.

2. Biaya Perbaikan

Biaya perbaikan adalah biaya yang dianggarkan/dikeluarkan sebagai proses

perbaikan.

3. Biaya kalibrasi dan rekalibrasi

Selain biaya pemeliharaan dan perbaikan pengelolaan alat medik, biaya

kalibrasi dan rekalibrasi ini diperlukan untuk memastikan alat medik punya

suatu pembuktian bahwa alat medik dinyatakan laik pakai dan disyahkan

dengan bukti tertulis dari DEPKES RI. Biaya pengajuan kalibrasi dan

rekalibrasi alat medik diatur dan dianggarkan dalam budget tahunan IPSRS

(biaya operasional rutin).

PEMELIHARAAN ALAT MEDIK

Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana secara

periodik untuk menjaga agar perlatan medik selalu dalam kondisi laik pakai, dapat

difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama. Agar pemeliharaan

peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka unit kerja

BM perlu dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan dan

memadai meliputi sumber daya manusia, fasilitas teknis, peralatan kerja, dokumen

pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Semua spek pemeliharaan

pastinya memerlukan biaya.

1. Elemen-elemen pemeliharaan alat medik

Page 35: Uts Manlog

Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang harus dilakukan

pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin. Elemen-elemen yang

dimaksud adalah:

a. Inspeksi

Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis alat

medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat

apakah masih sesuai dengan standar operasional alat medik tersebut.

b. Pemeliharaan fisik

Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan alat.

Pelumasan, pengecasan, dll.

c. Uji fungsi

Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dari alat

medik.

d. Kalibrasi

Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran konvensional

penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan

terhadap standar ukurnya yang terselusur (trackable) ke standar nasional

dan atau internasional.

e. Adjusment

Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandarkan ulang

output seting agar dapat mengembalikan unjuk kerja dari alat medik baru.

f. Over Houl

Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengganti beberapa

komponen penting pada alat medik yang telah terukur usia pakainya (usia

pakai spare telah habis)

2. Pelaku pemeliharaan alat medik

Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan

teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan

yang ada di internal , maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan

dapat dilakukan oleh:

Page 36: Uts Manlog

a. Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit

IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian

yang didapat dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-

pelatihan yang diberikan . Manfaat yang utama dari pelayanan

swakelola (in house service) adalah teknisi medik dapat dipanggil

secara cepat oleh user untuk melacak kerusakan dan memperbaiki

peralatan, memberi bantuan dalam aspek pengoperasian alat,

menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat dan dukungan yang

terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus membuat komitmen

yang berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.

Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,

peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran alat

atas perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah sakit,

oleh karena itu setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien

haruslah dipikirkan dan diterapkan untuk memasukan komponen biaya

service sehingga bila terjadi kerusakan pada alat medik tersebut, biaya

service sudah tersedia baik hanya sebagian atau sampai total biaya

yang dibutuhkan dari perbaikan.

b. Dilaksanakan oleh teknisi vendor

Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat

disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik

atau peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat

dilaksanakan oleh teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik

biasanya menyediakan pelayanan dengan jenis full servic contact yang

secara umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku

cadang, dan on call service sesuai kebutuhan dimana rumah sakit

hanya membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai dengan panggilan.

Barang dengan teknologi tinggi seperti MRI, CT-Scan dan peralatan

pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku

cadang yang mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk menyediakan

pelayanan swakelola.

Page 37: Uts Manlog

Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit

dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan

dengan baik. Kontak servic adalah upaya untuk memenuhi standar

tinggi yang ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin

tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal

dengan pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat

dihitung

secara cepat. Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan

yang diperlukan untuk setiap alat ingat, kebutuhan berbanding lurus

dengan biaya.

3. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medik

Dari sekian banyak item alat medik yang ada di OIH, maka agar dalam

pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan baik

maka pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal pelaksanaannya.

Untuk dapat menentukan seberapa sering alat medik dilakukan

pemeliharaan, IPSRS membuat pemilahan data yang berasal dari

informasi pada manual book dan beberapa faktor seperti:

a. Frekuensi pemakaian alat medik

b. Resiko resiko fisik

c. Faktor keselamatan pasien

KERUSAKAN

Penyebab kerusakan pada alat medik dikarenakan oleh 2 faktor, faktor pertama

adalah kerusakan yang ditimbulkan dari segi internal alat medik itu sendiri seperti:

ketahanan komponen yang kurang baik dan faktor kedua karena adanya faktor luar

yang secara langsung dan tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan,

contohnya: human error dan frekuensi pemakaian yang tinggi. Kerusakan alat

medik BM menggolongkannya menjadi 3 golongan seperti:

Page 38: Uts Manlog

1. Golongan 1

Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang

ditimbulkan masih dalam taraf ringan dan masih dapat diperbaiki tanpa perlu

penggantian komponen alat.

2. Golongan 2

Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang

ditimbulkan masuk dalam kondisi menengah dimana diperlukan adanya

penggantian komponen alat dimana komponen pengganti ada dalam stok

gudang spare part teknik dan atau kerusakannya masih dapat diperbaikik oleh

petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak berubah fungsi,

bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.

3. Golongan 3

Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang

ditimbulkan masuk dalam kondisi berat dimana diperlukan adanya

penggantian komponen alat secara sebagian dan atau menyeluruh tetapi

untuk penggantian komponen memerlukan usaha dan biaya perbaikan yang

besar.

PERBAIKAN

Pelayanan perbaikan selalu tetap menjadi kegiatan sehari-hari BM. Perbaikan

dapat didefinisikan adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan

terhadap kerusakan alat medik yang mendadak atau tidak terduga dan harus segera

dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan dengan didukung

adanya tenaga yang selalu siap dan fasilitas pendukung yang juga siap mensuport

permasalahan. Frekuensi perbaikan tidak terencana dapat ditekan serendah

mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan rutin. Kegiatan

perbaikan dapat dilakukan oleh teknisi medik dan vendor alat medik. Untuk dapat

memperbaiki alat medik yang mengalami kerusakan dan memerlukan sejumlah

biaya tertentu maka IPSRS sebagai unit pengelola alat medik dapat mengajukan

permintaan perbaikan dengan alur seperti berikut:

Page 39: Uts Manlog

a. Alat medik yang rusak harus ada Form Request Service (FRS) dimana FRS

tersebut menjelaskan kapan terjadinya, unit asal pemakainya dan yang paling

penting penyebab kerusakannya.

b. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantian spare part

bukan untuk penggantian unit.

c. Membuat pengajuan perbaikan dalam form PPATK yang diketahui jajaran

management (Head of GA, Direktur, GM Purchasing dan bila CITO dapat

langsung mendapat persetujuan dari Direktur).

d. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka IPSRS akan membuat laporan

kepada manager maintenance.

e. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan dievaluasi dikemudian hari sebagai

bahan acuan penentuan kebijakan selanjutnya.

IPSRS juga setiap tahunnya membuat anggaran biaya pemeliharaan yang juga

didalamnya termasuk anggaran perbaikan.

Pelaku perbaikan

1. Teknisi Medik OIH

Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, BM juga dapat menanganinya

secara internal. Yang dilakukan dari proses perbaikan adalah:

1. Setiap keluhan yang masuk ke IPSRS akan dilaporkan dalam

format FRS, form ini dibuat oleh user yang mengalami kendala dengan

alat mediknya.

2. Setelah BM menerima laporan maka BM akan merespons FRS

dengan tenggat waktu kurang lebih 15 menit.

3. IPSRS akan menganalisa permasalahan yang ada, setelah itu

maka IPSRS bila menyelesaikan masalah yang ada berarti form selesai

perbaikan akan diisikan oleh user terkait.

2. Perbaikan oleh vendor

1. Bila permasalahan tidak dapat ditangani maka IPSRS akan

menindaklanjutinya dengan berkoordinasi dengan vendor alat medik

bersangkutan.

Page 40: Uts Manlog

2. Vendor alat medik bersngkutan juga akan mengeluarkan service report

bila perbaikan selesai tetapi jika permasalahan belum juga dapat

ditangani maka vendor akan membuat penawaran penggantian spare

part.

3. Pengajuan perbaikan dengan penggantian spare part akan diajukan

IPSRS ke management, pengajuan dibuat dalam format PPAT.

4. Jika PPAT disetujui maka proses perbaikan akan berlanjut sampai

permasalahan selesai.

5. Jika kerusakan alat medik yang mengalami kerusakan yang disebabkan

oleh kesalahan pemakai maka selain FRS untuk proses perbaikan, user

juga harus membuat Berita Acara Kerusakan (BAK) yang menjelaskan

kronologi penyebab kerusakan.

Waktu perbaikan

Untuk melakukan perbaikan atas kerusakan alat medik, BM mempunyai kebijakan

diantaranya:

1. Perbaikan didalam jam kerja (08.00 – 20.30)

2. Perbaikan diluar jam kerja (on call service)

KALIBRASI

Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: “setiap instrumen

harus dianggap tidak cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti

pengujian dan kalibrasi bahwa instrumen tersebut memang baik”. Dengan

mengacu kepada filosofi tersebut, maka terhadap instrumen yang masih baru harus

dilakukan pengujian atau kalibrasi sebelum dipergunakan.

Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai: suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran

konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara

membandingkan terhadap standar ukurnya yang terselusur (tracable) ke standar

nasional dan atau internasional. Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat

mempengaruhi kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun

keamanannya. Oleh kerena itu selang waktu pengujian atau kalibrasi ulang

peralatan kesehatan, dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Page 41: Uts Manlog

1. Alat medik wajib kalibrasi

Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan

kesehatan dapat dibedakan ke dalam alat kesehatan yang memiliki acuan

besaran dan alat kesehatan yang tidak memiliki acuan besaran. Acuan

besaran dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai terukur.

Terhadap alat kesehatan yang meiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi,

contoh L ECG, Cardiotocograph, X-Ray, ESU, dll. Permenkes No.

363/Per/IV/1998 telah menetapkan sebanyak 125 alat kesehatan wajib diuji

atau dikalibrasi, seperti yang terdapat pada daftar alat kesehatan wajib uji

atau kalibrasi pada lampiran.

2. Tanda laik atau tidak laik pakai

Setelah alat medik selesai dikalibrasi, akan diberikan evaluasinya dalam

bentik perincian hasil pengukuran dan disertai dengan stiker ditempel

langsung di alat bersangkutan yang juga menjelaskan secara langsung kondisi

alat yang bersangkutan laik pakai atau tidak laik pakai, bila hasil pengukuran

atas semua parameter masuk dalam standar maka stiker tersebut bertuliskan

“DINYATAKAN AMAN UNTUK PELAYANAN” tetapi bila dinyatakan

tidak laik pakai maka stikernya akan berwarna merah dan bertuliskan

“DINYATAKAN TIDAK AMAN UNTUK PELAYANAN”.

Alat kesehatan dinyatakan lulus pengujian atau kalibrasi apabila:

1. Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang

diabadikan pada alat kesehatan tersebut, tidak melebihi penyimpangan

yang diijinkan.

2. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang

batas yang diijinkan.

Tabel penyimpangan yang diijinkan dan nilai ambang batas keselamatan

kerja untuk 20 alat kesehatan, terdapat pada lampiran. Pengujian dan

kalibrasi alat kesehatan hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional,

menggunakan alat ukur dan besaran standar yang berkalibrasi.

1. Petugas kalibrasi

Page 42: Uts Manlog

Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta harus memenuhi

persyaratan antara lain:

1. Berbadan hukum.

2. Memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pengujian dan kalibrasi

alat medik.

3. Memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan

kalibrasi untuk alat medik.

4. Memperoleh ijin dari DEPKES RI.

5. Waktu kalibrasi

Sebagaimana ditetapkan pada permenkes No.36/MENKES/Per/IV/1998 alat

kesehatan yang dipergunakan disarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau

dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun.

Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan

kriteria:

1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi.

2. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi.

3. Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya

(performance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi, walaupun

sertifikat dan tanda masih berlaku.

4. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih

berlaku telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun

sertifikat dan tanda masih berlaku.

OVERHOUL

Overhoul adalah bagian dari pemeliharaan korektif yaitu kegiatan perbaikan

terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk

mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan

Page 43: Uts Manlog

penggunaannya. Untuk penentuan dari waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau

dari segi:

1. Usia pakai yang telah tercapai.

2. Karena sebab lain (kerusakan yang mengakibatkan terjadinya kondisi

spare part/bagian lain dari alat medik terkena imbasnya)

Jika suatu alat medik akan diajukan untuk dilakukan over houl maka BM atau

vendor alat medik terkait harus menyiapkan semua bahan dan alat kerja agar saat

pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

EQUIPMENT DISPOSITION ATAU EQUIPMENT RECALL

Peralatan dipakai dan disingkirkan dari rumah sakit sesering pasien yang datang

dan pergi. Supervisor teknisi medik dan management rumah sakit harus bisa

mengikuti perubahan teknologi peralatan kedokteran yang ada sehingga

mengakibatkan peralatan harus diganti. Ada beberapa alasan untuk alat medik

sehingga perlu adanya penggantian:

1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang baru dapat

menyebabkan peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria

unjuk kerja atau akurasi yang lebih baik, membuat rumah sakit membeli

peralatan dengan teknologi yang lebih memenuhi kebutuhan.

2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf

atau pengunjung.

3. Masalah-maslah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal dan

waktu nganggur yang berlebihan.

4. Usia pakai dari alat medik telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan

batas maksimal usia pakai peralatan medik).

5. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi).

6. Tidak tersedianya lagi spare part baik di pasar umum maupun sampai di

pabrik asal alat medik itu dibuat.

7. Biaya operasional tinggi.

Dalam menidentifikasi sebuah piranti untuk diganti, unit IPSRS harus melakukan

tindakan tertentu, pertama, tanggung jawab untuk pemesanan suku cadang habis

pakai dan khusus harus diperhatikan sehingga tidak menambah biaya pengeluaran.

Page 44: Uts Manlog

Peralatan yang lama dapat ditempatkan ditempat penyimpanan dan dipakai sebagai

unit cadangan. Ini pilihan yang harus sedikit dipilih, karena tetap membutuhkan

dukungan suku cadang kemungkinan lain dapat dipilih pembelian sistem tukar-

tambah, mengkanibalkan suku cadang untuk menunjang peralatan yang sejenis,

memindahkan peralatan ke laboratorium penelitian, atau menyumbangkannya

kepada organisasi lain. Pilihan terakhir adalah membiarkan barang tidak bisa

dipakai dan menjualnya sebagai besi tua.

PENDOKUMENTASIAN HASIL KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN

PERBAIKAN ALAT MEDIK

Dari semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang

dilakukan oleh IPSRS harus didokumentasikan ke dalam bentuk format tertentu

seperti:

1. Form Request Service (FRS).

2. Form yang digunakan untuk mencatat keluhan medik pada masing-masing

ruangan per alat medik sekaligus bentuk tindak lanjut BM dari keluhan

yang disampaikan.

3. Form pemeliharaan alat medik.

4. Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang dilakukan oleh teknisi

medik hasil pekerjaannya harus dicatatkan dalam form pemeliharaan alat

medik.

5. Buku besar pemeliharaan.

6. Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas pemeliharaan dan

perbaikan atas masing-masing alat medik peruangan. Buku besar ini hanya

berisi tentang data base alat medik di ruangan bersangkutan, rekap

pelaksanaan kalibrasi dan history pemeliharaan dan perbaikan masing-

masing alat medik.

BAB IV

PEMBAHASAAN

Page 45: Uts Manlog

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Page 46: Uts Manlog

Saran

Page 47: Uts Manlog

DAFTAR PUSTAKA