Uts Lingbis

23
UJIAN TENGAH SEMESTER LINGKUNGAN BISNIS CASE WAJIB: GOOD CORPORATE GOVERNANCE CASE PILIHAN : PENERAPAN SUSTAINABILITY REPORTING SEBAGAI INFORMASI PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PERUSAHAAN OLEH: NI MADE WISNI ARIE PRAMUKI 2012200712

Transcript of Uts Lingbis

Page 1: Uts Lingbis

UJIAN TENGAH SEMESTER LINGKUNGAN BISNIS

CASE WAJIB:GOOD CORPORATE GOVERNANCE

CASE PILIHAN :

PENERAPAN SUSTAINABILITY REPORTING SEBAGAI INFORMASIPERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP

LINGKUNGAN SOSIAL SERTA DAMPAKNYATERHADAP PERUSAHAAN

OLEH:NI MADE WISNI ARIE PRAMUKI

2012200712

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2012

Page 2: Uts Lingbis

CASE WAJIB :

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Menurut pendapat saya cara akuntan menangani masalah penerapan GCG adalah :

1. Bagi akuntan publik.

Dalam menjalankan profesionalismenya, dengan tetap berpegang teguh terhadap kode etik yang telah

digariskan dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Salah satu factor GCG tidak dapat berjalan

maksimal karena kurang independensinya akuntan dan akibatnya banyak skandal yang terjadi dan

mengakibatkan kerugian bahkan kepailitan kedua belah pihak seperti misalnya jatuhnya Enron dan

KAP Athur Andersen. Disinlah para auditor atau akuntan ini memiliki tanggung jawab yang

ambigius. Di satu sisi mereka harus bersikap dan bekerja untuk perusahaan yang membayar mereka,

di sisi lain mereka harus memperhatikan kepentingan para investor yang bergantung sepenuhnya

kepada kebenaran laporan audit mereka.

2. Bagi akuntan manajemen.

Cara akuntan manajemen menangani masalah GCG dengan menjamin berjalannya prosedur

sebagaimana yang seharusnya (compliance) dan mencegah terjadinya transaksi keuangan dan

kecurangan lain yang menyimpang dalam perusahaan.

Sedangkan peranan akuntan dalam berbagai aktivitas penerapan masing-masing prinsip GCG

sebagai berikut :

1. Prinsip Kewajaran (fairness).

Laporan keuangan dikatakan wajar bila laporan keuangan tersebut memperoleh opini atau

pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari akuntan publik. Laporan keuangan

yang wajar berarti laporan keuangan tersebut tidak mengandung salah saji material, disajikan secara

wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (dalam hal ini adalah Standar

Akuntansi Keuangan). Peran akuntan independen (akuntan publik) adalah memberikan keyakinan

atas kualitas informasi keuangan dengan memberikan pendapat yang independen atas kewajaran

penyajian informasi dalam laporan keuangan. Adanya kewajaran laporan keuangan dapat

mempengaruhi investor untuk membeli atau menarik sahamya pada sebuah perusahaan. Jelaslah

bahwa kegunaan informasi akuntansi dalam laporan keuangan akan dipengaruhi oleh adanya

kewajaran penyajian. Kewajaran penyajian dapat dipenuhi jika data yang ada didukung oleh adanya

bukti-bukti yang syah dan benar serta penyajiannya tidak ditujukan hanya untuk sekelompok orang-

orang tertentu.

Page 3: Uts Lingbis

Bagi akuntan manajemen, meskipun dia bekerja untuk pihak manajemen, mereka tetap harus

memegang profesionalisme mereka karena akuntan sebagai profesi dalam melaksanakan tugasnya

dibatasi oleh kode etik dan mereka harus tetap menjaga public trust dari masyarakat. Memang sering

terjadi konflik dalam diri akuntan yang bekerja pada perusahaan karena di satu pihak mereka harus

tetap memegang kode etik profesi namun di lain pihak kadangkala mereka harus menuruti keinginan

manajemen perusahaan tempat mereka bekerja untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai

dengan kode etik. Bila terjadi hal yang demikian, keputusan uantuk berdiri pada pihak yang mana ada

pada diri akuntan. Bila akuntan tersebut memiliki integritas dalam melaksanakan tugasnya, tentu dia

tetap memegang etika profesi untuk mengungkapakan informasi akuntansi dalam laporan keuangan

perusahaan secara fair sesuai dengan prinsip dan standar yang berlaku.

Dengan ditegakkannya prinsip fairness ini, paling tidak akuntan berperan membantu pihak

stakeholders dalam menilai perkembangan suatu perusahaan dan membantu mereka untuk

membandingkan kondisi perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Untuk itu, laporan keuangan

yg disajikan harus memiliki daya banding (comparability). Daya banding dapat diperoleh jika

informasi akuntansi disajikan secara konsisten, baik konsisten dalam pemakaian metode akuntansi

maupun konsisten dalam pengukurannya. Jika penggunaan metode dan prinsip penyajian setiap

tahunnya berbeda, akan sulit kiranya para pemakai untuk melakukan perbandingan atau melakukan

penilaian terhadap perkembangan usaha perusahaan.

2. Prinsip Akuntabilitas (accountability)

Prinsip Akuntabilitas (accountability) adalah merupakan tanggung jawab manajemen melalui

pengawasan yang efektif yaitu dengan dibentuknya komite audit. BAPEPAM mensyaratkan bahwa

anggota komite audit minimum sebanyak 3 orang dan salah satu anggotanya harus akuntan. Komite

audit mempunyai tugas utama untuk melindungi kepentingan pemegang saham ataupun pihak-pihak

lain yang berkepentingan dengan melakukan tinjauan atas reliabilitas dan integritas informasi dalam

laporan keuangan dan laporan operasional lain beserta kriteria untuk mengukur, melakukan

klasifikasi dan penyajian dari laporan tersebut. Untuk alasan itulah profesi akuntan sangat diperlukan

dan mempunyai peranan yang penting untuk menegakkan prinsip akuntabilitas. Akuntabilitas

diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi agency problem yang timbul antara pemegang saham

(prinsipal) dan manajemen (agen). Dengan adanya independensi dari komite audit tersebut akan

mempengaruhi investor dalam melakukan pilihannya untuk membeli atau melepas suatu saham yang

bisa dilihat dari adanya abnormal return .

3. Prinsip Transparansi (transparency).

Prinsip transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan.

Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan kualitas penyajian informasi yang disampaikan

Page 4: Uts Lingbis

perusahaan. Oleh karena itu akuntan manajemen (yang bekerja pada perusahaan) dituntut untuk

menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator-

indikator yang sarna. Untuk itu informasi yang ada dalam perusahaan harus diukur, dicatat, dan

dilaporkan oleh akuntan sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku. Prinsip

transparansi ini menghendaki adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam penyajian yang lengkap (disclosure) atas semua informasi yang

dimiliki perusahaan. Peran akuntan manajemen, internal auditor, dan komite audit menjadi penting

terutama dalam hal penyajian informasi akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan secara

transparan kepada pemakainya.

4. Prinsip Responsibilitas (responsibility).

Prinsip ini berhubungan dengan tanggungjawab perusahaan sebagai anggota masyarakat yaitu dengan

cara mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat,

pemerintah, asosiasi bisnis dan sebagainya. Prinsip ini berkaitan juga dengan kewajiban perusahaan

untuk mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku. Seiring dengan perubahan sosial

masyarakat yang menuntut adanya tanggungjawab sosial perusahaan, profesi akuntan juga mengalami

perubahan peran. Pandangan pemegang saham dan stakeholder lainnya saat ini tidak hanya

memfokuskan pada perolehan laba perusahaan tetapi juga memperhatikan tanggungjawab sosial dan

lingkungan perusahaan. Selain itu kelangsungan hidup perusahaan tidak hanya ditentukan oleh

pemegang saham tetapi juga oleh stakeholder yang lain (misalnya masyarakat dan penmerintah).

Page 5: Uts Lingbis

CASE PILIHAN:

Penerapan Sustainability Reporting Sebagai Informasi Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap

Lingkungan Sosial Serta Dampaknya Terhadap Perusahaan

1.Latar Belakang

Pencemaran dan eksploitasi lingkungan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian

semua pihak baik pemerintah, swasta dan juga masyarakat. Beberapa tahun terkahir ini, dampak negatif

yang muncul akibat dari kerusakan lingkungan telah kita rasakan. Dari yang biasa terjadi seperti banjir

sampai yang luar biasa seperti lumpur Lapindo yang terjadi di daerah Sidoarjo, sampai saat ini belum

ada jalan keluar untuk menghentikan luapan lumpur tersebut. Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat

kesadaran masyarkat dan perusahaan swasta khususnya sektor industri dalam menjaga kelestarian

lingkungan hidup.

Salah satu usaha pemerintah untuk menanggulangi kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi,

adalah dengan mencanangkan program go green, baik ke sektor pendidikan, perusahaan swasta,

masyarakat dan juga instansi pemerintah. Program ini mendapat perhatian khusus dari berbagai profesi,

salah satunya adalah profesi akuntan dengan mencanangkan program green accounting. Green

accounting adalah jenis akuntansi lingkungan yang menggambarkan upaya untuk menggabungkan

manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi atau suatu hasil keuangan

usaha.1

Green Accounting yang merupakan bagian dari Akuntansi Sustainabilitas dengan CSR

(Corporate Social Responsibility) sebagai jargonnya. CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan amanah isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas

1 Pengertian green accounting, http://ratna0412.wordpress.com/2010/06/09/green-accounting/

Page 6: Uts Lingbis

(UUPT) yang terbaru, yakni UU Nomer 40 Tahun 2007 2 serta Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012

tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas.3 Melalui undang-undang ini,

industri atau korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakannya. Meningkatnya tingkat kepedulian

kualitas kehidupan, harmonisasi sosial dan lingkungan ini juga mempengaruhi aktivitas dunia bisnis,

maka, lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan agar mempunyai tanggungjawab sosial. Disinilah

salah satu manfaat yang dapat dipetik perusahaan dari kegiatan CSR. Dalam konteks inilah aktifitas

Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi menu wajib bagi perusahaan, di luar kewajiban yang

digariskan.

Dengan menganalisis perkembangan CSR, didapatkan bahwa terdapat keterbatasan alam

dalam mendukung kehidupan manusia sehingga perlu adanya upaya untuk menyadarkan dan

membuat manusia peduli tidak hanya terhadap lingkungan hidup tapi juga pada lingkungan

sosialnya (sustainability communication). Para akuntan di Indonesia telah turut menyadari

bahwa pentingnya penyusunan sustainability report karena di dalamnya terdapat prinsip dan

standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara

menyeluruh dan tentu saja berbeda dengan yang diungkapkan dalam laporan keuangan.

Dengan adanya hal tersebut kinerja perusahaan bisa langsung dinilai oleh pemerintah,

masyarakat, organisasi lingkungan, media massa khususnya pada investor dan kreditor (bank)

karena investor maupun kreditor (bank) tidak mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh

adanya kelalaian perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya.

2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,

http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26940/node/703 PP No 47 Tahun 2012, http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f98d3a83cfd2/node/22/pp-no-47-tahun-2012-tanggung-jawab-sosial-

dan-lingkungan-perseroan-terbatas

Page 7: Uts Lingbis

2. Permasalahan dan Pertanyaan Kajian  

a. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam menanggulangi isu-isu lingkungan ?

b. Bagaimanakah pelaksanaan Sustainability Reporting di Indonesia

c. Hal-hal apa sajakah yang diungkap dalam Sustainability Reporting ?

d. Bagaimanakah dampak penerapan Sustainability Reporting terhadap kinerja perusahaan ?

e. Bagaimanakah peran yang diambil oleh profesi akuntan dalam Sustainability Reporting ?

3.Metode Pemecahan Permasalahan

Metode pemecahan permasalahan yang dipakai dalam menjawab permasalahan dari makalah

yang berjudul Penerapan Sustainability Reporting Sebagai Informasi Pertanggungjawaban Perusahaan

Terhadap Lingkungan Sosial adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan yang bersumber

dari literature literature seperti buku-buku yang terkait, jurnal nasional dan internasional, artikel, berita,

pidato-pidato, majalah serta sumber-sumber lain dari internet. Kajian pustaka umumnya dimaknai

berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada

kaitannya tema yang akan diangkat dalam makalah ini.

4.Pembahasan Kajian.

Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Isu-Isu Lingkungan.

Problema lingkungan Indonesia sekarang ini boleh dibilang luar biasa. Mulai dari bencana alam,

perubahan iklim hingga kerusakan ekosistem. Berbagai aspek penyebab bencana bisa saja bersumber

dari berbagai faktor, namun pengaruh faktor buruknya perilaku manusia terhadap kelestarian alam

nampaknya merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan. Implikasi dari kenyataan ini

adalah rusaknya ekosistem dan berbagai sumber daya alam akibat banjir, tanah longsor dan pemanasan

global.

Page 8: Uts Lingbis

Terlepas dari persoalan apakah bencana sekarang ini merupakan warisan buruknya pengelolaan

lingkungan di masa lalu, yang jelas manajemen lingkungan di Indonesia mengalami keterpurukan.

Transaparansi publik penanganan bencana lingkungan seperti kasus Lapindo juga tertutup rapat, dan

manajemen lingkungan yang dilakukan pemerintah terkesan tambal sulam, sekedar menumbuhkan

emphaty masyarakat yang sudah mulai menipis. Salah satu bukti rendahnya penerapan manajemen

lingkungan di Indonesia adalah tidak diwajibkannya pelaporan lingkungan bagi perusahaan-perusahaan

go publik di Indonesia. Pelaporan lingkungan bagi perusahan publik di Indonesia sebatas voluntary

disclosure yang manajemennya diatur tersendiri melalui kementrian lingkungan hidup. Kran

transparansi pengelolaan lingkungan yang tidak terbuka lebar ini memicu apriori masyarakat terhadap

kebijakan pengelolaan lingkungan oleh perusahaan publik. Padahal, permasalahan lingkungan dewasa

ini sangat menjadi perhatian, baik oleh konsumen maupun investor. Investor asing memiliki

kecenderungan mempersoalkan masalah pengadaan bahan baku dan proses produksi yang terhindar dari

munculnya permasalahan lingkungan, seperti: kerusakan tanah, rusaknya ekosistem, polusi air, polusi

udara dan polusi suara.

Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No

23/1997 tentang manajemen lingkungan, aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai

prosedur dan persyaratan listing dan PSAK. Pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

lingkungan dalam laporan tahunan perseroan terbatas di Indonesia telah diwajibkan melalui Pasal 66

Ayat 2 Undang-Undang No.40/ 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejak beberapa tahun terakhir

Bapepam-LK telah pula mengeluarkan aturan yang mengharuskan emiten mengungkapkan pelaksanaan

kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di dalam laporan tahunan perusahaan.4

Peraturan terbaru pemerintah adalah telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah no 47 tahun 2012

tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dengan dikeluarkannya regulasi terbaru ini

4 Ferry Budiman Dan Supatmi, Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (Isra) Terhadap Abnormal Return Dan Volume

Perdagangan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Pemenang ISRA Periode 2005-2008)

Page 9: Uts Lingbis

diharapkan perusahaan mempunyai komitmen untuk bersungguh-sungguh dalam meningkatkan

kesadaran perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya.

Pelaksanaan Sustainability Reporting di Indonesia .

Di Jepang laporan lingkungan muncul sejak tahun 1993. Kesadaran untuk menerbitkan laporan

itu meningkat setelah di tahun 2001 Pemerintah Jepang mengeluarkan pedoman penyusunan laporan

lingkungan. Hasilnya,pada tahun 2003 lebih dari 380 perusahaan besar di Jepang telah mengeluarkan

laporan lingkungan. Dari 100 perusahaan terbesar di Jepang, 78% di antaranya telah menerbitkan

laporan lingkungan pada tahun 2003. Jepang merupakan negara yang paling peduli terhadap penerbitan

laporan keberlanjutan. Di Hong Kong laporan ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1997,

kemudian sejak itu hingga tahun 2003 sudah 20 perusahaan menerbitkan laporan keberlanjutan secara

rutin setiap tahun.

Di Indonesia banyak perusahaan yang telah melaksanakan aktivitas CSR di lapangan. Akan

tetapi belum banyak yang mengungkapkan aktivitas tersebut dalam sebuah laporan. Hanya beberapa

perusahaan yang telah mengungkapkan informasi lingkungan dan tanggungjawab sosial di dalam

laporan tahunan perusahaan. Beberapa di antaranya membuat laporan CSR tersendiri, terpisah dari

laporan tahunan. Dibandingkan dengan negara lain, harus diakui bahwa perkembangan praktik laporan

keberlanjutan di Indonesia berjalan lambat. Jika penyusunan laporan keuangan diwajibkan oleh

Undang-undang Perseroan Terbatas, sedangkan untuk laporan keberlanjutan belum ada ketentuan

perundang-undangan yang mewajibkan pembuatan laporan tersebut. Khusus untuk mewajibkan

penyusunan laporan keberlanjutan di Indonesia nampaknya masih perlu waktu, terutama kesiapan

dalam sistem pendukung seperti adanya standar pelaporan yang bisa diterima secara umum dan

ketersediaan tenaga yang berkompeten untuk menyusun laporan tersebut, termasuk tenaga yang

melakukan fungsi assurance.5

5 Akuntan Indonesia, Edisi No. 3/Tahun I/November 2007, “Audit Lingkungan, Keharusan?”

Page 10: Uts Lingbis

Hal-hal yang diungkap dalam Sustainability Reporting

Pengungkapan terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability (SEES) sekarang

ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para

stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting

Initiative (GRI) terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi (economic), lingkungan

(environmental), dan sosial (social). Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk

pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif pada kinerja yaitu antara corporate social

responsibility dan Corporate Financial Performance (CFP) .

GRI membuat kerangka pelaporan, yang ditujukan sebagai sebuah kerangka yang dapat diterima

umum dalam melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari organisasi. Kerangka ini

didesain untuk digunakan oleh berbagai organisasi yang berbeda ukuran, sektor, dan lokasinya.

Kerangka ini juga memperhatikan pertimbangan praktis yang dihadapi oleh berbagai macam organisasi

dari perusahaan kecil sampai kepada perusahaan yang memiliki operasi ekstensif dan tersebar di

berbagai lokasi.

Kerangka Pelaporan GRI mengandung kandungan isi umum dan sektor secara spesifik yang telah

disetujui oleh berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara umum

dalam melaporkan kinerja keberlanjutan dari sebuah organisasi. Panduan Pembuatan Laporan

Berkelanjutan terdiri atas Prinsip-prinsip Pelaporan, Panduan Pelaporan dan Standar Pengungkapan

(termasuk di dalamnya Indikator Kinerja) Elemen-elemen ini dipertimbangkan memiliki bobot dan

kepentingan yang sama.  Kerangka Pelaporan itu terdiri dari : 1)Panduan dan Prinsip Pelaporan, 2)

Page 11: Uts Lingbis

Standar Pengungkapan, 3) Parameter Laporan , 4) Tata Kelola, Komitmen, dan Keterlibatan dan 5).

Tanggung jawab pada Lingkungan.6

Dampak Penerapan Sustainability Reporting Terhadap Perusahaan

Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi pergeseran paradigma  bisnis. Pada awalnya bisnis

dibangun dengan paradigm single P alias Profit. Atas dasar pandangan ini, tujuan utama perusahaan

adalah menghasilkan laba setinggi-tingginya tanpa mempertimbangkan dampak yang muncul dari

kegiatan usaha. Namun, pandangan ini berubah seiring dengan munculnya berbagai kasus yang

merugikan lingkungan. Paradigma bisnis tidak lagi mengacu pada single P, tetapi berubah menjadi

Triple P (Profit, People dan Planet). Jadi bisnis yang dibangun haruslah menguntungkan tidak hanya

bagi perusahaan tetapi  bermanfaat juga bagi manusia/pekerja, dan lingkungannya. Pandangan ini

didasarkan pada konsep Sustainable development, yaitu konsep pembangunan dimana untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia sekarang tidak boleh mengganggu kemampuan generasi yang akan datang

dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Atas dasar ide ini muncullah konsep sustainability

management, atau corporate social responsibility, atau corporate citizenship. Ada beberapa alasan yang

mendorong perusahaan mengimplementasikan sustainability management. Alasan tersebut didasarkan

pada manfaat yang diyakini dapat diperoleh dari praktik tersebut, yaitu:

1) Untuk menunjukan kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan

2) Bagi Stakeholders : membangun kepercayaan, dan memperkuat hubungan serta komunikasi

3) Mengurangi risiko korporat dan melindungi nama baik (reputasi).

4) Analisa investasi bagi investor (Socially Responsible Invesment/SRI)

5) Menghasilkan daya saing yang tinggi dalam perolehan kapital/pinjaman, SDM, Pemasok,

Hasil survey menunjukkan temuan yang mendukung alasan di atas.  Survei PWC terhadap CEO global

2003 tentang CSR menyatakan bahwa 79% dari lebih 1.000  CEO di 33 negara mengakui bahwa

6 Pedoman Laporan Berkelanjutan GRI G3, https://www.globalreporting.org/languages/bahasaindonesia/Pages/default.aspx

Page 12: Uts Lingbis

“sustainability is vital to the profitability of any company”.  Survei lainnya yang dilakukan terhadap

350 perusahaan besar di Eropa  melaporkan bahwa 78% dari eksekutif (responden) mengakui bahwa

“integrating responsible business practices make a company more competitive . Kondisi inilah yang

mendorong meningkatnya praktik sustainability management. 7

Peran yang diambil oleh profesi akuntan dalam Sustainability Reporting.

Untuk mendukung upaya pelaporan sustainibilitas, maka dibentuklah sebuah organisasi Global Reporting

Initiative (GRI). GRI mempunyai misi sebagai lembaga yang merancang, mengembangkan, dan menyebarluaskan

pedoman penerapan Sustainability Reporting. Secara umum, pedoman GRI terdiri dari empat bagian. Bagian

pertama adalah pengantar. Bagian kedua berisi tentang penjelasan mengenai penggunaan pedoman GRI. Bagian

ketiga tentang prinsip-prinsip pelaporan. Dan bagian keempat menjelaskan isi pelaporan Sustainability Reporting.

Profesi akuntan secara tradisional dipahami hanya sebagai pencatat transaksi keuangan perusahaan,

pembuat laporan keuangan, dan melakukan audit atas laporan keuangan. Namun seiring dengan perubahan sosial

masyarakat, profesi akuntan pun terus mengalami perubahan peran. Profesi akuntan berkembang dengan

melakukan diversifikasi dalam area non akuntansi dan jasa konsultasi. Peranan akuntan saat ini antara lain

meliputi: penyusunan sistem informasi dan biaya, pencegahan fraud dan melakukan pengendalian internal, juga

sebagai penilai bisnis dan asset.

Dalam wacana sustainability ini, akuntan juga dapat memberikan peranannya. Peranan tersebut dapat

diwujudkan dalam proses penyiapan SR (Sustainability Reporting), audit atas Sustainability Reporting , dan

mengembangkan Sustainability Reporting serta melakukan berbagai penelitian mengenai SR.8

Proses Penyiapan Sustainability Reporting

Proses penyajian SR dilakukan dengan beberapa mekanisme. Pertama, penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam

hal ini, perusahaan membuat kebijakan yang berkaitan dengan sustainability development, kemudian

mempublikasikan kebijakan tersebut beserta dampaknya. Kedua, tekanan pada rantai pemasok. Harapan

masyarakat pada perusahaan untuk memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan

7 Sustainability Reporting ,http://staff.undip.ac.id/akuntansi/anis/2009/06/04/sustainability-reporting-tugas-mata-kuliah-teori-akuntansi/8 Peran Akuntan dalam Sustainability Reporting, http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/339-peranakuntandalamsustainabilityreporting

Page 13: Uts Lingbis

tekanan pada perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan pelaporan sustainability kepada para pemasok dan

mata rantainya. Ketiga, keterlibatan stakeholders. Keempat, voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat

meminta perusahaan untuk mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk

membuat laporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum melaksanakan, maka perusahaan harus

memberikan penjelasan. Selain mekanisme di atas, mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan

subsidi, ijin-ijin yang dapat diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan. Dalam proses penyiapan SR, peran

akuntan manajemen sangat besar. Akuntan yang menjadi top manajemen dapat membuat kebijakan yang

mendorong SR. Selain itu, akuntan yang menjadi manajer level menengah dapat berperan dalam pengukuran

sustainability yang dilakukan perusahaan serta dampak-dampaknya.

Audit atas Sustainability Reporting

Sustainability Reporting perlu didukung oleh proses assurance, dalam hal ini adalah audit atas Sustainability

Reporting. Dalam pedoman GRI (Global Reporting Initiative) juga dinyatakan bahwa salah satu prinsip pelaporan

adalah dapat diaudit. Audit diperlukan karena stakeholders perlu keyakinan bahwa informasi yang disajikan

dalam SR dapat diandalkan, netral, dan tepat waktu. Peran sebagai auditor atas Sustainability Reporting ini dapat

dilakukan oleh akuntan public. Hal ini didasarkan fakta bahwa akuntan public sudah berpengalaman dalam

melakukan audit. Namun, yang masih menjadi ganjalan adalah belum ada standar audit untuk Sustainability

Reporting.

Secara kelembagaan peranan para profesi akuntan yang tergabung dalam IAI adalah

bekerjasama dengan National Center for Sustainability Reporting (NCSR), yang beranggotakan

Indonesian-Netherlands Association (INA), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI),

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). Adapun kerja

sama yang dimaksud adalah mengadakan forum Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA)

untuk memberikan apresiasi terhadap perusahaan yang telah menyelenggarakan laporan keberlanjutan

(sustainability report), baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan

(annual report). ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah

membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek

ekonomi untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) perusahaan itu sendiri. Dengan diadakanya

Page 14: Uts Lingbis

ISRA diharapkan mampu untuk memotivasi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan Sustainability

Reporting, sebagai bentuk pelaporan pertanggung jawaban sosial perusahaan dan lingkungannya.

5. Rekomendasi Hasil Kajian

1) Bagi Pemerintah

Hasil kajian ini, penulis merekomendasikan kepada pemerintah untuk membuat aturan atau regulasi

khusus tentang pedoman Sustainability Reporting. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan

aturan terbaru yakni PP No 47 Tahun 2012, namun belum mewajibkan perusahaan untuk membuat

Sustainability Reporting secara terpisah di luar laporan tahunan.

2) Bagi Perusahaan

Hasil kajian ini, penulis merekomendasikan kepada perusahaan untuk melaporkan Sustainability

Reporting, dan mempublikasikannya kepada stakeholder secara terpisah diluar laporan tahunan

perusahaan. Sustainability Reporting dibuat terpisah dengan laporan tahunan perusahaan dengan

maksud agar investor merasa yakin bahwa perusahaan telah melakukan pertanggungjawaban social

dan lingkungan (CSR) kepada stakeholdernya.

3) Bagi Profesi Akuntan

Hasil kajian ini, penulis merekomendasikan kepada para profesi akuntan untuk mempersiapkan diri

dalam audit Sustainability Reporting, jika nantinya pemerintah benar-benar mewajibkan perusahaan

membuat Sustainability Reporting secara terpisah diluar laporan tahunan perusahaan.

6. Penutup

Permasalahan lingkungan, bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah semata, akan tetapi

menjadi tanggung jawab kita semua termasuk profesi akuntan dan perusahaan itu sendiri. Go Green

merupakan salah satu program pemerintah terkait dengan lingkungan dan para profesi akuntan

menjabarkan dalam bentuk Green Accounting. Green Accounting merupakan bagian dari Akuntansi

Page 15: Uts Lingbis

Sustainabilitas yang di laporkan dalam bentuk sustainability reporting dengan CSR (Corporate Social

Responsibility) sebagai jargonnya.

Untuk maksud tersebut, diperlukan instrument berupa aturan atau regulasi yang jelas dan tegas

baik dari pihak pemerintah sendiri dan juga dari pihak proofesi audit. Bagi pihak perusahaan, salah

satu manfaat penerapan sustainability reporting adalah dapat dijadikan sebagai salah kriteria minat

investor agar mau berinvestasi ke dalam sebuah perusahaan. Investor tidak hanya melihat laporan

kinerja saja, tetapi juga melihat bagaimana perusahaan tersebut menjaga lingkungan dan

keberlangsungan bisnisnya di masa depan .

Hasil kajian ini masih jauh dari sempurna, untuk maksud tersebut dapat dilakukan dengan

melakukan penelitian baik dengan menggunakan metode kuantitatif maupun metode kualitatif.

Page 16: Uts Lingbis

DAFTAR PUSTAKA

Akuntan Indonesia, Edisi No. 3/Tahun I/November 2007, “Audit Lingkungan, Keharusan?” , http://www.iaiglobal.or.id/v02/referensi/detail.php?catid=7&id=25.(Diakses tanggal 29 Nopember 2012)

Anis Chariri,http://staff.undip.ac.id/akuntansi/anis/2009/06/04/sustainability-reporting-tugas-mata-kuliah-teori-akuntansi/(Diakses tanggal 28 Nopember 2012)

Ferry Budiman Dan Supatmi, Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (Isra) Terhadap Abnormal Return Dan Volume Perdagangan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Pemenang ISRA Periode 2005-2008). (Diakses tanggal 29 Nopember 2012)

Erry Febianto.S, http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/339-peranakuntandalamsustainabilityreporting. (Diakses tanggal 29 Nopember )

PP No 47 Tahun 2012, http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f98d3a83cfd2/node/22/pp-no-47-tahun-2012-tanggung-jawab-sosial-dan-lingkungan-perseroan-terbatas.(Diakses tanggal 28 Nopember 2012)

Pedoman Laporan Berkelanjutan Global Reporting Initiative G3, https://www.globalreporting.org/languages/bahasaindonesia/Pages/default.aspx.(Diakses tanggal 29 Nopember)

Ratna Assyura,http://ratna0412.wordpress.com/2010/06/09/green-accounting/ (Diakses tanggal 28 Nopember 2012)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26940/node/70.(Diakses tanggal 28 Nopember 2012)