Resume Labling 3

download Resume Labling 3

of 2

Transcript of Resume Labling 3

Ratih Agustine Putri - 0906643780 Resume Praktikum Laboratorium Lingkungan ANALISA KHLOR AKTIF DENGAN METODE IODOMETRI Dosis klor adalah jumlah klor yang ditambahkan pada air untuk menghasilkan residu spesifik pada akhir waktu kontak. Hasil sisa (residu) adalah dosis dikurangi kebutuhan klor yang digunakan oleh komponen dan materi organik yang ada dalam air. Rekasi yang terjadi saat awal pembubuhan klor: NH3 + HOCl NH2Cl (monokloramin) + H2O NH2Cl + HOCl NHCl2 (dikloramin) + H2O NHCl2 + HOCl NCl3 (nitrogen triklorida) + H2O Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan air, penjangkitan dan dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat desinfektan yang sering digunakan dalam pengolahan air minum. Zat kimia lain yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah ozon (O3), klordioksidan, dan sebagainya. Dua faktor penting yang mempengaruhi proses desinfektan adalah waktu bereaksi dan konsentrasi zat desinfektan. Ozon boleh juga digunakan untuk membunuh bakteria, dan ozon tidak membentuk organoklin dan tidak tertinggal dalam air setelah perawatan. Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Bila dilarutkan dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak (PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik. Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya hanya ditemui di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin, proses kloral kali ini menghasilkan gas hidrogen dan natrium hidroksida. Klor berasal dari gas Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 atau larutan kaporit atau larutan HOCl (asam hipoklorit). Dalam konsentrasi yang wajar, klorida tidak akan membahayakan bagi manusia. Rasa asin terhadap air merupakan pengaruh dari klorida dalam jumlah konsentrasi sebesar 250 mg/L. Oleh karena itu, penggunaan klorida dibatasi untuk kebutuhan manusia. Senyawa klor atau klorin yang berfungsi sebagai biosida pengoksidasi dapat berasal dari gas Cl2, atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2 (kaporit). Kaporit/ kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia bersifat korosif pada kadar tinggi, dan pada kadar rendah biasanya digunakan sebagai penjernih air. Klorin bereaksi dengan air pada pH 5 dan 6 akan membentuk hypochlorous dan hydrochloric acids. Cl2 + H2O HOCl Ca(OCl)2 + 2H2O Metodologi percobaan Metode analisa khlor aktif dengan metoda iodometri digunakan untuk mengetahui jumlah khlor yang dibutuhkan sehingga semua zat kimia yang dapat dioksidasi teroksidasi: amoniak hilang sebagai gas N2, dan juga masih tersedia sisa khlor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk pembasmian kuman-kuman. HOCl + HCl H + ClCa++ + H2O + 2OCl-

Ratih Agustine Putri - 0906643780 Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat . Penambahan Khlor dalam sistem pengolahan air bersih digunakan untuk membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amuba, ganggang dan mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe2+, Mn2+, menjadi Fe3+, Mn4+, serta memecah bahan organik seperti warna. Selama proses tersebut, khlor sendiri bereaksi dengan amoniak dan direduksi sampai menjadi klorida (Cl -) yang tidak mempunyai daya desinfeksi. Khlor berasal dari gas klor Cl2, NaOCl, Ca (OCl)2 (kaporit), atau larutan HOCl (asam hipoklorit). Break Point Chlorination (klorinasi titik retak) atau BPC adalah jumlah klor yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik, anorganik dan amoniak. Peristiwa tersebut diikuti dengan pembentukan gas N2 akibat paparan klor yang berlebih pada kloramin. Sehingga terjadi penurunan jumlah klor bebas dan masih ada residu klor aktif yang konsentrasinya dianggap perlu sebagai desinfektan. Dengan kata lain, jumlah klor yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri koliform (desinfektan) adalah jumlah residu klor aktif setelah tejadi BPC. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam analisa ini adalah : OCl- + 2 KI + 2 HAs I2 + 2 KAs + Cl- + 2 H2O NH2Cl + 2 KI + 2 HAs I2 + KAs + KCl + NH 4As I2 + kanji warna biru I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI

Hubungan jumlah klor dan jumlah titran dinyatakan sebagai berikut :

Pemakaian gas khlor sebagai bahan desinfeksi untuk air minum perlu penanganan yang lebih efektif mengingat daya reaktifitas dan toksisitasnya yang tinggi. Pemakaian gas khlor masih perlu mendapat kajian yang lebih teliti dimana gas khlor dalam kinerjanya akan menghasilkan zat sisa dan tidak efektif dalam kasus-kasus tertentu, misalnya: 1. Gas khlor dapat menimbulkan rasa dan bau yang khas sehingga dapat mengurangi estetika dan visual air, hal ini dapat diminimalisir dengan menggunakan karbon aktif. 2. Reaksinya dengan zat organik (NH3) berlebih akan bereaksi membentuk ammonium khlorida dan gas nitrogen, jika chlorine yang berlebih akan membentuk Nitrogen khlorida yang bersifat explosive. 3. Sebagian besar zat organik yang terdapat dalam berbagai jenis air adalah berupa zat humus. Konsentrasi asam humus dan asam flufik kadang-kadang relatif besar. Zat humus di dalam air menyebabkan warna kuning (warna sejati) yang dikenal dengan air gambut yang dapat dipulihkan (dipudarkan) oleh oksidasi sebagian, sebagai contoh menjenuhkan ikatan rangkap dalam suatu molekul.