Review disertasi pak bambang haryadi

31
Citra Rendi Mirwan Moh. Anwar Thalib Sri Apriyanti Husain Review Disertasi Analisis Laba (Rugi) PDAM Dalam Perspektif Political Economy of Accounting (Studi Kasus Perusahaan Daerah Minum BTM) Oleh Bambang Haryadi

Transcript of Review disertasi pak bambang haryadi

Page 1: Review disertasi pak bambang haryadi

Citra

Rendi Mirwan

Moh. Anwar Thalib

Sri Apriyanti Husain

Review DisertasiAnalisis Laba (Rugi) PDAM Dalam Perspektif

Political Economy of Accounting (Studi Kasus Perusahaan Daerah Minum BTM)

Oleh Bambang Haryadi

Page 2: Review disertasi pak bambang haryadi

Tujuan penelitian: (1) memahami angka-angka unsur laba (rugi) dengan mengungkapkan makna dibaliknya dan kemudian menganalisisnya dari perspektif peran kekuasaan dari berbagai pihak; dan (2) menilai dan mengkritisi praktek keadilan di balik angka-angka unsur laba (rugi).

Paradigma kualitatif, pendekatan teori kritis, dan metode analisis PEA.

Hasil penelitian: (1) pendapatan merupakan refleksi kekuasaan (power) manajemen; (2) beban hutang merupakan refleksi penggunaan kekuasaan yang bersifat pemaksaan, menyembunyikan kepentingan dibaliknya; (3) beban gaji merupakan dampak pengabaian kepedulian pada warga sekitar sumber, serta keengganan untuk bersama mengelola sumber air; dan (4) kerugian adalah cermin penggunaan kekuasaan yang tidak professional dan mementingkan diri sendiri.

PEA

Laba (rugi) dapat direfleksikan atau pengejawantahan dari power

yang dimiliki oleh pemilik kepentingan utama perusahaan

Menawarkan pandangan transformatif memaknai laba:

tujuan utama (bottom line) menjadi a just and fair

distribution.

Abstrak

Page 3: Review disertasi pak bambang haryadi

Laba (Rugi)

Imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa,

(Suwardjono, 2008)

Laba: kelebihan pendapatan di atas biaya dan rugi: nilai

pendapatan di bawah biaya yang terjadi.

Laba rugi pada hakekatnya merupakan selisih positif atau selisih negatif yang diperoleh dari hasil penjualan (pendapatan) operasi dan

non-operasional perusahaan terhadap biaya-biaya yang timbul dalam satu periode akuntansi dan akan menyebabkan perubahan

dalam posisi equity (net asset) perusahaan

Pendahuluan

Page 4: Review disertasi pak bambang haryadi

Laba (Profit) : Indikator Kinerja Perusahaan

Laba (rugi): perkembangan hasil laba perusahaan di masa lalu, saat ini, dan di masa yang akan datang.

Pendahuluan

Perusahaan yang memiliki kinerja baik dengan ukuran laba tinggi maka dapat menjadi cerminan kekuatan perusahaan dalam:

Memprediksi kemampuan perusahaan memperoleh return saham perusahaan (Ball dan Brown, 1968; O'Connor, 1973; Ou dan Penman, 1989; Dechow, 1994).

Memprediksi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan arus kas dan deviden perusahaan (Bowen, 1986; Dechow, 1994; Weston dan Brigham, 1993; Aharony dan Swary, 1980).

Menguji kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba di masa depan (Weston dan Brigham, 1993; Shubita, 2010; Trisnawati, 1999; serta Machfoedz, 1994 dan 1995).

Memprediksi kebangkrutan usaha dan kesulitan keuangan (Horrigan, 1965; Beaver, 1966; Altman, 1968; Pankof dan Virghill, 1970; serta Weston dan Brigham, 1993).

Page 5: Review disertasi pak bambang haryadi

Laba sangat dominan dan sangat penting sebagai ukuran kinerja perusahaan.

Laba telah menjadi tujuan dan segala -galanya, Irianto (2006:143).

Laba dijadikan aktivitas utama bisnis dan menyajikannya sebagai bottom line dalam laporan laba rugi perusahaan. Penempatan laba sebagai indikator utama lebih lanjut didukung oleh pemahaman pendekatan akuntansi positif.

Praktek pengaturan laba sebagai fokus utama kinerja telah membawa akuntansi rnenjadi alat untuk mencapai kepentingan pihak-pihak tertentu, dalam hal ini para pemilik modal.

Adanya realitas kontradiksi pemahaman umum bahwa angka laba (akuntansi) adalah bebas nilai (value free) dan objektif.

Kinerja dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya dan politik dimana akuntansi itu dilaksanakan.

Pendahuluan

Page 6: Review disertasi pak bambang haryadi

Akuntansi selama ini hanya berbasis pada kepentingan para pemegang saham (shareholders).

Laba (rugi) yang dihasilkan perusahaan tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa dipisahkan dari lingkungan, berimplikasi dalam penilaian dan pemahaman laba (rugi) secara lebih arif dan tepat.

Besamya pengaruh lingkungan sangat tergantung dari kompleksitas permasalahan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan bersangkutan.

Perusahaan publik memliki kompleksitas permasalahan yang luas dimana terdapat kepentingan ekonomi, kepentingan politik dan kepentingan lain dari berbagai pihak setiap saat muncul dan menyatu dalam perusahaan publik.

Perusahaan publik yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan air (PDAM).

Pendahuluan

Page 7: Review disertasi pak bambang haryadi

Sebuah “keanehan” atau “anomali” jika perusahaan monopoli seperti PDAM mengalami kerugian

Penurunan tingkat keuntungan akan terjadi jika suatu saat timbul perusahaan pesaing

Sejak tahun 1962 hingga saat ini kinerja tidak kunjung menunjukkan hasil yang menggembirakan

Hampir Iebih dari 80% PDAM mengalami kerugian

Page 8: Review disertasi pak bambang haryadi

Tahun Nilai Kinerja

2001 93% (186 dari 201) PDAM kesulitan melunasi hutang (Kompas, 16 pebr)

2003 91% PDAM masuk kategori tidak sehat (Kompas, 4 sept)

2004 90% PDAM masuk kategori tidak sehat (Tempo Interaktif, 27 Apr)

2005 PDAM mengalami kerugian rata-rata Rp 100 miliar pertahun (Lintkang,2005), 90% PDAM masuk kategori sakit (Tempo tnteraktif, 5

Juli)

2006 330 dari 335 PDAM memiliki kekayaan negative (Kompas, 27 Ags)

2007 44 dari 335 PDAM yang dinilai sehat (Kompas mobile, 28 Ags)

2008 80 dari 335 PDAM masuk kategori sehat (24%) , tingkat kehitangan air rata- rata 37% (Kompas, 27 Ags)

2010 234 dari seluruh PDAM yang berjumlah 337 perusahaan atau sekitar 70% masuk dalam kategori tidak sehat. Jadi hanya ada sekitar

30% PDAM yang masuk dalam kategori berkinerja baik (sehat).

TABEL 1Perkembangan Kinerja PDAM di Indonesia

Page 9: Review disertasi pak bambang haryadi

Wijaya (2003; 2004: 2005)

Telah terjadi gap regulasi harga air yang ditetapkan oleh departemen dalam negeri dan PDAM serta pemerintah daerah

Telah terjadi adanya ketidakefisienan dalam pengelolaan operasional perusahaan air minum (PDAM) sehingga berdampak pada tarif air yang mahal

Dalam rangka melayani masyarakat akan kebutuhan air yang layak masih belum mampu menunjukkan pelayanan yang memiliki rasa keadilan dan sosial yang tinggi.

Page 10: Review disertasi pak bambang haryadi

Muhairwe (2003)

Melakukan penelitian di National Water and Sewerage Corporation (NWSC), sebuah perusahaan publik yang mengelola air minum di Uganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahan memiliki kinerja yang sangat baik dan memuaskan dengan program reformasi internal yang mereka lakukan.

Page 11: Review disertasi pak bambang haryadi

Shirley et al. (2000) menemukan bahwa Kinerja perusahaan air di Chile meningkat seiring dengan upaya pembenahan atau reformasi pada aspek manajemen dan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah.

George (2002) yang berjudul "Performance Bechmarking Urban Water Supply: Socialist Republic of Vietnam, menunjukkan bahwa perusahaan daerah air tersebut memiliki kinerja yang sangat balk dan stabil.

Page 12: Review disertasi pak bambang haryadi

Literatur (Perpamsi, 2010)

Pemerintah belum menerapkan pengelolaan PDAM secara profesional

PDAM belum mandiri karena campur tangan pemilik (Pemda) dalam manajemen dan keuangan, dan tentu ini akan membebani PDAM.

Masalah Interpretasi UU otonomi daerah tidak mendorong pengernbangan dan kerjasama antar daerah dalam penyediaan air minum

Kebijakan yang memihak kepada masyarakat miskin masih belum berkembang.

Kelembagaan pengelolaan air minum yang ada sudah tidak memadai lagi dengan perkembangan saat ini,

Belum ada koordinasi dan integrasi yang balk antar lembaga pemerintah serta pemahaman yang sama akan makna pelayanan publik bagi perusahaan pemerintah.

Page 13: Review disertasi pak bambang haryadi

Keuangan

Laba

PDAM tidak mampu dan tidak efisien

Page 14: Review disertasi pak bambang haryadi

Namun demikian, penilaian dan pemahaman ini menjadi bias dan bahkan tidak bijak jika sudut pandangnya tidak hanya berdasarkan angka-angka akuntansi yang tersaji.

Alat analisis berupa Political Economy of Accounting (PEA) ditujukan untuk memahami sekaligus melakukan evaluasi atas peran akuntansi dalam konteks ekonomi, sosial dan politik atau mengkaji bagaimana peran akuntansi dalam konteks tertentu, baik organisasional maupun Iingkungan yang lebih luas (Irianto, 2006: 145).

Page 15: Review disertasi pak bambang haryadi

Perumusan Masalah

Bagaimanakah memaknai laba (rugi) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) jika dipahami berdasarkan perspektif Political Economy of Accounting (PEA)?

Page 16: Review disertasi pak bambang haryadi

Tujuan Penelitian

Mengungkapkan makna di balik angka unsure laba (rugi) serta menyiapkan peran-peran kekuasaan dari berbagai pihak di dalamnya

Menilai dan mengkritisi praktek keadilan di balik terciptanya angka-angka unsur laba (rugi) tersebut.

Page 17: Review disertasi pak bambang haryadi

Kontribusi Penelitian

Akademisi

Peneliti

Perusahaan

Pemerintah

Pelanggan

Pengguna LK PDAM

Page 18: Review disertasi pak bambang haryadi

BAB 2 METODE PENELITIAN

2.1. Pendekatan Penelitian

Penelitianmetodolo

gi

• 2.1. Pendekatan Penelitian

Metode-Metode

Paradigma

Epistimologi

bagaimana peneliti

memahami suatu

masalah

kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab

masalah penelitian

Kuantitatif Positivism/ tradisional

(August Comte) dan

Kualitatif/naturalistic/ nonpost

Edmund Husserl

Page 19: Review disertasi pak bambang haryadi

Perbedaan antara kuliatatif dan kuantitatif

Ontologis Aksiologi (nilai)

Epistimologi

Penelitian ini berupaya mengungkap relasi kekuasaan (power)

dan laba/rugi (ekonomi) PDAM

monopoli yang rendah

Selain itu bertujuan menilai keadilan dan

kebebasan dalam distribusi ekonomi (materi dan non

materi).

KUANTITATIF

mengungkap makna yang ada di balik rendahnya laba

(kerugian) PDAM.

Page 20: Review disertasi pak bambang haryadi

DaIan, penelitian kualitatif, studi terhadap fenomena tertentu dilakukan dalam situasi apa adanya. Fokus kajian bisa berupa orang, kelompok orang, interaksi yang berkembang, semuanya didudukkan dalam konteks yang alamiah, tidak

memerlukan treatment group atau sejenisnya. Periset kualitatif tidak membatasi dirinya hanya fokus pada mencari justifikasi atau praduga yang telah dibangun namun lebih berorientasi pada pemahaman situasi di lapangan (Salim, 2006:

112).

Page 21: Review disertasi pak bambang haryadi

2.2. Teori Kritis, Riset Akuntansi Kritis dan Rerangka PEA

Teori kritis yang muncul pada tahun 1920 dan dipengaruhi oleh dua pemikiran utama, yaitu pertama teori kritis Frankfurt School, yang sumber-

sumber pemikirannya bisa dilacak dad pemikiran-pemikiran Habermas, Adorno, dan Max Horkheimer, serta didukung oleh pemikir-

pemikir lain seperti Herbert Marcuse, Walter Benjamin, Eric Fromm, Albrecht VVellmer, Karl-Otto Apel, dan Axel Honneth. Kedua, pengaruh dad karya dan pemikiran Antonio Gramsci (Demirovic, 2010). Inti muncul teori kritis adalah

menolak pemikiran Kari Mark dan penerusnya

Ciri –ciri teori kritis diantaranya

1. menolak adanya konsep valuefree.

2. Teori kritis mempunyai komitmen yang tinggi kepada tata sosial yang lebih adil (bukan hanya saja memahami distribusi kekuasaan, ketidakadilan akan tetapi berupaya untuk menciptakan emansipasi, kesamaan dll)

Page 22: Review disertasi pak bambang haryadi

teori kritis (paradigma kualitatif) dimulai pada akhir tahun 1970an dan 1980an (Cooper and Hooper, 1990: 8) dalam Irianto, 2004b: 14).

Salah satu fokus utama dari perhatian studi kritis akuntansi ini adalah kepentingan untuk mengembangkan literatur akuntansi yang Iebih merefleksi din dan kontektual yang mengakui saling keterkaitan antara masyarakat, histori, organisasi, teori dan praktek akuntansi (Lodh and Graffikin, 2005: 156).Political Economy of Accounting (PEA) yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu alat analisis dari pendekatan teori kritis (critical theontcal approaches)

Political Economy of Accounting (PEA) yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu alat analisis dari pendekatan teori kritis (critical theontcal approaches)

PEA ini pertama kali diperkenalkan oleh Tinker (1980) dalam artikelnya yang berjudul "Towards a political economy of accounting: an empirical illustration of the cambric/pa controversies".

Page 23: Review disertasi pak bambang haryadi

2.3. Sumber, Ragam dan Teknis Penjaringan Data

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari informan melalui observasi atau wawancara yang telah dilakukan. Data dan informasi yang merupakan sumber data utama penelitian ini berkenaan dengan laba (rugi) perusahaan (PDAM). Selain itu, informasi juga diperoleh dari sumber Iaporan, dokumen, foto dan bahan statistik terkait dengan Iaba (rugi) yang dimiliki PDAM BTM

Dalam riset ini peneliti mengumpulkan data secara Iangsung ke perusahaan dan tinggal di kota tersebut dalam beberapa waktu. Peneliti bisa mendapatkan data dengan leluasa dan cukup lengkap karena termasuk dalam salah satu anggota tim audit perusahaan tersebut. Peneliti berperan sebagai instrumen utama yang terjun ke lapangan, berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi atau wawancara. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tidak terstruktur.

Page 24: Review disertasi pak bambang haryadi

Wawancara tidak dilakukan dalam satu kali

wawancara di lakukan secara trade off dan tidak boleh menyebutkan nama asli informan

Teknik wawancara tidak hanya sebatas tatap muka namun peneliti juga menggunakan beberapa media yang diperlukan sesuai situasi, misalnya lewat wawancara telepon seluler dan sms.Selain itu untuk data-data tertutis selain diambil langsung di lokasi, mesin fax juga digunakan untuk mengirim data tersebut.. Sedangkan tempat wawancara dengan informan tidak mesti di tempat kerja atau kantor namun juga seringkali dilakukan di kediaman para informan, atau saat berolahraga bersama dengan mereka

Page 25: Review disertasi pak bambang haryadi

Objek dan Informan Penelitian

Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten BTM

Informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan snow-ball sampling yang merupakan

cara menentukan informan yang dilakukan pada saat wawancara mendalam dari informan ke informan

lainnya hingga infomiasi atau data yang disampaikan menyerupai atau tidak ada perbedaan dengan

informasi sebelumnya.

Page 26: Review disertasi pak bambang haryadi

Analisis Laba (Rugi) dalam Perspektif PEA

Analisis PEA dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dengan cara Tinker (1980: 154) yaitu mendasarkan pada laporan laba rugi perusahaan. Tinker (1980) menganalisis angka laba dengan cara (1) memahaminya sebagai relasi antara aktivitas ekonomi (laba) dengan struktur organisasi dan kekuasaan (power) dari pihak-pihak yang berkepentingan. (2) menilai bagaimana pendistribusian laba (rugi) dilakukan dan apakah nilai-nilai keadilan telah berjalan sebagaimana mestinya dalam proses tersebut. Cara serupa dilakukan Cooper dan Sherer (1984: 218-219) dengan menghubungkan data-data laba (rugi) dengan pengaruh kekuasaan dan konflik, sejarah dan aturan main (institutional) korporasi, dan landasan motivasi. Kemudian dianalisis keterkaitan atara laba (rugi) dengan distribusi dan keadilannya

Page 27: Review disertasi pak bambang haryadi

Ruang Lingkup Penelitian

Page 28: Review disertasi pak bambang haryadi

PENUTUP

Kesimpulan

Political Economy of Accounting (PEA) berusaha memahami laba (rugi) sebagai refleksi dari peran kekuasaan (power) yang dimiliki seluruh pihak yang berkepentingan. Selain itu PEA berusaha menilai dan mengkritisi praktek keadilan di batik angka laba (rugi) secara menyeluruh.

Angka pendapatan dalam riset ini bermakna sebagai (i) kenaikan tarif, (ii) keharusan, (iii) pendapatan sosial, (iv) setoran PAD kepada Pemda, dan (v) penderitaan pelanggan. Sedangkan kepentingan di baliknya meliputi rencana privatisasi bank dunia dan kinerja manajemen di mata Pemda.

Ketidakefisienan, ketidakberdayaan dan kegagalan merupakan ungkapan makna dari beban gaji.

kepentingan utama di balik angka ini tidak lain adalah kepentingan manajemen dalam mempertahankan statusquonya.

Makna kerugian adalah identik dengan tidak ada wajaran, kebebasan dan kebingungan. Kepentingannya untuk mendapatkan perhatian dari kepala daerah sebagai pihak yang mengangkat mereka.

Page 29: Review disertasi pak bambang haryadi

Keterbatasan dan Pengembangan Penelitian

Penggunaan PEA dalam riset di Indoneisa belum banyak dilakukan. Oleh karena itu di masa depan PEA perlu terus dikembangkan dan diadaptasikan dengan

situasi dan kondisi objek penelitian. Sehingga PEA akan Iebih bisa berkembang secara konsep dan praktis.

Page 30: Review disertasi pak bambang haryadi

Implikasi Hasil Penelitian

Alat analisis PEA merupakan gagasan untuk memahami laba (rugi) secara kontektual. Oleh karena itu alat

analisis ini dapat digunakan peneliti lain dikemudian hari untuk memahami kinerja pada perusahaan di

industri yang berbeda. Dengan PEA, pemahaman suatu fenomena lebih bersifat integral dan tidak hanya

mengandalkan aspek ekonomi semata. Namun juga melibatkan aspek lain yang tidak kalah pentingnya

dengan ekonomi yaitu aspek budaya, sosial dan politik suatu institusi. Dengan pengembangan PEA semacam ini diharapkan alat analisis akan lebih berdaya uji dan

terus disempurnakan oleh peneliti sendiri maupun oleh pihak lain. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan wawasan baru dan referensi baru dalam menjadi alat

analisis berbasis PEA.

Implikasi Teoritis

Page 31: Review disertasi pak bambang haryadi

Kinerja PDAM BTM sangat komplek permasalahannya karena menyangkut masalah intern manajemen, dan pihak lain yang

kepentingan dengan PDAM. Karena kompleknya permasalahan itu perlu dilakukan langkah-langkah cepat,dan lompatan besar untuk memperbaiki citra dan kinerja PDAM BTM di masa depan.

Langkah itu antara lain: (1) pengurangan intervensi Pemda terhadap pengelolaan PDAM BTM sangat prinsip diperlukan dan

bersifat segara keberadaannya. Ciptakan hubungan yang rasional dan spiritual saja diantara keduanya. (2) Perbaikan kualitas SDM dengan mengarahkan pada SDM yang inovatif,

kreatif dan aktif serta selalu berorientasi pasar dan misi sosial secara seimbang. (3) Untuk saat ini sangat diperlukan pelibatan peran serta pihak lain (swasta) untuk mengembangkan usaha

dengan prinsip saling menguntungkan dan tidak mengorbankan pelanggan dan masyarakat. dan yang terutama pemerataan

distribusi air bagi seluruh Masyarakat tanpa terkecuali.

Implikasi Praktis