Laporan Praktikum Labling Analisis Sampah

23
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN MODUL I PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH Disusun oleh : Ayik Abdillah 1306367851 Masayu Nadya Saffira Regia Purnama Alfandi Kurniandul Defiana Darmastuti Asisten Praktikum : Tuti Ferina Tanggal Praktikum : 5 November 2014 Tanggal Disetujui : Nilai : Paraf Asisten : LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN 1

description

universitas indonesia

Transcript of Laporan Praktikum Labling Analisis Sampah

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

MODUL I

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN

DAN KOMPOSISI SAMPAH

Disusun oleh :

Ayik Abdillah 1306367851

Masayu

Nadya Saffira

Regia Purnama

Alfandi Kurniandul

Defiana Darmastuti

Asisten Praktikum : Tuti FerinaTanggal Praktikum : 5 November 2014Tanggal Disetujui :Nilai :Paraf Asisten :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2014

1

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN

DAN KOMPOSISI SAMPAH

I. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi

penyelenggara pembangunan dalam melakukan pengambilan dan pengukuran

contoh timbulan dan komposisi sampah untuk suatubangunan. Tujuan dari

metode ini adalah untuk mendapatkan besaran timbulan sampah yang

digunakan dalam perencanaan pengelolaan sampah..

II. Dasar Teori

II.1 Definisi

.

II.2 Sifat dan Karakteristik

.

II.3.1 Gravimetric

.

II.3.2 Turidimetric

.

II.3.3 Automated Methylthymol Blue

.

II.4 Penyebab Sulfat Di Air

.

II.5 Alasan Sulfat Menjadi Parameter Air Bersih

2

.

II.6 Dampak Keberadaaan Sufat di dalam Air

reaksi

II.6.1 Dampak Terhadap Manusia

.

II.6.2 Dampak Terhadap Hewan

.

3

II.6.3 Dampak Terhadap Air Itu Sendiri

.

II.8 Standard Baku Mutu di Indonesia

.

II.9 Aplikasi Data Sulfat dalam Teknik Lingkungan

.

II.10 Cara Menghilangkan Sulfat Dari Air

4

III. Alat dan Bahan

a) Alat

1. Spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.

2. Labu ukur 50 mL dan 100 mL.

3. Pipet ukur 10 mL.

4. Beaker glass.

5. Botol semprot.

6. Buret 50 mL.

7. Spatula.

8. Bulb.

9. Labu Erlenmeyer.

b) Bahan

1. Air suling bebas sulfat.

2. Barium klorida, BaCl2.2H2O

3. Larutan standar induk 100 ppm.

4. Larutan kondisi.

5

IV. Cara Kerja

6

Sampel , serta larutan induk 100 ppm

dimasukan ke dalam gelas beaker

Pipet sampel 10 mL dan 25 mL, serta larutan induk 100 ppm 25 mL masing-masing dimasukan ke dalam labu

erlenmeyer

Tambahkan masing-masing 0.5 gram

BaCl2 ke dalam labu Erlenmeyer.

Pipet larutan kondisi masing-masing 2 mL ke dalam labu erlenmeyer

Masing-masing larutan kemudian diaduk dengan

menggunakan magnetic stirrer selama 1 menit dengan

kecepatan 150 rpm

Alat spektofotometri dikalibrasi menggunakan

blanko.

Larutan yang sebelumnya dimasukan ked alma kuvet

kemudian dimasukan ke dalam spektofotometer.

Setelah mendapatkan konsetrasi sampel dan larutan kondisi. Maka deret

standard dapat dicari. Dan V1 dapat dihitung menggunakan rumus V1N1 =

V2N2. Masing-masing larutan standar

7

Masing-masing larutan standar sebesar 10.6 ml, 12.1 ml, 15.1 ml, 18.1 ml, dan 19.6 ml dipipet ke dalam labu ukur dan

diencerkan sampai batas terra.

Pipet masing- masing 25 mL larutan standar

ke dalam labu Erlenmeyer.

Tambahkan masing-masing 0.5 gram BaCl2

ke dalam labu Erlenmeyer.

Pipet larutan kondisi masing-masing 2 mL

ke dalam larutan standar

Masing-masing larutan kemudian diaduk dengan

menggunakan magnetic stirrer selama 1 menit dengan

kecepatan 150 rpm

Larutan kemudian dimasukan ke dalam kuvet sampai batas terra.

Sebelumnya kuvet harus dijenuhkan terlebih dahulu. Alat spektofotometri

dikalibrasi menggunakan blanko.

IV. Data Pengamatan

1. Hari Pemilahan Sampah : Senin, 2 Maret 2014

2. Cuaca : Mendung dan keadaan setelah hujan.

3. Wakti sampah dihasilkan : Pukul 08.00 – 14.00

4. Lokasi : Kantin FISIP UI

5. Luas Bangunan :

6. Jumlah Konter (Warung) : 26

7. Berat sampah total : 92.5 kg

8. Volume kontainer total : 40 cm x 40 cm x 40 cm

9. Jumlah pembeli : 800 orang

Berikut adalah tabel data hasil pengukuran komposisi sampah.

Tabel IV.1. Perolehan hasil pengukuran komposisi sampah.

No Kategori

Berat (kg)

Berat Total

Berat Plastik

Berat sampling

1

Paper/card

- Duplex 2,75 0,05 2,70

- Tetra Pak 0,90 0,05 0,85

- Kardus 1,65 0,05 1,60

- Kertas Putih 0,85 0,05 0,80

- Majalah 0,05 N/U 0,05

- Tissue 1,50 0,05 1,45

- Kertas makanan 2,20 0,05 2,15

- Kartu nama N/A N/U N/A

- Koran 1,25 0,05 1,20

2

Plastic film

- Sachet makanan 0,80 0,05 0,75

- Bungkus makanan ringan / Snack 1,55 0,05 1,50

3

Dense plastic

- Air mineral kemasan 1,10 0,05 1,05

- Gelas plastic 1,10 0,05 1,05

- Emberan (botol shampoo) 1,25 0,05 1,20

- Bodong (Pouch, Tube) 1,15 0,05 1,10

- Botol kemasan berwarna N/A N/U N/A

- Kantong kresek berwarna 1,40 0,05 1,35

8

- Kantong kresek Bening 0,70 0,05 0,65

- Kantong kresek hitam 4,20 0,05 4,15

- Plastik bening2,30 0,05 2,25

1,90 0,05 1,85

- Mika 0,70 0,05 0,65

- Plastik lainnya ( sedotan dll) 0,80 0,05 0,75

4 Textile 0,10 N/U 0,10

5 Absorbent hygine products 0,10 N/U 0,10

6 Wood 0,80 0,05 0,75

7 Rubber N/A N/U N/A

8 Sterofoam 0,80 0,05 0,75

9 Glass 1,70 0,05 1,65

10

Organics

1 14,60 0,05 14,55

2 4,70 0,05 4,65

3 5,20 0,05 5,15

4 11,15 0,05 11,10

5 5,80 0,05 5,75

6 5,00 0,05 4,95

7 6,20 0,05 6,15

8 5,30 0,05 5,25

11 Metal 1,40 0,05 1,35

12 Waste electrical & electronic N/A N/U N/A

13 B3 0,14 N/U 0,14

14 Lainnya 0,10 N/U 0,10

Total 93,19 1,60 91,59N/U : Not in Use

N/A : Not Available

Tabel IV.2. Data Pengukuran Massa Sampah dan Volume Sampah

No.Massa

Sampah (kg)Massa

Kontainer (kg)Massa Sampah

Bersih (kg)Volume

Sampah (liter)1. 31,7 6 25,7 64,02. 21 6 21 22,43. 40,2 6 34,2 80,04. 9,8 6 3,8 22,45. 13,8 6 7,8 64,0

Total

122,5 30 92,5 252,8

9

IV. Pengolahan Data

a. Berat Jenis Sampah

Berat Jenis [ kg/dm3 ]=WV

= 92.5kg252,8 liter

=0,37 kg/ liter

Dengan W adalah massa sampel sampah dan V adalah volume dari sampel sampah.

b. Timbulan Sampah

Timbulan Sampah=Wn

=92,5800

=0,12 kg /orang/hari

c. Komposisi Sampah

Berikut adalah tabel mengenai komposisi sampah yang telah dilakukan pemilahan dan

penghitungan sebelumnya.

Tabel IV.3. Komposisi Sampah

No. KategoriBerat Kategori Sampling [kg]

Persentase [%]

1 Paper/Card 10,80 11,792 Plastic film 2,25 2,463 Dense plastic 16,05 17,524 Textile 0,10 0,115 Absorbent hygine products 0,10 0,116 Wood 0,75 0,827 Rubber N/A N/A8 Sterofoam 0,75 0,829 Glass 1,65 1,8010 Organics 57,55 62,8411 Metal 1,35 1,47

12Waste electrical & electronic

N/A N/A

13 B3 0,14 0,1514 lainnya 0,10 0,11

Total 91,59 100,00N/A : Not Available

10

d. Diagram Komposisi Sampah

e. Kesalahan Relatif

Kesalahan Relatif = selisih massa sampelmassa sampel sebelumdipilah

×100 %

Kesalahan Relatif =¿91,59−92,5∨ ¿92,5

× 100 %=0.9 89 %¿

11

11.77%

2.45%

17.70%

0.11%

0.11%

0.82%

0.82%1.80%

62.70%

1.47%0.15%0.11%

Komposisi Sampah

Paper/Card

Plastic film

Dense plastic

Textile

Absorbent

Wood

Sterofoam

Glass

Organics

Metal

B3

lainnya

V. Analisis

V.1. Analisis Percobaan

Pada praktikum kali ini praktikan berkesempatan untuk melakukan

praktikum mengenai Sulfat secara Spektrofotometri. Tujuan dari praktikum

ini adalah untuk menentukan sulfat SO42- dalam air dan air limbah secara

turbidimetri pada kisaran 1 mg/L sampai dengan 40 mg/L pada panjang

gelombang 420 nm. Alat spektofotometri digunakan untuk mendapatkan

ppm standa dan absorbansi dari sampel.

Setelah itu praktikan melakukan percobaan dengan mengecek kembali

alat dan bahan yang diperlukan. Percobaan ini dibagi menjadi 3 yaitu

dengan menggunakan sampel air danau agathis, sampel larutan standard

induk 100 ppm, dan deret standard.

Setalah semua telah siap, percobaan pertama yaitu untuk sampel dari

danau agathis. Sampel dituangkan ke dalam gelas beaker lalu pipet masing-

masing 25 mL dan 10 mL larutan sampel ke dalam labu Erlenmeyer 250

mL. Setelah itu, pipet masing-masing 2 mL larutan kondisi ke dalam labu

Erlenmeyer. Larutan kondisi ini ditambahkan untuk membantu

menstabilkan kekeruhan. Kemudian tambahkan masing-masing 0.5 gram

BaCl2.ke dalam erlenmeyer Barium klorida in digunakan sebagai indicator

keberadaan sulfat dalam larutan. Barium klorida akan bereaksi dengan sulfat

yang menyebabkan air menjadi keruh karena akan terbentuk suspensi

barium sulfat dan kristal barium sulfat sehingga sulfat dapat diukur dengan

alat spektrofotometer. Setelah penambahan larutan kondisi dan BaCl2 itu

kedua larutan diaduk menggunakan magnetic strirrer dengan kecepatan 150

rpm selama 1 menit. Sebelum larutan dimasukan ke dalam kuvet, kuvet

dijenuhkan terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kandungan dari

larutan lainnya. Kemudian kedua larutan dimasukan ke dalam kuvet sampai

batas terra untuk diukur dengan alat spektofotometer. Sebelumnya alat

spektofotometer dikalibrasi terlebih dahulu menggunakanan blanko. Lalu

12

larutan sample yang ada didalam kuvet dimasukan ke dalam alat

spektofotometer dan akan didapatkan hasil ppm dan besarnya

absorbansinya. Setelah mendapatkan ppm dari masing-masing sample maka

deret standard dapat ditentukan. deret standard yang ditentukan yaitu

7,8,10,12, dan 13.

Percobaannya kedua dilakukan dengan larutan standard 100 ppm

sebagai pengganti dari sampel. Pipet 25 mL larutan standard 100 ppm dan

prosedur yang sama dilakukan sehingga akan didapatkan ppm dan besar

absorbandinya.

Besarnya ppm yang dipatkan dari larutaan standar digunakan untuk

menentukan V1 dengan menggunakan perhitungan rumus V1.N1=V2.N2.

Dimana N1 adalah ppm yang didapatkan dari larutan standard sulfat 100

ppm, V2 sebanyak 50 mL dan N2 adalah deret standard dari sampel.

Sehingga didapatkan V1 masing 10.6 mL, 12.1 mL, 15.1 mL, 18.1 mL, dan

19.6 mL untuk masing-masing deret standard 7, 8, 9, 10, 12, dan 13.

Setelah V1 didaptakan maka percobaan ketiga dilakukan. Lalu pipet

masing masing 10.6 mL, 12.1 mL, 15.1 mL, 18.1 mL, dan 19.6 mL labu

ukur untuk diencerkan dengan air suling sampai batas terra. Namun sebelum

larutan mencapai batas terra, hentikan penambahan air suling karena labu

ukur harus dibersihkan terlebih dahulu dengan kertass kasa agar tidak ada

yang menempel di dalamnya. Setelah itu, pipet 25 mL larutan dert yang

telah diencerkan ke dalam labu Erlenmeyer. Lalu pipet 2 mL larutan kondisi

dan tambahkan 0.5 gr BaCl2 dan kemudian diaduk menggunakan magnetic

strirrer. Larutan yang telah telah diaduk kemudian dimasukan ke dalam

kuvet dan dimasukan ke dalam alat spektofotometer. Namun, sebelumnya

alat spektofotometer dikalibrasi dengan kuvet yang berisi blanko. Sehingga

dari percobaan ini didapatkan pula ppm dan besar absorbansinya.

Setalah semua percobaan dilakukan dan didapatkan data. Maka

pengolahan data dapat dilakukan.

13

14

IV.2. Analisis Hasil

Setelah melakukan semua percobaan maka didapatkan data berupa

ppm dan absorbansi masing-masing larutan. Larutan deret yang telah

ditentukan mempunyai ppm masing-masing sebesar 7,8,10,12, dan 13.

Namun, saat dilakukan percobaan menggunakan larutan standard

didapatkan hasil yang berbeda yaitu masing-masing sebesar 14, 16, 19, 23,

dan 26. Perbedaan ini mencapai 2 kali lipat dari larutan deret.

Setelah itu, hasil yang diperoleh dari larutan deret standard dapat

dibuat grafik hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan yang

menghasilkan persamaan y = 39.76x + 0.344. Dimana y merupakan

konsentrassi sulfat dan x merupakan absorbansi rata-rata. Dari persamaan

ini dapat diperoleh y yang merupakan kosentrasi sulfat yaitu sebesar

10.16172. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata ppm sampel dari

percobaan, selisih perbedaan dari ppm teori dan percobaan yaitu sebesar

0.16172 dan menghasilkan kesalahan relatif sebesar 1,59%. Ini artinya

percobaan yang dilakukan menghasilkan ppm yang hampir sesuai dengan

ppm teori yang seharusnya didapat. Perbedaan ini dikarenakan adanya

kesalahan yang akan dijelaskan selanjutnya.

Konsentrasi sulfat yang didapatkan dari sampel sebesar 10 ppm itu

artinya sampel yang berasal dari sungai aghatis masih dalam batas wajar

atau masih memenuhi syarat kualitas air minum. Hal ini terjadi karena

sampel berasal dari danau agahtis yang dimana air danau banyak

mengandung sampah-sampah yang berasal dari Pasar Kemirimuka beji,

industri dan perumhan di sekitar danau Agahtis. Selain itu danau Aghatis

sebagai tempat singgah aliran sungai Ciliwung yang menyebabkan sampah-

sampah sungai itu tebawa masuk ke danau aghatis. Sampah-sampah berasal

dari bahan-bahan organic dan zat-zat kimia yang mungkin mengandung

sulfat sehingga saat sampah tersebut di buang ke sungai, air tercemar oleh

kandungan sulfat.

15

IV.3. Analisis Kesalahan

Di dalam setiap percobaan pasti akan menimbulkan kesalahan baik itu

kesalahan manusia atau pun alat. Dalam percobaan kali ini didapatan

kesalahan relatif yang disebabkan oleh ketidaktelitian dalam membaca skala

agar sejajar dengan mata pada saat membaca skala ukuran air saat mengukur

volume dengan menggunakan labu Erlenmeyer, pipet ukur dan pipet

volume.

Kesalahan saat menakar jumlah BaCl2 yang digunakan dalam

percobaan ataupun saat memasukan ke dalam labu Erlenmeyer karena

adanya angin ataupun kecerobahan praktikan sehingga tidak tepat

memasukan ke dalam labu erlenmeyer.

Kesalahan dalam membersihkan alat-alat yang digunakan dalam

percobaan. Tidak membersihkan dengan sempurna. Selain itu, dapat juga

disebabkan pada saat memasukan kuvet ke dalam spektofotometer, kuvet

tidak dibersihkan dengan sempurna. Kesalahan-kesalahan tersebut

menyebabkan percobaan pada larutan standar yang dihasilkan berbeda dari

larutan deret yang dihasilkan.

V. Kesimpulan

1. Sulfat berasal dari air yang mengalir melewati tanah dan bebatuan yang

mengandunng sulfat didalamnya maupun berasal dari limbah domestic

dan limbah industri.

2. Sulfat menimbulkan masalah kesehatan seperti diare dan dehidrasi pada

manusia maupun hewan

3. Sulfat menimbulkan masalah bau, crown corrosion, dan air menjadi pait.

4. Terdapat 5 metode pengkuran sulfat, diantaranya adalah gravimetric,

turbidimetric, dan automated methylthymol blue.

5. Kandungan sulfat di dalam air yang diperbolehkan yaitu sebesar 250

mg/L

16

6. Kandungan sulfat yang terdapat di dalam sampel yaitu 9 ppm untuk

sampel 10 mL dan 11 ppm untuk sampel 25 mL.

17

DAFTAR PUSTAKA

Andrew Alden Sulfate Minerals http://geology.about.com/od/minerals/ig/minpicsulfates/ diunduh pada tanggal 6 November 2014 pukul 23.28:30.

CC-BY-SA Sulfate http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Sulfate.html diunduh pada tanggal 6 November 2014 pukul 23.28:30.

Chad Jones Properties, Structure, and Uses of Sulfate Ions http://chem.answers.com/compounds/properties-structure-and-uses-of-sulfate-ions diunduh pada tanggal 6 November 2014 pukul 23.28:30.

Evi Juwita Sari Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersh Secara Spektofotometri di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading 2008 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13950/1/09E00335.pdf diunduh pada tanggal 7 November 2014 pukul 01.28:30

Gunawan W. Enam Danau UI Kritis 2013 http://www.tempo.co/read/news/2013/12/16/214537675/Enam-Danau-UI-Kritis diunduh pada tanggal 9 November 2014 pukul 11.26:30.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/Sk/Vii/2002 Tanggal 29 Juli 2002 Tentang syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/DalamNegri/MENKES_907.pdf diunduh pada tanggal 9 November 2014 pukul 09.28:30

Minnesota Pollution Control Agency May 1999 Sulfate in Minnesota’s Ground

Water http://www.pca.state.mn.us/index.php/view-document.html?gid=6308 diunduh pada tanggal 8 November 2014 pukul 11:34:45

Minnesota Department of Health Well Management Sulfate In Well Water http://www.health.state.mn.us/divs/eh/wells/waterquality/sulfate.html diunduh pada tanggal 8 November 2014 pukul 13.24:35

Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/55_permenkes%20416.pdf diunduh pada tanggal 9 November 2014 pukul 07.28:30

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/VI/2010 http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20492%20ttg%20Persyaratan%20Kualitas%20Air%20Minum.pdf diunduh pada tanggal 9 November 2014 pukul 09.45:20.

18

Sawyer, Clair N, dkk. 2003. Chemistry for Environmental Engineering and Science. USA : McGrawHill

US EPA Sulfate in Drinking Water 2012 http://water.epa.gov/drink/contaminants/unregulated/sulfate.cfm diunduh pada tanggal 9 November 2014 pukul 03.34:20

19