Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs...

58
merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar Pemerintah Daerah.Keempat, Pertumbuhan Pendapatan Daerah dikategorikan baik.Kelima, Pemda sebenarnya masih memiliki fleksibilitas pendapatan yang dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Kata Kunci :Kapasitas Pendapatan, APBD, Pemerintah Daerah, Kinerja Keuangan LATAR BELAKANG Desentralisasi merupakan kebijakan yang telah banyak dilaksanakan oleh berbagai Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu Negara yang melakukan kebijakan tersebut adalah Indonesia.Yang mana pemerintah pusat memberikan wewenang kepada masing-masing daerah untuk membuat peraturan dan kebijakan tiap daerah (otonomi daerah) yang berguna untuk memajukan daerahnya masing-masing. Desentralisasi diperlukan untuk perbaikan efisiensi ekonomi, efisiensi biaya, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan mobilisasi dana (Suahasil dan Nurkholis, 2006: 134). Seperti yang tertulis pada Undang-Undang No 32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah.Yang menjelaskan bahwa Otonomi Daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk dapat meralisasikan rencana yang telah dibuat, pemerintah daerah membutuhkan perencanaan yang matang yaitu perincian penerimaan dan pengeluaran daerah yang terinci dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).Di dalam APBD terdapat 2 poin besar yaitu Penerimaan Daerah dan Belanja Daerah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggambarkan bagaimana kondisi keuangan di suatu wilayah, yakni pada lingkup Eks Karesidenan Pekalongan dalam hal Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) 2

Transcript of Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs...

Page 1: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar Pemerintah Daerah.Keempat, Pertumbuhan Pendapatan Daerah dikategorikan baik.Kelima, Pemda sebenarnya masih memiliki fleksibilitas pendapatan yang dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur.

Kata Kunci :Kapasitas Pendapatan, APBD, Pemerintah Daerah, Kinerja Keuangan

LATAR BELAKANG

Desentralisasi merupakan kebijakan yang telah banyak dilaksanakan oleh

berbagai Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu Negara

yang melakukan kebijakan tersebut adalah Indonesia.Yang mana pemerintah pusat

memberikan wewenang kepada masing-masing daerah untuk membuat peraturan

dan kebijakan tiap daerah (otonomi daerah) yang berguna untuk memajukan

daerahnya masing-masing. Desentralisasi diperlukan untuk perbaikan efisiensi

ekonomi, efisiensi biaya, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan mobilisasi dana

(Suahasil dan Nurkholis, 2006: 134). Seperti yang tertulis pada Undang-Undang

No 32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah.Yang menjelaskan bahwa Otonomi

Daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk dapat meralisasikan rencana yang telah dibuat, pemerintah daerah

membutuhkan perencanaan yang matang yaitu perincian penerimaan dan

pengeluaran daerah yang terinci dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah

(APBD).Di dalam APBD terdapat 2 poin besar yaitu Penerimaan Daerah dan

Belanja Daerah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggambarkan

bagaimana kondisi keuangan di suatu wilayah, yakni pada lingkup Eks

Karesidenan Pekalongan dalam hal Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD)

2

Page 2: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Karena peneliti ingin lebih mendalami

dan fokus kedalam salah satu aspek di dalam APBN yaitu Pendapatan yang

diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik terkait dengan

revenue capacity (penerimaan pendapatan) khususnya di daerah Eks-Karesidenan

Pekalongan. Munculnya analisis dalam level karesidenan ini dikarenakan

penelitian yang ada saat ini hanya berada pada level nasional/ provinsi saja, belum

ada penelitian pada level karesidenan. Level karesidenan dipilih karena data yang

ada lebih homogen dan lebih komparabel antar kota/ kabupaten, karena data

relative lebih homogen, sehingga nantinya data mudah untuk dibandingkan.

Analisis pada tingkat Karesidenan ini dinilai dapat lebih komparabel dikarenakan

masih dalam satu lingkup Provinsi Jawa Tengah.

Mardiasmo (2002:1) mengatakan bahwa sebelum era otonomi harapan

besar dari pemerintah daerah untuk dapat membangun daerah berdasarkan

kemampuan dan kehendak daerah untuk membangun daerah berdasarkan

kemampuan dan kehendak daerah sendiri ternyata dari tahun ke tahun dirasakan

semakin jauh dari kenyataan karena ketergantungan fiskal dan subsidi serta

bantuan pemerintah pusat semakin besar sebagai wujud ketidakberdayaan

Pendapatan Asli.Halim (2001:125) menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah

yang mampu melaksanakan otonomi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah,

artinya daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali

sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang

cukup untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahaannya. (2) ketergantuangan

pada daerah pusat harus seminimal mungkin, agar pendapatan asli daerah (PAD)

3

Page 3: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar sehingga peranan pemerintah

daerah menjadi lebih besar.

Pendapatan daerah di Indonesia secara garis besar dikelompokkan menjadi

3 bagian yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan danPendapatan

Lain-lain yang sah. Salah satu cara mengukur kemampuan keuangan suatu daerah

dapat dicerminkan dari revenue capacity (kapasitas pendapatan)-nya.

Penelitian ini akan menggambarkan dan lebih fokus pada Penerimaan

Daerah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) pada lingkup

yang lebih sempit dibandingkan dengan lingkup provinsi, yakni pada wilayah

Eks-Karesidenan Pekalongan. Analisis dari tingkat Karesidenan ini dinilai jauh

lebih kompatibel dikarenakan masih dalam satu wilayah yang sama yakni provinsi

Jawa Tengah. Wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan merupakan wilayah yang

sebetulnya tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di povinsi Jawa Tengah.

Karesidenan Pekalongan dipilih karena Kabupaten/Kota yang terdapat di

Eks Karesidenan Pekalongan dalam Tipologi Klassen sebagian besar termasuk

daerah relatif tertinggal (low growth and low income) namun ada juga daerah

yang masuk dalam klasifikasi daerah cepat- maju dan cepat-tumbuh (high growth

and high income), kesenjangan yang tinggi dalam satu wilayah Eks Karesidenan

Pekalongan ini menarik untuk diteliti. Analisis Tipologi Klassen merupakan alat

untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

masing-masing daerah yang digunakan untuk mengetahui klasifikasi daerah

berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan

atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang diteliti berdasarkan

4

Page 4: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapitanya, lalu daerah tersebut akan

dibedakan menjadi 4 klasifikasi, yakni: daerah cepat- maju dan cepat-tumbuh

(high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low

growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah

relative tertinggal (low growth and low income) (Syafrizal, 1997:27-38; Kuncoro,

1993; Hil,1989) dalam (Kuncoro,2002).

Menurut Verianingsih (2009) revenue capacity (kapasitas pendapatan)

merupakan salah satu tolok ukur kemampuan keuangan daerah dan sebagai potret

kemandirian daerah. Ukuran kemampuan keuangan suatu daerah yang

dicerminkan dari revenue capacity (kapasitas pendapatan)dapat dilihat dari hasil

pungutan pajak, retribusi pajak dan sarana pemasukan daerah lainnya yang

diterima daerah setiap tahunnya. Semakin besar revenue capacity (kapasitas

pendapatan) suatu daerah, maka semakin besar kemampuan keuangan daerah

untuk membiayai kebutuhan rumah tangganya sendiri, tetapi disisi lain masih

banyak daerah yang tidak bisa memenuhi target revenue capacity (kapasitas

pendapatan) nya yang dsebabkan karena kegagalan untuk mencapai stabilitas

keuangannya (Blumental, 2003) dalam Bowman (2011).

Terkait paparan di atas, terdapat beberapa penelitian terkait dengan

revenue capacity yang telah dilakukan yaitu : Analisis Pendapatan dan Belanja

Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur yang diteliti oleh Ariana et al.

(2013), mencoba meneliti pendapatan Pemerintah Daerah dengan menggunakan

analisis varians pendapatan, derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan

daerah, dan rasio efektivitas dan efisiensi PAD. Hasil dari penelitian ini bahwa

5

Page 5: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

pemerintah Kutai Timur menggunakan anggaran mereka dengan cukup efektif dan

efisien.

Analisi Rasio untuk mengukur kinerja pengelolaan Keuangan daerah kota

Malang yang diteliti oleh Ninik (2011), mencoba meneliti tentang kinerja

Keuangan Daerah dengan menggunakan analisis rasio kemandirian keuangan

daearh berdasarkan APBD, rasio efektifitas, rasio akfitas, rasio belanja

pembangunan dan rasio pertumbuhan. Hasil dari penelitian ini Pemerintah daerah

kota Malang masih tergantung dengan pemerintah pusat karena kurang

mengoptimalkan sumber pendapatan daerahnya.

Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan sebelumya, masih terdapat

banyak kekurangan yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini,

salah satunya adalah ruang lingkup penelitian dimana dari beberapa penelitian

terdahulubelum ada penelitian yang fokus pada wilayah eks Karesidenan.

Terkait paparan diatas, perlu dilakukan analisis mengenai Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang nantinya dapat memberikan

informasi yang berguna terkhusus dari sisi pendapatan daerahnya pada wilayah

Eks-Karesidenan Pekalongan.Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana Gambaran Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/Kota Se Eks

Karesidenan Pekalongan Tahun Anggaran 2008-2012 berdasarkan analisis rasio

pendapatan daerahnya?”

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Bagaimana gambaran kapasitas

penerimaan (Revenue Capasity) Pemerintah Daerah Eks-Karesidenan Pekalongan

periode 2008-2013 dalam memanfaatkan sumber daya yang diterima serta yang

ada di wilayahnya tersebut dari Pendapatan Daerah.Sehingga pemerintah dapat

6

Page 6: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

lebih jeli lagi dalam memanfaatkan dan mengalokasikannya untuk perkembangan

daerahnya.

TELAAH TEORITIS

UU No. 32 tahun 2004 pasal pertama menjelaskan bahwa otonomi daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan undang-undang. Menurut Gribaldi (2008) Kebijakan pemberian

otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah merupakan

langkah strategis dalam dua hal.Pertama, Otonomi Daerah merupakan jawaban

atas permasalahan lokal bangsa Indonesia berupa ancaman disintegrasi,

kemiskinan, ketidakmerataan dan masalah pembangunan sumber daya

manusia.Kedua, Otonomi daerah merupakan langkah strategis bangsa Indonesia

untuk menyongsong era globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis

perekonomian daerah.

Dengan adanya otonomi daerah di Indonesia, maka tak luput juga dari

permasalahan pendapatan dan belanja yang akan diterima dan diperoleh oleh tiap-

tiap daerah. Oleh karena itu tiap daerah wajib untuk mempersiapkan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Derah (APBD) tiap tahunnya guna menjalankan peranan

dan pengembangan daerahnya.Karakteristik Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) di era prareformasi berbeda dengan era reformasi.Di era

prareformasi, APBD disusun oleh DPRD bersama-sama dengan kepala daerah

dengan menggunakan pendekatan tradisional.Dalam pendekatan tradisional,

7

Page 7: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

anggaran diusun berdasarkan jenis penerimaan dan jenis pengeluaran. Menurut

UU No. 32 Tahun 2004 pasal 179, APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan

daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai satu Januari sampai

dengan tiga puluh satu Desember. APBD merupakan satu kesatuan (Darise, 2008)

yang teriri dari : (1) Pendapatan Daerah, (2) Belanja Daerah dan (3) Pembiayaan

Daerah. APBD merupakan cerminan dari instrument kebijakan fiskal yang

digunakan oleh pemerintah daerah dalam rangka melakukan pelayanan publik dan

mendorong pertumbuhan ekonomi. (Sudarwanto (2013))

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, digunakan untuk pembayaran

pokok hutang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada

pemerintah pusat/daerah, transfer ke dana cadangan dan sisa lebih tahun anggaran

berjalan. Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan sebagai pembiayaan

untuk menutup defisit tersebut diantaranya bersumber dari sisa lebih perhitungan

anggaran tahun lalu, penggunaan cadangan, penerimaan pinjaman, hasil penjualan

kakayaan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman

atau penerimaan piutang.

Salah satu aspek penting dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD)

ialah pendapatan daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang

melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar, yang

merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar

kembali oleh daerah. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 pasal pertama

menjelaskan bahwa pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diatur

sebagai penambahan nilai kekayaan besih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan.Pendapatan daerah sendiri terbagi kedalam 3 (tiga) bagian utama

8

Page 8: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Primbangan dan lain-lain pedapatan

yang sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan undang-undang yang

berlaku. Menurut Darise (2007 : 33) Pendapatan asli daerah yang merupakan

sumber penerimaan daerah perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung

sebagian beban belanja yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan

pembangunan yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian otonomi yang

luas, nyata dan bertanggungjawab dapat dilaksanakan. Menurut Halim (2001)

kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipisahkan menjadi empat jenis yaitu

pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha daerah dan lain-lain PAD yang

sah.

Pendapatan asli daerah (PAD) dipungut berdasarkan peraturan daerah.

Sumber-sumber PAD antaralain:

a. Pajak Daerah

Merupakan iuran yang dilakukan oleh orang pribadi maupun badan

kepada daerah tanpa adanya kontraprestasi / imbalan langsung sesuai

dengan undang-undang yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan sarana prasarana

daerah.

Pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah meliputi 4 jenis yaitu:

pajak kendaraan bermotor dan pajak kendaraan di atas air, pajak bea balik

nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar

9

Page 9: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

bermotor, dan pajak pengambilan dan pemanfaatan air di bawah tanah dan

air permukaan.

Sedangkan pajak yang dipungut oleh pemerinah kota/ kabupaten

yaitu: pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan, pajak reklame, pajak

penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan galian, pajak parkir.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan secara khusus dan/atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

badan. Terdapat 3 jenis retribusi yaitu Retribusi jasa umum, retribusi jasa

usaha dan retribusi perizinan tertentu.

Retribusi merupakan salah satu pendapatan daerah yang menunjang

kemajuan di masing-amsing daerah.Retribusi sendiri mempunyai peran

yang sangat penting di dalam pencapaian taget anggaran pendapatan.

Karena retribusi sifatnya menambah PAD, jika retribusi daerah semakin

tinggi maka pendapatan daerah akan semakin meningkat. Dan akhirnya

akan berdampak pada tingkat kemandirian daerah itu sendiri.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Sumber penerimaan daerah terdiri dari : Bagian laba atas

penyertaan modal pada perusahaan milik daerah / BUMD , bagian laba

atas penyetaraan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN, dan

bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau

kelompok usaha masyarakat.

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

10

Page 10: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah mencangkup hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,

pererimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi,

penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang

asing, pendapatan denda, pendapatan denda pajak, denda retribusi hasil

eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan

umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan

pendapatan dari angsuran / cicilan penjualan.

Walaupun pendapatan lain-lain asli daerah yang sah ini tidak tetap

jumlahnya di setiap tahunnya, namun dengan adanya pendapatan ini,

pemerintah daerah mendapatkan tambahan penerimaan daerah, yang

terkadang jumlahnya bernilai tinggi.Semakin banyaknya pendapatan lain-

lain suatu daerah, maka kemandirian daerah tersebut semakin baik.

Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan

keuangan antara pusat dan daerah (Darise, 2007 :33) Dana perimbangan terdiri

dari dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.

ALAT ANALISIS

1. Analisis Varian (selisih) Anggaran Pendapatan

Analisi varian anggaran pendapatan dilakukan dengan cara

menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan.

11

Page 11: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Dalam analisis selisih anggaran pendapatan, hal utama yang perlu

dilakukan oleh pembaca laporan adalah:

a) Melihat besarnya selisih anggaran pendapatan dengan realisasinya

baik secara nominal maupun presentase.

b) Menetapkan tingkat selisih yang dapat ditoleransi atau dianggap

wajar.

c) Menilai signifikan tidaknya selisih tersebut jika dilihat dari total

pendapatan.

d) Menganalisis penyebab terjadinya selisih anggaran pendapatan

Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik

jika mampu memperoleh pendapatan yang melebihi jumlah yang

dianggarkan.Sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang

dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan

dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan

karena memang seharusnya demikian. Tetapi jika target pendapatan tidak

tercapai, hal ini membutuhkan penelaahan lebih lanjut terkait dengan

penyebab tidak tercapainya target.

2. Derajat Desentralisasi

Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah

Pendapatan Asli Daerah dengan total penerimaan daerah. Rasio ini

menunjukkan drajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah.

Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan

pemerintah daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut :

12

Page 12: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Drajat Desentralisasi

100%

3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Rasio ketergantungan keuangan daerah dihitung dengan cara

membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh

penerimaan daerah dengan total penerimaan daerah. Semakin tinggi rasio

ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah

terhadap pemerintah pusat dan/atau pemerintah propinsi. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut :

Rasio Ketergantungan Keuangangan Daerah

100%

4. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, rasio ini akan menunjukkan

seberapa besar dana sendiri (Pendapatan Asli Daerah) yang digunakan

untuk membiayai semua kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat. Rasio ini menggambarkan seberapa besar

partisipasi masyarakat dalam melakukan pembangunan karena PAD

diperoleh dari masyarakat melalui pajak, retribusi daerah yang menjadi

komponen utama dalam PAD.Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Rasio Kemandirian Daerah

100%

Semakin besar rasio ini berarti ketergantungan terhadap bantuan dari pihak

luar semakin berkurang seperti hibah, bantuan pemerintah pusat maupun

propinsi.

13

Page 13: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Harsey dan Blanchard dalam Halim (2001 : 168) mengemukakan

mengenai hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam

pelaksanaan otonomi daerah, terutama pelaksanaan undang-undang

tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, yaitu:

(1) Pola hubungan instruktif, yaitu peranan pemerintah pusat lebih

dominan daripada kemandirian keuangan daerah (daerah tidak mampu

melakukan otonomi daerah secara financial)

(2) Pola hubungan konsultatif, yaitu campur tangan pemerintah pusat

sudah mulai berkurang dan lebih banyak pada pemberian konsultasi

karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi

daerah

(3) Pola hubungan partisipatif, yaitu pola hubungan dimana peranan

pemerintah pusat semakin berkurang mengingat tingkat kemandirian

daerah otonom bersangkutan mendekati mampu melaksanakan urusan

otonomi. Peran pemberian konsultasi beralih ke peran partisipasi

pemerintah pusat.

(4) Pola hubungan pertisipasi pemerintah pusat, yaitu campur tangan

pemerintah pusat sudah tidak ada lagi karena daerah telah benar-benar

mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi daerah.

Pemerintah pusat siap dan dengan keyakinan penuh mendelegasikan

otonomi keuangan kepada pemerintah daerah.

Pola Hubungan Tingkat Kemandirian, dan Kemampuan

Keuangan Daerah

14

Page 14: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Kemampuan Keuangan

Rasio Kemandirian (%)

Pola Hubungan

Rendah Sekali 0 - 25 Instruktif

Rendah >25 – 50 Konsultatif

Sedang >50 – 75 Partisipatif

Tinggi >75 - 100 Delegatif

Sumber : Dwirandra, (2007 : 7)

5. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Rasio efektifitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi

penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD (dianggarkan). Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Efektifitas PAD

100%

Rasio efektifitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam

mobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Secara

umum, nilai efektifitas PAD dapat dikategorikan sebagai berikut:

KATEGORI PREDIKATSangat Efektif >100%Efektif 100%Cukup Efektif 90%-99%Kurang Efektif 75%-89%Tidak Efektif <75%

6. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pajak Daerah

Rasio Efektivitas Pajak Daerah, setiap pemerintahan telah memiliki

estimasi Pajak Daerah yang tentunya disusun berdasarkan potensi-potensi

yang dimiliki suatu daerah. Tidak tertutup kemungkinan dalam

realisasinya, Pajak Daerah lebih besar atau lebih kecil dari yang telah

diestimasikan.Rasio Efektivitas Pajak Daerah ini menunjukkan seberapa

15

Page 15: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

efektif suatu daerah dalam merealisasikan Penerimaan Pajak Daerah yang

telah dianggarkan tersebut.Dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rasio Efektivitas Pajak Derah

100%

Semakin tinggi rasio di atas maka semakin baik kinerja suatu lembaga

sektor publik, karena semua rencana benar-benar terlaksana dan hal itu

berarti bahwa kinerjanya terbukti

7. Rasio Pajak

Tax ratio merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak

dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara.Rasio

itu dipergunakan untuk menilai tingkat kepatuhan pembayaran pajak oleh

masyarakat dalam suatu ne ikut: gara. Dapat dirumuskan sebagai ber

Rasio Pajak

8. Rasio Pajak per Kapita

Pajak per kapita merupakan pungutan pajak yang di ambil dari setiap

penduduknya.Pajak perkapita merupakan perbandingan antara jumlah

penerimaan pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah

p enduduknya. Yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rasio Pajak Rasio Pajak X

9. Ruang Fiskal

Ruang fiskal adalah ketersediaan sumber daya keuangan bagi

pemerintah untuk membiayai kebijakan yang diinginkan, biasanya untuk

infrastruktur.Ruang fiskal merupakan salah satu konsep untuk mengukur

fleksiilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan APBD

untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah.

16

Page 16: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Ruang Fiskal Total Pendapatan Enmarked Belanja yang sifatnya mengikat

Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah, maka akan

semakin besar pula fleksibilitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah

untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan-kegiatan yang menjadi

prioritasnya.

Metode Peneltian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif

deskriptif yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD)

serta Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) se Eks-

Karesidenan Pekalongan tahun anggaran 2008-2012. Analisis menggunakan data

sekunder berupa data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Eks-Karesidenan

Pekalongan serta data pendukung lainnya yang akan disajikan dengan

menggunakan analisistime series dan cross section.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

berupa Anggara dan Realisasi Pendapatan dan Belnaja Daerah tahun anggaran

2008-2012 yang diperoleh dari Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia

Perwakilan Jawa Tengah. Data sekunderlain berasal dari situs internet resmi

Pemerintahan Kabupaten/Kota se Eks Karesidenan Pekalongan serta data dari

Badan Pusat Statistik Daerah Eks-Karesidenan Pekalongan guna mengetahi

perkembangan terperinci statistik di daerah tersebut.

Objek Penelitian

17

Page 17: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Objek penelitian dalam pokok permasalahan penelitian ini adalah

Pemerintah Daerah Eks-Karesidenan Pekalongan yang memiliki 7 kabupaten/

kota yaitu: Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten

Tegal, Pemalang, Brebes, dan Batang.

Metode Pengumpulan dan Analisi Data

1. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Eks-

Karesidenan Pekalongan selama Periode 2008-2012,

2. Melakukan analisis terhadap Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Eks-Karesidenan Pekalongan. Metode analisis dalam

penelitian ini menggunakan metode analisis diskriptif, dan menghitung

dengan menggunakan rasio-rasio yang telah dipilih yaitu dengan

menggunakan analisis:

1. Analisis Variasi

2. Drajat Desentralisasi

3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

4. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

5. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

6. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pajak Daerah

7. Rasio Pajak

8. Rasio Pajak per Kapita

9. Ruang Fiskal

18

Page 18: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

3. Berdasarkan analisis dari data yang telah diperoleh, hasil data dari tiap-tiap

daerah tersebut akan dikupas dan dianalisis lebih dalam lagi, dengan

menggunakan analisis time series dan cross sectional. Dari hasil kedua

analisis tersebut akan dikupas gambaran kejadian apa saja yang terkait

terhadap pengelolaan pendapatan daerah. Dalam penelitian ini, peneliti

mencoba mengeksplorasi lebih dalam lagi mengenai kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi seperti factor alam, kondisi politik dan ekonomi

nasional, serta hal-hal yang terkait dengan revenue capacity di wilayah

Eks Karesidenan Pekalongan. Dari hasil analisi tersebut nantinya akan

dibandingkan antara daerah satu dengan daerah yang lain. Dengan melihat

hasil analisis yang telah dibandingkan satu persatu tersebut, akan

dipaparkan penjelasan lebih terperinci lagi implikasinya dan kemudian

ditarik kesimpulan dan saran yang dapat digunakan baik oleh pemerintah

Eks-Karesidenan Pekalongan sendiri maupun pemerintah secara nasional

sebagai bahan pertimbangan kedepannya.

19

Page 19: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Analisis Diskriptif

A. Analisis Varian Anggaran Pendapatan

Analisis varian anggaran pendapatan merupakan analisis yang dilakukan

terhadap perbedaan atau selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan

realisasi di tahun anggaran tertentu. Dalam hal ini, Pemerintah daerah

dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik jika mampu memperoleh

pendaptan yang melebihi jumlah yang dianggarkan, yang dalam tabel analisis

varian anggaran Pendapatan digambarkan dengan prosentase positif di atas

0%.Sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang

dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik, yang digambarkan dengan

prosentase negatif dibawah 0%. Apabila target pendapatan dapat dicapai

bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena anggaran

pendapatan yang telah dianggarkan tersebut merupakan perhitungan yang

telah diestimasi atau diperkirakan pasti akan dicapai oelh Pemerintah Daerah.

Tetapi jika target pendapatan tidak tercapai, hal ini membutuhkan penelaahan

lebih lanjut terkait dengan penyebab tidak tercapainya target. Berikut adalah

hasil analisis variasi anggaran pendapatan dari eks-Karesidenan Pekalongan :

Tabel 1.1 VARIAN ANGGARAN PENDAPATAN (PERSENTASE)

2008 2009 2010 2011 2012Kota Pekalongan 4% 3% 1% 3% 5%Kabupaten Pekalongan 4% 2% -1% 0% 2%Kota Tegal 3% 6% 1% 2% 3%Kabupaten Tegal 1% 2% -1% 1% 1%Brebes 1% -2% -6% -4% 0%Batang 3% 3% 1% 3% 2%Pemalang 4% 4% 3% 1% 2%AVERAGE 3% 3% 0% 1% 2%

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH (Diolah)

Daerah LKPDANALISIS VARIANS PENDAPATAN

20

Page 20: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Tabel 1.2 VARIAN

Kota PekalonganKabupaten PekalKota TegalKabupaten TegalBrebesBatangPemalangAVERAGE

SUMBER : BPK PE

Daerah LKP

Grafik 1.1 T

SUMBER: BP grafik 1.2 PE

SUMBER:

Dari

Karesiden

-10%

-5%

0%

5%

10%

TREN VARIA

PK PERWAKIL

ERBANDING

BPK PERWA

i grafik di

nan Pekalon

N ANGGARAN PEND

20 ongan

ERWAKILAN JAWA TE

PD

2008

AN PENDAPA

LAN JAWA TEN

GAN VARIAN

WAKILAN JA

atas, dapat

ngan yang m

DAPATAN (NOMINA

00813.758 22.946 10.338

5.188 12.788 19.041 28.631 16.099

TENGAH (Diolah)

2009

Kota Pekalo

Kota Tegal

Brebes

Pemalang

21

ATAN ANTA

NGAH (Diolah)

N PENDAPA

WA TENGAH

dilihat bah

mengalami

L)

200910.679 10.800 23.464 18.848

(17.283) 18.896 35.434 14.405

ANALISIS

9 2

ongan

AR WAKTU

)

ATAN ANTAR

H (Diolah)

hwa terdapa

fluktuasi p

20103.488

(8.707) 4.282

(12.688) (64.860)

7.351 23.201 (6.848)

S VARIANS PENDAP

2010

Kabupa

Kabupa

Batang

AVERA

R DAERAH

at varian pa

pada masing

201116.

) (1. 11.

) 14. ) (61.

22. 14.

) 2.

ATAN(DALAM

2012068 575) 778 834 446) 760 379 400

2011

aten Pekalong

aten Tegal

g

AGE

ada wilayah

g-masing d

2012

gan

JUTAAN)

31.060 16.827 20.546 19.149 (3.593) 14.398 23.544 17.419

h eks-

daerah

Page 21: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

dari tahun ke tahun (time series). Dari table yang telah dipaparkan, dapat dilihat

bahwa hampir seluruh wilayah di eks-Karesidenan Pekalongan memiliki varian

yang berbeda dalam variasi anggaran pendapatan. Kota Tegal, Kota Pekalongan,

Brebes, Batang dan Pemalang mengalami varian yang baik, bisa dikatakan baik

karena varian yang direalisasikan tiap tahunnya dapat sama atau bahkan melebihi

dari yang dianggarkan, namun ada beberapa daerah yaitu Kabupaten Pekalongan,

Kabupaten tegal dan Brebes yang dalam beberapa tahun tidak dapat memenuhi

target pendapatannya.

Khususnya untuk kota Brebes yang dapat dilihat dalam table

perbandingan varian pendapatan antar waktu (cross section), ketidak tepatan

dalam realisasi pendapatan ini terjadi 3 tahun berturut-turut, yakni pada tahun

2009 sebesar -2%, pada tahun 2010 sebesar -6% dan di tahun 2011 sebesar -

4%. Seperti yang dikemukakan oleh Kepala bidang tata ruang DPU

kabupaten Brebes, Ir. Kustiyanto bahwa pembangunan di Brebes sendiri

masih belum terarah, pemerintah Brebes pada awalnya mencoba untuk

memperbaiki di setiap wilayahnya, namun dampak yang timbul adalah

pemerintah kota Brebes tidaklah focus untuk memaksimalkan pembangunan

tersebut, yang pada akhirnya berdampak pada ketidakterarahan

pembangunan.

Terdapat beberapa kemungkinan dari ananlisis varian yang terdapat di

wilayah Eks Karesidenan Pekalonganini terjadi, diantaranya:

• Varian pendapatan positifdimungkinkan kerena ketepatan dalam

pengestimasian anggaran yang dilakukan.Namun hal lain yang bisa

22

Page 22: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

terjadi adalah pengestimasian anggaran pendapatan yang terlalu

rendah, sehingga berdampak pada tingginya jumlah realisasi yang

didapatkan.

• Pemerintah daerah yang menargetkan SiLPA (Sisa Lebih atas

Perhitungan Anggaran) yang dapat digunakan untuk membiayai

keperluan tak terduga di daerahnya.

• Varian anggaran yang sebagian besarnya negatif / dibawah 100%,

seperti yang terjadi pada tahun 2010, dimungkinkan karena adanya

kondisi perekonomian nasioanal yang terganggu. Salah satu

penyebabnya adalah pada tahun 2010, terjadi kenaikan harga Bahan

Bakar Minyak yang berdampak luas pada kenaikan harga lain yang

mengakibatkan anggaran yang telah diestimasi menjadi meleset.

Pemerintah kabupaten Brebes nampaknya harus mengkaji ulang

mengenai pengalokasian anggaran yang diterimanya, untuk dapat dikelola

dengan seefektif mungkin agar tidak terjadi ketidakimbangan antara anggaran

dan penerimaan. Dan juga pemerintah Brebes harus lebih memfokuskan

dahulu apa yang harus dikembangkan pada daeahnya, sehingga pembangunan

pada daerah tersebut menjadi kelihatan hasilnya dan masalah kesemrawutan

dapat diatasi.

B. Derajat Desentralisasi

Derajat Desentralisasi merupakan Rasio yang menunjukkan derajat kontribusi

PAD terhadap total penerimaan daerah. Ketika pendapatan asli pada suatu

daerah semakin tinggi, penyelenggaraan desentralissi daerah itupun akan

semakin tinggi pula. Jika tingkat desesntralisasi pada suatu daerah semakin

23

Page 23: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

tinggi

digun

Kares

setiap

dalam

i, kemandir

nakan sebag

sidenan Pek

p daerahnya

m table berik

ian daerah

gai gamba

kalongan ya

a mengalam

kut :

tersebut aka

aran perkem

ang berkem

mi desentrali

an semakin

mbangan d

mbang dari t

sasi yang b

n baik. Hasil

desentralisas

tahun ke ta

berbeda-bed

l analisis be

si wilayah

ahun. Dima

da seperti tam

erikut

eks-

ana di

mpak

Tabel 2. RA

Kota PekaloKabupatenKota TegalKabupatenBrebesBatangPemalangAVERAGESUMBER : B

DAERAH LK

ASIO DERAJATT DESENTRALISSASI (PERSENNTASE)

Grafik 2.1 T

SUMBER: B Tabel 2.2 PE

TREN DERAJ

BPK PERWAK

ERBANDING

onga Peka

Tega

BPK PERWAKI

KTD

JAT DESENT

KILAN JAWA

GAN DERAJA

20087%8%18%7%8%7%9%9%

LAN JAWA TE

24

TRALISASI A

TENGAH (D

AT DESENTR

2008%9%21%8%8%7%10%10%

ENGAH (Diola

RASIO DEERAJAT DESEN

ANTAR WAK

iolah)

RALISASI AN

09%%%

%%%%%h)

NTRALISASI201011%9%

22%8%6%7%8%

10%

KTU

201112%9%21%7%6%7%7%10%

NTAR DAERRAH

201215%10%24%9%6%9%7%12%

Page 24: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

SUMBER: BP

Da

desen

drajat

(2008

Te

desen

dimun

dalam

pener

perusa

Pa

yang

pemer

diduk

Pa

dapat

yang

PK PERWAKIL

ari paparan

ntralisasi pad

t desentrali

8-2012) men

erdapat beb

ntralisasi,

ngkinkan k

m sektor pe

rimaan dae

ahaan milik

ada pemerin

bertahap

rintah daera

kung kontrib

ada grafik c

dilihat, ba

menduduki

LAN JAWA TEN

hasil analis

da eks-Kare

sasi pada e

ngalami var

berapa kem

diantarany

karena adan

emungutan

erah lainny

k daerah (BU

ntah Kota Pe

2% dari ta

ah dalam pe

busi PAD ya

cross sectio

ahwa tingka

kisaran rat

25

NGAH (Diolah)

is dan grafi

esidenan Pe

eks-Karesid

riasi perkem

mungkinan

a adanya

nya peningk

pajakdaera

ya, missal:

UMD).

ekalongan d

ahun ke tah

enyelenggar

ang selalu m

on dan time

at disentrali

a-rata 20%.

)

ik time serie

ekalongan te

denan Peka

mbangan pen

yang terj

a kenaikan

katan Penda

ah, retribusi

laba atas

dapat diliha

hun, yang

raan desentr

meningkat t

e series ya

isasi terting

. Namun un

es dan cross

ersebut, dap

alongan dar

ningkatan /

s sectional d

pat dilihat b

ri tahun-ket

kenaikan.

drajat

bahwa

tahun

adi pada

n derajat

apatan Asli

i daerah at

s penyertaa

analisis d

t desentra

i Daerah (P

tau dampak

an modal

erajat

alisasi

PAD)

k dari

pada

at bahwa te

artinya bah

ralisasi sem

iap tahunny

erdapat ken

hwa kemam

makin baik k

ya.

naikan

mpuan

karena

ang telah di

ggi terdapat

ntuk peningk

ipaparkan d

t di Kota T

katan dari ta

diatas

Tegal,

ahun-

Page 25: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

ketahun kontribusi PAD di Kota Tegal ini tidak menunjukkan perkembangan

yang signifikan, walaupun menempati urutan yang tertinggi dari keenam

daerah lainnya, kontribusi PAD tiap tahunnya khususnya di tahun 2009-2011

tetap meningkat meskipun peningkatannya masih kurang dari 0,5% per

tahunnya. Hal ini berbeda dengan Kota Pekalongan yang mengalami

perkembangan yang sangat baik di tiap tahunnya, Kota pekalongan pada

tahun 2008 memiliki drajat desentralisasi yang paling rendah di antara

keenam daerah lainnya yakni hanya sebesar 6,60% dari total penerimaan

daerahnya. Namun dalam perkembangannya dari tahun ke tahun kontribusi

PAD pada daerah ini berkembang hampir ±2% tiap tahunnya, yang

menunjukkan bahwa usaha Pemerintah Pekalongan dalam mewujudkan

desentralisasi di wilayahnya membuahkan hasil, dan kemandirian daerah

tersebut lambat laun semakin baik jika diimbangi dengan perkembangan yang

baik seperti 5 tahun penelitian ini.

Hal ini dikarenakan Kota Pekalongan semakin meningkatkan dan

memajukan potensi daerahnya secara efektif dan efisien. Sekor perdagangan

merupakan penyumbang terbesar di Kota Pekalongan sebesar 25,14% dari

keseluruha PDRB di wilayah Kota Pekalongan Kota Pekalongan dimana

sektor perdagangan ini lebih didominasi oleh Perdagangan Batik dan tenun

ATBM. Adanya peran aktif pemerintah dalam pelestarian budaya dan

pengemangan daerah, didukung dengan pemberdayaan pada masyarakatnya

membuat kontribusi pendapatan asli daerah semakin meningkat dari tahun ke

tahun.

26

Page 26: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Data Ekonomi Keuangan Produk Domestik Regional Bruto

NO JENIS DATA SATUAN TAHUN 2009

1 PDRB atas dasar harga berlaku Jt Rp 143.390,49

a Pertanian % 8..01

b Pertambangan & Penggalian % -

c Industri Pengolahan % 18.31

d Listrik, gas dan air bersih % 1.78

e Bangunan % 13.70

f Perdagangan, Hotel dan restoran % 25.14

g Pengangkutan dan Komunikasi % 13.12

h Keu. persewaan dan jasa perusahaan % 7.09

i Jasa-jasa % 12.85

2 PDRB atas dasar harga konstan 1.099.441,61

Sumber : BPMP2T Kota Pekalongan.

C. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Rasio ketergantungan keuangan daerah dihitung dengan cara

membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaan

daerah dengan total penerimaan daerah. Semakin tinggi rasio ini maka

semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah

pusat dan/atau pemerintah propinsi.Rasio ini berguna untuk mengetahui

tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan dari pemerintah

pusat.

Tabel 3. RASIO KEERGANTUNGAN KEUANGAN DAERAH (PERSENTASE)

2008 2009 2010 2011 2012Kota Pekalongan 92.24% 91.90% 88.62% 87.15% 85.15%Kabupaten Pekalongan 90.31% 91.32% 90.99% 91.19% 89.70%Kota Tegal 79.22% 76.50% 75.35% 74.72% 73.71%Kabupaten Tegal 92.32% 89.81% 88.78% 88.97% 87.65%Brebes 88.09% 91.70% 91.54% 91.30% 89.53%Batang 91.87% 91.09% 92.89% 90.43% 88.90%Pemalang 88.04% 88.29% 89.04% 89.24% 89.47%AVERAGE 88.87% 88.66% 88.17% 87.57% 86.30%SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH (Diolah)

DAERAH LKTDRASIO KETERGANTUNGAN KEUANGAN DAERAH

27

Page 27: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Grafik 3.1

SUMBER: B Grafik3.2 DAERAH

SUMBER: B

D

keuangan

Dapat dil

masihlah

kemungki

• Masih

pemer

TREN KETE

BPK PERWAK

PERBANDIN

BPK PERWAK

Dari kedua

daerah da

lihat bahwa

sangat ting

nan yang m

h tingginya

rintah pusat

ERGANTUN

KILAN JAWA

NGAN KET

KILAN JAWA

grafik diat

ari bantuan

a tingkat k

ggi, dari h

muncul, dian

a ketergan

t muncu ka

NGAN KEU

28

TENGAH (D

TERGANTUN

TENGAH (D

tas dapat d

pemerintah

ketergantun

hasil yang

ntaranya:

tungan pem

arena pemer

UANGAN DA

iolah)

NGAN KEU

iolah)

dilihat bahw

h pusat/pro

ngan daera

dipaparkan

merintah d

rintah daera

AERAH AN

UANGAN D

wa rata-rata

ovinsi masi

ah terhadap

n diatas, te

daerah pad

ah belum m

NTAR WAKT

DAERAH AN

TU

NTAR

a ketergantu

h sangat ti

p bantuan

rdapat beb

ungan

inggi.

pusat

berapa

da bantuan

mampu men

dari

golah

Page 28: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

secara optimal daerahnya, walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD)nya

meningkat, namun hal itupun belum mampu menopang kebutuhan pemerintah

daerah dalam muncu karena pemerintah daerah belum mampu mengolah

secara optimal daerahnya, walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD)nya

meningkat, namun hal itupun belum mampu menopang kebutuhan pemerintah

daerah dalam kurun waktu 1(satu)tahun.

• Bergantungnya pemerintah daerah tas bantuan pemerintah pusat, bisa jadi

karena tidak adanya batasan atau target tertentu dari pemerintah pusat yang

mendorong pemerintah daerah untuk memunculkan dan memanfaatkan secara

optimal potensi pada masing-masing daerah.

Dalam diagram diatas rata-rata tingkat ketergantungan daerah terhadap

bantuan pemerintah pusat yang tertinggi terdapat di Kabupaten Pekalongan

dimana rata-rata ketergantungan tiap tahunnya mencapai 90,7%, hal ini

menggambarkan bahwa pemerintah kabupaten Pekalongan belum dapat

mengembangkan secara maksimal potensi daerah tersebut, perlu ditinjau dan

dilakukan pengkajian ulang kembali mengenai potensi pengembangan daerah

guna menggali dan mengembangkan kemandirian daerah ini. Walaupun sangat

berdekatan dengan wilayah Kota Pekalongan, dalam hal ketergantungan keuangan

daerah dari bantuan pusat di wilayah ini sangatlah tinggi, salah satu penyebabnya

dikarenakan adanya moment pemindahan kabupaten ke wilayah Kajen yang

berdampak pengeluaran semakin tinggi.Perpindahan wilayah kabupaten ini

pastinya memerlukan waktu dan biaya yang relative tinggi. Perencanaan dan

pembangunan untuk mendukung perpindahan wilayah ini tidaklah sebentar, dan

sarana pendukung seperti kantor beserta fasilitas lainnya membutuhkan biaya

29

Page 29: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

yang tidak sedikit pula. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab Kabupaten

Pekalongan mengapa masih sangat bergantung pada bantuan pemerintah pusat.

Namun jika kita lihat di hampir keseluruhan Eks-Karesidenan Pekalongan ini,

nilai drajat ketergantungan masih sangatlah tinggi, jika terus menerus demikian

maka akan berdampak pada kemunduran dari masing-masing daerah, dan

memungkinkan bahwa peraturan otonomi daerah bahkan bisa dicabut kembali

keputusannya oleh pusat, karena pemerintah daerah masih tetap sangat bergantung

pada bantuan pemerintah pusat.

Berbeda dengan yang terjadi di Kota Pekalongan dimana dari tahun

ke tahun tingkat ketergantungan keuangan Daerah terhadap pemerintah Pusat

semakin menurun seperti yang terlihat pada tabel 3, dibuktikan dengan

penurunan secara bertahap dari tahun ke tahun dengan rata-rata 89,01%.

Dengan penurunan tiap tahunnya mencapai rata-rata 1,77% per tahun, yang

mengindikasi bahwa adanya upaya peningkatan kemandirian daerah tersebut

dari tahun ke tahun. Seperti halnya dalam sektor perdagangan batik dan tenun

pekalongan yang telah mencapai kancah dunia, pengoptimalan dalam sektor

ini nampaknya masih dapat digali lagi sehingga dapat secara optimal

dikembangkan.

D. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, rasio ini akan menunjukkan

seberapa besar dana sendiri (Pendapatan Asli Daerah) yang digunakan untuk

membiayai semua kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

kepada masyarakat.Keuangan Daerah sendiri adalah penggambaran dari

kemampuan keuangan daerah dalam mendanai belanja daerahnya sendiri

30

Page 30: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

deng

besa

dipe

kom

kete

hiba

telah

berik

gan kemam

ar partisipas

eroleh dari

mponen utam

ergantungan

ah, bantuan

h diperoleh

kut :

mpuan daera

si masyarak

masyaraka

ma dalam P

n terhadap b

pemerintah

h, besar ra

ah itu sendi

kat dalam m

at melalui p

PAD.Keman

bantuan dari

h pusat mau

asio keman

iri.Rasio ini

melakukan

pajak, retri

ndirian Sem

i pihak luar

upun propin

ndirian dae

i menggam

pembangun

ibusi daerah

makin besar

r semakin b

nsi. Berdas

rah tampak

mbarkan seb

nan karena

h yang me

rasio ini b

berkurang se

sarkan data

k pada pap

berapa

PAD

enjadi

berarti

eperti

yang

paran

Tabel 4. RASIO

Kota PekalongaKabupaten PekKota TegalKabupaten TegaBrebesBatangPemalangAVERAGESUMBER : BPK P

DAERAH LK

KEMANDIRIAN KEEUANGAN DAERAHH

Grafik 4.1 T

SUMBER:

TREN KEMAN

BPK PERWA

an alongan

al

PERWAKILAN JAWA

KTD

ANDIRIAN KE

WAKILAN JA

20087%9%22%8%8%8%10%10%

A TENGAH (Diolah

(PERSENTASE)

)

RASIO KEM

31

EUANGAN D

WA TENGAH

MANDIRIAN KEUA

DAERAH AN

H (Diolah)

2009 209% 110% 1027% 289% 89% 78% 811% 912% 1

NGAN DAERAH010 201

NTAR WAKTU

3% 14%0% 10%8% 27%8% 8%7% 6%8% 8%9% 7%2% 12%

11%%%

%%%%%

U

201217%11%32%10%7%10%8%14%

Page 31: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Grafik 4.2 P

SUMBER:

Pa

rasio

rata-ra

Kota

Kares

renda

tahun

Be

dipen

Rasio

masin

daerah

Walau

Daera

penda

tinggi

PERBANDING

BPK PERWA

ada grafik d

kemandiria

ata 27,25%

Tegal ini

sidenan Pek

ah terjadi pa

n.

esar keciln

ngaruhi oleh

o ini dipeng

ng daerah.

h terendah

upunBrebes

ah (PAD)

apatantransf

i daripada k

GAN KEMA

WAKILAN JA

diatas baik c

an keuanga

% per tahun,

merupakan

kalongan. R

ada di kota B

nya Rasio

h besarnya

aruhi pula d

Dalam rasio

h jika dib

s merupaka

tertinggi

fer yang did

keenam wil

ANDIRIAN K

32

WA TENGAH

cross sectio

n daerah te

yang dapa

n Kota pa

Rasio Kema

Brebes yang

Kemandiri

Pendapatan

dengan besa

o ini dapat

bandingkan

an wilayah

di Eks

dapat dari p

layah lainn

KEUANGAN

H (Diolah)

on dan time

ertinggi terj

at diartikan

aling mand

ndirian Keu

g rata-ratany

ian Keuang

n Asli Daer

ar kecilnya

dilihat bahw

dengan

h dengan

Karesiden

pemerintah p

nya, sehingg

DAERAH A

e series dap

jadi di Kot

bahwa ting

diri yang t

uangan Dae

ya hanya se

gan Daera

rah (PAD) n

dana perim

wa Kota Br

keenam w

rata-rata P

nan Pekal

pusat sendir

ga Pendapa

ANTAR DAERRAH

pat dilihat b

ta Tegal de

gkat kemand

terdapat di

erah yang p

ebesar 7,53%

bahwa

engan

dirian

eks-

paling

% per

ah, tidak h

nya saja, n

mbangan ma

rebes merup

wilayah lai

Pendapatan

longan, n

ri juga sang

atan Asli D

hanya

amun

asing-

pakan

nnya.

Asli

amun

gatlah

Daerah

Page 32: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

(PAD) yang didapatkan belum mampu menutupi kebutuhan daerah yang

masih sangat tinggi pula. Beda hal dengan Kota Tegal, Kota Tegal merupakan

daerah yang menduduki tingkat kemandirian paling tinggi, disamping karena

perkembangan infrastruktur dan pembangunan kota yang memadahi yang

diimbangi dengan pendapatan daerah yang tinggi, namun jika dipahami lebih

dalam lagi, Kota Pekalongan mendapatkan apresiasi tersendiri, disamping

merupakan Kota dengan Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah tertinggi

kedua setelah Kota Tegal, perkembangan dari tahun ke tahun Kota

Pekalongan selalu mengalami peningkatan, yang artinya tiap tahunnya daerah

ini selalu meningkatkan kemandirian kotanya tersebut. Salah satu faktor

pendukung Kota Pekalongan adalah sektor perdagangannya, terlebih sentra

produksi batik dan tenun pekalongan yang telah menunjukkan hasil yang

cukup memuaskan dengan berkembangnya rasio kemandirian daerah secara

bertahap. Selain itu jika kita lihat dari PAD kedua kota tersebut (Kota Tegal

dan Kota Pekalongan) dapat dilihat bahwa rata-rata relisasi PAD pada kedua

daerah tersebut adalah sebesar Kota Tegal sebesar 107,127,461,251.00

sedangkan Kota Pekalongan sebesar 51,974,461,249.60, dimana Kota

Pekalongan memiliki Pedapatan Asli Daerah (PAD) yang jauh lebih kecil dari

Kota Pekalongan, bahkan ke lima kota lainnya.

Semakin mandiri suatu daerah dalam pengelolaan pendapatannya, maka

akan semakin tinggi pula kemampuan daerah tersebut dalam pengelolaan

daerahnya. Berikut merupakan tipe kemampuan keuangan daerah kabupaten

/kota di Eks-Karesidenan Pekalongan.

33

Page 33: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Kemampuan keuangan daerah dapatdikategorikan menjadi 4 kategori,

yaitu sangat rendah, rendah, sedangdan tinggi tergantung dari tingkat rasio

kemandirian keuangannya. Dari rasio Kemandirian Keuangan Derahyang

diperoleh di atas maka kemampua kemandirian keuangan daerah Kota /

Kabupaten di Eks-Karesidenan Pekalongan dibagi dalam kedua kategori,

yakni rendah (27,25% per tahun) di Kota Tegal dan sangat rendah di enam (6)

daerah lainnya karena keenam daerah tersebut memiliki Rasio Kemandirian

Keuangan Derah yang kurang dari 25%. Yang berarti bahwa peranan

pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian keuangan daerah

(daerah tidak mampu melakukan otonomi daerah secara financial)

E. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Rasio Efektifitas PAD

Rasio efektifitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi

penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD (dianggarkan). Rasio

efektifitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam

mobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan.

Tabel 5. RASIO EFEKTIFITAS PAD (PERSENTASE)DAERAH LKTD

2008 2009 2010 2011 2012Kota Pekalongan 117.17% 117.92% 112.03% 111.15% 132.48%Kabupaten Pekalongan 138.32% 112.74% 91.74% 104.02% 105.97%Kota Tegal 114.16% 121.26% 106.90% 103.05% 110.95%Kabupaten Tegal 95.15% 105.02% 94.05% 102.13% 117.00%Brebes 105.23% 108.35% 94.86% 89.16% 92.53%Batang 114.35% 106.44% 89.89% 104.37% 112.72%Pemalang 124.17% 117.10% 108.26% 102.35% 119.71%AVERAGE 115.51% 112.69% 99.68% 102.32% 113.05%SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH (Diolah)

RASIO EFEKTIFITAS PAD

34

Page 34: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Grafik

SUMB

Grafik

SUMB

Eks-K

yang

diliha

meng

hamp

5.1 TREN EF

BER: BPK PE

0

20

40

60

80

100

120

140

160

k 5.2 PERBA

BER: BPK PE

FEKTIFITAS

ERWAKILAN

Dari graf

Karesidenan

dapat dikat

at lebih m

efektifitask

ir ke tujuh

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

200

ANDINGAN

ERWAKILAN

PAD ANTAR

N JAWA TEN

fik diatas d

n Pekalonga

tegorokan s

mendalam

kan dana PA

h kota terse

8 2009

35

N EFEKTIFIT

N JAWA TEN

R WAKTU

NGAH (Diol

dapat diliha

an pada tah

angat efekt

lagi, terj

AD terkhusu

ebut) yang

2010 20

TAS PAD AN

NGAH (Diol

at bahwa R

hun 2008-20

tif karena b

rjdi penuru

us pada tahu

dikarenakan

11 2012

lah)

NTAR DAE

lah)

Rasio efekti

012 sebagia

erada predi

unan kem

un 2010 sec

n kondisi p

Ko

Ka

Ko

Ka

Br

Ba

Pe

AV

ERAH

ifitas PAD

an besar > 1

ikat >100%

mampuan u

cara global

perekonomi

ota Pekalonga

abupaten Pek

ota Tegal

abupaten Teg

rebes

atang

emalang

VERAGE

an

alongan

al

pada

100%

. Jika

untuk

(pada

ian di

Page 35: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Indonesia sendiri yang saat itu mengalami kenaikan pada sektor BBM (bahan

bakar minyak) yang menimbulkan efek ketidakstabilan harga pada hampir

seluruh sektor, yang menyebabkan pengeluaran tak terduga dari yang telah

dianggarkan sehingga realisasi pada tahun tersebut lebih tinggi daeri yang

dianggarkan.

Terkhusus untuk daerah Brebes rasio efektifitas PAD pada tahun 2011

sebesar 89,16% dapat dikatakan Kurang Efektif karena berada pada predikat

75%-89%. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya, Brebes

merupakan satu-satunya daerah yang mengalami penurunan yang cukup

siknifikan setelah terjadinya penurunan secara global pada tiap-tiap daerah

pada tahun sebelumnya, yang dikarenakan pembangunan yang tidak terarah,

serta kurangnya pengembangan dan pemberdayaan pada ikonkota sendiri

yakni sebagai “lumbung bawang” Jawa Tengah yang belakangan mulai tidak

menampakkan hasilnya.

F. Rasio Efektifitas Pajak Daerah

Rasio Efektifitas Pajak Daerah, setiap pemerintahan telah memiliki

estimasi Pajak Daerah yang tentunya disusun berdasarkan potensi-potensi

yang dimiliki suatu daerah. Tidak tertutup kemungkinan dalam realisasinya,

Pajak Daerah lebih besar atau lebih kecil dari yang telah diestimasikan.Rasio

Efektivitas Pajak Daerah ini menunjukkan seberapa efektif suatu daerah

dalam merealisasikan pemungutan Pajak Daerah yang telah dianggarkan

tersebut.Semakin tinggi rasio di atas maka semakin baik kinerja suatu

36

Page 36: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

lemba

itu be

Grafik

SUMBE Grafik

SUMBE

Tabel 6

Kota PeKabupaKota TeKabupaBrebesBatangPemalaAVERAGSUMBE

DA

aga sektor p

erarti bahwa

k 6.1 TREN E

ER: BPK PER

6.2 PERBAN

ER: BPK PERW

6. RASIO EFEKTIF

ekalongan aten Pekalonganegalaten Tegal

angGER : BPK PERWAK

AERAH LKTD

publik, kare

a kinerjanya

EFEKTIFITA

RWAKILAN JA

NDINGAN EF

WAKILAN JAWA

FITAS PAJAK DA

2008108%

n 109%122%98%113%120%119%113%

KILAN JAWA TEN

ena semua r

a terbukti.

AS PAJAK D

JAWA TENGA

FEKTIFITA

WA TENGAH (D

AERAH (PERSENT

37

111

1111

NGAH (Diolah)

rencana ben

DAERAH A

AH (Diolah)

S PAJAK DA

Diolah)

TASE)

2009109%109%111%97%108%108%111%108%

RASIO EFEKTIFI

nar-benar te

ANTAR WAK

AERAH AN

ITAS PAJAK DA2010107%97%104%87%111%103%107%102%

E

erlaksana da

KTU

NTAR DAERA

E2011124%116%102%94%118%115%111%111%

RAH

an hal

AH

2012152%116%116%118%108%121%110%120%

Page 37: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Dari hasil rasio efektifitas diatas, menunjukkan hampir seluruh

kota/kabupaten yang terdapat di Eks-Karesidenan Pekalongan mengalami

efektifitas pendapatan pajak yang baik.Hal ini terbukti dari hasil rasio pada Tabel

7, dimana rata-rata efektifitas tiap tahunnya lebih besar 100% dari yang telah

dianggarkan. Kabupaten Tegal merupakan satu-satunya wilayah di Eks-

Karesidenan Pekalongan yang kurang dalam efektifitas pajaknya, hal ini nampak

dalam hasil pengolahan pada Tabel 7, serta grafik time series-nya, dimana pada

tahun 2008-2012 Kabupaten Tegal belum dapat mengefektifitaskan pajaknya

hingga mencapai 100%, hingga pada tahun 2012 efektifitas pajak Kabupaten

Tegal dapat mencapai 117%. Hal ini nampaknya kurang baik dalam efektifitas

pajak daerah Kabupaten Tegal karena rata-rata efektifitas pajak daerahnya masih

dibawah rata-rata Eks-Karesidenan Pekalongan.

Hampir seluruh wilayah yang terdapat di Eks-Karesidenan Pekalongan ini

memiliki rata-rata efektifitas pajak daerah yang relatif homogen dari rata-rata tiap

tahunnya. Peningkatan efektifitas pajak yang cukup menarik terjadi di Kota

Pekalongan, walaupun sempat mengalami penurunan efektifitas pada tahun 2010

menjadi 107% dari tahun sebelumnya yang dapat mencapai 109%, terjadi

lonjakan yang cukup berarti di tahun 2011 dimana lonjakan efektifitasnya

mengalami kenaikan 16% menjadi 123%. Hal ini dapat terjadi karena pemerintah

daerah telah mengambil keputusan yang tepat dalam menempatkan pajak

daerahnya, ketika kondisi perekonomian nasional pada tahun 2010 sedang goyah

karena kenaikan bahan bakar minyak, pemerintah Kota Pekalongan juga

memanfaatkan momentum tersebut untuk mensosialisasikan kenaikan pajak

daerahnya.

38

Page 38: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Terdapa beberapa hal yang perku dipertimbangakan dalam efisiensi pendapatan

daerah :

1. Realisasi anggaran pendapatan pajak daerah dapat dikatakan efektif jika

realisasinya melebihi yang telah diangggarkan. Hal ini belum tentu

dianggap baik dalam melakukan efisiensi pajak daerah, karena :

a. Adanya kemungkinan pemerintah daerah melakukan

pengestimasian dibawah jumlah yang dianggarakan, sehingga

realisasinya terlihat tinggi yang berdampak pada baiknnya tingkat

efisiensi pajak daerah.

b. Realisasi dari anggaran pendapatan pajak daerah yang melebihi

anggaran, dapat dimungkinkan karena adanya kenaikan pungutan

pajak.

2. Ketidak efektifitasan pendapatan pajak daerah dimungkinkan juga karena

hal ini diluar perkiraan pemerintah daerah misalkan adanya kebakaran,

bencana alam atau kondisi ekonomi atau kondisi ekonomi nasional yang

melemah sehingga waib pajak yang seharusnya bisa membayar dan telah

diestimasikan perhitungannya dalam anggaran, tidak dapat memenuhi

kewajibannya.

Maka dari itu perlu peran aktif dari pemerintah daerah untuk terus

meningkatkan kinerja lembaga sektor publik agar pendapatan dari sektor

pajak daerah semakin meningkat.

39

Page 39: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

G. Rasio

Tax

dibanding

diperguna

dalam sua

perolehan

hasil anali

Grafik

SUMBE Grafik

Tabel 7. DAERAH

Kota PekKabupatKota TegKabupatBrebesBatangPemalanAVERAGSUMBER

o Pajak

ratio meru

gkan dengan

akan untuk m

atu negara.

nilai tamb

isis yang ak

7.1 TREN RA

ER: BPK PER

7.2 PERBAN

HASIL ANALISIS RH LKTD

kalongan ten Pekalongangalten Tegal

ngGER : BPK PERWAKILA

upakan pe

n Produk

menilai ting

.PDRB sen

ah dari selu

kan dipapark

ASIO PAJAK

RWAKILAN JA

NDINGAN RA

RASIO PAJAK

200853943435

AN JAWA TENGAH

erbandingan

Domestik

gkat kepatuh

ndiri merup

uruh kegiat

kan dalam b

K ANTAR WA

JAWA TENGA

ASIO PAJAK

2009631043445

40

H (Diolah)

n antara j

Bruto (PD

han pembay

pakan data

tan ekonom

bentuk nomi

AKTU

AH (Diolah)

K ANTAR DA

201063

1043445

ANALISIS RASI

jumlah pen

B) suatu n

yaran pajak

statistik ya

mi di suatu w

inal dan gra

AERAH

2011941664647

O PAJAK

nerimaan

negara.Rasi

oleh masya

ang merang

wilayah. Be

afik:

1 2

pajak

io itu

arakat

gkum

erikut

20121352164759

Page 40: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

SUMBE

Da

poten

dari w

dapat

terten

perba

Daera

suatu

bahwa

Ko

lainny

Pekal

penin

pajakn

denga

karen

ER: BPK PER

ari data dia

nsi pajak (ya

wajib pajak

menggamb

ntu semakin

andingan Pr

ah lebih bes

daerah ting

a rasio paja

ota Tegal m

ya. Namun

ongan ka

ngkatan PDR

nya lebih ti

an peningka

na pajak dae

RWAKILAN JA

atas dapat d

ang dapat d

k itu sendiri

barkan bahw

n tinggi p

roduk Dom

sar dari jum

ggi dan rasi

ak di suatu d

menempati

perkemban

arena, disa

RB tiap tah

inggi penin

atan PDRB

erah menin

JAWA TENGA

dilihat bahw

dilihat melal

i.Jika sema

wa kesadara

pula. Namu

mestik Regi

mlah produk

io pajak sem

daerah terse

rasio paja

ngan paling

amping pe

hunnya, di d

ngkatannya

per tahunny

ngkat jauh l

AH (Diolah)

wa kepatuh

lui PDRB)

akin tinggi

an / kepatuh

un harus d

ional Bruto

k barang dik

makin meni

but semakin

ak tertingg

baik dalam

eningkatan

daerah ini p

dari tahun

ya. Peningk

lebih tinggi

han yang di

dan potesi

rasio pajak

han wajib pa

di telaah k

o (PDRB)

kalikan deng

ingkat, mak

n baik.

gi diantara

m rasio ini

pendapata

perkembang

ke tahun jik

katan Rasio

i dibandingk

igambarkan

membayar

k di sutu da

ajak suatu d

kembali de

nya, jika

gan jasa (PD

ka bisa dika

keenam d

terdapat di

an pajak

gan pemun

ka dibandin

Pajak ini te

kan pening

n dari

pajak

aerah,

daerah

engan

Pajak

DRB)

atakan

daerah

Kota

dan

gutan

ngkan

erjadi

gkatan

41

Page 41: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

PDRB

dan m

H. Pajak

Paj

pendu

pener

Dari d

Pekal

Grafik 8.1 T

SUMBER: B Grafik 8.2 P

Tabel 8. HASIL

Kota PekalongKabupaten PeKota TegalKabupaten TegBrebesBatangPemalangAVERAGESUMBER : BPK

DAERAH

B.Hal ini ter

menerapkan

k Per Kapit

ajak per kap

uduknya.Paj

rimaan pajak

data yang t

ongan adala

TREN RASIO

BPK PERWAK

PERBANDING

L ANALISIS RASIO

gan kalongan

gal

PERWAKILAN JA

LKTD

rjadi dapat

pemunguta

ta

pita merup

jak perkap

k yang diha

telah diolah

ah sebagai b

O PAJAK PER

KILAN JAWA

GAN RASIO

PAJAK PER KAPI

200819,953

4,986 23,448

4,523 3,759 6,649 3,577 9,556

AWA TENGAH (Dio

42

karena pem

an pajak sec

akan pungu

pita merup

asilkan suat

h, gambaran

berikut:

R KAPITA AN

TENGAH (D

PAJAK PER

TA

200920,32

5,01 24,47

4,55 3,68 6,37 3,90 9,76

olah)

RAS

merintah dae

cara efektif d

utan pajak

pakan perb

tu daerah de

n pajak per

NTAR WAKT

iolah)

R KAPITA AN

201025 21,755 18 4,761 71 25,716 57 4,653 85 3,515 74 6,387 00 4,463 61 10,179

SIO PAJAK PER KA

erah telah m

dan efisien.

yang di am

bandingan

engan jumla

kapita di E

TU

NTAR DAERA

20115 32 1 7 6 40 3 6 5 4 7 8 3 5 9 15

APITA

mensosialisa

mbil dari s

antara ju

ah pendudu

Eks-Karesid

AH

2012,817 7,519 0,910 6,746 4,233 8,540 5,125 5,127

asikan

setiap

umlah

uknya.

denan

1

254,176

8,166 55,433

7,336 4,661 9,871 5,588

20,747

Page 42: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

SUMBER: B

Da

kapita

Dima

untuk

kapita

tahun

yang

daerah

perke

menu

wilay

serta m

Pe

poten

prasar

naikn

BPK PERWAK

ari table dan

a di wilayah

ana perkemb

k wilayah k

a menunjuk

n. Hal ini d

berkemba

hnya.Hal in

mbangan p

unjukkan pe

yah di atas, y

masih terlal

rlunya part

nsi pajak ya

rana publik

nya pendapa

KILAN JAWA

n grafik dia

h Eks-Kares

bangan paja

kota Tegal

kkan perkem

disebabkan

ang dan

ni sedikit b

pajak per

eningkatan y

yang dikare

lu bergantun

tisipasi yan

ang ada di

kyang mema

atan pendudu

43

TENGAH (D

atas, dapat d

sidenan Pek

ak per kapit

dan Kota

mbangan ya

oleh perke

diimbangi

berbeda den

kapitanya,

yang signif

enakan kura

ngnya daera

g lebih dar

daerahnya

adahi dapat

uk dan berd

iolah)

dilihat bahw

kalongan ter

tanya di 2 k

Pekalongan

ang sangat

embangan p

dengan

ngan kelim

walaupun

fikan jika d

ang dikemba

ah ini terhad

ri Pemerinta

a. Pengemb

t menjadi s

dampak pad

wa perkemb

rdapat 2 kub

kubu ini san

n, perkemba

memuaska

pengelolaan

peningkata

ma wilayah

n meningka

dibandingka

angkannya

dap pemerin

bangan paja

bu yang ber

ngatlah ber

angan pajak

an dari tahu

n potensi d

an kemand

lainnya di

at namun

an dengan k

potensi wil

ntah pusat.

ak per

rbeda.

rbeda,

k per

un ke

daerah

dirian

imana

tidak

kedua

layah,

ah Daerah

angan fasil

salah satu f

da kenaikan

dalam men

litas, sarana

factor pendo

pajaknya.

nggali

a dan

orong

Page 43: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

I. Ruan

pemer

infras

fleksi

untuk

ruang

fleksi

belanj

ng Fiskal

Ruang fis

rintah untu

struktur.Rua

ilitas yang

k membiaya

g fiskal yan

bilitas yang

janya pada

Grafik 9.1 T

SUMBER: B Grafik 9.2 P

Tabel 11. HASIL ADAERAH LKTD

Kota PekalonganKabupaten PekaKota TegalKabupaten TegaBrebesBatangPemalangAVERAGESUMBER : BPK P

TREN RASIO

BPK PERWAK

PERBANDING

ANALISIS RASIO RU

2n alongan

al

ERWAKILAN JAWA

skal adalah

uk membiay

ang fiskal

dimiliki p

ai kegiatan

ng dimiliki

g dimiliki

kegiatan-ke

O PAJAK PER

KILAN JAWA

GAN RASIO

UANG FISKAL (NOM

2008179,385.00 243,817.00 146,398.00 294,181.00 379,913.00 192,017.00 280,192.00 245,129.00

TENGAH (Diolah)

44

h ketersed

yai kebijak

merupakan

emerintah

n yang me

i suatu dae

oleh peme

egiatan yang

R KAPITA AN

TENGAH (D

PAJAK PER

MINAL)

2009168,981.00 184,131.00 176,380.00 285,820.00 345,109.00 154,850.00 260,113.00 225,054.86

diaan sumb

kan yang d

salah satu

daerah dala

njadi prior

erah, maka

erintah dae

g menjadi p

NTAR WAKT

iolah)

R KAPITA AN

2010164,216 162,690 177,403 260,460 334,797 150,662 233,350 211,939

Ruang Fiskal

ber daya

diinginkan,

u konsep u

am mengal

ritas daerah

akan sem

rah untuk

prioritasnya.

TU

NTAR DAERA

2011.00 21 .00 25 .00 22 .00 41 .00 45 .00 26 .00 35 .71 31

keuangan

biasanya u

untuk meng

okasikan A

h.Semakin

makin besar

mengaloka

.

AH

(DALAM

6,833.00 2,160.00 4,631.00 5,211.00 4,474.00 7,974.00 8,354.00 2,805.29

bagi

untuk

gukur

APBD

besar

pula

asikan

JUTAAN)

2012290,186.00 357,212.00 282,053.00 484,205.00 573,774.00 320,475.00 440,028.00 392,561.86

Page 44: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

SUMBER: B

tiap-ti

dapat

yang

Fiskal

seben

terseb

moda

yang

penam

demi

ini d

penge

KESIMPU

BPK PERWAK

Dari table

iap daerah m

dilihat dari

terdapat d

l yang masi

narnya mem

but ke dalam

al yang dap

dapat dima

mbahan mo

kemajuan d

dapat menja

embangan in

ULAN, KE

KILAN JAWA

dan diagra

memiliki tin

i hasil yang

di Eks-Kare

ih sangat fle

mbuka pelu

m bermacam

pat berguna

aksimalkan

odal bagi U

daerahnya.R

adi suatu

nfrastruktur

ETERBATA

45

TENGAH (D

am diatas,

ngkat fleksib

tertera di ta

esidenan Pe

eksibel. Ru

uang Pemd

m-macam ke

a untuk pem

n lagi seper

UKM ataupu

Ruang fiskal

masukkan

r daerahnya

ASAN, SAR

iolah)

dapat dilih

bilitas yang

able 9, bahw

ekalongan i

ang fiskal y

da untuk da

ebutuhan be

mbangunan

rti untuk pe

un pembang

l yang masi

bagi pem

a.

hat bahwa

g masih cuk

wa di masin

ini masih m

yang masih

apat menga

elanjanya. T

dan penge

engembang

gunan saran

ih fleksibel u

merintah dae

fleksibilitas

kup tinggi, h

ng-masing d

memiliki R

sangat ting

alokasikan

Terutama be

embangan d

gan ikon da

na-sarana p

untuk digun

erah dalam

s dari

hal ini

daerah

Ruang

ggi ini

dana

elanja

daeah

aerah,

public

nakan

m hal

RAN

Page 45: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Dari analisis serta pembahasan terhadap revenue capacity di Eks-Karesidenan

Pekalongan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Revenue capacity di wilayah kabupaten/kota di Eks-Karesidenan Pekalongan

secara umum belum mandiri secara keuangan, walaupun terjadi peningkatan

dari tahun ke tahun namun peningkatannya masilah sangat minim, karena

pemerintah daerah masih terlalu mengandalkan biaya transfer dari pemerintah

pusat, yang dapat dilihat dari angka ketergantungan keuangan yang tinggi.

Hal ini juga dapat dibuktikan dari hasil rasio derajat desentralisasi, rasio

ketergantungan keuangan daerah, dan rasio kemandirian keuangan daerah

yang menunjukkan bahwa angka ketergantungan pemerintah daerah akan

biaya transfer masih tinggi. Perlu adanya pengembangan potensi daerah yang

lebih baik lagi, agar pendapatan asli daerah meningkat dan ketergantungan

akan biaya transfer menurun dan tercapailah kemandirian daerah.

Realisasi anggaran pendapatan Pemerintah Kabupaten/Kota se Eks-

Karesidenan Pekalongan sudah cukup efektif. Efektif dapat dilihat

berdasarkan rasio efektifitas PAD dan efektifitas pajak. Walaupun tingkat

keefekifan pendapatan yang terjadidi Pemerintah Kabupaten/Kota se Eks-

Karesidenan Pekalongantidak terlalu tinggi, namun Pemerintah

Kabupaten/Kota se Eks-Karesidenan Pekalongan dapat terus mengontrol

keefisienan anggarannya dengan baik. Terlihat dari realisasi anggaran

pendapatan pemerintah Kabupaten/Kota se Eks-Karesidenan Pekalongan

lebih rendah dibandingkan dengan anggaran pendapatannya. Sehingga

46

Page 46: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

pemerintah Kabupaten/Kota se Eks Karesidenan Pekalongan menggunakan

anggaran pendapatnnya dengan efisien.

Kapasitas pendapatan (Revenue Capacity) kabupaten/kota di wilayah Eks-

Karesidenan Pekalonganterkait efektifitas pemungutan pajaknya, belum

efisien dalam pemungutan pajaknya hal ini nampak dari masih sangat

kecilnya selisih anggaran dengan realisasi efisiensi pajak serta berhubungan

langsung dengan pajak maupun rasio pajak per kapita belum optimal.

Kualitas dari penerimaan PAD di wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan

masih sangat perlu dikembangkan lagi agar pendapatan dari sektor pajak

semakin meningkat.

Pertumbuhan pendapatan di wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan dapat

dikategorikan baik, pertumbuhan pendapatan yang baik ini disebabkan oleh

adanya peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun di seluruh wilayah Eks

Karesidenan Pekalongan yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya

realisasi pendapatam dari tahun ke tahun.

Masih cukup tingginya ketersediaan sumber daya keuangan di hampir seluruh

wilayah Eks Karesidenan Pekalongan pada tiap tahunnya, membuat wilayah

ini memiliki ruang fiskal dengan tingkat fleksibilitas yang cukup baik dimana

masih tersedianya ruang fiskal ini hendaknya mampu untuk membiayai

kebutuhan infrastruktur daerah telah ditetapkan yang menjadi prioritas

daerah.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pertama, kurangnya data yang

tidak tersedia pada laporan keuangan berupa data pengestimasian biaya pajak dan

47

Page 47: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

pendapatan asli daerah guna menghitung efektifitas dari masing-masing rasio,

yang nantinya bisa menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.Kedua, hasil

penelitian hanya terbatas pada beberapa tools / alat analisis (Analisis Variasi,

Drajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas

dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Rasio Efektifitas dan Efisiensi

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pajak Daerah,

Rasio Pajak, Rasio Pajak per Kapita, dan Ruang Fiskal) sehingga kesimpulan

yang didapat hanya terbatas pada alat-alat analisis tersebut, yang digunakan untuk

menggambarkan revenue capacity di Eks-Karesidenan Pekalongan. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan ini masih berada dalam tahap analisis deskriptif

kualitatif, untuk penelitian-penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengunakan

metode analisis kuantitatif atau inferensial sehingga bisa didapatkan analisis yang

lebih mendalam.Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat ditambahkan

dengan menggunakan uji statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis

grafik-grafik yang telah dihitung, sehingga dapat dianalisis dengan lebih akurat.

48

Page 48: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

DAFTAR PUSTAKA

Ariana, Hermawati , Suharyono & Deviyanti, Dwi Risma., 2013, Analisis

Pendapatan dan Belanja Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Kutai

Timur. 2013.

Aswandi, H, & Kuncoro, M, 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan : Studi

Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, 17(1), 27-45.

Bowman, W.2011.“Financial Capacity and Sustainability of Ordinary

Nonprofits.”Nonprofit Management and Leadership.Vol. 22, No.

1.DePaul University.

Darise, Nurlan. 2007. “ Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD)”, PT. Indeks . Jakarta

Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik).

Jakarta: Penerbit Indeks.

DJPK (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan), 2011. Deskripsi dan Analisis

APBD 2011.www.djpk.depkeu.go.id, diakses 25 Oktober 2013

DJPK (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan), 2012. Deskripsi dan Analisis

APBD 2012.www.djpk.depkeu.go.id, diakses 25 Oktober 2013

DJPK (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan), 2013. Deskripsi dan Analisis

APBD 2013.www.djpk.depkeu.go.id, diakses 25 Oktober 2013

49

Page 49: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Dwirandra, A.A.N.B. 2007. “Efektivitas dan Kemandirian Keuangan Daerah

Otonom Kabupaten/kota di Propinsi Bali tahun 2002 – 2006 ”, Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana

Gribaldi.(2008). Otonomi Daerah dan Paradigma Baru Penyusunan APBD.

Diakses pada 11 Mei 2012 dari Jurnal online Fisip Unbara Web:

http://jod- fisipunbara.blogspot.com/2012/05/otonomi-daerah-dan-

paradigma- baru.html.

Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Nazara, Suahasil dan Nurkholis. 2006. “Evalasi Pemekaran Wilayah

Kabupaten/Kota di Indonesia dalam Era Desentralisasi.” Jurnal Kajian

Ekonomi, Vol 15 No. 2 Universitas Sriwijaya. Palembang.

Sudarwanto, A.2013. Analisis APBD Tahun 2012.Jurnal STIE Semarang Vol. 15,

No. 1, Februari. STIE Semarang, Semarang.

Lembaran.Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah.

________.Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah.

________.Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang

Otonomi Daerah.

50

Page 50: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Varianingsih, E. 2009.“Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Fiskal Di

Provinsi Jawa Timur.”Jurnal Perencanaan Wilayah dan Pembangunan,

Vol. 1, No. 1, November. Universiras Jember, Jember.

51

Page 51: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

LAMPIRAN

Tabel 1.1 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 373,910,180,222.20 387,668,406,686.00 103.68 387,487,454,476.00 398,167,332,089.84 102.76Kabupaten Pekalongan 650,951,225,443.00 673,897,573,148.50 103.53 662,943,246,583.00 673,743,830,890.00 101.63Kota Tegal 376,414,892,000.00 386,753,820,659.00 102.75 401,590,174,000.00 425,054,834,668.00 105.84Kabupaten Tegal 798,776,270,469.00 803,964,788,339.00 100.65 842,322,775,000.00 861,170,789,604.00 102.24Brebes 911,845,604,000.00 924,633,897,563.00 101.40 983,945,741,000.00 966,663,521,421.00 98.24Batang 560,858,863,000.00 579,900,101,435.00 103.4 597,931,314,725.48 616,827,817,969.48 103.16Pemalang 728,278,846,000.00 756,910,319,097.00 103.93 793,640,142,000.00 829,074,218,989.00 104.46

2008 2009 Jumlah PENDAPATAN

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 413,703,289,374.00 417,191,612,086.51 100.84 493,860,254,838.00 509,929,023,924.16 103.25Kabupaten Pekalongan 758,436,134,553.00 749,729,368,692.00 98.85 924,915,870,022.00 923,341,295,989.00 99.83Kota Tegal 456,648,564,000.00 460,931,044,657.00 100.94 535,939,352,000.00 547,717,521,845.00 102.2Kabupaten Tegal 958,794,549,050.00 946,107,093,229.00 98.68 1,189,543,530,000.00 1,204,377,843,853.00 101.25Brebes 1,167,862,426,000.00 1,103,002,987,832.00 94.45 1,376,669,799,000.00 1,315,223,944,822.00 95.54Batang 637,420,654,000.00 644,772,288,739.00 101.15 797,306,381,736.00 820,066,813,501.00 102.85Pemalang 910,512,675,000.00 933,713,817,185.00 102.55 1,174,141,779,500.00 1,188,521,215,764.00 101.22

2010 2011 Jumlah PENDAPATAN

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 583,105,910,000.00 614,166,700,431.49 105.33Kabupaten Pekalongan 1,097,705,781,288.00 1,114,533,218,906.00 101.53Kota Tegal 630,258,992,000.00 650,805,263,874.00 103.26Kabupaten Tegal 335,598,003,000.00 1,354,747,858,729.00 101.43Brebes 1,570,670,462,000.00 1,567,078,034,277.00 99.77Batang 919,544,714,193.00 933,943,656,710.00 101.57Pemalang 1,320,837,918,000.00 1,344,382,614,412.00 101.78

2012 Jumlah PENDAPATAN

Tabel 1.2PENDAPATAN PAJAK DAERAH EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 9,408,500,000.00 10,175,694,756.00 108.15 10,118,800,000.00 11,070,204,543.00 109.4 11,495,000,000.00 12,349,969,739.00 107.44Kabupaten Pekalongan 8,775,816,000.00 9,522,186,889.00 108.5 9,364,169,000.00 10,193,309,783.00 108.85 10,983,929,000.00 10,686,457,193.00 97.29Kota Tegal 8,776,628,000.00 10,694,367,216.00 121.85 10,741,460,000.00 11,910,295,123.00 110.88 12,576,200,000.00 13,100,645,761.00 104.17Kabupaten Tegal 13,486,757,000.00 13,210,709,518.00 97.95 14,472,696,000.00 14,045,892,624.00 97.05 16,606,568,000.00 14,464,434,976.00 87.1Brebes 13,002,998,000.00 14,630,524,271.00 112.52 14,226,906,000.00 15,405,412,677.00 108.28 14,576,008,000.00 16,180,865,052.00 111.01Batang 7,624,135,100.00 9,112,036,901.00 119.52 8,417,830,630.00 9,102,024,148.00 108.13 9,721,570,008.00 10,055,788,374.00 104.8Pemalang 8,669,000,000.00 10,324,670,535.00 119.1 10,596,000,000.00 11,782,513,235.00 111.2 12,117,250,000.00 12,969,956,160.00 107.04

2008 2009 2010 Pendapatan Pajak Daerah

52

Page 52: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 16,115,245,000.00 19,911,975,754.00 123.56 20,095,000,000.00 30,601,965,489.00 152.29Kabupaten Pekalongan 13,002,779,000.00 15,090,373,142.00 116.05 15,241,800,000.00 17,630,310,970.00 115.67Kota Tegal 20,505,714,000.00 20,891,263,399.00 101.88 25,119,984,000.00 29,255,081,307.00 116.46Kabupaten Tegal 23,355,103,000.00 21,861,380,343.00 93.6 21,455,654,500.00 25,223,739,265.00 117.56Brebes 17,700,000,000.00 20,958,214,041.00 118.41 22,415,050,000.00 24,104,116,911.00 107.54Batang 12,485,964,661.00 14,380,058,531.00 115.17 14,276,640,000.00 17,246,379,938.00 120.8Pemalang 14,286,750,000.00 15,848,285,530.00 110.93 16,491,000,000.00 18,171,988,828.00 110.19

2011 2012 Pendapatan Pajak Daerah

Tabel 1.3PENDAPATAN RETRIBUSI DAERAH EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 6,501,805,100.00 7,638,401,582.00 117.48 7,257,181,550.00 8,373,086,120.00 115.38 13,114,480,300.00 13,647,054,436.00 104.06Kabupaten Pekalongan 24,343,777,132.00 36,266,653,562.00 148.98 34,038,085,025.00 40,969,783,810.00 120.36 51,842,100,250.00 48,127,352,464.00 92.83Kota Tegal 33,714,004,000.00 40,043,850,644.00 118.78 8,042,171,000.00 9,419,114,922.00 117.12 9,214,332,000.00 9,577,857,963.00 103.95Kabupaten Tegal 36,154,115,500.00 31,303,155,208.00 86.58 8,801,902,000.00 10,166,068,540.00 115.5 9,807,854,000.00 10,184,459,417.00 103.84Brebes 32,150,356,000.00 26,719,501,739.00 83.11 42,245,014,000.00 39,384,119,604.00 93.23 42,832,986,000.00 32,901,913,698.00 76.81Batang 20,046,202,200.00 20,811,791,556.00 103.82 20,897,924,700.00 22,764,685,984.00 108.93 31,407,259,000.00 24,687,956,366.00 84.5Pemalang 30,041,211,000.00 35,497,456,899.00 118.16 32,030,001,000.00 39,554,382,955.00 123.49 39,256,920,000.00 44,575,329,393.00 113.55

2008 2009 2010Pendapatan Retribusi Daerah

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 14,288,651,725.00 14,938,110,280.00 104.55 16,664,581,000.00 17,720,265,651.00 106.33Kabupaten Pekalongan 54,339,585,581.00 5,876,290,304.00 108.16 24,324,515,000.00 23,129,015,003.00 95.09Kota Tegal 11,701,288,000.00 14,112,315,105.00 120.61 17,867,999,000.00 19,825,520,624.00 110.96Kabupaten Tegal 12,025,875,200.00 11,955,383,843.00 99.75 17,591,611,500.00 17,145,743,673.00 97.47Brebes 24,184,805,000.00 13,912,003,977.00 57.52 16,846,485,000.00 16,591,924,042.00 98.49Batang 33,478,828,015.00 29,644,279,421.00 88.55 16,214,830,090.00 16,303,639,041.00 100.55Pemalang 42,430,000,000.00 42,209,502,954.00 99.48 18,044,875,000.00 20,128,359,440.00 111.55

2011 2012Pendapatan Retribusi Daerah

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.4PENDAPATAN HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN DAERAH EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 1,039,219,692.00 1,039,219,692.00 100 1,246,333,973.00 1,542,836,449.00 123.79 1,441,427,052.00 1,441,402,521.00 100Kabupaten Pekalongan 1,730,228,187.00 1,773,502,363.00 102.5 2,195,383,125.00 2,273,442,155.00 103.56 2,183,145,000.00 2,201,201,653.00 100.83Kota Tegal 730,673,000.00 727,649,271.00 99.59 723,683,000.00 710,733,750.00 98.21 675,280,000.00 675,280,427.00 100Kabupaten Tegal 3,583,187,000.00 3,714,992,223.00 103.68 3,592,406,000.00 4,450,245,848.00 123.88 4,405,341,000.00 4,316,292,686.00 97.98Brebes 2,331,456,000.00 2,497,471,575.00 107.12 2,432,763,000.00 2,304,464,964.00 94.73 2,241,782,000.00 2,286,562,123.00 102Batang 1,156,422,724.00 1,156,422,724.00 100 1,300,445,772.00 1,409,925,876.00 108.42 1,460,791,962.00 2,676,427,782.00 183.22Pemalang 3,238,858,000.00 3,668,628,919.00 113.27 5,494,290,000.00 5,780,559,510.00 105.21 5,274,101,000.00 5,305,677,515.00 100.6

2008 2009 2010 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang dipisahkan Daerah

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 1,834,436,365.00 2,199,436,365.00 119.9 2,563,571,000.00 2,840,895,097.00 110.82Kabupaten Pekalongan 2,193,407,750.00 1,968,832,954.00 89.76 4,170,676,369.00 4,168,153,169.00 99.94Kota Tegal 2,001,321,000.00 1,930,051,843.00 96.44 4,570,754,000.00 4,570,754,244.00 100Kabupaten Tegal 4,405,341,000.00 470,817,950.00 101.49 9,361,658,000.00 9,462,611,250.00 101.08Brebes 2,749,479,000.00 2,766,289,228.00 100.61 2,835,422,000.00 3,209,343,841.00 113.19Batang 3,267,491,624.00 3,267,693,623.00 100.01 5,739,622,256.00 5,367,435,011.00 93.51Pemalang 6,120,464,000.00 8,780,070,155.00 143.45 9,718,175,000.00 9,716,177,698.00 99.98

2011 2012 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang dipisahkan Daerah

53

Page 53: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Tabel 1.5 PENDAPATAN LAIN-LAIN YANG SAH EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 4,888,549,000.00 6,734,343,166.00 137.76 8,716,663,980.00 11,252,048,675.84 129.09 16,344,653,700.00 20,057,280,640.51 122.71Kabupaten Pekalongan 5,113,457,000.00 7,716,437,941.50 150.9 6,262,077,000.00 5,031,783,894.00 80.35 8,654,293,000.00 6,565,227,719.00 75.86Kota Tegal 17,717,084,000.00 18,101,376,585.00 102.17 55,409,397,000.00 68,800,732,795.00 124.17 72,315,330,000.00 77,968,083,261.00 107.82Kabupaten Tegal 8,944,813,326.00 10,925,782,083.00 122.15 40,607,665,000.00 42,197,387,624.00 103.91 46,863,341,000.00 44,097,588,289.00 94.1Brebes 21,010,000,000.00 28,226,447,784.00 134.35 15,181,000,000.00 23,181,023,968.00 152.7 15,222,750,000.00 19,655,963,732.00 129.12Batang 7,198,027,976.00 10,112,463,687.00 140.49 11,324,964,540.48 11,336,966,151.48 100.37 7,938,919,081.00 8,001,517,066.00 100.79Pemalang 11,799,929,000.00 17,246,722,854.00 146.16 21,750,974,000.00 24,710,877,888.00 113.57 13,962,465,000.00 13,590,082,153.00 97.33

Lain2 PAD yang SAH 2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 24,752,496,700.00 26,295,455,218.16 106.23 29,521,997,000.00 40,042,660,073.49 135.64Kabupaten Pekalongan 8,681,808,000.00 5,527,373,469.00 63.67 64,589,772,055.00 69,865,886,760.00 108.17Kota Tegal 79,570,470,000.00 80,310,660,294.00 100.93 93,638,848,000.00 103,011,671,721.00 110.01Kabupaten Tegal 48,463,271,800.00 51,805,692,326.00 106.9 53,081,484,000.00 66,909,525,869.00 126.05Brebes 43,162,850,000.00 40,639,344,795.00 94.15 67,932,384,000.00 57,901,473,211.00 85.23Batang 8,404,771,913.00 12,862,997,456.00 153.04 38,929,339,152.00 45,802,595,525.00 117.66Pemalang 15,012,162,000.00 12,839,684,620.00 85.53 37,567,822,000.00 49,934,681,948.00 132.92

Lain2 PAD yang SAH 2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.6JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 21,838,073,792.00 25,587,659,196.00 117.17 27,338,979,503.00 32,238,175,787.84 117.92 42,395,561,052.00 47,495,707,336.51 112.03Kabupaten Pekalongan 39,963,278,319.00 55,278,780,755.50 138.32 51,859,714,150.00 58,468,319,642.00 112.74 73,663,467,250.00 67,580,239,029.00 91.74Kota Tegal 60,938,389,000.00 69,567,243,716.00 114.16 74,916,711,000.00 90,840,876,590.00 121.26 94,781,142,000.00 101,321,867,412.00 106.9Kabupaten Tegal 62,168,872,826.00 59,154,639,032.00 95.15 67,474,669,000.00 70,859,594,636.00 105.02 77,683,104,000.00 73,062,775,368.00 94.05Brebes 68,494,810,000.00 72,073,940,000.00 105.23 74,085,685,000.00 80,275,021,213.00 108.35 74,873,526,000.00 71,025,304,605.00 94.86Batang 36,024,788,000.00 41,192,714,868.00 114.35 41,941,165,642.48 44,643,602,159.48 106.44 50,528,539,851.00 45,421,689,588.00 89.89Pemalang 53,748,798,000.00 66,737,479,207.00 124.17 69,871,265,000.00 81,819,333,588.00 117.1 70,610,736,000.00 76,441,045,221.00 108.26

Jumlah PAD2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 56,990,829,790.00 63,344,977,617.16 111.15 68,845,149,000.00 91,205,786,310.49 132.48Kabupaten Pekalongan 78,217,580,331.00 81,362,869,869.00 104.02 108,326,763,424.00 114,793,365,902.00 105.97Kota Tegal 113,778,733,000.00 117,244,290,641.00 103.05 141,197,585,000.00 156,663,027,896.00 110.95Kabupaten Tegal 88,249,591,000.00 90,133,274,468.00 102.13 101,490,408,000.00 118,741,620,057.00 117Brebes 87,797,134,000.00 78,275,852,041.00 89.16 110,029,341,000.00 101,806,858,005.00 92.53Batang 57,637,056,213.00 60,155,029,031.00 104.37 75,160,471,498.00 84,720,049,515.00 112.72Pemalang 77,849,376,000.00 79,677,543,259.00 102.35 81,821,872,000.00 97,951,207,914.00 119.71

Jumlah PAD2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.7JUMLAH DANA PERIMBANGAN EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 322,754,415,605.20 325,082,674,833.00 100.72 331,739,737,122.00 332,018,657,836.00 100.08 316,244,963,942.00 317,579,264,300.00 100.42Kabupaten Pekalongan 552,230,627,000.00 563,069,985,047.00 101.96 571,734,968,000.00 567,654,080,284.00 99.29 591,198,296,000.00 592,088,962,367.00 100.15Kota Tegal 290,538,340,000.00 291,459,720,946.00 100.32 302,695,479,000.00 303,728,258,830.00 100.34 298,955,719,000.00 296,502,755,004.00 99.18Kabupaten Tegal 673,694,134,918.00 675,775,409,534.00 100.31 722,507,787,000.00 716,802,303,086.00 99.21 761,224,241,050.00 748,836,579,376.00 98.37Brebes 842,640,794,000.00 814,550,287,589.00 96.67 805,428,227,000.00 807,183,028,688.00 100.22 857,541,887,000.00 867,014,668,437.00 101.1Batang 483,091,610,000.00 491,714,097,395.00 101.78 517,092,432,429.00 521,237,716,017.00 100.80 491,875,743,989.00 503,871,858,542.00 102.44Pemalang 621,476,077,000.00 631,081,770,628.00 101.55 680,608,113,000.00 685,823,813,995.00 100.77 721,548,342,000.00 728,760,540,210.00 101

Jumlah DANA PERIMBANGAN2008 2009 2010

54

Page 54: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 343,561,517,638.00 345,126,955,026.00 100.46 407,825,360,000.00 410,000,288,280.00 100.53Kabupaten Pekalongan 650,232,690,000.00 649,099,166,215.00 99.83 788,721,271,900.00 790,944,567,807.00 100.28Kota Tegal 311,177,908,000.00 312,561,579,536.00 100.44 392,377,692,000.00 394,762,935,687.00 100.61Kabupaten Tegal 809,292,209,000.00 812,994,683,808.00 100.46 991,281,731,000.00 990,985,676,819.00 99.97Brebes 926,559,662,000.00 992,817,611,612.00 99.6 1,132,274,616,000.00 1,127,360,755,843.00 99.57Batang 563,675,592,193.00 573,026,906,695.00 101.66 673,633,032,518.00 677,708,142,613.00 100.6Pemalang 779,721,384,000.00 781,421,087,284.00 100.22 962,599,219,000.00 965,594,442,210.00 100.31

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.8DANA BAGI HASIL PAJAK EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 21,733,133,702.00 25,272,097,294.00 113.28 26,828,082,122.00 27,471,400,157.00 102.4 28,104,044,579.00 29,468,791,157.00 104.86Kabupaten Pekalongan 27,759,654,000.00 38,486,738,461.00 138.64 34,977,483,000.00 31,248,838,024.00 89.34 36,477,483,000.00 37,657,101,595.00 103.23Kota Tegal 21,949,150,000.00 23,152,593,407.00 105.48 22,209,200,000.00 23,585,575,151.00 106.2 29,110,304,000.00 26,702,932,861.00 91.73Kabupaten Tegal 36,891,747,541.00 39,191,967,225.00 106.24 44,807,929,092.00 40,876,933,588.00 87.33 53,907,282,758.00 45,999,593,710.00 85.33Brebes 46,325,069,000.00 49,286,673,871.00 106.39 48,665,954,000.00 50,403,405,838.00 103.57 51,516,906,000.00 60,923,568,246.00 118.26Batang 25,019,030,000.00 33,276,210,879.00 133 31,409,389,867.00 35,448,606,180.00 112.86 30,354,437,626.00 41,749,904,928.00 137.54Pemalang 32,635,720,000.00 42,010,639,398.00 128.73 35,500,000,000.00 40,793,476,574.00 114.91 38,827,000,000.00 46,091,738,018.00 118.71

DANA BAGI HASIL PAJAK 2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 24,651,986,355.00 26,195,677,309.00 106.26 32,460,241,000.00 34,567,253,772.00 106.49Kabupaten Pekalongan 32,033,825,000.00 30,970,429,846.00 96.68 32,141,757,900.00 34,231,045,396.00 106.5Kota Tegal 21,413,970,000.00 22,783,445,819.00 106.4 26,184,341,000.00 28,473,142,179.00 108.74Kabupaten Tegal 39,706,486,000.00 42,815,800,677.00 107.83 48,956,215,000.00 47,754,850,652.00 97.55Brebes 59,394,272,000.00 55,993,987,690.00 94.28 65,176,153,000.00 60,418,704,712.00 92.7Batang 33,621,188,910.00 42,180,292,865.00 125.46 35,666,601,076.00 38,781,980,095.00 108.73Pemalang 38,463,950,000.00 40,158,661,823.00 104.41 41,255,967,000.00 43,667,707,891.00 105.85

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.9DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK (SDA) EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 1,824,491,903.20 613,787,539.00 33.64 840,385,000.00 481,426,679.00 57.29 559,850,363.00 529,404,143.00 94.56Kabupaten Pekalongan 546,882,000.00 659,155,586.00 120.53 836,235,000.00 491,800,260.00 58.81 836,235,000.00 547,282,772.00 65.45Kota Tegal 895,850,000.00 613,787,539.00 68.51 825,022,000.00 481,426,679.00 58.35 575,097,000.00 529,504,143.00 92.07Kabupaten Tegal 1,874,257,377.00 1,655,312,279.00 88.32 4,432,287,908.00 4,668,087,498.00 105.32 4,403,976,292.00 3,792,003,666.00 86.1Brebes 972,400,000.00 1,383,318,917.00 142.26 930,413,000.00 960,680,850.00 103.25 930,413,000.00 996,532,191.00 107.11Batang 929,700,000.00 1,295,010,516.00 139.29 899,704,562.00 1,005,771,837.00 111.79 570,140,363.00 1,170,787,614.00 205.35Pemalang 1,104,670,000.00 1,274,144,230.00 115.34 960,047,000.00 882,271,421.00 91.9 1,165,550,000.00 1,113,010,192.00 95.49

DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK (SDA) 2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 704,801,283.00 726,547,717.00 103.09 848,043,000.00 915,958,508.00 108.01Kabupaten Pekalongan 836,235,000.00 766,043,169.00 91.61 836,235,000.00 970,243,411.00 116.03Kota Tegal 712,352,000.00 726,547,717.00 101.99 819,516,000.00 915,958,508.00 111.77Kabupaten Tegal 4,472,930,000.00 5,066,490,131.00 113.27 7,201,732,000.00 8,107,042,167.00 112.57Brebes 1,154,125,000.00 1,319,186,922.00 114.3 1,596,115,000.00 1,439,703,131.00 90.2Batang 704,801,283.00 1,497,011,830.00 212.4 6,054,492,442.00 7,014,223,518.00 115.85Pemalang 1,363,240,000.00 1,368,431,461.00 100.38 1,311,000,000.00 1,894,482,319.00 144.51

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.10DANA ALOKASI UMUM EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

55

Page 55: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 264,051,790,000.00 264,051,790,000.00 100 265,366,270,000.00 265,360,831,000.00 100 266,792,669,000.00 266,792,669,000.00 100Kabupaten Pekalongan 465,324,091,000.00 465,324,091,000.00 100 475,256,250,000.00 475,248,442,000.00 100 490,039,078,000.00 490,039,078,000.00 99.99Kota Tegal 236,194,340,000.00 236,194,340,000.00 100 241,785,257,000.00 241,785,257,000.00 100 244,580,648,000.00 244,580,618,000.00 100Kabupaten Tegal 606,452,130,000.00 606,452,130,000.00 100 624,991,570,000.00 624,981,282,000.00 100 640,042,082,000.00 640,042,082,000.00 100Brebes 716,426,000,000.00 716,426,703,000.00 100 716,602,860.00 7,165,899,420.00 100 738,270,368,000.00 738,270,368,000.00 100Batang 401,574,880,000.00 401,574,876,000.00 100 416,406,338,000.00 416,406,338,000.00 100 414,493,766,000.00 414,493,766,000.00 100Pemalang 577,864,687,000.00 577,864,687,000.00 100 609,478,066,000.00 609,478,066,000.00 100 619,895,592,000.00 619,895,592,000.00 100

DANA ALOKASI UMUM2008 2009 2010

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 293,530,030,000.00 29,353,030,000.00 100 347,390,356,000.00 347,390,356,000.00 100Kabupaten Pekalongan 553,660,093,000.00 553,660,093,000.00 100 678,713,899,000.00 678,713,899,000.00 100Kota Tegal 265,483,086,000.00 265,483,086,000.00 100 334,819,065,000.00 334,819,065,000.00 100Kabupaten Tegal 703,779,493,000.00 703,779,493,000.00 100 860,568,434,000.00 860,568,434,000.00 100Brebes 800,671,665,000.00 800,182,837,000.00 99.94 981,051,188,000.00 981,051,188,000.00 100Batang 472,130,602,000.00 472,130,602,000.00 100 577,238,039,000.00 577,238,039,000.00 100Pemalang 672,429,594,000.00 672,429,594,000.00 100 827,163,222,000.00 827,163,222,000.00 100

2011 2012

Tabel 1.11DANA ALOKASI KHUSUS EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 35,145,000,000.00 35,145,000,000.00 100 38,705,000,000.00 38,705,000,000.00 100 20,788,400,000.00 20,788,400,000.00 100Kabupaten Pekalongan 58,600,000,000.00 58,600,000,000.00 100 60,665,000,000.00 60,665,000,000.00 100 63,845,500,000.00 63,845,500,000.00 100Kota Tegal 31,499,000,000.00 31,499,000,000.00 100 37,876,000,000.00 37,876,000,000.00 100 24,689,700,000.00 24,689,700,000.00 100Kabupaten Tegal 28,476,000,000.00 28,476,000,000.00 100 46,276,000,000.00 46,276,000,000.00 100 62,870,900,000.00 59,002,900,000.00 93.85Brebes 10,334,000,000.00 10,334,000,000.00 100 39,229,000,000.00 39,229,000,000.00 100 66,824,200,000.00 66,824,200,000.00 100Batang 55,568,000,000.00 55,568,000,000.00 100 68,377,000,000.00 68,377,000,000.00 100 46,457,400,000.00 46,457,400,000.00 100Pemalang 9,871,000,000.00 9,932,300,000.00 100.62 34,670,000,000.00 34,670,000,000.00 100 61,660,200,000.00 61,660,200,000.00 100

DANA ALOKASI KHUSUS 2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 24,674,700,000.00 24,674,700,000.00 100 27,126,720,000.00 27,126,720,000.00 100Kabupaten Pekalongan 63,702,600,000.00 63,702,600,000.00 100 77,029,380,000.00 77,029,380,000.00 100Kota Tegal 23,568,500,000.00 23,568,500,000.00 100 30,554,770,000.00 30,554,770,000.00 100Kabupaten Tegal 61,333,300,000.00 61,332,900,000.00 100 74,555,350,000.00 74,555,350,000.00 100Brebes 65,339,600,000.00 65,321,600,000.00 99.97 84,451,160,000.00 84,451,160,000.00 100Batang 57,219,000,000.00 57,219,000,000.00 100 54,673,900,000.00 54,673,900,000.00 100Pemalang 67,464,600,000.00 67,464,400,000.00 100 92,869,030,000.00 92,869,030,000.00 100

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.12DANA PENYESUAIAN EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 4,578,614,200.00 4,578,619,600.00 100 - 4,120,500,000.00 0 20,456,160,400.00 20,611,460,400.00 100.76Kabupaten Pekalongan 22,036,414,000.00 9,038,618,000.00 41.02 4,752,804,000.00 11,466,675,000.00 241.26 51,230,102,800.00 47,011,048,800.00 91.76Kota Tegal 2,670,530,000.00 2,670,530,200.00 100 - 4,959,975,000.00 0 35,453,713,000.00 34,979,039,042.00 98.66Kabupaten Tegal 11,176,869,600.00 11,176,869,600.00 100 - 20,676,300,000.00 0 53,573,529,000.00 56,492,754,000.00 105.449Brebes 11,499,722,000.00 - 49,990,280,000.00 20,743,950.00 41.5 138,118,265,000.00 71,389,315,600.00 51.69Batang - - - - 0 51,774,224,400.00 52,912,724,400.00 102.20Pemalang 9,488,185,000.00 9,488,185,200.00 100 - 15,079,800,000.00 0 63,079,842,000.00 71,931,467,200.00 114.03

2008 2009 2010 Jumlah LAINNYA (DANA PENYESUAIAN)

56

Page 56: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 32,497,375,690.00 40,646,559,561.00 125.08 37,789,607,000.00 44,314,831,840.00 117.27Kabupaten Pekalongan 56,640,629,251.00 66,395,774,265.00 117.22 70,748,713,964.00 78,886,253,197.00 111.5Kota Tegal 14,831,179,000.00 21,926,193,788.00 147.84 27,485,044,000.00 30,593,129,291.00 111.31Kabupaten Tegal 36,408,741,000.00 49,670,056,637.00 136.42 65,078,133,000.00 67,310,045,613.00 103.43Brebes 45,000,000,000.00 56,527,721,094.00 125.62 62,538,168,000.00 729,168,996,545.00 116.6Batang 21,008,288,450.00 31,852,632,895.00 151.62 39,966,157,177.00 40,738,461,582.00 101.93Pemalang 32,173,193,000.00 43,312,693,151.00 134.62 51,949,005,000.00 58,095,607,546.00 111.83

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.13JUMLAH TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 24,739,076,625.00 27,919,453,057.00 112.86 28,408,737,851.00 29,789,998,466.00 104.86 33,606,603,980.00 31,505,180,050.00 93.75Kabupaten Pekalongan 33,720,906,124.00 36,510,189,346.00 108.27 34,595,760,433.00 36,154,755,964.00 104.51 42,290,268,503.00 43,049,118,496.00 101.79Kota Tegal 11,331,301,000.00 12,259,993,047.00 108.2 14,795,434,000.00 16,458,174,248.00 111.24 15,144,549,000.00 15,839,172,199.00 104.59Kabupaten Tegal 51,630,023,125.00 55,280,159,298.00 107.07 32,936,007,000.00 35,916,635,384.00 109.05 33,248,462,000.00 34,650,563,305.00 104.22Brebes 57,083,603,000.00 37,119,597,801.00 65.03 54,441,549,000.00 58,461,521,520.00 107.38 72,736,200,000.00 71,260,712,922.00 97.97Batang 37,088,499,000.00 41,060,668,972.00 110.71 38,897,716,654.00 40,462,045,200.00 104.02 42,242,145,760.00 42,116,016,209.00 99.70Pemalang 22,320,543,000.00 25,818,873,147.00 115.67 27,784,614,000.00 31,121,931,021.00 112.01 29,418,434,000.00 30,699,566,794.00 104.35

JUMLAH TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 32,497,375,690.00 40,646,559,561.00 125.08 37,789,607,000.00 44,314,831,840.00 117.27Kabupaten Pekalongan 56,640,629,251.00 66,395,774,265.00 117.22 70,748,713,964.00 78,886,253,197.00 111.5Kota Tegal 14,831,179,000.00 21,926,193,788.00 147.84 27,485,044,000.00 30,593,129,291.00 111.31Kabupaten Tegal 36,408,741,000.00 49,670,056,637.00 136.42 65,078,133,000.00 67,310,045,613.00 103.43Brebes 45,000,000,000.00 56,527,721,094.00 125.62 62,538,168,000.00 729,168,996,545.00 116.6Batang 21,008,288,450.00 31,852,632,895.00 151.62 39,966,157,177.00 40,738,461,582.00 101.93Pemalang 32,173,193,000.00 43,312,693,151.00 134.62 51,949,005,000.00 58,095,607,546.00 111.83

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.14PENDAPATAN HASIL BAGI PAJAK EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 14,048,386,000.00 17,228,762,432.00 122.64 14,725,207,851.00 16,380,909,366.00 111.24 15,513,609,880.00 16,040,118,960.00 103.39Kabupaten Pekalongan 15,277,665,000.00 18,280,427,042.00 119.65 18,568,519,555.00 20,386,255,532.00 19.79 19,132,682,000.00 19,873,507,731.00 103.87Kota Tegal 11,137,397,000.00 12,092,369,571.00 108.57 14,597,503,000.00 16,274,366,071.00 111.49 14,966,541,000.00 15,653,725,400.00 104.59Kabupaten Tegal 29,638,014,000.00 33,288,150,673.00 112.32 32,936,007,000.00 35,916,635,384.00 109.05 33,248,462,000.00 34,334,270,707.00 103.3Brebes 29,901,229,000.00 36,372,784,629.00 121.64 38,889,778,000.00 42,858,197,259.00 110.2 42,006,466,000.00 40,899,230,231.00 97.36Batang 17,170,795,000.00 21,201,206,052.00 123.47 20,901,941,369.00 23,689,547,174.00 113.34 22,060,777,000.00 22,710,222,416.00 102.94Pemalang 22,320,543,000.00 25,818,873,147.00 115.67 27,784,614,000.00 31,121,931,021.00 112.01 29,418,434,000.00 30,699,566,794.00 104.35

PENDAPATAN HASIL BAGI PAJAK 2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 1,470,337,669.00 22,652,560,561.00 154.06 22,116,033,000.00 28,656,647,841.00 129.57Kabupaten Pekalongan 19,588,014,251.00 29,169,197,812.00 148.91 31,145,370,930.00 38,651,464,965.00 124.1Kota Tegal 14,647,120,000.00 21,827,545,675.00 149.02 27,274,922,000.00 30,504,000,113.00 111.84Kabupaten Tegal 36,408,512,000.00 49,669,815,093.00 136.42 65,078,133,000.00 67,310,045,613.00 103.43Brebes 45,000,000,000.00 56,525,934,441.00 125.61 62,538,168,000.00 72,732,658,715.00 116.3Batang 20,686,815,450.00 31,723,330,301.00 153.35 39,853,246,118.00 40,636,942,562.00 101.97Pemalang 32,173,193,000.00 43,312,693,151.00 134.62 51,949,005,000.00 58,095,607,546.00 111.83

2011 2012

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

57

Page 57: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Tabel 1.15PENDAPATAN BAGI HASIL LAINNYA EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.16JUMLAH PENDAPATAN TRANSFER EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

SUMBER : BPK PERWAKILAN JAWA TENGAH

Tabel 1.17JUMLAH LAIN-LAIN YANG SAHEKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 10,690,690,625.00 10,690,690,625.00 100 13,683,530,000.00 13,409,089,100.00 97.99 18,092,994,100.00 15,465,061,090.00 85.48Kabupaten Pekalongan 18,443,241,124.00 18,229,762,304.00 98.84 16,027,240,878.00 15,768,500,432.00 98.39 23,157,586,503.00 23,175,616,765.00 100.08Kota Tegal 193,904,000.00 167,623,476.00 86.45 197,931,000.00 183,808,177.00 92.86 178,008,000.00 185,446,799.00 104.18Kabupaten Tegal 21,992,009,125.00 21,992,008,625.00 100.00 - - 0 - 306,292,598.00 Brebes 27,182,374,000.00 746,807,172.00 2.75 15,551,771,000.00 15,603,324,261.00 100.33 30,729,734,000.00 30,361,482,691.00 98.8Batang 19,917,704,000.00 19,859,462,920.00 99.71 17,995,775,285.00 16,931,102,619.00 94.08 20,181,368,760.00 19,405,793,793.00 96.16Pemalang - - - - - - 0

PENDAPATAN BAGI HASIL LAINNYA2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 17,793,999,000.00 17,993,999,000.00 101.12 15,673,574,000.00 15,658,184,000.00 99.9Kabupaten Pekalongan 37,052,615,000.00 37,226,576,453.00 100.47 39,603,343,034.00 40,234,788,232.00 101.59Kota Tegal 184,059,000.00 98,648,113.00 53.6 210,122,000.00 89,129,178.00 42.42Kabupaten Tegal 229,000.00 241,554.00 105.48 - - 0Brebes - - 0 - 184,237,830.00 0Batang 321,473,000.00 129,302,594.00 40.22 112,911.59 101,519,020.00 89.91

- 0 - - 0

2011 2012

Pemalang -

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 352,072,106,430.20 357,580,747,490.00 101.56 360,148,474,973.00 365,929,156,302.00 101.61 370,307,728,322.00 369,695,904,750.00 99.83Kabupaten Pekalongan 607,987,947,124.00 608,618,792,393.00 100.1 611,083,532,433.00 615,275,511,248.00 100.69 684,772,667,303.00 682,149,129,663.00 99.62Kota Tegal 304,540,171,000.00 306,390,244,193.00 100.61 317,490,913,000.00 325,146,408,078.00 102.41 349,553,981,000.00 347,320,966,245.00 99.36Kabupaten Tegal 736,501,027,643.00 742,232,438,432.00 100.78 755,443,794,000.00 773,395,238,470.00 102.38 848,046,232,050.00 839,979,896,681.00 99.05Brebes 842,640,794,000.00 814,550,287,589.00 96.67 909,860,056,000.00 886,388,500,208.00 97.42 1,068,396,352,000.00 1,009,664,696,959.00 94.5Batang 520,180,109,000.00 532,774,766,367.00 102.42 555,990,149,083.00 561,858,365,810.00 101.06 585,892,114,149.00 598,900,599,151.00 102.22Pemalang 653,284,805,000.00 666,388,828,975.00 102.01 708,392,727,000.00 732,025,545,016.00 103.34 814,046,618,000.00 831,391,574,204.00 102.13

Jumlah PENDAPATAN TRANSFER 2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 434,699,425,048.00 444,414,046,307.00 102.23 514,260,761,000.00 522,960,941,121.00 101.69Kabupaten Pekalongan 846,698,289,691.00 841,978,426,120.00 99.44 989,379,017,864.00 999,739,853,004.00 101.05Kota Tegal 400,761,710,000.00 409,240,397,204.00 102.12 474,247,198,000.00 479,740,526,978.00 101.16Kabupaten Tegal 1,058,058,677,000.00 1,071,593,910,125.00 101.28 1,185,483,388,000.00 1,187,410,246,432.00 100.16Brebes 1,251,825,881,000.00 1,200,740,535,080.00 95.92 1,397,503,490,000.00 1,402,968,358,388.00 100.39Batang 721,425,595,523.00 741,621,254,470.00 102.8 825,474,492,695.00 830,321,907,195.00 100.59

,603,817,095.00 101.23 1,193,649,261,000.00 1,202,791,086,756.00 100.77

2011 2012

Pemalang 1,047,764,641,500.00 1,060

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan - 4,500,000,000.00 - - 0 1,000,000,000.00 - 0Kabupaten Pekalongan 3,000,000,000.00 10,000,000,000.00 333.33 - - 0 - - 0Kota Tegal 10,936,332,000.00 10,796,332,750.00 98.72 9,182,550,000.00 9,067,550,000.00 98.75 12,313,441,000.00 12,288,211,000.00 99.8Kabupaten Tegal 106,370,000.00 2,577,710,875.00 2423.34 19,404,312,000.00 16,915,956,498.00 87.18 33,065,213,000.00 33,064,421,180.00 100Brebes 710,000,000.00 38,009,664,605.00 5353.47 - - 24,592,548,000.00 22,312,986,268.00 90.73Batang 4,653,966,000.00 593,262,200.00 127.74 10,325,850,000.00 10,325,850,000.00 100 1,000,000,000.00 450,000,000.00 45Pemalang 21,245,243,000.00 23,784,010,915.00 111.95 15,376,150,000.00 15,229,340,385.00 99.05 25,855,321,000.00 25,881,197,760.00 100.1

Jumlah LAIN-LAIN YANG SAH2008 2009 2010

58

Page 58: Revenue Capacity Pemerintah Kabupaten/ Kota Se EKs ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5881/3/T1_232010095_Full... · atau produk domestik regional bruto perkapita daerah yang

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 2,170,000,000.00 2,170,000,000.00 100 - - 0Kabupaten Pekalongan - - 0 - - 0Kota Tegal 21,398,909,000.00 21,232,834,000.00 99.22 14,814,209,000.00 14,401,709,000.00 97.22Kabupaten Tegal 43,235,262,000.00 42,650,659,260.00 98.65 48,507,195,000.00 48,507,195,000.00 100Brebes 37,046,718,000.00 36,206,557,701.00 97.73 63,137,631,000.00 62,302,817,884.00 98.68Batang 18,243,730,000.00 18,290,530,000.00 100.26 18,909,750,000.00 18,901,700,000.00 99.96Pemalang 48,527,789,000.00 48,239,855,410.00 99.41 45,366,785,000.00 43,640,319,742.00 96.19

2011 2012

Tabel 1.18DANA DARURAT EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan - 4,500,000,000.00 - - 0 1,000,000,000.00 - 0Kabupaten Pekalongan - - - - 0 - - 0Kota Tegal - 2,500,000,000.00 - - 0 - - 0Kabupaten Tegal - - - - 0 - - 0Brebes 710,000,000.00 - - - 0 - - 0Batang - - - - 0Pemalang - 2,500,000,000.00 - - 0

DANA DARURAT2008 2009 2010

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan - - 0 - - 0Kabupaten Pekalongan - - 0 - - 0Kota Tegal - - 0 - - 0Kabupaten Tegal - - 0 - - 0Brebes - - 0 - - 0Batang - - 0 - - 0Pemalang - - 0 - - 0

2011 2012

Tabel 1.19SUBSIDI / HIBAH / SUMBANGAN/PENDAPATAN LAINNYA EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan - - - - 0 - - 0Kabupaten Pekalongan 3,000,000,000.00 10,000,000,000.00 333.33 - - 0 - - 0Kota Tegal 10,936,332,000.00 10,796,332,750.00 98.72 9,182,550,000.00 9,067,550,000.00 98.75 12,313,441,000.00 12,288,211,000.00 99.8Kabupaten Tegal 106,370,000.00 77,710,875.00 73.06 19,404,312,000.00 16,915,956,498.00 87.18 33,065,213,000.00 33,064,421,180.00 100Brebes - 38,009,664,605.00 - - 0 24,592,548,000.00 22,312,986,268.00 90.73Batang 4,653,966,000.00 593,262,200.00 127.74 10,325,850,000.00 10,325,850,000.00 100 1,000,000,000.00 450,000,000.00 45Pemalang 21,245,243,000.00 21,284,010,915.00 100.18 15,376,150,000.00 15,229,340,385.00 99.05 25,855,321,000.00 25,881,197,760.00 100.1

2008 2009 2010SUBSIDI / HIBAH / SUMBANGAN/PENDAPATAN LAINNYA

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Kota Pekalongan 2,170,000,000.00 2,170,000,000.00 100 - - 0Kabupaten Pekalongan - - 0 - - 0Kota Tegal 21,398,909,000.00 21,232,834,000.00 99.22 14,814,209,000.00 14,401,709,000.00 97.22Kabupaten Tegal 43,235,262,000.00 42,650,659,260.00 98.65 48,507,195,000.00 48,507,195,000.00 100Brebes 37,046,718,000.00 36,206,557,701.00 97.73 63,137,631,000.00 62,302,817,884.00 98.68Batang 18,243,730,000.00 18,290,530,000.00 100.26 18,909,750,000.00 18,901,700,000.00 99.96Pemalang 48,527,789,000.00 48,239,855,410.00 99.41 45,366,785,000.00 43,640,319,742.00 96.19

2011 2012

59