Resume Skenario 1 Blok 15 Kel.B

download Resume Skenario 1 Blok 15 Kel.B

of 64

description

Resume Skenario 1 Blok 15 Kel.B

Transcript of Resume Skenario 1 Blok 15 Kel.B

ANATOMI MATA

RESUME SKENARIO 1GANGGUAN GERAK DAN MEMORIOleh :Ahmad Danial

(072010101002)

Jualita Heydi

(072010101008)Ainun Amaliyah(072010101010)

Fahriansyah Mega P(072010101017)

Noverio Haris S

(072010101020)

Sarrah Kusuma D(072010101028)

Lintang Desi A P(072010101029)

Siti Hajar Putri D Y(072010101035)Ali Sibra M

(072010101039)Aktaruddin A Santoso(072010101044)

Siti Rochmanah O S(072010101049)

Teddy Wijaya

(072010101055)

Stephanie Hellen H (072010101067)Taufan Margaret(062010101060)FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2009Skenario 1: Penglihatan Kabur

Skenario:

PERMASALAHAN :1. Anatomi Mata

2. Histologi Mata

3. Fisiologi Mata

4. Gangguan Refraksi :

a. Miopi

b. Hipermetropi

c. Astigmatismus

d. Presbiobi

e. Strabismus

f. Afakia

5. Gangguan Lapang Pandanga. Diplopia

b. Skotomac. Retinitis Pigmentosa

d. Ambliopia

e. Hemianopsia

6. Gangguan Penglihatan Mata Turun Mendadak Tanpa Mata Merah:

a. Ablatio Retina

b. Oklusi Artei Retina Central

c. Oklusi Vena Retina central

7. Gangguan Penglihatan Mata Turun Perlahan:

a. Senile Macula Degeneration

b. Retinopati Diabetes

c. Retinopati HipertensifANATOMI MATAA. Struktur aksesori mata

1. Orbita

Lekukan tulang yang berisi bola mata Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata,sisa rongga berisi jaringan ikat dan adiposa, serta otot mata ekstrinsik

Terdapat dua lubang pada orbita ; Foramen Optik berfungsi untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmikus, dan Fisura Orbital Superior sebagai lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot mata.

2. Otot-otot ekstrinsik penggerak bola mata M. Rectus superior, M. Rectus inferior, M. Rectus medialis, M. Rectus lateralis, M. Obliquus superior, M. Obliquus inferior.

3. Palpebra Terdiri dari : Permukaan kulit, otot-otot orbikularis, suatu lapisan kolagen kuat(lempeng tarsal), suatu lapisan epitel, konjungtiva, berlanjut sampai ke bola mata. Otot levator berjalan kearah kelopak mata atas dan berinsersi pada lampang tarsal, dipersarafi oleh N III

4. Fisura palpebral Ruang antara kelopak mata atas dan bawah, ukurannya berbeda setiap individu dan menentukan penampakan mata

5. Kantus medial dan lateral Terbentuk dari sambungan medial dan lateral kelopak mata

6. Karunkel Elevasi kecil pada sambungan medial yang berisi kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

7. Konjungtiva Lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap kelopak (konjungtiva palpebral) dan terlipat kembali diatas permukaan anterior bola mata (konjungtiva bulbar) 8. Lempeng tarsal Terdapat kelenjar Meibomian yang mensekresi barier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihan pada kelopak mata bagian bawah.9. Aparatus lakrimal Penting untuk produksi dan pengaliran air mata

Air mata mengandung garam, mukosa, dan lisozim, suatu bakteriosid

Berkedip menekan kelenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata keluar melalui pungtum papila lakrimal yang menyambung ke kantung lakrimal. Kantung membuka ke dalam duktus nasolakrimal, yang selanjutnya masuk ke rongga nasal.B. Struktur mata

1. Tunika Fibrosa ( Lapisan terluar yang keras pada bola mata

Sklera : memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot ekstrinsik Kornea : perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata, bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya2. Tunika Vaskular (uvea) ( Lapisan tengah bola mata yang terdapat banyak vaskularisasi Koroid : bagian yang terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya, merupakan bagian yang sangat tervaskularisasi dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensorium Badan siliaris : penebalan di bagian anterior koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris yang berperan dalam akomodasi.

Iris : perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening dan terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis untuk mengendalikan diameter pupil

Pupil : ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk masuk ke interior mata

3. Lensa

Struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil sangat elastis.4. Rongga mata ( dibagi oleh lensa mata Rongga anterior yang berisi aqueous humour, suatu cairan bening yang di produksi prosesus ciliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea serta mempertahankan bentuk mata, mengalir ke saluran schlemm dan masuk ke sinus venosus Rongga posterior terletak diantara lensa dan retina dan berisi vitreous humour, semacam gel transparan yang juga berperan mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea5. Tunika Nervosa (Retina) ( Lapisan terdalam mata yang merupakan lapisan tipis dan transparan terdiri dari lapisan terpigmentasi dan jaringan saraf

Lapisan terpigmentasi luar ,pada retina melekat pada lapisan koroid, adalah lapisan tunggal sel epitel kuboid yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi menyerap cahaya berlebih serta mencegah terjadinya refleksi internal berkas cahaya

Lapisan jaringan saraf dalam (optical) dimana terdapat sel batang dan kerucut sebagai reseptor foto sensitif serta berbagai jenis neuron yang berperan dalam penglihatan Bintik buta (diskus optik) : titik keluar saraf optik yang mana tidak ada fotoreseptor pada area ini.

Lutea makula

Fovea : pelekukan sentral makula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut, merupakan pusat visual mata. Bayangan yang terfokus disini akan di interpretasi dengan jelas dan tajam oleh otak

Jalur visual ke otak

Saraf optik terbentuk ari akson sel-sel ganglion yang keluar dari mata dan bergabung tepat di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optikum

Pada kiasma optik, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian temporal setiap retina tetap berada di sisi yang sama sedangkan serabut neuron nasal menyilang

Setelah kiasma optik, serabut akson membentuk traktus optikus yang memanjang untuk bersinaps dengan neuron dalam nuklei genukulasi lateral talamus. Aksonnya menjalar ke cortex calcarina (area 17, lobus oksipital) Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior, okulomotorik, dan nuklei pratektum untuk berpartisipasi dalam refleks pupil dan siliarisHISTOLOGISetiap mata tediri atas 3 lapis konsentris :

Lapisan luar terdiri atas sklera dan kornea

Lapisan tengah (lapisan vascular atau traktus uveal) terdiri atas koroid, korpus siliar, dan iris

Lapisan dalam (jaringan saraf) terdiri atas retina berhubungan dengan SSP melalui sarf optikus.LAPISAN LUAR BOLA MATA

SKLERA

Sklera menyusn 5/6 posterior mata yang opak dan berwarna putih. Sklera terdiri atas jaringan ikat padat yang liat, terutama terdiri atas berkas kolagen pipih yang berjalinan namun tetap paralel terhadap organ, cukup banyak substansi dasar, dan beberapa fibroblas. Sklera relatif avaskular.

Permukaan luar sklera (episklera) dihubungkan pleh oleh sebuah sistem longgar serat-serat kolagen halus yang disebut simpai Tenon. Di antara sklera dan simpai Tenon terdapat ruang Tenon, ruang longgar inilah yang memungkinkan bola mata dapat bergerak memutar ke segala arah.Lapisan skleral :

Di luar sklera

Terdiri dari jaringan ikat kendor

Mengandung celah yang berisi cairan limfa disebut ruang episkleral dari Tenon.

Lamina fuska :

Lapisan di bawah skera, berbatasan dengan koroid

Mengandung sabut kolagen yang padat tapi halus

Mengandung banyak sel-sel pigmen.

Kapsula dari Tenon / selubung fascia bola mata

Lapisan terluar bola mata

Terdiri atas jaringan ikat

Melapisi tepi luar dari ruang episklera.KORNEA

Seperenam bagian anterior mata tidak berwarna dan transparan. Potongan melintang kornea menunjukkan bahwa kornea tesusun atas 5 lapisan, yaitu : epitel, membran Bowman, stroma, membran Descement, dan endotel.

EpitelEpitel kornea berlapis pipih tanpa lapisan tanduk dan tersusun atas 5-6 lapisan sel. Pada bagian basal epitel ini banyak gambaran mitosis yang menggambar-kan kemampuan regenerasi yang hebat dari kornea. Masa pergantian sel-sel ini +7 hari. Sel-sel permukaan korena menampakkan mikrovili yang terjulur ke dalam ruang yang diisi lapisan tipis air mata pra-kornea, yaitu lapisan pelindung yang terdiri atas lipid dan glikoprotein setebal lebih kurang 7 m. Kornea memiliki suplai saraf sensoris yang paling banyak di antara jaringan mata.

Membran Bowman

Lapisan homogen yang terletak di bawah epitel kornea. Tebalnya 7-12 m. Membran ini tersusun atas serat-serat kolagen yang bersilangan secara acak dan pemadatan substansi interselular namun tanpa sel. Membran ini sangat membantu stabilitas dan kekuatan kornea serta pelindung dari trauma dan kuman yang masuk.

StromaTerdiri atas banyak lapisan berkas kolagen paralel yang saling menyilang tegak lurus. Merupakan 90% dari seluruh tebal kornea.Membran Descement

Struktur homogen setebal 5-10 m, terdiri atas filamen kolagen halus yang tersusun berupa jalinan 3 dimensi.

EndotelTerdiri dari epitel selapis pipih. Sel-sel ini memiliki organel khusus yang secara aktif mentranspor dan membuat protein untuk sekresi, yang mungkin berhubungan dengan pembuatan dan pemeliharaan membran Descement. Endotel dan epitel kornea berfungsi untuk mempertahankan kejernihan kornea.

Batas korena-sklera adalah limbus, suatu peralihan dari berkas-berkas kolagen bening (kornea) menjadi srat-serat buram putih (sklera). Daerah ini sangat vaskular. Di daerah limbus dalam (lapisan stroma) saluran-saluran tak teratur berlapiskan endotel (jalinan trabekula) menyatu membentuk kanalis Schlemm yang berfungsi untuk meresorbsi aquous humor. Kanalis Schlemm ini terhubung ke sistem vena

LAPISAN TENGAH BOLA MATA/ UVEATerdiri dari atas :

Koroid

Korpus siliaris dan proc siliaris

irisKOROID

Lapisan yang sangat vaskular, di antara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak fibroblas, makrofag, limfositsel sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin. Juga terdapat melanosit yang memberi lapisan ini warna hitam yang khas. Di antara lapisan koroid dan retina terdapat lapisan koriokapiler yang banyak pembuluh darah kecil. Lapisan ini penting untuk nutrisi retina.

Ada 3 lapisan :

epikoroid terdiri dari jaringan ikat yang halus mengandung sabut elastis dan sel kromatoform

vaskuler terdiri dari jaringan ikat kendor ada 2 lapis :

stratum koriovaskuler

merupakan lapisan luar yang mengandung arteri dan vena besar, dan sel berpigmen

stratum koriokapiler

lapisan sebelah dalam dan mengandung kapiler yang halus.

Lamina vitrea/bruch`s membrane

Memisahkan stratum koriokapiler dengan lapisan luar retina.KORPUS SILIARIS

cincin tebal yang utuh pada permukaan dalam sklera. Struktur histologis korpus siliaris pada dasarnya adalah jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin, pembuluh darah, dan melanosit, yang mengelilingi muskulus siliaris.

Pada korpus siliaris terdapat juluran-juluran mirip rabung yang disebut prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris ini muncul serat-serat zonula zeinn yang berfungsi untuk memfiksasi lensa. Perbatasan antara prosessus siliaris dengan zonula zeinn terdapat sel-sel yang berfungsi untuk memproduksi aquous humor.

Stroma korpus siliaris terdiri dari jaringan ikat kendor yang sangat vaskuler dan mengandung muskulus siliaris. Muskulus dibagi menjadi 3 kelompok :

Kelompok meridional luar = sabut dari brucke

Kelompok radial tengah

Kelompok sirkuler tengah = sabut dari mullerIRIS

Iris adalah perluasan koroid yang untuk sebagian menutupi lensa, menyisakan lubang bulat di tengah yang disebut pupil. Pupil dibentuk oleh lapisan sel pigmen yang tidak utuh dan fibroblas. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah, beberapa serat, banyak fibroblas, dan melanosit. Fungsi melanosit adalah untuk mencegah berkas cahaya yang tidak seharusnya. Ruang disebelah anterior lensa dibagi menjadi 2:

Kamar mata anterior / camera oculi anterior

Kamar mata posterior / camera oculi posterior

Pada iris terdapat muskulus dilator pupil dan muskulus sfingter. Muskulus dilator pupil tersusun radier, dipengaruhi oleh saraf simpatis, dan berfungsi untuk melebarkan pupil. Sedangkan muskulus sfingter pupil tersusun konsentris/ sirkuler, dipengaruhi oleh saraf parasimpatis, dan berfungsi untuk menyempitkan pupil.

LENSA

Merupakan struktur bikonkaf yang merupakan membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri atas kolagen tupe IV dan glikoprotein amorf.

RETINA

Retina merupakan lapisan terdalam bola mata. Terdiri atas bagian posterior yang fotosensitif (disebut juga retina pars optika), dan bagian anterior yang tidak fotosensitif.

Retina pars optika terdiri atas 3 sel utama:

lapisan luar sel-sel fotosensitif, yaitu batang (rods) dan kerucut (cones)

lapisan tengah neuron bipolar, menghubungkan batang dan kerucut dengan sel-sel ganglion

lapisan dalam sel-sel ganglion yang berhubungan dengan sel-sel bipolar melalui dendritnya dan mengirim akson ke SSP. Akson-akson ini berkumpul pada papila optikus membentuk nervus optikus.

Sebenarnya ada 10 lapisan di retina:

lapisan epitel berpigmen (lapisan sel kuboid yang mengandung pigmen fusin

lapisan kerucut dan batang ( terdiri dari dendrit sel kerucut dan sel batang

lapisan limitan eksterna ( sabut penyangga dari Muller

stratum nukleare eksterna( dibentuk oleh inti sel batang dan sel kerucut.

stratum pleksiform eksterna (akson sel batang dan sel kerucut mengadakan sinaps dengan dendrit sel bipoler.

stratum nukleare internum (inti sel bipoler dan sel neuroglia membentuk sabut penyangga dari muller. Terdapat inti saraf lainnya :

1. sel amakrin (bentuk seperti buah pear. Merupakan neuron penghubung dan neuron centrifugal.

2. Sel horisontal ( dendrit berakhir seperti kreranjang (basket) dan merupakan neuron penghubung yang menghubungkan sel koni di area yang satu dengan sel batang / sel koni di area yang lain.

stratum pleksiform internum ( akson sel bipoler mengadakan sinaps dengan dendrit sel ganglion.

lapisan sel-sel ganglion ( terdapat sel ganglion.

lapisan sabut-sabut saraf ( akson sel ganglion. Setelah mencapai bagian terdalam retina, akson akan membelok dan berjalan sejajar ke arah nervus optik keluar meninggalkan retina.

lamina limitan ( terdiri dari sabut muller yang menuju ke arah dalam.Sel batang

Adalah sel halus dan langsing (50 x 3 m), mengandung pigmen yang disebut ungu visual atau rhodopsin yang memutih oleh cahaya yang mengawali rangsangan visual. Retina manusai memiliki +120 juta sel batang. Mereka sangat sensitif terhadap cahaya dan berperan sebagai reseptor pada intensitas cahaya yang rendah seperti waktu senja atau malam hari.

Sel kerucut

Merupakan neuron panjang (60 x 1,5 m). Strukturnya mirip sel batang. Retina manusia diperkirakan mempunyai 6 juta sel kerucut. Sekurang-kurangnya terdapat 3 jenis sel kerucut fungsional yang masing-masing mengandung fotopigmen iodopsin dalam jumlah yang bervariasi. Sensitivitas maksimum setiap jenis kerucut berturut-turut terdapat pada daerah merah, hijau, atau biru pada spektrum cahaya yang terlihat (visible spectrum). Kerucut hanya peka terhadap cahaya dengan intensitas tinggi dan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada batang.Makula lutea makros bewarna kuning ( mengandung pigmen kuning

didekat kutub posterior bola mata.

Mempunyai sel batang yang sangat berkurang

Fovea sentralis Lekukan di tengah makula lutea Avaskuler

Tipis ( tinggal sel kerucut dan sel epitel berpigmen

Pusat untuk mendapat ketajaman penglihatan terbesar.

Discus optikus Bentukan dimana sabut saraf di retina meninggalkan bola mata Papil saraf optik membentuk lekukan ( excavatio papilla nervi optici di bagian tengahnya berjalan arteri centralis dan vena centralis.STRUKTUR TAMBAHAN DARI MATA

Konjungtiva

Adalah membran mukosa tipis dan transparan yang menutupi bagian anterior mata sampai kornea dan permukaan dalam kelopak mata. Ia berupa epitel berlapis silindris dengan banyak sel goblet dan lamina proprianya terdiri atas jaringan ikat longgar.

Kelopak Mata (Palpebra)

Adalah lipatan jaringan yang dapat digerakkan dan berfungsi melindungi mata. Kulit kelopak ini longgar dan elastis.

Pada kelopak terdapat 3 jenis kelenjar:

Kelenjar Meibom : kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal. Kelenjar Meibom menghasilkan substansi sebaseus yang membentuk lapisan berminyak pada permukaan film air mata, membantu mencegah penguapan secara cepat dari air mata normalnya

Kelenjar Zeis : kelenjar sebasea yang lebih kecil yang dimodifikasi dan berhubungan dengan bulu mata

Kelenjar Moll : kelenjar keringat yang mencurahkan sekretnya ke dalam folikel bulu mata.

Alat Lakrimal

Terdiri atas kelenjar lakrimal, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis.

Kelenjar lakrimal adalah kelenjar penghasil air mata yang terlaetak di bagian anterior superior temporal dari orbita. Ia terdiri atas sejumlah lobus kelenjar terpisah dengan 6-12 duktus ekskretorius yang menghubungkan kelenjar dengan forniks konjungtiva superior. Sel mioepitel yang berkembang baik memeluk bagian sekresi kelenjar ini. Sekret kelenjar ini mengalir menuruni konjungtiva bulbi dan palpebra, membasahi permukaan struktur-struktur ini. Ia mengalir ke dalam kanalikuli lakrimalis melalui pungtum lakrimalis, lubang-lubang bulat bergaris tengah 0,5 mm pada aspek medial tepian kelopak atas dan bawah. Kanalikuli yang bergaris tengah sekitar 1 mm, panjang 8 mm bergabung membentuk kanalikulis komunis tepat sebelum membuka ke dalam sakus lakrimalis. Kanalikuli dilapisi oleh epitel selapis pipih tebal

Sakus lakrimalis adalah bagian melebar dari sistem saluran air mata yang terletak dalam fossa lakrimalis tulang. Duktus nasolakrimalis adalah lanjutan ke bawah dari duktus nasolakrimalis. Ia membuka ke dalam meatus nasal inferior. Sakus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis dilapisi epitel berlapis silindris bersilia.

FISIOLOGI PENGLIHATAN

SISTEM OPTIK MATA

Mata diibaratkan sebuah kamera. Mata mempunyai susunan lensa, system diafragma yang dapat berubah ubah, dan retina yang disamakan dengan film pada kamera. Susunan lensa mata terdiri atas 4 perbatasan refraksi:

1. Perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara

2. Perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humos aqueus

3. Perbatasan antara humos aqueus dan permukaan anterior lensa

4. Perbatasan antara permukaan posterior lensa dan vitreus humor

Indeks bias udara adalah 1, kornea adalah 1,38, humous aqueus 1,33,lensa mata 1,40, sedangkan humour vitreus 1,34.

MEKANISME AKOMODASI

Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastic yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein dan serabut serabut transparan. Bila lensa berada dalam keanaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, maka lensa dianggap berbentuk hampir sferis, akibat elastisitas dari kapsul lensa. Pada lensa, terdapat kira kira 70 ligamen yang sangat tidak elastic yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi lensa ke arah lingkar bola mata. Ligamen ini secara konstan diregangkan oleh perlekatannya ke badan siliar pada tepi anterior koroid dan retina. Regangan pada ligamen ini menyebabkan lensa relative datar pada keadaan istirahat.

Ligamen lensa melekaat di badan siliar yang merupakan suatu otot yang disebut M. Siliaris. Otot ini memiliki 2 perangkat serabut otot polos, yaitu : serabut meridional dan serabut sirkular. Serabut meridional membentang sampai peralihan kornea-sklera. Kalau serabut ini berkontraksi, bagian perifer dari ligament lensa tadi akan tertarik ke depan dan bagian medialnya kea rah kornea, sehingga regangan terhadap lensa akan berkurang sebagian. Serabut sirkular tersusun melingkar mengelilingi bagian dalam mata, sehingga sewaktu berkontraksi terjadi gerak seperti sfingter, jarak antar pangkal ligament mendekat, dan sebagai akibatnya regangan ligament terhadap kapsul lensa berkurang. Jadi, bila otot siliaris melakukan relaksasi lengkap, kekuatan dioptri lensa mata berkurang menjadi sekecil mungkin yang dapat dicapai oleh lensa. Sebaliknya, jika otot siliaris berkontraksi sekuat kuatnya, kekuatan lensa menjadi maksimal.

Otot siliaris hamper seluruhnya diatur oleh sinyal saraf parasimpatis yang dijalarkan ke mata dari nucleus saraf cranial III pada batang otak. Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya akan meningkatkan daya bias.

DIAMETER PUPIL

Rangsangan saraf parasimpatis merangsang otot sfingter pupil, sehingga memperkecil celah pupil. Hal ini disebut Miosis. Sebaliknya, rangsangan saraf simpatis merangsang serabut radial iris dan menimpulkan dilatasi pupil. Hal ini disebut Midriasis.

Jika cahaya disinari ke dalam mata, pupil akan mengecil, reflex ini disebut reflex cahaya pupil. Jaras saraf untuk reflex ini diperlihatkan oleh 2 jalur jaras. Bila cahaya mengenai retina, terjadi impuls yang mula mula berjalan melalui Nukleus Optikus dan kemudian ke Nukleus Pretektalis. Dari sini, impuls berjalan ke Nukleus Eddinger-Westphal dan akhirnya kembali melalui saraf parasimpatis untuk mengkonstriksikan sfingter iris. Dalam keadaan gelap, reflex ini dihambat, sehingga mengakibatkan dilatasi pupil. Diameter pupil minimal adalah 1,5 mm, sedangkan diameter maksimalnya adalah 8 mm.

CAIRAN INTRA OKULAR

Cairan intra ocular terdiri atas 2 jenis, yaitu : Humour aqueus dan Vitreus Humour. Humour Aqueus terletak di rongga anterior mata, sedangkan Vitreus Humour terletak di rongga posterior mata. Humour aqueus adalah cairan yang mengalir bebas, sedangkan Vitreus Humour adalah sebuah masa dengan gelatin dan dilekatkan oleh sebuah jaringan fibriler halus yang terutama tersusun dari molekul proteoglikan yang sangat panjang, yang kemudian biasa disebut Badan Vitreus.

Humour aqueus dibentuk dalam mata rata rata 2 3 mikroliter/menit. Cairan ini dibentuk oleh Processus siliaris kemudian masuk ke ruang anterior mata yang dilanjutkan masuk ke kanalis Schlemn.RETINA

Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola mata vertebrata dan cephalopoda. Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.

Retina memiliki sel fotoreseptor ("rods" dan "cones") yang menerima cahaya. Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang lain, dan diubah menjadi potensi aksi pada sel ganglion retina. Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan peran penting dalam persepsi visual. Pada tahap embrio, retina dan syaraf optik berkembang sebagai bagian dari perkembangan luar otak.

Jenis jenis sel saraf yang terdapat pada retina adalah sebagai berikut :

a. Fotoreseptor : Sel batang dan sel kerucut

b. Sel Horizontal

Sel ini menjalarkan sinyal secara horizontal pada lapisan pleksiform bagian luar dari sel sel batang dan sel sel kerucut ke dendrite dendrite sel bipolar.

c. Sel Bipolar

Sel ini yang menjalarkan sinyal dari sel batang, sel kerucut, dan sel horizontal ke lapisan pleksiform bagian dalam, tempat mereka bersinaps dengan sel ganglion dan sel amakrin.

d. Sel Amakrin

Sel ini menjalarkan sinyal dalam 2 arah, baik seara langsung dari sel bipolar ke sel ganglion atau secara horizontal dalam lapisan pleksiform dalam antara akson sel bipolar, dendrite dendrite sel ganglion, dan atau sel amakrin lainnya.

e. Sel Ganglion

Sel ini yang menjalarkan sinyal keluar dari retina melalui N. Optikus ke otak.

JARAS PENGLIHATAN

Setelah meninggalkan retina, impuls saraf berjalan ke belakang melaui Nervus Opticus. Pada kiasma opticus semua serabut saraf dari bagian nasal retina menyeberangi garis tengah, tempat dimana mereka bergabung dengan serabut serabut yang berasal dari retina temporal mata lain sehingga terbentuknya Traktus opticus. Serabut serabut dari traktus opticus ini bersinaps di Nukleus Genikulatum Lateral Dorsalis , dan dari sini serat serat berjalan melalui Radiasi Optica (traktus genikulokalkarina) menuju ke korteks penglihatan primer yang terletak di area kalkarina lobus occipitalis.

Selain itu, serabut penglihatan melalui tempat lain di otak, antara lain :

1. Dari traktus opticus menuju Nukleus Suprakiasmatik di hipotalamus, mungkin untuk mengatur irama sirkadian.

2. Ke Nukleus Pretektalis, untuk mendatangkan gerakan reflex mata untuk akomodasi dan mengaktifkan reflex pupil.3. Ke Kolikulus Superior, untuk pengaturan arah gerak cepat kedua mata.

4. Menuju Nukleus Genikulatum Lateral Ventralis pada thalamus dan kemudian ke daerah basal otak di sekitarnya.

PEMERIKSAAN MATAPengamatan atau pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sejak pasien mulai masuk kedalam kamar pemeriksaan dokter.pemeriksaan dapat dibedakan :

1. Pengamatan

2. Pemeriksaan

3. Gejala penyakit atau kelainan

PENGAMATAN

Pengamatan terhadap pasien ini dapat menolong dokter untuk mengarahkan diagnosis penyakit.Pada saat pasien masuk ruang pemeriksaan dilihat apakah :

1. Dibimbing keluarga

Pasien diantar dengan dibimbing masuk ke dalam kamar periksa dokter mungkin sekali akibat penglihatannya terganggu, lapang pandangan sempit atau sudah tua.

Penglihatan terganggu merupakan suatu akibat kelainan bola mata sehingga fungsinya menjadi tidak normal.

Lapang pandangan yang sempit dapat disebabkan oleh penyakit tertentu seperti glaucoma, retinitis pigmentosa, dan penyakit kelainan saraf sentral.

2. Masuk dengan memegang satu sisi kepala

Berbagai penyakit dapat memberikan keadaan penderita merasa sakit pada kepala, akan tetapi bila keadaan ini disertai dengan memegang kepala yang yang sakit, maka harus dipikirkan mungkin sedang menderita glaucoma kongesti akut.

3. Mata berdarah

Bila pada mata keluar darah mungkin sekali mata mengalami cedera sehingga terjadi luka.

Pada konjungtivitas hiperakut seperti pada konjungtivitis gonore dapat terjadi perdarahan dari konjungtiva disertai sekret.

Pemeriksaan

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan bagian penting pada pemeriksaan fungsi mata. Hal ini akan dibicarakan terpisah dalam bab tajam penglihatan.

Untuk membuat diagnosis pada ilmu penyakit mata digunakan alat tertentu dan adalah perlu mengetahui beberapa alat pemeriksaan yang dipakai untuk melakukan pemeriksaan mata. Setiap alat bertujuan untuk menilai suatu keadaan mata.

A. ALAT PERIKSA

Pada pemeriksaan akan dipergunakan berbagai alat seperti :

1. LOUPE dengan sentolop dan lampu celah ( slitlamp)

Loupe merupakan alat untuk melihat benda menjadi lebih besar dibanding ukuran normalnya.loupe mempunyai kekuatan 4-6 dioptri. Untuk melihat benda dengan loupe yang berkekuatan 5.0 dipotri maka benda yang dilihat harus terletak 20 cm (100/5) atau pada titik api lensa loupe.dengan jarak ini mata tanpa akomodasi akan melihat benda lebih besar. Bila benda yang dilihat disinari sentolop, maka benda yang dilihat akan lebih tegas. Hal ini dipergunakan sebagai pengganti slitlamp, karena cara kerjanya hamper sama.

Pemeriksaan dengan loupe atau slitlamp (lampu celah) akan lebih sempurna bila dilakukan di dalam kamar yang digelapkan.

2. TONOMETER

Tonometri adalah suatu tindakan untuk melakukan pemeriksaan tekanan intraocular dengan alat yang disebut tonometer.

Tindakan ini dapat dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis lainnya.

Pengukuran tekanan bola mata sebaikknya dilakukan pada setiap orang berusia di atas 20 tahun pada saat pemeriksaan fisik secara rutin maupun umum.

Cara mengukur tekanan bola mata dikenal 4 macam :

- tonometer digital

- tonometer schiotz

- tonometer aplanasi

- Tonometer mackay-marg

3. OFTALMOSKOP

Oftalmoskop merupakan alat untuk melihat bagian dalam mata atau fundus okuli.pemeriksaan dengan oftalmoskop dinamakan oftalmoskopi.

Oftalmoskopi dibedakan dalam oftalmoskopi langsung dan tidak langsung. Pemeriksaan dengan kedua jenis oftalmoskopi ini adalah bertujuan menyinari bagian fundus okuli kemudian bagian yang terang di dalam fundus okuli dilihat dengan satu mata melalui celah alat pada oftalmoskopi langsung dan dengan kedua mata dengan oftalmoskopi langsung .perbedaan antara oftalmoskopi langsung adalah pada oftalmoskopi langsung daerah yang dilihat , paling perifer sampai daerah ekuator , tidak stereoskopis, berdiri tegak atau tidak terbalik, dan pembesaran 15 kali. Dengan oftalmoskopi tidak langsung akan terlihat daerah fundus okuli 8 kali diameter papil, dapat dilihat sampai daerah ora serrata , karena dilihat dengan 2 mata maka akan terdapat efek stereoskopik, dan dengan pembesaran 2-4 kali.

Pemeriksaan dengan oftalmoskop (oftalmoskopi) dilakukan di kamar gelap.

4. KAMPIMETER DAN PERIMETER

Keduanya merupakan alat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau para sentral.

Lapang pandangan adalah bagian ruangan yang terlihat oleh satu mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan.

Pemeriksaan lapang pandangan diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit tertentu ataupun untuk menilai progesivitas penyakt .

Pemeriksaan lapang pandangan dapat dilakukan dengan :a. Pemeriksaan konfrontasi, yaitu pemeriksaan dengan melakukan perbandingan lapang pandangan pasien dengan si pemeriksa sendiri.b. Pemeriksaan perimeter.c. Pemeriksaan tangent screen.Lapang pandangan normal adalah 90 derajat temporal , 50 derajat atas, 50 derajat nasal dan 65 derajat ke bawah.

5. FLUORESIN

Fluoresin adalah bahan yang berwarna jingga merah yang bila disinari gelombang biru akan memberikan gelombang hijau.bahan larutan ini dipakai untuk melihat terdapatnya defek epitel kornea, fistel kornea, atau yang disuntikkan intravena untuk dibuat foto pembuluh darah retina.

6. UJI ANEL

Dominique anel, adalah seorang ahli bedah prancis, 1679-1730, yang melakukan pemeriksaan fungsi ekskresi lakrimal.

7. EKSOFTALMOMETER HERTEL

Eksoftalmometri adalah tindakan mengukur penonjolan bola mata dengan alat hertel. Dengan alat hertel terlihat tingginya eksoftalmos.

Bila terdapat tanda penonjolan bola mata (eksoftalmos ) atau masuknya bola mata (enoftalmos ), maka dilakukan pemeriksaan hertel. Dengan alat ini dapat diketahui derajat penonjolan bola mata.penonjolan bola mata dapat ditemukan pada tumor retrobulbar dan tirotoksikosis.

Penderita disuruh melihat kedepan dan melihat mata pemeriksa.diletakkan alat hertel yang bersandar pada tepi orbita lateral kedua mata. Pemeriksa mengintip permukaan depan kornea melalui cermin berskala pada alat hertel. Tinggi penonjolan bola mata ditentukan oleh derajat skala dalam mm pada alat hertel tersebut.

Nilai penonjolan mata normal 12-20 mm dan beda penonjlan lebih dari 2mm antara kedua mata dinyatakan sebagai mata menonjol patologik atau eksoftalmos.

Penonjolan :

kurang 20mm : mata normal 21-23 mm : enteng 23-27mm : sedang lebih 28 mm: berat8. UJI ISHIHARA ATAU BUTA WARNA

Kartu ishihara atau kartu pseudoisokromatik adalah kartu dengan titik-titik berwarna yang kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf atau lainnya.

Kartu ini dipergunakan untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna.

Dengan uji I ini dapat diketahui adanya defek penglihatan warna , didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam warna.

Uji buta warna merupakan pemeriksaan untuk pengihatan warna dengan memakai satu seri titik bola kecil dengan warna dan besar berbeda (gambar pseudokromatik), sehingga dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan menyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan warna. Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian ataupun sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan.

Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu sepuluh detik.

Pada penyakit tertentu dapat terjadi gangguan penglihatan warna seperti buta merah dan hijau pada atrofi saraf optic, optic neuropati toksik dengan pengecualian neuropati iskemia, glaucoma dengan atrofi optic yang memberikan gangguan pnglihatan biru kuning.

9. AMSLER GRID, UJI KISI-KISI AMSLER

Merupakan kartu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral macula. Pemeriksaan didasarkan pada bila terdapat gangguan kuantitatif sel kerucut pada macula maka akan terjadi metamorfopsia.

10. PAPAN PLACIDO

Papan placido merupakan papan yang mempunyai gambaran garis hitam melingkar konsentris dengan lobang kecil pada bagian sentralnya.

Bila pada kornea pasien yang membelakangi sumber sinar atau jendela, diproyeksikan sinar gambaran lingkaran placid yang berasal dari papan lempeng placid, maka akan terlihat keadaan permukaan kornea.

11. GONIOSKOPI

Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang dapat menimbulkan glaucoma.penentuan gambaran sudut bilik mata dilakukan pada setiap kasus yang dicurigai adanya glaucoma.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan lensa sudut (goniolens).12. UJI ULTRASONOGRAFI

Ultrasonografi dipakai untuk melihat struktur abnormal pada mata dengan kepadatan kekeruhan media dimana tidak memungkinkan melihat jaringan dalam mata secara langsung.sinar ultra sonic direkam yang akan memberikan kesan keadaan jaringan yng memantulkan getaran yang berbeda-beda.

Sken B Ultrasonografi

USG merupakan tindakan melihat dan memotret alat atau jaringan dalam mata dengan menggunakan gelombang tidak terdengar. Alat ini sangat penting untuk melihat susunan jaringan intraokuler.

Bila USG normal dan terdapat defek aferen pupil maka operasi walaupun mudah, tetap akan memberikan tajam penglihatan yang kurang. Kelainan USG dapat disertai kelainan macula.

USG juga merupakan pemeriksaan khusus untuk katarak terutama monocular dimana akan terlihat kelainan badan kaca seperti perdarahan, peradangan, ablasi retina dan kelainan congenital ataupun adanya tumor intraocular.

13. ELEKTRORETINOGRAFI

Retina akan memperlihatkan gelombang listrik bila terpajan sinar.

Rekaman gelombang listrik retina yang terjadi perubahan sinar dinamakan elektroretinografi.

ERG berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina.

Pada ERG dikenal gelombang-gelombang :

-a : respons negative permulaan setelah perioder laten rangsangan (lapis sel fotoreseptor)

-b : defleksi positif (sel bipolar )

-c : defleksi positif ringan

-d : potensi positif yang terjadi bila sinar dihilangkan.

14. VISUAL EVOKED RESPONSE

Rangsangan pada mata akan menimbulkan rangsangan pada jalur penglihatan hingga korteks oksipital.

Bila dibandingkan kedua mata maka akan dapat diketahui adanya perbedaan rangsangan yang sampai pada korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan atau penglihatan pada seseorang.PENGLIHATAN KABUR KARENA KELAINAN REFRAKSI

REFRAKSI MATA adalah pembiasan sinar-sinar dalam mata pada saat mata dalam keadaan istirahat.

MEDIA REFRAKSI

Kornea

Lensa

Cairan bola mata

EMETROPIA( mata normalEMETROPIA : Suatu keadaan dimana sinar-sinar yang datang sejajar sumbu bola mata atau sejajar garis pandang, dalam keadaan tanpa akomodasi akan dibiaskan tepat pada retina (macula lutea / bintik kuning).

AMETROPIA( orizon1. Miopia

2. Hipermetropia

3. Astigmatismus

MIOPIA

Definisi:

Suatu kelainan refraksi di mana sinar-sinar sejajar garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan di depan retina.

Etiologi:

Miopia Aksial ( Sumbu mata/ diameter anteroposterior mata terlalu panjang Miopia Refraktif ( Kornea terlalu lengkung (keratokonus) Lensa terlalu cembung (katarak imatur)

Corpus Vitreous pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hiperglikemia, indeks biasnya menjadi bertambah

Gejala Klinis:

Subyektif

Kabur untuk melihat jauh, terang untuk melihat dekat (near sighted). Kadang-kadang melihat bintik-bintik, benang-benang atau nyamuk-nyamuk dalam lapang pandang (vitreous floaters) akibat degenerasi corpus vitreous pada orizo aksial dan denegerasi retina perifer. Asthenopia akibat asthenovergen.

Obyektif

Bilik mata depan dalam, pupil midriasis akibat kurangnya akomodasi Pada orizo aksial didapat vitreous floaters, tigroid fundus Mata agak menonjol (eksoftalmos) Pembagian:

Berdasarkan besar kelainan refraksi:

Miopia Ringan: -0,25 sampai -3,00 D Miopia Sedang: -3,25 sampai -6,00 D Miopia Tinggi

: >-6,25 Dioptri

Berdasarkan perjalanan klinis:

Miopia simpleks: dimulai pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh usia 20 tahun

Miopia progresif:

Miopia bertambah secara cepat ( 4.00 D/ tahun) dan sering disertai perubahan vitreo-retinal

Pemeriksaan:

Menggunakan kartu snellen

Penatalaksanaan:

Kacamata

Koreksi dengan lensa sferis orizont terkecil yang menghasilkan visus terbaik Lensa Kontak Bedah Refraktif Kornea: Photo Refractive Keratectomy/ Excimer Laser LASIK (Laser Insitu Keratomileusis) Clear Lens Extraction

Komplikasi:

Ablatio Retina terutama pada myopia tinggi

Strabismus

Ambliopia

HIPERMETROPIA

Definisi:

Suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibias di belakang retina.

Etiologi:

1. Hipermetropia Aksial ( Sumbu mata / diameter anteroposterior mata terlalu pendek 2. Hipermetropia Refraktif

Kelengkungan kornea berkurang (kornea plana) Lensa terlalu tipis Corpus Vitreous pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hipoglikemia sehingga indeks biasnya berkurang

Gejala Klinis:

Subyektif

Asthenopia Akomodativa ( akomodasi berlebihan ( menimbulkan keluhan mata lekas lelah, mata berat, pusing, sakit kepala

Obyektif

Hipertrofi otot otot akomodasi (bilik mata depan menjadi dangkal Akomodasi yang berlebihan (mata tampak merah dan papil saraf oriz lebih hyperemia

Pembagian:

Berdasarkan besar kelainan refraksi:

Hipermetropia Ringan: +0,25 D s/d +3,00 D Hipermetropia Sedang: +3,25 D s/d +6,00 D HipermetropiaTinggi: > +6,25 D

Pemeriksaan:

Menggunakan kartu snellen

Penatalaksanaan:

Kacamata

Koreksi dengan lensa sferis positif terbesar yang menghasilkan visus terbaik Lensa Kontak Komplikasi:

Sudut Bilik Mata Depan lebih dangkal ( mudah terjadi orizont Esotropia atau strabismus konvergen akibat konvergensi yang berlebihan Jika derajad hipermetropia mata kanan dan kiri jauh berbeda dan tidak dikoreksi dengan baik ( ambliopia pada mata dengan derajad hipermetropia yang lebih besar ( eksotropia ASTIGMATISMUS

Definisi:

Suatu kelainan refraksi dimana sinar sinar sejajar garis pandang yang masuk bola mata, tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.

Etiologi:

Penyebab tersering adalah kelainan bentuk kornea. Sebagian kecil karena kelainan lensa.

Pembagian:

1. Astigmatismus Ireguler

Titik bias tidak teratur disebabkan karena permukaan kornea tidak teratur ( dapat dikoreksi dengan lensa kontak keras (hard contact lens)

2. Astigmatismus Reguler

90 % disebabkan kornea, 10 % akibat kondisi lensa. Didapatkan 2 titik bias pada sumbu mata ( 2 bidang saling tegak lurus ( satu bidang daya bias terkuat , bidang lain daya bias terlemah. Dibedakan 2 macam:

a. With the Rule, bidang orizont (V) punya daya bias terkuat dan bidang orizontal (H) punya daya bias terlemah

b. Against the Rule, bidang orizont (V) punya daya bias terlemah dan bidang orizontal (H) punya daya bias terkuat

Berdasarkan letak V dan H di dalam retina:

1. Astigmatismus Miopia Simpleks

2. Astigmatismus Miopia Kompositus 3. Astigmatismus Hipermetropia Simpleks

4. Astigmatismus Hipermetropia Kompositus

5. Astigmatismus Mikstus

Pemeriksaan:

Menggunakan kartu snellen

Penatalaksanaan:

Astigmatism Reguler

Diberikan kacamata sesuai dengan kelainan yang didapatkan ( dikoreksi dengan lensa silinder negative atau positif dengan atau tanpa kombinasi lensa sferis.

Astigmatism Ireguler

Bila ringan bisa dikoreksi dengan lensa kontak keras, tetapi bila berat dilakukan transplantasi kornea.

PRESBIOPIA

Kelainan fisiologis akibat aging process.

ETIOLOGI :

SKLEROSIS LENTIS

Kemampuan akomodasi untuk melihat dekat berkurang

KELEMAHAN OTOT AKOMODASI

Pada umumnya gejala presbiopi dimulai pada usia 40 tahun, dan terus meningkat seiring bertambahnya usia.

G X : kabur dekat, mata lelah untuk baca

T X : lensa addisi ( Lensa sferis positif

Operasi refraktif

Koreksi kaca mata :

Monofokal

Bifokal

trifokal

Progresif

Jarak baca normal = 33 cm, dengan addisi + 3,00 D maka mata dalam kondisi tanpa akomodasi saat baca. Maka addisi max + 3,00 D, walau pasien berusia >60 tahun.

STRABISMUSStrabismus atau mata juling adalah suatu kondisi dimana kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda. Dalam keadaan normal, kedua mata kita bekerja sama dalam memandang suatu obyek. Otak akan memadukan kedua gambar yang dilihat oleh kedua mata tersebut menjadi satu gambaran tiga dimensi yang memberikan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman (depth perception).

Strabismus terjadi pada kira-kira 2% anak-anak usia di bawah 3 tahun dan sekitar 3% remaja dan dewasa muda. Kondisi ini mengenai pria dan wanita dalam perbandingan yang sama. Strabismus mempunyai pola keturunan, sebagai contoh, jika salah satu atau kedua orangtuanya strabismus, sangat memungkinkan anaknya akan strabismus juga. Namun, beberapa kasus terjadi tanpa adanya riwayat strabismus dalam keluarga. Anak-anak disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mata saat usia 3-4 tahun. Bila terdapat riwayat keluarga strabismus, pemeriksaan mata disarankan dilakukan saat usia 12-18 bulan.

Ada beberapa jenis strabismus yang bisa kita amati langsung dengan meminta pasien memandang lurus ke depan. Ketika satu mata memandang lurus ke depan maka mata sebelahnya dapat saja memandang ke dalam (esotropia), ke luar (exotropia), ke bawah (hipotropia) atau ke atas (hipertropia).

Ketika kedua mata memandang tidak searah maka akan ada dua gambar yang dikirim ke otak. Pada orang dewasa hal ini menyebabkan timbulnya penglihatan ganda. Pada anak kecil, otak belajar untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata yang tidak searah dan hanya melihat dengan menggunakan mata yang normal. Anak kemudian kehilangan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman. Bayi dengan strabismus yang berusia enam bulan atau lebih harus dibawa ke dokter spesialis mata anak-anak/pediatrik untuk menghindari resiko terjadinya ambliopia (menurunnya fungsi penglihatan pada satu atau kedua mata).

PenyebabPenyebab strabismus yang pasti belum seluruhnya diketahui. Terdapat enam otot mata yang mengontrol pergerakan bola mata. Agar kedua mata lurus dan dapat berfokus pada satu objek yang menjadi pusat perhatian, semua otot pada setiap mata harus seimbang dan bekerja secara bersama-sama.Strabismus terjadi bila terdapat tarikan yang tidak sama pada satu atau beberapa otot yang menggerakan mata. Selain itu, dapat pula terjadi karena adanya kelumpuhan pada satu atau beberapa otot penggerak mata. Strabismus lazim ditemukan pada anak-anak dengan kelainan pada otak, seperti down syndrome, anak yang lahir prematur, hydrocephalus, tumor otak, atau cerebral palsy. Pada orang dewasa, strabismus biasanya disebabkan oleh katarak, stroke, diabetes mellitus, tumor otak atau trauma yang mengenai penglihatan. Gangguan persyarafan atau kelainan refraksi yang tidak dikoreksi juga dapat menyebabkan strabismus.

Anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang mempunyai riwayat strabismus dalam keluarganya beresiko tinggi menderita strabismus juga.GejalaSebuah tanda nyata adanya strabismus adalah sebelah mata tidak lurus atau tidak terlihat memandang ke arah yang sama seperti mata sebelahnya. Kadang-kadang anak-anak akan memicingkan/menutup sebelah matanya saat terkena sinar matahari yang terang atau memiringkan kepala mereka agar dapat menggunakan kedua matanya sekaligus.Anak-anak yang menderita strabismus sejak lahir atau segera sesudahnya, tidak banyak mengeluhkan adanya pandangan ganda. Tetapi anak-anak yang mengeluhkan adanya pandangan ganda harus diperiksa dokter spesialis mata anak dengan seksama. Semua anak seharusnya diperiksa oleh dokter spesialis mata anak sejak dini terutama bila dalam keluarganya ada yang menderita strabismus atau ambliopia.Bayi dan anak kecil seringkali terlihat juling. Hal ini dapat disebabkan oleh bentuk hidung yang lebar dan rata dengan lipatan kulit kelopak mata yang lebar sehingga membuat mata seakan terlihat tidak searah. Gejala strabismus semu ini akan hilang pada aat anak semakin besar. Seorang dokter spesialis mata anak dapat menjelaskan perbedaan strabismus semu dan strabismus yang sebenarnya.PenangananPenanganan strabismus dimaksudkan untuk melindungi fungsi penglihatan dan meluruskan mata. Semua penanganan ini dapat ditentukan oleh dokter spesialis mata sesudah memeriksa mata anak tersebut.Kaca MataJika strabismus disebabkan oleh kelainan refraksi, menggunakan kaca mata untuk menormalkan penglihatan dapat memperbaiki posisi mata.Penutup MataJika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan cara menutup mata yang normal dengan plester mata khusus (eye patch). Penggunaan plester mata harus dilakukan sedini mungkin dan mengikuti petunjuk dokter. Sesudah berusia 8 tahun biasanya dianggap terlambat karena penglihatan yang terbaik berkembang sebelum usia 8 tahun. Anak akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata secara berkala untuk mengetahui apakah penglihatan binokuler-nya sudah terbentuk seutuhnya. Penutup mata tidak meluruskan mata secara kosmetik.

OperasiOperasi otot yang mengontrol pergerakan mata sering dilakukan agar mata kelihatan lurus. Kadang-kadang sebelum tindakan operasi, anak diberi kaca mata atau penutup mata untuk mendapatkan penglihatan yang terbaik. Anak akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata sesudah operasi untuk mengetahui perkembangan dan melanjutkan perawatan. Kadangkala untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna diperlukan lebih dari satu kali tindakan operasi.

AFAKIA

Afakia berarti tidak ada lensa, dimana penglihatan akan menjadi kabur. Untuk memperbaikinya diperlukan kacamata plus tebal atau kacamata afakia. Biasanya afakia disebabkan post operasi katarak.

Kacamata afakia memiliki beberapa kelemahan diantaranya:benda-benda akan tampak lebih besar dari ukuran sebenarnyaluas lapang pandangan terbataskacamata lebih beratsecara kosmetik kurang baikPenggunaan lensa kontak akan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada kacamata afakia. Bila penggunaan lensa kontak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan cara-cara yang dianjurkan, akan aman untuk mata pasien afakia.

Gangguan Lapang Pandang

DIPLOPIAdiplopia berasal dari bahasa yunani, diplous berarti ganda; ops berarti mata. diplopia berarti penglihatan ganda. Diplopia seringkali menjadi keluhan subyektif, atau secara tidak sengaja ditemukan pada pemeriksaan mata. Diplopia sering menjadi manifestasi pertama dari kelainan sistemik, khususnya pada kelainan proses neurologis atau muskuler. Pendetailan pada gejala (misal keluhan diplopi konstan atau intermitten, obyek visual tampak berubah-ubah atau tetap, pada penglihatan dekat atau jauh, dengan satu mata [monokuler] atau kedua mata [binokuler], tampakganda secara horizontal/vertikal/oblique) sangat penting dalam menentukan diagnosis & penatalaksanaan.

Physiologic diplopia adalah fenomena normal tergantung pada axis okuler yang digunakan saat melihat benda (misal melihat jari dari jarak yang sangat dekat diantara kedu mata).

penyebab : gangguan kedudukan bola mata.

1. diabetes mellitus ( lumpuh otot penggerak mata

2.gangguan saraf

3.perbedaan dioptri kacamata kanan & kiri yang besar

4.strabismusKlasifikasi diplopia

1. binocular diplopia (true diplopia) adalah karena adanya kelainan di kemampuan fusi sistem binocular. koordinasi meuromuscular tidak mampu mengatur obyek visual oleh 2 mata sekoresponden di retina. padakondisi yang lebih jarang, ketidakmampuan fusi karena perbedaan ukuran obyek visual, yang bisa dialami karena perubahan fungsi optik pasca bedah refraktif (misalnya lasik) atau setelah penanaman lensa pada kasus katarak.

2. monocular diplopia terjadi karena abnormalitas media okuler (misal distorsi kornea, sikatriks pada kornea, katarak, subluksasi lensa, pseudofakia pada lensa tanam, abnormalitas corpus vitreous, kelainan retina).

pertolongan : salah satu mata ditutup

terapi kausa penyebab diplopiaSKOTOMA

Terdiri atas 2 jenis, skotoma sentralis dan skotoma perifer.

1. Skotoma Sentralis

EtiologiAda 2 penyebab tersering skotoma sentralis, yaitu :

a. Degenerasi makula atrofi.

b. Eksudatif (hemoragik) yang terkait usia.

Penyebab lain dari skotoma sentralis adalah cedera makula, degenerasi makula miopik, penyakit saraf optikus dan gangguan makula kongenital. Gejala KlinisGambaran klinis dari skotoma sentralis,terkait pada stadium perjalan penyakitnya

Stadium awal :

1. Pasien dengan skotoma sentralis sering mengeluhkan penglihatan sentral kabur dan terdistorsi,tetapi penglihatan perifer jelas kecuali apabila juga terjadi katarak.2. Kesulitan membaca serta mengenali wajah

3. Persepsi kontras biasanya tidak terganggu

Stadium Disiformis

Terdapat skotoma padat adalah tanda khusus dari stadium ini

Stadium Lanjut

Walaupun telah terdapat gejala gejala diatas,namun pada stadium lanjut,penderita masih memiliki kemampuan berpegian relatif normal.

Pemeriksaan Penunjang

Untuk memriksa fungsi penglihatan, digunakan ketajaman penglihatan Snellen, Amsler grid dan sensitivitas kontras ( apabila terdapat penurunan kontras pada pemriksaan, mengisyaratkan perlunya pembesaran yang lebih kuat daripada yang diperkirakan dari pemriksaan ketajaman penglihatan Snellen.

Terapi

Pasien dapat menggunakan posisi kepala yang eksentris ( untuk menempatklan bayangan didaerah retina yang sehat. Tekhnik ini dapat didemonstrasikan ke pasien sewaktu pemeriksaan ketajaman penglihatan atau pada Amsler grid.

Lensa pembesar ( pasien dapat menggunakan beberapa jenis lensa untuk bermacam-macam aktivitas, misalnya kacamata untuk membaca, kaca pembesar untuk berbelanja.

2. Skotoma Perifer

Walaupun penglihatan sentral berguna untuk ketelitian, namun penglihatan perifer juga penting untuk mengetahui lokasi diri dalam ruangan, untuk berpegian secara aman, dan untuk kewaspadaan.

Etiologi

Penyebab terjadinya skotoma perifer adalah penyakit yang menyebabkan penurunan lapangangan pandang perifer,misalnya :

Galukoma stadium akhir.

Retinitis pigmentosa.

Penyakit retina perifer lainnya.

Penyakit vascular serebral.

Gejala Klinis

Penurunan alapangn pandang perifer, namun pada penyakit retinitis pigmentosa tahap lanjut,pasien masih mampu membaca huruf berukuran kecil tetapi memerlukan bantuan untuk berjalan-jalan.

fotofobia

Terapi

a) Fotofobia pada pasien dapat diatasi dengan lensa kuning gading, yang dapat menahan sinar ultraviolet dan sinar tampak yang kurang dari 527 nm,

b) Apabila terjadi penurunan persepsi kontras akibat katarak, maka kombinasi uji sensitivitas kontras dan kilau mungkin dapat menunjukan saat yang tepat untuk bedah katarak.

c) Penggunaan kaca pembesar dan closed circuit television digunakan apabila lapangan pandang sentral kurang dari 7 derajat. Penggunaan ini dipilih karena mudah diatur sendiri oleh pasien.

d) Penanaman lensa intraokular dikamera anterior untuk pasien-pasien yang menjalani ekstraksi katarak ( penting untuk mempertahankan ukuran bayangan normal.

RETINITIS PIGMENTOSA

Definisi

Adalah sekelompok degenerasi retina herediter yang ditandai oleh disfungsi progresif fotoreseptor dan disertai oleh hilangnya sel secara progresif dan akhirnya atrofi beberapa lapisan retina

Etiologi

Penyakit ini disebabkan kelainan autosom resesif, autosomal dominan, x-linked resesif atau simpleks. Kebanyakan pasien tanpa riwayat penyakit pada keluarga sebelumnya. Patogenesa

Temuan pada pemeriksaan oftalmika terdapat gambaran-gambaran :

a. Terdapat bercak-bercak pada epitel pigmen retina, dan penggumpalan pigmen retina perifer ( BONE SPICULE FORMATION

b. Terdapat degenerasi sel epitel retina terutama sel batang dan atrofi saraf optik ( menyebar tanpa gejala peradangan.

c. Diretina teradapat bercak dan pita halus berwarna hitam ( penampakan ini terlihat seiring perjalanan penyakit yang progresif yang onsetnyabermula sejak masa kanak-kanak.

d. Prosesbiasanya mengenai seluruh lapisan retina berupa terbentuknya jaringan ikat progresif lambat disertai prolifersai sel pigmen pada semua lapisnya ( terbentuk masa padat putih kebiruan yang masuk keseluruh badan vitreus. Gejala klinis

Gejala utama adalah niktalopia (rabun senja).

Penurunan lapangan pandang perifer secara progresif secara perlahan.

Disfungsi hipofisis Terapi

Dapat diberikan suplemen vitamin A, tapi ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Dapat diberikan pula konsultasi genetik untuk mencegahnya.AMBLIOPIA

Ambliopia adalah suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah dikoreksi kelainan refraksinya. Pada ambliopia terjadi penurunan tajam penglihatan unilateral atau bilateral disebabkan karena kehilangan pengenalan bentuk, interaksi binocular abnormal, atau keduanya, dimana tidak ditemukan kausa organic pada pemeriksaan fisik mata dan pada kasus yang keadaan baik, dapat dikembalikan fungsinya dengan pengobatan.

Ambliopia ini dapat tanpa kelainan organic dan dapat pula dengan kelainan organic yang tidak sebanding dengan visus yang ada.

Biasanya ambliopia disebabkan oleh karena kurangnya rangsangan untuk meningkatkan perkembangan penglihatan. Suatu kausa ekstraneural yang menyebabkan menurunnya tajam penglihatan (seperti katarak, astigmat, strabismus, atau suatu kelainan refraksi unilateral atau bilateral yang tidak dikoreksi) merupakan mekanisme pemicu yang mengakibatkan suatu penurunan fungsi visual pada orang yang sensitive. Beratnya ambliopia berhubungan dengan lamanya mengalami kurangnya rangsangan untuk perkembangan penglihatan macula.

Bila ambliopia ditemukan pada usia di bawah 6 tahun maka masih dapat dilakukan latihan untuk perbaikan penglihatan.

Ambliopia disebabkan oleh berbagai macam kondisi yang mempengaruhi perkembangan penglihatan. Umumnya kondisi ini bersifat diturunkan. Ada 3 penyebab utama ambliopia, yaitu:

Strabismus (Juling) Ambliopia umumnya muncul pada mata yang mengalami strabismus (juling). Mata juling terjadi untuk menghindari penglihatan ganda (double) oleh anak tersebut. Anak juga biasanya lebih senang memakai mata sebelahnya dengan tajam penglihatan yang lebih baik. Mata yang juling adalah mata dengan tajam penglihatan yang lebih buruk.

Kelainan refraksi yang tidak seimbang antar kedua mata Kelainan tajam penglihatan bisa diatasi dengan kaca mata. Namun, ambliopia bisa muncul bila salah satu mata tidak fokus oleh karena ukuran minus, plus, atau silinder yang lebih besar bila dibandingkan dengan mata sebelahnya. Ambliopia juga bisa muncul pada dua mata sekaligus bila tajam penglihatan pada kedua mata sangat buruk. Keadaan ini muncul pada penderita minus, plus atau silinder tinggi.

Kekeruhan pada jaringan mata yang normalnya jernih Katarak (kekeruhan pada lensa mata) dapat menimbulkan ambliopia. Setiap kondisi yang mencegah masuknya bayangan objek ke dalam mata bisa menyebabkan ambliopia. Keadaan ini adalah penyebab ambliopia yang paling buruk.Diduga ada 2 faktor yang dapat merupakan penyebab terjadinya ambliopia yaitu supresi dan nirpakai (non use). Ambliopia nirpakai terjadi akibat tidak dipergunakannya elemen visual retino kortikal pada saat kritis perkembangannya terutama pada usia sebelum 9 tahun. Supresi yang terjadi dapat merupakan proses kortikal yang akan mengakibatkan terdapatnya skotoma absolute pada penglihatan binocular (untuk mencegah terjadinya diplopia pada mata yang juling), atau sebagai hambatan binocular (monocular kortikal inhibisi) pada bayangan retina yang kabur. Supresi sama sekali tidak berkaitan dengan perkembangan penglihatan.

Terdapat beberapa tanda pada mata dengan ambliopia yaitu:

Berkurangnya penglihatan satu mata

Menurunnya tajam penglihatan terutama pada fenomena crowding

Hilangnya sensitivitas kontras

Mata mudah mengalami fiksasi eksentrik

Adanya anisokoria

Tidak mempengaruhi penglihatan warna

Biasanya daya akomodasi menurun

ERG dan EEG penderita ambliopia selalu normal yang berarti tidak terdapat kelainan organic pada retina maupun korteks serebri.

Pemeriksaan ambliopia:

Uji crowding phenomena

Uji density filter netral

Uji worths four dot

Visuskop

Penanganan ambliopia:

Untuk memulihkan kembali ambliopia pada seorang pasien muda, harus dilakukan suatu pengobatan antisupresi aktif menyingkirkan ambliopiagenik.

Oklusi mata yang sehat

Penalisasi dekat, mata ambliopia dibiasakan melihat dekat dengan memberi lensa + 2,5 D sedang mata yang baik diberi atropine

Penalisasi jauh dimana mata yang ambliopia dipaksa melihat jauh dengan memberi atropine pada mata yang baik serta diberi lensa + 2,5

Latihan ortoptik bila terjadi juling

Penceghan terhadap ambliopia ialah pada anak usia kurang dari 5 tahun perlu pemeriksaan tajam penglihatan terutama bila memperlihatkan tanda-tanda juling.

HEMIANOPSIA

Hemianopsia sering terjadi akibat kerusakan otak organic, biasanya penderita tidak menyadari adanya hemianopsia kanan. Untuk keadaan ini dapat diberikan latihan-latihan non optic seperti meletakkan jari pada tepi kanan kertas dan menganjurkan membaca terus bila ia telah sampai pada tepi jarinya. Hal ini berkaitan dengan fiksasi. Bila terdapat hemianopsia kiri maka dapat diberikan prisma Fresnel. Prisma ini ditaruh dengan dasar ke kiri (pada daerah adanya defek lapang pandangan). Hal ini akan membantunya pada waktu melihat ke lapang penglihatan yang terganggu maka bayangan akan terletak ke dalam lapang pandangan yang disadari.

Prisma Fresnel dapat berkekuatan 30 dioptri, dan Fresnel 10 dioptri dapat mengurangkan kebiasaan memutar kepala pada hemianopsia.

Hemianopsia bitemporal ( hilangnya setengah lapang pandangan temporal kedua mata ( kelainan kiasma optic, dapat juga akibat meningitis basal, kelainan sphenoid dan trauma kiasma

Hemianopsia binasal ( defek lapang pandangan setengah nasal ( akibat tekanan bagian temporal kiasma optic kedua mata atau atrofi papil saraf optic sekunder akibat tekanan intracranial yang meninggi

Hemianopsia heteronym ( hemianopsia bersilang yang dapat binasal atau bitemporal

Hemianopsia homonym ( hilangnya lapang pandangan pada sisi yang sama pada kedua mata yang dapat terlihat pada sisi temporal

Hemianopsia altitudinal ( hilangnya lapang pandangan sebagian atas atau bawah Gangguan Penglihatan Turun Mendadak Tanpa Mata MerahABLATIO RETINA (RETINAL DATACHMENT)

DEFINISI:

Pelepasan retina (lapisan dalam pembungkus saraf mata) dari koroid (lapisan tengah pembungkus vascular mata) di belakang mata,menyebabkan suatu robekan atau lubang retina sehingga vitrous humor (cairan) bocor dan berada pada ruang antara retina dan koroid.

KLASIFIKASI:

RHEGMATOGEN ( Disertai Robekan / Break : tear / hole)

Disebabkan oleh:

Trauma

Degenerasi retina ( miopia, usia lanjut )

Kel Vitreous

Adanya tear/ hole menyebabkan masuknya cairan dari badan kaca ke ruang sub retina ( retina terdorong lepas dari epitel pigmen.

NON RHEMATOGEN (Tanpa robekan retina)

Disebabkan oleh adanya eksudasi di bawah lapisan retina, misal pada:

Hipertensi maligna

Tumor koroid

Inflamasi okuler (koroiditis)

Peny. Vaskuler okuler

GEJALA :

Dini: Fotopsia, Floaters

Pengelihatan menurun tanpa rasa sakit

Lapang pandang terlihat tertutup seperti tirai

FAKTOR RESIKO:

Miopia tinggi

Riwayat ablasio retina pada mata lain

Riwayat ablasio retina pada keluarga

Riwayat operasi mata ex katarak, tumor, dan penyakit mata lain.

Memiliki penyakit atau kelainan mata lainnya seperti retinoschisis, uveitis,degeneratif myopia atau lattice degeneration.

Trauma mata

Kelemahan pada area perifer retina

Penyakit sistemik lain seperti Diabetes Mellitus dan Sickle cell disease

PEMERIKSAAN :

Dengan pemeriksaan funduskopi :

Retina lebih pucat akibat terangkatnya retina dengan pembuluh darah diatasnya berkelok-kelok sesuai dengan gelombang retina yang terangkat.

Pada retina akan nampak robekan yang berwarna merah.

Tekanan bola mata rendah.

Tes ketajaman visual

Tes lapang pandang

Cek reaksi pupil

Slit lamp biomikroskopi

Pemeriksaan 3 kaca kontak

Pemeriksaan vitreous untuk tanda-tanda pigmentasi atau debu tembakau patognomonis

PENATALAKSANAAN:

Penderita tirah baring sempurna Mata yang sakit ditutup dengan bebat mata Operasi Untuk Robekan Retina1. Operasi laser (fotokoagulasi)

2. Pembekuan (Cryopexy)

Operasi untuk ablasio retina1. Pneumatic Retinopexy

2. Scleral Buckling

3. Vitrektomi

INSTRUKSI PASCA BEDAH :

Tidak boleh banyak baca, bergerak, olah raga, dan menggerakkan kepala Oklusi Arteri Retina Sentral

Patofisiologi

Kehilangan pengelihatan pada penyakit ini terjadi karena kehilangan pasokan aliran darah pada lapisan dalam retina. Arteri opthalmicus adalah cabang pertama dari arteri carotis interna. Arteri retina central adalah cabang pertama intra orbital dari arteri opthalmicus, yang masuk nervus opticys 8 15 mm dibelakang bola mata untuk memasok retina.

Secara akut, obstruksi arteri retina sentral terjadi pada edema lapisan dalan dan pyknosis dari nucleus cel ganglion. Saat necrosis iskemik terjadi maka retina menjadi bening dan nampak bewarna putih kekuningan. Bening pada bagian posterior pole karena penebalan dari lapisan serabut saraf dan sel ganglion pada regio ini. Lebih lanjut foveola yang disebut dengan chery red spot karena kombinasi dari 2 faktor: 1) Pigmen epitel retina dan choroid yang intak di bawah fovea, 2)foveaolar retina di pasok nutrisi oleh choriocapillaris. Fase akhir pada penyakit ini menimbulkan jaringan parut (scar) homogen mengganti lapisan dalam retina.

Penyebab1. Hipertensi sistemik pada 2/3 pasien

2. Diabetes melitus

3. Cardio valvular disease

4. Cardiac anomali

5. Emboli

6. Arterosclerosis

7. Giant sel arteritis

8. Colagen vascular disease

9. Oral contrasepsi

10. Polyateritis nodosa

11. Syphilis

12. Sickle cell disease

13. Migraine

Manifest

1. Keluhan paling banyak adalah akut, persistent, kehilangan pengelihatan tanpa rasa sakit, jika memburuk pertimbangkan oklusi arteri optalmikus

2. Riwayat amaurosisi fugax

3. Pada usia lanjut tanyakan gejala arteritis temporal

4. Gejala penyakit yang bisa menyebabkan emboli

Pemeriksaan penunjang

1. Darah lengkap

2. Erytrosit sendimen rate

3. Fibrinogen

4. Gula darah puasa, cholesterol. trygecirida

5. Blood culture

Penatalaksanaan

1. Secara cepat turunkan tekanan intra ocular dengan acetazolamid 500mg iv or PO sekali saja

2. Topicak untuk penerunan tekanan intra ocular juga

3. Terapi lanjutan

a. Carbogen terapi (5%CO2, 95% O2), CO2 untuk mendilatasi arteriol retina dan O2 untuk meningkatkan pasokan oksigen ke daerah iskemik, dilakukan selama 10 menit setiap 2 jam untuk 48 jam

b. Hyperbaric oksigen terapy

Oklusi Vena Retina CentralOklusi vena retina sentral (CRVO) adalah kelainan vaskular retina yang sering terjadi.Klinis, variabel CRVO memperlihatkan dengan kehilangan penglihatan; fundus dapat menunjukkan perdarahan retina, retina berliku-liku pembuluh darah melebar, cotton-wool spots, makula edema, dan cakram optik edema. Secara umum, CRVO dapat dibagi menjadi 2 jenis klinis, iskemik dan nonischemic.Selain itu, sejumlah pasien mungkin memiliki gambaran ditengah-tengah.Pada awal presentasi, mungkin sulit untuk mengklasifikasikan pasien tertentu ke dalam kategori baik, karena CRVO dapat berubah dengan waktuNonischemic CRVO adalah bentuk lebih ringan dari penyakit.Mungkin hadir dengan visi yang baik, hanya sedikit perdarahan retina dan cotton-wool spots, tidak ada pupil aferen relatif cacat, dan perfusi baik ke retina. Tipe ini dapat sembuh dengan keluaran pengelihatan yang baik atau juga dapat berubah menjadi iskhemik tipe

Iskemik CRVO adalah bentuk parah dari penyakit.CRVO dapat hadir awalnya sebagai tipe iskemik, atau mungkin kemajuan dari nonischemic.Biasanya, iskemik CRVO hadiah dengan kehilangan penglihatan berat, perdarahan retina yang luas dan katun-wol bintik-bintik, kehadiran pupil aferen relatif cacat, miskin perfusi pada retina, dan kehadiran perubahan electroretinographic parah.Selain itu, pasien mungkin berakhir dengan neovascularglaukoma dan yang menyakitkan mata buta.Gangguan Penglihatan Turun Perlahan

Senile Macular Degeneration = SMD DEFINISI:

Kelainan degenerasi progresif dari lapisan pigmen epitel, yaitu membran Bruch lapisan luar retina dan korio kapiler di daerah macula retina pada usia lanjut.

KLASIFIKASI:

Eksudatif (wet type)

Ditandai dengan adanya cairan serous atau darah di bawah epitel pigmen dikarenakan adanya kerusakan membran Bruch. Sebelum terjadi perdarahan didahului dengan adanya neovaskularisasi subretinal.

Non Eksudatif (dry type)

Ditandai dengan beberapa derajat atrofi dan degenerasi lapisan luar retina, epitel pigmen retina, membrane Bruch dan korio kapiler.

Pada pemeriksaan fundus okuli tampak drusen yang makin lama dapat bertambah banyak dan besar yang saling bergabung.

Dalam perkembangan penyakit bisa stabil atau berubah menjadi bentuk eksudatif.

GEJALA :

Tergantung stadium dan bentuk SMD, mulai dari kemunduran visus sampai dengan kebutaan.

Metamorfopsia

Skotoma sentral

Gangguan penglihatan warna

PEMERIKSAAN KLINIS:

Pemeriksaan fundus okuli dengan cara pemberian obat tetes mata agar pupil dilatasi, yaitu menggunakan:

Tropicamide 0,5% atau 1%, ditetesi 1-2 kali ditunggu 30 menit

Phenylephrine 10%

Setelah pupil midriasis ( diperiksa dengan:

Oftalmoskop direk

Bayangan tegak diperbesar 14 kali, tampak gambar 1 bidang (tidak stereoskopis).

Biomikroskop dan lensa kontak 3-cermin Goldmann

Digunakan bahan lubrikasi CMC 2% atau Methocel 2% untuk memasang lensa kontak pada kornea.

Bayangan tegak 3 dimensi, diperbesar 10-16 kali

Sebelum lensa kontak dipasang, ditetesi Tetracain 0,5%

Angiografi fluoresin

Terlihat jelas gambaran neovaskularisasi koroid, dan dapat menentukan tindakan atau pengobatan dan prognosis pasca pengobatan.

PENATALAKSANAAN:

Tidak ada pengobatan dan pencegahan yang baik pada SMD non eksudatif, kecuali control teratur untuk mengetahui perubahan fungsi macula dengan pemeriksaan Amsler Grid Untuk pengobatan SMD eksudatif juga tidak menghasilkan visus yang baik, kecuali jika terdapat neovaskularisasi yang masih dini dan jauh dari fovea dapat dilakukan fotokoagulasi Argon Laser.Retinopati Diabetes

Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada pemnderita Diabetes Melitus. Retinopati akibat diabetes mellitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.

Insidensi: 40-50% ( prognosisnya kurang baik terutama pada penglihatan.

Retinopati merupakan gejala diabetes mellitus utama pada mata, dimana ditemukan pada retina:

1. Mikroaneurismata, merupakan penonjolan dinding kapiler, terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior. Kadang-kadang pembuluh darah ini demikian kecilnya sehingga tidak telihat, sedang dengan bantuan angiografi fluoresein lebih mudah ditunjukkan. Mikroaneurismata merupakan gejala dini pada mata.

2. Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya terletak dekat aneurismata di polus posterior.

Perdarahan luas memberikan prognosis lebih buruk. Perdarahan terjadi akibat gangguan permeabelitas pada mikroaneurismata atau karena pecahnya kapiler.

3. Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya irregular dan berkelok-kelok. Hal ini terjadi karena kelainan sirkulasi dan kadang disertai kelainan endotel dan eksudasi plasma.

4. Hard exudates merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya irregular, kekuning-kuningan. Pada permulaan eksudat pungtata membesar dan bergabung. Eksudat ini dapat muncul dan hilang dalam beberapa minggu. Pada mulanya tampak pada gambaran angiografi fluoresein sebagai kebocoran fluoresein di luar pembuluh darah. Kelainan ini terutama terdiri atas bahan lipid dan terutama banyak ditemukan pada hiperlipoproteinemia.

5. Soft Exudate yang sering disebut cotton wool patches, merupakan iskemia retina. Pada oftalmoskopi terlihat bercak kuning difus dan putih. Biasanya terletak di bagian tepi daerah nonirigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina.

6. Pembuluh darah baru pada retina biasanya terletak di permukaan jaringan. Neovaskularisasi terjadi akibat proliferasi sel endotel pembuluh darah. Tampak sebagai pembuluh yang berkelok-kelok, dalam kelompok-kelompok, dan ireguler. Hal ini merupakan awal penyakit yang berat pada retinopati diabetes. Mula-mula terletak di dalam jaringan retina, kemudian berkembang ke daerah preretina, ke badan kaca. Pecahnya neovaskularisasi pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan retina, perdarahan subhyaloid (preretina), maupun perdarahan badan kaca.

Proliferasi preretina dari suatu neovaskularisasi biasanya diikuti proliferasi jaringan ganglia dan perdarahan.

7. Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah macula sehingga sangat mengganggu tajam penglihatan pasien.

8. Hiperlipidemia, suatu keadaan yang sangat jarang, tanda ini hilang bila diberikan pengobatan.

Retinopati diabetes biasanya ditemukan bilateral, simetris, dan progresif, dengan tiga bentuk:

1. Back ground: mikroaneurismata, perdarahan bercak dan titik serta edema sirsinata.

2. Makulopati: edema retina dan gangguan fungsi macula

3. Proliferasi: vaskularisasi retina dan badan kaca

Keadaan-keadaan yang memperberat:

1. Diabetes juvenilis yang insulin dependen dan kehamilan dapat merangsang timbulnya perdarahan dan proliferasi.

2. Arteriosklerosis dan proses menua pembuluh darah memperburuk prognosis

3. Hiperlipoproteinemia diduga mempercepat perjalanan dan progresifitas kelainan dengan cara mempengaruhi arteriosklerosis dan kelainan hemobiologik.

4. Hipertensi arteri. Memperburuk prognosis terutama pada penderita usia tua.

5. Hipoglikemia atau trauma dapat menimbulkan perdarahan retina yang mendadak.

Klasifikasi retinopati diabetes:

1. Derajat I. Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

2. Derajat II. Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli.

3. Derajat III. Terdapat mikroanurisma, perdarahan bintik dan bercak terdapat neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli.

Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata kanan maka digolongkan pada derajat yang lebih berat.

Retinopati Hipertensif

Klasifikasi:

Stadium I dan II terbatas pada perubahan arteriol disertai pelemahan dan peningkatan refleksi cahaya .

Stadium III dan stadium IV yang mencakup bercak cotton-wool, eksudat keras, perdarahan, dan perubahan mikrovaskular luas. Stadium IV dibedakan dengan adanya gambaran tambahan berupa edema diskus optikus.Gambaran fundus pada retinopati hipertensif ditentukan oleh derajat peningkatan tekanan darah dan keadaan arteriol-arteriol retina. Dengan demikian, pada pasien berusia muda yang mengalami hipertensi akseleratif, dijumpai retinopati ekstensif, dengan perdarahan, infark retina (bercak cotton-wool), infark koroid (bercak Elschnig), dan kadang-kadang ablasio serosa retina. Edema berat pada diskus adalah gambaran yang menonjol. Penglihatan mungkin terganggu tetapi pulih apabila tekanan darah diturunkan dengan hati-hati.

Sebaliknya pasien usia lanjut dengan pembuluh yang arteriosklerotik tidak dapat berespon seperti di atas, dan pembuluh darah mereka terlindung oleh arteriosklerosis. Karena itulah pasien berusia lanjut jarang memperlihatkan gambaran retinopati hipertensif yang jelas.

Angiografi fluoresens memungkinkan kita mendokumentasikan perubahan-perubahan mikrosirkulasi secara akurat. Pada pasien berusia muda dengan hipertensi, dijumpai penipisan dan sumbatan arteriol, dan adanya nonperfusi kapiler dapat diverifikasi dalam hubungannya dengan bercak cotton wool, yang dikelilingi oleh kapiler yang melebar abnormal dan mikroaneurisma yang meningkat permeabelitasnya pada angiografi fluoresens.

Resolusi bercak wool katun dan perubahan-perubahan arteriol terjadi pada terapi hipotensi yang berhasil. Pada pasien tua perubahan aterosklerotik bersifat reversible.

Bentuk lain retinopati hipertensif

Retinopati berat dapat dijumpai pada penyakit ginjal tahap lanjut, feokromositoma, praeklampsia-eklampsia.

EMBED Excel.Sheet.8

Seorang pensiunan pegawai mengeluh pada beberapa bulan terakhir sering merasa kurang jelas ketika melihat tulisan-tulisan di koran, setipa kali membaca koran huruf-hurufnya berhimpitan dan kabur sehingga koran harus didekatkan atau dijauhkan berharap jarak baca yang tepat. Kacamata yang digunakanpun telah berulang kali diganti. Ketika bertemu dengan sesama pensiunan ternyata juga memiliki keluhan dengan mata, terutama jika melihat terdapat bayangan hitam dan terlihat ganda. Keduanya berguman ya maklum sudah tua, spare part sepedapun ada ausnya.

_1322826042.xlsSheet1

USIALENSA ADDISI

40 TH+ 1,00 D

45 TH+ 1,50 D

50 TH+ 2,00 D

55 TH+ 2,50 D

60 TH+ 3,00 D

Sheet2

Sheet3