Resume Tentang Peraturan Dan Teori Investasi
-
Upload
ruskanulmaarif -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
description
Transcript of Resume Tentang Peraturan Dan Teori Investasi
TUGAS RESUME TENTANG PERATURAN DAN TEORI INVESTASI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKNG
Dunia globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing buat kita semua, dunia globalisasi telah masik kesemua negara tak heran globalisasi membawan hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor industri, setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial dimasa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Begitu juga dengan pemerintah untuk memperkuat perekonomian negara maupun daerah pemerintah harus berupaya untuk menarik investor agar dapat menamankan investasi di negara tersebut khususnya di Indonesia.
B. PERATURAN INVESTASI :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan ini berisi tentang pelaksanaan ketentuan pasal 41 ayat (3)
Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara agar
terselenggara tertib administrasi dan pengelolaan investasi pemerintah, telah
ditetapkan dasar hukum pengelolaan investasi pemerintah yang dituangkan dalam
peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2008 tentang investasi pemerintah.
Ketentuan dalam peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2008 tentang investasi
pemerintah dimaksud antara lain mengatur bahwa investasi pemerintah dapat
dilaksanakan setelah melalui penelitian dan persetujuan dari badan investasi
pemerintah serta memerlukan kajian kelayakan dan rekomendasi dari komite
investasi pemerintah.
Dalam perkembangannya, terdapat undang-undang yang mengamanatkan
penugasan khusus kepada badan investasi pemerintah untuk melaksanakan investasi
pemerintah. Investasi pemerintah yang ditugaskan kepada badan invesatasi
pemerintah tersebut merupakan program yang harus dilaksanakan oleh badan
investasi pemerintah. Selain diamanatkan dalam undang-undang, penugasan khusus
kepada badan investasi pemerintah untuk melaksanakan investasi pemerintah juga
dapat diberikan oleh pemerintah, yang dalam hal ini oleh presiden atau menteri
keuangan selaku bendahara umum negara agar badan investasi pemerintah dapat
melaksanakan investasi pemerintah sebagai penugasan khusus yang diamanatkan
dalam undang-undang dan/atau oleh presiden atau menteri keuangan selaku
bendahara umum negara secara efektif, diperlukan dasar hukum yang memadai bagi
badan investasi pemerintah untuk melaksanakan penugasan khusus dimaksud.
Dengan dasar hukum tersebut, maka pelaksanaan investasi pemerintah dimaksud
oleh badan investasi pemerintah dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu melalui
penelitian dan persetujuan dari badan rekomendasi dari komite investasi pemerintah
sebagai pelaksana kewenangan supervisi pengelolaan investasi pemerintah. Untuk
itu, terhadap beberapa beberapa ketentuan dalam peraturan pemerintah nomor 1
tahun 2008 tentang investasi pemerintah perlu dilakukan perubahan.
2. Undang –undang nomor 22/1999 dan Undang-undang nomor 25/1999, otoritas
daerah untuk mengurus daerahnya semakin luas. Pemerintah pusat telah
menyerahkan sebagaian kewenagannya daerah, termasuk juga dalam urusan invesati
tertentu. Investasi ini dapat dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat luas.
Dalam era otonomi daerah ini untuk menarik investasi ke daerah, pemerintah
daerah mempunyai kewajiban untuk menggali segala potensi yang ada di daerahnya.
Pemerintah harus mempertemukan “ keinginan daerah dan keinginan investor”. Bagi
investor daya tarik ini tidak hanya berupa endowment resources, tetapi juga variabel
yang mendukungnya, seperti regulasi daerah, sumber daya manusia dan sebagainya.
3. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Investasi Pemerintah
Pengelolaan investasi pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
a. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di
bidang investasi pemerintah dilaksanakan oleh Menteri Keuangan, badan
investasi pemerintah, badan usaha, menteri teknis/pimpinan lembaga
sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing- masing.
b. Asas kepastian hukum, yaitu investasi pemerintah hams dilaksanakan
berdasarkan hukum dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
c. Asas efisiensi, yaitu investasi pemerintah diarahkan agar dana investasi
digunakan sesuai batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara
optimal.
d. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan investasi pemerintah hams
dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
e. Asas kepastian nilai, yaitu investasi pemerintah hares didukung oleh
adanya ketepatan jumlah dan nilai investasi dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan dana dan divestasi serta penyusunan laporan keuangan
pemerintah.
Ruang lingkup investasi pemerintah dalam Peraturan Pemerintah ini
mengacu pada rumusan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara. Investasi jangka panjang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara terdiri dari investasi dengan cara pembelian
saham, surat utang, dan investasi langsung. Investasi pemerintah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 berupa investasi jangka panjang yang bersifat permanen dan
investasi jangka panjang yang bersifat non permanen. Kedua bentuk
investasi pemerintah tersebut memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
Investasi pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini
meliputi investasi jangka panjang non permanen yang terdiri dari
pembelian surat berharga, dalam bentuk saham dan surat utang, dan
investasi langsung. Investasi langsung tersebut adalah investasi langsung
jangka panjang yang bersifat non permanen dengan cara pola kerja sama
pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur dan non
infrastruktur.
Sedangkan investasi langsung jangka panjang yang bersifat permanen
dengan cara penyertaan modal kepada BUMN/BUMD, dan perseroan
terbatas Iainnya diatur tersendiri sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Ruang lingkup pengelolaan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi
perencanaan kebutuhan dan analisis risiko, pelaksanaan investasi,
penatausahaan dan pertanggungjawaban investasi, pengawasan dan
divestasi.
Pada prinsipnya sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) huruf h Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara bahwa Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menempatkan uang
negara dan mengelola/menatausahakan investasi.
Sebagai konsekuensi dari prinsip tersebut di atas, maka kewenangan
pengelolaan investasi pemerintah pusat dilaksanakan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara. Kewenangan pengelolaan investasi
pemerintah meliputi kewenangan regulasi, supervisi, dan operasional. Dalam
pengelolaan investasi pemerintah, Menteri Keuangan mempunyai
kewenangan supervisi dan pelaksanaan kewenangan tersebut dibantu oleh
komite investasi pemerintah.
Dalam pelaksanaan pengelolaan investasi pemerintah diperlukan juga
institusi/badan yang menjalankan kewenangan sebagai operator.
Institusi/badan ini sebagai suatu badan layanan umum yang berada di
bawah Departemen Keuangan. Badan investasi pemerintah dipimpin
seorang kepala badan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Untuk
pengawasan internal dalam badan investasi pemerintah tersebut, Menteri
Keuangan dapat membentuk dewan pengawas apabila diperlukan sesuai
dengan kebutuhan rentang pengendalian internal dalam pelaksanaan
investasi pemerintah. Kelembagaan yang terkait dengan penanganan
pengelolaan investasi pemerintah ini mempunyai pemisahan fungsi yang
jelas antara fungsi regulasi, supervisi, dan operasional sebagaimana
dijelaskan dalam batang tubuh Peraturan Pemerintah ini pada pasal- pasal
yang mengatur masalah kewenangan.
Perencanaan kebutuhan pengelolaan investasi pemerintah pada prinsipnya
diperlukan suatu koordinasi kelembagaan pada pengelolaan investasi
pemerintah dalam rangka pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam
pengelolaan investasi. Perencanaan kebutuhan investasi pemerintah hares
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Penetapan sebagaimana dimaksud
berdasarkan usulan badan investasi pemerintah.
Perencanaan kebutuhan investasi pemerintah dalam penyediaan
infrastruktur dan non infrastruktur pada dasarnya harus
mempertimbangkan kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka
menengah nasional dan rencana strategis sektor berkenaan, analisis biaya
dan manfaat ekonomi, sosial serta manfaat lainnya. Perencanaan kebutuhan
investasi pemerintah dalam bentuk pembelian surat berharga disusun oleh
badan investasi pemerintah berdasarkan masukan penasihat investasi/pejabat
fungsional independen. Analisis risiko dalam perencanaan kebutuhan
investasi pemerintah diatur dengan prinsip kehati-hatian dan
pengelolaan pembagian risiko, sehingga tujuan investasi pemerintah dapat
terlaksana dengan tepat, efektif, dan efisien.
Pada dasarnya pelaksanaan investasi pemerintah dilakukan oleh badan
investasi pemerintah berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan. Untuk
pelaksanaan investasi pemerintah dengan cara pembelian surat berharga,
inisiatifnya dapat berasal dari badan investasi pemerintah berdasarkan usulan
penasihat investasi. Pelaksanaan investasi pemerintah dalam penyediaan
infrastruktur dan non infrastruktur yang akan dikerjasamakan dengan badan
usaha didasarkan atas usulan menteri teknis/pimpinan lembaga. Usulan
tersebut merupakan hasil identifikasi dan konsultasi publik atas proyek
sektoral yang mempunyai prioritas nasional yang dilakukan oleh menteri
teknis/pimpinan lembaga untuk dikerjasamakan dengan badan usaha.
Pelaksanaan investasi pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan
non infrastruktur yang dikerjasamakan dengan badan usaha hams
mempertimbangkan pembagian risiko antar pihak dengan prinsip
menitikberatkan pada sumber dana komersial/ swasta serta
meminimalkan sumber dana pemerintah. Hal ini sesuai dengan
konsekuensi logis bahwa peran pemerintah sebenarnya sebatas memberikan
dukungan sebagai fasilitator dan regulator dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
investasi pemerintah, lembaga-lembaga yang terkait harus
menyelenggarakan akuntansi atas pelaksanaan investasi pemerintah. Di
samping itu, laporan pertanggungjawaban keuangan atas investasi
pemerintah perlu disampaikan tepat waktu dan disusun mengikuti
standar akuntansi, yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan yang diacu oleh
pengelola investasi pemerintah dan Standar Akuntansi Keuangan yang
diacu oleh badan investasi pemerintah. Namun demikian,
penggabungan laporan keuangan badan investasi pemerintah pada laporan
kementerian/lembaga mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dalam rangka mendukung sistem informasi dan tertib administrasi,
pengelola investasi pemerintah, badan investasi pemerintah, badan
yang mengelola dana bergulir pada kementerian teknis dan badan usaha
yang menguasai dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan investasi
pemerintah wajib menatausahakan dan memelihara dokumen tersebut
dengan baik.
Hubungan fungsi kelembagaan dan pertanggungjawaban keuangan
di dalam Peraturan Pemerintah ini dijelaskan secara jelas atas masing-
masing substansi yang harus dipertanggungjawabkan, yaitu kepala badan
investasi pemerintah bertanggung jawab secara fungsional atas uang dan
barang yang menjadi tanggung jawabnya kepada Menteri Keuangan,
sedangkan menteri teknis/pimpinan lembaga bertanggung jawab secara
formal dan material kepada Presiden atas pelaksanaan kebijakan investasi
langsung dalam penyediaan infrastruktur dan non infrastruktur yang berada
dalam penguasaannya.
Menteri Keuangan juga bertanggung jawab atas hak dan kewenangan
investasi serta ketaatan terhadap peraturan atas pelaksanaan penerimaan
dan pengeluaran yang berkaitan dengan investasi pemerintah.
Laporan keuangan investasi pemerintah diharapkan dapat
menghasilkan statistik penggunaan dana bergulir pada Rekening Induk
Dana Investasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan
pemerintah dalam pengelolaan investasi.
Pertanggungjawaban atas investasi pemerintah tersebut pada
prinsipnya tercermin dalam laporan keuangan dan kinerja badan,
khususnya yang ada pada badan investasi pemerintah yang secara berkala
baik yang belum diaudit maupun yang telah diaudit disampaikan kepada
Menteri Keuangan. Di samping laporan keuangan dan kinerja badan
tersebut, pada prinsipnya badan investasi pemerintah dan badan usaha
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan investasi setelah
transaksi perubahan.
Sebagai pelaksanaan check and balance atas pengelolaan
investasi pemerintah, dalam Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai
pengawasan yang meliputi pemantauan, evaluasi, dan pengendalian. F
ungsi pengawasan ini diharapkan meminimalisasi atau mencegah agar
jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan sehingga dengan
pengawasan tersebut diharapkan terciptanya prinsip pemerintahan yang balk
(good governance) khususnya pada pengelolaan investasi pemerintah.
Dalam pengelolaan investasi pemerintah, peran pemerintah sebagai
pelaku investasi dalam rangka pengembangan jasa pelayanan umum dan
pengembangan akses pembiayaan bagi kegiatan masyarakat, sebenarnya
mempunyai maksud untuk memfasilitasi terciptanya pertumbuhan ekonomi
dalam rangka pembangunan nasional, sehingga investasi pemerintah
bersifat investasi jangka panjang non permanen yang berarti bahwa
dalam masa tertentu kepemilikan pemerintah atas investasi tersebut akan
dijual/divestasi kepada masyarakat. Divestasi tersebut antara lain juga
dimaksudkan untuk pengembangan jasa pelayanan umum pemerintah
melalui dana bergulir pada Rekening Induk Dana Investasi.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini diharapkan dapat
memberikan kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan
menyeluruh dari unsurunsur yang terkait dalam pengelolaan investasi
pemerintah.
C. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi
Dalam kamus ekonomi yang disusun oleh Winardi (1992),
dikemukakan bahwa dalam teori ekonomi, investasi berarti pembelian alat-
alat produksi (termasuk didalamnya benda-benda untuk dijual), dengan modal
berupa uang. Sedangkan secara makro, investasi berarti jumlah yang
dibelanjakan sektor bisnis untuk menambah stok modal dalam periode
tertentu (Nanga, 2005).
Menurut Halim (2005:1), investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang datang. Winardi (1979) membedakan
investasi yaitu investasi negara (investasi pihak pemerintah), investasi swasta
(investasi pihak swasta), di samping itu ada pula investasi asing oleh pihak
pemerintah asing maupun swasta asing. Dalam investasi tercakup dua tujuan
utama yaitu untuk mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak
(depresiasi) dan tambahan penyediaan modal yang ada (investasi netto). Jadi,
investasi dsimpulkan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah perekonomian.
Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan
modal.
Istilah investasi dapat berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Investasi sejumlah dana pada aspek real (tanah, emas, mesin, atau bangunan)
merupakan investasi yang umum dilakukan. Bagi investor yang berani
menanggung risiko yang besar, aktivitas investasi bisa mencakup investasi pada
aset-aset yang lebih kompleks, seperti saham, obligasi, warrants, option dan
future, bahkan ekuitas internasional (Schweizer, 2008).
Menurut Noor (2009) investasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
. 1 . Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik)
Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik) seperti, investasi
dibidang infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar, dan seterusnya),
investasi dibidang konservasi alam, investasi dibidang pengelolaan sampah,
investasi dibidang teknologi, investasi dibidang penelitian dan pengembangan,
investasi dibidang olah raga, investasi dibidang pertahanan dan keamanan, serta
investasi di bidang lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu
Investasi yang mendatangkan manfaat pada kelompok masyarakat
tertentu, seperti investasi di bidang keagamaan, membangun sarana
dibidang olahraga tertentu, investasi di bidang infrastruktur tertentu, investasi
dibidang konversi alam/lingkungan tertentu, investasi di bidang pengelolaan
sampah di lingkungan tertentu, serta investasi di bidang lainnya yang
bermanfaat bagi masyarakat atau kelompok tertentu.
c. Investasi yang bermanfaat untuk pribadi atau rumah tangga
Investasi yang mendatangkan manfaat bagi pribadi atau rumah
tangga, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya di masa
datang, sperti investasi untuk perumahan pribadi maupun keluarga,
investasi untuk pendidikan pribadi maupun keluarga, investasi dibidang
keagamaan, investasi untuk usaha (mendapatkan penghasilan), serta
investasi di bidang lainnya yang bermanfaat bagi pribadi maupun
keluarga. Dan dalam penelitian ini, investasi yang dilakukan pemerintah
dalam hal ini pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah investasi
yang bermanfaat dan terpusat untuk pembangunan ekonomi darerah bagi
kepentingan umum atau sektor publik
3. Jenis-jenis Investasi
Secara umum di dalam pembangunan ekonomi terdapat 4 jenis
investasi, yaitu :
1) Investasi otonom (Autonomous Investment) dan Investasi yang terdorong (Induced Investment)
Investasi otonom adalah investasi yang bebas dilakukan tanpa
terpengaruh atau terdorong oleh faktor lainnya. Umumnya jenis investasi
ini dilakukan oleh Pemerintah dengan maksud sebagai landasan
pertumbuhan ekonomi berikutnya, misalnya investasi untuk pembuatan
jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya. Sedangkan investasi yang
terdorong adalah investasi yang dilakukan sebagai akibat kenaikan
permintaan atau dorongan pemerintah. Dengan demikian investasi
otonom dan investasi yang terdorong adalah saling mendukung satu sama
lain. Dengan investasi otonom diharapkan akan meningkatkan
permintaan, yang pada gilirannya akan mendorong investasi.
2) Public Investment dan Private Investment.
Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah dan sifatnya resmi. Sedangkan private investment adalah investasi
yang dilakukan oleh pihak swasta. Perbedaan antara investasi pemerintah
dan investasi swasta adalah bahwa dalam investasi swasta keuntungan
menjadi prioritas utama, sedangkan investasi pemerintah adalah untuk
melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.
3) Domestic Investment dan Foreign Investment.
Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri. Yang
dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) berdasarkan
Undang-undang No. 6 Tahun 1968 jo.No.12 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penanaman modal dalam negeri
secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-
ketentuan Undang-undang di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal
secara langsung, menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. asing
yang berdomisilli di Indonesia, yang disisihkan/disediakan guna
menjalankan sesuatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh
ketentuan-ketentuan pasal 2 Undang-undang no.1 tahun 1967 tentang
penanaman modal asing. ( w w w.th e c e li. c om/dokum e n/p r oduk/1968/6-
1968.htm).
4) Gross Investment dan Net Investment.
Gross investment adalah total seluruh investasi yang dilakukan
pada suatu waktu, baik itu autonomous maupun induced atau private
maupun public. Artinya seluruh investasi yang dilakukan di sutu negara
(daerah) pada atau selama sesuatu periode waktu tertentu dinamakan
gross investment.
Sedangkan net investment adalah selisih antara investasi bruto
dengan penyusutan. Apabila misalnya investasi bruto tahun ini adalah 25
juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun yang lalu adalah
sebesar 10 juta maka investasi nettonya adalah sebesar 15 juta.
Dalam penelitian ini yang dilihat adalah investasi dari dalam negeri
dan investasi dari luar negeri yang terjadi Indonesia dengan objek
penelitian berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur.
D. Kesimpulan
Investasi pemerintah
1414