rev-Pembiayaan Penyakit Kronis PERSI PLG FI · 3urjudp 5xmxn %doln 35% sdgd shq\dnlw shq\dnlw...
Transcript of rev-Pembiayaan Penyakit Kronis PERSI PLG FI · 3urjudp 5xmxn %doln 35% sdgd shq\dnlw shq\dnlw...
Pembiayaan pelayanan kesehatan penyakitkronis dan Katastropik Era JKNdi Rumah Sakit
Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.KesDirektur Utama BPJS Kesehatan
Disampaikan pada SEMINAR NASIONAL PERSI dan PALEMBANG HOSPITAL EXPO“Produktivitas dan Efisiensi Pengelolaan RS di Era JKN dan MEA”Palembang, 27 Juli 2017
5
OUTLINE
1. Overview Program JKN
2. Pembiayaan Kesehatan Penyakit Kronis & Katastopik
3. Kebijakan Pembiayaan Penyakit Kronis & Katastropik
4. Harapan
JKN-KIS (UU no 40/2004 & UU no 24/2011)
Sebelum JKN-KIS Sesudah JKN-KIS Mulai 2014 dst...GOTONG ROYONG MENUJU SEHAT
UUD 45- Pasal 28Hsemua Penduduk
IndonesiaHak
1 Orang Demam Berdarah80 Orang Sehat Menyumbang Iuran
Menanggung Sendiri Semua Biaya
Kepastian Mendapat Pengobatan
Prinsip asuransi sosial danprinsip ekuitas Tidak Mampu = Iuran dibayar Pemerintah Mampu = Iuran dibayar Sendiri
Menjamin manfaat pemeliharaankesehatan dan perlindungandalam memenuhi kebutuhandasar kesehatan
7
Pemerintah Telah Mencanangkan Peta JalanMenuju Jaminan Kesehatan Nasional Hingga Tahun
2019
8*) Per 30 Juni 2017 jumlah peserta JKN : 178.384.288 jiwa.
Hampir 70% dari penduduk
Indonesia
*
2017
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
KONTRIBUSI LANGSUNG KESEHATAN:Membantu pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan(+ upaya promotif dan preventif):
Menjaga masyarakat agar tetap produktif
secara sosial dan ekonomis
Tahun 2014 (Laporan Auditan)
Tahun 2015 (Laporan Auditan)
Tahun 2016 (Laporan Auditan)
Kunjungan di FKTP (Puskesmas/Dokter Praktik Perorangan/ Klinik Pratama)
66,8 Juta 100,6 Juta 120,9 Juta
Kunjungan di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit
21,3 Juta 39,8 Juta 49,3 Juta
Kasus Rawat Inap Rumah Sakit 4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta
TOTAL PEMANFAATAN 92,3 JUTA 146,7 JUTA 177,8 JUTA*
Total Peserta thn 2014: 133,4 Juta
Total Peserta thn 2015: 156,79 Juta
Total Peserta thn 2016: 171,9 Juta
9*)Bila ditambah angka rujukan sebesar 15,1 Juta, maka total pemanfaatan JKN-KIS
adalah 192,9 Juta.
BIAYA MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN
4257
69
87*
0
20
40
60
80
100
Year 2014 Year 2015 Year 2016 Est. Year 2017
Total Biaya pelayan Kesehatan dalam 3 tahunTotal Biaya pelayan Kesehatan dalam 3 tahunRp. 168 T
Dalam 3 tahun 132 T dibayarkan di FKRTL dan 34 T di FKTP
Perkembangan Fasilitas Kesehatan Bekerjasama
11
Juni 2017Jumlah FKRTL 2.156( 54 % RS
Swasta)
Juni 2017Jumlah FKTP 22.514
12
BPJS Kesehatan
FaskesPrimer
Kontak, RNS, PeerReview,
RBK ,FK
FaskesRujukanFK, Kasus,
UC
Outcome• CSI
PSI• Indek
Kualitas faskes
• WTA• Keluhan
PESERTA
Amanah
Kend
ali M
utu
dan
Biay
a
Strategic Purchasing
ASURANSI KESEHATAN
SOSIAL
• Pelkes sesuai kebutuhan medik
• Bermutu sesuai standar
• Dilakukan oleh orang, tempat dan waktu yang tepat
• Pelaksanaan efektif dan efisien
PPU PBPU BPPerformance Based
Performance Based Payment
ProsesIndikator Kualitas
OutputUR
InputKredensialing/
Rekredensialing
ProsesKBK
OutputUR
InputKredensialing/
Rekredensialing
Demand
Supply
• RBK: Rujukan Berbasis Kompetensi• RNS: Rujukan Non Spesialistik• FK: Faskes Kerjasama
Juni 17
Pelayanan Obat
Penyakit Katastropik yang berasal dari ‘catastropic’ yang berarti bencana ataumalapetaka merupakan penyakit yang berbiaya tinggi dan secara komplikasidapat terjadi ancaman jiwa yang membahayakan jiwa.
Terdapat 8 (delapan) penyakit yang menjadi fokus Penyakit Katastropik dalamPenyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) antara lain :
1. Jantung2. Gagal Ginjal3. Kanker4. Stroke5. Sirosis Hepatis6. Thalasemia7. Leukemia8. Hemofilia
Catatan: Pemilihan diagnosis Katastrofik menggunakan pengalaman PT Askes 14
PEMBIAYAAN JKN UNTUK PENYAKIT KATASTROPIK
Sumber : Data BOA bulan Pelayanan Januari 2014 – Juni 201715
Rp Rp Rp37,32 % 32,41 % 24,81 %
Jumlah Biaya Pelayanan KesehatanPenyakit Katastropik dari total biaya
pelkes rujukan
REALISASI BIAYA OBAT KRONIS (PRB, KRONIS FKRTL) & OBAT KEMOTERAPI TAHUN 2014 – 2016
* dwh 7 Maret 2017 (DATOBATMPKR)
Jumlah Obat Jumlah Kasus Biaya Jumlah Obat Jumlah Kasus Biaya Jumlah Obat Jumlah Kasus BiayaKemoterapi 11,206 192,825 273,008,964,742 16,109 631,802 919,561,738,850 12,213 595,025 721,611,628,488 Non Kemoterapi 73,597 6,248,478 418,233,735,863 81,522 20,077,220 1,171,582,648,853 53,689 18,201,583 1,108,663,296,158 Grand Total 84,803 6,441,303 691,242,700,605 97,631 20,709,022 2,091,144,387,703 65,902 18,796,608 1,830,274,924,647
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016Jenis Klaim Obat
Catatan: Data klaim obat tahun 2016 belum N-1;
Total kasus yang mendapatkan obat kemoterapi adalah 3,17% dari total kasus yang mendapatkan obat luar paket; Dengan total Biaya obat
kemoterapi 40% dari total biaya obat Luar Paket
16
PENINGKATAN JUMLAH PASIEN DAN PEMBIAYAAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR DI ERA JKN
135 Health People Fund
28.948
40.396
48.342
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
2014 2015 2016
2014; 1.229.741
2015; 1.670.302
2016; 1.881.866
1.000.0001.100.0001.200.0001.300.0001.400.0001.500.0001.600.0001.700.0001.800.0001.900.0002.000.000
2014 2015 2016
Mill
ions
Rata rata biaya satu Pasien Kardiovaskulersetahun Rp. 40.632.776
Butuh 1.593 Peserta Sehat untuk MembiayaiPelayanan Kesehatan 1 orang dengan PenyakitKardiovaskular dalam satu tahun
Peningkatan Jumlah Pasien baru 9.697 per tahun
Butuh 15.447.321 Peserta Sehat untukMembiayai Pelayanan Kesehatan PenambahanPasien Baru dengan Penyakit Kardiovaskulardalam satu tahun
17
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis :
1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Jantung
4. Asma
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
6. Epilepsy
7. Skizofren
8. Stroke
9. Sindroma Lupus Eritematosus
Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertaidengan surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014Tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN
18
10 Obat Kronis Berbiaya TerbesarTahun 2014 - 2016
•*Sumber Data * dwh 7 Maret 2017 (DATOBATMPKR)
No. Nama Generik Obat Jumlah Obat Jumlah Kasus Biaya (Rp)1 Kandesartan 19,323,023 797,550 97,333,933,901 2 Analog Insulin Mix Acting 670,108 209,519 92,694,942,184 3 Analog Insulin Rapid Acting 830,543 261,205 91,581,667,872 4 Telmisartan 10,126,111 408,671 77,950,341,732 5 Analog Insulin Long Acting 529,816 324,903 56,730,821,435 6 Valsartan 21,010,579 862,491 54,350,985,250 7 Nifedipin 6,730,461 257,848 28,689,524,552 8 Top Up Hemofilia 3,024 2,827 26,279,858,100 9 Vinorelbine 20,292 4,634 24,953,787,426 10 Clopidogrel 5,174,272 219,854 22,636,567,663
Tahun 2014
Tahun 2016
Tahun 2015
Obat kronis berbiayaterbesar didominasi
oleh obat-obatDiabetes dan
Hipertensi
19
PESERTA
PENCEGAHAN KOMPLIKASI
PENCEGAHAN KOMPLIKASI
MANAJEMEN TERAPI
MANAJEMEN TERAPI
SAKIT SEHAT
TETAP SEHAT
KONSEP GATE KEEPERKONSEP GATE KEEPER
MANAJEMEN KASUSMANAJEMEN KASUS
PROGRAM RUJUK BALIK
PROLANIS
PROMOTIF &
PREVENTIF
STATUS KESEHATAN
PEMBIAYAAN EFEKTIF EFISIEN
SUITAINABILITAS JKN
21
TANTANGAN SISTEM PEMBAYARAN PENYAKIT KATASTROFIK
22
Penyakit Katastrofik merupakanPenyakit Katastrofik merupakanpenyakit berbiaya besar, dan
potensi pasien dirawat kembalicukup besar
Cream skimming and hospital transfers in a mixed public-private system
Terence C. Cheng∗ , John Haisken-DeNew, Jongsay Yong
Driven by the profit motive, private hospitals have an incentive to traiennsferpatients with severe or complex conditions to public hospitals. Moreover, dual-practice doctors who work in both public and private hospitals have an incentive totransfer less severe and complex patients from the public to private hospitals, wheredoctors are able to charge higher fees than in the public sector.
Profit motive: rujukan swasta ke RS Pemerintah pasien yang dengan sev level lebihtinggi.
Profit motive oleh dokter yang bekerja di kedua tempat: rujukan pemerintah ke Swasta pasien dengan Sev level lebih rendah karena dokter mendapat penghasilan lebihtinggi di RS swasta
Rujukan dari swasta ke pemerintah ALOS dan UC lebih tinggi dibandingkan denganpasien yang dirujuk dari RS swasta ke RS swasta
The practice of cream skimming by private hospitals implies that public hospitals willbe saddled with difficult and high-cost patients, who are adding strain on anincreasingly limited budget.
Cream skimming penyakit berbiaya mahal oleh satu RS akan berakibat padameningkatnya beban RS lainnya.
Sumber:Social Science Medical Jiurnal,Edisi 132, page 156-164, May 2015 electronic publication on march 19, 2015
23
Faskes Primer
Kapitasi Non-Kapitasi
Obat PenyakitKronis
FaskesLanjutan
INA CBGNon INA-CBG
Ambulan Obat Tertentu Alkes tertentu
1. Perubahan Mindset dari Fee fo Service INA CBG’s2. Implementasi Remunerasi3. Komitmen implementasi Clinical Pathway4. Meningkatkan Kualitas Dokumentasi (Rekam Medis)5. Meningkatkan kompetensi Koder Rumah Sakit
TANTANGAN RUMAH SAKIT PADA SISTEM PEMBAYARAN INA CBG
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
PEMBAYARAN INA CBG TERGANTUNG SISTEM
MANAJEMEN RS
Sistem PembayaranProgram JKN
Selama Indikasi MedisPenjaminan penyakitkatastrofik diberikankepada peserta JKN
Mengelola Konsep PembayaranINA-CBG
Permenkes No 76 Thn 2016
Peningkatan koordinasi antarsemua komponen RS
Efisiensi penggunaan sumberdaya
Dokumentasi dan data keuangan lengkap
Cara pandang holistik terhadap
pendapatan RS
Cara pandang holistik terhadapsemua kasus dan total
pendapatan RS
25
Best Practice Sharing Implementasi Pembayaran INACBG
di Salah Satu RS Tipe C
100 TT 160 TT
26Sumber: RS Anisa Tanggerang
Penanganan secara terpisah antarasatu dokter dengan lainnya
Penanganan dalam satu tim
FKTP
PRB
Pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisienKontinuitas & koordinasi pelayanan antar
seluruh tenaga KesehatanKeuntungan Managemen RS lebih baik
Readmisi
Biaya tidak efisienPemberian Obat berulangMeningkatkan Potensi Readmisi
Harapan Penanganan Pasien Katastrofik
FKRTL
PelayananKesehatan yang
BERMUTU
Berorientasipada Patient
Safety+ what’s
next..?
Telah dilakukan penandatangananKeputusan Bersama pada tgl 19 Juli2017 antara :
Jaga independensi ProfesiKedokteran
Patuhi nilai-nilai dalam KodeEtik Kedokteran
Bentengi diri agar tidakterlibat dalam tindakankecurangan
What should we do..?
MUTU LAYANAN SEBAGAI PRIORITAS UTAMA DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN
Cegah: Sengaja Berbuat Curang untukMendapatkan Keuntungan Finansial
Semangat Pencegahan
ManagemenFKRTL
Terima Kasih
Kartu Indonesia SehatDengan Gotong Royong, Semua Tertolong
@BPJSKesehatanRIFanpage:BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan bpjskesehatan@bpjskesehatan_ri
www.bpjs-kesehatan.go.id
Utilisasi Obat-Obat KankerTargeted Therapy
Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Jumlah BiayaBevacizumab 1,262 4,538 20,819,360,930 Trastuzumab 1,244 1,239 20,284,551,087 Imatinib Mesylate 912 93,599 13,622,065,863 Cetuximab 768 3,598 11,876,008,579 Rituximab 822 2,072 8,649,435,581 Gefitinib 1,002 20,812 7,068,115,660 Nilotinib 170 15,118 2,366,189,806 Lapatinib Ditosylate 190 22,025 1,509,790,440 Grand Total 6,370 163,001 86,195,517,946
Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Jumlah BiayaTrastuzumab 7,736 7,776 92,021,642,741 Cetuximab 4,100 21,812 57,663,381,581 Bevacizumab 4,206 14,938 53,622,872,073 Rituximab 4,043 17,652 37,053,591,420 Imatinib Mesylate 7,271 788,312 34,400,737,130 Gefitinib 4,299 96,764 28,545,392,000 Nilotinib 2,222 188,283 20,406,474,933 Lapatinib Ditosylate 1,439 169,364 11,602,993,020 Grand Total 35,316 1,304,901 335,317,084,898
Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Jumlah BiayaTrastuzumab 5,404 5,539 54,299,565,553 Bevacizumab 4,781 16,588 53,121,222,834 Rituximab 6,555 14,936 44,361,121,462 Cetuximab 3,046 15,739 38,327,435,895 Imatinib Mesylate 8,830 922,217 32,452,716,603 Gefitinib 4,481 107,505 31,713,985,800 Nilotinib 2,832 243,069 20,503,349,869 Lapatinib Ditosylate 2,199 265,040 19,240,581,900 Erlotinib 620 16,485 4,871,925,900 Grand Total 38,748 1,607,117 298,891,905,816
20162016
20152015
20142014 1. Trastuzumab masihmenduduki posisi 2 besarobat kanker Targeted Therapy berbiaya mahal.
2. Di Tahun 2016, Jumlah kasusyang mendapatkan obatTrastuzumab di tahun 2016 menurun kemungkinankarena:
a. Belum semua klaimobat N-1; atau
b. Pasien sudah mencapaiperesepan maksimal 8 kali pemberian; atau
c. Banyak pasien yang resisten terhadappemberianTrastuzumab danberalih menggunakanLapatinib. Hal initerlihat meningkatnyajumlah kasus yang mendapatkan Lapatinib
31