Resume Skenario 1d

46
RESUME TUTORIAL BLOK 2 SKENARIO 1 Oleh: Kelompok D Kautsaria urratul Ai!i "1#2#1#1#1#$%& Kartika Tari A'har "1#2#1#1#1#$$& Ahma( Barru! Ni(hom "1#2#1#1#1#$)& E!(i*ia ri'ki m "1#2#1#1#1#$+& Ba,us -utra Dharma K "1#2#1#1#1#$.& I!(ah Kusuma /ar(a!i "1#2#1#1#1#$0& A A Istri Eka -utri Dama a!ti "1#2#1#1#1#$3& -uspita Sari "1#2#1#1#1#)#& 4ari(a D5i ir!a5ati "#.2#1#1#1#)1& I!a atul Aulia "1#2#1#1#1#)2& Sho6ie Sa7ati!i 8era u!ia "1#2#1#1#1#)%& Athira sarah maul ta "1#2#1#1#1#)$& Khulai(a 4atila 9a ati "1#2#1#1#1#))& No*ita 4au'i ah Rahma5ati "1#2#1#1#1#)+& 4AKULTAS KEDOKTERAN UNI8ERSITAS EMBER 2#1#

description

resume tentang kesehatan masyarakat dan penyuluhan kedokteran

Transcript of Resume Skenario 1d

RESUME TUTORIAL BLOK 2SKENARIO 1

Oleh:Kelompok DKautsaria Qurratul Aini(102010101043)Kartika Tari Azhar(102010101044)Ahmad Barrun Nidhom(102010101045)Endivia rizki m(102010101046)Bagus Putra Dharma K(102010101047)Indah Kusuma Wardani(102010101048)A. A. Istri Eka Putri Damayanti(102010101049)Puspita Sari(102010101050)Farida Dwi irnawati(072010101051)Inayatul Aulia(102010101052)Shofie Sabatini Verayunia(102010101053)Athira sarah maulyta(102010101054)Khulaida Fatila Hayati(102010101055)Novita Fauziyah Rahmawati(102010101056)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2010

SKENARIO 1 :MASALAH KESEHATANDokter Shinta Jojo, dokter penemu parasit terbaru, pagi itu tengah membolak-balik buletin kesehatan langganannya. Pada edisi terbaru itu didapatinya judul tentang masalah kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015 bersama MDGs, begitu judul yang tertera. Di sana juga dijelaskan tentang beban ganda pemerintah berkenaan dengan transisi kesehatan di Indonesia sebagai negara berkembang. Sehingga dengan alasan itulah pemerintah mengubah pencapaian misi Indonesia sehat 2010 menjadi Indonesia sehat 2015.

Beliau jadi teringat pada saat mengikuti rapat bersama jajaran Dinkes beberapa hari lalu yang membahas perubahan UU kesehatan, dalam rapat itu dibahas tentang derajat kesehatan seseorang, faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang, indikator kesehatan masyarakat, sampai penetapan masalah kesehatan dalam populasi tertentu. Angka kelahiran, angka kematian, jumlah kematian ibu melahirkan, dan case fatality rate. Data-data tersebut dapat digunakan untuk menentukan masalah kesehatan yang sedang berkembang di wilayah kerjanya, menentukan prioritas, menentukan faktor risiko, hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. Termasuk tentang pengawasan, distribusi, dan penyuluhan obat.

1. SKENARIO

Rumusan Masalah1. Epidemiologi1.1 Definisi epidemiologi1.2 Macam macam epidemiologi1.3 Tujuan epidemiologi1.4 Ruang Lingkup epidemiologi1.5 Penerapan epidemiologi1.6 Fungsi epidemiologi1.7 Sejarah dan perkembangan epidemiologi1.8 Trias Epidemiologi1.9 Batasan epidemiologi1.10 Pengukuran epidemioloi

2. Demografi2.1 Definisi2.2 Komponen

3. Masalah Kesehatan3.1 Definisi3.2 Faktor resiko3.3 Prioritas masalah kesehatan3.4 Pencegahan masalah kesehatn3.5 Penanggulangan masalah kesehatan

4. Masalah kesehatan di negara berkembang dan negara maju`4.1 Perbedaan 4.2 Masalah kesehatan di Indonesia

5. Transisi Kesehatan5.1 Definisi5.2 Macam macam5.3 Perubahan misi Indonesia sehat5.3.1 Hambatan misi Indonesia sehat 20105.3.2 Target misi indonesia sehat 20155.4 Perubahan UU kesehatan6. Derajat Kesehatan6.1 Konsep sehat dan sakit6.2 Indikator kesehatan masyarakat6.3 Determinan kesehatan masyarakat

7. Pengelolaan obat

Pembahasan1. Epidemiologi

1.1 Definisi: Bagian dari ilmu kesehatan yang mempelajari tentag distribusi dan determinan masalah kesehatan untuk development dari penanggulangan masalah kesehatan.1.2 Macam macam epidemoligi1. Epidemiologi Deskriptif Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab. Menjawab pertanyaan who, where dan when dari timbulnya suatu masalah kesehatan.2. Epidemiologi Analitik Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi, penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan. Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan. Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. Penyebab : menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi Akibat : menunjuk pada frekwensi, penyebaran serta timbulnya suatu masalah kesehatan.Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik :

Epidemiologi DeskriptifEpidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan( Who, Where, When) Pengumpulan, pengolahan, penyaji-an dan interpretasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa Juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (Why) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan intepretasi data dilakukan pada dua kelompok masyarakat Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

3. Epidemiologi Eksperimental Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi pada suatu masalah kesehatanKetiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya, saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi deskriptif, lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik, selanjutnya disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya.

1.3 TujuanDainur (1995:57) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk menelusuri berbagai aspek / segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh identifikasi penyakit tersebut.Menurut Budiarto dan Anggraeni (2002:9), tujuan dari epidemiologi adalah memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck, 2007:3), ada 3 tujuan epidemiologi :1. Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, gangguan, kondisi, efek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang/disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis terbaru.3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko; dan untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan; yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan dan program intervensi.

1.4 Ruang lingkup EpidemiologiMenurut Azwar (1999:15), ruang lingkup epidemiologi adalah :1. Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan2. Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia.3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut.

Bustan (2006:13) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E :1. Etiologi2. Efikasi3. Efektivitas4. Efisiensi5. Evaluasi6. Edukasi

1.5 PenerapanSebagai metode investigasi, epidemiologi merupakan landasan bidang kesehatan masyarakat dan pencegahan. Epidemiologi digunakan untuk menentukan kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit, untuk mengembangkan program pencegahan, dan kegiatan pecegahan layanan, serta untuk menetapkan pola penyakit endemik, epidemik, pandemik, atau sporadik.1. Peran Epidemiologi Bidang kedokteran1. mengungkapkan penyebab penyakit1. meneliti hubungan sebab akibat antara timbulnya penyakit dengan determinan yang mempengaruhinya1. meneliti perjalanan penyakit alamiah1. mengembangkan indeks diskriptif untuk menyatakan tinggi rendahnya insidensi atau prevalensi suatu penyakit di suatu wilayah yang dapat dibandingkan dengan wilayah lain1. penemuan berbagai penyakit seperti kolera1. menentukan hubungan antara rokok dengan penyakit jantung koroner, karsinoma paru-paru, dan hipertensi1. hubungan antara air dan makanan dengan penyakit kolera (john snow 1849,bku epideiologi Dr azrul azwar halaman 24 )1. hubungan pil KB dengan tromboflebitis1. hubungan antara penyakit herediter seperti hemofilia dan sickle cell anemia dengan ras atau etnik tertentu1. Bidang kesehatan masyarakat1. mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia1. mendeskripsi pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat1. mendiskripsi hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit

1.6 ManfaatAzwar (1999:18) mengemukakan ada empat manfaat epidemiologi yaitu :1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan Membantu pekerjaan perencanaan (planning) pelayanan kesehatanData yg diperoleh dari pekerjaan epidemiologi dapat dimanfaatkan untuk : melihat apakah upaya kesehatan yang dilakukan telah sesuai rencana/ tidak (monitoring) melihat apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (evaluation)2. Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi yang berupa data tentang frekwensi & pnyebaran mslh kesehatan dianalisa untuk mengetahui penyebab suatu masalah kesehatan. Setelah penyebab masalah kesehatan diketahui dapat disusun langkah-langkah penanggulangan yang bisa bersifat pencegahan atau pengobatan.3. Menerangkan perkembangan alamiah penyakitData tentang frekwensi & pnyebaran masalah kesehatan terutama penyebaran menurut waktu dapat digunakan untuk mengetahui waktu muncul & berakhirnya suatu penyakit sehingga dapat diperkirakan perkembangan pnyakit tersebut.4. Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatanDari data tentang penyebaran masalah kesehatan dapat diketahui keadaan masalah kesehatan yang merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat & waktu, yaitu : Epidemi : keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam waktu singkat Pandemi : keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah Endemi : keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama Sporadik : keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah menurut perubahan waktu

1.7 Sejarah PerkembanganMenurut Azwar (1999:22), secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas 4 tahap yakni:1. Tahap pengamatan

Kehendak untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tahap perkembangan awal epedimiologi yang seperti ini dikenal pula dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.

2. Tahap perhitungan

Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Tahap kedua perkembangan epidemiologi yang seperti ini dikenal pula dengan nama tahap menghitung dan mengukur.3. Tahap pengkajian

Teknik ini pertama kali diperkenalkan pleh William Farr pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil di buktikan adanya hubungan statisik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat. Karena pengkajian data ilmiah inilah, maka tahap perkembangan epidemiologi pada waktu itu dikenal dengan nama tahap eksperimen alamiah.

4. Tahap uji coba

Penggunannya dalam epidemiologi memeng baru menyusul kemudian, yakni setelah dilakukan penyampurnaan terhadap metode yang dipegunakan berupa menerapkan prinsip double blind controlled trial serta pengembangan aspek etis dari penelitian dengan objek manusia seperti yang tercantum dalam kode etik kedokteran, deklarasi helzinki. Pada saat ini tahap uji coba banyak dilakukan di klinik (clinical trial) dan di lapangan (intervention study). Tahap perkembangan epidemiologi yang seperti ini dikenal pula dengan nama tahap eksperimen atau tahap study intevensi.

1.8 Segitiga EpidemiologiKeterkaitan 4 faktor epidemiologi sering berkontribusi dalam terjadinya KLB suatu penyakit. Keempat faktor tersebut meliputi (1) peran pejamu, (2) agens atau organisme penyebab suatu penyakit, (3) keadaan lingkungan yang dibutuhkan penyakit untuk berkembang pesat, bertahan, dan menyebar, serta (4) permasalahan yang berkaitan dengan waktu.Keterkaitan antara berbagai faktor yang berkontribusi dalam KLB penyakit akan lebih dipahami jika disajikan dalam bentuk model. Model ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan ketergantungan satu sama lainnya antara lingkungan, agens, pejamu, dan waktu seperti yang digunakan dalam investigasi penyakit dan epidemi. Segitiga epidemiologi ini didasarkan pada model penyakit menular.1. Agens : penyebab suatu penyakit bakteri, virus, penyakit, jamur, atau kapang merupakan penyebab penyakit infeksikus juga dapat berupa zat kimia, faktor fisik, defisiensi gizi, atau beberapa substansi lain2. Pejamu: tempat persinggahan penyakit pejamu bisa terkena ataupun tidak terkena penyakit faktor yang menentukan efek yang dapat ditimbulkan organisme terhadap tubuh tingkat imunitas susunan genetik tingkat pajanan status kesehatan kebugaran tubuh kemampuan organisme (agens) menerima lingkungan baru3. Lingkungan: merupakan kondisi luar dari manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit faktor-faktor lingkungan mencakup: biologis, sosial budaya, dan fisik lingkungan lingkungan bagi agens adalah efek dari lingkungan terhadap agens itu sendiri dapat berada di luar atau di dalam pejamu

4. Waktu: mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup pejamu, atau organisme, durasi perjalanan penyakit atau kondisi berapa lama seseorang terinfeksi atau keparahan penyakit

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

WaktuLingkunganAgensPejamu

1.9 BatasanDari pengertian epidemiologi terdapat 3 hal pokok yaitu :a. Frekuensi masalah kesehatan. Menunjuk pada besarnya masalah kesehatan Diketahui dengan melakukan penemuan masalah kesehatan dan kemudian dilanjutkan dengan pengukuran masalah kesehatan tersebut.Secara skematis berbagai ukuran yang sering dipergunakan tersebut terlihat sebagai berikut PENYAKITKEMATIAN

1. Insiden a. Incidence rateb. Attack ratec. Secondary attack rate2. Prevalensi a. Period prevalence rateb. Point prevalence rate Crude Death Rate Specific Death Rate Case Fatality Rate Infant Mortality Rate Proportional Mortality Rate Maternal Mortality Rate Neonatal Mortality Rate Post Neonatal Mortality Rate Perinatal Mortality Rate Still Birth Rate

InsidenAdalah gambaran tentang tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu disatu kelompok masyarakat PrevalensiIalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.

b. Penyebaran Masalah Kesehatan Menunjuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu dalam epidemiologi dibedakan atas 3 macam, yaitu menurut ciri-ciri manusia (Man), menurut tempat (Place) dan menurut waktu (Time)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi : Menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Penjamu (host)Semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta timbulnya suatu penyakit. Bibit penyakit (agent)Suatu substansi tertentu yang kehadiran atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak-hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Lingkungan (environment)Agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. 1.10 Deskripsi Insidensi dan Prevalensia. InsidensiInsidensi merupakan salah satu ukuran untuk menetapkan KLB. Insidensi menjelaskan sampai sejauh mana seseorang di dalam populasi yang tidak menderita penyakit- terserang penyakit selama periode waktu tertentu (Timmreck, 2007:5)Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu data tentang jumlah penderita baru dan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru ( Population at Risk ).Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : i. Incidence Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Dirumuskan :

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun : Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya adalah :

Bila diperoleh Jumlah Penduduk pada 1 Maret dan 31 Desember, maka Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun :

Manfaat Incidence Rate adalah : Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan. ii. Attack Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Dirumuskan :

Manfaat Attack Rate adalah : Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.iii. Secondary Attack Rate Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Biasa digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ). Dirumuskan :

b. PrevalensiPrevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan, atau kondisi tertentu pada satu titik waktu. (Timmreck, 2007:5 )Prevalensi merupakan gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk baik orang/penduduk yang Kebal atau Penduduk dengan Resiko (Population at Risk).Timmreck (2007:5) mengemukakan bahwa prevalensi berpegang teguh pada dua faktor :1) Berapa banyak orang yang mendapatkan penyakit itu sebelumnya(berdasarkan insidensi terdahulu).2) Durasi atau lamanya kejadian penyakit itu dalam populasi.Prevalensi bertujuan untuk memberitahukan tentang derajat penyakit yang sedang berlangsung dalam populasi pada satu titik waktu.i. Period Prevalence RateYaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.Dirumuskan :

ii. Point Prevalence Rate Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.Dirumuskan :

c. Hubungan prevalence dan incidenceSesuai dengan keterangan di atas tampak bahwa insiden merupakan ukuran yang tidak mudah untuk didapat, sedangkan prevalensi relatif lebih mudah. Pada kondisi yang tetap, dimana baik pelayanan kesehatan maupun kekuatan penularan penyakit tidak berubah, maka rumus untuk hubungan prevalensi dan insiden adalah :P = I x DKeterangan : P = PrevalenI = InsidenD = Lama sakit (duration of illness)Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu : Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan : Tidak menunjukkan perubahan yang mencolok. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok. Bila usaha pencegahan berhasil insiden akan menurun, sebaliknya bila pencegahan tidak berhasil, insiden tetap atau bahkan bertambah.Lama sakit ditentukan oleh keberhasilan pengobatan. Bila pengobatan menyembuhkan penderita, prevalen turun walaupun insiden tetap. Prevalen pun akan turun bila penyakit mematikan dalam waktu singkat (misalnya rabies). Walaupun insiden tinggi prevalen akan tetap rendah. Sebaliknya pengobatan yang tidak menyembuhkan penderita tetapi dapat memperpanjang hidupnya,justru akan meningkatkan prevalen penyakit tersebut. Jadi, angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/ durasi penyakit.2. Demografi2.1 Definisi Demografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos (rakyat/penduduk) dan Grafein (tulisan) sehingga Demografi berarti tulisan mengenai penduduk. Menurut istilah kependudukan, Demografi adalah Ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia yang meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, dan penuaan. Menurut Donald J. Bogue, Demografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang besar, komposisi, distribusi, dan perubahan penduduk. Menurut Philip M. Hauser, Demografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Menurut Ida Bagus, Demografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang jumlah, struktur ( komposisi ) & perkembangan penduduk. Demografi adalah ilmu tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk (KBBI, 2005:249) Kesimpulan : demografi adalah data mengenai penduduk meliputi besar, komposisi, distribusi, perubahan penduduk, struktur dan proses penduduk, susunan, jumlah, struktur, dan proses dinamika kependudukan manusia serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, dan penuaan penduduk di suatu wilayah.

2.2 Komponen FERTILITAS FERTILITAS: Hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita atau fertilitas yang menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. FERTILITAS: Kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak. FEKUNDITAS adalah Potensii seorang wanita untuk melahirkan. JUMLAH KELAHIRAN adalah banyaknya kelahiran hidup yangterjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu. ANAK LAHIR HIDUP (ALH = Children Ever Born)Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkanlamanya di dalam kandungan dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot (live birth). LAHIR MATI (STILL BIRTH):Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur Paling sedikit 26 minggu tanpa menunjukkan tandatanda kehidupan. Anak Masih Hidup (AMH-Children Still Living) Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat wawancara dilakukan. KEMATIAN ( mortalitas)Menurut PBB atauWHO, kematian adalah keadaan menghilangnya semua tandA tanda kehidupan secara pemanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Besar kecilnya tingkat kematian dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan pddk di suatu wilayah MIGRASIMigrasi dapat diartikan sebagai perpindahan pddk dgn tujuan menetap, dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik atau administratif,atau batas bagian dalam suatu negara. Dapt dilakukan secara individu, keluarga maupun kelompok.

3. Masalah Kesehatan3.1 DefinisiMasalah kesehatan adalah adanya kesenjangan antara rencana dan kenyataan dalam bidang kesehatan

Menurut DEPKES masalah kesehatan adalah informasi tentang masalah dan keadaan kesehatan yang diperoleh dari guntingan berita media massa yang terbit dalam 3 bulan terakhir di Indonesia atau sumber tertulis lainnya.

BatasanFrekwensi masalah kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya suatu masalah kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka mutlak, rate, atau ratio.(Azwar, 1999:70)Menurut Azwar (1999:70), batasan frekwensi masalah kesehatan adalah :1. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur hanya masalah kesehatan yang dimaksud saja2. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur dapat masuk dalam pengukuran3. Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah dalam bentuk yang memberikan keterangan yang optimal, yaitu : angka mutlak, rate, dan ratio.

Kriteria Masalah KesehatanAda empat kriteria masalah kesehatan menurut buku Pengantar Epidemiologi.1.Community concernsejauh mana pentingnya suatu masalah pada masyarakat2.Prevalencejumlah orang yang berkaitan dengan masalah tersebut3.Seriousnessseberapa serius masalah tersebut untuk dipecahkan4.Manageabilitysejauh mana masalah tersebut dapat diselesaikanStrategi mengurangi masalah kesehatan

a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat Seluruh desa menjadi desa siaga Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat Seluruh keluarga sadar gizib. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi penyakit Di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar Setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya Pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu c. Meningkatkan system surveillance, monitoring dan informasi kesehatan Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat Setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat Semua sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat Berfungsinya system informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesiad. Meningkatkan pembiayaan kesehatan Pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan Terciptanya system jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

3.2. Faktor ResikoFaktor resiko adalah hal-hal yang mempengaruhi/meningkatkan kecenderungan masyarakat untuk sakit.

Macam:1. Menurut dapat tidaknya resiko itu diubah,a. Unchangeable risk factorFaktor resiko yang tidak dapat diubah, seperti umur, genetik, jenis kelamin.b. Changeable risk factorFaktor resiko yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok dan olahraga.2. Menurut kestabilan peranan faktor resikoa. Suspected risk factorFaktor resiko yang dicurigai belum mendapat dukungan sepenuhnya.Contohnya, merokok dapat mengakibatkan kanker rahimb. Established risk factorFaktor resiko yang telah mendapat dukungan.Contohnya, rokok dapat menyebabkan kanker paru.Kegunaan Indikasi Faktor Resiko :1. PrediksiUntuk meramalkan kejadian penyakit, misal : perokok berat mempunyai resiko 10 kali lebih besar untuk terserang kanker paru-paru dibanding bukan perokok.

2. PenyebabKejelasan dan beratnya suatu faktor resiko dapat ditetapkan sebagai penyebab penyakit dengan syarat telah menghapuskan faktor-faktor pengganggu (confounding factors)3. DiagnosisDapat membantu dalam menegakkan diagnosa4. PrevensiDapat diambil pencegahanKriteria Faktor Resiko :1. Kekuatan hubungan : Adanya resiko relatif tinggi2. Temporal : Kausa mendahului akibat3. Respon terhadap dosis : Makin besar paparan, makin tinggi kejadian penyakit4. Reversibilitas : Penurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian penyakit5. Konsistensi : Kejadian yang sama akan bertanya pada waktu, tempat, dan penellitian yang lain6. Kelayakan Biologis : Sesuai dengan konsep biologi7. Specifitas : Suatu penyebab menimbulkan akibat8. Analogi : Ada kesamaan untuk penyebab dan akibat serupa

3.2 Prioritas masalah kesehatanPenentuan Prioritas Masalah Kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula. Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas, yaitu;a. WaktuSemua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus dipilih masalah yang harus didahulukanb. Sumber dayaKeterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah diselesaikan secara bersama-sama. Sumberdaya ini meliputi SDM, Teknologi, dana, dsb.c. PenelitiPeneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:1. Besarnya masalah yang terjadi2. Pertimbangan politik3. Persepsi masyarakat4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:

a. Melakukan pengumpulan dataUntuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.

b. Pengolahan DataApabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.c. Penyajian DataData yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikald. Pemilihan Prioritas MasalahHasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :a. Scoring TechniquePada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah :1.Besarnya masalah2.Berat ringannya akibat yang ditimbulkan3.Kenaikan prevalensi masalah4.Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut5.Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan6.Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah7.Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah.

Metode Hanlon Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing adalah :1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah4. Kelompok kriteria D = Pearl factor, dimana :P=Kesesuaian E=Secara ekonomi murahA=Dapat diterimaR=Tersedianya sumber L=Legalitas terjamin

b. Non Scoring Technique Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :

1. Delphin TechniqueYaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.

2. Delbech TechniquePenetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas.

3.3 Pencegahan masalah kesehatn Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat Seluruh desa menjadi desa siaga Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat Seluruh keluarga sadar gizi Melaksanakana upaya upaya promotif dalam bidang kesehatan seprti penyuluhan berkala

3.4 Penanggulangan Masalah KesehatanEmpat strategi utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di Indonesia.1.Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat-seluruh desa menjadi desa siaga-seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat-seluruh keluarga sadar gizi2.Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas-setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu-setiap bayi, anak, ibu hamil, dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari penyakit-di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten-di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar-setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya-pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenuhi standar mutu

3.Meningkatkan sistem surveillance, monitoring, dan informasi kesehatan-setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat-setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat-semua sediaan farmasi, makanan, dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat-terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan-berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4.Meningkatkan pembiayaan kesehatan-pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah-anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan-terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.4. Masalah kesehatan di negara berkembang dan negara maju`4.1 PerbedaanPerbedaan Masalah Kesehatan di Negara Maju dan Negara BerkembangNo.Negara BerkembangNegara Maju

1Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.Masyarakat sudah dapat hidup sehat.

2Mengatasi masalah kesehatan dengan preventif, kuratif, dan rehabilitatif.Mengatasi masalah kesehatan dengan program primary, sekunder, dan tersier.

3Meningkatnya upaya kesehatan lingkungan.Ada medical care service yang available dan accessible.

4Meningkatnya status gizi masyarakat.Status gizi tidak menjadi masalah.

5Menurunnya angka kesakitan dan kematian.Degeneratif meningkat akibat lifestyle(gaya hidup).

4.2 Masalah kesehatan di IndonesiaPermasalahan umum kesehatana. Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggib. Beban ganda penyakitc. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendahd. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehate. Rendahnya kondisi kesehatan lingkunganf. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatang. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak meratah. Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

4. Transisi kesehatan4.1 Definisia. Transisi : peralihan dr keadaan (tempat, tindakan, dsb) pd yg lain: masa -- , masa peralihan; masa pancaroba: pd masa -- , pd umumnya keadaan belum stabil. source: kbbi3b. Transisi kesehatan adalah proses perubahan perilaku atau tindakan kesehatan dalam masyarakat karena belum stabil.Transisi kesehatan meliputi transisi epidemiologi , transisi demografi , termasuk perubahan social dan perilaku.

5.2 Macam macam transisi kesehatanTRANSISI DEMOGRAFI :Adalah perubahan kondisi penduduk dari pertumbuhan yang rendah dengan tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju pertumbuhan penduduk yang rendah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah) Transisi demografi untukmenyatakan perubahan yang terjadi terhadap tiga komponen utama pertumbuhan penduduk : kelahiran, kematian danmigrasi Empat tahapan transisi demografi :Tahap I. (High Growth Potential) Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg tinggi. Pertumbuhan alami rendah bahkan turun (minus).Pertumbuhan penduduk sangat rendah (kelahiran dan kematian sangat tinggi)Tahap II. (Transitional Growth)Ditandai dgn penurunan mortalitas lebih cepat dibandingkan fertilitas, akibatnya pertumbuhan penduduk tinggi.Pertumbuhan penduduk meningkat cepat.(angka kematian menurun tajam sedangkan tingkat kelahiran masih tinggi )Tahap III (Incipient Decline) Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg rendah & pertum-buhan penduduk juga rendah. Kematian terusmenurun melambat , sedangkan kelahiran menurun tajam.Tahap IV Kematian dan kelahiranmencapai angka rendah , pertumbuhan rendah.dari : pengantar demografi oleh Drs.Soekirno, M.Sc.

a. Model transisi demografiModel transisi demografi pertama kali dikembangkan oleh Warren Thompson tahun 1929. Berdasarkan data periode 1908-1927, terdapat tiga jenis pola pertumbuhan penduduk, yaitu : Kelompok A, negara-negara Eropa Barat, Eropa Utara dan AS yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke pertumbuhan yang sangat rendah Kelompok B, negara-negara Itali, Spanyol dan kelompok Slavia di Eropa Tengah yg mengalami penurunan kelahiran maupun kematian, tetapi penurunan kematian adalah sama atau lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini dialami oleh negara kelompok A pada 30 sampai 40 tahun sebelumnya. Kelompok C, negara-negara lainnya yg kelahiran & kematian belum mengalami perubahan, artinya masih sangat tinggi. Frank Noteisten (1945)memberikan penjelasan tentang ketiga pola tersebut. Untuk kelompok A, diberi nama dengan incipient decline, kelompok B adalah transitional growth, dan kelompok C adalah high growth potential. Saat ini istilah transisi demografi (demographic transition) diperkenalkan. Transisi demografi ini adalah suatu proses penurunan mortalitas dan fertilitas suatu penduduk yang dari tingkat yang tinggi menuju ke tingkat yang rendah, atau dari high growth potential menuju incipient decline. Transisi tersebut diberikan dalam gambar berikut:

TRANSISI EPIDEMIOLOGI :a. Definisi :Kemajuan pembangunan telah dicapai secara menyeluruh telah mempengaruhi berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia. Kondisi infrastruktur yang membaik serta perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan menyebabkan angka kematian dan kelahiran yang tinggi menjadi rendah. Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan struktur umur penduduk menjadi struktur penduduk umur tua (umur harapan hidup meningkat)Perubahan tersebut mengakibatkan terjadi pergeseran pola penyakit serta tingkat kesehatan yang ada di masyarakat dengan determinan yang mempengaruhinya. Terjadinya pergeseran urutan penyakit menunjukan terjadinya perubahan status kesehatan masyarakat. Keadaan tersebut dikatakan dengan transisi epidemiologi.b. Transisi Epidemiologi memiliki 2 pengertian : Statis : interval waktu yang dimulai dari dominasi penyakit menular dan diakhiri dengan dominasi penyaktit tidak menular sebagai penyabab kematian. Dinamis: proses dinamis pola sehat sakit dari suatu masyarakat berubah sebagai akibat dari perubahan demografi, sosial ekonomi, teknologi dan politis.

c. Mekanisme terjadinya transisi epidemiologi : Perubahan fertilitas, yang akan mempengaruhi struktur umur Perubahan faktor risiko, yang akan mempengaruhi insiden penyakit Pebaikan organisasi dan teknologi pelayanan kesehatan, yang berpengaruh terhadap crude fatality rate Intervensi pengobatan, pengaruhnya kemungkinan pengurangan kematian penderita. Pada penderita penyakit kronis hal ini mutlak meningkatkan angka kesakitan karena memperpanjang rata-rata lama sakit. d. Transisi epidemiologi diawali oleh tansisi demografie. Teori Transisi Epidemiologi :Dalil 1. Kematian merupakan faktor mendasar dalam dinamika kependudukan Dalil 2. Selama transisi, dlm jangka panjang terjadi perubahan pola kematian dan penyakit, dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia.Dalil 3. Transisi epidemiologi biasanya lebih menguntungkan orang mudadari pada orang tua, dan lebih menguntungkan wanita dari laki-laki.Dalil 4. Pergantian pola kesehatan dan penyakit sebelum abad 20 (di negara maju) karena membaiknya standar kehidupan dan keadaan gizi, dari pada hubungannya dengan kemajuan di bidang kedokteran. Sebaliknya, transisi abad ke 20 (di negara sdg berkembang) dimulai oleh kemajuan di bidang kedokteran, pelayanan kesehatan dan program pengendalian penyakit.Dalil 5. Variasi khusus dalam pola, laju dan faktor penentu dan akibat perubahan kependudukan dibedakan atas 4 model. :(1) Model klasik atau barat, (2) Varian yang dipercepat dari model klasik, (3) Model tertunda, (4) Varian transisi dari model tertunda.

5.3 Perubahan Misi Indonesia SehatPerunbahan Misi Indonesia Sehat 2010 mengalami berbagai hambatan dalam pencapaiannya. Sehingga misi tersebut di ubah menjadi misi indonesia sehat 2015 yang di harapkan mampu untuk mewujudkan misi indonesia 2015 bersama MDGs 5.3.1 Hambatan misi indonesia sehat 20101. Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan berbasis bioteknologi sehingga kasus seperti flu birung berlarut larut2. Kurang seriusnya lembaga terkait dalam menanggulangi berbagai penyakit, sehingga berpengaruh terhadap penyakit degenerative3. Adanya exsploitasi alam yang berpengaruh terhadap rehabilitasi lingkungan sehingga berakibat menurun nya daya dukung lingkungan sehingga penyakit inveksi dan degenerative terus berkembang4. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal5. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku sehat6. Lambatnya reaksi pemerintah dalam menanggapi masalah kesehatan masyarakat7. Pelayanan kesehatan yang kurang8. Banyaknya masyarakat, khususnya pemuda Indonesia yang terjerumus NAPZA9. Kurangnya dukungan dari pemerintah, khususnya dalam bentuk materi untuk dana pengembangan, pelayanan, sarana dan prasarana rumah sakit10. Belum meratanya distribusi tenaga kesehatan di setiap daerah. 11. Belum terdeteksi serta diatasi secara dini masalah kesehatan yang muncul.12. Masalah pelayanan kesehatan belum jelas antara kebutuhan dan kemampuan.13. Masih mahalnya pelayanan kesehatan di rumah sakit.14. Program Askeskin belum sepenuhnya tepat sasaran.15. Masih tingginya angka kesakitan penyakit menular.16. Belum optimalnya upaya penanggulangannya.17. Penyakit makin kompleks18. Partisipasi masyarakat kurang dalam mewujudkan kesehatan 19. Kurangnya keseadaran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku sehat20. Kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan 21. Kurang anggaran untuk pengembangan sarana kesehatan

5.3.2 Target Mdgs 20151. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.2. Pemerataan pendidikan dasar Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan 3.Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan 4. Mengurangi tingkat kematian anakTarget untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak 5. Meningkatkan kesehatan ibuTarget untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnyaTarget untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran 7. Menjamin daya dukung lingkungan hidupTarget: Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Target: Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

5.4. PERUBAHAN UU KESEHATAN Perbedaan Isi UU Kes 23/1992 dengan UU Kes 36/2009Jika membandingkan UUK 23/1992 dengan UUK 36/2009, UUK 36/2009 memang lebih progresif. Karena UUK 36/2009 telah mengakomodir dan memasukkan isu (1) paradigma sehat, yaitu pendekatan promotif dan preventif; (2) pengakuan terhadap isu-isu kesehatan reproduksi, di Bagian ke Enam Pasal 71 sampai Pasal 77, (3) aborsi yang diperluas untuk korban perkosaan, yakni dibolehkannya aborsi dan dilakukan oleh tenaga ahli dan berbasis konseling (Pasal 75 ayat 2 dan 3), (4) pembiayaan kesehatan yakni 5 % APBN, 10 % APBD di mana 2/3 untuk kegiatan preventif dan promotif (Pasal 171) sehingga persoalan kesehatan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, (5) dukungan pemberian ASI eksklusif, di mana pemerintah dan masyarakat harus mendukung hal ini dengan menyediakan fasilitas dan kebutuhan pendukung (Pasal 128), bahkan jika tidak maka ada ketentuan pidana penjara dan denda bagi pelanggaran pelaksanaan sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan (Pasal 200), (6) kesehatan remaja dan lanjut usia, serta (7) hak mendapatkan informasi dan perlindungan kesehatan (Bab XIV). Diakomodirnya isu kesehatan reproduksi, aborsi yang diperluas, serta hak mendapatkan informasi dan perlindungan kesehatan merupakan bagian penting diterimanya perspektif perempuan dalam UUK ini.Walau demikian, bukan berarti puncak dari keberhasilan telah diraih. Kenyatannya, UUK 36/2009 tidak sepenuhnya mengakomodir kebutuhan khusus perempuan. Artinya, disatu sisi, UUK 36/2009 melepaskan satu kaki kanan, dan di sisi lain, mengikat kaki kiri. Sebagai contoh, pertama, masih diskriminatif dan menempatkan perempuan pada pihak yang tidak otonom atas tubuhnya secara penuh, misalnya aborsi harus dengan persetujuan suami bagi yang telah menikah (Pasal 75 ayat 3).Kedua, hilangnya jaminan kepastian hukum untuk semua orang dan risiko memunculkan pengabaian ada dalam Pasal 72, Setiap orang berhak: a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah; b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama. Rumusan ini mendiskriminasi hak atas kesehatan seseorang yang seharusnya bersifat individual tapi justeru direduksi atas dasar status perkawinannya.Ketiga, persoalan kesehatan reproduksi yang dilaksanakan melalui pendekatan upaya kesehatan ibu, kesehatan anak, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran seksual termasuk HIV/AIDS serta kesehatan reproduksi lanjut usia, ternyata tidak mengakomodir kesehatan reproduksi bagi perempuan dewasa lajang sebagai satu kategori yang berhak mendapatkan layanan kesehatan reproduksi. Jika UUK masih mengharuskan hubungan yang sah, maka hak kesehatan reproduksi individu lajang menjadi diabaikan. Karena, dalam prakteknya, papsmear mensyaratkan harus sudah menikah.Keempat, potensi kriminalisasi dan hilangnya hak atas kepastian hukum dan keadilan. Potensi mengkriminalkan orang tidak bersalah, khususnya perempuan, termasuk pula menghilangkan asas praduga tak bersalah, serta pengabaian terhadap hak dan jaminan perlindungan bagi perempuan korban perkosaan yang trauma bila kehamilan dilanjutkan hadir dalam pasal tentang ketentuan pidana. Misalnya ketentuan pidana Pasal 194 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pada bagian ini, UUK 23/1992 ketentuan pidana hanya berlaku pada para medis yang melakukan aborsi. Sedangkan dalam UUK 36/2009 ketentuan pidana ini berlaku pada semua pihak, termasuk perempuan. Karena UUK hanya mengecualikan aborsi untuk (1) kondisi kedaruratan medis dan (2) korban perkosaan yang mengalami trauma, dengan masing-masing mensyaratkan pada usia kehamilan harus masih di bawah 6 minggu.Untuk itu, kajian kritis tetap diperlukan agar UUK 36/2009, terutama Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana lapangan dari UUK 36/2009 ini benar-benar mengetahui kebutuhan nyata masyarakat. Sehingga, UUK 36/2009 menjadi undang-undang yang lahir karena respon kebutuhan sebagai jawaban atas persoalan dan bukan menambah persoalan yang baru. Semoga.Setelah 17 tahun bertahan, UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan akhirnya diganti dengan UU Nomor 36 tahun 2009. Banyak hal baru dalam UU baru itu, berbeda dari sebelumnya.

Banyak pula pasal yang ditujukan untuk menyikapi isu-isu populer yang di era sekarang sering menjadi perbincangan publik. Seperti ketentuan mengenai perlindungan pasien yang terdapat dalam Pasal 56, 57, dan 58.

Pasal 58 Ayat (1) misalnya, menyebutkan setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.

Ada pula pasal yang menegaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, dalam keadaan darurat wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu, serta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka (Pasal 32 Ayat (1) dan (2)).

Persoalan jual beli organ dan jaringan tubuh juga diatur. Dinyatakan dengan jelas, organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun (Pasal 64 Ayat (3)). Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan (Pasal 64 Ayat (2).

Aborsi juga dilarang dalam undang-undang ini (Pasal 75 Ayat (1). Kecuali berdasarkan indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban. Meski demikian, pembolehan aborsi itupun melalui syarat yang ketat. Misalnya hanya dapat dilakukan sebelum kehamilan berumur enam minggu, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan.

UU Nomor 36 Tahun 2009 telah pula mengakomodasi isu-isu terkini, seperti masalah penggunaan sel punca dan jaminan keamanan makanan/minuman hasil teknologi rekayasa genetika dengan memberikan rambu-rambu yang cukup jelas.

6. DERAJAT KESEHATANTingkat kesehatan yang dimiliki oleh sekelompok orang dengan indikator tertentu, yaitu AKI, AKB, UHH, dan status gizi.6.1 Konsep Sehat dan SakitMenurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Menurut Depkes RI konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan

Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.6.2 Indikator kesehatan masyarakat MortalitasGambaran derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka kematian dari waktu dan digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan lainnya. Angka kematian ibu maternal (AKI)Angka kematian ibu maternal biasanya diakibatkan karena penyakit yang memperburuk kehamilan (penyakit jantung, paru-paru, ginjal, dan hepatitis). Morbiditas Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari dinas kesehatan maupun puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan. Penyakit menularContoh penyakit menular antara lain: penyakit malaria, TB paru, HIV/AIDS, ISPA, dan lain-lain. Penyakit Potensi KLB/ wabah Wabah adalah penyakit yang diderita oleh sekelompok orang yang berada dalam satu wilayah dan dalam waktu dan tingkat kegawatan tertentu. Status giziStatus gizi masyarakat dapat diukur dengan beberapa indikator ,antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),status gizi balita ,status gizi wanita usia subur kurang energi protein(WUS KEK) Bayi dengan berat badan lahir(BBLR)Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh pada tingkat kematian perinatal dan neonatal. Status gizi balitaSalah satu penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur, berat badan per tinggi badan,dan tinggi badan per umur.salah satu yang menjadi masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan kekurangan yodium yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran tiroid(gondok),bisu,tuli,kretin,gangguan motorik dll.pemberian kapsul yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin,karena itu sasaran pemberian kapsul adalah wanita usia subur(WAS)termasuk ibu hamil dan ibu nifas. 6.3 Determinan masalah kesehatanDerajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:1. Environment atau lingkungan.2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance.3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya.4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), ergantung dari variabel-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

7. PENGELOLAAN OBAT

DefinisiPengelolaan obat adalah kemampuan merancang, membuat, menyimpan, pengamanan dan persediaan obat secara efektif dan efisien.

Langkah-langkah pengelolaan obat 1. Perencanaan dan pemilihan obatMelakukan perhitungan jumlah kebutuhan obat yang disesuaikan dengan persediaan dana.2. Pengadaan Memonitoring dan evaluasi pemasok yang terpercaya serta memilih metode pegadaan yang paling menguntungkan.3. Distribusi dan penyimpanaanMerancang fisik dan peralatan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas obat.4. Penggunaan dan pengawasaanSemua penerimaan obat dicatat ke dalam kartu stok dengan menggunakan sistim pengawasan yang menjamin kualitas obat sehingga terhindar dari kerusakan, kehilangan, kekosongan dan kelebihan stok.

Masalah dalam pengelolaan obat1. Perencanaan dan pemilihan obata. jumlah obat yang dipesan terlalu banyakb. obat tidak pernah digunakanc. kehabisan obatd. obat yang dipesan tidak sesuaie. harga obat mahal2. Pengadaana. keterbatasan anggaranb. pemilihan supplier (pemasok) kurang berkualitsc. kualitas obat tidak memenuhi syarat sehingga mengalami kerusakan sebelum dipakaid. jadwal penerimaan barang tidak sesuai3. Distribusi dan penyimpanan obata. Koordinasi gudang/tempat penyimpanan burukb. Kekeliruaan pengelolaan stokc. Obat lama menumpuk di gudangd. Transportasi tidak melindungi mutu obat4. Penggunaan dan pengawasana. pengemasan dan pemasangan label kurang jelasb. pengeluaran yang cerobohc. pemberiaan obat kurang rasionald. munculnya obat palsu di pasaran