Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

24
LAPORAN BACAAN FILM ALI ZOUA MATA KULIAH PENGKAJIAN SINEMA PRANCIS DAN FRANKOFON Program Studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Oleh Abellia Anggi Wardani 0706164744 Natisha Andarningtyas 0706295185 Rossalyn Ayu Asmarantika 0706295273 Wuri Hapsitoweni 0706295355 1. IDENTITAS FILM Judul : Ali Zaoua, prince de la rue Durasi : 90 menit Sutradara : Nabil Ayouch Produksi : Playtime, Ali n’ productions, Alexis Film Tahun : 2000 Genre : Drama Penghargaan : 1. Amiens International Film festival 2000 : best feature film 2. Buster’s international children’s film festival 2002 3. Cologne Mediterranean film festival 2001 4. Giffoni film festival 2001 5. Kerala international film festival 2001 6. Manheim-heidelberg international film festival 2000: best feature 7. Milan African film fest 2001 : best film 8. Montréal world film fest 2000 1

Transcript of Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

Page 1: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

LAPORAN BACAAN FILM ALI ZOUA

MATA KULIAH PENGKAJIAN SINEMA PRANCIS DAN FRANKOFON

Program Studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

Oleh Abellia Anggi Wardani 0706164744

Natisha Andarningtyas 0706295185

Rossalyn Ayu Asmarantika 0706295273

Wuri Hapsitoweni 0706295355

1. IDENTITAS FILM

Judul : Ali Zaoua, prince de la rue

Durasi : 90 menit

Sutradara : Nabil Ayouch

Produksi : Playtime, Ali n’ productions, Alexis Film

Tahun : 2000

Genre : Drama

Penghargaan : 1. Amiens International Film festival 2000 : best feature film

2. Buster’s international children’s film festival  2002

3. Cologne Mediterranean film festival 2001

4. Giffoni film festival 2001

5. Kerala international film festival 2001

6. Manheim-heidelberg international film festival 2000: best

feature

7. Milan African film fest 2001 : best film

8. Montréal world film fest 2000

9. Namur international film fest of French speaking film 2000

10. Ouagadougou panafrican film and television fest 2001

11. St. Louis international film fest 2002 : feature film

12. Stockholm film fest 2000

13. Zlín international film fest for children and youth 2001

1

Page 2: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

2. SINOPSIS FILM

Cerita dimulai dengan wawancara Ali dengan sebuah stasiun televisi, ia

mengemukakan alasan mengapa ia kabur dari rumah yaitu karena ibunya akan

menjual matanya. Di tempat pembuangan barang-barang bekas di mana ia biasa

bermain bola dengan kaleng bekas bersama teman-temannya, Ali

mengemukakan keinginannya kepada sahabatnya Kwita untuk pergi menuju

pulau impiannya,dengan bantuan sebuah kompas yang di dapatnya dari seorang

nelayan. Tiba-tiba dari balik tembok lontaran batu-batu menyerang mereka. Dib

dan rombongannya tiba untuk menyuruh Ali dan teman-temannya kembali

padanya, namun Ali menolaknya. Salah satu dari mereka ada yang menimpuk

kepala Ali dengan batu. Ali tak sadarkan diri, rombongan kabur.

Boubker, Omar, dan Kwita membawa Ali ke tempat tinggal mereka di

tepi pelabuhan. Kwita berpendapat Ali masih hidup karena Ali buang air saat

Kwita merebahkan kepalanya di atas peryt Ali. Tapi Ali bergeming saat mereka

mengguncang-guncang tubuhnya. Keesokan subuh, sadar Ali sudah meninggal,

mereka memandikan jenazah Ali. Polisi tiba-tiba dating ke tempat tinggal

mereka. Karena panic, mereka langsung memasukkan jenazah Ali ke sebuah

lubang terdekat. Seorang nelayan bertanya kepa mereka ke mana perginya Ali,

tapi mereka tidak menjawabnya. Di tepi jalan mereka merenungi kematian Ali

dan berjanji akan memakamkannya denga layak.

Kebingungan bagaiman cara memakamkan, Kwita berjalan-jalan untuk

mencari orang yang bisa melakukannya dan ia mencopet seorang wanita dalam

perjalanannya.

Mereka memutuskan untuk member tahu ibu Ali mengenai kematian

anaknya. Mereka membuntuti ibunya dari bar ke rumah dan mengintip saat

ibunya sedang melayani tamunya. Ketahuan, Omar pun diseret masuk

sedangkan Kwita bersembunyi. Di dalam ibu Ali menunjukkan kepada Omar

kamar Ali, meceritakan dongeng tentang pulau impian Ali, dan menanyakan

kabarnya sekarang. Ketahuan mencuri uang di dalam asbak, Omar diusir keluar

tanpa sempat member tahu kematian Ali.

Setelah menyadari untuk memakamkan Ali butuh biaya, mereka

berjualan kalung-kalung kerang. Kwita menunjukkan kepada Omar dan Boubker

2

Page 3: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

uang yang dimilikinya dari hasil mencopet tanpa member tahu mereka darimana

uang itu berasal. Kesenangan telah mendapat uang, Boubker meminta Kwita

memercayakan uang itu padanya dan berjanji akan menjaganya dengan baik.

Rombongan Dib kembali menemui mereka di tempat barang-barang

bekas. Mengetahui bahwa Dib tidak menyadari keberadaannya, Kwita

menggunakan kesempatan ityu untuk kabur tanpa memedulikan teman-

temannya. Ia tiba di depan gerbang markas Angkatan Laut dan meminta seragam

pelaut kepada seorang perwira. Si perwira berkata kepada Kwita untuk kembali

keesokan hari. Kembali ke tempat barang-barang bekas, ia melihat kedua

temannya yang sedang asyik ngelem yang dibeli dengan uang hasil copetan

Kwita. Kwita marah. Perkelahian antara Kwita dan Omar tidak terhindarkan dan

Omar nyaris membunuh Kwita.

Kwita pergi meninggalkan mereka berdua. Omar dan Boubker berusaha

mengganti uangnya dengan berjualan di jalanan. Tetapi Omar meninggalkan

Boubker untukpergi ke rumah ibu Ali. Bukan untuk memberi tahu kematian Ali,

tapi untuk merasakan kasih saying seorang ibu. Ibu Ali pun bercerita ia

membiarkan Ali hidup di jalanan agar ia tidak malu dengan pekerjaan ibunya.

Kembali ke tepi pelabuhan malam hari dengan baju pemberian ibu Ali, Omar

mendapati kedua temannya sedang mengamati kompas . Si nelayan datang lagi,

mereka memeberi tahu bahwa Ali sudah meninggal. Si nelayan kemudian

menimbun lubang itu dengan es agar jenazahnya tidak membusuk.

Konflik Kwita dan Omar belum berakhir. Kesal melihat Kwita yang

sedang membuat peti bersama si nelayan dengan memakai kaus Ali juga, ia

mengambil kompas Ali yang diletakkan di dekat tempat Kwita tidur, kemudian

pergi ke rumah ibu Ali.

Ia memberi tahunya kematian Ali. Tidak bisa menerima kenyataan, si ibu

berteriak-teriak dan meronta-ronta ketika Omar memeluknya. Sakit hati dengan

perlakuan Kwita dan ibu Ali, Omar kembali ke markas Dib. Boubker yang

sedang mencari paku untuk membantu Kwita dan Hamid membuat peti, bertemu

Khaleed dan tertipu hingga kembali ke markas Dib. Menawarkan diri untuk

menggantikan Boubker mencari paku, Kwita kembali menemui si perwira.

Sayang ia tidak berhasil mendapatkan seragam tersebut. Ia juga bertemu anak

3

Page 4: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

buah Dib, yang memberi tahu bahwa kompas Ali ada pada Dib. Kwita pun pergi

ke markas Dib untuk mengambilnnya. Dib menawarkan pertukaran kompas

dengan jenazah Ali dan Kwita menyanggupinya.

Mereka mendapati tempat tinggalnya di tepi pelabuhan berantakan dan

ada polisi yang mendekat ke arah mereka. Mereka masung ke lubang untuk

menyembunyikan diri dan menemukan jenazah Ali tidak ada. Ternyata Hamid

telah mengambilnya karena peti sudah selesai.

Esok hari, mereka menjemput ibu ali untuk menghadiri pemakamannya,

namun rumahnya kosong. Mereka menemukan ibu Ali di sebuah taman bermain,

tampak masih shock atas kematian putranya. Mereka pun pergi bersama-sama ke

pelabuhan dengan naik taksi. Saat di lampu merah, sorang pengemis anak

menghampiri mobil mereka dan dengan sombong Omar mengusirnya.

Rombongan anak yang ternyata anak buah Dib pun menguntit mereka ke

pelabuhan. Dib datang untuk mengambil jeanazah Ali, anmun urung begitu

melihat ibu Ali Zaoua naek ke kapal. Ali, ibunya, Kwita, Omar, Boubker, dan

Hamid berlayar dengan bantuan kompas, menuju pulau impian bermatahari dua.

3. ASPEK NARATIF

a. TOKOH

1. Ali Zaoua (Abdelhak Zhayra) : Seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun

yang kabur dari rumahnya karena malu ibunya seorang PSK. Pemberani.

Bermimpi untu pergi ke sebuah pulau yang memiliki dua matahari.

2. Kwita ( Mounim Kbab) : Sahabat setia Ali. Ia tidak pemberani seperti

Ali. Begitu Ali meninggal, ia berjanji akan menguburkannya dengan

layak.

3. Omar (Mustapha Hansali) : Teman senasib Ali. Ia sering iri kepada Ali

karena lebih terkenal dan masih memiliki ibu. Ia sering menemui ibu Ali

untuk mendapatkan kasih sayang.

4. Boubker (Hicham Moussoune) : Teman senasib Ali. Sangat polos dan

tidak seperti teman-temannya, ia menyikapi hidupnya di jalanan dengan

ceria. Selalu berpura-pura ia memiliki seorang paman yang sangat

menyayanginya.

4

Page 5: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

5. Ibu Ali Zaoua (Amal Ayouch) : Seorang wanita prostitusi. Sangat

menyayangi Ali dan membiarkannya hidup di jalanan agar tidak

menanggung malu akibat pekerjaannya.

6. Dib (Said Taghmaoui) : Ketua anak-anak jalanan. Seorang tunawicara

dan mengidap disorientasi seksual (pedofilia). Menginginkan agar Ali

danteman-temannya kembalipadanya.

7. Khaleed (Jalil Essahli) : Kaki tangan setia Dib. Ia menjadi penerjemah

Dib.

8. Wanita impian Kwita : Seorang mahasiswi yang dicopet Kwita ketika

sedang kebingungan mencari uang untuk pemakaman Ali.

9. Hamid : Seorang nelayan kepada siapa Ali pernah bekerja.

b. ALUR

Alur yang digunakan dalam film adalah alur kronologis. Cerita

dimulai ketika Ali diwawancari sebuah stasiun televisi, kemudian kematian

Ali karena dilempar batu, dilanjutkan dengan upaya teman-temannya untuk

mengkuburkan Ali. Hingga akhirnya Ali dilayarkan menuju pulau

impiannya.

c. LATAR

- Waktu:

Subuh : memandikan jenazah Ali

Pagi : Ali ditimpuk, memasukkan jenazah Ali ke dalam lubang,

terbangun di tepi pelabuhan karena suara radio yang kencang

Siang : Kwita mencopet, berjualan di lampu merah, membuat peti untuk

Ali

Malam : membawa jenazah Ali ke pelabuhan, masuk ke lubang karena

ada polisi, bermalam di kapal.

- Tempat:

Casablanca, Maroko

Ruang Interior: rumah ibu Ali

5

Page 6: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

Ruang Eksterior : tempat pembuagan barang bekas, jalanan, taman

bermain

Ruang transportasi : pelabuhan, kapal, mobil

Ruang hiburan umum : bar, jalanan, tempat barang bekas

Ruang pribadi : kamar Ali, kamar ibu Ali

Ruang produksi : toko material dekat pelabuhan.

4. ASPEK SINEMATOGRAFIS

a. SHOT

Extreme Long Shot

Shot ini seringkali ditampilkan dalam film Ali Zoua untuk

mendeskripsikan suatu keadaan atau tempat. Salah satu shot ini terdapat

pada awal film yang menggambarkan gedung-gedung di kota Casablanca

(gambar 1) serta shot dermaga pelabuhan yang seperti tidak ada ujungnya

(gambar 2).

Gambar 1 Gambar 2

Long Shot

Dalam film ini, long shot biasa digunakan untuk memberikan

gambaran latar tempat dimana tokoh tersebut berada. Dapat dilihat pada

adegan kedatangan genk Dib yang menghampiri Ali dan kawan-kawannya.

Selain itu, long shot juga digunakan pada saat di pelabuhan.

Gambar 3

6

Page 7: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

Medium Long Shot

Shot ini biasa digunakan untuk menunjukkan gerak tokoh dalam film

ini. Salah satu adegan yang menggunakan shot ini adalah ketika Kwita,

Omar, dan Boubker sedang berjalan di pinggiran toko untuk menjual rokok

eceran.

Gambar 4

Medium Shot

Seperti halnya medium long shot, shot ini juga menunjukkan gerak

tokoh dalam film, tetapi lebih fokus sehingga gestur dan ekspresi wajah

mulai tampak. Dalam film ini, terdapat banyak sekali medium shot. Salah

satunya adalah ketika di akhir film, tampak Kwita yang berdiri di kapal

sambil memperlihatkan ekspresi sangat sedih.

Gambar 5

Close up

Shot ini biasanya digunakan untuk menunjukkan ekspresi wajah

dengan jelas serta gestur yang mendetil. Dalam film ini, close up shot sering

ditemukan pada adegan dialog antar tokoh, seperti pada adegan ketika

Kwita berbicara dengan Omar.

Gambar 6

7

Page 8: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

Extreme Close up

Dalam film ini terdapat beberapa kali extreme close up yang

biasanya digunakan untuk memberi penonjolan terhadap suatu obyek.

Sebagai contoh adalah ketika Omar mencuri uang receh di rumah ibu Ali.

Gambar 7

b. SUDUT PANDANG KAMERA

Obyektif

Dalam film ini, sudut pandang yang paling sering digunalan adalah

sudut pandang obyektif. Dengan sudut pandang ini, kamera menjadi pihak

yang serba tahu, serta mewakili sudut pandang semua tokoh.

Gambar 8

Subyektif

Sudut pandang ini menunjukkan arah pandang kamera yang persis

seperti apa yang dilihat oleh tokoh. Dalam film ini, sudut pandang subyektif

biasanya digunakan pada adegan dialog antar tokoh (, ataupun ketika Kwita

berimajinasi.

Gambar 9 Gambar 10

8

Page 9: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

Interpretasi Sutradara

Sudut pandang ini digunakan oleh sutradara untuk menunjukkan

hal yang dianggap penting dan sangat berpengaruh terhadap pemaknaan

film oleh penontonnya. Dalam film ini, jarang ditemukan adanya adegan

yang menggunakan sudut pandang interpretasi sutradara. Salah satunya

adalah pada awal film ketika Ali ditimpuk batu oleh seorang anak dari

genk Dib.

Gambar 11

c. GERAK KAMERA

Hand-held

Sebagaimana film ini dibuat seperti semi dokumenter, sehingga dapat

kita temukan beberapa kali pengambilan gambar dengan teknik ini. Salah

satu yang paling menonjol adalah pada adegan ketika Kwita berlari setelah

mencopet seorang mahasiswi.

Still

Pengambilan gambar dengan teknik ini hanya beberapa kali

ditemukan dalam film ini. Salah satunya adalah ketika Kwita menuju kapal

nelayan milik Hamid dan ketika Kwita melihat poster iklan wanita.

Panning

Teknik panning ini dapat ditemukan pada adegan akhir film, yaitu

ketika Kwita, Omar, Boubker, dan ibu Ali berada di atas kapal Hamid dan

siap untuk mengantarkan Ali menuju pulau impiannya. Pada saat itu,

Boubker menyanyikan lagu arab yang sering ia nyanyikan.

9

Page 10: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

d. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR

High Angle

Pengambilan gambar dengan sudut ini menciptakan kesan bahwa

obyek tersebut seolah tampak lebih kecil, ataupun lemah. Dalam film ini,

adegan yang paling memperlihatkan sudut pengambilan ini adalah ketika

seorang anak (salah satu genk Dib) yang dihukum di sebuah lubang karena

tidak menyerahkan semua uangnya kepada Dib.

Low Angle

Dengan teknik pengambilan gambar ini, memungkinkan membuat

kesan bahwa obyek tersebut tampak lebih besar, berkuasa, ataupun kuat.

Dalam film ini, sudut low angle terlihat pada adegan ketika Kwita dan Omar

duduk di tangga rumah ibu Ali. Selain itu, adapula ketika adegan Kwita yang

sedang gundah, duduk sendirian di tangga bersama seekor anjing kecil.

e. ASPEK SUARA

Diagesis

Selain suara yang dihasilkan dari percakapan antar tokoh, dalam film

ini, sumber suara diagesis juga berasal dari radio milik Aisha, serta suara

tape recorder milik ibu Ali yang menceritakan tentang dongeng seorang

pelaut dan dua matahari.

Non diagesis

Biasanya terdapat pada adegan-adegan tertentu, dan bertujuan untuk

memberi efek dramatisasi. Sebagai contoh, setiap kali shot dermaga

pelabuhan yang seperti tidak ada akhirnya, ketika Kwita berimajinasi tentang

gadis impiannya, suara yang seperti berasal dari kotak musik ketika kamera

mengarah kapada gambar Ali di lubang pelabuhan, serta ketika Kwita

sedang duduk sendirian di tangga dengan seekor anjing.

10

Page 11: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

5. KONDISI SOSIAL

a. MAROKO

Berdasarkan data dari World Bank tahun 1998, Maroko merupakan

sebuah negara miskin dengan pendapatan perkapitanya hanya sebesar

$1.388, jauh berbeda dengan Amerika Serikat yang berjumlah $ 29.683.

Pertumbuhan ekonomi Maroko pun semakin melemah sejak tahun 1990, dan

ditambah dengan pembangunan yang tidak merata antara daerah Barat dan

daerah Timur menyebabkan banyak terjadi migrasi dari penduduk daerah

Timur. Yang dimaksud daerah Barat khususnya adalah dua kota terbesar di

Maroko, Casablanca dan Rabat, sedangkan yang dimaksud dengan daerah

Timur adalah daerah pegunungan dan Sahara Barat. Ketimpangan

pembangunan tersebut mengakibatkan lonjakan arus penduduk, di sisi lain,

lapangan pekerjaan pun terbatas.1

Keadaan ini menjadi salah satu latarbelakang pembuatan film Ali

Zaoua, yaitu akibat kesenjangan kehidupan ekonomi terutama yang dialami

oleh para remaja yang berusia kurang dari 18 tahun. Film ini mencoba

memaparkan penderitaan anak-anak jalanan yang hidup dibawah garis

kemiskinan dan terlantar tanpa seorang pun yang peduli. Dalam film ini

dapat kita lihat kontras yang coba disajikan oleh sang sutradara. Sutradara

mencoba mengkritisi keadaan sosial di kota perdagangan yang tingkat

kemiskinannya masih tinggi.

b. CASABLANCA

Sebagai kota terbesar di Maroco yang juga merupakan kota

pelabuhan terbesar dan pusat perdagangan di Negara itu, Casablanca menjadi

pintu gerbang masuknya pedagang-pedagang asing serta para pelaut dari luar

Maroco. Dalam film ini diceritakan bahwa impian Ali Zaoua adalah menjadi

pelaut. Dapat kita lihat disini, bahwa impian Ali zaoua juga

merepresentasikan impian semua anak di Casablanca. Tidak berlebihan

rasanya jika kita beranggapan begitu. Sosok seorang pelaut, sebagai

seseorang yang suka berpetualang dan mengarungi samudera, berkesempatan

1 “Marocco, Poverty and Wealth” http://www.nationsencyclopedia.com/economies/index.html, diakses pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 15.00 WIB.

11

Page 12: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

melihat dunia luar, diluar Maroco, merupakan simbolisasi dari pencarian

kebebasan, harapan akan kehidupan dan masa depan yang lebih baik bagi

anak-anak jalanan di Maroco.

c. GLUE SNIFFING

Seperti layaknya kehidupan anak jalanan di belahan dunia manapun,

Ali Zaoua dan teman-temannya menjalani kehidupan yang keras dan brutal.

Sebagai pelarian dari realitas hidup yang mereka jalani, anak jalanan kerap

menghirup lem, disini kami katakan sebagai lem aibon yang mengandung zat

Inhalansia, zat yang jika dihirup dapat menimbulkan fantasi dan

menyebabkan keadaan “fly” seperti penggunaan narkoba. Dalam film ini,

diperlihatkan adegan menghirup lem yang dilakukan oleh Kwita, sesaat

setelah menghitup lem, Kwita mempunyai pandangan subjektif yang

diperlihatkan sebagai impian atau imajinasi dalam pikiran Kwita.

Selain itu, kegiatan menghirup lem ini sudah menjadi hal yang biasa

dalam kehidupan anak jalanan Maroko.2 Dalam sebuah adegan dimana

Boubker masuk kedalam sebuah toko material, Boubker bermaksud untuk

membeli paku yang akan digunakan untuk membuat miniatur kapal tempat

jenazah untuk Ali, namun sang pemilik toko langsung menyodorkan

sekaleng lem kepadanya. Selain itu, dapat pula kita lihat di beberapa adegan

dimana para anak jalanan kerap diteriaki sebagai “glue sniffer” oleh

masyarakat. Pemilihan lem sebagai media pelarian dan pelampiasan impian

anak jalanan dikarenakan harga lem yang bisa dikatakan jauh lebih murah

dibanding zat adiktif lain.

d. PROSTITUSI

Selain kehidupan kota yang keras, kehidupan jalanan yang brutal dan

tidak ramah pada anak jalanan, film ini juga mencoba mengangkat realita

dunia pelacuran. Dalam film ini diceritakan bahwa Ali Zaoua sebenarnya

bukanlah anak sebatang kara yang ditelantarkan dijalanan, Ali Zaoua

dianggap sebagai “pangeran” oleh teman-temannya karena ia berbeda, ia

2 Pascale Herter, “Child Glue Sniffer Rises in Marocco”, www.sermonindex.net, diakses pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 14.25 WIB.

12

Page 13: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

bukanlah “anak buangan”. Ali masih mempunyai seorang ibu yang masih

hidup dan menyayanginya. Ali kabur dari rumah dan memilih hidup

dijalanan karena tidak terima dengan profesi ibunya sebagai pelacur. Ali

juga tidak tahan dengan cacian yang kerap dilontarkan masyarakat karena

profesi ibunya. Digambarkan dalam film ini, sosok ibu Ali Zaoua sebagai

seorang pelacur yang sabar dan menyayangi anaknya. Digambarkan juga

pengorbanan ibu Ali Zaoua menjadi pelacur demi menafkahi anaknya. Sang

ibu menginginkan Ali Zaoua mendapatkan hal-hal terbaik yang dapat

diberikan oleh seorang ibu.

e. PEMBUNUHAN ANAK OLEH ANAK

Diceritakan dalam film ini bahwa tokoh Ali Zaoua meninggal

dikarenakan terkena lemparan batu dari dekat yang dilakukan oleh salah

seorang anak jalanan lain, ketika mereka diserang oleh genk Dib. Peristiwa

pembunahan Ali Zaoua yang tanpa sengaja ini ingin mengangkat realita

pembunuhan terhadap anak jalanan yang kerap dipandang bukan sebagai hal

yang besar.

f. HUBUNGAN IBU DAN ANAK

Penggambaran hubungan ibu dan anak yang biasa disajikan dengan

cerita yang indah, dimana ibu biasanya mengasihi sang anak, menjaga dan

merawatnya dengan penuh cinta, serta sang anak yang penurut dan sayang

kepada ibunya, disajikan dengan cara yang berbeda di dalam film ini. Jika

kita ikuti dengan seksama, awalnya pikiran kita diarahkan pada penelantaran

yang dilakukan oleh para orang tua pada anak-anak jalanan di Casablanca.

Setelah itu, disajikan juga tokoh ibu Ali Zaoua yang awalnya terlihat seperti

tidak peduli dengan keadaan Ali yang lebih memilih menjadi anak jalanan.

Belakangan kita baru tahu bahwa ternyata sosok ibu Ali Zaoua memang

mempunyai naluri keibuan, dicerminkan dari perlakuannya terhadap Omar.

Omar yang haus akan kasih sayang seorang ibu mendatangi kediaman ibu

Ali dan sang ibu memperlakukannya seperti anaknya sendiri.

13

Page 14: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

g. TEEN VIOLENCE

Kekerasan yang dilakukan oleh remaja dapat kita lihat dalam banyak

adegan di film ini. Adegan penyerbuan genk anak jalanan terhadap Ali

Zaoua, Boubker, Omar dan Kwita yang berimplikasi pada kematian Ali.

Adegan perkelahian antar Omar dan Kwita. Adegan ketika Kwita mencopet

dompet seorang mahasiswi, serta adegan-adegan lain yang mencerminkan

kekerasan yang dilakukan para anak jalanan yang dilatarbelakangi oleh

labilnya jiwa mereka serta perlawanan dan pertahanan diri mereka terhadap

dunia jalanan yang keras.

h. ANAK JALANAN

Kehidupan anak jalanan dipaparkan dengan jelas di dalam film ini.

Kekerasan serta pelecehan sexual yang mereka alami seperti sodomi,

pemerasan, bahkan pembunuhan. Kegiatan melawan hukum yang kerap

mereka lakukan seperti mencopet, mencuri, serta melakukan aksi-aksi

criminal lainnya.

i. TRADISI PEMAKAMAN

Salah satu hal yang menjadi inti dari film ini adalah usaha teman-

teman Ali untuk menguburkan Ali dengan layak seperti orang-orang lain.

Namun, hal tersebutlah ternyata sangatlah tidak mudah karena adanya

beberapa faktor yang menjadi penghalang seperti faktor ekonomi serta faktor

tradisi, disebutkan di dalam salah satu adegan film ini yaitu ketika Kwita

mendatangi sebuah pemakaman dan bertemu seorang anak kecil. Anak itu

berkata bahwa, hanya orang yang ‘murni’ saja yang boleh dimakamkan di

sini. Situasi ini erat hubungannya dengan keadaan sosial di Maroko dimana

banyak para Yahudi yang pindah beragama Islam3 karena adanya

pendeskriminasian serta seringnya terjadi pembunuhan terhadap kaum

Yahudi.4

3 David Corcos,”The Jews of Morocco under the Marinides”, The Jewish Quarterly Review, New Series, (University of Pennsylvania Press, 1964), hlm. 55-604 Mercedes García-Arenal,“Les Bildiyyīn de Fès, un groupe de néo-musulmans d'origine juive”, Studia Islamica, (Maisonneuve & Larose, 1987), hlm. 113.

14

Page 15: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

j. JUVENILE DELINQUENT

Kenakalan Remaja yang terepresentasi dalam film ini kemungkinan

disebabka oleh dua faktor utama.5 Yang pertama adalah keadaan keluarga

mereka, kebanyakan anak-anak jalanan adalah anak buangan hasil hubungan

di luar nikah, ataupun anak yang ditinggal oleh orang tuanya yang tidak mau

menghidupi. Yang kedua adalah karena tingkat kemiskinan di Maroko yang

menyebabkan anak-anak tersebut memilih untuk hidup miskin dan bebas,

dibanding harus hidup miskin dan dikekang oleh orang tuanya. Pemikiran

hidup miskin tetapi bebas itulah yang menyebabkan anak-anak memilih

jalanan sebagai tempat yang cocok untuk hidup.

Untuk kasus yang pertama, dapat dilihat dalam film ini dari kisah

hidup Ali yang merupakan anak seorang wanita tuna susila yang ditinggal

pergi oleh pasangannya, sehingga harus membesarkan anaknya sendirian.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

5 Danna Sharon Mandel, “What Causes Juvenile Delinquency?”, http://www.filthylucre.com/xmlrpc.php, diakses pada 22 Mei 2010 pukul 14.00 WIB

15

Page 16: Review dan Pembahasan Film Ali Zaoua

Corcos, David.1964.”The Jews of Morocco under the Marinides”, The Jewish Quarterly

Review, New Series.University of Pennsylvania Press.

García-Arenal, Mercedes.1987.“Les Bildiyyīn de Fès, un groupe de néo-musulmans

d'origine juive”, Studia Islamica.Maisonneuve & Larose.

Website

Kulla, Cody.” Why is There a Rise in Child Deliquency Today?”, http://www.associatedcontent.com/article/81771/the_causes_of_juvenile_delinquency.html

Mandel, Danna Sharon.“What Causes Juvenile Delinquency?”.

http://www.filthylucre.com/xmlrpc.php, diakses pada 22 Mei 2010 pukul 14.00

WIB

“Marocco, Poverty and Wealth”

http://www.nationsencyclopedia.com/economies/index.html, diakses pada

tanggal 22 Mei 2010 pukul 15.00 WIB.

Herter, Pascale.“Child Glue Sniffer Rises in Marocco”, www.sermonindex.net, diakses

pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 14.25 WIB.

16