Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah
-
Upload
bara-giri-wardhana -
Category
Documents
-
view
242 -
download
8
Transcript of Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah
![Page 1: Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082513/557208be497959fc0b8bd588/html5/thumbnails/1.jpg)
Perkembangan Pertimbangan untuk Mendiangnosis PTSD dan Gangguan Stres
Akut pada Anak Pra Sekolah dan Anak Usia Sekolah
A. Latar Belakang dan Tujuan
Semakin banyak anak-anak yang didiagnosis dengan gangguan kejiwaan, termasuk
anak-anak prasekolah-usia. Diagnosa pada anak-anak ini menimbulkan pertanyaan
yang berkaitan dengan
1. bagaimana algoritma diagnostik untuk gangguan individu harus dimodifikasi
untuk kelompok usia muda,
2. bagaimana psikopatologi yang terbaik terdeteksi pada tahap awal, dan
3. bagaimana memanfaatkan beberapa informan.
Para penulis memeriksa isu-isu ini dalam penelitian longitudinal pada anak usia sekolah
dan pra-sekolah yang terkena peristiwa traumatik.
Metode: subjek adalah 114 anak-anak (rentang usia: 2-10 tahun) yang mengalami
kecelakaan kendaraan bermotor. Orang tua dan anak-anak (rentang usia: 7-10 tahun)
menyelesaikan wawancara terstruktur 2-4 minggu (penilaian awal) dan 6 bulan (6-bulan
tindak lanjut) setelah peristiwa traumatik. Algoritma gejala yang barusaja diusulkan
sebagai alternatif untuk mendiagnosa gangguan stres pasca trauma (PTSD) digunakan
dan dibandingkan dengan algoritma DSM-IV standar untuk mendiagnosis PTSD dan
gangguan stres akut.
Hasil: Pada penilaian minggu ke-2-4, 11,5% dari anak-anak diagnosis PTSD
berdasarkan kriteria algoritma alternatif bedasarkan laporan orang tua, dan 13,9%
memenuhi kriteria untuk diagnosis PTSD pada 6 bulan setelah trauma . Persentase ini
jauh lebih tinggi daripada persentase diagnosis DSM-IV untuk gangguan stres akut dan
PTSD. Di antara subjek yang berusia 7 - 10 tahun, penggunaan kombinasi laporan dari
orang tua dan anak mengenai gejala yang timbul mengakibatkan peningkatan jumlah
anak-anak dalam kelompok usia ini yang diidentifikasi dengan penyakit jiwa jika
dibandingkan terhadap penggunaan laporan orang tua saja. Kesesuaian antara orang
tua dan anak mengenai gejala untuk diagnosis PTSD berdasarkan kriteria algoritma
alternatif dan diagnosis stress disorder DSM-IV akut dan PTSD dalam kelompok umur
ini buruk.
![Page 2: Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082513/557208be497959fc0b8bd588/html5/thumbnails/2.jpg)
Di antara subjek yang berusia 2 - 6 tahun, diagnosis PTSD menggunakan algoritma
alternatif berdasar laporan orang tua adalah prediktor munculnya PTSD yang lebih
sensitif . Namun, di antara subjek yang berusia 7- 10 tahun, laporan gabungan gejala
(dari kedua orang tua dan anak) dapat optimal memprediksi psikopatologi posttraumatic.
Kesimpulan: Temuan ini mendukung penggunaan algoritma alternative untuk menilai
PTSD pada anak-anak dan menunjukkan bahwa diagnosis PTSD berdasarkan kriteria
algoritma alternatif stabil dari fase akut dan seterusnya. Ketika laporan gejala baik orang
tua maupun anak dimanfaatkan untuk penilaian PTSD pada anak dengan usia 7-10
tahun , algoritma alternative dan kriteria DSM-IV memiliki validitas yang dapat
dibandingkan secara luas. Namun, dengan tidak adanya gejala yang dilaporkan anak,
kriteria algoritma alternatif berdasarkan laporan orang tua tampaknya menjadi ukuran
diagnostik PTSD yang optimal untuk anak-anak dalam kelompok usia ini yang relatif
terhadap algoritma DSM-IV standar untuk mendiagnosa gangguan
Latar Belakang
Dapatkah anak pra sekolah mengalami perkembangan PTSD? Jika ya, apakah
kriteria DSM-IV cukup sensitif menduagnosis gannguan pada kelompok umur tersebut?
Sembilan penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan
hasilnya adalah “ya” untuk pertanyaan pertama dan “tidak” untuk pertanyaan kedua.
Namun, ada kriteria alternatif yang dihasilkan secara empiris ternyata valid dan reliabel
untuk mendiagnosis PTSD. Dalam kriteria yang diusulkan terdapat istilah untuk empat
gejala dengan tujuan untuk membuat kriteria tersebut lebih sensitif mendiagnosis anak
pra sekolah dan anak usia sekolah tanpa merubah inti dari gejala-gejala tersebut. Telah
dicapai kesepakatan diantara para ahli untuk memodifikasi kata-kata dan untuk
menurunkan syarat yang harus dipenuhi untuk kriteria C, dari tiga dari tujuh menjadi
hanya satu. Yang termasuk dalam kriteria C adalah gejala yang sangat internal (highly
internalized) dan sulit untuk dideteksi pada anak dengan kemampuan verbal yang masih
terbatas (seperti avoidance of internal thoughts or feelings) atau gejala yang tidak
masuk akal terjadi dalam tahapan usia anak pra sekolah dan anak usia sekolah (seperti
sense of a foreshorted future). Sebenarnya penurunan batas bawah untuk kriteria C juga
telah disarankan untu dewasa karena orang dewasa yang menunjukkan gejala yang
jelas dan orang dewasa yang mengalami gangguan tidak dapat didiagnosis jika mereka
hanya memenuhi dua kriteria gejala C.
Pembahasan
![Page 3: Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082513/557208be497959fc0b8bd588/html5/thumbnails/3.jpg)
Meiser-Stedman menilai 60 anak dengan usia 2-6 tahun dan 49 anak dengan
usia 7-10 tahun 2-4 minggu dan diulang kembali 6 bulan setelah mengalami kecelakaan
kendaraan bermotor yang traumatis. Penilaian tersebut menggunakan kriteria DSM-IV
dan kriteria alternatif. penelitian ini memberikan enam kontribusi yang patut diperhatikan.
PERTAMA. Dibandingkan dengan penelitian serupa, penelitian ini lebih besar
dan lebih baru. Tingkat diagnosis PTSD dengan kriteria alternatif adalah 10.0%,
dibandingkan dengan 1.7% dengan kriteria DSM-IV. Jumlah rata-rata gejala DSM-IV
pada anak-anak yang didiagnosa dengan kriteria alternatif adalah 10.0, hal ini
menunjukkan bahwa anak-anak mengalami gejala yang parah meskitun lebih sedikit
kriteria yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis menggunakan kriteria alternatif.
Rata-rata gejala 10.0 tersebut lebih tinggi daripada sebagian besar orang dewasa yang
didiagnosis PTSD dan seperti yang telah disimpulkan oleh penelitan sebelumnya,
tampaknya tidak masuk akal jika anak yang memiliki banyak gejala PTSD dan
gangguan tidak dapat didiagnosis dengan DSM-IV.
KEDUA, dalam penelitian dengan desain prospektif Meiser-Stedman
menunjukkan bahwa dengan kriteria alternatif, diagnosa 69% anak 2-4 minggu setelah
trauma tidak berubah pada penilaian 6 bulan setelah trauma. Validitas data prediksi ini
adalah alasan penting yang lain untuk membuat modifikas kriteria DSM. Temuan ini
menambah pendahuluan penelitian pendahuluan yang menunjukkan bahwa PTSD pada
anak-anak mungkin lebih unremitting daripada PSTD pada orang dewasa. Berbeda
dengan penelitian pada orang dewasa yang menunjukkan sekitar 50% dari pasien
mengalami perbaikan kondisi secara natural, penelitian prospective longitudinal pertama
terhadap anak pra sekolah menunjukkan bahwa rata-rata keparahan tidak menurun
setelah lebih dari 2 tahun. Penelitian prospektif yang dilakukan pada 808 anak usia
sekolah (usia rata-rata 8.2 tahun) di Autralia juga menunjukkan tidak ada penurunan
gejala 26 bulan setelah kebakaran. Pada penelitian lain, 70% dari 30 anak usia 6-11
tahun masih dalam kategori keparahan stress pasca trauma sedang hingga parah
setelah 21 bulan setelah selamat dari Badai Andrew. Unremitting PTSD memiliki sebuah
arti penting pada anak usia dini, dimana perkembangan otak yang unik berlangsung
cepat. Hal ini memberikan spekulasi mengenai potensi terjadinya perubahan yang
pemanen pada perkembangan otak yang disebabkan oleh trauma.
KETIGA, Meiser-Stedman melakukan penyelidikan mengenai kesesuaian kriteria
DSM-IV untuk anak usia 7-10 tahun. Penelitiah mereka adalah penalitian kedua yang
membeandingkan kriteria alternatif dan DSM-IV untuk anak usia 7-10 tahun. Mereka
![Page 4: Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082513/557208be497959fc0b8bd588/html5/thumbnails/4.jpg)
menamukan bahwa tingkat diagnosis dengan kriteria alternatif adalah 18.8% dan 21%
dengan kriteria DSM-IV. Anak-anak yang didiagnosis dengan kriteria alternatif memiliki
gejala DSM-IV dengan rata-rata 11.6 ( menurut kombinasi laporan orang tua dan anak).
Lagi-lagi, sepertinya tidak masuk akal bila anak yang memiliki banyak gejala PTSD dan
gangguan tidak dapat didiagnosis dengan DSM-IV.
KEEMPAT, penelitian ini merupakan penelitian pertama mengenai gangguan
stress akut pada anak pra sekolah yang diterbitkan. Peneliti menemukan tingkat
gangguan stress akut pada anak pra sekolah sebesar 1.6%, yang mana lebih rendah
dari tingkat gangguan stress akut yang ditemukan pada populasi yang lebih tua.
Sebagai pembanding, tingkat gangguan stress akut pada kelompok usia 7-10 tahun
adalah 3.9% menurut laporan orang tua, 22.9% menurut laporan anak, dan 29.2%
menurut kombinasi laporan orang tua dan anak. Karena gangguan stress akut
memerlukan deteksi gejala desosiatif, tidak jelas apakah rendahnya tingkat gangguan
stress akut pada anak pra sekolah disebabkan oleh tidak terdeteksi (undetection) atau
karena gejala-gejala desosiatif belum berkembang seperti anak pra sekolah.
KELIMA, Penelitian ini juga merupakan penelitian pertama yang menguji
kevalidan prediksi perkembangan gangguan stress akutmenjadi PTSD. Dengan
diagnosis PTSD menggunakan kriteria alternatif pada bulan ke-6 setelah trauma
sebagai ukuran hasil, gangguan stress akut menjadi kurang prediktif dibandingkan
dengan melakukan diagnosis PTSD dengan kriteria alternatif pada 2-4 minggu setelah
trauma. Hanya satu anak yang didiagnosis gangguan stress akut, tetapi 6 anak
didiagnosis PTSD dengan kriteria alternatif pada bulan ke-6 setelah trauma, hal ini
menunjukkan bahwa fungsi diagnosis gangguan stress akut sebagai prediktor PTSD
tidak terukur. Pada kelompok usia 7-10 tahun, walaupun diagnosis gangguan stress
akut berdasarkan kombinasi laporan orang tua dan anak merupakan prediktor yang
sedikit lebih baik daripada diagnosis PTSD dini dengn kriteria alternatif, tetap saja tidak
sesuai dengan kasus (missed cases). Secara keseluruhan diagnosis gangguan stress
akut bukan prediktor yang baik untuk PTSD.
KEENAM, Meise-Stedman meneliti masalah yang sering diabaikan, yaitu akurasi
laporan anka disbanding laporan orang tua, dan kombinasi kedua laporan tersebut.
bukanlah hal yang baru bahwa dalam penelitian yang melibatkan anak-anak,
sesesuaian pendapat orang tua dan anak sanagat lah buruk. Tampaknya secara
praktek, hanya sedikit yang bias dilakukan mengenai hal ini, namun hal ini membantu
![Page 5: Review: Diagnosis PTSD Dan Gangguan Stres Akut Pada Anak Pra Sekolah Dan Anak Usia Sekolah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082513/557208be497959fc0b8bd588/html5/thumbnails/5.jpg)
mengukur seberapa banyak informasi yang tidak didapatkan dokter jika hanya
menggunakan laporan dari orang tua.
Relevansi Klinis
25 tahun yang lalu pertanyaan apakah anak-anak dan dewasa muda dapat
mengalami PTSD masih controversial. Sedangkan saat ini hal tersebut sudah tidak lagi
diperdebatkan, pertanyaan mengenai anak-anak usia dini menjadi focus terbaru dalam
penelitian. Data dari penelitian ini sesuai dengan temuan-temuan yang konsisten dari
penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa PTSD dapat didiagnosa pada anak pra
sekolah dan bahwa kasus-kasus yang diagnosis dengan kriteria alternatif memiliki
tingkat keparahan lebih tinggi dengan gangguan fungsianal, dan hal tersebut
menunjukkan bahwa kriteria alternatif lebih sensitif dan valid disbanding DSM-IV.
Penelitian longitudinal menunjukkan bahwa anak-anak yang didiagnosis tidak begitusaja
menunjukkan perkembangan gejala stres dan mungkin memiliki penyebab uremitting
disbanding orang dewasa.
Penemuan ini sangat penting untuk membenarkan modifikasi kriteria atau
bahkan subtype-gangguan pada anak terkait usia. Iterasi kriteria DSM untuk PTSD yang
lama telah dipublikasikan dengan hanya sedikit data dari anak usia kurang dari 18
tahun. DSM-V masih dalam tahap perencanaan, memberikan kesempatan nyata untuk
memperbaiki kriteria berdasarka penelitian pada anak-anak dan dewasa. Kekakuan dan
tetepatan penggunaan kriteria diagnosis telah diteliti dalam penelitian pada anak pra
sekolah, dicontohkan oleh penelitian Meiser- Stedman yang melebihi penelitian yang
telah dilakukan untuk PTSD pada orang dewasa. Hanya dengan memastikan bahwa
para tenaga kesehatan mental memahami isu-isu perkembangan PTSD pada anak usia
dini, kita dapat mendeteksi gangguan pada anak-anak dan memberikan pengobatan.