INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …
Transcript of INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …
INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN
DAN SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA
KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN
TANA TORAJA
SKRIPSI
OLEH
SUKMAWATI
NIM 105731109316
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN
DAN SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA
KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN
TANA TORAJA
SKRIPSI
Oleh
SUKMAWATI
NIM 105731109316
Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi
Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO HIDUP
“Pedang terbaik yang dimiliki ialah sebuah kesabaran tanpa batas”.
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar (Qs. Ar-Rum: 60)
Persembahan:
Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk:
Kepada Ayahanda Sarlan Makkawaru dan Ibunda Marjati tercinta sebagai
rasa hormat dan baktiku, terimakasih atas segala doa dan kasih sayang
yang telah engkau berikan yang tak pernah ada hentinya.
Saudara saya Adnan Makkawaru dan Nurazizah Makkawaru, yang telah
memberikan dukungan dan doa dalam proses penyelesaian karya ilmiah
ini.
Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
tulus dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
Para sahabat yang selalu memberikan bantuan dan semangan
kupersembahkan karya ilmiah ini sebagai semangat perjuangan.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
vi
vii
ABSTRAK
Sukmawati, 2020.Intergovernmental Revenue, Ketetapan Sasaran
Anggaran dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja keuangan Sebagai Sistem Pengendalian Intern Pada Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muchran dan Pembing II: Mira.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan dengan sistem pengendalian intern pada Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori dengan menggunakan analisis linear berganda dan analisis moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah dua puluh kantor dinas yang terdaftar pada SKPD Kabupaten Tana Toraja.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.
Hasil penelitian manunjukkan bahwa intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.Sedangkan analisis variabel moderating menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal tidak mampu memoderasi intergovernmental revenue dan ketetapan sasaran anggaran.Sedangkan sistem pengendalian internal mampu memoderasi sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerje keuangan.
Kata kunci :intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran, sistem pelaporan, sistem pengendalian internal, akuntabilitas kinerja keuangan.
viii
ABSTRACK
Sukmawati, 2020.Intergovernmental Revenue, Budget Target Determination and Reporting System on Financial Performance Accountability as Internal Control System in Tana Toraja Regency Government.Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by: I: Muchran and II: Mira.
This study aims to determine the effect of intergovernmental revenue, budget targeting and reporting systems on financial performance accountability with the internal control system in the Tana Toraja Regency Government. The method in this research is a quantitative method with an explanatory approach using multiple linear analysis and moderating analysis. The population in this study were twenty official offices registered in the SKPD of Tana Toraja Regency. The sampling technique in this study used saturated samples.
The results of this study indicate that intergovernmentalrevenue, budget targeting and reporting systems have a positive and significant effect on financial performance accountability. meanwhile, moderating variable analysis shows that the internal control system is not able to moderate intergovernmental revenue and budget target setting. Meanwhile, the internal control system is able to moderate the reporting system for financial performance accountability.
Keywords: intergovernmental revenue, budget target setting, reporting system, internal control system, financial performance accountability.
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan
nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul
“Intergovernmental Revenue, Ketetapan Sasaran Anggaran dan Sistem
Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Keuangan dengan Sistem
Pengendalian Intern pada Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua Orang Tua penulis bapak Sarlan Makkawaru dan Ibu Marjati yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Saudara-saudaraku tercinta Adnan Makkawaru dan Nurazizah
Makkawaru yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga
akhir studi ini dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanannya,
dukungan dan do’a restu yang telah diberikan dengan keberhasilan penulis
dalam menuntut ilmu. Sahabat- sahabat ku selama kuliah Cici, Mala, Kasma dan
Nirma yang senantiasa meluangkan waktunya yang tidak pernah kenal hujan dan
panas yang selalu memberikan dukungan dan selalu menemani hingga akhir
studi ini dan juga untuk orang terdekat Syafrullah yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga apa
x
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan didunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse,M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M. Si. Ak.CA. CSP, selaku ketua program
studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr.Muchran BL, M.Si, selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Mira, SE.,M.Ak.Ak selaku pembimbing II yang berkenaan membantu
selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 terkhusus kela AK16.C yang selalu belajar
bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi
penulis.
xi
8. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungan
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritikannya yang sifatnya masukan dan dapat membangun demi
kesempurnaam skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, apabila terdapat kesalahan dan kata –
kata yang kurang berkenan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 16 Januari 2021
Penulis
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................... Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
ABSTRACK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8
A. Tinjauan Teori ..................................................................................................... 8
B. Tinjauan Empiris ............................................................................................... 17
C. Kerangka Konsep ............................................................................................. 19
D. Hipotesis ............................................................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 25
C. Defenisi Operasional Variable dan Pengukuran .......................................... 25
D. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 29
xiii
F. Teknik Analisis .................................................................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 36
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........................................................ 36
B. Deskripsi Data ................................................................................................... 41
C. Statistik Deskriptif ............................................................................................. 42
D. Hasil Uji Kualitas Data...................................................................................... 50
E. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 52
F. Uji Hipotesis....................................................................................................... 55
G. Pembahasan ..................................................................................................... 62
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 70
A. Simpulan ............................................................................................................ 70
B. Saran .................................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 73
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 76
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 17
Tabel 3. 1 Operasional dan pengukuran .............................................................. 26
Tabel 3. 2 Populasi ............................................................................................... 28
Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Umur ............................. 42
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 43
Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan.................... 43
Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Masa Kerja ................... 44
Tabel 4. 5 Statistik Deskriptif Variabel .................................................................. 45
Tabel 4. 6 Deskripsi Pernyataan Intergovernmental Revenue ............................ 46
Tabel 4. 7 Deskripsi Pernyataan Ketetapan Sasaran Anggaran ......................... 47
Tabel 4. 8 Deskripsi Pernyataan Sistem Pelaporan ............................................. 48
Tabel 4. 9 Deskripsi Pernyataan Akuntabilitas Kinerja Keuangan ....................... 49
Tabel 4. 10 Deskripsi Pernyataan Sistem Pengendalian Internal ........................ 50
Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 51
Tabel 4. 12 Hasil Uji Realibilitas ........................................................................... 52
Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 53
Tabel 4. 14 Hasil Uji Multikoleniaritas ................................................................... 55
Tabel 4. 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 56
Tabel 4. 16 Hasil Uji T- Parsial ............................................................................. 57
Tabel 4. 17 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 59
Tabel 4. 19 Hasik Uji T- Parsial ............................................................................ 60
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Konsep ................................................................................... 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah sebagai organisasi yang memegang peran utama
dalam pemberian jasa dan pelayanan kepada masyarakat mempunyai
lingkungan yang berbeda dengan sektor swasta.Hal ini menjadi
perimbangan dengan sektor swasta.Struktur pemerintahan pada umumnya
diperlukan untuk melindungi dan melayani kebutuhan-kebutuhan warga
negaranya (Nisjar, 1998: 8-9).
Pemerintah daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (Febrianto, 2018: 21).Pemerintah daerah adalah penyelenggara
urusan pemerintahan oleh pembantuan dengan prinsip ekonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI (Nordiawan dan Hertianti, 2010: 55).
Penyelenggaraan pemerintah dalam hal pertanggungjawaban
tidak terhindar dari anggaran pemerintah karena sangat dibutuhkan dan
menjadi isu yang sangat penting yang menjadi sorotan dimasyarakat.
Anggaran merupakan suatu proses pengalokasian sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas.
Anggaran juga dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu dalam ukuran
finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama
pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung
2
muatan politis yang cukup signifikan. Bagi sektor publik seperti pemerintah,
anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan, tetapi juga merupakan
bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana publik yang dibebankan
kepadanya (Nordiawan dan Hertianti, 2010: 69).Anggaran patutu menjadi
tolak ukur dalam tercapainya kinerja yang diinginkan sehingga persiapan
suatu anggaran di daerah harus memberikan gambaran mengenai tujuan
dari sebuah kinerjanya secara jelas. Tidakjelasnya tujuan dari anggaran
akan menyebabkan pengelolah anggaran merasa bingung, tidak sabar dab
belum merasa puas dalam kinejanya. Hal tersebut dapat membuat
pengelolah anggaran tidak terdorong untuk mencapai tujuan yang di
inginkan (Nengsih, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh indrayani (2017) mengatakan
bahwa perkembangan organisasi yang banyak menghadapi masalah yang
timbul akibat kelompok-kelompok kecil yang tidak membentuk organisasi
yang bertambah mudah menyesuaikan diri dan keadaan, melainkan mala
menjadikan kebutuhan organisasi tersebut.Hal ini terjadi karena adanya
suatu perbedaan harapan dan persepsi para anggota kelompok.Dalam
beberapa tahun terakhir sering terjadi permasalahan hukum yang selalu
berkaitan dengan pelaksanaan kinerja keuangan daerah menjadi perhatian
dimasyarakat.Berbagai macam peraturan keuangan yang diterbitkan
ternyata tidak selalu diiringi dengan hasil kerja keuangan.Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) mengatakan bahwa hal ini
nampaknya dengan sedang banyaknya masalah yang dialami oleh
pemerintah daerah seperti munculnya berbagai kesalahan dan
3
pengungkapan- pengungkapan yang tidak pasti dalam pengelolaan
keuangan.
Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah publikasi laporan
keuangan oleh pemerintah terlihat belum menjadi halyang umum.Peran
laporan keuangan dalam melaksanakan akuntabilitas, tidak saja disebabkan
karena laporan tahunan yang tidak memuat semua informasi yang relevan
yang dibutuhkan para pengguna, tetapi juga karena laporan tersebut tidak
dapat secara langsung tersedia pada para pengguna potensial.Sebagai
akibatnya, penyajian laporan keuangan yang tidak lengkap dan tidak
fleksibel dapat menurunkan kualitas dari akuntabilitas pengelolaan
keuangan.
Akuntabilitas keuangan dan tindakan yang mempunyai ikatan
erat dengan anggaran serta penyelenggaraan keuangan Negara karena
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dibuat berdasarkan laporan
keuangan sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2006. Disisi lain pandangan
berbeda diungkapkan oleh Paramitha dan Gayatri (2016) menyatakan
bahwa akuntabilitas juga merupakan salah satu unsur pokok yang harus
dipenuhi dalam mewujudkan good governance yang saat ini sedang
diupayakan Indonesia. Melalui laporan akuntabilitas masyarakat dapat
menilai apakah pemerintah daerah telah mencapai tujuan yang diharapkan,
dan apakah kepercayaan yang diberikan untuk mengelola sumber daya yang
telah ada telah dimanfaatkan dengan baik, dengan kata lain apakah
pemerintah telah bekerja secara ekonomis, efisien dan efektif. Pengelolaan
pemerintah daerah yang berakuntabilitas memiliki keterkaitan dengan
anggaran pemerintah daerah.Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh
4
Novyandra (2016) mengemukakan bahwa “pemerintah tidak hanya
mempertanggungjawabkan uang yang dipungut dari rakyat, tapi juga dituntut
untuk mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang dicapai”.
Alasan penulis memilih Pemerintah daerah Tana Toraja sebagai
objek peneliti karena, penulis ingin mengetahui bagaimana ketetapan tujuan
anggaran, laporan serta tanggungjawabannya dalam masing - masing
tindakan yang dilakukanserta penulis ingin melihat tingkat ketergantungan
Pemerintah kabupaten Tana Toraja dalam hal suntikan dana atau transfer
dari pemerintah pusat.Serta alasan penulis menggunakan realisasi anggaran
dikarenakan anggaran dalam suatu pemerintahan sangat penting, karena
berhubungan dengan fungsi dari pemerintah untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Kabupaten Tana Toraja mendapat predikat WDP (wajar dengan
pengecualian) selama empat tahun berturut-turut atas laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD). Anggota DPRD Tana Toraja menjelaskan prinsip
dasar opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam
laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau
item tertentu yang menjadi pengecualian. Menurutnya akuntan pada BPKAD
memberikan julukan little adverse atau ketidakwajaran yang kecil terhadap
opini untuk menunjukkan adanya ketidakwajaran dalam item tertentu. Ketua
komisi 3 DPRD ini juga menambahkan ketidakwajaran tersebut tidak
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan dan salah
satu item adalah tidak teratur dalam hal administrasi, dimana neraca
keuangan masih muncul asset dan utang tahun sebelumnya yang masih
muncul dan tidak ada upaya penyelesaian (UpdateKareba, Mei 2019).
5
Melihat berbagai permasalahan maka pemerintah wajib memperbaiki
administrasinya agar lebih tertib lagi. Dalam melaksanakan perbaikan
tersebut maka perlu memperbaiki atau menyempurnakan untuk menciptakan
sistem pengelolaan anggaran yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, yaitu dengan terbentuknya semangat desentralisasi,
demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya dan proses pengelolaan
keuangan daerah.
Menurut Dewi et al (2016) mengemukakan selain sistem
pengendalian intern yang lemah, pengawasan laporan keuangan pemerintah
juga lemah.Hal ini terjadi karena adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah.Pengawasan
laporan keuangan daerah juga dapat mempengaruhi nilai informasi laporan
keuangan pemerintah.Sistem pengawasan keuangan daerah terdiri dari
internal dan eksternal.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul
“intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan dengan sistem
pengendalian internal pada pemerintahan kabupaten Tana Toraja”.
B. Rumusan Masalah
Proses penyusunan anggaran sering kali menjadi isu yang
penting yang menjadi sorotan dimasyarakat. Dalam suatu anggaran sektor
publik, sistematika dan klasifikasi mempunyai fungsi penting. Selain sebagai
suatu alat pengelompokan akun, sistematika anggaran juga mengarahkan
proses analisis sehingga fungsi anggaran sebagai alat kebijakan dapat
6
berjalan dengan baik. Anggaran sektor publik juga harus menggambarkan
perubahan utama dari kepentingan dan harapan suatu masyarakatnya, serta
menentukan penghasilan dan pengeluaran pemerintah daerah.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh intergovernmental revenueterhadap akuntabilitas
kinerja keuangan?
2. Bagaimana pengaruh ketetapan sasaran anggaran terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan.
3. Bagaimana pengaruh sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan.
4. Bagaimana sistem pengendalian intern dapat memoderasi
intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
5. Bagaimana sistem pengendalian intern dapat memoderasi ketetapan
sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
6. Bagaimana sistem pengendalian dapat memoderasi sistem pelaporan
terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan berdasarkan penulisan masalah diatas adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh intergovernmentalrevenue terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh ketetapan sasaran anggaran berpengaruh
terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
3. Untuk mengetahuisistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja keuangan.
7
4. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern dapat memoderasi
intergovernmentalrevenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
5. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern dapat memoderasi
ketetapan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
6. Untuk mengetahui sistem pengendalian dapat memoderasi sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah
gagasan bagaimanakah akuntabilitas kinerja keuangan kabupaten Tana
Toraja serta dapat menjadi acuan bagi peneliti lainnya mengenai
akuntabilitas kinerja keuangan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi pengawas Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Tana Toraja, sehingga bisa dijadikan
bahan evaluasi, pertimbangan dan masukan bagi penyelenggaraan
pemerintah dalam berusaha menyikapi peningkatan akuntabilitas kinerja
keuangan yang jujur, adil dan melaksanan amanah sesuai dengan
peraturan pemerintah daerah.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Intergovernmental Revenue
Intergovernmental Revenue adalah sejumlah transfer dana
dari pusat yang sengaja dibuat untuk membiayai program-program
pemerintah daerah. Intergovernmental Revenue atau dana perimbangan
merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang memiliki
kontribusi besar terhadap struktur APBD. Apabila pengelolaan daerah
dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,
maka tentunya akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah itu sendiri
(febrianto, 2018: 5).
Kebijakan atas dana perimbangan meliputi tiga komponen
utama yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK)
dan Dana Bagi Hasil (DBH) yang terdiri Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak (Sumber Daya Alam). Selain ketiga jenis dana perimbangan ini,
belanja ke daerah dalam APBN memasukkan komponen dana otonomi
khusus dan penyesuaian. Secara spesifik peraturan mengenai dana
perimbangan dan besaran porsi masing-masing pemerintah, pemerintah
provinsi dan kabupaten/ kota atas DBH diatur dan ditetapkan dalam UU
No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah (Pamungkas, 2013: 40-41).
Dana perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu
daerah dalam mendanai kewenangannya juga bertujuan untuk
9
mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara
pusat dan daerah.serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan
pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen dana perimbangan ini
merupakan sistem transfer dana dari pemerintah serta merupakan satu
kesatuan yang utuh (Pamungkas, 2013: 43).
a. Dana Alokasi Umum
DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi
ketimpangan kemampuan keuangan antar- daerah melalui
penerapan formula yang mempertimbangkankebutuhan dan potensi
daerah.DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah
fiskal (fiscal gap) dan potensi daerah (fiscal capacity). Alokasi DAU
bagi daerah yang potensi fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskal
kecil akan memperoleh alokasi DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah
yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan fiskal besar akan
memperoleh alokasi DAU relatif besar. Secara implisit, prinsip
tersebut menegaskan fungsi DAU sebagai faktor pemerataan
kemampuan fiskal (Pamungkas, 2013: 44)
b. Dana Alokasi Khusus
Dana alokasi khusus dimaksudkan untuk membantu
membiayai kegiatan-kegiatan khusus daerah tertentu yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasaranapelayanan dasar masyarakat, yang belum mencapai
10
standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan
daerah.
Selain DAU, pemerintah juga memberikan transfer
kepada pemerintahan daerah dalam bentuk Dana Alokasi Khusus
(DAK). Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
disebutkan bahwa Dana Alokasi Khusus adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas
nasional. Hal ini di pertegas dipasal 51 Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan yang
menyebutkan bahwa DAK dialokasikan kepada daerah tertentu
untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari
program yang menjadi prioritas nasional dan menjadi urusan daerah
(Pamungkas, 2013: 49-50).
c. Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil (DBH) adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan
angka persentase tertentu didasarkan atas daerah penghasil untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. pengaturan DBH mempertegaskan sumber
pembagian berasal dari APBN berdasarkan angka persentase
tertentu dengan lebih memperhatikan potensi daerah penghasil.
Jenis pendapatan dalam APBN yang dibagi hasil meliputi beberapa
11
jenis potensi pajak dan potensi sumber daya alam yang dikelola
oleh pusat. Berjalan-nya sistem transfer dalam DBH mencerminkan
adanya otonomi yang seluas-luasnya dalam upaya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah. Tujuan utama dana bagi hasil
adalah untuk mengurangi ketimpangan fiskal vertikal antara
pemerintah pusat dan daerah (Pamungkas, 2013: 50)
2. Ketetapan Sasaran Anggaran
Keterbukaan anggaran sudah banyak dijalankan, sedangkan
pengkajian tentang ketetapan sasaran anggaran belum banyak
dilakukan (Paramita ,2016: 7). Keterbukaan dari anggaran merupakan
sejauh mana arah anggaran pengaplikasiannya secara jelas dan rinci
dengan tujuan arah anggaran tersebut dapat dipahami oleh pengelolah
yang mempunyai tugas atas tercapainya tujuan anggaran tersebut.
Keterbukaan sasaran anggaran dapat mendukung pejabat, pengelolah
anggaran dalam realisasinya.Kejelasan tujuan anggaran dapat
membantu pegawai untuk mencapai kinerja yang diharapakan, dimana
dengan mengetahui sasaran anggaran tingkat kinerja dapat tercapai.
Pencapaian kinerja ini akan terkait dengan motivasi, dimana hal ini
disebabkan motivasi yang tinggi akan membantu pegawai untuk
mencapai kinerja yang diharapkan. Dengan kata lain, kinerja manajerial
akan dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran (indrayani et al:
2017).
sistem anggaran harus menjamin dilakukannya
pengendalian belanja secara memadai. Setiap pengeluaran harus dapat
dilacak prosesnya mulai dari adanya kelengkapan dokumen anggaran,
12
otorisasi dari pejabat yang berwenang dan adanya bukti transaksi yang
valid.Anggaran balanja seharusnya dilaksanakan tepat
waktu.Pergeseran anggaran dimungkinkan asal tidak mengubah
prioritas program dan mengganggu proses anggaran. Anggaran belanja
harusnya digunakan sesuai peruntukannya.Fungsi Verifikasi anggaran
sangat penting untuk pengendalian anggaran mulai dari pengajuan
anggaran hingga pertanggungjawaban-nya. Penyerapan anggaran yang
terlalu cepat atau lambat dari target yang direncanakan mengindikasikan
kurang bagusnya pelaksanaan anggaran (Amin, 2018:30).
Dari segi disiplin anggaran, anggaran belanja yang
dianggarkan merupakan batas tertinggi.Penganggaran belanja daerah
secara keseluruhan harus juga didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan. Ini bermakna bahwa daerah sebaiknya
menghindari anggaran defisit yang melebihi cadangan yang tersedia
sehingga terhindar dari penciptaan utang daerah.(Amin, 2018:28)
3. Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan merupakan refleksi kewajiban akan
memaparkan dan megungkapkan kinerjanya atas semua kegiatan dan
sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Undang- undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara menjelaskan bahwa
laporan keuangan meliputi realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan
yang dilampiri dengan laporan keuangan pemerintah daerah.
pemerintah daerah juga harus andal dalam hal akuntansi.
13
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik.Sistem pelaporan merupakan rangkaian aktivitas dalam
pelaporan reviu dititikberatkan pada pertanggungjawaban pelaksanaan
reviu yang pada pokoknya mengungkapkan prosedur reviu yang
dilakukan, kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan
yang disepakati, langkah perbaikan yang telah dilakukan, dan saran
perbaikan yang tidak atau belum dilaksanakan.
4. Akuntabilitas Kinerja Keuangan
Akuntabilitas adalah kriteria pembagian urusan
pemerintahan dengan memperhatikan kebertanggunggugatan
pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/ kota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tertentu
kepada masyarakat (Pamungkas, 2013: 37).
Dalam prinsip akuntabilitas, pengambilan suatu keputusan
sesuai dengan mandat yang diterima.Kebijakan harus dapat diakses
dan dikomuniskasikan serta dipertanggungjawabkan (khusaini, 2018: 3).
5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem pengendalian intern menurut Peraturan pemerintah
No. 60 Tahun 2008 yang mengatur tentang sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) adalah proses yang integral pada kegiatan dan
tindakan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
14
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan
kebiksanaan yang telah ditetapkan pimpinan.
Sistem pengendalian intern pemerintah merupakan sistem
pengendalian yang harus diterapkan dalam lingkungan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dalam meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam penyusunan laporan keuangan, serta dalam
peningkatan kualitas laporan keuangan.
Dalam pasal 3 PP No. 60 Tahun 2008 disebutkan bahwa
SPIP meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk
semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan
disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian meliputi penegakan
integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi,
kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi
yang sesuai kebutuhan, pendelegasian wewenang dan
tanggungjawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan
yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan
peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif dan
hubungan kerja yang baik dengan instansi Pemerintah terkait.
b. Penilaian Resiko
Penilaian risiko diawali dengan penetapan maksud dan
tujuan Instansi Pemerintah Yang jelas dan konsisten baik pada
tingkat instansi maupun pada tingkat kegiatan.Selanjutnya instansi
pemerintah mengidentifikasi secara efisien dan efektif risiko yang
15
dapat menghambat pencapaian tujuantersebut, baik yang
bersumber dari dalam dari luar instansi.Terhadap risiko yang telah
diidentifikasi, dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan.Pimpinan Instansi Pemerintah merumuskan
pendekatan manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko
yang diperlukan untuk memperkecil risiko.
c. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan
prosedur yang memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan
instansi pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah
diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Kegiatan
pengendalian yang diterapkan dalam suatu instansi pemerintah
dapat berbeda dengan yang diterapkan instansi lainnya.
Perbedaan penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan
visi, misi dan tujuan, lingkungan dan cara beroperasi, tingkat
kerumitan organisasi, sejarah dan latar belakang serta budaya,
serta risiko yang dihadapi.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi yang berhubungan perlu diidentifikasi,
ditanggap dan dikomunikasikan dalam bentuk dan kerangka waktu
yang memungkinkan para pihak memahami tanggung
jawab.Sistem informasi menghasilkan laporan, kegiatan usaha,
keuangan dan informasi yang cukup untuk memungkinkan
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan instansi
16
pemerintah.Informasi yang dibutuhkan tidak hanya internal namun
juga eksternal.
Komunikasi yang efektif harus meluas diseluruh jajaran
organisasi dimana seluruh pihak harus menerima pesan yang jelas
dari manajemen puncak yang bertanggung jawab pada
pengawasan.Semua pegawai harus paham peran mereka dalam
sistem pengendalian intern seperti juga hubungan kerja antar
individu.Mereka harus memiliki alat yang menyebarluaskan
informasi penting.
e. Monitoring/ Pemantauan
Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan
berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin,
supervisi, perbandingan, rekonsiliasi dan tindakan lain yang terkait
dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan
melalui penilaian sendiri, riviu dan penguraian efektifitas sistem
pengendalian intern yang dapat dilakukan oleh aparat
pengawasan intern pemerintah dengan menggunakan daftar uji
pengendalian intern (Afrida, 2016:14).
17
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
No Judul/ Peneliti/
TahunPeneltian
Jenis
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Pengaruh ukuran
pemerintah daerah,
pendapatan asli daerah
(PAD), belanja modal dan
ukuran legislatif dan
intergovernmental
revenueterhadap kinerja
keuangan pemerintahan
daerah/ Nova Febrianti
(2018).
Kuantitatif
dengan
metode
purpusive
sampling
dengan
regresi
linear
berganda.
Pendapatan asli daerah,
belanja modal, ukuran
legislatif dan
intergovernmental revenue
tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pemerintah
daerah.
2. Pengaruh pendapatan asli
daerah, dana
perimbangan atau belanja
modal terhadap kinerja
keuangan pemerintah
daerah/ Fisa Aprilia
Muhayanah (2016)
Kuantitatif
dengan
menggunak
an
pusposive
sampling.
Dana perimbangan tidak
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan,
pemerintah daerah
kabupaten dan kota.
3. Pengaruh kejelasan
sasaran anggaran,
akuntabilitas publik dan
sistem pelaporan terhadap
kinerja manajerial/ Rona
Efrizar (2017)
Metode
yang
digunakan
adalah
metode
kuantitatif.
Kejelasan sasaran anggaran,
akuntabilitas publik dan
sistem pelaporan
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial.
4. Pengaruh ketetapan
sasaran anggaran, sistem
pengendalian manajerial
sektor publik dan sistem
pelaporan pada
akuntabilitas kinerja/ Ida
Ayu Made Dwiki
Paramitha, Gayatri (2016)
Metode
kuantitatif.
Ketetapan sasaran
anggaran, sistem
pengendalian manajerial
sektor publik dan sistem
pelaporan berpengaruh
positif terhadap akuntabilitas
kinerja keuangan SKPD
Kabupaten Tabanan.
5. Dampak komitmen
organisasi, sistem
pengendalian intern
Metode
kuantitatif
Komitmen organisasi, sistem
pengendalian intern
pemerintah, kejelasan
18
pemerintah, akuntabilitas
publik, partisipasi
anggaran dan kejelasan
sasaran anggaran
terhadap kinerja
manajerial/ Desy Amalia
Candrakusuma (2017).
sasaran anggaran
berpengaruh positif terhadap
kinerja manajerial pada
SKPD sedangkan
akuntabilitas publik dan
partisipasi anggaran tidak
berpengaruh terhadap
kinerja manajerial ada
SKPD.
6. Pengaruh pengendalian
akuntansi, sistem
pelaporan dan kejelasan
sasaran anggaran
terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah
kabupaten Padang/ Rio
Pratama, Henri Agustin,
Salma Taqwa (2019)
Metode
kuantitatif
dengan
pendekatan
kausatif.
Pengendalian akuntansi dan
sistem pelaporan
berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja
keuangan kab. Padang.
Sedangkan kejelasan
anggaran tidak berpengaruh
terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan.
7. Pengaruh komitmen
organisasi, kejelasan
sasaran anggaran dan
efektivitas pengendalian
internal terhadap
akuntabilitas kinerja
organisasi publik (studi
empiris pada SKPD
kabupaten Gianyar/ Lu
Ferbri Indrayani, Putu
Gede Diatmika, Made Arie
Wahyuni (2017).
Kuantitatif
metode
purposive
sampling
Komitmen organisasi,
kejelasan sasaran anggaran,
efektifitas pengendalian
internal,dan komitmen
organisasi berpengaruh
signifikan dan positif
terhadap akuntabilitas kinerja
organisasi publik pada SKPD
Kabupaten Gianyar.
8. Pengaruh ukuran
pemerintah daerah, PAD,
Laverage, dana
perimbangan dan ukuran
lagislatif terhadap kinerja
keuangan pemerintah
daerah (studi pada Kab/
Kota Pulau Sumatra)/
Indah Puspita Sari (2016)
Kuantitatif
metode
purposive
sampling
Ukuran pemerintah daerah,
PAD, Dana Perimbangan
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pemerintah
daerah kabupaten pulau
Sumatra sedangkan Laverge
dan ukuran legislatif tidak
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pemerintah
daerah pulau Sumatra.
19
9. Pengaruh ukuran
pemerintah daerah,tingkat
kekayaan daerah, tingkat
ketergantungan daerah,
belanja modal dan temuan
audit BPK terhadap
akuntabilitas kinerja
pemerintah daerah
provinsi Jambi/ Kusnadewi
Lestari, Sri Rahayu, Yudi
(2019)
Metode
kuantitatif.
Ukuran pemerintah daerah,
tingkat kekayaan daerah,
tingkat ketergantungan
daerah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja
keuangan daerah dan tingkat
kekayaan, tingkat
ketergantungan, belanja
modal tidak berpengaruh
terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan Provinsi Jambi.
10. Pengaruh sistem
pengendalian intern
terhadap kecurangan
laporan keuangan
pemerintah daerah/ Fitri
Jumi Rahayu, Tri Jatmiko
Wahyu Prabowo (2018)
Metode
kuantitatif
Lingkungan, penelitian risiko.
kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi
dan pemantauan
berpengaruh negatif pada
tingkat penipuan dalam
laporan keuangan daerah.
C. Kerangka Konsep
Kerangka fikir ini akan menjelaskan bahwa dalam penelitian ini
akan mengetahui intergovernmental revenue(X1) ketetapan sasaran
anggaran (X2) dan sistem pelaporan (X3) apakah berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan (Y) dengan sistem pengendalian internal
sebagai variable pemoderasi yang akan memperkuat atau memperlemah
variable independen. Adapun kerangka fikir dalam penelitian ini yang
dijelaskan secara sederhana, melalui gambar dibawah ini:
20
Gambar 2.1
KERANGKA KONSEP
D. Hipotesis
1. Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
Intergovernmental Revenue atau dana perimbangan
merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang memiliki
kontribusi besar terhadap struktur APBD. Apabila pengelolaan daerah
dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,
maka tentunya akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah itu sendiri
(febrianto, 2018: 22).
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) mengemukakan
bahwa dana perimbangan terbukti berpengaruh positif terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan pemerintah daerah. Dikarenakan
semakin tinggidana perimbangan maka pengamatan oleh pemerintah
pusat semakin selektif dan teliti sehingga menjadi harapan membuat
Intergovernmental
Revenue (X1)
Ketetapan Sasaran
Anggaran (X2)
Sistem Pelaporan
(X3)
Akuntabilitas
Kinerja Keuangan
(Y)
Sistem Pengendalian
Internal (Z)
21
pemerintah daerah akan semakin berwaspada dalam pengoperasian
pada program kerjanya. Hal tersebut dapat memotivasi pemerintah
daerah untuk hal kinerjanya sebagai bentuk tanggungjawabnyadalam
mengelolah keuangan daerah karena sumber keuangannya berasal dari
pihak eksternal.
H1: Intergovernmental revenue berpengaruh positif dan signifikan
terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
2. Ketetapan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
Ketetapan tujuan anggaran dalam sistem pemerintah daerah
adalah hal yang perlu untuk mengetahui kinerja yang terjadi dilapangan
apakah tepat tujuan pembangunannya dan perkembangan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha dan Gayatri (2016)
menemukan bahwa ketetapan sasaran anggaran dengan akuntabilitas
kinerja SKPD dan memiliki hubungan positif.Mengukur kinerja pegawai
dan penganggaran, yaitu kinerja mereka dalam mencapai target
anggaran melibatkan penilaian terhadap ketepatan sasaran anggaran
dan peramalan selama periode tertentu yang dibandingkan dengan hasil
realisasi. Hasil salam penelitian ini adalah ketetapan sasaran anggaran
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam mempengaruhi
akuntabilitas kinerja SKPD.
H2: Ketetapan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap akuntabilitas kinerja.
3. Sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
Sistem pelaporan merupakan suatu tanggungjawab untuk
mempersentasikan dan memaparkan kinerja atas kegiatan dan sumber
22
daya yang perlu dipertanggungjawabkan.Sistem pelaporan yang jelas
perlu agar bisa melihat dan memantau kinerja dalam
mempertanggungjawabkan anggaran tersebut..
Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha dan Gayatri (2016)
mengemukakan bahwa hasil pengujian -nya terdapat pengaruh
signifikan antara sistem pelaporan dengan akuntabilitas kinerja SKPD
dan memiliki hubungan yang positif.Sistem pelaporan yang baik
diperlukan agar dapat memantau dan mengendalikan kinerja manajerial
dalam mengimplementasikan anggaran yang telah dihapus.Sistem
pelaporan merupakan sistem pertanggungjawaban dari bawahan
kepada atasan.Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sistem
pelaporan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam
mempengaruhi akuntabilitas kinerja SKPD.
H3: Sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan.
4. Intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
dengan sistem pemoderasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2017)
mengemukakan bahwa dana perimbangan berpengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja keuangan kabupaten kota diprovinsi Jawa
Tengah.Besarnya Integovermental revenue pemerintah daerah tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah, hal ini dikarenakan
pemerintah daerah kabupaten/kota belum dapat menggunakan dana
dari pemerintah pusat dengan baik. Bisa dilihat pemerintah daerah
belum bisa mengalokasikan dana transfer yang diberikan pemerintah
23
daerah yang diberikan dari pemerintah pusat sesuai dengan kebutuhan
pemerintah daerah tersebut. Terlihat dari besarnya jumlah belanja
pegawai tidak sebanding dengan belanja pelayanan publik yang
dilakukan pemerintah daerah kabupaten/kota. Dana transfer dan
pemerintah pusat sebagian besar masih digunakan untuk belanja
aparatur daerah. Akibatnya dana untuk pelayanan publik menjadi lebih
sedikit sehingga besar kecilnya intergovernmental revenue tidak
mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah.
H4= Sistem pengendalian internal memoderasi Intergovernmental
Revenue berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
5. Ketetapan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
dengan sistem pengendalian internal pemoderasi
Ketetapan sasaran anggaran merupakan hal yang sangat
penting dan haru diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk
mengetahui bagaimana kinerja yang akan terjadi dilapangan. Sistem
pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
manajerial pada satuan kerja perangkat daerah. Hal ini menunjukkan
bahwa sistem pengendalian intern pemerintah kabupaten telah
dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan kompleksitas, ukuran
dan fungsi kabupaten sehingga manajemen mendapatkan keyakinan
dan kepastian keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap
UU serta hukum yang berlaku (candrakusuma dan Jatmiko: 2017).
H5:Sistem pengendalian internal memoderasi Ketetapan sasaran
anggaran berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
24
6. Sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan dengan
sistem pengendalian internal pemoderasi
Sistem pelaporan merupakan suatutanggungjawab
dalampelaporan hasil atas semua kegiatan dan sumber daya yang perlu
untuk dilaporkan atau dipaparkan. Sistem pelaporan berpengaruh positif
signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan
adanya sistem pengelolaan keuangan daerah yang mencakup sistem
pelaporan, akan menciptakan pengelolaan keuangan yang transparan
dan akuntabel. Dimana sistem pelaporan baik akan mencantumkan
penjelasan mengenai penyebab terjadinya penyimpangan, tindakan yang
diambil untuk mengoreksi penyimpangan yang tidak menguntungkan dan
waktu yang dibutuhkan agar tindakan koreksi lebih efektif demi
meningkatkan akuntabilitas kinerja (Mikoshi: 2020).
H6: Sistem pengendalian internal memoderasi sistem pelaporan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori.Dalam penelitian ini
nantinya akan dijelaskan mengenai adanya hubungan interaktif atau timbal
balik antara variabel yang akan diteliti dan sejauh mana hubungan tersebut
saling mempengaruhi. Dalam hal ini, data dapat dijelaskan secara rinci dan
dengan baik sesuai dengan kebenarannya artinya data tersebut sudah diuji.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor dinas yang terdaftar di
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tana Toraja. Waktu
pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu selama dua (2) bulan dimulai dari
bulan September -November 2020.
C. Defenisi Operasional Variable dan Pengukuran
Defenisi operasional variable adalah pengertian suatu variabel
yang diungkap dalam defenisi konsep, secara operasional, secara praktik,
secara nyata dalam lingkup objek yang diteliti. Defenisi operasional dalam
penelitian ini bias dilihat pada table berikut ini.
26
Tabel 3.1 OPERASIONAL DAN PENGUKURAN
No Variabel Defenisi Pengukuran dan
Keterangan
1. Intergover
nmental
revenue
( )
Intergovernmental Revenue adalah
sejumlah transfer dana dari pusat yang
sengaja dibuat untuk membiayai
program-program pemerintah daerah.
Intergovernmental revenue atau dana
perimbangan merupakan salah satu
sumber penerimaan daerah yang
memiliki kontribusi besar terhadap
struktur APBD. Apabila pengelolaan
daerah dilakukan dengan baik sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan,
maka tentunya akan meningkatkan
kinerja pemerintah daerah itu sendiri.
Besarnya dana
alokasi umum
(DAU), dana
alokasi khusus
(DAK) dan dana
bagi hasil (DBH)
yang diberikan
pemerintah pusat/
Ferbrianto (2018).
2. Sasaran
Anggaran
( )
Anggaran adalah pedoman tindakan
yang akan dilaksanakan pemerintah
meliputi rencana pendapatan, belanja,
transfer dan pembiayaan yang diukur
dalam satuan rupiah, yang disusun
menurut klasifikasi tertentu secara
sistematis untuk suatu periode.
Tujuan anggaran,
kinerja, standar,
waktu, tujuan
prioritas, tingkat
kesusahan
danperaturanTanj
ung (2011: 90-
91).
3. Sistem
Pelaporan
( )
Sistem pelaporan merupakan laporan
yang menggambarkan sistem
pertanggungjawaban dari bawahan
(pimpinan unit anggaran) kepada
atasan (kepala bagian anggaran).
Sistem pelaporan
ini adalah
penyebab
terjadinya
penyimpangan,
tindakan yang
sudah diambil
dan lamanya
waktu
mengoreksi/
Nengsih (2017).
4. Akuntabilit
as kinerja
keuangan
(Y)
Akuntabilitas adalah kriteria pembagian
urusan pemerintahan dengan
memperhatikan kebertanggung
gugatan pemerintah, pemerintah
Akuntabilitas
kejujuran,
akuntabilitas
hukum,
27
daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/ kota dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan
tertentu kepada masyarakat.
akuntabilitas
proses,
akuntabilitas
progam dan
akuntabilitas
kebijakan/
Pamungkas,
2013: 37).
5. Sistem
Pengendal
ian Intern
(Z)
Sistem pengendalian merupakan reflesi
keajaiban untuk mempersentasekan
dan melaporkan kinerja semua aktivitas
dan sumber daya yang perlu
dipertanggungjawabkan.
Sekir lingkungan,
perbandingan
risiko, aktivitas
pengendalian,
informasi dan
komunikasi
pemantauan
pengendalian
internal/ Murtanto
(2005: 26).
Sumber: Data primer yang diolah (2020)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh wilayah yang terdiri dari subjek atau
objek yang mempunyai ruang lingkup yang ingin diteliti.Populasi
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.populasi yang saya angkat dalam penelitian ini
digambarkan dengan tabel sebagai berikut:
28
Tabel 3.2
POPULASI
No Nama Dinas Jumlah Responden
1 Dinas Pendidikan 3
2 Dinas Kesehatan 3
3 Dinas Koperasi dan UKM 3
4 Dinas Dukcapil 3
5 Dinas Perhubungan 3
6 Dinas social 3
7 Dinas pemberdayaan masyarakat dan
Lembang
3
8 Dinas Pertanian 3
9 Dinas PU dan Tataruang 3
10 Dinas Kebudayaan dan Parawisata 3
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
3
12 Dinas pengendalian Penduduk dan KB 3
13 Dinas Komunikasi dan Informatika 3
14 Dinas Perumahan dan Kawasan
Pemukiman
3
15 Dinas Perdagangan dan Perindustrian 3
16 Dinas Ketahanan Pangan dan
Perikanan
3
17 Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu
3
18 Dinas Lingkungan Hidup 3
19 Dinas Pemuda dan Olahraga 3
20 Dinas Kebudayaan 3
Sumber: Data primer yang diolah (2020)
2. Sampel
29
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil
dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 kantor
dinas yang terdaftar di satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada
Kabupaten tana Toraja. Dalam penelitian ini semua anggota populasi
dijadikan sebagai sumber data, yaitu sebagai sampel peneliti.Peneliti
mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh.Dalam
hal ini semua populasi dijadikan sebagai sampel.
Pemilihan dinas ini dilakukan dengan alasan instansi
tersebut merupakan satuan kerja perangkat daerah mempunyai
tugasdalam hal menyusun, penggunaan serta pelaporan keuangan atau
sebagai pelaksana pemerintah daerah yang lingkungan kerjanya sangat
luas dengan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dianggap sudah
bisa mewakili untuk menggambarkan tanggungjawab dalam mengelolah
anggaran. Dan dapat menggambarkan ketetapan sasaran anggaran dan
pelaporan yang jelas dan pertanggungjawaban dalam kinerjanya yang
dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data
yaitu diantaranya, angket (kuesioner) dan dokumen.
1. Angket (kuesioner)
Kuesionerberbentuk daftar pertanyaan tertulis dan sudah
diolah menggunakan angka-angka.Kuesioner diberikan langsung
kepada responden.Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal ini
laporan tentang pribadinya atas hal-hal yang dia ketahui.
30
2. Dokumen
Dokumen digunakanuntuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan sistem manajemen pada pemerintah
kabupaten Tana Toraja.Dokumen dalam penelitian ini sebagai
pengumpulan dokumen pendukung rata-rata penelitian yang dibutuhkan.
F. Teknik Analisis
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan
mengenai variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif dilihat dari
nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar
deviasi dari data penelitian.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana
suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur
item-item pernyataan atau pernyataan kuesioner dalam penelitian.
Teknik yang digunakan dalam mengukur validitas pernyataan atau
pertanyaan kuesioner adalah korelasi product moment dari Karl
Pearson dengan ketentuan: jika r hitung lebih besar dari r tabel,
maka skor butir pertanyaan atau pernyataan kuesioner valid tetapi
sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka skor butir
pernyataan atau pertanyaan kuesioner tidak valid. Selain itu untuk
kuesioner yang di disain sendiri akan dilakukan uji pratest sebelum
dilakukan pengujian statistik lebih lanjut.
31
b. Uji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas dilakukan untuk menguji
kestabilan dan konsisten instrumen dalam mengukur konsep. Selain
itu, pengujian reliabilitas dilakukan untuk membantu menerapkan
kesesuaian pengukur. Pengujian reliabilitas setiap variabel
dilakukan dengan teknik Cronbach Alpha. Teknik ini merupakan
pengujian yang paling umum dilakukan pada pengujian reliabilitas
antar item, yaitu menggunakan item-item pernyataan yang berskala
multipoint. Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika memiliki nilai
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian
asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas,
hetoroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Setelah data diuji validitas dan reliabilitas, maka data
tersebut diuji normalitasnya. Uji normalitas perlu dilakukan untuk
menentukan alat statistik yang dilakukan, jika data yang diperoleh
untuk terdistribusi normal dan variasinya sama, maka pengujian
hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametik. Jika data yang
diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan atau variasinya tidak
sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik
nonparametik. Normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov(uji KS). Pedoman pengambilan keputusan tentang data
32
tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat
dari:
1) Nilai Sig atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi
data adalah tidak normal.
2) Nilai Sig atau signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi
data adalah normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-
variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam
hal ini kita sebut variabel-variabelbebas ini tidak ortogonal. Variabel-
variabel bebas yang bersifat ortogal adalah variabel bebas yang
memiliki nilai korelasi diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah sebagai berikut:
1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2) Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak
terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada
model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel
independent.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
33
adalah tidak terjadi heterokskedisitas. Pada penelitian ini, uji
heteroskastisitas dilakukan dengan melihat scatterplot.
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi
digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel
bebas terhadap satu variabel tergantung, baik secara persial
maupun simultan.
Rumus untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen yaitu:
Y= +1X1+ 2X2 + 3X3 + e
Keterangan:
Y =Akuntabilitas Kinerja Keuangan a =kosntanta = Intergovernmental revenue
= Ketetapan Sasaran Anggaran
= Sistem Pelaporan
= Koefisien regresi berganda e = error term
b. Analisis Regresi Moderasi dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak
Langkah uji nilai selisih mutlak dalam penelitian ini dapat
digambarkan dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = + 1ZX1+ 2ZX2 + 3ZX3 + 4ZM+ 5(ZX1-ZM) + 6(ZX2-ZM)+
7(ZX3-ZM) + e
Keterangan:
34
Y = Akuntabilitas Kinerja Keuangan
ZX1 = Standardize intergovemental revenue
ZX2 = Standardize ketepatan sasaran anggaran
ZX3 = Standardize Sistem Pelaporan
ZM = Standardize Sistem Pengendalian Internal
(ZX1-ZM) = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absoluteperbedaan antara ZX1 dan ZM
(ZX2-ZM) = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absoluteperbedaan antara ZX2 dan ZM
(ZX2-ZM) = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absoluteperbedaan antara ZX2 dan ZM
a = konstan
= koefisienregresi
e = eror term.
Uji hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinasi
dan uji regresi Parsial (t-test):
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ( ) bertujuan untuk
menentukan kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai koefisien
determinasi dalam menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu) .nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).Nilai ( )
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang
mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
35
2. Uji Regresi Parsial
Uji T digunakan untuk menguji hipotesis secara
parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen
terhadap variabel dependen.Uji statistic t untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dapat
dilakukan dengan melihat melihat nilai probabilitas signifikan t
masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi
menggunakan SPSS. Penetapan untuk mengetahui hipotesis
diterima atau ditolak dapat dilihat dengan membandingkan t
hitung dengan t table yaitu: Jika t hitung > t table maka hipotesis
diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen dan
sebaliknya.
Selain itu juga dapat dilihat dengan probabilitas value
yaitu: Jika probabilitas > 0.05 maka hipotesis tersebut ditolak,
sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis tersebut
tersebut diterima dan jika hasil penelitian tidak sesuai dengan
arah hipotesis (positif atau negatif) walaupun berada dibawah
tingkat signifikan maka hipotesis ditolak.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu Kabupaten
diProvinsi Sulawesi Selatan, yang terletak dibagian Utara Provinsi
Sulawesi selatan. Ibukotanya adalah Makale, sebuah kota berhawa
sejuk yang berada pada daerah ketinggian sekitar 125-3.075 mdpl.
Kabupaten Tana Toraja secara geografis terletak antara
119 22”14,322’- 120 2”37,566’ Bujur Timur dan 2 44”21,296’-
3 23”23,505 Lintang Selatan dan sebagai pintu gerbang antara Sulawesi
Barat dan Sulawesi Selatan. Secara administrative wilayah, Kabupaten
Tana Toraja berbatasan dengan:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja.
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamasa Provinsi
Sulawesi Barat.
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan
Kabupaten Pinrang.
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu.
Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja relatif bergelombang
dan berbukit, sedangkan topografi datar relative sedikit.Kawasan yang
mempunyai kemiringan lahan datar (0-8%) pada umumnya berada di
sebelah Timur dan lahan-lahan sepanjang poros. Selanjutnya kawasan
yang mempunyai kemiringan lahan 8-15% tersebar diseluruh wilayah
37
Kabupaten Tana Toraja, sedangkan kemiringan lahan di atas 40%
padaumumnya berada disebelah Barat Kecamatan Simbuang,
Kecamatn Bonggakaradeng, kecamatan Masanda dan beberapa
kecamatan lainnya merupakan kawasan lindung.
Keadaan hidrologi di Kabupaten Tana Toraja diamati dengan
adanya air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian mengalir
dipermukaan (run off) dan sebagian lagi meresap kebumi. Pada
umumnya air permukaan yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja
berasal dari sungai saddang yang merupakan salah satu sungai
terpanjang yang berada di Sulawesi Selatan serta beberapa sungai-
sungai yang mengalir diwilayah tersebut diantaranya sungai Mai’ting,
sungai Saluputti, sungai Maulu, Sungai Surame, Sungai Sarambu yang
pada umumnya bersumber dari mata air pegunungan. Untuk jenis air ini
sebagian besar dipergunakan untuk keperluan pertanian, parawisata
(arung jeram) dan rumah tangga, sedangkan untuk air dipergunakan
oleh sebagian besar masyarakat sebagai sumber air untuk keperluan
rumah tangga.
Luas wilayah kabupaten Tana Toraja tercatat 205.430 Ha
dengan luas area terbangun 2.956 Ha, meliputi 19 kecamatan yang
terdiri atas:
a) Kecamatan Bonggakaradeng
b) Kecamatan Simbuang
c) Kecamatan Rano
d) Kecamatan Mappak
e) Kecamatan Mengkendek
38
f) Kecamatan Gandang Batu Sillanan
g) Kecamatan Sangalla
h) Kecamatan Sangalla Selatan
i) Kecamatan Sangalla Utara
j) Kecamatan Makale
k) Kecamatan makale Selatan
l) Kecamatan Makale Utara
m) Kecamatan Saluputti
n) Kecamatan Bittuang
o) Kecamatan Rembon
p) Kecamatan Masanda
q) Kecamatan Malimbong Balepe
r) Kecamatan Rantetayo
s) Kecamatan Kurra
2. Kondisi Demografis
Kabupaten Tana Toraja dengan pusat pemeritahan di
Kecamatan Makale merupakan wilayah dengan tingkat penduduk
tertinggi, yakni mencapai 89,38 jiwa/Ha. Jumlah rumah tangga yang
tercatat sebanyak 8.504 KK, dengan jumlah penduduk 34.305 jiwa. Luas
wilayah Kecamatan Makale tercatat 3.975 Ha (1,93 persen dari luas
wilayah Kabupaten Tana Toraja).
3. Logo Kabupaten Tana Toraja
Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Tana
Toraja Nomor: 7 Tahun 1978 terdiri dari 5 (lima) bahagian pokok yang
menggambarkan unsure-unsur sejarah, sosiologis, kultural, ekonomis
39
dan patriotic yang keseluruhannya adalah merupakan bagian mutlak
yang tak dapat dipisahkan dari Kebupaten Tana Toraja dan Negara
Republik Indonesia. Arti lambang adalah sebagai berikut:
a) BINTANG yang berpojok 5 (lima) berwarna kuning, melambangkan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b) Jalur Merah dan Kuning, lambang upacara untuk Timur (rampe
mataallo), upacara pengucapan syukur (rambu tuka’).
c) Warna Biru (warna cakrawala), melambangkan harapan dan cita-
cita luhur yang tinggi.
d) PADI, lambang Kemakmuran padi sebanyak 45 (empah puluh lima)
butir berwarna kuning, melambangkan detik-detik Proklamasi 17
Agustus 1945.
e) Rumah Toraja (Tongkonan), lambang kebudayaan khas Toraja.
f) Ukiran Pa’yengke Lumu, yang berkait-kaitan lambang kerukunan
kekeluargaan.
g) Jalur hitam, warna hitam lambang upacara ufuk Barat (rampe
matampu), upacara kematian (rambu solo).
h) Kopi lambang Kemakmuran, Daun Kopi sebanyak 17 (tujuh belas)
helai berwarna hijau dan buah kopi 8 (delapan) biji berwarna merah.
i) Dulang, berwarna coklat, lambang susunan hirarki pemerintahan
demokratis menuju masyarakat menuju masyarakata adil dan
makmur.
j) Perisai, lambang keamanan, kejujuran dan keuletan menghadapi
tantangan alam.
k) Tulisan Tana Toraja, diartikan kabupaten Tana Toraja
40
4. Visi dan Misi Kabupaten Tana Toraja
Visi pembangunan Kabupaten Tana Toraja adalah
“terwujudnya yang kompeten mengelola pembangunan menuju
terciptanya masyarakat Religius, Sejahtera, Berkeadilan sesuai
karakteristik ekologis, sosial, ekonomi dan budaya Tana Toraja.
Sedangkan Misi pembangunan daerah Tana Toraja adalah
sebagai berikut:
a) Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata kelola
pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan
serta distribusi layanan publik yang bersih, transparan dan
akuntabel.
b) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan mutu
pendidikan, dan layanan kesutan. Penguatan kapasitas peran
instansi ke-Agamaan, sosial kemasyarakatan, keperluan dan
perempuan dalam rangka terciptanya ketahanan serta
kesetiakawanan sosial.
c) Pemberdayaan masyarakat melalui penyalahgunaan dan
pengembangan sumber daya ekonomi lokal dan pengelolaan
potensi sumber daya alam serta lingkungan hidup dengan
mengandalkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara
berkelanjutan.
d) Mengoptimalkan pembangunana infrastruktur rata-rata untuk
membuka isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna
mendukung kelancaran akses layanan public, arus barang dan jasa,
41
pengembangan diverifikasi potensi parawisata serta berbagai
potensi usaha produktif masyarakat.
e) Menjadikan Tana Toraja sebagai Kabupaten terdepan dalam
pengembangan program “Gerakan Hijau” (Go Green) serta
parawisata berbasis Budaya dan Lingkungan (Eco Culture tourism)
di Sulawesi Selatan.
B. Deskripsi Data
Objek yang digunakan dalam penelitin ini adalah Kantor Dinas
pada Kabupaten Tana Toraja. Proses pengumpulan kuesioner (data)
dilakukan secara langsung dengan mendatangi masing – masing kantor
dinas tersebut. Proses Penyebaran kuesioner dilakukan selama 14 hari,
dimulai sejak tanggal 01 September sampai tanggal 14 september 2020.
Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan secara bertahap disetiap
kantornya.Dari penyebaran kuesioner diperoleh 60 kuesioner yang dapat
dolah lebih lanjut.
42
C. Statistik Deskriptif
1. Statistik Deskriptif Responden
a. Umur
Tabel 4.1 STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN UMUR
Umur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-30 Tahun 2 3.3 3.3 3.3
31-40 Tahun 15 25.0 25.0 28.3
41-50 Tahun 30 50.0 50.0 78.3
>50 Tahun 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber: output SPSS 20 (2020)
Berdasarkan table diatas bahwa persentase responden
menurut umur, yang menunjukkan bahwa tingkat persentase
pengelompokkan responden yang terbesar adalah lebih banyak
didominasi karyawan yang berumur 41-50 tahun dengan persentase
sebesar 50% dengan jumlah responden 30 orang.
43
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 16 26.7 26.7 26.7
Perempuan 44 73.3 73.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber: output SPSS 20 (2020)
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang telah
mengisi kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 16 orang laki-laki
(26,7%) dan 44 orang perempuan (73,3%).
c. Pendidikan
Tabel 4.3
STATISTIK DEKSRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D3 7 11.7 11.7 11.7
S1 48 80.0 80.0 91.7
S2 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber: output SPSS 20 (2020)
Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan
terakhir respoden bermacam-macam, mulai dari D3, S1, dan S2.
Jumlah responden dengan pendidikan terakhir D3terdapat sebanyak
44
7 orang (11,7%), jumlah responden dengan pendidikan terakhir S1
juga terdapat 48 orang (80%). Sementara itu, responden dengan
pendidikan terakhir S2 berjumlah lebih banyak dengan tingkat
pendidikan lainnya yang berjumlah sebanyak 5 orang (8,3%) maka
dapat disimpulkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian
besar telah menempuh pendidikan terakhir yaitu S1.
d. Masa Kerja
Tabel 4.4
STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA
Masa Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-5 Tahun 25 41.7 41.7 41.7
6-10 Tahun 22 36.7 36.7 78.3
> 10 Tahun 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber: output SPSS 20 (2020)
Berdasarkan tabel diatas masa kerja responden
bermacam-macam.Untuk mempermudah, masa kerja responden
pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni 1-5
tahun, 6-10 tahun, dan >10 tahun. Responden dengan masa kerja 1-
5 tahun yaitu 25 orang (41,7%) lebih banyak dibandingkan dengan
reponden dengan masa kerja lainnya.
45
2. Statistik Deskriptif Variabel
a. Analisis Deskriptif Variabel
Tabel 4.5 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Mean.X1 60 10.00 15.00 12.67 1.258
Mean.X2 60 43.00 59.00 50.38 3.697
Mean.X3 60 11.00 15.00 13.63 1.207
Mean.Y 60 21.00 29.00 24.70 1.871
Mean.Z 60 14.00 30.00 22.17 3.361
Valid N
(listwise)
60
Sumber: output SPSS 20 (2020)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel
Intergovernmental Revenue (X1) dengan jumlah data (N) sebanyak
60 mempunyai rata-rata 12,67 dengan nilai minimum 10 dan
maksimum 5 dengan standar deviasinya 1,258. Pada variabel
ketetapan sasaran anggaran (X2) dengan jumlah data (N) sebanyak
60 mempunyai rata-rata 50,38 dengan nilai minimum 43 dan
maksimum 59 dengan standar deviasinya 3,697. Selanjutnya pada
hasil analisis variabel sistem pelaporan (X3) dengan jumlah data
(N) sebanyak 60 mempunyai rata-rata 13,63 dengan niali minimum
11 dan nilai maksimum 15 dengan standar deviasinya 1,207.
Sedangkan pada variabel akuntabilitas kinerja keuangan (Y)
dengan jumlah data (N) sebanyak 60 mempunyai rata-rata 24,70
46
dengan nilai minimum 21 dan nilai maksimum 29 dengan standar
deviasinya 1,871. Sedangkan pada variabel pengendalian internal
(Z) dengan jumlah data (N) sebanyak 60 mempnyai rata-rata 22,17
dengan nilai minimum 14 dan nilai maksimum 30 dengan standar
deviasinya 3,361
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata tertinggi berada pada variabel ketetapan sasaran
anggaran (X2) yaitu 50,38 sedangkan, untuk nilai terendah berada
pada variabel Intergovernmental Revenue (X1) yaitu 12,67.Untuk
standar deviasi tertinggi berada pada variabel ketetapan sasaran
anggaranyakni 3,697 dan yang terendah variabel sistem pelaporan
yakni 1,207.
b. Analisis Deskriptif Pernyataan
1. Analisis deskriptif variabel Intergovernmental Revenue ( )
Tabel 4.6 DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL
INTERGOVERNMENTAL REVENUE
Presentase tanggapan Responden
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean SS S N TS STS
X1.1 21 37 2
259 4,32
X1.2 19 36 5
254 4,23
X1.3 13 41 6
247 4,12
Jumlah Rata - rata Keseluruhan 12,67 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel diatas deskripsi jawaban
responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap
intergovernmental revenue pada pemerintahan Kabupaten
Tana Toraja. Pada penggunaan dana perimbangan terlihat
47
bahwa nilai indeks tertinggi pada SKPD sebesar 4,32 terdapat
item pertama artinya dana alokasi umum yang diberikan
pemerintah pusat sudah dialokasikan secara tepat sesuai
dengan program yang dijalankan. Sementara untuk indeks
terendah sebesar 4,12 pada item ketiga dimana dana bagi
hasil yang diberikan pemerintah pusat sudah dialokasikan
secara tepat sesuai dengan program yang telah dijalankan.
2. Analisis deskriptif variabel ketetapan sasaran anggaran (X2)
Tabel 4.7
DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL KETETAPAN SASARAN ANGGARAN
Presentase tanggapan Responden
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean SS S N TS STS
X2.1 21 32 7
254 4,23
X2.2 10 39 11
239 3,98
X2.3 10 40 10
240 4,00
X2.4 9 41 10
239 3,98
X2.5 15 38 7
248 4,13
X2.6 10 47 3
247 4,12
X2.7 33 23 4
269 4,48
X2.8 24 33 3
261 4,35
X2.9 18 33 9
249 4,15
X2.10 20 37 3
257 4,28
X2.11 23 34 3
260 4,33
X2.12 21 28 3
260 4,33
Jumlah Rata - rata Keseluruhan 50,38 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel diatas bahwa deskriptif jawaban
responden memberikan persepsi cukup baik terhadap ketetapan
sasaran anggaran pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.
Pada ketetapan sasaran anggaran terlihat bahwa nilai indeks
48
tertinggi pada SKPD sebesar 4,48 terdapat pada item
ketujuhyakni terdapat kejelasan sasaran perlu dihindari dalam
penentuan rencana anggaran secara dimasing-masing unit.
Sedangkan, untuk indeks pernyataan terendah sebesar 3,98
terdapat pada item kedua dan ke empat yakni adanya spesifikasi
sasaran anggaran pada satuan kerja dan outcama/ hasil yang
dicapai pada setiap program atau kegiatan bisa diketahui.
3. Analisis deskriptif variabel ketetapan sistem pelaporan ( )
Tabel 4.8
DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL SISTEM PELAPORAN
Presentase tanggapan Responden
Item
Frekuensi Dan Persentase Skor Mean
SS S N TS STS
X3.1 23 31 6
257 4,28
X3.2 35 25
275 4,58
X3.3 46 14
286 4,77
Jumlah Rata - rata Keseluruhan 13,63 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)
Deskripsi jawaban responden berdasarkan tabel
diatas mengenai variabel sistem pelaporan memberikan persepsi
yang cukup baik pada pemerintahan Kabupaten Tana
Toraja.Pada sistem pelaporan terlihat bahwa nilai indeks tertinggi
pada SKPD sebesar 4,77 berada pada item pernyataan ketiga
yakni kejelasan dalam pencatatan penggunaan anggaran yang
digunakan haruslah jelas dan terperinci. Sedangkan, untuk
indeks terendah sebesar 4,28 berada pada item pernyataan
pertama yakni adanya pembuatan laporan mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas yang terjadi.
49
4. Analisis deskriptif variabel akuntabilitas kinerja keuangan (Y)
Tabel 4.9
DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
Presentase tanggapan Responden
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean SS S N TS STS
Y1 1 19 39 1
220 3,67
Y2 2 46 12
230 3,83
Y3 5 50 5
240 4
Y4 14 43 3
251 4,18
Y5 28 32
268 4,47
Y6 34 25 1
273 4,55
Jumlah Rata - rata Keseluruhan 24,7 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)
Deskripsi jawaban responden berdasarkan tabel
diatas mengenai akuntabilitas kinerja keuangan memberikan
persepsi yang cukup baik pada pemerintahan Kabupaten Tana
Toraja. Pada akuntabilitas kinerja keuangan terihat bahwa
indeks tertinggi pada SKPD sebesar 4,55 terdapat pada item
pernyataan keenam yakni pimpinan dan pegawai selalu terlibat
bersama-sama dalam mengevaluasi hasil suatu program atau
proyek. Sedangkan, pada indeks terendah sebesar 3,67 berada
pada item pernyataan pertama yakni adanya keterkaitan yang
erat antara pencapaian kinerja dengan program dan kebijakan.
50
5. Analisis deskriptif variabel sistem pengendalian internal (Y)
Tabel 4.10
DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Presentase tanggapan Responden
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean SS S N TS STS
Z1 3 27 22 2 6 199 3,32
Z2 5 33 21 1
222 3,7
Z3 13 35 11 1
240 4,00
Z4 6 39 13 2
229 3,82
Z5 6 38 11 5
225 3,75
Z6 11 31 12 5 1 226 3,77
Jumlah Rata - rata Keseluruhan 22,35 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)
Deskripsi jawaban responden berdasarkan tabel diatas
mengenai variabel Z yaitu indeks tertinggi adalah sebesar 4,00
berada pada item ketiga yakni audit atau pemeriksaan itern
digunakan sebagai dasar alat pengambilan keputusan.
Sedangkan nila terendah sebesar 3,07 berada pada item kedua
yakni pengendalian operasi dengan cara penetapan standar
operasi prosedur berdasarkan peraturan dan analisis selisih
digunakan sebagai alat dasar alat pengambilan keputusan.
D. Hasil Uji Kualitas Data
1. Uji validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu
alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item
pertanyaan atau pernyataan kuesioner dalam penelitian. Item
pernyataan dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (taraf
signifikan 0,05 atau 5%). Uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.7
51
Tabel 4.11
HASIL UJI VALIDITAS
Indikator Korelasi r tabel Keterangan
X1
Indikator 1 0,787 0,254 Valid
Indikator 2 0,834 0,254 Valid
Indikator 3 0,615 0,254 Valid
X2
Indikator 1 0,486 0,254 Valid
Indikator 2 0,61 0,254 Valid
Indikator 3 0,63 0,254 Valid
Indikator 4 0,642 0,254 Valid
Indikator 5 0,592 0,254 Valid
Indikator 6 0,599 0,254 Valid
Indikator 7 0,374 0,254 Valid
Indikator 8 0,572 0,254 Valid
Indikator 9 0,539 0,254 Valid
Indikator 10 0,516 0,254 Valid
Indikator 11 0,403 0,254 Valid
Indikator 12 0,444 0,254 Valid
X3
Indikator 1 0,773 0,254 Valid
Indikator 2 0,893 0,254 Valid
Indikator 3 0,687 0,254 Valid
Y
Indikator 1 0,595 0,254 Valid
Indikator 2 0,59 0,254 Valid
Indikator 3 0,659 0,254 Valid
Indikator 4 0,727 0,254 Valid
Indikator 5 0,591 0,254 Valid
Indikator 6 0,617 0,254 Valid
Z
Indikator 1 0,716 0,254 Valid
Indikator 2 0,663 0,254 Valid
Indikator 3 0,56 0,254 Valid
Indikator 4 0,694 0,254 Valid
Indikator 5 0,789 0,254 Valid
Indikator 6 0,797 0,254 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah (2020)
52
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semua nilai korelasi
diatas 0,254. Dengan demikian, seluruh item dan indikator dari lima
variabel yang diuji adalah valid karena memiliki nilai korelasi diatas
0,254 sehingga dapat digunakan analisis tahap selanjutnya.
2. Uji Realibilitas
Tabel 4.12 HASIL UJI REALIBILITAS
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
X1 0,602 Reliabel
X2 0,768 Reliabel
X3 0,636 Reliabel
Y 0,698 Reliabel
Z 0,791 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa
pernyataan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini telah reliabel.Hal ini menunjukkan bahwa nilai dari
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan lebih besar dari 0,600.
E. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji variabel (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,
berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Model regresi akan
memenuhi asumsi normalitas jika sig.> 0,05.
53
Tabel 4.13
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.58365749
Most Extreme
Differences
Absolute .077
Positive .053
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .599
Asymp. Sig. (2-tailed) .865
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 20 (2020)
Tabel 4.13 bahwa hasil uji normalitas dari 60 data
menunjukkan bahwa hasil normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) diperoleh nilai sig. sebesar 0,865 dimana
nilai signifikan > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah
memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heterokesdastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk memenuhi ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada
model regresi.Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi
adalah tidak adanya gejala heterokesdastisitas.Metode pengujian yang
digunakan uji Glesjer.
54
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot (Uji Heteroskesdastisitas)
Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa uji regresi
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas karena data (titik-
titik) menyebar secara merata diatas dan dibawah angka nol (0), tidak
berkumpul pada satu tempat tertentu dan tidak membentuk pola
tertentu.
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linear antara variabel dependen dan dependennya
(variabel bebas).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
hubungan linear antar variabel independen.Suatu variabel dapat dilihat
ada atau tidaknya hubungan linear dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation factor). Model regresi dinyatakan memenuhi uji
55
multikolinearitas jika nilai Tolerance >0,10 dan nilai VIP <0,10. Hasil
pengujian pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.14
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Intergovernmental Revenue .888 1.126
Ketetapan Sasaran
Anggaran
.993 1.007
Sistem Pelaporan .892 1.121
a. Dependent Variable: Mean.Y
Sumber: Output SPSS 20 (2020)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua variabel
memiliki nilai VIF memiliki nilai <10 pada variabel X1senilai 1,126,
variabel X2 senilai 0,007 dan varabel X3senilai 1,121 berarti dapat
disimpulkan bahwa antara variabel dependen tidak terjadi personal
anmultikolinearitas karena semua variabel memiliki nilai <10.
F. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menguji hipotesis H1,
H2danH3 (Intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan
sistem pelapoporan) terhadap variabel dependen (akuntabilitas kinerja
keuangan), sedangkan untuk menguji hipotesisH4, H5danH6 menggunakan
analisis moderasi dengan pendekatan absolute residual atau uji selisih
56
mutlak.Uji hipotesis ini dibantu dengan menggunakan program SPSS versi
24.
1. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Penelitian H1, H2danH3
Pengujian hipotesis H1, H2dan H3 dilakukan dengan analisis
regresi linear berganda.Dalam pengujian ini dapat dilihat pengaruh
intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. Hasil pengujian
tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI ( )
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .508a .259 .219 1.655 1.567
a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN,
INTERGOVERNMENTAL REVENUE
Sumber: Output SPSS 20 (2020)
Berdasarkan tabel diatas bahwa koefisien determinasi ( )
adalah senilai 0,259 menunjukkan bahwa korelasi variabel independen
dengan variabel dependen erat kaitannya dengan variabel X1, X2 dan X3
serta bernilai positif mendekati 1. Sedangkan koefisisen determinasi ( )
adalah 0,259 yang menunjukkan bahwa variasi dari variabel Y dapat
dijelaskan oleh variabel sebesar 21,9% sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
57
Tabel 4.16
HASIL UJI T- UJI PARSIAL
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 16.578 4.008 4.136 .000
INTERGOVERNMENT
AL REVENUE .573 .181 .385 3.163 .003
KETETAPAN
SASARAN
ANGGARAN
.147 .058 .290 2.519 .015
SISTEM PELAPORAN -.481 .189 -.310 -2.551 .013
a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
Sumber: Output SPSS 20 (2020)
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis model estimasi
sebagai berikut:
Y= 0,573 + 0,147 + 0,147 + -0,481 + e…….(1)
Keterangan:
Y = Akuntabilitas Kinerja Keuangan
a = Konstanta
= Intergovernmental Revenue
= Ketetapan Sasaran Anggaran
= Sistem Pelaporan
e = Eror Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam dalam penelitian.
Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian ( , dan )
sebagai berikut:
a) Uji hipotesis 1: Pengaruh Intergovernmental Revenue terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan
58
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17 dimana
variabel Intergovernmental Revenue (X1) memiliki tingkat signifikan
sebesar 0,003yang lebih kecil 0,05 dan memiliki t hitung sebesar
3,163 yang lebih besar dari 1,672. Sehingga variabel
Intergovernmental Revenue berpengaruh positif dan signifikan
terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
b) Uji hipotesis 2: Pengaruh ketetapatan sasaran anggaran terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17 variabel
ketetapatan sasaran anggaran memiliki tingkat signifikan 0,015
lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar 2,519 lebih besar dari t
tabel 1,672. Sehingga variabel ketetapatan sasaran anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan.
c) Uji hipotesis 3: Pengaruh sistem pelaporan terhadap akuntabilitas
kinerja keuangan
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana
variabel sistem pelaporan memiliki nilai signifikan sebesar 0,013
lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar -2,551 lebih kecil dari t
tabel 1,672. Sehingga variabel sistem pelaporan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
2. Hasil Uji Regresi Moderasi Dengan Pendekatan Nilai Selisi Mutlak
Terhadap Hipotesis Penelitian H4, H5 dan H6
Untuk menguji variabel moderasi, maka dapat menggunakan
interaksi dalam hal ini menggunakan pendekatan selisih mutlak.
59
Tabel 4.17
HASIL UJI ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .587a .345 .257 1.613
a. Predictors: (Constant), X3Z, INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN
SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, X2Z, SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL, X1Z
Sumber: Output SPSS 20 (2020)
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, nilai R2 (Adjusted R Square)
dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel bebas terikat dan tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai R2 sebesar 0,345 dengan tingkat persentase sebesar 34,5%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas kinerja keuangan
dipengaruhi Intergovernmental Revenue, Ketepatan Sasaran Anggaran,
Sistem Pelaporan dengan Sistem Pengendalian Internal hanyak 34,5%
tingkat persentase yang dimiliki. Sedangkan, sisanya sebesar 65,5%
dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
60
Tabel 4.18
HASIL UJI T- UJI PERSIAL
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 50.573 17.295 2.924 .005
INTERGOVERNMENTAL REVENUE .459 1.412 .309 .325 .746
KETETAPAN SASARAN
ANGGARAN .214 .332 .423 .644 .522
SISTEM PELAPORAN -2.967 1.264 -1.914 -2.348 .023
SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL -1.618 .764 -2.852 -2.117 .039
X1Z .005 .064 .127 .075 .940
X2Z -.002 .015 -.209 -.140 .889
X3Z .115 .056 3.301 2.041 .046
a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
Sumber: Output SPSS 20 (2020)
a) Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi
Intergovernmental Revenue terhadap Akuntabilitas Kinerja
Keuangan (H4)
Hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.15 variabel moderating
X1.M memiliki nilai signifikan 0,940 lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 0,075 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,672.
Sehingga H4 tidak diterima.Hal ini menunjukkan bahwa variabel
sistem pengendalian intern bukan merupakan variabel moderasi
yang dapat memperkuat atau memperlemah variabel
Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan.Jadi, hipotesis H4 yang menyatakan bahwa sistem
61
pengendalian internal memoderasi pengaruh Intergovernmental
Revenue terhadap kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten
Tana Toraja ditolak.
b) Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi
ketetapatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan (H5)
Hasil uji hipotesis 5 pada tabel 4.12 variabel moderating
X2_M memiliki nilai signifikan 0,889 lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung sebesar -0,140 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,672.
Sehingga H5 tidak diterima.Hal ini menunjukkan bahwa variabel
sistem pengendalian internal bukan variabel moderasi yang dapat
memperkuat atau memperlemah variabel ketepatan sasaran
anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.Jadi, hipotesis H5
yang menyatakan bahwa sistem pengendalian internal memoderasi
pengaruh ketepatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas
kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja
ditolak.
c) Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan (H6)
Hasil uji hipotesis 6 pada tabel 4.8 variabel moderating X3_M
memiliki nilai signifikan 0,046 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung
sebesar 2,041 lebih besar dari t tabel sebesar 1,672 sehingga
H6diterima. Jadi, sistem pengendalian internal merupakan variabel
yang dapat memperkuat atau memperlemah variabel sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
62
G. Pembahasan
1. Pengaruh Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan (H1)
hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa
Intergovernmental Revenue berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel
4.17 yang menunjukkan bahwa t hitung pada variabel Intergovernmental
Revenue sebesar 3,163 yang dalam hal ini lebih besar dari t tabel
sebesar 1,672 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,003 yang dalam
hal ini lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis pertama yang menyatakan
Intergovernmental Revenue berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan dapat terbukti kebenarannya (Hipotesis
diterima).
Tingkat ketergantuangan (Intergovernmental Revenue) yang
semakin meningkat atau menurun pada pemerintahan dapat
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja keuangan pada
pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Namun disisi lain, suatu daerah
memiliki tingkat ketergantungan kepada pemerintahan pusat tinggi,
sehingga kemandirian yang dimiliki suatu daerah tersebut menurun.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian oleh
(Awaliyah et al, 2019; Sumaryanto, 2019; Ayu, 2018) yang menyatakan
bahwa semakin besar transfer dana perimbangan yang diterima dari
pemerintah maka semakin kuat pemerintah daerah bergantung kepada
pemerintah pusat guna memenuhi kebutuhan daerahnya. Sehingga
pemerintahan Kabupaten Tana Toraja sudah mampu mengelolah
63
secara maksimal dana yang didapat dari pemerintah pusat dan sudah
mampu mengoptimalkan dana perimbangan.
Anggaran yang terdapat pada instansi pemerintahan, memiliki
fungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian, juga berfungs
sebagai alat dalam hal pengelolaan dana dan sebagai alat suatu
program – program dengan menggunakan dana dari publik.
2. Pengaruh ketetapatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan (H2)
Hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa ketepatan
sasaran anggaran berpengaruhpositif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana
Toraja.Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.12 yang menunjukkan
bahwa nilai t hitung sebesar 2,519 lebih besar dari t tabel 1,672 dan
memiliki nilai signifikan sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
ketetapatan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap
akuntabilitas kinerja keuanga terbukti kebenarannya (Hipotesis
diterima).
Ketetapan sasaran anggaran memiliki pengaruh dengan
akuntabilitas kinerja keuangan di setiap SKPD, yang artinya setiap
meningkatnya ketetapan sasaran anggaran baik itu dari segi
perencanaan, evaluasi maupun setiap tindakan dalam kegiatan maka
akuntabilitas kinerja SKPD semakin meningkat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dan
Amanah (2019) yang menyatakan bahwa ketepatan sasaran anggaran
64
dalam sistem pemerintah daerah merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk mengetahui kinerja yang terjadi di lapangan telah tepat
pada sasaran pembangunan dan perkembangan masyarakat yang telah
ditetapkan sebelumya. Ketetapan sasaran anggaran daerah akan
memberikan implikasi terhadap kinerja pemerintah daerah dalam
pengelolaan dan pemerataan daerah yang lebih baik.
3. Pengaruh sistem pelaporan terhadap akutabilitas kinerja keuangan (H3)
Hasil hipotesis ketiga menyatakan bahwa sistem pelaporan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilias kinerja
keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Hasil pengujian
dapat dilihat pada tabel 4.14 yang menunjukkan bahwa t hitung variabel
sistem pelaporan sebasar -2,551 yang dalam hal ini lebih kecil dari t
tabel yaitu 1,672 dan memiliki nilai signifikan sebasar 0,013 lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang
menyatakan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap akuntabilitas kinerja keuangan terbukti kebenarannya
(Hipotesis diterima).
Adanya sistem pelaporan yang baik akanmenjamin
terciptanya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
sehingga akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tidak tercapai.Sistem
pelaporan yang baik akan mencantumkan penjelasan mengenai
penyebab terjadinya penyimpangan, tindakan yang diambil, mengoreksi
penyimpangan yang tadi menguntungkan dan waktu yang dibutuhkan
agar tindakan koreksi lebih efektif.
65
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Fitriani et al, 2018) yang menyatakan bahwa sistem pelaporan
yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja pada instansi, dengan
adanya peningkatan tersebut dapat terjadi adanya keterbukaan
sehingga mereka mempunyai semangat yang tinggi dalam mengabdi
kepada instansi dan senantian memperbaiki sistem pelaporannya adar
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
4. Pengaruh sistem pengendalian intern dalam memoderasi
Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
bahwa hipotesis keempat ditolak.Hal ini, tidak sejalan dengan dugaan
hipotesis yang diajukan dimana sistem pengendalain intern memoderasi
intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan.hipotesis ini dpaat dibuktikan dengan niali koefisien beta
unstandardized coefficient sebesar 0,05 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,940 lebih besar dari 0,05 artinya H4 ditolak. Hal ini berarti
sistem pengendalian intern tidak dapat memoderasi variabel
intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.
Tingkat kinerja yang dimiliki instansi atau organisasi
pemerintah tingkat kinerjanya berbeda – beda. Dilihat dari hasil
penelitian ini yang dilakukan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja
tingkat ketergantungan dengan adanya sistem pengendalian internal
tidak dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja keuangan Kabupaten
Tana Toraja.
66
Tingkat keberhasilan akuntabilitas kinerja keuangan yang ada
pada instansi dipemerintahan pada Kabupaten Tana Toraja tidak
ditentukan oleh sistem pengendalian internal tetapi ada faktor lain yang
secara tidak langsung mempengaruhinya. Oleh karena itu, suatu sistem
pengendalian internal ada atau tidaknya tidak mempengaruhi
intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.
5. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi ketepatan
sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa hipotesis H5 ditolak.Hal ini tidak sesuai dengan
dugaan hipotesis yang diajukan bahwa sistem pengendalian internal
memoderasi ketepatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan. Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat nilai koefisisen beta undstandardized coefficientas sebesar
0,019 dengan tingkat signifikan 0,790 lebih besar dari 0,05 artinya H5
ditolak. Hal ini berarti sistem pengendalian internal tidak dapat
memoderasi variabel ketepatan sasaran anggaran terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Amanah (2019)
menyatakan bahwa ketepatan sasaran anggaran dengan sistem
pemerintahan daerah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mengetahui kinerja yang terjadi dilapangan telah tepat sasaran
pembangunan dan perkembangan masyarakat yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ketetapan sasaran anggaran pada pemerintahan
67
akanmemberikan implikasi terhadap kinerja pemerintah daerah dalam
pengelolaan dan pemerataan daerah yang baik. Walaupun sistem
pengendalian intern tidak memoderasi ketetapan sasaran anggaran,
akan tetapi pemerintah daerah Kabupaten Tana Toraja tetap harus
patuh dan taat dalam mengikuti peraturan perundang – undangan yang
berlaku dalam pemerintah daerah.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ketepatan sasaran anggaran dengan adanya sistem pengendalian intern
tidak dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja keuangan pada
pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Ini memperlihatkan bahwa
keberhasilan atau kegagalan pada akuntabilitas kinerja keuangan pada
pemerintahan Kabupaten Tana Toraja tidak ditentukan oleh sistem
pengendalian internal tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya
yang belum diteliti dalam penelitian ini. Sehingga dalam variabel sistem
pengendalian internal ini buka variabel yang memperkuat atau
memperlemah variabel ketepatan sasaran anggaran terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan.
6. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan (H6)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa hipotesis keenam (H6) diterima.Hal ini sejalan
dengan dugaan hipotesis yang diajukan bahwa sistem pengendalian
internal memoderasi sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja
keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Hasil pengujian
hipotesis ini dibuktikan dengan nilai koefisisen beta unstandardizet
68
coefficient adalah 0,115 dengan tingkat signifikan 0,064 lebih kecil dari
0,05 artinya hipotesis diterima. Hal ini sejalan dengan dugaan hipotesis
yang diajukan bahwa sistem pengendalian internal memoderasi sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan
Kabupaten Tana Toraja.
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini adalah sistem
pengendalian internal memoderasi variabel sistem pelaporan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana
Toraja.Hal ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh fitri (2018)
yang menyatakan bahwa dalam lingkup akuntabilitas terdapat
lingkungan internal dan eksternal yang membuat memperlemah atau
memperkuat suatu efektifitas tanggungjawab setiap kantor atau instansi
serta ada tanggungjawab sepenuhnya. Semakin efektif dan efisien
pengendalian internal dalam instansi tersebut maka semakn efektif pula
sistem pelaporan yang ada pada suatu instansi di
pemerintahan.Pelaporan yang dilakukan secara jelas dan efektif dalam
pemerintahan maka akan semakin baik pula pelaporan yang ada di
pemerintahan atau instansi. Begitupun sebaliknya instnsi atau
pemerintah melaksanakan pelaporan yang cukup kurang baik akan
menimbutkan hambatan dan informasi yang diberikan akan menjadi
buruk dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan munculnya efektifitas dalam pengendalian internal
yang ada pada instansi di pemerintahan akan termotivasinya pengelolah
dalam hal kinerja dalam mengelolah keuangan. pelaporan yang baik
serta jelas akan membuat kinerja pegawai atau para pengelolahnya
69
menjadi baik sehingga membuat pihak manajer di semua tingkatan
instansi pemerintah Kabupaten Tana Toraja akan meningkat dalam
kinerja manajerialnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian
internal dapat memperkuat sistem pelaporan terhadap akuntabilitas
kinerja keuangan pemeritahan Kabupaten Tana Toraja.Dalam
pengendalian internal dalam laporan keuangan semakin baik makan
pemerintah kabupaten tana toraja sudah menyediakan laporan
keuangan secara jelas dan terperinci dan bisa di pertanggungjawabkan
secara baik dan jelas.
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini,
adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Intergovernmental revenue berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan kabupaten Tana
Toraja. Hal ini berarti intergovernmental revenue yang semakin
meningkat atau menurun pada suatu pemerintahan atau instansi itu
sangat berpenaruh terhadap Kabupaten Tana Toraja. Dimana,
pemerintah kabupaten Tana Toraja sudah mampu mengelola secara
maksimal dana yang didapat dari pemerintah pusat.
2. Ketetapatan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan kabupaten
Tana Toraja. Hal ini berarti ketetapan sasaran anggaran semakin
meningkat atau menurun dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja keuangan.Hal ini dikarenakan kabupaten Tana Toraja mampu
mendorong dan memotivasi pegawainya dalam mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas organisasi tersebut. Sehingga tujuan dan
sasaran tersebut menjadi gagal dan tidak tercapai dengan baik.
3. Sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan kabupaten Tana
Toraja. Hal ini bahwa adanya sistem pelaporan yang baik akan
menjamin pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
71
sehingga akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tercapai yang ada
pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.
4. Sistem pengendalian internal tidak memoderasi intergovernmental
revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. kondisi seperti inilah
dapat memperlihatkan bahwa tingkat keberhasilan suatu akuntabilitas
kinerja keuangan pada instansi pemerintahan di kabupaten Tana Toraja
tidak ditentukan oleh sistem pengendalian internal tetapi ada hal lain
atau faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhinya.
5. Sistem pengendalian internal tidak memoderasi ketetapan sasaran
anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. Hal ini berarti tingkat
keberhasilan akuntabilitas kinerja keuangan pada instansi pemerintahan
di kabupaten Tana Toraja tidak ditentukan oleh sistem pengendalian
internal akan tetapi, ada faktor lain yang secara tidak langsung
mempengaruhinya.
6. Sistem pengendalian internal memoderasi sistem pelaporan terhadap
akuntabilitas kinerja keuangan. Hal ini berarti bahwa tingkat
keberhasilan akuntabilitas kinerja keuangan pada instansi pemerintahan
kabupaten Tana Toraja ditentukan oleh sistem pengendalian internal.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis, adapun saran –saran yang diberikan
melalui penelitian ini agar menyajikan hasil penelitian yang berkualitas
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tana
Toraja, diharapkan mampu meningkatkan kinerja pegawainya khusus
72
pada bagian keuangan dengan cara terbuka kepada masyarakat dan
dapat menempatkan sistem pengendalian internal secara tepat.
2. Bagi penyusun anggaran diharapkan bisa meningkatkan akuntabilitas
kinerja secara baik, efisien serta mampu bersikap jujur agar dapat
terhindar dari kecurangan dalam hal ini penyusunan anggaran.
3. Bagi pemerintahan Kabupaten Tana Toraja diharapkan dapat
memaksimalkan sumber daya manusianya sehingga pada program
kerjanya dapat berdampak kepada masyarakatnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, N. (2016). Pengaruh desentralisasi dan sistem pengendalian intern Pemerintah terhadap kinerja manajerial skpd (studi empiris pada pemerintah kota padang). Jurnal Akuntansi, 1(2).
Amin, Fadillah. 2019. Penganggaran Pemerintah Daerah: Malang.
Awaliyah, S. R. Pengaruh Belanja Daerah, Pajak Daerah, Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.
Candrakusuma, D. A., & Jatmiko, B. (2017). Dampak Komitmen Organisasi, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Akuntabilitas Publik, Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 24(1).
Dewi, K. F., WidanaPutra, A. A. G. P., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Budaya Organisasi, Pengendalian Internal dan Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Gianyar dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, 22(1).
Efrizar, R., Hardi, H., & Wiguna, M. (2017). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Sistem Pelaporan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Skpd Kabupaten Rokan Hulu) (Doctoral dissertation, Riau University).
Febrianto, N. (2018). Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah (Pad), Belanja Modal, Ukuran Legislatif, Dan Intergovernmental Revenue Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten dan Kota DiProvinsi DIY Tahun 2009-2016) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Indrayani, Luh Febri, Putu Gede Diatmika, Made Ari Wahyuni. Pengaruh komitmen organisasi, kejelasan sasaran anggaran dan efektivitas pengendalian internal terhadap akuntabilitas kinerja organisasi public (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Gianyar).e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. 8(2): 2017. 1-13.
Khairunsyah, K., & Efni, Y. PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, KOMPETENSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIMEDIASI OLEH KOMITMEN ORGANISASI (Studi Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kampar). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, 10(1), 64-78.
74
Khusaini, Moh. 2018. Keuangan Daerah. Jilid I. UB Press: Malang.
Lestari, K., & Rahayu, S. (2019). Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Tingkat Kekayaan Daerah, Tingkat Ketergantungan Daerah, Belanja Modal dan Temuan Audit BPK terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi). jurnal akuntansi & keuangan Unja, 4(2), 53-67.
MUHAYANAH, F. A. (2016). PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013.
Mulyadi, Sri danHardiyanto Wibowo. Pengaruh belanja modal, ukuran pemerintah Daerah, Intergovernmental revenue dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan (Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2012-2015). KOMPARTEMEN. 15(1): 2017. 57-66.
Murtanto. 2005. Akuntansi Sektor Publik, Jilid II. Rajawali Press: Yogyakarta.
Nengsih, Herda. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas terhadap kinerja manajerial pt. Perkebunan Nusantara V, pekanbaru.Jurnal akuntansi keuangan. 6(2): 2017. 1-6
Nisjar, S.K. 1998. Aplikasi Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. Mandar Maju:
Bandung.
Nordiawan, d., dan Hertianti, A. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jilid 1. Salemba Empat: Jakarta.
Novyandra, R (2016). Pengaruh Belanja Modal, Intergovermenta Revenue, Leverage, Size dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dan Kota di Pulau Jawa Tahun 2004 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Pamungkas, Bambang. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Pemerintah Daerah. Jilid 1. Kesatuan Pers: Bogor.
Paramitha, I. A. M. D. Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik dan Sistem Pelaporan Pada Akuntabilitas Kinerja. E-Jurnal Akuntansi, 2457-2479.
Pratama, R., Agustin, H., & Taqwa, S. (2019). Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. JURNAL EKSPLORASI AKUNTANSI, 1(1), 429-444.
Pratiwi, E. P., & Amanah, L. (2019). PENGARUH KETEPATAN SASARAN ANGGARAN, KUALITAS SDM, DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 8(3).
75
Purwati, R. (2019). PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PULAU JAWA TAHUN 2017 (Doctoral dissertation, Universitas Ahmad Dahlan).
PUSPITA_AYU, P. U. T. R. I. (2018). Analisis PAD dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemda Se-Jawa Barat. Jae (Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi), 3(1), 80-96.
Rahayu, F.J., & Prabowo, T. J.W. (2019).Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Diponogoro Journal of Accounting, 7(4).
Republik Indonesia. PP Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Laporan Keuangan Instansi Pemerintah.
Republik Indonesia. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 60 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Sari, indah Puspa.Pengaruh ukuran pemerintah daerah, pad, laverageDana perimbangan dan ukuran legislative terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (studi pada kab/kota pulau Sumatra). JOM FEON. 3(1): 2016. 679-692.
Tanjung, A.H. 2011. Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual. Alfabeta. Bandung: Jawa Barat.
Update Kareba. 2019. Anggota DPRD Tana Toraja tanggapi pemkab Tana Toraja empat kali opini WDP dari BPK, (online). (https://updatekareba.com/anggota-dprd-tana-toraja-tanggapi-soal-pemkab-tana-toraja-empat-kali-opini-wdp-dari-bpk/: diakses 3 mei 2020
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Kuisioner Penelitian
Perihal : Permohonan untuk Mengisi Kuesioner
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
Di
Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai strata satu (S1) Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,
maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Intergovernmental
Revenue, Ketetapan Sasaran Anggaran dan Sistem Pelaporan Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Intern Pada
Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja”. Data yang penulis peroleh dari
Bapak/Ibu berikan akan dijamin kerahasiannya serta orientitasnyayang hanya
penulis gunakan untuk kepentingan akademis. Kejujuran dan kebenaran data
yang Bapak/Ibu berikan adalah bantuan yang tidak ternilai bagi penulis.
Penulis menyadari kesibukan dan keterbatasan yang Bapak/Ibu
miliki.Namun, penelitian ini tidak dapat penulis lakukan tanpa bantuan
Bapak/Ibu.Oleh karena itu, penulis memohon kesediaannya bapak/Ibu
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Demikian permohonan ini penulis ajukan, atas bantuan Bapak/Ibu penulis
ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Hormat Saya
Makassar, 1 September 2020
Peneliti,
SUKMAWATI
105731109316
IDENTITAS RESPONDEN
Mohon dijawab pada isian yang telah disediakan dan pililah jawaban pada
pertanyaan pilihan dengan memberikan tanda ( ) pada satu jawaban yang
sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu.
1. Nama (boleh tidak diisi) : ……………………………………….
2. Nama SKPD : ……………………………………….
3. Umur : ……………………………………….
4. Jenis Kelamin : Pria Wanita
5. Pendidikan Terakhir : ……………………………………….
6. Jabatan : ……………………………………….
7. Lama Kerja di SKPD : ……. Tahun……..Bulan
Cara Pengisian Kuesioner
Bapak/Ibu cukup memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang
tersedia (rentang angka dari 1 sampai 5). Setiap pernyataan mengharapkan
hanya satu jawaban dan setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan
pendapat yang diberikan:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Ragu-Ragu/Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
A. DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL INTERGOVERNMENTAL
REVENUE ( )
No PERNYATAAN PILIHAN
SS
(5)
S
(4)
N
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:
1 Dana Alokasi Umum yang diberikan
pemerintah pusat sudah dialokasikan
secara tepat sesuai dengan program
yang dijalankan.
2 Dana Alokasi Khusus yang diberikan
pemerintah pusat sudah dialokasikan
secara tepat sesuai dengan program
yang dijalankan.
3 Dana Bagi Hasil yang diberikan
pemerintah pusat sudah dialokasikan
secara tepat sesuai dengan program
yang dijalankan.
Sumber: Sari (2017)
B. DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KETEPATAN SASARAN
ANGGARAN ( )
NO
PERNYATAAN
PILIHAN
SS
(5)
S
(4)
N
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:
1 Ada kejelasan sasaran anggaran pada
satuan kerja ini.
2 Adanya spesifikasi sasaran anggaran
pada satuan kerja.
3 Kepentingan sasaran anggaran pada
setiap program bisa diketahui.
4 Outcame/hasil yang dicapai pada setiap
program/kegiatan bisa diketahui.
5 Anggaran yang dibuat telah
mempertimbangkan skala prioritas.
6 Indikator kinerja untuk setiap kegiatan
yang tercantum dalam anggaran telah
terdefinisi dengan jelas dan terukur.
7 Ketidakjelasan sasaran anggaran perlu
dihindari dalam penentuan rencana
anggaran secara dimasing-masing unit.
8 Untuk membuat suatu laporan keuangan
diperlukan perencanaan secara
komprehensif.
9 Pimpinan dan staf
mempertanggungjawabkan
(accountable) hasil dari suatu program/
kegiatan/ proyek yang telah dilakukan.
10 Kejelasan sasaran anggaran suatu
program harus dimengerti oleh semua
aparat dan pemimpin.
11 Penyusunan laporan keuangan
disesuaikan yang sesuai dengan bidang
organisasi.
12 Pelaksanaan kegiatan telah dikontrol
dengan ukuran atau indikator kinerja
yang jelas untuk menilai tingkat
keberhasilan suatu program.
Sumber: Sari (2017)
C. DAFTAR PENYATAAN UNTUK VARIABEL SISTEM PELAPORAN ( )
NO
PERNYATAAN
PILIHAN
SS
(5)
S
(4)
N
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:
1 Adanya pembuatan laporan mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas yang
terjadi.
2 Pertanggungjawaban terhadap
pelaksanaan anggaran harus sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
dengan menerbitkan laporan keuangan
sebagai bentuk pertanggungjawaban.
3 Kejelasan dalam pencatatan
penggunaan anggaran yang digunakan
haruslah jelas dan terperinci.
Sumber: Sella (2016)
D. PERNYATAAN UNTUK VARIABEL AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
(Y)
NO
PERNYATAAN
PILIHAN
SS
(5)
S
(4)
N
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Bagaiamana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:
1 Adanya keterkaitan yang erat antara
pencapaian kinerja dengan program dan
kebijakan.
2 Melakukan analisis keuangan setiap
kegiatan atau program selesai
dilaksanakan.
3 Melakukan pengecekan terhadap
jalannya program.
4 Kurangnya insentif berupa imbalan atau
pengakuan positif tidak menghambat
penggunaan informasi kinerja dalam
pengambilan keputusan organisasi.
5 Pimpinan dan pegawai
mempertanggungjawabkan
(accountable) hasil dari program yang
dilakukan.
6 Pimpinan dan pegawai selalu terlibat
bersama-sama dalam mengevaluasi
hasil suatu program/ proyek.
Sumber: Sella (2016)
E. PERNYATAAN UNTUK VARIABEL MODERASI SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL (Z)
Keterangan:
TPD: Tidak pernah digunakan (1) SD : Sering Digunakan (4)
JSD: Jarang sekali digunakan (2) SLD : Selalu Digunakan (5)
K : Kadang-kadang (3)
NO
PERNYATAAN
PILIHAN
SLD
(5)
SD
(4)
K
(3)
JSD
(2)
TPD
(1)
Bagaiamana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:
1 Seberapa seringkah pengendalian
kualitas operasi misalnya dengan
tabulasi data, pengelolaan data
metode sampling atau teknik statistic
lainnya, digunakan sebagai alat bantu
dalam pengambilan keputusan.
2 Seberapa seringkah pengendalian
operasi dengan cara penetapan
standar operasi prosedur berdasarkan
peraturan dan analisis selisih
digunakan sebagai alat dasar alat
pengambilan keputusan.
3 Seberapa seringkah audit atau
pemerikasaan intern digunakan
sebagai dasar alat pengambilan
keputusan.
4 Seberapa seringkah evaluasi yang
sistematis dan terjadwal digunakan
sebagai dasar alat pengambilan
keputusan.
5 Seberapa seringkah penetapan target
anggaran, digunakan sebagai dasar
alat pengambilan keputusan.
6 Seberapa seringkah rencana jangka
pendek dan jangka panjang
digunakan sebagai dasar alat
pengambilan keputusan.
Sumber: Sella (2016)
Lampiran 2.Tabulasi Kuesioner
INTERGOVERNMENTAL REVENUE
NO IR1 IR2 IR3 TOTAL NO IR1 IR2 IR3 TOTAL
1 4 4 4 12 38 4 4 4 12
2 4 4 4 12 39 5 4 4 13
3 4 4 3 11 40 5 4 4 13
4 5 4 5 14 41 4 4 4 12
5 5 4 4 13 42 4 4 5 13
6 4 4 4 12 43 4 4 5 13
7 4 4 4 12 44 4 3 4 11
8 4 4 4 12 45 4 4 4 12
9 4 4 4 12 46 4 3 4 11
10 4 4 3 11 47 5 5 4 14
11 5 5 4 14 48 4 4 3 11
12 3 4 4 11 49 5 5 4 14
13 5 5 5 15 50 4 5 4 13
14 4 4 4 12 51 4 3 4 11
15 5 5 4 14 52 4 4 3 11
16 5 5 4 14 53 5 5 4 14
17 4 5 4 13 54 4 4 4 12
18 5 5 5 15 55 4 5 5 14
19 4 4 4 12 56 4 4 4 12
20 4 4 4 12 57 5 5 4 14
21 4 3 3 10 58 4 4 4 12
22 4 4 4 12 59 5 4 4 13
23 4 4 5 13 60 5 5 4 14
24 5 4 5 14
25 5 5 4 14
26 4 4 4 12
27 5 5 5 15
28 5 5 4 14
29 4 4 5 13
30 4 4 4 12
31 4 4 5 13
32 4 5 5 14
33 4 4 4 12
34 4 4 4 12
35 5 5 3 13
36 5 5 5 15
37 3 3 4 10
KETETAPAN SASARA ANGGARAN
NO KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 KS8 KS9
KS10
KS11
KS12
TOTAL
1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 45
2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 54
3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 52
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 46
6 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 53
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
8 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 54
9 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 52
10 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 54
11 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 51
12 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 55
13 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 54
14 5 4 5 3 3 3 3 4 3 5 5 4 47
15 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 55
16 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 55
17 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 51
18 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
19 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 52
20 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 47
21 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 52
22 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 50
23 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 57
24 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
25 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 53
26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 49
27 5 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 45
28 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 52
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 47
32 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 47
33 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 5 50
34 4 4 3 3 3 4 4 5 3 5 4 4 46
35 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 53
36 3 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 47
37 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 43
38 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 50
39 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 50
40 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 56
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
42 3 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 45
43 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 53
44 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 53
45 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 52
46 4 3 4 3 4 4 5 4 5 3 4 4 47
47 3 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 47
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
49 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 48
50 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 56
51 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 54
52 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53
53 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 46
54 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 51
55 3 3 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 48
56 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 48
57 3 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 4 46
58 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 48
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
SISTEM PELAPORAN
NO SP1 SP2 SP3 TOTAL
1 4 5 5 14
2 4 5 5 14
3 5 5 5 15
4 4 4 5 13
5 5 5 5 15
6 4 5 5 14
7 4 4 4 12
8 5 4 4 13
9 4 5 5 14
10 5 5 5 15
11 4 4 4 12
12 5 4 4 13
13 4 4 5 13
14 4 5 5 14
15 5 5 5 15
16 5 5 5 15
17 4 5 5 14
18 5 5 5 15
19 4 4 5 13
20 5 5 4 14
21 4 4 4 12
22 4 5 5 14
23 4 5 5 14
24 5 5 5 15
25 4 4 5 13
26 4 4 4 12
27 5 5 5 15
28 5 5 5 15
29 4 5 5 14
30 4 4 4 12
31 5 5 5 15
32 5 5 5 15
33 4 4 5 13
34 5 5 5 15
35 3 5 5 13
36 4 4 5 13
37 3 4 4 11
38 4 4 5 13
39 3 4 5 12
40 3 4 4 11
41 5 5 5 15
42 5 4 5 14
43 5 5 5 15
44 3 4 5 12
45 4 4 4 12
46 4 5 5 14
47 5 5 5 15
48 5 4 5 14
49 4 5 5 14
50 5 5 5 15
51 4 4 4 12
52 4 5 5 14
53 4 5 5 14
54 3 4 5 12
55 5 5 5 15
56 4 4 4 12
57 4 4 4 12
58 4 5 5 14
59 5 5 5 15
60 4 5 5 14
AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
NO AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 TOTAL
1 3 4 4 4 4 4 23
2 4 4 4 4 4 4 24
3 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 5 5 5 27
5 4 3 4 4 4 4 23
6 4 4 4 4 5 4 25
7 3 4 4 4 4 4 23
8 4 4 4 4 4 4 24
9 4 4 4 4 4 4 24
10 2 3 3 3 5 5 21
11 4 4 4 3 4 3 22
12 3 3 3 4 5 5 23
13 4 4 4 5 5 5 27
14 3 3 3 4 4 4 21
15 4 4 5 5 5 5 28
16 5 4 4 4 5 5 27
17 4 4 4 4 5 5 26
18 4 4 5 5 5 5 28
19 4 4 4 4 5 5 26
20 4 4 4 4 4 4 24
21 4 4 4 4 4 4 24
22 4 4 4 5 5 5 27
23 4 4 4 5 5 5 27
24 4 5 5 5 5 5 29
25 4 4 4 4 4 5 25
26 4 4 4 4 4 4 24
27 4 5 4 5 4 4 26
28 3 4 3 4 4 4 22
29 3 3 4 4 4 4 22
30 3 4 4 4 4 4 23
31 4 4 4 4 4 4 24
32 4 4 4 4 4 4 24
33 3 4 5 5 5 5 27
34 4 4 4 4 4 4 24
35 4 4 4 4 4 5 25
36 3 4 4 4 5 5 25
37 4 4 4 5 5 5 27
38 4 4 4 4 5 5 26
39 3 4 4 5 5 5 26
40 4 4 4 5 5 5 27
41 3 4 4 4 4 4 23
42 4 3 4 4 4 5 24
43 3 3 4 4 4 4 22
44 4 4 5 5 5 5 28
45 4 4 4 4 5 5 26
46 3 3 3 4 5 5 23
47 4 4 4 4 4 4 24
48 3 4 4 4 4 4 23
49 4 4 4 4 5 5 26
50 3 3 4 4 5 5 24
51 3 3 4 5 5 5 25
52 3 3 4 4 4 4 22
53 4 4 4 4 4 5 25
54 4 4 4 4 4 5 25
55 4 4 4 4 5 5 26
56 4 4 4 4 4 5 25
57 3 4 4 4 4 5 24
58 4 4 4 4 4 4 24
59 3 3 4 3 5 5 23
60 4 4 4 4 5 5 26
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
NO SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 TOTAL
1 4 4 4 3 4 4 23
2 4 4 4 3 4 4 23
3 4 4 4 3 4 4 23
4 3 3 4 4 4 4 22
5 3 3 4 4 4 4 22
6 3 3 4 4 4 4 22
7 4 4 4 4 4 4 24
8 4 4 4 4 4 4 24
9 4 4 4 4 4 4 24
10 4 3 4 4 4 4 23
11 4 4 4 4 4 3 23
12 4 4 4 3 5 5 25
13 4 3 2 3 3 3 18
14 4 3 3 2 2 3 17
15 3 4 4 4 4 4 23
16 3 4 4 4 4 4 23
17 1 2 3 2 4 2 14
18 4 3 3 3 3 3 19
19 1 4 5 4 2 2 18
20 1 4 5 4 2 2 18
21 1 4 5 4 2 2 18
22 1 4 5 4 2 2 18
23 2 3 4 4 4 5 22
24 4 4 5 5 5 4 27
25 4 4 5 4 4 5 26
26 4 4 4 4 4 4 24
27 3 3 3 3 3 3 18
28 3 3 3 3 3 3 18
29 4 4 5 4 3 3 23
30 4 3 4 4 3 4 22
31 4 4 4 3 3 3 21
32 3 4 4 4 3 3 21
33 4 4 3 3 4 4 22
34 5 5 5 5 5 5 30
35 5 5 5 5 5 5 30
36 3 3 3 4 4 3 20
37 2 3 3 3 3 3 17
38 4 4 4 4 4 4 24
39 4 4 4 4 4 4 24
40 1 4 4 4 3 1 17
41 3 3 3 3 3 3 18
42 3 3 4 4 4 5 23
43 4 5 5 4 4 4 26
44 3 3 4 4 4 4 22
45 4 3 3 4 4 4 22
46 4 4 4 5 4 4 25
47 3 3 4 3 4 4 21
48 3 4 4 4 4 4 23
49 3 3 3 3 3 3 18
50 1 4 5 4 2 2 18
51 4 4 4 4 4 4 24
52 4 4 4 4 4 4 24
53 4 3 3 4 4 4 22
54 4 5 5 4 4 4 26
55 3 3 4 4 4 5 23
56 3 3 4 4 4 4 22
57 3 4 4 4 4 4 23
58 3 4 4 4 4 4 23
59 5 5 5 5 5 5 30
60 3 4 5 5 5 5 27
Lampiran 3.Statistik Deskriptif Responden dan Variabel
1. Statistik Deskriptif Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Lakii-Laki 16 26.7 26.7 26.7
Perempuan 44 73.3 73.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid 20-30 Tahun 2 3.3 3.3 3.3
31-40 Tahun 15 25.0 25.0 28.3
41-50 Tahun 30 50.0 50.0 78.3
>50 Tahun 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Masa Kerja
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid 1-5 Tahun 25 41.7 41.7 41.7
6-10 Tahun 22 36.7 36.7 78.3
> 10 Tahun 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid D3 7 11.7 11.7 11.7
S1 48 80.0 80.0 91.7
S2 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
2. Statistik Deskriptif Variabel
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Mean.X1 60 10.00 15.00 12.67 1.258
Mean.X2 60 43.00 59.00 50.38 3.697
Mean.X3 60 11.00 15.00 13.63 1.207
Mean.Y 60 21.00 29.00 24.70 1.871
Mean.Z 60 14.00 30.00 22.17 3.361
Valid N
(listwise)
60
3. Statistik Deskriptif Pernyataan
a. Intergovernmental Revenue (X1)
Statiscs
IR1 IR2 IR3 TOTAL
N Valid 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0
Mean 4.32 4.23 4.12 12.67
Std. Error
of Mean .069 .077 .072 .162
Median 4.00 4.00 4.00 12.50
Mode 4 4 4 12
Std.
Deviation .537 .593 .555 1.258
Variance .288 .351 .308 1.582
Range 2 2 2 5
Minimum 3 3 3 10
Maximum 5 5 5 15
Sum 259 254 247 760
b. Ketetapan Sasaran Anggaran (X2)
KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6
N Valid 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 4.23 3.98 4.00 3.98 4.13 4.12
Std. Error of
Mean .084 .077 .075 .073 .077 .059
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4
Std.
Deviation .647 .596 .582 .567 .596 .454
Variance .419 .356 .339 .322 .355 .206
Range 2 2 2 2 2 2
Minimum 3 3 3 3 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5
Sum 254 239 240 239 248 247
KS7 KS8 KS9 KS10 KS11 KS12 TOTAL
N
Valid 60 60 60 60 60 60 60
Missin
g 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.48 4.35 4.15 4.28 4.33 4.33 50.38
Std. Error of Mean .081 .075 .085 .072 .074 .066 .477
Median 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 50.00
Mode 5 4 4 4 4 4 48
Std. Deviation .624 .577 .659 .555 .572 .510 3.697
Variance .390 .333 .435 .308 .328 .260 13.664
Range 2 2 2 2 2 2 16
Minimum 3 3 3 3 3 3 43
Maximum 5 5 5 5 5 5 59
Sum 269 261 249 257 260 260 3023
c. Sistem Pelaporan (X3)
Statistics
SP1 SP2 SP3 TOTAL
N Valid 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0
Mean 4.28 4.58 4.77 13.63
Std. Error of Mean .083 .064 .055 .156
Median 4.00 5.00 5.00 14.00
Mode 4 5 5 14a
Std. Deviation .640 .497 .427 1.207
Variance .410 .247 .182 1.456
Range 2 1 1 4
Minimum 3 4 4 11
Maximum 5 5 5 15
Sum 257 275 286 818
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
d. Akuntabilitas Kinerja Keuangan (Y)
Statistics
AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 TOTAL
N Valid 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.67 3.83 4.00 4.18 4.47 4.55 24.70
Std. Error of Mean .070 .059 .053 .065 .065 .069 .242
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 24.00
Mode 4 4 4 4 4 5 24
Std. Deviation .542 .457 .412 .504 .503 .534 1.871
Variance .294 .209 .169 .254 .253 .286 3.502
Range 3 2 2 2 1 2 8
Minimum 2 3 3 3 4 3 21
Maximum 5 5 5 5 5 5 29
Sum 220 230 240 251 268 273 1482
e. Sistem Pengendalian Intern (Z)
Statistics
SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 TOTAL
N Valid 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.32 3.70 4.00 3.82 3.75 3.77 22.35
Std. Error of Mean .129 .083 .089 .084 .097 .117 .426
Median 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 23.00
Mode 4 4 4 4 4 4 23
Std. Deviation 1.000 .646 .689 .651 .751 .909 3.298
Variance 1.000 .417 .475 .423 .564 .826 10.875
Range 4 3 3 3 3 4 16
Minimum 1 2 2 2 2 1 14
Maximum 5 5 5 5 5 5 30
Sum 199 222 240 229 225 226 1341
Lampiran 4.Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas Data
a. Intergovernmental Revenue
Correlations
IR1 IR2 IR3 TOTAL
IR1
Pearson
Correlation 1 .616
** .158 .787
**
Sig. (2-tailed) .000 .227 .000
N 60 60 60 60
IR2
Pearson
Correlation .616
** 1 .225 .834
**
Sig. (2-tailed) .000 .084 .000
N 60 60 60 60
IR3
Pearson
Correlation .158 .225 1 .615
**
Sig. (2-tailed) .227 .084 .000
N 60 60 60 60
TOTAL
Pearson
Correlation .787
** .834
** .615
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Ketetapan Sasaran Anggaran
KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7
KS1
Pearson Correlation 1 .625** .495
** .195 .182 .252 -.032
Sig. (2-tailed) .000 .000 .135 .165 .053 .807
N 60 60 60 60 60 60 60
KS2
Pearson Correlation .625** 1 .342
** .300
* .293
* .320
* .068
Sig. (2-tailed) .000 .008 .020 .023 .013 .608
N 60 60 60 60 60 60 60
KS3
Pearson Correlation .495** .342
** 1 .513
** .293
* .320
* .047
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .023 .013 .723
N 60 60 60 60 60 60 60
KS4 Pearson Correlation .195 .300* .513
** 1 .508
** .468
** .119
Sig. (2-tailed) .135 .020 .000 .000 .000 .366
N 60 60 60 60 60 60 60
KS5
Pearson Correlation .182 .293* .293
* .508
** 1 .630
** .325
*
Sig. (2-tailed) .165 .023 .023 .000 .000 .011
N 60 60 60 60 60 60 60
KS6
Pearson Correlation .252 .320* .320
* .468
** .630
** 1 .276
*
Sig. (2-tailed) .053 .013 .013 .000 .000 .033
N 60 60 60 60 60 60 60
KS7
Pearson Correlation -.032 .068 .047 .119 .325* .276
* 1
Sig. (2-tailed) .807 .608 .723 .366 .011 .033
N 60 60 60 60 60 60 60
KS8
Pearson Correlation .231 .411** .151 .173 .256
* .359
** .087
Sig. (2-tailed) .075 .001 .248 .185 .048 .005 .508
N 60 60 60 60 60 60 60
KS9
Pearson Correlation .036 .136 .177 .279* .164 .110 .274
*
Sig. (2-tailed) .786 .301 .177 .031 .211 .401 .034
N 60 60 60 60 60 60 60
KS10
Pearson Correlation .143 .219 .262* .069 .089 .068 -.011
Sig. (2-tailed) .276 .092 .043 .600 .500 .604 .936
N 60 60 60 60 60 60 60
KS11
Pearson Correlation -.030 .017 .305* .226 .017 .043 .111
Sig. (2-tailed) .817 .900 .018 .082 .900 .742 .400
N 60 60 60 60 60 60 60
KS12
Pearson Correlation -.086 .130 .114 .313* .074 .122 .071
Sig. (2-tailed) .516 .322 .385 .015 .572 .353 .590
N 60 60 60 60 60 60 60
TOTAL
Pearson Correlation .486** .610
** .630
** .642
** .592
** .599
** .374
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
KS8 KS9 KS10 KS11 KS12 TOTAL
KS1
Pearson Correlation .231 .036 .143 -.030 -.086 .486**
Sig. (2-tailed) .075 .786 .276 .817 .516 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS2
Pearson Correlation .411** .136 .219 .017 .130 .610
**
Sig. (2-tailed) .001 .301 .092 .900 .322 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS3
Pearson Correlation .151 .177 .262* .305
* .114 .630
**
Sig. (2-tailed) .248 .177 .043 .018 .385 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS4
Pearson Correlation .173 .279* .069 .226 .313
* .642
**
Sig. (2-tailed) .185 .031 .600 .082 .015 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS5
Pearson Correlation .256* .164 .089 .017 .074 .592
**
Sig. (2-tailed) .048 .211 .500 .900 .572 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS6
Pearson Correlation .359** .110 .068 .043 .122 .599
**
Sig. (2-tailed) .005 .401 .604 .742 .353 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS7
Pearson Correlation .087 .274* -.011 .111 .071 .374
**
Sig. (2-tailed) .508 .034 .936 .400 .590 .003
N 60 60 60 60 60 60
KS8
Pearson Correlation 1 .483** .479
** -.103 .115 .572
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .435 .381 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS9
Pearson Correlation .483** 1 .345
** .090 .252 .539
**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .495 .052 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS10
Pearson Correlation .479** .345
** 1 .391
** .260
* .516
**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .002 .045 .000
N 60 60 60 60 60 60
KS11
Pearson Correlation -.103 .090 .391** 1 .600
** .403
**
Sig. (2-tailed) .435 .495 .002 .000 .001
N 60 60 60 60 60 60
KS12
Pearson Correlation .115 .252 .260* .600
** 1 .444
**
Sig. (2-tailed) .381 .052 .045 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson Correlation .572** .539
** .516
** .403
** .444
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
c. Sistem Pelaporan
Correlations
SP1 SP2 SP3 TOTAL
SP1
Pearson Correlation 1 .430** .184 .773
**
Sig. (2-tailed) .001 .159 .000
N 60 60 60 60
SP2
Pearson Correlation .430** 1 .573
** .843
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 60 60 60 60
SP3
Pearson Correlation .184 .573** 1 .687
**
Sig. (2-tailed) .159 .000 .000
N 60 60 60 60
TOTAL
Pearson Correlation .773** .843
** .687
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
d. Akuntabilitas Kinerja Keuangan
Correlations
AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 TOTAL
AK1
Pearson Correlation 1 .524** .380
** .228 .021 .059 .595
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .080 .875 .657 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
AK2
Pearson Correlation .524** 1 .450
** .356
** -.025 -.035 .590
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .852 .792 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
AK3
Pearson Correlation .380** .450
** 1 .490
** .164 .154 .659
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .211 .240 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
AK4 Pearson Correlation .228 .356** .490
** 1 .392
** .374
** .727
**
Sig. (2-tailed) .080 .005 .000 .002 .003 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
AK5
Pearson Correlation .021 -.025 .164 .392** 1 .731
** .591
**
Sig. (2-tailed) .875 .852 .211 .002 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
AK6
Pearson Correlation .059 -.035 .154 .374** .731
** 1 .617
**
Sig. (2-tailed) .657 .792 .240 .003 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
TOTAL
Pearson Correlation .595** .590
** .659
** .727
** .591
** .617
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
e. Sistem Pengendalian Internal
Correlations
SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 TOTAL
SPI1
Pearson Correlation 1 .360** .000 .195 .581
** .624
** .716
**
Sig. (2-tailed) .005 1.000 .136 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
SPI2
Pearson Correlation .360** 1 .686
** .512
** .262
* .196 .663
**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .043 .133 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
SPI3
Pearson Correlation .000 .686** 1 .643
** .164 .189 .560
**
Sig. (2-tailed) 1.000 .000 .000 .211 .147 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
SPI4
Pearson Correlation .195 .512** .643
** 1 .425
** .385
** .694
**
Sig. (2-tailed) .136 .000 .000 .001 .002 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
SPI5
Pearson Correlation .581** .262
* .164 .425
** 1 .783
** .789
**
Sig. (2-tailed) .000 .043 .211 .001 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
SPI6
Pearson Correlation .624** .196 .189 .385
** .783
** 1 .797
**
Sig. (2-tailed) .000 .133 .147 .002 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson Correlation .716
** .663
** .560
** .694
** .789
** .797
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Uji Reliabilitas
a. Intergovernmental Revenue
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.602 3
b. Ketetapan Sasaran Anggaran
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.768 12
c. Sistem Pelaporan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.636 3
d. Akuntabilitas Kinerja Keuangan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.698 6
e. Sistem Pengendalian Internal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.791 6
Lampiran 5.Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.58365749
Most Extreme Differences
Absolute .077
Positive .053
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .599
Asymp. Sig. (2-tailed) .865
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1
(Constant) 16.962 4.161 4.077 .000
INTERGOVERME
NTAL REVENUE .547 .180 .368 3.035 .004 .888 1.126
KETETAPAN
SASARAN
ANGGARAN
.165 .058 .327 2.855 .006 .993 1.007
SISTEM
PELAPORAN -.436 .187 -.281 -2.325 .024 .892 1.121
SISTEM
PENGENDALIAN
INTERNAL
-.072 .064 -.128 -1.118 .269 .985 1.015
a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
3. Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 6.Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .508a .259 .219 1.655 1.567
a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN,
INTERGOVERMENTAL REVENUE
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 16.578 4.008 4.136 .000
INTERGOVERMENTAL
REVENUE .573 .181 .385 3.163 .003
KETETAPAN SASARAN
ANGGARAN .147 .058 .290 2.519 .015
SISTEM PELAPORAN -.481 .189 -.310 -2.551 .013
a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
2. Analisis Regresi Nilai Selisih Mutlak
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .587a .345 .257 1.613
a. Predictors: (Constant), X3Z, INTERGOVERMENTAL REVENUE, KETETAPAN
SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, X2Z, SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL, X1Z
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 50.573 17.295 2.924 .005
INTERGOVERMENTAL
REVENUE .459 1.412 .309 .325 .746
KETETAPAN SASARAN
ANGGARAN .214 .332 .423 .644 .522
SISTEM PELAPORAN -2.967 1.264 -1.914 -2.348 .023
SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL -1.618 .764 -2.852 -2.117 .039
X1Z .005 .064 .127 .075 .940
X2Z -.002 .015 -.209 -.140 .889
X3Z .115 .056 3.301 2.041 .046
a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN
BIOGRAFI PENULIS
Sukmawati, Lahir pada tanggal 23 agustus 1998 di
kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara,
buah hati dari pasangan Bapak Sarlan Makkawaru dan
Ibu Marjati. Penulis sekarang bertempat tinggal di RT.
Durian , Kelurahan talion, Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul
Athfal lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
bangku Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Rembon lulus pada tahun 2010.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Rantepao lulus pada tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan ke tingkat SMA di Madrasah Aliyah Negeri Makale lulus pada tahun
2016. Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata Satu (S1) dan
pada tahun 2021 telah menyandang gelas S.Ak.