RESUME Mpk Nora 2

16
HAKIKAT MEDIA DAN MEDIA PEMBELAJARAN, FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN Proses belajar dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem belajar dan pembelajaran. Sebagaimana proses komunikasi tidak dapat berlangsung tanpa adanya media, maka media pembelajaran menempati posisi vital dan sangat penting sebagai salah satu komponen dari sistem belajar dan pembelajaran. Jika komunikasi tidak dapat berlangsung tanpa adanya media, maka demikian pula yang terjadi pada proses belajar dan pembelajaran. Sebagai bagian dari sistem komunikasi, proses belajar dan pembelajaran juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal tanpa adanya media pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan komponen integral yang tak terpisahkan dari sistem belajar dan pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan dalam komunikasi antara pendidik dengan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dan pembelajaran. A. FUNGSI DAN PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran yang disebut juga media instruksional merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses belajar dan pembelajaran menjadi lebih bermutu dengan memanfaatkannya. Adapun fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut :

description

resume

Transcript of RESUME Mpk Nora 2

Page 1: RESUME Mpk Nora 2

HAKIKAT MEDIA DAN MEDIA PEMBELAJARAN, FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA

PEMBELAJARAN

Proses belajar dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi

yang berlangsung dalam suatu sistem belajar dan pembelajaran. Sebagaimana proses komunikasi

tidak dapat berlangsung tanpa adanya media, maka media pembelajaran menempati posisi vital

dan sangat penting sebagai salah satu komponen dari sistem belajar dan pembelajaran. Jika

komunikasi tidak dapat berlangsung tanpa adanya media, maka demikian pula yang terjadi pada

proses belajar dan pembelajaran. Sebagai bagian dari sistem komunikasi, proses belajar dan

pembelajaran juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal tanpa adanya media pembelajaran.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan komponen integral

yang tak terpisahkan dari sistem belajar dan pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang

fikiran, perasaan, dan kemauan dalam komunikasi antara pendidik dengan peserta didik

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dan pembelajaran.

A. FUNGSI DAN PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang disebut juga media instruksional merupakan bagian integral dari

pembelajaran sehingga proses belajar dan pembelajaran menjadi lebih bermutu dengan

memanfaatkannya. Adapun fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid. Misalnya siswa

berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-harinya berbeda dengan golongan

kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar,

tv dan sebagainya.

b. Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang di

ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati secara langsung,

maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slide film strip dan sebagainya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan karena jarak.

d. Media pembelajaran dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu.

2. Peranan Media Pembelajaran

a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru

sampaikan.

Page 2: RESUME Mpk Nora 2

b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para

siswa.

c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

B. MANFAAT MEDIA DALAM PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja

7. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi serta proses belajar dan

pembelajaran

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

http://juonorp.blogspot.com/2013/05/media-pembelajaran.html

SEJARAH MEDIA PEMBELAJARAN

Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh

pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan

adanya buku. Tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang

menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis

Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan

buku itu dilandasi oleh suatu konsep dashjhgar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran

manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai

menyadari perlunya sarana belajar yang dapat meberikan rangsangan dan pengalaman belajar

secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang – dengar. Pada

mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam

kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat

bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan

untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan

daya ingat siswa dalam belajar. Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai

Page 3: RESUME Mpk Nora 2

dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-

usaha untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan.

Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling

konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama

”Kerucut Penglaman” (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat

terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam

pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada

siswa. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio

visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur

pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio

visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai

penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama

dalam pembelajaran, belum mendapat perhatian khusus. Baru pada tahun 1960-an, para ahli

mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori

Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan

pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah

laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai

hasil teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed

Instruction (pembelajaran terprogram). Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem (system

approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran.

Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian intregal dalam proses

pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah

diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dalam

proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan

telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari

kegiatan belajar mengajar.

Sumber://Artikel lengkap dapat dibaca di

http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/06/27/pengertian-fungsi-dan-peranan-media-

pembelajaran /

http://belajarkreatif.com/2011/06/30/perkembangab-media-pembelajaran/

Page 4: RESUME Mpk Nora 2

JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yakni

media audio, media visual, media audio visual.

1. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu

memanipulasi kemampuan suara semata. Karakteristik media audio : Ciri utama dari media

ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambing auditif, baik

verbal maupun nonverbal.

2. Media Visual

Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Karakteristik media visual :

a. Gambar

Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan dan photo.

b. Grafik

Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran

data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.

c. Diagram

Diagram sering juga digunakan untuk menerangkan letak bagian-bagian sebuah alat atau

mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.

d. Bagan

Bagan hampir sama dengan diagram. Bedanya, bagan lebih menekankan kepada suatu

perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi. Bagan ada kalanya disertai

simbol atau gambar, maka hal ini sifatnya piktorial. Ada juga bagan yang ditambah dengan

keterangan singkat.

e. Peta

Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian daripadanya. Sebenarnya peta bisa

disebut juga sebagai bagan.

3.    Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan.

Karakteristik media audio visual: Media yang melibatkan gambar dan suara.

http://rusmantokkpi.wordpress.com/2013/10/11/jenis-jenis-media-pembelajaran-dan-

karakteristiknya/

Page 5: RESUME Mpk Nora 2

PEMILHAN MEDIA PEMBELAJARAN, DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN

KRITERIA PEMILIHAN, MODEL/PROSEDUR PEMILIHAN

A. Dasar pertimbangan dalam pemilihan media

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain:

Bermaksud mendemontrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media.

Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa  

menggunakan proyektor transparasi.

Ingin member gambaran atau penjelasan yang lebih konkret merasa bahwa media dapat

berbuat lebih dari yang bias dilakukannya,misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar

siswa.

1. Alasan Teoritis Pemilihan Media

Media meerupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi,

metode dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media.

2. Alasan Praktis Pemilihan Media

Bebrapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84)

sebagai berikut :

a. Demonstration

Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep,

alat, objek, kegunaan, cara  mengoperasikan dan lain-lain.

b. Familiarity

Pengguna media pembelajaran memiliki alas an pribadi mengapa ia menggunakan media,

yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media

tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bias dan untuk mempelajarinya

membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya sehingga secara terus menerus ia menggunakan

media yang sama.

c. Clarity

Yaitu untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih

konkrit.

d. Active learning

Page 6: RESUME Mpk Nora 2

Siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental maufun emosional.

B. Kriteria Dalam Pemilihan Media

1. Kriteria umum pemilihan media

1) Kesesuaian dengan tujuan (intructional goals)

2) Kesesuaian dengan materi pembelajaran (intructional content)

3) Kesesuaian dengan karakteristik pembalajaran atau siswa

4) Kesesuaian dengan teori

5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa

6) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia.

2. Kriteria khusus pemilihan media

a. Access : Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media.

b. Cost : Biaya juga harus dipertimbangkan.

c. Technology : Misalnya kita ingin menggunakan media audiovisual dikelas, yang perlu kitas

pertimbangkan : apakah ada listrik, valtase listrik cukup, dan sesuai.

d. Interactivity : Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah

atau interaktivitas.

e. Organization : Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.

f. Novelty : Kebaruan dari media yang dipilih harus menjadi pertimbangan . media yang baru

biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

C. Prosedur Pemilihan Media

Prosedur Pemilihan Model ASSURE:

ASSURE mengandung makna dari masing-masing huruf, yaitu: Analisis Learning

Characteristics, State Objectives, State Objective, Select Modify or Design, Utiliti materialas dan

Evaluate.

1. Analisis Learner Characteristics, Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap

karakteristik siswa.

2. State objective, langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang

diharapkan tercapai.

3. Select, Modify or Design materials, selanjutnya adalah kegiatan memilih media,

memodifikasi media yang sudah ada atau merancang sesuai kebutuhan.

Page 7: RESUME Mpk Nora 2

4. Utilitize Materialas, setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik

siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam

pembelajaran.

5. Require Learning respose, diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media

tersebut.

6. Evaluate, Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan evaluasi.

Referensi:

http://yudistiareza.wordpress.com/2011/06/01/teknik-pemilihan-media/

http://chintyairmanora10.blogspot.com/2012/10/teknik-pemilihan-media.html

Pengembangan dan Perancangan Media Pembelajaran

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah

besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu,

dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Arief Sadiman,

dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program

media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:

1)      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

2)      Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan khas

3)      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan

4)      Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

5)      Menulis naskah media

6)      Mengadakan tes dan revisi

           

1.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki

siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa dapat melakukan

sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja, maka perlu dilakukan

latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.

Page 8: RESUME Mpk Nora 2

            Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis

karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah

dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya.

Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang

dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula

dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera

mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).

2.      Merumuskan tujuan instruksional (Instuctional objective) dengan operasional dan khas.

            Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang

harus diingat, yaitu:

a.       Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan instruksional itu

benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh

setelah proses belajar dilakukan.

b.      Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu

menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur

Beberapa contoh dari kategori kata operasional adalah sebagai berikut:

Kata Kerja Operasional Kata Kerja tidak Operasional

Mengidentifikasikan

Menyebutkan

Menunjukkan

Memilih

Menjelaskan

Menguraikan

Merumuskan

Menyimpulkan

Mendemostrasikan

Membuat

Menghitung

Menunjukkan

Menemukan

Mengerti

Memahami

Menghargai

Menyukai

Mempercayai

Dan lain-lain

Page 9: RESUME Mpk Nora 2

Kata Kerja Operasional Kata Kerja tidak Operasional

Membedaka, dll

Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita

akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari

masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:

A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan

sasaran pembelajaran

B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau

yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung

C = Condition adalah menyebutkan  kondisi yang bagaimana atau

dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau

keterampilannya

D = Degree  adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang

diharapkan dapat dicapai

3.      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya Tujuan

            Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau

keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun

adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar

tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah

mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal

yang konkrit kepada yang abstrak.

 4.        Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah

program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa

dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.

Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji

coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka siswa

nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya.

Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang

Page 10: RESUME Mpk Nora 2

digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka

dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang

media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.

 5.      Menulis Naskah Media

Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan

yang merupakan  penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti

yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media,

maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah

program media.

 6.      Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi

Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian

media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Sesuatu program

media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau

sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program

semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.

Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui

kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang

sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah

kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari

tes.

Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi

yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk diproduksi. akan

tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada

beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka

dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap

kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga

para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut.

Prosedur tes/uji coba ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab yang menjelaskan tentang

evaluasi media.

http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah-pengembangan-media.html