Resume Kompilasi Skenario 5

download Resume Kompilasi Skenario 5

of 65

description

Skenario 5

Transcript of Resume Kompilasi Skenario 5

  • RESUME KOMPILASI SKENARIO 5

    BLOK 1

    HUMANIORA DAN MASALAH KESEHATAN

    ELIXIR 2014

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS JEMBER

  • A. SKENARIO

    Dokter Rina ditempatkan di Puskesmas Puger sejak satu bulan yang

    lalu.Wilayah Puger mempunyai produk pertanian yang beragam meliputi

    tanaman padi, jagung, tembakau dan tanaman lainnya.Selain itu, di wilayah

    Puger terdapat beberapa industri rumah tangga yang menghasilkan kapur

    bangunan dan ada satu pabrik semen.Seringkali, pasien yang datang ke

    Puskesmas mengeluh matanya sakit saat bekerja di bukit kapur.Selain itu,

    pasien juga sering datang dengan keluhan pusing dan mual setelah melakukan

    penyemprotan pestisida di sawah atau kebun tembakau.Selain itu juga

    berbagai penyakit akibat lingkungan yang kurang baik, air yang tercemar,

    makanan yang tercemar dan pengelolaan limbah.

    Dengan banyaknya kasus seperti ini, Dokter Rina berinisiatif untuk

    merevitalisasi fungsi upaya kesehatan lingkungan dan upaya kesehatan kerja

    dengan memberikan pelayanan meliputi pengobatan, penyuluhan, serta

    konsultasi dan edukasi masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat

    agromedis.

  • MASALAH AGROMEDIK

    Peran Dokter dalam

    Agromedis

    Tugas Dokter Industri

    Medis

    Teknis Lingkungan Kerja

    Teknis Administratif

    Tugas Sosial Fungsi Dokter Perusahaan

    Kewajiban Dokter perusahaan

    Kualifikasi Dokter Perusahaan

    Dokter Hiperkes

    Kesehatan Lingkungan

    Sanitasi Dasar

    Pengolahan Air Limbah

    Pengolahan Kotoran Manusia

    Pengolahan Sampah

    Limbah

    Masalah Limbah

    Pengolahan Limbah

    Limbah Padat

    Limbah Cair

    Limbah Gas

    Tanggung Jawab

    perusahaan

    Agroindustri

    Masalah Agroindustri

    Ruang Lingkup

    Promotif

    Preventif

    Kuratif

    Rehabilitatif Cakupan

    Agromedis

    AMDAL

    Fungsi

    Pihak-pihak yang Terlibat

    Pemrakarsa

    Pemerintah

    Masyarakat

    Dokumen

    KA-ANDAL

    ANDAL

    RKL

    RPL

    Ringkasan Eksekutif

    Prosedur

    Studi AMDAL

    Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

    Ruang Lingkup

    Peran Dokter dalam K3

    Alat Perlindungan

    Diri (APD) Masalah Sosial Budaya

  • B. KLARIFIKASI ISTILAH

    1. Revitalisasi

    Menurut KBBI, revitalisasi adalah proses, cara, dan perbuatan

    menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya.

    Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan suatu kawasan atau bagian

    kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi mengalami

    kemunduran/degradasi.

    2. Pestisida

    Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berarti

    pembunuh.

    Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, tikus,

    dan hewan-hewan yang membunuh tanaman.

    Pestisida dimaksudkan sebagai zat beracun yang digunakan untuk

    membunuh, membasmi, menolak, dan mengendalikan tikus, yang

    mengganggu tanaman.

    Pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

    Insektisida sebagai pembasmi serangga

    Herbisida sebagai pembasmi tanaman

    Fungisida sebagai pembasmi jamur

    3. Kesehatan Lingkungan

    Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan

    ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

    menjamin keadaan sehat dari manusia.

    Menurut HAKLI (HimpunanAhliKesehatanLingkungan Indonesia)

    kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang

    mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara

    manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas

    hidup manusia yang sehat dan bahagia.

  • 4. Kesehatan Kerja

    Upaya untuk meningkatkan kesehatan untuk pekerja dan masyarakat

    pada umumnya secara preventif dan kuratif yang berkaitan dengan

    pekerjaan dan lingkungan kerja

    5. Agroindustri

    Agroindustri adalah suatu kawasan yang mengolah komoditas primer

    baik menjadi antara produk olahan (intermediet product) maupun hasil

    (finishing product. Penangannya meliputi penanganan pasca panen,

    makanan dan minuman, biofarmaka, serta industri agrowisata.

    Agroindustri meliputi pertanian, peternakan dan perikanan.

    Sedangkan ruang lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan,

    pengorganisasian, pengendalian dan pengembangan.

    6. Agromedik

    Salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit di

    agroindustri dan penyakit yang ditimbulkan yang berkaitan dengan

    agroindustri.

    Ruang lingkup agromedik meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan

    masyarakat dan kedokteran penyakit tropis.

    Tujuan agromedis:

    Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan

    Memaksimalkan upaya preventif

    Menemukan penelitian baru

    Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri

    Mempelajari perilaku sakit

    Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.

    7. Limbah

    Limbah adalah suatu zat yang didapat dari proses tertentu yang beracun

    dan mengandung zat berbahaya yang bisa membahayakan lingkungan dan

    makhluk hidup lain.

    8. Pencemaran Air

  • Pencemaran air : masuknya zat makhluk hidup zat atau energi atau

    komponen lain ke dalam air. Zat ini menyebabkan kualitas air berkurang

    dan tidak dapat dikonsumsi lagi.

    9. Penyuluhan

    Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang

    mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat

    agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang

    diharapkan (Setiana. L. 2005)

    10. Industri

    Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah

    kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang

    setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih

    tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

    perekayasaan industri.

    C. LEARNING OBJECTIVE

    1. Menjelaskan Pengertian Agroindustri, agromedik, dan ruang lingkupnya

    2. Menentukan kesehatan lingkungan di wilayah agroindustri

    3. Menentukan faktor sosial budaya di wilayah agroindustri

    4. Menguraikan masalah kesehatan kerja pada masalah agroindustri

    5. Menguraikan dasar hukum K3

    6. Menjelaskan tentang upaya revitalisasi lingkungan

    7. Peran dokter dalam agroindustri

  • LO NO. 1

    A. AGROINDUSTRI

    1. Pengertian Agroindustri

    Agroindustri meerupakan Kegiatan industri yang memenfaatkan hasil

    pertanian sebagai bahan baku, merancang, menyediakan, peralatan dan jasa

    untuk kegiatan tersebut. Kegiatan agroindustri meliputi industri pengolahan

    hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin, industri

    input pertanian ( pupuk,pestisida ), dan industri jasa pertanian.

    Agroindustri adalah industri yang memberi nilai tambah pada produk

    pertanian dalam arti luas termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan

    perikanan (Handito Hadi Joewono).Kegiatan-kegiatan Agroindustri:

    a. Industri pengolahan hasil pertanian

    b. Industri memproduksi peralatan dan mesin pertanian

    c. Industri input pertanian (pupuk, pestisida)

    d. Industri sektor pertanian

    Ciri-ciri masyarakat Agroindustri :

    Terampil dalam hal mengolah dan menyimpan hasil pertanian,

    perikanan, peternakan, dan pertambangan

    Kegiatan masyarakatnya terstruktur dengan baik

    Pada pedesaan, teknologi yang digunakan masih sederhana, karena

    masih berbentuk home industri

    Agroindustri pedesaan, kegiatan berjalan secara kekeluargaan

    Di lingkungan kota, keterampilan dalam pengolahan bahan lebih baik

    daripada di desa

    Melakukan pengobatan sendiri

    Menggunakan obat- obatan tradisional

    Mencari obat- obatan di apotek tapa meggunakan resep dokter

    Ikatan `kekeluargaannya kuat (pedesaan)

  • Cara Penanggulangan masalah kesehatan Agroindustri

    Penyesuaian beban dan kapasitas kerja

    Pelayanan kesehatan dibidang agroindustri

    Perventif, dengan cara penyimpanan pestisida dengan baik dan

    pemakaian alat pelindungt diri

    Pemberian edukasi terhadap para pekerja tentang K3

    Pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja, sehingga bisa disesuaikan

    dengan beban kerja nya nanti

    Penataan lingkungan kerja dengan mengusahakan risiko kerja yang

    sekecil-kecilnya

    Substitusi bahan berbahhaya dengan bahan yang lebih aman

    Upaya menjaga kelestarian/kesehatan lingkungan di sekitar agroindustri

    a. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada

    daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.

    b. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah

    yang kritis dan tidak produktif.

    c. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai

    dengan karakteristik dan peruntukan lahan.

    d. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa

    hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras

    sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada

    akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.

    e. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah

    pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan

    terhadap erosi.

    f. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar

    unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya

    dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.

    g. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya

    kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat

  • pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan

    paru-paru kota.

    Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-

    upaya sebagai berikut.

    a. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke

    sungai.

    b. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan

    lokasi wisata.

    c. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan

    bakar minyak pada wilayah laut.

    d. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk

    kegiatan industri yang memerlukan air.

    e. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan

    demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah

    limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah

    (IPAL).

    f. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar

    polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.

    g. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya

    perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau

    sejenisnya yang bersifat merugikan.

    h. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang

    tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan

    Taman Laut Kepulauan Seribu

    Model Pelayanan Kesehatan Agroindustri

    Beberapa program telah biasa terdapat dalam model pelayanan

    kesehatan agroindustri. Sebuah pelayanan kesehatan (Puskesmas atau

    rumah sakit) yang terdapat di lingkungan agroindustri minimal

    mempunyai beberapa program sebagai berikut:

    kedokteran keluarga

  • kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja

    kesehatan komunitas

    kegawatdaruratan

    kesehatan kulit

    kesehatan jiwa

    (North American Agromedicine Consortium)

    Agroindustri di Negara Maju dan Berkembang

    Negara Maju Negara Berkembang

    Pengelolaan sudah modern Pengelolaan masih tradisional

    Menggunakan teknologi tinggi Menggunakan teknologi sederhana

    Kesadaran pemakaian APD

    tinggi

    Kesadaran pemakaian APD rendah

    Pembuangan limbah diatasi

    dengan baik

    Pembuangan limbah sembarangan

    Peternakan sudah terorganisir

    kebersihannya

    Peternakan tidak terjaga

    kebersihannya

    B. AGROMEDIS

    Pengertian Agromedis

    Agromedis merupakan perpaduan dari dua kata yaitu agro dan

    medis. Agro berarti adalah sesuatu yang berhubungan dengan

    pertanian. Medis adalah sesuatu yang berhubungan dengan

    kedokteran. Sehingga agromedis merupakan bidang kedokteran

    yang berhubungan dengan pertanian

    Agromedis merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang

    mempelajari penyakit di agroindustri dan penyakit yang

    ditimbulkan yang berkaitan dengan agroindustri.

  • Agromedik adalah aplikasi interdisiplin yang terintegrasi dari

    keterampilan dan pengetahuan pertanian, kimia terapan, dan

    kedokteran untuk produksi global kecukupan pangan dan serat

    yang aman untuk memenuhi kebutuhan manusia.

    (W.F. Almeida-Biological Institute, Sao Paulo, Brazil)

    Tujuan agromedis

    Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan

    Memaksimalkan upaya preventif

    Menemukan penelitian baru

    Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri

    Mempelajari perilaku sakit

    Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.

    Manfaat Agromedis

    Menciptakan status kesehatan yang baik di lingkungan

    agroindustri

    Menciptakan pelayanan kesehatan di lingkungan agroindustri

    secara komprehensif

    Mengontrol tingkat kesehatan masyarakat agroindustri

    Menggalakkan program PHBS di masyarakat agroindustri

    Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agroindustri lewat

    sarana dan prasarana kesehatan

    Ruang Lingkup

    a. Promotif

    Meliputi kegiatan-kegiatan sosialisasi (mengenai masalah

    kesehatan agroindustri) pada orang-orang yang berkegiatan di

    bidang agroindustry

    b. Preventif

  • Kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat

    agroindustry

    c. Kuratif

    Meliputi proses peyembuhan penyakit (misal: ketika terjadi

    kecelakaan kerja)

    d. Rehabilitatif

    Meliputi proses rehabilitasi masyarakat agroindustri setelah

    mengalami suatu penyakit

    Bidang Kajian Agromedis

    a. Biomedis

    b. Klinis

    c. Epidemiologis

    d. Perilaku

    Penerapan Agromedis

    Mengatasi masalah kesehatan yang timbul di bidang pertanian

    untuk mengetahui penyebab dan penanganannya.

    Integrasi dari pertanian yang merupakan metode terapan untuk

    menangani masyarakat pertanian secara khusus.

    Metode pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan dalam

    agrikultur dan agroindustri

    Hubungan Agromedis dengan Teori Blum

    a. Lingkungan

    b. Perilaku

    c. Pelayanan Kesehatan

    d. Genetik

    Cakupan agromedik

    1) Personal Protection

  • Merupakan kegiatan individu yang dilakukan oleh para pekerja yang

    berhubungan dengan agroindustri untuk melakukan perlindungan

    terhadap dirinya sendiri dari kemungkinan kecelakaan fisik, biologis,

    maupun kimiawi. Contohnya dengan menggunakan Alat Perlindungan

    Diri (APD)

    2) Agricultural respiratory illness

    Melakukan kajian serta tindakan medis untuk mencegah serta

    melakukan upaya kuratif terhadap penyakit pernafasan yang dapat

    terjadi kepada para pekerja khususnya para pekerja agroindustri.

    3) Zoonotic disease

    Adalah penyakit yang bertipe pada saat serangan primernya terjadi

    pada binatang, namun pada serangan sekundernya dapat terjadi pada

    manusia.Diduga dikarenakan adanya perubahan genetik serta mutasi

    akibat zat-zat kimia.

    4) Occupation and environmental concern of veterinary pharmaceuticals,

    biologicals, and antibiotics

    Keadaan dimana suatu organisme khususnya binatang yang merugikan

    atau hama tanaman mengalami resisten terhadap suatu zat yang pada

    dasarnya dapat membunuh mereka. Hal ini disebabkan karena

    penggunaan zat-zat tertentu yang tidak sesuai dengan tata cara yang

    benar dan baik.

    5) Agriculture toxicology

    Salah satu yang termasuk dalam agriculture toxicologi adalah pupuk

    serta pestisida yang digunakan untuk menyuburkan serta menjaga

    tanaman.Hal ini sangat berbahaya terutama apabila sampai masuk ke

    dalam tubuh.

    6) Injuries from physical agents and agricultural trauma

    Disini dimaksudkan bahwa dalam melakukan setiap profesi pasti ada

    risiko buruknya. Seperti halnya pekerja agroindustri dimana dapat

    terancam oleh kecelakaan fisik seperti terkena cangkul ataupun sabit

    saat melakukan pekerjaannya.

  • 7) Agricultural environmental health

    Kesehatan lingkungan agroindustripun harus diperhatikan, karena

    apabila suatu lingkungan tidak terjaga kesehatannya maka akan

    mengakibatkan terjangkitnya individu di lingkungan tersebut dengan

    berbagai macam penyakit serta tidak dapat dijamin kesehatan dirinya.

    8) Skin dissease of agricultural worker

    Salah satu contoh skin dissease atau penyakit kulit yang diakibatkan

    oleh kegiatan agoindustri adalah gatal-gatal pada pekerja pada

    perkebunan tembakau, serta kulit yang berwarna hitam dikarenakan

    getah tembakau yang mengenai kulit, juga iritasi yang dapat terjadi

    pada kulit akibat kontaminasi zat pertisida.

    9) Occupation low back pain

    Penyakit lain yang sering dikeluhkan oleh para pekerja agroindustri

    terutama yang menjadi petani perkebunan adalah Occupation low back

    pain. Hal ini disebabkan oleh ketidak ergonomisan alat pertanian

    seperti contohnya cangkul yang memiliki bentuk dan ukuran yang

    tidak sesuai dengan penggunaan yang benar.

    10) Farm and rural health clinic tour

    Di suatu daerah terpencil maupun tidak pun diperlukan suatu klinik

    kesehatan yang dapat menjadi tempat para pekerja untuk berobat

    maupun berkonsultasi untuk menjaga kesehatan akan dirinya.

    LO NO. 2

    A. KESEHATAN LINGKUNGAN

    Definisi Kesehatan Lingkungan

    Menurut WHO kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan

    ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

    menjamin keadaan sehat dari manusia.

  • Tujuan Kesehatan Lingkungan

    Sesuai dengan definisi sebagaimana dikemukakan oleh WHO, maka

    tujuan dari ilmu kesehatan lingkungan ialah terciptanya keadaan yang

    serasi sempurna dari semua factor yang ada di lingkungan fisik manusia,

    sehngga perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan, kesehatan serta

    kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan.

    Jika tujuan ini diperinci, maka secara garis besarnya dapat pula

    dibedakan atas:

    a. Melakukan koreksi, yakni memperkecil atau memodifikasi terjadinya

    bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan dan kesejahteraan hidup

    manusia.

    b. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisiensikan pengaturan sumber-

    sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

    hidup manusia serta untuk menghindarkannya dari bahaya.

    Ruang Lingkup

    Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:

    a. Penyehatan air dan udara

    b. Pengamanan limbah padat atau sampah

    c. Pengamanan limbah cair

    d. Pengamanan limbah gas

    e. Pengamanan radiasi

    f. Pengamanan kebisingan

    g. Pengamanan vektor penyakit

    h. Penyehatan dan pengaman lainnya, seperti keadaan pasca bencana.

    Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO:

    a. Penyediaan air minum

    Dengan penekanan pada tersedianya jumlah yang adekuat dari air

    minum yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

    b. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air

  • Ditekankan mengenai pengendalian dari kualitas air permukaan

    dan air tanah, pengolahan serta pembuangan air buangan rumah

    tangga yang dapat menularkan penyakit.

    c. Pengelolaan sampah padat

    Penanganan dan pembuangan sampah padat secara saniter.

    d. Pengendalian vector

    Pengendalian dari arthropoda, mollusca, rodents serta pejamu-

    pejamu lain dari penyakit-penyakit pada manusia.

    e. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah.

    f. Higiene makanan.

    g. Pengendalian pencemaran udara.

    h. Pengendalian radiasi.

    i. Kesehatan kerja.

    j. Pengendalian kebisingan.

    k. Perumahan dan pemukiman

    l. Perencanaan daerah dan perkotaan

    m. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, laut dan darat.

    n. Pencegahan kecelakaan.

    o. Rekreasi umum dan pariwisata.

    p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

    epidemi.

    q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar

    lingkungan pada umumnya bebas dari risiko gangguan kesehatan.

    Ruang lingkup menurut UU tahun 1992:

    Tempat umum meliputi hotel, pasar dsb.

    Angkutan umum meliputi angakatan darat, laut dan udara.

    Rumah tangga yang meliputi kos-kosan, asrama dsb.

    Kerja meliputi perkantoran dsb.

    Khusus meliputi evakuasi saat bencana alam.

    Dasar Hukum

    a. INPRES Kesehatan No. 5 tahun 1974

  • Salah satu aktivitas yang tercantum di dalamnya adalah soal sarana

    air minum serta jamban keluarga (SAMIJAGA).Program

    SAMIJAGA ini dilaksanakan dengan tujuan merangsang penduduk

    agar menyediakan sumber air minum serta pembuangan tinja yang

    sehat.Kesemuanya dimaksudkan agar kesehatan lingkungan

    masyarakat dapat terpelihara.

    b. Menurut pasal 22 UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan :

    1) Kesling diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan

    yang sehat

    2) Kesling dilaksanakan terhadap temapt umum, lingkungan

    pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umm, lingkungan

    lainnya

    3) Ruang lingkup kesling meliputi :

    udara

    Pengamanan limbah padat, cair dan gas, radiasi dan kebisingan

    Pengendalian vector penyakit

    Penyehatan / pengaman lainnya

    c. Menurut UU RI o. 36 Tahun 2009 Pasal 163

    (1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin

    ketersediaan lingkungan yang

    sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.

    (2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    mencakup lingkungan

    permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas

    umum.

    (3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas

    dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara

    lain:

    a. limbah cair

    b. limbah padat

    c. limbah gas

  • d.sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang

    ditetapkan pemerintah

    e. binatang pembawa penyakit

    f. zat kimia yang berbahaya

    g. kebisingan yang melebihi ambang batas;

    h. radiasi sinar pengion dan non pengion;

    i. air yang tercemar;

    j. udara yang tercemar; dan

    k. makanan yang terkontaminasi.

    Masalah Kesehatan Lingkungan

    Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia muncul sebagai akibat

    adanya dua kejadian, yaitu:

    a. Faktor ketidaktahuan penduduk

    b. Terdapatnya faktor lingkungan yang jika ditinjau dari sudut

    kesehatan kurang menguntungkan.

    B. MASALAH KESEHATAN DI WILAYAH AGROINDUSTRI

    1. Masalah Makanan

    Masalah makanan pada masyarakat agroindustri adalah tentang

    kebersihan makanan dari bahan baku sebagai penyajiannya.

    a. Kontaminan makanan :

    Pestisida

    Pestisida yang digunakan secara berlebih didalam proses

    pertanian akan dapat masuk kedalam tubuh hewan ataupun

    tumbuhan, yang nantinya merupakan bahan utama dari

    pembuatan makanan, misalnya : DDT yang dapat

    menimbulkan keracunan dengan gejala GI (gastero-

    intestinum.

    Logam

  • Misalnya : airnya raksa yang dapat mengakibatkan penyakit

    minamata, Mangan yang dapat mengakibatkan penyakit

    parkinson.

    Mikroba

    Beberapa contoh mikroba yang dapat mengkontaminasi

    makanan antara lain : Salmonella, Staphylococcus,

    Clostridium, dll. Mikroorganisme tersebut kebanyakan

    hidup pada bahn makanan (mentah) berupa daging unggas,

    telur, susu, santan kelapa, ikan, sayuran) yang

    terkontaminasi.

    Dari semua bahan makanan tersebut, yang paling banyak

    menimbulkan resiko terkontaminasi atau teracuni oleh

    bakteri adalah daging unggas (misal daging ayam) dan

    telur.

    b. Ciri-ciri makanan yang terkontaminasi :

    Ada perubahan dari sifat makanannya. Baik perubahan fisik

    atau kimia.

    Muncul atau tumbuh bakteri di dalamnya

    Berlendir

    Berbusa bahkan beracun.

    c. Kriteria makanan yang boleh dimakan :

    Berada dlam derajat kematangan yang dikehendaki

    Bebas dari pencemaran

    Bebas dari perubahan fisik, kimiawi yang tidak dikehendaki

    Bebas dari mikroorganisme dan parasit

    d. Pencegahan :

    Masak dengan benar

    Bersihkan dengan air mengalir

    Memilih buah dan sayur yang tidak busuk namun tidak terlalu

    sempurna

  • 2. Masalah Limbah

    Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang

    mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau

    konsentrasi dan jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung

    dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat

    membahayakan lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia

    serta makhluk lain. (UU RI No.23 thn 1997 tentang Pengelolaan

    Lingkungan Hidup pasal 1)

    Limbah yang mengandung bahan organik dapat mempengaruhi

    kualitas air dan sistem kehidupan akuatik.

    Terjadi peningkatan produksi limbah.

    Limbah yang dihasilkan semakin beragam dan kompleks

    sehingga semakin sulit untuk diolah.

    Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal.

    Mengolah limbah seringkali tidak memecahkan permasalahan

    lingkungan.

    Mengolah limbah memerlukan pembiayaan yang lebih

    besar daripada mencegahterbentuknya limbah.

    Peraturan yang ada masih terfokus pada pengolahan dan

    pembuangan limbah dan belum mencakup usaha-usaha pencegahan

    timbulnya limbah.

    Adanya dampak globalisasi terhadap daya saing produk di

    pasar internasional berkaitan dengan masalah lingkungan hidup.

    a. Macam-macam limbah:

    Cair

    Padat

    Gas

    b. Sumber limbah:

    Rumah tangga/domestic

  • Industry

    Layanan kesehatan

    Pertanian

    Transportasi

    c. Pengolahan dan pengelolaan

    Pengolahan lebih mengutamakan cara untuk menghilangkan

    dampak yang terjadi pada limbah,dan apabila tidak dil;akukan

    akan berdampak negative pada lingkungan

    Pengelolaan merupakan se;luruh rangkaian proses yang dilakukan

    untuk mengkaji aspek kemanfaatn barang dari suatu kegiatan

    sampai pada akhirnya harus menjdi limbah karena tidak mungkin

    di manfaatkan lagi

    d. Jenis limbah

    Kegiatan domestic/RT : limbah padat,cair,gas

    Kegiatan pertanian/perikanan : limbah padat,cair,gas

    Kegiatan industry : limbah padat,cair,gas,B3

    Kegiatan industry RT : limbah sisa bahan dan hasil proses

    pembuatan produk

    Kegiatan layanan kesehatan : limbah padat,cair,gas(medis/non

    medis),B3

    Kegiatan pertanian : limbah padat,cair.gas

    Kegiatan transportasi : limbah padat,cair,gas

    e. Pengelolaan limbah

    Limbah RTLimbah rumah tangga baik black water(limbah

    tinja) maupun grey water(limbah air kotor),limbah padat/sampah

    Limbah tinja septic tank

    Limbah air kotorsaluran pembuangan air limbah(SPAL)

    Limbah padat/sampahcomposting,semi control landfill,sanitari

    landfill,4R(replace,reduce,re-use,recycle

    Limbah industry

  • a) Limbah cair IPAL

    b) Limbah padat re-use,recycle

    c) Limbah gas filter/penyaring

    Limbah RS/Puskesmas/Klinik incenerator, autoclave (landfill),

    dikembalikan ke distributor

    Limbah pertanian composting, dibakar, pakan ternak

    3. Masalah Air

    a. Syarat air bersih

    Syarat fisik : tidak keruh, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak

    berbau.

    Syarat bakteriologis : diukur dengan Most Probability Number of

    Coliform (MPN) atau batas maksimal diperkenankannya bakteri

    coli pada air minum.

    Syarat kimia : tiak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia

    ataupun mineral terutama zat imia berbahaya.

    Syarat radioaktivitas : perlu diperhatikan sinal alfa dan beta.

    b. Peran air dalam masalah kesehatan

    Air sebagai penyebar mikroba pathogen

    Penyakit dapatditimbulkan apabila mikroba penyebabnya dapat

    masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat. Jenis

    mikroba tersebut: virus, bakteri, protozoa, metazoan, dll.

    Air sebagai sarang vector penyakit

    Air dapat berperan sebagai sarang insektisida yang menyebarkan

    penyakit pada msyarakat, pada umumnya adalah nyamuk dari

    berbagai spesies.

    Penyakit yang disebabkan kurangnya persediaan air bersih.

    Kurangnya air bersih, khususnya untuk menjaga kebersihan,

    dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata.

    Penyakit yang hospes sementaranya ada di air.

  • Contoh penyakit cacing Schistosomiasis (disebabkan oleh cacing

    daun) dan Dracontiasis (disebabkan oleh Dracunculas

    medinensis).

    c. Definisi pencemaran air

    Suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan

    kualitas (mutu) air menurun sehingga dapat mengganggu atau

    membahayakan kesehatan masyarakat. (Permenkes No.

    173/Menkkes/VII/77)

    Masuknya taua dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan

    atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga

    kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang membahayakan

    dan dapat mengakibatkan air tidak berfungsi sesuai dengan

    peruntukannya. (Perda RI No. 20 Tahun 1990)

    d. Indicator pencemaran air

    pH

    Konsentrasi ion hydrogen

    Oksigen terlarut

    Oksigen biokimia

    Oksigen kimiawi

    e. Sebab-sebab pencemaran air

    Erosi dan curah hujan yang tinggi.

    Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau permukiman

    penduduk.

    Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industry, dsb.

    f. Sumber pencemaran air

    Domestic/rumah tangga: berasal dari air kotor kamar mandi,

    kakus, dapur, dll.

    Industri

    - Fisik : pasir atau lumpur yang tercampur dengan limbah.

  • - Kimia : bahan pencemar berbahaya (mercury, cadmium, timah

    hitam, dll).

    - Mikrobiologi : bakteri, penyakit, virus, parasit, dll.

    - Radioaktif : bahan-bahan yang dihasilkan PLTN.

    Pertanian dan perkebunan

    - Zat kimia : penggunaan pupuk, pestisida, dll.

    - Mikrobiologi : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran

    ternak, dan cacing tambang di perkebunan.

    - Zat radioaktif : zat kimia radioaktif yang dipakai dalam proses

    pematangan buah, dll.

    g. Parameter pencemaran air

    Agen penyebab penyakit

    Limbah penghabis oksida

    Bahan kimia larut air

    Pupuk organic

    Bahan kimia anorganik

    Bahan seddimen atau suspense

    Radioaktif

    Pances

    h. Dampak pencemaran air

    Kekurangan sumber air

    Sumber penyakit

    Merusak ekosistem sungai

    i. Teknik Pengolahan Air Bersih

    Intake (menyaring benda-benda dari sungai)

    Koagulasi ( + tawas dan diaduk cepat selama 30-9- detik)

    Flokulasi (pengadukan secara lambat)

    Sedimentasi (pengendapan)

    Filtrasi (Penyaringan)

    Clean water

  • Reservoir (diangkat)

    Disalurkan ke rumah-rumah

    Pengolahan (purifikasi) air secara buatan melalui proses :

    Proses koagulasi (penggumpalan)

    Zat yang sering dipakai:

    Alumunium sulfat dosis 10 gram/100L

    Tawas dosis 20 gram/100L

    Dengan penambahan zat penggumpal, butir-butir lumpur akan

    menggumpal dalam waktu kurang dari 5 menit.

    Proses filtrasi (penyaringan)

    Alatnya terdiri dari bejana yang berisi :

    - Kerikil dengan butiran-butiran sebesar 0,5 cm tebal 5 cm

    - Pasir dengan butiran sebesar 0,5 1mm tebal 15 cm.

    Proses disinfeksi (penyuci-hamaan)

    Yang sering digunakan adalah kaporit dengan dosis 1 gram/100L

    air. Untuk orang yang tidak suka dengan bau klor maka air harus

    disaring lagi dengan saringan arang dan batok kelapa karena

    arang akan menyerap klornya.

  • 4. Masalah Sampah

    a. Definisi sampah

    Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak

    disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

    manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

    b. Jenis sampah

    1) Berdasarkan sumbernya

    Sampah alam

    Sampah manusia

    Sampah konsumsi

    Sampah nuklir

    Sampah industri

    Sampah pertambangan

    2) Berdasarkan sifatnya

    Sampah organik (dapat diurai/ degradable)

    Sampah anorganik (tidak terurai/undegradable)

  • 3) Berdasarkan bentuknya

    Sampah padat

    Sampah cair

    Sampah alam

    Sampah manusia

    Sampah konsumsi

    c. Prinsip Pengendalian Sampah

    1) Reduce

    meminimalisir penggunaan barang atau material karena semakin

    banyak barang atau material yang digunakan maka semakin

    banyak pula sampah yang dihasilkan

    2) Reuse

    menggunakan kembali barang barang yang masih bisa dipakai

    agar sampah dapat terkendali, hindari menggunakan barang

    barang sekali pakai.

    3) Recycle

    mendaur ulang barang barang yang sudah tidak terpakai menjadi

    barang baru yang bisa dimanfaatkan

    4) Replace

    mengganti barang barang yang ada dengan barang barang yang

    ramah lingkungan dan tahan lama serta tidak sekali pakai

    d. Dampak Pengolahan Sampah yang Kurang Baik

    1) Terhadap kesehatan :

    Berkembangnya vektor penyakit seperti diare, kolera, DBD

    dan penyakit kulit

    Ada potongan besi, kaca, kaleng dapat menyebabkan

    kecelakaan kerja

    2) Terhadap Lingkungan :

    Lingkungan kurang indah dipandang mata

    Timbulnya bau busuk

    Debu berterbangan

  • Asap pembakaran sampah mengganggu pernafasan

    3) Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat :

    Mencerminkan keadaan sosial masyarakat

    Menurunkan keinginan orang untuk berkunjung ke daerah

    tersebut

    4) Terhadap perekonomian daerah

    Banyak tenaga kerja produktif menjadi sakit dapat

    mengurangi jumlah hasil produksi daerah

    Banyak penduduk tidak sehat, membutuhkan banyak dana

    Penurunan pemasukan daerah atau devisa negara

    Menurunkan sumber kualitas lingkungan dan sumber alam

    tersebut

    Menghambat transportasi barang dan jasa- karena

    pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan

    kemacetan

    5. Masalah Pestisida

    a. Pengertian Pestisida

    Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik

    yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang

    merusak tanaman dan hasil pertanian, memberantas hama air,

    memberantas binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit

    pada manusia dan binatang.

    b. Jenis Pestisida

    1) Menurut sasaran

    Rodentisida untuk tikus

    Insektisida untuk serangga

    Herbisida untuk gulma

    Fungisida untuk jamur

    Bakterisida untuk bakteri

  • Nematisida untuk cacing

    Defoliant untuk daun tumbuhan

    Akarisidauntuk tungau, caplak

    Moluskisida untuk moluska

    Pisisida untuk mengendalikan ikan pengganggu/yang tidak

    dikehendaki

    Repelen untuk mengusir serangga

    Atraktan untuk menarik serangga

    2) Menurut Bahan Aktif

    Bahan organik

    Bahan elemen

    Bahan Kimia

    3) Menurut Cara Kerja dan distribusinya ke dalam tanaman

    Insektisida sistemik

    Insektisida ini diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui

    stomata, akar,dan lentisel batang. Selanjutnya insektisida yang

    sudah masuk ke dalam tanaman beredar ke seluruh bagian

    tanaman.

    Insektisida Non-sistemik

    Insektisida ini tidak diserap oleh tanaman, tetapi hanya

    menempel pada bagian luar tanaman. Serangga akan mati

    apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena

    insektisida.

    Insektisida sistemik local

    Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, tetapi

    tidak bisa ditranskolasikan ke bagian tanaman lainnya.

    c. Kandungan zat kimia pestisida

    Organoclorin

    Tersusun atas ikatan karbon, klorin, hidrogen.Bersifat stabil

    sehingga dapat terakumulasi pada rantai makanan.Contohnya

  • yang paling terkenal adalah DDT yang saat ini dilarang

    penggunaannya.Organoklorin dapat diserap melalui kulit, saluran

    pencernaan, dan saluran pernapasan.Keracunan organoklorin

    dapat mengganggu saraf, depresi, bahkan kematian. Sampai saat

    ini belum ada antidot spesifik untuk organoclorin

    Organophospat

    Tersusun atas ikatan karbon dan fosfat. Terdiri dari:

    1. Parathion (toksisitas tinggi)

    2. Matathion ,fenchlosphor, difenphos (toksisitas lebih rendah)

    3. Menthion, chlorphyripos (efektif tapi mahal)

    4. Keracunan organophospat dapat mengakibatkan hiperhidrosis

    (keringat berlebih), hipersalivasi (airliur berlebih), pupil

    mengecil, mual, muntah, diare, nyeri kepala, kejang, sesak,

    bahkan kematian.

    Sifat Organophosphat :

    - Efektif terhadap serangga yang resisten terhadap chorinatet

    hydrocarbon.

    - Tidak menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan untuk

    jangka waktu yang lama

    - Kurang mempunyai efek yang lama terhadap non target

    organisme

    - Lebih toksik terhadap hewan-hewan bertulang belakang, jika

    dibandingkan dengan organoklorine.

    - Mempunyai cara kerja menghambat fungsi enzym

    cholinesterase.

    Karbamate

    Bahan yang biasa digunakan pada obat nyampuk semprot.Dapat

    meninggalkan residu. Zat ini termasuk paling aman diantara

    organochlorin dan organophosphat.

    d. Cara menggunakan pestisida yang baik dan benar :

    1) Tepat jenis dan mutu

  • Menggunakan pestisida yang terdaftar/diijinkan

    Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah, mudah

    terurai, selektif

    Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan label

    yang lengkap

    Masih berlaku/tidak kadaluarsa

    Pestisida kontak/racun kontak (lambung) tidak sesuai untuk

    hama yang berada dalam jaringan tanaman. Untuk hama yang

    berada dalam jaringan tanaman (penggerek batang padi dapat

    dikendalikan secara efektif menggunakan jenis insektisida

    sistemik).

    2) Tepat waktu, ditentukan dengan memperhatikan:

    Ambang pengendalian yang berlaku. Menunda waktu aplikasi

    pestisida, sehingga apabila populasi hama sangat tinggi akan

    kurang efektif, mahal, dan memicu kekebalan hama terhadap

    pestisida. Musuh alami banyak yang mati, sehingga setelah

    residu pestisida habis, larva yang baru menetas menjadi

    berkembang cepat tanpa musuh alami.

    Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi

    Keadaan cuaca yang memungkinkan. Tidak melakukan

    aplikasi pestisida pada saat banyak embun masih menempel di

    tanaman (terlalu pagi, matahari belum terbit).

    Waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida adalah

    ketika hama berada pada stadium rentan. Larva ulat grayak

    diaplikasi pestisida ketika masih berada dalam stadium /instar

    1-2.

    3) Tepat dosis:

    Jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik

    dengan pestisida pada dosis (konsentrasi dan jumlah volume

    cairan semprot) yang dianjurkan sesuai alat aplikasi yang akan

    digunakan. Konsentrasi pestisida dinyatakan dalam volume

  • formulasi pestisida di dalam satu liter air.Tepat dosis, konsentrasi

    yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya.Dosis

    aplikasi dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif pestisida yang

    digunakan pada areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan

    semprot per satuan luas tertentu. Dosis yang kurang akan

    menyebabkan hama yang diaplikasi tidak mati, bahkan akan

    menjadi kebal karena kemampuannya beradaptasi terhadap

    pestisida yang kurang efektif tersebut.

    4) Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:

    Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk dan jenis

    formulasi

    Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran yang dituju

    Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan operator terjamin

    maka penyemprotan harus dilakukan tidak berlawanan dengan

    arah angin.

    5) Tepat sasaran, hal yang perlu diperhatikan:

    Keefektifan pestisida terhadap jenis hama yang akan diaplikasi

    Gunakan pestisida yang sesuai dengan hama sasaran. Tidak

    semua pestisida efektif untuk semua

    e. Cara penggunaan pestisida menurut UU No 12 tahun 1992 tentang

    budidaya tanaman :

    Penyemprotan (biasanya untuk hama serangga dan ulat)

    Dusting/menabur (untuk rayap)

    Penuangan/penyiraman (biasanya untuk semut dan cacing)

    Injeksi batang (untuk peningkatan mutu tanaman)

    Dipping/pencelupan (untuk biji-bijian)

    Fumigasi/penguapan

    Impegrasi/metode dengan tekanan

    f. Dampak positif pestisida

    Meningkatkan hasil pertanian

  • Dapat diaplikasikan dalam daerah luas dan dalam waktu yang

    sedikit.

    Mengendalikan populasi hama dan gulma

    Mudah diaplikasikan

    g. Dampak negatif pestisida

    Keracunan

    Ekosistem terganggu

    Resistensi hama muncul hama spesies baru yang kebal

    terhadap pestisida

    Menimbulkan penyakit menular

    h. Penyakit yang disebabkan pestisida sebagai berikut:

    Gangguan pernapasan/paru-paru

    Intasi: bronkitis, pneumonia, udema pulmonar

    Debu: fibrosis

    Gangguan hati

    Hepatitis, nekrosis (kerusakan sel), sirosis hati, dan kanker

    hati

    Gangguan ginjal

    Nefrotoksin yang meliputi gagal ginjal akut atau kronis dan

    kanker

    Gangguan jantung pembuluh darah

    Trikloro etilen menyebabkan jantung akut gangguan ritme

    jantung

    Karbonsulfit menyebabkan serangan jantung

    Gangguan saraf

    Neurotoksin: kelumpuhan, terhambatnya fungsi otak,

    penyakit kulit

    Gangguan Darah dan sumsum tulang

    Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik), dan kanker

    darah oleh zat arsin dan benzena

  • Gangguan kulit

    Iritasi dermatitis dan alergi, jerawat, vertiligo (hilangnya pigmen),

    kanker kulit

    Gangguan sistem reproduksi

    Pestisida mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan

    gangguan menstruasi dan fungsi seksual

    Gangguan sistem lain

    Bahan kimia dari pestisida dapat menyerang sistem kekebalan,

    tulang, otot dan kelenjar (tiroid)

    i. Upaya yang dilakukan:

    Supervisi medik

    Penyuluhan kesehatan

    Menggunakan APD ketika bekerja

    6. Penyebaran Vektor dan penanggulangannya

    a. Macam- macam vektor penyakit :

    Nyamuk

    Aedes aegepty : vektor DBD

    Anopheles : vektor malaria

    Culex : vektor chikungunya

    Mansoni

    Lalat

    Musca domestica (lalat rumah), Stomaxys calcitrans (lalat

    kandang), Phemisial (lalat daging), Fanmia (lalat kecil), Glosinna

    morsitans (Tse-tse)

    Tempat perkembangbiakan lalat :

    - Tempat yg basah

    - Benda-benda organik

    - Tinja

    - Sampah basah

    - Kotoran binatang yang menumpuk

  • - Benda-benda yg busuk

    - Luka terbuka

    Kecoa

    Blatta orientalis, Blatella germanica, Periplaneta americana,

    Supella supellectilium

    Tikus

    Norway rat (Rattus norvegicus), roof rat (Rattus rattus), dan

    house mouse (Mus musculus)

    Penyakit-penyakit akibat tikus :

    - Leptospirosis : air kencing tikus, bakteria dari genus Leptospira.

    - Murine Thypus: Infeksi virus R. typhi yang ditularkan kepada

    manusia melalui kutu yang berasal dari tikus

    - Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS): mlli air seni

    Salmonella enterica serovar

    - Typhimurium : gejala diare, kram perut, muntah-muntah

    - Rat-bite fever (RBF): bakteri Streptobacillus moniliformis

    melalui cakaran/gigitan

    Pinjal

    - Hidup/ menempel pd tubuh tikus, tikus mati pinjal tinggalkan

    bangkai tikus & cari host lain manusia juga bisa

    - Menyebabkan alergi, dermatitis

    - Vektor utama penyakit pes

    - Pemberantasan: DDT 5% (dilarang); diazinon 1%; larutan dlm

    minyak tanah

    Penyakit PES adalah penyakit yang disebabkan bakteri Yersinia

    pestis

    Bakteri ini pertama menjangkiti binatang liar, seperti tikus dan

    binatang pengerat lainnya Bakteri pes ditularkan oleh pinjal, dan

    manusia mungkin terinfeksi oleh pinjal yang telah makan dari

    binatang yang terinfeksi

    Kutu

  • 7. Usaha Penanggulangan

    Berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kesehatan

    lingkungan telah dijalankan oleh pemerintah.Dalam ruang lingkup

    yang lebih besar, usaha penanggulangan ini termasuk bagian dari

    usaha pemerintah dalam mengelola lingkungan.Sejak tahun 1992 telah

    dibentuk suatu Panitia Nasional Lingkungan Hidup yang diketuai oleh

    Menteri Penerbitan Aparatur Negara dengan LIPI sebagai

    sekretarisnya.Panitia ini telah berhasil menggariskan beberapa

    kebijaksaan guna mengatur masalah kualitas lingkungan hidup di

    tanah air seperti:

    a. Pengaturan tentang sumber-sumber daya alam, termasuk di

    dalamnya antara lain mengenai kehutanan, pertambangan, dan

    pengairan.

    b. Masalah treansmigrasi dan pengembangan kota/daerah.

    c. Pengaturan tentang kesehatan, termasuk di dalamnya segi-segi

    kesehatan dan radiasi.

    d. Pengaturan tentang masalah yang erat hubungannya dengan

    lingkkungan hidup, yakni pertanian, peternakan, perikanan, dan

    industri.

    Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui

    upaya-upaya sebagai berikut.

    1) Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke

    sungai.

    2) Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang

    dijadikan lokasi wisata.

    3) Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan

    bakar minyak pada wilayah laut.

    4) Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama

    untuk kegiatan industri yang memerlukan air.

    5) Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan

    demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah

  • limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air

    Limbah (IPAL).

    6) Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar

    polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas

    buang.

    7) Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya

    perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau

    sejenisnya yang bersifat merugikan.

    8) Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya

    yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut

    Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu

    LO NO. 3

    A. Masalah sosial budaya dalam bidang kesehatan di wilayah agroindustri

    Faktor budaya

    Budaya berarti tindakan manusia yang dilakukan secara turun-temurun

    dari generasi sebelumnya, budaya sangatlah mempengaruhi tingkh laku

    seseorang dalam memandang pengertian sehat dan sakit. Contohnya pada

    perbedaan konsep sehat sakit karena budaya yang berbeda-beda. Seperti

    masyarakat yang tingga di Riau dengan kunjungan data pasien ke

    puskesmas yang rendah sedangkan angka kematian tinggi, karena mereka

    percaya bahwa sakit itu berasal dari magis. Masyarakat agroindustri

    biasanya masih sangat sederhana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

    Misalnya masih ada masyarakat yang mandi, BAB, BAK, mencuci di

    sungai yang sama. Kemudian masih banyak juga rumah-rumah warga yang

    menjadi satu dengan kandang ternaknya.

    Tingkat pendidikan

  • Kebanyakan tingkat pendidikan masyarakat agroindustry berada di level

    yang relative rendah. Masih ditemukannya sumber daya manusia yang

    kurang memadai dalam menjalankan pekerjaannya dengan system

    ekonomi yang kurang tertata. Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya

    pemakaian APD. Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak

    menggunakan Apd disebabkan kurangnya pengetahuan mereka aka

    pentingnya APD.Contohnya banyak petani yang tidak melindungi diri

    mereka saat penyemprotan pestisida.Padahal hal ini dapat menyebabkan

    kulit mereka iritasi karena terkena senyawa pestisida tersebut.

    Tingkat perekonomian

    Meningkatkan upaya pemihakan bagi masyarakat miskin dengan

    menciptakan iklim ekonomi, pengembangan sektor ekonomi riil. Peralatan

    yang tidak ergonomis yakni peralatan yang tidak sesuai dengan kerja

    alamiah tubuh.misalnya mesin traktor yang getarannya melebihi ambang

    batas yang dapat diterima tubuh.

    Faktor sosial

    Masyarakat tani, terutama masyarakat tani tertinggal sebagai sasaran

    pemberdayaan masyarakat, perlu terus dibina dan didampingi sebagai

    manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Selain

    itu tingkat gotong-royong dan sopan, mendukung.

  • LO NO. 4

    Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja

    Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja

    selamat di tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan

    termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta produksinya.

    Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan

    pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya

    (masyarakat dan lingkungan).

    Di Undang-undang No. 14, Tahun 1969 tentang :

    KetentuKetentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, disebutkan bahwa

    Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,

    kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan

    yang sesuai dengan martabat manusia, moral dan agama. Menurut UU

    No.1 Tahun 70 tahun, mengatur tentang keselamatan kerja di segala

    tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam

    air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum

    Republik Indonesia.

    Kemudian menurut ILO (International Labour Organisation)

    fungsi kesehatan adalah : melindungi pekerja terhadap kesehatan yang

    mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. Membantu

    pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental

    serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya. Memperbaiki

    memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik

    mungkin.

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman

    bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan

    terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan

    lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau

    akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk

    pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.

    Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa

    Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan

    kesehatan pegawai di tempat kerja.

    K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja.Menurut

    Milyandra (2009) Istilah keselamatan dan kesehatan kerja, dapat

    dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama

    mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach)

    dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu

    program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan

    kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied

    science).

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari

    pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya

    bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan,

    maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat

    dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu

    pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan

    risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.(Rijanto, 2010 )

    Tujuan K3

    Secara umum tujuan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) adalah sebagai

    berikut :

  • 1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan

    pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta

    produktivitas nasional.

    2) Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat

    dan sekitar pekerjaan itu,

    3) Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya

    secara aman,efisien dan Efektif.

    4) Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat

    pekerjaan.

    Ruang Lingkup K3

    Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan,

    kapanpun dan di manapun.Tindakan keselamata kerja dilakukan di

    tempat kerja, di lingkungan keluarga /rumah tangga, lingkungan

    masyarakat. Adapun syarat-syarat pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:

    1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

    2) Membuat jalan penyelamatan (emergency exit),

    3) Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK),

    4) Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,

    5) mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,

    6) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis

    7) Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,

    8) Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas, lingkungan dan proses

    kerja

    Ada dua hal dalam penanganan resiko keselamatan kerja, yaitu resiko fisik

    tempat kerja, dan resiko kesehatan kerja. Resiko keselamatan kerja meliputi

    aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kerusakan fisik

    tempat kerja, alat dan manusia. Resiko kesehatan kerja meliputi aspek-aspek

    lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja

    yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian baik fisik maupun psikis

    dalam jangka waktu tertentu.

  • Unsur-unsur penunjang keselamatan dan kesehatan kerja:

    a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja

    b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

    c) Teliti dalam bekerja

    d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan

    kesehatan kerja.

    Menurut Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

    danUndang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa

    kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan mental yang

    memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :

    1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh

    sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak

    tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak

    mengalami gangguan.

    2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni

    pikiran,emosional, dan spiritual.

    a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

    b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

    mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih

    dan sebagainya.

    c. Spiritual sehat tercermin dari caraseseorang dalam

    mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya

    terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha

    Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik

    keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah

    keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-

    aturan agama yang dianutnya.

    3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan

    dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan

  • ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan

    sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

    4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa)

    produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu

    yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya

    secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau

    mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini

    tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku

    adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang

    berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa

    atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan

    kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

    Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960,

    BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang

    bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-

    tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan

    dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang

    disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.

    Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi perhatain karena pekerja

    adalah penggerak atau aset perusahaan konstruksi. Jadi kondisi fisik harus

    maksimal dan sehat agar tidak mengganggu proses kerja seperti

    pernyataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah suatu upaya

    untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik,

    mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,

    pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan

    oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari

    risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan

    pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan

    dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai

    adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.

  • Kecelakaan Kerja

    Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998

    tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang

    dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak

    dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban

    manusia dan atau harta benda.

    Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat

    seseorang melakukan pekerjaan.Kecelakaan kerja merupakan peristiwa

    yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak

    berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.

    (Sheddy Nagara, 2008:177-180)

    Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh

    Thompkin (1982) yang disebut dengan teori Domino (domino sequence

    theory

    Menurut Marihot Tua Efendi (2005 : 316) ada beberapa penyebab

    kecelakaan kerja yaitu :

    1. Faktor manusia

    Manusia memiliki keterbatasan diantaranya lelah, lalai, atau

    melakukan kesalahan-kesalahan.Yang disebabkan oleh persoalan

    pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melakukan

    pekerjaan.

    2. Faktor peralatan kerja

  • Peralatan kerja bisa rusak atau tidak memadai, untuk itu

    perusahaan senantiasa harus memperhatikan kelayakan setiap

    peralatan yang dipakai dan melatih pegawai untuk memahami

    peralatan kerja tersebut.

    3. Faktor lingkungan

    Lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidak aman,

    sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya yang tidak

    memadai.

    Penyakit Akibat Kerja

    Heat Stroke

    Pneumokoniosis (asbestosis, silikosis, tabakosis, bisinosis)

    Green Tobacco Sickness

    Keracunan Pestisida Akut dan Kronis

    Dermatitis kontak

    Kecacingan

    Low Back Pain

    Carpal Tunnel Syndrome

  • Peralatan dan Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    Alat Pelindung Diri

    Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat

    yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau

    sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan

    kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

    IndonesiaNomorPer.08/MEN/VII/2010).

    Pakaian Kerja

    Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia

    terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai

    badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada

    umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian

    kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan

    oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul

    masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap

    tahunnya.

    Sepatu Kerja

    Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap

    kaki.Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang

    tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-

    benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.Bagian

    muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa

    benda dari atas.

    Kacamata Kerja

    Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu

    kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin.Mengingat

    partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak

    terlihat oleh mata.Oleh karenanya mata perlu diberikan

    perlindungan.Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah

    mengelas.

    Sarung Tangan

  • Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis

    pekerjaan.Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi

    tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan

    kegiatannya.Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah

    mengangkat besi tulangan, kayu.Pekerjaan yang sifatnya berulang

    seperti mendorong gerobak cor secara terus-menerus dapat

    mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada

    gerobak.

    Helm

    Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala,

    dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk

    menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan

    untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya

    saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari

    atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk

    menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri

    sendiri.

    Sabuk Pengaman

    Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada

    ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib

    mengenakan tali pengaman atau safety belt.Fungsi utama tali pengaman

    ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat

    bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.

    Penutup Telinga

    Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang

    dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras

    dan bising.Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari

    mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

    Masker

  • Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi

    mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri.Berbagai material konstruksi

    berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu

    kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong,

    mengamplas, mengerut kayu.

    Tangga

    Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum

    digunakan.Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian

    tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.

    P3K

    Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun

    berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan

    pertama di proyek.Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan

    obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.

    Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik

    Indonesia Nomor: Per/Men/2006 Tentang Alat Pelindung Diri, ada beberapa

    tempat yang wajib menggunakan alat pelindung diri. Tempat kerja yang wajib

    APD :

    Peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan

    kecelakaan, kebakaran atau peledakan

    tempat yang dikelola asbes, debu dan serat berbahaya, api, asap,

    gas, kotoran, hembusan angin yang keras,dan panas matahari

    dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut

    atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah

    terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi , bersuhu tinggi

    atau bersuhu sangat rendah

    dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau

    pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk

    bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan

    sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan

  • dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,

    pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,

    peternakan, perikanan

    dilakukan usaha kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik

    dan pelayanan kesehatan kerja

    Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan mineral dan

    logam, minyak bumi dan gas alam; dilakukan pengangkutan

    barang, binatang atau manusia, baik di darat, laut dan udara

    dikerjakan bongkar muat barang muatan di pelabuhan laut, bandar

    udara, terminal, setasiun kereta api atau gudang

    dilakukan penyelaman dan pekerjaan lain di dalam air; dilakukan

    pekerjaan di ketinggian di atas permukaan tanah

    dilakukan pekerjaan dengan tekanan udara atau suhu di bawah atau

    di atas normal (ekstrem)

    dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,

    kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,

    hanyut atau terpelanting;dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur

    atau lubang dan ruang tertutup

    dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

    dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagibagikan atau

    disalurkan listrik, gas, minyak dan air

    Lokasi wajib menggunakan alat pelindung diri harus diumumkan

    tertulis dalam papan pengumuman di tempat kerja tersebut sehingga dapat

    dibaca oleh pekerja atau orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut.

    Pegawai pengawas atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat

    menetapkan tempat-tempat kerja lain yang wajib menggunakan alat

    pelindung diri. Kewajiban Penyediaan Alat Pelindung Diri pengurus wajib

    menyediakan secara cumacuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain yang

    memasuki tempat kerja. dengan ketentuan

    1. Pada pekerja/ buruh yang baru ditempatkan

    2. Pelindung diri yang ada telah kadaluarsa

  • 3. Alat pelindung diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik

    karena dipakai bekerja

    Ada penetapan dan diwajibkan oleh Pegawai Pengawas

    Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan kesehatan kerja di

    perusahaan.Pemilihan alat pelindung diri wajib melibatkan wakil

    pekerja/buruh.Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri dalam

    jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi bahaya dan jumlah

    pekerja/buruh.

    Selain itu, bermacam-macam usaha yang dapat dilakukan untuk

    meningkatkan keselamatan kerja diperusahaan-perusahaan atau tempat-

    tempat kerja, yaitu dengan membuat dan mengadakan:

    1. Peraturan-peraturan, yaitu peraturan perundangan yang berhubungan

    dengan syarat-syarat kerja umum, perencanaan, konstruksi, perawatan,

    pengawasan, pengujian dan pemakaian peralatan industri,

    kewajiban pengusaha dan pekerja, latihan, pengawasan kesehatan

    kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pengujian

    kecelakaan.

    2. Standarisasi :menyusun standar-standar yang bersifat resmi, setengah

    resmi atau tidak resmi yang berhubungan dengan konstruksi yang

    aman dari peralatan industri, keselamatan dan kesehatan kerja, atau

    alat-alat pelindung diri.

    3. Pengawasan : pengawasan terhadap pelaksanaan dan peraturan

    perundangan yang berlaku

    4. Technical research :meliputi hal-hal seperti penyelidikan kandungan

    dan karakteristik dari bahan-bahan berbahaya, mempelajari

    pengamanan mesin, pengujian respirator, penyelidikan tentang cara

    pencegahan gas dan debu yang mudah meledak, menyelidiki bahan

    dan desain yang cocok untuk bahan baku yang digunakan.

    5. Medical Research :meliputi hal-hal yang khusus mengenai

    penyelidikan pengaruh psikologis dan fisiologis dari faktor-faktor

  • lingkungan dan teknologi serta keadaan fisik yang menjurus kepada

    kecelakaan.

    6. Psychological Research: misalnya penyelidikan mengenai pola-

    pola psikologis yang menjurus kepada kecelakaan.

    7. Statistic Research :untuk menentukan berbagai macam dari

    kecelakaan yang terjadi, jumlah, jenis orang-orangnya, operasinya dan

    sebabsebabnya.

    8. Pendidikan :meliputi pengajaran dan pendidikan keselamatan kerja

    sebagai mata pelajaran disekolah-sekolah teknik dan pusat-pusat

    latihan.

    9. Training :misalnya memberikan instruksi atau petunjuk-petunjuk

    praktek kepada para pekerja dan pekerja-pekerja yang baru masuk,

    mengenai hal keselamatan dan kesehatan kerja.

    10. Penerangan :misalnya menanamkan pengertian dan kesadaran

    keselamatan dan kesehatan kerja kepada para pekerja dengan cara

    pembinaan dan penertiban dan lain-lain.

    11. Asuransi :misalnya memberikan insentif keuangan untuk

    meningkatkan usaha pencegahan kecelakaan, umpamanya dalam

    bentuk pemberian reduksi terhadap premi yang dibayar oleh pihak

    pengusaha, apabila ternyata tingkat kecelakaan dalam pabriknya

    menurun.

    B. PHBS dalam lingkungan Agroindustri

    1. Perlunya Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat

    Kerja

    Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat merupakan hal yang

    diinginkan dan menjadi hak asasi setiap pekerja, karena itu menjadi

    kewajiban semua pihak untuk ikut memelihara, menjaga dan memper-

    tahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif dengan

    melaksanakan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

    Tempat Kerja.

  • Beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi kesehatan akan dapat

    dikontrol bila setiap pekerja selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dan

    bekerja di lingkungan yang sehat.

    PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk member-dayakan para pekerja

    agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

    serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

    2. Tujuan Perilaku HidupBersih dan Sehat di Tempat Kerja

    Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.

    Meningkatkan produktivitas kerja.

    Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

    Menurunkan angka absensi tenaga kerja.

    Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.

    Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan

    masyarakat.

    3. Indikator PHBS di Tempat Kerja

    Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian,

    tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat

    pekerja di tempat kerja :

    1. Tidak merokok di tempat kerja

    2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

    3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

    4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan

    sesudah buang air besar dan buang air kecil

    5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

    6. Menggunakan air bersih.

    7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

    8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri

    (APD) sesuai jenis pekerjaan.

  • 4. Manfaat PHBS di Tempat Kerja

    Bagi Pekerja:

    Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

    Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan

    penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.

    Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf

    hidup bukan untuk biaya pengobatan.

    Bagi Masyarakat:

    Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar

    tempat kerja.

    Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh

    tempat kerja setempat.

    Bagi Tempat Kerja :

    Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif

    terhadap pencapaian target dan tujuan.

    Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.

    Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.

    Bagi Pemeinerintah Provinsi dan Kahupaten/Kota :

    Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra

    pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk

    peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.

    Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan

    PHBS di Rumah Tangga.

    Instansi Terkait:

    Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.

    Dukungan buku panduan dan media promosi.

    5. Langkah-LangkahPembinaan PHBS di Tempat Kerja

    Analisis Situasi

    Pimpinan di Tempat Kerja melakukan pengkajian ulang tentang ada

    tidaknya komitmen dan kebijakan tentang pembinaan PHBS di

  • Tempat Kerja serta bagaimana sikap dan perilaku pekerja terhadap

    kebijakan tersebut. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar

    membuat kebijakan.

    Pembentukan Kelompok Kerja

    Penyusunan Kebijakan PHBS di Tempat Kerja

    Pihak Pimpinan Tempat Kerja mengajak bicara/ berdialog pekerja

    dan serikat pekerja tentang :

    Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di Tempat Kerja.

    Rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di Tempat Kerja.

    Penerapan PHBS di Tempat Kerja berserta antisi-pasi kendala

    dan solusinya.

    Menetapkan penanggung jawab PHBS di Tempat Kerja dan

    mekanisme pengawasannya.

    Cara sosialisasi yang efektif bagi masyarakat pekerja.

    Kemudian pimpinan membentuk Kelompok Kerja Penyusunan

    Kebijakan PHBS di Tempat Kerja.

    Pembuatan Kebijakan PHBS di tempat kerja

    Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara

    melaksanakannya.

    Penyiapan Infrastruktur

    Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan

    pengawas PHBS di Tempat Kerja.

    Instrumen Pengawasan.

    Materi sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja.

    Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat

    yang strategis di tempat kerja.

    Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Tempat Kerja.

    Pelatihan bagi pengelola PHBS di Tempat Kerja.

    Sosialisasi Penerapan PHBS di tempat kerja

    Sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja dan lingkungan

  • internal.

    Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di Tempat Kerja.

    Penerapan PHBS di tempat kerja

    Penyampaian pesan PHBS di Tempat Kerja kepada pekerja

    seperti melalui penyuluhan kelompok, media poster, stiker, papan

    pengumuman, dan selebaran.

    Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di Tempat Kerja seperti

    air bersih, jamban sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan, sarana

    olahraga, kantin sehat.

    Pelaksanaan pengawasan PHBS di Tempat Kerja.

    Pengawasan dan Penerapan Sanksi

    Pengawas PHBS di Tempat Kerja mencatat pelanggaran dan

    menerapkan sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh

    tempat kerja atau daerah setempat.

    Pemantauan dan Evaluasi

    Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang

    kebijakan yang telah dilaksanakan.

    Lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan dan putuskan

    apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.

    6. Dukungan Untuk Pembinaan PHBS di Tempat Kerja

    Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :

    Mengeluarkan kebijakan tentang Pembinaan PHBS di Tempat Kerja

    berupa peraturan/surat edaran/ instruksi/himbauan maupun dukungan dana.

    Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat

    Kerja di wilayah kerjanya.

    Pimpinan Tempat Kerja :

    Mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pembinaan PHBS di

    Tempat Kerja.

    Menyediakan sarana untuk penerapan PHBS di Tempat kerja seperti :

    sarana olahraga, kantin sehat, penyediaan air bersih, jamban sehat, tempat

  • cuci tangan, tempat sampah , Alat Pelindung Diri (APD) media promosi dan

    Iain-lain.

    LO NO. 5

    Dasar Hukum K3

    Undang-undang yang mengatur tentang K3:

    Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :

    Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

    Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan

    tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.

    Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

    Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan

    berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan

    kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke

    tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada

    pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para

    pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat

    dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja

    yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang

    Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap

    pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan

    masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.

    Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan

    penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

    Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

    Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan

    dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti

    sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

    Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah

    juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden

  • terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

    diantaranya adalah :

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang

    Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas

    Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

    Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan

    Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan

    Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul

    Akibat Hubungan Kerja

    Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :

    Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas

    atau ahli keselamatan kerja

    Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan

    Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan

    yang diwajibkan

    Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan

    kesehatan yang diwajibkan

    Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan

    kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan

    olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai

    pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.

    Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang

    yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau

    bagiannya yang berdiri sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang -

    Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Pengurus bertanggung jawab untuk :

    Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari

    tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai

    dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan padanya.

  • Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara

    berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh

    Direktur

    Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :

    o Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam

    tempat kerjanya

    o Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam

    semua tempat kerjanya

    o Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

    o Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya

    Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan

    kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam

    pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan.

    Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang

    dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

    Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua

    syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan

    semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang

    bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan

    menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja

    LO NO. 6

    Upaya Revitalisasi Lingkungan

    - Cara-cara:

    Mengetahui penyebab masalah utama

    Menentukan cara untuk mengatasi

    Perencanaan yang terarah, efektif dan efisien

    Pengendalian faktor resiko

    Penerapan standar yang sesuai, misalnya standar minimal kerja

    Memberi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan

    Meningkatkan kesehatan petani

  • Melakukan evaluasi

    Pemberdayaan petani

    - 6 komponen agromedis:

    Kesehatan keluarga

    Kesehatan Kerja

    Kesehatan Komunitas

    Kegawatdaruratan

    Kesehatan Kulit

    Kesehatan Lingkungan

    - Aspek-aspek revitalisasi:

    Aspek fisik (melihat lingkungan)

    Aspek ekonomi (melihat pekerjaan)

    Aspek sosial (melihat kebiasaan)

    LO NO. 7

    Peran Dokter dalam Lingkungan Agroindustri

    1. Peran Dokter dalam agromedis, kesehatan kerja dan kesehatan

    lingkungan

    Peran dokter dalam dunia kesehatan kerja berarti dokter bekerja atau

    ditugasi untuk memberikan pelayanan kesehatan disuatu perusaan atau

    dapat disebut ebagai dokter perusahaan. Dokter perusahaan adalah dokter

    yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan serta memimpin dan menjalankan

    pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja di perusahaan yang bersangkutan

    (Sumamur, 2009). Pada banyak perusahaan, berbagai peraturan pemerintah

    yang mengatur tentang pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja tidak

    dipatuhi, sehingga dengan keberadaan dokter perusahaan diharapkan

    pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan yang ada dapat dijalankan

    (Kuncoro, 2008).

    Peran dokter perusahaan idealnya adalah sebagai dokter yang

    memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai standar profesi kedokteran

  • kerja, tidak hanya sekedar sebagai dokter yang melakukan praktik di dalam

    klinik saja (Arnold & Guidotti, 2013). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 3 tahun 1982 pasal 5 dan 6.

    Sementara itu, peran lain dokter perusahaan adalah sebagai tenaga kerja

    yang bertanggung jawab atas pekerjaannya terhadap perusahaan (Sing,

    1978) dan sebagai penengah antara kepentingan perusahaan dengan tenaga

    kerja dalam perusahaan (Sumamur, 2009).

    Tugas dokter perusahaan (menurut Komunitas/keluarga PSPD

    Unja)

    1. Pemeriksaan kesehatan TK

    2. Binwas penyesuaian pekerjaan terhadap TK

    3. Binwas Lingkungan kerja, keselamatan kerja, perlengkapan saniter

    4. Pencegahan penyakit umum dan PAK

    5. Menyelenggarakan latihan P3

    6. Pendidikan kesehatan untuk TK

    7. Memberikan saran tentang perencanaan dan pembuatan tempat kerja,

    APD, gizi kerja

    8. Membantu usaha rehab TK

    9. Binawas terhadap TK yang mempunyai kelainan tertentu dalam

    kesehatannya

    10. Pengembangan kebijakan dan program kerja

    11. Memberikan laporan berkala PKK pada perusahaan

    A. Aspek Jabatan

    - Konsultasi bidang kesehatan

    - Penghubung TK-Manajemen bidang kes

    - Pelaksana aturan kesehatan yang telah disepakati

    B. Aspek Profesi

    - Pelaksanaan upaya kesehatan kerja

    - Penggerak aktifitas K3

    Tugas utama dokter dalam suatu Industri (Harington dan Gill)

    1. Mengenali lingkungan kerja

  • 2. Menjalankan ketrampilan klinis dalam deteksi dini penyakit

    3. Menguasai peraturan dan undang-undang yang terkait

    4. Melakukan pemeriksaan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan

    pemeriksaan khusus

    5. Bertanggungjawab sera administratif atas perawat dan penolong pertama

    6. Memberikan pengobatan

    7. Memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan

    8. Melakukan rehabilitasi

    9. Mengajar dan mengadakan riset

    10. Menjadi penasihat pekerja secara perorangan, manajer, serikat buruh, dan

    petugas keslamatan

    11. Memelihara dan membaaca rekam medis dan catatan lingkungan

    12. Melakukan surveilan pada kelompok dengan risiko khusus, s