bambang sahono

40
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD ORASI ILMIAH Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Teknologi Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Oleh Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd. Disampaikan pada Rapat Terbuka Senat UNIVERSITAS BENGKULU Pada Tanggal 29 Juni 2010 Di Bengkulu

Transcript of bambang sahono

Page 1: bambang sahono

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN IPA SD

ORASI ILMIAH Pengukuhan Jabatan Guru Besar

Dalam Bidang Teknologi Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

Oleh

Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd.

Disampaikan pada Rapat Terbuka Senat UNIVERSITAS BENGKULU Pada Tanggal 29 Juni 2010

Di Bengkulu

Page 2: bambang sahono

1

Bismillahirrohmanirohim

Yang saya hormati:

Gubernur dan Muspida Bengkulu atau yang mewakili

Rektor/Ketua Senat Universitas Bengkulu

Sekretaris Senat Universitas Bengkulu

Dewan Guru Besar dan Anggota Senat Universitas Bengkulu

Pembantu Rektor Universitas Bengkulu

Ketua dan anggota Dewan Penyantun Universitas Bengkulu

Dekan dan Pembantu Dekan selingkung Universitas Bengkulu

Ketua Jurusan, Direktur Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris

Lembaga selingkung Universitas Bengkulu

Dosen dan Mahasiswa selingkung Universitas Bengkulu

Tamu undangan, teman sejawat, kawan seprofesi, handai taulan

dan hadirin yang berbahagia.

Assalammu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera,

Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji

syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih diberi

kesempatan untuk mengikuti Sidang Senat Terbuka Universitas

Bengkulu dalam rangka pengukuhan Guru Besar. Ungkapan syukur

Page 3: bambang sahono

2

yang tak terhingga saya rasakan atas rakhmat dan nikmat Allah

SWT yang telah diberikan kepada saya sekeluarga sehingga saya

dapat mencapai jabatan akademik tertinggi sebagai Guru Besar di

Universitas Bengkulu.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada

Rektor/Ketua Senat Universitas Bengkulu, yang telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan

sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pendidikan pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

Hadirin yang terhormat, perkenankanlah saya menyampaikan orasi

ilmiah yang berjudul:

”PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD”

Keberhasilan Indonesia dalam peningkatan mutu

pendidikan menjadi hal yang sangat penting agar seluruh rakyat

Indonesia berkualitas. Tuntutan terhadap kualitas pendidikan terus

berubah sesuai dengan peningkatan pendidikan itu sendiri dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.

Miarso (2004) mengemukakan bahwa masyarakat kita juga perlu

dikembangkan ke arah masyarakat gemar belajar, yakni di mana

setiap warga masyarakat senantiasa siaga untuk melakukan

tindakan belajar. Tindakan belajar masyarakat lebih ditujukan

untuk penguasaan berbagai faktor, dan salah satunya adalah faktor

Page 4: bambang sahono

3

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penguasaan

IPTEK ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia lahir

dan batin, dengan menerapkan nilai-nilai IPTEK secara

bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan

nilai luhur budaya bangsa. Agar bangsa tersebut dapat bersaing

dengan mengandalkan sumber daya manusia (SDM)-nya, perhatian

perlu diberikan kepada peningkatan produktivitas dan daya saing

yang erat kaitannya dengan proses pendidikan (Habibie, 2004).

Oleh karena itu, untuk mencetak SDM yang memiliki keunggulan

di bidang IPTEK diperlukan pendidikan IPA sebagai sarana dalam

pemberdayaan IPA di kalangan pelajar agar mereka tertarik, dan

mau menguasainya secara mendalam.

Menyadari pentingnya mata pelajaran IPA tersebut, telah

banyak dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dan hasil belajar IPA di sekolah. Upaya itu dapat disimak dari

usaha pemerintah daerah provinsi Bengkulu dalam meningkatkan

kualitas pendidikan yang meliputi: (a) peningkatan kualifikasi

tenaga pendidikan untuk semua jenjang pendidikan, dengan

prioritas pada pendidikan dasar dan menengah, (b) peningkatan

sarana dan prasarana pendidikan, (c) standarisasi dalam

penyelenggraan pendidikan (isi, sarana, prasarana, manajemen, dan

proses belajar mengajar), dan (d) kendali mutu pendidikan dengan

perhatian khusus kepada evaluasi pembelajaran yang menguji

Page 5: bambang sahono

4

kemampuan berpikir dan daya nalar (Pemda Propinsi Bengkulu,

2000: 6-7).

Namun demikian, mutu pendidikan di sekolah dasar belum

sesuai harapan. Secara umum aspek mutu pendidikan tingkat

sekolah dasar, khususnya di kota Bengkulu masih di bawah rata-

rata nasional. Penyebab rendahnya hasil belajar pada dasarnya

tidak terlepas dari peran guru dalam melaksanakan

pembelajarannya di kelas. Penelitian Sahono (1997) menemukan

bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh efektivitas guru dalam

mengelola kelasnya. Di samping itu, partisipasi orang tua dan

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah

mendorong guru-guru dapat meningkatkan perannya di kelas

(Kurniah dan Sahono, 2003). Oleh karena itu, peranan guru di kelas

terutama yang menyangkut penentuan strategi pembelajaran, sangat

menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran IPA. Menurut

Sahono (2008) hasil belajar di sekolah dasar pada dasarnya tidak

terlepas dari peran guru dan bagaimana karakteristik siswa itu

sendiri. Peranan guru di kelas, terutama menyangkut penentuan

strategi pembelajaran sangat menentukan tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran. Kenyataan lain menunjukkan bahwa pelajaran IPA

oleh sebagai siswa dianggap mata pelajaran yang sulit. Akibat dari

perasaan sulitnya pelajaran IPA menyebabkan siswa malas dan

tidak senang terhadap mata pelajaran IPA, sehingga mempengaruhi

perolehan hasil belajarnya (Sahono, 2005). Oleh karena

Page 6: bambang sahono

5

permasalahan pelajaran IPA mencakup aspek-aspek yang luas dan

kompleks, maka kajian ini hanya dibatasi pada permasalahan yang

berkaitan dengan strategi pembelajaran (konstruktif dan

ekspositori), aktivitas belajar (tinggi dan rendah), dan hasil belajar

IPA siswa di SDN 02 dan 19 kota Bengkulu.

Berdasarkan masalah yang dapat diidentidikasi pada latar

belakang masalah tersebut di atas, maka dalam kajian ini hanya

dibatasi pada pertanyaan: (1) Apakah terdapat perbedaan hasil

belajar IPA antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran

konstruktif dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori? (2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa

yang memiliki aktivitas belajar tinggi dengan siswa yang memiliki

aktivitas belajar rendah? (3) Apakah terdapat interaksi antara

strategi pembelajaran dan aktivitas belajar dengan hasil belajar

IPA?

Hadirin yang terhormat,

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang

berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan

atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs

(1974) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang

diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Lebih jauh,

dalam hubungannya dengan hasil belajar ini Gagne dan Briggs

mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh

Page 7: bambang sahono

6

seseorang sebagai hasil belajar yaitu: keterampilan intelektual,

strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.

Berkaitan dengan hasil belajar tersebut, Bloom (1979) membagi ke

dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah

kognitif berkenaan dengan tujuan-tujuan pembelajaran dalam

kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui, dan

memecahkan masalah. Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-

tujuan yang berhubungan dengan sikap, nilai minat, dan apresiasi.

Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik dan

manipulasi bahan atau objek. Oleh Anderson dan Krathwohl (2001)

ranah kognitif dari taxonomy Bloom direvisi menjadi dua dimensi,

yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi

proses kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: (a) ingatan, (b)

pemahaman, (c) penerapan, (d) analisis, (e) evaluasi, dan (f)

menciptakan. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat tingkatan

yaitu: (a) pengetahuan faktual, (b) pengetahuan konseptual, (c)

pengetahuan prosedural, dan (d) pengetahuan meta-kognitif. Dari

revisi ini terlihat bahwa Anderson dan Krathwolh menyusun

taxonominya dalam dua dimensi (proses kognitif dan pengetahuan).

Selain itu, pada dimensi proses kognitif ada perbedaannya dengan

Bloom yaitu dimensi pertama (ingatan sebelumnya pengetahuan),

dimensi kelima (evaluasi sebelumnya sintesis), dan dimensi

keenam (menciptakan sebelumnya evaluasi). Pada dimensi

pengetahuan (sebelumnya ada pada tingkat pertama kawasan

Page 8: bambang sahono

7

kognitif), Anderson dan Krathwolh membedakan empat jenis

pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

meta-kognitif.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut

sebagai ilmu tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-

peristiwa yang terjadi di alam. IPA adalah sistem tentang alam

semesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan

observasi dan eksperimen terkontrol (Carin dan Sund, 1989).

Sedangkan Semiawan (1999) mendefinisikan IPA sebagai

pengkajian dan penterjemahan pengalaman manusia tentang dunia

fisik, mencakup semua aspek pengetahuan yang dihasilkan oleh

metode saintifik, tidak terbatas pada fakta dan proses saintifik

tetapi juga berbagai aplikasi pengetahuan dan prosesnya seperti

pengamatan, perkiraan dan penilaian serta interpretasi. Dengan

demikian IPA adalah produk atau hasil dari proses penyelidikan

ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nilai-nilai tertentu.

Atas dasar pemikiran tersebut, Nur (1983) menyimpulkan

bahwa IPA secara garis besar dapat didefinisikan atas tiga

komponen, yaitu: (1) sikap ilmiah, misalnya objektif dan jujur, (2)

proses ilmiah, misalnya merancang dan melaksanakan eksperimen,

dan (3) produk ilmiah, misalnya prinsip, hukum dan teori. Ahli lain

menambahkan lagi dengan mengemukakan bahwa untuk dapat

sukses dalam program pembelajaran IPA, komponen-komponen

yang harus masuk di dalamnya adalah konten atau produk, proses

Page 9: bambang sahono

8

atau metode, sikap dan teknologi (Chain dan Evans, 1990). Dengan

demikian, IPA tidak cukup dipahami dari dimensi produk keilmuan

berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori tentang alam

semesta, tetapi juga harus mencakup proses tersusunnya

pengetahuan tersebut berikut system nilai dan sikap yang menyertai

kerja para ilmuwan dalam proses keilmuannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka hasil belajar IPA siswa

SD yang dimaksudkan adalah segala perubahan kemampuan yang

terjadi pada siswa SD berkenaan dengan mata pelajaran IPA

sebagai hasil dari mengikuti proses pembelajaran IPA di SD.

Pencapaian hasil belajar IPA siswa SD mencakup perubahan

kemampuan dalam hal penguasaan konsep, proses dan sikap IPA.

Hal ini sesuai dengan esensi dari IPA itu sendiri maupun taksonomi

tujuan pendidikan IPA di SD pada umumnya.

Hadirin yang mulia,

Strategi pembelajaran konstruktif dipilih karena melibatkan

siswa sendiri untuk aktif secara mental membangun

pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah

dimilikinya. Penekanan pembelajaran lebih terfokus pada

suksesnya siswa mengorganisasi pengalamannya, bukan ketepatan

siswa dalam melakukan refleksi terhadap apa yang dilakukan guru

(Sahono, 2008). Karli dan Sriyuliaritiningsih (2004)

mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran konstuktif seorang

Page 10: bambang sahono

9

guru harus memperhatikan: a) mengakui adanya konsepsi awal

melalui pengalaman sebelumnya, b) menekankan pada kemampuan

mind-on dan hands-on, c) mengakui bahwa dalam proses

pembelajaran terjadi perubahan konseptual, d) mengakui bahwa

pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, e) mengutamakan

terjadinya interaksi sosial. Sahono (2008) mengemukakan bahwa

pada saat seorang guru menjelaskan materi pada siswanya, seorang

guru tidak perlu men-drill atau bersusah payah untuk menjejali

pengetahuan/materi baru. Guru lupa bahwa seorang siswa

mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi

awal. Apabila kita ungkap konsep awal tersebut, maka dengan

mudah siswa secara tidak langsung membangun pengetahuannya

sendiri. Menurut Pranata (dalam Gasong, 2003) beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam pembelajaran konstruktif adalah: 1)

mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks

yang relevan, 2) mengutamakan proses, 3) menanamkan

pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, dan 4)

pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.

Salah satu implikasi utama pada pembelajaran konstruktif adalah

pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Prinsip pembelajaran

yang berpusat kepada siswa mempunyai ciri pembelajaran

merupakan suatu proses aktif. Menurut Karli dan Sriyuliaritiningsih

(2004) pembelajaran konstruktif meliputi empat tahapan yaitu: 1)

apersepsi, 2) eksplorasi, 3) diskusi dan penjelasan konsep, dan 4)

Page 11: bambang sahono

10

pengembangan konsep dan aplikasi. Dalam tahap apersepsi siswa

didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang

konsep yang akan dibahas. Pada tahap eksplorasi siswa diberi

kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui

pengumpulan, pengorganisasian dan interpretasi data dalam suatu

kegiatan yang dirancang guru, kemudian secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain. Pada tahap diskusi dan

penjelasan konsep siswa diberikan penjelasan dan solusi yang

didasarkan atas hasil observasinya ditambah dengan penguatan

guru, agar siswa dapat membangun pemahaman baru tentang

konsep yang sedang dipelajari. Tahap terakhir adalah

pengembangan konsep dan aplikasi, yaitu guru berusaha

menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan

atau pemunculan dan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan

dengan isu-isu lingkungan.

Strategi pembelajaran ekspositori menurut Sahono (2004)

pada dasarnya merupakan proses pembelajaran yang umumnya

dilaksanakan oleh guru dengan pola penyampaian materi terpusat

kepada guru. Media pembelajaran yang digunakan dipakai untuk

alat bantu dalam rangka memperjelas materi pelajaran yang

disampaikan. Prosedur pembelajaran biasanya terdiri atas kegiatan

awal pembelajaran yang mencakup pemberian motivasi, menarik

perhatian dan melakukan apersepsi kepada siswa. Kemudian

Page 12: bambang sahono

11

dilanjutkan dengan kegiatan penyajian materi pelajaran yang

mencakup menjelaskan materi pelajaran, pemberian contoh-contoh

dan memberikan latihan kepada siswa. Kegiatan terakhir adalah

penutup dengan mengadakan tes baik lisan maupun tulisan dan

menentukan kegiatan tindak lanjut biasanya dengan pemberian

pekerjaan rumah. Dalam pembelajaran ekspositori guru cenderung

memegang kendali proses pembelajaran secara aktif, sementara

siswa relatif hanya menerima dan mengikuti apa yang disajikan

oleh guru. Menurut Barry dan King (1994) strategi pembelajaran

ekspositori merupakan strategi pembelajaran di mana guru

menyampaikan informasi secara verbal kepada siswa. Pada

pengertian ini, pembelajaran ekspositori merupakan proses

pembelajaran yang terpusat kepada guru dan guru merupakan

sumber informasi utama. Meskipun dalam pembelajaran ini

digunakan metode selain ceramah dan dibantu dengan alat-alat

pelajaran, tetapi penekanannya tetap pada proses penerimaan

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Yang terpenting

adalah penyajian informasi terkini dari guru dan guru mengawasi

aktivitas belajar pemelajar (learner) (Rose, 2004). Brady (1985)

mendefinisikan strategi pembelajaran ekspositori sebagai strategi

yang terpusat kepada guru dengan fokus pendekatan melalui

ceramah (narration), penjelasan, serta penggunaan latihan dan

perbaikan dalam mengkoordinir belajar siswa. Pada pembelajaran

ekspositori ini siswa diharapkan siap secara mental dan fisik untuk

Page 13: bambang sahono

12

menerima apa yang diberikan guru. Guru biasanya melakukan

demonstrasi atau meragakan sesuatu untuk menjelaskan materi

pelajaran tertentu. Misalnya dalam pelajaran IPA, guru biasanya

menjelaskan materi pelajaran secara naratif melalui ceramah,

kemudian memperjelas materi pelajaran dengan demonstrasi, dan

selanjutnya mengadakan tanya jawab terhadap materi yang telah

disampaikan. Dalam hubungan ini guru memegang kendali seluruh

proses pembelajaran dan siswa mengikuti apa yang telah dirancang

dan dilakukan oleh guru.

Hadirin yang terhormat,

Brophy dan Alleman (dalam Cole dan Chan, 1994)

mendefinisikan aktivitas belajar sebagai “anything that students

are expected to do, beyond input through reading or listening, in

order to learn, practice, apply, evaluate, or in any other way

respond to curricular content”. Menurut definisi ini aktivitas

belajar mengandung kegiatan: lisan (oral speech) seperti menjawab

pertanyaan atau berpartisipasi dalam diskusi; menulis (writing)

seperti memberikan jawaban singkat, melengkapi uraian, dan

meringkas; atau perbuatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan

(goal-directed action) seperti melakukan pengamatan dan

pemecahan masalah. Aktivitas belajar dalam konsep ini tidak hanya

terbatas dalam kelas, tetapi juga termasuk aktivitas di luar kelas

(membaca secara individual dan pekerjaan rumah), berkaitan

Page 14: bambang sahono

13

dengan latar atau setting (aktivitas dalam kelas, kelompok kecil

atau aktivitas individual), baik dibawah pengawasan guru ataupun

aktivitas secara bebas.

Secara umum aktivitas belajar menurut Cole dan Chan

(1994) dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu guided practice

activities dan independent work tasks. Guided practice activities

adalah aktivitas-aktivitas yang mengacu pada petunjuk atau

bimbingan guru yang mana siswa berlatih mempraktekkan konsep-

konsep baru atau keterampilan-keterampilan dengan tepat,

mengecek pemahaman dan guru mengoreksi kesalahan-kesalahan

yang dilakukan siswa. Dalam melakukan aktivitas ini siswa

merespons guru dengan menjawab pertanyaan secara lisan, latihan

suatu keterampilan dengan tepat, menerima balikan dan

mengoreksi kesalahan di bawah bimbingan guru.

Independent work tasks mengacu pada aktivitas belajar

yang dirancang untuk latihan bebas di mana siswa melakukan tugas

belajar dengan sedikit bimbingan atau bantuan guru. Tugas-tugas

ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan

sendiri atau melakukan penerapan tentang sesuatu yang diperoleh

dalam belajarnya. Independent work tasks memungkinkan siswa

untuk menjawab respon secara lisan, menulis dan memanipulasi

seperti membaca informasi, melengkapi kertas kerja, menulis esai,

membuat pekerjaan dengan alat-alat di laboratorium. Macam-

macam latihan kerja dan menulis tugas seperti uraian, laporan,

Page 15: bambang sahono

14

ringkasan dan review, pemecahan masalah, sketsa dan

menggambar, mencari buku, pekerjaan proyek, dan latihan

eksperimen sering dikelompokkan sebagai independent work tasks.

Bentuk-bentuk aktivitas belajar siswa selama mengikuti

proses pembelajaran biasanya berhubungan dengan kedisiplinan

siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas, mempersiapkan

peralatan pelajaran, ketekunan mendengarkan informasi, menulis,

membaca, mengamati, berfikir, dan melakukan latihan atau praktek

(Sahono, 2005). Lebih jauh Barry dan King (1994) mengemukakan

bahwa aktivitas belajar meliputi berbicara, membaca, menulis,

meringkas, membuat catatan, berbuat, wawancara, mendengarkan

materi dari audio, melihat media visual, darmawisata, bermain,

interest centres, mapping, membuat laporan, kerja kelompok,

pemecahan masalah, brainstorming, menggambar, mengkliping

surat kabar, debat, melukis, membuat grafik, belajar kartun, survei,

demonstrasi, dan penelitian.

Sementara itu, Cole dan Chan (1994) menyatakan bahwa

aktivitas belajar meliputi berbicara: seperti menjawab pertanyaan

atau berpartisipasi dalam diskusi; menulis: seperti memberi

jawaban singkat atau melengkapi uraian dan laporan penelitian; dan

perbuatan yang diarahkan sesuai tujuan: seperti penemuan,

pemecahan masalah, membangun model atau display. Pendapat

senada dikemukakan oleh Usman (2000) yang menyatakan bahwa

ada lima aktivitas belajar siswa di sekolah, masing-masing adalah:

Page 16: bambang sahono

15

(a) aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis,

melakukan eksperimen, dan demonstrasi, (b) aktivitas lisan (oral

activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi,

dan menyanyi, (c) aktivitas mendengarkan (listeing activities),

seperti mendengar penjelasan guru, ceramah dan pengarahan, (d)

aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, menari, serta

melukis, dan (e) aktivitas menulis (writing activities) seperti

mengarang.

Bertolak dari pendapat yang telah dikemukakan di atas,

dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk aktivitas belajar tersebut

dapat dikelompokkan menjadi lima aspek atau kategori, yaitu:

aktivitas belajar visual, aktivitas belajar lisan, aktivitas belajar

mendengarkan, aktivitas belajar motorik, aktivitas belajar menulis,

dan aktivitas belajar mental. Dengan demikian, maka yang

dimaksudkan dengan aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah

aktivitas belajar siswa sekolah dasar, yaitu perbuatan siswa sebagai

akibat responnya terhadap kegiatan proses pembelajaran yang

meliputi, aktivitas belajar visual, aktivitas belajar lisan, aktivitas

belajar mendengarkan, aktivitas belajar motorik, aktivitas belajar

menulis, dan aktivitas belajar mental.

Hadirin yang mulia,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui

bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang

Page 17: bambang sahono

16

belajar dengan strategi pembelajaran konstruktif dibandingkan

dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori, (2) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang

memiliki aktivitas belajar tinggi dibandingkan dengan siswa yang

memiliki aktivitas belajar rendah, (3) Terdapat interaksi antara

strategi pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dengan hasil

belajar IPA. Artinya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa

yang mempunyai kecenderungan aktivitas belajar tinggi dapat

dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktif,

dan sebaliknya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang

memiliki aktivitas belajar rendah dapat dilakukan dengan

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

Hadirin yang terhormat,

Tingginya hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi

pembelajaran konstruktif, sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri.

Hakikat IPA tidak hanya bertumpu pada produk ilmiah saja, akan

tetapi juga berkaitan dengan proses dan sikap ilmiah (IPA). Sebagai

produk ilmiah, IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang

fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori-teori yang merupakan hasil

dari pengamatan dan temuan manusia dalam memahami dan

menjelaskan alam dengan berbagai fenomenanya. Untuk mencapai

tujuan pelajaran IPA secara utuh, tidak cukup mengajarkan

pengetahuan IPA saja, tetapi juga proses bagaimana IPA itu

Page 18: bambang sahono

17

diperoleh melalui berbagai aktivitas belajar. IPA dalam arti proses

menunjuk pada cara memperoleh pengetahuan yang digunakan

dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan demikian,

pemahaman pelajaran IPA tidak berhenti pada fakta, konsep,

prinsip, hukum, dan teori itu diperoleh. Selain melalui transfer dan

proses pengetahuan, untuk mencapai tujuan pelajaran IPA,

dibutuhkan pembentukan sikap ilmiah tertentu. Sistem nilai dan

sikap dalam hal ini menunjuk pada berbagai keyakinan, opini, dan

nilai-nilai yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh siswa dalam

mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, yaitu seperti rasa

tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka

terhadap pendapat orang lain.

Di samping membuat pembelajaran di kelas lebih

bermakna, strategi pembelajaran konstruktif ini juga memberikan

kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk bersentuhan langsung

dengan berbagai objek yang dipelajari secara nyata. Hal ini sejalan

dengan pendapat Pusat Pengembangan Kurikulum (1991) yang

menyatakan bahwa salah satu implikasi utama pada pembelajaran

konstruktif adalah pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

Pengetahuan yang dimiliki siswa adalah hasil daripada aktivitas

yang dilakukan oleh siswa tersebut dan bukan pembelajaran yang

diterima pasif, serta pembelajarannya menekankan pada tindakan

dan pemikiran siswa. Prinsip pembelajaran yang berpusat kepada

siswa mempunyai ciri pembelajaran merupakan suatu proses aktif.

Page 19: bambang sahono

18

Selain itu, juga memiliki dampak pengiring (nurturant effect) yang

sangat penting dalam pengembangan sikap siswa sebagai calon

ilmuwan atau scientis. Dengan mengalami sendiri proses IPA

sebagaimana yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam upayanya

menemukan kebenaran pengetahuan, seperti melakukan

pengamatan, mengklasifikasi, memprediksi, penarikan kesimpulan

dan mengkomunikasikan hasil temuan, para siswa dilatih untuk

bertindak sebagai calon ilmuwan (Semiawan, 1999). Proses ini

secara tidak langsung memiliki dampak pengiring yang penting

terhadap pembentukan sikap dan kepribadian siswa, seperti

melatih tanggung jawab, menumbuhkan rasa ingin tahu, memupuk

disiplin dan ketekunan, bertindak jujur, mandiri dan terbuka

terhadap pendapat orang lain.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan

bahwa ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan aktivitas

belajar dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA. Kelompok

siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar tinggi dan

belajar dengan strategi pembelajaran konstruktif mencapai hasil

belajar IPA yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok

siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar tinggi yang

belajar dengan strategi ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh strategi pembelajaran konstruktif berhubungan dengan

karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas.

Penelitian ini mendukung penelitian Sahono (2005) yang

Page 20: bambang sahono

19

menemukan bahwa kelompok siswa yang memiliki karakteristik

aktivitas belajar yang tinggi yang belajar dengan strategi

pembelajaran yang terpusat kepada siswa (dengan portofolio) hasil

belajar IPA-nya lebih tinggi daripada dengan menggunakan strategi

pembelajaran yang terpusat kepada guru (ekspositori). Pada

penelitian lain, Sahono (2008) menemukan bahwa hasil belajar IPA

siswa SD dapat ditingkatkan secara signifikan melalui model

pembelajaran berbasis portofolio. Demikian juga penelitian Sahono

(2007) menemukan bahwa kelompok siswa yang memiliki aktivitas

belajar tinggi dalam mata pelajaran PPKn yang diberikan tes

formatif esai lebih tinggi daripada yang diberikan dengan tes

formatif bentuk objektif.

Pada sisi lain, kelompok siswa yang memiliki

kecenderungan aktivitas belajar rendah yang belajar dengan strategi

pembelajaran konstruktif ternyata hasil belajar IPA-nya lebih

rendah jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki

kecenderungan aktivitas belajar rendah yang belajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh

strategi pembelajaran ekspositori juga berhubungan dengan

karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil ini

mendukung penelitian Sahono (2005) yang menemukan bahwa

kelompok siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar

rendah hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPA yang belajar

dengan strategi pembelajaran dengan ekspositori lebih tinggi

Page 21: bambang sahono

20

daripada yang belajar dengan strategi pembelajaran dengan

portofolio.

Tingginya hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi

pembelajaran konstruktif pada kelompok siswa dengan

kecenderungan aktivitas belajar tinggi, terkait dengan sifat subjek

didik dan interaksi pembelajaran yang tercipta oleh strategi

pembelajaran konstruktif itu sendiri. Siswa yang memiliki

kecenderungan aktivitas belajar tinggi memiliki sifat lebih mandiri

(independen) dalam melakukan kegiatan belajar, seperti mengikuti

pelajaran, mempersiapkan peralatan pelajaran, mendengarkan

informasi, membaca, menulis, mencari buku, mengamati,

melakukan latihan maupun eksperimen, dan sebagainya. Dengan

kata lain, mereka lebih suka melakukan kegiatan belajar secara

bebas dengan sedikit bimbingan atau bantuan dari guru (Sahono,

2007).

Sebaliknya pada siswa yang memiliki kecenderungan

aktivitas belajar rendah, penggunaan strategi pembelajaran

konstruktif dalam pembelajaran IPA mencapai hasil belajar lebih

rendah jika dibandingkan dengan penggunaan strategi

pembelajaran ekspositori. Kenyataan ini memberikan pemahaman

bahwa bagi siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar

rendah, terkait juga dengan sifat subjek didik dan strategi interaksi

pembelajaran yang tercipta oleh strategi pembelajaran ekspositori.

Hal ini sejalan dengan pendapat Cole dan Chan (1994) yang

Page 22: bambang sahono

21

mengatakan bahwa siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas

belajar rendah sifat suka melakukan kegiatan, seperti mengikuti

pelajaran, mempersiapkan peralatan pelajaran, mendengarkan

informasi, membaca, menulis, mencari buku, mengamati,

melakukan latihan maupun eksperimen, dan sebagainya dengan

petunjuk dan bimbingan guru. Dalam melakukan aktivitas-aktivitas

belajar ini, mereka suka menerima balikan dan koreksi dari guru

atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

Hadirin yang terhormat,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka

dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Dalam proses

pembelajaran IPA di SD secara keseluruhan hendaknya para guru

lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran konstruktif

daripada strategi pembelajaran ekspositori, (2) Penggunaan strategi

pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa,

dalam hal ini adalah aktivitas belajarnya baik tinggi maupun

rendah, (3) LPTK dalam hal ini Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) hendaknya memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan dalam bidang strategi pembelajaran, khususnya

strategi pembelajaran konstruktif dan ekspositori. Kepada calon

guru perlu mengenal lebih mendalam karakteristik siswa, terutama

aktivitas belajarnya, karena hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap hasil belajarnya di kelas.

Page 23: bambang sahono

22

Ketua senat, sekretaris senat, para anggota senat serta hadirin

yang saya muliakan, kini tiba giliran saya menyampaikan ucapan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam

mencapai karir sebagai guru besar.

Pertama sekali kepada yang saya cintai Ibunda Suwarsi

(yang pada kesempatan ini dapat hadir di antara kita dalam ruangan

ini) dan Ibu Sutarmi serta Ayahda Suyono Siswodihardjo (alm) dan

Bapak Harsopambudi. Beliau telah membesarkan dan mendidik

saya dengan penuh kasih sayang dalam keadaan suka maupun

duka. Penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya juga

saya sampaikan kepada mertua saya Bapak Drs. H. Zakaria Manan

(alm) dan Ibu Hj. Rosmaniar yang dalam kesempatan ini juga

berkenan hadir dalam ruangan ini.

Selanjutnya terima kasih dan rasa cinta yang setulus-

tulusnya saya sampaikan kepada isteri saya yang tercinta Dra. Emi

Agustina, M.Hum. yang telah mendampingi saya selama lebih dari

19 (sembilan belas) tahun dengan segala suka dukanya dalam

mengarungi kehidupan berumah tangga. “I Love You Full, Ma”

hanya kata itu yang mampu saya ucapkan pada kesempatan yang

berbahagia ini. Kepada kedua anak saya yang sangat saya cintai,

Gerry Suryosukmono dan Elgarianti Ramadhanti, kalian berdua

menjadi sumber kekuatan dan inspirasi yang mendorong papa

Page 24: bambang sahono

23

untuk terus maju dalam bekerja. Rasa sayang dan terima kasih juga

saya sampaikan kepada Kakanda Dr. Santoso, M.Kes. dan Mbak Is,

beserta keponakan saya Bayu Insanistyo, M.Pd. dan Melati

Insaniputri, adik-adik saya Tuti, Tono, Nunik, Yanto, Heru, Tatik,

Heni, Heti, Tanto, Rini, Yuli, Ning, Nik dan Keke beserta

keluarganya masing-masing, juga adik-adik ipar saya Eli, Yani,

Alek dan Yuni juga bersama keluarganya masing-masing.

Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya juga

saya sampaikan kepada guru-guru saya mulai dari SD Negeri Dibal

Ngemplak Boyolali, ST Negeri 5 Solo, SPG Muh. Solo, dan semua

dosen-dosen saya, terutama pembimbing skripsi saya Drs. Th. Sajid

(alm) dan Drs. Soedarno, pembimbing tesis saya Prof. Dr. Daniel

Kamars, MA dan Prof. Dr. Abizar, dan pembimbing disertasi saya

Prof. Dr. R. Santosa Murwani dan Prof. Dr. Muzayanah Sutikno.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga

saya sampaikan kepada mantan Rektor Universitas Bengkulu yaitu

kepada Prof. Soenjoto (alm), Prof. Soekotjo, Prof. Nitza Arbi, Prof.

Zulkifli Husin, dan Rektor Universitas Bengkulu Prof. Ir. Zainal

Muktamar, M.Sc., Ph.D. beserta keluarga yang sangat familiar dan

selalu mendorong saya untuk mencapai gelar akademik tertinggi

ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada mantan Dekan

FKIP Unib Drs. Aznam Yatim (alm), Drs. Suwayono, Prof. Dr.

Jalius Jama, Prof. Dr. Sofyan Willis, M.Pd., Drs. Muh. Nasirun,

Page 25: bambang sahono

24

M.Pd. beserta pembantu dekannya masing-masing, dan Dekan

FKIP Unib Prof. Safnil, MA, Ph.D., beserta pembantu dekan I, II,

dan III, Dr. Santoso, M.Kes., Drs. Irsal Idris, M.Pd., dan Drs.

Syafrizal, MA, yang telah berjasa mengantarkan FKIP Unib

menjadi fakultas terhormat, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dr.

Nina Kurniah, M.Pd. dan mantan Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dr. Puspa Djuwita, M.Pd. yang telah bersedia mengoreksi dan

menilai karya ilmiah serta menandatangani berkas kenaikan jabatan

saya ke guru besar.

Terima kasih yang mendalam juga saya sampaikan kepada

Direktur PPs Administrasi/Manajemen Pendidikan Prof. Dr.

Rambat Nur Sasongko beserta keluarga dan Asdir II Dr. Zakaria,

M.Pd. beserta keluarga, dan seluruh karyawan PPs

Administrasi/Manajemen Pendidikan Mita, Tuti, Nel, Elsa, Lina,

Iwan, Toni, Is, dan Andra. Terima kasih juga saya sampaikan

kepada Direktur PPs Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Johanes Sapri,

M.Pd. beserta keluarga, beserta Asdir I dan II, Dr. Alexon, M.Pd.

dan Dr. Hadiwinarto, M.Psi. beserta keluarga masing-masing.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh dosen, karyawan

dan mahasiswa FKIP Unib khususnya dan Unib pada umumnya

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu saya dalam mencapai gelar akademik tertinggi ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr.

Asmaniar Z. Idris (Guru Besar UNJ), Prof. Dr. Anik Ghuron,

Page 26: bambang sahono

25

M.Pd. (Guru Besar UNY), Prof. Dr. Moedjiarto, M.Sc. (Guru Besar

UNESA), dan Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko (Guru Besar Unib)

yang telah bersedia menilai kelayakan terhadap karya ilmiah saya

ke jabatan guru besar.

Terlalu banyak pribadi-pribadi yang sangat berjasa dalam

kehidupan saya, meskipun ingin menyebutkan namanya satu

persatu, tetapi tidaklah mungkin dapat dilakukan. Untuk

kesemuanya itu saya menyampaikan salam hangat dan terima kasih

yang sedalam-dalamnya dengan harapan semoga Allah SWT selalu

melindungi dan merakhmati perjalanan hidup kita.

Kepada semua panitia yang telah bersusah payah

menyiapkan segala sesuatunya bagi acara pengukuhan guru besar

ini, saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya,

semoga Allah membalas semua kebaikan Saudara sekalian.

Akhirnya saya sampaikan ucapan terima kasih atas

kesediaan dan kesabaran hadirin semua mendengarkan pidato

pengukuhan ini dari awal sampai akhir, dan mohon maaf bila ada

kekurangan dan kekhilafan dalam penyampaian pidato ini. Semoga

Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua. Amin.

Wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalammualaikum

Warahmatullahi Wabarakatuh.

Page 27: bambang sahono

26

DAFTAR PUSTAKA Anderson, Rin W. dan Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomy for

Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Barry, Kevin dan King, Len. 1994. Beginning Teaching: A

Development Text for Effective Teaching. Wentworth Falls, NSW: Social Science Press.

Bloom, Benjamin S. 1979. Taxonomy of Education Objectives, The

Classification of Educational Goal, Handbook One: Cognitive Domain. New York: David McKay Co., Inc.

Brady, Laurie. 1985. Models and Methods of Teaching. Sydney:

Prentice Hall. Carin, Arthur A. dan Sund, Robert B. 1989. Teaching Science

Through Discovery. Columbus: Merrill Publhising Company. Chain, Sandra E. dan Evans, Jack M. 1980. An Involvement

Approach to Elementary Science Methods. Columbus: Merrill Publishing Company.

Christiansen, Lary B. 1988. Experimental Methodology. Newton, Massachussets: Allyn and Bacon.

Cole, Peter G. dan Chan, Lorna K.S. 1994. Teaching Principles

and Practice. Sydney: Prentice Hall. Diknas Kota Bengkulu, “Laporan UAS SD, MI, dan SDLB Kota

Bengkulu Tahun Pelajaran 2007/2008.” Bengkulu: Dinas Pendidikan Nasional Kota Bengkulu.

Page 28: bambang sahono

27

Fraenkel, Jack R. dan Wallen, R.W. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie J. 1974. Principles of

Instructional Design, New York: Holt Rinehart and Winston Inc.

Gasong, Dina. 2003. Model Pembelajaran Konstruktivisme sebagai

Alternatif Mengatasi Masalah Pembelajaran. (http://WWW.Gereja Toraja.Com).

Habibie, B.J. 2004, 19 Januari. Ilmuwan dan Teknologi Harus

Bertindak Proaktif. Kompas. 3, 1-12. Karli, Hilda dan Sriyuliaritiningsih. 2004. Model-model

Pembelajaran. Bandung: Bina Media Informasi. Kurniah, Nina. Turdjai, dan Sahono, Bambang. 2003. Model

Manajemen Berbasis Sekolah melalui Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat pada Era Otonomi Daerah di Propinsi Bengkulu. Hasil Penelitian tidak diterbitkan. Bengkulu: Lembaga Penelitian Unib.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,

Jakarta: Prenada Media. Nur, Muhammad. 1983. “Keterampilan Proses Calon Guru Sains”.

Jurnal Analisis Pendidikan. 4(4). 120-132. Pedazhur, Elazar J. dan Schmelkin, Lora Pedhazur. 1991.

Measurement, Design Analysis: An Integrated Approach. New Jersey: Lawrence Erbaum Associates Publishers.

Pemda Propinsi Bengkulu, “Informasi Program Pendidikan

Bengkulu,” Makalah Disajikan pada Seminar Nasional tentang

Page 29: bambang sahono

28

Pendidikan Berbasis Sekolah Menyongsong Otonomi Daerah dan Bengkulu Sebagai Kota Pelajar, Bengkulu: 17 Oktober 2000.

Popham, James W. 1981. Modern Educational Measurement. Engliwood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Pusat Pengembangan Kurikulum. 1991. Teori Pembelajaran

Konstruktivisme. (http://planet.time.net.my/klcc/azm01). Rose, Anette M. 2004. Model for Teaching and Learning.

(http/www.bsu.edu/web/arose/BSUCourses/ITEDU699/LP/model03.htm).

Sahono, Bambang. 1997. ”Pengembangan Model Manajemen

Kelas yang Efektif di Sekolah Dasar Daerah Terpencil”. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Dikti, 1(1), 33-42.

Sahono, Bambang. 2004. ”Pengaruh Model Pembelajaran terhadap

Hasil Belajar IPA: Studi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas V SD di Kota Bengkulu”. Jurnal Kependidikan Triadik, 7(2), 133-141.

Sahono, Bambang. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan

Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Sains: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas V SD di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana UNJ.

Sahono, Bambang. 2005. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan

Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Sains”. Jurnal Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ, 7(1), 92-109.

Sahono, Bambang. 2007. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di

Provinsi Bengkulu. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional Implementasi Program Kualifikasi dan Sertifikasi Guru yang

Page 30: bambang sahono

29

diselenggarakan oleh FKIP Unib, Bengkulu, 5 September 2007.

Sahono, Bambang. 2007. “Pengaruh Tes Formatif dan Objektif

terhadap Hasil Belajar PPKn Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah Dasar Kota Bengkulu”. Jurnal Kependidikan Triadik, 10(2), 97-107.

Sahono, Bambang. 2008. “Pengembangan Model Pembelajaran

Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Kota Bengkulu”. Jurnal Kependidikan Triadik, 11(1), 49-53.

Sahono, Bambang. 2008. “Kecenderungan Inteligensi Anak

Sekolah Dasar Ditinjau dari Multiple Intelligence”. Jurnal Pendidikan Serunai Diknas Provinsi Bengkulu. 3(1), 194-198.

Sahono, Bambang. 2008. Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Berbasis Multiple Intelligence sebagai Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 02 Kota Bengkulu. Makalah Disajikan pada Seminar Internasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP/FKIP BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia di Plasa Hotel Rocky Padang, Padang, 7-9 Nopember 2008.

Semiawan, Conny. 1999. Pendidikan Tinggi: Peningkatan

Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Grasindo.

Shavelson, Richard J. 1995. Statistical Reasioning for Behavioral

Sciences. Boston: Allyn and Bacon. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 31: bambang sahono

30

Wierma, William dan Jurs, Stephen G. 1990. Educational Measurement and Testing. Boston: Allyn and Bacon.

Page 32: bambang sahono

31

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi Nama : Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd. NIP : 19591015.198503.1.016 Tempat dan tanggal lahir : Boyolali, 15 Oktober 1959 Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IVb Jabatan : Guru Besar Bidang Teknologi Pendidikan Pekerjaan : Dosen FKIP Universitas Bengkulu Nama Isteri : Dra. Emi Agustina, M.Hum. Nama Anak : Gerry Suryosukmono dan Elgarianti Ramadhanti Nama Ayah : Suyono Siswosudirdjo (alm) Nama Ibu : Suwarsi Alamat Kantor : FKIP Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman Kandang Limun

38371 Alamat Rumah : Jl. Kemang Manis No. 13 RT. 08 RW.

02 Sawah Lebar Bengkulu 38228 Riwayat Pendidikan No Jenjang

Pendidikan Asal

Sekolah/Universitas Tahun Spesialisasi

1 SD SDN Ngemplak Boyolali

1972 -

2 SLTP STN 01 Surakarta 1975 Mesin 3 SLTA SPG Muh. Surakarta 1979 Guru SD 4 S-1 (Drs.) UNS Surakarta 1983 DK 5 S-2 (M.Pd.) IKIP Jakarta 1990 Manaj.

Pend. 6 S-3 (Dr.) UNJ Jakarta 2005 Teknologi

Pend.

Page 33: bambang sahono

32

7 Sertifikat Primary Teacher Education Program: Deakin University Melbourne Australia

1994 Generic Teaching Skill

Riawayat Jabatan No Tahun Instansi Jabatan 1 1985-

sekarang JIP FKIP Universitas Bengkulu

Dosen

2 1986-1987 FKIP Universitas Bengkulu

Sekretaris Diploma

3 1992-1994 FKIP Universitas Bengkulu

Sekretaris PGSD

4 1994-1998 FKIP Universitas Bengkulu

Pimbagpro PGSD

5 1998-2001 UPT P2AP Universitas Bengkulu

Koord. Bd. Pemantauan Evaluasi Pembelajaran

6 2006-2009 JIP FKIP Universitas Bengkulu

Ketua Jurusan

7 2006-2009 Program Akta IV FKIP Universitas Bengkulu

Ketua Program

8 2008-20012 Prodi Magister Manajemen Pend. Program Pascasarjana FKIP Unib

Asisten Direktur Bidang Akademik

9 2007-sekarang

Jurnal Kependidikan Triadik FKIP Universitas Bengkulu

Penyunting Pelaksana

10 2007-2008 Jurnal Ilmiah Manajer Pendidikan Program Magister Manajemen Pendidikan FKIP Univ. Bengkulu

Redaktur Pelaksana

Page 34: bambang sahono

33

11 2008-sekarang

Jurnal Ilmiah Manajer Pendidikan Program Magister Manajemen Pendidikan FKIP Univ. Bengkulu

Ketua Redaktur

12 1998-2001 Senat FKIP Universitas Bengkulu

Anggota

13 2006-2008 Senat FKIP Universitas Bengkulu

Anggota

14 2008-2010 Senat FKIP Universitas Bengkulu

Anggota

Pengalaman Mengajar 2 Tahun Terakhir No Mata Kuliah

Semester Ganjil Semester Genap 1 Belajar dan Pembelajaran

(S1 Pend. Biologi) Belajar dan Pembelajaran (S1 Bahasa Inggris)

2 Pembaharuan Pendidikan (S1 PGSD)

Perencanaan Pembelajaran (S1 PGSD)

3 Telaah Kurikulum (S1 PGSD)

Pembaharuan Pendidikan (S1 PGSD)

4 Metode Penelitian 2 (S1 PLS)

Media Pembelajaran dan Komputer (S1 PGSD)

5 Perencanaan Pembelajaran (Program Akta IV)

Evaluasi Pembelajaran (Program Akta IV)

6 Strategi Belajar Mengajar (Program Akta IV)

Penelitian Tindakan Kelas (Program Akta IV)

7 Filsafat Ilmu (S2 MMP) Manajemen SDM Pendidikan (S2 MMP)

8 Manajemen Kur. & Pembelajaran (S2 MMP)

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (S2 MMP)

9 Metodologi Penelitian dan Statistik (S2 MMP)

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (S2 MMP)

Page 35: bambang sahono

34

Pengalaman Organisasi Profesi Tahun Nama Organisasi Profesi Jabatan

1984 - sekarang Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

Anggota

1990 - sekarang Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (ISAPI)

Anggota

2005 - sekarang Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI)

Anggota

2001 - sekarang Ikatan Keluarga Kemang Manis Penasehat 2007 - sekarang Ikatan Keluarga Jawa Bengkulu

(PMJB) Anggota

Pengalaman Penelitian 1. Studi Komparasi antara Prestasi Belajar Matematika yang

Diajar dengan Metode Resitasi Secara Kelompok dan Individual pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 dan 2 Gagaksipat Ngemplak Boyolali (Skripsi S1), 1983.

2. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran IPS di Kotamadya Bengkulu (Ketua Peneliti, Penelitian OPF), 1986.

3. Persepsi terhadap Wewenang Kepala Sekolah dan Iklim Kerjasama sebagai Penunjang Perilaku Mengajar Guru (Tesis S2), 1990.

4. Analisis terhadap Profil Manajemen SD Daerah Terpencil di Propinsi Bengkulu (Ketua Peneliti, Penelitian BBI Dikti), 1995.

5. Pengembangan Model Manajemen Kelas yang Efektif di SD Daerah Terpencil (Ketua Peneliti, Penelitian PTK Dikti), 1997.

6. Studi tentang Aktivitas Wanita Suku Rejang dalam Membina Keluarga Sadar Gizi (Kadarzai) di Perdesaan Kabupaten Rejang Lebong (Anggota Peneliti, Penelitian Kajian Wanita Dikti), 2002.

7. Model Manajemen Berbasis Sekolah Melalui Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat pada Era Otonomi Daerah di Propinsi Bengkulu (Anggota Peneliti, Penelitian Hibah Bersaing), 2001 s.d. 2003.

Page 36: bambang sahono

35

8. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPA: Studi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas V SD di Kota Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2004.

9. Pengaruh Stategi Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Sains (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu) (Disertasi S3, Jurnal TP UNJ), 2005.

10. Kecenderungan Inteligensi Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Multiple Intelligence (Ketua Peneliti, Jurnal Serunai), 2006.

11. Pengaruh Tes Esai dan Objektif Terhadap Hasil Belajar PPKn Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah Dasar Kota Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2006.

12. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran IPA di SD Kota Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2007.

13. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence sebagai Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 02 Kota Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2007.

14. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konstruktif dan Eskpositori Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas V SDN 02 dan 19 Kota Bengkulu) (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2008.

15. Model Pelayanan Pendidikan Inovatif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Pendidikan Dasar Wilayah Bencana Gempa di Propinsi Bengkulu (Ketua Peneliti Penelitian Hibah Bersaing), 2009-2010.

Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat 1. Nara Sumber pada Pelatihan Pembelajaran Terpadu bagi Dosen

FKIP Universitas Bengkulu dan Guru Sekolah Dasar Kodia Bengkulu (24-31 Maret 1997)

2. Nara Sumber Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) di STAIN Curup (15-20 Nopember 1999)

Page 37: bambang sahono

36

3. Nara Sumber pada Lokakarya Penataan dan Pemberdayaan Jurusan Akademik di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh FKIP UNIB (21-23 Agustus 2001)

4. Anggota Komite SMA Negeri 6 Kota Bengkulu Tahun Pelajaran 2006-2009 (17-07-2006)

5. Instruktur Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Reguler FKIP Unib Tahun 2006 (16-08-2006)

6. Nara Sumber Pelatihan Inovasi Pembelajaran bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah II (24-04-2006)

7. Nara Sumber Lokakarya dan Penulisan Bahan Ajar MKDK Belajar dan Pembelajaran JIP FKIP Unib (02-07-2007)

8. Instruktur Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru FKIP Unib Tahun 2007/2008 (22-08-2007)

9. Nara Sumber Workshop Penyelenggaraan Program S1 PGSD FKIP Unib Due-Like PGSD Batch V Unib Tahun 2007 (21-11-2007)

10. Nara Sumber pada Lokakarya Pengembangan Kompetensi Dosen JIP FKIP Unib Tahun 2006 (19-09-2006)

11. Nara Sumber Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Inovatif Bidang Pendidikan dan Pembelajaran – Bengkulu, 8-15 April 2009.

12. Nara Sumber Pelatihan Peningkatan Profesionalitas Guru melalui Pengelolaan Kelas, PTK dan Penulisan Artikel Ilmiah, Lebong, 14-20 Maret 2009

13. Nara Sumber Pelatihan Peningkatan Kinerja Guru melalui PTK dan Karya Tulis Ilmiah, Lubuk Linggau, 21-27 Maret 2009

14. Nara Sumber Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Artikel Ilmiah di Manna, 7-14 Maret 2009.

15. Nara Sumber Pelatihan Peningkatan Kinerja Guru dan Dosen dalam Pembelajaran dan Kiat Sukses Menghadapi Sertifikasi, Kab. Musi Rawas Sumsel, 20-26 Juni 2009.

Pengalaman Seminar/Lokakarya/Pelatihan/Penataran 1. Peserta Pelatihan Pengenalan dan Penulisan Bahan Ajar Multi

Media/Internet yang diselenggarakan oleh UPT P2AP Unib tgl 2 Nopember 1998

Page 38: bambang sahono

37

2. Peserta Pelatihan Applied Approach (AA) Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh UPT P2AP Unib tgl. 28 Desember 1998

3. Peserta Pelatihan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL yang diselenggarakan oleh FKIP Unib tgl. 4 Maret 1999

4. Peserta Peserta Seminar dan Lokakarya PPL 1 dan PPL Seawal Mungkin yang diselenggarakan oleh FKIP Unib tgl 3 Juli 1999

5. Peserta Seminar Nasional Pendalaman Materi Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) yang diselenggarakan oleh PAU UT di Bogor tgl 13-16 September 1999

6. Peserta Pelatihan Penulisan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh PAU UT di Bogor tgl 24 Desember 1999

7. Pemakalah pada Seminar Nasional ”Pendidikan Berbasis Sekolah Menyongsong Otonomi Daerah dan Bengkulu sebagai Kota Pelajar” di Bengkulu, 17-18 Oktober 2000.

8. Peserta Pertemuan Ilmiah Sivitas Akademika FKIP Unib dengan tema Menuju Otonomi Pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah dan Pendidikan Berbasiskan Masyarakat tgl 15 Nopember 2000

9. Peserta Pelatihan Pembuatan Perangkat Ajar Berbantuan Komputer yang diselenggarakan oleh UPT P2AP Unib tgl 3 Pebruari 2001

10. Peserta Penataran dan Lokakarya Pembelajaran Bermutu di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh ………..di Unib tgl 25-30 Mei 2001

11. Peserta Penataran dan Lokakarya Penataan dan Pemberdayaan Jurusan Akademik di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh ……….. di Unib tgl 22 Agustus 2001

12. Peserta Seminar Nasional tentang Isu Kunci Pembaharuan Kurikulum dan Pendidikan yang diselenggarakan oleh UNJ tgl 14 Nopember 2001

13. Peserta Seminar Nasional tentang Mewujudkan Demokrasi dalam Masyarakat yang diselenggarakan di Gedung BKKBN Pusat Jakarta tgl 1 Juni 2002

Page 39: bambang sahono

38

14. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional tentang Reorientasi Paradigma Penelitian dalam Kawasan Teknologi Pendidikan yang diselenggarakan oleh Prodi TP PPs UNJ tgl 19 Maret 2003

15. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional Validasi Kurikulum FKIP yang diselenggarakan oleh UKI Jakarta tgl 10 April 2003

16. Peserta Seminar Nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Trend Baru Pengajaran Bahasa dan Sastra, yang diselenggarakan oleh Prodi Bahasa Indonesia FKIP Unib tgl 22 Mei 2004

17. Peserta Seminar Nasional tentang Kiat Menggali Potensi Anak yang diselenggarakan di Bank Bukopin Jakarta tgl 2 Oktober 2004

18. Pemakalah pada Semiloka Nasional Teknologi Pendidikan dan Kongres IPTPI Ke-V di Aula Gedung M Pascasarjana UNJ, 29-30 Nopember 2004.

19. Pemakalah pada Seminar Nasional ”Pendidikan Berbasis Sekolah Menyongsong Otonomi Daerah dan Bengkulu sebagai Kota Pelajar” di Bengkulu, 17-18 Oktober 2004

20. Pemakalah pada Seminar Nasional ”Manajemen Sekolah Dasar di Era Otonomi” di Bandarlampung, 9-11 Desember 2004

21. Peserta Seminar Internasional tentang “Enhancing Environmental Awareness of Individual Worldwide by Increasing Scientific Understanding og the Erath, yang diselenggarakan oleh UNJ Jakarta tgl 12 April 2005

22. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional tentang Arah Baru Pengembangan Ilmu Pendidikan: Landasan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Berbudaya, yang diselenggarakan oleh UPI Bandung tgl 19-20 April 2005

23. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional Eksistensi Ilmu Pendidikan dan Implementasinya dalam Pengembangan Kurikulum LPTK, yang diselenggarakan oleh FKIP UNS Solo tgl 12 April 2007

24. Pemakalah Seminar Nasional tentang “Implementasi Program Kualifikasi dan Sertifikasi Guru: Guru, Mutu dan Pembangunan

Page 40: bambang sahono

39

Bangsa”, yang diselenggarakan oleh FKIP Unib tgl. 5 September 2007

25. Pemakalah Seminar Nasional tentang ”Implementasi Nilai-Nilai Akademik dalam Pembangunan dan Sertifikasi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas”, yang diselenggarakan oleh Prodi MMP Unib tgl 1 September 2007

26. Pemakalah Seminar Nasional tentang ”Perkembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia: Pengembangan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Memanfaatkan Multiple Intellligence di Sekolah Dasar”, yang diselenggarakan oleh Prodi Bahasa Indonesia FKIP Unib tgl 19 Nopember 2007.

27. Pemakalah Seminar Internasional tentang ”A Cultural Difference Approach to Inprove Educational Management Quality at Post Graduate Programs”, yang diselenggarakan oleh Prodi MMP Unib tgl 2 Pebruari 2008

28. Pemakalah seminar internasional pendidikan dan temu karya Dekan FIP/FKIP BKS/PTN Wilayah Barat Indonesia dengan tema “Membangun SDM yang Berkualitas melalui Peningkatan Profesionalisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, yang diselenggarakan oleh UNP Padang tgl 7-9 Nopember 2009.

29. Tim Reviewer Hibah Pengajaran PHK S1 PGSD A FKIP Unib tahun 2008-2010.