Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

31
TEORI AKUNTANSI PROFIT AND REVENUE Disusun oleh: Kelompok IV Adang Mochamad Sugiri [134060018124] Aditya Aji Prabowo [134060018128] Melva Herlinda A. Hutagaol [134060018199] Pratama Gilang Kotawa [134060018209] Roni Okto Junaedi M. [134060018221] KELAS XA 2015 D4 STAN AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

description

teori akuntansi

Transcript of Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

Page 1: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

TEORI AKUNTANSI

PROFIT AND REVENUE

Disusun oleh:

Kelompok IV

Adang Mochamad Sugiri [134060018124] Aditya Aji Prabowo [134060018128] Melva Herlinda A. Hutagaol [134060018199] Pratama Gilang Kotawa [134060018209] Roni Okto Junaedi M. [134060018221]

KELAS XA 2015 D4 STAN AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

Page 2: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 2

DAFTAR ISI Daftar Isi ........................................................................................................................... 02

Chapter 16: PROFIT........................................................................................................... 03 Apa itu profit? ............................................................................................................................... 03 Business Profit (Laba Usaha) .......................................................................................................... 03 Profit under uncertainty (Profit di bawah ketidakpastian) .............................................................. 08 Confusion Between Price Level Adjustment dan Current Level ...................................................... 13 Bukti kegunaan data tingkat harga disesuaikan (price level adjustment) ........................................ 14

Chapter 17: REVENUE AND RECOGNITION ....................................................................... 17 Sifat Revenue ................................................................................................................................ 17 Pengakuan Pendapatan ................................................................................................................. 18 Bimbingan dari pembuat standar................................................................................................... 23 Pengakuan Pendapatan dan Pengukuran - Kegiatan yang Dilakukan oleh

Pembuat Standar Saat Ini ......................................................................................................... 27

Daftar Referensi ............................................................................................................... 31

Page 3: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 3

Chapter 16:

PROFIT

Apa itu profit?

Akuntansi secara tradisional berfokus pada pengukuran dan pelaporan profit (Amerika Serikat dan oleh beberapa penulis akuntansi menyebutnya sebagai 'income'). Tapi apa itu profit? Kebanyakan orang akrab dengan istilah dalam arti ekonominya, yang terjadi bertepatan dengan sudut pandang akuntansi. Dari perspektif yang luas, profit berkaitan dengan seberapa besar seseorang atau entitas telah menjadi lebih kaya dalam suatu periode tertentu. Teori ekonomi menganggap bahwa setiap individu memuaskan keinginannya dengan mengkonsumsi barang dan jasa. Fenomena konsumsi barang dan jasa untuk memenuhi keinginan inilah yang kemudian menjadi alasan utama orang ingin mendapatkan 'profit'. Ekonom John Hicks mendefinisikan 'profit' seseorang sebagai nilai maksimum orang dapat mengkonsumsi barang/jasa selama seminggu dan masih berharap untuk menjadi kaya di akhir minggu seperti pada awalnya. Barton mengadopsi sudut pandang ini dalam menggambarkan profit (income) sebagai berikut:

“Setelah menghapus efek dari setiap tambahan setoran modal atau penarikan oleh pemilik dari investasi modal awal, peningkatan kekayaan bersih yang terjadi adalah income dari periode tersebut.”

Profit diwakili oleh seikat aset atau hak untuk mengkonsumsi. Perubahan nilai aset ini terjadi melalui penggunaan dan melalui kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan nilai aset tersebut. Perubahan positif antara nilai aset yang dimiliki pada dua titik waktu diistilahkan profit.

Meskipun akuntansi tradisional menekankan pada profit, kerangka konseptual tidak mendefinisikan istilah tersebut. Sebaliknya, ia mendefinisikan pendapatan (income) dan beban (expense). Elemen laporan keuangan ini didefinisikan dalam hal efeknya terhadap arus masuk dan arus keluar dari aset dan kewajiban, sehingga berfokus pada pengaruhnya terhadap kekayaan bersih atau modal, yang diinvestasikan dalam perusahaan. Ini berarti bahwa pembahasan istilah 'profit' memerlukan pertimbangan dari faktor-faktor yang mendasari turunannya. Seperti sebagian besar aspek akuntansi, berbagai asumsi dan adopsi dari sudut pandang tertentu dari akuntansi diharuskan untuk mendapatkan profit.

Business Profit (Laba Usaha)

Perusahaan bisnis, tentu saja, tidak bisa mengkonsumsi demi memuaskan keinginan manusia. Sebaliknya, tugas mereka adalah untuk menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Untuk perusahaan bisnis, profit adalah selisih antara harga yang pada akhirnya dibayar oleh individu/entitas lain atas output perusahaan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selisih tersebut merupakan kenaikan nilai bersih yang diciptakan oleh perusahaan selama periode tertentu. Seperti Bedford menyatakan:

Ia adalah imbalan yang dibayarkan oleh individu kepada entitas bisnis atas produktivitas mereka yang mana merupakan pendapatan usaha dan oleh karena itu ini adalah bentuk imbalan... yang bertindak sebagai kekuatan pendorong dalam ekonomi pasar bebas.

Page 4: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 4

Keinginan untuk profit adalah apa yang memotivasi aktivitas bisnis. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa nilai dari bundel aset awal tidak tergerus dan bahwa pengembalian yang sesuai pada bundel aset yang manajemen memulai dengannya pada setiap periode operasi tercapai. Hal ini berkaitan dengan konsep pemeliharaan modal dan memungkinkan basis referensi sederhana untuk mengukur penerapan aset oleh manajemen.

Two limiting cases (Dua kasus yang membatasi)

Untuk memahami profit secara lebih jelas, kita akan membahas gagasan ini dalam dua situasi ekstrim: salah satu bisnis yang akan dihentikan dan yang lainnya dari suatu perusahaan di bawah kepastian yang lengkap (under complete certainty).

1. Terminal case (kasus terminal)

Misalkan kita memiliki sebuah perusahaan bisnis kecil yang ada di bisnis selama satu tahun. Pada awalnya, pemilik berinvestasi $1.000 dalam bisnis tersebut. Perabotan dan perlengkapan dibeli dengan $1.000 dan perusahaan membeli persediaan secara hutang sebesar $2.000. Misalkan pada hari kedua operasi perusahaan menjual persediaan yang biayanya $1.000 secara hutang sebesar $1.500. Neraca pada akhir hari kedua akan: Accounts receivable $1500 Accounts payable $2000 Inventory 1000 Capital (including profit) 1500 Furniture and fixtures 1000 $3500 $3500

Kita bisa berharap bahwa dari sekarang sampai perusahaan dibubarkan: a. piutang akan dikonversi menjadi kas b. persediaan akan dikonversi menjadi piutang dan kemudian menjadi kas c. perabotan dan perlengkapan akan dijual untuk kas pada akhir operasi d. hutang usaha akan dibayar.

Mari kita berasumsi bahwa selama tahun tersebut sisa persediaan yang ada dijual seharga $1.500, seluruh piutang tertagih dan seluruh hutang usaha dibayar. Pada akhir tahun, perabotan dan perlengkapan dijual seharga $900. Berapa profit perusahaan? Dalam kasus bisnis yang dihentikan, cara menentukan profit adalah relatif sederhana. Caranya adalah jumlah kas yang diterima dikurangi total pengeluaran kas, kecuali investasi oleh pemilik atau pembayaran kepada pemilik: Cash received: Sale of inventory

Sale of furniture and fixtures $ $

3.000 900

Total $ 3.900 Cash paid: Purchase of furniture and fixture

Purchase of inventory $ $

1.000 2.000

Total $ 3.000 Profit $ 900

Cara lain untuk menentukan profit adalah untuk membandingkan saldo akhir modal, disesuaikan dengan penarikan oleh pemilik, dengan saldo awal.

Page 5: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 5

Capital (beginning) Capital (ending) Invested by owner $1.000 Cash received: Receivables collected and

inventory sales Furniture and fixtures sold

$3.000

900 Total 3.900 Cash paid: Liabilities 2.000 Net cash $1.900

Capital, end of year Capital, beginning of year

$1.900 1.000

Lifetime profit $ 900

2. Certain-of-future case (kasus kepastian masa depan)

Pada contoh kedua ini, diasumsikan bahwa kita benar-benar yakin pada semua peristiwa masa depan. Karena kita yakin pada arus kas masuk dan arus keluar dan tingkat terbaik pengembalian bagi perusahaan, kita dapat menggunakan metode present value untuk menentukan nilai aktiva dan kewajiban.

Dalam dunia kepastian di mana kita tahu persis berapa jumlah kas yang akan diterima dan dibayar, kita dapat melihat semua aset, termasuk aset tidak lancar, sebagai sebuah aliran penerimaan kas masa depan dan semua kewajiban sebagai sebuah aliran pengeluaran kas masa depan. Menjaga ini dalam pikiran, mempertimbangkan sebuah perusahaan dengan prospek pada tanggal 1 Januari Tahun 1 seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Year 1 Year 2 Prospective cash receipts, to be received at end of year 10.000 12.000 Prospective cash outlays, to be paid at end of year 6.000 7.000

Asumsikan bahwa tingkat pengembalian yang cocok untuk perusahaan ini adalah 12%. Asumsikan juga bahwa pemilik menarik semua saldo kas pada akhir tahun.

Karena penerimaan kas dari penggunaan semua aset tidak lancar dan lancar perusahaan dikenal sebagai piutang, di bawah kepastian penerimaan kas masa depan dianggap sebagai aset (piutang) pada tanggal 1 Januari Tahun 1. Karena pengeluaran kas akan dibayarkan, mereka adalah hutang. Berapa nilai dari piutang dan hutang? Kami memiliki $22.000 dan $13.000, tetapi jumlah tersebut tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Dengan menggunakan metode present value, kita memiliki nilai-nilai dan kenaikan nilai seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Page 6: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 6

Pada tanggal 1 Januari Tahun 1, total aset bisnis memiliki nilai $18.495 [($10.000 x 0,89286) + ($12.000 x 0,79719)], total kewajiban senilai $10.937 [($6.000 x 0,89286) + ($7.000 x 0,79719)] dan modal senilai $7.558. Piutang dari $8.929 tumbuh menjadi $10.000 pada 31 Desember Tahun 1. Karena piutang $10.000 dikonversi menjadi kas, yang terlihat dalam tabel sebagai penurunan piutang. Kas ini kemudian ditarik oleh pemilik, setelah digunakan untuk membayar hutang pertama. Piutang yang lain tumbuh sebesar $1.148 menjadi senilai $10.714, satu-satunya aset pada akhir tahun. Perhatikan bahwa hutang juga meningkat dengan nilai sebesar $643 dan $670. Hutang yang pertama telah dilunasi, tapi hutang yang kedua tetap ada pada tanggal 31 Desember Tahun 1.

Piutang dan hutang meningkat dalam nilai karena kita melanjutkan ke masa depan pada tingkat 12%. Besarnya peningkatan dalam nilai aset, $2.219, di Tahun 1, merupakan pendapatan (revenue) untuk Tahun 1. Besarnya peningkatan dalam nilai kewajiban, $1.313, adalah beban (expense) untuk Tahun 1. Selisihnya, $906, merupakan profit. Perhatikan bahwa $10.000 kas yang diterima pada Tahun 1 bukanlah pendapatan dan $6.000 kas yang dibayar bukanlah beban. Pendapatan adalah kenaikan dalam nilai dari total aset yang diukur pada awal tahun, $18.495, dan pada akhir, $20.714, sesaat sebelum kas tersebut ditarik. Beban adalah kenaikan dalam nilai dari total kewajiban yang diukur pada awal tahun, $10.937, dan pada akhir, $12.250, sesaat sebelum pembayaran hutang pertama.

Perhatikan bahwa semua nilai meningkat sebesar 12%. Oleh karena itu, pendapatan $2.219 dapat diperoleh dengan mengalikan nilai aset awal tahun sebesar $18.495 dengan 12%. Demikian juga, beban sebesar $1.313 dapat diperoleh dengan mengalikan nilai kewajiban awal tahun sebesar $10.937 dengan 12%. Karena profit adalah selisih antara pendapatan dan beban, 12% dari modal sebesar $7.558 sama dengan $906.

Untuk menjurnal informasi untuk Tahun 1, kita memiliki entri berikut: 1/1/Y1 (1) Receivables

Payables Capital

$18.495 $10.937

7.558 31/12/Y1 (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Receivables Revenue

(To record the revenue for the year) Expense

Payables (To record the expense for the year)

Cash Receivables

(To record the receipt of cash) Payables

Cash (To record the payment of the liabilities)

Revenue Expense Profit and Loss Summary

(To close the P & L accounts) Profit and Loss Summary

Capital

$2.219

$1.313

$10.000

$6.000

$2.219

$906

$2.219

$1.313

$10.000

$6.000

$1.313 906

$906

Page 7: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 7

(8)

(To transfer the profit to capital) Capital

Cash (To record the withdrawal of cash by the owner)

$4.000

$4.000

Sebagai kesimpulan, kita bisa membuat pengamatan berikut ketika masa depan diasumsikan menjadi pasti: a. Semua aset dan kewajiban mengurangi harapan (pengetahuan) dari arus kas masa depan –

pada dasarnya, piutang dan hutang. Oleh karena itu, aset tidak lancar seperti tidak dicatat dan penyusutannya tidak relevan.

b. Peningkatan dalam nilai dari total aset yang bersamaan dengan meningkatkan modal selama periode tertentu merupakan pendapatan untuk periode tersebut. Ini mengasumsikan bahwa pemilik tidak menginvestasikan aset tambahan dalam perusahaan.

c. Peningkatan dalam nilai dari total kewajiban yang bersamaan dengan menurunkan modal selama periode tertentu merupakan beban periode berjalan. Ini mengasumsikan bahwa tidak ada kewajiban yang diampuni (yaitu di mana kreditur membatalkan atau mengampuni kewajiban) dan tidak ada distribusi yang dibuat kepada pemilik.

d. Keuntungan untuk periode tersebut sama dengan kenaikan dalam nilai modal, yang diukur pada awal dan akhir periode.

e. Semua nilai meningkat pada tingkat yang telah ditentukan. Karena ini adalah demikian, pendapatan adalah bunga yang diperoleh pada total aset, biaya adalah bunga yang terjadi atas total kewajiban dan profit adalah bunga atas investasi (modal).

f. Sebuah basis akuntansi akrual ketat terjadi (lihat jurnal entri 2 dan 3). Tidak ada pengakuan pendapatan atau masalah pencocokan.

Seperti contoh pertama, kasus yang ideal ini menunjukkan bahwa profit adalah peningkatan nilai ekonomi dari modal antara dua titik waktu. Nilai dari aset dan kewajiban, yang menentukan nilai modal, merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam perhitungan profit. Penilaian aset dan kewajiban di satu sisi dan penentuan profit di sisi lain, layaknya dua sisi yang berbeda dari mata uang yang sama. Idealnya, aset dinilai dengan metode akrual basis, yang melibatkan diskon arus kas masa depan. Oleh karena itu, meskipun pendapatan berkaitan dengan arus kas masuk, pendapatan tidak setara dengan itu; meskipun biaya yang berkaitan dengan arus kas keluar, namun sebenarnya biaya tidak sama dengan itu. Untuk sebuah perusahaan yang berkelanjutan, kekayaan dalam suatu periode tertentu (modal) bukanlah semua kas. Oleh karena itu, profit tidak sama dengan penerimaan kas bersih untuk periode tersebut.

Kasus yang ideal menunjukkan bahwa profit adalah peningkatan dalam nilai modal, perbedaan antara nilai aset dan kewajiban pada awal dan akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, meskipun aset dan kewajiban adalah obyek dunia nyata, profit dan komponennya – pendapatan, keuntungan, beban dan kerugian – mengacu pada perubahan dalam nilai mereka.

Secara alami, biaya tidak sama dengan nilai, tetapi dalam keadaan ideal jumlah keduanya adalah identik. Alasannya adalah bahwa biaya dikeluarkan setara dengan manfaat yang diharapkan di masa depan. Ketika pembeli dan penjual yakin akan adanya manfaat masa depan, sehingga hanya tingkat 'wajar' pengembalian dapat diturunkan, “biaya” akan sama dengan present value dari kas yang berhubungan dengan manfaat tersebut. Dalam dunia kepastian, kita juga melihat bahwa biaya yang sama dengan nilai pada tanggal transaksi. Namun, di dunia nyata,

Page 8: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 8

karena perubahan nilai melalui waktu sebagai akibat dari berubahnya tingkat harapan masyarakat, biaya historis belum tentu sama dengan nilai sekarang.

Profit under uncertainty (Profit di bawah ketidakpastian)

Dalam dunia yang tidak pasti, menentukan profit adalah suatu tempat antara akuntansi akrual ketat dari kasus ideal dan basis penerimaan kas dan pembayaran kas dari kasus terminal. Dalam arti, itu adalah kompromi antara dua situasi yang membatasi. Pendukung historical cost cenderung mendukung implikasi dari kasus terminal, sedangkan pendukung current value cenderung lebih memilih kesimpulan dari kasus yang ideal. Kasus yang ideal memberitahu kita bahwa profit harus fokus pada peristiwa ekonomi dari perubahan nilai aset dan kewajiban, bukan pada kas yang diterima dan dibayar.

Jika kehidupan bisnis adalah relatif singkat dan titik akhirnya diketahui, kasus terminal mengatakan bahwa perhitungan keuntungan tidak rumit. Penghitungan profit hanyalah merupakan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Akrual dan penangguhan menjadi penting hanya ketika kehidupan perusahaan adalah panjang atau tanggal terminal tidak diketahui dan informasi tentang profit diinginkan sebelum berakhirnya perusahaan. Inilah sebabnya, dalam teori akuntansi konvensional, asumsi 'going concern' dibuat.

Karena kebutuhan, konvensi dan persyaratan hukum, laba periodik harus dihitung. Perhitungan profit harus dimulai dengan definisi yang bisa diterapkan. Namun, kerangka konseptual Australia tidak memberikan definisi formal dari istilah 'profit'. Profit hanya dipandang sebagai perbedaan antara pendapatan dan beban, sehingga maknanya berasal dari definisi penghasilan dan beban yang diberikan dalam Framework. Penentuan profit juga terkait dengan konsep pemeliharaan modal, dimana hanya arus masuk aset yang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan modal dianggap sebagai profit.

Ayat 105 dari Framework menggambarkan profit sebagai: jumlah residu yang tersisa setelah expense (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, di mana diperlukan) dikurangkan dari income. Jika beban melebihi pendapatan, jumlah residual adalah kerugian bersih.

Oleh karena itu, pendekatan ini memandang profit sesuai dengan perubahan dalam pendekatan kekayaan dari kasus ideal dan terminal.

Sebuah diskusi yang lebih rinci tentang ‘income' (profit) telah dilakukan oleh FASB. FASB menawarkan definisi sebagai berikut:

Komprehensif income adalah perubahan dalam ekuitas (aset bersih) dari suatu entitas selama satu periode dari transaksi dan kejadian lain dan keadaan dari sumber bukan pemilik.

FASB menjelaskan bahwa alasan penggunaan istilah 'comprehensive income' adalah untuk membedakannya dari istilah 'earnings'. Earnings adalah sebuah komponen dari pendapatan komprehensif. Dalam Pernyataan Konsep No. 5, FASB menjelaskan konsep earnings sebagai berikut:

Earnings tidak termasuk efek kumulatif dari penyesuaian akuntansi tertentu dari periode sebelumnya yang diakui pada periode berjalan. Contoh utama yang termasuk dalam present net income tapi dikecualikan dari pendapatan (earnings) adalah efek kumulatif dari perubahan dalam prinsip akuntansi, tetapi yang lain dapat diidentifikasi di masa depan. Earnings adalah sebuah

Page 9: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 9

ukuran kinerja untuk suatu periode dan sejauh item tidak termasuk layak yang asing untuk periode itu – item yang pada dasarnya masuk dalam periods lain.

Baik kasus yang ideal maupun yang terminal menyiratkan bahwa profit merupakan perubahan kekayaan suatu entitas. Teori akuntansi konvensional memandang profit periodik sebagai indikasi kinerja perusahaan dan manajemen. Apakah kedua konsep - kinerja dan perubahan kekayaan - mengarah pada ukuran yang sama atas profit? FASB tidak berpikir begitu dan karena itu FASB membuat perbedaan antara comprehensive income (profit) dan earning. Comprehensive income merupakan perubahan dalam kekayaan, sedangkan earning merupakan ukuran kinerja.

Definisi komprehensif income (profit) yang disajikan oleh FASB dapat diterima, tetapi sejumlah isu tersembunyi di dalamnya yang mana perlu dipertimbangkan. Agar semua isu yang relevan dianalisis, kami menyajikan definisi berikut dari profit:

Profit adalah perubahan dalam modal dari suatu entitas antara dua titik waktu, tidak termasuk perubahan karena investasi oleh dan distribusi kepada pemilik, dimana modal dinyatakan dalam nilai dan didasarkan pada skala tertentu.

Dengan menggunakan istilah tertentu, definisi ini menuntut jawaban atas empat pertanyaan jika kita ingin memahaminya. Pertanyaan tersebut adalah: 1. Apa itu 'value'? 2. Apa itu ‘capital'? 3. Apa itu 'scale'? 4. Bagaimana 'perubahan' nilai akan diukur?

Value (Nilai)

Yang dimaksud nilai di sini adalah nilai ekonomis. Nilai berkaitan dengan preferensi seseorang untuk satu komoditas di atas komoditas lainnya karena harapan mereka terhadap manfaatnya di masa depan. Nilai bersifat pribadi. Seseorang mungkin menemukan sebuah komoditas mengandung banyak manfaat masa depan dan karena itu ia menyatakan komoditas tersebut punya nilai besar, sedangkan orang lain mungkin menyimpulkan itu tidak ada gunanya. Namun, penilaian pasar tidak dapat diabaikan. Nilai pasar berfungsi sebagai pedoman obyektif untuk nilai suatu komoditas. Uang digunakan sebagai 'komoditas standar' dimana semua barang dan jasa lainnya diukur. Sebagai contoh, katakanlah bahwa jeruk akan digunakan sebagai komoditas standar dan bahwa berikut ini adalah benar pada waktu tertentu:

1 grapefruit dapat ditukar dengan 2 jeruk. 1 grapefruit dapat ditukar dengan 3 buah apel. 1 grapefruit dapat ditukar dengan 5 buah pisang.

Ini berarti bahwa harga 1 buah jeruk adalah setengah grapefruit, untuk 1 buah apel harganya adalah sepertiga grapefruit dan 1 buah pisang harganya adalah seperlima grapefruit. Jika kita menggunakan dolar bukan grapefruit sebagai komoditas standar (uang), maka harga 1 buah jeruk adalah $0,50, 1 apel $0,33 dan 1 pisang adalah $0.20.

APB mendaftar 'harga pertukaran' sebagai sebuah fitur dasar dari akuntansi keuangan. APB mengatakan:

Sumber daya diukur dalam ukuran uang melalui harga uang, yaitu rasio di mana uang dan sumber daya lainnya dapat ditukar.

Page 10: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 10

Pada waktu tertentu sebuah struktur harga, yang dinyatakan dalam ukuran uang, ada untuk mengungkapkan nilai relatif dari komoditas. Struktur ini berisi harga masa lalu, sekarang dan masa depan. Dalam terminologi akuntansi, harga masa lalu adalah biaya historis dari sebuah item. Harga saat ini meliputi replacement atau current cost, exit price dan present value yang dihitung. Harga di masa depan adalah penggantian masa depan atau current cost, atau exit price di masa depan. Pada umumnya, akuntan setuju bahwa jumlah masa depan seharusnya tidak digunakan untuk tujuan pelaporan karena mereka tidak objektif. Nilai ideal adalah present value, dan untuk item moneter yang digunakan. Namun, untuk item jangka pendek tingkat diskonto tidak digunakan. Tiga alternatif yang layak untuk item non-moneter adalah biaya historis (historical cost), biaya penggantian (replacement cost) atau current cost (termasuk jumlah yang dihitung), dan exit price – atau kombinasi dari mereka. Akuntansi konvensional telah memilih untuk biaya historis sebagai alternatif yang paling diinginkan. Namun, AARF di SAP 1 Current Cost Accounting, ayat 1:

sangat menganjurkan bahwa semua entitas menyampaikan laporan pelengkap tambahan berupa akuntansi biaya saat ini (CCA) selain laporan keuangan konvensional mereka.

Selain itu, AAS 25 Financial Reporting oleh Superannuation Plans dan AASB 1023 General Insurance Contracts mengharuskan bahwa aset program iuran pasti dan program imbalan pasti diukur pada nilai pasar bersihnya pada tanggal pelaporan. Selain itu, IAS 41/AASB 141 Agriculture mensyaratkan bahwa metode penilaian yang diadopsi untuk aset kehutanan dan aset biologis lainnya adalah nilai wajar. IAS 16/AASB 116 Property, Plant and Equipment (Aktiva Tetap) memungkinkan untuk penggunaan baik model biaya (pendekatan biaya historis tradisional) atau model revaluasi dimana kelas aset dinilai kembali ke nilai pasar wajar. Penurunan nilai antar periode pelaporan umumnya diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi, dan kenaikan nilai dikreditkan langsung ke ekuitas pada neraca. Namun, aset tidak selalu perlu untuk dinilai kembali secara tahunan, tapi hanya jika ada perubahan material dalam nilai wajar.

Baru-baru ini, IAS 36/AASB 136 Impairment of Assets (Penurunan Nilai Aset) mensyaratkan perbandingan recoverable amount dari suatu aset dengan carrying value di mana ada indikasi bahwa suatu aset mengalami 'impaired'. Kerugian penurunan nilai tersebut dibebankan terhadap profit dan nilai aset berkurang sesuai pada neraca. Recoverable amount ditentukan sebagai nilai yang lebih tinggi antara fair value dan nilai pakai (value in use). Perhitungan nilai pakai (value in use) di bawah IAS 36/AASB 136 merupakan keberangkatan yang signifikan dari teknik pengukuran tradisional dengan mewajibkan penggunaan perhitungan nilai sekarang dalam menentukan nilai sekarang dari arus kas masa depan, sehingga memungkinkan penentuan lebih realistis dari valuasi aset.

Framework ini berisi beberapa petunjuk tentang pengukuran, tetapi pengukuran tetap menjadi salah satu daerah yang paling terbelakang dari Framework. Framework paragraf 110, bagaimanapun, mengakui bahwa pendekatan yang lebih preskriptif yang mungkin diperlukan di masa depan:

Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan... Pada saat ini, itu bukan niat dari AASB untuk meresepkan model tertentu selain dalam keadaan luar biasa... Niat ini akan, bagaimanapun, ditinjau dalam pandangan perkembangan dunia.

Banyak isu-isu kunci dan konflik yang melekat antara sistem biaya saat ini dan biaya historis dirangkum dalam Teori Akuntansi Monografi No. 10 Measurement in Financial Accounting (Pengukuran dalam Akuntansi Keuangan), yang diproduksi pada tahun 1998 untuk mendorong pertimbangan sistem pengukuran alternatif berdasarkan nilai historis yang biasa diterapkan:

Page 11: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 11

Tujuan dari Monografi ini adalah untuk mengevaluasi basis alternatif dan teknik untuk mengukur unsur-unsur laporan keuangan dalam rangka untuk memenuhi tujuan dari pelaporan keuangan untuk tujuan umum dan karakteristik kualitatif informasi keuangan... Monografi ini mencatat bahwa di bawah model akuntansi konvensional dan formulasi ideal dari model akuntansi konvensional, informasi yang relevan akan dihilangkan dari laporan keuangan karena efek dari perubahan harga aset dan kewajiban tidak diakui secara komprehensif.

Monograph No. 10 memberikan analisis rinci dari model alternatif pengukuran akuntansi dan mendukung penerapan dari model akuntansi nilai saat ini relatif (RCVA). Model ini merupakan perluasan dari model nilai saat ini sebelumnya (hal. 7):

Model akuntansi yang didukung oleh Monografi ini adalah Relative Current Cost Accounting. Dengan model ini, aset dan kewajiban diukur kembali pada setiap tanggal pelaporan untuk 'nilai entitas' mereka, dan perubahan dalam daya beli umum dari unit moneter diakui. Konsep modal diadopsi oleh model ini adalah nilai kepada entitas dari asetnya... Model ini dijelaskan dalam Monografi ini sebagai 'Relative Current Value Accounting' karena keuntungannya yang dilaporkan termasuk kenaikan atau penurunan dalam nilai aset dan kewajiban relatif terhadap yang dibutuhkan untuk mengikuti perubahan tingkat harga yang umum.

Sistem ini menggabungkan ke dalam konsep profit perubahan nilai relatif aset dan kewajiban untuk jangka waktu tertentu. Perubahan kekayaan dari operasi dan memegang aktiva bersih dimasukkan ke dalam konsep laba, yang mengalir ke sisa ekuitas. Monograph No. 10 mengisyaratkan kekhawatiran pada bagian dari AARF seperti bagaimana untuk mengadvokasi pendekatan pengukuran yang mencerminkan perubahan nyata dalam ekuitas untuk suatu entitas.

Capital

Dalam akuntansi capital adalah net assets yang merupakan perbedaan antara jumlah daritotal aset dan total kewajiban. Profit tidak terjadi sampai jumlah awal modal dipertahankanya itu sampai biaya kembali. Terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai arti dari capital yaitu : 1. Financial capital

Financial capital fokus kepada kontribusi pemilik untuk entitas yang membiayai aset. Dari pandangan ini capital menggambarkan kas diinvestasikan oleh pemilikditambah keuntunganyang diinvestasikan kembali oleh retensi dalam bisnis. Hal ini banyak digunakan dalam akuntansi konvensional. Profit adalah jumlah kas yang diterimaoleh perusahaan atas kas (atau setara kas) yang diinvestasikan oleh pemilik ke dalam perusahaan.

2. Physical capital

Fokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Physical capital maintenance terdiri dari kemampuanuntuk mencapai tingkat fisik produksi yang sama pada akhir periode dengan awal periode. Pendukung pandangan ini setuju bahwa biaya yang akan direcovery adalah biaya dari aset yang memiliki kapasitas produktif sama dengan aset saat ini. Arti kapasitas produksi bervariasi, namun tiga kemungkinan telah diajukan. a. Pertama adalah bahwa kapasitas produktif mengacu padaa set moneter non fisikyang sama

yang dimiliki entitas di awal. Dalam konsep ini, capital maintenance mempertahankan kapasitas perusahaan untuk mengganti aset yang dimilikinya di periode awal. Namun penafsiran ini tidak memungkinkan untuk perbaikan teknologi dan dapat mengakibatkan pemeliharaan aset yang tidak diinginkan.

Page 12: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 12

b. Kedua, kapasitas produksi berarti volume produksi. Dalam konsep ini, capital maintenance diminta perusahaan untuk mempertahankan kemampuannya untukmenghasilkan volume output yang sama seperti pada awal periode, menggunakan teknologiapa pun yang sesuai. pada gilirannya keuntungan diperoleh hanya setelah perusahaan telah mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan outputseperti awal periode. Makna ini memungkinkan untuk perbaikan teknologi, tetapi membuatnya sulit untuk diterapkan dalam praktek.

c. Ketiga, kapasitas produksi berarti volume penjualan. Capital maintenance melibatkan perusahaan dalam mempertahankan kemampuan yang samamenghasilkan penjualan seperti awal periode. Profit diperoleh hanya setelah perusahaan telah mempertahankan kemampuannya. Hal ini memungkinkanuntuk kemajuan teknologi mempengaruhi biaya kapasitas penjualan dan profit. Jika volume penjualan diinterpretasikan sebagai nilai penjualan dari pada jumlah unit yang dijual, hal ini memungkinkan untuk mengubah harga jual untuk mempengaruhi capital maintenance dan penentuan laba.

Holding Gain or Capital Maintenance Adjustment

Perbedaan utama dari financial dan physical capital adalah berhubungan dengankeuntungan, perubahan nilaimoneterdariaset dankewajiban telah diperhitungkandalam penentuanlabadi financial capitaldandikeluarkandalam physical capital. Dalam financial capital perubahan nilaiaktiva dan kewajibanadalahholding gain or losses. Sedangkan dalam physical capital kenaikanharga barang-barangyang harus dimiliki perusahaanjika inginmelanjutkan bisnis bukan bagian dari profit tetapi capital maintenance adjustment. Dalam physical capital penurunan current cost menjadi holding loss dalam income statement kecuali ia dapatdikompensasikandalam capital maintenance adjustment.

Contoh: Tahun pertama pemilik membeli satu set televisi seharga $300 dan menjualnya $500, sehingga

keuntungan $200. Selama tahun pertama replacement cost meningkat menjadi $350. Jika mereka menghitung laba dalam historical cost basis, mereka akan menampilkan laba $200. Ika mereka menarik laba, $300 sisa di perusahaan tidak akan melanjutkan bisnis di tahun kedua. Mereka membutuhkan $350 untuk membeli set televisi. Dalam curent cost basis kita akan menghitung laba sebagai berikut:

Criticsms of both views

Kritik terhadap pandangan Financial Capital 1. Profit is overstated karena jumlah peningkatan dibutuhkan mempertahankan capital. 2. Holding gain tidak dapat didistribusikan sebagai deviden tanpa merusak kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan barang atau jasa yang sama kembali. 3. Posisi labadapat menyesatkan prediksi investor sebab mereka memperkirakan jumlah dividen

yang akan dibayarkan kepada mereka.

Page 13: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 13

4. Higher cost of replacing asset sehingga jumlah labayang diperlukan untuk mengganti asetyang digunakan tidak dapat diharapkan untuk dibagikan sebagai dividen.

Kritik terhadap pandangan Physical Capital: 1. Bahwa capital maintenance adjustment adalah profit. 2. Maintenance adalah fungsi manajemen bukan akuntan. 3. Maintenance atas kapasitas fisik sekarang saat ini belum tentu menguntungkan untuk pemilik.

Scale

Scale (skala) adalah pemberi arti pada angka hasil measurement (pengukuran). Skala menunjukkan seberapa banyak informasi yang diwakili oleh nomor. Akuntansi konvensional menganggap bahwa value dari dolar dapat di ekspresikan secara sederhana sebagai kuantitas walaupun waktu terus berjalan, namun yang lainnya meanggap bahwa yang terpenting adalah kualitas dimana purchasing power dari dolar harus sama.

Ada 2 skala dalam pengukuran financial statements yaitu:

1. Nominal dollars scale a. Digunakan dalam akuntansi konvensional b. Sistem ini sederhana c. Dollar dalam waktu yang berbeda adalah sama d. Kuantitas dapat dikurangi atau ditambahkan setiap periode waktu e. Arti dari skala adalahdalam kuantitas dolar f. Tidak rumit g. Terlalu sederhana

2. Rationale for purchasing power of dollar scale Nilai diekspresikan dengan uang. Untuk tujuan ini uang dijadikan indikator dari nilai ekonomi dalam purchasing power. Uang adalah “measuring stick” dari nilai. Tetapi uang juga merupakan komoditi seperti tanah, mesin cuci dll. Nilai uang berubah sebagai fungsi permintaan dan penawaran yang berubah karenavariasi dalam harapan masyarakat dan penyebab lainnya. Karena nilai uang berubah, uang sebagai indikator dari nilai ekonomi untuk komditi lain juga berubah. Jika kita tahu apa kesalahan dalamMeasruing stick,kita dapat membuat penyesuaianyang diperlukan untuk hasilnya sehingga fiction element dapat didihilangkan. Dollar tahunyang berbeda semuanya dinyatakan dalam purchasing power dollar tahun berjalan. Dollar dapat saling ditambah atau dikurangkan satu dengan yang lain, dengan domain yang sama.

Confusion Between Price Level Adjustment dan Current Level

Meskipun current cost and sistem akuntansi exit price terkadang digambarkan sebagai sistem akuntansi inflasi, deskripsi ini tidak sepenuhnya benar. Inflasi adalah perubahan dalam tingkatan harga, dimana current cost dan akuntansi exit price fokus pada salah satu perubahan dalam harga tertentu pada aset.

Current cost adalah solusi pada permasalahan inflasi. Meskipun akuntansi Current cost mungkin menempatkan jumlah dalam laporan keuangan tahunan dalam kelebihan atau kekurangan comparable basis. Hasilnya tidak dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena ini masih mempertanyakan skala yang tepat.

Page 14: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 14

General price level adjustment tidak merubah seleksi dari harga yang digunakan untuk mewakili nilai ekonomi, seperti historical cost dan current cost, tetapi hanya merubah skala.

Contoh: tanah dibeli tahun 2000 sebesar 100.000 dolar ketika index harga pasar 100 dan terjual di tahun 2012 sebesar 220.000 dolar ketika index 150.

Perhitungan : Sales price in 2012 220.000 Cost in 2000 100.000 Gain 120.000 Dalam pembelian dari skala dollar : Sales price in 2012 220.000 Cost restated to 2012 dollars

100.000 x = 150.000

Gain (real) 70.000

Dari Gain 120.000, kita menemukan hanya 70.000 “real” dan 50.000 “fictional”, itulah yang dinamakan inflasi.

Objek price level adjusment

Price level adjusment umumnya dibuat untuk mengoreksi masalah perhitungan. 1. Objek membingungkan dan membuat ketidakmengertian arti dari hasil 2. Objek adalah cost of implementation 3. Pertimbangan ketiga adalah permasalahan dalam menyeleksi ketepatan index 4. Pendapat keempat bahwa informasi tidak berguna bagi para pengguna.

Measurement of Change in value

Para Accountant lebih memilih untukmelakukan transaksieksternal yang mendukung setiapperubahan pada nilai yang dipertimbangkan keuntungannya. Para Economicst merasa puas dengan suatu kenaikan (atau penyusutan) nilai, meskipun tidak diverifikasi oleh transaksi eksternal. Bagaimanapun para akuntan telah mengetahui bahwa desakan transaksi tidak memberikan perhitungan yang relevan dari profit. Ini menarik untuk dicatat bahwa komunitas bisnis tidak percaya dalam mengakui keuntungan yang belum direalisasi.

Bukti kegunaan data tingkat harga disesuaikan (price level adjustment)

Sekitar tahun 1960-1970an, perdebatan teori akuntansi lebih difokuskan pada beberapa bentuk price level adjustment. Pada awalnya penelitian dilakukan oleh Dyckman dengan meneliti kegunaan dari constant dollar information. Dyckman memberikan tiga jenis informasi berbeda pada analis keuangan, yaitu conventional (unadjusted) reports, conventional (unadjusted) ditambah adjusted reports, dan hanya adjusted reports saja. Kesimpulan yang diambil Dyckman adalah informasi yang sudah disesuaikan dengan inflasi dapat mempengaruhi penilaian walaupun tidak terlalu kuat. Akan tetapi penelitian selanjutnya menggunakan pelajar sebagai subjek, gagal untuk menemukan perbedaan penilaian tersebut.

Beberapa penelitian berikutnya yang menunjukkan penolakan dari constant dollar information antara lain:

Page 15: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 15

1. Backer, mewawancarai 72 analis keuangan, 74 bankir, dan 109 eksekutif, menemukan bahwa 71 dari 72 analis keuangan tidak melakukan penyesuaian atas inflasi serta para bankir dan mayoritas eksekutif (105 dari 109) sepakat menolak costant dollar information;

2. Buzby, mengirimkan daftar pertanyaan ke analis keuangan terkait urutan 38 item yang dirasa penting dengan hasil bahwa informasi tentang efek perubahan harga menempati posisi 28;

3. Chandra, dalam dua penelitian yang berbeda memperoleh hasil yang mirip, contohnya dalam salah satu penelitiannya price level adjusted information berada dalam posisi terakhir dari 39 item;

4. Stanga, mengirim daftar pertanyaan pada 800 analis keuangan untuk mengurutkan 79 item berdasarkan tingkat kepentingan, yang menghasilkan financial statements adjusted for changes in purchasing power berada di posisi terakhir;

5. Benston dan Krasney, menyusun daftar pertanyaan berupa lima pilihan penyajian informasi keuangan, yaitu dalam GAAP, replacement cost, constant dollar, present value, dan exit price dengan responden dikategorikan dalam direct placement (DP) dan common stock investment (CSI) officers, yang menghasilkan pilihan dari DP officers 89% GAAP, 9% replacement cost, 2% constant dollar dan CSI officers 66% GAAP, 25% replacement cost, 6% exit price, 2% constant dollar.

Sementara penelitian yang menunjukkan dukungan atas constant dollar information antara lain: 1. Casey dan Sandretto, meneliti penggunaan adjusted information dalam laporan internal pada

perusahaan dalam Fortune 500 dengan 262 responden yang merepon menunjukkan bahwa 50% responden secara konsisten menampilkan informasi dalam bentuk constant dollar dan current cost.

Selain itu, terdapat beberapa pendapat lainnya, yaitu: 1. Frishkoff, dalam studi empirisnya menyatakan bahwa pembahasan mengenai perubahan data

harga sering dilakukan; 2. Adkerson, mengomentari penelitian Benston dan Krasney bahwa pembuat dan pengguna laporan

familiar dengan GAAP serta memiliki keengganan untuk mengubahnya.

Penelitian lainnya mencoba menjawab kegunaan constant dollar information melalui capital market research (CMR), di antaranya: 1. Basu, meneliti hubungan general price level adjusted profit dan security prices dari 201

perusahaan antara tahun 1968 sampai 1974 dengan kesimpulan general price level adjusted profit tidak relevan dalam melakukan penilaian dibanding dengan historical cost;

2. Ketz, meneliti kemampuan rasio keuangan berdasar constant dollar data untuk memprediksi kegagalan usaha dengan kesimpulan bahwa constant dollar ratio hanya sedikit lebih unggul dibanding historical cost ratio dan pengungkapan menggunakan constant dollar tidak terlalu penting selama nilai inflasi tidak berubah secara drastis;

3. Norton dan Smith, juga meneliti kemampuan rasio keuangan berdasar constant dollar data untuk memprediksi kegagalan usaha dengan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara constant dollar ratio dengan historical cost ratio;

4. Beaver dan Landsman, meneliti kemampuan data tambahan dalam FASB Statement 33 Inflation Accounting untuk menjelaskan perubahan harga saham berhubungan dengan historical cost profits yang menghasilkan kesimpulan bahwa keuntungan dalam Statement 33 tidak menyediakan informasi tambahan dibanding dengan yang telah disediakan oleh historical cost;

Page 16: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 16

5. Maksy, menemukan bahwa pengungkapan Statement 33 tidak memiliki efek signifikan dalam pengambilan keputusan karena terlalu kompleks untuk dipahami;

6. Bar-Yosef dan Lev, mengemukakan pertanyaan terkait penggunaan efek inflasi pada pengambilan keputusan atas dividen dengan jawaban tidak, sehingga disimpulkan bahwa Statement 33 tidak terlalu berpengaruh pada keputusan dividen;

7. Firma Arthur Young, melakukan survei atas penggunaan data Statement 33 dengan hasil hampir 50% menyatakan menggunakan informasi tersebut walau hanya sesekali sementara yang tidak menggunakan beralasan data Statement 33 tidak dapat dibandingkan antar perusahaan, kurang relevan dan andal, serta ketersediaan informasi berada di tempat lain;

8. Short, menyatakan bahwa inflation-adjusted information berguna dalam risk assessment; 9. Baran, Lakonishok, dan Ofer, menghasilkan kesimpulan bahwa price level adjusted data memiliki

informasi yang tidak terdapat dalam unadjusted historical cost data dan menyatakan bahwa investor melakukan penyesuaian atas historical cost data yang nantinya dijadikan dasar dalam melakukan investasi;

10. Bublitz, Frecka, dan McKeown, menyatakan bahwa data Statement 33 menunjukkan kemampuan menjelaskan yang signifikan;

11. Murdock, melakukan penelitian yang sama dengan Beaver dan Landsman untuk tahun 1980-1982 disimpulkan bahwa hasil dari constant dollar menambah kemampuan menjelaskan dari data historis;

12. Lobo dan Song, menyimpulkan bahwa constant dollar operating profit memiliki tambahan informasi dibandingkan historical cost profit dan cash-accrual component.

Dari penelitian tersebut kebanyakan menyatakan inflation-adjusted data tidak terlalu berguna karena tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibanding data historis, kurang familier, dan tingkat kompleksitas tinggi. Hal ini mengakibatkan price level adjustment kurang terlalu diminati.

Page 17: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 17

Chapter 17:

REVENUE AND RECOGNITION

Sifat Revenue

Pengertian revenue

Revenue berhubungan dengan peningkatan bruto dalam nilai aset dan modal yang biasanya berkaitan dengan peningkatan jumlah kas. Dalam sebuah operasi perusahaan biasanya terdapat dua jenis aliran masuk maupun keluar, yaitu physical dan monetary flows. Physical flow biasanya berkaitan dengan produksi dan penjualan output dengan objek berupa output atau produk yang dihasilkan. Monetary flow terkait dengan peningkatan nilai perusahaan dengan objek berupa nilai uang dari aset yang diproduksi maupun dijual.

Jadi esensi revenue antara lain sebuah event bukan objek, berkaitan dengan nilai, dan memiliki hubungan langsung dengan monetary event yang timbul akibat produksi atau penjualan. Hal ini bertentangan dengan pendapat Paton dan Littleton yang menyatakan revenue sebagai produk sebuah perusahaan dan direpresentasikan oleh aliran dana dari pelanggan.

IAS 18/AASB 118 Revenue paragraph 7: Revenue adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

AASB Framework menyatakan revenue merupakan bagian dari income begitu pula dengan gain sebagaimana tertuang dalam peragraf 70(a) dan 74:

Income adalah meningkatnya manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan dari asset atau pengurangan dari kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

FASB mendefinisikan revenue sebagai: Revenue adalah arus masuk atau tambahan lain dari aset entitas atau pelunasan dari kewajibannya (atau kombinasi keduanya) selama periode dari penyerahan atau produksi barang, memberikan jasa, atau kegiatan lainnya yang dilakukan oleh operasi/aktivitas pusat atau utama yang sedang berlangsung dari entitas.

Definisi IASB konsisten dengan definisi FASB tentang revenue dan berfokus pada arus masuk atau tambahan lain dari aset oleh operasi entitas. Aset diterima atau ditingkatkan dengan penghasilan mencakup kas, piutang, dan barang dan jasa yang diterima dalam pertukaran barang dan jasa yang disediakan (Framework, paragraf 77). Definisi pendapatan mencakup juga hasil dari penyelesaian kewajiban. Berbeda dengan pendekatan IASB, FASB membuat sebuah perbedaan antara revenue dan gain, meskipun keduanya dimasukkan dalam profit. Gains adalah kenaikan aset bersih dari transaksi insidentil dan dari peristiwa lainnya yang sebagian besar di luar kendali perusahaan. Revenue berhubungan dengan operasi utama yang sedang berlangsung.

Pandangan perilaku dari revenue

Revenue mengindikasikan pencapaian perusahaan (Paton dan Littleton) yang diukur dari kinerja dalam memperoleh profit. Jika menggambarkan beban sebagai usaha perusahaan, maka

Page 18: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 18

membandingkan antara revenue dan beban akan menghasilkan profit yang merupakan pencapaian perusahaan. Jadi pandangan perilaku dari revenue adalah beban dan profit.

Sejalan dengan hal tersebut, Bedford menekankan pandangan operasional dari revenue dan profit. Profit datang hanya dari aktivitas yang ditujukan untuk operasi bisnis. Sehingga, kenaikan dan penurunan tertentu dalam nilai tidak dimasukkan, seperti transaksi obligasi pemerintah, hibah, dan kontribusi, karena transaksi tersebut tidak dianggap sebagai aktivitas bisnis yang menghasilkan keuntungan. Operasi bisnis yang dimaksud Bedford antara lain: 1. akuisisi sumber daya moneter; 2. akuisisi layanan; 3. penggunaan layanan; 4. rekombinasi dari perolehan layanan; 5. disposisi layanan; 6. distribusi sumber daya moneter.

Myers menghubungkan konsep revenue dan profit dengan kejadian penting dan keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan. Myers menyatakan bahwa profit diperoleh saat pembuatan keputusan penting atau penyelesaian tugas yang sulit dalam sebuah siklus transaksi. Akan tetapi, Myers menekankan bahwa critical event akan berbeda tergantung dari sifat bisnis. Teori ini sangat berguna dalam menentukan pengakuan revenue. Berlawanan dengan Myers, Paton dan Littleton berpendapat bahwa revenue dan profit bertambah sepanjang proses produktif. Pengertian revenue dari FASB, yang menyatakan bahwa peningkatan aset disebabkan oleh produksi barang atau jasa, tidak menjelaskan revenue hanya sebagai jumlah penjualan kepada pelanggan.

Pengakuan Pendapatan

Historical Perspective

Selama abad ke-19, income (profit) bagi bisnis ditentukan atas dasar peningkatan kekayaan bersih. Prinsip pengakuan dan realisasi yang familiar saat ini tidak selalu merupakan bagian dari praktek akuntansi standar. Seperti yang dinyatakan May :

“…realisation postulate was not accepted prior to the First world War. In 1913, leading authorities in all these fields in England and America seemed to agree on the ‘increase in net worth’ concept of income”

Pandangan peningkatan kekayaan bersih dari income secara perlahan digantikan dengan gagasan bahwa income haruslah “realized” karena penggunaan non-current asset yang diskhususkan oleh perusahaan menjadi signifikan dalam periode perang dunia I dan 1930-an. Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pendapatan:

Jordan CJ mengatakan : “The word income is not a term of art, and what forms of receipt are comprehended within in, and what principles are to be applied to ascertain how much of those receipts ought to treated as income, must be determined in accordance with ordinary concepts and usages mankind, except in so far as the statute states or indicates an intention that receipts that are not income in ordinary parlance are to be treated as income, or that special rules are to be applied for arriving at the taxable amount of such receipts.”

Page 19: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 19

Menurut Ryan, ‘ordinary concept of mankind’ terdiri dari 3 tipe receipts : 1. Remuneration for personal services 2. Income from property 3. Income for carrying on business Ryan melanjutkan bahwa hal ini akan mengecualikan penerimaan yang bersifat modal (exclude receipts which were of a capital nature). Penggambaran antara income dan modal, dikemukakan oleh Pitney J :

“The fundamental relation of capital to income has been much discussed by economist, the former being likened to the tree or land, the latter to the fruit or the crop; the former depicted as a reservoir supplied from the springs, the latter as the outlet stream, to be measured by its flow during a period of time.”

Hughes : “It is of the essence of income that it should be realised…. Income necessarily implies separation and realisation. The increase of the forests is not income until it is cut. The increase in the value of lands due to the growth and prosperity of the community is not income until it is realised. Where investments are concerned, there is no income until there has been a separate, realised gain.”

Di Australia terdapat 2 kasus yang membantu mengilustrasikan perbedaan antara income dan capital, keduanya berhubungan dengan Foreign Exchange Gain. Pada kasus pertama, perusahaan meminjam dana dari AS sebagai tambahan modal. Pada pembayaran beberapa waktu kemudian, perusahaan Australia mengakui gain karena kenaikan nilai tukar Dollar Australia terhadap Dollar Amerika Serikat. Pada kasus ini gain tersebut merupakan capital karena tujuan dasar dari pinjaman itu adalah untuk memperkuat entitas bisnis, bukan bagian dari proses operasi perusahaan untuk mendapatkan regular return. Pada kasus kedua, exchange gain merupakan profit/income, karena gain tersebut merupakan konsekuensi dari pembayaran barang yang dikirimkan pada tahun sebelumnya. Akan tetapi, para akuntan tidak ragu untuk mengakui gain dari foreign currency sebagau revenue. IAS dan AASB mewajibkan sebagian besar exchange rate gain pada utang jangka panjang (atau piutang) diakui dalam profit atau loss pada periode terjadinya.

Di Amerika Serikat, penyalahgunaan penilaian appraisal pada 1920-an berkontribusi terhadap terjadinya Great Depression of the 1930s. Beberapa orang melihat profesi akuntan bertanggungjawab atas bencana ini karena mengijinkan perusahaan untuk menilai aset mereka over optimistically. Karena kritikan tersebut, para akuntan mengadopsi perilaku konservatif dan prinsip recognition atau realisation dijadikan sebagai pertahanan. Chatfield menunjukkan bahwa penggunaan kata ‘realisation’ pertama kali pada tahun 1932 pada pertemuan antara special committee of American Istitute dan New York Stock Exchange. Special committee mendukung kriteria realisation dan menolak metode asset appraisal.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Peristiwa Great Drepression membuat akuntan menyadari perlunya bukti objektif yang cukup untuk mendukung setiap perubahan nilai jika itu harus dicatat secara pendapatan. Pertanyaannya adalah : pada poin mana penerimaan (revenue) dapat dicatat sebagai pendapatan (earned) selama proses penerimaan (earning) karena tidak ada bukti yang cukup ? Pengakuan pendapatan dapat terjadi pada beberapa tahapan dalam operasi perusahaan atau siklus pendapatan, digambarkan dalam gambar gambar, hal ini diuraikan oleh Coombes dan Martin sebagai berikut :

Page 20: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 20

Pendapatan yang sudah diakui di beberapa poin dalam siklus pendapatan, misalnya : 1. Pada poin 5 dalam industry bangunan untuk kontrak konstruksi jangka panjang 2. Pada poin 7 dimana itu adalah tanggung jawab pembeli untuk mengumpulkan barang 3. Pada poin 8 dalam banyak kasus 4. Pada poin 9 dengan beberapa praktek professional dan untuk kredit angsuran penjualan

Kita perlu merumuskan kriteria untuk membantu kita memutuskan bukti apa yang cukup objektif yaitu kita perlu mengetahui jenis bukti yang kita perlukan sebelum kita memiliki keyakinan terhadap suatu pendapatan atau laba tertentu. Selama bertahun-tahun berdasarkan kebutuhan akan bukti objektif, tiga kriteria telah dikembangkan untuk memastikan apakah pendapatan atau laba harus diakui, kriteria pengakuan didasarkan pada kerelevanan kehandalan informasi akuntansi. Tiga kriteria tersebut adalah : 1. Terukurnya nilai aset 2. Adanya transaksi 3. Penyelesaian substansial dari proses penerimaan

Keterukuran dari Nilai Aset

Pendapatan dapat dilihat sebagai arus kas masuk yang meningkatkan nilai dari total aset perusahaan, bersamaan dengan peningkatan ekuitas. kriteria ini adalah masuk akal dalam pengakuan pendapatan. Jika tidak ada arus masuk dari nilai aktiva yang dapat secara objektif ditentukan, pendapatan tidak dapat dihitung secara objektif. Manfaat dari pengukuran nilai wajar dalam standar seperti IAS 39 / AASB 139 financial instrument : recognition and measurement, IAS 40 investment property dan IAS 41 / 141 AASB agriculture juga berfokus pada peningkatan aset, tanpa adanya arus masuk secara aktual atau fisik dari aset. Dalam kasus tersebut masalah utama adalah

1. devising an idea

2. making purchases

3. receipt of order before commencing

production

4. commencing production

5. progressively throughout production

6. completing of production

7. receipt of order after completing production

8. delivery of goods to customers

9. receipt of cash

Page 21: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 21

masih objektivitas. Hal ini mengharuskan bahwa ada dasar-dasar yang valid yang digunakan untuk mengukur peningkatan (peningkatan nilai) dari aset.

Kebutuhan akan pengukuran yang reliable atau verifiable telah menyebabkan pendekatan konservatif untuk menilai aset. Posisi yang paling konservatif adalah bahwa peningkatan nilai aktiva harus dicatat pada saat benar-benar direalisasikan. Dalam akuntansi nilai wajar, perubahan nilai aset dilaporkan sebagai beban atau pendapatan yang timbul dari memegang aset. Hal ini sepenuhnya konsisten dengan pendekatan akuntansi akrual, tetapi tidak konsisten dengan konservatisme biaya historis dan konsep realisasi. Pengakuan tambahan perubahan nilai aktiva tidak menjadi masalah jika terdapat pasar yang selalu ada untuk aktiva tersebut, seperti saham dalam perusahaan publik. Namun, menjadi masalah ketika nilai pasar yang dapat diandalkan untuk model penilaian ini tidak tersedia.

Apakah Aset harus likuid?

FASB menyatakan bahwa pendapatan dan beban secara umum tidak diakui sampai terealisasi (realised) atau dapat terealisasi (realizable). Cara pandang ini didukung oleh AARF pada Theory Monograph No 3. Ukuran “realized” berarti bahwa aktiva yang diterima adalah tunai atau klaim menjadi tunai dan “realizable” berarti aktiva yang diterima dengan segera dapat dikonversi untuk mengetahui jumlah tunai atau klaim menjadi tunai

Paton dan Littleton berpendapat : “Revenue is realized, according to the dominant view, when it is evidenced by cash receipts or receivables, or other new liquid asset”

Di Theory Monograph No 3 dilaporkan bahwa masih terjadi kebimbangan antara realisasi dengan recognition (pengakuan). Maka dari itu penulis monograph membuat definisi dari realisasi untuk mengatasi kebimbangan tersebut :

“Realization should be defined strictly in terms of cash receipt or a legal claim to cash and should not refer to the broader problem of revenue recognition.”

Alasan FASB menghendaki posisi pendapatan pada saat direalisasikan atau dapat direalisasikan sebelum dicatat adalah untuk mencegah management dari penghabisan modal kerja perusahaan untuk membayar deviden ketika perusahaan mempunyai sedikit asset liquid atau pembayaran deviden dari modal yang diinvestasikan. Alasan lainnya adalah untuk ketentuan legal bahwa dividen yang dibagikan adalah dari keuntungan.

Ketertagihan

Sebuah aspek dari kriteria keterukuran adalah apakah ketertagihan kas cukup terjamin. Terukurnya nilai aset berkaitan dengan ketertagihannya. Ketertagihan berkaitan dengan judgement, biasanya didasarkan pada pengalaman perusahaan yang sebelumnya. Semakin panjang periode penagihan, maka akan semakin tidak pasti semua uang dapat terkumpul. Menentukan ketertagihan adalah masalah menyelesaikan ketidakpastian terkait dengan realisasi penerimaan.

Oleh karena itu, resolusi ketidakpastian merupakan dasar pengakuan pendapatan. Coombes dan Martin berpendapat sebagai berikut:

Page 22: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 22

“Jika resolusi ketidakpastian diterima sebagai kriteria dasar untuk pengakuan pendapatan, tampaknya bermanfaat untuk mengadopsi keterukuran dan keabadian sebagai syarat yang harus dipenuhi sebelum ketidakpastian teratasi.”

Dalam definisi ini, 'keterukuran' berkaitan dengan kemampuan “objektif” untuk memberikan nilai pada penjualan. Istilah 'objektif' secara luas dapat diartikan sebagai 'unbiased', dan tunduk pada verifikasi oleh penyidik lain yang kompeten. Faktor kedua 'permanence' menyiratkan bahwa, setelah diakui, seharusnya tidak ada alasan untuk kemudian 'membalikkan' pendapatan dari rekening.

Adanya Transaksi

Pendapatan hanya bisa diakui bila ada transaksi. Transaksi adalah adanya kegiatan pertukaran dengan pihak lain baik eksternal atau internal yaitu proses untuk menerima hasil dari kegiatan utama perusahaan. Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan kesediaan untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan, transaksi tersebut tentu merupakan bukti objektif dari peningkatan nilai perusahaan. Pihak luar memberikan bukti yang menguatkan nilai output. Saat ini, kecuali dalam kasus tertentu, perusahaan harus terlibat langsung dalam transaksi. Perhatikan bahwa jika kita bersikeras menjadi pihak perusahaan untuk transaksi sebelum pendapatan tersebut dapat diakui, maka biaya historis menjadi dasar yang paling mungkin untuk penilaian aset. Hal ini tidak mengherankan, karena itu, untuk menemukan bahwa kritik kriteria ini cenderung menjadi pendukung current cost dan exit price accounting. Mereka berpendapat bahwa perusahaan tidak perlu menjadi terlibat dengan transaksi tersebut, namun suatu transaksi pasar secara umum sudah cukup. Jika ini diperbolehkan, maka aset tersebut dapat direvaluasi dan laba dicatat sebelum penjualan.

Faktanya adalah bahwa saat ini ada banyak contoh di mana nilai pasar digunakan untuk nilai persediaan atau aset lainnya dan pendapatan atau keuntungan dicatat. Misalnya, persediaan produk tertentu, seperti gandum dan barley, bisa dinilai pada harga pasar saat ini. Mengapa kita membiarkan perusahaan menjual salah satu produk ini untuk mencatat pendapatan, meskipun tidak ada transaksi di mana perusahaan adalah peserta langsung? Jawabannya adalah bahwa profesi mengakui bahwa bukti objektif yang cukup, ada sebelum saat penjualan. Output dijamin untuk dijual. Intinya adalah bukti objektif merupakan faktor penting, bukannya transaksi itu sendiri.

Proses Penyelesaian Pendapatan Secara Substantial

Sumberdaya terkumpul, direncanakan, dikombinasikan dengan sumberdaya telah jadi produk. Pengakuan pendapatan didasarkan pada prosentase penyelesaian barang. Kriteria ini, tidak secara eksplisit dinyatakan dalam kerangka, berfokus pada pengertian bahwa pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh) sampai perusahaan telah melaksanakan sebagian besar kegiatan untuk memperoleh pendapatan. Untuk kriteria tersebut dapat diterapkan, pendapatan tidak dianggap telah diperoleh sampai perusahaan telah melakukan sesuatu. Sebagai contoh, penandatanganan kontrak dalam kebanyakan kasus tidak menciptakan pendapatan karena tidak ada kinerja yang dilakukan oleh penjual pada saat itu.

Ketika sebagian besar operasi yang merupakan proses penerimaan telah dilakukan oleh perusahaan, maka biaya yang terkait dengan operasi-operasi juga dapat ditentukan. Biaya total dapat dipastikan dengan sedikit ketidakpastian, karena apapun masa depan yang mungkin terjadi dapat dengan mudah diperkirakan. Myers mengganggap masalah penyelesaian pendapatan ini

Page 23: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 23

dengan mengganjurkan suatu kriteria “critical event”: Laba diperoleh pada saat pengambilan keputusan yang paling kritis atau melakukan tugas yang paling sulit dalam suatu siklus transaksi lengkap.

Bimbingan dari pembuat standar

Tiga kriteria umum untuk pengakuan pendapatan yang dibahas di atas telah dipertimbangkan oleh para pembuat standar dalam menentukan standar yang tepat. Kerangka (Framework), ayat 83, menyediakan dua kriteria pengakuan pendapatan, yaitu: 1. besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan

mengalir ke atau dari entitas; dan 2. item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal

Dengan demikian, Kerangka memberikan beberapa panduan dalam kaitannya dengan pengakuan tetapi tidak mencakup pengukuran. IAS 18/AASB 118 revenue lebih spesifik yang menyatakan bahwa pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan bahwa pendapatan sudah diterima atau masih piutang (ayat 9). Selanjutnya, IAS 18/AASB 118 memberikan aturan khusus untuk pengakuan dari berbagai jenis pendapatan, yaitu (a) penjualan barang, (b) pemberian jasa dan (c) bunga, royalti dan dividen.

Penjualan Barang

Dari perspektif teoritis, titik penjualan (sales point) merupakan titik yang paling memenuhi tiga kriteria pengakuan umum yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya (terukurnya nilai aset, adanya suatu transaksi, dan penyelesaian substansial dari proses penerimaan). Oleh karena itu, titik penjualan dalam proses penerimaan (earning process) umumnya dipilih sebagai waktu yang paling tepat untuk mencatat pendapatan karena memenuhi kriteria pengakuan. Pada saat penjualan, transaksi terjadi, penjual menerima aset terukur, dan proses penerimaan secara substansial telah selesai.

Penjelasan Penjualan

Apakah arti penjualan? Bagaimana kita tahu bahwa penjualan telah terjadi? Dengan menggunakan hukum sebagai pedoman, biasanya penjualan timbul saat produk dikirimkan oleh penjual kepada pelanggan, atau jasa diserahkan. Seperti yang dinyatakan oleh Martin:

Bukti pendapatan yang dapat diverifikasi sering terdiri dari transaksi penjualan eksternal, sehingga pendapatan biasanya tidak dapat diakui sebelum titik penjualan.

Dalam beberapa kasus, penjual bisa melakukan pengiriman tidak dengan memindahkan barang tetapi dengan pengiriman dokumen kepemilikan.

Haruskah surat hak milik berpindah ke pelanggan agar pertukaran dianggap sebagai penjualan? Dalam kebanyakan kasus, surat hak milik atas barang akan berpindah ke pelanggan karena ketentuan hukum penjualan termasuk perpindahan surat hak milik. Tapi penekanannya seharusnya pada substansi ekonomi transaksi tersebut dan bukan pada rincian teknis hukum. Pemindahan surat hak milik merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah penjualan telah dibuat (IAS 18 / AASB 118, ayat 15), tetapi tidak harus ditekankan sebagai pertimbangan utama, setidaknya dari sudut pandang akuntansi. Salestype Lease adalah contoh bagaimana metode akuntansi mungkin berbeda dengan sudut pandang hukum. Para pembuat

Page 24: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 24

standar telah menyatakan bahwa Lease yang secara substansial mengalihkan semua manfaat dan risiko yang terkait dengan kepemilikan properti harus diperhitungkan sebagai perolehan aset oleh penyewa guna usaha dan penjualan oleh lessor. Meskipun kontrak, yang menyebutkan sewa, namun dari sudut pandang akuntansi transaksi tersebut adalah penjualan. Jika lessor mentransfer salah satu produknya kepada penyewa, maka pendapatan penjualan dan biaya penjualan harus dicatat. Kriteria untuk memastikan apakah sewa adalah sales-type lease (finance lease) tercantum di IAS 17 I AASB 117 Sewa. Pertimbangan utama untuk menentukan apakah penjualan telah terjadi adalah substansi ekonomi dari transaksi atau peristiwa, bukan bentuk hukumnya.

Komplikasi Lain Penjualan

Aturan bahwa penjualan terjadi ketika penjual memberikan barang ke pelanggan merupakan aturan yang cukup sederhana. Transaksi bisnis dapat bervariasi dan kompleks dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan seperti: Kapan sebuah entitas mencatat pendapatan penjualan (sales revenue) jika barang tersebut disisihkan untuk pelanggan untuk memenuhi kenyamanan mereka? Dalam kasus seperti itu, pengiriman bukan acuan agar penjualan dapat dicatat. Bagaimana jika produk disampaikan tetapi pelanggan berhak untuk mengembalikannya? Hak kepemilikan, dibahas dalam Las 18/AASB 118. Jika risiko signifikan dari kepemilikan aset tertahan di penjual, maka transaksi tersebut bukan penjualan dan pendapatan tidak diakui (paragraf 16).

Pengecualian Terhadap Basis Penjualan

Ada situasi di mana pendapatan diijinkan atau disyaratkan untuk dicatat selain pada saat penjualan. Ada tiga pengecualian yang diterima pada prinsip pengakuan penjualan, yaitu 1. Pendapatan yang diakui selama produksi 2. Pendapatan diakui pada akhir produksi 3. Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjualan dilakukan

Karena kebutuhan untuk prinsip pengakuan didasarkan pada bukti obyektif, logisnya pengecualian terhadap basis penjualan harus didasarkan pada: 1. kecukupan bukti sebelum penjualan untuk poin yang pertama dan kedua diatas, dan 2. kekurangan bukti pada saat penjualan untuk poin yang ketiga diatas.

Karena hal ini adalah pengecualian untuk aturan umum, pengecualian ini dapat atau harus digunakan hanya dalam kondisi tertentu.

Selama Produksi

Pendapatan dapat diakui secara bertahap dalam beberapa kasus saat produk masih dalam produksi. IAS 18/AASB 118 memungkinkan pengakuan pendapatan berdasarkan percentage-of-completion method. IAS ll / AASB 111 tentang Kontrak Konstruksi memberikan panduan untuk penggunaan metode ini untuk kontrak konstruksi jangka panjang. Kontrak ini meliputi pembangunan untuk proyek-proyek tertentu biasanya dilakukan di tempat kerja. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin termasuk pembuatan atau pembangunan item khusus berdasarkan kontrak di pabrik produsen sendiri.

Pengukuran yang lebih baik dari hasil pendapatan periodik yang diperoleh dari metode percentage-of-completion adalah tidak didasarkan pada kriteria pengakuan. Pembenaran percentage-of-completion didasarkan pada argumen bahwa pendapatan timbul sepanjang siklus operasi. Pendapatan tidak tiba-tiba muncul ketika penjualan dibuat, tetapi dihasilkan secara

Page 25: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 25

bertahap dalam suatu proses berkelanjutan. Oleh karena itu, masuk akal untuk melihat pendapatan secara bertahap, meningkat secara bertahap selama periode produksi – peristiwa yang paling penting dari proses penerimaan (earning process) – tetapi hanya jika ada bukti yang cukup untuk melakukan hal ini. Pendapatan dapat diakui hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas (IAS 18/AASB 118, ayat 22). Penggunaan metode percentage-of-completion untuk kontrak konstruksi hanya sesuai jika estimasi yang cukup handal dapat dibuat dari tingkat kemajuan penyelesaian pekerjaan, biaya dan pendapatan kontrak.

Penekanan tampaknya ada pada kriteria umum pertama untuk pengakuan, yang harus dilakukan dengan terukurnya dan kolektibilitas aset. Karena ada kontrak antara pembeli dan penjual, terukurnya nilai penjualan total item sudah ditetapkan. Kolektibilitas adalah masalah pertimbangan. Hal ini tergantung pada jaminan bahwa pembeli dapat diharapkan memenuhi kewajibannya. Perkiraan yang paling penting adalah persentase penyelesaian. Tiga cara telah diidentifikasi untuk membantu menentukan tahap penyelesaian kontrak (IAS 111 AASB 1 11, ayat 30): 1. proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilakukan hingga tanggal selesai sesuai

total biaya kontrak; 2. survei dari pekerjaan yang dilakukan; atau 3. penyelesaian proporsi fisik dari kontrak pekerjaan.

Kriteria umum kedua untuk pengakuan pendapatan (adanya transaksi) dipenuhi dengan adanya penandatanganan kontrak yang menetapkan nilai total penjualan. Meskipun ini adalah kontrak pelaksanaan, ini secara obyektif menetapkan harga barang dan mengungkapkan kesediaan pihak luar untuk membayar jumlah tersebut. Kontrak biasanya akan menentukan hak yang dimiliki masing-masing pihak. Penjual memiliki hak untuk meminta progress pembayaran sebagai bukti kepemilikan pembeli dan niat untuk menyelesaikan kontrak. Dengan asumsi persentase penyelesaian (percentage-of-completion) cukup handal, maka jumlah proporsional dari total pendapatan yang diharapkan tercatat setiap periode dapat dianggap ditentukan secara rasional.

Jika proses pendapatan dianggap selesai hanya ketika proyek selesai, maka kriteria ketiga yang berlaku umum untuk pengakuan pendapatan tidak dapat dikatakan terpenuhi. Namun, maksud dari kriteria ini adalah untuk mencatat pendapatan yang disesuaikan dengan tingkat kinerja perusahaan; sebagai contoh yaitu untuk memastikan bahwa perusahaan telah melakukan operasi yang diperlukan untuk memperoleh pendapatan saat ini. Biaya yang diasumsikan mencerminkan kinerja perusahaan. Sebagaimana dibahas sebelumnya di bawah prinsip pengakuan penjualan, tidak pantas untuk mencatat total pendapatan pada saat penjualan jika sebagian besar operasi yang diperlukan untuk memperoleh pendapatan tersebut belum dilakukan. Tapi untuk metode percentage-of-completion, jumlah pendapatan proporsional yang dicatatkan untuk periode saat ini terkait dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, yang merupakan kinerja oleh perusahaan untuk periode tersebut. Oleh karena itu, pendapatan untuk periode ini didasarkan pada penyelesaian substansial dari porsi yang diberikan dari total pekerjaan yang sedang dilakukan.

Akhir Produksi

Pengakuan pendapatan berdasarkan titik akhir produksi daripada titik penjualan adalah prosedur yang masuk akal jika produksi itu sendiri adalah peristiwa penting dan penjualan berikutnya hanyalah sebuah transaksi rutin yang akan diambil untuk diberikan. Situasi seperti itu hanya ada di mana permintaan untuk output terjamin. Jelas, harus ada bukti yang cukup bahwa permintaan untuk barang tersebut ada sebelum penjualan yang sebenarnya terjadi.

Page 26: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 26

Kas Yang Diterima Setelah Penjualan

Metode installment dan metode cost recovery adalah prosedur yang tepat dalam kaitannya dengan pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang diterima setelah penjualan. Kas yang diterima adalah jumlah pendapatan. Berdasarkan metode angsuran, biaya produk dialokasikan oleh rasio:

푘푎푠푦푎푛푔푑푖푘푢푚푝푢푙푘푎푛푠푒푙푎푚푎푝푒푟푖표푑푒푡푒푟푡푒푛푡푢푡표푡푎푙ℎ푎푟푔푎푝푒푛푗푢푎푙푎푛(푗푢푚푙푎ℎ푘푎푠푦푎푛푔푑푖ℎ푎푟푎푝푘푎푛)

Menurut metode cost recovery, jumlah biaya yang sama dengan pendapatan diakui sampai semua biaya pulih. Setelah itu, uang tunai tambahan yang diterima adalah laba.

Metode ini mengungkapkan sikap konservatif atas pengakuan pendapatan, karena penjualan produk bukan merupakan bukti yang cukup bahwa pendapatan telah diterima. Hanya penerimaan aktual kas dari pelanggan akan memenuhi persyaratan bukti. Metode ini diperlukan karena kriteria pertama untuk pengakuan pendapatan, terukurnya (kolektibilitas), dan kritetia ketiga, penyelesaian substansial, tidak terpenuhi. Berdasarkan kriteria ketiga, perusahaan tidak mencatat pendapatan karena belum mendapatkannya dengan melakukan kegiatan yang diperlukan. Berdasarkan kriteria pertama, penjual tidak memiliki jaminan bahwa semua uang akan dapat dikumpulkan dari penjualan.

Ketidakpastian yang signifikan mengenai kolektibilitas dari harga jual adalah salah satu alasan untuk menggunakan prinsip pengakuan pendapatan konservatif ini. Bagaimana seseorang menentukan tingkat ketidakpastian? yaitu bahwa tidak ada dasar yang beralasan untuk memperkirakan tingkat kolektibilitas.

Pemberian Jasa/Layanan

IAS18/AASB 118 paragraf 20 mensyaratkan bahwa pendapatan sehubungan dengan pemberian jasa harus diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal pelaporan. Dengan demikian, pendapatan diakui pada periode dimana jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna tentang kegiatan pelayanan dan kinerja perusahaan pada suatu periode, yang tidak akan tersedia jika layanan yang diperlukan akan selesai sebelum pendapatan diakui. Paragraf 23 menyatakan bahwa suatu entitas umumnya mampu membuat estimasi yang handal, yang memungkinkan pengakuan pendapatan, ketika telah setuju untuk melakukan hal berikut dengan pihak lain: 1. Hak dilaksanakan masing-masing pihak mengenai layanan yang akan diberikan dan diterima oleh

para pihak; 2. Pertimbangan untuk dipertukarkan; dan 3. Cara dan ketentuan penyelesaiannya.

Layanan dapat melibatkan tindakan dan waktu tunggal, atau beberapa tindakan dan waktu. Pengakuan pendapatan harus mempertimbangkan sifat dan waktu tindakan. Jika ada tindakan signifikan yang harus diselesaikan, pengakuan seharusnya tidak terjadi sampai tindakan ini telah dilakukan. Dimana layanan terdiri dari jumlah tak tentu tindakan selama periode tertentu, pendapatan harus diakui dengan dasar garis lurus (paragraf 25). Jumlah pendapatan yang diakui harus mencerminkan layanan yang disediakan. Sebagai contoh, ASIC menemukan bahwa perusahaan yang bertindak dalam hubungan keagenan, seperti agen perjalanan, melaporkan pendapatan secara bruto. Mereka menunjukkan nilai transaksi yang dilakukan oleh klien mereka, daripada jumlah bersih komisi yang menjadi hak mereka. Meskipun keuntungan tidak terpengaruh (karena perusahaan juga

Page 27: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 27

membuat overstatement pada biaya), ASIC menganggap praktek itu bertentangan dengan persyaratan pengakuan pendapatan dan berpotensi menyesatkan pengguna laporan keuangan.

Bunga, Royalti, dan Dividen

Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima, memenuhi semua tiga kriteria pengakuan umum. Namun, untuk beberapa item, berlalunya waktu menandakan pendapatan telah diterima. Karena itu, pendapatan yang masih harus dibayar (accrued revenue) dicatat, meskipun tidak ada transaksi eksternal. Contohnya adalah pendapatan bunga yang masih harus dibayar pada akhir periode akuntansi. Akibatnya, layanan dijual–penggunaan uang – setiap harinya. IAS18/AASB 118 paragraf 30 mengatur bahwa bunga harus diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif; royalti harus diakui sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan dividen harus diakui pada saat pemegang saham memiliki hak untuk menerima pembayaran. Dalam dua kasus pertama, praktik tersebut mungkin untuk mengakui pendapatan secara akrual berdasarkan metode garis lurus selama masa perjanjian.

Pengakuan Pendapatan dan Pengukuran - Kegiatan yang Dilakukan oleh Pembuat Standar Saat Ini

Pembuat standar telah melakukan proyek-proyek baru dalam kaitannya dengan pengakuan pendapatan dan pengukuran karena transaksi pendapatan tidak dijelaskan dengan baik oleh literatur panduan yang ada. Selain itu,transaksi telah menjadi lebih kompleks; misalnya, mereka dapat menggabungkan barang, jasa dan transaksi keuangan. Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen keuangan) dan penggunaan yang lebih besar dari pengukuran nilai wajar dalam standar tertentu seperti IAS39/AASB139 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, IAS40/AASB140 Investasi Properti dan IAS4l/AASB141 Pertanian telah menghasilkan bunga yang cukup besar dalam pengakuan pendapatan dan isu-isu tentang kapan dan bagaimana perubahan nilai aktiva dan kewajiban terkait harus diakui dan diukur. Tabel 17.1 menunjukkan bagaimana item yang mewakili arus pendapatan dapat dipisahkan dari item yang mewakili pengukuran kembali, yaitu, dimana keuntungan atau kerugian yang timbul karena perubahan nilai aktiva atau kewajiban pada suatu periode. Bahan ini dikembangkan sebagai bagian dari proyek pelaporan kinerja IASB sebelumnya, tetapi ini bukan bagian dari proposal proyek pelaporan kinerja IASB/FASB saat ini.

Para pembuat standar telah mencatat bahwa ada inkonsistensi antara Framework dan beberapa standar. Misalnya, penerapan kriteria pengakuan dalam Framework dan IAS18/AASB 118 dapat menciptakan aktiva dan kewajiban yang ditangguhkan yang tidak sesuai dengan definisi aset dan kewajiban pada Framework. Selanjutnya, standar tidak menjelaskan dengan baik transaksi yang melibatkan komponen-komponen (pengaturan pendapatan multi-elemen)31. Misalnya, 'bundling' produk utama dengan produk tambahan dan jasa yang sedang berlangsung, seperti yang terjadi di sektor teknologi, membuat pengakuan pendapatan rumit. FASB telah menunjukkan ada kekosongan dalam petunjuk pengakuan pendapatan dan kurangnya dasar konseptual untuk menyelesaikan masalah relevan terkait.32 Kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan AS telah menjadi subyek dari mayoritas permintaan SEC untuk penyajian kembali laporan keuangan. Salah satu kasus tersebut, berkaitan dengan Xerox, yang dieksplorasi dalam Theoryin Action 17.3.

Proyek Pengakuan Pendapatan Saat Ini

Page 28: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 28

FASB dan IASB telah melakukan sebuah proyek untuk mengembangkan seperangkat prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yang akan menghilangkan inkonsistensi dalam literatur otoritatif yang ada dan praktek akuntansi yang berlaku. Proyek tersebut menangani isu-isu konseptual kunci yang mendasari pelaporan keuangan, termasuk perbedaan antara kewajiban dan ekuitas, pengakuan kewajiban (termasuk pedoman yang berkaitan dengan definisi dan kriteria pengakuan), dan prinsip-prinsip umum untuk mengakui pendapatan.

FASB dan IASB telah mengusulkan prinsip-prinsip dasar berikut untuk pengakuan dan pengukuran pendapatan: 1. Sebuah entitas pelaporan harus mengakui pendapatan dalam periode akuntansi dimana mereka

muncul dan mengukur mereka sebesar nilai wajarnya pada tanggal mereka muncul jika dapat menentukan baik terjadinya dan pengukuran mereka dengan keandalan yang cukup.

2. Sebuah entitas pelaporan harus mengukur pendapatan dari peningkatan aset atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar kenaikan atau penurunannya.

Prinsip-prinsip ini merupakan perpanjangan dari petunjuk sebelumnya. Namun, mereka mencakup perubahan dalam penekanan di beberapa daerah, yang dapat menyebabkan perubahan dalam praktek akuntansi. Sebagai contoh: 1. Pendapatan diakui pada periode dimana ia muncul. Ada penekanan pada pengakuan pendapatan

tepat waktu, daripada realisasi pendapatan. 2. Pendapatan timbul dari kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban. Pendapatan dapat dihasilkan

dari perubahan nilai aset yang terjadi dalam siklus produksi dan dari holding aset (yaitu, dari pengukuran kembali). Kedua unsur pendapatan tersebut termasuk dalam pengukuran laba rugi komprehensif.

3. Pengakuan pendapatan dan pengukuran mencerminkan nilai wajar. Pendekatan nilai wajar telah diadopsi sebagai prinsip kerja, tapi ini akan terpengaruh di masa depan dengan keputusan dalam Proyek Pengukuran (lihat bab 15). Pendekatan nilai wajar tersebut kontroversial dan tidak memiliki dukungan sepenuhnya dari pembuat standar. Sebagai contoh, Accounting Standard Setting Board of Japan telah menyatakan keprihatinan tentang arah proyek ini dan meminta agar hal ini dihentikan.

4. Pengukuran harus dapat diandalkan/reliable. Hal ini sesuai dengan karakteristik kualitatif informasi keuangan yang ada dalam Framework.

Selanjutnya, IASB telah sepakat bahwa sementara ada dua kriteria yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan. Ini adalah: 1. Kriteria unsur-unsur (the elements criterion), yang membutuhkan perubahan dalam aktiva atau

kewajiban telah terjadi, yaitu (1) peningkatan aset telah terjadi yang meningkatkan ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik, dan (2) penurunan kewajiban telah terjadi yang menyebabkan kenaikan ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik (seperti pengampunan oleh kreditor kepada entitas)

2. Kriteria pengukuran (the measurement criterion), yang mengharuskan perubahan aktiva atau kewajiban dapat diukur dengan tepat, yaitu (1) aset atau kewajiban diukur dengan menggunakan atribut yang relevan, dan (2) peningkatan aset atau penurunan kewajiban diukur dengan keandalan yang cukup.

Kriteria pengukuran tidak berisi kriteria probabilitas, seperti yang terdapat di Frameworks IASB dan AASB. Keputusan untuk tidak menggunakan kriteria probabilitas mencerminkan pandangan IASB

Page 29: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 29

bahwa probabilitas harus menjadi bagian dari pengukuran unsur laporan keuangan dan tidak harus menjadi kriteria untuk pengakuan. Measurability/keterukuran masih merupakan elemen penting dari kriteria yang baru, tapi ada sedikit pengurangan penekanan pada penyelesaian substansial dari proses laba. Pendekatan yang dilakukan dalam proyek ini adalah untuk fokus pada perubahan nilai aktiva dan kewajiban daripada penyelesaian proses pendapatan.

Pelaporan Kinerja Keuangan

Definisi pendapatan diadopsi oleh IASB, dan juga AASB, mengartikan bahwa pendapatan bisa dihasilkan dari perubahan nilai aset. Pendekatan ini tercermin dalam standar Australia sebelum tahun 2005. AASB 1038 Life Insurance Business menyatakan bahwa unrealised gain atau loss yang timbul dari perubahan nilai aset yang berhubungan dengan bisnis asuransi jiwa untuk diakui sebagai pendapatan dan beban pada periode dimana mereka terjadi. Demikian pula, AASB 1037 Self-Generating and Regenerating Asset menyatakan bahwa perubahan nilai aset biologis dan produk non-hidup mereka dimasukkan dalam laporan laba rugi periode tersebut. Dengan cara ini, item yang tidak terpisahkan untuk menilai kinerja suatu entitas termasuk dalam laporan laba rugi periode berjalan dan bukan diakui dalam periode-periode berikutnya, seperti ketika item tersebut dijual. Pendekatan ini ditujukan untuk memberikan informasi untuk membantu pengguna memprediksi kinerja masa depan. Ini mencerminkan tujuan pembuat standar bahwa semua gain dan loss, baik realised maupun unrealised, diakui dalam periode dimana mereka berhubungan.

Di bawah standar IASB yang diadopsidi Australia sejak 1 Januari 2005, gains dan losses yang timbul dari penilaian kembali aset dapat dimasukkan dalam pendapatan (melalui laporan laba rugi) atau langsung dalam ekuitas (melalui laporan perubahan ekuitas). Standar memungkinkan atau memerlukan pengukuran aset mencakup IAS16/AASB 116 Aset Tetap, IAS39/AASB 139 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, IAS40/AASB 140 Investasi Properti, IAS41/AASB 141 Pertanian dan IAS19/AASB119 Imbalan Kerja. Penggunaan yang lebih banyak mengenai pengukuran nilai wajar dalam standar berarti bahwa gains dan losses diakui pada periode dimana mereka terjadi, terlepas dari apakah mereka realised atau tidak. Akibatnya, FASB dan IASB telah mengalihkan perhatian mereka ke bagaimana cara terbaik untuk menampilkan informasi tentang item pendapatan dalam laporan keuangan suatu entitas. Proyek mereka pada pelaporan kinerja keuangan dibahas di Internasional View berikut.

Melaporkan Kinerja Keuangan

The IASB telah memiliki proyek agenda aktif dalam kaitannya dengan pelaporan kinerja keuangan sejak pembentukan dewan saat ini pada tahun 2001. Banyak masalah telah dipertimbangkan dan pengujian lapangan telah dilakukan, meskipun sebuah draft eksposur belum dikeluarkan. Proyek ini relevan dengan diskusi tentang pengakuan pendapatan karena ini berkaitan dengan bagaimana item pendapatan akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Proyek ini dikerjakan untuk menetapkan standar penyajian informasi dalam laporan keuangan untuk meningkatkan kegunaan informasi bahwa dalam menilai kinerja keuangan dan posisi dari suatu entitas. The IASB mencatat bahwa ada perbedaan antara negara-negara dalam kaitannya dengan presentasi, klasifikasi dan definisi item dan indikator kinerja utama. Selain itu, penggunaan model pengukuran campuran-atribut (yaitu, model yang menggunakan kedua nilai historis dan pengukuran nilai wajar) menyuarakan keprihatinan tentang efeknya pada penyajian kinerja keuangan dan posisi.

Page 30: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 30

Proyek ini meliputi masalah yang berhubungan dengan tampilan dan penyajian laporan keuangan dari semua perubahan yang diakui dalam aset dan kewajiban dari transaksi atau peristiwa lain, kecuali yang terkait dengan transaksi dengan pemilik. Ini akan mempertimbangkan item yang saat ini dilaporkan dalam laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. IASI memungkinkan tetapi tidak memerlukan laporan laba rugi komprehensif tunggal.

Sebelum Maret 2004, IASB mencapai beberapa keputusan tentatif dalam kaitannya dengan pelaporan kinerja. Meskipun proyek ini hanya menyangkut penyajian dan pengungkapan dan tidak mencakup pengakuan dan pengukuran, beberapa masalah substansial muncul. Beberapa di antaranya mungkin perdebatan antar konstituen dan menciptakan kesulitan dalam mencapai standar untuk presentasi laba rugi komprehensif. Kesimpulan sementara adalah sebagai berikut:

1. all-inclusive, laporan laba rugi tunggal. Ini adalah perubahan dari praktik masa lalu dimana laporan laba rugi multiple telah disajikan. Semua perubahan aktiva dan kewajiban akan ditampilkan dalam laporan laba rugi, sedangkan di masa lalu hanya beberapa item yang termasuk dalam laporan laba rugi. Item lainnya tidak dimasukkan sebagai bagian dari kinerja, misalnya revaluasi aset berwujud. Namun, IASB telah menemukan dukungan yang cukup di antara konstituen untuk pendekatan yang diusulkan membutuhkan laporan laba rugi tunggal.

2. Realisasi bukanlah dasar untuk masuknya barang. Tujuan dari laporan laba rugi adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Fakta bahwa item tidak direalisasi tidak akan menghalanginya dari memasukannya ke dalam laporan laba rugi. Ini adalah perubahan dalam praktek yang mungkin disukai oleh beberapa konstituen seperti analis yang menginginkan pengukuran nilai lebih adil dan inklusi dari semua item yang mempengaruhi kekayaan equity holders. Namun, mungkin ditentang oleh orang lain, misalnya preparers yang tidak mendukung pendekatan nilai wajar. Penggunaan pengukuran nilai wajar kontroversial di banyak negara, karena beberapa preparers laporan keuangan dan pengguna menganggap bahwa hal itu mungkin kurang andal.

3. pengungkapan terpisah dari kinerja dan pengukuran kembali. Laporan laba rugi akan membedakan antara arus pendapatan dan penyesuaian valuasi. Perubahan nilai wajar akan mengungkapkan penyebab perubahan: kinerja selama periode tersebut, perubahan kondisi ekonomi, atau perubahan ekspektasi pasar. Namun, klasifikasi barang mungkin tidak mudah dan judgement akan diperlukan. Beberapa pengguna laporan keuangan keberatan dengan persyaratan yang meningkatkan subjektivitas dalam laporan keuangan dan mengurangi keandalan dan komparabilitas materi yang disampaikan.

4. Pembatasan dalam kategori presentasi yang akan digunakan dalam laporan keuangan itu. Baris pada laporan laba rugi akan memisahkan laba usaha, laba usaha lainnya, pendapatan keuangan, beban pembiayaan, pajak penghasilan, operasi dalam penghentian dan hasil lindung nilai arus kas. Dengan demikian, akan ada kebijaksanaan manajemen kurang dalam format presentasi dan pembatasan kemampuan manajemen untuk menggunakan presentasi dengan cara yang oportunistik. Umpan balik dari pengujian lapangan menunjukkan bahwa preparer singin lebih banyak fleksibilitas untuk menyajikan perusahaan mereka dengan cara yang konsisten dengan bisnis mereka. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pendekatan yang diusulkan tidak akan bekerja untuk lembaga keuangan.

Page 31: Profit Dan Revenue - Kompilasi (1)

profit dan revenue

Teori Akuntansi – XA Kelompok 4 31

DAFTAR REFERENSI

Godfrey, J. Hodgson, A. Holmes, S. Tarca, A. 2006. Accounting Theory Sixth Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd.